pencemaran tanah&pestisida

14
TUGAS ILMU TANAH PENCEMARAN TANAH DAN PESTISIDA Oleh : Afifi Rahmadetiassani 083112620150008 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL, JAKRTA

Upload: afifi-rahmadetiassani

Post on 21-Jun-2015

7.124 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencemaran tanah&pestisida

TUGAS ILMU TANAH

PENCEMARAN TANAH DAN PESTISIDA

Oleh :

Afifi Rahmadetiassani

083112620150008

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL, JAKRTA

2012

Page 2: Pencemaran tanah&pestisida

PENCEMARAN TANAH DAN PESTISIDA

Pendahuluan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat

energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh

kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan

oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun).

Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas

manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan manusia,

pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran dapat terjadi di lingkungan hidup manusia,

salah satunya adalah pencemaran tanah, dimana salah satu penyebab pencemaran tanah adalah

penggunaan pestisida yang berlebihan. Penggunaan pestisida yang berlebihan, akan

mengeluarkan dampak yang besar. Oleh karena itu diperlukan pencegahan dan penanggulangan

akibat pestisida.

Pestisida

2.1 Sejarah Pestisida

Pestisida diperkenalkan untuk pertamakalinya oleh bangsa Cina pada tahun 900 M ,

dengan memakai senyawa arsenat. Selama perkembangannya arsenat terus digunkan karena

belum adanya penemuan-penemuan baru meskipun hama-hama juga sudah menunjukkan segala

kekebalan. Pada akhirnya secara tidak disengaja seperti lazimnya penemuan yang lain, racun

tembakau mulai diperkenalkan pada masyarakat mulai tahun 1960 diEropa. Metodenya masih

sederhana karena pada masa itu belum dikenal alat-alat industri dan pengetahuan yang cukup.

Tembakau direndam didalam air selama satu hari satu malam, baru kemudian dipakai

untuk menyemprot atau disiramkan. Ternyata racun nikotin ini cukup efektif pula sebagai obat

sekaligus racun pembasmi hama. Berbeda didaratan eropa, di Malaysia dan sekitarnya lebih

mengenal bubuk pohon deris, yang mengandung bahan aktif Rotenon sebagai zat pembunuh.

Page 3: Pencemaran tanah&pestisida

Disamping itu juga dipakai bahan aktif Pirenthin I dan II, dan Anerin I dan II, yang diperoleh

dari bunga Pyrentrum Aneraria Forium.

Semenjak diketemukannya bahan-bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan tersebut,

perkembangan pestisida semakin melonjak. Berbagai upaya pemikiran mulai dilontarkan untuk

mendapatkan jenis-jenis pestisida baru yang lebih ampuh. Penemuan terus dikembangkan dan

diketemukan pestisida sintetis dari senyawa Dinitro dan Thiosianat, namun ternyata sangat

dirasakan, bahwa zat-zat pembasmi yang terdahulu belum begitu memuaskan. Maka tercipta

DDT (Dicholro Diphenil Trichloroetana) pada tahun 1874 oleh seorang warga negara Jerman,

Zeidler. Pada akhirnya pembuatan DDT merupakan babak baru dalam perkembangan industri

pestisida.

2.2 Macam dan Contoh Nama Pestisida

Berdasarkan fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6 jenis yaitu :

Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga

seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk

memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk,

kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil

dimetil fosfat, diazinon,dll.

Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/

cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.

Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim,

organomerkuri, dan natrium dikromat.

Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salahsatu

contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus

CVPD yang meyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang

suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan

kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.

Page 4: Pencemaran tanah&pestisida

Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama

tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai

umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya

penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak

yang memakannya. Contohnya : Warangan.

Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman

berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan

umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau

lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3

minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga

dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD,

Vapam, dan Dazomet.

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman

pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll.

Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.

3. Dampak Pencemaran Tanah Oleh Pestisida

Dalam memenuhi perkembangan ekonomi yang saat ini semakin meningkat, maka sangat

dibutuhkannya Ilmu pengetahuan mengenai pupuk dan pestisida. Karena menyangkut hal-hal

tentang pertanian dan perkebunan yang merupakan aspek utama dalam perekonomian Negara

Indonesia yang beriklim tropis. Penggunaan pestisida sintetis pada pertanian merupakan dilema.

Di satu sisi sangat dibutuhkan dalam rangka penyediaan pangan, di sisi lain tanpa disadari

mengakibatkan berbagai dampak negatif, baik terhadap manusia, hewan mikroba maupun

lingkungan. Pemakaian pestisida haruslah sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundangan

yang berlaku. Penggunaannya haruslah diperuntukkan membasmi organisme pengganggu

tanaman secara selektif dan seminimal mungkin merugikan organisme dan target.

Belum banyak disadari hingga saat ini bahwa pemanfaatan bahan-bahan agrokimia yang

berlebihan untuk menggenjot produksi menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya

lapisan tanah yang mengandung nutrisi. Di samping itu, kualitas produksi yang dihasilkan pun

Page 5: Pencemaran tanah&pestisida

akan menurun. Di Indonesia polusi tanah ini merupakan masalah yang harus dihadapi.

Pemakaian pupuk dan pestisida dalam jumlah yang besar menimbulkan pencemaran bagi tanah

dan air tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Degradasi tanah pertanian sudah makin

parah dan dengan sudah mengendapnya pestisida maupun bahan agrokimia lainnya dalam waktu

yang cukup lama. Padahal, untuk mengembalikan nutrisinya tanah memerlukan waktu ratusan

tahun, sedangkan untuk merusaknya hanya perlu beberapa tahun saja. Hal ini terlihat dari

menurunnya produktivitas karena hilangnya kemampuan tanah untuk memproduksi nutrisi.

Ada beberapa pengaruh negatif lainnya pemakaian pestisida sintetis secara tidak sesuai. Pertama,

pencemaran air dan tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia dan makhluk

lainnya dalam bentuk makanan dan minuman yang tercemar. Kedua, matinya musuh alami dari

hama maupun patogen dan akan menimbulkan resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih

berat dari sebelumnya. Ketiga, kemungkinan terjadinya serangan hama sekunder. Contohnya:

penyemprotan insektisida sintetis secara rutin untuk mengendalikan ulat grayak (hama primer)

dapat membunuh serangga lain seperti walang sembah yang merupakan predator kutu daun

(hama sekunder). Akibatnya setelah ulat grayak dapat dikendalikan, kemungkinan besar tanaman

akan diserang oleh kutu daun. Keempat, kematian serangga berguna dan menguntungkan seperti

lebah yang sangat serbaguna untuk penyerbukan. Kelima, timbulnya kekebalan/resistensi hama

maupun patogen terhadap pestisida sintetis.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, setiap rencana penggunaan pestisida sintetis

hendaknya dipertimbangkan secara seksama tentang cara penggunaan yang paling aman, di satu

sisi efektif terhadap sasaran, di sisi yang lain aman bagi pemakai maupun lingkungan.

Sebenarnya tidak semua jenis insekta, cacing (nematode) dan lain-lain merupakan hama dan

penyakit bagi tanaman, akan tetapi racun serangga telah membunuhnya. Tetapi makhluk-

makhluk kecil ini sangat diperlukan untuk kesuburan tanah selanjutnya. Apabila penyemprotan

dilakukan secara berlebihan atau takaran yang dipakai terlalu banyak, maka yang akan terjadi

adalah kerugian. Tanah disekitar tanaman akan terkena pencemaran pestisida. Akibatnya

makhluk-makhluk kecil itu banyak yang ikut terbasmi, sehingga kesuburan tanah menjadi rusak

karenanya. Bukan tidak mungkin tragedi kegersangan dan kekeringan terjadi.

Akibat yang paling parah, kesuburan tanah di lahan-lahan yang menggunakan pestisida

dari tahun ke tahun menurun.Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan

Page 6: Pencemaran tanah&pestisida

modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin

banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pestisida kimia merupakan bagian

dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian

dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an.

Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah

mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan

lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade

1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot,

ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan

harga gabah dikontrol pemerintah.

Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah, mamun berakibat :

a. Berbagai organisme penyubur tanah musnah

b. Kesuburan tanah merosot

c. Tanah mengandung endapan pestisida

d. Hasil pertanian mengandung pestisida

e. Keseimbangan ekosistem rusak

f. Terjadi ledakan serangan dan jumlah hama

4. Upaya Pencegahan

Meskipun pestisida sangat berbahaya, peningkatan produksi pertanian dapat tercapai

justru dengan bantuan pestisida. Bila pemakaian pestisida dilakukan dengan sangat hati-hati

kemungkinan besar pencemaran dapat dihindari atau setidaknya mengurangi bahayanya.

Pembatasan pemakaian pestisida ini sudah dimulai dengan adnya organisasi PAN (Pesticides

Action Network) yang beranggotakan 50 negara, termasuk Indonesia, dimana ada 7 jenis

pestisida yang dilarang di antara 12 jenis yang dimasukkan dalam The Dirty Dozen. Di

Indonesia, hal ini didukung oleh ikut sertanya BATAN dalam meneliti residu-residu produk

pertanian dan mengeluarkan batas ambang yang aman bagi pemakaian pestisida.

Peran serta pemerintah mengenai peraturan tentang ANDAL yang mulai berlaku dari

segi pengamanan baik bagi keselamatan manusia maupun lingkungan. Adanya peraturan

ANDAL adalah tepat sebagai tindakan pencegahan dan usaha menanggulangi kemungkinan

Page 7: Pencemaran tanah&pestisida

terjadinya pencemaran. Selain itu, peran serta masyarakat juga dibutuhkan untuk upaya

pencegahan, karena semua kegiatan pencegahan hama adalah hasil karya manusia dan di tujukan

untuk pemenuhan kebutuhannya.

Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah dengan tidak

menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat akibat sampingan yang terlalu

berat atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan merosotnya hasil panen, penggunaan

pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencegah atau mengurangi

serangga hama antara lain:

• Pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,

• Memilih varietas yang tahan hama,

• Memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,

• Penggunaan hormon serangga,

• Pemanfaatan daya tarik seks pada serangga

• Sterilisasi

Semua cara yang telah disebutkan, memang tidak memiliki efek yang cepat dan merata

dibanding pestisida. Karenanya bila dibutuhkan pemberantasan hama yang sifatnya segera,

penggunaan pestisida memang merupakan pilihan yang paling baik dan tepat. Jika pestisida yang

akan digunakan, maka adalah suatu langkah yang paling bijaksana untuk melakukan suatu

tindakan pencegahan terhadap pencemaran tanah atau keracunan yang mungkin timbul.

Pada pencemaran oleh pestisida, beberapa tindakan pencegahan yang perlu dilakukan

antara lain:

Pahamilah dengan yakin tentang kegunaan dari suatu jenis pestisida.

Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik

atau petugas penyuluh,

Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida, Tanyakan pada penyuluh

apakah sudah saatnya digunakan pestisida, karena belum tentu suatu jenis hama

harus diberantas dengan pestisida.

Page 8: Pencemaran tanah&pestisida

Jangan telat memberantas hama. Jika penyuluh sudah menganjurkan untuk

menggunakan pestisida, cepatlah dilakukan. Dengan semakin meluasnya hama

akan membutuhkan penggunaan pestisida dalam jumlah besar, ini berarti hanya

akan memperbesar peluang terjadinya pencemaran,

Jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya hanya digunakan

untuk suatu jenis hama tertentu, terkadang usia tanaman yang berbeda

menghendaki jenis pestisida yang berbeda pula.

Pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai tercecer

disekitar tanaman.

Jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih dahulu, gunakan

tempat yang khusus untuk itu. Pada waktu mengaduk, larutan jangan sampai

tercecer ke tempat lain. Perhatikan dengan tepat jumlah larutan yang dibuat agar

tidak terdapat sisa setelah pemakaian.

5. Upaya Penanggulangan

Beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh

pencemaran tanah, anatar lain :

a. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.

Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-

site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih

murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan

bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian

dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut

dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di

bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki

tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian

diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih

mahal dan rumit.

b. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan

Page 9: Pencemaran tanah&pestisida

mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau

mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak

beracun (karbon dioksida dan air).

DAFTAR PUSTAKA

Anindhitya. 2012. Pencemaran Tanah.

http://dhitya-lingkunganhidup.blogspot.com/2012/03/pencemaran-tanah.html. Diakses

pada tanggal 15 Juli 2012.

Anonim. 2008. Pencemaran Tanah Akibat Penggunaan Pestisida Pada Kegiatan Pertanian.

http://srwahyuni.blogspot.com/2008/11/pencemaran-tanah-akibat-penggunaan.html.

Diakses pada tanggal 15 Juli 2012.

Anonim, 2010. Pestisida. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/060914/jenis-

jenis%20pestisida.html. Diakses pada tanggal 15 Juli 2012.

Arianus. 2010. Dampak Negatif Pestisida Terhadap Lingkungan.

http://arianus.wordpress.com/2010/02/26/dampak-negatif-pestisida/. Diakses pada

tanggal 15 Juli 2012.

Hiola, I.R. 2012. Pencemaran Tanah Akibat Penggunaan Pestisida Pada Kegiatan Pertanian.

http://blog.ub.ac.id/ikariana/2012/02/27/pencemaran-tanah-akibat-penggunaan-pestisida-

pada-kegiatan-pertanian/. . Diakses pada tanggal 15 Juli 2012.