penanganan bencana gempabumi m7,4 dan tsunami di sulawesi...

30
Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Update 11 Oktober 2018 Pukul 13.00 WIB (H+13) Penanganan Bencana Gempabumi M7,4 dan Tsunami di Sulawesi Tengah

Upload: trinhthuy

Post on 06-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Sutopo Purwo NugrohoKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Update 11 Oktober 2018

Pukul 13.00 WIB

(H+13)

Penanganan Bencana Gempabumi M7,4 dan Tsunami di Sulawesi Tengah

GEMPA SUSULAN HINGGA 11/10/2018 Pukul 09.00 WIB

Jumlah gempa susulan = 522 kali

Jumlah gempa susulan yang dirasakan = 17 kali

6. Evakuasi 18.353 orang:

• Udara = 16.224 orang (Makassar

10.623 orang, Balikpapan 4.474

orang, Jakarta 385 orang, Manado

526 orang, Kendari 36, Surabaya 180

orang)

• Laut = 1.908 orang (Makassar 1.853

orang, Nunukan 55 orang)

• Darat = 221 orang evakuasi mandiri

7. Rumah Rusak = 67.310 unit

• Kota Palu 65.733 unit

• Sigi 897 unit

• Donggala 680 unit

8. Fasilitas peribadatan = 99 unit

9. Fasilitas kesehatan = 22 unit (3 rumah

sakit, 10 puskesmas, 4 Puskesmas

Pembantu (Pustu), 5 Puskesdes)

10. Sekolah = 662 unit (219 RB, 339 RS, 104

RR)

DAMPAK GEMPA & TSUNAMI1. Jumlah korban jiwa per 11/10/2018

pukul 13.00 WIB = 2.073 orang meninggal dunia, terdiri dari:

• Kota Palu = 1.663 orang

• Donggala = 171 orang

• Sigi = 223 orang

• Parigi Moutong = 15 orang

• Pasangkayu, Sulbar = 1 orang2. Korban dimakamkan 2.073 jenazah:

• Pemakaman massal = 994 jenazah• Pemakaman keluarga = 1.079

jenazah3. Korban luka: 10.679 orang (2.549 LB

dan 8.130 LR)

4. Pengungsi = 87.725 orang

• 78.994 orang (112 titik) di Sulteng

• 8.731 orang di luar Sulteng5. Korban Hilang = 680 orang (Kota Palu

652 orang, Sigi 12 orang, Donggala 14 orang, Parigi Moutong 8 orang)

Hasil Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah pada 11/10/2018

1. Gubernur Sulawesi Tengah memutuskan:a. Masih banyak masalah yang harus diselesaikan di lapangan seperti

pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, perbaikan sarana dan prasarana, pembangunan huntara, penanganan medis, perlindungan sosial, pembersihan puing bangunan dan lainnya maka diperlukan kemudahan akses agar penanganan dapat cepat.

b. Untuk itu, masa tanggap darurat diperpanjang 14 hari ke depan t.m.t. 13 s.d 26 Oktober 2018.

c. Pada rapat tanggal 8 Oktober 2018 yang lalu, disepakati evakuasi harus sudah dihentikan pada hari ini tanggal 11 Oktober 2018 karena pertimbangan2 medis, psikolosi, sosial dan agama. Namun masih adanya beberapa anggota masyarakat yang meminta evakuasi dilakukan maka diperpenjang 1 hari. Besok sudah betul-betul harus berhenti.

d. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban akan berakhir pada Jumat (12/10/2018). Evakuasi secara resmi dihentikan pada 12/10/2018.

2) Beberapa hal penting yang telah dilakukan:a) Gubernur Sulteng telah tanda tangani tambahan beras untuk Prov. Sulteng 200

ton, Kota Palu 100 ton, dan Donggala 100 ton.b) Pengungsi mulai menderita diare dan ispa sehingga perlu ditingkatkan pelayanan

medis.c) Lahan huntara ada beberapa pilihan dan untuk pembangunan huntara akan selesai

2 bulan dilakukan oleh Kementerian PU Pera. Dunia usaha, pemda, dan NGO dapat menyumbang pembangunan huntara.

d) Lokasi huntap masih dikaji oleh Kementerian ESDM. Lokasi di Duyu untuk korban dari Perumnas Balaroa dan lahan di Ngata Baru untuk korban di Petobo.

e) Pembangunan huntara dapat dibangun pada masa transisi darurat menuju pemulihan.

f) Terkait penghentian evakuasi pada 12/10/2018 Basarnas akan menyerahkan tugas kepada Basarnas wilayah Kota Palu. Personil Basarnas dari Kantor Palu akan melakukan asistensi. Jika mendapat laporan adanya korban ditemukan dari masyarakat, mereka akan melakukan evakuasi.

Hasil Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah pada 11/10/2018

6

KEBIJAKAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI(UU 24/2007 & PP 21/2008)

PerencanaanRehab & Rekon

Penilaian

Kerussakan &

Kerugian

Akibat

Bencana

Pelaksanaan

Rehab & Rekon

Formulasi

Rencana Aksi

Rehab & Rekon

Damage & Loss

Assessment

(DaLA)

Post-Disaster Needs

Assessment

(PDNA)

FOKUS:

- Kebutuhan

Kemanusiaan

- Perumahan

- Infrastruktur

- Sosial

- Ekonomi Produktif

- Lintas Sektor

- Pengkajian kebutuhan

- Baseline data

- Penetapan prioritas

- Aspirasi masyarakat

- Verifikasi & koordinasi

Monitoring

dan

Evaluasi

Tim Reaksi Cepat - Kaji Cepat untuk Tanggap Darurat

Tim Assessment/Penilaian Cepat - Kaji kebutuhan untuk Rehab & Rekon.

BENCANA

Untuk percepatan penanganan darurat pada 11/10/2018, prioritasnya:

1. Melanjutkan Evakuasi, Pencarian dan Penyelamatan korban2. Penanganan Medis3. Bantuan Logistik dan Pemulihan Ekonomi4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur dan pelayanan umum

a. Listrikb. Pasokan BBMc. Air bersihd. Telekomunikasie. Relokasi Huntap dan Pembangunan Huntara f. Kepemerintahan daerahg. Fasilitas Keagamaanh. Sekolah Darurat

5. Penanganan Bantuan Luar Negeri

Prioritas Penanganan Darurat pada 11/10/2018

1. Evakuasi, Pencarian dan Penyelamatan Korban

1. Tim SAR gabungan yang dikoordinir oleh BASARNAS menemukan 9 MD pada H+12 (10/10/2018), sampaipukul 18.00 WITA, yaitu:a. Petobo, Palu (4 MD)b. Hotel Grand Mercure (2 MD)c. TPA Kawatuna (1 MD)d. Watusampu (2 MD)

2. Jumlah korban yang berhasil ditemukan Tim SAR gabungan sejak tanggal 29/9/2018 - 10/10/2018 sebanyak2.159 orang (86 selamat dan 2.073 MD), dengan rincian:

a. yang dikoordinir Basarnas sebanyak 904 orang (818 MD dan 86 selamat) b. yang ditemukan oleh relawan, masyarakat, dan petugas lainnya sebanyak 1.255 MD

3. Rencana pencarian korban pada H+13 (11/10/2018) difokuskan pada 7 titik yaitu: a. Restoran Dunia Baru (1 tim)b. Balaroa (5 tim)c. Petobo (3 tim)d. RS. Anutapura (2 tim)e. Hotel Mercure (1 tim)f. Tanjung Toruruka (1 tim)g. Anjungan Pantai Talise (1 tim)

4. Personil yang terlibat pada operasi SAR pada H+13 (11/10/2018): 10.875 personil, yaitu:a. TNI : 7.107 orang (Mabes TNI 60 orang, TNI AD 3.902 orang, TNI AL 2.147 orang dan TNI AU 998 orang)b. Polri 2.208 orangc. Sipil 1.560 orang

1. Evakuasi, Pencarian dan Penyelamatan Korban

5. Operasional alat berat 67 unit digunakan untuk evakuasi dan membuka akses jalan, yaitu:a. Wilayah Palu = 46 unit

■ Wilayah Petobo : 14 Excavator, 1 Bulldozer (Evakuasi)■ Wilayah Balaroa : 7 Excavator, 1 Bulldozer (Evakuasi)■ TPU : 1 Excavator (Pengalian Makam)■ Hotel Mercure : 2 Excavator (Evakuasi)■ Talise : 1 Excavator (Evakuasi)■ Hotel Roa Roa : 4 Excavator, 1 Wheel Loader (Evakuasi)■ RM Dunia Baru : 2 Excavator (Evakuasi)■ Mamboro : 1 Excavator (Evakuasi)■ RSU Anutapura : 2 Excavator, 1 Breaker (Evakuasi)■ Jl. Cumi-cumi : 1 Excavator (Evakuasi)■ Jl. Diponegoro : 5 Excavator, 1 Backhoe Loader (Pembersihan Puing)■ Bamba : 1 Excavator (Evakuasi)

b. Donggala = 11 unitc. Wilayah Sigi = 10 unit

■ Biromaru : 5 Excavator (Evakuasi)■ Jl. Kulawi : 5 Excavator (buka akses jalan)

6. Operasional alat transportasi 80 unit: a. Udara : 10 Hercules, 4 CN295, 1 Cessnab. Laut : 9 KRI, 2 KALc. Darat : 10 truk NPS, 6 truk tangki, 4 dump truck, 2 ambulance, 4 Strada, 10 OZ, 20 truk pengangkut

personil

● Patroli kesehatan, pengobatan massal, dan evakuasi medis udara (EMU) dilaksanakan di Desa Tondo (Kec. Sirenja, Donggala) dan di Desa Puroo (Kec. Kulawi, Sigi), menggunakan Heli Bell-412 BNPB dan Heli Mi17 Penerbad. Hasil terdapat 95 pasien rawat jalan dan evakuasi 2 pasien.

● Korban dilayani di 14 rumah sakit yang telah operasional: ○ Palu 10 Rumah Sakit: 9 RS, 1 Rumah Sakit Lapangan di Balaroa, dan RS KRI Soeharso○ Donggala 2 Rumah Sakit (termasuk Kapal RS Terapung Airlangga) ○ Sigi 2 Rumah Sakit

● 50 unit puskesmas sudah berfungsi yaitu 13 Puskesmas di Palu, 19 Puskesmas di Donggala, 18 Puskesmas di Sigi.

● 11 Apotek sudah berfungsi yaitu 8 apotek di Palu dan 3 apotek di Sigi dan 91 Tim Kesehatan(855 orang) yang berasal dari Rumah Sakit, Pemda, Organisasi Profesi, LSM dan Ormas.

● 1.793 orang personil kesehatan telah bertugas di lapangan terdiri atas 387 dokter umum, 78 dokter spesialis, 79 bidan, 446 perawat, 16 penata anestesi, 34 farmasi, 84 tenaga medis lainnya dan 669 non medic/paramedik

● 2.049 orang relawan di imunisasi difteri dan tetanus● Dilakukan tindakan Operasi Orthopedi, Operasi Obgyn, Bedah Saraf, Operasi bedah umum. ● Bantuan kesehatan yang telah dikirim: 5,20 ton obat-obatan, 2,81 ton PMT ibu hamil, 3 ton

PMT balita, 6725 masker, 583 polybag, 1.500 kantong jenazah, 10 sprayer, 150 Kg disinfektan cair, 5.000 disinfektan tablet, 23 insektisida lalat, 50 jerigen lipat, 216 sarung tangan, 18 tenda, 3 tenda kespro, 50 rompi dan topi, 1 orthopedic set, 4 doppler, 50 sepatu boat, 50 kit bumil, 240 kit bersalin, 170 kit BBL, 27 kit bidan, 5 partus set, 5 hecting set.

2. Penanganan Medis

1. Dapur umum (di 15 lokasi)● Kota Palu (10 lokasi) : Kantor Dinas Sosial Prov. Sulteng, Rumah Jabatan Gubernur

Sulteng, Lapangan Wali Kota Palu, Kawatuna dan Petobo, Kompleks Perumnas Bala Roa, Dinas Kesehatan Kota Palu, Kel. Siranindi, Universitas Muhammadiyah Kota Palu, BandaraMutiara Sis Al-Djufri, Dinas PUPR - Bina Marga.

● Sigi (2 lokasi) : Lap. Koramil 02 Biromaru, Desa Lori.● Donggala (3 lokasi) : Kantor Dinas Sosial Donggala, Kel. Labuan Bajo, dan Desa Lori.

2. Distribusi logistik per 10/10/2018○ Via Darat ke 47 titik○ Via Udara (heli) ke 1 titik dengan 6 sortie

3. Pengerahan helikopter untuk distribusi bantuan logistik sebanyak 15 unit : 3 helikopterdari BNPB, 6 helikopter dari TNI, 2 helikopter dari Polri, 3 helikopter dari PMI, 1 helikopter dari Basarnas

4. Pasar dan Swalayan sudah ramai. Pasar tradisional : Pasar Masomba, Pasar InpresManonda. 3 Swalayan : Transmart Carrefour, Matahari Dept Store PGM, dan SwalayanPalu Mitra Utama

5. Layanan perbankan17 bank sudah beroperasi : Kota Palu (12 bank), Donggala (2 bank), Sigi (3 bank)

3. Bantuan Logistik dan Pemulihan Ekonomi

1. Listrik mencapai 90%a. Progres Pembangkit :

■ 7 Gardu Induk sudah menyala (100%)■ Total daya mampu pembangkit interkoneksi yang telah beroperasi adalah 101,2 MW dengan

rincian PLTA Poso 90 MW dan PLTD Silae 11,2 MW. Pembangkit isolated PLTD Sabang juga beroperasi dan memiliki daya mampu 4 MW.

■ 60 unit genset telah beroperasi■ 2 dari 3 pembangkit sudah beroperasi.

b. Progres Distribusi : ■ 45 penyulang sudah beroperasi (100%)■ 1.619 dari 2.353 Gardu Distribusi telah beroperasi, dan 1.237 relawan PLN dari seluruh

Indonesiac. Fasum terlayani antara lain : 17 perkantoran (Pemerintah dan TNI – Polri), 2 kantor PDAM, 10 Bank

dan ATM, 11 SPBU, 8 Rumah Sakit, 18 BTS, 15 pusat ekonomi, 17 rumah ibadah.

2. Pasokan BBMa. 27 SPBU di 4 kota terdampak telah beroperasi (15 di Palu, 4 di Donggala, 1 di Sigi, 7 di Parigi Moutong)b. Distribusi BBM dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser, 16 drum engkol, 40 truk tangki

BBM, dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU.

c. BBM yang masuk ke TBBM Donggala dan DPPU Mutiara: Premium 3.200 KL & rencana penyaluran 512

KL, Solar 5.200 KL & rencana penyaluran 45 KL, Avtur 1.400 KL & rencana penyaluran 50 KL, LPG

303.000 Kg & rencana penyaluran 101.000 Kg.

d. Untuk memperlancar distribusi BBM, disiapkan paket kemasan 5 L, 10 L dan 200L, serta dilaksanakan

operasi pasar LPG 3 Kg pada tanggal 9/10/2018 di 23 titik sebesar 15.120 tabung dari 27 titik yang

direncanakan, pelayanan berjalan dengan aman lancar relatif sepi.

e. Sejak Tanggal 30/9/2018 telah melayani pengisian avtur ke 259 pesawat, sebanyak 276.800 liter.

4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur

4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur

3. Air bersiha. Kebutuhan air bersih didukung dari 15 mobil tangki PUPR dan 7 mobil tangki PMI (18 unit di Kota Palu,

dan 4 unit di Sigi), serta pemasangan hidran umum sebanyak 30 unit di tempat-tempat strategis.b. Water treatment difungsikan di titik pengungsian Sigi 2 unit dan Donggala 1 unit.c. 78 dari 147 Hidran umum untuk Donggala, Palu, dan Sigi sudah terpasang.d. MCK Portabel 25 unit, 10 terpasang di Balaroa dan Bandara.e. 2 dari 3 sumber air bersih di Kota Palu sudah aktif.

4. Telekomunikasia. Progres recovery BTS di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat sejumlah 3.694 BTS telah mencapai 84,30%

dengan rincian : Banggai 100%, Banggai Kepulauan 100%, Banggai Laut 100 %, Tojo Una-Una 99.10%, Morowali 100%, Morowali Utara 100%, Poso 97.50%, Buol 100%, Parigi Moutong 91%, Tolitoli 100%, Donggala 57.80%, Kota Palu 71.60%, Sigi 63.80%, Mamuju Utara 87.40%, Mamuju 100%.

b. Layanan VPN/IP untuk ATM Bank telah terdukung 41,9%c. Layanan internet gratis di 18 lokasi Posko dan 253 akses point di 8 Kota/Kabupaten terdampakd. Pemasangan VSAT di 9 titik posko (Korem 132/Tadulako, Kominfo Siranindi, BMKD Bandara, RRI Palu,

Kantor Walikota Palu, RS Wirabuana, RS Undata, RS Bhayangkara, Dinas Kesehatan).

5. Pembangunan Huntara dan Huntapa. Pemerintah Provinsi Sulteng sudah berkoordinasi dengan Pemkot Palu dan Pemda Sigi dan Donggala

terkait lahan huntara bagi korban yang kehilangan rumah. Huntara akan selesai dalam 2 bulan. b. Pemkot Palu menyiapkan lokasi di Duyu untuk korban dari Perumnas Balaroa, dan lahan di Ngata Baru

untuk korban di Petobo. Lokasi-lokasi tersebut masih akan dikaji stabilitasnya. Lahan ini adalah lahanHGB yang ditidurkan. Tim ahli sedang melakukan pengkajian terhadap keamanan lahan tersebut

Hidup di Tenda Pengungsian

Di lapangan Di kebun dekat rumahnya Di tenda besar

Di halaman rumahnya Di pinggir jalan Di GOR atau gedung

• Saat darurat bencana pengungsi ditempatkan di tempat pengungsian. Pemerintah dan Pemda wajib memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi.

• Pengungsi umumnya ditempatkan di tenda, lapangan, atau gedung untuk memudahkan dalam distribusi bantuan. Seringkali pengungsi merasa tidak nyaman.

• Namun masyarakat merasa nyaman tinggal di dekat dengan rumahnya (meski hancur). Mereka dapat memanfaatkan barang-barang rumah tangganya, mengawasi hartanya dan merasa nyaman. Ini menyulitkan dalam distribusi bantuan.

Hunian Sementara (Huntara) untuk Pengungsi

Huntara erupsi G. Merapi Huntara tsunami Mentawai Huntara banjir Wasior

Huntara gempa Lombok Huntara gempa Lombok Huntara gempa Lombok

• Huntara adalah hunian sementara untuk tempat tinggal sementara sambil menunggu hunian tetap. Huntara lebih nyaman daripada di tenda atau barak pengungsian.

• Pembangunan hunian tetap memerlukan waktu karena terkait dengan konstruksi tahan gempa, pembentukan kelompok masyarakat dan lainnya. Sedangkan relokasi memerlukan waktu 1-2 tahun. Tergantung ketersediaan lahan untuk hunian dan matapencaharian.

• Biaya pembangunan huntara sekitar Rp 8 -15 juta rupiah. Satu unit huntara dapat digunakan untuk 1-2 KK tergantuj dari model huntara.

• Penyediaan huntara dapat dari pemerintah, pemda, bantuan dari dunia usaha, NGO, ormas dan lainnya.

BUMN, dunia usaha, NGO dan ormas dapat membantu membangun huntara. Sangat bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat

Renovasi rumah yang diilakukan oleh pemiliknya sendiri

Relokasi Erupsi G.Merapi

Huntap Pager Jurang, Kec. Cangkringan, Sleman, DIY

• Relokasi 3.134 KK (2.682 KK di DIY dan 452 KK di Jateng) korban erupsi G.Merapi dan lahar hujan.• Masyarakat memperoleh bantuan stimulus pembangunan rumah tipe 36 senilai Rp 30 juta/unit dan tanah 150 m2/KK,

dimana 100 m2 untuk rumah dan 50 m2 untuk fasum-fasos. Konstruksi bangunan tahan gempa.• Pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan model Rekompak (Rehabilitasi Rekonstruksi Masyarakat

berbasis Komunitas.• Masyarakat diberikan sertifikat tanah hak milik oleh BPN namun tidak boleh dijualbelikan. Ketentuan ini tertulis dalam

sertifikat tanah.

Kondisi Hunian Tetap Siosar, Sumatera Utara

Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasan hutan Siosar. Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB.

Pembangunan melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD.

Relokasi Longsor di Kab. Banjarnegara

• Diperuntukkan bagi 27 KK korban longsor dari Desa Jemblung, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara.

• Pembangunan hunian tetap 27 unit di Desa Ambal, Kec. Karangkobar, Kab. Banjarnegara.

• Harga rumah senilai Rp 87 juta/unit. Sumber dana dari BNPB (Rp 25 juta/unit), Pemda Provinsi (Rp 10 juta/unit), Pemda Kabupaten (Rp 10 juta/unit) dan bantuan masyarakat dan dunia usaha (Rp 42 juta/unit).

4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur

6. Kepemerintahan Daeraha. Kegiatan pemerintahan di wilayah Sulteng dimulai hari ini (8/10) sesuai dengan instruksi Presiden,

Mendagri, dan Gubernur.b. 25.575 Aparatur Sipil Negara terdampak gempa dan tsunami (Kota Palu terdapat Palu 6.849 orang

PNS, di Kabupaten Donggala 5.793 PNS, di Kabupaten Sigi 6.266 orang, dan di Kabupaten Parigi Moutong 6.667 orang), namun masih belum ada data resmi berapa yang menjadi korban.

c. 2.000 blangko kosong KTP dan 2.000 blangko lagi sebagai cadangkan telah disiapkan oleh pemerintah melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

d. Dukcapil sudah melayani warga untuk mengurus surat kematian.

7. Fasilitas Keagamaan yang sudah beroperasi kembali:a. Kota Palu : 265 Masjid, 65 Gereja, 1 Pura dan 1 Klentengb. Donggala : 75 Masjid dan 20 Gerejac. Sigi : 115 Masjid dan 9 Gereja

8. Sekolah Darurata. 422 unit fasilitas pendidikan rusak (5 unit PAUD, 205 SD, 45 SMP, 89 SMA, 74 SMK dan 4 SLB) b. 333 unit sekolah darurat (kapasitas 7 ruang) sedang dipersiapkanc. Rp. 245,6 milyar bantuan akan diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaand. Senin (8/10/2018) aktivitas kegiatan belajar mengajar dimulai berjalan dan dilakukan pendataan

terhadap semua murid dan guru/tenaga pengajar. e. Beberapa sekolah yang sudah mulai aktivitasnya adalah SMPN 1 Palu, SMAN 1 Palu, SD Inpres,

SMPN 6 Palu, SMPN 13 Palu, SMA PGRI Palu, SMAN 4 Palu,

5. Penanganan Bantuan Luar Negeri

Bantuan internasional yang diterima BNPB lewat Balikpapan, dari 15 negara

hingga 10/10/2018, yaitu:

1. Singapura : mengangkut genset, peralatan kesehatan, selimut, makanan

2. India : mengangkut genset, peralatan kesehatan, air bersih

3. Australia : mengangkut peralatan sanitasi, dapur umum, kantung tidur

4. Malaysia : mengangkut makanan

5. Selandia Baru : mengangkut genset, air bersih

6. Jepang : mengangkut sparepart pesawat

7. Inggris : mengangkut genset, truk alat berat

8. Swiss : mengangkut peralatan air bersih, tenda keluarga

9. Amerika Serikat : mengangkut genset, alat berat

10.Ukraina : mengangkut alat berat

11.Korea Selatan : mengangkut tenda keluarga

12.Perancis : mengangkut tenda, genset, dan peralatan air bersih

13.Jerman : mengangkut genset

14.Rusia : mengangkut Mobile Power Plant, water treatment, dan selimut

15.Qatar : mengangkut peralatan kesehatan

5. Penanganan Bantuan Luar Negeri

1. Kebijakan mengenai bantuan asing dan relawan asing diambil bukan dengan maksud untuk mencegah bantuan atau relawan asing memasuki Sulawesi Tengah, tapi untuk memastikan bahwa mereka mengutamakan koordinasi dengan tim atau badan di Indonesia yang memimpin proses penyelamatan dan upaya upaya pemulihan.

2. Kebijakan tsb meminta semua bantuan dari pemerintah asing dikoordinasikan dengan tim nasional untuk penyelamatan (rescue) dan pemulihan melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Untuk bantuan dari NGO internasional, koordinasinya harus dilakukan melalui team penyelamatan (rescue) dan pemulihan, melalui PMI atau lembaga mitra mereka di Indonesia.

3. Semua bantuan termasuk relawan asing seharusnya baru dapat masuk setelah dikoordinasikan dan disetujui sehingga tujuan, peran dan fungsi bantuan tersebut perlu jelas

4. Sangat penting bahwa upaya-upaya pemulihan dikoordinasikan dengan baik. Kami tidak ingin berakhir pada situasi dimana Indonesia menerima bantuan yang sebenarnya ketersediaan (supply) dan kapasitas di lapangannya sudah memadai atau kami tidak mendapatkan bantuan yang sebenarnya kami masih butuhkan atau masih ada keterbatasan kapasitas.

5. Mengenai pekerja atau relawan asing, hal berikut juga diminta yaitu mereka melakukan koordinasi dan memperoleh persetujuan sebelum memasuki Sulawesi tengah. Jika tidak, kita akan mengalami bhw terlalu banyak pekerja atau relawan asing dengan maksud baik, tapi bsa jadi kenyataannya malah mengganggu proses penyelamatan dan pemulihan.

6. BNPB menasehati pekerja dan relawan kemanusiaan yang sudah selesai tugasnya, sebaiknya tidak berada di Palu lagi sehingga yang lain dapat masuk ke Palu (bergantian).

Kebijakan Bantuan Asing

Ketentuan NGOI/Ormas Asing :

1. Ormas asing tidak diizinkan terjun langsung ke daerah bencana. Harus menggunakan Mitra Lokal.

2. WNA dalam ormas asing tidak diizinkan terjun ke daerah bencana.3. Ormas asing yang telah menerjunkan WNA di daerah bencana dihimbau

untuk segera menarik anggotanya.4. Ormas asing yg sudah terlanjur membeli/menyiapkan bahan dukungan

dan material bantuan di Indonesia, harus didaftarkan jadi mitra K/L dan wajib menggunakan mitra lokal untuk pelaksanaan pendistribusian.

5. Ormas Asing yang belum terdaftar dalam K/L, wajib mendaftar kepada BNPB utk pendistribusian di lapangan.

6. Ormas asing dalam memberikan bantuan dapat melalui PMI / rek PMI didampingi K/L terkait atau Mitra Lokal.

7. Dropping bantuan dikoordinir BNPB, sementara melalui Makassar & Balikpapan.

8. Bantuan Asing harus sesuai dengan 4 kebutuhan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, yaitu transportasi udara, genset, tenda dan water treatment. Di luar 4 kebutuhan tersebut tidak diperlukan oleh pemerintah Indonesia.

5. Penanganan Bantuan Luar Negeri

1. Penanganan Relawan WNA Tiongkok• Pada 7/10/2018 terdapat 8 WN Tiongkok dari NGO China yang tidak membawa dokumen di Makassar.

Mereka mengaku mendapat undangan tertulis dari Bupati Sigi. Namun disinyalir surat tersebut palsu.

• Petugas di Makassar telah memperingatkan untuk tidak berangkat ke Palu. Namun 3 orang tetap berangkat

ke Palu menggunakan jalur darat.

• Tim Kemenlu berkoordinasi dengan BAIS, Imigrasi dan BNPB telah meminta nomor kontak Bupati Sigi

sebagai pengundang dan memberi batas tinggal mereka sampai tanggal 8/10/2018.

2. 14 WNA dari Nepal (5 orang), Meksiko (8 orang), Australia (1 orang) telah ditolak masuk di Kota

Palu dengan alasan:

• Tidak memiliki mitra lokal yang berbentuk organisasi.

• Tidak memiliki barang bantuan yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia.

• Tidak pernah mengajukan permohonan tertulis ke Kemenlu atau Kedubes masing-masing.

14 WNA tersebut telah difasilitasi untuk kembali ke Balikpapan dengan menggunakan pesawat

Hercules Malaysia. WNA tersebut telah diarahkan untuk menghubungi Tim Kemlu Posko

Balikpapan guna mengajukan permohonan tertulis masuk Kota Palu setiba di Balikpapan.

3. Relawan Asing yang sudah selesai bertugas di Palu dan yang memiliki keahlian diluar dari 4

kebutuhan utama yang ditentukan Pemerintah Indonesia (Transportasi Udara, Genset, Tenda dan

Water Treatment) diminta untuk segera meninggalkan Kota Palu.

Penanganan Relawan Asing

1. Media asing yang akan melakukan liputan di Palu harus memiliki visa kunjungan jurnalistik atau surat keterangan yang menunjukkan jurnalis yang punya duty station di Indonesia. Apabila memiliki dokumen tersebut kemudian check in di joint information center Pospenas. Setelah itu dapat meliput di lapangan, kecuali di darah asset militer.

2. Beberapa media asing yang masuk tanpa dilengkapi dilengkapi dokumen yang tepat. Mereka menggunakan visa turis. Mereka diminta untuk melapor ke kedutaan.

3. Wartawan asing diterima dengan baik di Pospenas, seperti BBC News, dan malah difasilitasi apabila mereka membutuhkan narasumber untuk wawancara.

4. Terkait penolakan WNA ternyata mereka bukan dari media tetapi relawan asing.

Ketentuan Media Asing Meliput Bencana di Palu

Kebutuhan Mendesak (11/10)

1. BBM, solar, premium2. Makanan untuk pengungsi dan

personil (makanan bayi balita)3. Air minum, Air bersih, dan tangki air4. Logistik kesehatan :

• Suplemen vitamin• PMT Balita• Obat-obatan ISPA dan diare• RS Sigi membutuhkan obat-

obatan khusus, seperti injeksiuntuk operasi orthopedi.

5. Tenda pengungsi, Terpal, Selimut, Velt bed, alat penerangan, genset.

6. Makanan: mie cup, biskuit, roti kering, susu, abon, kornet, dendeng, minyak goreng, bumbu dapur

7. Perlengkapan sekolah: seragam,alattulis,sepatu,kaos kaki

8. Pakaian: Balita, anak sekolah, dewasa, sarung

9. Trauma healing10. Alat makan11. Alat mandi12. Perlengkapan sholat13. Selimut14. Family Kit15. Sanitasi16. Huntara

Update Kondisi Gunung Salak per 11/10/2018● Gunung Salak dikabarkan mengalami erupsi dari informasi satelit Himawari dan akan mengganggu penerbangan

pesawat terbang, oleh Darwin Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) pada Rabu, 10 Oktober 2018, yang kemudiandikoreksi bahwa tidak ada sebaran abu vulkanik dari daerah di sekitar Gunung Salak, Penerbangan dinyatakan aman

● Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberi informasi berdasarkan :1. Pengamatan Visual Gunung Salak, bahwa - cuaca cerah hingga hujan- angin berhembus lemah ke arah selatan dan utara- suhu sekitar 22 - 29 derajat Celcius- kelembaban 92 %.

Gunung Salak terlihat jelas hingga tertutup kabut 0 - III dan tidak ada asap

2. Pemantauan Kegempaan, bahwa selama bulan Oktober 2018 ini, terekam :- 23 kali gempa Tornillo dengan amplitudo 5-10 milimeter dan lama gempa 4,5-25 detik. - 9 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 4-7 milimeter dan lama gempa 4-10 detik. - 10 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7-12 milimeter, S-P 0,5-2 detik dan lama gempa 6-10 detik. - 12 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6-12 milimeter, S-P 5-8 detik dan lama gempa 20-47 detik. - 7 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7-11 milimeter, S-P 11-14 detik dan lama gempa 22-97 detik.

sehingga disimpulkan rekaman gempa pada tanggal 10 Oktober 2018 hingga pukul 20.00 WIB tidak teramati peningkatan kegempaan di Gunung Salak

3. Hasil Observasi Lapangan, yang dilakukan langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga pukul 20:00 WIB bahwa :

- tidak teramati adanya jatuhan atau hujan abu vulkanik - tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya seperti di wilayah Taman

Nasional Cidahu.

Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini

Gunung Salak tidak mengalami erupsi.Gunung Salak saat ini masih berada pada tingkat aktivitas Level I (Normal)

Masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya

Update Gempa di Situbondo per 11/10/2018

1. Gempa terjadi pada pukul 01.57 WIB :a. Kekuatan : 6,4 SR, kemudian dimutakhirkan menjadi 6,3 SRb. Lokasi episenter : berada di laut, yaitu 7,47 LS dan 114,43 BT atau tepatnya berlokasi pada jarak 55 km

arah timur laut Situbondo, Jawa Timurc. Kedalaman : 12 km

2. Dampak (daerah yang paling parah mengalami kerusakan di Kep. Sapudi, karena paling dekat dengan pusatgempa). Pendataan masih terus dilakukan :a. Korban :

■ 3 MD di Kec. Gayam, Kab. Sumenep■ 8 orang luka-luka di Kec. Gayam, Kab. Sumenep

b. Kerusakan : 51 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 8 fasilitas pendidikan, 7 tempat ibadah, 1 gedungtoko, 1 kantor■ Sumenep : 25 unit rumah rusak, 1 tempat ibadah■ Situbondo : 8 unit rumah rusak, 2 fasilitas pendidikan, 2 tempat ibadah, 1 gedung toko■ Jember : 2 unit rumah rusak■ Jembrana : 16 unit rumah rusak, 6 fasilitas pendidikan, 4 tempat ibadah, 1 kantor

c. Gempa dirasakan di :■ Prov. Jawa Timur : 22 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Situbondo, Jember, Banyuwangi, Lumajang,

Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Bondowoso, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Batu, Kota Malang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Kab. Mojokerto, dan Kota Mojokerto

■ Prov. Bali : 3 kabupaten/kota, yaitu Denpasar, Gianyar, Jembrana (Kec. Mendoyo, Jembrana dan Negara)

■ Prov. Nusa Tenggara Barat: 2 kabupaten/kota, yaitu Lombok Barat dan Mataram

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANAGraha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur 13120

021-21281200

021-21281200

[email protected]

www.bnpb.go.id

Infobencana BNPB

@BNPB_Indonesia

BNPB Indonesia

BNPB_Indonesia

0812-95590090

0812-1237575

Informasi lebih lanjut mengenai peta dapat mengakses

gis.bnpb.go.id/arcgis