pendidikan kewarganegaraan 1 pertemuan 4 · 2014. 12. 29. · sedangkan adat istiadat, tingkah laku...
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1
PERTEMUAN 4
KARAKTERISTIK KULTUR
1. Kultur adalah sesuatu yang general dan
spesifik sekaligus.
General dalam arti setiap negara
memiliki kultur
Spesifik berati setiap kultur
pada kelompok masyarakat
bervariasi satu sama lain
Lajutan . . .
2. Kultur adalah sesuatu yang dipelajari
a. Pembelajaran individu secara situasional
b. Pembelajaran situasi secara sosial
c. Pembelajaran kultural
Lanjutan . . . .
3. Kutur adalah
simbol (verbal &
non verbal)
4. Kultur dapat
membentuk dan
melengkapi sesuatu
yang alami.
Lanjutan . . .
5. Kultur adalah sesatu yang dilakukan
secara bersama-sama yang menjadi
atribut bagi individu sebagai anggota dari
kelompok masyarakat.
Lanjutan . . .
6. Kultur adalah sebuah model, artinya sesuatu yang disatukan dan sistem-sistem yang tersusun dengan jelas.
7. Kultur adalah sesuatu yang bersifat adaptif
WILAYAH KULTUR
a. Kultur nasional adalah kultur yang berbentuk
anekamacam pengalaman, sifat, dan nilai
yang dipakai oleh semua warga negara yang
berada dalam suatu negara.
Lanjutan . . .
b. Kultur internasional: batas-batas wilayah nasional sebuah negara melalui proses penyebaran (diffusion),
yaitu proses
pengabungan antara dua
kultur atau lebih melalui
beberapa cara seperti
perkawianan, migrasi,
media masa, bahkan film.
Lanjutan . . .
c. Sub-sub kultural: adalah perbedaan
karakteristik kultural dalam suatu kelompok
masyarakat.
PROSES PEMBELAJARAN
KULTUR
Inkulturasi: proses mempelajari kultur secara turun temurun dari generasi ke generasi sehingga orang tersebut dapat memahami nilai-nilai yang berlaku dalam kelompoknya.
Sosialisasi : proses mempelajari kultur secara sosial dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang dapat memahami norma kultur yang berlaku didalam kelompoknya.
ETNOSENTRIME VS RELATIVITAS KULTUR
Etnosentrimse: suatu pandangan yang
menganggap bahwa tingkah laku, adat
istiadapt dan pendapat mereka paling
benar. Paling bermoral paling beradab,
sedangkan adat istiadat, tingkah laku
dan pendapat orang lain dinilai tidak
manusiawi, aneh, dan bahkan
menganggap liar atau bahkan “primitif
Lanjutan . . .
Relatifitas kultural: suatu pandangan
yang menganggap bahwa tingkah laku
dan adat istiadat yang ada pada kultur
orang lain tidak dapat diukur dan dinilai
menggunakan standar yang ada pada
kultur lainnya.
PREJUDIS
Prae : sebelum, judicium : penilaian terakhir
Sebuah penilaian akhir tanpa dilandasi dengan bukti-bukti terlebih dahulu.
Sosiologis: sebuah opini, sikap, kepercayaan, dan perasaan yang negatif dan tidak fair terhadap seseorang atau kelompok masyarkat yang lain (etnis, kewarganegaraan,agama, ras, jenis kelamin, partai politik, keluarga, organisasi tertentu, kelas sosial)
Cenderung mengeneralisasi dalam melihat dan menilai seseorang atau kelompok lainya tanpa mempedulikan kenyataan bahwa setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakter yang berbeda-beda.
STEREOTIP
Memberikan penilaian terhadap sifat-sifat
sebagai ciri-ciri khusus yang tipikal dan
identikal, yang ada pada seseorang atau
golongan masyarakat tertentu.
PENYEBAB PREJUDIS &
STEREOTIP
adanya kompetisi ekonomi dan politik
Membuat serangan terhadap lawan dalam
bentuk yang tidak nyata sehingga penyerang
tidak diketahui atau menyerang kelompok lain
dengan cara memfitnah
Kebutuhan personal
Penyesuaian terhadap norma-norma yang
ada disekitarnya.
DISKRIMINASI
Pelakuan yang tidak adil terhadap orang atau kelompok lain.
Diskriminasi individual: bersikap tidak adil kepada orang lain haknya karena alasan pribadi belaka
Diskriminasi intitusional : diperlakukan tidak adil terhadap seseorang atau sekelompok orang yang berasal dari golongan tertentu, terutama dari kelompok minoritas, didalam istitusi-institusi atau organiasasi-organiasai kepemerintahan maupun swasta
MULTIKULTURALISME
Sebuah paham yang menekankan pada
kesederajatan dan kesetaraan budaya-
budaya lokal dengan tanpa
mengabaikan hak-hak dan eksistensi
kebudayaan yang ada.
MACAM
MULTIKULTURALISME Mutikulturalisme isolasionis : kelompok kultural
menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dala aksi yang hanya minimal satu sama lain
Multikulturalime akomodatif: masyarakat prural yang memiliki kultur dominan, yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi bagi kebutuhan kultural kaum minoritas
Multikulturalisme otonomis: kelompok masyarakat prural dimana kelompok-kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan mengangungkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif dapat diterima
Lanjutan . . .
Multikulturalisme kritikal (interaktif), yakni masyarakat prural dimana kelompok-kelompok tidak terlalu peduli dengan kehidupan kultural otonom lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-prespektif distingtif mereka.
Multikulturalisme kosmopolitan paham yang berusaha menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana setiap idividu tidak lagi terikat kepada kebudayaan tertentu.
Kasus 1
pada saat pembelajaran PKn, ada seorang
murid (sebut saja Bunga) mengacungkan
tangan dan kemudian memulai untuk
menungkapkan pendapatnya, tiba-tiba teman-
teman Bunga tertawa ketika mendengarkan
Bahasa Indonesia Bunga yang lekat dengan
logat, dialek, aksen Batak. Pak guru yang ikut
didepan kelas pun ikut tertawa. Bunga menjadi
bingung ketika tahu teman-teman
mentertawakannya. Akibat dari situasi ini
Bunga tidak dapat berkonsentrasi.
Kasus 2
Seorang Guru SD meminta murid memberikan penjelasan tentang dampak jika melanggar norma terhadap kehidupan rumah. Disekolah tersebut siswanya sangat hetrogen dilihat dari etnis, asal daerah, latar belakang sosial ekonomi, latar belakang budaya dan latar belakang agamanya. Setelah mendengarkan penjelasan dari semua siswanya. Guru tersebut marah-marah karena tidak ada satupun pendapat siswa yang benar menurutnya.
Kasus 3
Beberapa mahasiswa perempuan di sebuah perguruan tinggi X mengeluhkan setelah berhadapan dengan dosen Laki-Laki (sebut saja A) untuk keperluan pembimbingan. Seorang mahasiswa perempuan (sebut saja bunga), sebagaimana teman-temannya yang lain, mengisahkan pengalaman buruknya ketika menghadap pak dosen A. ketika berada didalam ruangan pak Dosen A, dia mendapatkan perlakuan yang tidak sepantasnya seperti mendengarkan ungkapaan-ungakan pak Dosen A yang tidak senonoh (porno dan ngeseks) yang ditujukan kepadanya. Bahkan disuatu ketika, hampir saja dia mendapatkan perlakuan fisik yang tidak sepantasnya dari pak dosen tersebut.