penatalaksanaan fraktur tertutup
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
1/12
PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
Prinsip tatalaksana untuk fraktur meliputi tindakan manipulasi untuk memperbaiki
posisi fragmen, diikuti pembebatan untuk mempertahankannya bersama sebelum semua
fragmennya menyatu, lalu melakukan tindakan rehabilitasi guna menjaga fungsi dan
pergerakan sendi. Penyembuhan fraktur dibantu oleh pembebanan fisiologis pada tulang
sehingga dianjurkan melakukan aktivitas otot dan penahanan beban lebih awal. Secara
umum, komponen tatalaksana untuk fraktur tertutup meliputi :
a. Reduce (Reduksi
b. Hold (!empertahankan
c. Exercise ("atihan.
!asalahnya adalah bagaimana cara menahan fraktur secara memadai sambil tetapmenggunakan tungkai secukupnya, hal ini menjadi pertentangan antara #penahanan$ lawan
#gerakan$ yang perlu dicari jalan keluarnya secepatnya oleh tenaga medis (semisal dengan
fiksasi internal, tetapi dia juga ingin menghindari risiko yang tak perlu, hal ini menjadi
pertentangan antara #kecepatan$ dan #keamanan$. %danya dua konflik ini menggambarkan
empat faktor utama dalam penanganan fraktur (kuartet fraktur.
Gambar 1. &uartet 'raktur
ang perlu digarisbawahi untuk fraktur tertutup adalah hubungan fraktur dengan
jaringan sekitarnya yaitu jaringan lunak di sekitar lokasi fraktur. )scherne (*+- mencoba
mengklasifikasikan fraktur tertutup menjadi :
a. rade / : fraktur ringan tanpa kerusakan jaringan lunak
b. rade * : fraktur dengan abrasi superfisial atau memar pada kulit dan jaringan subkutan
c. rade 0 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio di jaringan lunak bagian dalam dan
terdapat pembengkakan
d. rade 1 : fraktur tertutup terberat dengan ancaman terdapat sindrom kompartemen.
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
2/12
Semakin berat cedera yang terjadi akan lebih membutuhkan bentuk fiksasi mekanik
tertentu.
A. Reduce (Reduksi)
!eski terapi umum dan resusitasi harus selalu didahulukan, tidak boleh ada
keterlambatan dalam menangani fraktur, pembengkakan jaringan lunak selama *0 jam
pertama akan mempersulit reduksi. %kan tetapi, terdapat beberapa kondisi yang tak
memerlukan reduksi, yaitu :
*. 2ila pergeseran tidak banyak atau tidak ada
0. 2ila pergeseran tidak berarti (semisal fraktur clavicula
1. 2ila reduksi tampaknya tidak berhasil (semisal fraktur kompresi vertebrae.
Penjajaran (alignment fragmen lebih penting daripada aposisi, asalkan diperoleh
penjajaran yang normal. ang menjadi pengecualian adalah fraktur yang melibatkan
permukaan sendi dimana ini harus direduksi sesempurna mungkin agar tidak
menimbulkan arthritis degeneratif.
Gambar 2. Reduksi )ertutup
Sejauh ini sudah diketahui ada dua metode reduksi yaitu :
a Reduksi )ertutup
Penggunaan anestesi dan relaksasi otot yang tepat, memudahkan proses reduksi
melalui tiga tahap manuver yaitu : (* bagian distal ditarik ke garis tulang, (0
sementara fragmen terlepas, fragmen tersebut direposisi (dengan membalikkan arah
kekuatan asal kalau ini dapat diperkirakan, (1 penjajaran disesuaikan di setiap
bidang.
3ara ini efektif bila periosteum dan otot pada satu sisi fraktur tetap utuh, pengikatan
jaringan lunak mencegah reduksi yang berlebihan dan menstabilkan fraktur setelah
direduksi. 2eberapa fraktur sulit direduksi dengan manipulasi (seperti fraktur batang
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
3/12
femur karena tarikan otot sangat kuat dan membutuhkan traksi yang lama. Reduksi
tertutup digunakan untuk semua fraktur dengan pergeseran minimal, pada fraktur
yang terjadi pada anak4anak dan pada fraktur yang stabil setelah reduksi.
b Reduksi )erbuka
Reduksi bedah pada fraktur dilakukan atas indikasi :* 2ila reduksi tertutup gagal, baik karena kesukaran mengendalikan fragmen atau
karena terdapat jaringan lunak di antara fragmen4fragmen itu
0 2ila terdapat fragmen artikular yang cukup besar yang perlu ditempatkan secara
tepat
1 2ila terdapat fraktur traksi yang fragmennya terpisah.
2iasanya reduksi terbuka merupakan langkah awal untuk melakukan fiksasi internal.
B. H!d ("em#er$a%a&ka& Reduksi)
&ata imobilisasi untuk poin jarang digunakan karena sebenarnya tindakan yang
dilakukan merupakan pencegahan pergeseran. 5amun pembatasan gerakan tertentu
diperlukan untuk membantu penyembuhan jaringan lunak dan memungkinkan gerakan
bebas pada bagian yang tidak terkena.
!etode yang tersedia untuk mempertahankan reduksi adalah sebagai berikut.
* )raksi
0 Pembebatan ips
1 Pemakaian Penahan 'ungsional
- 'iksasi 6nternal
7 'iksasi 8ksternal
9tot di sekeliling fraktur kalau utuh bertindak sebagai kompartemen cair traksi atau
kompresi menciptakan efek hidrolik yang dapat membebat fraktur. &arenanya metode
tertutup cocok untuk fraktur dengan jaringan lunak yang masih utuh dan cenderung gagal
bila digunakan untuk fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.
&ontraindikasi lain untuk metode non4operasi adalah fraktur yang sifatnya tidak stabil,
fraktur ganda, dan fraktur pada pasien yang tidak kooperatif.
*. )raksi
%dalah alat imobilisasi yang menggunakan kekuatan tarikan yang diterapkan pada
suatu bagian distal anggota badan dengan tujuan mengembalikan fragmen tulang ke
tempat semula.
)raksi dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a )raksi terus4menerus
)raksi dilakukan pada tungkai di bagian distal femur supaya melakukan tarikan
terus menerus pada poros panjang tulang itu. 3ara ini berguna untuk fraktur
batang yang bersifat oblique atau spiral yang mudah tergeser oleh kontraksi otot.
)raksi tidak dapat menahan fraktur tetap diam, traksi dapat menarik tulang
panjang secara lurus dan mempertahankan panjangnya tetapi reduksi yang tepat
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
4/12
kadang susah dipertahankan. Sementara itu pasien dapat menggerakkan sendinya
dan melatih ototnya.
b )raksi dengan gaya berat
;igunakan pada cedera tungkai atas. &arenanya bila menggunakan kain
penggendong lengan, berat lengan akan memberikan traksi terus4menerus pada
humerus, untuk kenyamanan dan stabilitas, terutama pada fraktur melintang.
c )raksi kulit
)raksi dibebankan pada kulit dan jaringan lunak. ;ilakukan bila daya tarik yang
diperlukan kecil (sekitar -47 kg. Penggunaannya dengan ikatan elastoplast
ditempelkan pada kulit yang telah dicukur dan dipertahankan dengan suatu
pembalut. 2eberapa macam traksi kulit adalah :
* )raksi Bucks (digunakan pada fraktur femur, pelvis, dan lutut
0 )raksi Bryants (untuk dislokasi sendi panggul pada anak
1 )raksi Russells (untuk fraktur femurd )raksi skeletal
)raksi dibebankan pada tulang pasien dengan menggunakan pin logam dan atau
kawat &irschner, biasanya di belakang tuberkel tibia untuk cedera pinggul, paha
dan lutut, di sebelah bawah tibia atau pada kalkaneus untuk fraktur tibia. &alau
digunakan pen, dipasang kait yang dapat berputar dengan bebas, dan tali dipasang
pada kait itu untuk menerapkan traksi. ;ilakukan bila daya tarik yang diperlukan
lebih besar (*
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
5/12
Gambar '. =enis4jenis traksi
0. 2ebat ips
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
6/12
Penggunaan gips ( plaster of paris sebagai bebat imobilisasi yang cukup mudah dan
murah untuk dilakukan, dimana pasien juga dapat pulang lebih cepat. 2iasanya
digunakan untuk fraktur tungkai distal dan untuk fraktur pada anak. !eskipun
diketahui gips ini membuat pasien kurang nyaman karena kerasnya gips dalam
mengimobilisasi jaringan di bawahnya dan kecepatan penyatuannya tidaklah lebih
baik dibandingkan dengan traksi.
)ehnik pemasangan gips :
Setelah fraktur direduksi, pasang kaus kaki pada tungkai dan tonjolan tulang
dilindungi dengan wol. ips kemudian dipasang. Sementara gips mengeras, tenaga
medis membentuknya agar tonjolan tulang tidak tertekan. Pembebatan gips ini tidak
boleh dihentikan sebelum fraktur berkonsolidasi, kalaupun diperlukan perubahan
gips, diperlukan pemeriksaan sinar4>.&omplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.
a 3etakan gips yang ketat
Pasien akan mengeluh nyeri yang difus kemudian muncul pembengkakan.
)ungkai harus ditinggikan untuk mengurangi keluhan. &alaupun nyeri tetap ada,
penanganannya adalah melepas gips.
b "uka akibat tekanan
ips dapat menekan kulit pada tonjolan tulang (patella, tumit, siku dan pasien
akan mengeluh nyeri lokal di atas tempat tekanan.
c %brasi kulit
)erjadi bila pelepasan gips tidak dilakukan dengan benar
Gambar . Pemasangan ips
1. Pemakaian Penahan 'ungsional
Penggunaan alat ini biasanya untuk fraktur femur, tibia, akan tetapi penahan ini
bersifat tidak kaku, sehingga hanya dipakai bila fraktur mulai menyatu, semisal 14?
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
7/12
minggu setelah traksi atau pemasangan gips. %dapun penggunaan alat ini harus
memenuhi syarat sebagai berikut.
a 'raktur dapat dipertahankan dengan baik,
b Sendi dapat digerakkan,
c 'raktur menyatu dengan kecepatan normal,
d !emastikan metode yang dipakai itu aman.
@al ini cukup berisiko bila pemasangan alat ini tidak oleh tenaga berpengalaman
dikarenakan dapat menyebabkan mal4union pada fraktur yang lebih besar.
)ehnik pemasangannya adalah dengan menstabilkan frakturnya terlebih dahulu
(dalam gips atau traksi, lalu dipasang alat ini yang dapat menahan fraktur tapi
memungkinkan gerakan sendi, dan selalu dianjurkan melakukan aktivitas fisik
fungsional termasuk penahanan beban.
Gambar . %lat Penahan 'ungsional
-. 'iksasi 6nternal
'ragmen tulang dapat diikat dengan sekrup, pen, paku pengikat, plat logam dengan
sekrup, paku intramedular yang panjang (dengan atau tanpa sekrup pengunci, ataukombinasinya.
2ila dipasang dengan semestinya, fiksasi internal menahan fraktur dengan aman
sehingga gerakan dapat segera dilakukan. Semakin segera gerakan dapat dilakukan,
semakin rendah pula risiko terjadinya kekakuan dan edema. ;alam hal kecepatan,
pasien dapat meninggalkan rumah sakit segera setelah luka sembuh, dikarenakan
fraktur yang terjadi sudah dipertahankan dengan jembatan logam.
2ahaya yang mungkin terjadi adalah infeksi yang dapat menyebabkan sepsis. Risiko
infeksi ini tergantung pada kebersihan luka yang dibuat pada tubuh pasien,
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
8/12
keterampilan tenaga medis dalam melakukan pembedahan dan jaminan asepsis saat
di ruang operasi.
)indakan ini baru bisa dilakukan atas indikasi :
a 'raktur yang terjadi tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi
b 'raktur yang tidak stabil secara bawaan dan cenderung akan bergeser setelah
direduksi.
c 'raktur yang penyatuannya kurang baik dan perlahan, terutama fraktur leher
femur
d 'raktur patologis dimana penyakit yang mendasarinya mencegah penyembuhan
e 'raktur multipel
f 'raktur pada pasien yang sulit perawatannya (pasien lanjut usia, pasien
paraplegia
Gambar *. 'iksasi 6nternal
&omplikasi yang sering terjadi akibat fiksasi internal adalah infeksi, non4union
(dikarenakan terdapat gap yang cukup jauh antar sekrup yang dipasang pada plat
logam yang ditanam, kegagalan implan (dikarenakan buruknya kualitas plat logam
yang keropos dan fraktur kembali (dikarenakan terlalu cepat melepas plat logam
yang dipasang. Aaktu minimal yang dibutuhkan untuk melepas plat logam tersebut
adalah sekitar satu tahun.
2erikut ini merupakan gambaran beberapa jenis tehnik pemasangan fiksasi internal.
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
9/12
A B C
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
10/12
Gambar +. =enis 'iksasi 6nternal
(% Screws B interfragmentary compression (2 6nterlocking nail C screw
(3 'leDible intramedullary nails (; )ension4band wiring (8 &irschner wires
(' ;ynamic compression screw C plate ( Plate C screw
7. 'iksasi 8ksternal
'iksasi eksternal ini dilakukan atas indikasi :a 'raktur disertai kerusakan pembuluh darah atau saraf
b 'raktur disertai kerusakan jaringan lunak yang hebat
c 'raktur dengan keadaan sangat kominutif dan sangat tidak stabil
d 'raktur disertai dengan keadaan infeksi
D E
F G
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
11/12
Gambar ,. %lat 'iksasi 8ksternal
-. Eercise
Pengertian Exercise dalam konteks ini adalah suatu tindakan rehabilitatif guna
memperbaiki pergerakan sendi dan kekuatan otot agar bisa kembali menjalankan fungsi
kehidupannya seperti sedia kala.
2eberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam poin ini adalah elevasi bagian tubuh yang
mengalami fraktur dan latihan rehabilitatif aktif. %lasan mengapa elevasi ini dilakukan
guna mengurangi edema yang terjadi akibat fraktur, adapun edema yang terjadi ini dapat
menyebabkan kekakuan sendi terutama di tangan. "atihan rehabilitatif pun dilakukan
atas alasan agar membantu memompa cairan edema yang ada, menstimulasi sirkulasi,
mencegah terjadinya adhesi jaringan lunak, dan dapat mempercepat penyembuhan
fraktur. "atihan yang dimaksud disini adalah bukan latihan aktif berat, melainkan latihan
aktivitas normal yang tidak memberatkan. %dapun bila pasien tidak bisa melakukan
tindakan rehabilitatif aktif, bisa digunakan alat rehabilitatif pasif menggunakan mesinyang dinamakan 3P! (Continuous Passive Motions.
-
8/20/2019 PENATALAKSANAAN FRAKTUR TERTUTUP
12/12
Gambar /. %lat 3P!
Seiring waktu berjalan, pasien juga harus diajarkan kembali bagaimana melakukan
kegiatan sehari4hari seperti berjalan, mandi, berpakaian, dan lain4lain. Pasien juga
diajarkan agar tidak takut menggunakan anggota tubuh yang mengalami fraktur. %dapun
dukungan keluarga cukup banyak membantu dalam proses kesembuhan pasien dan
perbaikan kualitas hidup pasien ke depannya.