pemikiran dan aktivitas dakwah melalui media...
TRANSCRIPT
PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH
USTADZ ABDUL SOMAD
MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Magister Sosial (M.Sos)
Oleh
Syifa Hayati Islami
NIM : 21160510100018
PROGRAM STUDI MAGISTER
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
i
Abstract
Syifa Hayati Islami Ustadz Abdul Somad’s Thought and his Da’wah Activity Through Youtube Social Media
This thesis was written to know the thought, activity, and
the impact or influence of the da’wah of Ustadz Abdul Somad through youtube social media. Because there are many assumptions said that the style of da’wah of Ustadz Abdul Somad is radical, fanatical and anti-diversity.
The main theory which was used in this study is pendulum theory that was brought by Robert LIyod George (1992) and Anthony Giddens (2003). they said that the style of da'wah can be divided into three categories, namely: extreme right, extreme left and moderate.
This research is descriptive, which describes the thought of a figure it is the thought of Ustadz Abdul Somad. this research used a qualitative approach. In addition, it is is "Library Research" (literature), it is sourced from the literatures, one of them is a literature which was written by Ustadz Abdul Somad. Others are articles, internet, newspapers, magazines (both virtual and manual) that explained about Ustadz Abdul Somad's da'wah.
The results of this study are: 1. The thought of da’wah Ustadz Abdul Somad is a strategy of da'wah that has been taught by Al-Azhar namely the thought of wasathiyyah (moderate). 2). His da'wah activity is delivered through youtube social media. 3). Eventually, the impact or the influence of Ustadz Abdul Somad’s da’wah has built a peace Islam and have open-minded to other groups, without reducing the original principles of Islam. The realization of this impact is called Somad Effect.
Keywords: Thought, Activity, Impact, Da'wah, Ustadz Abdul Somad.
ii
Abstrak
Syifa Hayati Islami Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube
Tesis ini ditulis untuk mengetahui pemikiran, aktivitas,
dan dampak atau pengaruh dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial youtube. Karena tak sedikit anggapan yang mengatakan bahwa corak pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad ini adalah dakwah radikal, dakwah fanatik dan anti kebhinekaan.
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendulum pemikiran oleh Robert LIyod George (1992) dan Anthony Giddens (2003) yang mengatakan bahwa corak pemikiran dakwah dapat dipilah menjadi tiga kategori, yakni: ekstrem kanan, ekstrem kiri dan moderat.
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan tentang pemikiran seorang tokoh dakwah yakni pemikiran Ustadz Abdul Somad dengan mengutamakan pendekatan kualitatif. Selain itu, penelitian ini bersifat “Library Research” (kepustakaan) tentu ini bersumber pada literature, salah satunya terdapat tulisan Ustadz Abdul Somad seperti karya bukunya sendiri. Lain-lainnya adalah artikel, internet, koran, majalah (baik secara maya maupun manual) yang menjelaskan tentang dakwah Ustadz Abdul Somad.
Hasil dari penelitian ini, yakni: 1.Pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad adalah strategi pemikiran dakwah yang sudah di ajarkan Al-Azhar yaitu pemikiran wasathiyyah (moderat). 2). Aktivitas dakwahnya yaitu dakwah melalui media sosial youtube. 3). Dari aktivitasnya tersebut lahirlah dampak atau pengaruh dakwah Ustadz Abdul Somad yang membangun ber-Islam yang santun dan mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya. Perwujudan dampak ini disebut dengan Somad Effect.
Kata kunci: Pemikiran, Aktivitas, Dampak, Dakwah, Ustadz Abdul Somad.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subnahu wata’ala. Atas berkah dan inayah-Nya, Alhamdulillah
tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda tercinta Nabi
Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, para
pengikutnya juga kepada kita selaku umatnya.
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menempuh ujian program studi magister pada
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyelesaikan tesis ini tidak mungkin
diselesaikan bila tanpa bantuan dari Allah SWT, melalui hamba-
hamba-Nya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vi
2. Dr. Arief Subhan, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Suhaimi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Sihabudin Noor, MA., ketua penguji dan penyempurna
tesis sekaligus kepala Program Studi Magister KPI, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Dr. Rully Nasrullah, M.Si sekretaris sekaligus penasehat
akademik Program Studi Magister KPI. Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Dr. H. A. Ilyas Ismail, M.A., dosen pembimbing yang penuh
kesabaran dan kesediaan dalam meluangkan waktu serta
membimbing hingga tesis ini terselesaikan.
v
8. Dr. Hj. Roudhonah, MA., selaku penguji dan penyempurna
tesis sekaligus Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Dr. H. M. Sungaidi, MA., selaku penguji dan sekaligus
penyempurna tesis.
10. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik serta
memberikan beragam ilmu sehingga penulis menjadi
manusia yang lebih baik.
11. Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanan yang baik.
12. Ustadz Abdul Somad, Lc., MA, tokoh dakwah yang telah
bersedia dan ikhlas menjadi objek penelitian, penulis.
13. Kedua orang tua tercinta penulis Abah KH. Entang
Khaerussalam dan Ibu Hj. Syamsiah yang telah memberikan
dukungan, do’a dan didikannya sehingga penulis bisa meraih
gelar Magister Sosial.
vi
14. Kakak-kakak tercinta Kang Ipul, Teh Biyah, Kang noval,
Teh Karomah & Teh Tuti yang selalu mendo’akan dan
memberi dukungan moril maupun materil.
15. Teman dan sahabat terbaik penulis Muhammad Husein
Nasution, S.Pd.I.
16. Teman-teman seperjuangan Magister KPI 2016-2017,
terutama KPI angkatan V: Nurul, Rani, Pak Makroen, bang
Aji, Shofi, Sulaiman, Zikrullah, Hilman, terimakasih atas
do’a & dukungannya.
Akhirnya, hanya do’a yang bisa penulis sampaikan untuk
membalas semua bantuan semua pihak, semoga Allah
membalasnya, Amin.
Ciputat, 30 November 2018
Penulis
Syifa Hayati Islami
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI LEMBAR BEBAS PLAGIASI LEMBAR KEASLIAN ABSTRACT .................................................................................. i ABSTRAK .................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................. vii DAFTAR TABEL ...................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................... x BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Batasan Masalah ............................................................................... 9 C. Rumusan Masalah ............................................................................ 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 9 E. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................. 11 F. Pernyataan Penelitian ..................................................................... 14 G. Metode Penelitian ........................................................................... 16 H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG DAKWAH, MEDIA SOSIAL DAN YOUTUBE ................................................................. 23
A. Dakwah .......................................................................................... 23 1. Pengertian Dakwah .................................................................. 23 2. Unsur-unsur Dakwah ............................................................... 29 3. Macam-macam dakwah ........................................................... 51 4. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah: Sebuah Keniscayaan.......... 52 5. Polarisasi Dakwah .................................................................... 57
B. Media Sosial ................................................................................... 62 1. Pengertian Media Sosial .......................................................... 62 2. Jenis-jenis Media Sosial ........................................................... 65 3. Media Sosial sebagai Media Dakwah ...................................... 70
viii
C. Youtube .......................................................................................... 73 1. Pengertian Youtube .................................................................. 73 2. Sejarah Youtube ....................................................................... 74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 81
A. Paradigma Dakwah ......................................................................... 81 B. Subjek Penelitian ............................................................................ 89 C. Teknik Analisa Data ....................................................................... 89
BAB IV BIODAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD ...................... 91
A. Biografi Ustadz Abdul Somad........................................................ 91 B. UAS Meniti Jalan Dakwah ........................................................... 103 C. UAS dan Penganugerahaan Tokoh Perubahan ............................. 108 D. UAS dan Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara .......................... 112 E. UAS dicalonkan Sebagai Cawapres ............................................. 114
BAB V ANALISIS DAN DESKRIPSI DAKWAH UAS ................ 118
A. Pemikiran Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube ........................................................................................ 118
B. Aktivitas Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube ........................................................................................ 160
C. Dampak Dakwah Ustadz Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube ........................................................................................ 167
BAB VI PENUTUP ........................................................................... 177
A. Simpulan ....................................................................................... 177 B. Saran ............................................................................................. 178
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Proses Dakwah Menurut Ali Mahfudz ............................... 26
Tabel 5.1 : Bid’ah atau Tidak ............................................................. 138
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kategori Dakwah .............................................................. 5
Gambar 2.1 : Unsur-unsur Dakwah ...................................................... 30
Gambar 2.2 : Pendulum Ekstrimisme ................................................... 60
Gambar 2.3 : Streaming dengan Youtube ............................................ 74
Gambar 2.4 : Pendiri Youtube .............................................................. 76
Gambar 2.5 : Chad Harley .................................................................... 76
Gambar 2.6 : Steven Shinh .................................................................. 78
Gambar 2.7 : Jawed Karim .................................................................. 79
Gambar 5.1 : Runtuhnya Khilafah Islamiyah ..................................... 133
Gambar 5.2 : Bid’ah dan Maulid ....................................................... 137
Gambar 5.3 : Amalan Tergantung Niat ............................................... 144
Gambar 5.4 : Syukuran dan Do’a Bersama HUT MPR RI ................. 150
Gambar 5.5 : Aliran Ustadz Abdul Somad ......................................... 155
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemikiran dakwah sebagai suatu konstruk akal-budi,
selalu merupakan hasil bentukan konteks budaya yang
melatarinya (culturally constructed). Ia senantiasa terbangun oleh
unsur-unsur kebudayaan tempat setiap figur pemikir dan pelaku
dakwah bertumbuh kembang. Unsur kebudayaan dalam hal ini
tercermin pada konteks sosio-politik, lingkungan akademik, dan
organisasi dakwah yang menjadi tempat figur dakwah dibesarkan.
Latar inilah yang kemudian membentuk konsepsi paradigma dan
strategi dakwah setiap juru dakwah.1
Seiring dengan perubahan sosial dan intelektual, dinamika
pemikiran dan pergerakan dakwah mengalami polarisasi2 sejalan
dengan polarisasi persektif umat Islam atas modernisasi dengan
serba nilai yang dibawanya.3 Sejarah pemikiran dakwah
menunjukkan bahwa corak pemikiran dakwah ternyata
mengalami deferensiasi4 dan divergensi5 yang luar biasa
1Muhyiddin, “Kajian Dakwah Multipersfektif: Teori, Metodologi,
Problem dan Aplikasi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 7. 2KBBI Online, polarisasi adalah pembagian atas dua bagian
(kelompok orang yang berkepentingan dan sebagainya) yang berlawanan; berbeda pola/bentuk dalam penyampaian dakwah. (Diakses pada 05 Oktober 2017, pukul 18:30 WIB).
3Helen Watson, “Women and The Veil: Personal Responses to Global Process,” h. 151.
4KBBI Online, differensiasi adalah perbuatan membedakan; pembedaan. Artinya, dakwah mengalami perubahan cara penyampaian yang berbeda. (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 21.00 WIB).
2
beragam. Tidak mengejutkan jika kemudian muncul bentuk-
bentuk dakwah yang beragam, dan tidak jarang satu sama lain
berbenturan, karena aktivitas dakwah itu sendiri tiada lain kecuali
perwujudan konkret dari dinamika pemikiran dakwah yang
abstrak.6
Salah seorang tokoh dakwah yang berasal dari Provinsi
Riau yakni Ustadz Abdul Somad atau yang dikenal dengan
sebutan UAS, Nama UAS semakin dikenal publik selain karena
Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam
menyampaikan dakwah, UAS juga aktif membagikan video
dakwahnya melaui Youtube. Kajian-kajiannya yang tajam dan
menarik membuat banyak orang suka dengan tausiahnya. Ulasan
yang cerdas dan lugas7 ditambah lagi dengan keahlian dalam
merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah yang
sangat baik, membuat ceramah UAS begitu mudah dicerna dan
dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.8
Ustadz Abdul Somad dalam memberikan ceramah selalu
menyampaikan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai materi
dakwahnya. UAS mengikuti jejak seniornya sesama lulusan al-
Azhar yang berada di Pekanbaru, yakni Ustadz Mustafa Umar,
yang fokus membahas tafsir Al-Quran, terutama dari Tafsir al-
5KBBI Online, divergensi adalah penyebaran. Yaitu penyebaran dalam mensyi’arkan agama Islam. (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 21:10 WIB).
6Syaikh Ghazali, “Ad-Da’wah Al-Islamiyyah Tastaqbilu Qarnaha Al-khamis ‘Asyar”, h. 15.
7 KBBI Online, lugas adalah tidak berbelit-belit. (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 22:00 WIB).
8 https://geotimes.co.id/opini/abdul-somad-sang-penyuluh-dari-riau-mentari-untuk-indonesia/, (Diakses pada 12 Oktober 2017, pukul 22:05 WIB).
.
3
Ma'rifat. Demikian pula dengan UAS, menjadikan al-Hadist dan
Fiqh sebagai fokus dari substansi dakwahnya.9
Ceramahnya juga berisi penjelasan mengenai berbagai
persoalan Fiqh kontemporer yang langsung ditanyakan oleh
masyarakat dan sering melahirkan diskursus dalam menjelasan
khilafiah10, seperti peringatan maulid nabi, ziarah kubur, qunut,
asuransi, harta haram, dan lain-lain.11
Sehubungan dengan itu, maka dakwah dapat dipilah
secara garis besar menjadi dua kategori besar, yakni: Pemikiran
dakwah dan aktivitas dakwah. Kategori pertama merujuk pada
setiap upaya permenungan dakwah, baik secara ontologis,
epistimologis maupun aksiologis. Ia juga mengacu pada berbagai
pengkajian dakwah yang mempelajari perkembangan dakwah
dari masa ke masa. Secara demikian, pemikiran dakwah bersifat
teoritis sebagai upaya generalisasi, baik melalui alur pemikiran
deduktif maupun induktif, dalam rangka membangun struktur
ilmu dakwah.12
Kategori kedua merujuk pada setiap kegiatan dan
pergerakan dakwah di lapangan. Kategori kedua ini merupakan
realitas kegiatan amr bi al-ma’ruf wa nahy ‘an al-munkar di
9 https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital-
ustadz-abdul-somad pekanbaru (Diakses pada Senin 09 Oktober 2017, pukul 22:07 WIB).
10 KBBI Online, khilafiah adalah perbedaan pendapat di antara para ahli hukum Islam dalam menentukan hukum. (Diakses pada 13 Oktober 2017, pukul 22:00 WIB).
11 M. Shofi, Makalah “Fenomena Auragenic Ustadz Somad Berdakwah Via Sosmed”, h. 16.
12 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Cet. VIII (Bandung: Mizan, 1998), h. 337.
4
tengah-tengah umat Islam. Dalam hubungannya dengan
pemikiran dakwah, aktivitas dakwah hampir senantiasa
merupakan bentuk penerapan dari teori atau generalisasi13 yang
dihasilkan oleh proses pemikiran dakwah. Maka, sejatinya
dinamika aktivitas dakwah itu merupakan akibat, dan karenanya,
tidak bisa dilepaskan dari dinamika pemikiran dakwah. Di sinilah
letak penting peranan strategis pemikiran dakwah dalam
perkembangan dakwah.14
Pada dataran praktik, pemikiran dan aktivitas dakwah
dilakukan secara individual atau kolektif. Ada saatnya seorang
pemikir dakwah melakukan perenungan dakwah secara mandiri,
pada saat lain, melakukan pengkajian dakwah bersama pemikir
lain secara kolektif. Sama halnya, ada kalanya seorang juru
dakwah (da’i) menyelenggarakan dakwah secara individual,
sebagaimana ia juga, pada kala lain, terlibat dalam kegiatan
dakwah kolektif. Kategorisasi dakwah tersebut, dapat
digambarkan pada skema berikut:
13KBBI Online, generalisasi adalah perihal membentuk gagasan atau
simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya. (Diakses pada 13 Oktober 2017, pukul 11:00 WIB).
14 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Cet. VIII (Bandung: Mizan, 1998), h. 337.
.
5
Gambar 1.1 : Kategori dakwah
Dalam pengkajian dakwah, setiap pengkaji dapat
memfokuskan kajiannya pada pemikiran di alam idealektika-
teoretik atau pada praktik dakwah di alam realita-empirik. Dalam
kondisi tersebut, ia bisa memilih berkonsentrasi pada pola
perubahan, subjek perubahan, sasaran perubahan, atau pada
aspek-aspek sentimental perubahan semisal primordialisme15.
Setiap fokus kajian semestinya didekati dengan cara-kaji dan
sudut-pandang yang relevan.16
Begitu pun dengan kajian dakwah Ustadz Abdul Somad,
ia memfokuskan kajiannya pada bidang al-Hadits dan Fiqh
terlebih membahas soal-soal perkara kekinian yang sedang marak
di realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya ceramah
mengenai Pemuda Akhir Zaman, Hukum Cadar, Hukum KB,
Hukum Dana Haji Untuk Infrastruktur, bagaimana tentang aqidah
15KBBI Online, primordialisme adalah perasaan kesukuan yang
berlebihan. (Diakses pada 14 Oktober 2017, pukul 12:00 WIB). 16Muhyiddin, “Kajian Dakwah Multipersfektif: Teori, Metodologi,
Problem dan Aplikasi”, h. 11.
Pemikiran
Dakwah
Kegiatan
Individu Kolektif Individu Kolektif
6
Rina Nose yang buka tutup hijab, dan lain sebagainya. Selain itu
terkadang di sela-sela ceramahnya mengomentari pemerintah
mengenai keadaan politik di Indonesia. Sedangkan pada tataran
aktivitasnya Ustadz Abdul Somad berdakwah secara
muwajahah17 (face to face) dengan jama’ah juga secara online
melalui media sosial youtube.
Jadi, yang dilakukan dalam dakwahnya simpel dan
sederhana saja yakni menyuruh kepada yang ma'ruf dan melarang
yang munkar dan beriman kepada Allah Swt. Sesuai dengan surat
Ali-Imran: 110
���� ون �� �� �����س ��
� أ ��
� أ�� ٱو&�%$ن #" �! وف (�!� �و�(��$ن و�$ +� ,-
��%� 3)02 ٱءا�" أ 5�%� � 6 ���$ن ٱ83ن �)!� �-9:
?<< 3=>;$ن ٱوأ
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)18
Dalam perspektif lain, merujuk cendekia besar Muslim
Hasan Al-Banna, kewajiban menyampaikan kebenaran ini adalah
manunggal dengan muslim di manapun. Nahnu duat qobla kulli
17KBBI Online, muwajahah adalah temu muka; tatap muka. (Diakses
pada 15 Oktober 2017, pukul 13.00 WIB). 18 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 64.
.
7
sya'in, artinya semua dari kita adalah pendakwah sebelum
menjadi siapa-siapa.19
Peneliti mengutip dari penelurusan DARIRIAU.com,
bahwasanya tidak sulit menemukan video-video ceramah Abdul
Somad di internet. Di Youtube saja setidaknya ada sekitar 21.700
video tentang Abdul Somad. Abdul Somad memiliki khas ketika
berceramah. Ia tidak kaku dalam menyampaikan materi
ceramahnya, bahkan tidak jarang ia melempar lelucon yang
membuat jamaahnya tertawa. Tausiahnya juga tentang persoalan-
persoalan kekinian.20
Penelusuran peneliti terhadap penulis
https://news.detik.com menunjukkan setidaknya pada dua kanal
utama ceramahnya di youtube, yakni Tafaqquh Online dan
Fodamara, video UAS sudah ditonton total akumulasi 16,255 juta
views dari total 1.410 video yang mencakup UAS. Jadi rata-rata
satu video ditonton hampir 12.000 kali. Di fanspage facebook
maupun instagram, dua akun personal media sosial yang aktif
digunakannya, total pengikutnya mendekati 300.000. Karenanya,
namanya demikian berseliweran di jagat daring tanah air kurun
beberapa bulan terakhir.21
19https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital-
ustadz-abdul-somad pekanbaru (Diakses pada Senin 09 Oktober 2017, pukul 22:10 WIB).
20http://www.daririau.com/read-9021166--sejak-kecil-ustad-abdul-somad-sudah-ditempa-jadiguru.html, (Diakses pada Senin 23 Oktober 2017, Pukul 14:21 WIB).
21 https://news.detik.com/opini-anda/3563958/mengenal-dakwah-digital-ustadz-abdul-somad-pekanbaru, (Diakses pada Senin 09 Oktober 2017, pukul 22:12 WIB).
8
Namun, seiring berjalannya waktu ke waktu berdasarkan
pengamatan peneliti, Ustadz Abdul Somad hanya memiliki satu
akun resmi / official channel di setiap media sosialnya yaitu
Instagram @UstadzAbdulSomad, facebook Redaksi
Tafaqquh/UstadzAbdulSomad, dan channel resmi youtubenya
yaitu bernama Tafaqquh Video. Tercatat pada 10 November 2018
followers akun Instagram milik Ustadz Abdul Somad saat ini
mencapai 5,6 juta pengikut (followers). Akun Facebooknya 1,2
juta menyukai fanspagenya yang mulanya akun biasa dan 1,4 juta
untuk pengikutnya di facebook. Sedangkan subscribersnya di
youtube mencapai 729 ribu subscribers. Hal ini tidak bisa
dipastikan, karena setiap harinya bisa berubah seiring berjalannya
dari waktu ke waktu. Demikianlah mengapa Ustadz Abdul
Somad pun di juluki sebagai da’i berjuta followers.22
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti pemikiran
dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul somad selain karena
kecerdasan dan kelugasan dalam menyampaikan dakwah, Ustadz
Abdul Somad adalah tokoh agama pertama meraih penghargaan
sebagai Tokoh Perubahan Republika 2017. Dan diberi gelar
kehormatan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau sebagai
Datuk Seri Ulama Setia Negara.
22 Tim Redaksi Qultummedia, Lihat juga: Ustadz Abdul Somad “Da’i
Berjuta Followers”, (Jakarta: QultumMedia, 2018).
.
9
B. Batasan Masalah
Dalam tesis ini, peneliti membatasi penelitiannya pada dua hal:
1. Penelitian akan dibatasi pada teori dakwah, media sosial,
youtube dan analisis pada 5 video dakwah Ustadz Abdul
Somad yang merujuk pada tataran pemikiran dakwah dan
aktivitas dakwahnya di youtube.
2. Objek penelitian yang digunakan adalah video dakwah
Ustadz Abdul Somad di media sosialyoutube.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti perlu diidentifikasi secara terperinci
dan dirumuskan dalam pernyataan yang operasional. Perumusan
masalah sekaligus mempertegas ruang lingkup objek yang diteliti.
Ada tiga masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
1. Bagimana pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad melalui
media sosial youtube?
2. Bagaimana aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui
media sosial youtube?
3. Bagaimana dampak dari aktivitas dakwah Ustadz Abdul
Somad melalui media sosial youtube?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
A. Untuk mengetahui bagimana pemikiran dakwah Ustadz
Abdul Somad. Karena ada isu bahwasanya pemikiran
10
dakwah Ustadz Abdul Somad adalah dakwah fanatik dan
anti kebhinekaan. Dan aliran apakah yang Ustadz Abdul
Somad anut, kemudian menggunakan mazhab apa diantara
ke empat mazhab Fiqh Ahulussunnah.
B. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas dakwah Ustadz
Abdul Somad melalui media sosial youtube. Sekaligus
untuk memperjelas manhaj dakwah yang diterapkan oleh
Ustadz Abdul Somad dalam mensyi’arkan agama Islam.
C. Untuk mengetahui bagaimana dampak atau pengaruh dari
aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial
youtube. Sehingga dakwahnya diterima oleh setiap lapisan
masyarakat.
2. Manfaat Penelitian
A. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa pemahaman bahwa betapa pentingnya kita mengetahui
setiap pemikiran dan aktivitas serta dampak/pengaruh tokoh
dakwah di dunia maia, tidak semata-mata menyukai karena sama
latar belakang dan aliran, namun agar agama yang kita pegang
adalah agama yang hanif23 dan jauh dari doktrin yang
menyesatkan serta justru memashlahatkan.
B. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfa’at bagi
praktisi dakwah yaitu da’i-da’iyah untuk dapat mempormulasi
23KBBI Online, hanif adalah berpegang teguh pada agama (Islam);
bersikap istikamah. (Diakses pada 10 November 2017, pukul 12:11 WIB).
.
11
dan merealisasikan konsep penerapan strategi atas aktivitas
dakwah serta pemikiran dakwah yang jelas, bukan hanya sekedar
dakwah taklid.24
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan
permasalahan yang diteliti penulis yaitu:
1. Enung Asmaya, Tesis Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah, Dakwah KH. Abdullah Gymnastiar
(Tinjauan Segi Retorika dan Materi-materi Manajemen
Qalbu). Jakarta, 25 Oktober 2002. Tesis ini membahas
tentang metode dan strategi dakwah. Metode dakwah Aa
gym yaitu dalam kegiatan Majelis Manajemen Qalbu
(MMQ) yang rutin dilakukan di Masjid Istiqlal dan Al-
Azhar dan radio. Pada tataran strategi, Aa gym
menggunakan teknik bahasa dengan kemasan kata dan
kalimat sederhana, praktis sehingga materi mudah
dipahami dan diterima oleh masyarakat. Dan strategi
dakwah Aa Gym melalui MQ yaitu memiliki empat
elemen penting, diantaranya: (1). Suri tauladan, (2).
Pendidikan, pelatihan dan pembinaan secara istiqomah
dan berkesinambungan, (3). Membangun sistem yang
kondusif, dan (4). Membangun kekuatan ruhiyah di
masyarakat.
24KBBI Online, taklid adalah keyakinan atau kepercayaan kepada
suatu paham (pendapat) ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau alasannya; peniruan. (Diakses pada 10 November 2017, pukul 13:30 WIB).
12
2. Zikmal Fuad, Tesis Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah, Dakwah Syekh Abdul Wahab Rokan.
Jakarta, 19 Agustus 2002. Tesis ini membahas tentang
aktivitas dan metode dakwah Syekh Abdul Wahab Rokan
yang telah berhasil menjadi da’i di Riau Babussalam,
Langkat. Dalam melakukan aktivitas dakwahnya, ia tidak
hanya mengajak manusia dengan dakwah bi-allisan dan
bi- alkitabah saja, akan tetapi juga dengan dakwah bi-
alhal. Bukan hanya dititik beratkan pada mental spiritual
tetapi juga pada bidang fisik material. Sedangkan pada
metode dakwah, ia masih menggunakan ketiga metode
yang relevan da’i-da’iyah gunakan yaitu bi-allisan, bi-
alkitabah, dan bi-alhal.
3. Fitri Yanti, Tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah,
Imam Khomeini: Studi Tentang Pemikiran Politik dan
Aktivitas Dakwah. Jakarta, 19 Juli 2002. Tesis ini
membahas pemikiran politik dan aktivitas dakwah.
Pemikiran politik Khomeini ini yang utama adalah
pemimpin dan peletak dasar republik Islam Iran tetap
berlaku dan efektif, ketika republik Islam Iran mencapai
tingkatan sebagai negara yang berdiri sendiri dalam
menjalankan kebijaksanaan internasionalnya. Sedangkan
pada aktivitas dakwahnya, yaitu dengan cara menulis
buku-buku tentang berbagai permasalahan baik yang
berbicara tentang kalam, politik, fiqh, dan ushul fiqh, serta
kumpulan fatwa atau kuliah yang disusun oleh para
.
13
muridnya, karya-karyanya telah banyak dijadikan
khazanah dalam peranan dakwah islamiyah.
4. Siti Mu’awanah, Tesis Magister KPI UIN Syarif
Hidayatullah, Dakwah Ali Mustafa Yaqub di TV ONE
dalam tinjauan teori pemaknaan. Jakarta, 14 Februari
2017. Tesis ini membahas tentang semiotika dan dakwah,
yang membahas pergumulan kajian pemaknaan sekuler
dengan pemaknaan dalam Islam yang didalamnya
membahas juga strukturalisme dakwah Ali Mustafa
Yaqub, denotasi dan konotasi dakwah Ali Mustafa Yaqub.
Bahwasanya temuan analisis semiotika dakwah Ali
Mustafa Yaqub menunjukkan bahwa ia merupakan sosok
yang nasionalis, serius dan tegas dalam penyampaian.
Temuan analisis strukturalisme dakwah Ali Mustafa
Yaqub menunjukkan bahwa struktur berfikirnya dalam
menyampaikan gagasan relatif sama dari waktu ke waktu.
Selain itu apa yang disampaikannya selalu menunjukkan
kapabilitasnya sebagai seorang Ulama, khususnya sebagai
ahli hadits. Dan temuan terakhirnya, yaitu temuan analisis
denotasi dan konotasi dakwah Ali Mustafa Yaqub
menunjukkan bahwa istilah-istilah yang menunjukkan
sikap nasionalisme, ketegasan dan kepentasan.
Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menyoroti aspek lain
yang secara ekslusif belum dibicarakan. Yaitu tentang pemikiran
dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad sebagai tokoh dakwah
populer di Indonesia maupun di media sosial (youtube).
Pembahasan ini menyangkut profil tokoh dakwah yang secara
14
sistematis belum tertuang dalam tulisan sebelumnya secara
mendalam.
Untuk itu penulis berusaha untuk mempelajari dan meneliti
sosok Ustadz Abdul Somad sebagai Rijal ad-Dakwah (tokoh
dakwah) masa kini atau sebagai da’i berjuta followers.25
F. Pernyataan Penelitian
Penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Jika pada penelitian sebelumnya kebanyakan
membahas kajian dakwah dari aktivitas dakwah melalui mimbar
ke mimbar, radio seperti dakwahnya Ustadz Abdullah
Gymnastiar (Aa Gym), dakwahnya da’i televisi seperti dakwah
Ali Mustafa Ya’qub di TV One, dakwahnya da’i historical seperti
dakwah Syekh Abdul Wahab Rokan, dakwah melalui
cyberdakwah, dakwah melalui facebook dan lain sebagainya.
Namun belum ditemukan dakwah melalui youtube, seperti pada
penelitian yang peneliti bahas saat ini. Yaitu, pemikiran dan
aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad di media sosial youtube.
Selain itu keunikan dan perbedaan lainnya dalam
penelitian ini Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali
menilai dakwahnya Ustadz Abdul Somad yaitu mempunyai
karakter yang unik sebagai seorang juru dakwah ia mempunyai
daya magnet beyond rational judgement (di luar batas pemikiran
rasional). Artinya, ketertarikan masyarakat kepada ceramah-
ceramahnya itu terkadang membuat sebagian ternganga. Di
25 Tim Redaksi Qultummedia, Lihat juga: Ustadz Abdul Somad “Da’i
Berjuta Followers”, (Jakarta: QultumMedia, 2018).
.
15
mana-mana, di kota maupun di kampung-kampung terpencil ia
ibarat gula bagi semut-semut yang kelaparan.26
Keunikan lainnya Ustadz Abdul Somad menjadi idola
umat, hampir pada semua segmennya. Umat dari berbagai
afiliasi, dengan sedikit pengecualian, menerimanya dengan penuh
antusias. Dari kalangan NU, Muhammadiyah, hingga ke mereka
yang berafiliasi ke organisasi-organisasi non-religi seperti
Pemuda Pancasila, atau sebaliknya juga yang berhaluan khilafah
seperti HTI menyenangi ceramah-ceramahnya.27
Dari rakyat kecil di kampung-kampung terpelosok, hingga
profesor-profesor di perguruan tinggi, juga petinggi Polri dan
TNI, bahkan pejabat tinggi negara telah mengundangnya pada
Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-73 MPR RI
yang dilakukan dengan acara syukuran doa bersama di lapangan
komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu malam, 29 Agustus
2018.28
Selain itu wakil presiden secara khusus pernah
memberikan penghormatan kepadanya di saat memberikan
ceramah di sebuah masjid di Jakarta. konon kabarnya Presiden
RI juga pernah mengundang Ustadz Abdul Somad. Namun pada
26 https://nusantaranews.co/imam-di-amerika-serikat-magnet-ustadz-
abdul-somad-berada-di-luar-batas-pemikiran-rasional/, ((Diakses pada Minggu 12 November 2017, pukul 18:30 WIB).
27 https://news.detik.com/kolom/4155722/fenomena-ustadz-abdul-somad, (Diakses pada Sabtu 25 November 2017, pukul 07:00 WIB).
28 https://www.viva.co.id/berita/nasional/1069801-ustaz-somad-ceramah-di-hut-mpr-dpr-ke-73, (Diakses pada Minggu 26 November 2017, pukul 12:50 WIB).
16
saat itu jadwal dakwah belum memungkinkan untuknya bisa
hadir sehingga belum bisa memenuhi panggilan Presiden RI.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan
tentang pemikiran seorang tokoh mengenai dakwah dengan
mengutamakan pendekatan kualitatif.29 Lexy J. Moleong,
dalam bukunya menyatakan bahwa pendekatan kualitatif
merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan suatu data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau
perilaku yang dapat diamati.30
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan yaitu, bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim
mendefinisikan suatu konsep serta memberikan kemungkinan
bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta-fakta
yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna lapangan.
Namun demikian, meskipun penelitian ini lebih
menitik beratkan pada pendekatan kualitatif akan tetapi data
kuantitatif akan tetap digunakan sebagai data sekunder untuk
menguatkan hasil penelitian yang akan diperoleh.31
29Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Lihat Lexy J. Moleong, cet ke-3, h. 3.
30 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 1989), h. 3.
31 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2, h. 39.
.
17
Penelitian ini bersifat “Library Research” (kepustakaan)
tentu ini bersumber pada literature, salah satunya terdapat tulisan
Ustadz Abdul Somad seperti: karya bukunya sendiri, lain-lainnya
adalah artikel, internet, koran, majalah (Baik secara maia maupun
manual) yang menjelaskan tentang dakwah Ustadz Abdul Somad.
Selain itu tidak hanya tulisan, tetapi ide-ide, sifat, gagasan yang
Ustadz Abdul Somad sampaikan secara lisan yakni dakwah bil
Youtube (dakwah melalui youtube) langsung dari channel
resminya yaitu Tafaqquhvideo32.
Selain itu, metode pendekatan penelitian ini juga
menggunakan metode penelitian etnografi virtual. Istilah
etnografi biasanya sangat erat kaitannya dengan kebudayaan,
bahkan istilah tersebut merupakan hal yang pokok dalam studi
etnografis. Makna kebudayaan dalam etnografi ini biasa dimaknai
sebagai suatu kumpulan dari pola-pola perilaku serta keyakinan.
Etnografi juga sering dikaitkan sebagai sebuah metode penelitian
dan hasil laporan penelitian. Dalam arti metode, istilah etnografi
biasa diartikan sebagai penelitian lapangan, dimana seorang
peneliti tinggal dan hidup bersama orang-orang yang diteliti. Dan
jika dalam arti hasil penelitian, etnografi biasa dipakai untuk studi
kebudayaan yang ada pada kelompok masyarakat tertentu. Jika
dalam konteks penelitian komunikasi, etnografi sering dipahami
dan diaplikasikan secara bervariasi, diantaranya untuk:
mendeskripsikan pendapat serta perasaan-perasaaan khalayak,
mendeskripsikan kecenderungan perilaku audiens sebagai subjek,
32 https://www.youtube.com/channel/UCTWlnbtIuXO049shX8krvoA, (Diakses pada 27 November 2017, pukul 18:08 WIB).
18
dan mendokumentasikan pola aktivitas khalayak dalam
konstruksi sosial, wilayah budaya, pengaruh politik dan pola
komunikasi.33
Etnografi komunikasi adalah sebuah metode penelitian
komunikasi yang berasal dari paradigma interpretative atau
konstruktivis. Dalam metode ini mengkhususkan diri pada kajian
mengenai pola komunikasi yang dipakai oleh manusia dalam
suatu masyarakat. Secara sederhana, etnografi komunikasi adalah
pengkajian peranan Bahasa dalam perilaku komunikasi suatu
masyarakat yaitu cara-cara bagaimana Bahasa dipergunakan
dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. Pertama,
etnografi komunikasi bisa bersifat spesifik karena mencoba
menjelaskan dan memahami perilaku manusia dalam kebudayaan
tertentu sehingga sifat penjelasannya hanya terbatas pada suatu
konteks tempat dan warga tertentu. Kedua, etnografi komunikasi
juga bersifat global karena mencoba mempormulasikan konsep-
konsep dan teori untuk kebutuhan pengembangan komunikasi
antar manusia.34
2.Prosedur Pengambilan Data
Adapun sumber sekunder diambil dari tulisan-tulisan atau
lisan para ilmuwan yang membahas tentang Ustadz Abdul Somad
serta tidak lupa komentar para ahli yang dianggap mampu dan
memahami benar tentang kepribadian dan kiprah Ustadz Abdul
33 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi
Aksara, 2007), h. 149-150. 34 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi; Teori Komunikasi
dalam Persfektif Penelitian Kualitatif, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), h. 17-18.
.
19
Somad sejauh ini sebagai da’i populer yang mampu menggeser
keberadaan da’i-da’i sebelumnya yang bahkan teranggap lebih
mapan dari segala sisi dan bidang.
Untuk menghimpun data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan berbagai alat sesuai dengan bentuk
penelitian yaitu, penelitian lapangan (Field Research) yaitu
mengadakan penelitian dengan menggunakan alat pengumpul
data, yaitu:
a. Dokumentasi
Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena banyak hal sebagai sumber data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan.35 Dokumentasi peneliti yakni peneliti langsung
terjun ke lokasi penelitian pada saat Ustadz Abdul Somad
mengisi ceramah. 1). Pada tanggal 02 Februari pukul 19.30,
Tabligh akbar di Masjid Jami’ Al-Ma’mur Tanah Abang bersama
Syeikh Fikri Thoriq dan dihadiri oleh Gubernur DKI Anies
Baswedan. 2). Pada tanggal 04 Februari pukul 09.00, Tabligh
Akbar di Islamic Center Indonesia Kwitang Habib Ali bin
Abdurrahman Al-Habsyi. Dan lanjut di hari yang sama 3). pukul
15.30 Tabligh Akbar di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq, Cawang,
Jakarta Timur. Peneliti berposisi sebagai jama’ah non partisipan
(ikut menjadi jama’ah tetapi tidak terlibat dalam kegiatan).
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
35 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 161.
20
dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.36 Yakni peneliti mengajukan
serangkaian pertanyaan dan penyataan serta permohonon izin
terkait pengajuan judul proposal tesis kepada Ustadz Abdul
Somad, yang berjudul “Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Ustadz
Abdul Somad Melalui Media Sosial Youtube” melalui
percakapan What’s App . Wawancara selanjutnya diteruskan
melalui Whats’ App kembali karena ia adalah seorang Dosen
sekaligus da’i kondang sehingga sangat sulit untuk bisa
mewawancarainya secara langsung.
H. Sistematika Penulisan
Kajian penelitian ini dibagi menjadi enam bab.
Penyusunan setiap bab dilakukan secara sistematis agar
pembahasan setiap bab tidak hanya mendalam, tetapi dapat juga
dibaca secara independent sebagai bacaan yang dapat dibaca
secara utuh.
Bab I dimulai dengan “pendahuluan” yang berisi latar
belakang masalah. Dalam bab ini terdapat pula pembatasan
masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, kajian tentang penelitian terdahulu yang relevan,
pernyataan penelitian, metode penelitian serta sistematika
penulisan.
Selanjutnya “Kajian Pustaka” ditempatkan di bab II.
Pertama, membahas tentang kajian-kajian dakwah yang
36 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135.
.
21
didalamnya membahas pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah,
macam-macam dakwah, rekonstruksi pemikiran dakwah,
polarisasi dakwah. Kedua, mengkaji teori media sosial yang
didalamnya membahas pengertian media sosial, jenis-jenis media
sosial dan media sosial sebagai media dakwah. Dan ketiga,
mengkaji teori youtube, yang didalamnya membahas pengertian
dan sejarah youtube.
Sebagai sebuah karya ilmiah, maka bab metodologi
diperlukan. “Metodologi Penelitian” yang merupakan bab III,
terdapat paradigma penelitian, subjek penelitian, dan
menerangkan tentang jenis pemikiran dakwah Ustadz Abdul
Somad, sumber data penelitian, serta teknik analisis data.
Kemudian pada bagian bab IV yaitu tentang “Biodakwah
Ustadz Abdul Somad” yang mengambil fokus tentang profil
Ustadz Abdul Somad. Diantaranya, latar belakang keluarga,
riwayat pendidikan, pengabdian atau karir dakwah, karya ilmiah
Ustadz Abdul Somad, baik itu terjemahan maupun karangan
buku, alamat resmi (Official Channel) akun media sosial Ustadz
Abdul Somad, dan sekilas aktivitas dakwah Ustadz Abdul
Somad.
Adapun inti tesis ini ada pada bab V, yaitu “Analisis dan
Deskripsi Pemikiran dan Aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad
Melalui Media Sosial Youtube” yang memfokuskan pada hasil
temuan data yang isinya berupa pemikiran dan aktivitas serta
dampak dakwah Ustadz Abdul Somad melalui media sosial
youtube.
22
Dan terakhir, tesis ini ditutup dengan bab VI yang
merupakan simpulan, dimana dituangkannya hasil dan ide-ide
ilmiah yang bersumber dari data-data temuan dalam penelitian.
Bab ini juga memberikan saran kepada pihak terkait demi
pembangunan struktur ilmu dakwah di tataran akademis.
Bab selanjutnya, yakni bab II akan membahas mengenai
secara gamblang tentang apa itu dakwah, seperti apa unsur-unsur
dakwah, macam-macam dakwah, rekonstruksi pemikiran dakwah,
dan polarisasi dakwah. hal lainnya pembahasan tentang media
sosial baik secara pengertian maupun media sosial sebagai
medium dakwah atau wasilah dakwah. Dan mengenai youtube,
pengertian youtube, berikut sejarahnya.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA TENTANG DAKWAH, MEDIA
SOSIAL DAN YOUTUBE.
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah menurut pengertian bahasa (lughawi) berasal dari
bahasa Arab: دعوة - يدعو -دعا (da’a yad’u da’watan) yang berarti
mengajak, memanggil dan menyeru.1 Menurut Abdul Aziz,
secara etimologis kata dakwah berarti: (1) Memanggil; (2)
Menyeru; (3) Menegaskan atau membela sesuatu; (4) Perbuatan
atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu; (5)
Memohon dan meminta, atau do’a.2 Secara integralistik, dakwah
merupakan suatu proses untuk mendorong orang lain agar
memahami dan mengamalkan suatu keyakinan tertentu.3Oleh
karena itu, dalam kegiatannya ada proses mengajak, maka orang
yang mengajak disebut da’i dan orang diajak disebut mad’u.
Pengertian dakwah dari segi bahasa ini masih memiliki
karakteristik yang umum, karena yang namanya mengajak,
memanggil atau menyeru bisa terjadi kepada kebaikan atau
keburukan. Dalam konteks pengertian bahasa al-Qur’an
menunjukkan contoh-contoh penggunaan kata dakwah.
Penggunaan kata dakwah atau defirasinya bisa digunakan untuk
1Muhammad Fath Al-Bayanuni, al-Madzkh ila ilmi Da’wah,
(Madinah, Muassasah al-Risalah, 1994), h. 20. 2 Abdul Aziz, Islah al-Wakhudu al-Diniy, (Mesir: Attiqarah al-Kubra,
1997), h. 26. 3 Muhammad Shulton, Pengertian Mujadalah Dalam Al-Qur’an,
(Makalah penelitian Departemen Agama, 2000), h. 33.
24
ajakan kebaikan dan ada juga kata dakwah yang menunjukkan
ajakan pada keburukan,bahkan ada kata dakwah yang artinya
do’a. Arti kata dakwah seperti ini dapat dijumpai dalam ayat Al-
Quran sebagai berikut:
�� ٱرب ��ل �� إ���� ��� ������ أ�� إ�$# "!� �ف &'��( � -�, إ+� *(�
أ
�. �/ 66 12�45 ٱوأ
“Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai
daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS. Yusuf: 33)4
ٱو >; ٱ)��'ا إ+ دار �7 ��� >�?@� HIوG��ي .� �DEء إ+ B�ط *,
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam).”5 (Q.S. Yunus: 25)6
دع ٱ K LMر N�OP +إQR)ST ٱوRU� RV�T# ٱ �(' K ;���WوQ X�5 '� L�Mإن� ر ��-] أ
$2�OP �� �N\ �)K ;2� ۦأ K ;
2� Q �(�@�)� ^HIو�' أ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah7 dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
4 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 239. 5 Arti kalimat darussalam Ialah: tempat yang penuh kedamaian dan
keselamatan. pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
6 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 211.
25
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. AN-Nahl: 125)8
Rumusan diatas menunjukan sebuah kegiatan dakwah
yang dilakukan para da’i untuk menyeru kepada agama Islam,
hendaknya tidak dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan
tetapi dengan hikmah, pelajaran dan bertukar pikiran juga dengan
retorika yang baik sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat
diterima mad’u dengan jelas dan mendorong terjadinya
perubahan perilaku menjadi yang lebih baik. Sedangkan arti
dakwah menurut istilah, diantaranya: Menurut Ali Mahfudz
dalam kitab al-Hidayah al-Mursyidin9
ي ه النـ و ف و ر ع م ل � ر م األ دى و اهل و ري اخل ل ع اس الن ث ح ن ع
ل ج أل ا و ل اج الع ة اد ع س ا ب و ز و ف يـ ل ر ك ن امل
Artinya: “Dakwah adalah mendorong (memotivasi) umat
manusia melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.”
Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh Ali Mahfudz
di atas, setidaknya unsur dan proses dakwah akan dapat di
gambarkan sebagai berikut:
7Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil. 8 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 281. 9 Ali Mahfudz, Hidayataul Mursyidin, (Mesir: Daar Al-Mishr, 1975),
Cet. Ke-7, h. 17.
26
Tabel 2.1
Proses Dakwah menurut Ali Mahfudz
Sumber: Syukriadi Sambas dan Ahmad Subandi, tahun
1999.
Gambar diatas menunjukkan dan memberikan sebuah
pemahaman bahwa dakwah memiliki urutan ataukomponen yang
terdiri dari: da’i, pesan, metode, mad’u dan tujuan yang akan
dicapai. Unsur-unsur itu merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan tetapi bisa dibedakan, dan berdasarkan definisi itu
proses kegiatan dakwah lebih bersifat secara linear.
Definisi dari Ali Mahfudz menawarkan penjelasan bahwa
dakwah sebagai proses mendorong manusia agar melakukan
kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat
kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.10 Akan
tetapi, definisi ini nampaknya belum dapat menjawab persoalan
apa itu dakwah, sebagai pertanyaan ontologis (ke-apaan) hakikat
10 Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan
Leadership, (Jakarta: Diponegoro, 1992), h. 12-20.
Da’i Pesan Metode Mad’u Tujuan
Pemberian Motivasi
Al-Khair Al-Huda Al-Ma’ruf
Amar Ma’ruf Nahyi
Munkar
Manusia Kebahagiaan Dunia
dan Akhirat
27
dakwah sebab definisi tersebut belum memperlihatkan kejelasan
tentang apa yang dicari, yaitu menemukan hakikat dari
pertanyaan mengenai ke-apaa-an dakwah. Sebab dari
penjelasannya baru mengungkapkan tentangdakwah sebagai
sebuah proses komunikasi atau tabligh (transmisi) ajaran Islam.
Sayyid Qutb mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak
atau mendorong orang untuk masuk ke dalam sabilillah, bukan
untuk mengikuti da’i atau bukan pula untuk mengikuti
sekelompok orang.11
Sayyid Qutb dengan pernyataaannya, seakan-akan ingin
meyakinkan bahwa dalam dakwah Islamiyah terdapat nilai-nilai
yang universal. Definisi Sayyid Qutb tentang dakwah ini
memiliki kesamaan makna dengan definisi yang diungkapkan
oleh Masdar F. Mashudi yang mengartikan dakwah Islamiyah
ialah sebagai suatu proses penyadaran untuk mendorong manusia
agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya.12
Menurut Quraish Shihab, “dakwah adalah seruan ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.”13 Esensi dakwah adalah bukan hanya
11 Sayyed Qutb, Fii Dhilalil Qur’an , (Beirut, Ihyaut Turatsi al-Araby,
1976), jilid V, h. 110. 12Masdar F.Mashudi, Dakwah Islami: Mencari Paradigma Baru,
Makalah yang disampaikan pada seminar sehari tentang Politik Dakwah, di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Desember 1991, h. 1.
13 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1995), h. 194.
28
mengajak pada kebenaran semata, tetapi bagaimana konsep dakwah dalam Islam itu diarahkan pada penerapan akhlak Islam yang sempurna. Seperti Firman Allah SWT:
*i ۥUah'&$ ۦ.1K �. ef?g )�)$ و.� a2b$ ۥ_ ٱ.� أ ٱإن� �7 �7 �X- l'?K �. mno !
راد &a��; "ذا أ
qK �. وا mnoٱ ^^.� وال ۦدو&$ و.� ��; .� ۥ P l'?K'ءi* rs tد� _ �7
“bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah14. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan15 yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”(QS. Ar-Ra’d: 11)16
Berbeda dengan Syeikh Muhammad Al-Ghazali dalam
kitabnya Humumu Da’iyah yang menuliskan dengan sangat
singkat bahwa yang dimaksud dengan dakwah adalah: “seni,
misi, persepsi”17
Amrullah Ahmad memberikan pengertian dakwah sebagai
berikut:
“Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologi) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur
14Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap
menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
15 Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
16 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 250.
17Muhammad Al-Ghazali, Humumu Da’iyah (Keprihatinan Seorang Juru Dakwah),(Terj. M Jamaluddin), (Bandung: Mizan, 1991), Cet. Ke-3, h. 289.
29
untuk mempengaruhi cara merasa,berfikir, bersikap dan bertindak manusia padadataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.”18 Dari semua definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa dakwah adalah: “seruan atau ajakan kepada setiap individu
untuk mengajak kepada kebaikan (jalan yang diridhai oleh Allah
SWT) dengan seni, yaitu seni dalam mengajak ummat dengan
perkataan dan perbuatan yang menimbulkan himmah untuk
diikuti atas dasar visi misi mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.”
2. Unsur-unsur Dakwah
Dakwah dalam prosesnya akan melibatkan unsur-unsur
(rukun) dakwah yang terbentuk secara sistematik, artinya antara
unsur yang satu dengan unsur yang lainnya saling berkaitan.
Unsur dakwah artinya berbagai elemen yang mesti ada dalam
sebuah proses dakwah. Secara sederhana unsur-unsur dakwah
dapat digambarkan sebagai berikut:19
18Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1983), h. 2.
19 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 73.
30
Gambar 2.1 : Unsur-unsur Dakwah dalam Proses Dakwah.
Melihat gambar diatas paling tidak terdapat enam unsur
utama (pokok) dalam proses dakwah yaitu: da’i, maudu’ (materi
dakwah), disebut juga pesan dakwah, uslub (metode
dakwah),wasilah (media dakwah), mad’u (objek dakwah), dan
tujuan dakwah. Sedangkan konteks dakwah dan respon balik
(feeedback) merupakan situasi dan implikasi yang tak terpisahkan
ketika terjadi proses dakwah, dalam situasi unsur yang melekat
(iltizam).20
a. Da’i (Subjek Dakwah)
Kata da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-
laki) yang berarti orang yang mengajak, kalau muannas
(perempuan) disebut da’iyah. Dalam kamus bahasa Indonesia da’i
20 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 73.
Tujuan Dakwah
Respon balik (FeedBack)
Wasilah (media
dakwah)
Uslub (metode dakwah)
Maudu (materi
Dakwah)
Da’i Mad’u
Konteks dakwah
31
diartikan orang yang pekerjaannya berdakwah, pendakwah:
melalui kegiatan dakwah para da’i menyebarluaskan agama
Islam. Dengan kata lain da’i adalah orang yang mengajak kepada
orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui
lisan, tulisan atau perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran
Islam, melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih
baik menurut ajaran Islam. Da’i dalam posisi ini disebut subjek
dakwah yaitu pelaku dakwah yang senantiasa aktif menyebarkan
ajaran Islam.21
b. Maudu (Pesan Dakwah)
Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, materi
atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i (subjek
dakwah), yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada didalam
kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya.22 Atau disebut juga al-Haq
(kebenaran hakiki) yaitu al-Islam yang bersumber al-Qur’an (QS.
al-Isra: 105):
MوQ vT Mو $w5x&t و&Q vT ti(yأ zO. �!إ Lw2Pر
x&^{Iل و.� أ
Artinya: “ dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (QS. al-Isra: 105)23
21 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 74. 22 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya:
Al-Ikhlas, 1993), h.146. 23 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 293.
32
Pendapat diatas senada dengan pendapat Endang Saefudin
Anshari; materi dakwah adalah al-Islam (al-Qur’an dan As-
Sunnah) tentang berbagai soal prikehidupan dan penghidupan
manusia.24 Selanjutnya Muhaemin menjelaskan secara umum
pokok isi al-Qur’an meliputi:
1) Akidah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan
dengan keyakinan, meliputi rukun iman, atau segala
sesuatu yang harus diimani atau diyakini menurut
ajaran al-Qur’an dan al-Sunnah.
2) Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan
kegiatan ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah
SWT.
3) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan
berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial
(bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya.
4) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan
dengan tata perilaku manusia sebagai hamba Allah,
anggota masyarakat dan bagian dari alam sekitarnya.
5) Sejarah: Peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang
sudah dialami umat manusia yang diterangkan al-
Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan
pelajarannya.
6) Prinsip-prinsip pengetahuan dn teknologi; yaitu
petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan
24 Endang Saefudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali
Press,1991), h.192.
33
kepada manusia untuk mengadakan analisa dan
mempelajari isi alam dan perubahan-perubahannya.
7) Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji,
ataupun ancaman.25
Bertolak dari uraian di atas maka maudhu (pesan) dakwah
adalah seluruh ajaran Islam yang sering disebut dengan syari’at
Islam, yang oleh Schiko Murata dan William C. Chitick disebut
sebagai Trilogi Islam (Islam, Iman, dan Ihsan).26
Dengan demikian yang menjadi pesan dakwah dalam
syari’at Islam sebagai kebenaran hakiki yang datang dari Allah
melalui malaikat Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad
saw. Pesan dakwah ini dalam kandungannya menunjukkan fungsi
ajaran Islam, misal dalam QS. An-Nahl ayat 125 disebut sebagai
sabili rabbika (jalan Tuhan).27
Menurut Sambas, dalam al-Qur’an istilah Islam
menunjukkan pada arti kediaman, keselamatan, kesejahteraann,
ketundukan, dan tata aturan hidup bagi manusia, dan
menunjukkan nama pada sebuah nama bagi al-din. Sedangkan
kata al-din itu sendiri dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 93
kali dalam kata benda, dan satu kali dalam bentuk kata kerja.28
Sedangkan sumber utama ajaran Islam sebagai pesan
dakwah adalah al-Qur’an itu sendiri yang memiliki maksud
25 Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), h. 68. 26 Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam (Islam, Iman
dan Ihsan), terj. Gufron A. Mas’ad, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), h. 315.
27 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 81. 28 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 81.
34
spesifik. Setidaknya terdapat sepuluh maksud pesan al-Qur’an,
yaitu: (1) menjelaskan hakikat tiga rukun agama Islam, yaitu
iman, Islam dan ihsan yang didakwahkan oleh para dan nabi; (2)
Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui oleh manusia
tentang hakikat kenabian, risalah dan tugas para Rasul Allah; (3)
Menyempurnakan aspek psiologis manusia secara individu,
kelompok san masyarakat; (4) Mereformasi kehidupan sosial
kemasyarakatan dan kehidupan sosial politik dasar kesatuan nilai
kedamaian, dan keselamatan dalam keagamaan; (5)
Mengokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam
pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan; (6)
Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan poltik negara; (7)
Memebimbing penggunaan urusan harta; (8) Mereformasi sistem
peperangan guna mewujudkan dan menjamin kedamaian dan
kemashlahatan manusia dan mencegah dehumanisasi; (9)
Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak
kemanusiaan manusia wanita dalam beragama dan berbudaya;
dan (10) Membebaskan perbudakan.29
Islam sebagai pesan dakwah dijelaskan dalam al-Qur’an
memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1) Islam sebagai agama fitrah (QS. Al-Rum: 30);
2) Islam sebagai agama rasional dan pemikiran (QS. Al-
Baqarah:164 ; Ali-Imran :191; dan Al-Rum: 30);
29 Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian
Berbagai Aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 48.
35
3) Islam sebagai agama ilmiah, hikmah dan Fiqhiyah
(QS. Al-Baqah: 226 ; Al-An’am : 25,35,98 ; Al-A’raf:
178 ; dan Al-Jumu’ah : 2);
4) Islam sebagai agama argumentatif (hujjah), dan
demonstratif (burhan) (QS. An-Nisa: 30 ; dan Al-
An’am: 83);
5) Islam sebagai agama hati (al-qalb), kesadaran
(wijdan), dan nurani (dhamir) (QS. Qaaf: 37 ; Al-
Syuraa: 88-89; dan Al-Ra’d: 70);
6) Islam sebagai agama kebebasan (huriyah) dan
kemerdekaan (istiqlal) (QS. Al-Baqarah: 170, 256;
dan Al-Maidah: 107);
7) Islam sebagai agama yang lurus (QS. Al-Ruum: 30);
8) Islam sebagai agama kedamaian dan kasih sayang
bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).30
c. Uslub (Metode Dakwah)
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos,
merupakan gabungan kata dari meta yang berarti mealui,
mengikuti, sesudah, dan kata hodos berarti jalan, cara. Sedangkan
dalam bahasa Jerman, metode berasal dari akar kata methodica
yag berati ajaran tentang metode. Sedangkan dalam bahasa Arab
metode disebut thariq, atau thariqah yang berati jalan atau cara.
Kata-kata tersebut identik dengan kata al-Uslub.31 Ushlub secara
bahasa jalan, seni. Misalya: dikatakan dia berada pada ushlub
30Syukriadi Sambas, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), h. 48-49. 31 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia,
(Yogyakarta: Ponpes Al-Munawir: 1984), h. 910.
36
suatu kaum, maksudnya ialah berada di atas jalan (manhaj)
mereka, dan jika ada yang mengatakan: “aku mengambil suatu
ushlub dalam pembicaraan”, maksudnya adalah seni dalam
berbicara.32
Sedangkan ushlub secara istilah, menurut Syaikh al-
Jurjani adalah:
ا ن ك م ا ي م ب و ل ط لم ا ى لإ ر ظ الن ح ي ح ص ب ل ص و لت
“Sesuatu yang dapat mengantarkan kepada tercapainya tujuan dengan paradigma yang benar.” Sedangkan secara istilah, ushlub al-dakwah adalah:
الط ر ق ال ت ي ي س ل ك ه ا الد اع ي ف ي د ع و ات ه ا و ت ط ب ق م ناه ج الد عو ة 33
Kemudian menurut Basrah Lubis, metode adalah “a
systemathic arrangement of thing or ideas”. (Suatu sistem atau
cara untuk menyusn atau mengatur suatu ide atau keinginan).
Dengan demikian dari beberapa definisi di atas dapat di fahami,
bahwa metode dakwah (ushlub al-dakwah) adalah suatu cara
dalam melaksanakan dakwah, menghilangkan rintangan atau
kendala-kendala dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara
efektif dan efisien. Dengan kata lain, segala cara dalam
menegakkan syari’at Islam untuk mencapai tujuan dakwah yang
telah di tentukan, yaitu terciptanya kondisi kehidupan mad’u
32 Kamus Muhtiah, Muhjam Wasith, 1/441, h. 125. 33 Muhammad Abd al-Fath al-Bayanuni, al-Madkhal Ila Ilmi ad-
Dakwah, cetakan ke-III, (Beirut: Risalah Fublishers, 2001), h. 47.
37
yang selamat dan sejahtera (bahagia) baik di dunia maupun di
akhirat kelak. Oleh karena itu pendekatan dakwah harus
bertumpu pada suatu pandangan human oriented, menempatkan
penghargaan yang mulia atas diri manusia.34 Hal ini sejalan
dengan hakikat gerakan dakwah yang dinyatakan al-Ghazali.
Menurutnya gerakan dakwah merupakan proses menegakkan
syari’at Islam secara terencana dan teratur agar manusia
menjadikannya sebagai satu-satunya tatanan hidup yang haq dan
cocok dengan fitrahnya.
Menurut Nasaruddin Razak, proses menegakkan syari’at
itu tidak mungkin dapat berjalan dengan efektif dan efisien tanpa
metode. Secara teoritis, al-Qur’an menawarkan metode yang tepat
guna dalam menegakkan dakwah, yaitu dengan cara bijaksana
(hikmah), nasehat yang baik (mau’idzah hasanah) dan berdiskusi
yang baik (mujadalah).35 Ketiga cara ini merupakan proses
dakwah yang dapat diterapkan objektif proporsional dari
seseorang kepada orang lain (mad’u) yang dihadapinya. Dalam
hal ini peran bahasa sangat penting dalam menyampaikan materi
dakwah. Bahasa yang di maksud adalah “bahasa” dalam arti yang
seluas-luasnya. Karena bahasa merupakan media yang paling
banyak dipergunakan oleh umat manusia dan hanya bahasa yang
mampu mnerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Apakah itu berbentuk ide, informasi, atau opini; baik mengenai
hal yang konkrit maupun abstrak; bukan saja tentang hal atau
34 Toto Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gramedia Pratama:
1987), h. 43. 35 QS. An-Nahl: 125.
38
peristiwa yang terjadi pada saat sekarang. Melainkan juga pada
waktu yang lalu dan masa mendatang.36
Melalui bahasa itu pula, kita bisa mempelajari beraneka
ragam ilmu, baik yang ditulis para ilmuwan dahulu maupun yang
akan datang. Sehingga para nabi sebagai pembawa berita dari
Tuhan-Nya menyampaikan pesan Ilahiyah melalui bahasa yang
dimengerti oleh kaum atau umatnya.37 Bahasa yang digunakan
oleh para nabi dalam berdakwah adalah bahasa lisan (bi-ahsan al-
qawl) dan bahasa perbuatan (bi ahsan al-‘amal), yang
diisyaratkan dalam QS. Fushilat: 33.
وعمل صالحا وق ن دعا إلى 4 66ال إنني من المسلمين ومن أحسن قوال مم
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Q.S. Fushilat: 33)38
Aktivitas dakwah dengan uraian di atas dapat dikatakan
bisa berupa lisan (bi ahsan qawl) dan perbuatan (bi ahsan
al’amal). Kegiatan dakwah dengan lisan ini disebutkan dalam al-
Qur’an sebanyak 1451 dalam 50 bentuk kata. Bahasa lisan itu
sediri disebut dalam 25 kali dalam tujuh bentuk kata. Sedangkan
‘amal sebanyak 358 kali sebanyak 29 bentuk kata, yaitu aktivitas
jasad 4 kali dalam satu bentuk kata, jism hanya dalam satu kali
36 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), h. 11.
37 Syeikh Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jilid V, Juz 13, h. 1260.
38 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 480.
39
penyebutan dan badan juga hanya satu kali. Sedangkan fi’il
sebagai padanan dari kata amal disebutkan sebanyak 119 kali
dalam 30 bentuk kata.39
Menurut Jamaludin Kafie metode klasik yang masih tetap
up-todate adalah:
1) Metode sembunyi-sembunyi, pendekatan kepada
sanak keluarga terdekat.
2) Metode bil-lisan, bil qalam (tulisan), dan bil hal
(perbuatan atau aksi nyata).
3) Metode bi al-hikmah, mau’idzah hasanah, mujadalah
bi allati hiya ahsan.
4) Metode tabsyir wa al-tandzir, amar ma’ruf nahyi
munkar, ta’awaun ‘al birri wa al-taqwa, wala ta’awanu
‘ala al-ismi wa al’udwan, dalla ‘ala al-khair, tawashaw
bi al-haq wa al-shabr, tadzkirah.40
d. Wasilah al-Dakwah (Media Dakwah)
Secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa
berarti: al-wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat
menghantarkan tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud.41
Sedangkan menurut Ibn Mandzur, al-washilah secara bahasa
merupakan bentuk jamak dari kata al-wasalu dan al-wasailu yang
berarti singgasana raja, derajat atau dekat. Sedangkan secara
39 Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian
Berbagai Aspek), h. 53. 40 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya,
1993), h. 39. 41 Muhammad Abdul fatah al-Bayanuni, al-Madkhal Ila ‘Ilmi al-
Da’wah, Cetakan III, (Beirut: Risalah Publishers, 2001) h, 48.
40
istilah adalah segala sesuatu yang mendekatkan kepada suatu
lainnya.42
Dengan demikian media dakwah adalah alat objektif yang
menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat,
suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas
dakwah yang keberadaaannya sangat urgent dalam menentukan
perjalanan dakwah.
Dalam surat al-Maidah ayat: 35, secara manthuq
menjelaskan tentang persoalan ini:
�� ,o|} )� ٱ ) ٱءا.V'ا ~� ٱ ��?'ا ٱو �7 2a� ;��2g56I�'ن ۦوW��وا � R2�P'� $2�OP ٱإ�$ �@n'ا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah: 35)43
Selain itu, juga terdapat dalam QS. al-Isra: 57.
L�} و5)� ٱ أ �~ ;�Mن إ+ ر'n@O( ن'�i�ب وiG�'ن ر�@$ �'R2�P ٱ)�
�; أ ,o
وs��G'ن ۥ�
$Kاy� �Iإن� �yاب رLM �ن y�ورt ۥ
42 Al-Imam al-‘Alamah Abi al-Fadzil Jamaluddin Muhammad Ibn
Makrm Ibn Mandzur al-Iftiqary al-Misry, Lisan al-Arab Li Ibn Mandzur, Jilid 15, Cet. IV, (Beirut: Dar Sader Publishers, 2005), h. 213.
43 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 113.
41
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka44 siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”(Q.S. Al-Isra: 57)45
Dalam pandangan Muhammad Abdul Fatah al-
Bayanuni,46 secara praktis washilah dalam konteks dakwah
terbagi dua, yaitu: (1) washilah maknawiyah dan, (2) washilah
madiyah. Washilah maknawiyah adalah media yang bersifat
imaterial, seperti rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
mempertebal ikhlas dalam beramal. Sedangkan yang dimaksud
dengan washilah madiyah adalah media yang bersifat material,
yaitu segala bentuk alat yang bisa di indera dan dapat membantu
para da’i dalam menyampaikan dakwah kepada mad’unya.
Washilah dakwah atau media dakwah adalah instrumen
yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menguhubungkan
antara da’i dan mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tatanan
proses, sama dengan komunikasi, maka media pengantar pesan
pun sama. Media dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang
melengkapinya terdiri dari media tradisional, media modern, dan
perpaduan keda media tradisional dan modern.47
44 Maksudnya: Nabi Isa a.s., Para Malaikat dan 'Uzair yang mereka sembah itu menyeru dan mencari jalan mendekatkan diri kepada Allah.
45 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 287.
46 Muhammad Abdul fatah al-Bayanuni, al-Madkhal Ila ‘Ilmi al-Da’wah, Cetakan III, (Beirut: Risalah Publishers, 2001) h. 309-310.
47 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, (Bandung: Syahida, 1994), h. 24.
42
1. Media tradisional
Setiap masyarakat tradisional (dalam berdakwah) selalu
menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya,
sesuai dengan komunikasi yang berkembang dalam pergaulan
tradisionalnya. Media yang digunakan terbatas pada sasaran yang
paling digemari dalam kesenian. Seperti: tabuh-tabuhan
(gendang, rebana, bedug, siter suling, wayang dan lain-lain) yang
dapat menarik perhatian orang banyak.48
2. Media Modern
Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi:
a) Media auditif; media tersebut meliputi: telepon, radio dan
tap recorder.
b) Media visual; yang dimaksud dalam kategori media visual
adlaah media yang tertulis atau tercetak. Contohnya ialah
pers: disini dimaksudkan dengan segala bahan bacaan
yang tercetak seperti surat kabar, buku, majalah, brosur,
pamflet, dan sebagainya. Photo dan lukisan: media visual
lainnya yang dapat digunakan untuk kepentingan
berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur, poster
dan pamflet bisa digunakan sebagai media dakwah.
c) Media audio-visual; televisi, radio, internet dan lain-
lain.49
48 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h.
24. 49 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h.
24.
43
3. Perpaduan media tradisional dan modern
Perpaduan disini dimaksudkan dengan pemakaian media
tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah.
Contohnya pegelaran wayang, sandiwara yang bernuansa Islam
atau ceramah di mimbar yang ditayangkan di televisi.50
Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah
berbagai alat (instrument), sarana yang dapat digunakan untuk
pengembangan dakwah Islam yang mengacu pada kultur
masyarakat dari yang klasik, tradisional, sampai modern
diantaranya meliputi: mimbar, panggung, media massa cetak
elektronik, pranata sosial, lembaga sosial, organisasi, seni, karya,
budaya, wisata dan lain-lain.51
e. Mad’u (Objek Dakwah)
Mad’u atau sasaran (objek) dakwah adalah seluruh manusia
sebagai makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama Islam
dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung
jawab atas perbuatan sesuai dengan pilihannya, mulai dari
individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat
manusia seluruhnya.52 Sebagai makhluk Allah yang diberi akal
dan potensi kemampuan berbuat baik dan berbuat buruk, sebagai
makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan pengakuannya
bahwa Allah adalah Tuhannya ketika di alam ruh sebelum ruh
tersebut bersatu dengan jasad.
50Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h. 24. 51Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, h. 25. 52 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya,
1993), h. 32.
44
Manusia sebagai makhluk yang tidak hidup menyendiri
tetapi membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan
antara satu dan lainnya, saling ketergantungan dalam mencapai
tujuan hidupnya dan sebagai makhluk berbudaya.
Kemudian, manusia dengan potensi ruhani yang
dimilikinya dapat menerima dan menolak syari’at Islam yang
diperuntukan dan berfungsi sebagai aturan dan pedoman
kehidupannya baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah
Tuhan di muka bumi. Perilaku manusia baik penolakan maupun
penerimaan terhadap ajaran Islam pada dasarnya merupakan
ekspresi dan akumulasi potensi nafs (jiwa) yang dimilikinya.53
Potensi nafs (jiwa) yang dimiliki manusia ini akan
membawa manusia pada posisi yang baik dan benar, dan bisa
juga membawa manusia pada posisi buruk dan salah. Potensi
manusia itu dalam penjelasan al-Qur’an terbagi pada empat
macam, yaitu:
1) Nafs muthmainnah (QS. Alfajr [89]: 27-28)
2) Nafs Mulhamah supiah (QS. Al-Syam [9]: 7-10)
3) Nafs amarah (QS. Yusuf [12]: 53)
4) Nafs lawamah (QS. Al-Qiyamah [75]: 2).
Nafs-nafs diatas senantiasa mempengaruhi akal budi
manusia, nafs muthmainnah misalnya, akan mempengaruhi
aktivitas akal budi manusia untuk selalu bergerak kearah
kemuliaan, kesucian, mendekat ke arah alam lahut. Sedangkan
tiga nafs lainnya akan mempengaruhi ke arah kecelakaan,
53 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, h. 33.
45
kerendahan dan menjauh dari alam lahut. Oleh sebab itu maka
dibutuhkan adanya dakwah, yaitu “yad’una ilal khayr, ya’
muruna bil ma’ruf, dan yanhawna ‘ani al-munkar”.54
�'ن إ+ و����( R �. m� ٱ.V�; أ K ونi*
qGوQ وفig)� ��{��iSV)� L ٱوVG�'ن و5
وأ
�}^ �(2a�'ن ٱ�;
“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Ali-Imran:104)55
Pada diri manusia banyak hal yang memang menarik
untuk dipelajari, di samping dari aspek intern pada dirinya seperti
memiliki potensi-potensi yang sudah dijelaskan di atas, manusia
dalam objek dakwah dapat dipelajari dan di klarifikasikan dalam
berbagai sudut pandang. Semuanya diarahkan dalam rangka
mengefektifkan gerakan dakwah yang dilakukan. Umpamanya
dalam sudut pandang sosiologi manusia sebagai objek dakwah di
golongkan menurut kelasnya masing-masing serta menurut
lapangan kehidupannya. Dapai dilihat dari sudut geografi,
ekonomi, profesi, usia, pendidikan (intelektualitas), jenis kelamin
dan lain-lain. Masdar Helmy umpamanya mengelompokkan
objek dakwag sebagai berikut: petani, pedagang, karyawan,
54 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, h. 33. 55 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 63.
46
pelaut, mahasiswa, dosen, buruh, penjabat, ABRI, sipil, wakil
rakyat, dan pemimpin-pemimpin, segala golongan dan lain-lain.56
Dengan memahami klarifikasi dan karakter dari masing-
masing mad’u, maka akan membantu dalam da’i dalam
menentukan kebijakan-kebijakan dakwahnya. Umpamanya dalam
menentukan materi, metode, pola, strategi, media, tujuan, dari
kegiatan dakwah sesuai dengan fakta objektif dari mad’unya.
f. Tujuan Dakwah
Tujuan dalam bahasa Inggris dapat dipilah dalam beberapa
term: target, objektive, purpose, aim, and goal, adalah hal
tertentu yang ingin dicapai. Pada dasarnya, dakwah merupakan
rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Tujuan ini di maksudkan sebagai pemberi arah atau
pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab, tanpa
tujuan yang jelas, seluruh kegiatan dakwah akan sia-sia. Apalagi
bila ditinjau dari pendekatan sistem, tujuan dakwah merupakan
salah satu unsur dakwah.57
Menurut al-Qur’an salah satu tujuan dakwah dapat
ditemukan dalam surat Yusuf: 108 :
N� إ+ ۦy�ه د�'ا ٱOP�� أ و.� �7 �&
� �m�K �# ٱ�g��� ���Pٱو �7 �. �&
� و.�
�}^ �(1�z ٱ
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
56 Masdar Helmy, Ilmu Dakwah, (Yayasan Amanah, 1986), h. 53. 57 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 98.
47
hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (Q.S. Yusuf: 108)58
Menurut ayat di atas, salah satu tujuan dakwah adalah
membentangkan jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat
manusia. Dengan berdasarkan diri pada ayat di atas, Abdul
Rasyid Saleh membagi tujuan dakwah menjadi dua, yakni tujuan
utama dakwah (ultimate goal) dan tujuan departemental
(intermediate goal). Lebih jauh ia menulis:
Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang
ingin dicapai atau di peroleh oleh keseluruhan tindakan dakwah.
Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan,
semua rencana, dan tindakan dakwah harus ditujukan dan
diarahkan. Tujuan utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan
ketika memberi pengertian tentang dakwah adalah terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang
diridhai Allah SWT. Dilihat dari segi tujuan utama dakwah,
tujuan departemental adalah merupakan tujuan perantara. Sebagai
perantara oleh karenanya tujuan deparmental berintikan nilai-nilai
yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang
diridhai Allah SWT; masing-masing sesuai dengan segi dan
bidangnya.59
Dengan demikian, merujuk pada kutipan di atas, tujuan
utama dan tujuan departemental dakwah merupakan dua hal
terkait yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya.
Tujuan utama merupakan muara akhir dari tujuan departemental,
58 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 248.
59 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 98.
48
sedangkan tujuan depertemental merupakan sarana bagi
tercapainya tujuan tertentu.
Salah satu contoh dari proses pencapaian tujuan
departemental dakwah adalah dalam bidang pendidikan. Pada
wilayah ini, untuk tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan,
terdapat suatu nilai yang ditandai adanya sistem pendidikan yang
baik, tersedianya sarana pendidikan yang cukup, serta
terbentuknya objek pendidikan menjadi manusia yang bertaqwa,
berakhlak, dan berilmu pengetahuan yang tinggi dan sebagainya.
Demikian hal nya dalam wilayah kehidupan yang lain.60
Senada dengan di atas Amrullah Ahmad membagi tujuan
dakwah pada dua garis besar, yaitu tujuan jangka pendek (mikro)
dan tujuan jangka panjang (makro). Tujuan jangka pendek lebih
menajam kepada upaya peningkatan insan-insan yang berkualitas,
membangun manusia-manusia shaleh, merubah stratifikasi yang
rendah kepada yang lebih baik dan terhormat. Dengan kata lain
mencapai khayrul bariyyah. Beberapa hal yang harus di
perhatikan seorang da’i untuk membangun insan-insan
berkualitas ini:
a. Tau karakter yang mau dibangun
b. Tahu kebutuhannya
c. Tahu masalahnya
d. Tahu pemecahannya.
Sedangkan tujuan jangka panjang (makro) adalah
membangun kehidupan masyarakat yang berkualitas dengan
60 Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safe’i, Kajian Ontologis Dakwah Islam, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung, Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 177.
49
perkataan lain “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” “Negeri
yang baik dan Tuhan memberi ampunan.” Atau istilah lain
disebut masyarakat madani yaitu suasana kehidupan masyarakat
yang diliputi oleh nuansa iman taqwa. Umpamanya bagaimana
membangun sistem sosial, ekonomi, politik, pendidikan yang
islami (khayrul ummah).61
Dakwah haruslah diarahkan pada pembentukan
masyarakat baru. Masyarakat yang kapitalis sekularistik diubah
menjadi masyarakat Islam. Ini persis seperti wadah yang
berisikan air comberan, diganti dengan air putih bersih yang
menyegarkan. Gelasnya tetap tetapi isinya berubah total. Itulah
yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabat di Mekkah,
Madinah, Yaman, dan lain-lain. Daerahnya tetap seperti sediakala
namun aturannya diganti dengan ajaran Islam.
Sedangkan M. Natsir menjelaskan tujuan dakwah adalah:
a. Memanggil kita kepada syari’at, untuk memecahkan
persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau
persoalan berumah tangga, berjama’ah-bermasyarakat,
berbangsa-bersuku bangsa, bernegara, berantarnegara.
b. Memanggil kita kepada fungsi hidup kita sebagai hamba
Allah di atas dunia yang terbentang luas ini, berisikan
manusia berbagai jenis, berbagai macam pola pendirian
dan kepercayaan, yakni fungsi sebagai syuhada ‘ala an-
nas, menjadi pelopor dan pengawas bagi umat manusia.
61 Amrullah Ahmad. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.
(Yogyakarta: Primaduta, 1983), h. 53.
50
c. Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni
menyembah Allah. Demikianlah, kita hidup mempunyai
fungsi tujuan tertentu.62
Sedangkan Syukriadi Sambas menjelaskan tujuan dakwah
Islam, dengan mengacu kepada kitab al-Qur’an sebagai kitab
dakwah, dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Mengeluarkan dan membebaskan manusia dari kegelapan
hidup (zhulumat) pada kehidupan yang terang benderang
(nur).
b. Menegaskan sibghah Allah (celupan hidup dari Allah)
dalam kehidupan makhluk Allah, yaitu suatu pola hidup
yang dilandasi oleh iman kepada Allah.
c. Menegaskan fitrah insaniyah; yaitu tauhidullah, dan
menjalankan fungsi manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah.
d. Memproprosikan tugas ibadah manusia sebagai hamba
Allah sebagai aktualisasi fitrahnya.
e. Mengestafetkan tugas kenabian dan kerasulan.
f. Menegakkan aktualisasi pemeliharaan agama, jiwa, akal,
generasi dan sarana hidup.
g. Perjuangan memenangkan ilham taqwa atas ilham fujur
dalam kehidupan individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas manusia. 63
62 Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta: Gema
Insani, 1999), cet. I, h. 70. 63 Lihat Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah
(Kajian Berbagai Aspek), h. 75.
51
Untuk melihat keberhasilan kegiatan dakwah terutama yang
berhubungan dengan tujuan jangka panjang, tentunya
memerlukan proses dan waktu yang cukup lama. Mencermati
perjuangan dakwah Rasulullah saw dihubungkan dengan lamanya
proses turun al-Qur’an. Dua puluh dua tahun dua bulan dua
puluh dua hari lamanya, ayat-ayat al-Qur’an silih berganti turun,
dan selama itu pula Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya
tekun mengajarkan al-Qur’an dan membimbing umatnya.
Sehingga pada akhirnya, mereka berhasil membangun masyarakat
yang di dalamnya terpadu ilmu dan iman, nur dan hidayah,
keadilan dan kemakmuran di bawah ridha dan ampunan Ilahi.
Sehubungan dengan beberapa tujuan dakwah yang telah
peneliti paparkan sebelumnya, Ustadz Abdul Somad justru
memiliki tujuan yang khas, yakni menurutnya dakwah adalah
ajang untuk menyambung simpul-simpul pemersatu bangsa
Indonesia, termasuk umat Islam. "Saya berdakwah tidak ada
kepentingan. Murni amar ma’ruf nahyi munkar. Saya bukan
orang partai. Tidak ingin menjadi caleg (calon legislatif) dan lain-
lain”.64
3. Macam-macam Dakwah
Secara umum, dakwah Islam itu dapat di katagorikan ke dalam
tiga macam, yaitu sebagai berikut65:
64 https://www.republika.co.id/berita/nasional/tokoh-
perubahan/18/04/10/p6wphw396-ustaz-abdul-somad-berdakwah-mempersatukan-bangsa, (Diakses pada Senin 03 Desember, pukul 12:54 WIB).
65 Samsul Munir Amin, Tajdid Al-Fikrah fi ad-Dakwah al-Islamiyah, Maqalah bi al-Lughah al-Arabiyah, Kulliyah ad-Dakwah, (Wonosobo: al-
52
a. Dakwah bil lisan
Dakwah bil lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui
lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah,
khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Metode ceramah ini
tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik
ceramah di majelis taklim, khutbah jum’at di masjid-masjid atau
pengajian-pengajian.
b. Dakwah bil hal
Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata di
mana aktivitas dakwah dilakukan dengan melalui keteladanan dan
tindakan amal nyata. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata
yang dari karya nyata tersebut hasilnya bisa dirasakan secara
konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah.
c. Dakwah bil qalam
Dakwah bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang
dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku,
maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bil
qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula
metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus
untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau objek
dakwah dapat menikmati sajian dakwah bil qalam ini.
4. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah: Sebuah Keniscayaan
Munculnya era millennium ketiga merupakan kelanjutan
adanya era globalisasi, yang pada millennium ini muncul Jami’ah li ‘Ulum al-Qur’an Jawa al-Wustha, 17 Ramadhan 1424H/2003M), h. 2-3.
53
kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maha
dahsyat karena adanya akselerasi penyebaran informasi yang luar
biasa. Dalam waktu sekejap saja -melalui fasilitas teknologi
komunikasi yang teramat canggih arus informasi dari satu
belahan bumi dapat menyebar secara merata ke seluruh pelosok
bumi.
Mengahadapi modernisasi atau jargon-jargon yang meng-
image-kannya66 di era millennium ini para aktifis dakwah akan
dihadapkan pada persoalan-persoalan itu dapat di klasifikasikan
ke dalam 2 (dua) kategori yakni:
Pertama, Persoalan internal; berkaitan dengan bagaimana
umat Islam memahami ajaran Islam, baik bercorak (Islam
normative) maupun praktis (Islam histroris).67
Kedua, Persoalan eksternal; bahwa dalam realitanya
Islam selalu berhadapan dan berinteraksi dengan kenyatan-
kenyataan lain diluar Islam. Misalnya peradaban Barat, yang
secara apriori oleh sebagian umat Islam dicerna sebagai sesuatu
yang modern.68
66 Banyaknya jargon yang di-image-kan sinonim dengan isu
modernisasi, misalnya: reaktualisasi, reformasi, revitalisme, tajdid, rekonstruksi, westernisasi, bahkan sekulerisasi. KH. Abdurrahman Wahid dengan istilah “Pribumisasi Islam”, sementara, Prof. Dr. Nurchalis Majid dengan ide “Sekulerisasi Islam”.
67 Di samping persoalan umat Islam dalam memahami Islam normative maupun Islam historis, persoalan internal yang dialami umat Islam -termasuk aktifis dakwah- adalah munculnya pemikiran dakwah dari gerakan-gerakan yang merusak Islam itu sendiri, seperti Ahmadiyah, Freemasonry, Inkaru sunnah, dan lain-lain yang sejenis. Lihat: Dr. Abdurrahman Al-Baghdadi, Dakwah Islam dan Masa Depan Umat, (Bangil: Al-Izzah, 1997), h. 91.
68 Persepsi bahwa Barat adalah serba modern atau bahwa yang modern adalah Barat, patutlah dipertanyakan dan dikritisi kembali; sebab sebagaimana dinyatakan oleh Hasan Hanafi-tokoh pemikir dari Mesir yang
54
Persoalan selanjutnya adalah mengahadapi dinamika
zaman yang tidak henti-hentinya menawarkan tantangan
modernitas.
a. Dakwah Multidimensi
Secara makro, eksistensi dakwah Islam senantiasa bersentuhan
dan bergelut dengan realitas yang mengitarinya. Dalam persfektif
historis, pergumulan dakwah Islam dengan realitas sosio-kultural
menjumpai 2 (dua) kemungkinan.
Pertama dakwah Islam mampu memberikan output (hasil,
pengaruh) terhadap lingkungan, dalam arti memberi dasar
filosofi, arah, dorongan, dan pedoman perubahan masyarakat
sampai terbentuknya realitas sosial baru.
Kedua dakwah Islam dipengaruhi oleh perubahan masyarakat
dalam eksistensi, corak dan arahnya. Ini berarti bahwa aktualitas
dakwah ditentukan oleh system sosio-kultural. Dalam
kemungkinan kedua ini system dakwah bersifat statis atau ada
dinamika dengan kadar yang hampir tidak berarti bagi perubahan
sosio-kultural.69
b. Dakwah Masa Depan
Pada awal dua dasawarsa terkahir abad XX, kita
menemukan diri kita berada dalan suatu krisis global yang serius.
Yaitu suatu krisis kompleks yang multidimensional yang segi-
seginya menyentuh setiap aspek kehidupan: kesehatan, mata
terkenal dengan gerakan “Kiri Islam” bahwa adagium semacam ini merupakan cerminan hegemoni Barat saja. Lihat: Hasan Hanafi, al-Yasar al-Islamiy, (Cairo: Kitabat fi an-Nahdhah al-Islamiyah, 1981), h. 5.
69 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1984), h. 2.
55
pencaharian, kualitas lingkungan, serta hubungan sosial,
ekonomi, teknologi, dan politis. Krisis ini merupakan krisis
dalam dimensi-dimensi intelektual, moral dan spiritual, suatu
krisis yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.70
Krisis ini juga menimpa aktivitas keberagaman
masyarakat dunia, tidak terkecuali agama Islam melalui aktivitas
dakwahnya. Dakwah masa depan menurut Samsul Munir Amin
harus mampu mengakomodasi semua ini dari mana pun
datangnya, termasuk dari kultur Barat untuk dimanfaatkan
sebagai sarana dan tiang penyangga dakwah. Tantangan dakwah
masa depan memang akan semakin kompleks. Karena itu, tema-
tema dakwah hendaklah mampu mentransfer budaya-budaya
modern sebagai upaya modernisasi gerakan dakwah dengan
memanfaatkan teknologi dan cara berfikir modern.71
Memasuki era millennium ketiga, dakwah bukanlah suatu
pekerjaan yang dilakukan sambil lalu. Manusia modern akan
menguasai dunia informasi yang berkembang cepat,
perkembangan informasi bukan lagi perhari, melainkan perdetik.
Kenyataan ini harus dibarengi dengan penggunaan media-media
komunikasi modern untuk menyampaikan pesan-pesan Islam,
seperti media-media komunikasi jarak jauh, internet, dan lain-
lain.72
70 Frijof Capra, Titik Balik Peradaban, Sains, Masyarakat dan
kebangkitan Kebudayaan (Terjemahan dari The Turning Point, Science and The Rising Culture, (Yogyakarta: Bentang, 1998), h. 3.
71 Syamsul Munir Amin. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 22.
72 Syamsul Munir Amin. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h. 23.
56
c. Macam-macam Dakwah yang Harus Ditempuh
Untuk mencapai dakwah masa depan dituntut berbagai pemikiran
pembaharuan di bidang ini. Syaikh Ali Tantawi dalam tulisannya
Thuruq ad-Dakwah menerangkan bahwa sekurang-kurangnya ada
enam macam dakwah yang dapat dilakukan, yaitu sebagai
berikut:
1) Mendidik para calon penguasa dengan ajaran-ajaran Islam
yang tinggi, seperti halnya Imam Sharhandi mendidik
Aurangzeb yang bakal menggantikan kedudukan ayahnya
untuk memerintahkan kerajaan Mongol di India.
2) Mendampingi penguasa di dalam menjalankan
pemerintahan, seperti yang dilakukan Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab yang mendampingi Raja Ibnu Sa’ud,
pendiri kerajaan Saudi Arabia.
3) Melakukan revolusi senjata, melawan penjajahan,
sebagaimana yang dipimpin oleh Ahmad bin Irfan di India
melawan penjajahan Inggris.
4) Menyebarkan pembaharuan di dalam majelis-majelis
ilmiah atau lainnya, sebagaimana yang dilakukan oleh
Sayyid Jamaluddin al-Afgani dan Thahir al-Jazairy.
5) Membuka perguruan-perguruan atau mengarang buku-
buku, seperti yang dilakukan waliyullah ad-Dahlawi di
India, Syaikh Muhammad Abduh dan Sayyid Muhammad
Rasyid Ridha di Mesir, dan Abdul Hamid bin Badies di
Aljazair.
6) Membuat karangan (tulisan) di majalah dan surat kabar,
seperti Muhibbudin Khatib, pemimpin majalah Al-Fattah
57
di Mesir, dan Amir Syakib Arselan, pujangga dan
wartawan Islam di Eropa yang banyak menulis dalam
buku-buku dan majalah; begitu juga berpidato di radio,
TV, dan lain-lain.73
5. Polarisasi Dakwah
Mengikuti teori pendulum74 pemikiran,75 corak pemikiran
dakwah yang bervariasi itu, sebenarnya dapat dipilah menjadi
tiga kategori saja: ekstrem kanan, ekstrem kiri dan moderat.76
Pertama, ekstrem kanan adalah pemikiran dakwah yang
mengatur dirinya secara ketat, agar -setidaknya menurut dirinya-
73 Zainal Abidin Ahmad, Pembaharuan Dakwah, dalam Mimbar
Ulama, No. 55, Januari-Februari 1982, h. 2. 74 KBBI Online, bandul yang bergantung pada seutas tali (rantai dan
sebagainya) atau gantungan yang relatif panjang, (Diakses pada Senin 03 Desember 2018, pukul 14:36 WIB).
75 Mengenai penerapan teori pendulum, bandingkan, sebagai misal, dengan pola pikir Robert LIyod George dalam The East-West Pendulum ( Cambridge: WoodHead-Faulkner,Ltd.,1992). Periksa juga Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian “Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. Terj, Imam Khoiri atas atas Beyond Left and Right: The Future of radical Politics (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 135.
76 Dalam diskursus dakwah, menurut Syaikh Gazali, ekstrimisme diistilahkan dengan تطرق (mengutub, menepi, jauh dari tengah), atau غلو (berlebihan, kelewat batas), تنطع (merasa pintar, merasa konsekuen), تشديد (mempersulit, memberatkan, keterlaluan), dan khususnya dalam konteks peribadatan افراط (ketaatan berlebihan), dan تفريط (pengabaian berlebihan). Semua ini merupakan lawan اعتدال (moderasi), توسط (pertengahan), dan قصد . غلو Al-Qur’an sendiri lebih menggunakan .(cukup, sedang, berimbang) والقتصدLihat Syaikh al-Ghazali “Bain al-‘Itidaal wa tatarruf” dalam as-Sahwah al-Islamiyah: Ru’yah Naqdhiyah min ad-Dakhil (Mesir: Al-Nasyir li al-Thiba’ah wa al-Nasyir wa at-Tauzi’ wa al-‘Ilan, 1990), h. 64-74. Syaikh Ghazali, At-Thariq Min Huna (Damaskus: Dar al-Qalam, 1996), h. 147. QS. An-Nisa/4: 171 dan Al-Maidah/5:77. Bandingkan Yusuf Qaradhawi, Membedah Islam Ekstrem, cet. IX, terj. Alwi A.M. atas as-Sahwah al-Islamiyah bain al-Juhud wa at-Tatarruf (Bandung; Mizan, 2001), h. 12-7; dan Fathi Yakan, Musykillat ad-Dakwah wa ad-Da’iyah, cet. VIII (Kairo, Muassasah ar-Risalah, 1987), h. 210-1.
58
taat dan disiplin terhadap esensi Islam. Garis ini tidak
memberikan peluang dan ruang bagi fleksibelitas, sebab
diasumsikan hanya akan menyimpangkan pemikiran dakwah dari
jantung ajaran Islam, bahkan menyesatkan. Untuk lentur bergerak
ke arah moderasi saja, garis keras ekstrem kanan ini tidak
bersedia, apalagi bergerak ke arah ekstrem sebrang. Garis
pemikiran ini menutup diri dari setiap pemikiran yang datang dari
“luar” Islam. Seperti dicatat oleh John L. Esposito,77 kalangan
pemikir dakwah aliran ini “counselled cultural isolation,
withdrawal, and non-cooperation to resist the western threat to
their islamic way of life [mengimbau isolasi budaya, memisahkan
diri, dan tidak bekerja sama, guna melawan ancaman Barat
terhadap pandangan hidup Islam anutan mereka].”
Kedua, pemikiran dakwah ekstrem kiri berada pada kutub
bersebrangan dengan ekstrem kanan tadi. Jika pemikiran ekstrem
kanan terlampau ketat menapaki ajaran Islam “murni”, ekstrem
kiri, sebaliknya, terlampau longgar dan sembrono keluar dari
syari’at Islam yang murni. Garis pemikiran ini kelewat berani,
untuk tidak mengatakan nekat, mengabaikan prinsip-prinsip
pokok ajaran Islam dan terlalu berlebihan memanfaatkan
kelenturan ajaran Islam untuk melakukan ta’wil , kemudian
mengabsahkan produk-produk pemikiran dakwah yang secara
jelas berbenturan dengan -misalnya- tujuan utama syari’at Islam
77 John L. Esposito, “Contemporary Islam: Reformation or
Revolution?”, dalam the Oxford History of Islam (Oxford: Oxford University Press, 2001), h. 645.
59
Masih menurut catatan John L. Esposito78 .(مقاصد الشرع الخمسة)
garis pemikiran ini mendakwahkan “ a path of accommodation to
harness the West’s scientific and technological power to
revitalize the community and to regain independence [suatu jalan
akomodasi guna memanfaatkan kekuatan ilmu dan teknologi
Barat untuk membangkitkan umat dan meraih kembali
kemerdekaan].” Sesuai dengan sifat ekstremnya, aliran pemikiran
ini bergerak terlalu jauh dari pusaran utama syari’at Islam.
Ketiga, di antara dua kutub pemikiran dakwah ekstrem
tersebut, terdapat garis pemikiran dakwah jalan-tengah االعتدال او)
Garis pemikiran dakwah moderat ini memang sepakat .الوسطى)
dengan sisi-sisi positif dari kedua kutub ekstrem tadi, namun ia,
pada saat yang sama menolak segi-segi negative dari keduanya.
Ia setuju, misalnya dengan kecenderungan ekstrem kanan untuk
berpegang teguh pada syari’at Islam dan dengan kecenderungan
ekstrem kiri untuk memikirkan alternative kemajuan. Namun,
pada saat bersamaan, ia menolak kecenderungan ekstrem kanan
untuk menutup diri dari kemajuan dan kecenderungan ekstrem
kiri untuk melenceng dari prinsip pokok syari’at Islam. Bagi
kalangan pemikir moderat, pemikiran dakwah ekstrem kanan dan
kiri sama-sama bahayanya.79
78 John L. Esposito, “Contemporary Islam: Reformation or
Revolution?”, dalam the Oxford History of Islam, h. 646. 79 Bandingkan Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian
“Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 169-212.
60
Dalam domain pemikiran dakwah, kemunculan corak
pemikiran moderat ini cukup menarik80 karena, selama ini, selalu
terjadi tarik menarik, atau tepatnya dorong mendorong antara dua
kubu ekstrem kiri-kanan. Setiap kubu merasa benar dengan
dirinya dan setiap kubu nyaris tidak mampu melihat alternatif.
Apalagi jika kemudian dakwah diidentikan dengan jihad dalam
pengertian sempitnya, yakni perang. Pada tingkat ini, pemikiran
dakwah hampir senantiasa berorientasi pada kekerasan dan
ekstrimisme.81
Dinamika dakwah menunjukan kecenderungan ‘bolak-
balik’ dari satu kutub ke kutub lain. Pemikiran dan pergerakan
dakwah bergerak mengikuti bandul ekstrimisme: ekstrem
“kanan” dan ekstrem “kiri”. Esktrem “kanan” mempresentasikan
pemikiran dan gerakan dakwah fundamentalis , sementara
ekstrem “kiri” mencerminkan haluan dakwah liberal.
Kecenderungan tersebut dapat terpetakan pada model bandul
berikut.
Ekstrem Kiri Ekstrem Kanan
Gambar 2.2 Pendulum Ekstrimisme
80 Hal ini menarik bukan karena merupakan kecenderungan baru, sebab arus moderasi dalam tradisi dakwah justru merupakan mainstream sejarah dakwah melainkan menarik karena pola moderasinya yang unik dan lebih merupakan perpaduan unsur inti dari dua kubu ekstrem.
81 Bandingkan Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian “Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 169-212.
61
Dari satu kutub, pemikiran dakwah ekstrem “kanan”
dimaksudkan sebagai pemikiran yang terlampaui “setia” pada
fundamen-fundamen ajaran Islam. Dan kerap kali bersifat apriori
terhadap perkembangan zaman. Garis pemikiran dakwah ini
hampir tidak memiliki kelenturan sama sekali, sehingga ia
cenderung melihat hanya satu Islam, dan karenaya hanya satu
dakwah Islam, seraya tidak melihat alternative lain. Hanya saja,
sesuai dengan sifat kekananannya, aliran pemikiran dakwah ini,
menempuh semacam “kutub dalam” dari bola-dunia Islam.
Di kutub lain, pemikiran ekstrem “kiri” di maksudkan
sebagai garis pemikiran yang kelewat lentur dan tidak setia pada
fundamen-fundamen ajaran Islam. Aliran ini melihat Islam yang
sangat fleksibel dan menyediakan alternative yang membebaskan,
seraya lebih banyak mengembangkan -jika bukan memanfaatkan-
watak universal dan fleksibel yang dimiliki agama Islam. Maka
garis pemikiran dakwah ini bergerak secara liberal menuju sejenis
“kutub luar” dari bola-dunia Islam.82 Dalam upaya memahami
setiap kecenderungan, pengkajian dakwah seyogyanya dilakukan
secara terfokus.
82 Sebagai bahan perbandingan, periksa kembali Anthony Giddens, Beyond Left and Right…, mengenai ekstrimisme dan kemunculan aliran alternative.
62
B. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai
alat komunikasi sebagaimana definisi yang selama ini diketahui.83
Terkadang pengertian media ini cenderung lebih dekat terhadap
sifatnya yang massa karena terlihat dari berbagai teori yang
muncul dalam komunikasi massa. Namun, semua definisi yang
ada memiliki kecenderungan yang sama bahwa ketika disebutkan
kata “media”, yang muncul bersamaan dengan itu adalah sarana
disertai dengan teknologinya.84
Kolaborasi dan kerja juga menjadi fokus perhatian ketika
membahas definisi sosial dalam media sosial. Secara teori, ketika
membahas kata sosial, ada kesepahaman bahwa individu-individu
yang ada di dalam komunitas itu tidak hanya berada dalam
sebuah lingkungan. Anggota komunitas harus berkolaborasi
hingga bekerja sama karena inilah karakter dari sosial itu
sendiri.85
Dua pengertian dasar tentang media dan sosial telah
dijelaskan, namun tidak mudah membuat sebuah definisi tentang
media sosial berdasarkan perangkat teknologi semata. Diperlukan
pendekatan dari teori-teori sosial untuk memperjelas apa yang
membedakan media sosial dan media lainnya di internet sebelum
masuk pada kesimpulan apa yang dimaksud dengan media sosial.
83 McQuail, D. Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2003), h. 27. 84Nasrullah Rully. Media Sosial (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2015), h. 3. 85 Fusch, C. Social Media a Critical Introduction, (Los Angeles:
SAGE Publications, 2014), h. 5.
63
Juga, termasuk perlunya pembahasan khusus untuk mencari
hubungan antara media dan masyarakat.86
Untuk menjelaskan hal ini, Fusch mengawalinya dengan
perkembangan kata Web 2.o yang dipopulerkan oleh O’Reily
(2005). Web 2.o merujuk dari media internet yang tidak lagi
sekedar penghubung antara individu dengan perangkat (teknologi
dan jaringan) komputer yang selama ini ada dan terjadi secara
bersama, saling mengolah dan melengkapi data, web sebagai
platform atau program yang bisa dikembangkan, sampai pda
pengguna dengan jaringan dan alur yang sangat panjang (the long
tail).
Media Sosial (Facebook, Twitter, Youtube dan Flickr)
adalah keniscayaan sejarah yang telah membawa proses
perubahan dalam proses komunikasi manusia. Proses komunikasi
yang selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi tatap muka,
komunikasi kelompok, komunikasi massa, berubah total dengan
perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, khususnya
internet. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi-
konsekuensi proses komunikasi. Proses komunikasi yang terjadi
membawa konsekuensi ditingkat individu, organisasi dan
kelembagaan.87
Media sosial merupakan salah satu jenis dari media siber
yang bisa digunakan untuk membulikasikan konten berupa profil,
aktivitas, ataupun pendapat pribadi dalam jejaring sosial di ruang
86 Burton, G. Media and Society, Critical Persfectives, (New York:
Open University Press, 2005), h. 15. 87 Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Komunikasi,
(jurnal komunikator, vol.5, 2010), h. 83.
64
siber. Untuk mendapatkan definisi yang matang mengenai media
sosial, disini penulis memaparkan beberapa definisi media sosial
yang berasal dari berbagai literature penelitian:88
1. Menurut Mandibergh, media sosial adalah media yang
mewadahi kerjasama diantara pengguna yang
menghasilkan konten (user generated content).
2. Menurut Shirky, media sosial dan perangkat lunak
sosial merupakan alat untuk menigkatkan kemampuan
pengguna untuk berbagi (to share), berkerja sama (to
cooperate) di antara pengguna dan melakukan tindakan
secara kolektif yang semuanya yang berada si luar
kerangka institusional maupun organisasi.89
3. Menurut Van Dijck, media sosial adalah platform
media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna
yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun
berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat
sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan
hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah
ikatan sosial.
4. Meike dan Young mengartikan kata media sosial
sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam
arti saling berbagi diantara individu (to be share one-
to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa
saja tanpa ada kekhususan individu.
88 Rully Nasrullah, Media Sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11. 89 Rully Nasrullah, Media Sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 39.
65
5. Boyd menjelaskan media sosial sebagai kumpulan
perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun
komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi,
dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau
bermain. Media sosial memiliki kekuatan pasa User
Generated Content (UGC) di mana konten dihasilkan
oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di
institusi media massa.90
Dari berbagai definisi atau pernyataan tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa definsi media sosial adalah media
di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan
dirinya maupun berinteraksi secara personal atau komunitas,
untuk bekerja sama, saling berbagi, dan membentuk ikatan sosial
secara virtual.
2. Jenis-jenis Media Sosial
Banyak sumber, terutama liputan media maupun kajian
literatur, yang membagi jenis media sosial. Ada yang berdasarkan
model jaringan yang terbentuk, berdasarkan karakteristik
penggunanya, sampai pada berdasarkan file atau berkas apa saja
yang disebarkan (sharing) di antara pengguna. Dari berbagai
sumber tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa
setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian
media sosial, yakni:91
90 Rully Nasrullah, Media Sosial: Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, h. 11-12.
91 Nasrullah. Rully. Media Sosial, h. 39.
66
a. Media jejaring sosial (social networking)
b. Jurnal online (blog)
c. Jurnal online sederhana atau mikroblog (micro-blogging).
d. Media berbagi (media sharing)
e. Penanda sosial (social bookmarking)
f. Media konten bersama atau wiki.
Pembagian jenis media sosial kedalam kategori ini
merupakan upaya untuk melihat bagaimana jenis media sosial itu.
Bukan berarti hanya terbatas pada pembagian ini apalagi melihat
perkembangan platform di internet dan aplikasi di perangkat
telepon genggam, seperti aplikasi Android, namun secara dasar
dan teori semestinya harus ada landasan awal untuk melihat jenis-
jenis media siber tersebut.92
a. Sosial Networking
Social networking atau jaringan sosial merupaan medium
yang paling populer dalam kategori media sosial. Medium ini
merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk
melaukan hubungan sosial, temasuk konsekuensi atau efek dari
hubungan sosial tersebut, di dunia virtual.
“Situs jejaring sosial adalah media sosial yang paling populer. Media sosial tersebut memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting (publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi seperti apa yang terjadi” 93
92 Nasrullah. Rully. Media Sosial, h. 39. 93Saxena. S, “Social Media Can be Organized in 6 Clear Categories”.
Retrived from http://www.easymedia.in/social-media-can-organized-6-clear-categories/. (Diakses pada 20 Desember 2017, pukul 02:00 WIB).
67
Kehadiran situs jejaring sosial, seperti Facebook, merupakan
media sosial yang digunakan untuk memublikasikan konten,
seperti profil, aktifitas, bahkan pendapat pengguna; juga sebagai
media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi
dalam jejaring sosial di ruang siber. Fasilitas di facebook seperti
‘wall’ bisa dimanfaatkan pengguna untuk mengungkapkan apa
yang sedang disaksikan/dialami, bercerita tentang keadaan di
sekitar dirinya, hingga bagaimana tanggapannya terhadap situasi,
misalnya politik pada saat ini.94
b. Blog
Blog merupakan media sosial yang memungkinkan
penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling
mengomentari, dan berbagi, baik tautan web lain, informasi dan
sebagainya. Istilah blog berasal dari kata “weblog”, yang pertama
kali diperkenalkan oleh Jorn Berger pada 1997 merujuk pada
jurnal pribadi online.95
“Banyak blog lahir sebelm konsep media sosial muncul. Tetapi jika melihat fungsi yang ditawarkan oleh blog saat ini, anda menyadari mereka seperti plikasi media sosial lain. Mereka menawarkan alamat web pribadi, ruang web gratis, dan sistem manajemen konten memungkinkan anggota untuk membuat, menerbitkan, dan berbagi konten yang secara harfiyah bebas dari biaya”96
Pada awalnya, blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang
berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan
94 Nasrullah, Media Sosial, h. 28. 95 Nasrullah, Media Sosial, h. 29. 96 Saxena, S, “Social Media Can be Organized in 6 Clear
Categories”. Retrived, 2014.
68
diperbarui setiap harinya, pada perkembangan selanjutnya blog
memuat banyak jurnal (tulisan keseharian pribadi) pemilik media
dan terdqapat kolom komentar yang bisa diisi oleh pengunjung.97
Tidak hanya itu, Rosen98 menyebut bahwa kehadiran blog telah
membawa medium pemberitaan yang bersaing dengan media
massa pada umumnya.99
“Blogger bisa disamakan dengan jurnalis, dapat memublikasikan cerita atau peristiwa kepada publik yang disebarkan dan menjadi perbincangan terkait pihak berwenang. Para blogger itu merupakan rekan terpercaya dan persfektif atau pandangannya sangat berpengaruh “.100 Secara akademis, jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi
dua: pertama, kategori personal homepages, yaitu pemilik
menggunakan nama doamin sendiri, seperti.com atau .net; kedua,
dengan menggunakan fasilitas penyedia halamanweblog gratis,
seperti wordpress (www.wordpress.com) atau blogspot
(www.blogspot.com).
c. Microblogging
Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging
merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk
menulis dan memublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya.
Secara historis, kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada
munculnya Twitter yang hanya menyediakan ruang tertentu atau
maksimal 140 karakter.
97Blood, R. Weblogs: A History and Persfektive. Retrieved from
http://www.rebeccablood.net/essays/weblog)__history.html. 98Rosen, J. The People Formely Known as the Audience. In the Social
Media Reader. (Newyork: Newyork University Press, 2012), h. 13. 99 lihat juga Tremayne, 2007. 100Breakenridge, D. K. Social Media and Public Relations, (New
Jersey: Pearson Education Inc, 2012), h. 80.
69
Sama seperti media sosial lainnya, di Twitter, pengguna bisa
menjalin jaringan dengan pengguna lain, menyebarkan informasi,
mempromosikan pendapat/pandangan pengguna lain, sampai
membahas isu terhangat (trending topic) saat itu juga dan
menjadi bagian dari isu tersebut dengan turut berkicau (tweet)
menggunakan tagar (hashtag) tertentu.
d. Media Sharing
Situs berbagi media (media sharing) merupakan jenis media
sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media,
mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya.
“...adalah situs media sosial yang memungkinkan anggota untuk menyimpan dan berbagi gambar, poadcast, dan video secara online. Kebanyakan dari media sosial ini adlah gratis meskipum beberapa juga mengenakan biaya keanggotaaan, berdasarkan fitur dan layanan yang mereka berikan”.101
e. Social Bookmarking
Penanda sosial atau social bookmarking merupakan media
sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan,
mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara
online.102
Dalam catatan historis, jenis penanda sosial di internet
muncul pada sekitar 1996 dengan munculnya itList dan istilah
social bookmarking itu sendiri muncul pada 2003 dengan
kehadiran situs Delicious (del.icio.us). Delicious mempopulerkan
penanda menggunakan tagar atau tagging yang memungkinkan
pengguna di internet mencari informasi berdasarkan kata kunci.
101 Saxena, S, “Social Media Can be Organized in 6 Clear Categories”. Retrived, 2014.
102 Nasrullah. Rully. Media Sosial, h. 44.
70
Pada perkembangan selanjutnya, situs penanda osial ini tidak
sekedar menyediakan informasi. Media sosial ini bahkan memuat
juga informasi berapa banyak web yang memuat konten tersebut
yang sudah di akses. Juga, komentar-komentar terkait konten
menjadi salah satu penanda yang menjadi fasilitas media sosial
ini. Bahkan saat ini, sebuah web, mulai dari situs berita, situs
perusahaan, sampai blog pribadi, sudah dilengkapi dengan
perangkat ikon berbagi yang memfasilitas pengguna/pengakses
untuk membagi halaman konten tersebut, baik ke situs jejaring
sosial, blog, maupun media sosial lainnya atau bahkan hanya
untuk penggunaan pribadi di peramban (webrowser) perangkat
komputer atau telepon genggamnya.
Beberapa situs social bookmarking yang populer adalah
Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, dan untuk di
Indonesia ada LintasMe.103
4. Media Sosial Sebagai Media Dakwah
Menggunakan internet sebagai media dalam aktivitas
dakwah bukanlah hal baru, namun internet juga telah membuka
sejumlah kemungkinan baru bagi lahirnya gerakan-gerakan dan
aktvisme dakwah. Internet de ngan arena yang begitu luas dan
memiliki jangkauan global tidak hanya dapat dipandang sebagai
medium bagi aktivitas dakwah—misalnya dengan menyebarkan
beragam informasi keislaman secara luas melalui website, blog,
media sosial, atau paltform lainnya tetapi juga telah menjad
103 Rully Nasrullah. Media Sosial, h. 45.
71
sebuah “lingkungan” baru yang signifikan, dimana umat Islam
dapat membentuk identiyas dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, penting dipahami bahwa aktivisme
dakwah yang dimaksud adalah tindakan yang tidak hanya
menjadikan internet sebagai medium gerakan sosial keagamaan
dalam konteks dakwah. Dengan begitu, dakwah dalam konteks
ini tidak hanya dilakukan melalui, tetapi juga di internet.104 Hal
ini sejalan dengan pandangan O’Leary yang melihat internet
berpotesi menjadi ruang sakral bagi setiap agama. Sebagai
gerakan sosial keagamaan, secara umum aktivisme dakwah di
internet dapat diidentifikasi sebagai beberapa fenomena yang
berbeda-beda.105
Ada beberapa kelebihan media sosial sebagai medium
dalam berdakwah106:
1) Tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Internet bisa
diakses kapan pun, dimana pun dan oleh siapapun
diberbagai penjuru dunia. Sehingga materi dakwah yang
dilakukan di media sosial bisa diakses oleh semua orang
dipenjuru dunia tanpa dibatasi jarak dan waktu.
2) Dakwah menjadi lebih variatif. Selain sebuah tilisan
para pelaku dakwah di media sosial bisa membuat materi
dakwah dalam bentuk gambar, audio, video, e-book,
104 Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2017), h. 190. 105 O’Leary, Stephen, D. “Cyberspace as Sacred Space:
Communicating Religion on Computer Networks”, dalam journal of the American Academy of Religion: 1996. LXIV/4, h. 782.
106 Pardianto, “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, (Jurnal Komunikasi Islam Vol.03, 01 Juni 2013), h. 33.
72
sehingga para objek dakwah di sosial media bisa memilih
materi dakwah yang mereka sukai.
3) Jumlah pengguna internet semakin meningkat. Dengan
pertumbuhan pengguna internet selalu mengalami
peningkatan, maka hal ini merupakan kabar baik bagi
pelaku dakwah di media sosial. Karena semakin
banyaknya pengguna internet, maka akan semakin banyak
juga objek dakwah di media sosial.
4) Hemat biaya dan energi. Dengan melakukan dakwah di
media sosial, para juru dakwah tidak perlu mengeluarkan
biaya yang mahal dan tidak perlu mengeluarkan banyak
energi untuk melakukan dakwahnya. Karena cukup
bermodalkan perangkat keras seperti komputer atau
smartphone ditambah dengan koneksi internet, bisa dalam
santai, atau dirumah, kegiatan dakwah di media sosial
sudah bisa dilakukan.
Selain banyak kelebihan berdakwah menggunakan media
sosial, ternyata juga ada kekurangan saat berdakwah
menggunakan media sosial, diantaranya107:
1) Untuk beberapa kalangan masyarakat, internet adalah
media komunikasi yang mahal, karena untuk dapat
menikmati layanan media ini, minimal seseorang harus
mempunyai seperangkat komputer multi media, dan
jaringan telepon.untuk pengadaan hardwarenya saja
107 Prihananto, “Internet Sebagai Dakwah Alternatif pada
Masyarakat Informasi”, (Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.04, Oktober 2001), h. 8.
73
memakan biaya yang tidak sedikit, juga ketika
mengaksesnya.
2) Secara psikologis, berdakwah melalui internet
menghilangkan tali silaturahmi secara fisik dan
psikologis. Dengan model komunikasi jarak jauh, meski
dua arah, unsur kehadiran komunikator secara fisik
hampir tidak pernah terjadi.
3) Sulit mengetahui perubahan di bidang perilaku di
kalangan mad’u yang tersebar dan terpencar.
C. Youtube
1. Pengertian Youtube
Pada dasarnya, youtube merupakan sebuah website yang
menfasilitasi penggunanya untuk berbagi video yang mereka
miliki, atau sebatas menikmati berbagai video klip yang diunggah
oleh berbagai pihak. Terdapat berbagai macam video yang dapat
diunggah ke situs ini, seperti misalnya video klip musik dari
musisi tertentu, film pendek, film televisi, trailer film, video
edukasi, video blog milik para vlogger, video tutorial berbagai
macam aktivitas, dan masih banyak lagi.108
108 https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/, (Diakses pada
20 Agustus 2018, pukul 7: 07 WIB).
74
Gambar 2.2 : Streaming dengan youtube
2. Sejarah Youtube
Youtube sendiri mulai berdiri semenjak bulan Februari
2005. Markas besar Youtube berada di San Bruno, California,
Amerika Serikat yang diprakasai oleh tiga orang founder
Youtube, yaitu Chad Hurley, Steven Chen, dan Jawed Karim.
Website yang kini memuat miliaran video ini berkembang sangat
pesat dari awal pertama kali didirikan. Pada tahun 2006 di bulan
November, bahkan Google membeli Youtube dengan harga US$
1,65 miliar.
Youtube mendapatkan penghasilannya dari iklan yang
ditampilkan sebelum video-video youtube diputar. Iklan tersebut
dinamakan dengan Google AdSense, sebuah program yang
menawarkan pembayaran berdasarkan tingkat frekuensi sebuah
video diputar. Pada bulan Februari 2017, tercatat bahwa ada
video dengan total durasi 400 jam diunggah di Youtube setiap
menitnya dan total satu miliar jam konten Youtube ditonton
orang setiap harinya.109
109 https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/, (Diakses pada
20 Agustus 2018, pukul 7: 07 WIB).
75
Video pertama di YouTube berjudul Me at the zoo. Video
ini menampilkan pendiri pendamping Jawed Karim di San Diego
Zoo. Video ini diunggah pada tanggal 23 April 2005 dan masih
ada sampai sekarang di situs ini.YouTube menawarkan uji pada
Mei 2005, enam bulan sebelum peluncuran resmi pada November
2005.
Pertumbuhan situs ini meroket dan pada bulan Juli 2006,
perusahaan ini mengumumkan bahwa lebih dari 65.000 video
diunggah setiap harinya dan situs ini menerima 100 juta
kunjungan video per hari.
Kebanyakan konten di YouTube diunggah oleh individu,
meskipun perusahaan-perusahaan media seperti CBS, BBC,
Vevo, Hulu, danorganisasi lain sudah mengunggah material
mereka ke situs ini sebagai bagian dari program kemitraan
YouTube. Pengguna tak terdaftar dapat menonton video,
sementara pengguna terdaftar dapat mengunggah video dalam
jumlah tak terbatas.110
Pemilihan nama domain www.youtube.com ternyata
sempat memiliki sedikit masalah dengan situs nama serupa yaitu
ww.utube.com yang mengakibatkan pengajuan tuntutan hukum
terhadap youtube oleh situs tersebut dikarenakan situs tersebut
banyak di banjiri pengunjung yang ingin mengunjungi youtube
tetapi nyasar ke youtube.111
110https://www.jurnalkomputer.com/attachments/article/832/YOUTU
BE.pdf,( Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:16 WIB). 111http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah-
awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).
76
Gambar 2.3 : Tiga pendiri youtube (kiri ke kanan: Chad Harley, Steve Chen, dan Jawed Karim)
YouTube didirikan oleh Chad Hurley, Steve Chen, dan
Jawed Karim, yang sebelumnya merupakan karyawan pertama
PayPal.
Gambar 2.4 : Chad Harley
Chad Hurley yang memiliki nama panjang Chad Meredith
Hurley bermula sebagai seorang web desainer yang
berkebangsaan Amerika Serikat. Chad Lahir pada tanggal 24 Juli
1977 di Birdsboro, Pennsylvania, Amerika Serikat dan
merupakan putra dari pasangan Don dan Joann Hurley yang
tumbuh bersama kakaknya Heather dan adiknya Brent di
77
Birdsboro. Sejak kecil, Chad memang telah menunjukkan bakat
dan minatnya di dunia seni. Namun kemudian dia beralih untuk
menekuni media elektronik dan komputer saat SMA.112
Sekolah yang menjadi tempatnya untuk menyalurkan
minatnya adalah Twin Valley High School di Elverson yang juga
menjadi tempat mengajar anak berkebutuhan khusus bagi ibunya.
Chad juga terkenal sebagai seorang pelari yang menonjol untuk
Cross Country yang menjadi program di sekolahnya dengan
mendapatkan dua gelar PIAA state pada tahun 1992 dan 1994.
Dua gelar ini membuat dirinya diangkat sebagai wakil dari
program lintas lari alam di sekolahnya. Selain itu, dia juga
menjadi anggota Technology Student Association saat itu.
Lulus dari Twin Valley pada tahun 1995, Chad Hurley
kemudian melanjutkan studinya di Indiana University of
Pennsylvania. Empat tahun berlalu, akhirnya dia mendapatkan
gelar B.A. Seni Rupa Murni pada tahun 1999. Karena sebelum
lulus Chad telah diterima bekerja di PayPal, sehingga dia
langsung pergi ke California untuk menunjukkan bakat seninya
dalam merancang logo perusahaan tersebut. Dan hasil karyanya
telah menjadi logo resmi perusahaan hingga sekarang. 113
112http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah-
awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).
113http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah-awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).
78
Gambar 2.5 : Steven Shinh
Steven Shinh Chen yang akrab dipanggil Steve Chen lahir
pada tanggal 18 Agustus 1978. Dilihat dari namanya saja, sudah
terlihat bahwa pria ini berasal dari keturunan Asia. Chen lahir dan
tumbuh di daerah Taipei, Taiwan selama 15 tahun yang kemudian
mengikuti keluarganya untuk bermigrasi ke Amerika Serikat.
Kemudian dia melanjutkan sekolahnya dengan masuk ke
dalam Sekolah Menengah River Trails Middle School di Mount
Prospect, Illinois. Setelah itu berlanjut ke Sekolah Menengah
John Hersey High School di Arlington Heights pada tahun
pertama dan masuk Illionis Mathematics and Science Academy
untuk tiga tahun terakhirnya.
Setelah lulus, Chen masuk ke University of Illinois at
Urbana-Champaign untuk mengambil jurusan ilmu komputer.
Tahun 2002, dia berhasil lulus dan kemudian bekerja sebagai
karyawan pertama di PayPal sebagai progammer.114
114http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah-
awal-didirikannya-youtube/, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 7:40 WIB).
79
Gambar 2.6 : Jawed Karim
Orang terakhir yang menjadi pendiri YouTube adalah
Jawed Karim. Pria keturunan Bangladesh-Jerman ini lahir di
Merseburg, Jerman Timur pada tanggal 28 Oktober 1979. Hanya
setahun di Merseburg, Karim menyebrangi Tembok Berlin untuk
menetap di Neuss, Jerman Barat pada tahun 1980. Barulah Saat
dia berumur 13 tahun, Karim dan keluarganya pindah ke Amerika
Serikat. Kepindahannya ke Amerika Serikat berselang dua tahun
setelah Penyatuan Kembali Jerman (German Reunification) yakni
pada tahun 1992.
Setelah berada di Amerika, Karim langsung meneruskan
sekolah. Central High School di Minnesota adalah sekolah
pertamanya di Amerika. Setelah lulus, dia diterima di University
of Illinois at Urbana-Champaign di Illinois dengan jurusan ilmu
komputer. Meskipun belajar di tempat dan jurusan yang sama
dengan Steve Chen, namun keduanya belum pernah berkenalan.
Sama halnya seperti Chad Hurley, Karim juga telah diterima
menjadi salah satu karyawan pertama di PayPal. Tahun 2004,
80
akhirnya dia mendapatkan gelar Bachelor of Science dan
langsung melanjutkan kerjanya di PayPal.115
Bab selanjutnya yaitu bab III akan membahas mengenai
metodologi penelitian mengenai paradigma dakwah, pendapat-
pendapat seorang pakar dakwah dan mengenai subjek penelitian
sekaligus teknik analisa data.
115 https://www.maxmanroe.com/sosok-3-serangkai-di-
balikkesuksesan-youtube.html, (Diakses pada 20 Agustus 2018, pukul 8:12 WIB).
81
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. PARADIGMA DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD
Kuntowijoyo, dalam paradigma Islam, menyebut bahwa
“tradisi profetis” ini merupakan pengkondisian situasi historis
Nabi ke dalam aktualisasi kehidupan manusia.1 Dengan
demikian, maka aktualisasi fungsi kerisalahan tersebut
mengandung 2 (dua) proses transfomasi.
Pertama, transformasi nilai (transformation of value),
yaitu proses alih nilai dari kejahiliahan (baik yang terdapat pada
agama-agama lain non Islam atau keyakinan lainnya maupun
nila-nilai yang ada faham marxisme, idealisme, materialisme, dan
lain-lain) kepada nilai-nilai moral universal Islam. Maka dakwah
adalah upaya pengembangan manusia kepada tatanan budaya dan
peradaban luhur yang dicita-citakan umat manusia.
Kedua transformasi sosial (transformation of social).2
Salah satu kepentingan besar Islam sebagai sebuah ideologi sosial
adalah bagaimana mengubah kondisi masyarakat sesuai dengan
cita-cita dan visinya mengenai transformasi sosial. Dan semua
ideologi atau filsafat sosial menghadapi suatu permasalahan
pokok, yakni bagaimana mengubah masyarakat dari kondisinya
1 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, (Bandung:
Mizan, 1998), h. 294. 2Dakwah Islam dalam pengertian transformasi sosial, bersifat
multidimensional. Misalnya dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, dengan membangun kembali masyarakat Arab dari masyarakat jahiliah menjadi masyarakat Islami, yang beradab dalam tetanan sosialnya, dari masyarakat yang strukturnya menginjak-injak hak asasi manusia, menjadi masyarakat yang menghargai hak-hak asasi manusia.
82
sekarang menuju kepada keadaan yang lebih dekat dengan
tatanan idealnya.
Sebagai sebuah ‘ideologi’ sosial, Islam juga mendapat
teori-teori sosialnya sesuai dengan paradigmanya untuk
transformasi sosial menuju kepada tatanan masyarakat yang
sesuai dengan cita-citanya. Oleh karena itu, dakwah islamiyah
sangat berkepentingan terhadap realitas sosial, bukan untuk
dipahami, tetapi juga berkehendak untuk direalitaskan. Maka
tidaklah Islami misalnya, jika kaum muslimin bersikap acuh tak
acuh terhadap kondisi sosial masyarakatnya, sementara tahu
bahwa kondisi tersebut mungkar.3
Melihat pada pengertian pertama, dakwah sebagai
transformasi nilai, maka dakwah sebagai transformasi nilai,
dakwah tidak lain merupakan proses komunikasi dari
komunikator (da’i) pada komunikan (objek dakwah) dengan
menyampaikan pesan (nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam)
untuk dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku.4
Senada dengan dakwah yang dilakukan oleh Ustadz
Abdul Somad, sebagai wujud dari dakwah transformasi nilai,
langkah ideal pertamanya adalah melakukan dakwah bil lisan5
3 Kuntowijoyo, Paradigma Islam, h. 337. 4Syamsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam,
(Jakarta: Amzah, 2008), h. 48. 5 Dakwah Bil lisan, yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan,
yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majelis taklim, khutbah jum’at di masjid-masjid atau pengajian-pengajian. (Lihat Syamsul Munir Amin, Tajdid Al-fikrah fi al-Da’wah al-Islamiyyah, maqalah bi al-lughah al-Arabiyyah, kulliyah ad-Da’wah, Wonosobo: Al-Jami’ah Li Ulum Al-Qur’an, Jawa Al-wustha, 17 Ramadhan 1424H/2003 M), h 2-3.
83
kepada jama’ahnya yang terbilang tak terhingga khususnya di
Indonesia.
Paradigma dakwah atau pemikiran dakwah Ustadz Abdul
Somad tak lain ingin mencerdaskan masyarakat dari pemikiran
agama yang primitif menuju pemikiran dan pemahaman yang
komprehensif, dengan begitu jama’ahnya bisa menerapkan nilai-
nilai moral universal Islam. Dengan tidak melupakan tatanan
budaya dan peradaban luhur yang dicita-citakan umat manusia
yaitu akhlak yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam dan
toleransi terhadap sesama.
Adapun materi kajian dakwah bil lisan Ustadz Abdul
Somad yaitu terfokus pada kajian ilmu Fiqh dan Al-Hadits.
Karena sebagian Ulama menyebutkan ilmu fiqh adalah ilmu dasar
agama yang membahas tentang tata cara peribadatan. Sedangkan
al-hadits merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh juru dakwah. Kalau Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam
Islam, maka hadits adalah sumber yang kedua. Hadits sama
halnya seperti Al-qur’an berbahasa Arab, namun bahasa hadits
adalah bahasa Nabi Muhammad SAW sedangkan Al-qur’an
adalah wahyu Allah.6 Apalagi dakwah bil lisan Ustadz Abdul
Somad ini diperkuat oleh hafalan-hafalan hadits yang jelas sanad
dan asbabul wurudnya.
Selain dari pada itu, banyak umat yang merasa terjadi atas
perubahan perilakunya setelah mendengar dakwah dari Ustadz
Abdul Somad, karena setiap kali ia menyampaikan dakwahnya,
Ustadz Abdul Somad melantangkan suaranya ditambah dengan
6 Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h 83.
84
retorika7nya seolah keberanian atas kepercayaan diri Ustadz
Abdul Somad ini menimbulkan aura positif sehingga setiap
perkataanya menyerap dalam diri umatnya dan diaplikasikan
dalam rutinitas sehari-hari. Sehingga ia pun manjadi salah satu
tokoh dakwah yang kharismatik.
Adapun pada level sosialnya, proses transformasi nilai
Islam yang intinya adalah humanisme-teosentris, bukanlah proses
ke jenjang kognitif, efektif, dan psikomotorik pada level individu
semata, tetapi juga menjadi keharusan nilai-nilai Islam tersebut
berlaku untuk perubahan sosial masyarakat yang berlaku
semestinya mengacu pada dimensi fitrah kemanusiaan dan
kemasyarakatannya.8
Firman Allah SWT:
�� ���� �س ٱ �� إن �� ���ر��ا���+* و(�)'%$ "��!� و
إ+ � 5)4'%$ 13 ذ/. وأ
678 $%3.9 ٱأ : >4;%$ إن
ٱ= : ?�5 $A(8BC
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)9
7 Menurut Aristoteles salah seorang tokoh filsuf kuno retorika adalah the art of persuasion (seni untuk mempengaruhi). Retorika merupakan ilmu kepandaian berpidato atau teknik dan seni berbicara didepan umum. (Lihat Syamsul Munir Amin: Ilmu dakwah), h 171.
8 Dr. Kuntowijoyo, Paradigma Islam, h 337. 9 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 517.
85
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa manusia
diciptakan adalah untuk saling mengenal tanpa pandang ras,
etnik, maupun bangsa seseorang. Dalam persfektif antropolgi,
pendekatan dakwah ini telah dilakukan oleh Ustadz Abdul
Somad. Ia mampu mengkondisikan dirinya setiap kali ia
berdakwah di suatu daerah yang kerap berbeda suku itu. Dengan
berlatar belakang melayu ia mampu mempijaki dirinya dimana
saja khususnya di Indonesia. terlebih bahasa Arab yang dikuasai
olehnya karena memang profesinya merupakan seorang dosen
hadits di UIN Suska, Riau.
Pada level sosial lainnya atau yang disebut dakwah bil
hal, yang di telusuri oleh peneliti dari www.muslimbersatu.net
diposting pada jum’at 01 September 2017. Ustadz Abdul Somad
bersama rombongan dari pengurus Masjid An-Nur Pekanbaru,
Lazis PLN, Baznas, Tafaqquh, FPI, Rumah Zakat, Dompet
Dhuafa, UIN Suska Mengajar dan ormas lain melakukan rihlah
dakwah ke Suku Talang Mamak di Desa Rantau Langsat,
Indragiri Hulu, Riau.
Rihlah yang dilakukan mulai Senin 28 Agustus 2017
sampai Kamis 31 Agustus 2017 itu dilakukan di dusun-dusun
terasing di Talang Mamak, Indragiri Hulu, Riau. Perjalanan ke
lokasi memerlukan waktu 5 jam perjalanan darat dari Kota
Pekanbaru yang dilanjutkan dengan transportasi sungai lebih
kurang 5 hingga 7 jam.
Dalam rihlah tersebut Ustadz Abdul Somad dan tim
menyalurkan bantuan sebanyak 48 ekor kambing kurban yang
merupakan sumbangan dari sahabat-sahabat media sosial mulai
86
dari Riau hingga Amerika Serikat. Selain itu, juga berhasil
terkumpul dana sebanyak Rp 45 jutaan dari malam penggalangan
dana yang berlangsung di Rengat, Riau.10
Ustadz Abdul Somad mempunyai strategi tersendiri dalam
berdakwah. Strategi dakwah artinya metode, siasat, taktik atau
manuver yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah.11
Seorang da’i sangatlah memerlukan pemahaman mengenai
strategi berdakwah sehingga ia matang dalam menyampaikan
dakwahnya dengan bijak, rajin dan cerdas.12
Metode Ilmu dakwah menurut Syukriadi Sambas, ia
merumuskan tiga langkah kerja (metode) kelimuan dakwah yang
dikenal dengan sebutan pendekatan tiga ‘M’ (tiga manhaj) yaitu:
Manhaj Istinbath, iqtibas, dan istiqra.
a. Manhaj Istinbath yaitu: suatu langkah kerja (metode)
untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-
teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan
merujuk atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk
atau menurunkan dari Al-qur’an dan As-sunnah. Contoh
unsur-unsur dakwah umpamanya dapat dirumuskan
dengan merujuk pada Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125.
b. Manhaj Iqtibas yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk
menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori
10 http://www.muslimbersatu.net/2017/09/ustadz-abdul-somad-rihlah-
dakwah-ke.html (Diakses 26/10/2017 pukul 08:50 WIB). 11 Asmuni Syukir, Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), h. 32. 12 Sa’id Al-Qahtani, Menjadi Da’i Yang Sukses; penerjemah Aidil
Novia, Lc; Penyunting Masturi Irham, Lc. Judul Asli Muqawwimat ad-Da’iyah an-Najih fi Dha’u al-kitab wa As-sunnah: Mafhum wa Nazar wa Tathbiq. (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h. 91.
87
dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan
meminjam atau meminta bantuan dari ilmu-ilmu sosial.
Contoh meminjam teori komunikasi tentang efektifitas
dalam proses komunikasi, dengan ilmu bantu ilmu
komunikasi.
c. Manhaj Istiqra yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk
menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori
dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan
melakukan penelitian referensi atau lapangan. Contoh
meneliti metode dakwah Abdullah Gymanstiar (Aa
Gym).13
Dari penjelasan diatas, peneliti mengkategorikan
bahwasanya Manhaj ilmu dakwah yang sesuai dengan dakwah
Ustadz Abdul Somad yakni tepat pada manhaj istinbath.14 Selain
itu jika dilihat dari sisi keutamaan secara kaffah maka manhaj
yang disebutkan oleh Syukriadi Sambas ini, yakni ketiga manhaj
tersebut masuk pada ranah metode dakwah yang dilakukan oleh
Ustadz Abdul Somad. Baik itu Manhaj Iqtibas15 maupun
13 Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya
Padjadjaran, 2009), h. 33. 14Manhaj Istinbath yaitu: suatu langkah kerja (metode) untuk
menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk atau memahami hakikat dakwah dengan merujuk atau menurunkan dari Al-qur’an dan As-sunnah.
15Manhaj Iqtibas yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk menggali, merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan meminjam atau meminta bantuan dari ilmu-ilmu sosial. Contoh meminjam teori komunikasi tentang efektifitas dalam proses komunikasi, dengan ilmu bantu ilmu komunikasi.
88
Manhaj Istiqra’.16 Jadi, peneliti merasa ini bukan pilihan metode
yang tepat untuk di kategorikan pada strategi pemikiran dakwah
Ustadz Abdul Somad. Karena semua metode ini dilakukan oleh
Ustadz Abdul Somad dan bisa jadi ini menjadi strategi unik
Ustadz Abdul Somad yang membedakannya dengan ustadz yang
lain. Strategi ini lebih menitikberatkan pada strategi dakwah
secara umum.
Sedangkan strategi dakwah pada ranah pemikiran menurut
penuturan dari Riki Ardiansyah selaku mahasiswa Al-Azhar,
Kairo yang mengatakan mengenai strategi dakwah Ustadz Abdul
Somad, menurutnya selama ini, Ustadz Abdul Somad
menggunakan strategi yang sudah di ajarkan Al Azhar yaitu
manhaj wasathiyyah. Maksud wasathiyyah di sini adalah “Laa
syarqiyyah walaa Ghorbiyyah” (tidak ketimur-timuran tidak pula
kebarat-baratan) artinya berada di tengah- tengah. Tidak
“tasyaddud” (asal mengharamkan, membid’ahkan, mengkafirkan)
sehingga umat merasa takut dan cemas, tidak pula “tasayyur”
(mudah menghalalkan apa saja tanpa hujjah dan dalil yang jelas).
Ingin lebih jelas lagi mengenai pembahasan ini bisa kita buka
kitab إعالم الموقعين milik Imam Ibnu Al Qoyyim Al Jauzi,
mengenai orang orang yang asal menentukan hukum halal dan
haram dengan mudahnya.17
16 Manhaj Istiqra yaitu: Suatu langkah kerja (metode) untuk menggali,
merumuskan, dan mengembangkan teori-teori dakwah atau memahami hakikat dakwah dengan melakukan penelitian referensi atau lapangan.
17 http://hilman.web.id/blog/1503/rekam-jejak-retorika-dan-strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad-lc-ma.html, di akses pada 08/10/2018, pukul 10:09 WIB.
89
Wasathiyyah yang Ustadz Abdul Somad terapkan adalah
untuk menyatukan dan merekatkan umat. Agar umat ini tidak
saling menyalahkan dan meributkan perkara-perkara yang
sebenarnya para Ulama sudah tuntas membahas nya.18
B. SUBJEK PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Jakarta, Ciputat-
Tangerang. Sebab daerah ini adalah tempat yang sangat berkaitan
dengan sirkulasi kegiatan atau rutinitas yang dilakukan peneliti.
Sementara yang menjadi objek penelitian adalah video dakwah
Ustadz Abdul Somad sebagai juru dakwah yang bersentuhan
dengan media sosial di youtube dan penelitiannnya adalah
pemikiran, aktivitas serta dampak dakwahnya di youtube dalam
hal ini terkait pada channel resminya yaitu Tafaqquh Video.
C. TEKNIK ANALISA DATA
Analisa data diperlukan dalam penelitian ini adalah
dengan jalan melakukan penafsiran secara deskriptif terhadap
video-video dakwah Ustadz Abdul Somad yang ditinjau dari
pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad yakni segala aktivitas
dakwah serta dampak dakwah Ustadz Abdul Somad. Tahap
analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai
sejak pengumpulan data yaitu:
a. Reduksi data, yang diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan
18https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdulsomad/,(Di
akses pada 26/10/2017, pukul 11:00 WIB).
90
dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis lapangan.
b. Penyajian data (display data) dilakukan dengan menggunakan
teks naratif, dan
c. Penarikan kesimpulan serta verifikasi.19
Adapun pengumpulan data penelitian ini yaitu hasil daripada
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik
itu data primer (video dakwah Ustadz Abdul Somad) beberapa
langsung dari channel resminya di youtube yakni “Tafaqquh
Video” maupun data sekunder (buku, majalah, internet, surat
kabar, artikel dan berbagai data yang relevan dengan dakwah
Ustadz Abdul Somad).
Pada bab selanjutnya yaitu bab IV akan membahas mengenai
biodakwah Ustadz Abdul Somad, yaitu perjalanan-perjalanan
dakwah Ustadz Abdul Somad dan beberapa prestasinya sebagai
tokoh da’i yang berpengaruh di Indonesia.
19 Emzir, Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h.
50-51.
91
BAB IV
BIODAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD
A. Biografi Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad, Lc., MA (lahir di Pekanbaru, pada
Rabu petang tanggal 30 Jamada al-Ula 1314 Hijriah bertepatan
dengan 18 Mei 1977 M, usia sekarang 41 tahun).1Adalah seorang
Ulama asal Pekanbaru, Riau yang sering mengulas berbagai
macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu Hadits dan Ilmu
Fiqh. Selain itu, ia juga banyak membahas mengenai
nasionalisme dan berbagai masalah kekinian yang sedang
menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat. Namanya
dikenal publik karena Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan
penjelasan dalam menyampaikan dakwah yang disiarkan melalui
saluran Youtube. Ustadz Abdul Somad saat ini bertugas sebagai
dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN
Suska) Riau.2
Moyangnya adalah Syekh Abdurrahman3 yang pernah
belajar ilmu agama Islam di Mekkah, Arab Saudi. Sepulangnya
1 http://somadmorocco.blogspot.com/2010/07/biografi.html, (Diakses
pada Kamis, 13 September 2018, pukul 15:31 WIB). 2 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (disebut
juga UIN Suska Riau) adalah Universitas Islam Negeri yang berada di Pekanbaru. Penamaannya dengan Sultan Syarif Kasim yaitu nama sultan ke-12 atau sultan terakhir Kesultanan Siak Sri Inderapura.
3 Tuan Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara. Berdasarkan catatan riwayat Silau Laut yang dipublish di http://omtato.blogspot.co.id, Syeikh Silau Laut dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah. Ayahnya bernama Nakhoda Alang bin Nakhoda Ismail, keturunan dari Tuk Angku Mudik Tampang keturunan dari Tuk Angku Batuah yang berasal dari daerah
92
dari Mekkah, Syekh Abdurrahman menghadap Sultan Asahan
dan diberikan sebidang tanah yang kemudian di atasnya dibangun
sebuah rumah.“Lalu dibuatnyalah rumah yang masih ada sampai
sekarang, namanya rumah besar, satu arsitek dengan Istana Lima
Laras di kabupaten Batubara, Sumatera Utara,” ujar Ustadz
Abdul Somad. Di tempat itulah Syekh Abdurrahman membangun
biduk rumah tangga hingga turun-temurun sampai ke generasi
Ustadz Abdul Somad. “Kemudian beranak pinaklah Syekh
Abdurrahman, punya anak perempuan bernama Siti Aminah, Siti
Aminah punya anak perempuan bernama Hajjah Rohana, Hajjah
Rohana punya anak itulah saya Abdul Somad,”.4
Walaupun moyangnya adalah seorang Syekh, Ustadz
Abdul Somad tidak dianggap demikian, sebab Sumatera Utara
menganut paham patrilinial atau berdasarkan keturunan ayah.
“Tapi saya tidak dianggap keturunan Tuan Syekh karena dari
pihak perempuan. Makanya kalau ada yang bertanya keturunan
Tuan Syekh, tidak saya bilang. Terus, ayah saya petani, orang
Rao (perbatasan Mandailing Natal dengan Sumatera Barat). Gelar ‘nakhoda’ di awal nama ayahnya itu profesinya sebagai Nakhoda di sebuah kapal tongkang miliknya sendiri. Kapal itu digunakannya untuk membawa barang-barang dagangan antarpulau bahkan Malaya (Malaysia). Ibunya bernama Naerat berasal dari Kampung Rantau Panjang (Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang, Sumatera Utara). Beliau adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu: Abas, Siti Jenab, Abdurrahman, Abdurrahim. Lihat juga https://news.bersamadakwah.net/2017/12/kisah-seorang-syeikh-yang-ternyata.html
4 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz-abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 16:00 WIB).
93
biasa. Kami bukan keturunan bangsawan, bangsa yang hidup di
awan,” kata UAS.5
Ustadz Abdul Somad menempuh pendidikan dasar di SD
Al-Washliyah Medan6 dan tamat tahun 1990. Lalu melanjutkan
ke MTs Mu’allimin Al-Washliyah7 yang juga masih di Medan
dan tamat tahun 1993. Selama satu tahun setelahnya, UAS
menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Arafah8, Deli Serdang,
Sumatera Utara. Kemudian keluarga UAS memutuskan untuk
merantau ke Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, bekas kerajaan
Melayu Pelalawan yang merupakan pecahan dari Kerajaan Siak
Sri Indrapura. Di tanah perantauan itu UAS melanjutkan
pendidikannya ke Madrasah Aliyah Nurul Falah,9 Air Molek,
Indragiri Hulu sampai lulus tiga tahun kemudian.
Pada tahun 1998, UAS mendapatkan beasiswa untuk
kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir10. UAS dan 99
orang lainnya berhasil menyingkirkan 900 peserta yang ikut
seleksi. “Lalu kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar
5http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz-abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 17:00 WIB).
6http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/B5636A5E8A2B38D211FC
7 Lihat juga https://mtsmuallimin.wordpress.com 8 Pesantren Darularafah Raya adalah sebuah pesantren modern yang
terletak di desa Kutalimbaru, Deli Serdang, berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Medan, Sumatera Utara. Pesantren Darularafah Raya berdiri di atas tanah seluas 200 ha. Tahun ini, Pesantren Darularafah memiliki lebih dari 3000 Santri dan Dyah yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
9 Baca juga profil MA https://www.manufal.sch.id/sejarah-singkat/ 10 Universitas Al-Azhar (diucapkan "Az-har", Arab: جامعة األزهر
Al-ʾAzhar al-Šyarīf, Al-Azhar Mulia), adalah salah satu pusat utama ;الشريفpendidikan sastra Arab dan pengkajian Islam Sunni di dunia dan merupakan universitas pemberi gelar tertua kedua di dunia Universitas ini berhubungan dengan masjid Al-Azhar di wilayah Kairo Kuno.
94
tahun 1998 sampai 2002. Empat tahun saya pulang, melanjutkan
ke UKM11, Universiti Kebangsaan Malaysia jurusan FPI, Faculti
Pengajian Islam,” ucap Ustad Abdul Somad. Namun Di UKM
Malaysia, UAS hanya sempat kuliah selama dua semester saja. Ia
kemudian mendapatkan beasiswa S2 dari The Moroccan Agency
of International Cooperation (AMCI) di Dar El-Hadits El-
Hassania Institute12, Maroko.“Lalu dapatlah tahun 2004 saya
berangkat, 2006 akhir dapatlah gelar setelah dua tahun di sana
dari Darul Hadits di Rabat, nama gelarnya DESA. Tapi malu saya
memakainya. Masa jauh-jauh balik Desa. Jadi saya tulis ajalah
Lc, MA. Karena kebanyakan orang pakai MA,” ujar UAS.13
Menurutnya, Dar El-Hadits El-Hassania Institute,
Maroko, setiap tahunnya hanya menerima 20 mahasiswa melalui
jalur beasiswa. 15 di antaranya diperuntukkan bagi pelajar
Maroko dan 5 sisanya diperebutkan oleh pelajar dari seluruh
dunia.“AMCI14 memberi beasiswa tujuh tahun, saya baru
11 Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) secara internasional
dikenal dengan nama Nasional University of Malaysia, didirikan pada 18 Mei 1970. Awalnya universitas ini hanya memiliki 192 siswa, 78 orang staf akademik dan tiga fakultas, yaitu Fakultas Seni, Fakultas Sains, dan Fakultas Studi Islami. Sekarang UKM telah berkembang menjadi 12 fakultas, 13 institut riset, dan 14 pusat studi yang menawarkan program akademik yang bervariasi di bidang musik dan sains. Hingga saat ini universitas ini telah meluluskan 117.075 mahasiswa; 103.066 sarjana, 13.015 master dan 994 doktor.
12 Universitas ini Berdiri pada bulan Nopember 1964, berdasarkan SK Raja Hassan II tanggal 26 Ramadan 1383 H. Dengan demikian, dar al-hadits bisa dikatakan sebagai lembaga pertama yang didirikan langsung oleh Raja Hassan II sejak beliau naik Tahta kerajaan maroko, pada tahun 1962.
13 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz-abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September2018, pukul 20:00 WIB).
14 AMCI (Bahasa Perancis: Agence Marocaine de Cooperation
Internationale) dari kerajaan Maroko yang kala itu menyediakan beasiswa bagi Pendidikan S2 hingga S3 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah.
95
habiskan dua tahun, berarti ada jatah lima tahun lagi. Tapi kata
emak saya waktu saya mau lanjut Doktor, tak ada gunanya kau
balik Doktor kalau aku almarhumah. Akhirnya saya baliklah.
Itulah mengapa saya tak Doktor. Kesal seumur hidup tak dapat
dijemput balik. Makanya kalau udah salaman, kenalkan Doktor,
aduh ciut saya,” ujar UAS. 15
Setelah selesai wisuda, UAS menyempatkan diri untuk
menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi. Kebetulan
waktu itu musim haji pada bulan Desember. Selesai berhaji, UAS
terbang dari Jeddah ke Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam
menggunakan pesawat Royal Brunei. “Itulah singgah saya ke
rumah guru saya Haji Armawi Abdurrahman. Beliau juara
Musabaqoh Tahfiz Quran di Mekkah Al-Mukarramah tahun
1987-1988. Kemudian beliau mengajar di Pondok Tahfiz Quran.
Jadi saya dapat info, ustadz saya mau datang ke Brunei,
datanglah, maksudnya mau transit kalau bisa dapat kerja di
Brunei,” tutur UAS.16
Setelah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat UAS lalu
pulang ke rumah orangtuanya di Riau dan menjadi dosen di
sebuah universitas swasta. Ia kemudian mengikuti tes untuk
menjadi Pegawai Negeri Sipil. UAS mendapatkan kabar bahwa
dirinya diterima sebagai dosen kontrak di universitas yang ada di
Brunei Darussalam. “hari itu pikiran bercabang. Kata emak saya
15 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz-
abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 13:05 WIB).
16 http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz-abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas, (Diakses pada Minggu 16 September 2018, pukul 11:39 WIB).
96
tak usahlah kau pergi lagi karena sudah terlalu lama jauh. Anak
tak banyak, saya anak pertama adik saya anak ke-dua. Kau di sini
sajalah walaupun hujan batu di sini hidup juga kau nanti. Itu
skenario Allah SWT,” ucap UAS.17
Pengabdian
- Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
- Dosen Tafsir dan Hadits di Kelas Internasional Fakultas
Ushuluddin UIN Suska Riau.
- Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar
Yayasan Masmur Pekanbaru.
- Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan
Keorganisasian Periode : 2009 – 2014.
- Anggota Badan Amil Zakat18 Provinsi Riau, Komisi
Pengembangan, Periode : 2009 – 2014.
- Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama19
Provinsi Riau, Periode : 2009 – 2014.
17https://www.eramuslim.com/berita/nasional/inilah-kisah-perjalanan-
hidup-ustadz-abdul-somad.htm#.W5X2_y2B3MI,(Diakses pada Senin 10/09/2018, pukul 12:12 WIB)
18 Badan Amil Zakat Nasional (disingkat BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS merupakan Lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. BAZNAS berkedudukan di ibu kota negara.
19 Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
97
Karya Ilmiah
Selain menyampaikan dakwah melalui ceramah, kegiatan
lain yang tidak pernah lepas dari Ulama yaitu menulis sebagai
sarana dakwah. Pekerjaan menulis sebuah karya merupakan salah
satu jalan dakwah bil qalam, yang mana tulisan tersebut
merupakan buah pemikiran dan gagasan dari penulis.
Dengan demikian tidak heran apabila pada periode abad
ke 19-20-an tidak sedikit dijumpai karya-karya menggunanakan
bahasa Arab yang ditulis oleh Ulama-ulama besar, khususnya
Ulama di Nusantara. Karya-karya tersebut dikenal dengan
sebutan kitab kuning. Begitu halnya dengan Ustadz Abdul
Somad, sebagai bagian dakwah bil qalam-nya, ia juga
menuangkan ide dan gagasannya melalui karya yang ia tulis.
Sudah beberapa karya tulis sesuai kemampuan dan latar
belakang keilmuan dan pendidikannya. Diantaranya:
1. Tesis
ر ج ال ا لم و ط أ و الص ح ي ح ي ن ال ذ ي ن ض ع ف ه م الن س ائ ي ف ي ك ت اب الض ع ف اء و ا لم ت ر و ك ي ن : ج م ع ا و د ر اس ة .
Kajian terhadap para periwayat dalam kitab Shahih al-
Bukhari, Shahih Muslim dan Shahih al-Muwattha’ yang
dinyatakan dha’if oleh Imam an-Nasa’i dalam kitab adh-Dhu’afa
wa al-Matrukin: studi komparasi.
2. Terjemah (Arab – Indonesia):
a. Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga
(Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab
98
Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan
oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
b. 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli :
55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR.
Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh
Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
c. 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul
Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah
Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan
oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
d. 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-
mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-
Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra
Muslim-Jakarta, Juli-2004.
e. 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min
asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul
Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia
Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004.
f. Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-
‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan
oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.
g. Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli:
Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-
Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif-
Jakarta, September 2004.
99
h. Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al-
Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta,
Desember 2009.20
3. Karya Buku
Ustadz Abdul Somad telah menuliskan beberapa buku yang
menjadi best seller di kalangan ummat Islam, di antaranya.
a. 37 Masalah Populer21
Pertama, buku ini membahas masalah-masalah yang populer
di tengah masyarakat. Bahkan menghabiskan energi hanya untuk
membahas masalah-masalah yang sudah tuntas dibahas ulama
berabad-abad silam, contoh kasus adalah masalah Talqin di atas.
Andai dibahas, mubadzir. Tidak dibahas, ummat bingung. Saya
memilih mubadzir, semoga Allah mengampuni saya atas
perbuatan mubadzir ini. Karena ada orang-orang yang
memancing saya untuk berbuat mubadzir. Andai itu dosa, mereka
pun dapat juga dosanya, karena membangkitkan perkara-perkara
mubadzir.
Kedua, buku ini disusun dengan mengemukakan dalil dan
pendapat para ulama yang mu’tabar. Saya tidak terlalu banyak
memberikan komentar, karena kita berhadapan dengan orang-
orang yang sulit menerima pendapat orang lain.
20 http://somadmorocco.blogspot.co.id/2010/07/biografi.html (Diakses
Rabu 11/10/17 pukul 13:39 WIB) 21 Abdul Somad, 37 Masalah Populer, (Riau: Tafaqquh Media, 2014),
h. 15.
100
Ketiga, pendapat para ulama saya tuliskan lengkap dengan
teksnya agar para penuntut ilmu dapat melihat dan mengkaji
kembali, menghidupkan semangat mendalami bahasa Arab dan
menggali ilmu dari referensi aslinya. Ummat yang memiliki
pemahaman yang kuat dan pengetahuan mendalam dari Turats
(kitab-kitab klasik), berakar ke bawah dan berpucuk ke atas,
bukan kiambang yang mudah terbawa arus air.22
Keempat, buku ini amat sangat jauh dari kesempurnaan. Perlu
kritikan membangun dari para ulama. Andai ditunggu sempurna,
tentulah buku ini tidak akan pernah ada.
Kelima, buku ini tidak ingin menggiring pembacanya kepada
mazhab tertentu. Yang diharapkanlah hanyalah agar setelah
melihat pendapat para ulama, kita lebih memahami perbedaan.
Menghormati orang lain, mengikis fanatisme buta. Dan yang
paling penting, tidak salah memilih musuh. Jangan sampai kita
habiskan kebencian hanya untuk orang-orang yang membaca
Talqin, orang-orang yang berzikir bersama dan masalah-masalah
khilafiyyah lainnya. Hingga tidak lagi tersisa sedikit kebencian
untuk Kristenisasi, Israel dan bahkan untuk Iblis sekalipun.23
b. 99 Pertanyaan Seputar Sholat24
Buku ini membahas diantara kegelisahan orang beriman
adalah tentang amal yang pertama kali akan dihisab di akhirat,
yaitu sholat. Dia selalu gelisah tentang sholatnya, apakah pakai
22 http://tbtafaqquh.com/37-masalah-populer.html, (Diakses pada
Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:19 WIB). 23 http://tbtafaqquh.com/37-masalah-populer.html, (Diakses pada
Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:19 WIB). 24 Abdul Somad, 99 Seputar Shalat, (Riau: Tafaqquh Media, 2014), h.
1.
101
ushalli atau tidak, apakah kalau jadi makmum membaca Al-
Fatihah atau tidak sampai pada gerak telunjuknya, apakah sekali
angkat saja atau berkali-kali. Maka, untuk menghilangkan
kegelisahan kita itu, dapatkan buku 99 Tanya Jawab Seputar
Shalat.
Buku ini dikemas dalam bentuk tanya-jawab untuk
memudahkan pembaca. Biasanya, ketika membaca pertanyaan,
akal bekerja ingin mencari jawaban, saat itulah jawaban datang,
mudah-mudahan lebih merasuk ke dalam hati dan akal. Di
sebutkan beberapa pendapat mazhab di buku ini, bukan untuk
mengacaukan amalan ummat selama ini, akan tetapi untuk
mengetahui bahwa pendapat Ulama itu banyak dan masing-
masing memiliki dalil. Sikap menghormati akan menguatkan
ukhuwwah.25
c. Tanya Jawab Seputar Qurban26
Buku yang ditulis dalam format tanya jawab ini memberi
pengetahuan penting bagi penyelenggaraan ibadah qurban, mulai
dari dasar hukum syar'i dan hal-hal praktis yang selalu menjadi
pertanyaan; seperti boleh tidaknya panitia qurban mengambil
sebagian daging sebelum qurban dibagikan, hukum menjual kulit
dan tanduk hewan qurban, boleh tidak memberikan kulit dan
tanduk sebagai upah penyembelihan, hukum berqurban untuk
25 http://www.tbtafaqquh.com/99-tanya-jawab-seputar-shalat-ustadz-
abdul-somad-lc-ma.html?o=default, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:33 WIB).
26 Abdul Somad, 33 Tanya Jawab Seputar Qurban, (Riau: Tafaqquh Media, 2015).
102
orang yang telah meninggal dunia, hingga perkara yang
dianjurkan bagi orang yang berqurban dan hikmah ibadah qurban.
Itulah sebagian pertanyaan dari 33 tanya jawab yang ditulis
dengan ringkas, lugas dan tuntas di dalam buku yang wajib
diketahui sebagai panduan ilmu sebelum beramal dalam
penyelenggaraan ibadah qurban. Ilmu sebelum amal merupakan
salah satu motivasi mengapa buku ini ditulis dan disebarluaskan;
agar umat memahami ibadah sesuai tuntunan syariah.27
d. 30 Fatwa Seputar Ramadhan
Berbagai pertanyaan yang muncul ketika mendekati bulan
Ramadhan tetaplah pertanyaan yang sama; seputar hisab dan
rukyah, niat puasa, qadha, tarawih, zakat fitrah dan lain
sebagainya. Meskipun berbagai masalah ini telah dibahas, akan
tetapi manusia tetaplah pada keterbatasannya, lupa dan berbagai
kesibukan tetap menjadi faktor penyebab mengapa pertanyaan
terus berulang, disamping tidak adanya dokumentasi yang
memadai. Untuk itu dirasa perlu mengumpulkan berbagai tulisan
yang berkaitan dengan masalah ini.
Dalam buku ini terkumpul fatwa tiga ulama besar Al-
Azhar: Syaikh ‘Athiyyah Shaqar, Syaikh Dr. Yusuf Al-
Qaradhawi, dan Syaikh Dr. Ali Jum’ah, karena keilmuan dan
27 http://www.tbtafaqquh.com/33-tanya-jawab-seputar-
qurban.html?o=default, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:26 WIB).
103
manhaj al-washatiyyah (moderat) yang terus mereka terapkan
dalam fatwa, dengan kekayaan dalil dan referensi bacaan.28
Akun Media Sosial
1. FP Facebook : Ustadz Abdul Somad (عبد الصمد)
2. Akun Instagram : @ustadzabdulsomad
3. Website : http://somadmorocco.blogspot.co.id/
4. Youtube : Tafaqquh Video
B. Ustadz Abdul Somad Meniti Jalan Dakwah
Dunia akademik memang sangat disukai oleh Ustadz
Abdul Somad. Kerinduan akan perkuliahan membuatnya ingin
memperlebar dakwahnya melalui kampus. Namun sayangnya,
saat itu tidak ada lembaga pendidikan tinggi yang menawari
Ustadz Abdul Somad kesempatan untuk mengajar. Malah,
kehadiran Ustadz Abdul Somad di beberapa majelis ilmu
dianggap sebagai gangguan beberapa pihak.29 Entah gangguan
terhadap eksistensi mereka atau karier mereka. Namun, orang
yang sungguh-sungguh ingin mengabdikan dirinya dijalan Allah
SWT pasti akan diberikan jalan. Seperti sabda Rasullah SAW
berikut:
28http://www.tbtafaqquh.com/30-fatwa-seputar
ramadhan.html?o=default, (Diakses pada, Senin 08 Oktober 2018, pukul 10:38 WIB).
29 Lihat: Ceramah ustadz Abdul Somad LC MA (Part 02)-ceramah Ustadz Abdul Somad terbaru, menit ke 08:56, diakses dari https//www.youtube.com/watch?v=DDEyogBnnhU. (Diakses pada 26 September 2018, pukul 12:09 WIB).
104
“Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”. (HR. Muslim)
Perjalanan Ustadz Abdul Somad mencari ilmu mulai di
Pekanbaru, Mesir, Malaysia, dan Maroko merupakan perjalanan
mulia yang insyaAllah membawa kemudahan dalam fase
kehidupan Ustadz Abdul Somad berikutnya. Seperti kita tahu,
jika kita memiliki niat yang ikhlas semata-mata mengharap ridha
Allah akan berkhidmat kepada umat, Allah akan menunjukan
kekuasaannya pada kita dengan memberikan kemudahan dalam
hal apapun yang kita harapkan.30
Inilah yang bisa kita lihat pada diri Ustadz Abdul Somad.
keikhlasan dan kesabarannya dalam berdakwah tercermin dari
sejumlah peristiwa yang berseliweran di media sosial dan layer
kaca. Ustadz Abdul Somad difitnah, dipersekusi, dan dipojokan
oleh sekelompok orang, namun Ustadz Abdul Somad tetap tegar
dan semakin teguh menapaki jalan dakwahnya. Tak terlihat
sedikit pun rasa takut ketika semua ia niatkan untuk kepentingan
umat.31
Setelah pulang dari studinya di Maroko, Ustadz Abdul
Somad diajak oleh Ustadz Mustafa Umar yang juga lulusan Al-
Azhar, untuk mengisi acara di TVRI dan RRI Pekanbaru. Ini
tentu sebuah pengalaman baru. Kegiatan dakwah yang sudah
Ustadz Abdul Somad jalankan menemukan saluran yang
30 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta
Followers),” (Jakarta: Qultummedia, 2018), Cet. Ke -1, h.97. 31 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta
Followers), h. 97.
105
membuatnya semakin bisa memberikan manfaat yang lebih
luas.32
Ustadz Abdul Somad mengakui hal tersebut dilansir dari
pengakuannya di sebuah video di Youtube, “TVRI, di Rumbai
dekat danau buatan, 2008 bulan Ramadhan. Kerja saya bawa
acara, kerjanya buka tutup aja.”33
Suatu ketika, Ustadz Abdul Somad mendengar kabar
bahwa UIN Sultan Syarif Kasim, almamaternya sebelum
berangkat ke Mesir membuka lowongan dosen. Kesempatan itu
tak Ustadz Abdul Somad sia-siakan. Dalam sebuah ceramah
Ustadz Abdul Somad sempat menyinggung pengalamannya
melamar menjadi dosen dikampusnya itu.
Setelah mengikuti berbagai macam proses seleksi,
akhirnya diterimalah Ustadz Abdul Somad menjadi dosen UIN
Sultan Syarif Kasim. Perjalanan dakwahnya semakin terbuka
lebar. Pengabdiannya kepada umat semakin dimudahkan oleh
Allah SWT.34
Setelah menjadi dosen di UIN Sultan Syarif Kasim,
Ustadz Abdul Somad menunjukan integritasnya kepada kampus.
Di mata ketua jurusannya sendiri sosok Ustadz Abdul Somad
32 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta
Followers), h. 98. 33 https://www.youtube.com/watch?v=mRR5EfPvRpc, (Diakses pada
01/10/2018, pukul 15:03 WIB). 34 Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta
Followers), h. 98-99.
106
adalah orang yang memiliki integritas, disamping tentu saja
memiliki penguasaan ilmu yang baik.35
Ustadz Abdul Somad adalah orang yang sangat disiplin,
bahkan sering datang satu jam sebelum perkuliahan dimulai.
Meski perkuliahan dimulai pukul 08.00, tak jarang beliau datang
pada pukul 7.00. Ustadz Abdul Somad sangat kecewa jika
melihat mahasiswanya ada yang terlambat. Karena itu, Dr.
Afrizal Muhammad Nur, ketua jurusan Tafsir Hadits di UIN
SUSKA sering mengingatkan mahasiswa agar menghormati
peraturan yang ditetapkan oleh kampus dan menaati perintah
Ustadz Abdul Somad.36
Dr. Afrizal Muhammad Nur adalah salah seorang dosen
sekaligus sahabat Ustadz Abdul Somad. Tak hanya sering
bertemu di kampus, keduanya juga sering mengisi program kajian
keislaman di Tafaqquh TV, yang dipimpin oleh Ustadz Mustafa
Umar.
Ustadz Mustafa inilah yang melihat potensi besar dalam
diri Ustadz Abdul Somad. Dalam sebuah kesempatan ketika
Ustadz Abdul Somad menjadi presenter di suatu program di
Tafaqquh TV, Ustadz Mustafa Umar meyakini bahwa Ustadz
Abdul Somad memenuhi kualifikasi seorang pendakwah yang
baik. Tak lama sesudah itu, Ustadz Mustafa Umar pun meminta
Ustadz Abdul Somad mengisi ceramah di masjid Al-falah.
35 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di
Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 100.
36 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 100.
107
Di masjid Al-Falah, semakin hari jamaah Ustadz Abdul
Somad semakin membeludak, sehingga masjid tersebut tak lagi
bisa menampung jamaah yang hadir. Akhirnya, lokasi pengajian
dipindah ke masjid An-Nur, yang bangunannya lebih luas
dibanding masjid Al-Falah.37
Begitulah Mutiara selalu memancarkan kilaunya. Meski
berada di dasar samudera, ia akan tetap dicari. Begitulah
ungkapan yang bisa kita sematkan kepada Ustadz Abdul Somad.
Luasnya ilmu yang Ustadz Abdul Somad miliki,
kebijaksanaannya dalam melihat kondisi masyarakat dan tak
kalah penting kesederhanaanya dalam berpenampilan
menjadikannya dikenal dan dicintai oleh banyak orang.
Menurut Dr. Afrizal Muhammad Nur, jika boleh
dikatakan Ustadz Abdul Somad mirip dengan Prof. Said Aqil
Husin Al-Munawwar. Mereka sama-sama memiliki hadits yang
banyak. Pemahaman Ustadz Abdul Somad tentang ilmu hadits
memang sangat dalam. Bisa jadi inilah salah satu berkah belajar
pada ulama-ulama yang sanad keilmuannya sampai kepada nabi
Muhammad SAW.38
37 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di
Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 102
38 Wawancara dengan Dr. Afrizal Muhammad Nur, Ketua Jurusan di Tafsir Hadits UIN Suska, kamis 4 Januari 2018. Lihat, Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers), h. 102.
108
C. Ustadz Abdul Somad dan Penganugerahan Tokoh
Perubahan
Setiap tahun Republika menggelar penganugerahan Tokoh
Perubahan. Mereka yang terpilih adalah sosok-sosok yang
berkontribusi nyata bagi bangsa dan melakukan perubahan di
tengah masyarakat. 39
Acara yang sudah menginjak edisi ke-13 tersebut
merupakan bagian dari penghargaan Republika kepada sosok-
sosok yang mampu menghadirkan perubahan. Mereka mampu
memberikan kontribusi nyata kepada bangsa melalui kerja-kerja
nyata di tengah-tengah masyarakat.
Pada tahun ini, terdapat lima tokoh yang terpilih sebagai
Tokoh Perubahan 2017. Mereka adalah Direktur Utama PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto, pendakwah Ustadz
Abdul Somad, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Basuki Hadimuljono, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia
Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin, dan Owner Trusmi Group
Sally Giovanny.40 Dan Ustaz Abdul Somad menjadi salah satu
dari lima orang yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017. Ustadz Abdul Somad kini menjadi dai muda yang tengah
naik daun. Dalam dua tahun terakhir, namanya melambung.
Pendakwah kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei
39https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:00 WIB).
40https://nasional.sindonews.com/read/1296714/15/tokoh-perubahan-2017-dari-ustaz-abdul-somad-hingga-menteri-pupr-1523356406, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:13 WIB).
109
1977 itu “diburu” oleh umat, di mana pun ia hadir untuk
berceramah.41
Berdasarkan penelusuran di Google Trends, pencarian
kata kunci “Ustadz Abdul Somad” mulai marak sejak Januari
2016. Malaysia dan Indonesia berturut-turut menjadi negara yang
di dalamnya melakukan penelusuran tersebut dan berkembang
signifikan.
Ceramah-ceramah Ustadz Abdul Somad dapat dengan
mudah disaksikan via internet. Di Youtube, misalnya, video yang
menampilkan mubaligh ini ditonton paling sedikit ribuan
pengunjung. Generasi millennial juga dijangkaunya
melalui Facebook dan Instagram.Akun Facebook.com/UstadzAb
dulSomad diikuti lebih dari satu juta pengunjung, sedangkan
jumlah pengikut Instagram.com/UstadzAbdulSomad mencapai
2,1 juta akun. Blog pribadi Ustaz Abdul
Somad, somadmorocco.blogspot.co.id, diketahui aktif sejak April
2010.
Menurut Ulama yang bergelar adat Datuk Seri Ulama
Setia Negara ini, manfaat berdakwah melalui internet dapat
menembus keterbatasan ruang dan waktu. Di satu sisi,
penceramah dapat menghindari kendala-kendala yang kerap
41https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:00 WIB).
110
dijumpai di dunia nyata, semisal dana atau ketersediaan jadwal
dan lokasi untuk menjangkau jamaah.42
Di sisi lain, para jamaah dapat dengan mudah menyimak
ceramah dai pilihannya, terlebih bagi mereka yang sibuk, tetapi
masih bersemangat mengikuti kajian ilmu-ilmu agama. “Media
sosial dapat menjadi medium yang tepat untuk berdakwah di era
saat ini karena irit biaya, mudah aksesnya, tanpa terbatas ruang
dan waktu. Semuanya jadi simpel, mudah,” ujar Ustaz Abdul
Somad, Selasa (3/4).43
Ustadz Abdul Somad menjadi salah satu dari lima orang
yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017. "Perubahan adalah
dari yang tidak baik kepada yang lebih baik," kata Ustadz Somad
kepada Republika.co.id pada acara penganugerahan Tokoh
Perubahan 2017.
Dakwah yang sedang digelutinya bermakna umum yakni
mengubah suatu keadaan dari yang tidak baik menjadi lebih baik.
Ia menerangkan, perubahan yang dilihat Republika dari berbagai
aspek. Di antaranya aspek politik, pengusaha, ulama dan lainnya.
Semua aspek tersebut menuju kepada perubahan yang lebih baik.
Seperti perubahan politik, ekonomi, dan hubungan antarumat
yang lebih baik.
42https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada 08 September 2018, pukul 12:48 WIB).
43https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada 08 September 2018, pukul 12:48 WIB).
111
Ia juga menyampaikan, apresiasi adalah perbuatan yang
tidak hanya dilakukan manusia. Allah Subhanahu Wata'ala juga
mengapresiasi setiap perbuatan manusia. Perbuatan manusia
seberat biji zarrah atau perbuatan sebesar biji sawi akan mendapat
penghargaan dari Allah.44
Ia menjelaskan, setiap langkah kaki ke masjid dan setiap
usapan tangan ke kepala anak yatim akan dihitung. Kalau
perbuatan sekecil itu saja diapresiasi, apalagi perbuatan anak-
anak bangsa yang berprestasi. Prestasi mereka dari berbagai
macam latar belakang. "Maka yang diakukan Republika ini
mudah-mudahan memberikan spirit dan semangat baru,"
ujarnya.45
Selain seorang da’i yang dikenal kharismatik, humoris,
tak jarang juga Ustadz Abdul Somad melontarkan kata-kata
mutiara yang bagus dijadikan sebagai motivasi hidup. Maka tak
heran lagi jika ia mendapatkan apresiasi sebagai tokoh perubahan
karena sesuai dengan spiritualisme agama yang dibawanya dan
membawa ke arah yang lebih baik.
44https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/10/p6z3mf
348-pesan-ustaz-somad-pada-acara-tokoh-perubahan-republika-2017, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:08 WIB).
45https://www.cakaplah.com/berita/baca/2018/04/11/tokohperubahan-republika-uas-semoga-jadi-semangat-baru#sthash.mKCqdjJb.dpbs, (Diakses pada Senin 08 Oktober 2018, pukul 11:23 WIB).
112
D. Ustadz Abdul Somad dan Gelar Datuk Seri Ulama Setia
Negara
Dai kondang Ustadz Abdul Somad menerima gelar adat
kehormatan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Selasa
(20/2/2018) pagi. Prosesi pemberian gelar dan penabalan Ustadz
Abdul Somad di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau
berlangsung khidmat. Sebelas tokoh penting Melayu ikut
memberi tepuk tepung tawar kepada ustadz kondang tersebut
Selasa (20/2/2018).46
Diantara tokoh tersebut perwakilan dari kerajaan di Riau
mulai dari Kerajaan Siak, Indragiri, Pelalawan, Kampar, dan
beberapa tokoh masyarakat penting lainnya seperti Syarwan
Hamid dan Mustafa Umar. Acara pemberian gelar Datuk Seri
Ulama Setia Negara47 pada Ustadz Abdul Somad sendiri dihadiri
ribuan masyarakat. Selain tokoh Melayu, tokoh masyarakat juga
hadir pada penabalan gelar di Gedung LAM Riau, Jalan
Diponegoro, Pekanbaru.
Pertanyaannya kenapa Ustadz Abdul Somad menerima
gelar Adat Datuk Seri Ulama Setia Negara yang diberikan
Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau? "Gelar adat ini diberikan
kepada seorang ulama, begitu berjasa dan terkenal saat ini. Baru
pertama kali gelar adat ini diberi kepada tokoh agama," ujar
46 Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ini
Alasan Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu, http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan-ustaz-abdul-somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari-lembaga-adat-melayu. (Diakses pada, Jum’at 05/10/2018, pukul 15:41 WIB).
47Datuk Seri Ulama Setia Negara, artinya sosok yang istiqomah menyampaikan agama Islam dan setia kepada Negara.
113
Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Al Azhar kepada
Tribun, Senin (19/2/2018).
Ia katakan, kehadiran Ustadz Abdul Somad yang asli Riau
ini sangat berpengaruh terutama untuk kalangan muda. Bahkan
untuk kalangan tertentu, dengan mendengar ceramahnya, banyak
yang tertarik dan mengubah perilaku. "Jasanya menyampaikan
ceramah itu lah kita memberi gelar kehormatan ini. Mungkin ke
depan kita juga memberi kepada ulama yang lain," ujar Al
Azhar.48
Ustadz Abdul Somad akan menerima gelar adat
kehormatan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Rencananya akan digelar 20 Februari mendatang di Balairung
Tenas Effendy, Gedung LAM Riau. Mengenal lebih dekat UAS,
ia dilahirkan dari ibu dan bapak berdarah Melayu Pelalawan dan
Melayu Asahan. Nama Riau dan nama Melayu Riau disebut-
sebut sebagai kebanggaannya, wujud persebatian Melayu dengan
Islam yang indah, aman, damai dan sentosa.49
48 Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ini Alasan Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu, http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan-ustaz-abdul-somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari-lembaga-adat-melayu?page=2.
49 Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Ustadz Abdul Somad Akan Diberi Gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara, BeginiKisahHidupnya, http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/02/19/ustadz-abdul-somad-akan-diberi-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-begini-kisah-hidupnya. (Diakses pada Jum’at 05 Oktober 2018, pukul 15:55 WIB).
114
E. Ustadz Abdul Somad dicalonkan Sebagai Cawapres
Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama
(GNPF-Ulama) merekomendasikan Ustadz Abdul Somad sebagai
salah satu Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto. Melalui akun
Youtube resminya, Tafaqquh Video Ustadz Abdul Somad angkat
bicara.
Video tersebut merupakan ceramah di Kota Semarang,
Jawa Tengah pada Senin (30/7/2018). “Begitu turun dari pesawat,
disambut TNI, Polisi, luar biasa, saya heran, ini kok seperti
sambutan Wakil Presiden,” ujar Ustadz Abdul Somad disertai
tepuk tangan dan teriakan jamaah. Video berdurasi 5 menit 13
detik tersebut diunggah Senin (30/7/2018) sekitar pukul 17.00.
“Doakan Ustadz Somad istiqomah jadi Ustadz sampai mati.
Bahwa ada para ulama ijtima, kiyai dan santri beri rekomendasi
kita hormati, kita muliakan, berikan doa balasan, siapa yang buat
baik bagi mu balas,” kata Ustadz Abdul Somad.
Lanjut ia, “Tapi ada dunia pendidikan dan dakwah,
biarkan ustadz fokus di pendidikan dan dakwah, itu juga sebagai
jawaban pertanyaan adik-adik wartawan yang belum terjawab
tadi,” ujarnya.
Dalam video tersebut, juga ada Artis Arie K Untung yang
bertanya kepada Ustad Somad. Arie K Untung bertanya, “Apa
ustadz tidak ada keinginan seperti Rasulullah, jadi pemimpin?” Ia
115
pun menjawab “Kalau diberi perkara bukan pada ahlinya, tunggu
lah kehancuran”50
Sementara itu, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA)
mendeklarasikan dukungan terhadap Ustadz Abdul Somad atau
UAS untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo
Subianto. Ketua ACTA Krist Ibnu Wahyudi berujar, UAS bisa
diterima berbagai kelompok lapisan masyarakat.
Karena itu, dianggap cocok untuk mendampingi Prabowo
yang dianggap sebagai sosok nasionalis. "Prabowo berlatar
belakang militer, UAS sipil. Prabowo nasionalis, UAS religius,"
ujar Krist di kantor ACTA di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur,
Selasa siang.51
Sebelumnya Forum Ijtima telah memutuskan rekomendasi
calon presiden dan wakil presiden 2019. Dalam forum yang
digelar sejak Jumat lalu tersebut GNPF merekomendasikan
Parabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Ketua Majelis
Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustadz Abdul Somad
sebagai calon wakil presiden.
“Peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional sepakat untuk
merekomendasikan Prabowo Subianto-Al Habib Salim Segaf Al-
Jufri dan Prabowo Subianto-Ustadz Abdul Somad Batubara
sebagai calon presiden dan calon wakil presiden,” ujar Ketua
50 https://joglosemarnews.com/2018/07/dicalonkan-sebagai-cawapres-
begini-tanggapan-ustadz-abdul-somad/, (Diakses pada Senin, 01 Oktober 2018, pukul 15:40 WIB).
51 http://jateng.tribunnews.com/2018/08/07/tetap-menolak-jadi-cawapres-ustadz-abdul-somad-saya-sampai-mati-jadi-ustadz-saja?page=3, (Diakses pada 01 Oktober 2018, pukul 16:22 WIB).
116
Umum GNPF, Yusuf Martak, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta,
Minggu, (29/7/2018).
Dalam akun Instagramnya, Minggu (29/7/2018) UAS
bahkan sudah mengunggah foto kedua orang tersebut dengan
disertai keterangan foto yang memberi selamat. Selamat!
Ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan.
Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara
ketegasan tentara dan kelembutan Ulama, Jawa non-Jawa,
nasionalis-religius, plus barokah darah Nabi dalam diri Habib
Salim.
Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di
tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan
bersalam ke Jenderal Prabowo. Setelah Sayyidina Umar bin
Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak
Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut,
karena bidang pengabdian ada banyak pintu.52
Peneliti mengambil benang merah dari informasi diatas
bahwasanya Ustadz Abdul Somad akan tetap istiqomah dalam
mensyi’arkan agama Islam, dengan tidak mensertakan diri dalam
politik praktis, dalam artian tetap teguh menjadi da’i yang
ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sesuai dengan
tujuan utamanya berdakwah yang merujuk pada QS. Ali-Imran:
110.
52 https://joglosemarnews.com/2018/07/dicalonkan-sebagai-cawapres-
begini-tanggapan-ustadz-abdul-somad/, (Diakses pada Senin, 01 Oktober 2018, pukul 15:40 WIB).
117
���� ون �� �� �����س ��
� أ ��
� أ�� ٱو&�%$ن #" �! وف (�!� �و�(��$ن و�$ +� ,-
��%� 3)02 ٱءا�" أ 5�%� � 6 ���$ن ٱ83ن �)!� �-9:
?<< 3=>;$ن ٱوأ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali-Imran: 110)53
Disamping itu tidak sedikit jama’ah yang menolak dan
tidak merelakan jika Ustadz Abdul Somad terjun dalam dunia
politik praktis dengan mencalonkan diri sebagai cawapres.
Dengan alasan jama’ah tidak menginginkan Ustadz Abdul Somad
terlena pada kemewahan yang sifatnya duniawi, termasuk peneliti
beranggapan apabila seandainya Ustadz Abdul Somad sah
menjadi wakil presiden dikhawatirkan Ustadz Abdul Somad tak
lagi berdakwah safari dari kota ke kota bahkan ke pelosok
Nusantara lagi karena akan disibukkan dengan setumpukan tugas
negara.
Bab selanjutnya yakni bab V akan membahas analisis
yang berkaitan dengan pemikiran dakwah dan aktivitas dakwah
serta dampak dakwah Ustadz Abdul Somad.
53 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 64.
118
BAB V
ANALISIS DAN DESKRIPSI DAKWAH
USTADZ ABDUL SOMAD
A. PEMIKIRAN DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD
MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE
1. Dakwah Menurut Ustadz Abdul Somad
Dalam pendangan Ustadz Abdul Somad bahwa dakwah adalah
merubah satu kondisi pada kondisi yang lebih baik. Artinya,
mengajak seseorang atau ummat yang tadinya kurang baik atau
sudah baik kemudian menjadi lebih baik. 1
Sehubungan dengan itu, bahwasanya dakwah mempunyai
lima unsur utama dalam pandangan Ustadz Abdul Somad.
a. Da’i (tokoh dakwah)
Menurut Ustadz Abdul Somad, da’i adalah setiap individu
seorang muslim semuanya da’i tanpa terkecuali. Sekalipun yang
berseragam baik itu Polisi, TNI, Dokter, bahkan DPD, DPR,
MPR, Presiden, Wakil presiden dan lain sebagainya.2
Dalam cuplikan video youtube yang diunggah oleh akun
Solusi Umat pada 28 Juni 2018 mengenai dakwah Ustadz Abdul
Somad lebih jauh bahwasanya “Dakwah tidak hanya tentang
ceramah, mikrofon, kultum. Itu satu bagian dari dakwah.
sesungguhnya polisi telah berdakwah tanpa harus ceramah,
1 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03
Desember 2018, pukul 11:00 WIB). 2 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03
Desember 2018, pukul 11:13 WIB).
119
dengan seragamnya (Alm) mati syahid Tuan Haji Auzar dengan
seragam polisinya, dia yang adzan di masjid, shalat lima waktu,
dengan seragam polisinya dia tak pernah meninggalkan shalat
berjama’ah pada hari kematiannya pun selesai shalat dhuha dalam
keadaan berwudhu mengahadang mobil teroris, ditabraknya
mereka. Meninggal dunia, mati syahid. Tanpa ceramah, tanpa
kultum, tidak menjadi Ustadz”.3
b. Maudhu’ (materi dakwah)
Senada dengan itu, Ustadz Abdul Somad mengatakan
bahwasanya dakwah itu merupakan perubahan ke arah yang lebih
baik. yang menjadi maudhu’ atau pesan dakwah pada dasarnya
sesuai dengan passion atau profesi masing-masing setiap pribadi
muslim itu sendiri, misalnya seperti dakwahnya DPR. Maka yang
menjadi materi dakwahnya bukan lagi materi menerangkan
shalat, puasa, zakat, melainkan materi dakwah DPR adalah
mengeluarkan perda syari’ah karena telah mengeluarkan
masyarakat dari ribanya bank konvensional kepada bank syari’ah.
Dengan begitu maudhu’ atau pesan dakwah tersebut merubah
sesuatu menjadi lebih baik dan sesuai dengan prinsip agama
Islam.4
Contoh lainnya adalah kepala daerah, Camat, Bupati,
Walikota, Gubernur, Presiden, wakil Presiden, Menteri, DPR,
3 https://www.youtube.com/watch?v=uYfeuL1ix00, (Diakses pada
Senin 03 Desember pukul 13:21 WIB). 4 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03
Desember 2018, pukul 11:17 WIB).
120
DPD, mereka berdakwah dengan tanda tangannya dialokasikan
untuk dana APBN, APBD untuk ummat. 5
c. Uslub (metode dakwah)
Ustadz Abdul Somad berpendapat mengenai metode
dakwahnya yakni: “ Tidak ada hal baru (dalam ceramah saya),
hanya melanjutkan perintah Allah SWT dan Rasul SAW. Bahwa
kita ummat terbaik, yang diperintahkan untuk mengajak pada
kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sekalipun kita semua
bermunajat, berdoa rame-rame, namun jika tak amar ma'ruf nahyi
munkar, maka doa takkan dikabulkan.” Sesuai dengan al-Qur’an
surat Ali-Imran ayat 110:6
���� ون �� �� �����س ��
� أ ��
� أ�� ٱو&�%$ن #" �! وف (�!� �و�(��$ن و�$ +� ,-
��%� 3)02 ٱءا�" أ 5�%� � 6 �:9-� ن �!(��$ٱ83ن �
?<< 3=>;$ن ٱوأ
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)7
Selain metode dakwah Ustadz Abdul Somad merujuk
pada al-Qur’an surat Ali-Imran : 110, metode lain yang
digunakan dalam memberikan pendapat maka Ustadz Abdul
5 https://www.youtube.com/watch?v=uYfeuL1ix00, (Diakses pada Senin 03 Desember pukul 13:25 WIB).
6 https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital-ustadz-abdul-somad-pekanbaru (Diakses pada Senin, 03 Desember 2018, pukul 11:50 WIB).
7 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 64.
121
Somad menerapkan metode al-Azhar dalam menjawab persoalan
ummat, yakni metode wasathiyyah atau menerapkan konsep
moderat dalam pemikiran dakwahnya.
Metode wasthiyyah atau tawasuth ini pun, bisa kita lihat
dari tulisan-tulisan Ustadz Abdul Somad. Dalam buku yang ia
tulis seperti buku 37 Masalah Populer. Kita bisa menela’ah,
bahwa ia juga mengutip pendapat-pendapat Ulama-ulama
mu’tabar dari kalangan Salafy. Seperti Syeikh Nashiruddin Al
Bani, Syeikh Abdul Aziz Ibnu Baz, Syeikh Ibnu Utsaimin,
bahkan Imam Ibnu Taimiyyah, Rahimahumullah. Karna ia tidak
memposisikan Ulama sebagai Malaikat yang tak punya salah,
tidak pula Iblis yang selalu berbuat salah. Tapi ia memposisikan
Ulama seperti manusia yang “yukhti’ wa yushiib” (kadang salah,
kadang benar). Tidak ada Ulama’ yang ma’shum. Selagi pendapat
itu baik, maka di ambil. Kalau yang tidak sesuai, maka di
tinggalkan. Artinya, kalau ada kuku yang panjang, gunting yang
panjang itu, jangan potong tangannya. Sehingga jangan sampai
kita menjadi orang yang membesarkan satu kesalahan, tapi
melupakan seribu kebaikan.8
d. Wasilah (media dakwah)
Sedangkan pandangan mengenai wasilah, menurut Ustadz
Abdul Somad wasilah dakwah yang tepat untuk saat ini adalah
salah satunya memanfaatkan teknologi internet atau media sosial
sebagai media dakwah. “Media sosial dapat menjadi medium
yang tepat untuk berdakwah di era saat ini karena irit biaya,
8 https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/
(Diakses pada Senin, 03 Desember, pukul 12:07 WIB).
122
mudah aksesnya, tanpa terbatas ruang dan waktu. Semuanya jadi
simpel, mudah.”9
e. Mad’u (orang yang mendengarkan dakwah)
Sedangkan yang terkahir dari unsur-unsur dakwah yaitu
mad’u menurut Ustadz Abdul Somad yaitu masyarakat umum.10
Di samping itu karena peneliti membahas aktivitas dakwah
Ustadz Abdul Somad melalui media modern (media sosial
youtube) maka yang menjadi mad’u dalam aktivitas dakwah
Ustadz Abdul Somad disini yaitu netizen, netizen berasal
gabungan kata dari net-internet dan zen-citizen11 yang berarti
penduduk atau warga negara, jadi netizen adalah warga-net.
Warga-net yang menjadi sasaran mad’u Ustadz Abdul Somad
disini yakni warga-net di media sosial youtube.
2. Pemikiran dakwah (teori pendulum)
Diantara ketiga polarisasi dakwah yakni ekstrem kanan,
ekstrem kiri terdapat yang di antara dua kutub pemikiran dakwah
ekstrem tersebut, terdapat garis pemikiran dakwah jalan-tengah
Garis pemikiran dakwah moderat ini memang .(االعتدال او الوسطى)
sepakat dengan sisi-sisi positif dari kedua kutub ekstrem tadi,
namun ia, pada saat yang sama menolak segi-segi negative dari
keduanya. Ia setuju, misalnya dengan kecenderungan ekstrem
kanan untuk berpegang teguh pada syari’at Islam dan dengan
9 https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Senin 03 Desember 2018, pukul 12:32 WIB).
10 Wawancara via Whats’App dengan Ustadz Abdul Somad, pada 03 Desember 2018, pukul 11:22 WIB).
11http://www.kamuskbbi.id/inggris/indonesia.php?mod=view&citizen&id=5087-kamus-inggris-indonesia.html, (Diakses pada Senin 03 Desember 2018, pukul 12:39 WIB).
123
kecenderungan ekstrem kiri untuk memikirkan alternative
kemajuan. Namun, pada saat bersamaan, ia menolak
kecenderungan ekstrem kanan untuk menutup diri dari kemajuan
dan kecenderungan ekstrem kiri untuk melenceng dari prinsip
pokok syari’at Islam. Bagi kalangan pemikir moderat, pemikiran
dakwah ekstrem kanan dan kiri sama-sama bahayanya.12
Nurcholish Madjid berpendapat bahwa Islam harus
dilibatkan dalam pergulatan-pergulatan modernistik yang harus
didasarkan atas kekayaan khazanah pemikiran keislaman
tradisional yang telah mapan, dia cenderung meletakkan dasar-
dasar keislaman dalam konteks nasionalisme dalam hal ini,
keindonesiaan13 Islam semakin diharapkan tampil dengan
tawaran-tawaran kultural yang produktif dan konstruktif, serta
mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk
semua, tanpa eksklusifisme komunal orang muslim harus secara
otentik mengembangkan paham kemajemukan masyarakat
(pluralisme sosial), dituntut pula kesanggupan mengembangkan
sikap-sikap saling menghargai antar sesama anggota masyarakat,
dengan menghormati apa yang dianggap paling penting pada
masing-masing orang dan kelompok.
Nilai-nilai universal selalu ada pada inti ajaran agama
yang mempertemukan seluruh umat manusia. Nilai-nilai
universal itu harus diikatkan kepada kondisi-kondisi nyata ruang
12 Bandingkan Anthony Giddens, Beyond Left and Right: Tarian
“Ideologi Alternatif” diatas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme. (Yogyakarta: IRCISoD, 2003), h. 169-212.
13Baca buku Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung : Mizan Publishing, 1998), h. 22.
124
dan waktu agar memiliki kekuatan efektif dalam masyarakat,
sebagai dasar etika sosial.14 Islam, sebagai dasar etika sosial tentu
saja merujuk kepada surat al-Anbiya’ 107 :
��رGH�I إ�E رA!�B�3 �C و J?<أ
”Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. al-Anbiya’ : 107).15
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan untuk menebar
rahmah atau kasih sayang terhadap sesama. Ketika Nabi tinggal
di kota Madinah tidak hanya bersama kaum muslim, disana ada
yahudi bani Nadzhir, ada yahudi bani Quraisy, ada yahudi bani
Qaynuqah, ada yahudi Khaibar, lalu ketika sayyidina Ali
mengambil upah menimba air dilaporkan kepada nabi. “Ya
Rasulullah, Ali menantumu mengambil upah menimba air di
rumah yahudi, itu kan non muslim, itu kan tidak seagama? Nabi
membiarkannya”. Kenapa? Karena bekerja pada orang yang beda
agama, mencari nafkah, tidak ada hubungannya dengan ritual
ibadah. Yang tidak boleh adalah ibadah. Allah berfirman dalam
surat al-Kafirun:
Eو � K&LMN � �� LP �RST LMN
LMU ��Rون �� أ
]Z3� دZ�W� وY دV "WوE أ
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
14Baca buku Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban,
(Jakarta : Paramadina, 1992), h. 29. 15 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 331.
125
Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (Q.S, Al-Kafirun: 4-6)16
Ketika kita berbeda itu yang dipakai bukan akidahnya,
bukan ritualnya, tapi pekerjaannya. Sepakat semua ahli sejarah
ketika Nabi SAW pindah dari kota Makkah menuju kota Madinah
delapan hari delapan malam naik unta, yang menjadi
pembimbing, guide/penunjuk jalan yang bernama Ibnu Uraikit
adalah non muslim. Dari situ nabi menunjukkan etika sosialnya
yang baik. Karena hal itu tidak menyangkut ritual ibadah. Dan
Allah tidak mengatakan rahmatan lil muslimin, rahmatan lil
mukminin, melainkan Allah mengatakan rahmatan lil ‘alamin.
Islam adalah agama Allah yang mengajak kepada bersikap
tengah-tengah (moderat, I’tidaal) pada semua aspek kehidupan.
Yaitu bersikap moderat dalam beragama; dalam aspek akidah,
syari’ah, ibadah, peraturan, sikap dan akhlak.
Teks-teks agama yang terdapat dalam al-Qur’anul-Karim
dan sunnah menguatkan makna umum ini adalah menuntut
adanya sikap moderat dalam beragama, kata ini sinonim dengan
bersikap tengah-tengah dalam segala urusan atau bersikap tengah-
tengah dalam kehidupan dan bersikap.17
Allah berfirman dalam al-qur’an surat al-baqarah: 143,
yaitu:
16 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 603. 17 Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam, (Jakarta,
Perpustakaan Nasional: Akbar Media Eka Sarana, 2005), h. iv.
126
G�\]و )$R$ا _%Lاء a �bIو � ��#�fLg%_ �Zg ٱ� �I$ل وZd$ن ٱ��cس � ZH�� أ
� ���" iM�jW ٱh�3 ٱ�M;3� ��� و �� c �Eإ �%g�# ��� ل$I� #;k 5lgMن ٱ� 0�;�W " �!� �Eة إ�M(3 �Ro "W �pى ٱL- و�� oن ٱ+� igtu إZ�sW� إن� ٱ+� ٱ+� ���cس
�gvءوف ر� �>Tw
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”(Q.S.Al-Baqarah: 143)18
Makna ini menjadi kuat ketika diterapkan pada hukum
cabang yang cukup banyak dan hukum-hukum syari’at yang
bersifat parsial. Juga ketika diterapkan pada pokok-pokok syari’at
dan agama, serta pada kaedah-kaedah dan cabang-cabang agama.
Oleh karena itu umpamanya, Allah telah memerintahkan untuk
bersikap moderat dalam berinfak dan tidak berlebih-lebihan atau
boros dalam membelanjakan harta, sebagaimana dia telah
memerintahkan untuk tidak bersikap bakhil dan kikir.
Begitu pula dalam menetapkan pemikiran, seperti halnya
yang dilakukan oleh Ustadz Abdul Somad, menurut Ustadz
Abdul Somad akidah yang lebih layak diikuti adalah akidah
asy’ariyyah, yang dicetuskan oleh Abu Hasan Al-Asy’ari. Di
18 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 22.
127
berbagai belahan dunia Islam, khususnya di Indonesia, aliran
Asy’ariyyah ini paling banyak diikuti karena ciri khasnya yang
moderat. Termasuk akidahnya warga NU (Nahdlatul Ulama).19
Dengan menerapkan konsep yang wasathiyyah atau
moderat ini yakni bisa menelaah lebih jauh tentang pertanyaan
dan kebutuhan seseorang. Bukan langsung memberi
penghakiman terlebih dahulu ketika seseorang itu berkehendak,
melainkan lebih pada pertimbangan. Hal ini juga berimplikasi
pada sikap kebijaksanaan, toleran dan adilnya Ustadz Abdul
Somad dalam memberi jawaban persoalan dikalangan umat
muslim.
Allah telah memilih umat ini menjadi umat penengah
antara umat-umat yang lain, adil dalam setiap perbuatannya, dan
menjadi saksi bagi orang lain. Juga menjadi pembawa risalah
akhir yang diridhai Allah bagi seluruh hamba-hamba-Nya.20
Nabi saw bersabda:
دوا إن الدين يسر ولن يشاد ا ين احد إال غلبه فسد وقاربوا وبشروا واستعنوا بلغدوة لد
لجة. وحة وشيء من الد والر
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan orang yang menganggap agama itu sebagai beban akan kembali pada dirinya sendiri. Maka bersikaplah moderat, dan jangan terlalu ekstrem, berilah kabar gembira dan minta tolonglah kalian dengan ibadah di pagi hari dan sore hari dan juga ketika tengah malam.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
19 Samsul Arifin dan M. Taufiq Maulana, Mazhab Ukhuwah: KH.
Abdul Somad, Lc.,MA, (Pontianak, CV. Razka Pustaka, 2017), h. 30-31. 20 Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam, h. 195.
128
ها ط س و ا ر و م أل ا ر ي خ : و ن ي ر م ا ن ي ب را م أ
“Ada satu perkara diantara dua perkara yaitu sebaik-
baik perkara adalah yang tengah-tengah.” (HR. Baihaqi)
ها ط س و ا ر مو األ ر ي خ
“Sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah (tanpa
alif setelah huruf sin).” (HR. Baihaqi)
ها ط س و ا ال م ع األ ر ي خ
“Sebaik-baik pekerjaan adalah pertengahan”. (HR. ad-
Dailami)
Dalam Islam, rujukan beragama memang satu, yaitu al-
Qur’an dan al-Hadits, namun fenomena menunjukkan bahwa
wajah Islam adalah banyak. Ada berbagai golongan Islam yang
terkadang mempunyai ciri khas sendiri-sendiri dalam praktek dan
amaliah keagamaan. Tampaknya perbedaan itu sudah menjadi
kewajaran, sunatullah, dan bahkan suatu rahmat. Quraish Shihab
mencatat, bahwa:
“keanekaragaman dalam kehidupan merupakan keniscayaan yang dikehendaki Allah. Termasuk dalam hal ini perbedaan dan keanekaragaman pendapat dalam bidang ilmiah, bahkan keanekaragaman tanggapan manusia menyangkut kebenaran kitab-kitab suci, penafsiran kandungannya serta bentuk pengamalannya”.21
21M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-
Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007), h. 52
129
Yang menjadi permasalahan adalah dapatkah dari yang
berbeda tersebut dapat saling menghormati, tidak saling
menyalahkan, tidak menyatakan paling benar sendiri, dan
bersedia berdialog, sehingga tercermin bahwa perbedaan itu
benar-benar rahmat. Jika ini yang dijadikan pijakan dalam
beramal dan beragama, maka inilah sebenarnya makna konsep
“Islam moderat”. Artinya, siapa pun orangnya yang dalam
beragama dapat bersikap sebagaimana kriteria tersebut, maka
dapat disebut berpaham Islam yang moderat. Walaupun dalam
Islam sendiri konsep “Islam moderat” tidak ada rujukannya
secara pasti22, akan tetapi untuk membangun ber-Islam yang
santun dan mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi
prinsip-prinsi Islam yang sebenarnya, konsep “Islam moderat”
tampaknya patut diaktualisasikan.23
Ada beberapa rujukan pemikiran dakwah Ustadz Abdul
Somad sebagai wujud dakwah yang menganut konsep
wasathiyyah atau Islam moderat.
a. Syeikh Yusuf Al-Qardhawi
Yusuf al-Qardhawi lahir di desa Shafat Thurab, Mesir
bagian Barat, pada tanggal 9 September 1926. Desa tersebut
22Hanya saja istilah “Islam moderat” mungkin lebih dekat dengan
konsep umatan wasatan (menjadi umat yang tengah-tengah), terutama dalam amaliah keagamaan. Atau manhaj Al-Azhar menyebutnya dengan istilah wasatiyyah. (Laa syarqiyyah wa laa gharbiyyah) tidak ketimur-timuran tidak pula ke barat-baratan.
23 Miftahudin, Islam Moderat konteks Indonesia dalam Persfektif Historis, (Jurnal: MOZAIK,Volume V Nomor 1, Januari 2010), h. 13.
130
adalah tempat dimakamkannya salah seorang sahabat Rasulullah
SAW, yaitu Abdullah bin Harits r.a.24
Menurut Yusuf al-Qardhawi para imam yang empat
sebagai tokoh pendiri mazhab-mazhab populer di kalangan umat
Islam tidak pernah mengharuskan mengikuti salah satu mazhab,
semua mazhab itu tidak lain hanyalah hasil ijtihad para imam,
para imam tidak pernah mendewakan dirinya sebagai orang yang
ishmah (terhindar dari kesalahan). Satu sama lain tidak ada rasa
super atau permusuhan, bahkan satu sama lain penuh dengan
keramahtamahan dan kasih sayang serta saling menghormati
pendapat.25 Itulah sebabnya Yusuf al-Qardhawi tidak mengikat
dirinya pada salah satu mazhab yang ada di dunia ini. Karena
kebenaran itu menurutnya bukan dimiliki oleh satu mazhab saja.
Yusuf al-Qaradhawi juga dikenal sebagai seorang tokoh
penyeru Aliran Keadilan Islam (al-Washatiyah al-Islamiyah)
yang memadukan antara nilai-nilai kemurnian dan pembaruan,
mengikat pemikiran dan pergerakan, mempertimbangkan semua
aspek fikih antara lain Fiqh al-Sunnah, fiqh al-Maqasid, Fiqh al-
Aulawiyat dan pertimbangan keteguhan ajaran Islam dan tuntutan
perubahan zaman dan kekinian, berpegang teguh dengan nilai-
nilai lama yang bermanfaat, menerima kehadiran masalah baru
yang berguna menjadikan masa lalu sebagai pengajaran,
memberikan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi
24 Yusuf al-Qardhawi, Fatawa Qardhawi, terj: H. Abdurrahman Ali
Bauzir, (Surabaya: Risalah Gusti,1996), cet II, hal. 399. 25 Yusuf al-Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, terj: H.
Mu’ammal Hamidy, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1976), cet 1, h. 4.
131
sekarang dan menyongsong kehadiran masa depan Islam yang
gilang-gemilang.
b. Syeikh Ali Jum’ah
Nama aslinya adalah Abu Ubadah Nuruddin Ali bin Jum`ah bin
Muhammad bin Abdul Wahhab bin Salim bin Abdullah bin
Sulaiman, al-Azhari al-Syafi`i al-Asy`ari. Ia lahir di kota Bani
Suef pada hari Senin 7 Jumadal Akhir 1371 H/3 Maret 1952 M.26
Diantara Jasa Syeikh Ali terhadap dunia Islam yaitu pada
tahun 1990 ia berhasil menghidupkan kembali tradisi pengajian
pelajaran agama di masjid al-Azhar yang telah lama dilarang dan
ditutup oleh pemerintah, pembelajaran di ruwaq-ruwaq di Mesjid
terbuka untuk umum sehingga orang-orang yang ingin lebih
mendalami tentang agama bisa mengikuti pelajaran ini. Jelas hal
ini menghidupkan kembali ruh Islam Manhaj Washatiyah
rahmatal lil A'lamin.27
Tahun 2003 Sheikh Ali ditunjuk sebagai Grand Mufti
Mesir. Ketika ia menjabat sebagai Grand Mufti Republik Arab
Mesir, ia membuat Dar al-Ifta al-Misriyyah menjadi sebuah
institusi modern dengan dewan fatwa dan sistem checks and
balances . Hingga institusi tersebut memiliki teknologi yang
mumpuni dengan dikembangkannya sebuah website dan call
center dimana orang semakin mudah untuk meminta fatwa tanpa
harus datang ke kantor Dar al-Ifta al-Misriyyah.
26 http://www.muslimedianews.com/2013/10/biografi-ulama-sunni-
syaikh-ali-jumah.html, (Diakses pada Minggu, 20 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB).
27 http://www.kmamesir.org/2013/10/mengenal-biografi-singkat-syeikh-ali.html (Diakses pada Minggu, 20 Oktober 2018, pukul 12:00 WIB).
132
c. Syeikh ‘Athiyah Saqar
Syeikh ‘Athiyah dilahirkan pada Ahad 4 Muharram 1333
bersamaan dengan 22 November 1924. Ia pernah menjadi
penasihat di Kementrian Agama Mesir, Ketua Lajnah Fiqhiyyah
di Majlis Tertinggi Keagamaan Mesir dan sebagainya, namun
semua perkara tersebut tidak diletakan di tempat tinggi didalam
hatinya. Ikhlas menyampaikan dakwah itulah prinsip yang
dipegang oleh Syeikh.28
Syeikh ‘Athiyah Saqar berpendapat bahwa perbedaan
pendapat itu bermuara kepada definisi tentang bid’ah dan selama
permasalahan itu masih diperselisihkan maka tidak seyogyanya
kita berfanatik dengan satu pendapat.29
Berikut ini beberapa materi dakwah yang menunjukan
sekaligus menjawab persoalan khilafiah, tabayunnya Ustadz
Abdul Somad anti kebhinekaan, dan tabayunnya soal kefanatikan
atau keradikalan Ustadz Abdul Somad dalam berdakwah.
1. Video 1:
Pada tanggal 04 Maret 2016, Fodamara tv dalam channel
youtubenya menayangkan dakwah Ustadz Abdul Somad secara
online yang membuat buming nama Ustadz Abdul Somad hingga
saat ini. Dengan jumlah jama’ah jum’at sekitar 100 orang itu
ternganga dengan keberanian, dengan kecerdasan
pengetahuannya tentang sejarah khalifah Turki-Utsmani dan
28 http://nazrulnasir.blogspot.com/2009/04/syeikh-al-allamah-atiyah-
saqr.html, (Diakses 22 Oktober, pukul 10:00 WIB). 29 Fatawa al Azhar juz IX, h. 50.
133
kelantangan suara Ustadz Abdul Somad pada waktu itu yang
membawakan khutbah jum’at di salah satu di masjid Riau.
Gambar 5.1 : Runtuhnya Khilafah Islamiyah-Turki Utsmani
“Tepat pada tanggal 04 Maret 1924 M, 92 tahun yang lalu dan
hari ini kita tepat pula pada tanggal 04 Maret 2016. Ada apa dengan 04 Maret? 04 Maret adalah hari pertama kesultanan Turki Utsmani tidak lagi dipimpin oleh seorang khalifah, karena pada hari sebelumnya pada tanggal 03 Maret disitulah dilucutnya kekuasaan Islamiyah dan sultan Turki terakhir. Pada tanggal 04 lah, menjadi sejarah bagi umat Islam 92 tahun yang lalu Islam seperti anak Ayam yang kehilangan induk, umat Islam seperti anak yatim kehilangan ayah, tidak ada lagi tempat mengadu, maka sejak saat itu umat Islam diatur dengan berbagai aturan, dengan berbagai macam ikatan yang tidak lagi mengatasnamakan Al-Qur’an kalamullah. Hadits nabi Muhammad SAW. Maka Mustafa Kemal Ataturk yang mengahancurkan keislaman itu mulai perlahan-lahan menggerogoti ajaran Islam. Pertama-tama Masjid yang besar di Istanbul dia rubah menjadi museum30.
30 Kesultanan Utsmani runtuh pada November 1924 M dan digantikan
oleh Republik Sekuler Turki. Presiden pertamanya, Mustafa Kemal Atatürk memerintahkan penutupan Aya Sofya pada 1931 M untuk umum, dan dibuka empat tahun setelahnya pada 1935 M sebagai museum. Karpet untuk ibadah shalat dihilangkan, plester dan cat-cat kaligrafi dikelupas, menampakkan kembali lukisan-lukisan Kristen yang tertutupi selama lima
134
Nama museum itu sekarang adalah Haghia Shopia.31 Sultan Hamengkubuwono, Sultan Yogyakarta menunjukkan prasasti bahwa Turki pernah menitipkan prasasti kekuasaan kepada Sultan Hamengkubuwono buktinya masih dipegang sampai sekarang. Apa maknanya? Bahkan diantara walisongo itu pun diantara mereka adalah utusan dari kesultanan Turki. Bukankah turki itu bermazhab Hanafi, tapi kenapa sultan yang bermazhab Hanafi mengirim ulama-ulama walisongo bermazhab Syafi’i? dia mengerti dakwah, kami memang bermazhab Hanafi tapi kami tau, saudara kami yang nun jauh disana mereka bermazhab Syafi’i. Demi keutuhan demi keselamatan merekalah dulu yang menerangi bumi Nusantara ini yang sebelumnya nenek moyang kita menyembah batu, menyembah lembu, menyembah setan, tapi begitu da’i Islam dari Turki datang semuanya bersyahadat. Maka kejatuhan Turki juga ikut menjadi keruntuhan kita. 1924 masjid tak lagi ramai, khamar dihalalkan, perjudian, prostitusi, pakaian pendek semuanya merajalela. Tapi ada satu yang tidak dapat dihapuskan, Madrasah Imam wa Khatib (sekolah khusus untuk imam dan khatib). Dari sekolah ini lahirlah seorang pemimpin yang hari ini disegani dunia, yang berani duduk meletakkan telapak kakinya di wajah Shimon Peres, dia berani menunjuk wajah Shimon Peres, laki-laki itu bernama Erdogan seorang alumni dari Madrasah Imam wa Khatib. Erdogan menuturkan
abad. Sejak saat itu, Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul. Penggunaan Aya Sofya sebagai tempat ibadah dilarang keras oleh pemerintah Turki yang berhaluan sekuler.
http://www.istanbul.gov.tr/Default.aspx?pid=343, (Diakses 10/10/2018, pukul 15:46 WIB).
31 Hagia Sophia yang artinya kebijaksanaan suci (bahasa Turki: Aya Sofya) adalah landmark kota Istanbul selain Blue Mosque, merupakan bangunan megah yang menurut saya sangat wajib dikunjungi jika anda menginjakkan kaki di kota ini. Yah, bangunan ini adalah harta warisan penting dunia yang sudah berusia ribuan tahun dan memiliki sejarah masa lalu panjang bagi umat manusia khususnya bagi umat Kristen dan Islam. Yang membuat lebih menarik selain usia dan sejarahnya adalah keindahan arsitekturnya yang mengagumkan karena dibuat berabad-abad lampau.https://www.kompasiana.com/hertie/552835866ea83430728b45bc/hagia-sophia-awalnya-adalah-gereja-lalu-masjid-dan-kini-jadi-museum, (Diakses 10/10/2018, pukul 15:49 WIB).
135
bahwasanya kita boleh kalah dalam ekonomi, boleh kalah dalam politik tapi tidak dengan pendidikan Islam.32
Dilihat dari video 1 yang mana video 1 ini adalah
video/materi yang pertama kali membuat Ustadz Abdul Somad
viral di media sosial youtube, analisisnya bahwa Ustadz Abdul
Somad menyampaikan materi khutbah jum’atnya mengenai
Tarikh/sejarah Islam, yaitu dimana semenjak ketiadaan
kepemimpinan khilafah dan kemunculan presiden pertama di
Turki yaitu Mustafa Kemal Ataturk ini membuat runtuh
pemerintahan Islam di Turki. Sehingga Turki beralih menjadi
negara yang liberal dan sekuler. Bukan lagi negara Islam, dan
tidak lagi menganut faham khilafah.
Adapun deskripsi intisari dari video 1 Ustadz Abdul
Somad ini adalah mengajak untuk menanamkan agama Islam
didalam diri anak-anak, yang berupa pendidikan karakter yang
islami karena banyak orang yang tidak sabar dalam menempuh
keadaan ini, yang ketika dewasanya lalu diantara mereka
menempuh jalan kekerasan, radikalisme yang akhirnya saling
membunuh, bakar-membakar, dan saling menghancurkan.
Sejatinya yang seperti itu bukanlah ajaran Islam. Islam datang
dengan kelembutan. Ajaran Islam itu penuh kedamaian. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 :
ٱدع Gyر ,gzI {إ�!(|� ٱ|>��~ ٱ�!$#{�و �%�L�و h�3� $- G�yإن� ر "<v� أ
l�gzI "# �,� "! ��# ۦأ �
�#��!%WL�" و-$ أ >�V
32 https://www.youtube.com/watch?v=1lyYNrhGx8Q&t=197s,
(Diakses pada 21 Oktober 2018, pukul 09:43 WIB).
136
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 125)33 Ustadz Abdul Somad memaparkan pendapatnya metode
dakwah menurut Al-Qur’an surat An-Nahl: 125 bahwa ayat
tersebut berisi tentang metode dakwah yang memiliki 3 metode,
yaitu:
1. Bi-alhikmah, yaitu dengan kata-kata santun dan lembut
2. Mau’idzah hasanah, yaitu dengan suri tauladan, contoh
yang baik. Dan andai jika seseorang itu ingin berdebat,
maka
3. Wajadilhum, debatlah bi-alati hiya ahsan dengan cara
yang lembut, dengan cara yang santun, dengan cara yang
baik.
Secara lebih rinci, dalam isi materi khutbah jum’at itu,
peneliti menanggapi Ustadz Abdul Somad menerangkan
pemikirannya yang wasathiyyah. Meski suaranya lantang,
bukanlah berarti lantang itu radikal. Namun dengan
melantangkan suaranya tersebut agar jama’ah jum’at bisa dengan
jelas mendengar paparan materi yang disampaikannya.
Jika dilihat dalam unsur pemikirannya Ustadz Abdul
Somad pun sama sekali tidak ada unsur yang merujuk pada
keradikalan. Justru dalam khutbahnya Ustadz Abdul Somad
33 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 281.
137
menyuruh umat untuk meniru mendidik anak dengan pendidikan
karakter yang agamis agar anak menjadi seperti sosok Erdogan
yang istiqamah dan menegakkan prinsip ajaram Islam.
Berdakwah seperti yang tertera pada al-Qur’an surat An-Nahl:
125.
2. Video 2:
Pada tanggal 23 Desember 2016, Tafaqquh Video
menayangkan video tentang Bid’ah dan Maulid. Dalam video itu
Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang bid’ah dan maulid
yang menjadi salah satu kajian materi dalam karangan bukunya
yang berjudul 37 Masalah Populer.
Gambar 5.2 : Bid’ah dan Maulid
Dalam dakwahnya Ustadz Abdul Somad menjelaskan:
“Saya mau memperingati maulid (kata orang yang mau maulid), kata orang yang tidak setuju maulid kamu bid’ah, bid’ah sama dengan sesat, sesat itu dhalalah dan dhalalah itu fi an-Nar (masuk neraka). Kata orang yang mau buat maulid, maulid itu kan bid’ah hasanah? Kata dia bid’ah itu tak bisa dibagi. Pokoknya semua bid’ah dhalalah sesat masuk neraka. Bid’ah itu
138
apa? Semua yang tak ada di zaman nabi. Kata orang yang merayakan maulid, kalau begitu mobil sama hp bid’ah? Karena tak ada di zaman nabi. Seraya menjawab Mobil dan hp tidak bid’ah karena mobil dan hp urusan dunia. Yang bid’ah itu kalau urusan ibadah. Oh kalau begitu bid’ah ada urusan ibadah dan bid’ah urusan dunia. Kalau begitu bid’ah bisa dibagi? Iya juga ya katanya. Hehe. Apa mesti yang harus dilakukan nabi?, Ya. jika tidak pernah dilakukan nabi maka bid’ah dhalalah, sesat masuk neraka. 34
Tabel 5.1
Bid’ah atau tidak.
Apa nabi pernah shalat 300 raka’at?
Tidak pernah
Kalau begitu Imam Ahmad masuk neraka karena shalat
300 raka’at?
Wah, saya belum tahu.
Apa Nabi pernah berdzikir 1000x sebelum tidur?
Tidak ada hadits nabi menyebutkan
Kalau begitu Abu Hurairah masuk neraka karena
berdzikir 1000x sebelum tidur?
Wah, saya belum tahu.
Dalam buku karya Ustadz Abdul Somad yang berjudul 37
Masalah Populer ini, Ustadz Abdul Somad menyampaikan
beberapa hal urgen yang harus difahami oleh pembaca yaitu:
Pertama, buku ini membahas masalah yang populer
ditengah masyarakat. Bahkan menghabiskan energi hanya untuk
membahas masalah-masalah yang sudah tuntas dibahas ulama
berabad-abad silam.
34 https://www.youtube.com/watch?v=iRHX1iL1uBQ, (Diakses pada
21 Oktober 2018, pukul 09:46 WIB).
139
Kedua, buku ini disusun dengan mengemukakan dalil dan
pendapat para ulama yang mu’tabar. Saya tidak terlalu banyak
memberikan komentar, karena kita berhadapan dengan orang-
orang yang sulit menerima pendapat orang lain.
Ketiga, pendapat ulama saya tuliskan lengkap dengan
teksnya agar para penuntut ilmu dapat melihat dan mengkaji
kembali, menghidupkan semangat mendalami bahasa Arab dan
menggali ilmu dari referensi aslinya. Ummat yang memiliki
pemahaman yang kuat dan pengetahuan yang mendalam dari
Turats (kitab-kitab klasik), berakar ke bawah dan berpucuk ke
atas, bukan kiambang yang mudah terbawa arus air.
Keempat, buku ini amat sangat jauh dari kesempurnaan.
Perlu kritikan membangun dari para ulama. Andai ditunggu
sempurna, tentulah buku ini tidak akan pernah ada.
Kelima, buku ini tidak ingin menggiring pembacanya
kepada mazhab tertentu. Yang diharapkan hanyalah agar setelah
melihat pendapat para ulama, kita lebih memahami
perbedaan,menghormati orang lain, dan mengikis fanatisme buta.
Yang paling penting tidak salah memilih musuh. Jangn sampai
kita habiskan hanya untuk orang-orang yang memperingati
maulid, tahlil, dzikir dan masalah-masalah khilafiyah lainnya.
Hingga tidak lagi tersisa sedikit kebencian untuk kristenisasi,
Israel dan bahkan iblis sekalipun.35
Selain itu Ustadz Abdul Somad menganalogikan sebuah
minuman antara teh dan kopi.
35 Lihat Abdul Somad, 37 Masalah Populer. (Riau: Tafaqquh Media,
2014 M), h. 13-14.
140
“Bapak minum teh, saya minum kopi, itu tak masalah selagi masih sama-sama halal. Bapak minum teh bapak, saya minum kopi saya. Saya tak memaksa bapak untuk meminum kopi saya dan bapak tak memaksa saya untuk meminum teh bapak. Kecuali yang satu minum teh dan yang satu meminum kamput36. Itu sudah berbeda lagi.”37
Dalam menganalogikan suatu perkara, Ustadz Abdul
Somad memang pandai. Karena analoginya tersebut jelas dan
mudah difahami untuk semua kalangan baik usia maupun
pendidikan. Karena pemilihan bahasa yang ringan sehingga
makna dari analogi tersebut bahwa ikhtilaf dalam persoalan
mazhab bukanlah suatu hal yang mesti di perdebatkan sehingga
harus saling mencaci dan memaki. Selagi dalam satu wadah sama
dan tujuan yang sama, maka tak ada baiknya umat Islam
membenci sesama saudara seagamanya hanya karena perbedaan
mazhab, dan pendapat. Hingga lupa pada musuh yang aslinya
yaitu kafir dan iblis.
Dari penjelasan diatas, dilihat secara materi ini merupakan
materi syari’at, fiqh karena hal yang dibahas adalah perkara
peribadatan. Secara pemikiran ini jelas bukan pemahaman yang
fanatik, justru Ustadz Abdul Somad membuka pemikiran untuk
umat terutama yang fanatik yang senantiasa menganggap diri
paling benar dan menganggap umat yang lain itu sesat adalah
perkara judgement; menghakimi sendiri tentang
perbuatan/peribadatan seseorang. Judgement dalam istilah bahasa
36 Arti kata kamput-bahasa Medan. Singkatan dari kambing putih,
merk minuman keras murahan. (http://kamuslengkap.com). (Diakses pada 12 November 2018, pukul 11:11 WIB).
37 https://www.youtube.com/watch?v=iRHX1iL1uBQ, (Diakses pada 21 Oktober 2018 pukul 09:50 WIB).
141
Arab sering disebut sebagai tahdzir. Tahdzir Mentahdzir
bukanlah sejatinya sikap mukmin, karena tahdzir adalah
perbuatan tercela yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam menjelaskan perkara bid’ah dan maulid, Ustadz
Abdul Somad menunjukkan bukti pemikirannya yang
wasathiyyah itu dengan menjelaskan makna bid’ah menurut
Ulama, berikut contoh-contohnya secara gamblang dan terperinci.
Sehingga dalam kajian bid’ah dan maulid ini agar umat bisa lebih
mengerti makna bid’ah dan maulid dan tidak mudah menyesatkan
pemahaman orang lain yang tidak sepemahaman dengannya.
Lebih rincinya, dalam fatwa al-Azhar dinyatakan oleh
Syekh ‘Athiyyah Shaqar bahwa menurut Imam al-Suyuthi, al-
Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani dan Ibnu Hajar al-Haitsami
memperingati maulid nabi itu baik, meskipun demikian mereka
mengingkari perkara-perkara bid’ah yang menyertai peringatan
maulid.38 Berdasarkan firman Allah SWT QS. Ibrahim ayat 5 :
L;3و � �$� ���Iر�" أ G�$� ج �
ن أ
�s� ���� أ K}3ر إ} ٱ$Kcٱ ���W
� �- وذ� إن� ٱ+�
�3 ��� G�� � ر _)$ر��M� V
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” (Q.S.Ibrahim: 5)39
38 Lihat Abdul Somad, 37 Masalah Populer, h. 349. 39 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 255.
142
Imam an-Nasa’i, Abdullah bin Ahmad dalam Zawa’id al-
Musnad, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Ubai bin Ka’ab
meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa Rasulullah SAW
menafsirkan kalimat Ayyamillah sebagai nikmat-nikmat dan
karunia Allah SWT. Dengan demikian maka makna ayat ini:
“Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia
Allah”. Dan kelahiran nabi Muhammad SAW adalah nikmat dan
karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.40
Peneliti menanggapi bahwa memperingati maulid nabi
adalah perbuatan yang baik, jika disebut bid’ah, ya. Memang
bid’ah. Namun pada tataran bid’ah, memperingati maulid nabi
adalah bid’ah hasanah. Karena rasul saja memperingati hari
kelahirannya yaitu hari Senin dengan cara berpuasa. Dan sebagai
umat, kita memperingati kelahiran nabi dengan acara maulid nabi
yang didalamnya membahas dan membaca kisah/sejarah nabi
dalam kitab ada yang disebut al-Barjanji yang isinya sya’ir-sya’ir
shalawat tentang mengingat nabi/rasul sekaligus membuktikan
kecintaan kita terhadap nabi/rasul adalah dengan membaca
shalawat.
Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56 :
إن� ��)l� ٱ+� ۥو�� K��W$ن ��cٱ �% K��� W "W �pٱ !�Iو lg�# ا$K�� ا$�� ]V$ا �>�g!� ءا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
40 Lihat Abdul Somad, 37 Masalah Populer, h. 349.
143
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)41
Dalam ayat di atas, Allah telah menyebutkan tentang
kedudukan hamba dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam pada tempat yang tertinggi, bahwasanya Dia
memujinya di hadapan para Malaikat yang terdekat, dan bahwa
para Malaikat pun mendo’akan untuknya, lalu Allah
memerintahkan segenap penghuni alam ini untuk mengucapkan
shalawat dan salam atasnya, sehingga bersatulah pujian untuk
beliau di alam yang tertinggi dengan alam terendah (bumi).
Selain itu, rasul bersabda:
هللا ص . م قال من صلى علي واحدة صلى هللا عليه عشرا. عن أبي هريرة أن رسل
“Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda: barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)42
Hadits di atas, menegaskan bahwasanya jika kita
membaca shalawat atau bershalawat kepada nabi satu kali, maka
mendapat balasan sepuluh kali lipat kebaikan. Maka dari itu,
memperingati maulid nabi adalah perkara yang baik yang
mendatangkan ribuan kebaikan dan pahala juga sebagai bukti
bahwa kita mencintai Rasulullah SAW.
41Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 426. 42
(HR. Muslim, No. 70, Abu Dawud No. 1532, Tirmidzi No. 487, an-Nasa’i No. 1295, Ahmad No. 9089, 9117, Ad-Darimi no. 2828).
144
3. Video 3:
Pada tanggal 12 Oktober 2017, channel resmi youtube
Ustadz Abdul Somad yaitu Tafaqquh Video memposting video
yang menayangkan tentang kajian hadits. Pada saat itu Ustadz
Abdul Somad membahas kajian rutin Hadits Arbain An- Nawawi.
Hadits pertama dari empat puluh hadits Arba'in. Masjid Raya
Senapelan Pekanbaru-Riau.
Gambar 5.3 : Amalan Tergantung Niat
Dalam kajiannya, Ustadz Abdul Somad menjelaskan:
عن أميرالمؤمنين أبي حفص عمر بن خطاب رضي هللا عنه قال: سمعت
عمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى رسول هللا . ص. م . يقولوا : انمااال هللا و رسوله فهجرته الى هللا ورسوله, ومن كانت . فمن كانت هجرته الى ا يصيبها هاجرا اليه هجرته لدنيا فهجرته الى ما . (رواه ومرأة ينكحها
البخاري اماماالمحدثين أبوعبد هللا محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبهو ابوالحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما
)اصح الكتب المصنفه
145
Artinya: “Diriwayatkan dari Amirul Mukminin, Abi Hafs Umar bin
Khatab, r.a., dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda. ‘Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dianiatkan’.43
Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa kata ‘amal yang
terdapat didalam hadits diatas merupakan kata yang mempunyai
arti jamak. Peneliti menanggapi hal ini karena terdapat alif
setelah huruf mim. Namun jika tak ada alif setelah huruf mim
maka hukumnya mufrad yang berarti satu/tunggal. Kalau jamak
berarti lebih dari tiga atau banyak, begitu kaidah dalam bahasa
Arab yang terdapat dalam kitab alat, kitab kuning seperti Nahwu-
Sharaf. عمل = satu amal/perbuatan, sedangkan bentuk jamaknya
adalah اعمال = amal-amal. Ini merupakan perubahan bentuk dari
mufrad kepada jamak, adapun ‘amaalun ini mempunyai
kedudukan sebagai jamak taksir.44
Ustadz Abdul Somad menegaskan, sesuatu perkara bisa disebut amal, kalau ada niat. Kalau tidak ada niat maka tak bisa dianggap sebagai amal. Lantas apakah itu niat? Ada beberapa
43 (HR. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-
Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naishaburi dalam kedua kitab shahih yang merupakan kitab paling shahih yang pernah dikarang).
44 Secara bahasa, “jamak” artinya banyak, sedangkan taksir artinya “pecah/rusak”. Sedangkan definisi jamak taksir dalam istilah ilmu Nahwu adalah هو ما تغير عن بناء مفرده yaitu lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. https://www.nahwu.top/2017/11/pengertian-isim-jamak-taksir.html, (Diakses, Senin 15 Oktober 2018, pukul 17:30 WIB).
146
pendapat mengenai niat. Ada yang memaknai niat itu menyengaja, dan yang paling tepat bahwa niat adalah al-Qashdu yang berarti tujuan. Jadi, niat itu perbuatan yang ada tujuannya. Kalau perbuatan tidak ada niatnya maka tak ada nilai dihadapan Allah SWT. Seperti contoh: “Adikku mengapa kau memakai kain hijau? Apa tujuan engkau memakai pakaian hijau? Maka dia menjawab: “ku pakai kain hijau ini, pak Ustdaz, karena nabi dalam hadits ‘ala katifayhi, ‘ala manqibayhi diatas pundaknya terdapat burdatun khadraa’. Diatas pundaknya ada kain berwarna hijau. Jadi tujuannya ku pakai kain ini, karena aku ingin ikut sunnah nabi. Maka bernilailah amal itu. Maka niat secara bahasa adalah قصد yang berarti maksud/tujuan. Bentuk jamaknya adalah قصد الشيئ مقترنا بفعله Sedangkan secara syar’i niat adalah . مقاصدyang artinya, tujuan sejalan dengan perbuatan. Begitu istilah niat dalam mazhab imam Syafi’i. 45
Dalam cuplikan pernyataan Ustadz Abdul Somad diatas,
secara materi dalam ilmu dakwah, materi pokok dalam
berdakwah setelah al-Qur’an adalah al-Hadits. Dan kefokusan
kajian Ustadz Abdul Somad adalah al-Hadits, meskipun
terkadang juga membahas Fiqh. Disamping itu, kajian hadits
Arba’in ini adalah kajian rutinan setiap Sabtu subuh di Masjid
Raya An-Nur, jalan Hangtuah, Pekanbaru. Dan Senin ba’da
Maghrib di Masjid Raya Senapelan, Pasarbawah, Pekanbaru.
Dalam hadits pertama dalam kitab Arba’in diatas
menjelaskan tentang niat. Dalam pemikiran Ustadz Abdul Somad
membahas niat tentulah ini merupakan kajian yang amat penting
untuk umat sebelum beramal. Karena segala kunci amal ada pada
niat. Jika niat baik, maka hasil pun akan ikut baik. Jika niat tak
ada maka tak ada nilai pahalanya. Peneliti menganalogikan ibarat
45https://www.youtube.com/watch?v=21p0tB7lWlo&t=4118s&list=L
LE8MilnV8lH3CWqy8xzfOow&index=9, (Diakses pada 21 Oktober 2018, pukul 18:30 WIB).
147
kita berpuasa sunnah Senin-Kamis namun jika tak ada niat
sebelum berpuasa maka gugurlah pahala puasanya, yang gugur
adalah pahalanya bukan puasanya yang batal. Namun apalah arti
puasa sunnah jika tak mendapat pahala kebaikan dari berpuasa
tersebut.
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang
menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata
: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.
Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan
hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah
satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia
berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh.46
Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan
sepertiga Islam.
Asal makna hijrah adalah meninggalkan. Maksud dalam
hadits ini adalah meninggalkan tanah air. Adapun penyebutan
wanita menyertai dunia mengandung dua pemahaman.
Pertama, sebabnya yaitu: ada seseorang yang hijrah dari
Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang
wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk
mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian
46 HR. Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra (2/14). Ibnu Aththar dalam
kitabnya yang lain Syarhul ‘Umdah berkata (1/42), “Perkataan As-Syafi’i bukan berarti membatasi bab-bab fiqh dalam tujuh puluh bab saja, melainkan untuk menunjukan saking banyaknya.”
148
dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang
hijrah karena Ummu Qais).47
Kedua, sebagai peringatan untuk lebih berhati-hati
terhadap hal tersebut. Ini termasuk dalam bab menyebutkan hal
yang khusus sesudah yang umum untuk menjelaskan
keistimewaannya.48
Sejalan dengan itu, pemikiran wasatiyyah Ustadz Abdul Somad menanggapi bahwa “jadi masalah niat ini tak usah dipermasalahkan. Berkelahi antara yang melafadzkan niat dengan yang tidak melafadzkan niat, sementara yang tak sembahyang, banyak. Lebih baik ajak untuk sembahyang.”49
Hal ini jelas terbukti bahwa dalam menanggapi persoalan,
Ustadz Abdul Somad selalu mengambil jalan tengah-tengah
karena ini merupakan metodenya dalam berdakwah; wasathiyyah.
Yang seperti ini adalah bentukan da’i yang dibutuhkan oleh umat
pada hari ini.
Selain itu, peneliti menangkap ada beberapa catatan yang
dapat diambil dari hadits tentang niat, diantaranya:
1) Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal
perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan
pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
47 HR. Tabrani dalam Alkabir (8540) dan di shahihkan oleh al-Hafidz
adz-Dzahabi dalam Siyary ‘Alamin Nubala (10/590) dan Ibnu Hajar dalam Fatthul Bari (1/10). Ibnu Hajar berkata: “akan tetapi dalam hadits ini tidak ada pemahaman bahwa hadits al-‘amal diriwayatkan dengan sebab kejadian tersebut dan aku tidak melihat sedikitpun dari jalur-jalur periwayatan yang menunjukkan penegasan tentang hal tersebut.”
48 Syarh Shahih Muslim oleh An-Nawawi (13/54,55). 49Dalam video youtube, lihat juga
https://www.youtube.com/watch?v=21p0tB7lWlo&t=4118s&list=LLE8MilnV8lH3CWqy8xzfOow&index=9, (Diakses pada 22 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB).
149
2) Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan
tempatnya di hati.
3) Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah
ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
4) Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan
kadar niatnya.
5) Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika
diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia
akan bernilai ibadah.
6) Yang membedakan antara ibadah dan adat
(kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian
dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman
menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah
membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan
dengan perbuatan.
4. Video 4:
Pada tanggal 29 Agustus 2018, Tafaqquh Video
menayangkan kajian ceramah Ustadz Abdul Somad di komplek
parlemen MPR RI, Senayan. Hal ini membuktikan bahwa
ceramah/dakwahnya diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Baik itu masyarakat biasa, yang berpendidikan tinggi, sampai
kepada para pejabat tanah air yang terbukti menyukai strategi
dakwah Ustadz Abdul Somad dan mengundangnya untuk mengisi
tausiyah dalam acara HUT MPR RI yang ke-73.
150
Gambar 5.4 : Syukuran dan Do’a Bersama HUT MPR RI-73
Dalam ceramahnya, Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyahnya dengan gagah, dan lugas bahwa ada sedikit sindirian dan pengakuan mengenai yang konon “beberapa bulan yang lalu, saya difitnah anti kebhinekaan, anti NKRI. Alhamdulillah, saya tidak memviralkan sehari setelah itu viral ketika saya menyanyikan lagu Indonesia raya, menggerek bendera, memasangkan bendera di dinding sekolah tertinggal di kampung pedalaman di provinsi Riau. 50
Dari pernyataan diatas dapat difahami bahwa kalimat “
saya difitnah anti kebhinekaan, anti NKRI” ini merupakan
penegasan langsung untuk umat yang pernah beranggapan
bahkan menyatakan bahwa Ustadz Abdul Somad ini radikal, anti
kebhinekaan dan anti NKRI. Maka sesungguhnya fitnah itu lebih
kejam dari pada pembunuhan. Allah SWT berfirman dalam al-
Qur’an surat al-Baqarah ayat 191 :
50 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=CFVgFJqRd1k,
(Diakses pada 23 Oktober 2018, pukul 10:39 WIB).
151
� �$[� و وٱ���$-� �" gv� أ �-$� �
�" ٱgv ����3� �;��!$-� وأ KL_
وE ٱ3;�,5 أ
L�# �-$���� L�<!ام ٱ� lg£ �]$���W~ ¢ن ¡��$[� ٱ| �hv �-$�����\G� �¤اء d" ٱ3 �¥>¦>
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 191)51
Bagi sebagian umat, Ustadz Abdul Somad dikenal dengan
ke-radikalannya. Padahal, justru jika kita mengamati dengan baik
maka sama sekali tak ada unsur radikal dalam membawakan
tausiyahnya. Peneliti beranggapan ada beberapa oknum yang
memang tidak menyukai dakwah Ustadz Abdul Somad dengan
beberapa alasan. Diantaranya kalah daya saing, kalah popular,
dan tentunya kalah dalam menarik hati umat.
Oleh karena itu, untuk menjadi da’i yang tangguh maka
diperlukan dan diwajibkan seseorang yang menjadi da’i harus
terlebih dahulu menguasai materi pokok dalam dakwah seperti al-
Qur’an dan al-Hadits. Karena kedua materi pokok ini memang
harus benar-benar dimiliki oleh seorang da’i. Dengan begitu bisa
terlihat kualitas berdakwahnya, bukan cuma secara tekstual tapi
juga secara non tekstual.
51 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015), h. 30.
152
Sambungnya, “ketika berteriak Allahu akbar, dan berteriak merdeka saat itu dalam satu hembusan nafas kita bercerita agama dan kebangsaan. Orang yang berteriak Allahu akbar, dia bukan anti nasionalisme. Dan orang yang berteriak merdeka bukan anti agama. Sekarang bertemu dua phobia. Satu phobia nasionalisme, yang satu phobia agama. Keduanya saling penuh kecurigaan dan ketakutan. Kalau ada orang yang berteriak Allahu akbar, jangan-jangan ini anti Indonesia. Kalau ada orang yang berteriak merdeka, jangan-jangan ini anti Islam. Maka sesungguhnya dalam teriak Bung Tomo terdapat dua kalimat itu. Dalam satu teriakan ia berkata Allahu akbar, dalam teriakan itu juga ia berkata merdeka. Merdeka tidak menafikan Allahu akbar, dan Allahu akbar tidak menafikan merdeka.”52
Dari penjelasan di atas, Ustadz Abdul Somad sangat
menyeimbangi antara bangsa dan agama. Pemikirannya sangat
khas dengan metode dakwah wasathiyyah, Ustadz Abdul Somad
benar-benar ingin menyatukan umat Islam dalam satu wadah
yang sama. Tak pandang dari ormas (organisasi masyarakat)
apapun, rakyat mana pun, partai apapun dan kalangan mana pun,
pikirnya jika kita seiman atau sekeyakinan maka disitu kita
adalah saudara.
Di samping itu, peneliti berpendapat ada maksud dari
kalimat “Merdeka tidak menafikan Allahu akbar, dan Allahu
akbar tidak menafikan merdeka”. Yaitu jangan menanam sifat
suudzon berlebihan kepada sesama muslim. Oleh karenanya, kita
tidak berhak untuk menjudge/menghakimi jika ada seseorang
yang berteriak Allahu akbar kemudian kita memvonis bahwa dia
anti Pancasila. Dan jika ada seseorang yang berteriak merdeka,
52 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=CFVgFJqRd1k,
(Diakses pada 23 Oktober 2018 pukul 11:00 WIB).
153
kita sebut orang itu anti Islam. Padahal kedua hal tersebut
merupakan satu tujuan yang harus kita perjuangkan dan
pertahankan. Baik itu bangsa maupun agama.
Sehubungan dengan itu jika masih ada orang yang
mengatakan bahwa Ustadz Abdul Somad adalah da’i radikal, itu
bisa disebabkan karena ia tidak tuntas menonton ceramahnya di
youtube. Bukti lain bahwa Ustadz Abdul Somad bukan da’i
radikal adalah jelas-jelas Ustadz Abdul Somad di undang mengisi
tausiyah di komplek DPR/MPR RI yang mana ini adalah
komplek para anggota legislatif atau pejabat negara. Bahkan,
Ustadz Abdul Somad sebelumnya pernah di undang untuk
mengisi tausiyah di MABES TNI juga di tempat Hakim Agung.
Dalam sela-sela menyampaikan dakwahnya di MPR,
Ustadz Abdul Somad sedikit menyinggung dan mengingat soal
dirinya yang sempat ditawarkan untuk menjadi cawapres 2019
kemudian ia kembali menegaskan atas alasannya menolak untuk
dijadikan capres 2019 mendatang. Sempat ia mengatakan bahwa
dirinya dihadang, di intimidasi oleh sekelompok orang agar
menolak tidak menjadi cawapres. Padahal sudah jelas memang
Ustadz Abdul Somad tidak akan menerima tawaran itu.
“saya hanya ingin menjelaskan kepada umat, bahwa kalau kau ingin berbuat sesuai dengan apa yang kau bisa. Jangan kau katakan pisau silet itu tidak tajam, karena ia tidak bisa memotong batang kelapa. Jangan kau katakana kampak itu tumpul karena ia tak bisa mencukur kumis. Semuanya ada porsinya masing-masing”.53
53 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=CFVgFJqRd1k,
(Diakses pada 23 Oktober 2018, pukul 12:32. WIB).
154
Semua dari kita punya porsi masing-masing. Ustadz
Abdul Somad menjelaskan bahwa dirinya bukanlah seorang
politisi, bahwa dirinya adalah seorang akademisi, cendikiawan,
intelektual, ustadz. Ia berkata ia hanya menjelaskan agama,
menjelaskan tentang rahmatan lil ‘alamin, oleh sebab itu ketika
ia berbicara tentang kekuasaan, tentang Islam, tentang hebatnya
politik, bukan berarti ia mengiklankan dirinya untuk menjabat
sebagai cawapres. Melainkan hanya menjelaskan kepada umat,
karena makna ustadz adalah guru. Guru tugasnya menjelaskan.
Dan di menit 00:27:49;12 dalam video tersebut Ustadz Abdul
Somad kembali menegaskan bahwa “sampai akhir hayat, saya
ingin menjadi ustadz”.
Betapa semakin cintanya umat kepada Ustadz Abdul
Somad, mengetahui bahwa Ustadz Abdul Somad memang da’i
yang istiqamah, teguh pendirian terhadap agama Allah. Tidak
terpukau dengan kemewahan dunia yang begitu mempesona,
apalagi kursi cawapres yang diidam-idamkan oleh kalangan
politisi, sekalipun akademisi. Peneliti sangat memberi apresiasi
atas pengakuan yang begitu jelas di hadapan para pejabat negara
bahwa Ustadz Abdul Somad akan tetap menjadi ustadz hingga
akhir hayatnya.
5. Video 5:
Dalam penayangan video Ustadz Abdul Somad, pada
tanggal 15 November 2017, dalam video tersebut merupakan
video sesi tanya jawab. Ada salah satu jama’ah yang menanyakan
155
tentang aliran Ustadz Abdul Somad. Ustadz Abdul Somad
menanggapi hal tersebut dengan santai.
Gambar 5.5 : Aliran Ustadz Abdul Somad
Aliran merupakan identitas yang terpenting bagi seorang
da’i, aliran adalah paradigma cara berfikir, metode berfikir,
pemahaman berfikir seorang da’i berdasarkan guru yang
terdahulu yang mengajarinya. Juga lingkungan keluarga dan
orang-orang sekitar sangat mempengaruhi terhadap aliran seorang
da’i. Dan dari aliran tertentu suatu kelompok akan mempunyai
guru tertentu sesuai pada aliran yang ia pegang sebagai penuntun
dalam beragama.
Rasulullah SAW bersabda:
صلى \ عليه وسلم: افترق اليهود على عن أبي هريرة قال: قال رسول هللا قت النصارى على إحدى أو ثنتين وسبعين إحدى أو ثنتين وسبعين فرقة، وتفر
تي على ثالث وسبعين فرقة .فرقة وتفترق أم
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum
156
Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan.”54
عن أنس بن مالك قال: قال رسول هللا صلى \ عليه وسلم: إن بني إسرائيل تي ستفترق على ثنتين وسبعين فرقة افترقت على إحدى وسبعين فرقة وإن أم
كلها في النار إال واحدة؛ وهي الجماعة
“Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, dan sesungguhnya ummatku akan terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang semuanya berada di Neraka, kecuali satu golongan, yakni “al-Jama’ah.”55
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Kitabul Iman, bab
Maa Jaa-a Fiftiraaqi Haadzihil Ummah no. 2641 dari Shahabat
‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dan Imam al-Laalika-i juga
meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushuli I’tiqad Ahlis
Sunnah wal Jama’ah (I/111-112 no. 147) dari Shahabat dan dari
jalan yang sama, dengan ada tambahan pertanyaan, yaitu:
54 Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat Muhammad bin
‘Amr, akan tetapi hadits ini menjadi shahih karena banyak syawahidnya.Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.”Imam al-Hakim berkata: “Hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan keduanya (yakni al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya. (Lihat al-Mustadrak Imam al-Hakim: Kitaabul ‘Ilmi I/128.)Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab al-I’tisham (II/189).Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 203 dan kitab Shahih at-Tirmidzi no. 21.
55 Hadits ini dishahih-kan oleh Imam al-Albany dalam shahih Ibnu Majah no. 3227.(Lihat tujuh sanad lainnya yang terdapat dalam SilsilatulAhaadits ash-Shahiihah I/360-361).
157
“Siapakah golongan yang selamat itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab:
ماأنا عليه و أصحابي
“Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku.”
Lafazh-nya secara lengkap adalah sebagai berikut:
تي م عليه وسلم: ليأتين على أم ا عن عبد هللا بن عمرو قال: قال رسول هللا صلى \
ه عالنية لكان في أتى على بني إسرائيل حذو النعل بالنعل حتى إن كان منهم من أ تى أم
قت على ثنتين وسبعين ملة وتفترق أ تي من يصنع ذلك وإن بني إسرائيل تفر تي أم م
الوا: ومن هي يا رسول هللا؟ على ثالث وسبعين ملة كلهم في النار إال ملة واحدة، ق
.قال: ما أنا عليه وأصحابي
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’”56
56(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, dan ia berkata: “Ini
merupakan hadits penjelas yang gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini, kecuali dari jalan ini.”).
158
Aliran Ustadz Abdul Somad memang perlu diketahui.
Karena beberapa waktu lalu ketika penggalangan dana PKS untuk
Palestina Ustadz Abdul Somad yang berceramah, lalu kemudian
bertebar rekaman beberapa tahun lalu di masjid An-Nur disana
ada Prof. Fulan dari Nahdhatul Ulama, disana ada Prof. Fulan
dari PERTI, ormas-ormas ini diundang oleh Hizbut Tahrir,
Ustadz Abdul Somad juga ada disana. Hanya saja yang viral
video waktu itu adalah video Ustadz Abdul Somad, yang lain
tidak.
Lalu kemudian pertemuan tiga provinsi jama’ah tabligh,
dua puluh ribu orang berkumpul Ustadz Abdul Somad juga ada
disana. Selain itu juga beredar video Ustadz Salafiy dari Malang,
Ustadz Abdullah Hadrami. Bahkan Ustadz Abdullah Hadrami
mengatakan: “tontonlah ceramah-ceramah Ustadz Abdul Somad”,
kemudian juga mucul video Habib Novel dari Solo, kata dia:
“tontonlah ceramahnya”.
Setelah banyak mengikuti dakwah dengan berbagai
macam ormas dan mazhab maka timbulah satu pertanyaan yang
sangat urgen, apakah aliran Ustadz Abdul Somad? Ustadz Abdul
Somad menjawab pada menit 03:20 dalam video tersebut bahwa:
“aliran saya adalah aliran ماأنا عليه و أصحابي mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya RA, siapa yang mengikuti nabi Muhammad, cinta kepada ahlul bait, cinta kepada sahabat, maka itu adalah saudara saya. Ada yang mengaku cinta ahlul bait, tapi mencaci maki sahabat, bukan saudara saya. Ada yang mengaku cinta kepada nabi, cinta kepada ahlul bait, dan cinta kepada sahabat, tapi membid’ahkan yang tak bid’ah mengeluarkan saudara dari ahlussunnah hanya karena perkara
159
khilafiyah, dia bukan saudara saya. Karena perbuatannya bukan fisiknya. Selama ada dalilnya kau tak boleh menyebutnya pelaku bid’ah.”57
Dari ungkapan Ustadz Abdul Somad di atas, sungguh
sangat jelas, dan menentramkan. Bahwa aliran Ustadz Abdul
Somad, adalah aliran Islam Sunny. Islam Ahlussunnah wal
jama’ah. Ajaran Islam yang mengikuti nabi dan para sahabat
nabi.
Adapun faham akidah Ahlussunah wal jama’ah versi
Ustadz Abdul Somad yakni menganut faham akidah Asy’ariyyah
yang dicetuskan oleh Abu Hasan Al-Asy’ari, menganut mazhab
fiqh Imam Syafi’i, dan menganut faham tasawuf Abu Hamid Al-
Ghazali dan Junaidi Al-Baghdadi.58
Dari situ tak mesti ada kekhawatiran lagi dalam benak
umat, tentang apa alirannya, mazhabnya, peneliti telah bahas
tuntas mengenai kedua hal tersebut. Jadi bisa disimpulkan bahwa
aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yaitu melalui media sosial
youtube, pemikiran dakwahnya menggunakan manhaj
wasathiyyah dan wujud dakwah Ustadz Abdul Somad adalah
Islam moderat, Islam yang fleksibel tidak fanatik pada satu ormas
tertentu, Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
57 Video youtube https://www.youtube.com/watch?v=5i6FIuDiXmY,
(Diakses Rabu 24 Oktober 2018, pukul 07:10 WIB). 58 Video
Youtubehttps://www.youtube.com/watch?v=m9gHpN2R6ok, (Diakses Rabu 24 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB).
160
B. AKTIVITAS DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD
MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE
Nama Ustadz Abdul Somad (UAS) kini tengah moncer.
Video-video ceramahnya banyak ditonton dan diunduh oleh
jutaan para pengguna medsos. Suaranya yang lantang saat
ceramah dan pemaparannya mendalam menjadi kekhasan sarjana
Jurusan Ilmu Hadits Universitas Al-Azhar, Mesir ini.
Dalam penelitian peneliti, sebenarnya Ustadz Abdul
Somad sudah berdakwah melalui media sosial youtube pada
enam tahun silam. Video pertamanya yang di unggah oleh
tafaqquh video itu pada 15 Mei 2012, video ceramah yang
berdurasi 14:09 itu berjudul “Pertanggung Jawaban Hidup”
dalam kajian bulanan pemda kepulauan Meranti, pada Kamis 05
April 2012 bertempat di Masjid Agung Selat Panjang.
Sedangkan pertama kali viral jagat medsos mengenal
ceramah ustadz kelahiran Silau Lama, Kabupaten Asahan,
Sumatera Utara ini ketika ia menyampaikan khutbah Jum’at
tentang keruntuhan khilafah di Turki dan Erdogan. Tak kurang
dari sejuta orang menonton khutbah yang “menggetarkan” itu.
“Itulah pertama ceramah saya dikenal secara nasional,” ujar
ustadz kelahiran 17 Mei 1977 ini.59
1. Memanfaatkan Media Sosial di Jalan Dakwah
Bagi Ustadz Abdul Somad, khutbah tahun 2014 yang
menjadi viral itu tak lepas dari kemajuan teknologi media. Ini,
59 https://www.youtube.com/watch?v=Tdr2kf6so8s, (Diakses pada
Senin 10 Oktober 2018 pukul 13.33 WIB).
161
tambahnya, sebuah kesempatan bagi dunia dakwah. Di saat Barat
ingin menjadikan segala fasilitas itu untuk merusak anak muda
Islam dan fasilitas internet menjadi ajang menebar maksiat,
namun justru dakwah bisa hadir di tengah itu semua. “Saya kira
ini tidak terfikirkan oleh Barat sendiri. Bahwa orang mengenal
kita bukan dari televisi, justru dari Youtube, Twitter, Whatsapp,
dan Instagram,” papar UAS.60
Maka itu, imbuhnya, jangan lewatkan segala kecanggihan
itu untuk wasilah dakwah. Ustadz Abdul Somad mengajak anak-
anak muda Islam dan para dai agar bisa menguasai itu semua.
“Islam tidak pernah melarang, justu ini semua alternatif untuk
menyebarkan Islam melalui dakwah di media sosial,”. Nyatanya,
penyebaran video dakwah melalui jejaring media sosial memang
terus berkembang. Ada yang sengaja mengunduh ceramah dari
internet, lalu diproduksi ulang menjadi video singkat dengan
menggunakan akun lain. “Ceramah resmi saya ada di Channel
Tafaqquh,” tegasnya.
Ustadz Abdul Somad hadir di era yang tepat. Di saat
seluruh perangkat komunikasi terkoneksi dengan dunia internet.
Di manapun orang berada, ceramah Ustadz Abdul Somad dapat
dinikmati. Yang menarik, lulusan S2 dari Daarul Hadits Al-
Hassania, Maroko ini mampu memaparkan setiap jawaban dari
jamaah secara gamblang. “Saya coba paparkan setiap persoalan
dalam pandangan imam-imam mazhab. Saya ingin umat ini
60Https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2018/01/01/1319
21/kupas-tuntas-ustadz-abdul-somad-1.html (Diakses, Minggu 16 september 2018).
162
paham tentang perbedaan yang ada dalam mazhab, sehingga kita
semua tetap saling menghormati,” ulas Ustadz Abdul Somad.
Namun semua itu, kata Ustadz Abdul Somad, tak lepas
dari pendidikan yang ia terima selama menempuh pendidikan di
Mesir dan Maroko. Sebelum berangkat studi ke Mesir, ia banyak
menerima pelajaran tentang Mazhab Syafi’i dari guru-gurunya di
Indonesia. Namun, saat di Mesir, ia diajarkan oleh dosen fikih
yang bermazhab Hanafi. Di Maroko, ia banyak berjumpa syaikh-
syaikh yang bermazhab Maliki. “Meski begitu kami tak diajarkan
untuk saling menghujat, mentahdzir, atau berkelahi gara-gara
perbedaan itu,”.61
Untuk menjawab dari pertanyaan umat mengenai mazhab
yang diamalkan oleh Ustdaz Abdul Somad kini terjawab,
menanggapi isu persoalan bahwasanya dakwah Ustadz Abdul
Somad adalah penganut dakwah fanatik anti kebhinekaan atau
disebutnya da’i radikal. Sedangkan diantara ke empat mazhab
Fiqh Ahulussunnah, Ustadz Abdul Somad memang pernah
mempelajari ke-empatnya. Dan mazhab fiqh Ustadz Abdul
Somad adalah mazhab Syafi’i.
Selain itu, aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yaitu
dakwah melalui media sosial youtube dengan akun resmi
tafaqquh video sesuai pengakuannya diatas dan tak sedikit juga
akun-akun yang bukan channel resmi Ustadz Abdul Somad, baik
akun youtube pribadi maupun akun komunitas seperti akun
61https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2018/01/01/13192
1/kupas-tuntas-ustadz-abdul-somad-1.html (Diakses, Minggu 16 September 2018, pukul 05:00 WIB).
163
Fodamara tv yang membagikan aktivitas dakwahnya karena
memang sudah izin bahkan Ustadz Abdul Somad menyuruh
untuk siapapun menyebarkan kebaikan melalui share video
dakwahnya Ustadz Abdul Somad.
Aktivitas dakwah dengan menempuh wasilah dakwah
melalui media sosial youtube, menurut hemat peneliti ini
merupakan ciri khas Ustadz Abdul Somad yang fenomenal saat
ini. Karena, dengan mengikuti perubahan zaman, dakwah melalui
media sosial youtube lebih menarik, kekinian dan lebih mudah
untuk mengakses video dakwah Ustadz Abdul Somad, dimana
pun dan kapan pun ummat membutuhkan. Baik itu ketika santai
di rumah, di kantor, bahkan kita bisa mendengarkan dakwah
Ustadz Abdul Somad cukup membuka youtube dari handphone
pribadi dan mencari channel resminya. Saat itu kita bisa langsung
mengikuti dan mendengar kajian dakwahnya melalui media sosial
youtube.
2. UAS Cerdik dalam Menggunakan Media Sosial
Mengikuti jejak pendahulunya, Ustadz Abdul Somad
adalah pendakwah yang berhasil memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk mendongkrak popularitasnya.
Popularitas pendakwah seperti dia sebenarnya bukanlah hal
baru. Pada era 1990-an, ada Zainuddin MZ yang dikenal
sebagai “ustaz sejuta umat.” Ceramah-ceramahnya selalu
dipadati oleh umat Islam dan rekaman-rekaman ceramahnya
dalam bentuk kaset diperdengarkan di radio-radio dan
masjid-masjid hampir setiap hari. Pada waktu itu, belum ada
164
ustadz yang sepopuler Zainuddin MZ. Ketika industri
televisi mulai berkembang, muncul ustadz-ustadz populer
lainnya seperti Aa Gym, Yusuf Mansur, almarhum Jefri AL
Buchori, Arifin Ilham, dan tidak ketinggalan Mamah
Dedeh.62
Memasuki era digital, Ustadz Abdul Somad mewakili
kelompok penceramah yang menggunakan media sosial
dalam menyampaikan ceramahnya. Ia tampaknya memahami
dengan baik kecenderungan orang dalam mengonsumsi
media saat ini yang lebih banyak menggunakan internet.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia pada 2017 memperlihatkan bahwa 43,89% rata-
rata orang Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses
internet minimal 1 jam per hari, sisanya mengakses internet
di atas 4 jam per hari. Sementara itu, persentasi pengguna
internet di atas 7 jam per hari mencapai 26,48%. Dari
keseluruhan pengakses internet, media sosial menjadi yang
paling banyak digunakan, yakni 87,13%, dan 69,64%
pengakses menggunakannya untuk menonton video.63
Dengan data ini, tidak mengherankan jika Ustadz
Abdul Somad kemudian menggunakan media sosial seperti
youtube untuk membangun popularitasnya sebelum
62 https://www.suara.com/tekno/2018/05/02/071500/dakwah-dan-
media-sosial-rahasia-kesuksesan-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Kamis, 20 Desember 2018, pukul 09:32 WIB).
63 https://www.suara.com/tekno/2018/05/02/071500/dakwah-dan-media-sosial-rahasia-kesuksesan-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Kamis, 20 Desember 2018, pukul 09:32 WIB).
165
kemudian menjadi terkenal di media massa konvensional
dan kehidupan sosial.
Dengan menggunakan media baru, dia yang semula
menunjukkan diri sebagai “ustadz pinggiran” mampu
menembus batas-batas dan hadir di setiap layar gawai para
penggemarnya di mana saja. Fenomena ini hanya mungkin
berlangsung dalam media baru karena keberadaannya yang
tak lagi mensyaratkan ‘gatekeeper,’ yang menyaring siapa
yang layak dan tak layak dipopulerkan. Seandainya tidak ada
youtube, Ustadz Abdul Somad mungkin hanyalah
penceramah lokal yang jangkauan siarnya terbatas.64
3. Islam Populer dan Kehausan Spiritual Masyarakat Urban
Ada cukup banyak media sosial yang populer digunakan
berdakwah oleh para dai di Indonesia. Salah satu yang paling
lazim dipakai adalah YouTube. Di medium khusus video itu,
tayangan dakwah dari berbagai ustaz sering menempati
posisi trendingalias yang paling laku. Pada YouTube, Ustadz
Abdul Somad adalah contoh pemuka agama yang paling popular.
Kepopuleran konten-konten dakwah yang disajikan media
sosial oleh para pemuka agama disebabkan terutama karena
ada audience (pasar) yang memang membutuhkan. Menurut
Hamzah, setidaknya ada tiga kriteria pengguna yang menyimak
dakwah lewat saluran-saluran media sosial.
64 https://www.suara.com/tekno/2018/05/02/071500/dakwah-dan-
media-sosial-rahasia-kesuksesan-ustaz-abdul-somad, (Diakses pada Kamis, 20 Desember 2018, pukul 09:32 WIB).
166
Pertama, pengguna yang memiliki keterbatasan waktu.
Terutama karena bekerja atau aktivitas lain. Menonton video-
video dakwah di youtube, misalnya, bisa mengatasi permasalahan
ini. Dengan berbekal gawai, waktu luang 10 hingga 20 menit, dan
koneksi internet, orang-orang sibuk bisa menyimak dakwah.
Kedua, mereka yang malu datang langsung pada pemuka
agama. Ini terutama disebabkan oleh umur yang menua, namun
tanpa didukung kedalaman ilmu agama. Kalah jika dibandingkan
anak atau saudara muda mereka. Menonton video dakwah di
YouTube atau membaca unggahan-unggahan bernuansa islami di
Facebook menjadi cara terbaik bagi mereka untuk menimba ilmu
agama tanpa perlu menunjukkan ketidakberdayaan di hadapan
golongan yang lebih muda.
Ketiga, mereka yang ingin belajar secara instan. Fenomena ini
jamak terjadi dalam masyarakat kelas menengah urban.65
Wasisto mengedepankan terminologi “Islam populer” dalam
karyanya bertajuk “Islam Populer Sebagai Pencarian Identitas
Muslim Kelas Menengah Indonesia” yang dimuat dalam Jurnal
Tasawuf dan Pemikiran Islam (2015). Terminologi tersebut
mengacu pada modernisasi terhadap nilai-nilai budaya Islam
dalam masyarakat. Dengan kata lain, ia merupakan sebentuk
akulturasi dunia modern dengan Islam.
Islam populer, menurut Wasisto, dijadikan strategi adaptasi
oleh masyarakat muslim untuk menghadapi dinamika zaman
tanpa meninggalkan identitas keislamannya.
65 https://tirto.id/mengapa-para-dai-bisa-amat-populer-di-media-
sosial-cCox, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 09:48 WIB).
167
“Islam populer bisa dimaknai dua hal: pertama syariatisasi
pasar, kedua kapitalisasi Islam. Kedua perspektif membawa
makna berbeda. Dakwah di media sosial itu kapitalisasi pasar,
karena ada semacam adaptasi Islam terhadap pasar. Begitupun
sebaliknya, bagaimana Islam beradaptasi di era modern. Makanya
menggunakan ikon pop culture (seperti Youtube, Facebook, dan
Twitter),” terangnya menjelaskan makna Islam populer lewat
sambungan telepon.
Secara tak langsung, media sosial yang dipelopori perusahaan-
perusahaan teknologi asal Barat merupakan simbol modernitas.
Dan konten-konten agama yang kemudian hadir di platform
modern itu merupakan bentuk akulturasi antara umat dan
kemajuan zaman.66
C. DAMPAK DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD
MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE
1. Pandangan Hanum rais
Melansir dari chanel youtube ILC (Indonesia Lawyers
Club) yang diunggah pada tanggal 07 Agustus 2018, membahas
keputusan Ijma’ Ulama mengenai calon wakil presiden 2019
mendatang, bahwasanya Forum Ijtima Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) merekomendasikan
Ustadz Abdul Somad sebagai salah satu Calon Wakil Presiden
Prabowo Subianto. di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Minggu,
66 https://tirto.id/mengapa-para-dai-bisa-amat-populer-di-media-
sosial-cCox, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 09:48 WIB).
168
(29/7/2018). Maka dengan munculnya informasi tersebut ILC
menayangkan tema khusus yang berjudul “Presidential and Vice
President Candidates Counting Days: Effort to Oust UAS”
dengan hashtag #ILCMendaulatUAS (Ustadz Abdul Somad).
Dari tayangan tersebut, seorang penulis buku humanisme
yakni Hanum Rais putri kelima dari Amien Rais, yang bukunya
selalu best seller, bahkan tulisan-tulisannya sering viral dan
menjadi trendsetter di media sosial. Ia memberi komentar positif
dan menanggapi hal #ILCMendaulatUAS #Somadeffect sehingga
berhasil menarik perhatian netizen dengan 663.030 total
penayangan videonya hingga 06 November 2018 saat ini.
Hanum Rais menyebutkan: “Puluhan juta masyarakat Indonesia yang setelah ijtima’ ulama itu, merasa mendapatkan oase yang luar biasa tidak hanya oase malahan. Telaga air yang kemudian memuaskan dahaga, keinginan mendapatkan pemimpin yang benar-benar datang dari hati masyarakat. Yang benar-benar datang dari rakyat bawah. Jadi setelah saya menulis Somad Effect itu, ada seorang wanita seorang ibu sebut saja Mbok Cipluk yang mengatakan ‘Mbak Hanum, ini saya punya uang 100 ribu. Tolong sampaikan pak Ustadz Abdul Somad, insyaAllah saya mendapatkan berkah dari uang 100 ribu ini untuk ikut serta memperjuangkan pak Ustadz Abdul Somad sebagai salah satu pemimpin, dalam hal ini cawapresnya pak Prabowo.”67
Dalam kutipan tersebut, Hanum Rais pada saat itu di ILC
mengungkapkan dan berharap Ustadz Abdul Somad agar
memikirkan kembali keputusannya yang menolak menjadi
cawapres 2019 mendatang. Karena dinilai kehadiran Ustadz
67 https://www.youtube.com/watch?v=enbwDlGAlLM, (Diakses pada
06 November 2018, pukul 17:02 WIB).
169
Abdul Somad sangat membawa pengaruh besar untuk umat Islam
masa kini, khususnya generasi milennial di era digital hari ini.
Selain itu, tulisan #SomadEffect Hanum Rais yang viral
di media sosial yakni tulisan caption pada unggahan poto Ustadz
Abdul Somad di akun Instagram pribadi milik Hanum Rais.
Caption itu adalah:
a. “Sebaiknya Ustadz Abdul Somad tetap berdakwah saja.
Menjadi suluh dalam gelapnya ruangan. Menjadi setetes
embun dalam sahara. Kita memerlukan itu”. Nasehat
demikian memang terdengar indah elegan dan mulia. Saya
pun mengiyakan. Namun demikian, saya teringat Snouck
Hurgronje seorang sarjana Belanda di jaman Hindia,
Belanda yang belajar agama Islam yang kemudian dikenal
sebagai mata-mata Kolonial. Ia pernah menasehati para
ulama, masyarakat adat Aceh pada saat itu untuk
meningkatkan ketakwaan umat serta selalu mengingatkan
umat pada kematian, masjid-masjid perlu didirikan dekat
makam. Terdengar mulia. Serentak membuahkan
anggukan.
b. Sungguh target Hurgronje bukan itu. Melainkan
sesungguhnya ia memiliki visi menjauhkan masyarakat
dari masjid, karena orang-orang jadi takut ke masjid,
terutama para pemudanya. Hurgronje tahu benar masjid
dan para pengunjungnya adalah kekuatan yang
membahayakan bagi rezim kolonial saat itu. Seruan
banyak pihak agar UAS berdakwah saja dan jangan
170
bermain politik seakan terdengar seperti seruan membuai
Hurgronje saat itu.
c. Di saat yang begitu krusial sekarang ini, marilah kita
berdo’a semoga sang suluh selama ini berkenan berubah
menjadi mentari . Setetes embun di sahara bersedia
menjelma jadi telaga mata air yang menyejukan bagi
bumi.
d. Marilah kita berbondong-bondong meyakinkan
@ustadzabdulsomad bahwa dirinya diperlukan oleh
bangsa. Tarikh menorehkan cerita, Abu Bakar maupun
Umar juga sebelumnya menolak jabatan yang diberikan
pada mereka hingga akhirnya mereka menjadi umara
panutan. Keulamaan dan kepemimpinan bersanding manis
dalam era tersebut. sejatinya politik dan agama memang
sebuah kesatuan. Rasulullah pun telah menjadikan dirinya
teladan sebagai pemimpin dan ulama terbaik sepanjang
masa.
e. Kesempatan tidak akan berulang. Kehadiran UAS di
tengah bangsa ini boleh jadi adalah kesempatan yang
Allah berikan untuk kita. Mudah-mudahan Allah
mengijabahi lewat dukungan seluruh elemen bangsa dan
umat di Indonesia. Wallahu ‘alam bisshawab.68
Kutipan Hanum Rais diatas, yang diposting 31 Juli 2018
merupakan #SomadEffect dalam bentuk pengharapan dan
68 Posting poto UAS https://www.instagram.com/p/Bl4QYJBgvLH/,
(Diakses pada 24 Oktober 2018, pukul 10:56 WIB).
171
permohonan agar Ustadz Abdul Somad bersedia mendampingi
Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden 2019-2024.
2. Pandangan Jonru Ginting
Berikut ini 7 fakta tentang Ustaz Abdul Somad versi Jonru
Ginting yang pernah di-posting pada timeline akun Facebooknya.
a. Ustadz Abdul Somad adalah tokoh lokal dari Riau yang
menjadi terkenal se-Indonesia karena banyak video
ceramahnya yang viral.
b. UAS asli Ustadz, sudah S2 di bidang agama, lulusan Al
Azhar Kairo dan S2 di Maroko pula. Jadi dari segi ilmu,
beliau sangat berkompeten.
c. UAS adalah “hasil kawin silang” antara ustadz lucu dan
ustadz berkualitas. Selama ini kedua jenis ustadz tersebut
seperti air dan minyak. Tak mungkin bersatu.Namun
Ustadz Abdul Somad berhasil mengawinkan keduanya.
Ceramah-ceramah beliau selain “bergizi tinggi”, juga enak
didengar, dan porsi lucunya pun sewajarnya saja. Tidak
berlebihan.
d. Gayanya sangat sederhana.
e. UAS bukan tipe ustadz kharismatik. Masyarakat
menghormati UAS karena ilmunya, bukan karena
kharismanya.
f. UAS juga bukan tipe ustadz stereotif (maksudnya
kelihatan banget gayanya seperti ustadz pada umumnya).
Gaya UAS biasa saja. Seperti orang
kebanyakan.Mendengar ceramah UAS, kita seperti
172
mendengar ucapan orang biasa yang kebetulan pintar di
bidang agama.
g. Banyak yang menyebut ustadz Abdul Somad sebagai
pengganti K.H. Zainuddin MZ. Dari segi popularitas
bolehlah. Namun dari segi karakter, keduanya sangat jauh
berbeda.69
Alhamdulillah, kita sebagai umat Islam Indonesia perlu
bersyukur karena memiliki seorang ulama seperti Ustadz Abdul
Somad. Dan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada teman-teman yang selama ini menshare video-video
ceramah ustadz Abdul somad. Semoga share-share Anda menjadi
amal jariah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat kelak.70
3. Pandangan Ustadz Abdullah Hadrami
Dalam cuplikan ceramahnya di youtube,Ustadz Abdullah
Hadrami menyebutkan bahwa:
“Ustadz Abdul Somad lulusan S1 Mesir, S2 Maroko. Ia kalau pengajian itu mencerahkan, membuka wawasan kita, menjadikan kita cerdas, bukan menjadikan kita kerdil. Ini penting, UAS punya buku 37 Masalah Populer, diantaranya masalah ini: tahlilan, shalawatan, dibahas disana. Ada argument dan alasan, itu penting.”71
69 Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Siapa
Ustad Abdul Somad? http://jateng.tribunnews.com/2017/11/21/siapa-ustad-abdul-somad-jonru-ginting-bocorkan-siapa-abdul-somad?page=3, (Diakses pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 10:10 WIB).
70 Jakarta, 18 Agustus 2017. Jonru Ginting. 71 https://www.youtube.com/watch?v=ptvZ6fzOMZ8, (Diakses pada
Kamis 20 Desember 2018, pukul 10:43 WIB).
173
4. Pandangan Habib Novel Alaydrus
Dalam cuplikan videonya di youtube, Habib Novel menuturkan
bahwa:
“Anjuran saya tonton videonya sebanyak-banyaknya, download, bagikan, sebar luaskan. Dia orang pinter, insyaAllah orang shaleh. Cerdas itu, termasuk orang yang IQ-nya tinggi. Termasuk orang-orang pilihan. Untung Indonesia punya orang-orang seperti beliau. Maka kalau ada videonya bantu di share, ajak orang untuk nonton. Biar Islam ini semakin bagus. Di ikuti ajarannya, tegas orangnya dan ilmiah. Jawabannya semua dengan keilmuwan. Beliau salah satu pejuang aswaja (ahlussunnah wal jama’ah), dengan keilmuwan yang matang.”72 Beberapa pandangan menyebutkan bahwa UAS adalah
tokoh panutan yang baik untuk diikuti. Dan setelah memahami
konsep Islam moderat, yaitu konsep yang diterapkan oleh Ustadz
Abdul Somad dalam aktivitas dakwahnya di media sosial
youtube, peneliti melihat ada beberapa dampak atau pengaruh
besar dari pemikiran dan aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad
di media sosial youtube, diantaranya:
a. Dakwah Ustadz Abdul Somad menanam konsep Islam
moderat, yang bermanhaj wasathiyyah sehingga cocok
untuk umat muslim hari ini yang kebanyakan dari mereka
subjektif, akan tetapi dakwahnya Ustadz Abdul Somad
menimbulkan toleran (tasammuh) yang tinggi terhadap
sesama umat muslim. Ustadz Abdul Somad tidak berat
terhadap ekstrem kanan dan ekstrem kiri melainkan
berada di jalur pertengahan atau wasathiyyah.
72 72 https://www.youtube.com/watch?v=ptvZ6fzOMZ8, (Diakses
pada Kamis 20 Desember 2018, pukul 10:57 WIB).
174
b. Dakwah Ustadz Abdul Somad merupakan dakwah yang
bermazhab ukhuwah. Artinya, menjelaskan Fiqh secara
universal dan merujuk pada ke empat Imam Mazhab
Ahlussunah, tidak tasyaddud (fanatik) pada salah satu
imam madzhab. Tidak rasis dalam ormas Islam baik itu
NU, Muhammadiyah, Persis, Perti, Al-Wasliyah dan lain
sebagainya justru merangkul sesama saudara muslim,
dalam artian tidak salah dalam memilih musuh.
c. Dakwah Ustadz Abdul Somad merupakan dakwah yang
fenomenal, karena Ustadz Abdul Somad selain
mempunyai keceradasan karena passion keilmuan pada
bidang hadits dan fiqh, Ustadz Abdul Somad juga
memiliki selera humor yang tinggi. Jadi mampu menarik
perhatian masyarakat, dan bahasanya dalam berdakwah
pun ringan sehingga seluruh kalangan masyarakat mampu
memahami materi dakwah yang disampaikannya. Bahkan
tidak sedikit anak-anak yang menyukai atau fans terhadap
Ustadz Abdul Somad.
d. Dakwah Ustadz Abdul Somad, merupakan dakwah yang
match atau cocok untuk era digital dan milenial seperti
saat ini. Jadi, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk
berdakwah. Isi konten youtube kini dibanjiri oleh video-
video dakwah Ustadz Abdul Somad. Dari situ munculah
istilah bahwa Ustadz Abdul Somad merupakan da’i
berjuta follower.
e. Dampak atau pengaruh dakwah Ustadz Abdul Somad
sangat diminati umat. Hingga saat ini jumlah
175
subscribersnya di youtube atas nama Tafaqquh Video itu
mencapai 722,314 subscraiber/berlangganan. Dan
penayangan video terbanyaknya mencapai 6,596,373
penonton yakni video yang berjudul “5 Penyesalan setelah
mati (Masjid Raya Bandung 30/03/2018)”.
Peneliti dapat menyimpulkan dari beberapa elemen
Somad Effect yang telah dibahas, bahwa dampak atau pengaruh
yang paling menonjol dari pemikiran dakwah Ustadz Abdul
Somad yakni serupa dengan pesan Syeikh Ali Jum’ah kepada
mahasiswa al-Azhar di majelis istifta’ ia menyebutkan خروج من )
artinya “keluar dari perbedaan adalah dianjurkan”.73 الخالف مستحب)
Sehingga, ketika ada berbagai macam bentuk perbedaan
pendapat. Ambil pendapat dari para Ulama yang menurut kita
arjah. Maka kita sudah keluar dari lingkaran perbedaan, dengan
tanpa menyalahkan pendapat yang lain. Karena tidak mungkin
Ulama madzhab itu menentang sunnah.74
Oleh sebab itu dampak dari pemikiran dakwah Ustadz
Abdul Somad yakni yang mampu menyatukan dan merekatkan
umat. Sehingga umat ini tidak saling menyalahkan dan
meributkan perkara-perkara yang sebenarnya para ulama sudah
tuntas membahasnya. Dari situlah muncul pengaruh dakwah yang
membangun ber-Islam yang santun dan mau mengerti golongan
lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya.
73 https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/,
(Diakses pada Minggu, 16 Desember 2018, pukul 22:58 WIB). 74 https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/,
(Diakses pada Minggu, 16 Desember 2018, pukul 23:02 WIB).
176
Bab selanjutnya yakni bab penutup atau bab VI, bab yang
membahas kesimpulan dari hasil temuan penelitian yang
dipersingkat.
177
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pemikiran dakwah Ustadz Abdul Somad tidak lain ingin
mencerdaskan masyarakat dari pemikiran yang primitif menuju
pemikiran yang komprehensif. Pemikiran dakwah yang
digunakannya adalah strategi pemikiran dakwah yang sudah di
ajarkan Al-Azhar yaitu manhaj wasathiyyah (moderat). Maksud
wasathiyyah adalah “Laa syarqiyyah walaa Ghorbiyyah” (tidak
ketimur-timuran tidak pula kebarat-baratan) artinya berada di
tengah- tengah. Tidak “tasyaddud” (asal mengharamkan,
membid’ahkan, mengkafirkan) sehingga umat merasa takut dan
cemas, tidak pula “tasayyur” (mudah menghalalkan apa saja
tanpa hujjah dan dalil yang jelas).
Sedangkan pada tatanan aktivitas dakwahnya yaitu
dakwah melalui media sosial youtube. Media sosial merupakan
wasilah dakwah, yaitu alternatif untuk menyebarkan Islam.
Karena pada nyatanya, penyebaran video dakwah melalui jejaring
media sosial memang terus berkembang. Bahkan ada yang
sengaja mengunduh ceramah dari internet, lalu diproduksi ulang
menjadi video singkat dengan menggunakan akun lain. Dan
channel resmi Ustadz Abdul Somad di youtube ada di Channel
“Tafaqquh Video”.
Dari aktivitas dakwah Ustadz Abdul Somad yang
fleksibel, dengan menerapkan manhaj wasathiyyah ini
mewujudkan dampak atau pengaruh yang mampu menyatukan
178
dan merekatkan umat. Sehingga umat ini tidak saling
menyalahkan dan meributkan perkara-perkara yang sebenarnya
para ulama sudah tuntas membahasnya. Dari situlah muncul
pengaruh dakwah yang membangun ber-Islam yang santun dan
mau mengerti golongan lain, tanpa mengurangi prinsip-prinsip
Islam yang sebenarnya. Perwujudan dampak ini disebut dengan
Somad Effect.
B. Saran
Kepada mahasiswa, umumnya mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya kepada mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam. Untuk mempelajari media sosial
dan memanfaatkan media sosial sebagai medium dakwah di era
digital seperti saat ini. Bahkan lebih baik lagi jika menambah
konsep baru atau istilah baru dalam strukur ilmu dakwah.
Kepada praktisi da’i-da’iyah yang sudah berdakwah
melalui media sosial, baik facebook, Instagram maupun youtube
disarankan untuk lebih memfokuskan lagi pada ranah pemikiran
yang akan menjadi tujuan dalam berdakwah agar dakwahnya
jelas tidak asal ikut-ikutan dan tertuntun oleh agama yang hanif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz. Islah al-Wakhudu al-Diniy, (Mesir: Attiqarah al-Kubra, 1997).
Abdul Somad. 33 Tanya Jawab Seputar Qurban, (Riau: Tafaqquh Media, 2015).
___________. 37 Masalah Populer, (Riau: Tafaqquh Media, 2014).
___________. 99 Seputar Shalat, (Riau: Tafaqquh Media, 2014).
Abdurrahman Al-Baghdadi, Dakwah Islam dan Masa Depan
Umat, (Bangil: Al-Izzah, 1997).
Adeng Mukhtar Ghazali. Antrpologi Agama, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004).
Agus Bustanuddin. Agama Dalam kehidupan Manusia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
Ahmad Subandi. Ilmu Dakwah Pengantar kearah Metodologi, (Bandung: Syahida, 1994).
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Ponpes Al-Munawir: 1984).
Ali Mahfudz. Hidayataul Mursyidin, (Mesir: Daar Al-Mishr, 1975).
Al-Imam al-‘Alamah Abi al-Fadzil Jamaluddin Muhammad Ibn Makrm Ibn Mandzur al-Iftiqary al-Misry, Lisan al-Arab Li Ibn Mandzur, Jilid 15, Cet. IV, (Beirut: Dar Sader Publishers, 2005).
Amrullah Ahmad (ed.), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1983).
Anthony Giddens, Beyond Left and Right, Tarian Ideology Alternative diantara Pusara Sosialisme dan Kapitalisme, Terj. Imam Khoiri (Yogya: Ircisod, 2003).
Asep Muhyiddin. Kajian Dakwah Multipersfektif: Teori, Metodologi, Problem dan Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014).
Asep Saeful Muhtadi. Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012).
Asmuni Syukir. Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1983).
Assa Brigss dan Peter Burke, A Social History Of The Media , (New York: Polity Press, 2000).
Azas Ibrahim. al-Mu’jam, al Wasith, (Kairo: Majma’ al-Lughah al-Arabiyyah, 1976).
Breakenridge, D. K. Social Media and Public Relations, (New Jersey: Pearson Education Inc, 2012).
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003).
Burton, G. Media and Society, Critical Persfectives, (New York: Open University Press, 2005).
Endang Saefudin Anshari . Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali Press,1991).
Enjang dan Aliyudin. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009).
Emzir, Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012).
Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017).
Faqih Syarif. Menjadi Da’i Yang Dicinta: Menyampaikan Dakwah Dengan Cara Yang Efektif, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2011).
Frijof Capra, Titik Balik Peradaban, Sains, Masyarakat dan kebangkitan Kebudayaan, (Yogyakarta: Bentang, 1998).
Fusch, C. Social Media a Critical Introduction, (Los Angeles: SAGE Publications, 2014).
Hafi Anshari. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993).
Hamzah Ya’qub. Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership, (Jakarta: Diponegoro, 1992).
Hasan Hanafi, al-Yasar al-Islamiy, (Cairo: Kitabat fi an-Nahdhah al-Islamiyah, 1981).
Ibnu Khaldun. Muqaddimah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986).
Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1993).
John L. Esposito, “Contemporary Islam: Reformation or Revolution?”, (Oxford: Oxford University Press, 2001).
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2015).
Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Cet. VIII (Bandung: Mizan, 1998).
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 1989).
Masdar Helmy, Ilmu Dakwah, (Yayasan Amanah, 1986).
Masyhur, Syaikh Mushtafa. Fiqh Dakwah, (Jakarta: Al-‘Itishom, 2000).
McQuail, D. Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003).
M. Imarah, Karakteristik Metode Islam, (Jakarta: IIIT dan Media Dakwah, 1994).
Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah: Edisi revisi, (Jakarta: Kencana, 2004) .
Mubarak Muhammad Sa’id, al-Dakwah wa al-Idarah, (Madinah al-Munawarah: Dar al-Dirasah al-Iqtisadiyah, 426 H).
Muhammad Al-Ghazali. Humumu Da’iyah (Keprihatinan Seorang Juru Dakwah),(Terj. M Jamaluddin), (Bandung: Mizan, 1991).
Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam, (Jakarta, Perpustakaan Nasional: Akbar Media Eka Sarana, 2005).
Muhammad Abdul fatah Al-Bayanuni, al-Madkhal Ila ‘Ilmi al-Da’wah, Cetakan III, (Beirut: Risalah Publishers, 2001).
Muhammad Shulton. Pengertian Mujadalah Dalam Al-Qur’an, Makalah penelitian Departemen Agama, 2000.
Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung : Mizan Publishing, 1998).
Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, (Jakarta : Paramadina, 1992).
Onong Uchjana Efendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001).
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007).
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1995).
Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007).
Robert LIyod George, The East-West Pendulum ( Cambridge: WoodHead-Faulkner,Ltd.,1992).
Rosen, J. The People Formely Known as the Audience. In the Social Media Reader. (Newyork: Newyork University Press, 2012).
Rully Nasrullah. Media Sosial (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015).
Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam (Islam, Iman dan Ihsan), terj. Gufron A. Mas’ad, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997).
Sa’id Al-Qahtani. Menjadi Da’i Yang Sukses, (Jakarta: Qisthi Press, 2005).
Samsul Arifin dan M. Taufiq Maulana, Mazhab Ukhuwah: KH. Abdul Somad, Lc.,MA, (Pontianak, CV. Razka Pustaka, 2017).
Slamet Muhaemin Abda. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994).
Syamsul Munir Amin. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009).
Syamsul Munir Amin. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008).
Sayyed Qutb, Fii Dhilalil Qur’an, (Beirut, Ihyaut Turatsi al-Araby, 1976).
Syaikh Ghazali. Ad-Da’wah Al-Islamiyyah Tastaqbilu Qarnaha Al-khamis ‘Asyar (Dakwah Islam Menghadapi Abad ke-15 Hijriah). (Kairo: Maktabah Wahbah, 1990).
Syaikh Ghazali. At-Thariq Min Huna (Damaskus: Dar al-Qalam, 1996).
Syaikh Ghazali. Bain al-‘Itidaal wa tatarruf, dalam as-Sahwah al-Islamiyah: Ru’yah Naqdhiyah min ad-Dakhil (Mesir: Al-Nasyir li al-Thiba’ah wa al-Nasyir wa at-Tauzi’ wa al-‘Ilan, 1990).
Syeikh Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, jilid V, Juz 13.
Tim Redaksi Qultummedia, “Ustadz Abdul Somad (Da’i Berjuta Followers),” (Jakarta: Qultummedia, 2018).
Thoha Jabir Alwani. Krisis Pemikiran Modern Diagnosis dan Resep Pengobatannya, (Jakarta: LKPSI, 19899).
Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani, 1999).
Toto Asmara. Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gramedia Pratama: 1987).
Watson, Helen. Women and The Veil: Personal Responses to Global Process, (New York: Columbia University Press, 1991).
Woodward, Mark. (Arizona University State: Consortium for Strategic Communication, 2007).
Yusuf al-Qardhawi, Fatawa Qardhawi, terj: H. Abdurrahman Ali Bauzir, (Surabaya: Risalah Gusti,1996).
Yusuf al-Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, terj: H. Mu’ammal Hamidy, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1976).
Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi; Teori Komunikasi dalam Persfektif Penelitian Kualitatif, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015).
JURNAL Mashdar F. Mashudi, Dakwah Islami Mencari Paradigma Baru,
Makalah yang disampaikan pada seminar sehari tentang Politik Dakwah, (IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Desember 1991).
Miftahudin, Islam Moderat konteks Indonesia dalam Persfektif Historis, (Jurnal: MOZAIK,Volume V Nomor 1, Januari 2010).
Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Komunikasi, (jurnal komunikator, vol.5, 2010).
O’Leary, Stephen, D. “Cyberspace as Sacred Space: Communicating Religion on Computer Networks”, dalam journal of the American Academy of Religion: 1996.
Pardianto, “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, (Jurnal Komunikasi Islam Vol.03, 01 Juni 2013).
Prihananto, “Internet Sebagai Dakwah Alternatif pada Masyarakat Informasi”, (Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.04, Oktober 2001).
Sambas Syukriadi . Sembilan Pasal Pokok-Pokok Filsafat Dakwah (Bandung: KP Hadid Fakultas Dakwah IAIN Bandung, 1999).
Samsul Munir Amin, Tajdid Al-Fikrah fi ad-Dakwah al-Islamiyah, Maqalah bi al-Lughah al-Arabiyah, Kulliyah ad-Dakwah, (Wonosobo: al-Jami’ah li ‘Ulum al-Qur’an Jawa al-Wustha, 17 Ramadhan 1424H/2003M).
Shofi, M. Dkk, “Fenomena Auragenic Ustadz Somad Berdakwah Via Sosmed” (UIN Jakarta, Makalah: 2017).
Tim Penyusun, Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2017.
Tim Penyusun. Perbandingan Agama I, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, (Depag RI, Jakarta: 1982).
Zainal Abidin Ahmad, Pembaharuan Dakwah, dalam Mimbar Ulama, No. 55, Januari-Februari 1982.
WEBSITE https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-
digital-ustadz-abdul-somad pekanbaru. http://www.daririau.com/read-9021166--sejak-kecil-ustad-abdul-
somad-sudah-ditempa-jadiguru.html. https://suaramuslim.net/strategi-dakwah-ustadz-abdul-somad/. http://www.easymedia.in/social-media-can-organized-6-clear-
categories/. http://www.rebeccablood.net/essays/weblog)__history.html https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/ https://www.jurnalkomputer.com/attachments/article/832/YOUT
UBE.pdf http://www.nalet.net/2017/10/15/pendiri-youtube-dan-sejarah-
awal-didirikannya-youtube/ https://www.maxmanroe.com/sosok-3-serangkai-di-
balikkesuksesan-youtube.html https://www.eramuslim.com/berita/nasional/inilah-kisah-
perjalanan-hidup-ustadz-abdul-somad.htm#.W5X2_y2B3MI
http://kupang.tribunnews.com/2018/08/07/profil-lengkap-ustadz-abdul-somad-latar-belakang-dan-silsilah-keluarga-berikut-kisah-uas
https://www.viva.co.id/siapa/read/660-ustaz-abdul-somad https://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2018/01/01/13
1921/kupas-tuntas-ustadz-abdul-somad-1.html https://www.manufal.sch.id/sejarah-singkat/ http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/B5636A5E8A2B
38D211FC https://mtsmuallimin.wordpress.com https://news.bersamadakwah.net/2017/12/kisah-seorang-syeikh-
yang-ternyata.html https://news.detik.com/kolom/4155722/fenomena-ustadz-abdul-
somad https://www.viva.co.id/berita/nasional/1069801-ustaz-somad-
ceramah-di-hut-mpr-dpr-ke-73 https://www.youtube.com/watch?v=mRR5EfPvRpc, https://joglosemarnews.com/2018/07/dicalonkan-sebagai-
cawapres-begini-tanggapan-ustadz-abdul-somad/ http://jateng.tribunnews.com/2018/08/07/tetap-menolak-jadi-
cawapres-ustadz-abdul-somad-saya-sampai-mati-jadi-ustadz-saja?page=3
http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan-ustaz-abdul-somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari-lembaga-adat-melayu.
http://tbtafaqquh.com/37-masalah-populer.html http://www.tbtafaqquh.com/33-tanya-jawab-seputar-
qurban.html?o=default http://www.tbtafaqquh.com/30-fatwa-seputar-
ramadhan.html?o=default http://www.tbtafaqquh.com/99-tanya-jawab-seputar-shalat-
ustadz-abdul-somad-lc-ma.html?o=default https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/04/06/p6rcvx440-tokoh-perubahan-republika-2017-ustaz-abdul-somad
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/10/p6z3mf348-pesan-ustaz-somad-pada-acara-tokoh-perubahan-republika-2017
https://nasional.sindonews.com/read/1296714/15/tokoh-perubahan-2017-dari-ustaz-abdul-somad-hingga-menteri-pupr-1523356406
https://www.youtube.com/watch?v=Tdr2kf6so8s http://www.istanbul.gov.tr/Default.aspx?pid=343 https://www.kompasiana.com/hertie/552835866ea83430728b45b
c/hagia-sophia-awalnya-adalah-gereja-lalu-masjid-dan-kini-jadi-museum,
https://almanhaj.or.id/453-kedudukan-hadits-tujuh-puluh-tiga-golongan-umat-islam.html
LAMPIRAN
Ustadz Abdul Somad, LC., MA
Akun Resmi UAS Kantor Manajemen UAS
Rihlah Dakwah Ustadz Abdul Somad ke Suku terasing Talang Mamak, Indragiri Hulu-Riau.
30 Agustus 2017.
Ustadz Abdul Somad ikut serta dalam upacara dan
mengibarkan bendera merah putih Bersama siswa-siswi SD Suku Talang Mamak. 30 Agustus 2017.
Perjalanan rihlah dakwah menuju dusun-dusun terasing Suku Talang Mamak. 30 Agustus 2017.
Ustadz Abdul Somad di dampingi Dr. Mustafa Umar, M.A 20 Februari 2018.
Prosesi penganugerahan gelar “Datuk Seri Ulama Setia Negara”
20 Februari 2018.
Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. Atas Gelar “Datuk Seri Ulama Setia Negara” Dianugerahkan oleh Majelis
Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau pada Selasa, 20 Februari 2018.
Ustadz Abdul Somad menerima penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2017. Jakarta theater, Jakarta Pusat,
10 April 2017.
Dukungan umat kepada Ustadz Abdul Somad untuk menjadi calon wakil presiden periode 2019-2024.
29 Juli 2018.
Ustadz: "Bu, mengapa anak-anak ini meniru tausiyah saya? Menggambar saya, minta photo bareng, manggil-manggil,
akrab, tidak takut". Dosen Psikologi: "Karena Ustadz menggunakan bahasa yang
sederhana. Mudah mereka cerna. Menyebut tokoh-tokoh yang familiar bagi mereka. Selebihnya, Allah yang punya
kuasa melunakkan hati manusia" Ini kesempatan bagi para pegiat animasi untuk
menyelamatkan generasi hijau dengan cerita-cerita Islami. 05 November 2018.
Suasana safari dakwah Ustadz Abdul Somad di Masjid Jami’ Al-Ma’mur, Tanah Abang. Yang dihadiri oleh Gubernur
DKI Jakarta, Anies Baswedan. Habib Fikri Thoriq, dan Qori Muammar, ZA. 02 februari 2018.
Tabligh Akbar di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq, Cawang-Jakarta Timur. 02 Februari 2018.
Tabligh Akbar di Islamic Center Indonesia, Kwitang Habib Ali Bin Abdurrahman al-Habsyi. 04 Februari 2018.
Screenshoot Whats’App: wawancara permohonan izin pengangkatan judul Tesis kepada Ustadz Abdul Somad.
15 Januari, 2017.
Syai’r Ustadz Abdul Somad ketika menerima gelar “Datuk Ulama Setia Negara”
Melihat Sungai Nil dan Piramida, bersua dengan Firaun
dan Musa. Dari bumi Malaya akhirnya terdampar di Gurun Sahara, hampir sampai ke Barcelona. Setelah lama mengembara kembali jua ke bumi tercinta. Tanah Siak Sri Indra Pura. Membawa gelar LC MA, banyak orang bertanya-tanya, apalah agaknya artinya? Lagi Cemas Mencari Anak dara.
Nasihat orang tua-tua berlayarlah di pokok yang gagah
perkasa. Barangnya jadi penyengga, akarnya tempat bersila. Bersilaturrahim ke rumah doktor Mustafa. Rumah putih di Jalan Gulama. Dia bawa daku sebelum senja. Ke TVRI membawa acara. Bila dia pergi ke Malaysia, dia duduk di singgasana, menjadi guru sekejap mata.
Subuh tiba gelap gulita, mengunjungi mesjid di pagi buta, jamaah pun tak pula ada, banyak tiang dari manusia. Berbekal sabar dan doa. Nasib baik datang menyapa. Khotbah bergetar dari mesjid raya. Banyak mata terpesona, caci hamun pun ikut terta. Lovers and haters kata anak muda.Ada pula yang menuduh paksa, dengan fitnah anti Bhineka Tunggal Ika. Diusir dari Pulau Dewata, dideportasi dari Negeri China.
Tapi hati tak rasa geram. Sebab itu belum ada apa-apanya,
bila dibanding nabi besar kita, gigi patah dan terluka, namun tetap berbalas doa. Sungguh tak layak masuk surga, busuk hati terus dipelihara. Orang Melayu cinta negara, 13 juta golden Belanda, diberikan untuk membela bangsa, Sultan Syarif Kasim orang mulia, dari Kerajaan Siak Sri Indra Pura.
Berbaurlah ke Yogyakarta, jangan kau ajar kami tentang
cinta negara, kalau bukan karena kami punya bahasa, kau pun tak dapat bertutur kata. Dendam jangan masuk ke kepala. Masih banyak yang perlu dewasa. Anak Sakai meniti pipa, anak Akit senyum menyapa, Talang Mamak terus menganya, padahal minyak tiada terkira, tapi apa mau dikata, terlampau banyak diangkut ke Jakarta.
Awan berarak mengikuti senja, budak menuju surau mushala, quran di tangan dan alif, ba, ta, tak lupa rotan dibelah dua. Tapi kini semua dah sirna, semua sudah berganti rupa, budak asyik bermain SEGA, playstation dan warnet beraneka. Batman hingga Mahabarata, sampai Spidermen sarang laba-laba.Kalaulah tak ada usaha, budak Melayu kan hancur binasa. Melayu hanya tinggal nama, rusak karena AIDS dan narkoba. Menjemput murka dan bencana, wajah menjadi bermuram durja.
Selepas masuk Belanda, banyak orang tak boleh tulis
baca, huruf arab berbilang serta, Melayu Riau boleh berbangga, huruf arab merata-rata, dari mesjid hingga kantor walikota. Tapi bila tiba saatnya, huruf arab hanya mantra, dibaca saat duka cita, atau untuk pelet wanita. Sungguh kiamat di pelupuk mata.
Maka, masukkan lah anak ke sekolah agama, ada Gontor
7 di jalan ke Kampa, Darel Hikmah, Babussalam dan As-Shofa, atau IBS arah asrama tentara. Memang agak mahal biaya, minimal pelajaran agama ada 5. Menjadi bekal dari muda ke tua. Andai tersesat boleh kembali semula, mereka akan jadi pemimpin bangsa.
Dari presiden sampai Pak KUA, kita semua akan binasa,
harta tiada dibawa serta, doa anak saleh jua lah yang mengalir ke kita.Tepak sirih merah merona, gambir, kapur dan pinang tua mulut mengunyah bermasam muka. Tanda ludah sedang merasa. Pahit, kelat dan pedar ada. Semua mesti ditelan sama, pertanda hidup berumah tangga.
Makan dan duduk memasang kenanga, jemputan hadir
saudara mara. Berzanji dibaca merhaba, tuan mufti membaca doa, air mata bahagia ayah dan bunda, menanti cucu penyejuk mata. Di sanalah bahagia berpunca. Tapi kini semua tak ada, akad menjadi majlis duka. Karena marah menghujam dada, rusak sudah pemudi pemuda, amuk dan hamun mengisi acara. Mereka tak salah jua. Karena diam kitalah bencana mereka.
Banyak orang bertanya-tanya, siapa lah agaknya menulis
kata-kata berbingkai makna? menyentuh rasa hati dan kepala, bila pula dia menulisnya? Jawabnya, siapa lagi kalau bukan Datuk
Seri Ulama Setia Negara. Ditulis saat dalam perjalanan dari Jakarta di dalam pesawat garuda.
Tapi bila malaikat maut tiba, pangkat dan kuasa tak lagi
bermakna, hanya iman dan amal saleh jua yang akan dibawa serta. Tinggalah rumah besar bertingkap kaca, anak menantu, sahabat dan tetangga, kait songket berbaju sutra, cincin emas dan batu permata, rubi, zambrud dan batu permata.
Kalau ada tangan yang pernah menyapu air mata, orang
susah dan miskin papa, kepala anak yatim tiada berbapak, itulah yang akan dibawa serta. Apa tanda Melayu menyapa, lemah lembut bertutur kata, apa tanda Melayu beragama, takut pada Allah semata, apa tanda Melayu bernegara tetes darah asal jangan hina.
Kalau memang datang menyapa saat tanah pusara sudah
merata, anak, menantu, jiran tetangga tak akan mau ikut serta. Tinggal lah diri sebatang kara. Bila sampai masanya tiba, anak berbisik ke pangkal telinga, buah hati belaian jiwa berkata: Lailahailallah azza wajalla.
CURRICULUM VITAE 1. Data Pribadi
Nama : Syifa Hayati Islami
Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 11 Maret 1995
Alamat Rumah : Sumurlaban, Tirtajaya, Karawang.
Kode Pos : 41357
Email : [email protected]
No. Hp : 085794348434
2. Riwayat Pendidikan
SDN Sumurlaban : Tahun 2000-2006
MTS Mursyidul Falah : Tahun 2006-2009
MA YPPA Cipulus : Tahun 2009-2010
MA Al-Muthohhar : Tahun 2010-2012
UIN SGD Bandung : Tahun 2012-2016
UIN SYAHID Jakarta : Tahun 2017-2018