penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

Upload: polygone

Post on 10-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

    1/6

    PENATALAKSANAAN ADIKSINARKOTIK DAN OBAT

    BERBAHAYA (NARKOBA)PADA KEHAMILAN

    Anita Deborah Anwar

    Penyalahgunaan Narkotik dan obat berbahaya (Narkoba) meru-

    pakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju karena

    berdampak terhadap pening-katan biaya medis dan sosial yang

    tinggi.(1,2,3,4) alam era globalisasi saat ini masalah adiksi

    narkoba akan semakin banyak terjadi di !ndonesia danmerupakan masalah yang perlu segera diantisipasi dampaknya.

    i amerika "erikat sekitar #$% tempat tidur di rumah sakit

    dipergunakan untuk mera&at pasien-pasien ketergantungan

    narkoba, selain itu sekitar '#% korban pembunuhan, kekerasan

    dan penyiksaan anak (hild abuse) berhubungan dengan

    penyalahgunaan narkoba.(2,3,4)iperkirakan sekitar 2 juta &anita

    usia reproduksi di amerika "erikat menggunakan kokain.(4)

    engan semakin meningkatnya penggunaan narkoba pada &ani-

    ta usia reproduksi, dengan sen-dirinya kejadian ibu hamil denganadiksi narkoba semakin meningkat. "eringkali sulit mem-perkirakan komplikasi perinatal yang mungkin timbul karena

    pengguna narkoba sering menggunakan beberapa maam obat

    seara bersamaan. asalah yang mungkin timbul ditambah

    dengan *aktor gi+i buruk dan semakin meningkatnya risiko

    tertular in*eksi seperti tuberku-losa, hepatitis, ! hingga !",

    serta komplikasi perinatal dan komplikasi jangka panjang lain-

    nya.(1,2,3,4,#)/leh karena itu adiksi narkoba pada ibu-ibu hamil

    dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas mater-nalmaupun perinatal.

    Penatalaksanaan ibu hamil de-ngan adiksi narkoba merupakan

    masalah yang kompleks. 0ntuk menangani pasien-pasien ter-

    sebut diperlukan kerjasama multidisipliner yaitu bagian obgin,

    anak, penyakit dalam, psikiatri dan psikologi selain kerjasama

    dari pasien dan keluarganya.at-+at atau obat yang sering disalahgunakan adalah

    alkohol, opiat, lariyuana dan obat-obat psikotropik lainnya,

    namun yang enderung semakin digemari adalah kokain.(4)kan

    dibiara-kan penatalaksanaan kehamilan dengan adiksi narkobatermasuk identi*ikasi, terapi, dan manage-men perinatal.

    FARMAKOLOGI PERINATAL

    asalah utama adiksi narkoba dalam kehamilan adalah

    e*ek samping obat terhadap perkem-bangan janin.(4,#) !ntensitas

    e*ek samping ini bergantung pada jumlah obat yang

    didistribusikan ke tubuh janin. arena masalah etik dan teknis

    hingga saat ini masih belum banyak yang diketahui tentang*armakokinetik obat-obat tadi didalam tubuh janin. Namun

    sudah diketahui bah&a obat-obat yang sering disalahgunakan

    dapat mele&ati plasenta melalui ara di**usi sederhana dankemudian mem-pengaruhi janin. lkohol dan beberapa +at yang

    disalah-gunakan dapat masuk ke dalam sirkulasi darah janin

    beberapa menit setelah dikonsumsi oleh ibu. onsentrasi obat

    didalam darah janin dibandingkan kadar-nya dalam darah ibu,

    berariasi antara #$-1$$%. 5eberapa *aktor yang turut

    1$3

  • 7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

    2/6

    berpengaruh yaitu *aktor ibu, *aktor plasenta dan *aktor janin.

    6aktor ibu diantara-nya adalah motilitas gastrointes-tinal yang

    menurun selama kehamilan sehingga obat-obat yang diminum

    akan diserap lambat dan kemudian mengalami metabilosme di

    hati. "elain itu karena selama hamil terjadi peningkatan olume

    darah ibu dan per*usi renal maka konsentrasi obat-obatan akanmenurun pada kehamilan lanjut. 6aktor plasenta adalah dihasil-

    kannya beberapa en+im yang turut memetabolisir obat. 7anin

    mengeliminasi obat melalui eksresi renal dan biotrans*or-masi.

    8kskresi obat melalui urine akan menyebabkan obat dan

    metabolitnya terakumulasi di airan amnion. 8liminasi obat

    dalam airan amnion dapat melalui di**usi mele&ati mem-branplasenta kembali ke sirkulasi maternal atau ditelan oleh janin.

    iduga hepar janin sudah dapat melakukan biotrans*ormasi,

    namin hal ini belum dapat dipastikan.

    TERATOLOGI(4)

    8*ek teratogenik obat bisa berupa kematian,

    dysmo*phism atau aat ba&aan dan peru-bahan tingkah laku.

    6aktor-*aktor yang mempengaruhi timbulnya e*ek teratogenik

    adalah

    Stadium sensitivitas.

    9erbagi menjadi 3 stadium yaitu

    Stadium I yang dimulai dari saat *ertilisasi hingga bebera-pa

    saat setelah implantasi. Pada stadium ini embrio masih terdiri

    dari beberapa sel yang bersi*at multipoten-sial. /bat-obatembriotoksik akan menyebabkan e*ek :all or none;.

    Stadium II dimulai dari minggu ke-2 sampai minggu ke-1$

    pasakonsepsi. Pada stadium ini besar kemung-kinan timbul

    e*ek teratogenik berupa mal*ormasi.

    Stadium IIImerupakan periode pertumbuhan sel. Pada stadium

    ini, obat-obat teratogenik dapat menurun-kan jumlah sel

    sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat atau

    meng-ganggu di*erensiasi sel dalam organ.

    Dosis obat.mbang 5atas (9hreshold 8**ets) yaitu batas dosis obat

    teratogenik yang masih dapat ditolelir. 7adi bila dosis yang

    dipakai masih diba&ah dosis tersebut kejadian e*ek terato-genik

    ternyata tidak berbeda seara statistik dibandingkan dengan

    kontrol.

    6aktor genetik. 5eberapa *ak-tor seperti absorbsi maternal dan*etal, metabolisme dan distribusi obat serta transpor plasental

    bersi*at indiidual.

    IDENTIFIKASI PENYALAHG!NAAN O"AT

    #DIAGNOSIS$

    Pendekatan diagnostik pasien adiksi narkoba harus merupakan

    kombinasi karakteristik medis, obstetri dan tingkah laku seperti

    tertera pada tabel di ba&ah ini

    RI%AYAT PENGG!NAAN O"AT

    namnesa mengenai jenis dan obat yang sering digunakan harus

    selalu ditanyakan pada saat kunjungan pertama. Namun6unkhouser dkk, melaporkan bah&a anamnesa saja tidak bisa

    dijadikan patokan, karena dilaporkan dari 2$2 &anita yang test

    urine positi* mengandung mariyuana hanya 14< yang mengaku,

    dan dari 114 pasien test urine positi* mengandung kokain, hanya

    =3 yang mengaku. /leh karena itu pemeriksaan yang lebih

    1$4

  • 7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

    3/6

    penting adalah test toksikologi. "pesimen bisa berasal dari urine

    (yang paling banyak dipakai), darah, airan amnion dan rambut.

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan ibu hamil dengan adiksi narkoba meliputi aspeksosial, behaioral, psiko-logis, nutrisi dan aspek ekonomi dari

    ketergantungan terhadap obat yang digunakan, serta

    penatalaksanaan obstetrik dan pediatrik. "eara garis besar

    penatalksanaan penderita dapat dibagi menjadi penatalaksanaan

    non obstetrik dan penatalaksa-naan obstetrik. ebutuhan pasi-en

    yang sangat kompleks terse-but membutuhkan pendekatanmultidisipliner.

    Tu&uan '

    8liminasi (minimal reduksi) obat-obat yang digunakan selama

    hamil dan setelah melahirkan.iduga psikososial untuk membantu pasien.

    enurunkan kejadian morbi-ditas dan mortalitas perinatal.

    emulai ikatan kasih sayang ibu dengan bayi.

    embimbing terapainya ke-terampilan mera&at bayi.

    enurunkan morbiditas dan mortalitas neonatal>bayi.

    ukungan terhadap ibu dan bayi serta *ollo&-up setelah

    melahirkan.Penilaian neurobehaioral dan *ollo&-up perkembangan bayi

    selama 1 tahun (in*any).

    PENATALAKSANAAN NON O"STETRIK.#($

    Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis dan

    *armakologis.

    9ahap 1. enjelaskan kepada pasien dan keluarganya menge-nai

    penyakitnya (adiksi obat) seara bijaksana agar dapat

    meningkatkan peran serta pasien dan keluarga dalam terapi

    selanjutnya.

    Pada tahap ini sangat diperlukan pengertian dan dukungan moril

    dari keluarga terutam suami dan orang tuanya, serta teman dekat.

    ulai tahap ini sebaiknya pasien diberi penjelasan untuk

    berkon-sultasi kepada psikiater untuk penanganan adiksinya danjuga keterlibatan internist untuk mendeteksi adanya kelainan-

    kelainan medis yang biasanya menyertai pasien-pasien peandu

    narkoba.

    9indakan detoksi*ikasi merupa-kan bagian dari pera&atan

    psikiatrik./bat-obat halusinogenik umum-nya tidak memerlukan terapi

    khusus keuali timbul gejala-gejala psikotik berat dapat

    diberikan ben+odia+epin.

    m*etamin dan kokain juga biasanya tidak membutuhkan terapi

    khusus, namun bila timbul gejala psikotik (jarang terjadi) dapatdiberikan obat antipsikotik seperti haloperidol #-3$ mg>hari.

    "elain itu, karena dapat timbul depresi berat sebaiknya pasien

    dira&at bebera-pa hari untuk penga&asan. Penggunaan nikotin

    untuk replaement therapy pada detoksi*ikasi sampai saat ini

    masih kontroersial, namun semakin banyak nukti bah&a

    keuntungannya masih jauh lebih banyak daripada kerugiannya.

    /bat-obat yang digunakan untuk detoksi*ikasi memang merupa-

    kan obat teratogenik, tetapi dapat digunakan dalam jangka

    pendek untuk menegah gejala pitis obat yang lebih membaha-yakan janin. 0ntuk keperluan ini pasien sebaiknya dira&at inap.

    ntagonis narkotik tidak boleh diberikan karena akan menim-

    bulkan gejala putus obat yang berbahaya bagi kehamilannya.

    Pemberian metadon dimulai segera setelah pasien bersedia

    berpartisipasi bagi upaya penyembuhan adiksinya.

    1$#

  • 7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

    4/6

    isarankan metadon dosis rendah, karena lebih aman untuk ibu

    dan bayi daripada detoksi*ikasi. Pemakaian meta-don dapat

    menstabilkan gaya hidup ibu, serta menurunkan kejadian

    komplikasi medis seperti septikemia, hiperbiliru-binemia,

    perdarahan intrakranial dan hipogikemia serta menurun-kaninsidensi pertumbuhan janin terhambat hingga 2$%. osis a&al

    2$ mg kemudian dinaikkan # mg>hari keesokan harinya sampai

    gejala putus obat dapat diatasi. emudian bila memungkinkan

    pada trimester ke dua dosis diturunkan sedikit demi sedikit

    hingga 2$ mg>hari. 5ila akan dilakukan detoksi*ikasi

    (pemberhentian pemakaian obat) sebaiknya dilakukan padatrimester kedua. ?ejala putus obat biasanya hanya berupa gejala

    *lu gastrointestinal yang dapat diegah dengan menurun-kan

    dosis metadone seara bertahap dalam periode !-3 bulan.

    9ujuan kahir detoksi*ikasi ada-lah terapainya keadaan bebasketergantungan dari segala jenis narkoba karena sulitnya me-

    ngontrol pemakaian obat-obat psikoakti* dan karena obat-obat

    tersebut merupakan senya&a yang membahayakan bagi janin.

    iperlukan dukungan sistem yang kuat untuk menapai hak ini,

    karena kehamilan merupa-kan keadaan yang seara normal

    menyebabkan perubahan dan stress bagi ibu sehingga akan

    banyak godaan untuk kembali memakai narkoba tersebut.5ila memungkinkan sebaiknya penderita diikutsertakan dalam

    terapi rehabilitasi dalam suatu kelompok sesama penderita

    keanduan narkoba. @ang ter-akhir, tetapi tidak kalah penting-nya, sebaiknya penderita dikon-disikan untuk lebih mendekat-

    kan diri epada llah "A9.

    PENATALAKSANAAN O"STETRIK.(4)

    Penatalaksanaan obstetrik pada &anita hamil dengan adiksi

    narkoba masih menjadi masalah. "eara umum PNB pada

    pasien-pasien ini dimulai jauh lebih terlambat daripada &anita

    hamil lain, bahkan tidak jarang pasien datang sudah dalam

    keadaan inpartu. /leh karena itu, usia kehamilan tidak mungkin

    di-tentukan seara akurat (biasa-nya pasien peandu narkobamempunyai siklus haid tidak teratur). /leh karena itu konsultasi

    tentang risiko adanya kelainan kongenital dan kompli-kasi

    perinatal akibat pemakaian obat-obatan tersebut seringkali sudah

    terlambat.

    Penjelasan untuk berhenti dari kebiasaan memakai narkobaharus disampaikan sejak PNB pertama kali, &alaupun hal ini

    tidak menjamin perlindungan terhadap narkoba bila sudah

    terlanjur terjadi. Pasien-pasien ini seringkali tidak mematuhi

    saran dan nasihat siapapun.

    Pada PNB pertama harus di-lakukan anamnesa ri&ayat

    kesehatan, obat yang dipakai, *rekuensi, jenis dll serta

    pemeriksaan *isik lengkap. 5ila ada keurigaan sebaiknya disa-

    rankan untuk pemeriksaan toksikologi.

    Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan di negara-negara

    maju adalah sebagai berikut

    "krining rutin yaitu pemerik-saan darah b, leukosit,trombosit, golongan darah, dan Ch, antibodi rubella, urinalisis,

    pap smear, PP dan ?99 1 jam (pada kehamilan 24-2=

    minggu)."krining " serologi si*ilis, kultur ?onorrhea, kultur kla-mida,

    antigen hepatitis 5, antibodi !.

    "krining elainan kongenital maternal serum al*a *etoprotein

    (1#-2$ mg), *etal ekhokardiogram (2$-22 mg), 0"? (kehamilan

    1D-2$ mg).

    1$=

  • 7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

    5/6

    Pemeriksaan 0"? juga diperlu-kan untuk memperkirakan usia

    kehamilan dan memonitor per-tumbuhan janin (usia kehamilan

    3$-34 minggu atau ada indikasi klinis).

    Pemeriksaan bio*isik janin N"9, /B9 atau pro*il bio*isik (pada

    kehamilan 3$-32 minggu sampai saat persalinan)."krining toksikologi urine (mini-mal 1 kali setiap trimester).

    Pasien disarankan tidur>tirah baring 4-D jam sehari untuk

    menegah persalinan prematur dan P"A. 9irah baring yang

    ukup dapat meningkatkan sirkulasi uteroplasental sehingga

    menurunkan risiko P79 dan persalinan prematur.

    MANAGEMEN PERINATAL.(4,#)

    omplikasi terbanyak yang terjadi pada neonatus merupa-kan

    akibat persalinan prematur atau 55EC, &alaupun pada &anitapenandu narkoba sering ditemukan airan ketuban meko-neal,

    partus presipitatus, solusio plasenta, penyakit menular seksual

    dan hepatitis. husus-nya partus prematurus dan P79 sering

    dialami oleh &anita penandu opium, kokain dan alkohol.

    omplikasi neonatal pada bayi-bayi yang dilahirkan umumnya

    adalah sindroma intraentrikel. "emua hal tersebut terutama

    akibat P79 dan persalinan prematur. "elain itu karena kejadiankelainan kongenital pada bayi lebih banyak ditemukan pada bayi

    ibu-ibu tersebut, penatalaksanaan pedia-trik harus menakup

    upaya identi*ikasi adanya kelainan kongenital.elainan yang banyak dilaporkan adalan anomali traktus

    urogeni-talis yang berhubungan dengan adiksi kokain.

    Neonatal abstinene s!n"ro# (N") atau gejala putus obat,

    terutama pada bayi yang terpapar narkotik (F3$%). /nset N"

    berariasi mulai beberapa menit atau jam postnatal hingga yang

    paling lambat 14 hari kemudian, yang tersering terjadi dalam

    &aktu '2 jam pertama. 6aktor-*aktor yang mempengaru-hi onset

    N" adalah jenis obat yang digunakan oleh ibu (misal-nya

    heroid mempunyai onset yanglebih epat daripada obat-obat

    narkotik yang bere*ek lebih lama seperti metadon, derajat adiksi,saat memakai narkoba terakhir sebelum partus, lama proses

    persalinan dan maturitas janin.

    ?ejala klinik N" berariasi dari ringan sampai berat, bisa ber-

    si*at intermiten atau progresi*. aturitas *ungsi metabolik janin

    dan sistem ekresi mempunyai peran yang sangat penting dalammenentukan saat timbulnya gejala. N" meliputi dis*ungsi ""P

    (tremor, iritabel, tangis yang melengking (hi$h %ithe" r!)dan

    hiperre*leksi), dis*ungsi sara* otonom (bensin, menguap, dan

    demam), dis*ungsi gastrointes-tinal (muntah, diarem malas

    menetek dan kesulitan minum) dan dis*ungsi respirasi (apnea).Cooting re*lek mengingkat, namun intake kurang karena proses

    menghisap dan re*lek menelan yang tidak terkoordinasi serta

    tidak e*ekti*. !ntake kurang ditambah muntah dan diare

    menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.

    9erapi N" yang paling banyak dipakai adalah phenobarbital.

    osis yang dianjurkan sebesar 2-4 mg>kg setiap D jam. lternati*lain adalah methadon 1-2 mg 2 kali sehari. /bat lain yang dapat

    dipakai adalah pregorik ($,1-$,# ml>kg setiap 4 jam) disertai

    dia+epam (1 mg-2mg 2 kali sehari). Ta%erin$ o&& obat-obattersebut disarankan setelah '-1$ hari. /bat-obat tersebut tidak

    mempengaruhi perkembangan bayi bahkan dapat membantu

    menegah komplikasi N". N" yang berat sering terjadi pada

    bayi yang terpapar alkohol, opiat dan barbiturat. "edangkan

    1$'

  • 7/22/2019 Penatalaksanaan adiksi narkotika dalam kehamilanl

    6/6

    N" pada bayi yang terpapar senya&a lain seperti marijuana

    dan kokain tidak terlalu berat.

    ejadian S'""en In&ant Death s!n"ro#a ("!") diolaporkan

    meningkat pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu peandu

    opiat atau kokain. 6rekuensinya berkisar $,=-'%, jauh lebihtinggi dari populasi yang berkisar antara $,1-4% (berhubungan

    dengan opiat). "edangkan *reku-ensi "!" yangberkaitan

    dengan kokain masih belum disepakati. Aalaupun pada

    penelitian a&al dilaporkan hingga 1#%, namun penelitian lebih

    lanjut gagal membuktikan peningkatan kejadian "!" pada bayi

    yang terpapai kokain dibandingkan dengan populasi umum.

    KESIMP!LAN

    Penatalaksanaan ibu hamil dengan adiksi narkoba memang

    merupakan masalah yang kom-pleks sehingga diperlukan kerja-sama yang baik antar disiplin ilmu. "elain itu untuk memaha-

    minya diperlukan pengetahuan yang ukup tentangpengaruh

    obat-obatan yang sering disalah-gunakan baik terhadap ibunya

    maupun terhadap janin.

    engan semakin meningkatnya kejadian kehamilan dengan

    adik-si narkoba, untuk menurunkan insidensi morbiditas dan

    mortali-tas ibu dan bayi diperlukan perhatian khusus danberkesi-nambungan dari semua disiplin ilmu yang terkait.

    1$D