penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
1/6
PENATALAKSANAAN ADIKSINARKOTIK DAN OBAT
BERBAHAYA (NARKOBA)PADA KEHAMILAN
Anita Deborah Anwar
Penyalahgunaan Narkotik dan obat berbahaya (Narkoba) meru-
pakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju karena
berdampak terhadap pening-katan biaya medis dan sosial yang
tinggi.(1,2,3,4) alam era globalisasi saat ini masalah adiksi
narkoba akan semakin banyak terjadi di !ndonesia danmerupakan masalah yang perlu segera diantisipasi dampaknya.
i amerika "erikat sekitar #$% tempat tidur di rumah sakit
dipergunakan untuk mera&at pasien-pasien ketergantungan
narkoba, selain itu sekitar '#% korban pembunuhan, kekerasan
dan penyiksaan anak (hild abuse) berhubungan dengan
penyalahgunaan narkoba.(2,3,4)iperkirakan sekitar 2 juta &anita
usia reproduksi di amerika "erikat menggunakan kokain.(4)
engan semakin meningkatnya penggunaan narkoba pada &ani-
ta usia reproduksi, dengan sen-dirinya kejadian ibu hamil denganadiksi narkoba semakin meningkat. "eringkali sulit mem-perkirakan komplikasi perinatal yang mungkin timbul karena
pengguna narkoba sering menggunakan beberapa maam obat
seara bersamaan. asalah yang mungkin timbul ditambah
dengan *aktor gi+i buruk dan semakin meningkatnya risiko
tertular in*eksi seperti tuberku-losa, hepatitis, ! hingga !",
serta komplikasi perinatal dan komplikasi jangka panjang lain-
nya.(1,2,3,4,#)/leh karena itu adiksi narkoba pada ibu-ibu hamil
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas mater-nalmaupun perinatal.
Penatalaksanaan ibu hamil de-ngan adiksi narkoba merupakan
masalah yang kompleks. 0ntuk menangani pasien-pasien ter-
sebut diperlukan kerjasama multidisipliner yaitu bagian obgin,
anak, penyakit dalam, psikiatri dan psikologi selain kerjasama
dari pasien dan keluarganya.at-+at atau obat yang sering disalahgunakan adalah
alkohol, opiat, lariyuana dan obat-obat psikotropik lainnya,
namun yang enderung semakin digemari adalah kokain.(4)kan
dibiara-kan penatalaksanaan kehamilan dengan adiksi narkobatermasuk identi*ikasi, terapi, dan manage-men perinatal.
FARMAKOLOGI PERINATAL
asalah utama adiksi narkoba dalam kehamilan adalah
e*ek samping obat terhadap perkem-bangan janin.(4,#) !ntensitas
e*ek samping ini bergantung pada jumlah obat yang
didistribusikan ke tubuh janin. arena masalah etik dan teknis
hingga saat ini masih belum banyak yang diketahui tentang*armakokinetik obat-obat tadi didalam tubuh janin. Namun
sudah diketahui bah&a obat-obat yang sering disalahgunakan
dapat mele&ati plasenta melalui ara di**usi sederhana dankemudian mem-pengaruhi janin. lkohol dan beberapa +at yang
disalah-gunakan dapat masuk ke dalam sirkulasi darah janin
beberapa menit setelah dikonsumsi oleh ibu. onsentrasi obat
didalam darah janin dibandingkan kadar-nya dalam darah ibu,
berariasi antara #$-1$$%. 5eberapa *aktor yang turut
1$3
-
7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
2/6
berpengaruh yaitu *aktor ibu, *aktor plasenta dan *aktor janin.
6aktor ibu diantara-nya adalah motilitas gastrointes-tinal yang
menurun selama kehamilan sehingga obat-obat yang diminum
akan diserap lambat dan kemudian mengalami metabilosme di
hati. "elain itu karena selama hamil terjadi peningkatan olume
darah ibu dan per*usi renal maka konsentrasi obat-obatan akanmenurun pada kehamilan lanjut. 6aktor plasenta adalah dihasil-
kannya beberapa en+im yang turut memetabolisir obat. 7anin
mengeliminasi obat melalui eksresi renal dan biotrans*or-masi.
8kskresi obat melalui urine akan menyebabkan obat dan
metabolitnya terakumulasi di airan amnion. 8liminasi obat
dalam airan amnion dapat melalui di**usi mele&ati mem-branplasenta kembali ke sirkulasi maternal atau ditelan oleh janin.
iduga hepar janin sudah dapat melakukan biotrans*ormasi,
namin hal ini belum dapat dipastikan.
TERATOLOGI(4)
8*ek teratogenik obat bisa berupa kematian,
dysmo*phism atau aat ba&aan dan peru-bahan tingkah laku.
6aktor-*aktor yang mempengaruhi timbulnya e*ek teratogenik
adalah
Stadium sensitivitas.
9erbagi menjadi 3 stadium yaitu
Stadium I yang dimulai dari saat *ertilisasi hingga bebera-pa
saat setelah implantasi. Pada stadium ini embrio masih terdiri
dari beberapa sel yang bersi*at multipoten-sial. /bat-obatembriotoksik akan menyebabkan e*ek :all or none;.
Stadium II dimulai dari minggu ke-2 sampai minggu ke-1$
pasakonsepsi. Pada stadium ini besar kemung-kinan timbul
e*ek teratogenik berupa mal*ormasi.
Stadium IIImerupakan periode pertumbuhan sel. Pada stadium
ini, obat-obat teratogenik dapat menurun-kan jumlah sel
sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat atau
meng-ganggu di*erensiasi sel dalam organ.
Dosis obat.mbang 5atas (9hreshold 8**ets) yaitu batas dosis obat
teratogenik yang masih dapat ditolelir. 7adi bila dosis yang
dipakai masih diba&ah dosis tersebut kejadian e*ek terato-genik
ternyata tidak berbeda seara statistik dibandingkan dengan
kontrol.
6aktor genetik. 5eberapa *ak-tor seperti absorbsi maternal dan*etal, metabolisme dan distribusi obat serta transpor plasental
bersi*at indiidual.
IDENTIFIKASI PENYALAHG!NAAN O"AT
#DIAGNOSIS$
Pendekatan diagnostik pasien adiksi narkoba harus merupakan
kombinasi karakteristik medis, obstetri dan tingkah laku seperti
tertera pada tabel di ba&ah ini
RI%AYAT PENGG!NAAN O"AT
namnesa mengenai jenis dan obat yang sering digunakan harus
selalu ditanyakan pada saat kunjungan pertama. Namun6unkhouser dkk, melaporkan bah&a anamnesa saja tidak bisa
dijadikan patokan, karena dilaporkan dari 2$2 &anita yang test
urine positi* mengandung mariyuana hanya 14< yang mengaku,
dan dari 114 pasien test urine positi* mengandung kokain, hanya
=3 yang mengaku. /leh karena itu pemeriksaan yang lebih
1$4
-
7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
3/6
penting adalah test toksikologi. "pesimen bisa berasal dari urine
(yang paling banyak dipakai), darah, airan amnion dan rambut.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ibu hamil dengan adiksi narkoba meliputi aspeksosial, behaioral, psiko-logis, nutrisi dan aspek ekonomi dari
ketergantungan terhadap obat yang digunakan, serta
penatalaksanaan obstetrik dan pediatrik. "eara garis besar
penatalksanaan penderita dapat dibagi menjadi penatalaksanaan
non obstetrik dan penatalaksa-naan obstetrik. ebutuhan pasi-en
yang sangat kompleks terse-but membutuhkan pendekatanmultidisipliner.
Tu&uan '
8liminasi (minimal reduksi) obat-obat yang digunakan selama
hamil dan setelah melahirkan.iduga psikososial untuk membantu pasien.
enurunkan kejadian morbi-ditas dan mortalitas perinatal.
emulai ikatan kasih sayang ibu dengan bayi.
embimbing terapainya ke-terampilan mera&at bayi.
enurunkan morbiditas dan mortalitas neonatal>bayi.
ukungan terhadap ibu dan bayi serta *ollo&-up setelah
melahirkan.Penilaian neurobehaioral dan *ollo&-up perkembangan bayi
selama 1 tahun (in*any).
PENATALAKSANAAN NON O"STETRIK.#($
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis dan
*armakologis.
9ahap 1. enjelaskan kepada pasien dan keluarganya menge-nai
penyakitnya (adiksi obat) seara bijaksana agar dapat
meningkatkan peran serta pasien dan keluarga dalam terapi
selanjutnya.
Pada tahap ini sangat diperlukan pengertian dan dukungan moril
dari keluarga terutam suami dan orang tuanya, serta teman dekat.
ulai tahap ini sebaiknya pasien diberi penjelasan untuk
berkon-sultasi kepada psikiater untuk penanganan adiksinya danjuga keterlibatan internist untuk mendeteksi adanya kelainan-
kelainan medis yang biasanya menyertai pasien-pasien peandu
narkoba.
9indakan detoksi*ikasi merupa-kan bagian dari pera&atan
psikiatrik./bat-obat halusinogenik umum-nya tidak memerlukan terapi
khusus keuali timbul gejala-gejala psikotik berat dapat
diberikan ben+odia+epin.
m*etamin dan kokain juga biasanya tidak membutuhkan terapi
khusus, namun bila timbul gejala psikotik (jarang terjadi) dapatdiberikan obat antipsikotik seperti haloperidol #-3$ mg>hari.
"elain itu, karena dapat timbul depresi berat sebaiknya pasien
dira&at bebera-pa hari untuk penga&asan. Penggunaan nikotin
untuk replaement therapy pada detoksi*ikasi sampai saat ini
masih kontroersial, namun semakin banyak nukti bah&a
keuntungannya masih jauh lebih banyak daripada kerugiannya.
/bat-obat yang digunakan untuk detoksi*ikasi memang merupa-
kan obat teratogenik, tetapi dapat digunakan dalam jangka
pendek untuk menegah gejala pitis obat yang lebih membaha-yakan janin. 0ntuk keperluan ini pasien sebaiknya dira&at inap.
ntagonis narkotik tidak boleh diberikan karena akan menim-
bulkan gejala putus obat yang berbahaya bagi kehamilannya.
Pemberian metadon dimulai segera setelah pasien bersedia
berpartisipasi bagi upaya penyembuhan adiksinya.
1$#
-
7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
4/6
isarankan metadon dosis rendah, karena lebih aman untuk ibu
dan bayi daripada detoksi*ikasi. Pemakaian meta-don dapat
menstabilkan gaya hidup ibu, serta menurunkan kejadian
komplikasi medis seperti septikemia, hiperbiliru-binemia,
perdarahan intrakranial dan hipogikemia serta menurun-kaninsidensi pertumbuhan janin terhambat hingga 2$%. osis a&al
2$ mg kemudian dinaikkan # mg>hari keesokan harinya sampai
gejala putus obat dapat diatasi. emudian bila memungkinkan
pada trimester ke dua dosis diturunkan sedikit demi sedikit
hingga 2$ mg>hari. 5ila akan dilakukan detoksi*ikasi
(pemberhentian pemakaian obat) sebaiknya dilakukan padatrimester kedua. ?ejala putus obat biasanya hanya berupa gejala
*lu gastrointestinal yang dapat diegah dengan menurun-kan
dosis metadone seara bertahap dalam periode !-3 bulan.
9ujuan kahir detoksi*ikasi ada-lah terapainya keadaan bebasketergantungan dari segala jenis narkoba karena sulitnya me-
ngontrol pemakaian obat-obat psikoakti* dan karena obat-obat
tersebut merupakan senya&a yang membahayakan bagi janin.
iperlukan dukungan sistem yang kuat untuk menapai hak ini,
karena kehamilan merupa-kan keadaan yang seara normal
menyebabkan perubahan dan stress bagi ibu sehingga akan
banyak godaan untuk kembali memakai narkoba tersebut.5ila memungkinkan sebaiknya penderita diikutsertakan dalam
terapi rehabilitasi dalam suatu kelompok sesama penderita
keanduan narkoba. @ang ter-akhir, tetapi tidak kalah penting-nya, sebaiknya penderita dikon-disikan untuk lebih mendekat-
kan diri epada llah "A9.
PENATALAKSANAAN O"STETRIK.(4)
Penatalaksanaan obstetrik pada &anita hamil dengan adiksi
narkoba masih menjadi masalah. "eara umum PNB pada
pasien-pasien ini dimulai jauh lebih terlambat daripada &anita
hamil lain, bahkan tidak jarang pasien datang sudah dalam
keadaan inpartu. /leh karena itu, usia kehamilan tidak mungkin
di-tentukan seara akurat (biasa-nya pasien peandu narkobamempunyai siklus haid tidak teratur). /leh karena itu konsultasi
tentang risiko adanya kelainan kongenital dan kompli-kasi
perinatal akibat pemakaian obat-obatan tersebut seringkali sudah
terlambat.
Penjelasan untuk berhenti dari kebiasaan memakai narkobaharus disampaikan sejak PNB pertama kali, &alaupun hal ini
tidak menjamin perlindungan terhadap narkoba bila sudah
terlanjur terjadi. Pasien-pasien ini seringkali tidak mematuhi
saran dan nasihat siapapun.
Pada PNB pertama harus di-lakukan anamnesa ri&ayat
kesehatan, obat yang dipakai, *rekuensi, jenis dll serta
pemeriksaan *isik lengkap. 5ila ada keurigaan sebaiknya disa-
rankan untuk pemeriksaan toksikologi.
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan di negara-negara
maju adalah sebagai berikut
"krining rutin yaitu pemerik-saan darah b, leukosit,trombosit, golongan darah, dan Ch, antibodi rubella, urinalisis,
pap smear, PP dan ?99 1 jam (pada kehamilan 24-2=
minggu)."krining " serologi si*ilis, kultur ?onorrhea, kultur kla-mida,
antigen hepatitis 5, antibodi !.
"krining elainan kongenital maternal serum al*a *etoprotein
(1#-2$ mg), *etal ekhokardiogram (2$-22 mg), 0"? (kehamilan
1D-2$ mg).
1$=
-
7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
5/6
Pemeriksaan 0"? juga diperlu-kan untuk memperkirakan usia
kehamilan dan memonitor per-tumbuhan janin (usia kehamilan
3$-34 minggu atau ada indikasi klinis).
Pemeriksaan bio*isik janin N"9, /B9 atau pro*il bio*isik (pada
kehamilan 3$-32 minggu sampai saat persalinan)."krining toksikologi urine (mini-mal 1 kali setiap trimester).
Pasien disarankan tidur>tirah baring 4-D jam sehari untuk
menegah persalinan prematur dan P"A. 9irah baring yang
ukup dapat meningkatkan sirkulasi uteroplasental sehingga
menurunkan risiko P79 dan persalinan prematur.
MANAGEMEN PERINATAL.(4,#)
omplikasi terbanyak yang terjadi pada neonatus merupa-kan
akibat persalinan prematur atau 55EC, &alaupun pada &anitapenandu narkoba sering ditemukan airan ketuban meko-neal,
partus presipitatus, solusio plasenta, penyakit menular seksual
dan hepatitis. husus-nya partus prematurus dan P79 sering
dialami oleh &anita penandu opium, kokain dan alkohol.
omplikasi neonatal pada bayi-bayi yang dilahirkan umumnya
adalah sindroma intraentrikel. "emua hal tersebut terutama
akibat P79 dan persalinan prematur. "elain itu karena kejadiankelainan kongenital pada bayi lebih banyak ditemukan pada bayi
ibu-ibu tersebut, penatalaksanaan pedia-trik harus menakup
upaya identi*ikasi adanya kelainan kongenital.elainan yang banyak dilaporkan adalan anomali traktus
urogeni-talis yang berhubungan dengan adiksi kokain.
Neonatal abstinene s!n"ro# (N") atau gejala putus obat,
terutama pada bayi yang terpapar narkotik (F3$%). /nset N"
berariasi mulai beberapa menit atau jam postnatal hingga yang
paling lambat 14 hari kemudian, yang tersering terjadi dalam
&aktu '2 jam pertama. 6aktor-*aktor yang mempengaru-hi onset
N" adalah jenis obat yang digunakan oleh ibu (misal-nya
heroid mempunyai onset yanglebih epat daripada obat-obat
narkotik yang bere*ek lebih lama seperti metadon, derajat adiksi,saat memakai narkoba terakhir sebelum partus, lama proses
persalinan dan maturitas janin.
?ejala klinik N" berariasi dari ringan sampai berat, bisa ber-
si*at intermiten atau progresi*. aturitas *ungsi metabolik janin
dan sistem ekresi mempunyai peran yang sangat penting dalammenentukan saat timbulnya gejala. N" meliputi dis*ungsi ""P
(tremor, iritabel, tangis yang melengking (hi$h %ithe" r!)dan
hiperre*leksi), dis*ungsi sara* otonom (bensin, menguap, dan
demam), dis*ungsi gastrointes-tinal (muntah, diarem malas
menetek dan kesulitan minum) dan dis*ungsi respirasi (apnea).Cooting re*lek mengingkat, namun intake kurang karena proses
menghisap dan re*lek menelan yang tidak terkoordinasi serta
tidak e*ekti*. !ntake kurang ditambah muntah dan diare
menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
9erapi N" yang paling banyak dipakai adalah phenobarbital.
osis yang dianjurkan sebesar 2-4 mg>kg setiap D jam. lternati*lain adalah methadon 1-2 mg 2 kali sehari. /bat lain yang dapat
dipakai adalah pregorik ($,1-$,# ml>kg setiap 4 jam) disertai
dia+epam (1 mg-2mg 2 kali sehari). Ta%erin$ o&& obat-obattersebut disarankan setelah '-1$ hari. /bat-obat tersebut tidak
mempengaruhi perkembangan bayi bahkan dapat membantu
menegah komplikasi N". N" yang berat sering terjadi pada
bayi yang terpapar alkohol, opiat dan barbiturat. "edangkan
1$'
-
7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl
6/6
N" pada bayi yang terpapar senya&a lain seperti marijuana
dan kokain tidak terlalu berat.
ejadian S'""en In&ant Death s!n"ro#a ("!") diolaporkan
meningkat pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu peandu
opiat atau kokain. 6rekuensinya berkisar $,=-'%, jauh lebihtinggi dari populasi yang berkisar antara $,1-4% (berhubungan
dengan opiat). "edangkan *reku-ensi "!" yangberkaitan
dengan kokain masih belum disepakati. Aalaupun pada
penelitian a&al dilaporkan hingga 1#%, namun penelitian lebih
lanjut gagal membuktikan peningkatan kejadian "!" pada bayi
yang terpapai kokain dibandingkan dengan populasi umum.
KESIMP!LAN
Penatalaksanaan ibu hamil dengan adiksi narkoba memang
merupakan masalah yang kom-pleks sehingga diperlukan kerja-sama yang baik antar disiplin ilmu. "elain itu untuk memaha-
minya diperlukan pengetahuan yang ukup tentangpengaruh
obat-obatan yang sering disalah-gunakan baik terhadap ibunya
maupun terhadap janin.
engan semakin meningkatnya kejadian kehamilan dengan
adik-si narkoba, untuk menurunkan insidensi morbiditas dan
mortali-tas ibu dan bayi diperlukan perhatian khusus danberkesi-nambungan dari semua disiplin ilmu yang terkait.
1$D