penalaran probhchgch

29
5/6/2014 1 SISTEM CERDAS Kuliah ke : 7 PENALARAN KETIDAKPASTIAN PROBABILITAS & TEOREMA BAYES TEORI DHAMSTER SHAFER KETIDAKPASTIAN Dalam kenyataan sehari-hari banyak masalah didunia ini tidak dapat dimodelkan secara lengkap dan konsisten. Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan, dengan ciri-ciri penalaran sebagai berikut : adanya ketidakpastian adanya perubahan pada pengetahuan adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk

Upload: san-toso

Post on 28-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SISTEM CERDASKuliah ke : 7PENALARANKETIDAKPASTIANPROBABILITAS & TEOREMA BAYESTEORI DHAMSTER SHAFERKETIDAKPASTIANDalam kenyataan sehari-hari banyak masalahdidunia ini tidak dapat dimodelkan secaralengkap dan konsisten.Suatu penalaran dimana adanya penambahanfakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan,dengan ciri-ciri penalaran sebagai berikut :– adanya ketidakpastian– adanya perubahan pada pengetahuan– adanya penambahan fakta baru dapat mengubahkonklusi yang sudah terbentuk5/6/20142contoh :Premis -1 : Aljabar adalah pelajaran yang sulitPremis -2 : Geometri adalah pelajaran yang sulitPremis -3 : Kalkulus adalah pelajaran yang sulitKonklusi : Matematika adalah pelajaran yang sulitMunculnya premis baru bisa mengakibatkan gugurnyakonklusi yang sudah diperoleh, misal :Premis -4 : Kinematika adalah pelajaran yangsulitPremis tersebut menyebabkan konklusi :“Matematika adalah pelajaran yang sulit”menjadi salah, karena Kinematika bukan merupakanbagian dari Matematika, sehingga bila menggunakanpenalaran induktif sangat dimungkinkan adanyaketidakpastian.Untuk mengatasi ketidakpastian makadigunakan penalaran statistik.5/6/20143PROBABILITAS &TEOREMA BAYESROBABILITASProbabilitas menunjukkan kemungkinansesuatu akan terjadi atau tidak.Misal dari 10 orang sarjana , 3 orang menguasai cisco,sehingga peluang untuk memilih sarjana yangmenguasai cisco adalah :p(cisco) = 3/10 = 0.3 TEOREMA BAYES5/6/20144Contoh :Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Doktermenduga bahwa Asih terkena cacardengan : probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Asih terkena cacar p(bintik | cacar) = 0.8 probabilitas Asih terkena cacar tanpa memandang gejala apapun p(cacar) = 0.4 probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Asih terkena alergi p(bintik | alergi) = 0.3 probabilitas Asih terkena alergi tanpa memandang gejala apapun p(alergi) = 0.7 probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Asih jerawatan p(bintik | jerawatan) = 0.9 probabilitas Asih jerawatan tanpa memandang gejala apapun p(jerawatan) = 0.5Maka :probabilitas Asih terkena cacar karena adabintik-bintik di wajahnya :5/6/20145 probabilitas Asih terkena alergi karena adabintik-bintik di wajahnya :

TRANSCRIPT

Page 1: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

1

SISTEM CERDAS

Kuliah ke : 7

PENALARAN

KETIDAKPASTIAN

PROBABILITAS & TEOREMA BAYES

TEORI DHAMSTER SHAFER

KETIDAKPASTIAN

Dalam kenyataan sehari-hari banyak masalah

didunia ini tidak dapat dimodelkan secara

lengkap dan konsisten.

Suatu penalaran dimana adanya penambahan

fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan,

dengan ciri-ciri penalaran sebagai berikut :

– adanya ketidakpastian

– adanya perubahan pada pengetahuan

– adanya penambahan fakta baru dapat mengubah

konklusi yang sudah terbentuk

Page 2: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

2

contoh :

Premis -1 : Aljabar adalah pelajaran yang sulit

Premis -2 : Geometri adalah pelajaran yang sulit

Premis -3 : Kalkulus adalah pelajaran yang sulit

Konklusi : Matematika adalah pelajaran yang sulit

Munculnya premis baru bisa mengakibatkan gugurnya konklusi yang sudah diperoleh, misal :

Premis -4 : Kinematika adalah pelajaran yang sulit

Premis tersebut menyebabkan konklusi : “Matematika adalah pelajaran yang sulit”

menjadi salah, karena Kinematika bukan merupakan bagian dari Matematika, sehingga bila menggunakan penalaran induktif sangat dimungkinkan adanya ketidakpastian.

Untuk mengatasi ketidakpastian maka

digunakan penalaran statistik.

Page 3: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

3

PROBABILITAS &

TEOREMA BAYES

� PROBABILITAS

Probabilitas menunjukkan kemungkinan sesuatu akan terjadi atau tidak.

Misal dari 10 orang sarjana , 3 orang menguasai cisco,

sehingga peluang untuk memilih sarjana yang

menguasai cisco adalah :

p(cisco) = 3/10 = 0.3

� TEOREMA BAYES

Page 4: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

4

Contoh :

Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

dengan :

� probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Asih terkena cacar � p(bintik | cacar) = 0.8

� probabilitas Asih terkena cacar tanpa memandang gejala apapun � p(cacar) = 0.4

� probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Asih terkena alergi � p(bintik | alergi) = 0.3

� probabilitas Asih terkena alergi tanpa memandang gejala apapun � p(alergi) = 0.7

� probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Asih jerawatan � p(bintik | jerawatan) = 0.9

� probabilitas Asih jerawatan tanpa memandang gejala apapun � p(jerawatan) = 0.5

Maka :

probabilitas Asih terkena cacar karena ada

bintik-bintik di wajahnya :

Page 5: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

5

� probabilitas Asih terkena alergi karena ada

bintik-bintik di wajahnya :

� probabilitas Asih jerawatan karena ada bintik-

bintik di wajahnya :

Page 6: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

6

Jika setelah dilakukan pengujian terhadap

hipotesis muncul satu atau lebih evidence

(fakta) atau observasi baru maka :

Dengan :

Page 7: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

7

Dengan :

Misal :

Adanya bintik-bintik di wajah merupakan gejala seseorang terkena cacar. Observasi baru menunjukkan bahwa selain bintik-bintik di wajah, panas badan juga merupakan gejala orang kena cacar.

Jadi antara munculnya bintik-bintik di wajah dan panas badan juga memiliki keterkaitan satu sama lain.

Page 8: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

8

Asih ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar dengan probabilitas terkena cacar bila ada bintik-bintik di wajah

� p(cacar | bintik) = 0.8

Ada observasi bahwa orang terkena cacar pasti mengalami panas badan. Jika diketahui probabilitas orang terkena cacar bila panas badan

� p(cacar|panas ) = 0.5

Keterkaitan antara adanya bintik-bintik di wajah dan panas badan bila seseorang terkena cacar

� p(bintik | panas, cacar) = 0.4

Keterkaitan antara adanya bintik-bintik di wajah dan panas badan

� p(bintik | panas) = 0.6

Page 9: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

9

Maka :

Pengembangan lebih jauh dari Teorema

Bayes adalah Jaringan Bayes.

Contoh : hubungan antara krismon, PHK,

pengangguran, gelandangan dalam suatu

jaringan.

Page 10: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

10

Muculnya pengangguran

disebabkan PHK

Muculnya pengangguran dapat

digunakan sebagai evidence untuk

membuktikan adanya gelandangan

Page 11: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

11

Probabilitias terjadinya PHK jika terjadi krismon,

probabilitas munculnya gelandangan jika terjadi krismon

Probabilitias untuk jaringan bayes

Page 12: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

12

FAKTOR KEPASTIAN

TEORI DEMPSTER SHAFER

24

FAKTOR KEPASTIAN

(CERTAINTY FACTOR) Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian

terhadap suatu fakta atau aturan.

CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]

CF[h,e] = faktor kepastian

B[h,e] = ukuran kepercayaan/tingkat keyakinan terhadap hipotesis h, jika diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1)

MD[h,e] = ukuran ketidakpercayaan/tingkat ketidakyakinan terhadap hipotesis h, jika

diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1)

Page 13: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

13

25

3 hal yang mungkin terjadi :

1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis.

2. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis

3. Beberapa aturan saling bergandengan, ketidakpastian dari suatu aturan menjadi input untuk aturan yang lainnya

26

1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk

menentukan CF dari suatu hipotesis.

Jika e1 dan e2 adalah

observasi, maka :

Page 14: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

14

27

Contoh :

Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan MB[h,e1]=0,3 dan MD[h,e1]=0 maka :

CF[h,e1] = 0,3 – 0 = 0,3

Jika ada observasi baru dengan MB[h,e2]=0,2 dan MD[h,e2]=0, maka :

MB[h,e1 ∧∧∧∧ e2] = 0,3 + 0,2 * (1 – 0,3)=0,44

MD[h,e1 ∧∧∧∧ e2] = 0

CF[h,e1 ∧∧∧∧ e2] = 0,44 – 0 = 0,44

28

Asih menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan Asih terkena cacar dengan kepercayaan MB[cacar,bintik]=0,80 dan MD[cacar,bintik]=0,01 maka :

CF[cacar,bintik] = 0,80 – 0,01=0,79

Jika ada observasi baru bahwa Asih juga panas badan dengan kepercayaan,

MB[cacar,panas]=0,7 dan MD[cacar,panas]=0,08 maka :

MB[cacar,bintik ∧∧∧∧ panas] = 0,8 + 0,7 * (1 – 0,8)=0,94

MD[cacar,bintik ∧∧∧∧ panas] = 0,01 + 0,08 * (1 – 0,01) = 0,0892

CF[cacar,bintik ∧∧∧∧ panas] = 0,94 – 0,0892 = 0,8508

Page 15: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

15

29

2. CF dihitung dari kombinasi beberapa

hipotesis

� Jika h1 dan h2 adalah hipotesis maka :

MB[h1 ∧∧∧∧ h2,e] = min (MB[h1,e], MB[h2,e])

MB[h1 ∨∨∨∨ h2,e] = max (MB[h1,e], MB[h2,e])

MD[h1 ∧∧∧∧ h2,e] = min (MD[h1,e], MD[h2,e])

MD[h1 ∨∨∨∨ h2,e] = max (MD[h1,e], MD[h2,e])

30

Contoh :

Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h1 dengan MB[h1,e]=0,5 dan MD[h1,e]=0,2 maka :

CF[h1,e] = 0,5 – 0,2 = 0,3

Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan terhadap h2 dengan MB[h2,e]=0,8 dan MD[h2,e]=0,1, maka :

CF[h2,e] = 0,8 – 0,1= 0,7

Page 16: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

16

31

Untuk mencari CF[h1 ∧∧∧∧ h2,e] diperoleh dari

MB[h1 ∧∧∧∧ h2,e] = min (0,5 ; 0,8) = 0,5

MD[h1 ∧∧∧∧ h2,e] = min (0,2 ; 0,1) = 0,1

CF[h1 ∧∧∧∧ h2,e] = 0,5 – 0,1 = 0,4

Untuk mencari CF[h1 ∨∨∨∨ h2,e] diperoleh dari

MB[h1 ∨∨∨∨ h2,e] = max (0,5 ; 0,8) = 0,8

MD[h1 ∨∨∨∨ h2,e] = max (0,2 ; 0,1) = 0,2

CF[h1 ∨∨∨∨ h2,e] = 0,8 – 0,2 = 0,6

32

Contoh kasus Asih menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter

memperkirakan Asih terkena cacar dengan kepercayaan

MB[cacar,bintik] = 0,80 dan MD[cacar,bintik]=0,01 maka

CF[cacar,bintik] = 0,80 – 0,01 = 0,79

Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan bahwa Asih mungkin juga terkena alergi dengan kepercayaan

MB[alergi,bintik] = 0,4 dan MD[alergi,bintik]=0,3 maka

CF[alergi,bintik] = 0,4 – 0,3 = 0,1

Page 17: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

17

33

Untuk mencari CF[cacar ∧∧∧∧ alergi, bintik] diperoleh dari

MB[cacar ∧∧∧∧ alergi,bintik] = min (0,8 ; 0,4) = 0,4

MD[cacar ∧∧∧∧ alergi,bintik] = min (0,01 ; 0,3) = 0,01

CF[cacar ∧∧∧∧ alergi,bintik] = 0,4 – 0,01 = 0,39

Untuk mencari CF[cacar ∨∨∨∨ alergi, bintik] diperoleh dari

MB[cacar ∨∨∨∨ alergi,bintik] = max (0,8 ; 0,4) = 0,8

MD[cacar ∨∨∨∨ alergi,bintik] = max (0,01 ; 0,3) = 0,3

CF[cacar ∨∨∨∨ alergi,bintik] = 0,8 – 0,3 = 0,5

34

� Kesimpulan : semula faktor kepercayaan bahwa Asih terkena cacar dari gejala munculnya bintik-bintik di wajahnya adalah 0,79.

� Demikian pula faktor kepercayaan bahwa Ani terkena alergi dari gejala munculnya bintik-bintik di wajah adalah 0,1.

� Dengan adanya gejala yang sama mempengaruhi 2 hipotesis yang berbeda ini memberikan faktor kepercayaan :

� Asih menderita cacar dan alergi = 0,39

� Asih menderita cacar atau alergi = 0,5

Page 18: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

18

35

perkembangan kasus

� Pertengahan tahun 2002, ada indikasi bahwa turunnya devisa Indonesia disebabkan oleh permasalahan TKI di Malaysia. Apabila diketahui

MB[devisaturun,TKI]=0,8 dan

MD[devisaturun,TKI]=0,3 maka CF[devisaturun,TKI] :

CF[devisaturun,TKI] = MB[devisaturun,TKI] – MD[devisaturun,TKI]

= 0,8 – 0,3 = 0,5

36

� Akhir September 2002 kemarau berkepanjangan mengakibatkan gagal panen yang cukup serius, berdampak pada turunnya ekspor Indonesia. Bila diketahui MB[devisaturun,eksporturun] = 0,75 dan MD[devisaturun,eksporturun] = 0,1, maka

CF[devisaturun,eksporturun] dan CF[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun] :

CF[devisaturun,eksporturun] = MB[devisaturun,eksporturun] – MD[devisaturun,eksporturun]

= 0,75 – 0,1 = 0,65

Page 19: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

19

37

MB[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun] =

MB[devisaturun,TKI] + MB[devisaturun,eksporturun] *

(1 – MB[devisaturun,TKI])

= 0,8 + 0,75 * (1 – 0,8) = 0,95

MD[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun] =

MD[devisaturun,TKI] + MD[devisaturun,eksporturun] *

(1 – MD[devisaturun,TKI])

= 0,3 + 0,1 * (1 – 0,3) = 0,37

CF[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun] =

MB[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun] –

MD[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun]

= 0,95 – 0,37 = 0,58

38

Perkembangan kasus lanjutan

Isu terorisme di Indonesia pasca bom bali tgl 12 Oktober 2002 ternyata juga ikut mempengaruhi turunnya devisa Indonesia sebagai akibat berkurangnya wisatawan asing. Bila diketahui

MB[devisaturun,bombali] = 0,5 dan MD[devisaturun,bombali] = 0,3, maka

CF[devisaturun,bombali] dan

CF[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun ∧∧∧∧ bombali] :

CF[devisaturun,bombali] = MB[devisaturun,bombali] – MD[devisaturun,bombali]

= 0,5 – 0,3 = 0,2

Page 20: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

20

39

MB[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun ∧∧∧∧ bombali] =

MB[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun] + MB[devisaturun,bombali] *

(1 – MB[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun])

= 0,95 + 0,5 * (1 – 0,95) = 0,975

MD[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun ∧∧∧∧ bombali] =

MD[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun] + MD[devisaturun,bombali] *

(1 – MD[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun])

= 0,37 + 0,3 * (1 – 0,37) = 0,559

40

CF[devisaturun,TKI ∧∧∧∧ eksporturun ∧∧∧∧ bombali] =

MB[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun ∧∧∧∧ bombali]

– MD[devisaturun, TKI ∧∧∧∧ eksporturun ∧∧∧∧ bombali]

= 0,975 – 0,559 = 0,416

Page 21: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

21

41

3. Beberapa aturan saling bergandengan,

ketidakpastian dari suatu aturan menjadi input untuk

aturan yang lainnya

Maka :

MB[h,s] = MB’[h,s] * max (0,CF[s,e])

MB’[h,s] = ukuran kepercayaan h berdasarkan

keyakinan penuh terhadap validitas s

42

Contoh :

PHK = terjadi PHK

Pengangguran = muncul banyak pengangguran

Gelandangan = muncul banyak gelandangan

Aturan 1 :

IF terjadi PHK THEN muncul banyak pengangguran

CF[pengangguran, PHK] = 0,9

Aturan 2 :

IF muncul banyak pengangguran THEN muncul banyak gelandangan

MB[gelandangan, pengangguran] = 0,7

Maka =

MB[gelandangan, pengangguran] = [0,7] * [0,9]

= 0,63

Page 22: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

22

43

TEORI DEMPSTER-SHAFER

� Penulisan umum :

[belief, plausibility]

belief : ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0, maka berarti tidak evidence, jika bernilai 1 berarti ada kepastian

plausibility (Pl) dinotasikan sebagai

Pl(s) = 1 – Bel(¬s)

44

� Plausibility juga bernilai 0 sampai 1.

� Jika yakin adanya ¬s, maka Bel(¬s) = 1, dan

Pl(¬s) = 0.

� Dalam teori Dempster Shafer dikenal adanya

frame of discernment yang dinotasikan dengan

θ.

� Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari

sekumpulan hipotesis.

Page 23: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

23

45

� Misal: θ = {A, F, D, B}

dengan

A = Alergi

F = Flu

D = Demam

B = Bronkhitis

� Tujuan : mengkaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ.

� Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Misal panas mungkin hanya mendukung {F, D, B}

46

� So, perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m).

� Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-

elemen θ saja, tetapi juga semua subset-nya.

� Jika θ berisi n elemen, maka subset θ semua

berjumlah 2n.

� Jumlah semua m dalam subset θ = 1

� Jika tidak ada informasi apapun untuk memilih

keempat hipotesis tersebut, maka nilai

m{θ} = 1,0.

Page 24: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

24

47

� Jika kemudian diketahui bahwa panas

merupakan gejala dari flu, demam, dan

bronkhitis dengan m = 0,8, maka

m{F, D, B} = 0,8

m{θ} = 1 – 0,8 = 0,2

48

� Jika diketahui X adalah subset dari θ dengan m1

sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga

merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai

fungsi densitasnya, maka fungsi kombinasi m1 dan

m2 sebagai m3 yaitu :

∑∑∑∑∑∑∑∑

====∩∩∩∩

====∩∩∩∩

−−−−====

)().(1

)().()(

21

21

3YmXm

YmXmZm

YX

ZYX

φφφφ

Page 25: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

25

49

contoh

� Ani mengalami gejala panas badan. Dari

diagnosa dokter, penyakit yang mungkin

diderita Ani adalah Flu, Demam, atau

Bronkhitis.

50

Gejala-1 : panas

Apabila diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi panas sebagai gejala dari penyakit Flu, Demam, dan Bronkhitis adalah :

m1{F, D, B} = 0,8

m1{θ} = 1 – 0,8 = 0,2

Sehari kemudian, Ani datang lagi dengan gejala yang baru, yaitu hidung buntu.

Page 26: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

26

51

Gejala-2 : hidung buntu

kemudian jika diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi terhadap hidung buntu sebagai gejala dari alergi, penyakit flu, dan demam adalah :

m2{A, F, D} = 0,9

m2{θ} = 1 – 0,9 = 0,1

munculnya gejala baru mengharuskan kita untuk menghitung densitas baru untuk beberapa kombinasi (m3).

52

� Aturan kombinasi untuk m3 :

{A, F, D} (0,9) θ (0,1)

{F, D, B} (0,8) {F, D} (0,72) {F, D, B} (0,08)

Θ (0,2) {A, F, D} (0,18) θ (0,02)

Page 27: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

27

53

Sehingga diperoleh m3 sbb :

Gejala paling kuat : {F,D}

08,001

08,0},,{3 ====

−−−−====BDFm

02,001

02,0}{3 ====

−−−−====θθθθm

72,001

72,0},{3 ====

−−−−====DFm

18,001

18,0},,{3 ====

−−−−====DFAm

54

� Hari berikutnya, Ani datang lagi dan memberitahukan bahwa minggu lalu di abru saja datang dari piknik.

� Jika dikatahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi terhadap piknik sebagai gejala dari alergi

m4{A} = 0,6

m4{θ} = 1 - 0,6 = 0,4

maka harus dihitung nilai densitas baru m5.

Page 28: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

28

55

Aturan kombinasi untuk m5

{A} (0,6) θ (0,4)

{F, D} (0,72) Ø (0,432) {F, D} (0,288)

{A, F, D} (0,18) {A} (0,108) {A, F, D} (0,072)

{F, D, B} (0,08) Ø (0,048) {F, D, B} (0,032)

θ (0,02) {A} (0,012) θ (0,008)

56

� Sehingga diperoleh m5 sbb :

231,0)048,0432,0(1

012,0108,0}{5 ====

++++−−−−

++++====Am

554,0)048,0432,0(1

288,0},{5 ====

++++−−−−====DFm

138,0)048,0432,0(1

072,0},,{5 ====

++++−−−−====DFAm

062,0)048,0432,0(1

032,0},,{5 ====

++++−−−−====BDFm

015,0)048,0432,0(1

008,0}{5 ====

++++−−−−====θθθθm

Gejala

paling

kuat?

Page 29: Penalaran Probhchgch

5/6/2014

29

57

tugas :

� Ada 3 jurusan yang diminati oleh Ali, yaitu T. Informatika (I), Psikologi (P), atau Hukum (H).

� Untuk itu Ali mencoba mengikuti beberapa tes ujicoba

� Ujicoba pertama adalah tes logika, dengan hasil probabilitas densitas m1 {I, P} = 0,75.

� Tes ke dua adalah matematika, dengan hasil probabilitas densitas m2{I} = 0,8.

58

1. Dari hasil tes ke dua, tentukan

probabilitas densitas yang baru (m3)

untuk {I, P} dan {I} !

2. Di hari berikutnya, Ali mengikuti tes ke

tiga yaitu tes wawasan

kewarganegaraan. Hasil tes diperoleh

probabilitas densitas m4{H} = 0,3.

Tentukan probabilitas densitas baru (m5)

untuk {I, P}, {I}, dan {H} !

3. Apa kesimpulan yang didapat ?