pendidikan untuk mengubah dunia kerja

Upload: elka06

Post on 15-Jul-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERUBAHAN PEKERJAAN, PRAKTEK KERJA: KONSEKUENSI UNTUK PENDIDIKAN KEJURUAN (RESUME INTERNATIONAL HANDBOOK OF EDUCATION FOR THE CHANGING WORLD OF WORK)

Disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Problematika Pembelajaran yang dibina oleh Dr. Dwi Agus Sudjimat, M. Pd.

OLEH: DILA UMNIA SORAYA 110551539272

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PRODI S2 PENDIDIKAN KEJURUAN Februari 2012

2 PERUBAHAN JENIS PEKERJAAN YANG TERSEDIA Pada pertengahan abad ke-20, telah terjadi perubahan cukup besar pada jenis pekerjaan yang dibutuhkan di berbagai negara. Perubahan pada jenis-jenis pekerjaan tertentu dibentuk oleh kebutuhan akan praktek kejuruan, sehingga ada beberapa jenis pekerjaan yang mengalami peningkatan, penurunan, dan ada pula yang justru menghilang begitu saja. Perubahan kebutuhan yang cukup konstan secara langsung juga mempengaruhi perubahan ketersediaan, lokasi, dan aksesibilitas jenis pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaan yang mengalami penurunan merata di berbagai negara yaitu pada bidang pertanian, manufaktur, atau pekerjaan dengan keterampilan khusus lainnya. Sedangkan, peningkatan permintaan kerja untuk profesinal, teknis, administrasi atau pelayanan kerja semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini didasari oleh kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat yang mendesak. Penurunan minat kerja pada bidang pertanian berdampak pada pekerja pertanian dan masyarakat pertanian itu sendiri. Padahal, sektor pangan suatu negara sangat bergantung pada jenis pekerjaan ini. Perubahan jenis pekerjaan ini dibuktikan dengan pergeseran pekerja pertanian yang lebih banyak dibutuhkan pada bidang pengolahan atau distribusi produk pertanian. Penurunan pekerja pada bidang pertanian dan manufaktur pada beberapa negara ini berdampak bagi individu yang bekerja di sektor-sektor dan masyarakat dimana mereka tinggal. Beberapa negara manufaktur, seperti Australia, Inggris, dan Amerika Serikat juga mengalami penurunan pekerja. Beberapa penurunan ini merupakan hasil kerja teknologi hemat dan juga peningkatan angka ekspor pada pekerjaan manufaktur. Peningkatan pekerja pada beberapa sektor industry terkadang tidak diimbangi dengan besarnya biaya dan juga keterampilan yang seharusnya sesuai dengan persyaratan. pekerjaannya. Di beberapa negara juga terjadi peningkatan pada pekerjaan bidang kesehatan, hal ini berarti telah terjadi perubahan demografi masyarakat dunia saat ini. Perubahan jenis pekerjaan akan terus berlangsung dan berkembang dari tehun ke tahun, untuk itulah pendidikan kejuruan harus memiliki kurikulum dan sertifikasi pengaturan yang dapat memfasilitasi transisi kerja sepanjang hidup. PERUBAHAN PARTISIPASI DALAM PEKERJAAN Banyak pekerja justru memiliki keterampilan rendah dalam

3 Selain jenis pekerjaan, perubahan juga terjadi pada bentuk partisipasi individu dalam pekerjaan atau organisasi kerja yang beraneka ragam. Ini berpengaruh pada kapasitas individu dalam pengembangan keterampilan kerja mereka sepanjang hidup. Artinya, semakin lama individu berpartisipasi dalam pekerjaan makan seharusnya mereka memiliki keterampilan yang semakin tinggi dalam pekerjaannya. Namun, sekarang hal ini terjadi perubahan. Disinyalir juga terjadi pergeseran pada praktek kerja yang semakin tidak sesuai standar yang dapat terdiri dari beberapa bentuk kontingen kerja, seperti kerja paruh waktu, kontrak, maupun out-sourcing. Australia mencatat terjadi penurunan sebesar 8% pada pekerjaan full time atau pekerjaan dengan waktu penuh. Sedangkan, di Britania terjadi peningkatan persentase karyawan yang bekerja paruh waktu sebesar 7% pada tahun 2000. Demikian pula, terjadi peningkatan pada pekerjaan yang bersifat sementara dari 4% menjadi 8% dan wirausaha meningkat dari 7% menjadi 11%. Perubahan bentuk partisipasi kerja di berbagai negara membentuk organisasi kerja baru yag kurang sesuai dengan standar kerja, seperti bekerja jarak jauh, baik dari rumah maupun tempat lain yang jauh dari tempat kerja. Perubahan seperti ini timbul akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kemudahan dan murahnya informasi telah mengubah keadaan dimana pekerja menjadi kurang dibutuhkan secara fisik di tempat kerja, sehingga sebagian besar dari mereka lebih memilih bekerja dari rumah daripada dating ke tempat kerja yang jaraknya sangat jauh. Bentuk partisipasi kerja semacam ini berpengaruh pada peningkatan keterampilan pekerja, karena rendahnya kontak dan pemahaman mereka tentang apa yang merupakan persyaratan untuk bekerja. Perubahan bentuk partisipasi kerja ini dialami secara berbeda di seluruh angkatan kerja. Kebijakan kerja berat cenderung diberlakukan pada pekerja yang sangat terampil atau yang dibayar tinggi, dan sebaliknya pekerjaan ringan akan diberlakukan pada kalangan pekerja yang bergaji rendah, seperti pada sektor jasa. Peraturan semacam ini bertentangan dengan peraturan pasar tenaga kerja praktek. Semua ini bertentangan dengan apa yang diperkirakan untuk masa depan tenaga kerja karena pada tahun 1990 diramalkan bahwa pekerja akan semakin terampil, swakelola, dan sangat diskresioner. Dengan demikian, pengetahuan akan partisipasi kerja harus sudah diberikan pada program kejuruan tiap negara.

4

PERUBAHAN PERSYARATAN KERJA Berdasarkan perubahan partisipasi kerja, maka persyaratan kerja juga akan berubah terus menerus sepanjang kehidupan setiap pekerja. Terlepas dari jenis pekerjaan itu sendiri, persyaratan kerja pun akan berubah. Ini berarti bahwa individu pekerja harus dapat menjaga kompetensi tempat kerja mereka secara aktif. Perubahan kebutuhan juga akan mengalami perubahan dan diwujudkan dengan berbagai cara di tempat kerja. Persyaratan kerja bisa jadi bersifat tidak rutin, khusus dan beragam, kuat, konseptual, kebijaksanaan, kompleks, berdasarkan interaksi dengan orang lain, dan fasilitas kerja. Masing-masing memiliki implikasi untuk pendidikan kejuruan. PEKERJAAN RUTIN MENJADI BERKURANG Terlepas dari apakah suatu pekerjaan membutuhkan keterampilan tinggi atau rendah, tetap akan bergantung pada perubahan dan transformasi, sehingga hal ini membuat suatu pekerjaan menjadi kurang rutin. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang pekerja seharusnya diperoleh dari kegiatan bekerja secara fisik selama bertahun-tahun, bukan dari pengalaman instan dengan pemanfaatan teknologi. Proses produksi dan pelayanan kerja saat ini semakin pendek karena teknologi membawa perubahan ketika bergerak melalui siklus pengenalan, pertumbuhan, stabilitas, dan kemudian perubahan lebih lanjut. Akibatnya, kompetensi tempat kerja selalu melibatkan teknologi karena teknologi bisa memudahkan pekerja dalam melakukan pekerjaan mereka. Sebagai contoh, seorang mekanik mobil akan lebih mudah memahami pekerjaan mereka secara instan melalui teknologi tertentu daripada harus bergelut dalam bidang mekanik mobil dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, pekerjaan rutin seorang mekanik mobil akan semakin berkurang dengan adanya kemajuan teknologi. Beberapa implikasi dalam pendidikan kejuruan, antara lain perbedaan persyaratan kerja bagi lulusan kejuruan akan membuat mereka harus belajar sesuai dengan pekerjaan mereka dengan mudah, belajar berdasarkan pengalaman yang pernah diperoleh sangat manguntungkan karena paling tidak mereka telah memperoleh pengetahuan dasar tentang pekerjaan yang dibebankan kepada mereka, kemampuan pada suatu bidang aplikasi akan memudahkan mereka

5 mempelajari aplikasi selanjutnya. Artinya, aktivitas rutin yang untuk seseorang mungkin tidak rutin bagi orang lain. Secara umum, pembelajaran baru atau adaptasi dari pengetahuan yang ada adalah jenis belajar yang kemungkinan besar akan membutuhkan bimbingan oleh monitor yang lebih ahli. Hal ini dapat mencakup pengetahuan praktek, menguraikan konsep, dan membantu akses individu untuk pengembangan pengetahuan mereka. SPESIALISASI DAN DIVERSIFIKASI Kebutuhan akan spesialisasi atau diversifikasi atau keduanya muncul akibat dari perubahan tempat kerja, karena teknologi khusus dengan proses yang kompleks juga akan membutuhkan individu dengan keahlian khusus. Sehingga, seiring kemajuan teknologi, seorang pekerja dituntut untuk mengembangkan kemampuan keterampilan dan komunikasi yang baik untuk memenuhi spesifikasi kerja dan kebutuhan klien yang beraneka ragam. Oleh karena itu, untuk persiapan dunia kerja pada pendidikan kejuruan harus benar-benar mempersiapkan pengembangan keterampilan, perluasan dasar kejuruan dan pengembangan spesialisasi melalui pengetahuan procedural dan konseptual yang lebih mendalam pada domain tertentu. INTENSITAS PEKERJAAN Untuk menyediakan barang dan jasa yang berkualitas tinggi diperlukan pelayanan kebutuhan melalui pekerjaan untuk bersaing secara local dan global. Misalnya, seorang perawat dituntut untuk selalu berada di tempat kerja karena keberadaan perawat sangat dibutuhkan oleh pasien yang memelukan perawatan intensif. Pekerjaan seperti ini membutuhkan pemantauan dan memprioritaskan beberapa tugas dalam waktu sama. Sehingga, kapasitas yang lebih tinggi diperlukan untuk mengelola pekerjaan yang sangat ketat, dan kapasitas ini harus dikembangkan untuk praktek kerja yang efektif. Mengembangkan jenis kapasitas merupakan tujuan utama pendidikan kejuruan, meskipun kapasitas tersebut tidak mungkin dengan mudah dikembangkan. PERSYARATAN KONSEPTUAL Persyaratan kerja juga akan semakin sulit dari tahun ke tahun dan bergantung pada pengetahuan konseptual dan simbolis tentang teknologi yang digunakan dalam pekerjaan. Hal ini dikarenakan setiap pekerjaan akan selalu ada

6 elemen konseptual dalam pengetahuan kerja, seperti pertimbangan proses. Secara bertahap, ini akan menjadi kebutuhan di dalam praktek kerja di masa mendatang. Dibutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus untuk mengoperasikan suatu teknologi pada sebuah pekerjaan, sehingga persyaratan kerja saat ini lebih menekankan pada pengetahuan tentang teknologi yang digunakan dalam bekerja. Tuntutan akan persyaratan kerja seperti ini memberi konsekuensi tersendiri pada pendidikan kejuruan. Praktek pembelajaran pendidikan kejuruan dirasa perlu menggunakan perangkat instruksional khusus untuk member pemahaman mendalam terhadap siswa agar siswa lebih mudah dalam belajar. PENINGKATAN KEBIJAKAN DAN KOMPLEKSITAS KERJA Perubahan partisipasi dan persyaratan kerja secara tidak langsung juga akan mempengaruhi perubahan kebijakan atau peraturan pada struktur organisasi sebuah industri. Perubahan kebijakan tersebut akan semakin kompleks demi peningkatan kinerja karyawan. Kompleksitas merujuk pada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memberlakukan tugas kerja. Dengan demikian persyaratan kerja pun akan semakin kompleks karena persyaratan baru menuntut kinerja yang lebih tinggi dari pekerjanya. INTERAKSI DI TEMPAT KERJA Selain perubahan tuntutan kerja seperti yang diuraikan sebelumnya, persyaratan yang berkaitan dengan interkasi di tempat kerja, baik interaksi dengan orang lain maupun dengan perubahan teknologi juga cenderung meningkat. Tidak jarang pada suatu industri tertentu ada peraturan yang mengharuskan pekerja bekerja dalam sebuah tim dan peraturan ini harus dilaksanakan meskipun mereka tidak menyukainya. Tujuannya adalah agar pekerjaan yang ditangani menjadi ringan, mudah, dan meningkatkan pemahaman bersama. Beberapa faktor yang menjadikan persyaratan semacam ini sulit dilakukan yaitu bahwa kerja tim membutuhkan kekompakan tim, sedangkan pemahaman dan tanggung jawab kerja antar individu berbeda. Selain itu, pekerja juga dituntut untuk mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Kemudian, persyaratan yang terkait dengan kebutuhan untuk mengambangkan kapasitas konseptual dan simbolik juga menuntut pekerja untuk mampu berinteraksi dengan fasilitas kerja yang bermacam-macam. Persyaratan interaksi kerja akan terus meningkat dan mungkin akan lebih sulit,

7 sehingga pendidikan kejuruan harus benar-benar mempersiapkan siswa tidak hanya dalam praktek kerja tetapi juga dalam pengembangan kemampuan interaksi kerja. PERUBAHAN SIAPA YANG BERPARTISIPASI DALAM KERJA Setelah mengidentifikasi perubahan bentuk pekerjaan yang tersedia, selanjutnya pengamatan menunjukkan catatan bahwa juga terjadi perubahan pada siapa yang berpartisipasi dalam bekerja. Partisipasi perempuan pada pekerjaan terus meningkat pada beberapa negara Barat. Hal ini dapat menghilangkan kesenjangan gender antara kaum adam dan hawa. Di Inggris, partisipasi perempuan dalam kerja meningkat menjadi 47% pada tahun 2000. Pada tahun 2004, 60% perempuan dan 75% perempuan usia sekolah sangat senang bekerja. Disinyalir ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan perempuan dalam partisipasi kerja, diantaranya yaitu: (i) tingkat pendidikan perempuan, terutama pascasarjana, (ii) pengalaman kerja, (iii) dominasi perempuan pada beberapa sector kerja, dan (iv) promosi diskriminasi gender. Dengan demikian, perempuan di negara Barat lebih banyak berpartisipasi dalam pekerjaan dibanding jaman dulu. Namun, tetap saja keuntungan atau gaji yang diperoleh pekerja perempuan tidak akan sebanding dengan keuntungan pekerja laki-laki. Kebanyakan pekerja perempuan akan dibebani pekerjaan yang lebih ringan dan paruh waktu, sehingga banyak dari mereka yang kurang puas. Hal ini dikarenakan keahlian yang dimiliki perempuan lebih sempit dan terbatas daripada laki-laki. Nampaknya prospek perempuan yang ingin kompeten dan menikmati karir mereka dengan sukses tergantung pada sikap positif atau kesempatan yang diberikan oleh pemilik kerja yang mendukung karir mereka. Saat ini, yang menjadi perhatian utama pada beberapa negara Barat adalah para pekerja usia tua, karena ada banyak pekerja tua yang seharusnya pension tetapi tetap diminta untuk bekerja. Padahal, ada bukti bahwa pekerja tua menjadi kurang kompeten dalam bekerja namun hal itu diabaikan meskipun terjadi penurunan kemampuan fisik dan kinerja mereka. Selain itu, ada pula yang lebih mengutamakan para pekerja muda karena mereka memiliki stamina kerja yang lebih baik daripada pekerja tua. Secara keseluruhan, peluang bekerja akan berdampak pada kelompok yang kurang beruntung. Jadi, dampak peluang kerja tidak hanya didasari pada kemampuan individu tetapi juga didasari oleh tingkat usia. Oleh

8 karena itu perlu adanya pengembangan keahlian individu pada berbagai usia agar masyarakat pekerja dapat tetap produktif sepanjang hayat mereka. PERUBAHAN KERJA, PERUBAHAN PEKERJA Setelah mengidentifikasi perubahan pekerjaan, persyaratan dan partisipasi kerja, penting juga untuk memahami dan mengatasi dampak pada individu karena pekerja akan mengalami perubahan ini. Setiap individu pekerja dari tahun ke tahun sepanjang hayatnya pasti ingin tetap bekerja dan mempertahankan kompetensi yang pernah mereka miliki di masa mudanya. Sedangkan, perubahan pekerjaan dan persyaratan kerja dapat menjadi ancaman terhadap mompetensi yang mereka miliki. Tuntutan kebutuhan kerja yang terus berkembang juga mengancam perubahan kemampuan kerja. Oleh sebab itu, pendidikan kejuruan dan lembaga pelatihan memiliki tugas membentuk prospek individu untuk mempertahankan kompetensi yang mereka miliki. Sehingga sistem pendidikan kejuruan harus didasarkan pada kurikulum standard an berbasis persyaratan industri untuk mempertahankan relevansi dengan kebutuhan individu. Dengan demikian, kurikulum pendidikan kejuruan harus memiliki kerangka instruksional kerja yang responsive atau peka terhadap beragam kebutuhan siswa dan perubahan kebutuhan kerja. KESIMPULAN Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat aka pekerjaan akan semakin meningkat dan menyebabkan perubahan-perubahan pada pola pekerjaan itu sendiri. Perubahan tersebut meliputi perubahan jenis pekerjaan, bentuk partisipasi kerja, interaksi di dalam tempat kerja, kebijakan kerja, persyaratan kerja, dan sebagainya. Kemajuan pengetahuan teknologi dan komunikasi saat ini juga member kontribusi bagi perubahan tersebut. Pekerja pada masa sekarang dituntut untuk memiliki kemampuan atau spesialisasi yang lebih kompleks dari pada masa lalu, karena di dalam pekerjaan mereka harus mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan teknologi. Kemudahan yang ditawarkan oleh perangkat teknologi mengubah bentuk partisipasi kerja para pekerja, sehingga pekerja tidak perlu setiap hari dating ke tempat kerja namun dapat menyelesaikan pekerjaan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan kemampuan pekerja secara fisik dapat sedikit demi sedikit

9 berkurang. Karena kemampuan atau keterampilan kerja yang seharusnya diperoleh melalui kegiatan fisik, saat ini dapat dilakukan dari jarak jauh dengan hanya duduk di rumah. Perubahan bentuk partisipasi kerja semacam ini juga dapat mengancam kompetensi para pekerja di bidangnya. Berdasar pada peningkatan kebutuhan individu maupun masyarakat dan tuntutan organisasi industry yang semakin kompleks, maka persyaratan kerja pun juga mengalami perubahan. Persyaratan kerja pada masa sekarang akan semakin sulit dan hamper semuanya mengharuskan calon pekerja untuk mahir dalam menggunakan teknologi yang tersedia di tempat kerja. Selain itu, persyaratan bagi pekerja untuk mampu bekerja di dalam tim juga merubah bentuk interaksi kerja di tempat kerja. Jika pada masa lalu orang bekerja cenderung secara individu, maka sekarang justru banyak pekerjaan yang menuntut para pekerja agar dapat dan mau bekerja di dalam tim, meskipun mereka tidak menyukainya. Sedangkan, yang menjadi hambatan bagi kegiatan bekerja di dalam tim yaitu bahwa setiap individu memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga kekompakan tim merupakan langkah yang sulit untuk direalisasikan jika pekerja masih mementingkan persaingan individu. Perubahan juga terjadi pada siapa yang berpartisipasi di dalam sebuah pekerjaan. Jika pada masa lalu, pekerjaan di dominasi oleh kaum laki-laki, maka tidak dengan masa sekarang. Semenjak dilaksanakan promosi anti diskriminasi gender di beberapa Negara pada tahun-tahun terakhir ini, maka jumlah pekerja perempuan pun semakin meningkat dari waktu ke waktu. Ini dibuktikan dengan banyaknya dijumpai jumlah pekerja perempuan di sebuah industri rokok misalnya lebih banyak daripada jumlah pekerja laki-laki. Meskipun demikian, tetap ada perbedaan tingkat tanggungjawab yang dibebankan antara kaum laki-laki dengan perempuan, dimana kaum laki-laki akan memperoleh beban kerja yang lebih berat dan rumit daripada perempuan. Dalam hal gaji pun ada perbedaan bobot biaya kerja antara keduanya, sehingga banyak kaum pekerja perempuan yang kurang puas dengan kebijakan tersebut. Pekerja perempuan akan senang jika bekerja di industriindustri yang mampu memahami dan menghargai karir mereka, dengan pekerjaan yang layak dan gaji yang sesuai membuat mereka puas akan hal itu. Perubahanperubahan yang terjadi pada dunia pekerjaan, secara tidak langsung akan mempengaruhi perubahan pada kebijakan organisasi kerja suatu tempat kerja.

10 Berbagai perubahan terjadi pada dunia kerja saat ini. Oleh sebab itu, pendidikan kejuruan sebagai salah satu lembaga pendidikan harus memiliki kurikulum yang terintegrasi langsung dengan dunia kerja, sehingga benar-benar mampu membimbing siswa dalam persiapan memasuki dunia kerja. Pembekalan tersebut meliputi pengetahuan dasar kerja hingga kemampuan menggunakan perangkat teknologi yang banyak digunakan di industri. Dengan pengetahuan dasar yang mendalam, siswa akan mudah bersaing dalam dunia kerja. DAFTAR PUSTAKA Wilson, David N. 2009. International Handbook of Education for the Changing World of Work. Canada: Springer.