pemetaan potensi pengembangan sumber daya energi angin di indonesia

24
Page 1 Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Karakteristik angin a. Terjadinya dan distribusi angin Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. Dengan demikian, daerah khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak daripada di daerah kutub, atau dengan kata lain, udara di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan udara di daerah kutub. Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang didefinisikan sebagai angin. Gambar 1 merupakan pola sirkulasi pergerakan udara akibar aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. Gambar 1, Pola sirkulasi udara akibat rotasi bumi (Sumber : Blog Konversi ITB, Energi Angin dan Potensinya) b. Potensi tenaga angin Energi Kinetik dari angin dapat Digunakan untuk Menjalankan Turbin angin, Beberapa mampu memproduksi tenaga 5 MW. Keluaran tenaga Kubus adalah fungsi dari Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Upload: jalaluddin-rumi-prasad

Post on 03-Aug-2015

681 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Indonesia memiliki potensi angin yang melimpah utamanya di wilayah pesisir Kawasan Timur Indonesia sebagaimana tergambarkan juga pada teori walker circulation dan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Indonesia masih sangat minim fasilitas untuk memenuhi kebutuhan energi utamanya Kawasan Timur Indonesia di tambah dengan tantangan kenyataan bahwa kebutuhan listrik indonesia akan terus bertambah sebesar 4.6 % setiap tahunnya, hingga diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030.Daerah yang paling berpotensi untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia tersebar di Kawasan Timur Indonesia masing-masing adalah Tual (11861,4 wattday/year), Saumlaki (5797,7 wattday/year), Bandaneira (4727,8 wattday/year), dan Naha (3455,8 wattday/year).

TRANSCRIPT

Page 1: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

1

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

1. Karakteristik angina. Terjadinya dan distribusi angin

Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. Dengan demikian, daerah khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak daripada di daerah kutub, atau dengan kata lain, udara di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan udara di daerah kutub.Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang didefinisikan sebagai angin. Gambar 1 merupakan pola sirkulasi pergerakan udara akibar aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi.

Gambar 1, Pola sirkulasi udara akibat rotasi bumi(Sumber : Blog Konversi ITB, Energi Angin dan Potensinya)

b. Potensi tenaga angin Energi Kinetik dari angin dapat Digunakan untuk Menjalankan Turbin angin, Beberapa mampu memproduksi tenaga 5 MW. Keluaran tenaga Kubus adalah fungsi dari kecepatan angin, maka Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/d (20 km/j), dan dalam praktek sangat sedikit wilayah yang memiliki angin yang bertiup terus menerus. Namun begitu di daerah Pesisir atau daerah di ketinggian, angin yang cukup Tersedia konstan.Listrik yang dihasilkan dari Sistem Konversi Energi Angin akan bekerja optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang dibandingkan pada malam hari, sedangkan penggunaan listrik biasanya akan meningkat pada malam hari. Untuk

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 2: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

2

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

mengantisipasinya sistem ini sebaiknya tidak langsung digunakan untuk keperluan produk-produk elektronik, namun terlebih dahulu disimpan dalam satu media seperti aki atau baterai sehingga listrik yang keluar besarnya stabil dan bisa digunakan kapan saja.Syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan kincir angin dan jari-jari 1 meter dapat dilihat pada tabel 1 di bawah, dimana klasifikasi angin pada kelompok 3 adalah batas minimum dan angin pada kelompok 8 adalah batas maksimum dari energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Tabel 1, Tingkat kecepatan angin 10 meter diatas permukaan tanah(sumber: http://www.kincirangin.info/)

2. Kondisi Geografis Indonesiaa. Letak

Wilayah Indonesia yang berada di sekitar daerah ekuator merupakan daerah pertemuan sirkulasi Hadlye, Walker (gambar 2), dan lokal. Kondisi ini ditengarai memiliki potensi angin yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan sebagai alternatif pembangkit listrik.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 3: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

3

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Gambar 2, Posisi Indonesia terhadap sirkulasi walker(sumber: http://green-earth-cadet.blogspot.com)

Dari peta tersebut diatas (gambar 2) ditampilkan sirkulasi zonal (sejajar lintang) arah timur barat yang terjadi di pasifik timur menuju pasifik barat(dekat kepulauan Indonesia). Pada keadaan normal, sirkulasi ini ditandai dengan kenaikan udara di Pasifik Barat dekat kepulauan Indonesia dan penurunan udara yang terjadi di Pasifik Timur(Anomalinya positif(+). Pada saat ini maka terjadi La Nina di Indonesia. Hal tersebut juga dibarengi dengan Dipole Mode (+) yang terjadi disekitar perairan samudra hindia. Dipole mode juga menyebabkan kenaikan udara di sekitar perairan Indonesia. Maka terjadilah daerah subsiden, sehingga di Indonesia mengalami tahun hujan atau basah.Begitu juga sebaliknya apabila anomali negative(-), maka terjadi penurunan di Indonesia dan kenaikan di Pasifik Timur. Hal tersebut juga mungkin diikuti dengan dipole mode (-), sehingga terjadi penurunan di Indonesia. Penurunan identik dengan udara kering, panas, dan stabil sehingga di Indonesia mengalami kekeringan(El Nino).

b. Kebutuhan Energi Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia secara langsung berdampak pada kebutuhan energi khususnya listrik semakin meningkat. Djajang Soekarna, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM mengatakan bahwa rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai sekitar 73%. Artinya masih ada sekitar 27% yang belum terpenuhi kebutuhan listriknya.[1]

Dengan kata lain, tingginya subsidi pemerintah terhadap sektor energi belum sepenuhnya memberikan keadilan sosial dalam pengadaan listrik. Sifat terisolasi daerah di Indonesia dan kurangnya fasilitas transmisi dan distribusi membuat transfer kelebihan daya menjadi sangat mahal. Fakta ini menunjukkan, listrik masih menjadi kebutuhan besar bagi masyarakat Indonesia.Hal ini juga berarti industri listrik mempunyai pasar yang besar untuk dikembangkan karena kebutuhannya masih besar dan belum dipenuhi dengan maksimal. Kebutuhan listrik yang besar ini menuntut pemerintah untuk bisa memenuhinya.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 4: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

4

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

B. Rumusan MasalahDari latar belakang tersebut diatas, beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Bagaimana kondisi kebutuhan energi di Indonesia, dan2. Bagaimana kondisi potensi angin di Indonesia.3. Bagaimana potensi pengembangan energi angin di Kawasan Timur Indonesia

C. Sistematika PenulisanMakalah yang mengambil topik mengenai Sumber Daya Pesisir (energi) Tenaga Angin ini, dengan mengangkat judul “Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia” akan terbagi dalam tiga bab pokok yang nantinya akan memudahkan pembaca untuk pemahaman lebih lanjut secara sistematis. Ketiga bab tersebut akan diperinci sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUANPada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang dari dilakukannya pembahasan terhadap topik mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Dua konsep utama dari pembahasan ini yaitu pemahaman dasar mengenai angin, diantaranya penyebab terjadinya, distribusi, dan klasifikasinya. Pembahasan berikutnya mengenai Indonesia terkait dengan letak dan kondisi geografisnya yang membuat Negara ini kaya akan potensi sumber daya energy angin dan kebutuhan energy di Indonesia yang belum terpenuhi, atau dengan kata lain terjadi ketimpangan sosial dalam pemenuhan kebutuhan listrik.Dari ketimpangan tersebut dan potensi yang ada di Indonesia, maka pada bab pertama ini juga akan dirumuskan masalah untuk dicari pemecahan masalahnya dengan menggunakan data sekunder berupa peta dan referensi ilmiah yang terkait.

BAB II : ENERGI ANGIN DI INDONESIA

Pada bab kedua ini, disusun untuk menjawab secara sistematis permasalahan yang ada pada bab pertama diatas. Untuk menjawab permasalah tersebut, dibuatlah tiga pembahasan utama, yaitu: (A) Kebutuhan Energi di Indonesia, (B) Potensi Energi Angin di Indonesia, dan (C) Potensi Pengembangan Energi Angin di Indonesia. Penguatan dari pembahasan tersebut adalah dengan menggunakan analisis data sekunder berupa peta dan data pendukung lainnya. Bab kedua ini akan memetakan kebutuhan energi di Indonesia dan potensi energi angin di Indonesia lalu dari kedua hal tersebut di lakukan overlay konsep untuk menemukan prioritas dan potensi pengembangan energi angin di Indonesia.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 5: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

5

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

BAB III: PENUTUP

Sebagai bab terakhir dari makalah ini, maka penyusun akan menurunkan beberapa kesimpulan dan juga saran terkait dengan hasil analisa deskripsi dan sistematis mengenai potensi pengembangan sumber daya energi angin di Indonesia. Selain saran dan kesimpulan, juga penyusun akan membuat rekomendasi mengenai tindakan lanjut apa yang sebaiknya dilakukan bagi para calon share holder atau stake holder untuk menindak lanjuti makalah ini. Rekomendasi tersebut dihadirkan dari kekurangan dan keterbatasan dari penyusunan makalah ini.

D. Tujuan PenulisanDari latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui kondisi kebutuhan energi di Indonesia, 2. Untuk mengetahui kondisi potensi angin di Indonesia, dan3. Untuk mengetahui potensi pengembangan energi angin di Kawasan Timur Indonesia.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 6: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

6

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

II. PEMBAHASANA. Kebutuhan Energi di Indonesia

Hasil citra satelit pada gambar 3 di bawah ini menunjukkan peta penggunaan listrik dan konsumsi energi. titik cahaya paling banyak terpusat di Pulau Jawa. Sementara, wilayah Timur Indonesia dikuasai kegelapan. Konsumsi energi di Indonesia tampak tidak merata.

Gambar 3, Citra satelit yang menggambarkan penggunaan listrik dan konsumsi energi(sumber : http://www.visibleearth.nasa.gov)

Dari gambar tersebut jelas menunjukkan bahwa beberapa distribusi energi selama ini memang hanya terpusat di pulau jawa dan beberapa wilayah di sumatera. Di luar pulau Jawa hanya tersebar di wilayah pesisir bagian kalimantan dan Sulawesi Selatan. Untuk wilayah Kepulauan Halmahera, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua masih sangat membutuhkan peningkatan energi. Untuk menjawab situasi yang tergambarkan pada citra satelit tersebut, peta berikut (gambar 4 dan gambar 5) dapat memberikan jawaban signifikan bahwa sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, konsentrasi pemerintah sesungguhnya terfokus pada pembangunan di pulau Jawa dan Sumatera. Hal ini sangat jelas, dimana selama ini Indonesia sangat bergantung pada minyak bumi yang tergolong sumber energi yang tidak dapat terbarukan (non renewable resources) dan hanya menyebarkan infrastruktur penampungan di Pulau Jawa dan Sumatera (gambar 4) dan mengembangkan jaringan infrastruktur transmisi listrik terfokus hanya di wilayah Indonesia bagian barat khususnya pada pulau jawa dan sumatera (gambar 5).

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 7: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

7

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Gambar 4, Peta infrastruktur DPPU depot minyak bumi(Sumber: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/data/infrastruktur/)

Gambar 5, Peta jaringan infrastruktur transmisi listrik (Sumber: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/data/infrastruktur/)

Selanjutnya dapat kita perhatikan grafik gambar 6 di bawah ini yang mengindikasikan bahwa setelah pulih dari krisis moneter pada tahun 1998, Indonesia mengalami lonjakan hebat dalam konsumsi energi namun tidak diiringingi dengan peningkatan produksinya.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 8: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

8

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Dari tahun 2000 hingga tahun 2004 konsumsi energi primer Indonesia meningkat sebesar 5.2 % per tahunnya. Peningkatan ini cukup signifikan apabila dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan energi pada tahun 1995 hingga tahun 2000, yakni sebesar 2.9 % pertahun.

Gambar 6, Grafik konsumsi listrik dan energi tahunan di Indonesia(sumber: http://konversi.wordpress.com)

Dengan keadaan yang seperti ini, diperkirakan kebutuhan listrik indonesia akan terus bertambah sebesar 4.6 % setiap tahunnya, hingga diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030. Dari gambar 3, 4, dan 5 yang menggambarkan kesenjangan distribusi fasilitas energi di kawasan timur Indonesia dan grafik pada gambar 6 menghasilkan gambaran kedepan Indonesia bagian Timur akan terus tertinggal disebabkan antara konsumsi dan produksi sumber energy berbanding terbalik sejak tahun 2002. Pemenuhan kebutuhan produksi sumber energy (utamanya bahan bakar minyak) sudah pasti di prioritaskan pada fasilitas yang telah ada yaitu di Pulau Jawa.Untuk mengejar laju ketertinggalan di kawasan Timur Indonesia dibutuhkan pengembangan sumber energi yang sesuai dengan potensi di kawasan itu sendiri. Pada pembahasan kedua dari bab ini akan mengkaji mengenai sumber energy alternatif yaitu angin.

B. Potensi Energi Angin di IndonesiaBerdasarkan data dari GWEC, potensi sumber angin dunia diperkirakan sebesar 50,000 TWh/tahun. Total potensial ini dihitung pada daratan dengan kecepatan angin rata-rata diatas 5,1 m/s dan pada ketinggian 10 m. Data ini setelah direduksi sebesar 10% sebagai toleransi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, dan lain-lain.Untuk Indonesia sendiri, dapat kita amati gambar 5 dan gambar 6 dibawah, menunjukkan peta potensi energi angin di Indonesia. Peta tersebut dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia. Perbedaan kecepatan udara terlihat dari perbedaan warnanya. Biru menyatakan kecepatan udara rendah, sedangkan hijau, kuning, merah dan sekitarnya menyatakan semakin besarnya kecepatan angin.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 9: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

9

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Gambar 5, Peta potensi kecepatan angin di Indonesia(sumber: http://indone5ia.wordpress.com)

Gambar 6, Peta Potensi Angin Indonesia(sumber: http://konversi.wordpress.com)

Dari kedua gambar tersebut diatas (gambar 5 dan 6) tampak jelas bahwa Indonesia memiliki potensi angin yang melimpah utamanya di wilayah pesisir Kawasan Timur Indonesia sebagaimana tergambarkan juga pada gambar 2 mengenai teori walker circulation pada bab pertama makalah ini.Awal pembahasan di bab 2 makalah ini tampak bahwa sekarang ini Indonesia sedang mengalami krisis energi listrik. Seperti dapat kita lihat pada tabel gambar 4 diatas menunjukkan sejak tahun 2002, kebutuhan listrik di Indonesia sudah melebihi kapasitas pembangkit listrik yang kita miliki. Sedangkan dari citra satelit di gambar 3 menampilkan kelangkaan energi listrik di Kawasan Timur Indonesia. Dengan mengkombinasikan gambar 3,5, dan 6, maka pembahasan berikutnya akan terfokus pada pengembangan energi angin di pesisir Kawasan Timur Indonesia. Selain sebagai solusi saat ini, pengembangan energy angin juga menjadi solusi bangsa di masa depan, dimana LIPI memperkirakan cadangan minyak bumi di Indonesia akan habis pada 2024, cadangan gas akan habis pada 2042, sedangkan batu bara masih dapat digunakan hingga 2082.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 10: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

10

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

C. Potensi Pengembangan Energi Angin di Kawasan Timur IndonesiaTerkait dengan kebutuhan energi listrik nasional yang tidak sebanding dengan ketersediaan energi yang ada dan pemenuhan kebutuhan listrik di daerah terpencil. Selain itu wilayah Indonesia timur yang terkendala juga oleh transportasi dan keadaan cuaca, upaya diversifikasi pembangkit listrik dengan sumber energi alternatif ramah lingkungan menjadi suatu hal yang mendesak.Mengingat sumber energi fosil, khususnya minyak bumi yang tergolong sumber energi yang tidak dapat terbarukan (non renewable resources), dan tentunya ketersediaannya akan terus berkurang juga perbandingan terbalik antara tingkat kebutuhan dan penggunaan yang terus meningkat disbanding tingkat produksi (grafik pada gambar 4) maka pemanfaatan energi angin dapat menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan listrik di kawasan Timur Indonesia.Wilayah Sulawesi dan Maluku terletak di kawasan Indonesia Timur yang terdiri dari ratusan pulau kecil yang sebagian besar berpenduduk. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan listrik di daerah tersebut semakin meningkat. Upaya diversifikasi pembangkit listrik dengan sumber energi alternatif ramah lingkungan menjadi suatu hal yang penting. Untuk mencari tahu berapa besar energi angin di Bumi ini, titik mulanya adalah memperkirakan total energi kinetik di atmosfer. Lorenz memberikan 1.5 x 106Joules/m2 sebagai energi kinetik yang tersedia di atmosfer[2]. Smil menyatakan bahwa pergerakan udara di atmosfer merupakan 2% dari energi dari matahari ke Bumi [3]. Dimana radiasi Matahari yang mencapai Bumi tahunan adalah 5.8 x 1024Joules, atau 1.84 X 1017W, dan 360W/m2. Dan yang terserap oleh permukaan Bumi (daratan dan air) adalah 2.9 x 1024Joules, atau 9.19 X 1016W, dan 180W/m2[4]. Jika jumlah energi matahari yang terserap secara langsung oleh atmosfer lebih sedikit digunakan, perkiraan besaran tertinggi dari energi kinetik dapat dijabarkan. Smilmemberi gambaran, 3.8 x 1022 J, untuk energi angin tahunan pada atmosfer di bawah ketinggian 1 km. Dia menyatakan nilai maksimum yang dapat dikonversikan adalah 3.8 x 1021 Joule, 1.20 x 1014W atau 1.1 x 106 TWh.Hasil penelitian dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencoba untuk menentukan daerah-daerah yang memiliki potensi sumber energi angin di wilayah Sulawesi (Toli-toli, Kayuwatu, Majene, Makassar, Gorontalo, Kemdari, Naha) dan Maluku (Tual, Saumlaki, Bandanaeira, Ambon, Ternate) dengan menggunakan data arah dan kecepatan angin harian periode tahun 2003-2008[5].Dari hasil kajian dapat direkomendasikan 4 (empat) lokasi yang potensial untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga angin yaitu di Tual, Naha, Saumlaki, dan Bandaneira dengan potensi energi angin yaitu berkisar antara 3455,8 s/d 11861,4 watt day/tahun. Dari keempat lokasi tersebut, Tual merupakan lokasi yang paling berpotensi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga angin [5].1. Potensi Angin Pulau Sulawesi dan Maluku

Data arah dan kecepatan angin periode tahun 2003-2008 di Sulawesi (7 stasiun pengamatan) meliputi Stasiun Tolitoli, Kayuwatu, Majene, Hasanuddin, Gorontalo, Kendari dan Naha dan 5 stasiun pengamatan di Maluku meliputi Tual, Saumlaki, Bandanaeira, Ambon, dan Ternate . Hasilnya kemudian tersaji pada tebel 2 berikut:

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 11: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

11

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Tabel 2, Potensi energi angin Pulau Sulawesi dan Maluku(sumber: http://www.bmkg.go.id/)

Dari data tersebut diatas diketahui bahwa kecepatan rata-rata harian daerah yang memenuhi syarat untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin adalah Makassar, Naha, Saumlaki, Bandanaeira, dan Tual. Kelima daerah tersebut memiliki rata-rata kecepatan harian antara 2,61 - 3,61 m/s. Frekuensi jumlah hari yang memiliki kecepatan lebih dari 2,5 m/s pada kelima stasiun inipun sangat tinggi antara 52,7-81,3% artinya jika turbin yang digunakan adalah yang bisa berputar dengan kecepatan angin 2,5 m/s maka turbin akan menghasilkan energi listrik selama 192-297 hari dalam setahun. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa daerah yang paling berpotensi dikembangkan masing-masing adalah Tual (11861,4 wattday/year), Saumlaki (5797,7 wattday/year), Bandaneira (4727,8 wattday/year), dan Naha (3455,8 wattday/year).

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 12: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

12

Naha, 3455,8 wattday/year

Bandaneira, 4727,8 wattday/year

Tual, 11861,4 wattday/year

Saumlaki, 5797,7 wattday/year

Makassar, 1883,8 wattday/year

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Gambar 7, Peta penyebaran pengembangan potensi energy angin

Pada peta (gambar 7) penyebaran pengembangan potensi energi angin diatas menunjukkan bahwa pada daerah disekitar Laut Banda yang meliputi Ternate, Saumlaki, Bandaneira, Ambon, dan Tual umumnya memiliki arah angin yang dipengaruhi oleh kondisi musim (angin muson). Daerah-daerah pesisir tersebut umumnya memiliki kecepatan angin yang tinggi dan cenderung konstan sepanjang tahun. Kondisi ini memberikan gambaran awal bahwa daerah tersebut berpotensi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin.

2. Faktor pendukung pengembangan energi anginSetidaknya ada tiga pilar asasi yang dapat menjadi parameter dan harus diperhatikan pemerintah Indonesia dalam menyokong pemenuhan energi untuk kebutuhan dalam negeri Indonesia di masa depan, yaitu: kebijakan, investasi, dan teknologi[6].Dalam hal kebijakan, sebenarnya pemerintah telah lama menggulirkan kebijakan untuk memacu pengembangan energi alternatif. Sebagai contoh adalah Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional. Dari kebijakan ini, kemudian lahirlah beberapa kebijakan turunan yang disebut National Energy Mix of Indonesia 2025. Dengan demikian, seharusnya segala pola pengembangan sumber energi alternatif Indonesia harus bersandar pada kebijakan itu.53 tahun yang lalu, Pertamina telah mengantarkan produksi minyak Indonesia meningkat dari yang tadinya hanya memproduksi 350 ribu barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari. Indonesia membuktikan bahwa sebagai Negara yang berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan energinya. Saat itu, Indonesia telah menjadi eksportir

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 13: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

13

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

minyak dan menjadi bahan refleksi untuk negara-negara lain seperti Malaysia dan Norwegia.Kesamaan tantangan kebutuhan energi yang dulu dengan sekarang adalah permasalahan implementasi dan keyakinan. Kalau dahulu Indonesia pernah berhasil karena implementasi yang baik dan tanpa meninggalkan keyakinan bahwa minyak negeri ini dapat dikelola sendiri, maka kenapa untuk giliran energi alternatif terbarukan ini kita tidak yakin? Kita harus tetap optimis. Negeri ini pasti bisa!

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 14: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

14

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

III. PENUTUPA. Kesimpulan

1. Indonesia masih sangat minim fasilitas untuk memenuhi kebutuhan energi utamanya Kawasan Timur Indonesia di tambah dengan tantangan kenyataan bahwa kebutuhan listrik indonesia akan terus bertambah sebesar 4.6 % setiap tahunnya, hingga diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030.

2. Indonesia memiliki potensi angin yang melimpah utamanya di wilayah pesisir Kawasan Timur Indonesia sebagaimana tergambarkan juga pada berdasarkan teori walker circulation dan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

3. Daerah yang paling berpotensi untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Kawasan Timur Indonesia masing-masing adalah Tual (11861,4 wattday/year), Saumlaki (5797,7 wattday/year), Bandaneira (4727,8 wattday/year), dan Naha (3455,8 wattday/year).

B. Saran1. Dibutuhkan semangat yang kuat dan peningkatan kembali riset untuk penelitian dan

pengembangan berbagai energi alternatif tanpa meninggalkan kondisi sosial, ekonomi, hukum, lingkungan dan politik di dalam masyarakat negeri ini. Hal ini dapat dipicu lewat pengembangan kreativitas riset berbagai perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia yang memiliki fokus pengembangan energi alternatif khususnya energi angin untuk Kawasan Timur Indonesia.

2. Persoalan lain yang menjadi faktor penghambat utama seperti korupsi yang menjadi kendala utama masuknya investasi dan pergerakan laju investasi untuk pengembangan energy alternatif harus segera di selesaikan.

C. Rekomendasi1. Diperlukan sebuah pemetaan lebih detail berdasarkan parameter-parameter yang

mempengaruhi kualitas dan kuantitas angin, diantaranya kondisi topografi, klimatologi, dan lain-lain.

2. Dibutuhkan sebuah analisis yang lebih konprehensif dan sistematis dengan menggunakan pola analisis seperti SWOT ataupun Problem Solving disertai kombinasi pada Pemodelan Geografis.

3. Diharapkan ada perbandingan-perbandingan dengan mengkaji keuntungan dan kerugian ekonomis serta dampak positif dan negatif terhadap lingkungan yang dialami oleh Negara lain yang mengembangkan energi angin sebagai pemenuhan kebutuhan energinya seperti Cina, Belanda, dan Denmark.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 15: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

15

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://www.bisnis.com/articles/konsumsi-energi-indonesia-negara-yang-boros-energi, diakses 17 Oktober 2012.

[2] Lorenz, Edward N., The nature and theory of the general circulation of the atmosphere., p110 WMO No. 218 TP.115. World Meteorological Organization.

[3] Smil, Vaclav. Inherent limits of renewable energies. 2004.[4] Smil, Vaclav. Energy at the crossroads. MIT 2003.[5] http://www.bmkg.go.id/Puslitbang/Jurnal_MG/, diakses 18 oktober 2012.[6] http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/06/21/membangun-pilar-kemandirian-energi-bangsa/,

diakses 18 oktober 2012.

Referensi Gambar dan tabel

http://www.kincirangin.info/, diakses 17 Oktober 2012.http://konversi.wordpress.com/2009/03/25/energy-angin-dan-potensinya/, diakses 17 Oktober 2012.http://green-earth-cadet.blogspot.com/, diakses 17 oktober 2012.http://visibleearth.nasa.gov/, diakses 18 Oktober 2012.http://konversi.wordpress.com, diakses 18 Oktober 2012.http://indone5ia.wordpress.com, diakses 18 Oktober 2012.http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/data/infrastruktur/, diakses 18 oktober 2012.

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 16: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

16

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

MAKALAHSUMBER DAYA PESISIR (ENERGI) TENAGA ANGIN

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Oleh :Jalaluddin Rumi Prasad(12/339118/PGE/00990)

Master Program on Planning and Management ofCoastal Area and Watershed (MPPDAS)

FACULTY OF GEOGRAPHY UGM2012

ABSTRAK

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 17: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

17

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Indonesia memiliki potensi angin yang melimpah utamanya di wilayah pesisir Kawasan Timur Indonesia sebagaimana tergambarkan juga pada teori walker circulation dan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Indonesia masih sangat minim fasilitas untuk memenuhi kebutuhan energi utamanya Kawasan Timur Indonesia di tambah dengan tantangan kenyataan bahwa kebutuhan listrik indonesia akan terus bertambah sebesar 4.6 % setiap tahunnya, hingga diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030.Daerah yang paling berpotensi untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia tersebar di Kawasan Timur Indonesia masing-masing adalah Tual (11861,4 wattday/year), Saumlaki (5797,7 wattday/year), Bandaneira (4727,8 wattday/year), dan Naha (3455,8 wattday/year).

Kata Kunci: Potensi Angin, Pesisir Kawasan Timur Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Angin

DAFTAR ISI

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM

Page 18: Pemetaan Potensi Pengembangan  Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

Page

18

Pemetaan Potensi Pengembangan Sumber Daya Energi Angin di Indonesia

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………………………………………………… iABSTRAK ……………………………………………………………………………………………………………………………………… iiDAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………………………… iiiI. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………… 1

1. Karakteristik angin ………………………………………………………………………………………………. 1a. Terjadinya dan distribusi angin ……………………………………………………………………… 1b. Potensi tenaga angin .…………………………………………………………………………………… 1

2. Kondisi Geografis Indonesia ………………………………………………………………………………… 2a. Letak ……………………………………………………………………………………………………………… 2b. Kebutuhan Energi ………………………………………………………………………………………….. 3

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………………. 4C. Sistematika Penulisan …………………………………………………………………………………………………. 4D. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………………………………………… 5

II. PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………………………………… 6A. Kebutuhan Energi di Indonesia ……………………………………………………………………………………. 6B. Potensi Energi Angin di Indonesia ………………………………………………………………………………… 8C. Potensi Pengembangan Energi Angin di Kawasan Timur Indonesia ……………………………… 10

1. Potensi Angin Pulau Sulawesi dan Maluku …………………………………………………………….. 102. Faktor pendukung pengembangan energi angin …………………………………………………… 12

III. PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………………………. 14A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………… 14B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………. 14C. Rekomendasi ……………………………………………………………………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………………………………… 15

Jalaluddin Rumi Prasad (12/339118/PGE/00990), MPPDAS - FACULTY OF GEOGRAPHY UGM