pencer print isi
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
1/48
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua sel tubuh manusia membutuhkan protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin dan air. Nutrien ini menghasilkan sumber
energi untuk fungsi kehidupan. Setelah nutrien ini dipecahkan menjadi
komponen yang lebih kecil, nutrien ini juga menyediakan substrat
untuk pembentukan struktur, isi dan sekresi sel – sel baru. Sebagian
besar nutrien berada di lingkungan luar dalam bentuk yang tidak dapat
memasuki aliran darah untuk mencapai sel-sel jaringan (Hudak,
arolyn !. "##$%. &sofagus adalah saluran yang menghubungkan
mulut dengan lambung. 'anjangnya sekitar ) cm, mulai dari faring
sampai pintu masuk kardiak di ba*ah lambung. &sofagus terletak di
belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks
menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung. +tot berbentuk cincin di bagian ba*ah esofagus membuka
dan menutup agar makanan masuk ke dalam lambung. Sfingter ini
membuka agar udara dapat keluar setelah makanan masuk.
(Syaifuddin, $%
efluks gastroesofageal (&% adalah fenomena biasa yang dapat timbul
pada setiap orang se*aktu -*aktu. 'ada orang normal refluks ini terjadi pada
posisi tegak se*aktu habis makan. /arenasikap posisi tegak tadi dibantu oleh
adanya kontraksi peristaltic primer, isi lambung yang mengalir masuk ke
esophagus segera dikembalikan ke lambung. efluks sejenak ini tidak merusak mukosa esophagus dan tidak menimbulkan keluhan atau gejala dan oleh karena itu
dinamakan refluks fisiologis. /eadaan ini baru dikatakan patologis dan disebut
suatu penyakit yaitu penyakit refluks gastroesofageal ('&%, bila refluks terjadi
berulang-ulang yang menyebabkan esophagus distal terkena pengaruh isi lambung
untuk *aktu yang lama. 0stilah esofagitis refluks berarti kerusakan esophagus
akibat refluks cairan lambung, seperti erosi dan ulserasi epitel skuamus
esophagus. Sedangkan 1umor jinak esophagus yang paling sering dijumpai
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
2/48
adalah leiomioma. 1umor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dan seringkali
asimtomatik. 1umor ini tampak sebagai lesi submukosal bentuk bulat dan ditutupi
oleh mukosa esophagus yang kelihatan normal. 3aringan biopsy endoskopik
biasanya tidak dapat membantu dalam diagnostic karena forceps biopsi tidak
mampu menembus mukosa yang menutupi tumor. 'apiloma adalah lesi polipoid
yang terdiri atas epitel berlapis gepeng, seringkali multifocal. 4esi ini bukan
merupakan lesi prakanker. (or*in,#%
5erdasarkan data pada tahun 6, dari ".678 orang dengan
keluhan refluk (efek panas akibat pengaruh dari en9im-en9im
pencernaan% esofagus dan heartburn (perasaan panas atau terbakar
ketika makanan masuk ke dalam saluran esofagus% ditemukan kanker
esofagus pada 7)$ kasus ("8# adeno karsinoma, "$: sk*amosa sel
karsinoma%, $ karsinoma kardia gaster (total $"8 kasus%, dan 8
normal. (www.google.co.id)
5erdasarkan data di atas kita dapat menyimpulkan betapa
berbahayanya Gastroeshofageal Refluks dan kanker esophagus. +leh
karena itu kita harus menghindari hal – hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut. Salah satunya adalah dengan tidak mengkonsumsi
9at yang merangsang, misalnya alkohol, asam atau alkali yang korosif,
cairan panas yang berlebihan dan merokok.
1.2 Rumusan Masalah
". ;pa definisi dari Gastroeshofageal Refluks dan kanker esofagus<
. 5agaimana patofisiologi Gastroeshofageal Refluks dan kanker esofagus<
7. 5agaimana gejala klinis dari Gastroeshofageal Refluks dan kanker esofagus<
6. 5agaimana penatalaksanaan opicstic dan penatalaksanaan medis dari
Gastroeshofageal Refluks dan kanker esofagus<
). 5agaimana asuhan kepera*atan pada Gastroeshofageal Refluks dan
kanker esofagus<
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
3/48
!ahasis*a diharapkan mampu mengetahui dan memahami gangguan
dalam sistem pencernaan, yakni Gastroeshofageal Refluks dan /anker
&sophagus dalam tubuh manusia.
1.3.2 Tujuan husus
" =apat memahami definisi gangguan pada sistem esophagus yakni
Gastroeshofageal Refluks dan /anker &sophagus dalam tubuh
manusia>
=apat mengetahui manifestasi klinis dan patofisiologi dengan
pendekatan asuhan kepera*atan gangguan pada sistem pencernaan
Gastroeshofageal Refluks dan /anker &sophagus> dan
7 =apat mengetahui penatalaksanaan medis dan opicstic gangguan
pada sistem pencernaan Gastroeshofageal Refluks dan /anker
&sophagus.
6 =apat mengetahui asuhan kepera*atan pada Gastroeshofageal
Refluks dan kanker esofagus.
1.! Man"aat
!ahasis*a dapat memahami dan menjelaskan tentang patofisiologi
gangguan pada sistem pencernaan? Gastroeshofageal Refluks dan /anker
&sophagus dalam tubuh manusia sehingga dapat bermanfaat bagi para mahasis*a
kepera*atan dalam melakukan pemeriksaan dan tindakan kepera*atan.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
4/48
BAB II
A#IAN PU$TAA
&sofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut dengan
lambung. 'anjangnya sekitar ) cm, mulai dari faring sampai pintu
masuk kardiak di ba*ah lambung. &sofagus terletak di belakang
trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks
menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung. +tot berbentuk cincin di bagian ba*ah esofagus membuka
dan menutup agar makanan masuk ke dalam lambung. Sfingter ini
membuka agar udara dapat keluar setelah makanan masuk.
(Syaifuddin, $%
Sel-sel pada lapisan mukosal dalam esofagus hanya
mensekresi mukus. !ukus melindungi lapisan esofageal dari
kerusakan oleh sekresi gastrik atau substansi makanan, dan bekerja
sebagai pelicin untuk memudahkan pemasukan makanan ke dalam
tubuh (Hudak, arolyn !. "##$%
2.1 Pen%ak&t Re"luks 'astr( Es("ageal )PR'E*
2.1.1 De"&n&s&
'enyakit efluks astro &sofageal atau efluks esofagus adalah
masuknya kembali makanan yang sudah beradadalam perut, ke dalam
kerongkongan bagian ba*ah. efluks esofagitis merupakan kerusakan mukosa
esofagus yang diakibatkan oleh refluks cairan lambung ke dalam esofagus.
airan dapat meradang dan merusak lapisan dari esofagus meskipun tanda-tanda
peradangan yang terlihat terjadi pada sebagian kecil dari pasien. airan yang
dimuntahkan biasanya mengandung asam dan pepsin yang dihasilkan oleh
lambung. airan yang dialirkan kembali juga mungkin mengandung empedu yang
telah kembali kedalam lambung dari duodenum. ;sam adalah komponen yang
paling berbahaya dan dapat melukai. 'epsin dan empedu juga mungkin melukai
esofagus, namun peran mereka dalam menghasilkan peradangan dan kerusakan
esofagus tidak sejelas peran dari asam. efluks esofagus mempunyai implikasi
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
5/48
klinis yang cukup penting karena kronisitas gejala yang ditimbulkan serta
beragamnya komplikasi yang dapat muncul.
efluks gastroesofageal adalah penyakit klinis dasar dan penuh dengan
kontraindikasi. Sering disebut heartbum atau nyeri ulu hati yang terjadi jika asam,
yang ada di lambung, masuk dan membakar atau mengiritasi esofagus. Hal ini
dapat menyebabkan iritasi esofagus karena pada dasarnya asam secara normal
hanya terdapat di dalam lambung. 'enyakit refluks esofagus biasanya terjadi
setelah makan. 1erjadi akibat suatu kondisi yang menyebabkan tonus sfingter
esophagus melemah atau meningkatkan tekanan di dalam lambung dibandingkan
dengan esofagus. =engan kedua mekanisme tersebut, isi lambung yang asam
masuk ke dalam esophagus(Suyono,"%
efluks gastroesofageal (&% adalah fenomena biasa yang dapat timbul
pada setiap orang. 'ada orang normal refluks ini terjadi pada posisi tegak se*aktu
habis makan. /arenasikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kontraksi
peristaltic primer, isi lambung yang mengalir masuk ke esophagus segera
dikembalikan ke lambung. efluks sejenak ini tidak merusak mukosa esophagus
dan tidak menimbulkan keluhan atau gejala dan oleh karena itu dinamakan
refluks fisiologis. /eadaan ini baru dikatakan patologis dan disebut suatu
penyakit yaitu penyakit refluks gastroesofageal ('&%, bila refluks terjadi
berulang-ulang yang menyebabkan esophagus distal terkena pengaruh isi lambung
untuk *aktu yang lama. 0stilah esofagitis refluks berarti kerusakan esophagus
akibat refluks cairan lambung, seperti erosi dan ulserasi epitel skuamus
esophagus. (or*in,#%
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
)
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
6/48
'am+ar 1. astro &sophageal efluks =isease
(www.google.com)
2.1.2 Man&"estas& l&n&s
!enurut 5rasher (8%, ejala yang timbul kadang-kadang sukar
dibedakan dengan kelainan fungsional lain dari traktus
gastrointestinal, antara lain ?
a. asa panas di dada (heart burn), terutama post prandial heart
burn.
/etika asam refluks (mengalir balik% kedalam esofagus
pada pasien-pasien dengan '&@&=, serat-serat syaraf
pada esofagus distimulasi. Stimulasi syaraf ini berakibat paling
umum pada rasa panas@nyeri di dada (heartburn), nyeri yang
adalah karakteristik dari '&@&=. Heart burn biasanya
digambarkan sebagai nyeri yang membakar ditengah dada. 0a
mungkin mulai tinggi diatas perut dan mungkin meluas naik
kedalam leher. 'ada beberapa pasen-pasien, bagaimanapun,
nyerinya mungkin tajam atau seperti tekanan, daripada rasa
terbakar. Nyeri jenis ini dapat meniru nyeri jantung (angina%.
'ada pasien-pasien lain, nyerinya mungkin meluas ke belakang
(punggung%.
b. Nyeri dada substernal yang tak tertahankan dan nyeri yang
menjalar ke punggung.
c. Senda*a
d. !ual
e. !untah proyektil
f. egukan
g. =isfagia
h. +dinofagia
i. Suaraserak
j. Hematemesis
k. !elena
l. Hipotensi
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
$
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
7/48
2.1.3 Pat("&s&(l(g&
5anyak teori tentang mekanisme astro&sofageal efluA (&%, namun
belum sepenuhnya diketahui. !ekanisme primer & terjadi selama episode
transien relaksasi dari lo*er spingter esophagus atau kurang adekuatnya adaptasi
dari spingter terhadap perubahan tekanan abdominal. 'atofisiologi & kompleks
karena banyak dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan (makanan, rokok%,
anatomi, hormonal, dan neurogenik. !asih diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang fisiologi upper dan lo*er spingter esofagus dan motilitas gaster. 1ermasuk
juga tentang transien relaksasi dari lo*er spingter esophagus. Selain itu, terdapat
hubungan antara infeksi Helicobacter pylori dengan astroesofageal efluA
=isease (&=% pada anak, yaitu angka kejadian &= pada anak meningkat
dengan adanya infeksi Helicobacter pylori.
&sofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu 9ona tekanan tinggi (high
pressure 9one% yang dihasilkan oleh kontraksi lo*er esophageal sphincter (4&S%.
'ada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada saat
terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau aliran retrograd
yang terjadi pada saat senda*a atau muntah. ;liran balik dari gaster ke esophagus
melalui 4&S hanya terjadi apabila tonus 4&S tidak ada atau sangat rendah (B 7
mmHg%.
efluks gastroesofageal pada pasien &= terjadi melalui 7 mekanisme?
". efluks spontan pada saat relaksasi 4&S yang tidak adekuat
. ;liran retrograde yang mendahului kembalinya tonus 4&S setelah
menelan7. !eningkatnya tekanan intraabdominal.
=engan demikian dapat diterangkan bah*a patogenesis terjadinya &=
menyangkut keseimbangan antara faktor defensif dari esophagus dan faktor
ofensif dari bahan refluksat. Cang termasuk faktor defensif esophagus, adalah
pemisah antirefluks (lini pertama%, bersihan asam dari lumen esophagus (lini
kedua%, dan ketahanan epithelial esophagus (liniketiga%. Sedangkan yang termasuk
faktor ofensif adalah sekresi gastrik dan daya pilorik. (Dandenplas,%
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
:
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
8/48
2.1.! Penatalaksanaan ,-&st&
Ealaupun keadaan ini jarang sebagai penyebab kematian, mengingat
kemungkinan timbulnya komplikasi jangka panjang berupa ulserasi, striktur
esophagus, ataupun esophagus Barrett yang merupakan keadaan premaligna,
maka seyogyanya penyakit ini mendapat penatalaksanaan yang adekuat.
'ada prinsipnya, penatalaksanaan &= (astroesophageal refluA
disease% terdiri dari modifikasi gaya hidup, terapi medikam entosa, terapi bedah
serta akhir - akhir ini mulai dilakukan terapi endoskopik.
!enurut !uttaFin,dkk (""%, 1arget penatalaksanaan &= adalah?
a. !enyembuhkan lesi esophagus
b. !enghilangkan gejala@keluhan
c. !encegah kekambuhan
d. !emperbaiki kualitas hidup
e. !encegah timbulnya komplikasi.
1* Taha- 1
5ertujuan untuk mengurangi refluks, menetralisasi bahan refluks,
memperbaiki barrier anti refluks dan mempercepat proses pembersihan
esofagus.
!odifikasi aya Hidup
!odifikasi gaya hidup merupakan salah satu bagian dari
penatalaksanaan &=, namun bukan merupakan pengobatan primer.
Ealaupun belum ada studi yang dapat memperlihatkan kemaknaannya,
namun pada dasarnya usaha ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi
refluks serta mencegah kekambuhan.
Hal - hal yang perlu dilakukan dalam modifikasi gaya hidup
adalah sebagai berikut?
a% !eninggikan posisi kepala pada saat tidur serta menghindari
makan sebelum tidur dengan tujuan untuk meningkatkan bersihan
asam selama tidur serta mencegah refluks asam dari lambung ke
esophagus.
b% 5erhenti merokok dan mengkonsumsi alcohol karena keduanya
dapat menurunkan tonus 4&S sehingga secara langsung
mempengaruhi sel – sel epitel.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
8
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
9/48
c% !engurangi konsumsi lemak serta mengurangi jumlah makanan
yang dimakan karena keduanya dapat menimbulkan distensi
lambung.
d% !enurunkan berat badan pada pasien kegemukan serta
menghindari pakaian ketat sehingga dapat mengurangi tekanan
intra abdomen.
e% !enghindari makanaan atau minuman seperti coklat, teh,
peppermint, kopi dan minuman bersoda karena dapat menstimilasi
sekresi asam.
f% 3ika memungkinkan menghindari obat-obatan yang dapat
menurunkan tonus 4&S seperti anti kilonergik, teofilin, dia9epam,
opiate, antagoniskalsium, agonist beta adrenergic, dan
progesterone.
2* Taha- 2
!enggunakan obat-obatan seperti?
a% +bat prokinetik yang bersifat mempercepat peristaltik dan
meninggikan tekanan S&5, misalnya !etoklopramid ? ,"
mg@kg55 A sehari sebelum makan dan sebelum tidur dan
5etanekol ? ," mg@kg55 A sehari sebelum makan dan sebelum
tidur.
b% +bat anti-sekretorik untuk mengurangi keasaman lambung dan
menurunkan jumlah sekresi asam lambung, umumnya
menggunakan antagonis reseptor Hseperti anitidin ? mg@kg55
A@hari, Gamotidin ? mg A@hari atau 6 mg sebelum tidur
(de*asa%, dan jenis penghambat pompa ion hidrogen seperti
+mepra9ole? mg "-A@hari untuk de*asa dan ,: mg@kg55@hari
untuk anak.c% +bat pelindung mukosa seperti Sukralfat? ,)-" g@dosis A sehari,
diberikan sebagai campuran dalam )-") ml air.
d% ;ntasida
=osis ,)-" mg@kg55 "- jam setelah makan atau sebelum tidur,
untuk menurun-kan refluks asam lambung ke esofagus.
3* Taha- 3
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
#
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
10/48
'embedahan anti refluks pada kasus-kasus tertentu dengan indikasi antara
lain malnutrisi berat, '& persisten, dll. +perasi yang tersering
dilakukan yaitu fundo-plikasi Nissen, Hill dan 5elsey.
2.1./ Penatalaksanaan Me0&s
'enatalaksanaan medis atau pengobatan medis dilakukan dengan tujuan
untuk melindungi permukaan mukosa, mempercepat pengosongan lambung, dan
menetralisasi atau menekan pembentukan asam lambung.
a* Tera-& $ta0&um Akut
a. +bat prokinetik
+bat golongan prokinetik merupakan pengobatan penyakit refluks
gastroesofageal ('&% yang paling sesuai. Hal ini dikarenakan '&dianggap lebih condong kea rah gangguan motilitas gastroesofageal
daripada hipersekresi asam. Seperti diketahui patofisiologi penyakit ini
melibatkan gangguan proses pembersihan esophagus, gangguan
pengosongan lambung, dan tekanan sfingter esophagus ba*ah (S&5%
yang rendah.
5eberapa obat yang termasuk dalam golongan obat prokinetik
yaitu betanekol, metoklopramid, domperidon, dan cisapride yang
semuanya bersifat mempercepat peristaltic saluran gastrointestinal serta
meninggikan tekanan S&5. 5etanekol tergolong obat kolinergik yang
merangsang pembentukan asam lambung dan mempunyai efek samping
seperti nyeri kolik, diare, dan penglihatan kabur sehingga pemakaiannya
tidak dianjurkan. !etoklopramid bekerja sebagai antagonis dopamin.
+bat ini menimbulkan efek samping mengantuk pada pasien. Selain itu,
metoklopramid melintas sa*ar darah otak sehingga dapat menimbulkan
gejala neurologis. =omperidon juga bekerja sebagai antagonis dopamin
pada saraf perifer. !eskipun tidak melintas sa*ar darah otak, obat ini
dapat menaikkan kadar prolaktin plasma serta mengakibatkan galaktorea
dan amenorea. isapride bekerja langsung pada susunan saraf pleksus
mienterik, meningkatkan pelepasan asetilkolin pada sisi post-ganglionic
tanpa disertai efek kolinomimetik di luar saluran gastrointestinal. +bat
ini tidak berpengaruh pada sekresi gastrointestinal dan tidak menaikkan
kadar prolaktin darah. Selain itu, cisapride dapat mempercepat
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
11/48
pengosongan lambung, meningkatkan tekanan S&5, dan meningkatkan
peristaltic esofagus.
b. +bat anti-sekretorik
+bat golongan ini yang mampu menekan sekresi asam pada
umumnya tergolong antagonis reseptor H (;H%, seperti simetidin,
ranitidine dan famotidin. +bat-obat tersebut tidak hanya mengurangi
keasaaman tetapi juga menurunkanjumlah sekresi lambung. +bat
golongan ;H yang biasanya hanya diberikan sekali sehari menjelang
tidur malam untuk pengobatan tukak peptik ternyata tidak cukup. +bat
ini harus diberikan berulang kali selama 6 jam. =osis pun harus lebih
tinggi dari dosis standar yang diperlukan.
;da beberapa obat antisekretorik baru yang telah diperkenalkan
yang tergolong penghambat pompa proton seperti omepra9ol,
lan9opra9ol, dan pantopra9ol. =osis tunggal -6 mg omepra9ol, 7-$
mg lan9opra9ol, atau 6-8 mg pantopra9ol yang diberikan pada pagi
hari menimbulkan keadaan near achlorydria selama 6 jam. ata-rata pH
asam lambung selama 6 jam yang dicapai adalah 6,) dibanding ",88
dengan obat golongan ;H. +bat golongan ini mampu mencapai
kesembuhan # dan pasien '& yang tidak membaik dengan obat
golongan ;H masih dapat disembuhkan dengan obat golongan ini.
c. ;ntasida
'emakaian antasida dianggap kurang memuaskan karena *aktu
kerjanya singkat dan tidak dapat diandalkan untuk menetralisasi sekresi
asam tengah malam (nocturnal acid secretion%. Selain itu, ada resiko
terjadinya sekresi asam yang melambung kembali (rebound acid secretion%serta dapat menimbulkan efek samping seperti konstipasi dan diare.
d. +bat pelindung mukosa
Sukralfat merupakan garam aluminium dari sukrosa sulfat yang diakui
efektif untuk pengobatan tukak duodenum. 5erbeda dengan antasida dan
;H, sukralfat tidak mempunyai efek langsung terhadap asam lambung
dan bekerja dengan cara meningkatkan ketahanan mukosa. Namun
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
""
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
12/48
mekanisme kerja farmakologis hingga kini masih belum diketahui dengan
jelas.
'asien dengan '& ringan cukup diobati dengan obat golongan
;H. Sedangkan kelompok pasien dengan esofagitis refluks disertai
ulserasi yang berat sebaiknya pengobatan langsung dimulai dengan obat
golongan penghambat pompa proton. 'engobatan pasien '& yang
dianjurkan adalah pendekatan secara bertahap.
e. 'engobatan step-up
'engobatan ini dimulai dengan tindakan non-farmakologi. ;pabila
dengan tindakan tersebut keluhan menetap, pengobatan medis dimulai
dengan pemberian obat prokinetik atau golongan ;H. ;pabila ini masih
tidak menolong, dipertimbangkan pemberian obat golongan penghambat
pompa proton.
f. 'engobatan step-down
olongan pasien dengan '& berat disertai ulserasi dan komplikasi
lainnya, pengobatan secara step-up tidak akan berhasil dan dianjurkan untuk
memulai pengobatan dengan obat golongan penghambat pompa proton.
/emudian dosis dikurangi atau beralih obat golongan ;H dan atau
prokinetik.
+* Tera-& #angka Panjang
'enyakit refluks gastroesofageal adalah penyakit sembuh-kambuh
berulang yang kronik dan pasien mengalami komplikasi. +leh sebab itu,
memerlukan terapi jangka panjang. Sesuai dengan pengobatan tukak peptik
pendekatan terdiri dari pengobatan pada *aktu terjadi kekambuhan somatic,
pengobatan secara berkesinambungan, dan bedah anti refluks.* Pem+e0ahan
Sebagian besar pasien esofagitis refluks dapat diatasi dengan pengobatan
medis, yaitu keluhan menghilang dan tercapai kesembuhan dari proses radang
di esophagus, namun tetap ada keterbatasan pengobatan medis. 'ada kasus
berat, dapat dilakukan pembedahan antirefluks, seperti Nissen fundoplication,
Belse fundoplication, dan Hill posterior gastropre!. 1indakan-tindakan
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
13/48
bedah tersebut mempunyai tujuan sama, yakni menyempitkan angle of His dan
menciptakan suatu katup antirefluks.
2.2 anker Es(-hagus
2.2.1 De"&n&s&
1umor jinak esophagus yang paling sering dijumpai adalah leiomioma.
1umor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dan kebanyakan bersifat
asimtomatik. 1umor ini tampak sebagai lesi submukosal berbentuk bulat dan
ditutupi oleh mukosa esophagus yang normal. 3aringan biopsy endoskopik
biasanya tidak dapat membantu dalam diagnostic karena forceps biopsi tidak
mampu menembus mukosa yang menutupi tumor. 'apiloma adalah lesi polipoidyang terdiri atas epitel berlapis gepeng yang multifocal. 4esi ini bukan
merupakan lesi prakanker. (or*in,#%
;da dua tipe utama dari kanker esofagus yaitu, sFuamous cell carcinoma
dan adenocarcinoma. SFuamous cell carcinoma timbul di sel sFuamous yang
melapisi esofagus. SFuamous cell carcinoma biasanya menyebabkan ulserasi pada
stadium dini dan menyebabkan nyeri, metastasi dini (menyebar% menuju ke nodus
lempatikus servikalis kemudian timbul sebagai tumor di leher. =isfagia mungkin
suatu gejala ringan yang tidak nyata. 1umor di tenggorokan ini dapat
menyebabkan karsinoma esofagus apabila terkena asam. /anker ini biasanya
terjadi pada bagian atas dan tengah dari esofagus. ;denocarcinomas biasanya
berkembang pada jaringan yang berkelenjar pada bagian ba*ah dari esofagus.
'era*atannya sama untuk kedua tipe dari kanker esofagus.
3ika kanker menyebar keluar dari esofagus, ia seringkali pertama pergi ke
nodus-nodus limfa. Nodus-nodus limfa adalah struktur yang kecil berbentuk
kacang dan merupakan bagian dari sistem imun tubuh. /anker esofagus dapat
juga menyebar ke hampir semua bagian tubuh, termasuk hati, paru-paru, otak, dan
tulang.
'am+ar.2 anker Es("agus
2.2.2 Man&"estas& l&n&s
a. =isfagia
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"7
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
14/48
b.
55 menurun
c. +dinofagia atau nyeri saat menelan
d. !untah
e. Suara menjadi serak
f. 5atuk
g. egurgitasi
h. Hematemesis dan@atau melena
i. ;nemia defisiensi besi
j. Nyeri
k. asa tidak nyaman di kerongkongan
l. Singultus atau cegukan
m. Sindrom vena kava superior
n. &fusi pleura maligna
o. ;sites maligna
p. Nyeri tulang
F. 'embesaran kelenjar supraklavikular@ servikal
2.2.3 Pat("&s&(l(g&
/anker &sophagus timbul dalam esophagus distal dan setengah pasien
yang terkena asimtomatik. 'asien simtomatik akan tampil dengan disfagia, nyeri
dan keluhan pencernaan nonspesifik, !ukosa di atas leimioma utuh. /lasifikasi
histologi tumor esophagus yang didasarkan atas +rganisasi /esehatan sedunia
(EH+% ditampilkan dalam 1abel " ?
1;5&4 ". /lasifikasi Histologi "umor #sophagus menurut EH+
#en&s Tum(r las&"&kas& Tum(r Bentuk Tum(r
Tum(r E-&tel $inak 'apiloma Skuomosa, 'olip
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"6
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
15/48
Ganas /arsinoma sel Skuamosa,
adenokarsinoma, karsinoma
kistika adenoid, karsinoma
mukoepidermoid, karsinoma
adenoskuamosa, karsinoma
tak berdiferensiasi.
Tum(r N(e-&tel $inak 4eiomioma
Ganas 4eiomiosarkoma
"umor lain /arsinosarkoma, melanoma
maligma, mioblastoma
"umor %etastatik
ke #sophagus
'ayudara, rongga mulut,
lambung, ginjal, prostata,
testis
;da dua tipe histologis yang berbeda pada kanker esophagus (=avey,
'atrick. )%?
". /arsinema sel Skuamosa paling sering terjadi pada sepertiga tengah
esofagus. 1erdapat hubungan erat dengan merokok.
. ;denokarsinoma paling sering mengenai sepertiga ba*ah esofagus dansecara patologis menyetu dengan kanker pada kardia gaster. 1eori yang
paling berhubungan dengan penyebab adenokarsinoma esofagus distal ini
adalah refluks gastroesofagus kronis baik asam maupun empedu. 'eran
Heliobakterpylori masih belum jelas.
eseksi esofagus masih merupakan pilihan utama penanganan karsinoma
esofagus. 5eberapa tahun terakhir, dengan perbaikan standar teknik operasi dan
pera*atan perioperatif, angka morbiditas dan mortalitas operasi karsinomaesofagus telah menurun. ;ngka kesembuhan meningkat, dan apabila tidak
mungkin disembuhkan lagi dapat diberikan terapi paliatif yang berkualitas
(;chalasia. :%.
!ayoritas tumor pada esofagus adalah tumor ganas, hanya kurang dari "
yang merupakan tumor jinak. =ari tumor ganas $ adalah dari jenis karsinoma
sel skuamosa yang tersebar merata pada seluruh esofagus dan sisanya 6
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
")
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
16/48
adenokarsinoma yang biasanya ditemukan pada esofagus bagian distal (;dnan
dkk, "#8%
Sebab /arsinoma esophagus banyak dan rumit dengan insidens dan faktor
predisposisi yang berbeda luas dalam berbagai bagian dunia dan diantara
kelompok etnik berbeda. =i amerika serikat, insidens rendah ($?". pada pria
dan ",$> ". pada *anita%. /anker esophagus membentuk : persen dari
semua kanker tractus gastrointestinalis dan bertanggungja*ab untuk sekitar 8.
kematian per tahun. =i provinsi Hunan ina, 1ranskei ;frika selatan dan daerah
gonbad 0ran, insiden sekitar "?"..
'enyebab-penyebab yang tepat dari kanker esophagus tidak diketahui
secara pasti. 5agaimanapun, studi-studi menunjukan bah*a apa saja dari faktor-
faktor berikut dapat meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus
(S*earingen. "%?
a% Umur. /anker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang
menjadi tua> kebanyakan orang-orang yang mengembangkan kanker
esophagus adalah berumur diatas $ tahun.
b% elam&n. /anker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada
pada *anita-*anita.
c% Penggunaan Tem+akau. !erokok sigaret-sigaret atau menggunakan
tembakau yang tidak berasap adalah satu dari faktor-faktor risiko utama
untuk kanker esophagus.
d% Penggunaan Alk(h(l. 'enggunaan alkohol yang kronis dan@atau berat
adalah faktor risiko utama yang lain untuk kanker esophagus. +rang-orang
yang menggunakan keduanya alkohol dan tembakau mempunyai suatu
risiko yang terutama tinggi dari kanker esophagus. 0lmu*an-ilmu*an
percaya bah*a senya*a-senya*a ini meningkatkan efek-efek yang berbahaya lain dari setiapnya.
e% Barretts Es(-hagus. 0ritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko
kanker esophagus. 3aringan-jaringan pada dasar dari kerongkongan dapat
menjadi teiritasi jika asam lambung secara sering balik masuk kedalam
esophagus -- persoalan yang disebut gastric refluA. !elalui *aktu, sel-sel
dibagian yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan mulai
menyerupai sel-sel yang melapisi lambung. /ondisi ini, dikenal
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"$
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
17/48
sebagai5arrett esophagus, adalah kondisi sebelum ganas (premalignant%
yang mungkin berkembang kedalam adenocarcinoma dari esophagus.
f% T&-eT&-e Ir&tas& La&n. 'enyebab-penyebab lain dari iritasi atau
kerusakan yang signifikan pada lapisan esophagus, seperti menelan cairan
alkali atau senya*a-senya*a caustic (tajam% lain, dapat meningkatkan
risiko mengembangkan kanker esophagus.
g% $ejarah Me0&s. 'asien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker
kepala dan leher lainya mempuyai kesempatan yang meningkat dari
pengembangan suatu kanker kedua pada area kepala dan leher, termasuk
kanker esophagus.
Sebab !erokok dan konsumsi alkohol yang tinggi merupakan
faktor risiko penting bagi pengembangan S (&'uamous cell
carcinoma). !erokok memiliki efek sinergis dengan konsumsi
alkohol berat, dan eksposur berat untuk kedua meningkatkan risiko
S dengan faktor lebih dari ". Hal ini lebih rumit dengan
peningkatan risiko kanker saluran lain aerodigestive dalam orang yang
merokok dan minuman alkohol. 1ilosis (suatu kelainan genetika yang
diturunkan oleh sifat dominan autosom dan ditandai oleh
hiperkeratosis jelas telapak tangan dan telapak kaki,telah jelas
dihubungkan oleh kanker esofagus. 'asien dengan kanker esofagus
mempunyai #) probabilita meningkat karena karsinoma esofagus
sebelum usia $) (Sabiston, "##)%.
"he merican $oint ommitte for ancer &taging and #nd
Result Reporting membagi &sofagus ke dalam tiga bagian. &sophagus
pars cervicalis terbentang dari sambungan pharyngosophagus sampai
tingkat apertura thoracis supirior "8 cm. =ari gigi incisivus dan ")
karsinoma terletak pada daerah ini. &sophagus pars 1haracica atas dan
tengah terbentang dari apertura thoracis suoerior sampai titik " cm
diatas sambungan esophagogaster. 5iasanya ia terletak setinggi
vertebra thoracica ke delapan, 7" cm dari gigi incivicus atas. =alam
area inilah kebanyakan kanker esophagus terletak () persen%.
&sophagus pars thoracica ba*ah (" cm terahir% mengandung sekitar
7) karsinoma Sabiston, "##)%.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
":
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
18/48
/arsinoma &sofagus ditentukan stadiumnya menurut kriteria
;nerican 3oint ommite for ancer Staging and &nd esult
eporting. /lasifikasi bisa ditentukan secara klinik atau *aktu
eksplorasi bedah. 'enentuan stadium yang tepat hanya diperoleh bila
pesedia informasi patologi dari bahan contoh bedah (Sabiston, "##)%.
=aftar diba*ah adalah uraian-uraian dari empat stadium kanker
esophagus (***.totalkesehatan.com%?
1. $ta0&um I. /anker ditemukan hanya pada lapisan-lapisan atas dari sel-sel
yang melapisi esophagus.
2. $ta0&um II. /anker melibatkan lapisan-lapisan yang lebih dalam dari
lapisan esophagus, atau ia telah menyebar ke nodus-nodus limfa yang
berdekatan. /anker masih belum menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.
3. $ta0&um III. /anker telah menyerang lebih dalam kedalam dinding
esophagus atau telah menyebar ke jaringan-jaringan atau nodus-nodus limfa
dekat esophagus. 0a masih belum menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.
!. $ta0&um I. /anker telah menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. /anker
esophagus dapat menyebar hampir kemana saja dalam tubuh, termasuk hati,
paru-paru, otak, dan tulang-tulang.
/arsinoma dini &sofagus biasanya ;simtomatik. =engan berlalunya *aktu
gejala muncul, sering lesi tak dapat disembuhkan. =isfagia dan penurunan berat
badan menjadi keluhan tersering, yang timbul dalam # pasien. 'aling kurang
$ lumen harus didiobstruksi agar pasien mengalami disfagia, yang timbul
lambat dalam perjalanan penyakit (Sabiston, "##)%.
Gaktor risiko untuk ; (;denocarcinoma% dari esofagus berbeda. efluks
gastroesofagus kronik yang paling penting, dengan berat, gejala refluks lamameningkatkan resiko kanker dengan faktor 6. /ronis penyakit gastroesophageal
dikaitkan dengan metaplasia 5arrett (5arrettIs esophagus%, suatu kondisi di mana
suatu epitel abnormal kolumnar menggantikan epitel skuamosa berlapis yang
biasanya garis esofagus distal. /ebanyakan terserang ;S diyakini timbul dari
5arrettIs esophagus. !eskipun perubahan mukosa tampaknya merupakan
adaptasi menguntungkan bagi epitel refluks-kolumnar kronis tampaknya lebih
tahan terhadap cedera refluks-induced daripada metaplasia skuamosa asli-sel ini
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"8
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
19/48
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
20/48
otot ke limfatik. 'ada tahap lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan
kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi pembuluh darah besar (Smelt9er
and 5renda. %.
!akanan dan faktor lingkungan, dan gangguan kerongkongan tertentu
(misalnya, achalasia, diverticuli% yang menyebabkan iritasi kronis dan peradangan
mukosa esofagus juga dapat meningkatkan kejadian S. 'lummer-Dinson
sindrom-triad dari disfagia, anemia defisiensi besi, dan kerongkongan *eb-telah
dikaitkan dengan kanker ini, meskipun hal ini menjadi semakin langka di negara
maju sebagai nutrisi secara keseluruhan membaik. ;da beberapa faktor genetik
yang telah diidentifikasi sebagai penting dalam perkembangan esophageal S.
Satu pengecualian adalah tylosis, sebuah sindrom autosomal dominan jarang
berhubungan dengan hiperkeratosis telapak tangan dan telapak kaki dan tingkat
tinggi esophageal S. 0nfeksi agen juga telah terlibat dalam patogenesis
esophageal S. papillomavirus !anusia telah menerima perhatian yang besar.
Hal ini diyakini bah*a hasil infeksi pada hilangnya fungsi dari gen supresor
tumor p)7 dan b. 'entingnya mekanisme ini tidak mapan (Smelt9er and 5renda.
%.
2.2.! Penatalaksanaan ,-&st&
1ujuan pengobatan kanker esofagus mungkin diarahkan untuk penyembuhan
jika ditemukan pada tahap dini, kanker ini sering ditemukan padatahap lanjut,
membuat paliasi tujuan dari terapi. /arena metode pengobatan ideal dari kanker
esofagus belum lagi ditemukan, masing-masing pasien diobati dengan cara yang
terbaik untuk individu tersebut. (!uttaFin,dkk, ""%
a. urat&"
"% 'embedahan
eseksi merupakan pendekatan terbaik untuk karsinoma esofagus
pada pasien muda tanpa ditemukan penyebaran jauh. 5ila dikombinasikan
dengan kemoterapi preoperatif dengan cisplatin–)-fluorouracil ()-GK%
dapat meningkatkan -year survival rate " dibandingkan dengan
pembedahan saja.
5eberapa metode esofagektomi?
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
21/48
a) %c*eown+s operation
'endekatan 7 lapangan operasi, meliputi laparotomi, thorakotomi
dan 0nsisiservikal, dibuat anastomosis antara lambung ke esofagus
di servikal.
b% 0vor 4e*is operation
'endekatan lapangan operasi, meliputi laparotomi dan
thorakotomi, dilakukan anastomosis antara lambung dengan
esophagus di thoraks.
c% 1horacoabdominal approach
=engan insisi tunggal mele*ati abdomen kiri atas, diaphragma
dan thoraks kemudian dilakukan anastomosis lambung dengan
esofagus di thoraks.
d% 1ranshiatal approach
!eliputi laparotomi dan insisi servikal dilanjutkan dengan diseksi
tumpul dari thoracic oesophagus, mengangkat gastric pedicle ke
servikal untuk servikal anastomosis.
e% 4aparoscopy-assistedesophagectomy
Hampir sama dengan transhiatal approach tetapi menggunakan
laparoscopic instruments untukmobilisasi esophagus intra
thoracic.
% 5eberapa metode rekonstruksi post esofagektomi>
5eberapa pilihan rekonstruksi esophagus post esofagektomi
meliputi penggantian dengan lambung, jejunum atau colon.
7% adioterapi
adioterapi atau kombinasi kemoradia terapi merupakan terapi
pilihan untuk sebagian besar skuamoussel karsinomaesofagus "@7 tengah
dan atas, karena dari penelitian ditemukan penurunan resiko mortalitas
operasi dan meningkatkan survival. 'reoperatif radiotherapy telah diteliti
dengan randomi9ed trial dan tidak ditemukan peningkatan survival.
;djuvant radiotherapy diindikasikan hanya jika resection margins masih
mengandung tumor.
6% hemotherapy
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
"
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
22/48
&fektif untuk skuamoussel karsinoma dan adenokarsinoma. Kntuk
skuamussel karsinoma kombinasi chemotherapy–radiation terbukti
memberi manfaat daripada radioterapi atau khemoterapi saja dan
memberikan 7-year survival rate sama dengan tindakan pembedahan.
+. Pal&at&"
'enatalaksanaan terapi paliatif disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan gejala yang predominan dan kemampuan untuk melakukan
tindakan terapi paliatif. 1ermasuk dalam terapi paliatif ?
"% adiotherapi eksterna atau intracavitary techniFue
5aik untuk skuamoussel karsinoma dan adenokarsinoma.
% 0ntubation=engan endoscopically placed stent terutama berguna untuk
mengatasi tracheo-oesophageal fistula.
7% 4aser therapy
1erapi paliatif untuk dysphagia yang disebabkan oleh
eAophytictumours.
6% &thanol injection
Secara endoskopi dapat memberikan terapi dysphagia jangka pendek
untuk pasien yang kurang fit untuk menjalani pembedahan.
)% 5y-pass procedure
/anker esofagus yang unresectable dapat dilakukan prosedur bypass
dengan menggunakan jejunum atau colon sebagai conduit.
2.2./ Penatalaksanaan Me0&s
Sebelum merencanakan dan memberikan terapi pada kanker esophagus,
perlu dilakukan penentuan dan pengelompokkan stadium tumor. 'enentuan
tingkatan dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dilengkapi dengan
pemeriksaan laboratorium. 'rosedur dilanjutkan dengan esofagografi
menggunakan suspensi barium, foto dada, 1 Scan dada, dan abdomen. 'ada
kasus tertentu harus dilakukan bronkoskopi, mediastinoskopi, atau sidik tulang.
/anker esofagus bersifat radiosensitif. adiasi eksternal pada mayoritas pasien
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
23/48
memberikan efek penyusutan tumor. /omplikasi akibat radiasi sering berupa
striktura, fistula, dan perdarahan.
/emoterapi dapat diberikan sebagai pelengkap terapi bedah dan terapi
radiasi. 5iasanya dilakukan kemoterapi kombinasi, misalnya kombinasi sisplatin
bersama bleomisin dan )-GK memberikan respons sempurna pada 7: dan
respons parsial pada .
'ada kasus inoperable, terapi paliatif dapat berupa dilatasi berulang secara
endoskopik, pemasangan prostesis mele*ati tumor dengan menggunakan stent,
atau dikerjakan gastrostomi. 'ada kasus obstruktif, massa tumor juga dapat dikikis
menggunakan sinar laser. (Suyono, Slamet. "%
4,5 'astr(es(-hageal Re"luks
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7
0nkompetensi mekanisme
refluks gastroesofageal
Nyeri
epigastrium
espon
peradangan
lokal
/erusakan mukosa
esofagus
0ntervensi
pembedahan
0si lambung
menuju esofagus
Re"luks gastr(es("agus
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
24/48
Kanker Esofagus
redisposisi stimulasi iritasi kronik agen iritan alkohol, tembakau, dan beberapa komponen nitrogen
Kontak dengan agen Karsinigenik Iritan
Perubahan genetik pada epitelium Displasia epitel berat
Karsinoma sel skuamukosa esofagus
e!uk gastroesofageal Kronik
Kontak mukosa esofagus dengan asam lambung dan ga
Perubahan genetik pada epitel skuamosa displagia E
Adenokarsinoma Esofagus
Invasi #aringa dan efek kompresi oleh tumor
4,5 anker Es("agus
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6
ort de entree luka
pascaprosedur
bedahefluks
esofagus ke
jalan napas
5ertambahnya *aktu
dan frekuensi kontak
mukosa dengan asam
R&s&k(
as &ras&!etaplasia
epitel
!ual, muntah
dan anoreksia R&s&k( &n"eks&
'rosedur
prabedah
espon
psikologis0ntake nutrisi
tidak adekuat
/ehilangan
cairan danelektrolit
Klkus esofagus
keganasan
esofa us
eemasan
-emenuhan
&n"(rmas&
N%er&
R&s&k(
ket&0akse&m+angan
nutr&s& kurang 0ar&
ke+utuhan
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
25/48
BAB III
A$UHAN EPERA4ATAN
3.1 'astr(es(-hageal Re"luks D&sease )'ERD*
3.1.1 Pengkaj&an
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
)
0ntervensi bedah
transthoraksik
esophagectomy
espon
'sikolo is
0ntervensi adiasi
dan /emotera i
=isfagia anoreksia/ompresi saraf lokal
'0ntake nutrisi tidak
adekuateemasan
-emenuhan
In"(rmas&
Nyeri etrosternal
'reo eratiff Nyeri esiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan'ascaPeru+ahan Intake
Nutr&s&
/erusakan
3aringan 4unak
4uka 'asca +perasiespon Serabut
4okal
'ort de entree
pascaoperasi'enurunan kemampuan
;ktual@risiko ketidakefektifan
bersihan jalan nafas efektif
esiko 0nfeksi
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
26/48
'ada pengkajian dilakukan *a*ancara dan pemeriksaan
fisik untuk memperoleh informasi dan data yang nantinya akan
digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana asuhan
kepera*atan klien.
a. /eadaan umum
!eliputi tingkat ketegangan atau kelelahan, tingak kesadaran
kualitatif@S, serta respon verbal klien.
+. 1anda-1anda Dital
!eliputi pemeriksaan?
"% 1ekanan darah? sebaiknya diperiksa dalam posisi yang
berbeda, kaji tekanannadi, dan kondisi patologis.% 'ulse rate
7% espiratory rate
6% Suhu
. i*ayat penyakit sebelumnya
=itanyakan apakah sebelumnya klien pernah menderita
penyakit paru yang dapatmenjadi predisposisi &=.
0. 'ola Gungsi /epera*atan
"% ;ktivitas dan istirahat
=ata Subyektif?
/lien mengatakan agak sulit beraktivitas karena nyeri di
daerahepigastrium, seperti terbakar.
=ata obyektif ?
a% 1idak terjadi perubahan tingkat kesadaran.
b% 1idak terjadi perubahan tonus otot.
% Sirkulasi
=ata Subyektif?
/lien mengatakan bah*a ia tidak mengalami demam.
=ata +byektif?
a% Suhu tubuh normal (7$,)-7:,)%
b% /adar E5 meningkat.
7% &liminasi
=ata Subyektif?
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
$
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
27/48
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
28/48
a% /lien mengatakan bah*a ia mengalami sesak napas.
b% /lien mengatakan mengalami batuk.
=ata obyektif?
a% 1erlihat ada sesak napas. b% 1erdapat penggunaan otot bantu napas.
c% Grekuensi tidak berada pada batas normal yaitu pada bayi L7-
6A@mnt dan pada anak-anak L -$ A@menit.
d% /lien terlihat batuk.
8% /eamanan
=ata Subyektif ?
/lien mengatakan merasa cemas
=ata obyektif?/lien tampak gelisah
#% 0nteraksi sosial
=ata Subyektif?
a% /lien mengatakan suaranya serak
b% /lien mengatakan agak susah berbicara dengan orang lain
karenasuaranya tidak jelas terdengar.
=ata obyektif?
a% Suara klien terdengar serak
b% Suara klien tidak terdengar jelas.
3.1.2 Pemer&ksaan 6&s&k
"% 0nspeksi ?
a% /lien tampak muntah
b% /lien tampak lemah
c% /lien tampak batuk-batuk
d% /lien tampak memegang daerah yang nyeri
% ;uskultasi ?
Suara terdengar serak
a% 5ising usus menurun B"A@menit
b% Suara jantung S"@S reguler f.
6. 'emeriksaan =iagnostik dan 'enunjang
"% &ndoskop
% &sofagografi dengan barium
7% !onitoring pH 6 jam
6% 1es 'erfusi 5erstein
)% !anometri esophagus
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
8
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
29/48
3.1.3 D&agn(sa e-era7atan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen kimia (asam lambung% ditandai
dengan klien dikeluhkan mengalami perubahan selera makan,
perubahan frekuensi pernafasan, iritabilitas.
b. /etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganketidakmampuan menelan makanan ditandai dengan klien
menghindari makan,kurang minat terhadap makanan, mengeluh
gangguan sensasi rasa, pasien mualmuntah.
c. esiko aspirasi berhubungan dengan penurunan motilitas
gastrointestinal, penurunanrefleA batuk, sfingter esophagus ba*ah
inkompeten.
d. esiko infeksi berhubungan dengan trauma mukosa esophagus.
e. '/ perdarahan.
f. /eterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
efek ketunadayaan fisik ditandai dengan penurunan *aktu respons,
lesu@tidak bersemangat.
3.1.! Inter8ens&
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen kimia (asam lambung% ditandai
denganklien mengeluh mengalami perubahan selera makan, perubahan
frekuensipernapasan, iritabilitas.
1ujuan ?
Setelah diberikan pera*atan dalam *aktu ....A 6jam, diharapkan
nyeri klien berkurang.
/riteria hasil?
"% /lien menyatakan nyerinya berkurang.
% /lien tidak tampak melindungi bagian yang sakit
7% Nadi normal ("" – "8 A@menit% dan klien normal (7-$
A@menit%.
6% /lien dapat istirahat dengan nyaman.
0ntervensi dan asional
0ntervensi asional
/aji dan catat kondisi keluhan nyeri klien
(dengan pola ', J, , S, 1%, yaitudengan
memperhatikan lokasi, intensitas, frekuensi,
dan *aktu.
!engindikasikan
kebutuhan untuk
intervensi dan juga
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
#
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
30/48
tanda-tanda
perkembangan
komplikasi.
/aji pengetahuan pasien tentang nyeri dan
kepercayaan tentang nyeri.
!emudahkan dalam
melakukan intervensi,
karena kultur atau
budayaklien dapat
mempengaruhi persepsi
tentang nyeri.
iptakan lingkungan yang tenang dan
membatasi pengunjung.
Suasana yang tenang
dapat mengurangi
stimulus nyeri.
/ontrol dan kurangi kebisingan Suasana yang tenang
dapat mengurangi
stimulus nyeri.
;jarkan pasien teknik distraksi Kntuk memanajemen
atau mengalihkan rasa
nyeri pada klien.
/aji ri*ayat adanya alergi obat. !engetahui apakah ada
alergi terhadap obat
analgesik.
'astikan pasien menerima analgesic. !emastikan klien
menerima obat pereda
nyeri
b. /etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungandengan ketidakmampuan menelan makanan ditandai
dengan klien menghindarimakan, klien mual muntah, kurang minat
terhadap makanan, mengeluhgangguan sensasi rasa.
1ujuan ?
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... A 6 jam
diharapkanketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuhteratasi.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
31/48
/riteria hasil?
"% /lien tidak menghindari makan.
% /lien tidak mual muntah.
7% /lien berminat terhadap makanan.
6% /lien tidak mengeluh mengalami gangguan sensasi rasa
0ntervensi dan asional
0ntervensi asional
'ertahankan kebersihan mulut
dengan baik sebelum dan
sesudahmakan.
!ulut yang tidak bersih dapat
mempengaruhi rasa makanan
danmenimbulkan mual
1a*arkan makanan porsi keciltetapi sering untuk mengurangi
perasaan tegang pada lambung.
!akan dalam porsi kecil tetapi seringdapat mengurangi beban saluran
pencernaan
;tur agar mendapatkan nutrien
yang berprotein@kalori yang
disajikan pada saat individu
ingin makan.
;gar asupan nutrisi dan kalori klien
adeakuat.
Siapkan dalam kemasan yangmenarik dan makanan yang
disukai pasien
=apat meningkatkan selera makan
1imbang berat badan pasien saat
ia bangun dari tidur dan setelah
berkemih pertama.
!enimbang berat badan saat baru
bangun dan setelah berkemihuntuk
mengetahui berat badan mula-mula
sebelum mendapatkan nutrient.
"% /olaborasi/onsultasikan dengan ahli gi9i mengenai kebutuhan kalori harian
yangrealistis dan adekuat.
asional? /onsultasi ini dilakukan agar klien mendapatkan nutrisi
sesuai indikasi dan kebutuhan kalorinya.
c. isiko aspirasi berhubungan dengan penurunan motilitas
gastrointestial,penurunan refleks batuk, sfingter esofagus ba*ah
inkompeten.
1ujuan?
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7"
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
32/48
Setelah dilaksakan asuhan kepera*atan selama ... A 6 jam diharapkan
aspirasi tidak terjadi.
kriteria hasil? 1idak mengalami aspirasi
0ntervensi?
0ntervensi asional
/aji posisi lidah, pastikan bah*a
lidah tidak jatuh ke belakang.
!encegah penyumbatan jalan nafas.
3aga bagian kepala tempat tidur
tetap tinggi jika tidak ada
kontraindikasi.
!embantu mencegah cairan refluks agak
tidak teraspirasi ke saluran pernapasan.
/aji kembali adanya obstruksi benda-benda dalam mulut dan
tenggorokan.
5enda-benda tersebut dapat teraspirasidan menyumbat jalan napas.
5eri tahu makanan yang harus
dihindari anak kecil seperti buah
dengan biji,kacang, permen
karet, anggur dan lain-lain
!akanan-makanan tersebut cenderung
mudah teraspirasie
;jarkan penatalaksanaan
kedaruratan obstruksi jalannapas seperti memukul
punggung dan dorongan dada
(bayi%, maneuver Heimlich
(anak-anak%
=engan mengajarkan kedaruratan medic
pada orang tua@keluargamaka diharapkan
dapat memberikan pertolongan
penyelamatan a*al padabayi atau anak
untuk mengatasi obstruksi jalan napas.
d. esiko infeksi berhubungan dengan trauma mukosa esophagus
1ujuan ? Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ..A 6 jam
diharapkan infeksi dapat dicegah
/riteria hasil ?
"% !enunjukkan pengendalian resiko, dibuktikan dengan indikator
(antara "-)? tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten
menunjukkan%
% !enunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal (Suhu aksila?
7$,) – 7:,), Nadi? "" – "8 A@menit, ? 7 – $ A@menit%
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
33/48
7% !enghindari pajanan terhadap ancamankesehatan
6% !engubah gaya hidup untuk mengurangi resiko
0ntervensi dan asionalisasi
0ntervensi asional
'ertahankan tehnik aseptik. menurunkan resiko infeksi
nosokomial.
uci tangan sebelum dan sesudah seluruh
kontak pera*atan diakukan.0ntrusikan
pasien@orang terdekat untuk mencuci
tangan sesuai indikasi.
mengurangi resiko konstaminasi
silang.
+bservasi adanya tanda-tanda infeksi. untuk mendeteksi secara dini
adanya infeksi.
'antau tanda-tanda vital, termasuk suhu. adanya proses inflamasi atau
infeksi membutuhkan evaluasi
atau pengobatan.
/olaborasi pemberian antibiotik sesuai
dengan indikasi.
untuk menurunkan terjadinya
infeksi
e. '/ 'erdarahan
1ujuan?
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama "A6 jam, pera*at
dapatmeminimalkan komplikasi yang terjadi.
/riteria Hasil ?"% Nilai Ht dan Hb berada dalam batas normal (Ht? 7$-), Hb? ",-
":,)gr@" ml%
% /lien tidak mengalami episode perdarahan
7% 1anda-tanda vital berada dalam batas normal (1=? 8:-")@$-$#
mm Hg, Nadi? "" - "8 A@menit, ? 7 - $ A@mnt, Suhu ? 7$ -
ntervensi?
0ntervensi dan asional
0ntervensi asionalisasi
/aji pasien untuk menemukan Kntuk mengetahui tingkat
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
77
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
34/48
bukti-bukti perdarahan atau
hemoragi
keparahan perdarahan pada klien
sehinggadapat menentukan
intervensi selanjutnya
'antau hasil lab b@d perdarahan 5anyak komponen darah yang
menurun pada hasil lab dapat
membantu menentukan
intervensi selanjutnya
Siapkan pasien secara fisik dan
psikologis untuk menjalani
bentuk terapi lain jikadiperlukan
&fek cedera terutama pada
cedera tajam umumnya dapat
mengakibatkan perdarahan
"% pemberian transfusi faktor D000, 0M sesuai indikasi
asional? /eadaan fisik dan psikologis yang baik akan mendukung
terapi yang diberikan pada klien sehingga mampu memberikan hasil
yang maksimal
% /olaborasi pemberian transfusi faktor D000, 0M sesuai indikasi
asional? !eningkatkan factor koagulasi sehingga menurunkan
perdarahan7: ,) %
f. /eterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d efek
ketunadayaanfisik d.d penurunan *aktu respons, lesu @ tidak
bersemangat.
1ujuan ?
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama O A6 jam
diharapkan pertumbuhandan perkembangan anak optimal
kriteria hasil ?
;nak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi
badan
0ntervensi dan rasionalisasi
0ntervensi asionalisasi
/aji tingkat tumbuh kembang anak mengetahui tingkat tumbuh
kembang anak sehingga
dapat menentukan intervensi
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
76
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
35/48
yang tepat.
5erikan stimulasi tumbuh kembang,
aktivitas bermain, game, nonton 1D,
pu99le, nmenggambar, dan lain-lain
sesuai kondisi dan usia anak.
dengan adanya stimulasi
tumbuh kembang dapat
menstimulasi otak sehingga
dapat mengoptimalkan
tumbuh kembang anak
sesuai dengan ==S1.
4ibatkan keluarga agar tetap
memberikan stimulasi selama dira*at
keluarga terutama orang tua
merupakan orang-orang
terdekat anak, peran orang
tua dan keluarga sangat
membantu dalam
mengoptimalkan pemberian
tindakan @ intervensi yang
dilakukan.
3.1./ E8aluas&
a% Nyeri berkurang dengan kriteria hasil?
"% asa nyeri berkurang
% 1idak tampak melindungi bagian yang sakit7% Nadi normal (""-"8 A@menit% dan normal (7-$ A@menit%
6% /lien dapat istirahat dengan nyaman.
b% /ebutuhan nutrisi teratasi dengan kriteria hasil?
"% 1idak menghindari makan
% 1idak mual muntah
7% 5erminat terhadap makanan
6% 1idak mengeluh mengalami gangguan sensasi rasa.
c% ;spirasi tidak terjadi dengan kriteria hasil
1idak mengalami aspirasi.
d% 0nfeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil?
"% 1erjadi pengendalian resiko, dibuktikan dengan indikator (antara "-
)?tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten
menunjukkan%
% 1anda-tanda vital dalam batas normalSuhu aksila? 7$,) – 7:,)
Nadi? "" – "8 A@menit? 7 – $ A@menit
7% =apat menghindari pajanan terhadap ancamankesehatan
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7)
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
36/48
6% =apat mengubah gaya hidup untuk mengurangi terjadinya
resikoinfeksi.
e% 'erdarahan dapat teratasi dengan kriteria hasil ?
"% Nilai Ht dan Hb berada dalam batas normal (Ht? 7$-), Hb? ",-
":,) gr@" ml%% &pisode perdarahan tidak terjadi.
7% 1anda-tanda vital berada dalam batas normal (1=? 8:-")@$-$#
mmHg, Nadi? "" "8 A@menit, ? 7 - $ A@mnt, Suhu ? 7$ -
7: ,)%
f% 'ertumbuhan dan perkembangan anak optimal dengan kriteria hasil ?
'ertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kurva pertumbuhan
berat dan tinggi badan
3.2 anker Es("agus
3.2.1 Pengkaj&an
i*ayat
'era*at mengkaji usia, jenis kelamin, ras, dan ri*ayat mengenai
konsumsi alkohol dan rokok. 'era*at juga mengkaji ri*ayat lain yang
bersangkutan dengan masalah esophageal seperti refluks atau striktur
(penyempitan%. /anker esophagus pada tahap a*al tidak dapat terdeteksi.
Namun akan menimbulkan gejala ketika kanker tersebut telah menyebar
lebih luas.'enurunan berat badan hingga seketar 6-) kg selama periode
-7 bulan. 'enurunan berat badan merupakan ciri pengkajian non spesifik,
yang mungkin berhubungan dengan anoreksia, disfagia atau
ketiaknyamanan yang ditimbulkan oleh adanya tumor. 'era*at harus
mengkaji dengan teliti pola diet klien dan modifikasi untuk merespon
gejala yang timbul.
3.2.2 Pemer&ksaan "&s&k
'era*at mengkaji penampilan fisik klien,status nutrisi, dan data
baru mengenai penurunan berat badan. iri diagnostic yang paling
penting adalah disfagia.pera*at mengkaji dengan tepat mengenai
penyebaran dan tingkat keparahannya. /lien biasanya mengungkapkan
sensasi tentang makanan yang seringkali tertinggal di kerongkongan dan
area substernal. 1umor yang menyebabkan disfagia bersifat persisten dan
progresif. 'ada a*alnya,hal ini berhubungan dengan menelan makanan
padat terutama daging, dan kemudian berlangsung lebih cepat selama
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7$
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
37/48
beberapa minggu atau beberapa bulan dalam menelan makanan dengan
jenis lunak maupun cairan. 'ada beberapa kasus, air liur pun dapat
menyebabkan tersedak pada penderita disfagia. 'engkajian secara hati-
hati pada kasus disfagia adalah bagian yang paling penting pada
diagnosis kepera*atan karena disfagia dapat berhubungan dengan
gangguan esophageal lain yang tidak berkelanjutan. =isfagia tidak selalu
muncul sampai setidaknya $dari diameter esophagus tertutupi oleh
tumor (!ayer,"#88%.
+dynofagia atau nyeri saat menelan sering timbul pada
kebanyakan klien. !ereka mengungkapkan nyeri yang kuat,
memudar, dan substernal yang mungkin akan menyebar. 1imbulnya
nyeri ini yang hebat dan persisten ini umumnya mengindikasi adanya
invasi tumor pada striktur mediastinal. 'era*at juga perlu mengkaji
peristi*a dari regurgitasi atau muntah, sulit bernafas serta tersedak
yang kronis, yang sering diikuti oleh penyakit terdahulu.
". 'engkajian psikososial
ejala dan diagnosis kanker esofagaeal dapat mengakibatkan efek
yang besar terhadap klien. 'enyakit ini menghasilkan gejala sehari-hari
yang signifikan dan modifikasi pada pola makan. 'era*at harus
mengkaji respon klien dengan tepat terhadap diagnosis dan prognosis
serta mengembangkan sumber dan kekuatan koping klien. 'era*at
juga mengkaji potensi ekonomi yang berpengaruh terhadap penyakit
dan pengobatannya.
. 'emeriksaan laboratorium
'erdarahan lambat dari tumor memungkinkan penurunan produksi
hemoglobin dan hematokrit, tetapi hasil tes laboratorium tidak pasti
untuk kanker esophagus.
7. 'emeriksaan radiografi
!enelan barium dengan fluoroskopi adalah tes pertama yang
dilakukan untuk diagnosa kanker esophagus.
6. 1es diagnosa lainnya
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7:
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
38/48
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
39/48
yang adekuat sesuai dengan tipe
tubuh dan pola aktivitasnya.
dengan pemasukan kalori
7. 5eri pasien makanan yang
mengandung tinggi protein,
tinggi kalori
Kntuk meningkatkan 55
pasien kearah normal
6. !onitor catatan intake intake
kandungan nutrisi pada makanan
!engukur apakah pasien
kebutuhan nutrisinya
terpenuhi atau tidak
Manajemen gangguan makan
". 1entukan kemajuan 55 harian
yang diharapkan bersama klien
=apat menilai keberhasilan
dari peningkatan 55
. !onitor
masukankaloriperharinya
Kntuk memastikan apakah
pasien mengkonsumsi cukup
kalori
7. !onitor pasien berkitan dengan
makan, penurunan berat badan,
dan kenaikan 55
Kntuk menentukan
efektivitas dan keberhasilan
terapi yang digunakan
6. ;njurkan pasien untuk
mengurangi aktivitasnya sehinga
bisa mendukung programkenaikan 55
kalori yang tersimpan bisa
diubah sebagai cadangan
dalam bentuk peningkatanmasa otot
. Nyeri akut b.d agen injuri (faktrofisik%
a 1ujuan setelah dilakukan kepera*atan diharapkan masalah nyeri akut
dapat diatasi
b /riteria Hasil N+ ? 'era*at mampu menurunkan tingkat nyeri,
meningkatkan tingkat kenyamanan,dan mengontrol nyeri.
lient +utcome
a* 'asien mampu menggunakan sekala nyeri untuk mengidentifikasi
tingkat nyeri saat ini dan menentukan tingkat kenyamanan yang
diinginkan.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
7#
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
40/48
+* 'asien mampu menerangkan bagaimana nyeri yang tidak terukur
dapat diatasi.
* 'asien mampu menampilkan aktivitas pemulihan dengan
dilaporkannya penerimaan terhadap tingkat nyeri.
0* 'asien berada dalam kecukupan mengenai istirahat dan tidurnya
e* 'asien mampu mendemonsrasikan manejemen nyeri non
farmakologic.
0ntervensi dan rasionalisasi (N0%
N
o0ntervensi asionalisasi
". 1entukan apakah nyeri yaitu saat
pengkajian atau tidak . jika ia bantu
pasien untuk menurunkan nyerinya
tersebut.
intensitas, onset, durasi, dan
peningkatan nyeri hendaknya dikaji
untuk mendapatkan data yang esensial.
. 1anyakan kepada klien mengenai
pengalaman nyeri yang pernah ia
alami dan metode yang digunakan
untuk menurunkanya.
5eberapa faktor penghambat dapat
menghilangkan keinginan klien untuk
melaporkan nyeri dan menggunakan obat
analgesik
7. !intalah kepada klien untuk
melaporkan lokasi, intensitas dengan
mengunakan skala nyeri, dan kualitas
nyeri.
0ntensitas, lokasi dan kualitas nyeri
hendaknya dilaporkan setelah prosedur
tindakan untuk mengetahui keberhasilan
treatmen.
6. &ksplor kebutuhan pasien dengan obat
anlgesik opioid dan non-opioid
0ntervensi farmakologi merupakan alat
utama sebagai penurunan nyeri
). ;jari pasien metode non farmakologi
untuk menurunkan nyeri klien
=igunakan untuk sebagai suplemen dari
metode farmakologi
$. ;njurkan pasien untuk menggunakan
obat analgesik sesuai dengan yang
dianjurkan.
!encegah terjadinya penyalahgunaan
obat
7./erusakan kemampuan menelan b.d penyumbatan mekanis (tumor%
a 1ujuan setelah dilakukan kepera*atan selama " hari maka masalah
ketidakmampuan menelan dapat teratasi
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
41/48
b /riteriaHasil N+ ? 'era*at mampu meningkatkan kemempuan
menelan pasien.
lient +utcomeo?
a* 'asien mampu mendemonstrasikan proses menelan yang efektive
tanpa batuk atau tersedak.
+* 'asien terbebas dari bahya aspirasic. 0ntervensidanrasionalisasi (N0%
Inter8ens& Ras&(nal&sas&
'astikan kesiapan pasien untuk
makan. 'asien perlu dia*asi,
kemampuan mengikuti instruksi,
mempertahan kanposisi kepala dalamkeadaan tegak, dan mampu
menggerakkan lidah dalam mulutnya
3ika salah satu dari factor-faktor
tersebut tidak ditemukan maka bisa
dipertimbangkan untuk menghentikan
pemberian makanan peroral danmenggunakan makanan enteral untuk
memenuhi kebutuhan klien
/aji kemampuan klien untuk
menelan dengan memposisikan
jenmpol dan telunjuk pemeriksa pada
laringelal proturberance. !inta klien
untuk menelan rasakan kenaikan
larink, minta klien untuk batuk, test
refleks pada kedua sisi belakang
pharingeal
Secara normal *aktu yang dibutuhkan
bagi bolus untuk berpindah dari tempat
dimana refleA dipicu kepintu
esophageal adalah satu detik. /lien
dengan kecelakaan kardiovaskular
dengan *aktu transit (proses menelan%
yang lebih lama mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk
berkembang kearah pneumonia
aspiration. 'asien bisa tersedak bahkan
ketika masih mempunyai gangguan
refleA.
+bservasi tanda-tanda yang berhubungan dengan proses menelan
(batuk, cegukan, kesulitan menahan
air liur, penurunan kemampuan untuk
menggerakan lidah, bicara yang
pelan%
Semuanya merupakan tanda-tandakerusakan kemampuan menelan.
3ika klien mempunyai gangguan
menelan, jangan memberikan
!akanan bagi pasien yang tidak bisa
menelan dengan sempurna, dapat
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6"
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
42/48
makanan sampai diagnosa yang
sesuai ditegakan. 'astikan makanan
yang sesuai dengan berkonsultasi
dengan dokter untuk pemberian
makanan enteral, kebanyakan dengan
menggunakan '& tube.
menyebabkan aspirasi dan
kemungkinan kematian. !akanan
enteral le*at '& tube pada umumnya
sering digunakan sebab berdasarkan
penelitian pasien dengan '& tube
mendapatkan peningkatan status gi9i
dan nutrisi serta memungkinkan
peningkatan kemampuan hidup.
Hindari pemberian makanan cairan
sampai pasien mampu menelan
secara efektiv. 1ambahkan pengentalcairan seperti madu, atau puding.
'enggunaan pengental dapat
meningkatkan hidrasi dalam nutrisi.
5erikan latihan menelan sesuai
dengan yang diresepkan oleh team
disfagia. (menyentuh langit-langit
dengan lidah, merangsang lengkung
tonsil, dan langit-langit lunak dengan
logam dingin cermin pemeriksaan
(rangsangan suhu%, latihan gerakan
mulut
4atihan menelan dapat meningkatkan
kemampuan untuk menelan.
Sediakan makanan dalam kondisi
tenang jauh dari rangsangan
berlebihan, dekat dengan ruang
makan yang ribut
4ingkungan yang ramai dapat
menurunkan mengunyah dan menelan.
6. =efisit pengetahuan b.d sedikitnya terpapar informasi mengenai kanker
oesofagus.
a 1ujuan Setelah dilakukan kepera*atan selama "M 8 jam maka masalah
defisit pengetahuan klien dapat diatasi.
b. /riteria Hasil N+ ?
a% 'era*at mampu memahamkan kepada pasien mengenai proses
penyakit
b% 'era*at mampu memahamkan prosedur pengobatan terhadap
penyakitnya.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
43/48
lient +utcome ?
a% 'asien mampu menjelaskan kondisi penyakitnya,
mengenali kebutuhan medikasi, dan mengerti
pengobatanya..
b% 'asien mampu menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
gaya hidupnya.
c% !endata sumber informasi dapat digunakan untuk
mendapatkan lebih banyak informasi dan dukungan setelah
perpisahan.
0ntervensi dan rasionalisasi (N0%
N(. Inter8ens& Ras&(nal&sas&
Teah&ng 0&sease
". /aji tingkat pengetahuan pasien
berhubuangan dengan penyakit
spesifknya
Kntuk menentukan materi apa yang
cocok buat pasien
. 3elaskan tanda dan gejala yang
diderita pasien
'asien lebih *aspada jika mengalami
hal-hal tersebut.
7. 3elaskan etiologi penyakit pasien ;gar pasien bisa melakukan tindakan
dalam rangka pencegahan penyakitnya.
6. =iskusikan tentang gaya hidup
agar tidak terjadi komplikasi
pada saat yang akan datang
5anyak penyakit yang kambuh atau
bertambah buruk dengan gaya hidup
yang salah.
Teah&ng &n0&8&0ual
". 1entukan kebutuhan klien untuk
belajar
!inat seseorang sangat mempengaruhi
hasil pembelajaran seseorang.
. /aji tingkat pendidikan pasien !asing-masing tingkat pendidikan
memiliki cara yang unik dalammemahami sesuatu.
7. /aji factor penghambat dalam
belajar
Setiap individu memiliki keunikan
tersendiri dalam mempelajari sesuatu
sehingga factor penghambatnya pun
berbeda-beda.
6. 4ibatkan klien dalam
menentukan tujuan dari
pembelajarannya
'asien akan lebih patuh dalam
melaksanakan hasil pembelajarannya.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
67
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
44/48
). unakan media gambar dalam
menerangkan suatu proses
Disualisasi sebuah proses akan lebih
berbekas hasilnya.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
66
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
45/48
BAB I
PENUTUP
!.1 es&m-ulan
efluks gastroesofageal adalah penyakit klinis dasar dan penuh dengan
kontraindikasi. Sering disebut heartbum atau nyeri ulu hati yang terjadi jika asam,
yang secara normal hanya ada di lambung, masuk dan membakar atau mengiritasi
esofagus. 'enyakit refluks esofagus biasanya terjadi setelah makan, terjadi akibat
kondisi yang melemahkan tonus sfingter esofagus atau meningkatkan tekanan di
dalam lambung dibandingkan dengan esofagus. /eluhan yang paling sering
dikemukakan pasien adalah heartburn dan regurgitasi asam. 'atogenesis
terjadinya &= menyangkut keseimbangan antara faktor defensif dari
esophagus dan faktor ofensif dari bahan refluksat. Cang termasuk faktor defensif
esophagus, adalah pemisah antirefluks (lini pertama%, bersihan asam dari lumen
esophagus (lini kedua%, dan ketahanan epithelial esophagus (liniketiga%.
Sedangkan yang termasuk faktor ofensif adalah sekresi gastrik dan daya pilorik.
(Dandenplas,%. !enurut !uttaFin,dkk (""%, 1arget penatalaksanaan &=
adalah menyembuhkan lesi esophagus, menghilangkan gejala@keluhan, mencegah
kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah timbulnya komplikasi.
'enatalaksanaan medis atau pengobatan medis dilakukan dengan tujuan untuk
melindungi permukaan mukosa, mempercepat pengosongan lambung, dan
menetralisasi atau menekan pembentukan asam lambung.
1umor jinak esophagus yang paling sering dijumpai adalah leiomioma.
1umor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dan seringkali asimtomatik.
1umor ini tampak sebagai lesi submukosal bentuk bulat dan ditutupi oleh mukosaesophagus yang kelihatan normal. /anker esofagus a*al biasanya tidak
menyebabkan gejala. 1etapi, ketika kanker tumbuh, gejala-gejala diba*ah ini
mungkin muncul disfagia, suara menjadi serak, batuk, regurgitasi, hematemesis
dan@atau melena. /anker &sophagus timbul dalam esophagus distal dan setengah
pasien yang terkena asimtomatik. 'asien simtomatik akan tampil dengan disfagia,
nyeri dan keluhan pencernaan nonspesifik, !ukosa di atas leimioma utuh. ;da
dua tipe histologis yang berbeda pada kanker esophagus (=avey, 'atrick. )%?
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6)
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
46/48
/arsinema sel Skuamosa paling sering terjadi pada sepertiga tengah esofagus.
1erdapat hubungan erat dengan merokok dan ;denokarsinoma paling sering
mengenai sepertiga ba*ah esofagus dan secara patologis menyetu dengan kanker
pada kardia gaster. 1ujuan pengobatan kanker esofagus mungkin diarahkan
untuk penyembuhan jika ditemukan pada tahap dini, kanker ini sering ditemukan
padatahap lanjut, membuat paliasi tujuan dari terapi. Sebelum merencanakan dan
memberikan terapi pada kanker esophagus, perlu dilakukan penentuan dan
pengelompokkan stadium tumor. 'enentuan tingkatan dimulai dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik, dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium. 'rosedur
dilanjutkan dengan esofagografi menggunakan suspensi barium, foto dada, 1
Scan dada, dan abdomen. 'ada kasus tertentu harus dilakukan bronkoskopi,
mediastinoskopi, atau sidik tulang. /anker esofagus bersifat radiosensitif.
/. $aran
5erdasarkan materi yang telah dijelaskan dalam makalah ini, maka
pera*at seyogyanya mengerti dan memahami akan medikasi khususnya dalam hal
ini adalah tentang sifat kerja obat. Sehingga pera*at dapat
mengimplementasikannya dalam proses penanganan terhadap pasien. !aka
asuhan kepera*atan yang diberikan pada pasien akan berjalan dengan baik dan
maksimal. /arena jika pera*at tidak paham mengenai medikasi akan
menghambat penanganan terhadap pasien dan penanganan menjadi kurang
maksimal bahkan dapat merugikan pihak pasien.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6$
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
47/48
DA6TAR PU$TAA
;chalasia. P+nline Q. " September # > ;vailable from>
K4?http?@@***.nlm.nih.gov@medlineplus@ency@article@$:.htm
;dnan,dkk."#8. !akassar > Bagian Radiologi *H ."#8. p.".
;ninim. /anker &sophagus. =iakses dari
http?@@***[email protected]. pada
tanggal # September ".
5akry G. ;kalasia. Buku a/ar ilmu penakit dalam. 6th ed. Sudoyo ;E,
Setiyohadi 5, ;l*i 0, Simadibrata !/, Setiati S, editors. 3akarta?
'usat 'enerbitan, =epartemen 0lmu
5rasher, 4. Dalentina. 8. plikasi *linis atofisiologi emeriksaan
dan %ana/emen. 3akarta ? 5uku /edokteran &
handrasoma, '.1.:. 0iagnostic tlas of Gastroesophageal Reflu!
0isease. New Histolog-Based %ethod . 4ondon? ;cademic 'ress
olletti 5, 4oren9o =. 7.+vervie* of 'ediatric astroesophageal
efluA =isease and 'roton 'ump 0nhibitory 1herapy. $ ediatr
Gastroenterol Nutr > 7: (suppl%? S:-S""
or*in, &li9abeth 3. #. Buku &aku atofisiologi. 3akarta ? &
=avey, 'atrick. ). t a Glance %edicine. &d. ;malia Safitri. 3akarta ?
&rlangga
!uttaFin, ;rif dan Sari /umala. "". Gangguan Gastrointestinal .
3akarta? Salemba !edika
ankhin, Sheila. . 8. arcinoma of the #sophagus. Ne* Cork ?
ambridge Kniversity 'ress.Sabiston, "##), Buku /ar Bedah,ed. 3onatan +s*ari. 3akarta ? &
Smelt9er and 5renda. . 1Buku /ar *eperawatan %edikal-Bedah1.
3akarta? &
Sundoyo, ;ru, et al. #. Buku /ar 2lmu enakit 0alam. 3akarta?
0nterna 'ublishing
Suyono, Slamet. ". Buku /ar 2lmu enakit 0alam. 3akarta? 5alai
'enerbit G/K0.
Faculty of Nursing Airlangga University 2Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gastroeshofageal
Reuks dan Kanker Esophagus
6:
-
8/18/2019 Pencer Print Isi
48/48
S*earingen. ". *eperawatn %edikal Bedah. 3akarta? &.
Syaifuddin. $. natomi dan isiologi untuk %ahasiswa *eperawatan.
3akarta ? 'enerbit /edokteran &
1olia D, 5ishop ', 1ssu !, remse =, Soffer &G, omer &!, et al.
!ulticenter, andomi9ed, =ouble-blind Study omparing ", ,
and 6 mg 'antopra9ole in hildren () – "" years% *ith Symptomatic
astroesophageal efluA =isease. $ ediatr Gastroenterol Nutr
$> 6(6%? 786-7#".
Dandenplas C, Hassall &. . %echanism of Gastroesophageal Reflu!
and Gastroesophageal Reflu! 0isease? 0nvited evie*. $ ediatr
Gastroenterol Nutr > 7)? ""#-"7$
3ongat al."#::. Buku /ar 2lmu Bedah. 3akarta? &
3oanne &t.al. Nursing2Nter3entionlasification. KS;? !osby
S*earingen. ". *eperawatan %edikal Bedah. 3akarta? &
Nanda. 6. Nursing 0iagnosis Guide to lanningare. =o*n load
from***.Ks.&lsevierhealth
=oenges, !arilyn &, dkk.("###%. Rencana suhan *eperawatan ?
'edoman untuk 'erencanaan dan 'endokumentasian 'era*atan
'asien, 7 th ed. 3akarta ? &.
Eilkinson, 3.!, :. Buku &aku 0iagnosis *eperawatan dengan
2nter3ensi N2 dan *riteria Hasil N4 . &? 3akarta