pemetaan kompetensi pedagogik guru taman kanak
TRANSCRIPT
PEMETAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TAMAN KANAK-
KANAK DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI DI KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
SRI WAHYUNI
NIM. 1601409046
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kemampuan baik secara keterampilan dan pengetahuan seorang guru
akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas dan menentukan sejauh
mana kurikulum dapat diterapkan. (Fennema dan Franke)
Supaya memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dalam
memfasilitasi siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya, guru harus
melewati proses pendidikan yang bermutu dan memenuhi standar. (Azis
Mahfuddin)
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Quran surah Al-
Mujadilah (58): 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Ibu dan papa tersayang yang telah memberikan semangat dan do’a yang
tulus sepanjang waktu.
Penari kecilku Ira Maya Sika dan my great grandma yang senantiasa
berbagi waktu ceria di tengah-tengah kepenatan.
Almamaterku.
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta kerjasama yang
baik dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menempuh pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan.
2. Edi Waluyo, M.Pd, Ketua Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan
sekaligus dosen pembimbing I, yang telah tulus dan sabar membimbing dan
mengarahkan penulis serta atas kemudahan yang beliau berikan.
3. Ali Formen, M.Ed, dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan ilmunya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Seluruh dosen pengajar Jurusan PG PAUD yang telah memberikan banyak
ilmu bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. H. Hadapi, M.Pd, ketua UPTD kecamatan Margoyoso yang telah memberikan
ijin penelitian di kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
vii
6. Ibu dan papa yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat bagi
penulis, sehingga penulis dapat menyesaikan proses penyusunan skripsi ini.
7. Oktavika Dwi Saputri yang telah memberikan bantuan, ide, masukan, dan
dukungan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses
penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh kawan di Universitas Negeri Semarang, di Jurusan PG PAUD
angkatan 2009 khususnya, yang telah memberikan bantuan dan semangat bagi
penulis.
9. Seluruh keluarga di Nia Kos, Dephita Pandiangan dan Ratih Dhum khususnya,
yang dengan sabar menyemangati penulis dan senantiansa memberi warna
kehidupan bagi penulis.
10. Semua pihak, baik itu saudara, sahabat, dan teman yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua
pihak.
Semarang, 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
Wahyuni. Sri. 2013. “Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati”.
Skripsi. Jurusan PG PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, II. Ali Formen, S.Pd., M.Ed.
Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik Guru TK, Mengembangkan
Kurikulum PAUD.
Proses pengembangan kurikulum bukanlah proses yang dapat berlangsung
instan. Kemampuan, kerja keras, dan kreativitas merupakan beberapa faktor yang
dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya hasil pengembangan kurikulum yang
optimal. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemetaan
kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan
perbedaan kompetensi pendidik dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan
tingkat pendidikan pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan
perbedaannya berdasarkan tingkat pendidikan pendidik.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif deskriptif. Lokasi yang dijadikan penelitian adalah Taman Kanak-
kanak baik formal/informal yang berada di kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 105 guru. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Porpotionate Stratified Random
Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu metode kuesioner atau
angket.
Hasil analisis deskriptif menunjukan sebagian besar guru memiliki
kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65
orang (61,9 %) berada dalam kategori sedang dan 40 orang (38,1 %) berada dalam
kategori tinggi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK
lulusan S1/D4 dengan SMA (p=0.000) dan guru TK lulusan D1/D2/D3 dengan
SMA (p=0.000), sedangkan kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan
D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang jauh (p=0,928).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Kompetensi pedagogik
guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di kecamatan Margoyoso
berada di kategori sedang (61,9%) dan terdapat perbedaan yang signifikan antara
guru TK lulusan SMA dengan D1/D2/D3 dan S1/D4. Namun, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK lulusan D1/D2/D3 dan
S1/D4. Saran yang diberikan: kepada para pendidik lembaga PAUD di kecamatan
Margoyoso kabupaten Pati hendaknya lebih meningkatkan kompetensinya dalam
mengembangkan kurikulum PAUD dan lebih meningkatkan tingkat pendidikan
agar memenuhi standar kualifikasi guru TK.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN .......................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
1.5 Penegasan Istilah ...................................................................................... 11
BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................................... 12
2.1 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak ................................. 12
2.1.1 Pengertian Kompetensi ................................................................ 12
2.1.2 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak ..................... 14
2.2 Pengembangan Kurikulum PAUD ........................................................... 18
2.2.1 Pengertian Kurikulum .................................................................. 18
2.2.2 Pengembangan Kurikulum ........................................................... 20
2.2.3 Kurikulum PAUD ........................................................................ 29
2.2.4 Pengembangan Kurikulum PAUD ............................................... 37
2.3 Kompetensi Pengembangan Kurikulum PAUD....................................... 40
x
2.4 Tingkat Pendidikan .................................................................................. 45
2.5 Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 46
2.6 Kerangka Berpikir .................................................................................... 49
2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 51
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................... 52
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 52
3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 52
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 53
3.3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 53
3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................................... 55
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 56
3.4.1 Metode Kuesioner ........................................................................ 56
3.4.2 Metode Wawancara (Interview) ................................................... 57
3.4.3 Metode Dokumentasi ................................................................... 58
3.5 Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 59
3.5.1 Uji Validitas ................................................................................. 60
3.5.2 Uji Reliabilitas ............................................................................. 65
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................... 66
3.6.1 Analisis Deskriptif ....................................................................... 66
3.6.2 Uji Asumsi ................................................................................... 67
3.6.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 67
3.6.2.2. Uji Homogenitas .................................................................... 68
3.6.3 One Way Analysis of Variance (One Way Anova) ....................... 68
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 70
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 70
4.1.1 Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati ....................................... 70
4.1.2 Data Responden ........................................................................... 71
4.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 72
4.3 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan
Kurikulum PAUD .................................................................................... 73
4.3.1 Uji Normalitas ............................................................................... 74
xi
4.3.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 74
4.3.3 Analisis Deskriptif ........................................................................ 75
4.3.3.1 Gambaran Umum Kompetensi Pegadogik Guru TK
dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD ...................... 76
4.3.3.2 Gambaran Khusus Kompetensi Pedagogik Guru TK
dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD ...................... 78
4.4 Hasil Penelitian kompetensi Pedagodik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD ....................................................... 89
4.5 Analisis Perbandingan kompetensi Pedagodik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 90
4.5.1 Analisis One Way of Anova.......................................................... 91
4.6 Hasil Penelitian Perbandingan kompetensi Pedagodik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 93
4.7 Pembahasan ............................................................................................. 94
4.5.1 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak dalam
Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati ...................................... 94
4.5.2 Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak
dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 110
4.6 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 112
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................... 114
5.1 Simpulan ............................................................................................... 114
5.2 Saran ..................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 117
LAMPIRAN ............................................................................................................. 120
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Lembaga TK di Kecamatan Margoyoso............................................ 53
Tabel 3.2 Penilaian pada masing-masing kriteria jawaban ........................................ 57
Tabel 3.3 Item-Total Statistics ................................................................................... 61
Tabel 3.4 Item Valid dan Gugur ............................................................................... 63
Tabel 3.5 Reliability Statistics .................................................................................. 66
Tabel 3.6 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis .................... 67
Tabel 4.1 Data Responden ........................................................................................ 71
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas .................................................... 74
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Uji Homogenitas .......................................................... 74
Tabel 4.4 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis .................... 75
Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD ......................................................... 77
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK pada Indikator Memahami
Prinsip Pengembangan Kurikulum ............................................................ 79
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan
Kurikulum pada Indikator Menentukan Tujuan Pengembangan yang
Mendidik .................................................................................................... 81
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK pada Indikator Menentukan
Kegiatan Bermain Sambil Belajar yang Sesuai untuk Mencapai Tujuan
Pengembangan ........................................................................................... 83
Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan
Kurikulum pada Indikator Memilih Materi Kegiatan Pengembangan
yang Mendidik ........................................................................................... 84
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan
Kurikulum pada Indikator Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan
dan Harian.................................................................................................. 86
Tabel 4.11 Analisis Deskriptif Kompetensi Guru TK dalam Mengembangkan
Kurikulum pada Indikator Mengembangkan Indikator dan Instrument
Penilaian .................................................................................................... 88
xiii
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan
Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso ........................................... 90
Tabel 4.13 Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian Kompetensi Pedagogik Guru
Taman Kanak-kanak ................................................................................. 91
Tabel 4.14 Hasil Post Hoc Test .................................................................................. 92
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Jumlah Guru TK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan di
Kecamatan Margoyoso ................................................................................ 7
Grafik 4.1 Gambaran Umum Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum ..................................................................... 78
Grafik 4.2 Gambaran spesifik pada indikator memahami prinsip pengembangan
kurikulum .................................................................................................. 80
Grafik 4.3 Gambaran speksifik pada indikator menentukan tujuan pengembangan
yang mendidik ........................................................................................... 82
Grafik 4.4 Gambaran spesifik pada indikator menentukan kegiatan bermain
sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan .......... 83
Grafik 4.5 Gambaran spesifik pada indikator memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik .................................................................. 85
Grafik 4.6 Gambaran spesifik pada indikator Menyusun Perencanaan Semester,
Mingguan dan Harian ................................................................................ 87
Grafik 4.7 Gambaran spesifik pada indikator mengembangkan indikator dan
instrument penilaian .................................................................................. 89
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ..................................................................................... 121
Lampiran 2 Data Responden .................................................................................... 122
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 126
Lampiran 4 Data Hasil Uji Coba Instrument .......................................................... 139
Lampiran 5 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 146
Lampiran 6 Blue Print Kuesioner ............................................................................ 149
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 153
Lampiran 8 Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 153
Lampiran 9 Hasil Analisis of Varians ...................................................................... 154
Lampiran 10 Data Hasil Penelitian Kuesioner ......................................................... 156
Lampiran 11 Data Hasil Penelitian Wawancara ...................................................... 171
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi. Pada era globalisasi ini, pendidikan telah menjadi sesuatu yang tidak
dapat terpisahkan dari bagian hidup masyarakat dan terus berkembang untuk
memajukan manusia. Tanpa pendidikan, masyarakat sederhana tidak dapat
melanjutkan kehidupannya karena melalui proses pendidikanlah para anggotanya
diikat oleh kesepakatan-kesepakatan dalam adat istiadat yang diturunkan oleh
lingkungan masyarakat (Tilaar dan Riant, 2008: 1). Terdapat beberapa tingkatan
pendidikan di Indonesia, antara lain: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA), sampai dengan Perguruan Tinggi.
Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal atau nonformal. Salah satu bentuk pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal adalah Taman Kanak-kanak (TK).
Pendidikan anak usia dini tidak merupakan syarat untuk memasuki pendidikan
dasar. Meskipun TK berada pada jalur pendidikan formal, tetapi tidak termasuk
2
dalam jenjang pendidikan formal yang diatur pada pasal 14 yang menyebutkan
bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan formal adalah
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Meskipun bukan termasuk dalam jalur pendidikan formal, pendidikan anak
usia dini memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Karena pada masa ini adalah saat yang tepat agar
anak dapat berkembang secara optimal dan memaksimalkan potensi dalam diri
anak. Kemampuan yang diperoleh anak pada usia dini mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pada masa usia dini
perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan, yaitu perkembangan
suatu tahap akan berpengaruh terhadap perkembangan tahap berikutnya, dan pola
kepribadian anak berkembang menjadi relatif tetap.
Dalam proses pendidikan terdapat interaksi antara dua orang atau lebih
yang dapat berdampak pada berkembangnya pola pikir, tingkah laku, dan
keterampilan pada salah satu pihak. Salah satu pihak yang paling berpengaruh
dalam proses pendidikan tersebut adalah guru atau pendidik. Menurut UU RI No.
45 tahun 2005 menyatakan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi anak pada jalurpendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Peran guru
dalam proses pendidikan sangatlah penting, terlebih dalam proses pendidikan bagi
anak usia dini. Pendidik bagi suatu lembaga PAUD memiliki berbagai macam
peran. Selain memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak, pendidik
3
PAUD juga berperan dalam membangun akhlak dan budi pekerti yang baik pada
diri setiap anak didiknya sejak dini. Sebagai seseorang yang berperan penting
dalam proses pendidikan, seorang guru harus memiliki berbagai kompetensi yang
dapat menunjang profesinya.
Widadi Saputra (2011: 36) memaparkan kompetensi guru adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Terdapat beberapa kompetensi yang
wajib dimiliki oleh para pendidik, khususnya guru pada lembaga PAUD. Menurut
Peraturan Menteri No 16 tahun 2007, terdapat empat standar kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Keempat kompetensi tersebut adalah:
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Terdapat berbagai komponen di dalam setiap kompetensi-
kompetensi pendidik tersebut. Salah satu komponen yang penting untuk dimiliki
oleh setiap pendidik PAUD adalah kemampuan guru dalam mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang di ampu.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003, arti kata kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan suatu program dalam dunia pendidikan yang disediakan
untuk membelajarkan siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan
program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi
4
perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa
kurikulum merupakan acuan dari seluruh pembelajaran yang diberikan di sekolah.
Kurikulum merupakan poros dari setiap pengembangan kegiatan belajar. Oleh
karena itu, pendidik, khususnya guru PAUD, yang berperan penting dalam
kegiatan pembelajaran, sudah selayaknya memiliki keterampilan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga setiap tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan oleh sekolah tersebut dapat tercapai.
Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009 menjelaskan bahwa standar proses
pembelajaran memiliki 2 tahap yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Sebelum
proses pelaksanaan berlangsung, guru wajib melakukan proses perencanaan.
Proses perencanaan ini terbagi menjadi tiga komponen, yaitu (1) pengembangan
rencana pembelajaran, (2) menyesuaikan dengan prinsip-prinsip belajar dan
perkembangan anak, dan (3) pengorganisasian yang meliputi pemilihan metode,
alat dan sumber belajar, serta teknik penilaian yang sesuai. Dalam melaksanakan
perencanaan tersebut, pendidik memerlukan kompetensi yang sesuai, yaitu
kompetensi dalam mengambangkan kurikulum. Kemampuan guru dalam
mengembangkan kurikulum merupakan salah satu komponen penting yang
terdapat dalam kompetensi pedagogik.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita Mariyana tentang
Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman kanak-
kanak (Studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota Bandung), dari keempat
5
kompetensi, kompetensi pedagogik memiliki nilai yang cukup besar, yaitu sebesar
23,31 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Rita Mariyana menyimpulkan
bahwa kompetensi pedagogik memiliki pengaruh yang cukup besar bagi eksistensi
seorang guru. Salah satu unsur penting yang terkandung dalam kompetensi
pedagogik tersebut adalah kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam
mengembangkan kurikulum merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru.
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Rina Istiqomah tentang “Profil
Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola Pembelajaran di Kelompok
Bermain Anak Cerdas Ungaran”. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan
beberapa faktor yang mempengaruhi lambatnya perkembangan penyelenggaran
Kelompok Bermain “Anak Cerdas” antara lain kurangnya jumlah pendidik,
kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan edukatif, serta
pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dibidang
penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan dan kreatifitas
pendidik dalam merencanakan pembelajaran di lembaga PAUD mempengaruhi
tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia dini.
Kurikulum merupakan komponen utama di dalam kegiatan pembelajaran
suatu lembaga sekolah dan kemampuan guru dalam mengembangkannya menjadi
faktor utama dalam meningkatkan kualitas dari suatu proses pembelajaran
tersebut. Guru sebagai penggerak proses pembelajaran menjadi komponen penting
untuk dapat mengembangkan kurikulum tersebut. Akan tetapi kenyataanya, masih
6
banyak guru yang belum memiliki kemampuan maupun keterampilan yang baik
dalam mengembangkan kurikulum.
Beberapa fakta di lapangan memperlihatkan bahwa sebagian besar guru
Taman Kanak-kanak (TK) masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan
kurikulum. Selain itu, tidak sedikit pula pendidik yang masih memiliki motivasi
rendah dalam mengembangkan kurikulum. Para guru TK seringkali hanya
menjiplak pengembangan kurikulum yang sudah ada tanpa melakukan
pengembangan-pengembangan yang lebih inovatif dan kreatif. Padahal kurikulum
merupakan landasan dasar dari suatu sekolah untuk melakukan proses
pembelajaran.
Fenomena-fenomena di lapangan yang memperlihatkan kenyataan bahwa
sebagian besar guru TK di Indonesia belum memenuhi standar kompetensi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Hal-hal
yang menjadi faktor penyebabnya, antara lain latar belakang pendidikan dari para
pendidik yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik, kurangnya
pelatihan pengembangan kemampuan guru dari dinas setempat yang terkait dalam
mengembangkan kemampuan guru, dan kurangnya tunjangan bagi para guru.
Pada observasi awal di UPTD Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati,
terdapat 29 Taman Kanak-kanak (TK) dengan jumlah guru sebanyak 143. Berikut
adalah gambar jumlah guru TK berdasarkan latar belakang pendidik terakhir:
7
Grafik 1.1 Jumlah Guru TK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan terakhir guru
TK di Kecamatan Margoyoso beragam, yaitu mulai dari tingkat SMP, SMA/SMK,
D1/D2/D3, dan S1/D4. Berdasarkan data dari tabel tersebut, dapat diketahui
bahwa guru TK dengan tamatan SMP sebanyak 1 (0.7 %). Guru TK dengan
tamatan SMA/SMK sebanyak 58 orang (40.56 %). Guru TK dengan latar
belakang pendidikan D1/D2/D3 sebanyak 31 (21.68 %), dan sebanyak 53 orang
(37.06 %) guru TK dengan latar belakang pendidikan S1/D4. Sebagian besar guru
TK di Kecamatan Margoyoso telah memiliki latar belakang pendidikan
SMA/SMK, D1/D2/D3, dan S1/D4. Data tersebut melihatkan bahwa guru TK
yang sudah memenuhi standar kualifikasi akademik berdasarkan Peraturan
Menteri No. 16 tahun 2007 adalah 37 %. Fenomena tersebut menjadi salah satu
hal yang cukup menarik untuk dibahas, mengingat pentingnya peran guru bagi
proses pendidikan anak usia dini.
Hasil observasi juga menunjukan terdapat 5 pengawas Taman Kanak-
kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) yang juga merangkap sebagai pengawas
1
58
31
53
0
10
20
30
40
50
60
70
SMP SMA D1/D2/D3 S1
Jumlah Pendidik TK Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
8
Sekolah Dasar (SD). Dari 5 pengawas sekolah tersebut, semua berasal dari guru
dan kepala sekolah SD. Sedangkan pada Peraturan Menteri No. 12 tahun 2007
tentang standar pengawas sekolah, menyatakan bahwa untuk menjadi pengawas
TK/RA adalah guru TK/RA yang bersertifikasi pendidik sebagai guru TK/RA
atau kepala sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun. Hal ini
berarti bahwa pengawas sekolah untuk TK/RA di Kecamatan Margoyoso
kabupaten Pati belum memenuhi standar kualifikasi Pengawas TK/RA. Padahal
pengawas sekolah memiliki tugas penting untuk membimbing para guru untuk
mengatasi berbagai permasalahan di sekolah.
Berdasarkan fakta dan teori yang peneliti dapatkan tersebut, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang kompetensi yang dimiliki oleh para
guru TK dalam mengembangkan kurikulum. Hal ini didasari oleh arti pentingnya
pengembangan kurikulum bagi proses pendidikan PAUD. Untuk mempermudah
proses penelitian dan penarikan kesimpulan pada hasil penelitian, maka peneliti
akan melakukan pemetaan terhadap kompetensi yang dimiliki guru TK dalam
mengembangkan kurikulum. Selain melakukan pemetaan terhadap kompetensi
guru TK dalam mengembangkan kurikulum, peneliti juga tertarik untuk
membandingkan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum tersebut
berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Proses pengembangan kurikulum bukanlah proses yang dapat berlangsung
instan. Kemampuan, kerja keras, dan kreativitas merupakan beberapa faktor yang
dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya hasil pengembangan kurikulum yang
optimal. Berdasarkan berbagai fenomena dan alasan tersebut, maka peneliti
9
membuat penelitian yang berjudul “Pemetaan Kompetensi Pedagogik Guru
Taman Kanak-kanan (TK) dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalah yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD?
b. Apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru TK dalam
mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan tingkat pendidikannya
(SMA, D1/D2/D3, dan D4/S1)?
1.3 Tujuan Penelitan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD.
b. Mengetahui perbedaan kompetensi pedagogik guru TK dalam
mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan tingkat pendidikannya
(SMA, D1/D2/D3, dan D4/S1).
10
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian tentang Pemetaan Kompetensi guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso kabupaten
Pati diharapkan bermanfaat dalam pengembangan dunia pendidikan pada
umumnya dan khususnya dalam dunia pendidikan anak usia dini.
Selanjutnya penelitian ini diharapkan mampu mendorong penelitian yang
sejenis tentang kajian kompetensi pendidik PAUD dalam mengembangkan
kurikulum, sehingga kajian tentang penelitian semakin meningkat.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat berupa :
a. Bagi guru, memberikan wawasan dan masukan kepada pendidik
PAUD pada umumnya dan guru- guru TK di Kecamatan Margoyoso
kabupaten Pati pada khususnya dalam meningkatkan kualitas
pengembangan kurikulum PAUD sehingga dapat digunakan sebagai
pijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan yang
baik pada sekolah dalam rangka mengembangkan kompetensi guru
dalam mengembangkan kurikulum dan meningkatkan mutu sekolah.
11
c. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini akan memberi pengalaman
dan wawasan dalam memahami fungsi pendidikan bagi anak dan
sebagai semangat untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
1.5 Penegasan Istilah
Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang memiliki hubungan
dasar klausal dan kriteria referensi efektifitas atau keunggulan dalam pekerjaan
atau situasi tertentu (Maisah, 2010: 1) . Kompetensi dapat diartikan juga sebagai
semua kemampuan, kecakapan, kebiasaan, keterampilan, yang diperlukan
seseorang dalam kehidupannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009,
pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta
melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik
PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru pendamping,
sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri atas guru,
guru pendamping, dan pengasuh.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan
aktivitas belajar mengajar (Idi, 2011: 227). Kurikulum PAUD adalah suatu
program pendidikan yang ditujukan kepada anak usia dini yang disesuaikan
dengan tumbuh kembang dan karakteristik anak. Pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas
dan spesifik (Hamalik, 2009: 183).
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak
2.1.1 Pengertian Kompetensi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.
Pengertian dasar “kompetensi” dalam bahasa Inggris “competence” adalah
kecakapan atau kemampuan. Mc Ashan dalam Mulyasa (2003: 38) menyatakan
bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya. Menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 45 tahun 2002
kompetensi artinya seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.
Beberapa keterangan mengenai kompetensi, mengisyaratkan bahwa
kompetensi bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan yang
utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan profesi tertentu berkenaan dengan
bagian-bagian yang dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja.
Gordon dalam Mulyasa (2003: 39) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang
terkandung dalam konsep kompetensi. Beberapa kompetensi tersebut antara lain:
13
a. Pengetahuan (Knowledge).
Merupakan pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya, akan
dapat proses proses berfikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan
manakala dia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah
berfikir ilmiah.
b. Pemahaman (Understanding).
Pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh
individu. Misalnya, siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah
ekonomi manakala dia memahami konsep-konsep ekonomi.
c. Keterampilan (Skill).
Keterampilan merupakan sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas yang dibebankan.
d. Nilai (Value).
Nilai yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis
telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala
tindakannya. Misalnya, standar perilaku siswa dalam melaksanakan proses
berfikir seperti keterbukaan, kejujuran, demokratis, kasih sayang, dan lain
sebagainya.
e. Sikap (Attitude).
Sikap yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari
luar. Misalnya perasaan senang atau tidak senang terhadap munculnya
peraturan baru, atau perasaan senang atau tidak senang terhadap pelajaran
yang diberikan.
14
f. Minat (Interest).
Minat yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
perbuatan. Misalnya, minat untuk mempelajari dan memperdalam materi
pelajaran
2.1.2 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-kanak (TK)
Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perencanaan, dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (Peraturan Menteri No.
16 Tahun 2007). Guru yang baik harus memiliki kemampuan yang cerdas dan
kreatif dalam berpikir, memahami peserta didik, dan memiliki kepribadian yang
baik. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa,
2009: 26). Hal ini ditegaskan dalam Bab 1 pasal 1 ayat 10 Undang-undang Guru
dan Dosen yang menyebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Terlepas dengan tempat mengajarnya, guru Taman Kanak-kanak (TK) pada
hakekatnya adalah sama seperti guru pada satuan pendidikan yang lain. guru TK
adalah jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut
kemampuan secara akademik dan paedagogis secara profesional bagi anak usia 4-
15
6 tahun. Dalam diri seorang guru TK melekat hak dan kewajiban yang sama.
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 menyebutkan bahwa guru
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara
nasional. Dalam peraturan tersebut menyebutkan setidaknya terdapat empat
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai pendidik, diantaranya:
a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan
palaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. RPP
tentang Guru dalam Mulyasa (2009) mengemukakan bahwa dalam
kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya guru memiliki kemampuan antara
lain: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman
terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum/silabus, (4) perencanaan
pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6)
pemanfaatan teknologi pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, (8)
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.
b. Kompetensi Kepribadian, yaitu keribadian guru yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Mulyasa (2009: 135)
16
menjabarkan secara umum ruang lingkup kompetensi professional guru
antara lain:
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, dan sosiologis.
2) Mengerti dan dapat menerapakan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan
sumber belajar yang relevan.
6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
d. Kompetenasi Sosial, yaitu kemampuan guru dalam berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. RPP tentang
guru dalam Mulyasa (2009) menyebutkan bahwa kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk: (1) berkomunikasi secara lisan,
tulisan, dan isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
17
guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan (4) bergaul
secara santun dengan masyarakat sekitar.
Guru TK yang dapat berpatisipasi sebagai subjek penelitian adalah guru
yang memiliki keempat kompetensi. Selain mempunyai keempat kompetensi yang
ditentukan pemerintah, guru TK harus memiliki kualifikasi dan kompetensi
sebagai berikut:
a. Memiliki ketrampilan dalam mengasuh dan merawat anak dengan baik.
b. Mendapat pelatihan PAUD khususnya untuk anak usia 0-1 tahun, 2-4 tahun,
4-6 tahun
c. Memiliki kepribadian yang pantas sebagai panutan bagi anak, memahami dan
menyayangi anak, ramah, sabar, menghargai, berkomunikasi dengan baik,
saling berinteraksi, kreatif.
d. Memahami prinsip-prinsip PAUD
e. Memiliki kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, membuat laporan) kegiatan/proses pembelajaran PAUD.
f. Sehat jasmani dan rohani
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pedagogik guru TK adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru TK
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya dalam mengelola pembelajaran
peserta didik. Guru TK tidak hanya mendidik anak melalui pembelajaran, tetapi
mampu mengasuh dan memberikan pembiasan baik bagi anak sebagai bekal
dalam kehidupan yang lebih dewasa.
18
2.2 Pengembangan Kurikulum PAUD
2.2.1 Pengertian Kurikulum
Kurikulum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya
pelari, dan Currere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang
harus di tempuh oleh pelari. Hal ini dikarenakan penggunaan kata kurikulum
semula dipakai dalam bidang olah raga, kemudian berkembang dan di gunakan
dalam bidang pendidikan. Webster 1955 dalam Nasution (2008: 2) memberi arti
kurikulum yaitu sebagai jumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di
perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk memperoleh ijazah atau tingkat.
Kemajuan zaman dan IPTEK turut mengembangkan pemikiran para tokoh-tokoh
pendidikan mengenai kurikulum yang dapat meliputi hal-hal yang tidak terencana,
spontan, fleksibel, namun turut mengubah perilaku dan kemampuan siswa.
Sehingga pengertian kurikulum menjadi lebih luas dan tidak hanya sebatas
tentang sejumlah mata pelajaran.
Oemar Hamalik (2009: 3) mengungkapkan bahwa berdasarkan studi yang
dilakukan oleh para ahli, pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu
menurut pandangan lama dan pandangan baru. Pandangan lama atau tradisional
merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Kurikulum lama terdiri dari sejumlah
mata pelajaran dan hanya mengutamakan perkembangan dari segi akademik dan
ketrampilan. Sedangkan pandangan baru yang dikemukakan oleh Romine dalam
Hamalik (2009:4) merumuskan kurikulum sebagai berikut:
19
“Kurikulum diinterpretasikan sebagai pengorganisasian kegiatan kursus,
aktivitas, dan pengalaman bagi murid dengan pengawasan dari sekolah,
baik berada di dalam kelas atau tidak”
Pemaknaan pandangan kurikulum baru tersebut menjadi lebih luas dari
pada kurikulum lama, yaitu tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan mata
pelajaran, namun pembentukan seluruh pribadi siswa dan belajar cara hidup dalam
masyarakat. Kurikulum baru mengacu pada permasalahan di masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari, yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat, dan
kebutuhan individu. Kurikulum merupakan suatu program dalam
dunia pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku
siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Sekolah wajib
menyediakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk memberikan
kesempatan belajar.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja atau konsep
tertulis, tapi juga meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan,
perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang pada
gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Dari pengertian
diatas, kurikulum memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Berdasarkan
analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi
sosial, Oemar Hamalik (2009) menentukan tiga peranan kurikulum, yaitu peranan
konservasi, peranan kritis, peranan evaluatif.
a. Peranan Konservasi
20
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah menyalurkan dan menerangkan
warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian sekolah merupakan
lembaga sosial yang menjadi wadah pengenalan budaya sehingga mampu
mempengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai nilai budaya yang ada
berkembang dalam masyarakat.
b. Peranan Kritis
Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan memilih
dan memilah kebudayaan yang ada. Dalam hal ini, kurikulum
mengedepankan pemikiran kritis terhadap kebudayaan masa depan. Nilai-
nilai sosial yang tidak sesuai dengan masa mendatang akan dihilangkan, serta
diadakan modifikasi dan perbaikan.
c. Peranan Evaluatif
Kurikulum berperan dalam menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa depan, yaitu
kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berfikir, kemampuan,
dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
2.2.2 Pengembangan Kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2009: 183) pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas
dan spesifik. Hal ini berarti bahwa suatu rencana kurikulum dikembangkan
berdasarkan indikator pencapaian anak yang disesuaikan dengan kemajuan
globalisasi dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Abdullah Idi (2011: 176)
menegaskan bahwa pada prinsipnya, pengembangan kurikulum berkisar pada
21
aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi dengan
perkembangan pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum harus didasarkan
pada faktor-faktor yang konstan. Faktor-faktor konstan yang dimaksud adalah
dalam pengembangan kurikulum harus didasarkan pada tujuan, bahan pelajaran,
proses belajar mengajar, dan evaluasi yang tergambar dalam proses
pengembangan tersebut.
Menurut Jo Ann Brewer (2007: 106) dalam mengembangkan kurikulum
hal pertama yang harus diperhatikan oleh guru adalah tujuan dari kurikulum itu
sendiri. Dalam penentuan tujuan guru menganalisis cara untuk mencapai tujuan
tersebut, misalnya dengan mendatangkan seseorang ke kelas, melakukan
demonstrasi dan pengalaman, melibatkan anak dalam aktivitas langsung,
penyelesaian masalah, membaca dengan keras, melakukan pekerjaan tangan dan
lainnya. Kemudian guru menentukan materi kegiatan dan kemampuan apa yang
akan ditingkatkan dari kegiatan tersebut dan memilih kegiatan yang sesuai untuk
mencapai tujuan tersebut. Pemilihan materi harus menarik perhatian anak dan
mendorong anak untuk melakukan aktifitas tersebut. Jika anak-anak mulai merasa
jenuh dengan kegiatan yang diberikan, maka guru harus memberikan kegiatan
yang berbeda tapi masih dalam satu materi yang sama. Brewer (2007:107)
mengatakan
“Although the sequence of designing curriculum has been presented as a
linear process, in reality it is usually more recursive. Theacher plan content
and activities, adapt them for individual children, select other activities,
evaluate, and plan again.”
22
Dengan arti meskipun dalam rangkaian desain kurikulum memperlihatkan
proses yang tetap, namun dalam kenyataannya merupakan proses yang berulang.
Guru merencanakan materi dan aktifitas, memilih aktifitas yang lain, evaluasi, dan
merencanakan lagi. Hal ini berarti bahwa dalam pengembangkan kurikulum terus
berkelanjutan untuk menciptakan pengalaman belajar yang baru lagi untuk
meningkatkan kemampuan anak. Dalam mengembangkan kurikulum diperlukan
proses pengembangan yang tepat dan memiliki tingkat relevansi dengan
perkembangan IPTEK yang kuat. Untuk membantu lembaga dalam
pengembangan tersebut diperlukan suatu model pengembangan kurikulum yang
sesuai. Model pengembangan ini merupakan ulasan teoritis suatu proses
kurikulum secara total atau hanya sebagian. Abdullah Idi (2011:177)
mengungkapkan ada beberapa model pengembangan kurikulum, antara lain:
a. Ralph Tyler
Tyler menanamkan perlunya hal yang lebih rasional, sistematik,
menganalisis, menginterpretasikan kurikulum dan program pengajaran dari
suatu lembaga pendidikan.
Menurut Tyler untuk mengembangkan suatu kurikulum harus menempatkan
empat pertanyaan berikut:
1) Apa yang seharusnya dicari oleh lembaga untuk mencapai tujuan
pendidikan? (Tujuan)
2) Pengalaman pendidikan apa yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut? (Strategi Instruksional dan Isi)
23
3) Bagaimanakah cara mengatur pengalaman pendidikan secara efektif?
(Mengatur Pengalaman Pembelaran)
4) Bagaimanakah kita menentukan tujuan-tujuan tersebut menjadi suatu
pencapaian. (Penilaian dan Evaluasi).
b. Hilda Taba
Hilda Taba memodifikasi model dasar Tyler menjadi lebih representatif
terhadap pengembangan kurikulum di berbagai sekolah. Taba menganjurkan
untuk menggunakan pertimbangan ganda terhadap isi dan individu pelajar,
serta penyusunann kurikulum bersumber dari elemen-elemen dasar. Langkah-
langkah dalam proses pengembangan kurikulum menurut Taba yaitu:
1) Diagnosis kebutuhan
2) Formulasi pokok
3) Seleksi isi
4) Organisasi
5) Seleksi pengalaman belajar
6) Penentu evaluasi dan cara untuk melakukannya.
c. D.K Wheeler
Pendekatan yang digunakan D.K Wheeler dalam pengembangan kurikulum
memiliki bentuk rasional. Setiap langkahnya merupakan pengembangan
secara logis terhadap model sebelumnya. Wheeler mengembangkan lebih
lanjut tentang langkah-langkah yang dilakukan oleh Tyler dan Taba.
Langkah-langkah hasil pengembangan Wheeler yaitu:
1) Seleksi maksud, tujuan, dan sasarannya
24
2) Seleksi pengalaman belajar untuk membantu mencapai maksud, tujuan,
dan sasaran.
3) Seleksi isi melalui tipe-tipe tertentu dari pengalaman yang mungkin
ditawarkan.
4) Organisasi dan integrasi pengelaman belajar dan isi yang berkenaan
dengan proses belajar mengajar.
5) Evaluasi setiap fase dan masalah tujuan-tujuan.
d. Audery dan Howard Nicholls
Audery dan Howard Nicholls mendefinisikan kembali metode Tyler, Taba,
dan Wheeler dengan menekankan pada kurikulum proses yang bersiklus dan
berbentuk lingkaran, dan ini dilakukan untuk langkah awal, yaitu analisis
situasi. Kedua penulis tersebut mengungkapkan ada lima langkah yang perlu
dilakukan dalam proses pengembangan secara berkesinambungan, yaitu:
1) Situational analysis (analisis situasi)
2) Selection of objectives (seleksi tujuan)
3) Selection of organization of Content (seleksi dan organisasi isi)
4) Selection of organization of methods (seleksi dan organisasi mode)
5) Evaluation (evaluasi)
Sifat dasar cycle model adalah melihat berbagai elemen sebagai asal
yang terus menerus, yang dapat menanggulangi situasi-situasi baru dan
mempunyai konsekuensi untuk bereaksi terhadap perubahan situasi. model ini
fleksibel terhadap segala perubahan situasi sehingga hubungan perubahan
bisa dilihat dari elemen-elemen model berikutnya.
25
e. Deckler Walker
Deckler Walker menganalisis laporan proyek kurikulum seperti CHEM studi,
BSCS dan SMSG, serta partisipasi pribadinya dalam proyek kurikulum
bidang kesenian. Model pengembangan kurikulum yang dihasilkan oleh
Walker terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1) Pertama Walker berargumen bahwa pernyataan platform diorganisasikan
oleh para pengembang kurikulum dan pernyataan tersebut berisi ide,
preferensi atau pilihan, pendapat, keyakinan, dan nilai-nilai yang dimiliki
kurikulum.
2) Kedua dalam pengembang kurikulum tidak memulai tugas dari keadaan
kosong. Ide-ide, nilai-nilai, konsepsi, dan hal lain yang pengembang
kurikulum gunakan untuk proses pengembangan kurikulum
mengindikasikan adanya kesukaan dan perlakuan sebagai dasar
mengembangkan kurikulum.
3) Ketiga pengembang kurikulum membuat keputusan tentang berbagai
komponen proses atau elemen-elemen. Keputusan ini dicapai dari diskusi
mendalam dan dirundingkan oleh individu lain. Keputusan ini kemudian
dijadikan basis data untuk dokumen kurikulum atau materi kurikulum
yang telah spesifik
f. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Model pengembangan kurikulum terpadu berlandasan pada pemecahan suatu
problem, yaitu problem social yang dianggap penting dan menarik bagi anak
didik. Dalam melaksanakan kurikulum terpadu disusunlah unit sumber yang
26
mencakup bahan, kegiatan belajar, dan sumber-sumber yang sangat luas.
Sumber unit digunakan sebagai sumber untuk satuan pelajaran yang aktual
yang dipelajari oleh anak di kelas.
Selain mengacu model pengembangan kurikulum di atas, proses
pengembangan kurikulum juga sangat berkaitan erat dengan manajemen
kurikulum. Manajemen kurikulum merupakan keseluruhan proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sutomo,
2009:41).
Hamalik (2009: 171) menerangkan dalam mengembangkan kurikulum,
langkah awal yang sangat penting untuk diakukan adalah kegiatan perencanaan
kurikulum. Perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam
banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan
tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan
kebermaknaan metode tersebut (Hamalik, 2009: 171). Perencanaan kurikulum
secara umum disusun berdasarkan beberapa prinsip, yaitu berkenaan dari
pengalaman para siswa, berdasarkan keputusan tentang konten dan proses,
mengandung keputusan tentang berbagai isu dan topik, dalam pembuatannya
melibatkan banyak kelompok, dilaksanakan pada berbagai tingkatan, dan
merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
Sukmadinata (2009: 102) menyatakan bahwa kurikulum harus memiliki
kesuaian atau relevansi, yaitu pertama kesesuaian kurikulum dengan tuntutan,
27
kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua adalah kesesuaian
antara komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses
sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi, dan
tujuan kurikulum. Perencanaan kurikulum merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan merupakan suatu siklus yang melibatkan beberapa komponen
yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu tujuan, materi/isi, metode,
organisasi, dan evaluasi (Hamalik, 2008: 95). Kourilski dan Quaranta dalam
Hamalik (2009: 68) menggambarkan unsur-unsur kunci pengembangan kurikulum
dan proses pembelajaran pada bagan di bawah ini:
28
Langkah
kesatu
Merumuskan tujuan
umum (goals) dan
tujuan khusus
(objective)
Berdasarkan
kebutuhan sosial,
emosional, dan
akademik siswa
Pengembangan
kurikulum
Di mana Bagaimana Apa
Menilai prerekuisit
keterampilan,
pengetahuan dan
sikap
Pengembangan
kurikulum
Langkah
kedua
Penilaian awal siswa
terhadap tujuan
Belajar dan mengajar,
pusat belajar modular,
pengajaran berdasarkan
pengalaman, pengajaran
berdasarkan inkuiri,
pengajaran berpusat
pada siswa
Pelaksanaan urutan
pembelajaraan
Prinsip-prinsip
belajar, analisis
tugas, manajemen
kelas, dan alternatif
pedagogis ke dalam
rangsangan
Langkah
ketiga
Menilai tingkat
performans terkait
dengan tujuan dan
perubahan sikap
Evaluasi Menilai
pengajaran
Produk
siswa
Tingkah laku
siswa
Langkah
keempat
Gambar 2.1 Proses pengembangan kurikulum
29
2.2.3 Kurikulum PAUD
Kurikulum PAUD adalah suatu program pendidikan yang ditujukan
kepada anak usia dini yang disesuaikan dengan tumbuh kembang dan karakteristik
anak. Selama ini yang menjadi rujukan kurrikulum TK/RA dan KB/TPA sebagian
besar mengacu pada kurrikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA, Menu
Pembelajaran Generik, Pedoman Pengembangan Silabus untuk TK/RA, Pedoman
Pembelajaran untuk TK/RA, Pedoman Penilaian, dan Peraturan Menteri No. 58
tahun 2009. Ruang lingkup Kurikulum TK, berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini meliputi aspek perkembangan berikut dan pengembangannya:
a. Bidang pengembangan: Bidang Pengembangan Pembiasaan dan Bidang
Pengembangan Kemampuan dasar (berbahasa, kognitif, dan fisik/motorik)
b. Muatan lokal: berisi tentang jenis, Strategi Pemilihan dan pelaksanaan
Mulok yang diselenggarakan oleh sekolah. Muatan lokal merupakan
kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sesuai
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.
c. Pengembangan diri: memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, bakat, minat peserta didik, dan kondisi sekolah. Kegiatan yang
mendukung dalam pengembangan diri dapat dilaksanakan dalam bentuk
bimbingan konseling (kehidupan pribadi, sosial, kesulitan belajar, karir),
ekstra kurikuler, pengembangan kreativitas, dan kepribadian siswa.
30
d. Pengaturan beban belajar: berisi tentang jumlah beban belajar pada tiap
bidang pengembangan, mingguan, semesteran, dan per tahun pelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk setiap
bidang pengembangan pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
pelajaran sesuai dengan Kebutuhan, tetapi jumlah Beban belajar per tahun
secara keseluruhan tetap.
e. Pengelompokan anak didik. Kriteria pengelompokan disesuaikan dengan
usia perkembangan anak didik, yaitu usia 4-5 tahun masuk dalam kelompok
A, usia 5-6 tahun masuk dalam kelompok B.
f. Perpindahan kelompok. Perpindahan kelompok dilaksanakan pada setiap
akhir tahun pembelajaran dan apabila anak sudah cukup umur (kelompok A
ke kelompok B, kelompok B ke Sekolah Dasar)
g. Pendidikan kecakapan hidup, yaitu kompetensi yang berisi pendidikan
kecakapan hidup yang diintegrasikan ke bidang pengembangan yang ada,
seperti mandi sendiri, makan sendiri, gosok gigi sendiri, BAB sendiri, dan
memakai pakaian sendiri.
h. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, yaitu kompetensi yang
merupakan keunggulan lokal dan daya saing global yang mana materi yang
disediakan tidak bisa masuk ke bidang pengembangan yang ada. Misal
bahasa Inggris, bahasa Arab, dan komputer.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009 adalah
pembaharu dari kurikulum PAUD yang sudah ada. Pada pelaksanaannya setiap
sekolah diberi wewenang untuk memilih pedoman kurrikulum yang sesuai dengan
31
tujuan lembaga. Berikut ini penulis paparkan secara lebih rinci tentang jenis
kurikulum yang sering digunakan di lembaga PAUD:
a. Kurikulum nasional
Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang disusun berdasarkan kajian
dan konvensi yang dilakukan pemerintah melalui pusat kurikulum dan
departemen pendidikan nasional bersama kalangan praktisi, asosiasi profesi
(khususnya ikatan guru PAUD), dan kalangan akademisi yang membidangi
kajiana anak usia dini, serta hasil kajian (kurikulum) diberlakukan secara
massal untuk dijadikan acuan atau panduan dalam penyelenggaraan dan
pembinaan tingkat daerah maupun nasional.
b. Program kegiatan belajar (PKB) TK 1994 (Kurikulum 1994)
1) Landasan, program dan rambu-rambu pengembangan (landasan, isi
program, prinsip, rambu-rambu pengembangan)
2) Garis-garis besar program kegiatan belajar (GPPKB) TK merupakan
penjabaran dari program: pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan,
jasmani dan perilaku
3) Agar lebih bermakna KBM dilakukan melalui pembahasan “Tema”.
4) Tujuan tema: menyatukan isi program dalam satu kesatuan yang lebih
berarti, memperkaya perbendaharaan kata anak, menambah pengetahuan
anak tehadap hal-hal tertentu.
5) Alokasi waktu: disesuaikan dengan banyak sedikitnya bahan yang ada di
lingkungan. Perubahan tema juga masih dimungkinkan dengan
mempertimbangkan situasi lingkungan setempat, minggu-minggu efektif
32
masing-masing caturwulan, waktu untuk masing-masing tema yang
dipindah, pemindahan kemampuan yang diharapkan dicapai dari tema.
6) Pedoman kegiatan belajar mengajar (dalam penyusunan SKH dan SKM)
yang terdiri dari (a) pembukaan: do’a dan salam, Tanya jawab,
pengorganisasian kelas secara klasikal, (b) kegiatan inti: mengaktifkan
perhatian kemampuan dan sosio emosional anak melalui bermain, (c)
istirahat/makan: bermain bebasa, (d) kegiatan penutup: diisi dengan
kegiatan yang menenangkan anak (membaca cerita, tanya jawab, dll)
7) Pedoman evaluasi (tujuan, prinsip dan prosedur evaluasi)
8) Pedoman administrasi (bidang, proses, dan bentuk kegiatan serta
pelaporan)
9) Pedoman bimbingan (tujuan, fungsi, prinsip dan bentuk pelayanan
bimbingan)
10) Pedoman sarana (petunjuk tentang jenis dan penataan sarana dan
prasarana)
c. KBK 2004
1) Kurikulum dan hasil belajar (perencanaan, pengembangan kompetensi,
hasil belajar dan indikator).
2) Penilaian berbasis kelas (berkelanjutan, konsisten, dan akurat)
3) KBM (gagasan pengelolaan pembelajaran agar bermakna dan
menyenangkan)
4) Pengelolaan KBS (pola pemberdayaan SDM dan sumber daya lain)
33
d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
1) Tujuan pendidikan disesuaikan dengan jenjang satuan pendidikan (Visi,
Misi dan Tujuan Sekolah)
2) Program tahunan dan Program semester merupakan program pembelajaran
yang berisi jaringan tema, bidang pngembangan, tingkat pencapaian
perkembangan, capaian perkembangan dan indikator yang disusun secara
urut dan sistimatis dan alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap
jaringan tema dan sebarannya kedalam semester 1 dan semester 2.
3) Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) merupakan penjabaran dari
perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka
mencapai indikator yang telah direncanakan dalam 1 minggu sesuai
keluasan pembahasan tema dan sub tema. RKM dapat disusun sesuai
dengan model pembelajaran yang dipakai: model kelompok dengan sudut
pengaman, model sudut, model area dan model BCCT (sentra).
4) Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan penjabaran dari RKM . RKH
memuat kegiatan pembelajaran dalam 1 hari. RKH terdiri dari kegiatan
pembukaan (awal), Kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir (penutup).
e. Kurikulum nasional plus atau kurikulum integrasi
Kurikulum nasional plus merupakan kurikulum nasional yang dipadukan
dengan berbagai panduan isi dan proses dari lembaga penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini, contohnya adalah kurikulum yang biasa diterapkan
di lembaga PAUD yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan islam.
34
f. Kurikulum mandiri atau kurikulum berciri khas
Kurikulum mandiri merupakan kurikulum yang dibuat dan dikembangkan
oleh penyelenggaran PAUD sendiri terlepas dari panduan yang disusun
pemerintah. Kurikulum yang dipergunakan ada yang murni dikembangkan
berdasarkan visi, misi, dan tujuan pendidikan dari lembaga penyelenggara
dan ada juga yang mengacu atau membeli dari lembaga-lembaga
penyelenggara PAUD negara maju.
Di dalam mengembangkan kurikulum PAUD, terdapat berbagai komponen
yang perlu diperhatikan. Beberapa komponen tersebut dalam kerangka dasar
kurikulum PAUD Depdiknas (2007) antara lain:
a. Anak
Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-6 tahun. Pengelompokan anak didasarkan pada usia sebagai
berikut: (1) Kelompok Bermain usia 3-4 tahun, (2) TK-A usia 4-5 tahun, dan (3)
TK-B usia 5-6 tahun.
b. Guru
Kompetensi guru anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-
kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak
usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, dan memiliki sertifikasi profesi guru
PAUD atau minimal telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun
rasio guru dan anak adalah (1) Usia 0-1 tahun rasio 1:3 anak, (2) Usai 1-3 tahun
rasio 1:6 anak, (3) Usia 3-4 tahun rasio 1:8 anak, dan (4) Usia 4-6 tahun rasio 1:10
/12 anak.
35
c. Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh
guru dengan menyiapkan materi, dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia
dini dibagi dalam 2 kelompok usia. Materi usia 0-3 tahun, dan usia 3 sampai 6
tahun. Berikut ini adalah paparan materi sesuai dengan kelompok usianya:
1) Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi:
a) Pengenalan diri sendiri (Perkembangan konsep diri)
b) Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)
c) Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)
d) Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)
e) Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)
f) Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)
2) Materi untuk anak usia 3-6 tahun meliputi :
a) Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran
phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku,
dan teks lainnya.
b) Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan
hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan
data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
c) Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi
dan lingkungan.
d) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi
dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan.
36
Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan
hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga
hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang
dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang
tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar, di luar rumah
ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat
atau jauh.
e) Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan
melukis. Menari merupakan mengekspresikan ide ke dalam gerakan
tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan.
Musik adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi
dan suara yang menyenagkan. Drama adalah mengungkapkan cerita
melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis,
menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah
liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap
dengan stempel, dll.
f) Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran
Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang
digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga.
Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan
oleh manusia sehari-hari.
g) Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi, eksperimen,
pemecahan masalah, dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan
37
informasi yang mewakili. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan
melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan.
d. Penilaian (Assesmen)
Assesmen adalah proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan
perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui : observasi, konfrensi dengan
para guru, survei, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak, dan unjuk kerja.
Keseluruhan penilaian /assesmen dapat di buat dalam bentuk portofolio.
e. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan Pembelajaran meliputi keterlibatan anak dan layanan
program. Layanan program merupakan waktu yang disediakan lembaga untuk
mengadakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
f. Melibatkan Peranserta masyarakat
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan
seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat
dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan.
2.2.4 Pengembangan Kurikulum PAUD
Pemerintah telah memberikan hak otonomi kepada sekolah untuk
mengembangkan lembaganya sesuai dengan tujuan dan visi misi sekolah. Dengan
adanya hak otonomi tersebut, guru atau IGTK dapat mengembangkan kurikulum
sendiri. Slamet (2003: 154) mengungkapkan bahwa dalam pengembangan
kurikulum hendaknya tetap mengikuti arahan.
38
Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 155), menyarankan agar
pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikut pola sebagai berikut:
a. Berdasarkan keilmuan PAUD
Kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD dan hasil-hasil
tentang belajar dan pembelajaran.
b. Mengembangkan anak secara menyeluruh
Tujuan kurikuler hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara
menyeluruh (the whole child), meliputi aspek fisik-motorik, sosial, moral,
emosional, dan kognitif.
c. Relevan, menarik, dan menantang
Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik, dan menantang anak untuk
melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba, dan berpikir.
d. Mempertimbangkan kebutuhan anak
Perencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak,
perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideologi bangsa secara
nasional.
e. Mengembangkan kecerdasan
Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir,
menalar, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
f. Menyenangkan
Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi psikologis anak, sehingga
anak merasa bisa, senang, rileks, dan nyaman belajar di TK.
39
g. Fleksibel
Kurikulum bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat
disesuaikan dengan perkembangan, minat, dan kebutuhan setiap anak
h. Unified dan intergrated
Kurikulum untuk TK bersifat Unified dan intergrated artinya tidak
mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara
terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit.
Pada tiap jenjang sekolah tentu memiliki cara yang berbeda dalam
mengembangkan kurikulum. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik
dan tugas perkembangan peserta didik yang harus dicapai. Dalam pengembangan
kurikulum ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan.
Menurut Suyadi (2011: 97) berdasarkan pengembangan teori dari tokoh-tokoh
pendidikan, sedikitnya ada tiga pendekatan kurikulum yang dapat dilakukan di
PAUD, antara lain:
a. Pendekatan pematangan
Pendekatan pertama dilakukan dengan model proses pematangan
(maturational models). Pendekatan ini didasarkan pada teori yang
dikembangkan oleh Gessel, Freud dan Erikson. Pandangan ini anak memiliki
pola tingkah laku (tugas-tugas perkembangan). Perubahan perilaku terjadi
akibat kematangan psikologis dan pengaruh lingkungan.
b. Pendekatan tingkah laku lingkungan
Pendekatan kedua dikenal dengan model tingkah laku-lingkungan yang
didasarkan pada teori Skinner, Baer, Bijou dan Bandura. Menurut model
40
tersebut, anak-anak dilahirkan dengan suatu batu tulis kosong (blank slate),
tingkah laku anak yang pasif dibentuk oleh kondisi lingkungan. Perubahan
tingkah laku terjadi sebagai hasil dari penguatan peristiwa yang terencana dan
yang tidak terencana.
c. Pendekatan model interaksi
Pendekatan ketiga dilakukan dengan menggunakan model interaksi yang
didasarkan pada teori Piaget dan Vygotsky. Model ini beranggapan bahwa
perkembangan anak merupakan hasil perpaduan antara heriditas dan pengaruh
lingkungan. Perkembangan akan terjadi pada seseorang ketika orang
melakukan pengorganisasian diri yang dicapai pada tahap optimal oleh
peristiwa yang dieksperientasikan.
2.3 Kompetensi Pengembangan Kurikulum PAUD
Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan pengembangan
komponen-komponen yang membentuk sitem kurikulum itu sendiri, yaitu tujuan,
isi, organisasi kurikulum, dan evaluasi. Komponen kurikulum tersebut harus
dikembangkan sehingga tercapai tujuan sekolah secara keseluruhan dan tujuan
pada setiap bidang studi. Dalam hal ini, komponen kurikulum menjadi acuan
dasar dalam aspek pengembangan kurikulum.
Hamalik (2009:184) menjabarkan beberapa karakteristik dalam
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
41
a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan (goals dan general
objective) yang jelas. Jadi hal pertama yang harus di lakukan oleh guru dalam
mengembangkan kurikulum adalah menentukan tujuan.
b. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, merupakan
bagian dari kurikulum yang direncanakan selaras dengan prosedur
pengembangan kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar
yang baik, kerena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas diantara
pelajar.
e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar,
seerti tujuan, konten, aktivitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan
fasilitas yang menjulang.
f. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa
pengguna.
g. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan
terjadinya perencanaan guru-siswa.
h. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan
masuknya ide-ide spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa
dalam situasi belajar yang khusus.
i. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
42
Lembaga PAUD merupakan lembaga pendidikan tingkat paling dasar,
sehingga secara tidak otomatis berfungsi sebagai peletak berbagai kemampuan
dan potensi dasar pada anak. Oleh sebab itu, seorang guru TK dalam berbagai
perencanaan pembelajaran bagi anak harus mengerti tentang karakteristik peserta
didik. Pada Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 merangkum kemampuan yang
perlu dimiliki seorang pendidik PAUD dalam mengembangkan kurikulum antara
lain:
1. Memahami prinsip pengembangan kurikulum.
Idi (2011: 201) memaparkan prinsip-prinsip dalam mengembangan
kurikulum. Pertama adalah relevansi pendidikan dengan lingkungan anak
didik, relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang, relevansi
pendidikan dengan dunia kerja, dan relevansi pendidikan dengan ilmu
pengetahuan. Kedua efektivitas, yaitu sejauh mana perencanaan kurikulum
dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Ketiga efisiensi,
yaitu terciptanya pengelolaan usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang
digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran secara optimal dan
hasilnya bisa seoptimal mungkin. Keempat kesinambungan, yaitu adanya
keterkaitan antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang
studi. Kelima fleksibilitas, yaitu tidak kaku, memberikan kebebasan dalam
bertindak baik dalam pengadaan program-program pilihan dan
pengembangan program pengajaran. Keenam memahami model
pengembangan kurikulum, yaitu cara memperbaiki, memantapkan, dan
43
mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada
pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.
2. Menentukan tujuan pengembangan yang mendidik.
Tujuan dalam sebuah komponen kurikulum merupakan dasar untuk
menentukan sasaran yang ingin dicapai. Hasil yang diinginkan inilah yang
akan memberikan arah dan fokus untuk program pendidikan. Hamalik (2008:
122) merumuskan beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan patokan
dalam menentukan tujuan kurikulum, yaitu (1) tujuan pendidikan nasional,
(2) kesesuaian antara tujuan kurikulum dengan tujuan lembaga pendidikan,
(3) kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan
kerja, (4) kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini, dan (5) kesesuaian tujuan dengan sistem nilai dan aspirasi
yang berlaku dalam masyarakat.
3. Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pengembangan.
Bermain merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran, di mana
esensi bermain harus menjadi jiwa dari setiap kegiatan pembelajaran anak
usia dini (Suyanto, 2003: 130). Esensi dari bermain antara lain meliputi
perasaan merdeka, menyenangkan gembira, bebas memilih, dan merangsang
anak terlibat.
4. Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan
bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan.
44
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Jenis bidang
studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan. Isi
kurikulum tidak hanya meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi
program masing-masing bidang studi tersebut, tetapi juga berisikan
pengalaman-pengalaman yang akan diberikan kepada anak.
5. Menyusun perencanaan tahunan, semester, mingguan dan harian dalam
berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD.
Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) merupakan penjabaran dari perencanaan
semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator
yang telah direncanakan dalam 1 minggu sesuai keluasan pembahasan tema
dan sub tema. Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan penjabaran dari
RKM. RKH memuat kegiatan pembelajaran dalam 1 hari. RKH terdiri dari
kegiatan pembukaan (awal), Kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir
(penutup).
6. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
Evaluasi kurikulum dilakukan untuk melihat sejauh mana kesuksesan
pencapaian dalam pelaksanaan kurikulum. Sekolah perlu mempelajari
keperluan dari masyarakat dan peka terhadap perubahan dan perkembangan
yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai bahan
konsumsi dari anak didik sekaligus konsumsi bagi masyarakat juga harus
dinilai terus. Hamid Hasan (2008:134) memaparkan jenis evaluasi dalam
kurikulum yang dikelompokan berdasarkan bentuk evaluan terdiri atas
45
evaluasi konteks, evaluasi dokumen, evaluasi proses, dan evaluasi produk
atau hasil. Guru biasanya mengevaluasi bahan ajar yang digunakan dan hasil
yang dicapai anak didik. Hasil yang dimiliki anak didik inilah yang akan
dijadikan barometer atas keberhasilan proses pengajaran pada suatu sekolah
(Idi, 2011: 60).
2.4 Tingkat Pendidikan
Menurut Buchori dalam Ismanto (2007), yang dimaksud dengan tingkat
pendidikan adalah tingkatan pendidikan yang diperoleh secara formal yang
dibuktikan dengan ijazah formal, ijazah adalah tanda pengakuan bahwa seseorang
telah menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Dengan demikian ijazah
dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan seseorang. Menurut Undang-
Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 14,
menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Serta pasal 19 ayat 1 menyebutkan
bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
Batasan tingkat pendidikan seorang pendidik dapat diartikan jenjang
pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh guru, dalam hal ini jenjang
pendidikan tinggi yang mencakup program atau tingkat diploma, sarjana, magister
dan doktor. Tingkat diploma sendiri terbagi menjadi Diploma Satu (D1), Diploma
dua (D2), Diploma tiga (D3), dan Diploma empat (D4). Tingkat sarjana, magister,
46
dan doktor yang dimaksud di sini masing-masing sama artinya dengan Sarjana
Strata Satu (S1), S2, dan S3.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007,
menyatakan bahwa guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi. Tingkat pendidikan guru TK di Kecamatan Margoyoso adalah guru
dengan pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 58 orang, guru dengan
pendidikan terakhir D1/D2/D3 sebanyak 31 orang, dan sebanyak 53 orang guru
dengan pendidikan terakhir S1/D4. Data diatas melihatkan bahwa guru TK yang
sudah memenuhi standar kualifikasi akademik berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 adalah 53 orang (37 %).
2.5 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang kedua dilakukan oleh Rina Istiqomah (2009)
yang meneliti tentang “Profil Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola
Pembelajaran di Kelompok Bermain Anak Cerdas Ungaran”. Penelitian ini
memfokuskan pada kinerja pendidik yang menitikberatkan pada perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi lambatnya perkembangan
penyelenggaran Kelompok Bermain “Anak Cerdas” antara lain kurangnya jumlah
pendidik, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan
edukatif, serta pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman lebih
47
banyak dibidang penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa kesuksesan
tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia dini terletak pada kemampuan dan
kreatifitas pendidik dalam merencanaakan pembelajaran di sekolah.
Pada jurnal yang berjudul “Teacher’s Competencies” yang ditulis oleh
Kiymet Selvi, mendiskusikan tentang gambaran umum kompetensi guru yang
dibagi menjadi Sembilan kompetensi, yaitu kompetensi bidang pekerjaan,
kompetensi penelitian, kompetensi kurikulum, kompetensi pembelajaran seumur
hidup, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi komunikasi,
kompetensi tekonologi informasi dan komunikasi, dan kompetensi lingkungan.
Kiymet menyatakan bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan
kurikulum antara lain harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model
pengembangan kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model
pendekatan pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum,
pemilihan dan penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan
identifikasi serta perencanaan pengembangan kurikulum. Secara garis besar hal
perlu diperhatikan dalam kompetensi ini adalah berkaitan dengan proses
perencanaan kurikulum, pengembangan, dan pelaksanaannya pada kegiatan
pembelajaran. Kompetensi kurikulum dibagi menjadi dua sub kompetensi, yaitu
kompetensi dalam pengembangan kurikulum dan kompetensi dalam pelaksanaan
kurikulum. Jadi selain mengembangkan kurikulum, seorang guru juga dituntut
untuk kreatif dalam metode dalam pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian
terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya kompetensi kurikulum maka sekolah
dapat menghasilkan pelanyanan pendidikan yang efektif. Oleh karena itu, guru
48
diharapkan memiliki kompetensi tersebut untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan sekolah.
Pada jurnal yang ditulis oleh Ho Choi Wa Dora yang berjudul “On
Curriculum Change: the Developing Role of Preschool Heads in Hong Kong”
(2005), bertujuan untuk menguji signifikansi, kesulitan, dan isu-isu dalam proses
mengubah inovasi kurikulum, serta peran kepemimpinan kepala sekolah baik di
sekolah formal dan informal dalam memfasilitasi proses pembelajaran prasekolah
di Hong Kong. Ho Choi Wa Dora mengungkapkan hubungan penting antara
kepemimpinan dan inovasi kurikuler. Dikatakan bahwa mengembangkan peran
kepemimpinan dalam menciptakan struktur untuk partisipasi kolaboratif dan
mempromosikan budaya sekolah, merupakan hal yang fundamental dalam konteks
pendidikan yang cepat berubah. Dari perspektif yang lebih luas, pembangunan
berkelanjutan bidang prasekolah seharusnya tidak dan tidak bisa sepenuhnya
bergantung pada upaya masing-masing sekolah. Penyelarasan strategis dukungan
eksternal dari lembaga pusat dan kemitraan dengan lembaga pendidikan tinggi
merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
sekolah.
Hongzhuan Song juga melakukan penelitian tentang “Sleeping Giant:
Chinese Teacher Education System Past, Present and Future” (2008). Pada hasil
penelitian ini Hongzhuan Song mengungkapkan dalam rangka untuk memastikan
pembangunan ekonomi yang mengagumkan dan sebagai kekuatan konstruktif
untuk perbaikan dunia, sangat penting bagi China untuk melakukan reformasi
pendidikan yang berkelanjutan, khususnya di bidang kurikulum untuk program
49
pelatihan guru. Hongzhuan Song juga menyimpulkan bahwa kurikulum disiplin
saat ini bekerja di pendidikan guru Cina harus bergeser ke kurikulum trans-
disiplin untuk menghasilkan lulusan yang berorientasi pada masa depan dan
disiapkan lulusan negara yang siap dalam usahanya untuk memainkan peran
penting di panggung internasional. Hal ini menunjukan kepedulian yang kuat dari
pemerintahan Cina terhadap kompetensi pendidik PAUD. Kompetensi guru
merupakan pilar dari kesuksesan tujuan lembaga. Semakin baik kompetensi yang
dimiliki guru, makan semakin baik pula pengelolaan dan kualitas lembaga.
2.6 Kerangka Berpikir
Berdasarkan pemikiran dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas,
maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa variabel-
variabel kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum berpengaruh
terhadap kemampuan guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Untuk memperjelas penelitian yang akan
dilaksanakan, berikut adalah susunan kerangka pemikiran yang menggambarkan
secara singkat proses pemecahan masalah mengenai konsep penelitian secara
teoritis.
50
Guru dapat memilih materi
kegiatan pengembangan
yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil
belajar sesuai dengan tujuan
pengembangan.
Guru dapat menentukan
kegiatan bermain sambil
belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan
pengembangan.
Guru memahami
prinsip-prinsip
pengembangan
kurikulum
Guru mampu
mengembangkan
indikator dan
instrumen penilaian
Guru mampu memilih
materi kegiatan
pengembangan yang
mendidik yaitu kegiatan
bermain sambil belajar
sesuai dengan tujuan
pengembangan.
Guru mampu menyusun
perencanaan semester,
mingguan dan harian dalam
berbagai kegiatan
pengembangan di
TK/PAUD
Gambar 2.2 Kerangka berpikir
Kompetensi
Pendidik TK dalam
Mengembangkan
Kurikulum PAUD
51
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Fathoni, 2006: 20).
Sugiyono (20010: 96) juga mengungjapkan bahwa hipotesis dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik dari data. Berdasarkan dari kerangka berpikir dan tinjauan pustaka
yang telah diuraikan, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD
di Kecamatan Margoyoso kabupaten pati masih kurang.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi pedagogik guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan tingkat
pendidikannya.
52
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan data
penelitian berupa angka-angka dan mempunyai tata cara, pengambilan keputusan,
interprestasi dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil
analisis statistik (Sugiyono, 2009: 7). Metodologi penelitian kuantitatif bisa
bersifat eksploratif, deskriptif atau eksplanatif. Rumusan masalah deskriptif
adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri (Sugiyono, 2010: 56), baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya dan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Metode statistik deskriptif berkenaan
dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau
menguraikan data sehingga mudah dipahami.
3.2 Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan kelayakan
subjek yang memungkinkan untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat
menunjang tercapainya tujuan penelitian. Lokasi yang dijadikan penelitian adalah
53
Taman Kanak-kanak baik formal/informal yang berada di Kecamatan Margoyoso
kabupaten Pati.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya (Sudjana, 2002: 6). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 117), populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini menggunakan
populasi target yaitu seluruh guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Margoyoso
kabupaten Pati dari berbagai latar belakang pendidikan dan jabatan yang
berjumlah 143 guru.
Tabel 3.1 Data lembaga TK pada bulan Oktober tahun 2013 di
Kecamatan Margoyoso No Nama TK di Kecamatan
Margoyoso
Jumlah Guru Total
SMP SMA D1/D2/D3 S1/D4
1. TK Dharma Wanita Margotuhu
Kidul
1 2 1 4
2. TK Dharma Wanita Purworejo 2 2 4
3. TK Dharma Wanita Pangkalan 1 2 1 4
4. TK Dharma Wanita Semerak 1 1 1 3
5. TK Dharma Wanita Purwodadi 1 1 2 4
6. TK Dharma Wanita Ngemplak
Lor
1 2 3
54
7. TK Dharma Wanita Bulumanis
Kidul
1 1 2 4
8. TK Dharma Wanita Cebolek
Kidul
2 2 4
9. TK Masyitoh Waturoyo 3 1 4
10. TK Masyitoh Kajen 5 1 4 10
11. TK Muslimat Masyitoh
Ngemplakkidul
6 2 3 11
12 TK Masyitoh Cebolek Kidul 3 3 6
13. TK PGRI Waturoyo 1 1 2 4
14. TK Masyitoh Bulumanis Lor 4 1 5
15. TK Pertiwi Poijo 1 2 3 6
16. TK Pertiwi Langgerharjo 3 2 5
17. TK Pertiwi Sidomukti 2 2 4
18. TK Pertiwi Kertomulyo 2 2 2 6
19. TK Satu Atap Sekarjalak 1 3 2 6
20. TK SBB Almajdi 3 1 1 5
21. TK Mekarsari 01 3 1 4
22. TK Mekarsari 02 3 1 3 7
23. TK Mekarsari 03 1 1 1 3
24. TK Maulidiyah Sidomukti 3 1 4
25. TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Kajen
2 1 4 7
26. TK Islam Pangkalan 2 2 1 5
27. TK Miftahul Falah Margoyoso 3 2 2 7
28. TK Satu Atap Tanjungrejo 2 2
29. TK Dharma Wanita Tegalarum 2 2
Total 1 58 31 53 143
55
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto:
2010). Menurut Sugiono (2009: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah guru
Taman Kanak-kanak di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati dari berbagai latar
belakang pendidikan terakhir dengan jumlah 143 guru, yang terdiri dari 53 (37.06
%) guru lulusan D4/S1, 31 (21.68 %) guru lulusan D2/D3, 58 (40.56 %) guru
lulusan SMA, 1 (0.7 %) guru lulusan SMP. Melihat data tersebut diketahui bahwa
populasi memiliki populasi memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata
tidak proposional. Namun, guru dengan pendidikan terakhir SMP tidak bersedia
untuk menjadi responden, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah Porpotionate Stratified Random Sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan apabila populasi memiliki anggota atau unsur
yang tidak homogen dan berstrata (Sugiono, 2010: 120). Jumlah sampel yang
dijadikan subjek penelitian dengan taraf kesalahan 5% dan dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin:
n =
n =
))
n =
n = 105.341 atau 105
Keterangan:
n = Ukuran sampel
56
N = Ukuran populasi
e = Taraf kesalahan (1%, 5%, 10%)
Menggunakan rumus di atas didapatkan hasil untuk ukuran sampel
dibutuhkan berjumlah 105 guru, dengan rincian pada tiap strata yaitu:
SMA = 105 x 41% = 43.46 atau 43 guru
D1/D2/D3 = 105 x 22% = 23.32 atau 23 guru
S1/D4 = 105 x 37% = 39.22 atau 39 guru.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Kuesioner
Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan
yang akan diungkap dalam penelitian diperlukan alat atau instrumen yang telah
diukur serta telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Alat pengumpul data biasa
disebut dengan istilah instrumen penelitian. Arikunto (2010: 101) berpendapat
bahwa kuesioner kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada
seseorang (responden) dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Metode
angket atau kuesioner digunakan sebagai cara untuk memperoleh data atau
informasi dari responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya dan untuk tiap-tiap pertanyaan telah ditentukan skor
nilainya. Penyusunan kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan pada variabel-
variabel dari kompetensi guru yang meliputi kompetensi peadagogik, sosial,
profesional, dan kepribadian. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk
melakukan survei dan mendapatkan informasi tentang kompetensi-kompetensi
57
tersebut dari para guru di lembaga PAUD Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
Kuesioner dari penelitian ini berupa pertanyaan tertutup yang pilihan jawabannya
telah disiapkan oleh peneliti, sehingga responden hanya tinggal memilih sesuai
dengan kondisi guru tersebut. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala
Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2010:
134). Skala Likert memiliki dua bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan positif
(favorable) dan pertanyaan negatif (unfavorable). Adapun nilai dari masing-
masing kriteria jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Penilaian pada masing-masing kriteria jawaban.
No
Kriteria
Skor
Pernyataan/pertanyaan
Favourable
Pernyataan/pertanyaan
Unfavourable
1. Sangat Setuju 4 1
2. Setuju 3 2
3. Kurang Setuju 2 3
4. Tidak Setuju 1 4
Dengan menggunakan Skala Linkert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi menjadi indikator, dari
indikator menjadi sub indikator. Pada sub indikator inilah yang akan
dikembangkan dan digunakan sebagai tolok ukur dalam membuat pertanyaan
yang akan dijawab oleh responden.
3.4.2 Metode Wawancara (Interview)
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan,
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
58
(Arikunto, 2010: 198). Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini
adalah dimaksudkan untuk digunakan sebagai data sekunder atau sebagai
penguat dari data kuesioner. Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2009: 138)
mengungkapkan bahwa yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
metode interview dan kuesioner adalah:
a. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
c. Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini interviu dilakukan secara bebas terpimpin yaitu
dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi diluar pedoman pertanyaan yang telah dibuat dengan tidak
menyimpang dari tujuan semula, yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan
data-data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan responden yang dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapi, yaitu dilakukan kepada pihak dari
UPTD (pengawas sekolah) dan IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak
Indonesia) untuk mendapatkan informasi tentang pengembangan kurikulum
yang dilakukan oleh pendidik Taman Kanak-kanak.
3.4.3 Metode Dokumentasi
Data dokumentasi merupakan data atau laporan yang sudah tersedia di
lapangan. Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan
59
untuk digunakan sebagai data sekunder atau sebagai penguat dari data kuesioner.
Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah
tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi
perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintahan (Sarwono:
2006). Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kondisi
sekolah dari UPTD Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.
3.5 Validitas dan Reliabilitas
Sebelum mengambil data penelitian yang sebenarnya, instrumen yang
berupa kuesioner yang telah disusun akan diujicobakan terlebih dahulu agar
instrumen yang akan dipakai dalam penelitian nanti berupa instrumen yang valid.
Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir pertanyaan yang mempunyai
kategori baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Instrumen yang baik (yang berupa
test maupun nontest) harus valid dan reliabel (Sugiyono, 2010: 174).
Pelaksanaan uji coba skala digunakan untuk mengujicobakan skala
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum sebelum disebarkan
langsung kepada subyek penelitian yang sebenarnya. Uji coba instrumen
dilaksanakan pada awal bulan Desember 2013 kepada 30 guru dengan mengambil
sampel kecil, yaitu dari 5 TK yang ada di Kecamatan Margoyoso. Setelah
mengumpulkan data uji coba instrumen, kemudian data diolah untuk mengetahui
butir-butir soal yang valid dan tidak valid. Kemudian butir yang valid disusun
kembali agar dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data
penelitian. Analisis validitas data uji coba skala kompetensi guru TK dalam
60
mengembangkan kurikulum menggunakan teknik Product Moment dan analisis
reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha dengan bantuan SPSS versi 16.0 for
Windows.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Pada suatu penelitian deskriptif maupun
eksplanatif yang melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara
langsung, instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya. Dalam
pengukurn validitas pada setiap faktor dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total, dengan menggunakan
korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson,
sebagai berikut:
r xy =
)2222 ()(
))((
YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi
X : Skor butir
Y : Skor total yang diperoleh
N : Jumlah responden
ΣX2
: Jumlah kuadrat nilai X
ΣY2
: Jumlah kuadrat nilai Y (Arikunto, 2010: 274)
61
Berikut adalah tabel output validitas dengan menggunakan SPSS 16 fo
Windows :
Tabel 3.3 Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 216.23 244.461 (Valid) .301 .922
item2 216.37 239.895 (Valid) .615 .920
item3 216.40 252.179 (Gugur) -.144 .924
item4 216.53 261.844 (Gugur) -.423 .930
item5 216.17 249.109 (Gugur) .054 .923
item6 216.53 240.602 (Valid) .654 .920
item7 216.67 236.644 (Valid) .654 .919
item8 216.03 240.378 (Valid) .643 .920
item9 216.13 248.051 (Gugur) .143 .923
item10 216.47 243.568 (Valid) .513 .921
item11 216.50 241.155 (Valid) .655 .920
item12 216.43 242.116 (Valid) .384 .921
item13 216.07 250.133 (Gugur) -.012 .923
item14 216.43 243.357 (Valid) .403 .921
item15 215.70 242.424 (Valid) .503 .921
item16 216.40 241.490 (Valid) .366 .921
item17 216.47 242.740 (Valid) .579 .920
item18 216.37 236.447 (Valid) .620 .919
item19 216.23 244.806 (Valid) .381 .921
item20 216.53 248.533 (Gugur) .069 .923
item21 216.13 241.913 (Valid) .511 .921
item22 216.43 242.806 (Valid) .636 .920
item23 216.10 238.024 (Valid) .449 .921
item24 216.10 242.231 (Valid) .553 .920
item25 216.97 257.275 (Gugur) -.286 .928
item26 216.07 244.202 (Valid) .340 .922
item27 216.37 242.309 (Valid) .464 .921
item28 215.90 239.472 (Valid) .665 .920
item29 216.30 246.838 (Gugur) .163 .923
item30 216.23 244.461 (Valid) .301 .922
item31 216.70 237.597 (Valid) .513 .920
item32 216.83 247.523 (Gugur) .114 .923
62
item33 216.20 245.200 (Gugur) .249 .922
item34 216.63 248.102 (Gugur) .094 .923
item35 216.20 236.855 (Valid) .711 .919
item36 216.03 232.654 (Valid) .784 .918
item37 216.03 239.895 (Valid) .676 .920
item38 216.27 250.547 (Gugur) -.049 .923
item39 216.13 241.844 (Valid) .515 .920
item40 216.10 241.128 (Valid) .435 .921
item41 216.33 228.437 (Valid) .817 .917
item42 216.37 250.240 (Gugur) -.025 .925
item43 216.63 245.551 (Gugur) .176 .923
item44 216.87 248.947 (Gugur) .035 .924
item45 216.10 256.714 (Gugur) -.368 .926
item46 216.57 245.013 (Valid) .392 .921
item47 216.27 249.720 (Gugur) .037 .923
item48 216.63 246.171 (Gugur) .200 .922
item49 216.20 236.855 (Valid) .711 .919
item50 216.17 239.247 (Valid) .510 .920
item51 216.03 244.033 (Valid) .394 .921
item52 216.43 247.151 (Gugur) .199 .922
item53 216.07 241.513 (Valid) .504 .920
item54 216.40 242.317 (Valid) .596 .920
item55 216.60 237.834 (Valid) .777 .919
item56 216.17 244.351 (Valid) .445 .921
item57 216.07 247.375 (Gugur) .176 .922
item58 216.43 248.392 (Gugur) .214 .922
item59 216.43 243.220 (Valid) .599 .921
item60 216.40 231.559 (Valid) .828 .917
item61 216.00 243.241 (Valid) .438 .921
item62 216.33 239.264 (Valid) .616 .920
item63 216.43 240.047 (Valid) .712 .920
item64 216.23 248.323 (Gugur) .159 .922
item65 216.30 250.493 (Gugur) -.048 .923
item66 216.03 239.275 (Valid) .627 .920
item67 216.27 237.651 (Valid) .724 .919
item68 216.40 235.559 (Valid) .597 .919
item69 216.63 244.378 (Valid) .339 .922
item70 216.03 241.964 (Valid) .535 .920
item71 216.60 246.317 (Gugur).198 .922
item72 216.20 242.648 (Valid) .389 .921
63
Nilai korelasi butir pernyataan yang dikoreksi dapat dilihat pada kolom
Corrected Total Correlation pada tabel 3.2, kemudian data yang valid r tabelnya
harus > 0,3. Berikut blue print data sebelum dan sesudah uji coba:
Tabel 3.4 Butir Soal Valid dan Gugur
No Indikator Sub Indikator Sebelum Uji
Coba
Soal yang
Gugur
Setelah Uji
Coba
1. Memahami
prinsip
pengembangan
kurikulum
a. Mengembangkan kurikulum
PAUD berdasarkan
keilmuan PAUD.
b. Mengembangkan kurikulum
yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
c. Mengembangkan kurikulum
yang inovatif dan kreatif.
6, 24, 51, 61
7, 35, 62, 65
27, 46, 48, 66
65
48
6, 24, 51, 61
7, 35, 62
27, 46, 66
2. Menentukan
tujuan
pengembangan
yang mendidik
a. Menyeleksi tujuan
pengembangan kurikulum
sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional
b. Menyeleksi tujuan
pengembangan kurikulum
yang mendidik bagi anak
usia dini.
c. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan tujuan
lembaga pendidikan
d. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan
kebutuhan masyarakat
e. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan
perkembangan IPTEK
f. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan nilai-nilai
yang berkembang dalam
masyarakat
21, 39
55, 69
20, 47
4, 67
22, 63
40, 72
20, 47
4
40
21, 39
55, 69
67
22, 63
72
3. Menentukan
kegiatan
bermain sambil
belajar yang
sesuai untuk
a. Menentukan kegiatan
pembelajaran yang sesuai
atau relevan dengan tahapan
usia anak.
b. Menentukan kegiatan
2, 8, 12, 28
9, 58, 12, 19
9, 58
2, 8, 12, 28
12, 19
64
mencapai tujuan
pengembangan
bermain yang inovatif,
kreatif, dan tidak monoton
c. Mampu menentukan
kegiatan bermain yang
sesuai dengan kebutuhan
anak.
14, 23, 38, 42
38, 42
14, 23
4. Memilih materi
kegiatan
pengembangan
yang mendidik
yaitu kegiatan
bermain sambil
belajar sesuai
dengan tujuan
pengembanga
a. Memilih materi sesuai
dengan usia anak.
b. Mampu memilih dan
mengkombinasikan materi
yang dapat mengembangkan
semua aspek perkembangan
anak.
5, 25, 33, 44,
56, 64
15, 17, 26, 31,
43, 70
5, 25, 33,
44, 64
43
56
15, 17, 26,
31, 70
5. Menyusun
perencanaan
semester,
mingguan dan
harian dalam
berbagai
kegiatan
pengembangan
di TK/PAUD
a. Menyusun Rencana
Kegiatan Tahunan,
Semester, dan Bulanan.
b. Menyusun Rencana
Kegiatan Mingguan
c. Menyusun Rencana
Kegiatan Harian
1, 49, 52, 59,
60, 71
45, 68
13, 16, 53, 57
52, 71
45
13, 57
1, 49, 59, 60
68
16, 53
6. Mengembangka
n indikator dan
instrumen
penilaian
a. Memahami prinsip-prinsip
evaluasi.
b. Mengembangkan indikator
untuk penilaian sesuai usia
anak.
c. Mengembangkan instrumen
penilaian.
29, 30, 37, 41
11, 36, 50, 54
3, 10, 32, 34
29
3, 32, 34
30, 37, 41
11, 36, 50,
54
10
Jumlah 24 24 24
Uji coba skala kompetensi guru Taman Kanak-kanak dalam
mengembangkan kurikulum PAUD dari 72 butir terdapat 24 butir yang gugur
yaitu nomor 3, 4, 5, 9, 13, 20, 25, 29, 32, 33, 34, 38, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 52,
57, 58, 64, 65, dan 71, karena butir tersebut memiliki nilai validitas kurang dari
0.300 sehingga dianggap tidak memuaskan. Koefisien validitas bergerak dari
0.301 sampai dengan 0.828.
65
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 178). Seperangkat tes dikatakan
reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila
tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka
hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk menguji coba instrumen dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara
menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2010:180). Uji
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik koefisien alpha cronbach
dengan rumus:
r
2
2
11 11
t
b
k
k
Keterangan :
r11
: Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σσb2
: Jumlah varians butir
σt2
: Varians total (Arikunto, 2010:196)
Berdasarkan tabel 3.4 perhitungan Alpha Cronbach instrumen penelitian
kompetensi guru Taman Kanak-Kanak dalam mengembangkan kurikulum PAUD,
pada uji coba kuesioner yang telah dilaksanakan dengan responden = 30,
diperoleh harga α = 0,961. Karena α (0,961) ≥ 0,60 sehingga lembar kuesioner
66
tanggapan siswa tersebut reliabel. Berikut hasil output reabilitas dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.0. for Windows:
Tabel 3.5 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.922 48
3.6 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk mengolah dan analisi data adalah
menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif. Pada analisis data kuantitatif,
data yang digunakan adalah hasil dari sebaran kuesioner tentang kompetensi guru
dalam mengembangkan kurikulum. Data skor hasil kuesioner guru tersebut
dianalisis menganalisis melalui metode statistik, uji asumsi (uji normalitas dan uji
homogenitas), dan uji perbedaan dengan menggunakan One Way Analysis of
Variance (One Way Anova).
3.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Untuk menyusun peta kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum, peneliti menggunakan persentase dari data sebaran
kuisioner. Keuntungan menggunakan persentase sebagai alat untuk menyajikan
informasi adalah bahwa dengan persentase tersebut pembaca laporan penelitian
akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap bagian di dalam keseluruhan
67
konteks permasalahan yang sedang dibicarakan (Arikunto, 2010: 267).
Selanjutnya untuk mengetahui deskripsi persentase tinggi rendahnya nilai subyek
dilakukan kategorisasi pada skala penelitian. Menurut Azwar (2012: 126)
penggolongan subjek kedalam tiga kategori adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis
Interval skor Kriteria
(µ + 1 σ) ≤ X Tinggi
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ) Sedang
X < (µ - 1 σ) Rendah
Keterangan:
µ : mean teoritis
σ : mean deviasi
3.6.2 Uji Asumsi
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk
hipotesis tersebut, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 16 for Windows.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2009:
147). Uji ini diperlukan karena banyak sekali gejala yang mendekati ciri-ciri
distribusi normal. Perhitungan uji normalitas penelitian dapat menggunakan
bantuan komputer dengan program SPSS 16.0 for Windows dengan menggunakan
teknik statistic non parametric one sample Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang
68
digunakan adalah jika p > 0,05 maka sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0,05
maka sebarannya tidak normal.
3.6.2.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi
mempunyai varian yang sama dalam setiap kategori independen atau tidak. Jika
populasi mempunyai varians yang sama maka populasi tersebut dikatakan
homogen (Sudjana, 2002). Perhitungan uji homogenitas penelitian menggunakan
bantuan komputer degan program SPSS 16.0, dengan program Lavene’s test of
homogeneity of variance. Untuk memenuhi asumsi Anova, kaidahnya jika Lavene
statistic signifikan probabilitas > 0,05, dengan maksud tidak dapat menolak
hipotesis nol yang menyatakan varian sama.
3.6.3 One Way Analysis of Variance (One Way Anova)
Dalam penelitian ini juga menggunakan One Way Analysis of Variance
dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 16 for Windows
sebagai pengujian hipotesis yang sudah diajukan oleh peneliti, yaitu “terdapat
perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum berdasarkan tingkat pendidikannya”. One Way Analysis of Variance
merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen (skala
mentrik) dengan satu atau lebih variabel independen (skala nonmetrik atau
kategorial dengan kategori lebih dari dua) (Ghozali, 2009: 62). Apabila diperoleh
nilai sig<0,05. Artinya ada perbedaan yang sangat signifikan antara variabel
dependen dan independen. Semua hasil analisis ini kemudian dijadikan masukan
69
dalam memetakan kompetensi guru TK di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
dan kemudian dipaparkan dalam bentuk deskriptif sehingga dapat mudah untuk
dimengerti.
70
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
Kecamatan Margoyoso berada di kabupaten Pati, provinsi Jawa Tengah.
Luas wilayah kecamatan ini adalah 59,97 km² yang terdiri dari 22 kelurahan.
Kecamatan Margoyoso merupakan daerah pesisir yang berbatasan langsung
dengan laut Jawa. Batas-batas wilayah Kecamatan Margoyoso yaitu:
a. Sebelah utara : Kecamatan Tayu dan Kecamatan Gunungwungkal
b. Sebelah timur : Laut Jawa.
c. Sebelah selatan : Kecamatan Trangkil.
d. Sebelah barat : Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Gunungwungkal.
Kecamatan Margoyoso merupakan kecamatan dengan rata-rata anggota
rumah tangga terbanyak di Kabupaten Pati yaitu 3,75 orang. Jumlah penduduknya
mencapai 70.108 jiwa yang terdiri dari 18.689 KK. Kondisi ini terkait dengan
banyaknya pondok pesantren yang ada di kecamatan tersebut, sehingga secara
keseluruhan mempengaruhi rata-rata jumlah anggota rumah tangga. Saat ini
kemajuan pendidikan di Kecamatan Margoyoso semakin meningkat, hal ini dapat
dilihat dari berdirinya area perkuliahan, banyaknya pondok pesantren, dan terus
bertambahnya lembaga pendidikan bagi anak usia dini. Berdasarkan data dari
UPTD terdapat 24 Kelompok Bermain dan 29 Taman Kanak-kanak.
71
4.1.2 Data Responden
Data penelitian kuesioner diperoleh dari 105 responden yang mana semua
adalah guru TK dengan latar belakang pendidikan terakhir berbeda-beda. Berikut
adalah data jumlah guru TK di Kecamatan Margoyoso yang menjadi responden
dalam penelitian:
Tabel 4.1 Data Responden No Nama TK di Kecamatan
Margoyoso
Jumlah Guru Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
1. TK Dharma Wanita Margotuhu
Kidul
1 2 1 4
2. TK Dharma Wanita Purworejo 2 2 4
3. TK Dharma Wanita Pangkalan 1 2 1 4
4. TK Dharma Wanita Semerak 1 1 1 3
5. TK Dharma Wanita Purwodadi 1 1 2 4
6. TK Dharma Wanita Ngemplak
Lor
1 2 3
7. TK Dharma Wanita Bulumanis
Kidul
1 2 3
8. TK Dharma Wanita Cebolek
Kidul
2 2 4
9. TK Masyitoh Waturoyo 3 1 4
10. TK Masyitoh Kajen 5 1 4 10
11. TK Muslimat Masyitoh
Ngemplakkidul
6 2 3 11
12 TK Masyitoh Cebolek Kidul 3 3 6
13. TK PGRI Waturoyo 1 1 2 4
14. TK Pertiwi Poijo 1 2 3 6
15. TK Pertiwi Langgerharjo 3 2 5
16. TK Pertiwi Sidomukti 2 2 4
17. TK Satu Atap Sekarjalak 1 3 2 6
18. TK SBB Almajdi 3 1 1 5
19. TK Mekarsari 01 3 1 4
72
20. TK Maulidiyah Sidomukti 3 1 4
21. TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Kajen
2 1 4 7
Total 43 23 39 105
Pengumpulan data wawancara dilakukan dengan 2 reponden, yaitu 1
pengawas sekolah dari UPTD Kecamatan Margoyoso dan ketua IGTKI
Kecamatan Margoyoso.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 dengan 10 Febuari
2014. Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert
yang memiliki empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pengumpulan data menggunakan
skala kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD. Penyebaran
skala dilakukan dengan menitipkan skala kepada Kepala Sekolah atau staf
lembaga yang kemudian dibagikan kepada guru di lembaga tersebut. Kemudian
guru mengisi dan keesokan harinya skala tersebut dikembalikan. Pengembalian
skala dilakukan pada hari berikutnya dimaksudkan agar tidak menggaggu aktivitas
pembelajaran dan guru dapat lebih memahami butir pernyataan yang terdapat
dalam skala.
Pengumpulan data wawancara kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum dilakukan dengan menggunakan metode wawancara
langsung. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk menggali informasi dari responden secara menyeluruh dan mendalam
tentang kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD dan
73
perbandingan kompetensi tersebut berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir
guru TK.
4.3 Analisis Data Penelitian Kompetensi Pegadogik Guru TK
dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD
Dalam analisis data kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD ini, bertujuan untuk menguji hipotesis awal yang menyatakan
bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di
Kecamatan Margoyoso masih rendah. Metode analisis data yang digunakan dalam
menguji hipotesis ini adalah dengan menggunakan analisis uji asumsi, yaitu uji
normalitas dan homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2009: 147). Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui
apakah populasi mempunyai varian yang sama dalam setiap kategori independen
atau tidak. Selanjutnya untuk menyusun peta kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum, peneliti menggunakan persentase dari data sebaran
kuisioner dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Keuntungan
menggunakan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi adalah bahwa
dengan persentase tersebut pembaca laporan penelitian akan mengetahui seberapa
jauh sumbangan tiap-tiap bagian di dalam keseluruhan konteks permasalahan
yang sedang dibicarakan.
74
4.3.1 Uji Normalitas
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PENDIDIKAN
TERAKHIR
KOMPETENSI
PENDIDIK
N 105 105
Normal Parametersa Mean 2.04 136.77
Std. Deviation .887 19.165
Most Extreme
Differences
Absolute .270 .129
Positive .250 .129
Negative -.270 -.126
Kolmogorov-Smirnov Z 2.771 1.323
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .060
Hasil pada uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.2 menunjukan bahwa
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,06. Kriteria pengujian agar berdistribusi normal apabila
signifikansi >0,05, begitu pun sebaliknya jika signifikansi <0,05 maka tidak
berdistribusi secara normal. Diketahui bahwa signifikansi kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD lebih dari 0,05 (0,06> 0,05), oleh
karena itu dapat disimpulkan data kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Homogenitas
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
KOMPETENSI GURU
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.344 2 102 .265
75
Uji asumsi homegenitas menggunakan teknik statistic non parametik one
sample Kolmogrov-Smirnov, kaidah yang digunakan adalah jika p > 0,05, maka
sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya tidak homogen.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa signifikansi dari uji homogenitas didapat 0,265.
Karena nilai p > 0,05 (0,265 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
kelompok guru dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA, D1/D2/D3, dan
S1/D4 memiliki varian yang homogen atau sama.
4.3.3 Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis penelitian kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum dan data dari skala penelitian yang telah terkumpul,
kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya kompetensi guru pada setiap
indikatornya dan melihat perbedaan kompetensi guru TK berdasarkan latar
belakang pendidikan terakhir guru. Jenis penelitian ini adalah penelitian
komparatif. Untuk menganalisis hasil penelitian, peneliti menggunakan angka
yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka
yang diolah dengan metode statistik. Selanjutnya untuk mengetahui tinggi
rendahnya nilai subyek dilakukan kategorisasi pada skala penelitian. Menurut
Azwar (2012: 126) penggolongan subjek kedalam tiga kategori adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis
Interval skor Kriteria
(µ + 1 σ) ≤ X Tinggi
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ) Sedang
X < (µ - 1 σ) Rendah
76
Keterangan:
µ : mean teoritis
σ : mean deviasi
Kategori subyek di atas digunakan untuk mengelompokan skor dari
masing-masing kelompok dalam penelitian. Gambaran perbedaan kompetensi
dapat ditinjau dengan gambaran secara umum dan gambaran spesifik per aspek
tiap kelompok yaitu kelompok pendidikan terakhir SMA, kelompok pendidikan
terakhir D1/D2/D3, dan kelompok pendidikan terakhir S1/D4. Berikut ini
merupakan gambaran kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD di Kecamatan Margoyoso:
4.3.3.1 Gambaran Umum Kompetensi Pegadogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD
Skala kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum terdiri
dari 48 butir pernyataan yang diisi oleh 105 responden yang terdiridari 3
kelompok (Tamatan SMA, D1/D2/D3, dan S1/D4). Masing-masing butir
memiliki skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, sehingga kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum dapat dinyatakan dengan kategori sebagai
berikut:
Skor tertinggi = 48 x 4 = 192
Skor terendah = 48 x 1 = 48
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
= (192 + 48) : 2 = 120
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
77
= (192 – 48) : 6 = 24
Mean – 1,0 SD = 120 – (1,0 X 24) = 96
Mean + 1,0 SD = 120 + (1,0 X 24) = 144
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh skor subyek kompetensi guru
TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan latar belakang
pendidikan terakhir (SMA, D1/D2/D3, dan S1/D4) yang dikategorikan ke
dalam 3 kategori, yaitu:
Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK
dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
144 ≤ X Tinggi 12 27,9 % 9 39,1% 19 48,7 % 40 38,1 %
96 ≤ X < 144 Sedang 21 72,1 % 14 60,9 % 20 51,3 % 65 61,9 %
X < 96 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39 100% 105 100%
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru memiliki
kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65
orang (61,9 %) berada dalam kategori sedang, dan 40 orang (38,1 %) berada
dalam kategori tinggi. Pada kategori tinggi, guru dengan latar belakang
pendidikan S1/D4 memiliki kategori paling tinggi (48,7 %) dibandingkan
dengan guru dengan pendidikan terakhir SMA dan D1/D2/D3. Sedangkan
urutan yang memiliki kategori sedang paling banyak adalah 20 guru dengan
latar belakang pendidikan S1/D4 (51,3 %), 14 guru dengan latar belakang
pendidikan D1/D2/D3 (60,9 %), dan 12 guru dengan latar belakang pendidikan
78
SMA (72,1 %). Adapun dibawah ini, gambaran umum kompetensi guru dalam
mengembangkan kurikulum PAUD diperjelas dalam bentuk grafik. Pada grafik
4.2 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan guru TK, maka
semakin tinggi pula kompetensinya dalam mengembangkan kurikulum PAUD.
Grafik 4.1 Gambaran Umum Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD
4.3.3.2 Gambaran Khusus Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD
Kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum terdiri dari 6
indikator, yaitu (1) memahami prinsip pengembangan kurikulum, (2)
menentukan tujuan pengembangan yang mendidik, (3) menentukan kegiatan
bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan, (4)
memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain
sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan, (5) menyusun perencanaan
semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di
TK/PAUD, dan (6) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
27.9%
72.1%
0
39.1%
60.9%
0
48.7% 51.3%
0 0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
79
Gambaran dari tiap indikator kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memahami Prinsip Pengembangan Kurikulum
Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan indikator memahami prinsip pengembangan kurikulum
dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah butir = 10
Skor tertinggi = 10 x 4 = 40
Skor terendah = 10 x 1 = 10
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
= (40 + 10): 2 = 50 : 2 = 25
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
= (40 – 10) : 6 = 30 : 6 = 5
Mean - 1,0 SD = 25 – 5 = 20
Mean + 1,0 SD = 25 + 5 = 30
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Memahami Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
30 ≤ X Tinggi 10 23,3 % 10 43,7 % 19 47,8 % 44 37,1 %
20 ≤ X < 30 Sedang 33 76,7 % 13 56,3 % 20 52,2 % 61 62,9 %
X < 20 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39
100% 105 100%
80
Berdasarkan tabel 4.6 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator memahami prinsip
pengembangan kurikulum adalah rata-rata sebesar 62,9 %. Nilai ini tergolong
dalam ketegori sedang. Dalam grafik 4.2 menunjukkan bahwa guru dengan
pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi
(47,8 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai
paling banyak dalam kategori sedang (76,7 %).
Grafik 4.2 Gambaran spesifik pada indikator memahami prinsip
pengembangan kurikulum
b. Menentukan Tujuan Pengembangan yang Mendidik
Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan indikator menentukan tujuan pengembangan yang mendidik
dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah butir = 9
Skor tertinggi = 9 x 4 = 36
Skor terendah = 9 x 1 = 9
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
23.3%
76.7%
0
43.7%
56.3%
0
47.8% 52.2%
0 0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
81
= (36 + 9): 2 = 45 : 2 = 22,5
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
= (36 – 9) : 6 = 27 : 6 = 4,5
Mean - 1,0 SD = 22,5 – 4,5 = 18
Mean + 1,0 SD = 22,5 + 4,5 = 27
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Menentukan Tujuan
Pengembangan yang Mendidik
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
27 ≤ X Tinggi 3 7 % 9 39,1 % 19 48,7 % 31 29,5 %
18 ≤ X < 27 Sedang 40 93 % 14 60,9 % 20 51,3 % 74 70,5 %
X < 18 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39
100% 105 100%
Berdasarkan tabel 4.7 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator menentukan
tujuan pengembangan yang mendidik adalah rata-rata sebesar 70,5 %.
Nilai ini tergolong dalam ketegori sedang. Dalam grafik 4.3 menunjukkan
bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi
dalam kategori tinggi (48,7 %), sedangkan guru dengan pendidikan
terakhir SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori sedang (93 %).
82
Grafik 4.3 Gambaran speksifik pada indikator menentukan tujuan
pengembangan yang mendidik
c. Menentukan Kegiatan Bermain Sambil Belajar Yang Sesuai Untuk
Mencapai Tujuan Pengembangan
Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah butir = 8
Skor tertinggi = 8 x 4 = 32
Skor terendah = 8 x 1 = 8
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
= (32 + 8): 2 = 40 : 2 = 20
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
= (32 – 8) : 6 = 24 : 6 = 4
Mean - 1,0 SD = 20 – 4 = 16
Mean + 1,0 SD = 20 + 4 = 24
7.0%
93.0%
0
39.1%
60.9%
0
48.7% 51.3%
0 0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
83
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK pada
Indikator Menentukan Kegiatan Bermain Sambil Belajar Yang Sesuai
Untuk Mencapai Tujuan Pengembangan
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
24 ≤ X Tinggi 8 18,6 % 11 47,8 % 27 62,8 % 46 43,8 %
16 ≤ X < 24 Sedang 35 81,4 % 12 52,2 % 12 37,2 % 59 56,2 %
X < 16 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39 100% 105 100%
Berdasarkan tabel 4.8 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator menentukan
kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pengembangan adalah sebesar 56,2 %. Nilai ini tergolong dalam ketegori
sedang. Dalam grafik 4.4 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (62,8 %),
sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling
banyak dalam kategori sedang (81,4 %).
Grafik 4.4 Gambaran spesifik pada indikator menentukan kegiatan
bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan
18.6%
81.4%
0
47.8% 52.2%
0
62.8%
37.2%
0 0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
84
d. Memilih Materi Kegiatan Pengembangan yang Mendidik
Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan indikator memilih materi kegiatan pengembangan yang
mendidik
dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah butir = 6
Skor tertinggi = 6 x 4 = 24
Skor terendah = 6 x 1 = 6
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
= (24 + 6): 2 = 30 : 2 = 15
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
= (24 – 6) : 6 = 18 : 6 = 3
Mean - 1,0 SD = 15 – 3 = 12
Mean + 1,0 SD = 15 + 5 = 20
Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK
dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Memilih
Materi Kegiatan Pengembangan Yang Mendidik
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
20 ≤ X Tinggi 2 4,9 % 10 43,5 % 18 46,2 % 30 28,6 %
15 ≤ X < 20 Sedang 41 95,1% 13 56,5 % 21 53,8 % 75 71,4 %
X < 15 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39 100% 105 100%
Berdasarkan tabel 4.9 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator memilih materi
85
kegiatan pengembangan yang mendidik memiliki nilai rata-rata dalam
ketegori sedang, yaitu 71,4 %. Dalam grafik 4.5 menunjukkan bahwa guru
dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam
kategori sedang (46,2 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir
SMA memiliki nilai paling banyak dalam kategori tinggi (95,1 %).
Grafik 4.5 Gambaran spesifik pada indikator memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik
e. Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian dalam Berbagai
Kegiatan Pengembangan di TK/PAUD
Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan indikator menyusun Perencanaan Semester, Mingguan dan
Harian dalam Berbagai Kegiatan Pengembangan di TK/PAUD dijelaskan
sebagai berikut:
Jumlah butir = 7
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
Skor terendah = 7 x 1 = 7
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
4.9%
95.1%
0
43.5%
56.5%
0
46.2% 53.8%
0 0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
86
= (28 + 7): 2 = 35 : 2 = 17,5
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
= (28 – 7) : 6 = 21 : 6 = 3,5
Mean - 1,0 SD = 17,5 – 3,5 = 14
Mean + 1,0 SD = 17,5 + 3,5 = 21
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum pada Indikator Menyusun Perencanaan
Semester, Mingguan dan Harian
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
21 ≤ X Tinggi 9 20,9 % 9 39,1 % 18 46,2 % 36 34,3 %
14 ≤ X < 21 Sedang 34 79,1 % 14 60,9 % 21 53,8 % 69 65,7 %
X < 14 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39
100% 105 100%
Berdasarkan tabel 4.10 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator menyusun
perencanaan semester, mingguan dan harian memiliki nilai yang tergolong
dalam ketegori tinggi, yaitu 65,7 %. Dalam grafik 4.6 menunjukkan bahwa
guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai paling tinggi dalam
kategori sedang (79,1 %) dan guru dengan pendidikan terakhir S1
memiliki kategori sedang paling rendah (53,8 %). Sedangkan guru dengan
pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling banyak dalam kategori
tinggi (46,2 %) dan guru dengan pendidikan terakhir SMA memiliki nilai
paling rending dalam ketgori tinggi (20,9 %).
87
Grafik 4.6 Gambaran spesifik pada indikator Menyusun
Perencanaan Semester, Mingguan dan Harian
f. Mengembangkan Indikator dan Instrumen Penilaian.
Gambaran umum kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan indikator mengembangkan indikator dan instrumen penilaian
dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah butir = 8
Skor tertinggi = 8 x 4 = 32
Skor terendah = 8 x 1 = 8
Mean teoritis (µ) = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2
= (32 + 8): 2 = 40 : 2 = 20
Standar deviasi (σ) = (Skor Teringgi – Skor Terendah) : 6
= (32 – 8) : 6 = 24 : 6 = 4
Mean - 1,0 SD = 20 – 4 = 16
Mean + 1,0 SD = 20 + 4 = 24
Tabel 4.11 Analisis Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru TK
dalam Mengembangkan Kurikulum pada Indikator
Mengembangkan Indikator dan Instrumen Penilaian
20.9%
79.1%
0
39.1%
60.9%
0
46.2% 53.8%
0 0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
88
Interval Kriteria
Pendidikan Terakhir Total
SMA D1/D2/D3 S1/D4
N % N % N % N %
24 ≤ X Tinggi 8 18,6 % 13 56,5 % 23 59 % 44 41,9 %
16 ≤ X < 24 Sedang 35 81,4 % 10 43,5 % 16 41 % 61 58,1 %
X < 16 Rendah - - - - - - - -
Total 43 100% 23 100% 39 100% 105 100%
Berdasarkan tabel 4.11 pada terlihat bahwa kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD dalam indikator mengembangkan
indikator dan instrumen penilaian memiliki rata-rata nilai yang tergolong
dalam ketegori sedang, yaitu 58,1%. Dalam grafik 4.7 menunjukkan bahwa
guru dengan pendidikan terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam
kategori tinggi (59 %), sedangkan guru dengan pendidikan terakhir SMA
memiliki nilai paling banyak dalam kategori sedang (81,4%). Pada
kompetensi guru dengan latar belakang D1/D2/D3 dan S1/D4 memiliki
kompetensi yang berada dalam kategori tinggi. dapat diartikan bahwa
penddidik dengan latar belakang D1/D2/D3 dan S1/D4 sebagian besar telah
memahami pengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Namun,
tetap harus ada pelatihan untuk meningkatkan kompetensi ini agar guru
secara menyeluruh dapat berada dalam kategori tinggi.
89
Grafik 4.7 Gambaran spesifik pada indikator mengembangkan
indikator dan instrumen penilaian
4.4 Hasil Penelitian Kompetensi Pegadogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari 6 indikator pada analisis hasil
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan
Margoyoso berada dalam kategori sedang. Namun, ada beberapa indikator yang
mana pada kompetensi tersebut guru dengan latar belakang S1/D4 berada dalam
kategori tinggi, yaitu pada indikator menentukan kegiatan bermain sambil belajar
yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan (27 guru /62,8 %) dan
mengembangkan indikator dan instrumen penilaian (23 guru /59%). Pada
indikator mengembangkan indikator dan instrumen penilaian, guru dengan latar
belakang D1/D2/D3 juga berada dalam kategori tinggi (13 guru /56,5 %).
Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif, berikut adalah tabel rekapitulasi
18.6%
81.4%
0
56.5%
43.5%
0
59.0%
41.0%
0 0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
TINGGI SEDANG RENDAH
SMA
D1/D2/D3
S1/D4
90
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati:
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kompetensi Pedagogik Guru TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso
No.
Indikator
Tingkat Pendidikan Rata-rata
per
Indikator
SMA D1/D2/D3 S1/D4
1. Memahami prinsip
pengembangan kurikulum
Sedang Sedang Sedang Sedang
2. Menentukan tujuan
pengembangan yang mendidik
Sedang Sedang Sedang Sedang
3. Menentukan kegiatan bermain
sambil belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pengembangan
Sedang Sedang Tinggi Sedang
4. Memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik.
Sedang Sedang Sedang Sedang
5. Menyusun perencanaan semester,
mingguan dan harian.
Sedang Sedang Sedang Sedang
6. Mengembangkan indikator dan
instrumen penilaian.
Sedang Tinggi Tinggi Sedang
Rata-rata per Tingkat Pendidikan Sedang Sedang Sedang
91
4.5 Analisis Data Penelitian Perbedaan Kompetensi Pedagogik
Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dalam analisis perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD ini, bertujuan untuk menguji hipotesis awal yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum PAUD. Metode analisis data yang digunakan dalam
menguji hipotesis ini adalah dengan menggunakan uji analisis One Way Analysis
of Variance (One Way of Anova) dengan program SPSS 16.0 for Windows.
Metode ini digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen
dengan satu atau lebih variabel independen.
4.5.1 Analisis One Way of Anova
Tabel 4.13 Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian
Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:KOMPETENSI
GURU
Source
Type III Sum
of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 19832.077a 2 9916.039 55.064 .000
Intercept 1876673.280 1 1876673.280 1.042E4 .000
PDDTERAKHI
R 19832.077 2 9916.039 55.064 .000
Error 18368.437 102 180.083
Total 2002375.000 105
Corrected Total 38200.514 104
a. R Squared = .519 (Adjusted R Squared = .510)
92
Tabel 4.13 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 55.064 untuk
variabel PDDTERAKHIR (pendidikan terakhir) dan signifikan pada 0,05
(p=0,00), maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan
mempengaruhi kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum. Besar nilai
adjusted R squared 0,510 mempunyai arti bahwa variabilitas latar belakang
pendidikan memberikan sumbangan sebesar 51 % pada kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum PAUD di Kecamatan Margoyoso.
Tabel 4.14 Hasil Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable:KOMPETENSI GURU
(I)
PENDIDIKAN
TERAKHIR
(J)
PENDIDIKAN
TERAKHIR
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey HSD S1/D4 D1/D2/D3 1.30 3.528 .928 -7.09 9.69
SMA 28.41* 2.967 .000 21.36 35.47
D1/D2/D3 S1/D4 -1.30 3.528 .928 -9.69 7.09
SMA 27.11* 3.467 .000 18.87 35.36
SMA S1/D4 -28.41* 2.967 .000 -35.47 -21.36
D1/D2/D3 -27.11* 3.467 .000 -35.36 -18.87
Bonferroni S1/D4 D1/D2/D3 1.30 3.528 1.000 -7.29 9.89
SMA 28.41* 2.967 .000 21.19 35.64
D1/D2/D3 S1/D4 -1.30 3.528 1.000 -9.89 7.29
SMA 27.11* 3.467 .000 18.67 35.55
SMA S1/D4 -28.41* 2.967 .000 -35.64 -21.19
93
D1/D2/D3 -27.11* 3.467 .000 -35.55 -18.67
Hasil post hoc test di atas menunjukan bahwa hasil Tukey HSD maupun
Bonferoni menunjukan perbedaan antara S1/D4 dan D1/D2/D3 dengan rata-rata
perbedaan sebesar 1.30 dan secara statistik tidak signifikan (p=0,928 jauh di atas
0,05), sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan
D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Perbedaan kompetensi guru TK
dalam mengembangkan kurikulum antara S1/D4 dengan SMA sebesar 28.41 dan
secara statistik signifikan dengan p=0.000, sehingga dapat diartikan bahwa
kompetensi guru TK lulusan S1/D4 dengan SMA memiliki perbedaan yang
signifikan. Perbedaan kompetensi antara D1/D2/D3 dengan SMA sebesar 27.11
dan secara statistik signifikan (p=0.000), sehingga dapat diartikan bahwa
kompetensi guru TK lulusan D1/D2/D3 dengan SMA memiliki perbedaan yang
signifikan. Guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 dan S1/D4 tidak memiliki
perbedaan yang signifikan (p=0.928).
Data hasil wawancara dan dokumentasi yang dikumpulkan peneliti
digunakan untuk menguatkan data kuesioner. Adapun data tersebut dapat dilihat
pada lampiran hasil wawancara dan dokumentasi.
4.6 Hasil Penelitian Perbandingan Kompetensi Pedagogik Guru
TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Perbandingan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD ditinjau dari latar belakang pendidik, dapat dilihat dari nilai signifikansi
94
hasil analisis post hoc test. Dari analisis nilai signifikansi post hoc test diketahui
bahwa perbandingan kompetensi guru TK lulusan SMA dengan lulusan
D1/D2/D3 memiliki perbedaan yang signifikan. Begitu pula perbandingan
kompetensi guru TK lulusan SMA dengan lulusan S1/D4, yaitu memiliki
perbedaan yang signifikan. Namun, pada kompetensi guru lulusan S1/D4 dengan
D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena
38,5% guru dengan lulusan S1/D4 bukan berasal dari pendidikan guru PAUD.
Selain itu, sebagian besar guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 sedang
mengikuti program pendidikan S1, sehingga memungkinkan mereka untuk
mendapatkan ilmu yang lebih luas tentang pendidikan anak. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan hipotesis awal yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD ditinjau dari latar belakang pendidikannya. Hasil penelelitian dalam post
hoc tes bahwa semakin jauh perbedaan pendidikan tertinggi guru, maka semakin
tinggi pula nilai Mean Deferensial yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1/D2/D3 memiliki
kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada
guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik.
4.7 Pembahasan
4.7.1 Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-Kanak dalam
Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
95
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.
Sedangkan guru merupakan jabatan profesional dan memberikan layanan ahli
yang menuntut kemampuan secara akademik dan paedagogis secara professional
dapat diterima oleh pihak tempat guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara
langsung maupun pihak lain terhadap siapa guru harus bertanggung jawab.
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Hal ini berarti bahwa
suatu rencana kurikulum dikembangkan berdasarkan indikator pencapaian anak
yang disesuaikan dengan kemajuan globalisasi dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Maka dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru TK
dalam melaksanakan proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana
kurikulum yang luas dan spesifik serta mampu menyesuaikan kurikulum tersebut
sesuai dengan kemajuan di era globalisasi saat ini. Peraturan Menteri No. 16 tahun
2007 menyatakan bahwa kemampuan yang perlu dimiliki seorang guru PAUD
dalam mengembangkan kurikulum adalah (1) memahami prinsip pengembangan
kurikulum, (2) menentukan tujuan pengembangan yang mendidik, (3) menentukan
kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pengembangan, (4) memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan, (5)
96
menyusun perencanaan tahunan, semester, mingguan dan harian dalam berbagai
kegiatan pengembangan di TK/PAUD, dan (6) mengembangkan indikator dan
instrumen penilaian.
Guru TK tidak hanya mendidik anak melalui pembelajaran, tetapi mampu
mengasuh dan memberikan pembiasan baik bagi anak sebagai bekal dalam
kehidupan yang lebih dewasa. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati, maka didapatkan hasil bahwa
kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum berada di tingkat sedang.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru memiliki
kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65
orang (61,9 %) berada dalam kategori sedang, dan 40 orang (38,1 %) berada
dalam kategori tinggi. Untuk lebih mudah memahami kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum pada masing-masing indikator, maka peneliti
melakukan pemetaan hasil penelitian setiap indikator yang terdapat pada
kompetensi pengembangan kurikulum yang memperlihatkan tinggi rendahnya
kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum.
a. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Memahami Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD pada aspek memahami prinsip pengembangan kurikulum dengan
indikator:
1) Mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan keilmuan PAUD.
2) Mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak.
97
3) Mengembangkan kurikulum yang inovatif dan kreatif.
Dalam grafik 4.2 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (47,8 %),
kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan
kedua (43,7 %), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam
urutan terakhir pada kategori tinggi (23,3 %). Data penelitian ini
memperlihatkan bahwa guru dengan tingkat pendidikan tertinggi memiliki
kemampuan yang tinggi pula dalam memahami prinsip pengembangan
kurikulum.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Rancangan kurikulum
yang digunakan di TK di Kecamatan Margoyoso didasarkan pada panduan
dari dinas pendidikan setempat, yaitu kurikulum KTSP yang mengacu pada
Permendiknas No. 58 tahun 2009. Hal ini sesuai dengan pendapat Bredekamp
dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 155) yang mengatakan bahwa dalam
mengembangkan kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD,
hasil-hasil tentang belajar dan pembelajaran dalam mengembangkan
kurikulum. Seluruh lembaga pendidikan anak usia dini yang tergabung dalam
IGTKI di Kecamatan Margoyoso pada setiap tahunnya membuat rancangan
kurikulum secara bersama. Sehingga sebagian besar lembaga menggunakan
hasil kurikulum tersebut sebagai kurikulum sekolah mereka. Hanya lembaga
yang tergabung dalam yayasan keagamaan seperti Masyitoh dan ABA, yang
menggunakan kurikulum tambahan, yaitu kurikulum keagamaan yang sudah
tersedia dalam standar yayasan.
98
Data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan
kurikulum, masing-masing lembaga belum memiliki kepercayaan diri untuk
merencanakan kurikulum sendiri, mereka masih ketergantungan pada konsep
kurikulum yang dibuat secara bersama-sama oleh semua lembaga TK dalam
satu Kecamatan. Sehingga harus ada lebih banyak pelatihan tentang
pengembangan kurikulum yang lebih kreatif, relevan, dan menyenangkan.
Terlebih dahulu guru harus menguasai landasan filosofi, model pengembangan
kurikulum, dan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Hal ini
sesuai dengan hasil diskusi yang dilakukan oleh Kiymet Selvi menyatakan
bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum antara lain
harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model pengembangan
kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model pendekatan
pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum, pemilihan dan
penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan identifikasi serta
perencanaan pengembangan kurikulum. Apabila guru kurang menguasai salah
satu dari dari kemampuan tersebut, maka rancangan kurikulum kurang
sempurna.
b. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Menentukan Tujuan
Pengembangan yang Mendidik
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD pada aspek menentukan tujuan pengembangan yang mendidik dengan
indikator:
99
1) Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional
2) Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak
usia dini.
3) Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan tujuan
lembaga pendidikan
4) Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat
5) Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan perkembangan
IPTEK
6) Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat
Idi (2011:228) mengatakan bahwa tujuan institusional dan tujuan
pendidikan nasional mesti menggambarkan tujuan kurikuler. Berarti dalam
menentukan tujuan kurikulum pada suatu lembaga PAUD harus memahami
tujuan dari pendidikan bagi anak usia dini dan tujuan pendidikan nasional.
Dalam grafik 4.3 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir
S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (48,7 %), kemudian
guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan kedua (39,1
%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir
pada kategori tinggi (7%). Pada hasil wawancara didapatkan bahwa secara
merata lembaga TK di Kecamatan Margoyoso mengalami kesulitan dalam
menyelaraskan pembelajaran di sekolah dengan kemajuan IPTEK. Hal ini
100
dikarenakan masih minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan
kurangnya kemampuan guru beberapa guru dalam mengoperasikan alat
elektronik seperti komputer.
Hasil data diatas memperlihatkan bahwa guru dengan tingkat
pendidikan tertinggi memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam dalam
menentukan tujuan pengembangan yang mendidik. Namun, secara
keseluruhan kompetensi guru TK di Kematan Margoyoso dalam menentukan
tujuan pengembangan yang mendidik berada pada ketegori sedang. Hal ini
berarti perlu adanya peningkatan pemahaman guru akan tujuan nasional dan
tujuan institusioanal, serta pengembangan kemampuan guru dalam memaknai
dan menerapkan IPTEK di lembaga yang diampu, sehingga mampu
menciptakan kurikulum yang inovatif dan kreatif. Hal ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hongzhuan Song (2008) bahwa untuk
memastikan kualitas pendidikan yang bagus, bangsa harus memiliki kolam
besar bagi guru yang berkualitas. Kemampuan guru dapat ditingkatkan
melalui pendidikan yang tinggi dan pelatihan. Sehingga guru mampu
mengembangkan memadupadankan tujuan nasional dan tujuan institusional
dengan tujuan dari lembaga. Seperti yang diungkapkan oleh dengan
Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 155) yang menyarankan
bahwa diperencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan
anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideologi bangsa secara
nasional.
101
c. Kemampuan Pendidik dalam Menentukan Kegiatan Bermain Sambil
Belajar yang Sesuai untuk Mencapai Tujuan Pengembangan
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD pada aspek menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pengembangan dengan indikator:
1) Menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan
tahapan usia anak.
2) Menentukan kegiatan bermain yang inovatif, kreatif, dan tidak monoton.
3) Mampu menentukan kegiatan bermain yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
Dalam grafik 4.4 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (62,8%),
kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan
kedua (47,8%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam
urutan terakhir pada kategori tinggi (18.6 %). Meskipun secara keseluruhan
kompetensi guru TK ini berada pada kategori sedang, ternyata guru dengan
latar beakang guru S1/D4 dalam menentukan kegiatan bermain sambil belajar
rata-rata berada dalam kategori tinggi. Berarti guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 sebagian besar telah mampu menentukan kegiatan bermain
sambil belajar yang sesuai dengan tujuan pengembangan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan bermain yang
dilaksanakan dalam pembelajaran tidak hanya mengembangkan satu aspek
perkembangan anak, tetapi juga mencakup semua aspek perkembangan anak.
102
Hal ini sesuai dengan Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto (2003: 157)
menyarankan bahwa kurikulum untuk TK bersifat Unified dan intergrated
artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah,
tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa guru TK di
Kecamatan Margoyoso telah berusaha membuat media pembelajaran sendiri
dari bahan-bahan bekas. Dinas pendidikan Kecamatan Margoyoso
berdasarkan saran dari IGTKI, mengadakan berbagai seminar yang bekerja
sama dengan kampus terdekat dan pelatihan untuk semua guru TK (KKG).
Melalui kegiatan pelatihan dan seminar ini diharapkan adanya peningkatan
kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran sehingga akan
meningkat pula tingkat keberhasilan peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Ho Choi Wa Dora tentang peran kepala prasekolah di Hong Kong
terhadap pengembangan perubahan kurikulum (2005) yang menyatakan
bahwa pembangunan berkelanjutan bidang prasekolah seharusnya tidak dan
tidak bisa sepenuhnya bergantung pada upaya masing-masing sekolah.
Penyelarasan strategis dukungan eksternal dari lembaga pusat dan kemitraan
dengan lembaga pendidikan tinggi merupakan faktor penting yang
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah.
d. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Memilih Materi Kegiatan
Pengembangan yang Mendidik
103
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD pada aspek memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik
dengan indikator:
1) Memilih materi sesuai dengan usia anak.
2) Mampu memilih dan mengkombinasikan materi yang dapat
mengembangkan semua aspek perkembangan anak.
Dalam grafik 4.5 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (46,2%),
kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan
kedua (43,8%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam
urutan terakhir pada kategori tinggi (4,9%). Semakin tinggi tingkat pendidikan
maka semakin tinggi pula kompetensi guru dalam memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik. Hal ini berarti perlunya pelatihan
pengembangan kemampuan guru untuk menciptakan kegiatan bermain yang
sesuai bagi anak.
Materi yang dikembangkan untuk anak TK antara lain: keaksaraan,
konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi,
dan keterampilan proses. Materi tersebut akan lebih sempurna apabila
ditambahkan beberapa materi yang mempersiapkan anak untuk menghadapi
daya saing pada kehidupan yang lebih dewasa nanti. Hasil wawancara ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hongzhuan Song (2008)
terhadap para guru di Cina. Dalam penelitian yang berjudul “Sleeping Giant:
Chinese Teacher Education System Past, Present and Future.” didapatkan
104
hasil bahwa sistem atau lembaga pendidikan harus berusaha untuk
memberikan siswa dengan keterampilan seperti kreativitas, fleksibilitas,
inisiatif, kepemimpinan, dan semua hal yang diperlukan di masa depan yang
terhubung secara global. Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh
Sukmadinata (2009:102) yang menyatakan bahwa kurikulum harus memiliki
kesuaian atau relevansi, yaitu pertama kesesuaian kurikulum dengan tuntutan,
kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Sehingga hasil dari
rancangan kurikulum nanti mampu membentuk pribadi yang mandiri dan siap
mengahadapi dunia sosial.
e. Kemampuan Guru dalam Menyusun Perencanaan Semester, Mingguan
dan Harian dalam Berbagai Kegiatan Pengembangan di TK/PAUD
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD pada aspek menyusun Perencanaan Semester (RKS), Mingguan
(RKM), dan Harian (RKH) dengan indikator:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Tahunan dan Semester.
2) Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan.
3) Menyusun Rencana Kegiatan Harian.
Dalam grafik 4.6 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (46,2%),
kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan
kedua (39,1%), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam
urutan terakhir pada kategori tinggi (20,9%). Data ini dapat dimpulkan bahwa
105
semakin rendah tingkat pendidikan seorang guru TK, maka rendah pula
kompetensinya dalam menyusun RKH, RKM, RKS, dan program tahunan.
Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang menyatakan bahwa setiap
bulan sekali dilaksanakan rapat KKG yang dihadiri oleh guru TK di
Kecamatan Margoyoso. Pelaksanaan rapat ini selalu menenkan pada
pembuatan rencana kegiatan harian yang harus dibuat lebih awal dari hari
pembelajaran berlangsung. Namun, pada kenyataannya beberapa guru masih
belum membuat RKH tepat pada waktunya. Hal ini ditegaskan oleh
pernyataan pengawas bahwa beberapa guru terutama bukan dari golongan
PNS, belum tertib dalam menyusun RKH secara tepat waktu, biasanya sampai
satu minggu RKH tersebut belum dibuat. Dapat disimpulkan bahwa kesadaran
guru TK dalam membuat RKH masih perlu ditingkatkan. Karena perencanaan
pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan dari kurikulum.
Hasil peneliti ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rina Istiqomah (2009) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi lambatnya perkembangan penyelenggaran Kelompok Bermain
“Anak Cerdas”. Beberapa faktor tersebut antara lain: kurangnya jumlah
pendidik, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan
edukatif, serta pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman
lebih banyak dibidang penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa
kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran bagi anak usia dini perlu
ditingkatkan karena kesuksesan tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia
106
dini terletak pada kemampuan dan kreatifitas guru dalam merencanaakan
pembelajaran di sekolah.
f. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Mengembangkan Indikator dan
Instrumen Penilaian.
Indikator analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum PAUD pada aspek mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian:
1) Memahami prinsip-prinsip evaluasi.
2) Mengembangkan indikator untuk penilaian sesuai usia anak.
3) Mengembangkan instrumen penilaian.
Dalam grafik 4.7 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan
terakhir S1/D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi (59 %),
kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 berada pada urutan
kedua (56,5 %), dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam
urutan terakhir pada kategori tinggi (18,6 %). Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa guru TK dengan pendidikan terakhir S1/D4 dan
D1/D2/D3 memiliki kompetensi dalam mengembangkan indikator dan
instrumen penilaian yang tinggi. Namun, tetap harus ada pengembangan
kemampuan guru TK dalam mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian, karena sebagian besar (58,1 %) guru TK di Kecamatan Margoyoso
masih berada dalam kategori sedang.
Pada hasil temuan di lapangan diperoleh bahwa dalam
mengembangkan indikator penilaian guru menyesuaikan dengan indikator
107
pencapaian anak yang terdapat pada Permendiknas No.58 tahun 2009.
Instrumen penilaian yang digunakan pendidikan dalam melakukan penilaian
antara lain menggunakan metode observasi, catatan anekdot, percakapan,
penugasan, unjuk kerja, hasil karya, dan portofolio. Setelah mendapatkan hasil
penilaian anak, guru membuat laporan hasil belajar anak pada tiap akhir
semester. Guru juga menggunakan hasil evaluasi tersebut sebagai kritikan
pada strategi pembelajaran sebelumnya dan masukan untuk strategi
pembelajaran selanjutnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ho Choi Wa Dora
(2005), yang menyatakan bahwa dalam melakukan assessment di lembaga
prasekolah para guru harus melakukan observasi kelas, menilai prestasi
individu anak sesuai dengan checklist yang relevan, sengaja mengumpulkan
hasil karya anak, dokumen belajar anak yang dapat dilakukan dengan berbagai
cara (misalnya mengambil foto, merekam audio, dan video-rekaman), dan
menerjemahkan informasi tersebut menjadi bentuk laporan deskriptif yang
mudah diinterpretasikan oleh orang tua.
Jo Ann Brewer (2007) menegaskan bahwa dalam rangkaian desain
kurikulum memperlihatkan proses yang tetap, namun dalam kenyataannya
merupakan proses yang berulang. Guru merencanakan materi dan aktifitas,
memilih aktifitas atau kegiatan yang tepat, melakukan penilaian, dan
merencanakan lagi. Sehingga pendidik tidak berhenti setelah melakukan
penilaian, tetapi merencanakan lagi kegiatan yang semakin sesuai dengan
kebutuhan anak berdasarkan hasil analisis penilaian.
108
Hasil perhitungan deskriptif di atas memperlihatkan bahwa kompetensi
guru TK di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati dalam mengembangkan
kurikulum masih perlu ditingkatkan lagi. Kurikulum PAUD adalah suatu program
pendidikan yang ditujukan kepada anak usia dini yang disesuaikan dengan
tumbuh kembang dan karakteristik anak. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai
macam komponen yang mendukung untuk dapat menghasilkan pengembangan
kurikulum yang berkualitas. Salah satu komponen yang mendukung terciptanya
pengembangan kurikulum yang berkualitas tersebut adalah adanya tenaga guru
yang memiliki kompetensi. Hal ini sesuai dengan yang dicantumkan dalam
Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa guru harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional.
Dalam peraturan tersebut menyebutkan setidaknya terdapat empat kompetensi
yang harus dimiliki guru sebagai guru, diantaranya:
a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan
palaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dalam RPP tentang Guru dalam Mulyasa (2003: 75) mengemukakan bahwa
dalam kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya guru memiliki
kemampuan antara lain: (1) pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan
kurikulum/silabus, (4) perencanaan pembelajaran, (5) pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi
109
pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, (8) pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
b. Kompetensi Kepribadian, yaitu keribadian guru yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
c. Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Mulyasa (2009:
135) menjabarkan secara umum ruang lingkup kompetensi professional guru
antara lain:
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, dan sosiologis.
2) Mengerti dan dapat menerapakan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan
sumber belajar yang relevan.
6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
110
d. Kompetenasi Sosial, yaitu kemampuan guru dalam berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama guru, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. Dalam RPP
tentang guru dalam Mulyasa (2003) menyebutkan bahwa kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk: (1) berkomunikasi secara lisan,
tulisan, dan isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan (4) bergaul
secara santun dengan masyarakat sekitar.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang bertahap dan
berkesinambungan. Selain itu, pengembangan kurikulum harus memperhatikan
setiap pola, komponen, tahapan, serta prinsip yang harus dipenuhi sehingga dapat
menciptakan suatu pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Guru sebagai komponen pokok yang memiliki peranan penting dalam proses
pengembangan kurikulum. Berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007,
kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum termasuk kedalam
kompetensi pedagogik. Oleh karena itu, guru yang memiliki kemampuan yang
memadai dalam mengembangkan kurikulum merupakan guru yang memiliki
kemampuan pedagogik yang baik.
Guru yang memiliki kemampuan pedagogik yang tinggi juga akan
memiliki eksistensi yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rita Mariyana yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogik memiliki
111
pengaruh yang cukup besar bagi eksistensi seorang guru. Hal ini membuktikan
bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik guru, maka semakin tinggi pula
eksistensinya sebagai seorang pendidik.
4.7.2 Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-Kanak dalam
Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Guru Taman Kanak-Kanak merupakan komponen terpenting dalam
pengembangan kurikulum. Guru merupakan pihak yang berperan sebagai pelaku
dari pengembangan tersebut. Para guru yang memiliki kemampuan, latar belakang
pendidikan, serta kompetensi yang unggul sangat dibutuhkan untuk dapat
mengembangkan kurikulum PAUD menjadi suatu program yang tepat bagi anak
usia dini. Menurut hasil perhitungan Post Hoc Test yang telah dilakukan oleh
peneliti, didapat bahwa perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan
kurikulum antara S1/D4 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan
(p=0.000). Perbandingan kompetensi guru TK lulusan D1/D2/D3 dengan SMA
memiliki perbedaan yang signifikan (p=0.000). Sedangkan perbedaan kompetensi
guru TK lulusan S1/D4 dengan D1/D2/D3 tidak memiliki perbedaan yang
signifikan (p=0,928). Hal ini dikarenakan guru dengan pendidikan terakhir
D1/D2/D3 sedang mengikuti program pendidikan S1, sehingga ilmu tentang
pendidikan anak usia dini yang sedang diperoleh oleh para guru tersebut dapat
lebih diterapkan secara optimal di lapangan dibandingkan dengan para guru yang
berlatar belakang pendidikan sarjana. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan
dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil pula yang menyatakan
112
bahwa 38,5% guru dengan lulusan S1/D4 bukan berlatar belakang dari pendidikan
PAUD.
Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari guru yang berlatar
belakang S1/D4, diperoleh fakta yang menyatakan bahwa alasan para guru
tersebut menempuh jenjang sarjana adalah karena adanya tuntutan untuk
memenuhi kualifikasi sebagai guru TK, sehingga para guru kurang maksimal
dalam menerima dan menerapkan mata kuliah tentang PAUD yang telah
diperolehnya melalui program pendidikan PAUD. Berdasarkan berbagai alasan
dan fakta tersebut, maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara guru lulusan S1/D4 dengan guru lulusan D1/D2/D3 dalam
kompetensi mengembangkan kurikulum PAUD. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1/D2/D3 memiliki
kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada
guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik.
Perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD
juga ditunjukkan dengan persentasi responden secara keseluruhan pada
perhitungan deskriptif. Pada grafik 4.1 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan guru TK, maka semakin tinggi pula kompetensinya dalam
mengembangkan kurikulum PAUD. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis
dengan responden yang merupakan pengawas dari Dinas Pendidikan Kecamatan
Margoyoso, bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan guru dalam
mengendalikan sekolah yang diampunya, baik dalam pengembangan kurikulum,
pembelajaran sehari-hari, menciptakan kegiatan dan media pembelajaran, serta
113
kemampuan guru dalam mengenal teknologi. Hal ini sejalan dengan Peraturan
Menteri No. 16 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa guru TK/RA harus
memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) atau Diploma 4 (D4) dan
kompetensi yang berlaku secara nasional.
4.8 Keterbatasan Penelitian
Hambatan dalam menyelesaikan penelitian Pemetaan Kompetensi
Pedagogik Guru TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD di
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati antara lain:
a. Hipotesis awal peneliti yang menyatakan adanya perbedaan yang
signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD berdasarkan perbedaan tingkat pendidikan ternyata tidak sesuai
dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Kemungkinan ada
faktor lain yang mempengaruhi kompetensi guru dalam mengembangkan
kurikulum, seperti lama mengajar dan usia guru. Faktor ini yang peneliti
tidak sertakan dalam penelitian.
b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru TK.
Seharusnya sampel yang digunakan bisa lebih luas, yaitu mencakup
pendidik PAUD secara keseluruhan (pendidik KB dan RA), sehingga
dapat diketahui lebih signifikan tentang kompetensi pendidik PAUD di
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.
114
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menarik
simpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD
di Kecamatan Margoyoso berada di kategori sedang, yaitu sebesar 61,9 %.
Besar kompetensi tersebut pada masing-masing indikator yaitu:(1)
memahami prinsip pengembangan kurikulum (62,9%), (2) menentukan
tujuan pengembangan yang mendidik (70,5%), (3) menentukan kegiatan
bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan
(56,2%), (4) memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan
(71,4%), (5) menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam
berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD (65,7%), dan (6)
mengembangkan indikator dan instrumen penilaian (58,1%). Besar
kompetensi pada 6 indikator diatas semua berada dalam kategori sedang.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara guru TK yang berlatar belakang
pendidikan SMA dengan D1/D2/D3 dan antara guru TK yang berlatar
belakang pendidikan SMA dengan S1/D4. Namun, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada kompetensi guru TK yang berlatar belakang
115
pendidikan antara D1/D2/D3 dan S1/D4 (p=0,928). Maka dapat disimpulkan
bahwa guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1/D2/D3
memiliki kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum
PAUD dari pada guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat
penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada para guru lembaga PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
hendaknya dapat lebih meningkatkan kompetensinya dalam
mengembangkan kurikulum PAUD dan meningkatkan tingkat pendidiknya.
Alangkah baiknya apabila peningkatan tersebut dilakukan pada setiap
indikator dari kompetensi mengembangakan kurikulum, sehingga guru dan
lembaga dapat mengembangkan kurikulum secara mandiri sesuai dengan
tujuan, visi, dan misi lembaga.
2. Kepada pengelola maupun pemerintah yang berkaitan dengan lembaga
PAUD di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, hendaknya dapat lebih
memperhatikan dan melakukan perbaikan maupun peningkatan terhadap
tingkat kualitas para pendidik PAUD. Peningkatan tersebut dapat dilakukan
dengan adanya pengadaan seminar, pelatihan, maupun diklat yang dapat
meningkatkan kompetensi para pendidik PAUD.
3. Pengawas sekolah TK di Kecamatan Margoyoso belum memenuhi standar
kualifikasi pengawas sekolah, sehingga diharapkan untuk segera dilakukan
pengadaan pengawas sekolah TK yang sesuai dengan Permendiknas No. 12
116
Tahun 2007, yaitu seorang pengawas TK/RA adalah guru TK/RA yang
bersertifikasi pendidik sebagai guru TK/RA atau kepala sekolah TK/RA
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun.
4. Bagi penelitian selanjutnya, hasil ini penelitian diharapkan dapat lebih
meningkatkan minat peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain
yang juga mempengaruhi dan meningkatkan kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum PAUD.
117
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta: PT Asdi Mahastya.
Azwar, Syariffudin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Brewer, JoAnn. 2007. Introduction to Early Chilhood Education. University of
Massachusetts Lowell
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Dora, Ho Choi Wa. 2005. “On Curriculum Change: The Developing Role Of
Preschool Heads In Hong Kong”, International Journal of Educational
Management, Volume 19 Nomor 1, Hal 48-58.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hasan, Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Margoyoso,_Pati. (Diakses pada 24/1/2014).
Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Jakarta: Ar-
Ruzz Media.
Ismanto. 2007. Tingkat Pendi dikan dan Masa Kerja terhadap Kompetensi
Pedagogik Guru Madrasah Aliyah (MA) di Kudus. Tesis Universitas Negeri
Semarang.
Istiqomah, Rina. Profil Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola
Pembelajaran di Kelompok Bermain Anak Cerdas Ungaran. Skripsi
Universitas Negeri Semarang.
118
Maisah & Martinis. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.
Mariyana, Rita. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di
Taman Kanak-kanak (Studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota Bandung).
Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia
Miles, Mattew B. dan A.M Huberman. 2009. Analisis Data Kualitaif. Terjemahan
Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan kreatifitas Anak sekolah,
Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo
Nasution, S.2008. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007.
Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009.
Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2002.
Jakarta: Depdiknas.
Saputra, Widadi Ambar. 2011. Pemetaan Kompetensi Guru SMP Islam Terpadu
Ihsanul Fikri sebagai Sekolah Standar Nasional. Tesis Universitas Indonesia.
Selvi, Kiymet. Teacher’s Competencies. Jurnal Universitas Anadolu Turkey.
Song, Hongzhuan. 2008. “Sleeping giant: Chinese Teacher Education System Past,
Present and Future (I)”, International Journal of Educational Management,
Volume 16 Nomor 3, Hal 137-142.
Sudjana. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
119
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. 2009. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sutomo, dkk. 2009. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press.
Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Tilaar & Riant N. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
120
LAMPIRAN
121
SURAT PENELITIAN
122
DATA RESPONDEN
No Nama Pendidik Usia
(Tahun)
Pendidikan Terakhir Status
Kepegawaian
Lama
Mengajar
(Tahun)
1. Umrotul Aliyah 41 S1/D4 Keguruan Non PNS 9
2 N. Rohmah 41 S1/D4 Keguruan Non PNS 20
3 Rofi'atun 44 S1/D4 Keguruan Non PNS 17
4 Siti Mifrohah 31 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 13
5 Musti'ah 32 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 13
6 Syafi'ah 30 S1/D4 Keguruan Non PNS 4
7 Sumini 47 SMA Keguruan Non PNS 26
8 Mus'idah 48 SMA Non Keguruan Non PNS 17
9 Zulia Malida 23 S1/D4 Keguruan Non PNS 2
10 Heni Istiana 29 SMA Non Keguruan Non PNS 2
11 Laily Muslihatul
U.
22 S1/D4 Keguruan Non PNS 2
12 Kumariyah 49 S1/D4 Keguruan Non PNS 29
13 Nur Khotimah 40 S1/D4 Keguruan Non PNS 19
14 Sa'adah 47 S1/D4 Keguruan Non PNS 19
15 Fitrotun Nisak 26 S1/D4 Keguruan Non PNS 5
16 Sri Kustiyani 43 S1/D4 Keguruan PNS 8
17 Nurul Hidayah 33 SMA Non Keguruan Non PNS 8
18 Siti Sakdiyah 35 SMA Non Keguruan Non PNS 8
19 Husnul Khotimah 29 SMA Non Keguruan Non PNS 8
20 Sulastri 39 SMA Non Keguruan Non PNS 8
21 Siti Eniningsih 33 SMA Non Keguruan Non PNS 1
22 Hj. Zulfa 58 S1/D4 Keguruan Non PNS 25
23 Siti Rofiqoh 39 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 18
123
24 Zumaroh 38 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 13
25 Hidayati 52 S1/D4 Non Keguruan Non PNS 12
26 Rukiyah 62 SMA Non Keguruan Non PNS 36
27 Siti Muyasaroh 35 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 12
28 Siti Nasihatun 44 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 21
29 Etti Rochmi
Hastuti
43 S1/D4 Keguruan Non PNS 8
30 Sundoyo 46 S1/D4 Keguruan PNS 24
31 Supeni 49 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 28
32 Sujiyah 49 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 26
33 Umbarwati 43 SMA Keguruan Non PNS 6
34 Reni Arerina 27 S1/D4 Keguruan Non PNS 8
35 Siti Makhsunah 24 S1/D4 Keguruan Non PNS 5
36 Umi Ulfa 28 S1/D4 Non Keguruan Non PNS 5
37 Fitrotin Zumala 33 S1/D4 Keguruan Non PNS 8
38 Anis Sholikhatin 35 S1/D4 Keguruan Non PNS 7
39 Mutiaraningsih 57 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 35
40 Sri Murni 48 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 28
41 Siti Safi'atun 58 S1/D4 Keguruan Non PNS 33
42 Mahsunah 53 S1/D4 Keguruan PNS 29
43 Sri Suryani 55 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 29
44 Adibatun 46 SMA Non Keguruan Non PNS 24
45 Sulastri 36 S1/D4 Keguruan Non PNS 14
46 Silvianingrum 26 S1/D4 Keguruan Non PNS 7
47 Iin Marini 26 SMA Non Keguruan Non PNS 2
48 Ria Fitriana 21 SMA Non Keguruan Non PNS 3
49 Rif'ah 57 SMA Non Keguruan Non PNS 27
50 Mahfudhah 45 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 20
51 Hindun 39 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 17
52 Nur Hidayah 42 S1/D4 Keguruan Non PNS 17
124
53 Tri Hidayati 35 SMA Non Keguruan Non PNS 9
54 Uswatun Hasanah 29 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 9
55 Umi Zulfatun 29 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 9
56 Wagirah 47 S1/D4 Keguruan PNS 29
57 Fatchun Ni'mah 29 S1/D4 Keguruan Non PNS 7
58. Anik Liza Larasati 26 S1/D4 Keguruan Non PNS 6
59. Nur Rodlotul 32 SMA Non Keguruan Non PNS 6
60. Eny Setyorini 28 SMA Non Keguruan Non PNS 5
61. Roro Destya R. 26 SMA Non Keguruan Non PNS 2
62. Umrotin 30 S1/D4 Non Keguruan Non PNS 7
63. Windri Wibowo
Adi
28 S1/D4 Non Keguruan Non PNS 3
64. Istiyah 51 S1/D4 Non Keguruan PNS
65. Aswati 39 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 16
66. Endang Isworini 43 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 21
67. Anik Eko Rini 29 S1/D4 Non Keguruan Non PNS 9
68. Endang
Sulistyaningsih
24 SMA Non Keguruan Non PNS 1
69. Sri Hayati 52 SMA Keguruan PNS 29
70. Sri Ratih 46 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 30
71. Sri Wahyuni 42 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 21
72. Sefi Rahayuni 23 SMA Non Keguruan Non PNS 3
73. Sukemi 56 S1/D4 Keguruan PNS 32
74. Runtamah 57 SMA Non Keguruan Non PNS 27
75. Lusyana 28 SMA Non Keguruan Non PNS 5
76. Noor Hasanah 29 SMA Non Keguruan Non PNS 4
77. Ngatmi 51 S1/D4 Keguruan PNS 26
78. Karminati 37 SMA Non Keguruan Non PNS 20
79. Ratna Dwi Astuti 32 SMA Non Keguruan Non PNS 8
80. Phita Ulfiana 21 SMA Non Keguruan Non PNS 1
125
81. Khosyi'ah 56 SMA Non Keguruan Non PNS 33
82. Ifatun 48 SMA Non Keguruan Non PNS 24
83. Ismiyatun 48 SMA Non Keguruan Non PNS 22
84.. Masmu'ah 53 SMA Non Keguruan Non PNS 20
85. Siti Mabruroh 42 S1/D4 Keguruan Non PNS 12
86. Ida farida 31 SMA Non Keguruan Non PNS 6
87. Sutiyani 47 SMA Non Keguruan Non PNS 28
88. Sumarni 43 SMA Non Keguruan Non PNS 24
89. Rini Subiatun 39 SMA Keguruan Non PNS 11
90. Sumini 52 S1/D4 Keguruan Non PNS 29
91. Siti aminah 46 SMA Non Keguruan Non PNS 28
92. Susanah 43 SMA Non Keguruan Non PNS 26
93. Supartni 37 SMA Non Keguruan Non PNS 17
94. Anik Kustarini 43 S1/D4 Keguruan PNS 10
95. Sri Kuwati 48 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 30
96. Rina
Afrianingrum
33 SMA Non Keguruan Non PNS 3
97. Duwi Puji
Khomsiatin
37 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 13
98. Siti Muthoharoh 45 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 23
99. Surtiningsih 52 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 29
100. Rosyidah 57 SMA Non Keguruan Non PNS 33
101. Ngatini 50 S1/D4 Keguruan PNS 25
102. Hestina 36 D1/D2/D3 Keguruan Non PNS 13
103. Ismiyati 50 SMA Keguruan Non PNS 27
104. Warsini 59 SMA Non Keguruan Non PNS 30
105. Heny Ruhmawati 29 SMA Keguruan Non PNS 5
126
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
I. KISI- KISI INSTRUMEN KUESIONER “KOMPETENSI PENDIDIK TK
DALAM MENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD” (Menggunakan
Standar Pendidikan dalam Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007)
No. Indikator Sub Indikator Favorable Unfavorable
1. Memahami
prinsip
pengembangan
kurikulum
a. Mengembangkan
kurikulum PAUD
berdasarkan
keilmuan PAUD.
b. Mengembangkan
kurikulum yang
sesuai dengan
kebutuhan anak
c. Mengembangkan
kurikulum yang
inovatif dan kreatif.
Saya memahami dan
menerapkan teori
perkembangan dan belajar
anak sebagai dasar
pengembangan kurikulum.
Saya memahami dan
menerapkan dasar-dasar
pengembangan kurikulum.
Saya mengembangkan
kurikulum yang dapat
mengembangkan
kemampuan anak dalam
berpikir, mengambil
keputusan dan memecah
masalah.
Saya mengembangkan
kurikulum yang fleksibel
atau dapat menyediakan
alternatif dan
memungkinkan anak untuk
memilih kegiatan.
Saya mengikuti berita
terbaru dalam dunia
pendidikan untuk
menciptakan kurikulum
yang inovatif.
Saya mengembangakan
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
mengesampingkan
landasan yuridis yang
tersedia
Saya kurang memahami
tentang makna dari
kurikulum dan
pengembangannya.
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
menyamakan kegiatan
bermain bagi anak tanpa
memandang kebutuhan
anak.
Saya mengembangkan
kurikulum yang hanya
bisa diikuti oleh anak-
anak dari lingkungan
sekitar lembaga.
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
menggunakan pedoman
kurikulum yang lama.
Saya menjiplak
127
kurikulum secara kreatif
agar berbeda dengan
lembaga lain.
pengembangan
kurikulum yang sudah
ada sebelumnya.
2. Menentukan
tujuan
pengembangan
yang mendidik
a. Menyeleksi tujuan
pengembangan
kurikulum sesuai
dengan tujuan
pendidikan nasional
b. Menyeleksi tujuan
pengembangan
kurikulum yang
mendidik bagi anak
usia dini.
c. Menentukan dan
menyesuaikan
tujuan kurikulum
dengan tujuan
lembaga pendidikan
d. Menentukan dan
menyesuaikan
tujuan kurikulum
dengan kebutuhan
masyarakat
e. Menentukan dan
menyesuaikan
tujuan kurikulum
dengan
perkembangan
IPTEK
f. Menentukan dan
menyesuaikan
tujuan kurikulum
dengan nilai-nilai
yang berkembang
dalam masyarakat
Saya dapat menyamakan
tujuan pendidikan lembaga
dengan tujuan pendidikan
nasional.
Saya dapat menyeleksi
tujuan pengembangan
kurikulum yang mendidik
bagi anak usia dini.
Saya mengembangkan
kurikulum unggulan sendiri
sesuai dengan visi dan misi
dari lembaga.
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
menyesuaikannya dengan
kebutuhan yang diinginkan
masyarakat.
Saya mengembangkan
kurikulum sesuai dengan
perkembangan IPTEK
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
menyesuaikannya dengan
norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat.
Saya menyusun tujuan
kurikulum lembaga tanpa
melihat tujuan pendidikan
nasional.
Saya mengikuti
kurikulum yang sudah
tersedia di lembaga lain.
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
mengabaikan tujuan yang
ingin dicapai lembaga.
Dalam mengembangkan
kurikulum saya
mengesampingkan
tuntutan sosial.
Saya menganggap IPTEK
bukan hal yang harus
saya perhatikan saat
mengembangkan
kurikulum.
Dalam mengembangkan
kurikulum mengadopsi
nilai kebudayaan bangsa
asing.
128
3. Menentukan
kegiatan bermain
sambil belajar
yang sesuai untuk
mencapai tujuan
pengembangan
1. Menentukan
kegiatan
pembelajaran yang
sesuai atau relevan
dengan tahapan usia
anak.
2. Menentukan
kegiatan bermain
yang inovatif,
kreatif, dan tidak
monoton
3. Mampu menentukan
kegiatan bermain
yang sesuai dengan
kebutuhan anak
Saya merancang kegiatan
belajar sesuai dengan tingkat
pencapaian perkembangan
anak.
Saya mengelompokkan
kegiatan bermain anak
berdasarkan usia anak.
Saya menciptakan sendiri
kegiatan dan media
pembelajaran secara kreatif.
Saya mengembangkan
kegiatan rutin secara berkala
untuk memvariasikan
kegiatan bermain anak.
Saya menerapkan kegiatan
bermain secara efektif dan
efisien.
Saya melakukan observasi
tentang kebutuhan anak
sebelum menentukan jenis
kegiatan bermain yang akan
digunakan dalam
pembelajaran
Saya menyamakan
kegiatan bermain bagi
anak tanpa memandang
tingkat pencapaian anak.
Dalam menentukan
kegiatan pembelajaran
saya mengutamakan
kegiatan yang bersifat
akademik.
Saya menggunakan
lembar kerja yang yang
dijual seccara umum.
Saya menggunakan
strategi pembelajaran
yang sama dalam
pembelajaran.
Saya menciptakan
kegiatan bermain yang
menyenangkan bagi anak
meskipun tidak ada unsur
belajar di dalamnya.
Saya menciptakan
kegiatan bermain dengan
menghiraukan kebutuhan
anak.
4. Memilih materi
kegiatan
pengembangan
yang mendidik
yaitu kegiatan
bermain sambil
belajar sesuai
dengan tujuan
pengembangan
g) Memilih materi
sesuai dengan usia
anak.
Dalam menentukan materi
pembelajaran, saya
mengutamakan materi
kegiatan yang mampu
memperkenalkan anak
dengan lingkungan
sekitarnya.
Saya memilih materi
pengenalan diri sendiri,
orang lain, perasaan, emosi,
gerak, komunikasi, dan
keterampilan berfikir untuk
Saya memilih berbagai
materi pembelajaran
tanpa menyeleksi yang
sesuai bagi anak didik
saya.
Saya mengenalkan baca,
tulis, dan hitung pada
anak.
Saya menggunakan
teknik hafalan dalam
memberikan materi pada
anak.
129
h) Mampu memilih dan
mengkombinasikan
materi yang dapat
mengembangkan
semua aspek
perkembangan anak
anak usia 0-3 tahun.
Saya memilih materi yang
meliputi keaksaraan, konsep
matematika, pengetahuan
alam, pengetahuan sosial,
seni, teknologi, dan
ketrampilan proses bagi
anak usia 4-6 tahun.
Saya menentukan kegiatan
bermain yang mampu
meningkatkan berbagai
aspek perkembangan anak.
Saya menentukan kegiatan
bermain sesuai dengan tema.
Saya memvariasikan materi
dengan mengkombinasikan
beberapa muatan materi
yang dapat meningkatkan
aspek perkembangan anak.
Saya menciptakan satu
kegiatan bermain untuk
meningkatkan satu aspek
perkembangan.
Dalam menentukan
kegiatan bermain, saya
menghindari penggunaan
tema dasar.
Saya menggunakan
materi yang sama bagi
anak dalam proses
pembelajaran.
5. Menyusun
perencanaan
semester,
mingguan dan
harian dalam
berbagai kegiatan
pengembangan di
TK/PAUD
1. Menyusun Rencana
Kegiatan Tahunan,
Semester, dan
Bulanan
2. Menyusun Rencana
Kegiatan Mingguan
Saya memahami dan
menerapkan model dan
strategi perencanaan
pembelajaran tahunan untuk
anak usia dini.
Saya menyusun rencana
kegiatan tahunan dan
semesteran pada awal tahun
pembelajaran
Saya menyusun rencana
kegiatan tahunan dan
semesteran berdasarkan
tingkat pencapaian anak.
Saya menyusun rencana
kegiatan mingguan minimal
Saya mengesampingkan
model dan strategi
pembelajaran dalam
menyusun program
rencana tahunan atau
semeteran.
Saya menggunakan
rencana kegiatan tahunan
dan semesteran yang
telah digunakan pada
tahun ajaran sebelumnya.
Saya merasa kesulitan
dalam menyusun rencana
kegiatan tahunan yang
sesuai dengan tujuan
lembaga dan kebutuhan
anak.
Saya menyusun rencana
kegiatan mingguan
130
3. Menyusun Rencana
Kegiatan Harian
satu minggu sebelumnya.
Saya menyusun kegiatan
belajar minimal satu hari
sebelum hari pembelajaran.
Saya menyediakan bahan
ajar minimal satu hari
sebelumnya
bertepatan dengan
minggu tersebut.
Saya menyusun rencana
kegiatan harian pada saat
ada evaluasi dari
pengawas sekolah.
Saya menyusun rencana
kegiatan harian
bertepatan pada hari
pembelajaran
berlangsung.
6. Mengembangkan
indikator dan
instrumen
penilaian
1. Memahami prinsip-
prinsip evaluasi.
2. Mengembangkan
indikator untuk
penilaian sesuai usia
anak.
3. Mengembangkan
instrument
penilaian.
Saya mengevaluasi hasil
belajar anak setiap hari.
Saya melakukan evaluasi
secara menyeluruh mulai
dari proses pembelajaran
sampai hasil belajar anak
Saya mengembangkan
indikator penilaian yang
sesuai dengan tingkat
pencapain anak.
Saya menyusun daftar
penilaian yang menyangkut
seluruh aspek
perkembangan anak.
Saya memilih alat untuk
pengumpulan data sesuai
dengan objek evaluasi
Saya mengumpulkan dan
mendiskusikan hasil
informasi dalam penilaian
untuk mengetahui dan
memperbaiki sistem
pembelajaran di lembaga.
Saya melakukan evaluasi
pada anak saat akan
penyerahan rapot pada
orang tua.
saya membandingkan
hasil belajar anak dengan
anak yang lainnya.
Dalam melakukan
evaluasi saya selalu
memberikan catatan yang
baik pada anak.
Saya memberikan
penilaian hasil belajar
anak dengan
menggunakan
skor/angka.
Saya menggunakan alat
pengumpulan data yang
sama dalam proses
evaluasi.
Saya tidak menggunakan
hasil evaluasi untuk
memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya.
131
Skala Variabel “KOMPETENSI PENDIDIK TK DALAM MENGEMBANGAN
KURIKULUM PAUD”
Sebelum Uji Coba
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memahami dan menerapkan model dan strategi perencanaan
pembelajaran tahunan untuk anak usia dini.
2. Dalam menentukan kegiatan pembelajaran saya mengutamakan kegiatan
yang bersifat akademik.
3. Saya tidak menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya.
4. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan
kebutuhan yang diinginkan masyarakat
5. Saya memilih materi yang meliputi keaksaraan, konsep matematika,
pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan
proses bagi anak usia 4-6 tahun.
6. Saya kurang memahami tentang makna dari kurikulum dan
pengembangannya.
7. Saya mengembangkan kurikulum yang hanya bisa diikuti oleh anak-anak
dari lingkungan sekitar lembaga.
8. Saya mengelompokkan kegiatan bermain anak berdasarkan usia anak.
9. Saya menciptakan sendiri kegiatan dan media pembelajaran secara kreatif.
10. Saya memilih alat untuk pengumpulan data dalam evaluasi sesuai dengan
objek evaluasi.
11. Dalam melakukan evaluasi saya selalu memberikan catatan yang baik
pada anak.
12. Saya menggunakan strategi pembelajaran yang sama dalam pembelajaran.
13. Saya menyusun kegiatan belajar minimal satu hari sebelum hari
pembelajaran
14. Saya menciptakan kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak
meskipun tidak ada unsur belajar di dalamnya
15. Saya menentukan kegiatan bermain yang mampu meningkatkan berbagai
aspek perkembangan anak.
16. Saya menyusun rencana kegiatan harian bertepatan pada hari
pembelajaran berlangsung
17. Dalam menentukan kegiatan bermain, saya menghindari penggunaan tema
dasar.
18. Saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang tingkat
132
pencapaian anak.
19. Saya menggunakan lembar kerja yang yang dijual secara umum.
20. Saya mengembangkan kurikulum unggulan sendiri sesuai dengan visi dan
misi dari lembaga.
21. Saya dapat menyamakan tujuan pendidikan lembaga dengan tujuan
pendidikan nasional.
22. Saya menganggap IPTEK bukan hal yang harus saya perhatikan saat
mengembangkan kurikulum.
23. Saya menerapkan kegiatan bermain secara efektif dan efisien.
24. Saya memahami dan menerapkan dasar-dasar pengembangan kurikulum.
25. Saya memilih materi pengenalan diri sendiri, orang lain, perasaan, emosi,
gerak, komunikasi, dan keterampilan berfikir untuk anak usia 0-3 tahun.
26. Saya menentukan kegiatan bermain sesuai dengan tema.
27. Saya mengembangakan kurikulum secara kreatif agar berbeda dengan
lembaga lain.
28. Saya merancang kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pencapaian
perkembangan anak.
29. Saya melakukan evaluasi pada anak saat akan penyerahan rapot pada
orang tua.
30. Saya melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari proses
pembelajaran sampai hasil belajar anak.
31. Saya menciptakan satu kegiatan bermain untuk meningkatkan satu aspek
perkembangan.
32. Saya menggunakan alat pengumpulan data yang sama dalam proses
evaluasi.
33. Saya menggunakan teknik hafalan dalam memberikan materi pada anak.
34. Saya mengumpulkan dan mendiskusikan hasil informasi dalam penilaian
untuk mengetahui dan memperbaiki sistem pembelajaran di lembaga.
35. Saya mengembangkan kurikulum yang dapat mengembangkan
kemampuan anak dalam berpikir, mengambil keputusan dan memecah
masalah.
36. Saya menyusun daftar penilaian yang menyangkut seluruh aspek
perkembangan anak.
37. Saya mengevaluasi hasil belajar anak setiap hari.
38. Saya melakukan observasi tentang kebutuhan anak sebelum menentukan
jenis kegiatan bermain yang akan digunakan dalam pembelajaran
39. Saya menyusun tujuan kurikulum lembaga tanpa melihat tujuan
pendidikan nasional.
40. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan norma-
133
norma yang berlaku dalam masyarakat
41. saya membandingkan hasil belajar anak dengan anak yang lainnya.
42. Saya menciptakan kegiatan bermain dengan mengesamingkan kebutuhan
anak.
43. Saya menggunakan materi yang sama bagi anak dalam proses
pembelajaran.
44. Saya mengenalkan baca, tulis, dan hitung pada anak.
45. Saya menyusun rencana kegiatan mingguan minimal satu minggu
sebelumnya.
46. Saya menjiplak pengembangan kurikulum yang sudah ada sebelumnya.
47. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengabaikan tujuan yang ingin
dicapai lembaga.
48. Dalam mengembangkan kurikulum saya menggunakan pedoman
kurikulum yang lama.
49. Saya merasa kesulitan dalam menyusun rencana kegiatan tahunan yang
sesuai dengan tujuan lembaga dan kebutuhan anak.
50. Saya mengembangkan indikator penilaian yang sesuai dengan tingkat
pencapain anak.
51. Saya memahami dan menerapkan teori perkembangan dan belajar anak
sebagai dasar pengembangan kurikulum.
52. Saya mengesampingkan model dan strategi pembelajaran dalam
menyusun program rencana tahunan atau semeteran.
53. Saya menyusun rencana kegiatan harian pada saat ada evaluasi dari
pengawas sekolah.
54. Saya memberikan penilaian hasil belajar anak dengan menggunakan
skor/angka.
55. Saya dapat menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik
bagi anak usia dini.
56. Saya memilih berbagai materi pembelajaran tanpa menyeleksi yang sesuai
bagi anak didik saya.
57. Saya menyediakan bahan ajar minimal satu hari sebelumnya
58. Saya mengembangkan kegiatan rutin secara berkala untuk memvariasikan
kegiatan bermain anak.
59. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran berdasarkan
tingkat pencapaian anak.
60. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran pada awal tahun
pembelajaran
61. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan landasan
yuridis yang tersedia
134
62. Saya mengembangkan kurikulum yang fleksibel atau dapat menyediakan
alternatif dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan.
63. Saya mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEK
64. Dalam menentukan materi pembelajaran, saya mengutamakan materi
kegiatan yang mampu memperkenalkan anak dengan lingkungan
sekitarnya.
65. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyamakan kegiatan bermain
bagi anak tanpa memandang kebutuhan anak.
66. Saya mengikuti berita terbaru dalam dunia pendidikan untuk menciptakan
kurikulum yang inovatif.
67. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan tuntutan
sosial.
68. Saya menyusun rencana kegiatan mingguan bertepatan dengan minggu
tersebut.
69. Saya mengikuti kurikulum yang sudah tersedia di lembaga lain.
70. Saya memvariasikan materi dengan mengkombinasikan beberapa muatan
materi yang dapat meningkatkan aspek perkembangan anak.
71. Saya menggunakan rencana kegiatan tahunan dan semesteran yang telah
digunakan pada tahun ajaran sebelumnya.
72. Dalam mengembangkan kurikulum mengadopsi nilai kebudayaan bangsa
asing.
II. KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA “PEMETAAN KOMPETENSI
PENDIDIK PAUD DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DI
KECAMATAN MARGOYOSOKABUPATEN PATI” (Menggunakan
Standar Pendidikan dalam Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007)
Subjek :Pengawas dan IGTKI
No.
Indikator
Sub Indikator
Pertanyaan
1. Memahami
prinsip
pengembangan
kurikulum
a. Mengembangkan kurikulum
PAUD berdasarkan
keilmuan PAUD.
b. Mengembangkan kurikulum
1. Apakah guru dalam mengembangkan
kurikulum berprinsip pada teori
perkembangan anak?
2. Apakah kurikulum yang ada pada saat ini
135
yang sesuaidengan
kebutuhananak
c. Mengembangkan kurikulum
yang inovatif dan kreatif.
sudah sesuai dengan kebutuhan anak?
3. Metode atau model pengembangan
kurikulum seperti apakah yang digunakan
oleh pendidik dalam mengembangkan
kurikulum di sekolah?
4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi
dalam pengembangan kurikulum?
Bagaimanakah bentuk dari inovasi tersebut?
2. Menentukan
tujuan
pengembangan
yang mendidik
a. Menyeleksi tujuan
pengembangan kurikulum
sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional
b. Menyeleksi tujuan
pengembangan kurikulum
yang mendidik bagi anak
usia dini.
c. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan tujuan
lembaga pendidikan
d. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat
e. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan
perkembangan IPTEK
f. Menentukan dan
menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan nilai-nilai
yang berkembang dalam
masyarakat
5. Apakah pendidik menyesuaikan
pengembangan kurikulum dengan tujuan
pendidikan nasional?
6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang
sudah sesuai dengan perkembangan anak
usia dini?
7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuia
dengan tujuan pendidikan lembaga?
Bagaimanakah penerapannya?
8. Apakah pendidik telah menyesuaikan tujuan
kurikulum pada lembaga dengan kebutuhan
masyarakat?
9. Bagaimanakah cara pendidik menentukan
pengembangan kurikulum berdasarkan
dengan perkembangan IPTEK?
10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan
tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat?
3. Menentukan
kegiatan bermain
sambil belajar
yang sesuai untuk
mencapai tujuan
pengembangan
a. Menentukan kegiatan
pembelajaran yang sesuai
atau relevan dengan tahapan
usia anak.
b. Menentukan kegiatan
bermain yang inovatif,
kreatif, dan tidak monoton
11. Bagaimanakah pendidik menentukan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
tahapan anak usia dini?
12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam
mengembangkan kegiatan bermain bagi anak
sehingga kegiatan tersebut dapat terkesan
136
c. Mampu menentukan
kegiatan bermain yang
sesuai dengan kebutuhan
anak.
inovatif dan kreatif?
13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar
yang diterapkan di sekolah telah berlangsung
secara efektif dan mampu mencapai tujuan
pengembangan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah?
4. Memilih materi
kegiatan
pengembangan
yang mendidik
yaitu kegiatan
bermain sambil
belajar sesuai
dengan tujuan
pengembangan.
a. Memilih materi sesuai
dengan usiaanak.
Misalnya:
Memilih materi untuk anak
usia 4-6 tahun yang meliputi
keaksaraan, konsep
matematika, pengetahuan
alam, pengetahuan sosial,
seni, teknologi, ketrampilan
proses.
b. Mampu memilih dan
mengkombinasikan materi
yang dapat mengembangkan
semua aspek perkembangan
anak. Misalnya: memilih
satu materi yang mampu
mengembangkan
perkembangan kognitif,
bahasa, sosial, dan moral
anak.
14. Apakah pendidik melakukan
pengelompokkan terhadap setiap kegiatan
bermain sesuai dengan usia anak? Apa bila
iya, seperti apakah pengelompokkannya
tersebut?
15. Apakah pendidik mengembangkan materi
keaksaraan, konsep matematika,
pengetahuanalam, pengetahuan sosial, seni,
teknologi, dan ketrampilan proses untuk
anak usia 4-6 tahun?
16. Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan
pendidik dalam memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik?
17. Apakah materi yang telah dipilih oleh
pendidik selama ini sudah efektif dan dapat
mencapai tujuan pengembangan yang telah
ditetapkan oleh pendidik dan pihak lembaga?
5. Menyusun
perencanaan
semester,
mingguan dan
harian dalam
berbagai kegiatan
pengembangan di
TK/PAUD
a. Menyusun Rencana
Kegiatan Tahunan dan
Semesteran?
b. Menyusun Rencana
Kegiatan Mingguan
c. Menyusun Rencana
Kegiatan Harian
18. Apakah ada panduan penyusunan Prota,
Promes, RKM, dan RKH dari dinas?
19. Bagaimana dan kapankah pendidik
menyusun Rencana Kegiatan Tahunan dan
Semesteran?
20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan
Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian?
21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota,
Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai
dengan panduan penyusunan yang ada?
6. Mengembangkan
indikator dan
instrument
a. Memahami prinsip-prinsip
evaluasi.
22. Apakah pendidik memahami dengan baik
tentang prinsip-prinsip evaluasi/penilaian?
23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik
137
penilaian
b. Mengembangkan indikator
untuk penilaian sesuai usia
anak.
c. Mengembangkan instrument
penilaian.
melakukan penilaian/evaluasi?
24. Apakah ada panduan dalam menyusun
indikator dalam evaluasi dari dinas? Jika ada,
seperti apakah bentuk dari pedoman
tersebut?
25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan
analisis hasil evaluasi?
26. Apakah guru menggunakan hasil evaluasi
untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya?
PEDOMAN WAWANCARA “PEMETAAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DI KECAMATAN
MARGOYOSOKABUPATEN PATI”
Subjek Penelitian : UPTD dan IGTKI
Nama :
Pekerjaan :
Nama Lembaga :
Pertanyaan :
1. Apakah guru dalam mengembangkan kurikulum berprinsip pada teori
perkembangan anak?
2. Apakah kurikulum yang ada pada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan anak?
3. Metode atau model pengembangan kurikulum seperti apakah yang digunakan oleh
pendidik dalam mengembangkan kurikulum di sekolah?
4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum?
Bagaimanakah bentuk dari inovasi tersebut?
5. Apakah pendidik menyesuaikan pengembangan kurikulum dengan tujuan
pendidikan nasional?
6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang sudah sesuai dengan perkembangan anak
usia dini?
7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuia dengan tujuan pendidikan lembaga?
Bagaimanakah penerapannya?
8. Apakah pendidik telah menyesuaikan tujuan kurikulum pada lembaga dengan
kebutuhan masyarakat?
9. Bagaimanakah cara pendidik menentukan pengembangan kurikulum berdasarkan
dengan perkembangan IPTEK?
138
10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat?
11. Bagaimanakah pendidik menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
tahapan anak usia dini?
12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam mengembangkan kegiatan bermain bagi
anak sehingga kegiatan tersebut dapat terkesan inovatif dan kreatif?
13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar yang diterapkan di sekolah telah
berlangsung secara efektif dan mampu mencapai tujuan pengembangan yang
sudah ditetapkan oleh sekolah?
14. Apakah pendidik melakukan pengelompokkan terhadap setiap kegiatan bermain
sesuai dengan usia anak? Apa bila iya, seperti apakah pengelompokkannya
tersebut? Bagaimanakah contohnya?
15. Apakah pendidik mengembangkan materi keaksaraan, konsep matematika,
pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan ketrampilan proses
untuk anak usia 4-6 tahun?
16. Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan pendidik dalam memilih materi
kegiatan pengembangan yang mendidik?
17. Apakah materi yang telah dipilih oleh pendidik selama ini sudah efektif dan dapat
mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan oleh pendidik dan pihak
lembaga?
18. Apakah ada panduan penyusunan Prota, Promes, RKM, dan RKH dari dinas?
19. Bagaimana dan kapankah pendidik menyusun Rencana Kegiatan Tahunan dan
Semesteran?
20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan
Harian?
21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota, Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai
dengan panduan penyusunan yang ada?
22. Apakah pendidik memahami dengan baik tentang prinsip-prinsip
evaluasi/penilaian?
23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik melakukan penilaian/evaluasi?
24. Apakah ada panduan dalam menyusun indikator dalam evaluasi dari dinas? Jika
ada, seperti apakah bentuk dari pedoman tersebut?
25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan analisis hasil evaluasi?
26. Apakah pendidik menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya?
139
Data Hasil Uji Coba Instrument Variabel “Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangan Kurikulum PAUD”
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1
2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1
4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3
5 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3
6 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
7 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2
8 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3
9 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4
10 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4
11 3 3 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4
12 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
13 3 4 3 1 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3
14 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
15 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
16 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
17 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 4 3
18 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3
19 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3
20 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3
21 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
140
No. Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 Item31
1 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
6 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4
7 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
8 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3
9 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3
10 3 4 4 3 4 3 1 3 2 3 3 4 4 3 4
11 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
12 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3
13 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 2
14 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3
15 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3
16 3 3 3 2 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3
23 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
26 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
27 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
30 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 4 2 4 2
141
17 2 3 3 2 3 3 3 4 1 4 3 3 2 3 2
18 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 4 3 2 4 2
19 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 4 3 2 4 2
20 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 2 4 2
21 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 1
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2
26 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2
27 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
30 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2
No. Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39 Item40 Item41 Item42 Item43 Item44 Item45 Item46
1 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 2
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2
3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 3 2
4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2
5 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2
6 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
7 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3
8 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
142
10 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3
11 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3
12 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3
13 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3
14 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3
15 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3
16 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3
17 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
18 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 1 2 4 3
19 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 1 1 4 3
20 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 2 4 3
21 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 1 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
26 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
27 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3
30 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 4 2
143
No. Item47 Item48 Item49 Item50 Item51 Item52 Item53 Item54 Item55 Item56 Item57 Item58 Item59 Item60 Item61
1 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
5 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
6 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
9 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3
10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
11 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
12 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
13 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
14 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
15 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
16 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
17 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
18 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
19 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
20 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
21 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
144
25 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
26 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
27 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
30 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3
No. Item62 Item63 Item64 Item65 Item66 Item67 Item68 Item69 Item70 Item71 Item72
1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3
4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4
6 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
8 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3
9 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4
10 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
11 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
12 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3
13 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
14 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
15 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
16 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
145
18 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
19 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
20 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
21 2 3 3 3 4 4 1 2 4 4 2
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
26 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
27 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
30 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2
146
DATA HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrument “Kompetensi Pendidik TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD”
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 216.23 244.461 (Valid) .301 .922
item2 216.37 239.895 (Valid) .615 .920
item3 216.40 252.179 (Gugur) -.144 .924
item4 216.53 261.844 (Gugur) -.423 .930
item5 216.17 249.109 (Gugur) .054 .923
item6 216.53 240.602 (Valid) .654 .920
item7 216.67 236.644 (Valid) .654 .919
item8 216.03 240.378 (Valid) .643 .920
item9 216.13 248.051 (Gugur) .143 .923
item10 216.47 243.568 (Valid) .513 .921
item11 216.50 241.155 (Valid) .655 .920
item12 216.43 242.116 (Valid) .384 .921
item13 216.07 250.133 (Gugur) -.012 .923
item14 216.43 243.357 (Valid) .403 .921
item15 215.70 242.424 (Valid) .503 .921
item16 216.40 241.490 (Valid) .366 .921
item17 216.47 242.740 (Valid) .579 .920
item18 216.37 236.447 (Valid) .620 .919
item19 216.23 244.806 (Valid) .381 .921
item20 216.53 248.533 (Gugur) .069 .923
item21 216.13 241.913 (Valid) .511 .921
item22 216.43 242.806 (Valid) .636 .920
item23 216.10 238.024 (Valid) .449 .921
item24 216.10 242.231 (Valid) .553 .920
item25 216.97 257.275 (Gugur) .286 .928
item26 216.07 244.202 (Valid) .340 .922
147
item27 216.37 242.309 (Valid) .464 .921
item28 215.90 239.472 (Valid) .665 .920
item29 216.30 246.838 (Gugur) .163 .923
item30 216.23 244.461 (Valid) .301 .922
item31 216.70 237.597 (Valid) .513 .920
item32 216.83 247.523 (Gugur) .114 .923
item33 216.20 245.200 (Gugur) .249 .922
item34 216.63 248.102 (Gugur) .094 .923
item35 216.20 236.855 (Valid) .711 .919
item36 216.03 232.654 (Valid) .784 .918
item37 216.03 239.895 (Valid) .676 .920
item38 216.27 250.547 (Gugur) -.049 .923
item39 216.13 241.844 (Valid) .515 .920
item40 216.10 241.128 (Valid) .435 .921
item41 216.33 228.437 (Valid) .817 .917
item42 216.37 250.240 (Gugur) -.025 .925
item43 216.63 245.551 (Gugur) .176 .923
item44 216.87 248.947 (Gugur) .035 .924
item45 216.10 256.714 (Gugur) -.368 .926
item46 216.57 245.013 (Valid) .392 .921
item47 216.27 249.720 (Gugur) .037 .923
item48 216.63 246.171 (Gugur) .200 .922
item49 216.20 236.855 (Valid) .711 .919
item50 216.17 239.247 (Valid) .510 .920
item51 216.03 244.033 (Valid) .394 .921
item52 216.43 247.151 (Gugur) .199 .922
item53 216.07 241.513 (Valid) .504 .920
item54 216.40 242.317 (Valid) .596 .920
item55 216.60 237.834 (Valid) .777 .919
item56 216.17 244.351 (Valid) .445 .921
item57 216.07 247.375 (Gugur) .176 .922
item58 216.43 248.392 (Gugur) .214 .922
item59 216.43 243.220 (Valid) .599 .921
item60 216.40 231.559 (Valid) .828 .917
item61 216.00 243.241 (Valid) .438 .921
148
item62 216.33 239.264 (Valid) .616 .920
item63 216.43 240.047 (Valid) .712 .920
item64 216.23 248.323 (Gugur) .159 .922
item65 216.30 250.493 (Gugur) -.048 .923
item66 216.03 239.275 (Valid) .627 .920
item67 216.27 237.651 (Valid) .724 .919
item68 216.40 235.559 (Valid) .597 .919
item69 216.63 244.378 (Valid) .339 .922
item70 216.03 241.964 (Valid) .535 .920
item71 216.60 246.317 (Gugur).198 .922
item72 216.20 242.648 (Valid) .389 .921
Hasil Reabilitas Data Uji Coba Instrument “Kompetensi Pendidik TK dalam
Mengembangkan Kurikulum PAUD”
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.922 48
149
Tabel. Blue Print Kuesioner Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan
Kurikulum PAUD
No
Indikator
Sub Indikator
Pernyataan
Favourable Unfavourable
1 Memahami prinsip
pengembangan
kurikulum
a. Mengembangkan kurikulum PAUD
berdasarkan keilmuan PAUD.
b. Mengembangkan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan anak.
c. Mengembangkan kurikulum yang
inovatif dan kreatif.
24, 51
35, 62
27, 66
6, 61
7
46
2 Menentukan tujuan
pengembangan yang
mendidik
a. Menyeleksi tujuan pengembangan
kurikulum sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional
b. Menyeleksi tujuan pengembangan
kurikulum yang mendidik bagi anak
usia dini.
c. Menentukan dan menyesuaikan
tujuan kurikulum dengan tujuan
lembaga pendidikan
d. Menentukan dan menyesuaikan
tujuan kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat.
e. Menentukan dan menyesuaikan
tujuan kurikulum dengan
perkembangan IPTEK.
f. Menentukan dan menyesuaikan
tujuan kurikulum dengan nilai-nilai
yang berkembang dalam masyarakat
21
55
63
40
-
-
39
69
67
22
-
72
3. Menentukan
kegiatan bermain
sambil belajar yang
sesuai untuk
mencapai tujuan
pengembangan
a. Menentukan kegiatan pembelajaran
yang sesuai atau relevan dengan
tahapan usia anak.
b. Menentukan kegiatan bermain yang
inovatif, kreatif, dan tidak monoton
c. Mampu menentukan kegiatan
bermain yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
8, 28
-
23
2, 18
12, 19
14
150
4. Memilih materi
kegiatan
pengembangan yang
mendidik yaitu
kegiatan bermain
sambil belajar sesuai
dengan tujuan
pengembangan.
a. Memilih materi sesuai dengan usia
anak.
b. Mampu memilih dan
mengkombinasikan materi yang
dapat mengembangkan semua aspek
perkembangan anak.
-
15, 26, 70
56
17, 31
5 Menyusun
perencanaan
semester, mingguan
dan harian dalam
berbagai kegiatan
pengembangan di
TK/PAUD
a. Menyusun Rencana Kegiatan
Tahunan, Semester, dan Bulanan.
b. Menyusun Rencana Kegiatan
Mingguan.
c. Menyusun Rencana Kegiatan Harian
1, 59, 60
-
-
49
68
16, 53
6 Mengembangkan
indikator dan
instrument penilaian
a. Memahami prinsip-prinsip evaluasi.
b. Mengembangkan indikator untuk
penilaian sesuai usia anak.
c. Mengembangkan instrument
penilaian.
30, 37
36, 50
10
41
11, 54
-
Jumlah 24 24
Kuesioner “Pemetaan Kompetensi Pendidik TK dalam Mengembangkan
Kurikulum PAUD di Kecamatan Margosoyo Kabupaten Pati”
Setelah Uji Coba
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memahami dan menerapkan model dan strategi perencanaan
pembelajaran tahunan untuk anak usia dini.
2. Dalam menentukan kegiatan pembelajaran saya mengutamakan
kegiatan yang bersifat akademik.
3. Saya kurang memahami tentang makna dari kurikulum dan
pengembangannya.
4. Saya mengembangkan kurikulum yang hanya bisa diikuti oleh
anak-anak dari lingkungan sekitar lembaga.
5. Saya mengelompokkan kegiatan bermain anak berdasarkan usia
anak.
151
6. Saya memilih alat untuk pengumpulan data dalam evaluasi sesuai
dengan objek evaluasi.
7. Dalam melakukan evaluasi saya selalu memberikan catatan yang
baik pada anak.
8. Saya menggunakan strategi pembelajaran yang sama dalam
pembelajaran.
9. Saya menciptakan kegiatan bermain yang menyenangkan bagi
anak meskipun tidak ada unsur belajar di dalamnya
10. Saya menentukan kegiatan bermain yang mampu meningkatkan
berbagai aspek perkembangan anak.
11. Saya menyusun rencana kegiatan harian bertepatan pada hari
pembelajaran berlangsung
12. Dalam menentukan kegiatan bermain, saya menghindari
penggunaan tema dasar.
13. Saya menyamakan kegiatan bermain bagi anak tanpa memandang
tingkat pencapaian anak.
14. Saya menggunakan lembar kerja yang yang dijual seccara umum.
15. Saya dapat menyamakan tujuan pendidikan lembaga dengan
tujuan pendidikan nasional.
16. Saya menganggap IPTEK bukan hal yang harus saya perhatikan
saat mengembangkan kurikulum.
17. Saya menerapkan kegiatan bermain secara efektif dan efisien.
18. Saya memahami dan menerapkan dasar-dasar pengembangan
kurikulum.
19. Saya menentukan kegiatan bermain sesuai dengan tema.
20. Saya mengembangakan kurikulum secara kreatif agar berbeda
dengan lembaga lain.
21. Saya merancang kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pencapaian
perkembangan anak.
22. Saya melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari proses
pembelajaran sampai hasil belajar anak.
23. Saya menciptakan satu kegiatan bermain untuk meningkatkan satu
aspek perkembangan.
24. Saya mengembangkan kurikulum yang dapat mengembangkan
kemampuan anak dalam berpikir, mengambil keputusan dan
memecah masalah.
25. Saya menyusun daftar penilaian yang menyangkut seluruh aspek
perkembangan anak.
26. Saya mengevaluasi hasil belajar anak setiap hari.
27. Saya menyusun tujuan kurikulum lembaga tanpa melihat tujuan
pendidikan nasional.
28. Dalam mengembangkan kurikulum saya menyesuaikannya dengan
152
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
19. saya membandingkan hasil belajar anak dengan anak yang lainnya.
30. Saya menjiplak pengembangan kurikulum yang sudah ada
sebelumnya.
31. Saya merasa kesulitan dalam menyusun rencana kegiatan tahunan
yang sesuai dengan tujuan lembaga dan kebutuhan anak.
32. Saya mengembangkan indikator penilaian yang sesuai dengan
tingkat pencapain anak.
33. Saya memahami dan menerapkan teori perkembangan dan belajar
anak sebagai dasar pengembangan kurikulum.
34. Saya menyusun rencana kegiatan harian pada saat ada evaluasi
dari pengawas sekolah.
35. Saya memberikan penilaian hasil belajar anak dengan
menggunakan skor/angka.
36. Saya dapat menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang
mendidik bagi anak usia dini.
37. Saya memilih berbagai materi pembelajaran tanpa menyeleksi
yang sesuai bagi anak didik saya.
38. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran
berdasarkan tingkat pencapaian anak.
39. Saya menyusun rencana kegiatan tahunan dan semesteran pada
awal tahun pembelajaran
40. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan
landasan yuridis yang tersedia
41. Saya mengembangkan kurikulum yang fleksibel atau dapat
menyediakan alternatif dan memungkinkan anak untuk memilih
kegiatan.
42. Saya mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan
IPTEK
43. Saya mengikuti berita terbaru dalam dunia pendidikan untuk
menciptakan kurikulum yang inovatif.
44. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengesampingkan
tuntutan sosial.
45. Saya menyusun rencana kegiatan mingguan bertepatan dengan
minggu tersebut.
46. Saya mengikuti kurikulum yang sudah tersedia di lembaga lain.
47. Saya memvariasikan materi dengan mengkombinasikan beberapa
muatan materi yang dapat meningkatkan aspek perkembangan
anak.
48. Dalam mengembangkan kurikulum saya mengadopsi nilai
kebudayaan dari bangsa asing.
153
HASIL UJI NORMALITAS
Between-Subjects Factors
Value Label N
PENDIDIKAN
TERAKHIR
1 S1/D4 39
2 D1/D2/D3 23
3 SMA 43
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PENDIDIKAN
TERAKHIR
KOMPETENSI
PENDIDIK
N 105 105
Normal Parametersa Mean 2.04 136.77
Std. Deviation .887 19.165
Most Extreme
Differences
Absolute .270 .129
Positive .250 .129
Negative -.270 -.126
Kolmogorov-Smirnov Z 2.771 1.323
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .060
a. Test distribution is Normal.
UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:KOMPETENSIPENDIDIK
F df1 df2 Sig.
1.344 2 102 .265
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + PDDTERAKHIR
154
HASIL ANALISIS OF VARIANS
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:KOMPETENSI
PENDIDIK
Source
Type III
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected
Model 19832.077
a 2 9916.039 55.064 .000
Intercept 1876673.280 1 1876673.280 1.042E4 .000
PDDTERAK
HIR 19832.077 2 9916.039 55.064 .000
Error 18368.437 102 180.083
Total 2002375.000 105
Corrected
Total 38200.514 104
a. R Squared = .519 (Adjusted R Squared = .510)
Estimated Marginal Means
PENDIDIKAN TERAKHIR
Dependent Variable:KOMPETENSI PENDIDIK
PENDIDIKAN
TERAKHIR Mean Std. Error
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
S1/D4 148.692 2.149 144.430 152.955
D1/D2/D3 147.391 2.798 141.841 152.941
SMA 120.279 2.046 116.220 124.338
155
Post Hoc Tests
PENDIDIKAN TERAKHIR
Multiple Comparisons
Dependent Variable:KOMPETENSI PENDIDIK
(I)
PENDIDI
KAN
TERAKH
IR
(J)
PENDIDI
KAN
TERAKH
IR
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD S1/D4 D1/D2/D3 1.30 3.528 .928 -7.09 9.69
SMA 28.41* 2.967 .000 21.36 35.47
D1/D2/D3 S1/D4 -1.30 3.528 .928 -9.69 7.09
SMA 27.11* 3.467 .000 18.87 35.36
SMA S1/D4 -28.41* 2.967 .000 -35.47 -21.36
D1/D2/D3 -27.11* 3.467 .000 -35.36 -18.87
Bonferroni S1/D4 D1/D2/D3 1.30 3.528 1.000 -7.29 9.89
SMA 28.41* 2.967 .000 21.19 35.64
D1/D2/D3 S1/D4 -1.30 3.528 1.000 -9.89 7.29
SMA 27.11* 3.467 .000 18.67 35.55
SMA S1/D4 -28.41* 2.967 .000 -35.64 -21.19
D1/D2/D3 -27.11* 3.467 .000 -35.55 -18.67
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 180.083.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
156
DATA HASIL PENGUMPULAN NILAI DARI SKALA VARIABEL
“KOMPETENSI PENDIDIK TK DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PAUD”
No.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1. Umrotul Aliyah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
2. N. Rohmah 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3. Rofi'atun 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4
4. Syafi'ah 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2
5. Zulia Malida 4 3 3 3 4 4 1 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3
6. Laily Muslihatul 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4
7. Kumariyah 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4
8. Nur Khotimah 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2
9. Sa'adah 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2
10. Fitrotun Nisak 3 4 3 3 4 3 3 3 2 1 4 3 3 4 2 4 4
11. Sri Kustiyani 4 2 4 1 4 3 1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3
12. Hj. Zulfa 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2
13. Hidayati 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3
14. Etti Rochmi H. 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
15. Sundoyo 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
16. Reni Arerina 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4
17. Siti Makhsunah 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 2 4 2
157
No.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18. Umi Ulfa 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2
19. Fitrotin Zumala 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
20. Anis S. 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
21. Siti Safi'atun 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4
22. Mahsunah 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 4 2 3 2
23. Sulastri 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4
24. Silvianingrum 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4
25. Nur Hidayah 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
26. Wagirah 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3
27. Fatchun Ni'mah 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
28. Anik Liza L. 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
29. Umrotin 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
30. Windri W. Adi 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
31. Istiyah 3 4 3 3 4 3 3 3 2 1 4 3 3 4 2 4 4
32. Anik Eko Rini 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 4 3 3 4 2 4 4
33. Sukemi 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
34. Ngatmi 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2
35. Anik Kustarini 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3
36. Ngatini 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
37. Siti Mabruroh 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4
38. Sumini 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 2 4 2 4 2
39. Siti Mifrohah 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4
158
No.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
40. Musti'ah 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4
41. Siti Rofiqoh 3 3 2 4 4 3 2 2 3 3 1 3 2 4 3 2 4
42. Zumaroh 3 2 2 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
43. Siti Muyasaroh 3 3 3 1 2 4 3 1 3 4 4 4 3 3 4 3 4
44. Siti Nasihatun 4 2 2 1 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 2 2 3
45. Sujiyah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4
46. Mutiaraningsih 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
47. Sri Murni 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2
48. Sri Suryani 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
49. Mahfudhah 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4
50. Hindun 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3
51. Uswatun H. 4 2 2 1 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4
52. Umi Zulfatun 3 3 4 1 4 4 2 1 4 3 4 4 3 4 3 3 4
53. Aswati 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 1 3 2 4 3 2 3
54. Endang Isworini 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3
55. Sri Ratih 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3
56. Sri Wahyuni 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
57. Duwi Puji K. 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3
58. Siti Muthoharoh 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3
59. Surtiningsih 3 3 3 1 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4
60. Hestina nu 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4
61. Sri Kuwati 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2
62. R. Afrianingrum 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 4
159
No.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
63. Sumini 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2
64. Mus'idah 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2
65. Heni Istiana 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3
66. Nurul Hidayah 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
67. Siti Sakdiyah 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4
68. Husnul K. 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 1 2 2
69. Sulastri 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
70. Siti Eniningsih 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3
71. Rukiyah 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1
72. Umbarwati 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2
73. Adibatun 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2
74. Iin Marini 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2
75. Ria Fitriana 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 1 3
76. Rif'ah 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2
77. Nur Rodlotul 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2
78. Eny Setyorini 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3
79. Roro Destya R. 3 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2
80. Endang S. 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4
81. Sri Hayati 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2
82. Runtamah 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3
83. Lusyana 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4
84. Noor Hasanah 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1
85. Phita Ulfiana 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
160
No.
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
86. Khosyi'ah 3 3 2 2 2 3 2 3 1 3 1 2 2 2 2 3 2
87. Ismiyatun 3 4 3 4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 3 4
88. Masmu'ah 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3
89. Sumarni 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
90. Siti aminah 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3
91. Susanah 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2
92. Supartini 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2
93. Rina Afrianingrum 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2
94. Ismiyati 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
95. Warsini 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3
96. Rosyidah 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3
97. Tri Hidayati 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3
98. Sefi Rahayuni 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3
99. Karminati 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3
100. Ratna Dwi A. 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2
101. Ifatun 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2
102. Ida farida 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3
103. Sutiyani 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2
104. Rini Subiatun 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4
105. H. Ruhmawati 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3
161
No
Nama 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1. Umrotul Aliyah 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
2. N. Rohmah 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3
3. Rofi'atun 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2
4. Syafi'ah 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3
5. Zulia Malida 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
6. Laily Muslihatul 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4
7. Kumariyah 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4
8. Nur Khotimah 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3
9. Sa'adah 2 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 2 3 3 2 3 2
10. Fitrotun Nisak 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
11. Sri Kustiyani 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
12. Hj. Zulfa 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
13. Hidayati 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2
14. Etti Rochmi H. 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2
15. Sundoyo 2 3 3 2 4 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
16. Reni Arerina 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3
17. Siti Makhsunah 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 2
18. Umi Ulfa 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2
19. Fitrotin Zumala 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 2 2 4
20. Anis S. 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3
21. Siti Safi'atun 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
22. Mahsunah 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4
23. Sulastri 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2
162
No.
Nama 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
24. Silvianingrum 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25. Nur Hidayah 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
26. Wagirah 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
27. Fatchun Ni'mah 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
28. Anik Liza L. 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4
29. Umrotin 3 2 2 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3
30. Windri W. Adi 2 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 3 1 3 2
31. Istiyah 4 4 2 2 4 3 2 4 4 3 2 2 3 2 4 3 4
32. Anik Eko Rini 4 3 2 2 4 3 2 4 4 2 2 2 3 2 4 3 4
33. Sukemi 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
34. Ngatmi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2
35. Anik Kustarini 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2
36. Ngatini 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
37. Siti Mabruroh 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
38. Sumini 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 4
39. Siti Mifrohah 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4 2
40. Musti'ah 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 4
41. Siti Rofiqoh 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4
42. Zumaroh 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
43. Siti Muyasaroh 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
44. Siti Nasihatun 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4
45. Sujiyah 3 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 2 3 3 3 3
163
No.
Nama 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
46. Mutiaraningsih 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4
47. Sri Murni 4 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 4 3 3 4 2 2
48. Sri Suryani 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
49. Mahfudhah 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2
50. Hindun 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4
51. Uswatun H. 3 4 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 4 3 2
52. Umi Zulfatun 3 4 3 4 4 1 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2
53. Aswati 3 4 3 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3
54. Endang Isworini 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3
55. Sri Ratih 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
56. Sri Wahyuni 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
57. Duwi Puji K. 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3
58. Siti Muthoharoh 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3
59. Surtiningsih 3 4 3 4 4 1 3 2 2 4 2 4 2 3 3 4 2
60. Hestina nu 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3
61. Sri Kuwati 4 2 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3
62. R. Afrianingrum 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
63. Sumini 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2
64. Mus'idah 3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3
65. Heni Istiana 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
66. Nurul Hidayah 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3
67. Siti Sakdiyah 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2
68. Husnul K. 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
164
No.
Nama 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
69. Sulastri 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
70. Siti Eniningsih 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3
71. Rukiyah 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1
72. Umbarwati 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2
73. Adibatun 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2
74. Iin Marini 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2
75. Ria Fitriana 2 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2
76. Rif'ah 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2
77. Nur Rodlotul 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3
78. Eny Setyorini 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3
79. Roro Destya R. 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2
80. Endang S. 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2
81. Sri Hayati 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2
82. Runtamah 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2
83. Lusyana 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2
84. Noor Hasanah 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1
85. Phita Ulfiana 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
86. Khosyi'ah 2 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2
87. Ismiyatun 2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4
88. Masmu'ah 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1
89. Sumarni 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
90. Siti aminah 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2
91. Susanah 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
165
No.
Nama 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 92. Supartini 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2
93. R. Afrianingrum 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 1 3
94. Ismiyati 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3
95. Warsini 4 3 4 3 4 4 2 3 4 2 2 3 4 3 2 4 3
96. Rosyidah 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3
97. Tri Hidayati 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3
98. Sefi Rahayuni 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
99. Karminati 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2
100. Ratna Dwi A. 3 2 2 3 2 3 3 1 2 1 3 2 1 3 2 2 2
101. Ifatun 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3
102. Ida farida 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3
103. Sutiyani 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3
104. Rini Subiatun 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3
105. H. Ruhmawati 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 3
166
No.
Nama 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jml Keterangan
1. Umrotul Aliyah 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 158 Tinggi
2. N. Rohmah 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 162 Tinggi
3. Rofi'atun 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 164 Tinggi
4. Syafi'ah 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 137 Sedang
5. Zulia Malida 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 142 Sedang
6. Laily Muslihatul 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 164 Tinggi
7. Kumariyah 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 153 Tinggi
8. Nur Khotimah 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 133 Sedang
9. Sa'adah 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 137 Sedang
10. Fitrotun Nisak 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 160 Tinggi
11. Sri Kustiyani 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 162 Tinggi
12. Hj. Zulfa 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 127 Sedang
13. Hidayati 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 136 Sedang
14. Etti Rochmi H. 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 141 Sedang
15. Sundoyo 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 139 Sedang
16. Reni Arerina 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 157 Tinggi
17. Siti Makhsunah 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 136 Sedang
18. Umi Ulfa 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 130 Sedang
19. Fitrotin Zumala 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 142 Sedang
20. Anis S. 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 158 Tinggi
21. Siti Safi'atun 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 158 Tinggi
22. Mahsunah 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 138 Sedang
23. Sulastri 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 139 Sedang
167
No.
Nama 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jml Keterangan
24. Silvianingrum 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 158 Tinggi
25. Nur Hidayah 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 163 Tinggi
26. Wagirah 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 156 Tinggi
27. Fatchun Ni'mah 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 163 Tinggi
28. Anik Liza L. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 160 Tinggi
29. Umrotin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 142 Sedang
30. Windri W. Adi 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2
139 Sedang
31. Istiyah 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 142 Sedang
32. Anik Eko Rini 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 140 Sedang
33. Sukemi 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 157 Tinggi
34. Ngatmi 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 164 Tinggi
35. Anik Kustarini 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 141 Sedang
36. Ngatini 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 158 Tinggi
37. Siti Mabruroh 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 162 Tinggi
38. Sumini 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 142 Sedang
39. Siti Mifrohah 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 4 3 2 3 139 Sedang
40. Musti'ah 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 139 Sedang
41. Siti Rofiqoh 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 142 Sedang
42. Zumaroh 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 135 Sedang
43. Siti Muyasaroh 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 156 Tinggi
44. Siti Nasihatun 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 141 Sedang
45. Sujiyah 3 2 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 143 Sedang
168
No.
Nama 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jml Keterangan
46. Mutiaraningsih 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 166 Tinggi
47. Sri Murni 3 3 2 2 4 2 2 3 2 4 2 3 3 2 138 Sedang
48. Sri Suryani 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 165 Tinggi
49. Mahfudhah 4 2 4 3 3 2 2 4 3 3 2 2 4 2 152 Tinggi
50. Hindun 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 164 Tinggi
51. Uswatun H. 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 141 Sedang
52. Umi Zulfatun 2 2 4 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 138 Sedang
53. Aswati 4 4 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 142 Sedang
54. Endang Isworini 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 140 Sedang
55. Sri Ratih 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 156 Tinggi
56. Sri Wahyuni 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 158 Tinggi
57. Duwi Puji K. 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 126 Sedang
58. Siti Muthoharoh 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 167 Tinggi
59. Surtiningsih 4 2 2 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 142 Sedang
60. Hestina nu 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 143 Sedang
61. Sri Kuwati 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 130 Sedang
62. R. Afrianingrum 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 166 Tinggi
63. Sumini 1 3 3 3 1 3 3 2 3 4 2 3 2 3 112 Sedang
64. Mus'idah 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 112 Sedang
65. Heni Istiana 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 144 Tinggi
66. Nurul Hidayah 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 145 Tinggi
67. Siti Sakdiyah 3 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 113 Sedang
68. Husnul K. 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 115 Sedang
169
No.
Nama 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jml Keterangan
69. Sulastri 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 144 Tinggi
70. Siti Eniningsih 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 108 Sedang
71. Rukiyah 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 106 Sedang
72. Umbarwati 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 112 Sedang
73. Adibatun 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 113 Sedang
74. Iin Marini 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 112 Sedang
75. Ria Fitriana 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 117 Sedang
76. Rif'ah 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 113 Sedang
77. Nur Rodlotul 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 114 Sedang
78. Eny Setyorini 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 121 Sedang
79. Roro Destya R. 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 112 Sedang
80. Endang S. 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 146 Tinggi
81. Sri Hayati 2 1 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 110 Sedang
82. Runtamah 1 3 2 3 1 2 2 1 2 3 1 2 3 2 112 Sedang
83. Lusyana 2 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 2 4 144 Tinggi
84. Noor Hasanah 1 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 1 3 2 106 Sedang
85. Phita Ulfiana 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 144 Tinggi
86. Khosyi'ah 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 1 3 107 Sedang
87. Ismiyatun 4 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 105 Sedang
88. Masmu'ah 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 105 Sedang
89. Sumarni 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 151 Tinggi
90. Siti aminah 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 121 Sedang
91. Susanah 2 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 3 2 3 106 Sedang
170
No.
Nama 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jml Keterangan
92. Supartini 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 115 Sedang
93. R. Afrianingrum 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 111 Sedang
94. Ismiyati 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 111 Sedang
95. Warsini 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 146 Tinggi
96. Rosyidah 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 117 Sedang
97. Tri Hidayati 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145 Tinggi
98. Sefi Rahayuni 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145 Tinggi
99. Karminati 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 105 Sedang
100. Ratna Dwi A. 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 112 Sedang
101. Ifatun 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 109 Sedang
102. Ida farida 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 120 Sedang
103. Sutiyani 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 112 Sedang
104. Rini Subiatun 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 144 Tinggi
105. H. Ruhmawati 3 2 3 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 3 110 Sedang
171
HASIL WAWANCARA PENGAWAS TK DAN KETUA IGTKI
Kode : P4.IGTKI
Subyek penelitian : Ngatmi, S.Pd
Pekerjaan : Ketua IGTKI
Pendidikan Terakhir : S1
Pertanyaan
Keterangan
27. Apakah guru dalam mengembangkan kurikulum
berprinsip pada teori perkembangan anak?
Ya disini yang digunakan acuan dari dinas KTSP
yang mengacu pada Permendiknas No. 58. Jadi
tingkat pencapaiannya ya disesuaikan dengan TPP
yang ada di permendiknas tersebut.
2. Apakah kurikulum yang ada pada saat ini sudah
sesuai dengan kebutuhan anak?
Ya sudah, kurikulum disini juga berdasarkan
keadaan masyarakat sekitar sini.
3. Model pengembangan kurikulum seperti apakah
yang digunakan oleh pendidik dalam
mengembangkan kurikulum di sekolah?
Rata-rata sekolah-sekolah disini menggunakan
model area, sudut dan klasikal. Kalau sentra
kelihatannya disni belum ada. Ada tapi itu di
Kelompok Bermain.
4. Apakah setiap sekolah melakukan inovasi dalam
pengembangan kurikulum? Bagaimanakah
bentuk dari inovasi tersebut?
Iya, setiap sekolah memiliki visi dan misi sendiri,
jadi mereka mengembangkan sendiri berdasarkan
ciri khas mereka sendiri.
5. Apakah pendidik menyesuaikan pengembangan Iya, tujuannya sama dengan tujuan pendidikan
172
kurikulum dengan tujuan pendidikan nasional? nasional dan tujuan pendidik untuk anak.
6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang sudah
sesuai dengan perkembangan anak usia dini?
Pasti sudah, kita kan berpatok pada Permendiknas
tadi.
7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuai dengan
tujuan pendidikan lembaga? Bagaimanakah
penerapannya?
Per TK kan memiliki visi misi sendiri, disesuaikan
dengan lingkungan.
8. Apakah pendidik telah menyesuaikan tujuan
kurikulum pada lembaga dengan kebutuhan
masyarakat?
Sudah, diadakan rapat antar wali murid dan pihak
sekolah, ya biasanya, terus membahas hal-hal yang
diperlukan agar wali murid dan orang tua dapat
diajak kerja sama.
9. Bagaimanakah cara pendidik dalam menentukan
pengembangan kurikulum berdasarkan dengan
perkembangan IPTEK?
Banyak yang punya seperti proyektor, TV, tapi
dalam pengoperasiannya banyak guru yang belum
bisa, paling pas di rapat-rapat aja.
10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan tujuan
kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang
dalam masyarakat?
Ikut memeriahkan acara keagamaan di lingkungan
sekitar.
11. Bagaimanakah pendidik menentukan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan tahapan anak
usia dini?
Dibagi antara kelompok usianya ah. Kelompok A
kelompok B.
12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam
mengembangkan kegiatan bermain bagi anak
sehingga kegiatan tersebut dapat terkesan
inovatif dan kreatif?
Rata-rata setiap sekolah punya agenda wisata ke
suatu tempat, pembelajaran di luar kelas, salah
satunya seperti itu. Ya misal pergi ke rumah sakit,
berkunjung pabrik tepung, itu yang paling sering.
13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar yang Sepertinya sudah ya, sudah efektif.
173
diterapkan di sekolah telah berlangsung secara
efektif dan mampu mencapai tujuan
pengembangan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah?
14. Apakah pendidik melakukan pengelompokkan
terhadap setiap kegiatan bermain sesuai dengan
usia anak? Apa bila iya, seperti apakah
pengelompokkannya tersebut?
Iya usia 4-5 ditempatkan di kelompok A dan 5-6 di
kelompok B.
15. Apakah pendidik mengembangkan materi
keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan
alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan
ketrampilan proses untuk anak usia 4-6 tahun?
Iya pengenalan keaksaraan ya sama angka, sains
juga, keterampilan rata-rata hampir setiap sekolah
sudah memiliki alat drumb band, teknologi juga tapi
ya tadi belum banyak sekolah yang mempunyai
proyektor atau komputer yang cukup.
16. Bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan
pendidik dalam memilih materi kegiatan
pengembangan yang mendidik?
Disesuakan dengan usia anak ya yang pertama,
dengan tingkat pencapaian anak juga, membuat
mainan edukatif sendiri, ya memanfaatkan barang-
barang bekas.
17. Apakah materi yang telah dipilih oleh pendidik
selama ini sudah efektif dan dapat mencapai
tujuan pengembangan yang telah ditetapkan oleh
pendidik dan pihak lembaga?
Sepertinya sudah ya, sudah sesuai dengan tujuan
masing-masing lembaga.
18. Apakah ada panduan penyusunan Prota, Promes,
RKM, dan RKH dari dinas?
Ada tapi kita mengembangkan sendiri lagi, yang
IGTKI lo ya.
19. Bagaimana dan kapankah pendidik menyusun Di awal tahun biasanya, prota sama promes itu awal
174
Rencana Kegiatan Tahunan dan Semesteran? tahun dibuatnya.
20. Kapankah guru menyusun Rencana Kegiatan
Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian?
Sudah sesuai kami kira, setiap hari kan sudah
digembor-gemborkan. Rencana harian untuk besuk
pagi, ini itu sudah direncanakan, sebelum kita
melaksanakan pembelajaran.
21. Apakah pendidik dalam pembuatan Prota,
Promes, RKM, dan RKH sudah sesuai dengan
panduan penyusunan yang ada?
IGTKI kan punya panduan sendiri, jadi tidak plek
sama dengan yang dari dinas.
22. Apakah pendidik memahami dengan baik
tentang prinsip-prinsip evaluasi/penilaian?
Sudah memahami.
23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik
melakukan penilaian/evaluasi?
Evaluasi kan setiap hari, setiap pembelajaran, setiap
bulan, setiap semester, evaluasi terus.
24. Apakah ada panduan dalam menyusun indikator
dalam evaluasi dari dinas? Jika ada, seperti
apakah bentuk dari pedoman tersebut?
Ya ada panduan lah. Ada indikatotr tingkat
pencapaian itu, TPP itu ya. Permendiknas 58.
25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan analisis
hasil evaluasi?
Dibicarakan bersama biasanya ya.
26. Apakah guru menggunakan hasil evaluasi untuk
memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya?
Ow iya, karena setiap tahunnya ganti mbak
kurikulumnya. Ya ini dibicarakan sama TK-TK
yang lain, terus tiap aspek perkembangannya
dikembangkan lagi.
175
Kode : P5.UPTD
Subyek penelitian : Budi Santoso
Pekerjaan : Pengawas TK dan SD
Pendidikan Terakhir : S2
Pertanyaan
Keterangan
1. Apakah guru dalam mengembangkan
kurikulum berprinsip pada teori
perkembangan anak?
Pengembangan kurikulum disini
mengacu pada kurikulum yang ada. Jadi
dari rekan-rekan guru TK menggunakan
kurikulum yang ada yang dulu dikenal
dengan Kurikulum Satuan Tingkat
pendidikan. Ini baru akan menindak
lanjuti kurikulum 2013 tapi belum
dilaksanakan, tapi ini kami memotoivasi
dari rekan-rekan TK untuk
memaksimalkan kurikulum yang sudah
ada.
2. Apakah kurikulum yang ada pada saat
ini sudah sesuai dengan kebutuhan
anak?
Iya saya rasa sudah sesuai.
3. Model pengembangan kurikulum seperti
apakah yang digunakan oleh pendidik
dalam mengembangkan kurikulum di
sekolah?
Metode yang digunakan rekan-rekan
pendidik antara lain metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, dan disesuaikan
dengan bidang pengembangan, seperti
176
bidang pengembangan moral dan agama,
seni budaya,bahasa maupun bidang
pengembangan sosial emosional.
4. Apakah setiap sekolah melakukan
inovasi dalam pengembangan
kurikulum? Bagaimanakah bentuk dari
inovasi tersebut?
Oh iya semua sekolah mengembangkan
inovasi pengembangan kurikulum
sekolah, hal itu kita laksanakan baik pada
waktu pelaksanaan proses pembelajaran,
dan kita juga sebagai pengawas atau nara
sumber kurikulum kita kupas dalam
kegiatan KKG.
5. Apakah pendidik menyesuaikan
pengembangan kurikulum dengan
tujuan pendidikan nasional?
Iya, Kami juga sosialisasikan
implementasi sekolah ramah anak dalam
standar nasional pendidikan khususnya
provinsi Jawa Tengah.
6. Apakah tujuan kurikulum yang tertuang
sudah sesuai dengan perkembangan
anak usia dini?
Iya sudah.
7. Apakah tujuan kurikulum sudah sesuai
dengan tujuan pendidikan lembaga?
Bagaimanakah penerapannya?
Memang setiap lembaga memiliki tujuan-
tujuan sendiri sehingga dalam
pengembangannya mereka menyesuaikan
dengan tujuan sekolahnya masing-
masing.
8. Apakah pendidik telah menyesuaikan Iya sudah, pihak sekolah mendatangkan
177
menyesuaikan tujuan kurikulum pada
lembaga dengan kebutuhan masyarakat?
wali siswa untuk diajak kerja sama dalam
mencapai tujuan bersama.
9. Bagaimanakah cara pendidik dalam
menentukan pengembangan kurikulum
berdasarkan dengan perkembangan
IPTEK?
Kita karena pengembangan IT pada
rekan-rekan belum maksimal, namun
pengawas sudah mensosialisasikan
dalam kegiatan KKG dengan
menggunakan laptop. Namun hal ini
belum semua guru mengenalnya seperti
laptop tersebut. Hanya rekan-rekan
tertentu saja yang sudah mengenal IT.
10. Bagaimanakah pendidik menyesuaikan
tujuan kurikulum dengan nilai-nilai
yang berkembang dalam masyarakat?
Untuk tujuan kurikulum dan
perkembangan masyarakat ini sudah
sesuai. Dalam arti kesesuaian ini kita
buktikan, misal dalam rangka menyusun
progam, mengevaluasi progam dan juga
pelaksanaan progam itu dari rekan-rekan
guru TK mendatangkan wali murid, baik
dalam hal pendanaan atau yang lainnya,
begitu.
11. Bagaimanakah pendidik menentukan
kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan tahapan anak usia dini?
Dibagi berdasarkan usia anak. Kelompok
A dan kelompok B.
12. Bagaimanakah strategi pendidik dalam
mengembangkan kegiatan bermain bagi
Semua TK sudah memiliki alat-alat
bermain, baik yang ada di dalam kelas
178
anak sehingga kegiatan tersebut dapat
terkesan inovatif dan kreatif?
maupun yang ada di halaman, semua itu
didanai oleh pemerintah. Untuk media-
media rekan2 pada waktu KKG sudah
sering menggunakan barang bekas untuk
media pembelajaran, seperti sedotan
dibentuk balok atau segitaga, bahwa
untuk membuat menara dan itu sudah
dilaksanakan oleh semua TK. Kemarin
dari rekan-rekan guru TK selain KKG
berinisiatif mengadakan work shop
sebagai salah satu pelatihan.
13. Apakah kegiatan bermain sambil belajar
yang diterapkan di sekolah telah
berlangsung secara efektif dan mampu
mencapai tujuan pengembangan yang
sudah ditetapkan oleh sekolah?
Memang dengan adanya kurikulum
sesuaidengan kapasitas kemampuan
sekolah masing-masing. Dalam arti gini
julmlah siswa yang relative berbeda ada
yang mencapai 200 anak, itu di TK
Ngemplak Kidul, Purwodadi, tetapi kalau
kita melihat TK pesisir yang hanya ada
12 anak, jadi hal itu semua sesuai dengan
kondisi sekolah masing-masing.
14. Apakah pendidik melakukan
pengelompokkan terhadap setiap
kegiatan bermain sesuai dengan usia
anak? Apa bila iya, seperti apakah
Iya ada TK A dan TK B. A itu untuk usia
4-5 tahun dan B itu untuk 5-6 tahun.
179
pengelompokkannya tersebut?
15. Apakah pendidik mengembangkan
materi keaksaraan, konsep matematika,
pengetahuanalam, pengetahuan sosial,
seni, teknologi, dan ketrampilan proses
untuk anak usia 4-6 tahun?
Iya ada pengembangan moral dan agama,
seni budaya,bahasa maupun bidang
pengembangan sosial emosional juga.
16. Bagaimanakah tahapan yang harus
dilakukan pendidik dalam memilih
materi kegiatan pengembangan yang
mendidik?
Pertama disesuaikan dengan ini ya usia
anak, tingkat perkembangan anak juga,
dan ini sesuai indikator-indikator
perkembangan yang ada pada panduan.
17. Apakah materi yang telah dipilih oleh
pendidik selama ini sudah efektif dan
dapat mencapai tujuan pengembangan
yang telah ditetapkan oleh pendidik dan
pihak lembaga?
Semua tergantung sekolah masing-
masing ya, sepertinya sudah, karena
setiap sekolah memiliki memiliki tujuan
kurikulumnya sendiri-sendiri.
18. Apakah ada panduan penyusunan Prota,
Promes, RKM, dan RKH dari dinas?
Oh ya ada, dan kita juga kadang-kadang
pengawas melihat lewat internet, KKPS,
diskusi temen-temen kita sering
menyampaikan informasi-informasi
penting yang berkaitan dengan
kurikulum.
19. Bagaimana dan kapankah pendidik
menyusun Rencana Kegiatan Tahunan
dan Semesteran?
Setiap tahun pembelajaran itu mereka
selalu membuat progam tahun dan
semesteran ya, tapi ya kalau dari tahun-
180
tahun kemarin tidak ada perbedaan atau
perkembangan yang signifikan ya.
20. Kapankah guru menyusun Rencana
Kegiatan Mingguan dan Rencana
Kegiatan Harian?
Kita melihat situasinya, kadang-kadang
rata-rata ya belum. Tapi untuk yang
sudah guru negeri biasanya sudah karena
apabila kita sewaktu-waktu melakukan
supervise mereka harus siap. Tetapi yang
swasta ya mohon maaf, hanya sebatas itu.
Saya pribadi tidak bisa memaksa, tetapi
hanya sebatas bisa memberikan
motivasi dan pengertian. Pernah saya
menemukan yang sampai 1 minggu
belum membuat. Tapi yang negeri pasti
sudah siap. Kalau saya menyuruh untuk
mengumpulkan RKH mereka semua
mengumpulkan, tapi kalau ditinjau
langsung ya belum tentu sudah dibuat
pada hari itu.
21. Apakah pendidik dalam pembuatan
Prota, Promes, RKM, dan RKH sudah
sesuai dengan panduan penyusunan
yang ada?
Oh iya, kami pengawas selalu
memotivasi para guru dalam KKG atau
diskusi untuk selalu mengembangkan
RKH dan RKM.
22. Apakah pendidik memahami dengan
baik tentang prinsip-prinsip
Iya memahami dengan baik, kan ada
panduan indikator pencapain juga dan itu
181
evaluasi/penilaian? yang jadi acuan dalam penilaian.
23. Kapankah dan bagaimanakah pendidik
melakukan penilaian/evaluasi?
Setiap akhir pembelajaran ya kan
mengadakan catatan-catatan apakah itu
berupa penilaian terakhir nanti, setiap
akhir semester itu mereka membuat
raport yang berbentuk deskripsi, lha hasil
ini yang akan diberikan kepada wali agar
mengetahui perkembangan siswa.
24. Apakah ada panduan dalam menyusun
indikator dalam evaluasi dari dinas?
Jika ada, seperti apakah bentuk dari
pedoman tersebut?
Oh ada mbak nanti bisa dilihat sendiri.
Rekan-rekan guru dalam kurikulum
mereka sudah ada punya semua. Setiap
TK pasti ada.
25. Bagaimanakah cara pendidik melakukan
analisis hasil evaluasi?
Itu nanti ditanyakan kegurunya langsung,
biasanya dibicarakan oleh rekan sesama
guru disekolah, kalau masalahnya cukup
besar kadang dirembukan antar sekolah
dalam satu gugus.
26. Apakah guru menggunakan hasil
evaluasi untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya?
Iya pasti digunakan untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran selanjutnya.