pemerolehan fonologi bahasa indonesia pada anak …repository.umrah.ac.id/1568/1/hennia...
TRANSCRIPT
PEMEROLEHAN FONOLOGI BAHASA INDONESIA
PADA ANAK USIA 3 TAHUN
ARTIKEL E-JOURNAL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Hennia Fitriani Mardiana
NIM 110388201042
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
Pemerolehan Fonologi Bahasa Indonesia Pada Anak Usia 3 Tahun
Hennia Fitriani Mardiana
Email : [email protected]
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
ABSTRAK
Seorang anak yang normal pertumbuhan pikirannya akan belajar bahasa ibunya
pada tahun-tahun pertama dalam hidupnya, pada tahap tersebut anak akan
mengalami proses pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa pada anak dikatakan
mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan yang
bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
Bahasa merupakan suatu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang
telah menyatu dengan pemiliknya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pemerolehan vokal,konsonan, dan diftong pada anak usia 3 tahun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan
vokal,konsonan, dan diftong pada anak usia 3 tahun.
Berdasarkan teori dalam penelitian ini, peneliti meneliti pemerolehan vokal,
konsonan, dan diftong anak usia 3 tahun. Data yang diambil dari penelitian ini
adalah berupa data rekaman suara farhan yang mengucapkan kata yang
mengandung vokal, konsonan, dan diftong. Untuk mendapatkan data yang bisa
mendukung objek penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode kualitatif.
Dalam metode ini dilakukan beberapa langkah yaitu pengumpulan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah teknik rekaman
suara dan teknik catat.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat 66 pelafalan pada huruf
vokal, 114 pada pelafalan huruf konsonan dan 4 pelafalan pada huruf diftong.
Pada pelafan huruf konsonan lebih dominan. Pada pelafalan diftong yang paling
sedikit.
Kata Kunci : Pemerolehan Bahasa, Anak usia 3 Tahun.
Acquisition of Indonesian Phonology in 3-year-olds
Hennia Fitriani Mardiana
Email : [email protected]
Indonesia Literature and Language Education Department, Teachering and
Education Science Faculty, Maritim Raja Ali Haji University.
ABSTRACT
A normal child growth mind will learn his mother tongue in the first years of his
life, at that stage the child will experience the process of obtaining the language.
Language acquisition in children is said to have characteristics of continuity,
having a series of unity moving from the utterance of a simple word to a more
complex word combination. Language is a form that can’t be separated from
human life so that it can be said that the language is the property of humans who
have merged with the owner. The formulation of the problem in this research is
how the acquisition of vowels, consonants, and diphthongs in children aged 3
years old.
The purpose of this study was to describe the acquisition of vowels, consonants,
and diphthongs in children aged 3 years old. Based on the theory in this study,
researchers examined the acquisition of vowels, consonants, and diphthongs aged
3 years old. The data taken from this research is a farhan voice recording data that
say words containing vowels, consonants, and diphthongs. To obtain data that can
support the object of this study, the researchers used qualitative methods. In this
method is done some steps that is data collection, analyze data, and make
conclusion.
Data collection techniques used to obtain data in this study is a sound recording
technique and record techniques. The results obtained in this study were 66
pronunciations on vowels, 114 on consonant letters and 4 pronunciations on
letters of diphthongs. On the pronunciation of consonant letters more dominant.
On the fewest diphthongs recitations.
Keywords: Language Acquisition, 3 years old child.
PENDAHULUAN
Masa kanak-kanak adalah masa dimana seseorang belajar memahami dan
mengucapkan kata-kata dengan baik. Seorang anak yang normal pertumbuhan
pikirannya akan belajar bahasa ibunya pada tahun-tahun pertama dalam hidupnya,
pada tahap tersebut anak akan mengalami proses pemerolehan bahasa.
Pemerolehan bahasa pada anak dikatakan mempunyai ciri kesinambungan,
memiliki suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana
menuju gabungan kata yang lebih rumit. Bahasa merupakan suatu wujud yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehingga dapat dikatakan bahwa
bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya.
Sebagai salah satu milik manusia, bahasa selalu muncul dalam segala
aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang tidak
disertai dengan kehadiran bahasa. Bahasa bukan merupakan satu sistem tunggal
melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem yang terdiri dari fonologi,
morfologi, sintaksis, dan leksikon. Pemerolehan (acquisition) merupakan proses
penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia
belajar bahasa ibunya.
Dapat dikatakan pula bahwa pemerolehan bahasa adalah awal mula ketika
seseorang mendapatkan pengetahuan tentang bahasa dan menggunakannya untuk
berkomunikasi (Dardjodwidjojo, 2003:225). Pemerolehan bahasa atau akuisi
bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak anak-anak ketika dia
memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa
biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan
dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak-anak mempelajari
bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Tahap-tahap dalam proses pemerolehan bahasa pada seorang anak
merupakan suatu hal yang menarik. Oleh karena itu para pakar linguistik tertarik
untuk meneliti tentang pemerolehan bahasa tersebut,maka sejak dahulu sampai
sekarang sudah banyak penelitian tentang pemerolehan bahasa. Kajian
pemerolehan bahasa ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana
cara otak manusia itu bekerja.
Perkembangan kebahasaan anak berjalan sesuai dengan jadwal
biologisnya. Banyak orang yang mengaitkan hal ini dengan jumlah umur yang
dimiliki oleh seseorang. Rujukan kejumlah tahun dan bulan memang lebih muda
digunakan untuk menentukan perkembangan motoris anak.
Pada pemerolehan fonologi (phonological acquisition) mengalami
perkembangan pada masa kanak-kanak melalui pengamatan lingkungan
sekitarnya, sehingga sama dengan yang diucapkan orang dewasa pada
pemerolehan bahasa. Jadi pemerolehan fonologi merupakan tahap awal untuk
pemerolehan bahasa.
Usia anak 3 tahun, biasanya seorang anak itu mulai belajar berbahasa
dengan baik. Dalam pemerolehan bahasa khususnya pada anak usia 3 tahun dapat
dilihat dari berbagai segi salah satunya adalah fonologi. Pemerolehan fonologi
pada anak usia 3 tahun dapat dilihat pada saat dia berbicara.
Pemerolehan setiap bunyi tidak terjadi secara tiba-tiba dan sendiri-sendiri,
melainkan secara perlahan dan berangsur. Ucapan anak-anak selalu berubah
antara ucapan yang benar dan tidak benar secara progresif sampai ucapan seperti
orang dewasa tercapai. Pemerolehan fonologi kanak-kanak terjadi melalui
beberapa proses penyerdehanaan umum yang melibatkan semua kelas bunyi.
Penelitian terhadap anak usia 3 tahun dilakukan untuk mengetahui diftong, vokal
dan konsonan apa yang belum bisa anak usia 3 tahun ucapkan, dan pada anak usia
3 tahun masih ada beberapa diftong yang belum keluar, misalnya bunyi diftong
[u-a] dalam kata dua dan [a-i] dalam kata naik, dan terbatasnya penelitian tentang
pemerolehan fonologi bahasa Indonesia pada anak usia 3 tahun. Oleh sebab itu,
peneliti tertarik untuk meneliti pemerolehan fonologi bahasa Indonesia pada anak
usia 3 tahun. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk : (1) untuk
mendeskripsikan pemerolehan vokal anak usia 3 tahun. (2) untuk
mendeskripsikan pemerolehan konsonan fonologi anak usia 3 tahun. (3) untuk
mendeskripsikan pemerolehan diftong anak usia 3 tahun.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode deskripsi.
Menurut Bogdan dan Guba dalam Suharsaputra (2012:181), penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati. Menurut
Djajasudarma (2010:9).
Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk
membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena
yang diteliti. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran
mengenai pemerolehan fonologi bahasa Indonesia pada anak usia 3 tahun.
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian atau alat peneliti yaitu:
alat perekam berupa handphone, catatan dan lembar format pengamatan
(observasi). Data dan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara
dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti mendapatkan
data berupa rekaman suara anak usia 3 tahun yaitu vokal, konsonan dan diftong.
Pemerolehan fonologi bahasa Indonesia adalah bahasa yang anak peroleh dari
lahir sampai usia 5 tahun.
Pemerolehan fonologi bahasa Indonesia yang didapatkan dari data hasil
penelitian maka sesuai dengan teori struktural universal yang dikemukakan dan
dikembangkan oleh Jakobson (1968) menjelaskan pemerolehan fonologi
berdasarkan struktur-struktur universal linguistik, yakni hukum-hukum struktural
yang mengatur setiap perubahan bunyi. Jakobson mengamati pengeluaran bunyi-
bunyi oleh bayi-bayi pada tahap membabel (babbing) dan menemukan bahwa bayi
yang normal mengeluarkan berbagai ragam bunyi dalam vokalisasinya baik bunyi
vokal, bunyi konsonan, maupun bunyi diftong.
Tabel 1. Hasil Penelitian Analisis Pelafalan Kata Pada Bunyi Vokal
No Pelafalan Pelafan yang benar
1 [usa] [lusa]
2 [anggu] [anggur]
3 [alam] [alaram]
4 [dadal] [dadar]
5 [pasil] [pasir]
6 [asa] [rasa]
7 [wawung] [warung]
8 [barar] [bara]
9 [koka] [kota]
10 [lala] [lara]
11 [anusia] [manusia]
12 [asa] [rasa]
13 [usa] [rusa]
14 [lela] [rela]
15 [siga] [sita]
16 [ena] [enak]
17 [embel] [ember]
18 [kerak] [kera]
19 [elok] [belok]
20 [cemai] [cermai]
21 [cerita] [derita]
22 [emam] [demam]
23 [dermawar] [dermawan]
24 [geruru] [gemuruh]
25 [janata] [jenaka]
26 [meati] [melati]
27 [pewuwang] [peluang]
28 [isa] [bisa]
29 [dii] [diri]
30 [isik] [fisik]
31 [kina] [hina]
32 [ilai] [nilai]
33 [idur] [tidur]
34 [uwni] [murni]
35 [elik] [beli]
36 [juruji] [jeruji]
37 [kayi] [kali]
38 [lulai] [lunglai]
39 [eniti] [peniti]
40 [owe] [oleh]
41 [obal] [obral]
42 [bowa] [bola]
43 [poto] [foto
44 [gowi] [goli]
45 [sokal] [vokal]
46 [gemo] [germo]
47 [uwang] [ulang]
48 [uki] [ukir]
49 [dumi] [bumi]
50 [auwa] [aula]
51 [cukun] [dukun]
52 [guwu] [guru]
53 [juwalan] [jualan]
54 [kuwali] [kuali]
55 [ulai] [mulai]
56 [ulang] [pulang]
57 [usa] [rusa]
58 [buwu] [bulu]
59 [duwu] [dulu]
60 [iwau] [hirau]
61 [kawaw] [kalau]
62 [imau] [limau]
63 [mawu] [malu]
64 [puwaw] [pulau]
65 [suwaw] [surau]
66 [wawaw] [walau]
67 [pawu] [palu]
Tabel 2. Hasil Penelitian Analisis Pelafalan Kata Pada Bunyi Konsonan
No Pelafalan Pelafan yang benar
1 [basa] [bahasa]
2 [eakang] [belakang]
3 [uah] [buah]
4 [bawu] [baru]
5 [biwu] [biru]
6 [embel] [ember]
7 [kabu] [kabur]
8 [iba] [riba]
9 [sabal] [sabar]
10 [cemin] [cermin]
11 [ceyita] [cerita]
12 [cangku] [cangkul]
13 [aca] [acar]
14 [bocol] [bocor]
15 [pacal] [pacar]
16 [dapul] [dapur]
17 [dobah] [domba]
18 [dadal] [dadar]
19 [uda] [muda]
20 [ladang] [radang]
21 [efet] [efek]
22 [aaf] [maaf]
23 [gempang] [gempa]
24 [dula] [gula]
25 [uang] [luang]
26 [hayi] [hari]
27 [halam] [haram]
28 [sahan] [saham]
29 [baasa] [bahasa]
30 [sasia] [rahasia]
31 [ara] [marah]
32 [oweh] [oleh]
33 [jeapah] [jerapah]
34 [jeyita] [jelita]
35 [uwal] [jual]
36 [iduk] [ijuk]
37 [sadadah] [sajadah]
38 [mingkat] [mikraj]
39 [kebau] [kerbau]
40 [kawung] [kalung]
41 [kalung] [karung]
42 [kiwau] [kilau]
43 [kaba] [kabar]
44 [keain] [kemaren]
45 [kuwit] [kulit]
46 [maksa] [paksa]
47 [akal] [akar]
48 [bakal] [bakar]
49 [cakal] [cakar]
50 [pulitik] [politik]
51 [buksak] [rusak]
52 [uwas] [luas]
53 [lapas] [lepas]
54 [ceah] [celah]
55 [duwu] [dulu]
56 [eang] [elang]
57 [imu] [ilmu]
58 [jeyek] [jelek]
59 [kawung] [kalung]
60 [oweh] [oleh]
61 [suwit] [sulit]
62 [uka] [muka]
63 [iyik] [milik]
64 [untah] [muntah]
65 [anusia] [manusia]
66 [gambal] [gambar]
67 [hambal] [hambar]
68 [tilang] [tilam]
69 [ilai] [nilai]
70 [hima] [hina]
71 [onal] [onar]
72 [daun] [gaun]
73 [dewawan] [dermawan]
74 [puwang] [pulang]
75 [puwaw] [pulau]
76 [peantin] [pengantin]
77 [peamin] [pelamin]
78 [piksa] [pisang]
79 [capun] [capung]
80 [dapun] [dapur]
81 [raput] [rapuh]
82 [asa] [asap]
83 [caka] [cakap]
84 [kuwap] [kurap]
85 [uan] [quran]
86 [tufik] [taufiq]
87 [yayi] [raih]
88 [rakut] [rakus]
89 [rima] [rumah]
90 [rara] [bara]
91 [galam] [karam]
92 [lalang] [larang]
93 [tuwun] [turun]
94 [uwusan] [urusan]
95 [uwta] [putar]
96 [lingka] [lingkar]
97 [upil] [ukir]
98 [ungai] [sungai]
99 [seelah] [setelah]
100 [usa] [usang]
101 [uas] [buas]
102 [tayi] [tali]
103 [getak] [detak]
104 [owta] [nota]
105 [keat] [kelat]
106 [uwat] [ulat]
107 [suwat] [surat]
108 [tuwut] [turut]
109 [uwut] [urut]
110 [sario] [vario]
111 [watinta] [wanita]
112 [awaw] [awal]
113 [yuga] [yoga]
114 [bayam] [bayang]
Tabel 3. Hasil Penelitian Analisis Pelafalan Kata Pada Bunyi Diftong
No Pelafalan Pelafan yang benar
1 [ayikat] [malaikat]
2 [uwlai] [mulai]
3 [suwara] [saudara]
4 [uwaw] [pulau]
5 [oikot] [boikot]
Peneliti menganalisis pemerolehan fonologi bahasa anak khususnya pada
vokal, konsonan, dan diftong pada anak usia 3 tahun. Pemerolehan bahasa adalah
bahasa yang diperoleh manusia sejak lahir sampai usia 5 tahun.
Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti sajikan dalam bentuk
penjelasan tabel, ditemukan beberapa kalimat yang belum bisa farhan ucapkan.
Pemerolehan fonologi yang diteliti adalah bunyi vokal, bunyi konsonan, dan
bunyi diftong farhan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data tentang pemerolehan
fonologi bahasa Indonesia, dapat diketahui bahwa pemerolehan fonologi bahasa
Indonesia adalah kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa
yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Pemerolehan fonologi bahasa Indonesia
terdapat vokal, konsonan dan diftong.
Dari hasil penelitian Farhan pada pemerolehan fonologi bahasa Indonesia
peneliti menemukan bunyi vokal [a], [e], [i], [o], [u] yang terletak di awal kata,
tengah kata, dan akhir kata bunyi yang tidak bisa diucapkan yaitu reduksi bunyi
[b], [d], [f], [h], [l], [m], [n], [p], [r], [t], [a], [ng], dan [k], adanya perubahan bunyi
[r] menjadi bunyi [l], perubahan bunyi [d] menjadi bunyi [e], perubahan bunyi [h]
menjadi bunyi [k], perubahan bunyi [f] menjadi bunyi [p], perubahan bunyi [v]
menjadi bunyi [s], perubahan bunyi [b] menjadi bunyi [d], perubahan bunyi [d]
menjadi bunyi [c], perubahan bunyi [r] menjadi bunyi [w], perubahan bunyi [t]
menjadi bunyi [k], perubahan bunyi [t] menjadi bunyi [g], perubahan bunyi [n]
menjadi bunyi [r], perubahan bunyi [u] menjadi bunyi [w], adanya penambahan
bunyi [r], [k], dan [w].
Penelitian Farhan pada bunyi konsonan [b], [c], [d], [f], [g], [h], [j], [k],
[l], [m], [n], [p], [q], [r], [s], [t], [v], [w], [x], [y], [z] yang terletak di awal kata,
tengah kata, dan akhir kata bunyi yang tidak bisa diucapkan yaitu reduksi bunyi
[b], [r], [m], [j], [n], [p], [s], [l], [h], [a], [ng], dan [g], adanya perubahan bunyi [r]
menjadi bunyi [l], perubahan bunyi [r] menjadi bunyi [b], perubahan bunyi [b]
menjadi bunyi [r], perubahan bunyi [n] menjadi bunyi [o], perubahan bunyi [e]
menjadi bunyi [a], perubahan bunyi [k] menjadi bunyi [p], perubahan bunyi [r]
dan bunyi [v] menjadi bunyi [s], perubahan bunyi [k] dan bunyi [d] menjadi bunyi
[r], perubahan bunyi [l] dan bunyi [o] menjadi bunyi [u], perubahan bunyi [r] dan
bunyi [l] menjadi bunyi [y], perubahan bunyi [k] dan bunyi [m] menjadi bunyi
[ng], perubahan bunyi [j] dan bunyi [g] menjadi bunyi [d], perubahan bunyi [y]
dan bunyi [u] menjadi bunyi [i], perubahan bunyi [m] dan bunyi [r] menjadi bunyi
[n], perubahan bunyi [l] bunyi [u] dan bunyi [o] menjadi bunyi [w], perubahan
bunyi [p] bunyi [ng] dan bunyi [h] menjadi bunyi [m], perubahan bunyi [n] bunyi
[k] dan bunyi [j] menjadi bunyi [t], adanya penambahan bunyi [w], [k], [n], dan
[ng].
Penelitian farhan pada bunyi diftong [ai], [au], [oi] yang terletak di awal
kata, tengah kata, dan akhir kata bunyi yang tidak bisa diucapkan yaitu reduksi
bunyi [m] dan [a], adanya perubahan bunyi [m] dan bunyi [p] menjadi bunyi [u],
perubahan bunyi [l] dan bunyi [a] menjadi bunyi [y], perubahan bunyi [u] dan
bunyi [d] menjadi bunyi [w].
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. Echa : Kisah Pemerolehan Bahasa Anak
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. 2012. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Cv.
Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Tindakan.
Bandung: Refika Aditama.