penanganan kasus menopause dan andropause persentasi
DESCRIPTION
ppt obsgynTRANSCRIPT
Menopause dan Terapi HormonSri Endah Wulandari
Definisi
Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni mensis (bulan),dan poresis (berhenti)
menopause adalah penghentian menstruasi secara permanent yang disebabkan oleh kegagalan perkembangan folikel ovarium dengan kadar gonadotropin (FSH. LH) yang meningkat.
Klimakterik (perimenopause)
Definisi klimaterik adalah periode waktu yang mengarah menuju menopause ketika seorang wanita melewati stadium reproduktif dalam hidupnya dan berjalan menuju masa pascamenopause.
ETIOLOGI
Usia 51 tahun (rata-rata; kisaran 45-55 tahun). Waktu terjadinya ditentukan secara genetik.
Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.
Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi
Patofisiologis
Klimakterium adalah fase fisiologis yang terjadi jika fungsi ovum telah mengalami regresi.
Selama klimakterium, kadar estradiol menurun dan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan korteks yang menipis dan medula yang relatif menebal akibat bertambahnya jaringan ikat fibrosa.
Patofisiologis
Pembuluh-pembuluh darah pada hilus dan medula menjadi sklerotik secara progresif.
Involusi anatomis dan ovarium disertai oleh penurunan fungsi ovulasi dan fungsi-fungsi endokrinnya.
Menurunnya kadar estradiol dalam sirkulasi meningkatkan sekresi gonadotropin oleh hipofisis melalui umpan balik negatif.
Ini menyebabkan produksi FSH yang meningkat dan terus diproduksinya LH selama beberapa tahun setelah awitan menopause.
Tanda, gejala, dan perubahan fisiologik yang menyertai menopause adalah akibat menurunnya estrogen dalam sirkulasi.
Manifestasi Klinis
Instabilitas vasomotor : Aliran panas tiba-tiba (hot flushes)
Menstruasi yang tidak teratur : terjadi pada masa pra menopause
Osteoporosis
Atrofi genitalia
Gangguan mood
A. Diagnosis
Diagnosis sindrom menopause sangatlah tergantung kepada fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh masing-masing sarana pelayanan kesehatan sep; (fasilitas laboratorium,dsb)
Diagnosis dapat ditegakan secara sederhana sebagai berikut ;
1. Anamnesis
a. Perempuan berusia 40 tahun atau lebih
b. Gangguan siklus haid berupa haid yang mulai tidak
teratur atau tidak haid dalam jangka waktu 12 bulan
PENEGAKAN DIAGNOSIS
c. Riwayat operasi pengangkatan kedua indung telur
d. Keluhan sindroma menopause sep; gejolak panas, keringat malam, sukar konsentrasi, mudah pingsan, rambut rontok, gigi goyang, ngilu pada persendian dsb
e. Tidak haid selama 1 tahun walaupun tanpa atau gejala sindroma menopause. Pengobatan pasien bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit akibat kekurangan estrogen
2. Pemeriksaan fisik
a. Sesuai dengan keluhan pasien ( gejolak panas,
vagina kering, keputihan, ngilu tulang, dsb)
b. Perabaan payudara
c. Lihat vulva, vagina dan serviks
3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
a. Sitologi vagina dijumpai gambaran atrofi
b. Kadar hormon - FSH > 30 UI/ml
- Estradiol < 50 pg/ml
c. Densitometer tulang untuk mendeteksi osteoporosis
Pengobatan/Terapi
1). Terapi Hormon Pengganti/Terapi Sulih Hormon
Pemberian hormon estrogen alamiah telah terbukti bermanfaat untuk mengatasi masalah yang timbul pada perempuan menopause akibat menurunnya kadar hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur
Di kenal dengan nama Hormonal Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Hormon Pengganti (THP) atau istilah lain Terapi Sulih Hormon (TSH)
Caranya memberikan sediaan estrogen dari luar (eksogen), untuk menggantikan peran estrogen endogen yang telah berkurang produksinya
Prinsip Dasar THP
1. Tujuan THP adalah untuk menghilangkan keluhan, pencegahan atau pengobatan
2. Lebih diutamakan penggunaan estrogen dan progesteron alamiah
3. Bila sudah tidak memiliki rahim dapat digunakan estrogen saja
4. Dimulai dengan dosis estrogen paling rendah, namun cukup mencegah osteoporosis dan jantung koroner
5. Estrogen sebagai hormon pengganti harus diberikan secara kontinyu
6. Bila masih memiliki rahim harus diberikan kombinasi antara estrogen dan progesteron
7. Lama pemberian progesteron minimal 12-14 hari perbulan
8. Dosis progesteron dimulai dari yang terendah namun masih cukup untuk mencegah kelainan endometrium
9. Terapi sekuensial terutama ditujukan kepada perempuan yang masih menginginkan terjadinya siklus haid (pra menopause)
10. Terapi kontinyu terutama ditujukan kepada perempuan yang sudah tidak menginginkan haid kembali (pasca menopause)
11. Estrogen yang dapat dikombinasikan dengan androgen seperti dehidro- epiendosteron sulfat (DHEAS), terutama bgi perempuan dengan penurunan libido
Beberapa Cara Pemberian THP
1. Regimen I (mengandung estrogen saja)
Regimen ini bermanfaat untuk perempuan yang telah diangkat rahimnya estrogen diberikan tiap hari tanpa terputus (kontinyu)
2. Regimen II (estrogen dan progestogen)
Kombinasi sekuensial; estrogen diberikan kontinyu, dengan progestogen diberikan sekuensial hanya 10-14 hari setiap 1 siklus dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hiperplasia endometrium lebih baik diberikan kepada perempuan di usia pra atau peri menopause karena mereka masih menginginkan siklus haid yang teratur
Estrogen dan progestogen diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus. Cara ini akan menimbulkan keluhan tidak haid (amenorea)
Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi perdarahan bercak. Tepat diberikan pada perempuan pasca menopause, karena tidak menginginkan datangnya haid
Jenis Jenis Obat
Jenis-jenis sedian estrogen
Jenis estrogen dapat dibagi berdasarkan komposisi kimiawinya;
1. Estrogen Alamiah
adalah estrogen konyugasi, 17 beta estradiol ( dalam bentuk mikrones atau bukan mikrones), estron dan estriol
2. Estrogen sintetik
adalah etinil estradiol, mestranol, dan dietil –stilbesterol, Saat ini hanya etinil- estradiol yang aman untuk dipergunakan sebagai obat kontrasepsi
Preparat estrogen sintetik merupakan estrogen yang kuat, sehingga sangat tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai terapi hormon pengganti pada perempuan menopause
Pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dengan dosis kecil 20 -30 gram etinil estradiol masih dapat dipergunakan sebagai Terapi pengganti hormon asal dilakukan dengan pengawasan yang ketat
Cara pemberian obat sedian estrogen yang ada di Indonesia saat ini adalah per oral, krim vagina atau plester (“path” perkutanius)
JenisCara (kontinyu) Dosis per Hari
Estrogen Konyugasi Oral 0,3 - 0,625 mg
Oral 1 - 2 mg
17 β Estradiol Transdermal 50 - 100 mg
Subkutan 25 mg
Estradiol Valerat Oral 1 - 2 mg
Estradiol (etron sulfat Oral
0,625 mg - 1,25 mg
piperasin)
Jenis Estrogen Yang Dianjurkan
Jenis Persedian Progesteron
Tersapat dua jenis progesteron yaitu turunan ;
1. Progesteron (C-21) yang bersifat alamiah
Sepert; medroksi- progesteron asetat (MPA, didrogesteron, siproteron asetat, medrogestone, mikrones progesteron
2. Progesteron 19- nortestosteron yang bersifat Sintetik
Sepert; 0,7 – 1 mg noretisteron, 150 igram norgestrel, 75 igram levonorgestrel, desogestrel, gestoden, norgestimate
Untuk Keperluan THP dipilih progedteron yang bersifat alamiah, karena proses metabolisme obat ini tidak terlalu membebani hati
Manfaat pemberian progesteron bersamaan dengan estrogen terutama adalah untuk mencegah timbulnya hiperplasia endometrium akibat penggunaan estrogen tunggal
Lama pemberian 10 hari dan lebih baik jika diberikan selama 12 – 14 hari dalam setiap bulannya
Progesteron tidak perlu diberikan pada perempuan menopause yang rahimnya telah diangkat (post Histrektomi)
Pemberian Progesteron yang ada di Indonesia adalah per oral
Jenis Dan Dosis Progesteron Yang Dianjurkan
JENIS TERAPI SEKUENSIAL(per hari)
TERAPI KONTINYU(per hari)
Progesteron 300 mg 100 mg
Medroksi ProgesteronAsetat (MPA)
10 mg 2,5 – 5 mg
Siproteron asetat
1 mg 1 mg
Disrogesteron 10- 20 mg 10 mg
17 β Estradiol 1-2 mg
Esttrogen saja Estrogen konyugasi 0,3 mg
0,625 mg ; 1,25 mg
Estropipat 0,625 - 1,25 mg
Estradiol Valerat 1 -2 mg
17 β Estradiol
Medroksi Progesteron asetat
(MPA) 5 - 10 mg
Didrogesteron 10 mg
Progesteron saja Noretisteron 5 mg
Linesterenol 5 mg
Alilestrenol 5 mg
JENIS OBAT HRT/THP/TSH YANG ADA DI INDONESIA
Cara Kandungan
Oral
Estradiol Valerat 2 mg +
Medroksi Progesteron asetat
(MPA) 10 mg
Kombinasi E +P Estradiol Valerat 2 mg +
Sekuensial Siproteron asetat 2 mg
17 β Estradiol 1 - 2 mg +
Noretisteron asetat 1 mg
Kombinasi E +P 17 β Estradiol 2 mg +
Kontinyu Noretisteron asetat 1 mg
E + P +A Tibolon
(Khusus) Kontinyu
Testosteron andekonoat 40 mg
Androgen saja Mesterolon 25 mg
Fluoksimestron 5 mg
Krim vagina
Esttrogen saja Estriol
Cara Kandungan
Oral
Lama Dan Saat Pemberian THP/TSH
Lama pemberian THP pada perempuan menopause selama mungkin sampai usia lanjut karena banyak manfaatnya
THP dapat mulai diberikan sejak perempuan mengalami sindrom klimakterik yaitu sejak usia pra menopause
Tidak ada kata terlambat untuk pemberian THP ini, sehingga boleh diberikan pertama kali pada perempuan pasca menopause yang telah berusia 60 tahun atau lebih
Penyembuhan sindrom klimakterik dalam THP memerlukan waktu sekitar 3 bulan, setelah 6 bln pengobatan keluhan belum menghilang harus dicari faktor penyebab lain
Selama THP Perlu Kontrol dengan Jadual
Setelah 1 Bulan
Amati adanya keluhan yang biasanya berhubungan dengan dosis dan cara pemberian THP
Bila tak ada keluhan maka dosis, cara dan jenis terapi dapat diteruskan
Setelah 3 Bulan
Ukur tekanan darah, bila tinggi dapat diberikan obat anti hipertensi dan bila tetap sukar dikendalikan ganti dengan cara lain sep; plester
Bila terdapat bercak perdarahan pervaginam, ganti cara pemberian obat, ganti jenis laiannya
Bila ada efek samping berupa mual, sakit kepala, bertambah BB, payudara kencang, keputihan, rasa gatal pada vagina, turunkan dosis estrogen atau pilih cara lain seperti krim atau plester
Setelah Itu, untuk setiap 6-12 bulan
Periksa organ ginekologi; lihat serviks, atau lakukan papsmir, bila memungkinkan
Amati efek samping yang timbul
Amati keberhasilan terapi
Lakukan perabaan payudara
Setelah 12 bulan
Lakukan perabaan payudara, mammografi bila ada
Ulangi mammografi setiap 1 tahun kalau ada risiko kanker payudara kalau tidak dilakukan setiap 2 tahun