pendidik yang tak terdidik

1
PENDIDIK YANG TAK TERDIDIK (1) Dulu orang-orang yang mendidik kami mengajarkan betapa pentingnya kejujuran, amal saleh dan kebaikan. Kata-kata bernafas lembut itu mampu menghipnotis pemikiran kami yang masih lugu akan kemunafikan dunia. Lima tahun berselang, kami juga diajarkan begitu. Kejujuran, amal saleh, kebaikan, dan pentingnya mengingat Tuhan. Sampai pada saat hari penentuan, hari dimana kami dinyatakan lulus atau tidaknya kejenjang yang lebih tinggi untuk menggapai mimpi. Hari dimana setiap anak mulai sibuk berdo'a, bernazar, dan belajar. dan pada hari minus 7, kami diingatkan untuk lebih meningkatkan kerjasama. Kerjasama, ya "Kerjasama" hati siswa mana yang tak senang dengan legalitas untuk bekerjasama. semua setuju, dan menggebu untuk bekerjasama, termasuk saya, termasuk anda. ya, anda yang membaca tulisan ini. Setahun sesudahnya kami semua masuk pada jenjang yang lebih atas. menempuh kisah hidup yang berbeda lagi dari masa silam. kehidupan yang penuh stamina, rasa kritis, pertentangan, plus gejolak cinta dimasa-masa muda. Masa yang banyak orang bilang masa yang paling indah dalam hidup seseorang. Saking indahnya, tercipta lagu yang berjudul "Kisah-kasih disekolah". Haha, anda pasti tersenyum jika berfantasi mengenang masa SMA bukan.? Tapi intinya bukan itu, bukan fantasi cinta, pergaulan, dan kehidupan sesuka hati. Intinya adalah fase dimana kita diajarkan lagi, betapa pentingnya hidup dengan penuh kejujuran, amal saleh, dan kebaikan. Kata-kata yang menjadi jurus tersendiri ketika kepala sekolah berpidato setiap senin. Kata yang juga mujarab bagi semua guru untuk mendidik siswanya dengan harapan terciptanya generasi penurus bangsa yang unggul, berbakat dan bermatabat. Tiga tahun lamanya di Sekolah, sampai berjumpa dengan 3 hari penentuan berpisah dengan sekolah. Hari dimana tujuan kita semua hanya satu kata : "LULUS". Saya termasuk anda bersikeras untuk belajar, bermain dan menyiapkan kunci jawaban. Oya, satu lagi menggunakan jasa seseorang yang menyiapkan kunci jawaban, untuk kita agar lulus ujian. Sampai waktunya tiba, hari pengumuman kelulusan. satu kata yang akan kita baca "LULUS". Betapa senangnya, kesenangan yang sudah bisa ditaksir sebelumnya, bahwa kita memang akan lulus. Lulus karena kita sudah yakin, kalau kunci jawaban yang kita beli dari "penjual" memang terbukti sakti. Lho, bagaimana dengan ajaran pendidik sedari SD Dulu.? ternyata kita lupa. kita lupa kalau kata- kata yang diajarkan itu harus dijadikan falsafah hidup. Sekaligus lupa, bahwa ternyata kata-kata itu hanya sekedar kata ajaib, yang tak selamanya dilakukan oleh pendidik itu sendiri.

Upload: lutfi-koto

Post on 28-Jul-2015

30 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidik yang tak Terdidik

PENDIDIK YANG TAK TERDIDIK (1)

Dulu orang-orang yang mendidik kami mengajarkan betapa pentingnya kejujuran, amal salehdan kebaikan. Kata-kata bernafas lembut itu mampu menghipnotis pemikiran kami yang masihlugu akan kemunafikan dunia.

Lima tahun berselang, kami juga diajarkan begitu. Kejujuran, amal saleh, kebaikan, danpentingnya mengingat Tuhan. Sampai pada saat hari penentuan, hari dimana kami dinyatakanlulus atau tidaknya kejenjang yang lebih tinggi untuk menggapai mimpi.Hari dimana setiap anak mulai sibuk berdo'a, bernazar, dan belajar. dan pada hari minus 7, kamidiingatkan untuk lebih meningkatkan kerjasama.

Kerjasama, ya "Kerjasama" hati siswa mana yang tak senang dengan legalitas untukbekerjasama. semua setuju, dan menggebu untuk bekerjasama, termasuk saya, termasuk anda.ya, anda yang membaca tulisan ini.

Setahun sesudahnya kami semua masuk pada jenjang yang lebih atas. menempuh kisah hidupyang berbeda lagi dari masa silam. kehidupan yang penuh stamina, rasa kritis, pertentangan, plusgejolak cinta dimasa-masa muda. Masa yang banyak orang bilang masa yang paling indah dalamhidup seseorang. Saking indahnya, tercipta lagu yang berjudul "Kisah-kasih disekolah". Haha,anda pasti tersenyum jika berfantasi mengenang masa SMA bukan.?

Tapi intinya bukan itu, bukan fantasi cinta, pergaulan, dan kehidupan sesuka hati. Intinya adalahfase dimana kita diajarkan lagi, betapa pentingnya hidup dengan penuh kejujuran, amal saleh,dan kebaikan. Kata-kata yang menjadi jurus tersendiri ketika kepala sekolah berpidato setiapsenin. Kata yang juga mujarab bagi semua guru untuk mendidik siswanya dengan harapanterciptanya generasi penurus bangsa yang unggul, berbakat dan bermatabat.

Tiga tahun lamanya di Sekolah, sampai berjumpa dengan 3 hari penentuan berpisah dengansekolah. Hari dimana tujuan kita semua hanya satu kata : "LULUS". Saya termasuk andabersikeras untuk belajar, bermain dan menyiapkan kunci jawaban. Oya, satu lagi menggunakanjasa seseorang yang menyiapkan kunci jawaban, untuk kita agar lulus ujian.

Sampai waktunya tiba, hari pengumuman kelulusan. satu kata yang akan kita baca "LULUS".Betapa senangnya, kesenangan yang sudah bisa ditaksir sebelumnya, bahwa kita memang akanlulus. Lulus karena kita sudah yakin, kalau kunci jawaban yang kita beli dari "penjual" memangterbukti sakti.

Lho, bagaimana dengan ajaran pendidik sedari SD Dulu.? ternyata kita lupa. kita lupa kalau kata-kata yang diajarkan itu harus dijadikan falsafah hidup. Sekaligus lupa, bahwa ternyata kata-kataitu hanya sekedar kata ajaib, yang tak selamanya dilakukan oleh pendidik itu sendiri.