penanganan penyimpanan kentang bibit (solanum tuberosum l
TRANSCRIPT
PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT
(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM,
PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT
OLEH:
AFIFAH FARIDA JUFRI
A24070013
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
AFIFAH FARIDA JUFRI. Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit
(Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa
Barat. Dibawah bimbingan MEGAYANI SRI RAHAYU dan ASEP
SETIAWAN.
Magang dilakukan untuk memperoleh pengalaman dan mempelajari
kegiatan budidaya tanaman kentang, penanganan pasca panen kentang konsumsi
dan kentang bibit serta pemasarannya baik secara teknis maupun manajerial.
Magang dilaksanakan mulai 14 Februari-14 Juni 2011 di Hikmah Farm, Desa
Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan perusahaan sesuai
standar operasional.
Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang
mengandung jenis karbohidrat. Tanaman kentang memiliki potensi dan prospek
yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008).
Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha dan
pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Penurunan
produktivitas kentang tersebut disebabkan karena penanganan pascapanen kentang
bibit yang kurang baik terutama selama penyimpanan yang menyebabkan
penurunan kualitas kentang bibit.
Hikmah Farm merupakan perusahaan kentang bibit bersertifikat dengan
produksi mencapai 1 000 ton/tahun. Ketersediaan bibit berkualitas di Hikmah
Farm didukung oleh cara penyimpanan umbi yang baik. Umbi kentang memiliki
masa dormansi sehingga umbi tidak bisa langsung ditanam setelah panen.
Penanganan umbi selama masa penyimpanan akan mempengaruhi pertumbuhan
tunas umbi. Hikmah Farm memiliki gudang penyimpanan bersuhu dingin (40C),
penyimpanan dengan suhu ruang (250C) dan penyimpanan dengan perlakuan gas
CS2.
Hasil pengamatan terhadap pengaruh suhu simpan dan diameter umbi
terhadap masa dormansi menunjukkan umbi yang disimpan di suhu dingin (40C)
belum mengalami pertunasan setelah 16 minggu penyimpanan sedangkan umbi
yang disimpan di suhu ruang mulai bertunas pada minggu ke-12 dan mencapai
100% pada minggu ke 16. Penurunan bobot umbi yang disimpan di suhu ruang
lebih besar daripada umbi yang disimpan di suhu dingin. Hama penyakit lebih
banyak ditemui pada umbi yang disimpan di suhu ruang yaitu sebesar 16.47%.
Hasil pengamatan pengaruh perlakuan penyimpanan umbi terhadap
pertumbuhan tunas menunjukkan bahwa umbi yang disimpan menggunakan
metode II (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dilanjutkan
pemberian gas CS2) mengalami pertumbuhan tunas yang lebih lambat daripada
metode simpan I (penyimpanan umbi selama 4 bulan di suhu ruang) dan metode
simpan III (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dan 3 bulan di suhu
dingin.
PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT
(Solanum tuberosum L.) ) DI HIKMAH FARM,
PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
AFIFAH FARIDA JUFRI
A24070013
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Judul : PENANGANAN PENYIMPANAN KENTANG BIBIT
(Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM,
PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT
Nama : AFIFAH FARIDA JUFRI
NIM : A24070013
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Ir. Asep Setiawan, MS
NIP. 19640520 198803 2 001 NIP. 19620916 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian, IPB
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP. 19611101 198703 1 003
Tanggal Kelulusan:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 25 Mei 1989. Penulis
merupakan anak ketiga dari Bapak Jufri Hasan dan Jamalia Farida.
Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 002 Sukajadi, Pekanbaru. Tahun
2004 menyelesaikan studi di SLTP Negeri 13 Pekanbaru dan tahun 2008 penulis
lulus dari SMA negeri 8 Pekanbaru. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI
pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun 2009 penulis aktif
sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Faperta (BEM A), tahun 2010
menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi. Tahun 2010-2011 penulis
menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Tanaman Pangan dan Ekologi
Pertanian.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di
HIKMAH FARM, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat” dengan baik. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut
Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Ir. Asep Setiawan, MS sebagai
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, MS sebagai dosen penguji yang telah
memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Prof. Slamet Susanto sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan
selama pelaksanaan kuliah
4. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura dan staf
Komisi Pendidikan yang telah membantu penulis selama menjadi
mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.
5. Kedua orang tua dan empat saudara penulis atas dukungan, doa dan
semangat kepada penulis.
6. H. Moch. Adung dan Hj. Cucun Cunarsih sebagai pemilik perusahaan
yang bersedia menerima penulis untuk melaksanakan magang di Hikmah
Farm
7. Ir. Bunyan Ismail sebagai pembimbing lapang selama penulis
melaksanakan kegiatan di Hikmah Farm
8. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M, SSi, Ir. Ela Nurlaela dan seluruh staf
dan karyawan Hikmah Farm atas bimbingan dan bantuan kepada penulis
selama magang di Hikmah Farm.
9. Gina R. Utami dan Anne Syaifurrahmah sebagai teman satu bimbingan
yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Seluruh teman-teman AGH 44 Bersatu, karena AGH 44 adalah keluarga.
11. Seluruh teman-teman IPB selama penulis menjadi mahasiswa IPB
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
Bogor, 12 September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
Botani Kentang ......................................................................................... 4
Pembibitan Kentang .................................................................................. 5
Penyimpanan Kentang ............................................................................... 6
Dormansi .................................................................................................. 7
METODE MAGANG ........................................................................................ 10
Tempat dan Waktu ................................................................................... 10
Metode Pelaksanaan ................................................................................ 10
Pengamatan dan Pengumpulan Data ........................................................ 11
Analisis Data dan Informasi ..................................................................... 12 KEADAAN UMUM .......................................................................................... 13
Sejarah Perusahaan .................................................................................. 13
Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif ............................... 13
Sarana dan Prasarana Perusahaan ............................................................ 14
Kemitraan Perusahaan ............................................................................. 15
Keadaan Iklim dan Tanah ........................................................................ 15
Luas Areal dan Tata Guna Lahan ............................................................. 16
Keadaan Tanaman dan Produksi .............................................................. 16
Struktur Organisasi .................................................................................. 17
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ....................................................... 20
Aspek Teknis ............................................................................................ 20
Pembibitan ....................................................................................... 20
Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH ..................................... 21
Persiapan Lahan ............................................................................... 23
Penanaman ....................................................................................... 25
Pemeliharaan Tanaman ..................................................................... 28
Panen................................................................................................ 35
Pasca Panen ...................................................................................... 37
Pemasaran ........................................................................................ 41
Aspek Manajerial .................................................................................... 43
PEMBAHASAN ................................................................................................ 45
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 54
Kesimpulan ............................................................................................... 54
Saran ........................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 55
LAMPIRAN .................................................................................................... 58
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Sarana dan Prasarana Hikmah Farm ....................................................... 14
2. Luas Areal Produksi Hikmah Farm ......................................................... 16
3. Standar Pemerikasaan Lapang ................................................................ 22
4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang.................................................... 22
5. Dosis Pestisida Kebun Pasir Angin ......................................................... 31
6. Ukuran Diameter Bibit Kentang ............................................................. 37
7. Bobot Umbi dan Jumlah Umbi per kg ..................................................... 38
8. Harga Bibit ............................................................................................. 41
9. Produksi dan Produktivitas Bibit Kentang Kebun Kiara Jeuntas
Varietas Granola ..................................................................................... 45
10. Persentase Umbi yang Terserang Hama dan Penyakit selama
4 Bulan Penyimpanan di Suhu kamar dan Suhu Dingin .......................... 46
11. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan
Perbedaan Suhu Simpan ......................................................................... 49
12. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan
Ukuran Umbi (Diameter) ........................................................................ 49
13. Waktu Muncul Tunas Terhadap Perlakuan Penyimpanan ........................ 51
14. Perkembangan Tunas dan Penurunan Bobot Umbi pada 8 MSP .............. 51
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit ............................................................ 20
2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu .............. 21
3. Tanaman Kentang ................................................................................... 22
4. Bedengan ............................................................................................... 25
5. Pemberian Pupuk .................................................................................. 27
6. Penyiangan Gulma ................................................................................. 28
7. Pemupukan Susulan ............................................................................... 29
8. Akibat Pembumbunan yang Terlambat ................................................... 30
9. Pengairan Sistem Furrow ....................................................................... 31
10. Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................................... 30
11. Tanaman Off Type ................................................................................... 35
12. Langkah-Langkah Pemanenan Umbi ...................................................... 36
13. Hasil Penyortiran di Lapangan ................................................................ 38
14. Mesin Grading........................................................................................ 38
15. Gudang Penyimpanan ............................................................................. 39
16. Kemasan Kentang .................................................................................. 40
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas ........... 59
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Mandor........................ 61
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Kepala Kebun .............. 63
4. Lokasi dan Peta Wilayah Perusahaan ...................................................... 67
5. Data Curah Hujan .................................................................................. 68
6. Data Panen ............................................................................................. 69
7. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 70
8. Jabatan Hikmah Farm ............................................................................. 71
9. Kebutuhan Bibit per Hektar .................................................................... 72
10. Produksi Kentang Konsumsi dan Kentang Bibit Hikmah Farm ............... 73
11. Analisis Biaya Produksi Pembibitan G2 per Ha tahun 2009 .................... 74
12. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi Berdasarkan Diameter
dan Suhu Penyimpanan ......................................................................... 75
13. Sidik Ragam Jumlah Tunas .................................................................... 76
14. Sidik Ragam Panjang Tunas ................................................................... 77
15. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi ..................................................... 78
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian masyarakatnya bekerja
pada bidang pertanian, salah satunya tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kebutuhan pangan, peningkatan
ekspor, peningkatan pendapatan petani dan pemenuhan gizi keluarga. Salah satu
tanaman hortikultura yang memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan pangan
adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L). Tanaman kentang memiliki
potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato
Center, 2008).
Tanaman kentang berasal dari Amerika Latin daerah pegunungan Andes
di Bolivia dan Peru dan menyebar ke Eropa melalui pedagang Spanyol. Tanaman
kentang masuk ke Indonesia di sekitar Cimahi, Bandung sejak penjajahan Belanda
pada tahun 1794. Tanaman kentang berkembang dengan pesat dan menyebar di
Brastagi (Sumut), Kerinci (Jambi), Pangalengan (Jabar), Dieng (Jateng), Tengger
(Jatim) dan Toraja (Sulsel). Kentang di Indonesia difungsikan menjadi sayuran
dan bahan pelengkap menu utama. Kebutuhan kentang mulai meningkat pada
tahun 1900an saat restoran cepat saji masuk dengan kentang goreng (Sunarjono,
2004).
Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang
mengandung jenis karbohidrat kompleks. Kandungan karbohidrat pada kentang
mencapai sekitar 18%, protein 2.4% dan lemak 0.1%. Total energi yang diperoleh
dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal (Astawan, 2004), sehingga kentang
dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Kentang juga mengandung vitamin C
yang mencapai 31 mg dalam 100 gram kentang. Kentang dapat dimanfaatkan
sebagai campuran dalam olahan kue, perkedel, kroket, bubur, kripik kentang
(potato chip), kentang goreng, kukus, rebus, dan salad.
Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha
dan pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Produktivitas
kentang di Indonesia masih berada dibawah produktivitas kentang di Eropa yang
2
mencapai 25.0 ton/ha (The International Potato Center, 2008). Rendahnya
produktivitas tersebut disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal,
penanganan pasca panen yang kurang baik dan kurangnya ketersediaan bibit yang
bermutu dan bersertifikat. Data Direktorat Jendral Hortikultura (2010)
menunjukkan bahwa pada tahun 2008 kebutuhan bibit kentang sebesar 96 277 ton
sedangkan ketersediaan bibit bersertifikat dalam negeri hanya sebesar 8 066 ton
(8.3%). Hidayat (2010) menyatakan pemenuhan kebutuhan bibit kentang
bersertifikat secara nasional hingga kini hanya mencapai 10%, sedangkan sisanya
menggunakan bibit hasil seleksi sendiri yang berkualitas rendah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan bibit dan rendahnya
mutu kentang bibit adalah cara penyimpanan di gudang (Pantastico, 1975).
Penyimpanan kentang bibit bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kerugian
akibat kerusakan panen yang dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit
pada bibit.
Kentang bibit memiliki masa dormansi dimana umbi kentang tidak akan
bertunas sampai waktu tertentu. Selama masa dormansi, kentang bibit dapat
disimpan di gudang bersuhu dingin (cool storage) dan di gudang terang bersuhu
ruang. Penyimpanan kentang bibit pada gudang bersuhu dingin dapat
memperpanjang masa dormansi sedangkan penyimpanan di suhu ruang akan
menyebabkan umbi bertunas sesuai masa dormansinya. Masa dormansi kentang
bibit dapat dipercepat dengan pemberian gas CS2 atau penyimpanan kentang bibit
pada suhu berganti.
Penyimpanan kentang bibit di suhu dingin dilakukan jika produksi kentang
bibit melebihi permintaan pasar sehingga pertunasan kentang bibit dapat ditunda
karena masa dormansi menjadi lebih panjang. Penyimpanan kentang bibit di suhu
ruang dilakukan jika produksi bibit sama dengan permintaan pasar sehingga
pertunasan kentang sesuai dengan waktu tanam. Pematahan dormansi tersebut
dilakukan jika produksi bibit lebih sedikit daripada permintaan bibit saat musim
tanam. Pengaturan penyimpanan kentang bibit tersebut dapat menjaga
ketersediaan kentang bibit.
Daerah sentra produksi kentang di Indonesia adalah Pangalengan, Jawa
Barat. Perusahaan yang dapat menyediakan kentang bibit dalam produksi tinggi di
3
Jawa Barat adalah Hikmah Farm. Hikmah Farm dapat menghasilkan sekitar 600
ton/tahun kentang konsumsi dan 1 000 ton/tahun kentang bibit. Hikmah Farm
memiliki tiga gudang penyimpanan bibit kentang yaitu suhu ruang, suhu dingin
dan menggunakan gas sehingga Hikmah Farm dapat memenuhi permintaan bibit.
Tujuan Magang
Kegiatan magang ini bertujuan memperluas wawasan dan meningkatkan
kemampuan profesional serta pengalaman kerja baik secara teknis maupun
manajerial melalui kerja nyata di perusahaan. Tujuan khusus dari kegiatan
magang ini untuk mengetahui pengaruh suhu simpan dan diameter umbi terhadap
masa dormansi dan pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap pertumbuhan
tunas bibit kentang di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kentang
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai “The King of
Vegetable” dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras,
gandum dan jagung (The International Potato Center, 2008). Tanaman kentang
berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia dan telah menjadi
makanan penting di Eropa. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan dapat
bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena umbinya memiliki
kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang memungkinkan untuk regenerasi
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kentang diklasifikasikan ke dalam kelas Magnoliopsida, Sub kelas
Asteridae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies
Solanum tuberosum. Tanaman Solanum tuberosum dibagi menjadi dua subspesies,
yaitu S. andigena dan S. tuberosum. S. andigena tumbuh di daerah pegunungan
Andes dengan kondisi panjang hari yang pendek sedangkan S.tuberosum yang
dapat tumbuh pada panjang hari yang lebih lama dan dikembangkan di seluruh
dunia (The International Potato Center, 2008)
Tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan tanaman herba
tahunan. Tinggi tanaman mencapai 100 cm dari permukaan tanah. Daun tanaman
kentang menyirip majemuk dengan lembar daun bertangkai, dan batang di bawah
permukaan tanah (stolon). Stolon tersebut dapat menimbun dan menyimpan
produk fotosintesis pada bagian ujungnya sehingga membentuk umbi. Pada umbi
terdapat banyak mata yang bersisik yang dapat menjadi tanaman baru. Warna
daging umbi biasanya kuning muda atau putih tetapi ada kultivar yang berwarna
kuning cerah, jingga, merah atau ungu. Bentuk umbi beragam, ada yang
memanjang, kotak, bulat atau pipih (Sunarjono, 2004)
Menurut Williams et al. (1993), kentang merupakan tanaman daerah
beriklim sedang (subtropis) dan dataran tinggi (1 000 - 3 000 meter). Suhu yang
optimum untuk tanaman kentang sekitar 160 sampai 21
0C dengan kelembaban
udara 80-90%. Nonnecke (1989) menyatakan bahwa pembentukan umbi yang
optimum dapat terbentuk pada suhu 160C, berkurang pada 21
0C dan berhenti pada
5
suhu 290C. Tanaman kentang sensitif terhadap kondisi lingkungan yang terlalu
dingin. Kentang dapat tumbuh baik pada tanah dengan pH 5.0-5.5. Menurut
Sunarjono (2004) pada tanah asam, kentang mudah terserang nematoda sedangkan
pada tanah basa tanaman kentang dapat keracunan unsur K dan mudah terserang
penyakit kudis.
Pembibitan Kentang
Kegiatan pemeliharaan dan pembibitan kentang bibit lebih intensif
daripada kentang konsumsi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada
pembibitan selain pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan seleksi
tanaman (rouging). Rouging adalah membuang tanaman yang menyimpang dari
tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman. Tanaman yang
menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman
abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et
al., 1997).
Waktu panen tanaman kentang untuk pembibitan yang baik adalah ketika
bagian atas tanaman sudah mati dan mengering. Umur panen tergantung varietas
dan iklim. Umbi yang siap panen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat
dengan daging umbi dan tidak terkelupas jika ditekan. Umbi yang telah dipanen
harus di sortasi dan grading di lapangan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
mencegah terbawanya kentang bibit yang telah terinfeksi penyakit ke gudang
penyimpanan.
Pembibitan kentang adalah kegiatan menghasilkan umbi kentang yang
diarahkan untuk dipergunakan sebagai bahan tanam musim berikutnya (Sahat, et
al.,1989). Tanaman kentang pada umumnya diperbanyak dengan umbi. Umbi
kentang terbentuk dari pembengkakan stolon. Kentang yang diperbanyak melalui
umbi yaitu penanaman umbi kentang yang telah mengalami pertunasan dan siap
tanam. Menurut Beukema dan Zaag (2007), ada 5 bentuk bibit kentang yaitu bibit
dorman, bibit muda (apical dominance), bibit normal, bibit dengan tunas
bercabang dan bibit yang sudah tua.
Bibit dorman adalah bibit yang masih dalam masa istirahat dan tidak
memiliki tunas. Bibit muda (apical dominance) yaitu bibit yang memiliki satu
6
mata tunas yang tumbuh pada ujung umbi (tunas apikal). Bibit normal yaitu bibit
yang memiliki banyak tunas (multiple sprout growth) sedangkan bibit dengan
tunas yang telah bercabang (branched sprout growth) mulai memasuki fase tua.
Bibit yang sudah tua (senility) yaitu tunas bibit telah bercabang dan umbi telah
keriput karena kehilangan bobot yang tinggi akibat respirasi dan kekurangan
cadangan makanan.
Bibit yang paling baik ditanam adalah bibit dengan fase bibit muda dan
bibit muda dengan banyak tunas. Bibit yang ditanam pada fase tersebut akan lebih
tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan memiliki jumlah batang yang
normal yang dapat mempengaruhi produksi umbi. Bibit yang memiliki tunas yang
telah bercabang akan tumbuh dengan cepat, tetapi tanaman ini akan mudah
terserang hama dan penyakit. Hasil dari penggunaan umbi ini akan menghasilkan
jumlah batang yang banyak tetapi tidak produktif, tanaman akan lebih cepat mati
dan produksi yang dihasilkan rendah. Umbi tidak akan tumbuh jika menggunakan
bibit yang dorman dan bibit tua. Pada bibit tua, umbi akan mengalami
kemunduran daya berkecambah.
Penyimpanan Kentang Bibit
Umbi kentang memiliki masa dormansi dan membutuhkan waktu untuk
bertunas. Lama dormansi tergantung varietas, cuaca, keadaan saat tanam, umur
umbi ketika panen dan kondisi gudang penyimpanan. Kondisi gudang
penyimpanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan selama umbi
mengalami masa dormansi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan selama
penyimpanan umbi yaitu suhu, kelembaban dan sirkulasi udara pada gudang.
Suhu yang rendah (30-5
0C) selama penyimpanan dapat memperpanjang
umur fisiologis dan meningkatkan produksi (Sahat, et al., 1989). Penyimpanan
bibit kentang dengan suhu dibawah 20C akan merusak pertumbuhan tunas
(Nonnecke, 1989) sedangkan penyimpanan umbi pada suhu tinggi (180-25
0C)
dapat mempercepat pertunasan. Kelembaban gudang yang baik untuk pembibitan
yaitu sekitar 75-90%. Kelembaban yang terlalu kering akan menyebabkan
besarnya kehilangan bobot pada umbi, sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi
dapat mempermudah pengembunan yang menyebabkan umbi lembab dan akan
7
mengalami pembusukan. Sirkulasi udara gudang yang baik akan mencegah infeksi
hama dan penyakit pada umbi. Sirkulasi udara pada gudang dapat dijaga dengan
tidak menumpuk umbi terlalu padat.
Dormansi
Dormansi pada umbi kentang yaitu umbi tidak akan bertunas sampai
waktu tertentu walaupun telah diberikan kondisi pertumbuhan tunas yang paling
optimum (Higashiyama, 1994). Dormansi pada umbi kentang dipengaruhi oleh
varietas, umur umbi ketika panen, keadaan lingkungan saat tanam, dan kondisi
simpan umbi (Beukema dan Zaag, 2007).
Varietas kentang yang berbeda akan mempengaruhi umur dormansi dan
perkembangan fisiologi. Menurut Rowe (1993) ada 5 tahap perkembangan
fisiologi umbi kentang mulai dari umbi bertunas, membentuk tanaman, induksi
dan pertumbuhan stolon, pembentukan umbi dan pemasakan umbi. Masa
pemasakan umbi akan mempengaruhi waktu panen umbi. Menurut Beukema dan
Zaag (2007) umbi yang dipanen lebih muda akan memiliki masa dormansi yang
lebih lama daripada umbi yang dipanen lebih tua
Perkembangan fisiologi umbi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
tanam seperti musim ketika tanam, suhu lingkungan, dan kondisi tanah. Umbi
akan memiliki masa dormansi yang lebih pendek ketika tumbuh dengan kondisi
suhu yang tinggi (Olsen dan Hornbacher, 2002).
Suhu gudang penyimpanan dapat mempengaruhi lama masa dormansi
umbi kentang. Kentang akan memiliki masa dormansi yang lebih panjang jika
disimpan pada suhu 40C daripada disimpan dengan suhu 25
0C. Penyimpanan
umbi kentang pada suhu yang berubah-ubah dari rendah ke tinggi akan lebih
mempercepat masa dormansi daripada umbi yang disimpan pada suhu tinggi yang
konstan (Beukema dan Zaag, 2007).
Dormansi memiliki keuntungan dan kekurangan dalam musim tanam.
Dormansi dapat mempertahankan umur umbi lebih lama, dapat mencegah
pertunasan di lapangan dan merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidup.
Kekurangan dari dormansi yaitu umbi kentang tidak dapat ditanam sepanjang
tahun, dan membutuhkan waktu yang lama untuk bertunas sehingga dibutuhkan
8
cara untuk mematahkan sifat dormansi pada umbi kentang (Goldsworthy dan
Fisher, 1992). Pematahan dormansi sangat penting dalam memproduksi umbi
kentang diluar musim tanam. Pematahan dormansi pada umbi dapat dilakukan
dengan cara perlakuan suhu dan perlakuan kimia.
Perlakuan suhu
Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan menyimpan umbi pada suhu
180-25
0C. Umbi akan mulai bertunas setelah 3-4 bulan penyimpanan.
Penyimpanan pada suhu ini merupakan pematahan dormansi untuk varietas umbi
yang memiliki masa dormansi yang lebih pendek (Bryan, 1989). Selain
penyimpanan pada suhu tinggi, pematahan dormansi juga dapat dilakukan dengan
suhu berganti. Suhu berganti yaitu dengan menyimpan umbi pada suhu dingin
dilanjutkan dengan menyimpan umbi pada suhu tinggi. Selama penyimpanan
umbi pada suhu dingin, kegiatan respirasi umbi akan menurun tetapi setelah
pemindahan umbi ke suhu ruang maka laju respirasi akan melebihi umbi yang
disimpan di suhu dingin (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Perlakuan kimia
Pematahan dormansi dapat menggunakan GA3 (Asam giberelin), CS2 (gas
karbon disulfide), atau gas rindite. Zat kimia tersebut akan mempengaruhi enzim-
enzim yang terdapat pada umbi kentang. Pematahan dormansi dengan perlakuan
kimia menyebabkan pembentukan tunas umbi yang dominan adalah tunas apikal
sehingga jumlah mata tunas yang tumbuh menjadi sedikit.
Asam giberelin dapat mematahkan dormansi umbi kentang dengan cara
memotong atau melukai umbi agar GA3 dapat menembus umbi (Bryan, 1989).
GA3 dapat merangsang sintesis enzim-enzim yang berhubungan dengan hidrolisis
terutama α-amilase. Umbi yang telah diberi GA3 disimpan pada suhu ruang.
Penggunaan GA3 dengan konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan elongasi
pada batang saat ditanam, dan akan menyebabkan perubahan bentuk pada umbi
(Beukema dan Zaag, 2007).
CS2 merupakan cairan kimia yang mudah menguap, terbakar dan beracun.
Umbi kentang harus bebas dari luka ketika diberikan gas CS2 dan diaplikasikan
pada ruang yang kedap udara (Bryan, 1989). Setelah aplikasi umbi disimpan di
suhu ruang (18-250C) dan akan bertunas setelah 2-4 minggu. Menurut Salimi
9
(2010) keuntungan penggunaan CS2 yaitu dapat menghasilkan tunas yang lebih
pendek, tebal, sehat dan tahan terhadap kerusakan, biaya relatif murah karena
menggunakan konsentrasi yang rendah sekitar 12-25 ml/m3 untuk ukuran bibit
yang normal dibandingkan menggunkan gas rindite.
10
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada 14
Februari sampai dengan 14 Juni 2011. Pelaksanaan magang bertempat di Hikmah
Farm yang berlokasi di jalan PTPN VIII Kertamanah Km 1, Desa Margamukti,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan selama magang meliputi aspek teknis dan manajerial. Kegiatan
tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan dengan mengikuti standar
operasional perusahaan. Jurnal harian kegiatan magang yang telah dilakukan
dibuat selama kegiatan magang.
Kegiatan aspek teknis dilakukan selama satu bulan pertama. Kegiatan
yang dilakukan mengikuti kegiatan karyawan harian lepas (KHL) mencakup
teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pasca panen di gudang. Kegiatan
selama menjadi KHL terlampir pada Lampiran 1.
Kegiatan aspek manajerial dilakukan pada bulan kedua sampai dengan
keempat. Mahasiswa melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor pada bulan
kedua dan sebagai pendamping kepala kebun pada bulan ketiga dan keempat.
Kegiatan pendamping mandor adalah membantu pembuatan perencanaan biaya
dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan,
membantu mengawasi pekerjaan KHL, membantu melakukan persiapan sebelum
kegiatan di kebun, membantu membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan
mandor. Kegiatan pendamping kepala kebun meliputi membantu dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), membantu
pengawasan dan pengelolaan tenaga kerja, dan melakukan analisa terhadap setiap
kegiatan yang dilakukan mulai dari kegiatan budidaya hingga pascapanen
digudang. Kagiatan pada aspek manejerial dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.
11
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan cara mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan di
lapangan, dan wawancara langsung dengan pekerja. Data primer meliputi teknik
budidaya tanaman di lapangan, panen hingga pasca panen. Data primer
produktivitas dikumpulkan pada saat panen. Data sekunder diperoleh dari
perusahaan meliputi kondisi kebun seperti jenis tanaman, jenis tanah, kondisi
pertanaman, topografi, iklim dan curah hujan, produktivitas, data organisasi,
jumlah karyawan, dan status karyawan.
Aspek umum pada magang ini mencakup kegiatan budidaya tanaman di
lapangan untuk pembibitan, penanganan pasca panen kentang bibit terutama hama
dan penyakit di gudang hingga pemasaran kentang bibit.
Pada aspek khusus dilakukan dua pengamatan yaitu pengaruh suhu dan
diameter umbi terhadap masa dormansi umbi (Pengamatan khusus 1) dan
pengaruh metode penyimpanan umbi kentang terhadap pertumbuhan tunas
(Pengamatan khusus 2).
Pengamatan khusus 1 menggunakan kentang varietas Granola generasi 3
(G3). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak
(completely randomized design) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu dan
ukuran umbi. Faktor suhu terdiri atas dua taraf yaitu suhu kamar (180-25
0C) dan
suhu dingin (40C). Faktor ukuran umbi terdiri atas dua taraf yaitu umbi besar
(> 55 mm) dan umbi sedang (45 – 55 mm). Jumlah umbi yang diamati adalah 10
umbi setiap perlakuan dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Variabel
yang diamati adalah penurunan bobot umbi dan waktu muncul tunas.
Pengamatan khusus 2 menggunakan kentang varietas Granola generasi 4
(G4). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak
(completely randomized design) dengan faktor tunggal yaitu perlakukan metode
penyimpanan umbi yang terdiri atas 3 taraf yaitu metode simpan I, metode simpan
II dan metode simpan III. Metode simpan I adalah penyimpanan umbi selama 4
bulan pada suhu kamar, metode simpan II adalah penyimpanan umbi selama 2
bulan pada suhu kamar dilanjutkan dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam dan
12
metode simpan III adalah penyimpanan umbi selama 2 bulan pada suhu kamar
dilanjutkan 3 bulan di suhu dingin. Umbi yang telah mendapat perlakuan tersebut
disimpan dalam suhu kamar selama 8 minggu dan setiap minggunya dilakukan
pengamatan pertumbuhan tunas dengan variabel pengamatan yaitu waktu muncul
tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan penurunan bobot umbi kentang. Jumlah
sample umbi yang diamati dari setiap perlakuan adalah 10 umbi dimana setiap
satu umbi merupakan satu ulangan.
Analisis Data dan Informasi
Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus pertama dilakukan
menggunakan RAL dua faktor dengan model aditif linier yang digunakan:
Yijk =µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
dimana
Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j
µ = rataan umum
αi = pengaruh perlakuan suhu ke-i
βj = pengaruh perlakuan diameter ke-j
αβij = pengaruh interaksi perlakuan αi dan βj
εijk = galat percobaan
Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus kedua dilakukan
menggunakan RAL faktor tunggal dengan model aditif linier sebagai berikut:
Yijk =µ + αi + βj + εijk
dimana
Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j
µ = rataan umum
αi = pengaruh perlakuan penyimpanan ke-i
εijk = galat percobaan
Uji lanjut terhadap nilai tengah dilakukan menggunakan DMRT (Duncan
Multiple Range Test) jika hasil analisis ragam berbeda nyata.
13
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
Sejarah Perusahaan
Hikmah Farm merupakan salah satu produsen kentang bibit yang didirikan
oleh H. Moch. Adung Safei bersama istrinya Hj. Cucun Cunarsih. Awal
berdirinya Hikmah Farm dimulai tahun 1962 yang berkonsentrasi pada produk
kentang sayur. Pada tahun 1982 H. Adung resmi mendirikan PD. Hikmah sebagai
perusahaan kentang sayur segar karena permintaan kentang sayur yang terus
meningkat.
PD. Hikmah mulai mengembangkan bisnis untuk memproduksi kentang
bibit skala besar pada tahun 1995 setelah menjalin kerja sama operasi (KSO)
dengan PTPN VIII dalam penggunaan lahan. PD Hikmah terdaftar sebagai
produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan
Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II /
2003. PD. Hikmah menjadi Hikmah Farm pada tahun 2005 sebagai bentuk
pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi didalam usaha agribisnis.
Kebun Hikmah Farm saat ini seluas 204 ha dengan sepertiga bagian milik
perusahaan dan dua pertiga bagian milik mitra. Hikmah Farm memperluas
kegiatan produksi dengan memasuki industri makanan berbasis kentang yang
dipasarkan di super market dengan merk dagang ”Balados” dan memulai
mengembangkan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. Saat ini Hikmah Farm
menuju perusahaan komersial yang dikelola dengan manajemen modern dan
tenaga professional.
Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif
Hikmah Farm berada 43 km kearah Selatan Bandung, Jawa Barat. Kantor
Hikmah Farm terletak di Jalan PT. Perkebunan VIII Kertamanah Km 1, Desa
Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.
Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk
menemukan lokasi perusahaan.
14
Hikmah Farm terletak pada 07011’ LS dan 107
035’ LB. Lokasi Hikmah
Farm di kelilingi oleh pegunungan. Gunung Tilu, Lamajang, dan Panglima
membatasi di sebelah Barat, gunung Nini, Kaharu dan Puncak Gede di sebelah
Timur dan Gunung Waring di sebelah Selatan. Wilayah administratif Hikmah
Farm berbatasan dengan Kecamatan Cimaung di sebelah Utara, kecamatan
Kertasari di sebelah Timur, kebupaten Garut di sebelah Selatan dan Kecamatan
Pasir Jambu di sebelah Barat. Lokasi perusahaan dan wilayah administratif
Hikmah Farm disajikan pada Lampiran 4.
Sarana dan Prasarana Perusahaan
Hikmah farm dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang
kegiatan produksi perusahaan. Sarana dan prasarana Hikmah Farm disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Sarana dan Prasarana di Hikmah Farm
Fasilitas Jumlah
(Unit)
Fungsi
Kantor 1 Sebagai pusat kegiatan administrasi
Gudang permanen 2
- Gudang biru Tempat pemeriksaan dan penyimpanan kentang
bibit bersertifikat
- Gudang
konsumsi
Tempat penyimpanan kentang sayur, pencucian,
dan pengepakan kentang konsumsi yang akan
dipasarkan
Gudang semi
permanen
5
- Gudang hitam Tempat penyimpanan kentang bibit di cool
storage
- Gudang kuning Tempat penyimpanan kentang sebelum disortasi
dan di grading.
- Gudang wetan Tempat penyimpanan kentang bibit dari lapangan
- Gudang kidul Tempat penyimpanan kentang konsumsi
- Gudang pupuk Tempat penyimpanan pupuk
Screen house 6 Lahan produksi kentang bibit dari generasi ke-0
(G0) menjadi generasi ke-1 (G1)
Green House 4 Lahan aklimatisasi planlet menjadi kentang bibit
G0
Irigasi sprinkler Tidak
terdata
Untuk memudahkan penyiraman tanaman
Pabrik 1 Tempat pengolahan kentang
Radio monitor Tidak
terdata
Untuk memudahkan komunikasi di kebun antar
mandor
15
Fasilitas Jumlah
(unit)
Fungsi
Komputer 5 Untuk memudahkan pembukuan kegiatan dan
administrasi
Truk 6 Untuk pengangkutan hasil panen ke gudang atau
bahan tanam ke lahan
Mobil jeep 3 Untuk mengangkut peralatan penyemprotan hama
dan penyakit
Mobil box 1 Untuk pengangkutan kentang konsumsi yang akan
dipasarkan
Sumber : Hikmah Farm, 2011
Kemitraan Perusahaan
Hikmah Farm melakukan kemitraan dengan beberapa pihak dalam
penggunaan lahan dan penelitian dan pengembagan tanaman kentang. Hikmah
Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dalam penggunaan lahan produksi
dengan PTPN VIII, BPPTK (Badan Pusat Penelitian Teh dan Kina), dan
pemerintah desa. Hikmah Farm juga melakukan kerjasama dengan petani
Pangalengan mencakup penyediaan lahan, peminjaman modal untuk produksi dan
pemasaran hasil panen. Hasil yang diperoleh akan dibagi menggunakan sistem
bagi hasil antara petani dan Hikmah Farm.
Kerjasama untuk penelitian dan pengembangan tanaman kentang
dilakukan dengan IPB (Institut Pertanian Bogor), Balitsa (Balai Penelitian Sayur),
Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Pangalengan, dan Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH). Mitra utama Hikmah Farm dalam pemasaran kentang konsumsi
adalah Yogya Toserba, PT. Lion Superindo, Hero, Lottemart, Setia Budi, Circle-K
Bali dan Siantar top.
Keadaan Iklim dan Tanah
Hikmah Farm terletak pada daerah Pangalengan dengan curah hujan 2 555
mm/tahun dengan ketinggian tempat antara 1 200-1 700 m di atas permukaan laut
(mdpl). Data Curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 5. Suhu udara berkisar
antara 110C sampai dengan 27
0C. Pertumbuhan umbi kentang akan terhambat
apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 30
0C. Pangalengan memiliki
topografi lahan datar sampai berombak antara 80-45
0. Jenis tanah di Pangalengan
16
sebagian besar adalah andosol dengan struktur tanah lempung berliat sampai
lempung berdebu. pH tanah andosol berkisar antara 5.0-6.5 yang cocok untuk
budidaya tanaman kentang.
Luas Areal Produksi dan Tata Guna Lahan
Hikmah Farm memiliki luas areal produksi 204 ha yang terletak di
beberapa lokasi. Luas areal produksi tersebut dapat mengalami perubahan setiap
tahun karena penggunaan lahan sebagian besar bersifat kemitraan dengan
perkebunan dan desa. Pada saat pihak mitra akan menggunakan areal kebun, maka
Hikmah Farm tidak dapat menggunakan lahan tersebut. Luas areal kebun dan
komoditas yang ditanam di Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di Hikmah Farm
Areal Kebun Luas
(ha) Komoditas yang ditanam
1 Legok Bako 2 Kentang, kubis, jagung dan wortel
Pasir Angin 3 Kentang, kubis, jagung dan wortel
Cikole 11 Kentang, kubis, jagung dan wortel
Kiara Jeuntas 20 Kentang, kubis, jagung dan wortel
Sukamenak 7 Kentang, kubis, jagung, dan rumput gajah
Ciarileu 17 Kentang, kubis dan jagung
Gunung
Cupu 25 Kentang
2 Purbasari 1 25 Kentang, kubis, wortel, jagung
3 Gambung 27 Kentang, kubis, sawi, wortel, cabai dan jagung
4 Purbasari 2 27 Kentang, kubis, wortel, jagung
5 Cibercek 40 Kopi, teh
Total 204
Sumber: Hikmah Farm, 2011
Keadaan Tanaman dan Produksi
Hikmah Farm memproduksi tanaman kentang sebagai komoditas utama.
Produksi kentang di Hikmah Farm pada tahun 2007 untuk kentang konsumsi
sebesar 1 412 075 kg dan untuk kentang bibit sebesar 746 883 kg. Produksi
tersebut mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 607 579 kg untuk
kentang konsumsi dan meningkat untuk kentang bibit menjadi 1 080 096 kg
(Hikmah Farm, 2011). Data produksi kentang konsumsi dan kentang bibit di
17
Hikmah Farm dari tahun 2007-2009 disajikan pada Lampiran 6. Varietas kentang
yang diproduksi yaitu Granola sebanyak 75%, Nadia sebanyak 20% dan varietas
lain sebanyak 5%. Hikmah Farm juga memproduksi komoditas lain sebagai
tanaman rotasi terhadap tanaman kentang yaitu jagung, kubis, wortel, cabai dan
sawi.
Hikmah Farm memproduksi kentang bibit bersertifikat dimulai dari benih
sumber (G0) sampai dengan benih sebar (G4). Kelas benih yang diproduksi yaitu
benih sumber (Breeder Seed-G0), benih dasar-1 (Foundation Seed 1-G1), benih
dasar-2 (Foundation Seed 2-G2), benih pokok (Stock Seed-G3) dan benih sebar
(Extention seed-G4). Pengkelasan benih tersebut berasal dari turunan generasi.
Benih sumber (G0) diperoleh dari bahan tanam yang dihasilkan dari kultur
jaringan dengan cara aklimatisasi. Penanaman G0 akan menghasilkan G1,
penanaman G1 akan menghasilkan G2, dan begitu seterusnya sampai
menghasilkan G4. Produksi benih G0 dilakukan di green house, benih G1
dilakukan di screen house dan benih G2 sampai G4 dilakukan di lapangan. Mutu
bibit kentang di Hikmah Farm diawasi oleh perusahaan dan pihak BPSBTPH
Jawa Barat.
Struktur Organisasi
Hikmah Farm dipimpin oleh H. Moch. Adung sebagai direktur utama yang
bertugas untuk mengelola perusahaan secara umum dan merencanakan strategi
perusahaan. Direktur utama dibantu oleh Hj. Cucun Cunarsih sebagai internal
audit yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan sistematis terhadap sistem,
prosedur dan kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Direktur utama
langsung membawahi direktur produksi, direktur pemasaran dan direktur
administrasi dan keuangan. Struktur organisasi dan jabatan perusahaan Hikmah
Farm disajikan pada Lampiran 7 dan 8.
Direktur produksi dijabat oleh Ir. Wildan Mustofa, MM yang membawahi
manajer penelitian dan pengembangan, manajer area kebun dan mitra. Manajer
penelitian dan pengembangan (R&D) berperan untuk mengembangkan inovasi-
inovasi baru dalam budidaya tanaman, penanganan pasca panen dan pemasaran.
Jabatan untuk manajer R&D masih sering kosong karena kurangnya sumber daya
18
manusia yang ada di Hikmah Farm. Manajer area dibantu oleh kepala kebun
bertugas untuk merencanakan dan mengontrol kegiatan produksi yang
dilaksanakan di kebun. Manajer Area 1 dijabat oleh Shoheh Sopandi, manajer area
2 dijabat oleh Aep Saepullah, manajer area 3 dijabat oleh H. Khoeruman dan
manajer area 4 dijabat oleh Ir. Bunyan Ismail, MSc. Kepala kebun dibantu oleh
beberapa mandor kebun yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
budidaya dan seorang mandor pestisida yang bertangggung jawab terhadap
pengendalian hama dan penyakit.
Direktur pemasaran dijabat oleh Pipin Walid M yang berperan dalam
mengelola perencanaan pemasaran, manajemen penjualan dan kegiatan distribusi.
Direktur pemasaran dibantu oleh manajer humas, manajer pengembangan bisnis,
dan manajer penjualan. Manajer humas bertugas dalam promosi dan komunikasi
pelanggan, dan melakukan hubungan yang baik dengan pelanggan. Manajer
pengembangan bisnis bertugas dalam mencari pasar, dan melakukan inovasi dan
pengembangan terhadap produk, melakukan riset terhadap kepuasan pelanggan.
Manajer penjualan bertugas dalam hal penjualan dan pengaturan distribusi produk
kepada pelanggan. Jabatan untuk manajer humas, manajer pengembangan bisnis,
dan manajer penjualan masih kosong sehingga saat ini masih dipegang langsung
oleh direktur pemasaran.
Direktur administrasi dan keuangan dijabat oleh Atieq Mustikaningtyas,
S.Si yang bertanggungjawab terhadap kegiatan administrasi dan keuangan
perusahaan. Direktur administrasi dan keuangan membawahi manajer sumberdaya
manusia yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SDM dan manajer
keuangan yang berperan dalam pengaturan keuangan perusahaan dan kegiatan
pembukuan.
Tenaga kerja Hikmah Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap.
Tenaga kerja tetap merupakan staf kantor yang bekerja secara tetap di kantor yang
terdiri dari satu orang internal audit, empat orang manajer area, lima orang staf
administrasi, dua orang staf penjualan produk, tujuh orang kepala kebun, 24 orang
mandor, dan enam orang supir. Tenaga kerja tidak tetap merupakan karyawan
kebun yang bekerja secara harian, borongan, dan musiman. Total karyawan tidak
tetap di Hikmah Farm yaitu 689 orang.
19
Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan di
kebun dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB dengan waktu
istirahat pukul 9.30 WIB-10.00 WIB. Kegiatan untuk hari Jumat berakhir pada
pukul 10.30 WIB. Karyawan wanita di gudang dan pabrik pada hari Jumat tetap
bekerja sampai pukul 12.30 WIB. Karyawan kantor masuk pada pukul 06.00 WIB
sampai dengan 15.00 WIB. Karyawan kantor mendapatkan libur secara bergilir
dalam satu bulan.
Karyawan akan menerima upah setiap awal bulan. Upah karyawan harian
akan dihitung berdasarkan jumlah hari kerja harian, kerja borongan dan lembur
selama satu bulan. Upah akan diberikan setiap awal bulan sebesar Rp. 12 000 per
HKW (hari kerja wanita) dan Rp. 13 500 per HKP (hari kerja pria). Upah
borongan akan dihitung sesuai prestasi kerja karyawan. Upah lembur akan
dihitung sebesar Rp. 1 500 – 2 000 per jam sehingga upah yang diperoleh akan
berbeda setiap karyawan.
20
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek teknis
Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm
meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca
panen dan pemasaran.
Pembibitan
Pembibitan kentang yaitu kegiatan yang menghasilkan bahan tanam untuk
ditanam kembali pada musim tanam selanjutnya. Tanaman kentang dapat
dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakkan secara
vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, tunas dan umbi, sedangkan
secara generatif menggunakan biji. Hikmah Farm melakukan perkembangbiakkan
tanaman kentang menggunakan umbi dan stek tunas dari planlet. Planlet tanaman
kentang diperoleh dari Balitsa untuk varietas Granola dan IPB untuk Varietas
Nadia. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit
Mother Plant
Planlet
G0
G1
G2
G3
G4
Petani
Di Lapangan
Di Screen House
Kultur Jaringan
Di Green House
Stek tunas
21
Hikmah Farm melakukan perbanyakan kentang bibit dimulai dari
aklimatisasi planlet ke green house untuk memperoleh bibit G0 (generasi ke-0),
penanaman kentang bibit G0 untuk mendapatkan bibit G1 di screen house,
penanaman kentang bibit G1 untuk memperoleh bibit G2 hingga penanaman
kentang bibit G3 untuk memperoleh kentang bibit G4 yang dilakukan di lapangan.
Umbi G0 diperoleh dari aklimatisasi planlet ke media tanam di green
house dengan cara stek. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang
bersifat porous, ringan dan dapat menahan air. Tanaman dari aklimatisasi planlet
tersebut akan tumbuh dan memiliki beberapa daun setelah 2-3 minggu. Tanaman
yang telah memiliki daun dapat dilakukan stek tunas untuk memperbanyak
tanaman sampai tanaman telah memiliki daun trifoleat. Jarak tanam yang
digunakan adalah 5cm x 5cm. Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan
alat kayu berjari dengan jarak yang sesuai. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dari
tanaman hasil stek tersebut sebesar telur puyuh. Tanaman kentang hasil
penyetekan tunas setelah berumur 2 minggu disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas
Berumur 2 Minggu.
Umbi G1 diperoleh dari hasil penanaman umbi G0 di screen house.
Penanaman dilakukan dengan cara tugal pada bedengan 1.5 m x 6 m dan jarak
tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 30 cm. Penanaman G1 dilakukan di screen
house untuk mengurangi tanaman yang terserang hama dan penyakit yang akan
mempengaruhi produksi kentang bibit dan mutu kentang bibit. Tanaman kentang
G1 di screen house disajikan pada Gambar 3 (a). Umbi G2 diperoleh dari hasil
penanaman umbi G1, umbi G3 diperoleh dari hasil penanaman umbi G2 dan G4
diperoleh dari penanaman umbi G3. Penanaman untuk memperoleh kentang bibit
22
G2, G3 dan G4 dilakukan di lapangan. Contoh tanaman kentang yang di tanam di
lapangan disajikan pada Gambar 3 (b).
Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang
Bibit G1 di Screen House (a), Tanaman Kentang di Lapangan untuk
Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4.
Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH
Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih bersertifikat.
Penangkar harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan kepada BPSBTPH
untuk melakukan pemeriksaan benih kentang di lapangan dan di gudang dan akan
mendapat sertifikat setelah lulus pemeriksaan. Pemeriksaan di lapangan meliputi
pemeriksaan kondisi tanah dan pemeriksaan tanaman pada saat berumur 30-40
HST, 40-50 HST dan 50-70 HST. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang
Faktor Jumlah
Benih
Dasar
(G1)
Benih
Dasar
(G2)
Benih
Pokok
(G3)
Benih
Sebar
(G4)
Isolasi (min) - 10 m 10 m 10 m
Virus (PLRV, PVS,
PVX, PVY) (max) 0.0% 0.1% 0.5% 2.0%
Layu bakteri (max) 0.1% 0.5% 1.0% 1.0%
Busuk daun, dan
penyakit lain serangan
berat
(max) 2.0% 10.0% 10.0% 10.0%
Nematoda sista kentang
(NSK) 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5%
Sumber: BPSBTPH, 2011
a. b.
23
Pemeriksaan umbi di gudang dilakukan setelah umbi di sortasi dan di
grading. Kriteria lulus pemeriksaan di gudang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang
Faktor Jumlah
Benih
Dasar
(G1)
Benih
Dasar
(G2)
Benih
Pokok
(G3)
Benih
Sebar (G4)
Busuk coklat dan busuk
lunak (max) 0.0% 0.3% 0.5% 0.5%
kudis, powdery scab,
kudis lak, dan hawar ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%
busuk kering (max) 00.1% 1.0% 3.0% 3.0%
Kerusakan oleh
penggerek ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%
Nematoda bintil akar (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%
Nematoda sista kuning (max)
0.0% 0.0% 0.0%
Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5%
Kerusakan Mekanis dan
serangga (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%
Sumber BPSBTPH, 2011
BPSBTPH akan memberikan satu kali kesempatan untuk pemeriksaan
ulang jika pemeriksaan di lapangan atau digudang tidak lulus. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara mengambil sampel 1 000 tanaman di lapangan dan 1 000
umbi di gudang secara acak.
Umbi yang telah lulus pemeriksaan diberi label sertifikasi untuk
memperjelas identitas kentang bibit yang akan dijual ke petani. Label yang
digunakan yaitu label berwarna putih untuk kentang bibit G2, label berwarna ungu
untuk kentang bibit G3 dan label berwarna biru untuk kentang bibit G4. Kentang
bibit yang telah mendapat sertifikat disimpan di gudang penyimpanan bersuhu
dingin atau bersuhu ruang. Kentang bibit tersebut akan dilakukan penyortiran
kembali saat akan dijual dan akan di tanam.
Persiapan lahan
a. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, memutuskan
dan memusnahkan siklus hama dan penyakit tanaman yang berada didalam tanah,
dan melancarkan sirkulasi udara didalam tanah. Tanah yang gembur akan
24
membantu dalam penyerapan air. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh Hikmah
Farm menggunakan sistem pengolahan tanah minimum untuk umbi G2-G4 dan
pengolahan tanah sempurna untuk umbi G1.
Sistem pengolahan tanah minimum yang dilakukan adalah sistem ngalaci
pada bedengan bekas jagung atau kubis. Sistem ngalaci yaitu membersihkan
bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai
dengan G4. Pengolahan lahan dengan sistem ngalaci lebih mudah dilakukan
daripada mengolah tanah dengan sistem pengolahan sempurna dan dapat
menghemat waktu dalam pengerjaannya. Sistem ngalaci dapat menjaga
kelembaban tanah pada musim kemarau karena pengolahan tanah yang minimum.
Sistem pengolahan tanah sempurna menggunakan alat garu dan cangkul
yang dilakukan di screen house untuk penanaman bibit G1. Tanah yang telah
diolah diberi basamid dengan bahan aktif dazomet 98% yang berfungsi sebagai
fumigan untuk mengendalikan nematoda dan penyakit kemudian ditutupi mulsa
selama satu minggu. Penutupan mulsa bertujuan agar hama dan penyakit yang ada
didalam tanah mati. Tanah tersebut dapat ditanami tanaman kentang setelah mulsa
dibuka selama dua minggu agar gas yang ditimbulkan dapat menguap dan tidak
menyebabkan tanaman mati.
b. Pembuatan bedengan
Bedengan pada tanaman kentang bertujuan untuk melindungi akar dan
umbi dari genangan air, memudahkan dalam penyiangan gulma, pemanenan,
pemupukan, penyemprotan pestisida dan pengairan. Akar dan umbi kentang
sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk dan mengganggu
pertumbuhan (Samadi, 2007).
Pembuatan bedengan memperhatikan topografi lahan dan arah aliran air.
Bedengan dengan topografi datar dibuat searah dengan aliran air dan memanjang
kearah barat-timur untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal. Bedengan
untuk topografi berbukit dibuat searah dengan kemiringan tanah atau dengan
pembuatan teras. Bedengan yang dibuat dengan menggunakan teras atau
mengikuti kemiringan tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Penanaman kentang
pada bedengan yang dibuat menggunakan teras menghasilkan produksi yang lebih
baik daripada penanaman pada bedengan yang searah dengan topografi. Hal ini
25
karena bedeng yang searah dengan topografi akan lebih mudah kehilangan top soil
daripada bedeng yang dibuat dengan pembuatan teras sehingga tanah menjadi
keras yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang.
Faktor yang perlu diperhatikan selama pembuatan bedeng selain arah
aliran air yaitu arah jalan untuk penyemprotan pestisida. Arah jalan tersebut akan
mempengaruhi kemudahan penyemprot untuk melakukan penyemprotan tanaman
kentang selama pemeliharaan.
Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan
dengan Mengikuti Topografi Lahan (b)
Ukuran bedengan tergantung musim tanam dan topografi lahan. Panjang
bedengan untuk penanaman pada musim hujan lebih pendek daripada musim
kemarau karena pada musim hujan tanaman rentan terhadap penyakit. Bedengan
yang panjang dapat menyebabkan jamur dan cendawan berkembang dengan baik
karena jumlah tanaman akan lebih banyak sehingga menyebabkan tanah menjadi
lebih lembab.
Penanaman
a. Pengaturan waktu tanam
Pengaturan waktu tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kentang. Indonesia memiliki dua musim yang memiliki kondisi agroklimat yang
berbeda dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit
tanaman kentang. Menurut Samadi (2007), waktu yang tepat untuk menanam
kentang adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan April-Juni. Penanaman pada
musim kemarau akan mengalami kurangnya ketersediaan air sehingga diperlukan
pengaturan irigasi yang baik sedangkan pada musim hujan akan menyebabkan
a. b.
26
berkembangnya pertumbuhan cendawan patogen yang dapat menurunkan
produktivitas tanaman.
Hikmah Farm melakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan dan
awal musim kemarau. Kebun-kebun yang sulit air biasanya penanaman kentang
dilakukan pada musim hujan dengan pengendalian hama dan penyakit yang lebih
intensif dan pembuatan selokan yang lebih tinggi agar umbi tidak busuk
sedangkan pada musim kemarau akan ditanami tanaman rotasi seperti jagung atau
diberakan selama 4-6 bulan. Kebun yang mempunyai sistem irigasi dilakukan
penanaman kentang pada akhir musim hujan.
b. Pembuatan jarak tanam
Tujuan pembuatan jarak tanam untuk mengurangi persaingan antar
tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air, mengurangi
timbulnya penyakit dan akan mempengaruhi umbi yang dihasilkan. Penanaman
kentang untuk kentang bibit menggunakan jarak tanam yang rapat agar
menghasilkan umbi yang kecil dan banyak sedangkan untuk kentang konsumsi
menggunakan jarak tanam yang lebih lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran
besar (Rubatzky, 1998). Jarak tanam yang digunakan Hikmah Farm untuk
penanaman G0 yaitu 5cm x 5cm, penanaman G1 dengan jarak 30cm x 20cm dan
penanaman G2-G4 menggunakan jarak tanam tergantung pada ukuran bibit yang
digunakan dan tujuan penanaman. Jarak tanam untuk penanaman G2-G4 dapat
dilihat pada Lampiran 9.
c. Pemupukan Dasar
Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian
pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki
struktur tanah, dan mengikat serta menyimpan air tanah (Sutedjo, 2008). Pupuk
kandang yang digunakan untuk menanam kentang di Hikmah Farm adalah
kotoran sapi atau ayam dengan dosis 16-20 ton/ha.
Pupuk buatan yang digunakan adalah pupuk kimia yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman yang kurang tersedia di dalam tanah.
Dosis penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi
ketersediaanya didalam tanah sehingga kebutuhan pupuk setiap kebun berbeda.
27
Tanaman kentang membutuhkan sekitar 100-150 kg/ha unsur N, 250 kg/ha untuk
P2O5 dan 200 kg/ha untuk K2O. Pupuk kimia berupa pupuk hayati emas (PHE)
juga diberikan saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. PHE mengandung bakteri
penambat nitrogen yang bukan pensimbiosis mikroba pelarut hara fosfat dan
kalium serta menyediakan mikroba pemantap agregat.
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di alur dilarikan. Pemberian
pupuk secara alur dapat dilihat pada Gambar 5. Pemupukan dengan cara alur
memudahkan pekerjaan pemupukan dan mengurangi tenaga kerja sehingga dapat
menekan biaya produksi. Menurut Suriatna (1991) pemupukan dengan cara alur
baik dilakukan pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar dan jumlah akar
tanaman yang sedikit.
Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b)
d. Penanaman
Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara yaitu
membuat lubang tanam dan menanam secara langsung. Penanaman pada lubang
tanam dilakukan untuk ukuran umbi yang sangat kecil (diameter < 35 mm).
Penanaman umbi yang berukuran kecil di butuhkan ajir agar tanaman tidak rebah.
Penanaman bibit dengan cara alur di bedengan dilakukan untuk bibit G1-
G4 dengan ukuran bibit yang lebih besar dengan diameter 45 mm-55 mm. Ukuran
bedengan untuk penanaman bibit G1-G4 lebih kecil yaitu 6m x 0.75m sehingga
pada satu bedengan hanya ditanam satu alur tanaman kentang. Bibit kentang
diletakkan pada alur tanam dengan jarak tertentu sesuai ukuran bibit yang
digunakan. Bibit yang yang telah diletakkan di alur, ditutup dengan tanah
sehingga akan terbentuk bedengan. Untuk mencegah rebahnya tanaman,
dilakukan beberapa tahap pembumbunan.
a. b.
28
Bibit yang baik di tanam adalah bibit yang telah bertunas. Ada tiga kriteria
bibit yang siap tanam yaitu:
a. Bibit muda yaitu bibit yang hanya bertunas pada tunas apikal. Bibit akan
memiliki jumlah batang yang sedikit dengan ukuran umbi yang besar dan
jumlah yang sedikit. Bibit ini akan lebih tahan terhadap serangan hama dan
penyakit karena banyak cadangan bibit. Bibit muda biasanya ditanam dengan
tujuan tanam untuk kentang konsumsi.
b. Bibit normal yaitu bibit yang memiliki beberapa tunas selain tunas apical.
Bibit ini akan memiliki jumlah batang yang lebih banyak dengan ukuran umbi
yang lebih kecil. Bibit ini sering digunakan untuk menghasilkan tanaman
kentang untuk menghasilkan bibit.
c. Bibit tua yaitu bibit yang kadaluwarsa. Bibit ini memiliki tunas yang telah
bercabang, lemah dan akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap
serangan penyakit karena cadangan makanan telah berkurang dan bibit
mengkerut.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memperoleh tanaman yang sehat
dan berproduksi baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman adalah keadaan bibit sebelum tanam dan pemeliharaan selama
fase pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman adalah
pemupukan susulan, pembumbunan, penyiangan gulma, pengairan, pengendalian
hama dan penyakit, dan rouging.
a. Penyiangan gulma
Gulma merupakan tanaman pengganggu yang akan melakukan persaingan
dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari.
Penyiangan gulma sangat diperlukan terutama pada fase kritis yaitu fase awal
pertumbuhan vegetatif dan fase pembentukan umbi. Penyiangan gulma dilakukan
pada umur tanaman 20-30 HST sebelum pemberian pupuk susulan. Gulma yang
tumbuh disekitar tanaman kentang termasuk kelompok teki-tekian. Penyiangan
gulma dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul dapat dilihat
pada Gambar 6.
29
Gambar 6. Penyiangan gulma. Secara manual (a) dan Menggunakan Cangkul (b)
b. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada
tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan
maksimal. Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 30 HST
bersamaan dengan pembumbunan pertama tanaman. Pupuk yang digunakan
Hikmah Farm adalah Phonska dengan dosis 200-250 kg/ha. Pemupukan susulan
dilakukan oleh Hikmah Farm dengan cara sebar diantara dua bedengan yang telah
bersih dari gulma atau meletakkan pupuk diantara dua tanaman kemudian di
timbun dengan tanah. Pemberian pupuk susulan dengan cara sebar di antara dua
bedengan dapat dilihat pada Gambar 7. Cara sebar lebih sering dilakukan karena
lebih efisien dalam tenaga kerja dan waktu daripada cara meletakkan pupuk
diantara dua tanaman. Kekurangan pemupukan dengan cara sebar yaitu
penggunaan pupuk lebih banyak dan kurang efektif terhadap tanaman.
Gambar 7. Pemupukan Susulan
a. b.
30
c. Pembumbunan
Pembumbunan yaitu kegiatan untuk mempertinggi permukaan tanah di
sekitar tanaman. Pembumbunan bertujuan untuk merangsang pembentukan akar
yang akan mempengaruhi jumlah umbi, membantu pembesaran umbi, menjaga
umbi agar terhindar dari sinar matahari, menjaga tanaman agar tidak rebah dan
mencegah tanaman tergenang air. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman
berumur 30 HST dan 40-45 HST bersamaan dengan penyiangan gulma.
Pembumbunan yang terlambat akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi
berwarna hijau dan mudah terserang hama dan penyakit yang dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Akibat Pembumbunan yang terlambat. Tanaman Kentang Rebah (a),
Umbi Kentang yang Berwarna Hijau (b), Tanaman Layu Bakteri (c)
d. Pengairan
Air selain berfungsi sebagai zat makanan, juga dapat mengatur temperatur
dan kelembapan tanah. Pemberian air yang kurang dari kebutuhan tanaman
menyebabkan tidak seimbangnya antara penguapan dan air yang diserap oleh
tanaman. Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada
fase stolonisasi dan inisiasi umbi. Kekurangan air pada awal pembentukan umbi
dapat meningkatkan terjadinya spindled tuber dan dapat menyebabkan umbi
pecah (Samadi, 2007). Kelebihan air akan menyebabkan tanah terlalu lembab dan
akan memicu busuk umbi pada kentang. Pengaturan pengairan sangat diperlukan
oleh tanaman kentang.
Pengairan yang dilakukan Hikmah Farm menggunakan sistem sprinkler
dan sistem irigasi alur (furrow). Sistem sprinkler digunakan di kebun milik
a. b. c.
31
perusahaan yang memiliki sumber air. Sistem sprinkler digunakan pada musim
kemarau. Irigasi sprinkler juga digunakan pada tanaman G0 dan G1. Sistem
furrow digunakan di kebun yang jauh dari sumber air untuk tanaman G2, G3 dan
G4. Pengairan sistem furrow dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit
ke lahan yang berasal dari air yang di tampung pada bak saat hujan. Pengairan
sistem furrow disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Pengairan Sistem Furrow
e. Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman kentang. Pengendalian hama dan penyakit lebih bersifat mencegah
sebelum hama dan penyakit menyerang dan menyebar ke tanaman kentang yang
lain. Pengendalian tersebut bersifat memutuskan daur hidup hama dan vektor
pembawa penaykit.
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan berbeda pada musim
hujan dan musim kemarau. Hama lebih dominan menyerang tanaman pada musim
kemarau dan penyakit lebih dominan menyerang tanaman pada musim hujan.
Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dipengaruhi
oleh sifat hama dan penyakit yang menyerang dan musim ketika penanaman.
Pestisida sistemik digunakan pada musim hujan sedangkan pestisida kontak
digunakan pada musim kemarau.
Penyemprotan pada musim hujan akan lebih sering daripada musim
kemarau. Jadwal penyemprotan pada musim hujan yaitu antara 01-03 yang artinya
penyemprotan bisa dilakukan setiap hari sampai tiga hari sekali sedangkan pada
32
musim kemarau dilakukan pada 04-05 yaitu 4-5 hari sekali. Penyemprotan
dilakukan pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dosis pestisida yang digunakan setiap kebun akan berbeda tergantung
hama dan penyakit yang menyerang. Salah satu contoh dosis yang digunakan di
kebun Pasir Angin pada tanggal 18 Februari 2011disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Dosis Pestisida di Kebun Pasir Angin.
Umur
Tanaman Merk Dagang Fungsi
Konsentrasi
per 20 L
Sangat Muda
(10-40 HST)
Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc
Imidor Insektisida sistemik, racun
kontak dan perut
250 cc
Revus Fungisida sistemik dan
kontak
125 cc
Rotanil Fungisida kontak 400 gram
Muda
(40-65 hari)
Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc
Imidor Insektisida sistemik, racun
kontak dan perut
250 cc
Revus Fungisida sistemik dan
kontak
125 cc
Rotanil Fungisida kontak 400 gram
Tua
(70 HST-
panen)
Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc
Imidor Insektisida sistemik, racun
kontak dan perut
250 cc
Revus Fungisida sistemik dan
kontak
125 cc
Rotanil Fungisida kontak 400 gram
Sumber : mandor pestisida
33
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di Hikmah
Farm yaitu:
1. Penyakit busuk daun
Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytophthora infestans. Gejala awal
penyakit ini yaitu bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan
terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Pengendalian penyakit dapat
dilakukan dengan cara menanam bibit yang sehat, tidak menanam tanaman di
bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis, menjaga kebersihan dan sanitasi
lahan, serta melakukan penyemprotan dengan fungisida.
2. Penyakit layu
Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan
cendawan Fusarium ocysporum. Gejala yang disebabkan oleh bakteri akan
mengalami kelayuan pada tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu
menggunakan bibit yang sehat, menjaga sanitasi kebun, mengatur drainase air,
dan melakukan rotasi tanaman.
3. Penyakit kanker batang (Damping off)
Penyakit kanker batang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang
menyerang tunas umbi kentang yang baru muncul dan tanaman muda.
Pengendalian dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu dalam,
menggunakan umbi yang sehat, menjaga kelembaban tanah, melakukan rotasi
tanaman dan menggunakan fungisida.
4. Penyakit kudis (Scab)
Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Streptomyces scabies yang
menyerang kulit umbi dan menular melalui tanah. Pengendalian penyakit ini dapat
dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, dan melakukan rotasi tanaman.
5. Penyakit busuk lunak (Soft rot)
Penyakit busuk lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora dan menular
melalui tanah. Gejala dapat dilihat pada umbi di gudang penyimpanan yaitu warna
umbi berubah menjadi cokelat keabu-abuan dan lunak berair. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara tidak menanam ketika tanah basah, menggunakan umbi
yang sehat dan umbi disimpan di ruang penyimpanan dengan ventilasi yang baik.
34
6. Penyakit mosaik
Penyakit mosaik disebabkan oleh virus. PLRV (Potato Leaf Roll Virus)
menyebabkan daun menggulung, PVX (Potato Virus X) menyebabkan penyakit
mosaik laten pada daun, dan PVY (Potato Virus Y) menyebabkan penyakit mosaik
atau nekrosis lokal. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memangkas atau
mencabut tanaman yang terkena virus, melakukan rotasi tanaman, menggunakan
bibit yang sehat dan mengendalikan serangga atau binatang yang dapat menjadi
vektor penularan virus.
7. Ulat grayak
Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama dari larva ngengat
berwarna abu-abu. Gejala yang ditimbulkan adalah tidak ada daun yang tersisa
kecuali tulang-tulang daun. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara
penyemprotan insektisida atau memangkas daun yang sudah tertempeli telur.
8. Kutu daun
Hama kutu daun yang menyerang adalah Aphids gossypii, Aphids spiraecola
dan Myzus persicae. Kutu-kutu tersebut menginfeksi daun sehingga daun berkerut
atau keriting dan akhirnya layu. Hama Myzus persicae dapat menularkan penyakit
virus PLRV dan PVY. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memangkas
tanaman atau penyemprotan pestisida.
9. Orong-orong
Orong-orong (Gryllotalpa sp.) lebih sering menyerang umbi pada musim
kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan insektisida
berbentuk tepung bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.
10. Uret
Hama uret (Holotrichia javana) menyerang dan memakan umbi didalam
tanah. Umbi yang terserang akan berlubang dan membusuk. Hama ini
berkembang pada musim kemarau. Pengendalian hama ini dengan memberantas
kumbang yang menjadi induknya.
e. Roguing
Roguing merupakan kegiatan membuang tanaman yang menyimpang (off
type) dari tanaman utama untuk memurnikan varietas kentang. Tanaman yang
menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman
35
abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et
al., 1997). Roguing dilakukan hanya pada kegiatan pembibitan kentang. Kegiatan
roguing dilakukan minimal dua kali sebelum pemeriksaan di lapang antara umur
25-35 HST dan 45-50 HST. Tanaman hasil roguing harus dibuang dari lahan
untuk mencegah penyebaran penyakit oleh virus pada tanaman yang sehat.
Tanaman kentang yang terkena virus dan bakteri yang harus di rouging dapat
dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Tanaman Off Type. Tanaman Terserang Virus Mosaik (a), Tanaman
Terserang Layu Bakteri (b) dan Tanaman Terserang Busuk Daun (c)
Panen
Penanganan panen yang perlu diperhatikan yaitu umur tanaman saat panen
dan teknik pemanenan. Umur panen tergantung dari varietas kentang. Umur
panen untuk kentang konsumsi antara 100-110 hari sedangkan untuk kentang bibit
antara 110-120 hari. Menurut Samadi (2007), kondisi yang sangat dingin pada
awal pertumbuhan pada tanaman akan menghambat pertunasan sehingga akan
memperpanjang masa pertumbuhan yang menyebabkan umur panen akan lebih
lama daripada umur tanaman normal.
Penentuan waktu panen dapat dilihat dari fisik tanaman yaitu daun-daun
tanaman mulai menguning dan batang tanaman mengering bukan karena penyakit.
Umbi kentang yang dapat dipanen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat pada
daging umbi dan tidak terkelupas saat terkena gesekan. Waktu panen yang baik
dilakukan pada pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah. Pemanenan yang
dilakukan saat hujan akan menyebabkan umbi basah sehingga umbi cepat busuk
saat disimpan.
a. b. c.
36
Metode dan peralatan yang digunakan untuk pemanenan tanaman kentang
tergantung pada luas lahan yang di panen, karakteristik tanah, topografi, tujuan
kentang yang akan dipanen untuk disimpan atau di jual langsung ke pasar (Smith,
1968). Teknik pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu menggunakan
cangkul atau cungkil bambu. Penggunaan cangkul dilakukan untuk tanaman
kentang G2-G4 yang ditanam di lahan sedangkan cungkil bambu dilakukan untuk
tanaman kentang G1 di screen house. Umbi dipanen dengan cara membongkar
bedengan secara hati-hati agar tidak mengalami kerusakan mekanik. Umbi yang
telah dipanen dilakukan penjemuran untuk mengeringkan tanah-tanah yang
menempel pada umbi agar tidak terbawa ke gudang penyimpanan yang dapat
menjadi sumber penyakit. Langkah-langkah pemanenan kentang dapat dilihat
pada Gambar 12.
Gambar 12. Langkah-langkah Pemanenan Umbi. Pembongkaran Bedeng (a),
Penjemuran Umbi (b), Penyortiran dan Grading di Lahan (c), Umbi
dimasukkan ke Karung Jala (d), Pengangkutan (e)
Umbi kentang yang telah kering kemudian di sortasi dan grading.
Penyortiran dilakukan berdasarkan umbi yang baik, afkir dan busuk sedangkan
grading dilakukan berdasarkan ukuran umbi yaitu ukuran besar (AL), sedang
a.
d. e.
c. b.
37
(AB) dan kecil (Ares). Umbi-umbi yang telah di sortasi dan di grading
dimasukkan ke karung jala kemudian diangkut ke truk untuk dikirim ke gudang
penyimpanan. Umbi afkir yaitu umbi yang rusak mekanik karena cangkul akan di
jual langsung ke bandar untuk dijual ke pasar tradisional. Data panen beberapa
kebun di Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 10.
Lahan bekas panen disewakan ke seorang bandar untuk mengambil hasil
panen yang masih tertinggal dilahan saat panen. Kegiatan ini dikenal dengan
sistem ngasag. Harga sewa lahan asagan sekitar 40% dari harga kentang yang
baik sesuai produksi yang dihasilkan. Penyewaan lahan dihitung dengan luasan
tumbak (16 m2) untuk harga 1 kg kentang yang baik. Umbi kentang hasil asagan
akan dibeli kembali oleh Hikmah Farm jika umbi hasil panen adalah G2 dan G3.
Kendala yang dihadapi selama panen yaitu sarana transportasi dan cuaca
yang sering berubah. Jalan kebun yang terjal menyulitkan dalam pengangkutan
hasil panen dan hujan yang mengharuskan kegiatan panen dihentikan untuk
mencegah umbi terkena air hujan.
Pasca panen
Penanganan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan kondisi umbi
dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama
penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas pada umbi untuk kentang konsumsi,
umbi rusak dan busuk, atau munculnya solanin selama penyimpanan. Penanganan
pasca panen yang kurang tepat akan menurunkan jumlah produksi dan mutu
produksi. Kegiatan pasca panen di Hikmah Farm meliputi:
a. Sortasi dan Grading
Kegiatan sortasi dan grading dilakukan dari lapangan sampai ke gudang
penyimpanan. Kentang bibit yang telah di sortasi dan di grading di lapangan
dibawa ke gudang penyimpanan (gudang kuning) sedangkan kentang konsumsi
dibawa ke gudang konsumsi. Selama di gudang penyimpanan, umbi kentang
kembali di sortasi dan di grading.
Sortasi di gudang bertujuan untuk mencegah penyebaran hama dan
penyakit oleh umbi yang terbawa dari lapangan. Sortasi yaitu memisahkan umbi
38
yang sehat, umbi yang afkir dan umbi yang busuk. Hasil sortasi dapat dilihat pada
Gambar 13.
Gambar 13. Hasil Penyortiran di Lapangan. Umbi Sehat (a), Umbi afkir (b), Umbi
Busuk (c)
Umbi yang telah di sortasi akan di grading menggunakan mesin grading.
Mesin grading yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Mesin Grading
Umbi kentang di grading berdasarkan diameter umbi. Ukuran diameter
kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Diameter Bibit Kentang
Generasi ukuran diameter (mm)
L M S SS
G1 > 60 45-60
34-45 <35 G2
G3 >55 45-55
G4 >50 45-50
Kentang bibit yang telah disortasi dan digrading dikirim ke gudang biru
kemudian dilakukan penyortiran terakhir dan diperiksa oleh BPSBTPH untuk
b. a. c.
39
mendapatkan sertifikat. Setelah mendapatkan sertifikat, kentang bibit disimpan di
cool storage (gudang hitam) dan dilakukan penyortiran kembali sebelum tanam.
Umbi kentang konsumsi di grading berdasarkan bobot umbi. Bobot umbi kentang
konsumsi dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Bobot Umbi (Gram)
Ukuran umbi Bobot umbi
(gram)
AL (besar) 200-500
AB (sedang) 125-150
ABC (kecil) 68-80
Ares (sangat kecil) <50
b. Penyimpanan
Penyimpanan umbi kentang bertujuan untuk mencegah terjadinya
pembusukan, penyusutan berat dan zat gizi, dan pertunasan. Penyimpanan umbi
kentang dengan kondisi ruang simpan yang dilengkapi dengan pengaturan
kelembaban dan suhu yang tepat dapat mempertahankan umbi hingga 10 bulan
dan mencegah serangan hama yang merusak umbi.
Gudang penyimpanan umbi di Hikmah Farm ada dua, yaitu gudang
bersuhu dingin (cool storage) dan gudang tanpa pendingin (suhu ruang). Gudang
penyimpanan tanpa pendingin ada dua, yaitu gudang terang dan gudang gelap.
Gudang penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Gudang Penyimpanan. Gudang Bersuhu Dingin (40C) untuk Kentang
Bibit (a), Gudang Terang Bersuhu Ruang (18-250C) untuk Kentang
Bibit (b), dan Gudang Gelap Bersuhu Ruang (18-250C) untuk
Kentang Konsumsi (c)
a. b. c.
40
Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat akan disimpan di gudang
penyimpanan bersuhu dingin 40C(cool storage) dan gudang terang bersuhu ruang
(180-25
0C) sedangkan kentang konsumsi disimpan di gudang gelap bersuhu ruang.
Penyimpanan pada gudang gelap untuk menghindari munculnya warna hijau yang
mengandung racun solanin dan dapat menurunkan kualitas kentang konsumsi.
c. Pencucian
Kegiatan pencucian hanya dilakukan pada kentang konsumsi untuk
supermarket untuk membersihkan kotoran tanah yang tertempel pada umbi
kentang. Umbi yang telah dicuci harus dikeringkan sebelum pengemasan untuk
menghindari kebusukan dan serangan hama pada umbi.
d. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan,
mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan
perhitungan (Satuhu, 2004). Syarat kemasan yang baik yaitu tidak mengandung
toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk,
dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas (Rahardi, 2003).
Jenis kemasan yang digunakan oleh Hikmah Farm tergantung jenis umbi
kentang yang dijual. Penjualan untuk kentang bibit di kemas dalam peti kayu
untuk pengiriman ke luar daerah, tolok dan krat untuk pengiriman jarak dekat.
Kemasan untuk penjualan kentang konsumsi yaitu polynet berkapasitas 1 kg, 1.5
kg, dan 2 kg, dan karung jala bekapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg dan 40 kg. Pada
setiap kemasan di beri label dengan identitas jenis varietas, ukuran umbi dan
bobot umbi. Jenis kemasan dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Kemasan Kentang. Kemasan Kentang Konsumsi dengan Polynet (a),
Kemasan Kentang Konsumsi dengan Karung Jala (b), dan Kemasan
Kentang Bibit dengan Peti Kayu (c)
a. b. c.
41
e. Pengangkutan
Pengangkutan bertujuan untuk memudahkan distribusi kentang yang siap
dijual ke konsumen. Selama pengangkutan kondisi lingkungan harus tetap terjaga
untuk menjaga kualitas umbi yang di angkut. Pengangkutan pada malam dan pagi
hari dapat mengurangi beban panas (heat load) pada kendaraan yang mengangkut
hasil panen (Kitinoja dan Kader, 2002). Pengangkutan barang yang dilakukan
Hikmah Farm tergantung dari permintaan. Pengangkutan kentang konsumsi ke
supermarket di sekitar Bandung dilakukan pada pagi hari sedangkan untuk di luar
kota dilakukan pada malam hari. Pengangkutan kentang bibit dilakukan oleh
konsumen yang membeli bibit.
Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke
konsumen. Keberlangsungan usaha pertanian didukung oleh rencana pemasaran
yang baik untuk mendapatkan hasil yang efisien. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemasaran yaitu produk yang dihasilkan, target pasar, kebutuhan
konsumen, dan sistem harga.
Produk yang dihasilkan oleh Hikmah Farm yaitu kentang bibit
bersertifikat, kentang sayur, sayuran lain hasil rotasi (wortel, kubis, sawi, cabai
dan jagung) dan olahan kentang. Olahan kentang yang dikembangkan oleh
Hikmah Farm yaitu keripik kentang dengan merk dagang “Balados”, “Orito” dan
“Kendo”. Hikmah Farm terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan
kualitas produk untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar.
Pemasaran kentang sayur mencakup pasar modern dan pasar tradisional di
sekitar daerah Bandung dan Jakarta. Pasar modern tujuan Hikmah Farm
diantaranya Setia Budi, Yogya, Lotte Mart, Superindo, Hero dan Siantar Top
sedangkan untuk pasar tradisional yaitu pasar Cibitung-Bekasi, pasar induk
Caringin, Pasar Indok Ciroyom-Bogor, pasar Pangalengan dan pasar induk
Bandung. Olahan kentang untuk keripik “Balados” di kirim ke Circle-K Bali dan
untuk “Orito” dan “Kendo” di kirim ke toko Kartika Sari, Bandung.
Kentang bibit bersertifikat yang di produksi oleh Hikmah Farm telah
mencapai seluruh Indonesia. Hikmah Farm telah memasuki sekitar 42.5% pasar
42
kentang bibit untuk Jawa Barat (Hikmah Farm, 2010). Pemasaran untuk kentang
bibit bersertifikat yang dilakukan oleh Hikmah Farm yaitu dengan cara konsumen
lebih dulu memesan jumlah bibit yang diinginkan sebelum membeli.
Harga produk ditentukan oleh harga dasar yang dapat berubah setiap saat
yang akan menjadi standar penentuan harga jual di pasaran. Harga kentang
konsumsi untuk supermarket akan lebih tinggi daripada pasar tradisional. Harga
yang ditetapkan oleh Hikmah Farm untuk kentang konsumsi pasar tradisional
berbeda setiap ukuran umbi. Ukuran AB dijual Rp. 5 250/kg, ABC seharga
Rp. 4 500- 4 800/kg, dan umbi yang afkir ukuran AL seharga Rp. 4 500,-/kg.
Kentang bibit bersertifikat ditentukan oleh generasi dari kentang bibit tersebut.
Harga jual kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Harga Bibit
Generasi bibit Harga (Rp/kg)
G1 75 000 – 100 000
G2 20 000 – 25 000
G3 11 000 – 15 000
G4 10 000 – 12 000
Harga untuk olahan kentang “Balados” sebesar Rp. 3 850 dengan berat 45
gram, sedangkan untuk kentang “Orito” sebesar Rp. 12 000 dan untuk kentang
“Kendo” seharga Rp. 12 500 per 200 gram.
43
Aspek manajerial
Hikmah Farm memiliki sistem kerja yang telah diatur dengan baik.
Karyawan kebun, mandor, kepala kebun, dan manajer area telah mengetahui tugas
pokok dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
Hikmah Farm memiliki karyawan harian kebun yang dibawahi oleh
seorang mandor dan karyawan gudang yang dibawahi oleh kepala gudang.
Karyawan kebun bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di lapangan
mulai dari penanaman, pemeliharaan, dan panen sedangkan karyawan gudang
bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di gudang yaitu sortasi dan
grading umbi kentang. Setiap karyawan harus menyelesaikan kegiatan yang telah
diberikan oleh mandor.
Setiap kebun terdiri dari mandor kebun dan mandor pestisida. Mandor
kebun yaitu mandor yang bertanggung jawab atas kegiatan budidaya di lapangan
mulai penanaman sampai panen sedangkan mandor pestisida yaitu mandor yang
bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian hama dan penyakit di lapangan.
Setiap mandor mengawasi beberapa karyawan kebun. Jumlah karyawan kebun
yang diawasi oleh mandor kebun sekitar 20-30 orang sedangkan karyawan kebun
yang diawasi oleh mandor obat sekitar 5-10 orang.
Tugas pokok mandor di lapangan secara umum meliputi mempersiapkan
kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan selama di kebun, mengawasi dan
memberi arahan kepada karyawan kebun, menentukan jumlah karyawan dalam
setiap kegiatan yang akan dilakukan, menulis daftar hadir dan prestasi kerja yang
telah dilakukan karyawan. Daftar hadir dan prestasi kerja akan mempengaruhi
besar upah yang akan diterima oleh karyawan. Setiap mandor bertanggung jawab
kepada kepala kebun baik untuk kegiatan yang dilakukan di lapangan,
perkembangan tanaman dan hasil kerja karyawan selama di kebun. Mandor dapat
memberikan kebijakan kegiatan terhadap karyawan setelah mendapat persetujuan
dari kepala kebun.
Setiap kepala kebun memegang satu areal kebun yang akan
dipertanggungjawabkan kepada mananjer area. Kepala kebun memiliki beberapa
mandor yang terdiri dari mandor kebun dan mandor pestisida. Secara umum tugas
pokok kepala kebun di lapangan yaitu mengawasi dan mengontrol kegiatan yang
44
dilakukan mandor dan karyawan kebun. Kepala kebun bertugas membantu
manajer area untuk menentukan dan merencanakan waktu tanam, komoditas yang
akan ditanam, pemeliharaan tanaman dan panen.
Kepala kebun mempunyai tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di
kebun dengan memberikan laporan melalui buku besar kebun. Kepala kebun
membuat laporan harian kebun mencakup jumlah karyawan yang hadir, dan
modal yang telah dikeluarkan selama kegiatan. Laporan tersebut akan dilaporkan
ke manajer area untuk melihat dan menganalisa biaya usaha tani.
Hikmah Farm memiliki 5 area kebun yang dipegang oleh seorang manajer
area. Manajer area bertanggung jawab kepada perusahaan atas keadaan kebun,
keadaan tanaman, hasil produksi dan pendapatan yang diperoleh dari kebun
tersebut. Manajer area bertugas untuk mengawasi tugas kepala kebun di lapangan,
menetukan jenis tanaman yang akan di tanam dan bersama kepala kebun membuat
laporan hasil analisis usaha tani yang akan dipertanggungjawabkan kepada
perusahaan. Contoh laporan hasil analisis usaha tani untuk produksi kentang bibit
G2 tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran 11.
45
PEMBAHASAN
Hikmah Farm
Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana
jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota
keluarga tersebut memegang jabatan dari direktur utama, internal audit, direktur
produksi, direktur administrasi dan keuangan, direktur penjualan, kepala kebun
sampai kepala gudang. Mandor dan karyawan harian lepas diisi oleh masyarakat
sekitar yang bukan anggota keluarga.
Peranan keluarga di Hikmah Farm sangat besar dalam mengambil
keputusan bagi perusahaan. Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan keluarga
adalah lebih cepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan karena jabatan-
jabatan penting dipegang oleh keluarga yang loyal terhadap perusahaan milik
keluarganya. Hikmah Farm sedang mengalami kendala dalam pergantian
kepemimpinan perusahaan.
Hikmah Farm saat ini sedang mengalami kekosongan jabatan untuk posisi
manajer marketing, manajer keuangan, manajer R&D, dan manajer humas.
Kekosongan yang dialami oleh perusahaan disebabkan karena kurangnya sumber
daya manusia untuk mengisi posisi tersebut. Hikmah Farm sedang dalam masa
transisi menuju perubahan dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang
dikelola dengan manajemen modern dan professional.
Produksi Kentang Bibit
Produksi kentang bibit Hikmah Farm mencapai 1 000 ton/tahun. Hikmah
Farm memproduksi kentang bibit mulai G1 sampai G4. Varietas yang diproduksi
adalah 75% varietas Granola, 20% Nadia dan 5% varietas lain.
Kentang bibit yang dihasilkan Hikmah Farm adalah kentang bibit
bersertifikat. Proses produksi mulai dari penanaman di lapang hingga
penyimpanan di gudang mendapat pengawasan dari Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH).
46
Bibit G0 diperoleh melalui aklimatisasi planlet kentang di green house.
Bibit G1 diperoleh dari penanaman bibit G0 di screen house, sedangkan bibit G2,
G3 dan G4 diperoleh dari penanaman bibit generasi sebelumnya dan ditanam di
lapangan. Produksi bibit G0 dan G1 memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif
karena bibit tersebut merupakan induk untuk pembibitan selanjutnya.
Kesehatan tanaman dan umbi hasil untuk pembibitan sangat diperhatikan
agar bibit dapat digunakan sampai generasi ke-4. Bibit yang tidak sehat akan
menurunkan produksi dari generasi selanjutnya. Secara teoritis produksi bibit dari
generasi ke generasi akan mengalami penurunan. Penurunan terjadi karena daya
tahan bibit terhadap penyakit untuk generasi selanjutnya semakin rendah sehingga
tanaman mudah terserang hama dan penyakit (Gildemacher et al., 2007).
Produksi kentang bibit Hikmah Farm di kebun Kiara Jeuntas dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Produksi dan Produktivitas Kentang Bibit varietas Granola di
Kebun Kiara Jeuntas.
Luas Lahan
(ha) Generasi
Total
Produksi
(kg)
Bibit
Afkir
Produktivitas
(kg/ha)
persentase
Afkir (%)
0.78 G2 16 823.19 303.19 21 568.19 1.8
0.8 G3 12 997.96 310.96 16 247.45 2.39
2 G4 39 562.4 777.4 19 781.20 1.96
Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang
Kentang bibit G2 dihasilkan dari kentang G1. Kentang bibit G3 dihasilkan
dari penanaman G2 dan kentang bibit G4 dihasilkan dari penanaman G3. Tabel 9
menunjukkan bahwa G2 memiliki produktivitas yang paling tinggi yaitu sebesar
21 568.19 kg/ha. G3 memiliki produktivitas terendah yaitu 16 247.45 kg/ha.
Rendahnya produksi bibit G3 dibandingkan G4 antara lain disebabkan oleh
penggunaan bibit G2 yang terinfeksi penyakit, cara penanaman yang kurang baik
dan keadaan lingkungan saat tanam yang kurang menuntungkan.
Pada Tabel 9 juga dapat dilihat bahwa persentase bibit afkir pada G3 lebih
tinggi dari bibit lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa bibit yang digunakan ketika
47
menanam memiliki kualitas yang rendah. Selain itu ketika panen G3 banyak umbi
yang dibuang karena busuk dan tidak layak untuk panen.
Persentase Umbi Terserang Hama dan Penyakit
Penyortiran dilakukan terhadap umbi yang akan dijadikan bibit untuk
mencegah penyebaran hama dan penyakit. Sortasi bibit merupakan kegiatan
penting yang harus dilakukan sebelum dan selama bibit disimpan di gudang baik
di suhu dingin atau di suhu ruang. Sortasi bibit merupakan kegiatan memisahkan
umbi yang sehat dan umbi yang mengalami kerusakan akibat kerusakan mekanik
dan serangan hama dan penyakit. Penyortiran untuk kentang bibit dilakukan mulai
dari lapangan hingga ke gudang.
Kerusakan umbi selama penyimpanan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu tumpukan umbi selama penyimpanan, suhu penyimpanan dan sirkulasi
udara. Umbi yang disimpan dengan tumpukan yang lebih tinggi menyebabkan
sirkulasi udara kurang baik sehingga gudang menjadi lebih lembab. Udara yang
lembab akan mendukung perkembangan hama dan penyakit. Secara teoritis
gudang dengan suhu kamar (180-25
0C) memberikan kondisi yang baik bagi
perkembangan hama dan penyakit gudang. Gudang dengan suhu dingin (40C)
dapat menekan perkembangan patogen. Persentase jumlah umbi yang terserang
hama dan penyakit dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Persentase Umbi yang Terserang Hama dan Penyakit Selama 4
Bulan di Suhu Kamar dan Suhu dingin.
Suhu
simpan
Jumlah umbi
awal
Jumlah umbi yang rusak
Total Persentase
(%) 4
MSS
8
MSS
12
MSS
16
MSS
……………………….umbi……………………..
Suhu
Kamar 170 10 10 5 3 28 16.47
Suhu
dingin 167 5 3 8 5 21 12.57
Keterangan : Hasil Pengamatan di gudang
MSS = Minggu setelah simpan
Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase kerusakan umbi selama
penyimpanan di suhu kamar lebih tinggi (16.47%) daripada penyimpanan umbi di
48
suhu dingin (12.57%). Pada minggu ke-16 setelah penyimpanan, jumlah umbi
yang mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit berkurang, hal ini karena
selama 3 bulan pertama dilakukan sortasi terhadap umbi yang mengalami
kerusakan oleh hama dan penyakit. Berdasarkan pengamatan kerusakan umbi
terutama disebabkan oleh hama penggerek umbi kentang (Phthorimaea
operculella Zell.), penyakit busuk kering (Fusarium spp.), penyakit busuk lunak
(Erwinia carotovora) dan penyakit busuk mata (Ralstonia solanacearum).
Serangan hama Phthorimaea operculella Zell berasal dari lapangan. Telur
yang menempel di mata umbi akan menetas dan akan memakan mata tunas umbi.
Hama penggerek umbi kentang ini lebih sering ditemui pada musim kemarau.
Perkembangan bakteri Erwinia carotovara akan lebih cepat bila kondisi
ruangan lebih panas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bibit yang
diinkubasikan pada temperature antara 250-30
0C mampu mempercepat
perkembangan infeksi bakteri Erwinia spp (Perombelon, 1976). Kerusakan bibit
yang paling banyak ditemui disebabkan oleh Ralstonia ssolanacearum. Menurut
Sequeira dan Graham (1977) bahwa penyakit bakteri yang paling berbahaya
adalah R. solanacearum yang menyerang pada fase awal dan tidak dapat dideteksi
dengan mata telanjang.
Kentang yang telah disortasi akan diperiksa kembali oleh BPSBTPH untuk
mendapatkan sertifikat dan disimpan di suhu dingin dan suhu ruang. Kentang
akan disimpan di suhu dingin apabila permintaan terhadap bibit rendah tetapi
produksi bibit tinggi. Hal ini untuk memperpanjang masa dormansi agar tunas
muncul tepat waktu, yaitu pada saat akan tanam. Penyimpanan umbi kentang di
suhu ruang dilakukan ketika produksi bibit rendah dan permintaan bibit tinggi.
Pengaruh Suhu Simpan dan Diameter Umbi
terhadap Masa Dormansi Umbi
Umbi kentang yang telah dipanen akan mengalami masa dormansi dimana
umbi tidak akan bertunas untuk waktu tertentu. Selama masa dormansi umbi
kentang dapat disimpan sampai umbi bertunas dan dapat menjadi bibit kentang
yang siap tanam.
49
Cara penyimpanan umbi bibit merupakan salah satu faktor yang
menentukan mutu bibit. Cara penyimpanan yang kurang tepat dapat mempercepat
kehilangan bobot umbi dan mutu akibat serangan hama dan penyakit selama
penyimpanan. Umbi bibit kentang dapat disimpan di gudang bersuhu ruang dan
suhu dingin. Hikmah Farm memiliki dua gudang penyimpanan yaitu gudang
bersuhu dingin (40C) dan gudang bersuhu ruang (18
0-25
0C).
Penyimpanan kentang di suhu dingin (40C) dapat memperpanjang masa
dormansi kentang sedangkan umbi yang disimpan di gudang bersuhu ruang akan
lebih cepat bertunas. Menurut Beukema dan Zaag (2007), penyimpanan umbi
kentang pada suhu dingin dapat menunda pertunasan sampai 12 bulan sedangkan
penyimpanan pada suhu 180-25
0C umbi akan bertunas setelah 3-4 bulan. Selama
kegiatan magang, diamati perkembangan pertunasan umbi yang disimpan di suhu
dingin dan suhu ruang. Varietas yang diamati adalah varietas granola generasi ke-
3 (G3). Pengamatan dilakukan setiap empat minggu selama empat bulan pada 10
umbi dengan setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Penggunaan umbi 10
umbi tersebut karena persediaan yang terbatas.
Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa umbi yang disimpan pada
suhu kamar mulai bertunas pada minggu ke 12 sedangkan umbi yang disimpan
pada suhu dingin belum bertunas hingga minggu ke 16. Jumlah umbi dengan
ukuran diameter > 55 mm yang bertunas telah mencapai 100% pada minggu ke-
16 sedangkan umbi dengan diameter 45-55 mm baru mencapai 90%. Umbi
dikatakan telah bertunas ketika tunas telah muncul pada mata tunas apikal (mata
tunas yang berada diujung umbi) dan umbi dikatakan telah bertunas 100% ketika
seluruh umbi yang diamati telah bertunas.
Umbi yang disimpan di suhu kamar lebih cepat bertunas karena proses
respirasi yang tinggi sehingga terjadi perombakan cadangan makanan.
Perombakan cadangan makanan tersebut akan mendorong pertumbuhan tunas.
Suhu yang lebih dingin menyebabkan kegiatan respirasi yang terjadi pada umbi
lebih rendah sehingga pertumbuhan tunas akan membutuhkan waktu yang lebih
lama (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Selama penyimpanan, bobot umbi akan mengalami penurunan. Umbi
kentang terdiri dari 80% air. Kehilangan bobot dapat disebabkan oleh kehilangan
50
air. Air dalam umbi lebih mudah hilang di suhu ruang daripada di suhu dingin
melalui proses evaporasi. Evaporasi umbi kentang akan lebih besar terjadi pada
suhu kamar daripada suhu dingin (Beukema dan Zaag, 2007). Penurunan bobot
setelah tumbuh tunas menjadi lebih besar karena proses respirasi dan
evapotranspirasi akan menjadi lebih tinggi. Perbedaan penurunan bobot akibat
suhu penyimpanan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan
Perbedaan Suhu Penyimpanan.
Perlakuan Penurunan bobot umbi
4 MSP 8 MSP 12 MSP 16 MSP
…………………...gram..…..……...………
Suhu Dingin 1.95a 2.35
a 1.6
a 2.3
a
Suhu Kamar 3.5b 2.95
b 3.05
b 4.45
b
Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda
menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
MSP = Minggu Setelah Perlakuan
Penurunan bobot umbi dari 4-16 MSP antara umbi yang disimpan di
suhu dingin dan suhu ruang berbeda nyata. Umbi yang disimpan di suhu kamar
mengalami kehilangan bobot yang lebih besar daripada umbi yang disimpan di
suhu dingin. Kehilangan bobot yang paling besar pada penyimpanan suhu ruang
terjadi pada minggu ke-16 yaitu sebesar 4.45 gram. Hal ini karena pada minggu
ke-16 tunas pada umbi telah muncul. Pertumbuhan tunas tersebut semakin
meningkatkan respirasi dan evaporasi. Peningkatan respirasi dan evaporasi
tersebut akan meningkatkan kehilangan cadangan makanan dan air pada umbi
sehingga bobot umbi akan berkurang. Penurunan bobot umbi yang disimpan di
suhu dingin tidak mengalami penurunan yang signifikan dari 4 -16 MSP. Suhu
dingin yang rendah dapat menekan kegiatan respirasi dan evaporasi pada umbi
sehingga bobot umbi yang hilang rendah. Penurunan bobot tidak berbeda nyata
jika dilihat dari ukuran umbi. Data dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Bedasarkan
Ukuran Umbi (Diameter)
Diameter
(mm)
Penurunan bobot umbi
4 MSP 8 MSP 12 MSP 16 MSP
………………………….gram…………………………..
> 55 2.9a 2.8a 2.55a 3.3a
45-55 2.55a 2.5a 2.1a 3.45a
51
Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda
menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%
MSP = Minggu Setelah Perlakuan
Pada Tabel 12 dapat dilihat penurunan bobot umbi berdasarkan diameter
umbi dari 4 -16 MSP tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena perbedaan
ukuran umbi yang tidak terlalu berbeda yaitu diameter > 55 mm untuk ukuran L
(besar) dan 45-55 mm untuk ukuran M (sedang).
Pengaruh Metode Penyimpanan Umbi Kentang
terhadap Pertumbuhan Tunas
Umbi kentang akan mulai bertunas setelah masa dormansi berakhir. Lama
masa dormansi kentang dipengaruhi oleh varietas kentang, umur umbi saat panen,
keadaan lingkungan saat tanam dan kondisi simpan umbi (Beukema dan Zaag,
2007). Masa dormansi dapat dipercepat dengan menyimpan umbi pada suhu yang
lebih tinggi (180-25
0C), menyimpan umbi dengan suhu yang berganti dan
menggunakan perlakuan kimia. Penyimpanan umbi dengan suhu berganti yaitu
umbi disimpan di suhu dingin dengan waktu tertentu kemudian menyimpan umbi
tersebut pada suhu yang tinggi. Pematahan dormansi dengan perlakuan kimia
dapat menggunakan giberelin (GA3) atau gas karbon disulfide (CS2).
Pematahan dormansi menggunakan suhu dan perlakuan kimia
mempengaruhi jumlah tunas dan pertumbuhan tunas. Jumlah tunas yang muncul
akan mempengaruhi jumlah batang pada tanaman.
Penyimpanan umbi pada suhu ruang (Metode Simpan I) diharapkan
mempercepat pertumbuhan tunas dan memiliki jumlah tunas yang banyak.
Penyimpanan pada suhu berganti (Metode Simpan III) diharapkan dapat menekan
pertumbuhan tunas ketika penyimpanan di suhu dingin dan kecepatan tumbuh
tunas akan menjadi lebih cepat ketika umbi dipindah ke suhu tinggi. Kecepatan
pertumbuhan tunas tersebut diduga karena umbi yang mengalami stress
lingkungan simpan akan mempengaruhi kegiatan respirasi dan mendorong
pertumbuhan tunas. Penyimpanan menggunakan CS2 (Metode Simpan II)
diharapkan dapat mengurangi jumlah tunas yang muncul akibat adanya fenomena
dominasi apikal.
52
Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa umbi yang disimpan
dengan metode simpan I (suhu kamar) mulai bertunas setelah 1 MSP dan
mencapai 100% setelah 3 MSP, umbi yang disimpan dengan metode simpan III
(suhu berganti) mulai bertunas pada 2 MSP dan mencapai 100% pada 3 MSP, dan
umbi yang diberi gas CS2 (metode penyimpanan II) mulai bertunas pada 3 MSP
dan mencapai 100% pada 7MSP yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Waktu Muncul Tunas pada Umbi yang disimpan berdasarkan
Metode Simpan
Perlakuan Waktu muncul tunas (MSP)
1 2 3 4 5 6 7 8
………..…………………….%.......................................
Metode Simpan I
(Suhu kamar 4 bulan)
60 70 100
Metode Simpan II
( suhu kamar 2 bulan +
Gas CS2)
0 0 10 60 70 90 100 100
Metode Simpan III
(Suhu kamar2 bulan + suhu
dingin 3 bulan)
0 20 100
Pada Tabel 13 juga dapat dilihat bahwa metode simpan II (gas) terlihat
paling berhasil memperlambat munculnya tunas dibandingkan dua metode
penyimpanan lainnya. Meskipun demikian dari percobaan ini belum dapat ditarik
kesimpulan yang konklusif bahwa penyebab nya adalah akibat pemberian gas CS
2 semata. Hal ini disebabkan oleh berbedanya lama penyimpanan umbi dalam
ketiga metode penyimpanan tersebut.
Jumlah tunas yang dihasilkan oleh umbi yang mendapat perlakuan metode
simpan I (suhu ruang selama empat bulan) dan umbi yang mendapat perlakuan
metode simpan III (disimpan dengan suhu berganti) memiliki jumlah tunas yang
tidak berbeda nyata yaitu 8 dan 7 tunas. Umbi yang mendapatkan perlakuan
Metode Simpan II (gas) memiliki jumlah tunas yang nyata lebih sedikit (6 tunas)
daripada dua perlakuan lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil ini diduga
akibat Gas CS2 yang merangsang pertumbuhan tunas apikal sedangkan
pertumbuhan tunas apikal akan menghambat pertumbuhan tunas samping.
53
Tabel 14. Pengaruh Metode Simpan terhadap pertumbuhan tunas pada 8
MSP**
Perlakuan
Pertumbuhan Tunas*
Jumlah
Tunas
(tunas)
Panjang
Tunas
(cm)
Penurunan Bobot
Umbi (gram)
Metode Simpan I
(Suhu kamar 4 bulan)
8b 1.2b 1.44b
Metode Simpan II
(Suhu kamar 2 bulan +
Gas CS2)
6a 0.73a 2ab
Metode Simpan III
(Suhu kamar2 bulan +
suhu dingin 3 bulan)
7b 1.17b 2.66b
Keterangan : *) Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda
menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%;
**) 8 MSP = 8 Minggu Setelah Perlakuan. Pengamatan pertumbuhan
tunas dilakukan dengan cara mengamati bibit yang telah 8 minggu
disimpan pada suhu kamar setelah sebelumnya bibit tersebut
mendapat perlakuan metode simpan.
Pada tabel 14 juga dapat dilihat bahwa panjang tunas yang dihasilkan oleh
metode simpan II nyata lebih pendek daripada metode simpan lainnya. Hal ini
karena umbi yang disimpan dengan metode simpan II mulai bertunas pada minggu
ketiga sehingga mempengaruhi pertumbuhan panjang tunas. Jumlah tunas dan
panjang tunas tidak mempengaruhi penurunan bobot umbi. Pada tabel dapat
dilihat penurunan bobot umbi terhadap ketiga metode simpan tidak berbeda nyata.
54
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Produktivitas kentang umumnya lebih tinggi jika menggunakan bibit
dari kelas yang lebih tinggi, akan tetapi mutu dari bibit yang digunakan juga
sangat menentukan tingkat produktivitas.
Persentase umbi terserang hama dan penyakit cenderung lebih sedikit
ditemukan pada umbi yang disimpan pada suhu dingin (4oC) dibandingkan umbi
yang disimpan pada suhu kamar (18 o
C – 25o C).
Masa dormansi umbi akan lebih lama jika umbi disimpan pada suhu 40C,
sehingga dapat disimpan lebih lama pada suhu dingin daripada suhu kamar.
Umbi kentang yang telah disimpan selama 2 bulan pada suhu kamar
diikuti dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam (Metode Simpan II) memiliki
pertumbuhan tunas yang lebih lambat.
Berbagai metode penyimpanan yang diterapkan di Hikmah Farm
bermanfaat untuk mengatur ketersedian bibit.
Saran
Penelitian yang lebih detail dan komprehensif untuk mengevaluasi
pengaruh metode penyimpanan umbi terhadap pertumbuhan dan produktivitas
dilapangan perlu dilakukan di Hikmah Farm.
55
DAFTAR PUSTAKA
Astawan. 2004. Kentang : Sumber Vitamin C dan Pencegah Hipertensi.
http://www.gizi.net. [20 September 2010]
Badan Pusat Statistik, 2011. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas
Kentang 2009-2010. http://www.bps.go .id [5 Juli 2011]
Beukema, H.P dan D. E van der Zaag. 2007. Introduction to Potato Production.
Edisi 3. Pudoc Wageningen. Netherland. 179 p.
Bryan, J.E. 1989. Breaking dormancy of potato tubers. CIP Research Guide
International Potato Center, Lima, Peru. 16p.
Departemen Pertanian. 2009. Data produksi berdasarkan komoditas.
http://www.deptan.go.id. [5 Oktober 2010]
Dirjen Hortikultura. 2010. Produksi tanaman sayuran di Indonesia periode 2003-
2008. Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta.
http://www.deptan.go.id. [2 Oktober 2010]
Gildemacher, P. Demo, P. Kinyae, M. Nyongesa, dan P. Mundia. 2007. Memilih
tanaman terbaik untuk benih kentang. Salam. 20:16-18.
Goldsworthy,P.T., dan N.M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik
(diterjemahkan dari : the Physiology of Tropical Field Crops, penerjemah
: Tohari). Fakultas Pertanian. UGM. Yoyakarta. 837 hal.
Higashiyama, K. 1994. Penanaman Bibit Kentang. Japan International
Cooperation. BBK. 32 hal.
Kitinoja, L dan Kader, A. A. 2002. Praktik-parktik Penanganan Pasca Panen Skala
Kecil : Manual untuk Produk Hortikultura. Edisi ke 4. (diterjemahkan dari
Small-scale Post harvest handling Practices : A manual for Horticultural
Crops ; penerjemah : I Made S. Utama). Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana. Denpasar-Bali. 258 hal.
Muchtadi, D., dan B. Ajarsari. 1996. Penanganan pasca panen dalam
meningkatkan nilai tambah komoditas sayuran. Prosiding seminar nasional
komoditas sayuran. Balai penelitian tanaman sayuran. Bandung. Hal 91-
105
Nonnecke, I. L. 1989. Vegetable Production. AVI Book. New York.
Olsen, N. dan A. Hornbacher. 2002. Effect of the season on the seed potato
physiology and performance. Idaho Potato Center
56
Pantastico, 1975. Kandungan zat pati dan menuanya daun merupakan petunjuk-
petunjuk pemanenan bagi kentang dalam teknik penyimpanan bibit
kentang oleh Ir. Wawan Wintarasa. Dinas pertanian tanman pangan
propinis DT. Jawa Barat. Balai Benih Induk kentang. Pangalengan japan
Internasional Cooperation Agency. 1997
Perombelon, M. C. M. 1976. Effect of environmental factor during the growing
season on the level of potato tuber contamination by Erwinia carotovora.
Phytopath Z. 85:97-116.
Rismawati, L. 2010. Penanganan Pasca Panen Kentang ( Solanum Tuberosum L.)
di Hikmah Farm, Pengalengan, Bandung- Jawa Barat. Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian. IPB.
Rowe, R. C. 1993. Potato Health Management. Department of Plant Pathology.
Ohio State University. America.
Rubatzky, V. E., dan M. Yamguchi. 1998. Sayuran Dunia 1: Prinsip, Produksi dan
Gizi (diterjemahkan dari:World Vegetables:Principles, Production and
Nutritive Values, penerjemah: C. Herison). ITB. Bandung. 313 hal.
Sahat, S. D.D Widjajanto, I. Hidayat, dan S. Kusumo. 1989. Pembibitan kentang.
Dalam Asandhi, A. A, et al (Eds). Kentang Edisi 2. Balitsan. Lembang.
209 hal.
Samadi, B. 2007. Analisis Usaha Tani Kentang. Kanisius. Yogyakarta.
Satuhu, S. 2004. Penanganan dan pengolahan buah. Penebar swadaya. Jakarta.
142 hal
Sequeira, L. and T.L.Graham. 1977. Agglutination of avirulent strains of
Pseudomonas solanacearum by potato lectin. Physiol. Plant. Pathol.
11:43-54.
Smith, O. 1968. Structure of the potato plant, p. 16-20. In Ora Smith (Ed).
Potatoes:Production, Storing, Processing. The AVI Publishing Company.
Inc. London.
Sulaeman, E. R., W. Wintarasa, dan N. Sumarna. 1997. Perbanyakan bibit
kentang berkualitas tinggi bebas penyakit. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Jabar. Balai Benih Induk Kentang Pangalengan. Japan
International Cooperation Agency.
Suriatna, S. 1991. Pupuk dan Pemupukan. Medingatama Sarana Perkasa. Jakarta.
64 hal.
Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakartaa. 177
hal.
57
Sunarjono, H. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Agromedia. Jakarta. 110
hal.
The International Potato Center . 2008. Facts and Figures: 2008 – The
International Year of the Potato. CIP. http://www.potato2008.org [5
Oktober 2010]
Ummah, K. 2010. Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum. L) di Hikmah
farm, Pangalengan, Bandung-Jawa Barat. Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian. IPB
Williams, C.N., J.O. Uzo, and W.T.H Peregrine. 1993. Vegetable production in
the tropics. Longman group UK limited. London.374p.
58
LAMPIRAN
59
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Hikmah Farm
Tanggal Uraian Kegiatan
Prestasi Kerja
Lokasi Penulis Karyawan
14/02/2011 Survey lapangan
dan diskusi dengan pembimbing
lapangan
- - Kebun dan kantor
hikmah farm
15/02/2011 Mensterilkan screen dari media tanam
G0
240 kg/HK 369,6 kg/HK Screen kertamanah
16/02/2011 Diskusi dengan
pembimbing lapangan
- - Kantor Hikmah Farm
Penyortiran benih
kentang G3
462 kg/HK 600 kg/HK Gudang kuning
17/02/2011 Pemasangan mulsa 583,3 m2/HK 458,3 m
2/Hk Screen house
18/02/2011 Pemupukan dasar
untuk tanaman kubis
- 355,5 m2/HK Gudang hitam
19/02/2011 Panen tanaman
kentang Varietas
Nadia G3
93 m2/HK 400 m
2/HK Kebun Gambung
20/02/2011 Libur - -
21/02/2011 Penanaman kentang
varietas Nadia G3
66,65 m2/HK 133,3 m
2/HK Kebun Kiara Jeuntas
22/02/2011 Penyortiran umbi
kentang Varietas Nadia G4
500 kg/HK 708,6 kg/HK Gudang Kuning
diskusi dengan
pembimbing
lapangan
Kantor Hikmah Farm
23/02/2011 Pemeliharaan-
penyiangan gulma
149,7m2/HK 217,5m
2/HK Kebun Kiara Jeuntas
24/02/2011 Panen kentang
varietas Granola G4
100m2/HK - Kebun Ciarileu
25/02/2011 Sortasi dan grading
kentang konsumsi
476m2/HK - Gudang Ritel
26/02/2011 Panen Kentang
Varietas Granola G1
25m2/HK 35,5m
2/HK Screen House
27/02/2011 Libur - -
28/02/2011 Pengolahan lahan 32m2/HK 171m
2/HK Kebun Cikole
01/03/2011 Penyemprotan
pestisida
- 500m2/Hk Kebun Kiara Jeuntas
Panen kentang varietas Granola G2
112,5m2/HK -
Lampiran 1 (lanjutan)
60
Tanggal Uraian Kegiatan
Prestasi Kerja
Lokasi Penulis Karyawan
02/03/2011 Panen kentang varietas garnola G2
100m2/HK - Kebun Kiara Jeuntas
04/03/2011 Menggoreng keripik kentang
- 33kg/HK Pabrik pengolahan
05/03/2011 Sortasi bibit kentang granola G4
217kg/Hk 746kg/HK Gudang biru
06/03/2011 Libur
07/03/2011 Penanaman kentang
varietas Granola G4
112,5 m2/HK - Kebun Gambung
08/03/2011 Panen kentang
varietas granola G2 100m2/HK -
Kebun Kiara Jeuntas
09/03/2011 Penyortiran kentang
konsumsi varietas granola 600 kg/HK 738 kg/HK
Gudang ritel
10/03/2011 Penyortiran bibit
kentang varietas
Granola 600 kg/HK 738 kg/HK
Gudang Kuning
11/03/2011 Pengolahan lahan 42.75 m2/HK 171 m
2/HK Kebun Cikole
12/03/2011 Panen Kentang Varietas nadia G4 112.5 m2/HK -
Kebun Kiara Jeuntas
Roguing tanaman kentang 30HST
13/03/2011 Libur - -
61
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Hikmah
Farm
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah KHL
(orang)
Prestasi Kerja Lama Kegiatan
(jam)
Lokasi
14/03/2011 Penyortiran, pencucian, dan
packing kentang
konsumsi
5 1 ton kentang 5 Gudang Ritel
15/03/2011 Pemanenan kentang bibit
varietas Granola
G3
22 450 tumbak 4.5 Kebun Legok Bako
16/03/2011 Panen kentang bibit
Varietas Nadia G2
9 350 tumbak 5.5 Kebun
Legok Bako
17/03/2011 Packing kentang
konsumsi
9 3 ton kentang 5.5 Gudang
Ritel
18/03/2011 Penanaman
kentang bibit varietas Granola
G1
12 94 tumbak 5 Screen
House
19/03/2011 Panen kentang varietas Granola
G4
35 500 tumbak 4.5 Kebun Purbasari
20/03/2011 Libur - - - -
21/03/2011 Pemupukan
susulan ke-2 dan
pembubunan tanaman kentan
20 570 tumbak 4,5 Kebun Kiara
Jeuntas
22/03/2011 Penyiangan gulma
tanaman kentang
5 440 tumbak 4,5 Kebun Kiara
Jeuntas
23/03/2011 Pemasaran kentang
ke Bandung
- - - -
24/03/2011 Pencampuran pupuk kimia untuk
pupuk dasar
tanaman kentang
4 Luas arel 2.5 ha 2.5 Gudang pupuk
Pengolahan
kentang
2 40 kg umbi 2.5 Pabrik
pengolahan
25/03/2011 Pengolahan lahan untuk tanaman
kentang
15 104 tumbak 4 Kebun cikole
26/03/2011 Pemupukan
susulan ke-2 dan
pembubunan tanaman kentan
22 784 tumbak 5 Kebun Kiara
Jeuntas
27/03/2011 Libur - - - -
Lampiran 2 (lanjutan)
62
Tanggal Uraian Kegiatan
Jumlah
KHL
(orang)
Prestasi Kerja Lama
Kegiatan
(jam)
Lokasi
28/03/2011 Membuat aliran parit 17 625 Tumbak 5 Kebun Cikole
29/03/2011 Pemanenan kentang
bibit varietas Nadia G2
33 500 Tumbak 5 Kebun
Ciarileu
30/03/2011 Pemupukan dasar 11 500 Tumbak 4 Kebun
Cikole
31/03/2011 Diskusi dengan Manager Operasional
- - - -
01/04/2011 Grading umbi kentang varietas
Granola G1
17 4920 kg 3 Gudang kuning
02/04/2011 Penanaman kentang varietas Nadia G2
26 654 Tumbak 5 Kebun cikole
03/04/2011 Libur - - - -
04/04/2011 Pengamatan ke
Gambung
- - - Kebun
gambung
05/04/2011 Penanaman kentang
varietas Nadia G1
24 603.6 Tumbak 5 Kebun
Cikole
06/04/2011 Penyortiran umbi
kentang varietas
Nadia G3
9 - 5,5 Gudang
Kuning
07/04/2011 Bongkar dan tanam the
12 50 tunggul teh.
5 Kebun Gunung
Cupu
08/04/2011 Pemupukan dasar 18 500 Tumbak 4 Kebun
Cikole 09/04/2011 Pencucian kentang
konsumsi
14 1 ton kentang 1,5 Gudang ritel
Bongkar muat pupuk
ZA
3 750 kg 0,5 Gudang
pupuk
Penyortiran kentang
konsumsi
14 3 Gudang
Kidul
10/04/2011 Libur - - - -
63
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Kepala Kebun di
Hikmah Farm
Tanggal Uraian Kegiatan
Jumlah
mandor
(orang)
Prestasi Kerja
Lama
Kegiatan
(jam)
11/04/2011 Panen kentang
varietas granola G4
3
2.1
tumbak
5 Kebun
Ciarileu
12/04/2011 Panen kentang
varietas granola G4
10 5 Kebun
Ciarileu
13/04/2011 Panen kentang
varietas granola G4
10 5 Kebun
Ciarileu
14/04/2011 Penanaman kubis 2 1.5
tumbak
5 Legok Bako
15/04/2011 Pengamatan aspek khusus
- - - Gudang Hitam
16/04/2011 Panen kentang varietas granola G4
9 737 tumbak
5 Kebun Pasir Angin
17/04/2011 Libur - - - -
18/04/2011 Panen kentang
varietas granola G4
6 5 Kebun pasir
Angin
19/04/2011 Penyetekan tanaman
kentang
1 2.5
bedengan
5 Green
House
20/04/2011 Pemupukan dasar (pukan dan pupuk
kimia)
7 4 ha 5 Kebun Cikole
21/04/2011 Penanaman kentang varietas Granola G4
5 654 tumbak
6 Kebun Cikole
22/04/2011 Pengamatan aspek khusus
- - - Gudang Hitam
23/04/2011 Pengupasaan kentang untuk
pengolahan kentang
1 120 kg 5 Pabrik pengolahan
24/04/2011 Libur - - - -
25/04/2011 Pengamatan aspek khusus
- - - Kebun Gambung
26/04/2011 Penanaman kentang varietas Granola G1
4 511 tumbak
5 Kebun cikole
27/04/2011 Penyortiran kentang konsumsi
1 3 ton kentang
5 Gudang Ritel
28/04/2011 Penyiangan gulma 2 500 tumbak
5 Kebun Cikole
29/04/2011 Pengamatan aspek
khusus
- - - Gudang
Hitam
64
Lampiran 3 (lanjutan)
Tanggal Uraian Kegiatan
Jumlah
mandor
(orang)
Prestasi Kerja
Lama
Kegiatan
(jam)
Lokasi
30/04/2011 Penyiangan
gulma
1 352 tumbak 5 Kebun
Cikole 01/05/2011 Libur - - -
02/05/2011 Pengamatan
aspek khusus
- - - Kebun
Gambung 03/05/2011 Pembumbunan
pertaman
tanaman kentang
1 570 tumbak 3.5 Kebun
Cikole
04/05/2011 Pengamatan
aspek khusus
- - - Kebun
Gambung
05/05/2011 Pencarian data
Curah Hujan
- - - PTPN VIII
Kertamanah
06/05/2011 Pengamatan aspek khusus
- - - Gudang Hitam
07/05/2011 Penyortiran
Kentang
1 2 ton 5 Gudang
Wetan 08/05/2011 Libur
09/05/2011 Pencarian
Literatur
- - - Balitsa
10/05/2011 Pencarian Literatur
- - - Balitsa
11/05/2011 Pembumbunan
pertama tanaman
kentang
2 1.8 ha 5 Kebun
Cikole
12/05/2011 Pengambilan data curah hujan
- - - PTPN VIII Kertamanah
13/05/2011 Pengamatan
aspek khusus
- - - Gudang
Hitam 14/05/2011 Pemanenan
kentang varietas
granola G1
2 300 5 Screen
house
15/05/2011 Libur - - - -
16/05/2011 Persiapan pupuk
untuk
penanaman kubis
1 Luas 2. 5 ha 5 Gudang
pupuk
17/05/2011 Pengamatan
aspek khusus
- - - Kebun
Gambung
18/05/2011 Penyoriran
kentang
konsumsi
1 184 karung 5 Gudang
kidul
65
Lampiran 3 (lanjutan)
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah mandor
(orang)
Prestasi
Kerja
Lama Kegiatan
(jam)
Lokasi
19/05/2011 Pemeriksaan lapangan
oleh BPSBTPH
- 5 blok 3 Kebun Cikole
20/05/2011 Pengamatan aspek
khusus
- - - Gudang Hitam
21/05/2011 Pembumbunan pertaman tanaman kentang
1 500 tumbak
5 Kebun Cikole
22/05/2011 Libur - - - -
24/05/2011 Survey harga sayuran - - - Pasar Pangalengan
25/05/2011 Penyortiran bibit kentan
Nadia G2 dari kebun Ciarileu
1 100
karung
5 Gudang Kuning
26/05/2011 Penyortiran bibit kentang
Nadia G2 dari kebun
Ciarileu
1 5 Gudang Kuning
27/05/2011 Pengamatan aspek
khusus
- - - Gudang Hitam
28/05/2011 Penyortiran bibit kentang
Granola G2 dari kebun
Purbasari
1 5 Gudang kuning
29/05/2011 Libur - - - -
30/05/2011 Penyortiran kentang konsumsi untuk Hero
1 5 ton 5 Gudang ritel
31/05/2011 Penyortiran kemtang
konsumsi untuk Siantar Top
1 6 ton 5 Gudang kidul
01/06/2011 Pembukuan stok gudang - - 5 Gudang Kuning
02/06/2011 Pembukuan stok gudang - - 5 Gudang Kuning
03/06/2011 Pengamatan aspek khusus
- - - Gudang Hitam
04/06/2011 Pengairan (Furrow) 1 - 5 Kebun Cikole
05/06/2011 Libur - - - -
06/06/2011 Pembukuan stok gudang - - 5 Gudang Kuning
07/06/2011 Pengiriman pupuk - - 5 Kebun
Gambung
08/06/2011 Pencarian data suhu,
kelembaban, dan pH tanah
- - - BBI
09/06/2011 Panen kentang varietas
Nadia G3
5 500
tumbak
5 Kebun Kiara
Jeuntas
10/06/2011 Pengolahan Kentang 1 160 kg 5 Pabrik
Pengolahan
Lampiran 3 (Lanjutan)
66
Tanggal Uraian Kegiatan
Jumlah
mandor (orang)
Prestasi
Kerja
Lama
Kegiatan (jam)
Lokasi
11/06/2011 Libur - - - -
12/06/2011 Pengamatan aspek
khusus
- - - Gudang
Hitam
13/06/2011 Panen Kentang varietas
Granola Lokal
3 400
tumbak
5 Kebun
Gambung
14/06/2011 Pengamatan aspek
khusus
- - - Gudang Ritel
Keterangan : 1 tumbak = 16 m2
67
Lampiran 4. Lokasi Peta dan Wilayah Perusahaan Hikmah Farm
Perbesaran : 2 km: 2 mi
Kantor Hikmah Farm(0 Km) Kebun Ciarileu (6 Km)
Kebun SMI (500 m) Kebun Kiara Jeuntas (8 Km)
Kebun Pasir Angin (2 Km) Kebun Gn. Cupu (10 Km)
Kebun Cikole (3 Km) Kebun Purbasari (20 km)
Kebun Legok Bako (6 Km) Kebun Gambung ( 23 Km)
Kbn. Prrbasari
Kbn. Gambung
U
68
Lampiran 5. Data Curah Hujan
Bulan
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011
HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM
Jan 27.0 318.0 15.0 106.0 19.0 199.0 24.0 286.0 29.0 498.0 22.0 122.0
Feb 25.0 357.0 24.0 423.0 27.0 205.0 28.0 457.0 27.0 629.0 17.0 351.0
Mar 15.0 163.0 29.0 323.0 28.0 518.0 25.0 368.0 27.0 473.0 26.0 350.0
Apr 24.0 272.0 28.0 435.5 20.0 281.5 21.0 228.5 19.0 238.0 27.0 380.0
Mei 18.0 102.0 15.0 129.5 10.0 69.5 24.0 234.5 27.0 248.0 BL BL
Jun 5.0 25.0 14.0 107.5 3.0 17.0 12.0 56.0 22.0 253.0 BL BL
Jul 3.0 4.0 4.0 8.5 2.0 4.0 4.0 6.0 20.0 146.0 BL BL
Agu TH TH 3.0 10.5 5.0 44.0 1.0 0.1 17.0 220.5 BL BL
Sept 1.0 12.0 5.0 19.0 8.0 38.0 6.0 80.0 27.0 338.0 BL BL
Okt 3.0 18.0 15.0 259.0 21.0 311.0 12.0 197.0 23.0 252.0 BL BL
Nov 12.0 81.0 22.0 224.0 26.0 534.5 23.0 395.0 29.0 357.0 BL BL
Des 27.0 517.0 31.0 468.0 26.0 469.0 15.0 166.0 28.0 625.0 BL BL
Jumlah 160.0 1.869.0 205.0 2.513.5 195.0 2.690.5 195.0 2.474.1 295.0 4.277.5 92.0 1.203.0
Sumber : PTPN VIII Kertamanah
Keterangan :
TH : Tidak Hujan BL : Belum ada data
HH : hari Hujan
MM : millimeter Ketinggian : 1 500 – 1 700 mdpl
69
Lampiran 6. Produksi Kentang Konsumsi dan Kentang Bibit Hikmah Farm 2007-2009
Tahun Kelas Benih Produksi Kentang Konsumsi
(Kg)
Bakal Benih (Kg)
2007 G1 - -
G 2 147 191 110 104
G 3 322 822 341 088
G 4 607 402 200 163
G 5 334 660 95 527
Total 1 412 075 746 883
2008 G 1 41 441 75 501
G 2 150 098 344 415
G 3 336 211 452 135 G 4 498 260 7 146 G 5 48 256 30 685
Total 1 074 266 909 882
2009 G 1 - -
G 2 94 235 362 035
G 3 168 138 380 962
G 4 127 149 232 221
G 5 218 057 104 878
Total 607 579 1 080 096
Sumber : Hikmah Farm 2011
70
Lampiran 7. Struktur Organisasi Perusahaan Hikmah Farm
STRUKTUR ORGANISASI HIKMAH FARM 2010
Keterrangan : Kotak berwarna abu-abu menunjukan posisi tersebut belum terisi Sumber : Hikmah Farm 2011
Presiden
Operation Dir Marketing Dir Finance Dir
PPIC manager
Area manager
Seed manager
Mitra R&D manager
Sales manager
PR manager
BD manager
HR&GA manager
Finance manager
Kepala Kebun
Mandor
KHL
Internal auditor
71
Lampiran 8. Jabatan Perusahaan Hikmah Farm
Presiden Director : H. Moch. Adung S.
Internal Auditor : Hj. Cucun Cunarsih
Operation Director : Ir. Wildan Mustofa, MM
Finance Manager : Ir. Ela Nurlaela
HR & GA Manager : Atieq Mustikaningtyas, S.Si
Sales Manager : Pipin Walid M
Area Manager : 1. Shoheh Sopandi
2. Aep Saepullah
3. H. Khoeruman NA
4. Ir. Bunyan Ismail M.sc
72
Lampiran 9. Kebutuhan Bibit per Hektar
No Jarak Tanam (cm) Kebutuhan per hektar
(bibit)
1 75 x 42.5 26 600
2 75 x 40 28 300
3 75 x 37.5 30 200
4 75 x 35 32 300
5 75 x 32.5 34 800
6 75 x 30 37 700
7 75 x 27.5 41 200
8 75 x 25 45 300
9 75 x 22.5 50 300
10 75 x 20 56 600
Sumber : Hikmah Farm 2011
73
Lampiran 10. Data Panen beberapa Kebun Hikmah Farm
Tanggal Kebun
Luas
lahan (ha)
Varietas/G
enerasi
Kentang
konsumsi (kg)
Kentang
Bibit (kg)
BS Total
Produksi
Produktivitas
(kg)/ha
20/02/2011 Gambung
blok Kobokan
2 Nadia/G4
5 092 3 344 509
26/02/2011 4 788 2 888 377
27/02/2011 2 318 1 824 268
28/02/2011 3 648 2 736 447
Total 15 846 10 792 1 601 2 8239 14 119.50
22/02/2011 Ciarileu
blok Undang
Dini
1.7 Granola/G
4
9 462 9 538 173
24/02/2011 10 716 9 728 170
25/04/2011 10 374 1 444 345
Total 30 552 20 710 688 51 950 30 558.82
01/03/2011 Kiara
Jeuntas
Kaler
0.78 Granola/G
2
2 304 9 779
02/03/2011 798 3 639 303.19
Total 3 102 13 418 303.19 16 823.19 21 568.19
02/03/2011 Kiara
Jeuntas Kaler
0.8 Granola/G
3
1 772 8 007 310.96
06/03/2011 503 2 405
Total 2 275 10 412 310.96 12 997.96 16 247.45
06/03/2011 Kiara
Jeuntas
Kaler
2 Granola/G
4
2 148 4 898 777.4
08/03/2011 4 202 10 071
09/03/2011 3 315 7 161
10/03/2011 3570 3420
Total 13 235 25 550 777.4 39 562.4 19 781.20
10/03/2011 Kiara
Jeuntas
Kaler
2 Nadia/G4
6 499 4 252 777.4
12/03/2011 7 978 4 673
13/03/2011 973 1 302
Total 15 450 10 227 777.4 26 454.4 13 227.20
14/03/2011 Legok Bako
0.9 Granola/G
3 5 040 13 484 338
Total 5 040 13 484 338 18 862 20 957.78
15/03/2011 Legok
Bako 0.85 Nadia/G2 4 680 16 895 468
Total 4 680 16 895 468 22 043 25 932.94
Keterangan : BS = Below Standar (Umbi Afkir) Sumber : Pengamatan di Lapang
74
Tabel 11. Analisis Biaya Produksi Pembibitan Kentang G2 per Ha Tahun 2009
Sumber : Khoirul Ummah, 2010. Skripsi S1 Dept Agh, Faperta IPB
No Komponen Volume Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
A Biaya Produksi
1 Lahan 1 ha 5 000 000 5 000 000
2 Benih G1
- Bibit Ukuran L 8 000 umbi 1 500 12 000 000
- Bibit Ukuran M 10 000 umbi 1 500 15 000 000
- BIbit Ukuran S 16 000 umbi 2 500 40 000 000
3 Pupuk
- Organik 18 000 kg 110 1 980 000
- PHE 200 kg 5 500 1 100 000
- Phonska 500 kg 1 750 875 000
- Superfos 600 kg 1 500 900 000
- Urea 100 kg 1 200 120 000
- Kiserit 200 kg 2 500 500 000
- Kornkali 150 kg 2 500 375 000
- Guano 800 kg 2 500 2 000 000
4 Unsur Hara
- Multigrand-K 3 kg 15 000 45 000
5 Pestisida
- Aminil 6 kg 112 500 675 000
- Acrobat 0.6 kg 600 000 360 000
- Aquarez 1.35 l 110 000 148 500
- Alika 1 500 ml 300 450 000
- Equation 1 200 g 250 300 000
- Agrifos 6 l 45 000 270 000
6 Upah Tenaga Kerja
- Pengolahan Tanah 76 HOK 12 000 912 000
- Pemupukan Dasar 38 HOK 12 000 456 000
- Penanaman 50 HOK 8 500 425 000
- Penyiangan Gulma 38 HOK 85 00 323 000
- Pembumbunan 38 HOK 12 000 456 000
- Pengendalian HPT 81 HOK 9 500 769 500
- Pemanenan 114 HOK 8 500 969 000
- Sortasi 270 HOK 8 500 2 295 000
- Keamanan 100 HOK 8 500 8 500 000
7 Pemeliharaan alat-alat 1 000 000
8 Lain-lain
- Biaya tak terdga 10% 90 509 000 9 050 900
Total Biaya Produksi 99 559 900
B Penerimaan
- Bibit Ukuran XL 304 kg 3 500 861 000
- Bibit Ukuran L 3 667 kg 15 000 44 550 000
- Bibit Ukuran M 9 112 kg 18 000 132 840 000
- Bibit Ukuran S 6 074 kg 23 000 113 137 000
- Bibit Afkir 354 kg 2 500 735 000
Total Penerimaan 292 123 000
C Pendapatan Usaha Tani 196 563 100
D R/C 1.97
75
Lampiran 12. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi Berdasarkan Diameter dan Suhu
Penyimpanan
Keterangan :
KK : Koefisien keragaman *:Nyata pada taraf 5 %
**Nyata pada taraf 1 %
MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)
4 Diameter 1 1.225 1.225 1.03 0.3163 39.966
Suhu 1 24.025 24.025 20.26 <0.0001**
interaksi 1 2.025 2.025 1.71 0.1996
Galat 36 42.700 1.186
total koreksi 39 69.975
8 Diameter 1 0.900 0.900 1.12 0.2976 33.868
Suhu 1 3.600 3.600 4.47 0.0415*
interaksi 1 3.600 3.600 4.47 0.0415*
Galat 36 29.00 0.8055
total koreksi 39 37.100
12 Diameter 1 2.025 2.025 1.16 0.2896 56.943
Suhu 1 21.025 21.025 12.00 0.0014**
interaksi 1 0.625 0.625 0.36 0.5542
Galat 36 63.100 1.752
total koreksi 39 86.775
16 Diameter 1 0.225 0.225 0.15 0.6979 35.91
Suhu 1 46.225 46.225 31.46 <0.001**
interaksi 1 0.025 0.025 0.02 0.8969
Galat 36 52.900 1.469
total koreksi 39 99.375
76
Lampiran 13. Sidik Ragam Jumlah Tunas
MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)
1 perlakuan 2 2.72 1.362 7.76 0.0025** 44.85 (tr)
Galat 24 4.211 0.1754
Total
Koreksi
26 6.93
2 perlakuan 2 4.072 2.036 5.11 0.014* 52.814 (tr)
Galat 24 9.55 0.398
Total
Koreksi
26 13.63
3 perlakuan 2 53.851 26.92 13.85 0.0001** 31.63
Galat 24 46.66 1.944
Total Koreksi
26 100.518
4 perlakuan 2 40.96 204.814 10.58 0.0005** 28,671
Galat 24 46.444 1.935
Total
Koreksi
26 87.497
5 perlakuan 2 37.815 18.925 11.55 0.0003** 24,341
Galat 24 39.33 1.638
Total
Koreksi
26 77.185
6 perlakuan 2 32.00 16.00 9.44 0.0009** 22,529
Galat 24 40.667 1.694
Total
Koreksi
26 72.667
7 perlakuan 2 30.030 15.015 16.90 <0.0001** 14.586
Galat 24 20.430 0.888
Total Koreksi
26 50.461
8 perlakuan 2 18.667 9.33 8.84 0.0013** 14.677
Galat 24 25.333 1.05
Total
Koreksi
26 44.00
Keterangan : MSP = Minggu Setelah Perlakuan
Tr : Hasil dari transformasi menggunakan rumus
*: berbeda nyata pada taraf 5 %
** : berbeda nyata pada taraf 1%
77
Lapiran 14. Sidik Ragam Panjang Tunas
MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)
1 perlakuan 2 0.1489 0.074 0.80 0.462tn 38.063(tr)
Galat 24 22.460 0.093
Total Koreksi 26 23.950
2 perlakuan 2 0.186 0.09 5.72 0.0093** 16.728(tr)
Galat 24 0.391 0.01
Total Koreksi 26 0.578
3 perlakuan 2 0.575 0.288 10.61 0.005** 51.11
Galat 24 0.651 0.028
Total Koreksi 26 1.22
4 perlakuan 2 0.660 0.33 10.85 0.0005** 41.613
Galat 24 0.700 0.03
Total Koreksi 26 1.36
5 perlakuan 2 0.64 0.32 6.61 0.0052** 42.42
Galat 24 1.17 0.04
Total Koreksi 26 1.82
6 perlakuan 2 0.849 0.424 11.64 0.0003** 35.32
Galat 24 0.875 0.036
Total Koreksi 26 1.725
7 perlakuan 2 0.962 0.481 10.65 0.0005** 28.134
Galat 24 1.084 0.451
Total Koreksi 26 2.046
8 perlakuan 2 1.247 0.623 8.93 0.0013** 25.478
Galat 24 1.675 0.069
Total Koreksi 26 2.922
Keterangan :
MSP = Minggu Setelah Perlakuan
Tr : Hasil dari transformasi menggunakan rumus
tn : tidak nyata
*: berbeda nyata pada uji DMRT dengan taraf 5 % ** : berbeda sangat nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%
lxxix
Lampiran 15. Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi
MSP SK DB JK KT F Pr > F KK (%)
1 perlakuan 2 1.407 0.703 2.81 0.079tn 44.21
Galat 24 6.000 0.250
Total
Koreksi
26 7.407
2 perlakuan 2 2.568 1.284 13.56 0.0001** 25.45(tr)
Galat 24 2.273 0.094
Total
Koreksi
26 4.841
3 perlakuan 2 0.87 0.43 4.66 0.0195** 27.71(tr)
Galat 24 2.261 0.094
Total
Koreksi
26 3.13
4 perlakuan 2 0.210 0.105 1.07 0.357tn 29.88(tr)
Galat 24 2.355 0.098
Total Koreksi
26 2.565
5 perlakuan 2 1.43 0.715 7.48 0.003** 28.575(tr)
Galat 24 2.229 0.095
Total
Koreksi
26 3.728
6 perlakuan 2 0.086 0.043 0.45 0.645tn 27.78(tr)
Galat 24 2.321 0.096
Total
Koreksi
26 2.407
7 perlakuan 2 1.177 0.588 5.65 0.0098** 27.73(tr)
Galat 24 2.501 0.1042
Total
Koreksi
26 3.678
8 perlakuan 2 1.04 0.52 3.45 0.048* 25.365(tr)
Galat 24 3.641 0.151
Total Koreksi
26 4.689
Keterangan:
MSP = Minggu Setelah Perlakuan
Tr : Hasil dari transformasi menggunakan rumus
tn : tidak nyata
*: berbeda nyata pada uji DMRT dengan taraf 5 %
** : berbeda sangat nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%
78