pendahuluan.docx

6
PENDAHULUAN Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. Trauma gigi anterior sering terjadi pada anak-anak karena anak-anak lebih aktif daripada orang dewasa dan koordinasi serta penilaiannya tentang keadaan belum cukup baik. Ketika trauma terjadi pada anak, hal tersebut akan dapat menganggu kualitas hidup anak tersebut, misalnya fungsi bicara, pengunyahan, estetika, dan erupsi gigi tetap sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi trauma gigi anak sering terjadi pada gigi anterior. Trauma gigi anterior merupakan kerusakan jaringan keras gigi dan atau periodontal karena kontak yang keras dengan suatu benda yang tidak terduga sebelumnya pada gigi anterior baik pada rahang atas maupun rahang bawah atau kedua-duanya. Trauma yang terjadi dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya yaitu fraktur akar. Fraktur akar merupakan fraktur yang hanya mengenai sementum, dentin, dan pulpa, yang mana dapat terjadi secara vertikal ataupun horizontal, komplit atau tidak komplit. Suatu fraktur dikatakan komplit jika fraktur yang terjadi mengenai pulpa dan sebaliknya. Pada umumnya fraktur horizontal sering terjadi secara komplit. Berdasarkan klafisikasi fraktur menurut Ellis fraktur akar termasuk kedalam kelas VI, menurut World Health Organization (WHO) dan modifikasi oleh Andreasen, fraktur akar termasuk kedalam kelas 873.63. Fraktur akar vertikal dan fraktur

Upload: yenniwindasari

Post on 23-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN.docx

PENDAHULUAN

Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh

tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. Trauma gigi

anterior sering terjadi pada anak-anak karena anak-anak lebih aktif daripada orang dewasa

dan koordinasi serta penilaiannya tentang keadaan belum cukup baik. Ketika trauma terjadi

pada anak, hal tersebut akan dapat menganggu kualitas hidup anak tersebut, misalnya

fungsi bicara, pengunyahan, estetika, dan erupsi gigi tetap sehingga mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Penelitian menunjukkan bahwa

prevalensi trauma gigi anak sering terjadi pada gigi anterior.

Trauma gigi anterior merupakan kerusakan jaringan keras gigi dan atau periodontal

karena kontak yang keras dengan suatu benda yang tidak terduga sebelumnya pada gigi

anterior baik pada rahang atas maupun rahang bawah atau kedua-duanya. Trauma yang

terjadi dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya yaitu fraktur akar. Fraktur akar

merupakan fraktur yang hanya mengenai sementum, dentin, dan pulpa, yang mana dapat

terjadi secara vertikal ataupun horizontal, komplit atau tidak komplit. Suatu fraktur

dikatakan komplit jika fraktur yang terjadi mengenai pulpa dan sebaliknya. Pada umumnya

fraktur horizontal sering terjadi secara komplit.

Berdasarkan klafisikasi fraktur menurut Ellis fraktur akar termasuk kedalam kelas

VI, menurut World Health Organization (WHO) dan modifikasi oleh Andreasen, fraktur

akar termasuk kedalam kelas   873.63. Fraktur akar vertikal dan fraktur akar horizontal

masing masing memiliki penatalaksanaan yang berbeda.

Penatalaksanaan trauma gigi pada anak selain menerapkan teknik-teknik serta

pemakaian bahan-bahan yang tepat juga harus memperhatikan pendekatan psikologis agar

anak tidak mengalami trauma lain disamping trauma gigi yang sedang dialaminya. Oleh

karena itu pendekatan terhadap orang tua dan anak merupakan faktor-faktor penting yang

harus diperhatikan.1

MC Donald R. Averi DR. Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. Eds

8th .USA ; Mosby Elsevier. 2004.(454-460).

ETIOLOGI

Pada umumnya trauma fraktur akar disebabkan adanya benturan pada gigi anak saat

melakukan aktivitas, berikut akan diuraikan etiologi dari fraktur akar.

a. Fraktur akar horizontal bisa disebabkan trauma fisik misalnya pada saat

berolahraga ataupun terjatuh, kebiasaan parafungsional, traumatic oklusi.

Page 2: PENDAHULUAN.docx

(Malhotra N, Kundabala M, Acharaya S. A Review of Root Fractures:

Diagnosis, Treatment and Prognosis. Dent Update. 2011; 38(9):615-628.)

Atau tekanan berlebihan pada saat pencabutan gigi terutama gigi posterior

dengan akar lebih dari satu. (Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA, eds. Oral

and maxilofacial surgery. Oxford : Wiley-Blackwell, 2010 : 160.)

b. Fraktur akar vertikal, pada umumnya disebabkan karena factor iatrogenik.

Restorative treatment misalnya pada gigi dengan restorasi yang besar, endodontic

treatment pada saat pemasangan post, kebiasaan parafungsional. (Malhotra N,

Kundabala M, Acharaya S. A Review of Root Fractures: Diagnosis, Treatment

and Prognosis. Dent Update. 2011; 38(9):615-628.)

Selain itu fraktur akar juga disebabkan beberapa faktor predisposisi diantaranya,

anatomi akar serta saluran akar, kehilangan jaringan sehat yang banyak saat tindakan

restorasi, kehilangan tulang karena penyakit periodontal, pre-endodontic dan prosedur

prosthetic, pre-existing cracks, komponen biochemical pada dentin akar. (Dhawan A,

Gupta S, Mittal R. Vertical root fractures: An update review. Journal of Restorative

Dentistry. 2014 ; 2(3) : 107-113.)

EPIDEMIOLOGI

Fraktur akar merupakan fraktur yang melibatkan dentin, sementum, dan pulpa,

yang umumnya jarang terjadi dalam trauma dental, yaitu 0,5-7% injuri pada gigi

permanent dan 2-4% pada gigi sulung. Fraktur akar gigi permanent sering terjadi pada gigi

insisivus maksila dalam retang usia 11-20 tahun. Pada individu dengan gigi insisivus

permanent yang masih dalam tahap erupsi, dan dengan penutupan akar yang belum

sempurna, fraktur akar jarang terjadi.

Pada gigi sulung fraktur akar juga jarang terjadi apalagi dengan penutupan akar

yang belum sempurna dan sering terjadi pada usia 3-4 tahun, dimana secara fisiologis

resorbsi akar baru dimulai. ( 12. root fractures, FM Andreasen, JO….)

Mekanisme fraktur akar biasanya benturan frontal yang mana menimbulkan

tekanan pada daerah labial dan lingual. Hal tersebutlah yang mengawali terjadinya fraktur

akar tersebut. Pada pemeriksaan histology terlihat rupture atau injuri pada ligament

periodontal. (dentistry for the child and adolescent 8 eds). Fraktur pada molar sulung

jarang terjadi dan hal tersebut terjadi biasanya karena trauma indirect ( trauma tidak

Page 3: PENDAHULUAN.docx

langsung ) misalnya trauma terhadap tulang mandibula yang menyebabkan defek sampai

ke akar gigi posterior. (dentistry for the child and adolescent 8 eds).

DAFTAR PUSTAKA

1. MC Donald R. Averi DR. Dean JA. Management of trauma to the teeth and

supporting tissues. Dalam: Dentistry for the child and adolescent. Ed. 8th .USA :

Mosby Elsevier; 2004: 454-60.

2. Andreasen JM. Andreasen JO. Cvek M. Crown-root fractures. Dalam: Andreasen JO,

Andreasen FM, Andersson L, editors. Textbook and color atlas of traumatic ınjuries to the

teeth. 4th ed. Oxford: Blackwell Munksgaard; 2007: 314-36.

3. Panzarini SR et all. Dental trauma involving root fracture and periodontal ligament

injury: a 10-year retrospective study. Braz Oral Res. 2008; 22 (3): 229-34.

4. Malhotra N. Kundabala M. Acharaya S. a review of root fracture: diagnosis,

treatment and prognosis. Dental Update. 2011: 615-28.

5. Clinical guideline (gag tw siapa yg nulis). Guideline on management of acute

dental trauma. American Academy of Pediatris Dentistry. 34(6): 230-38.

6. Flores MT et all. Guidelines for the management of traumatic dental injuries. I.

Fractures and luxation of permanent teeth. The International Association for Dental

Traumatolgy. 2007; 23 : 66-71.

7. Flores MT et all. Guidelines for the management of traumatic dental injuries. III.

Primary teeth. The International Association for Dental Traumatolgy. 2007; 23: 66-

71.

8. Ranka M. Dhaliwal H. Albadri S. Brown C. Trauma to the primaey Dentition and

its sequelae. Restorative/Pediatric Dentistry Dental Update. 2013: 534-42.

9. Moule AJ. Moule CA. The endodontic management of traumatized permanent

anterior teeth. Australian Dental J Suplement. 2007; 52(1): 122-37.

10. Bharath MJ. Sahadev CK. Kumar P. Swetha HB. Intraradicular splinting of

horizontally fractured upper central incisor. Department Of Conservative Dentistry,

And Endodontics, Sri Hasanamba Dental College and Hospital. India: 95-99.

11. Endodontics Colleagues for excellence. Endodontic considerations in the

management of traumatic dental injuries. American Association of Endodontists.

2006: 1-6.

12. Hadrossek PH. Dammaschke T. New treatment option for an incomplete vertical

root fracture. Head and Face Medicine. 2014; 10(9): 1-7.

Page 4: PENDAHULUAN.docx

13. Losso EM et all. Dentoalveolar trauma in the primary dentition. RSBO. 2011; 8(1):

1-18.

14. Cantore S et all. Treatment of horizontal root fracture. Department of Dental

Sciences and Surgery University of Bari Italy Cases J. 2009; 2(8101): 1-5.

15. Hanssen ABW. Arx TV. Permanent teeth with horizontal root fractures after dental

trauma. Department of Oral Surgery and Stomatology University of Bern. 2010;

120(3): 200-6.