pendirian apotik

29
PENDIRIAN APOTIK Manajemen Farmasi Komunitas USB, 2009

Upload: cayla

Post on 04-Jan-2016

409 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PENDIRIAN APOTIK. Manajemen Farmasi Komunitas USB, 2009. Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/11/1981 tentang Pengelolaan & Perizinan Apotik, pasal 1 : “Surat Ijin Apotik (SIA) adalah surat ijin yg diberikan Menteri Kesehatan kepada apoteker untuk mengelola apotik.”. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIRIAN APOTIK

PENDIRIAN APOTIK

Manajemen Farmasi Komunitas USB, 2009

Page 2: PENDIRIAN APOTIK

Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/11/1981 tentang Pengelolaan & Perizinan Apotik,

pasal 1 :

“Surat Ijin Apotik (SIA) adalah surat ijin yg diberikan Menteri Kesehatan

kepada apoteker untuk mengelola apotik.”

Page 3: PENDIRIAN APOTIK

Mengapa hanya profesi Apoteker yang diberi ijin pengelolaan apotik ?

Page 4: PENDIRIAN APOTIK

Komoditas bisnis apotik berupa sediaan farmasi yg memiliki sifat dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan manusia, yg apabila tidak dikelola oleh orang yg tidak memiliki ilmu kefarmasian (apoteker), maka

akan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Page 5: PENDIRIAN APOTIK

PERIJINAN APOTIK

UU atau peraturan yg mengatur tentang ijin apotik terus berubah mulai dari UU No. 3 tahun 1953 s/d Keputusan Menkes No.

1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1992 tentang Ketentuan & Tata Cara Pemberian Ijin Apotik, sesuai dengan perkembangan

dunia bisnis serta teknologi yg berkembang saat ini.

Page 6: PENDIRIAN APOTIK

Perdagangan komoditas farmasi tidak sama dengan consumer goods.

Sudah selayaknya pengawasan dan pengendalian industri farmasi mulai dari

industri hulu (pabrik bahan baku, formulasi) sampai dengan industri hilir

(apotik) harus diatur oleh pemerintah dan ijin pengelolaannya diserahkan kepada

profesi apoteker sesuai dengan keilmuan yg dimilikinya.

Page 7: PENDIRIAN APOTIK

Bila pengelolaan komoditas farmasi diserahkan kepada orang yg tidak

memiliki keilmuan di bidang farmasi, maka pendistribusian dan penggunaannya menjadi tidak terkendali. Mengingat begitu pentingnya pengawasan dan pengendalian industri farmasi (khususnya apotik), maka

pemerintah mulai tahun 1980 melalui PP No. 25 tahun 1980 menyerahkan ijin

pengelolaan apotik kepada profesi apoteker.

Page 8: PENDIRIAN APOTIK

CARA MEMPEROLEH SIA

Berubahnya kondisi sosial politik Indonesia turut mewarnai berubahnya tata cara

mengurus dan memperoleh SIA. Tata cara sebelum Paket Deregulasi 23

Oktober 1993 dan diberlakukannya UU Otonomi Daerah (otda) tahun 1999.

Page 9: PENDIRIAN APOTIK

Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/11/1981 tentang Pengelolaan & Perizinan Apotik : Barang yg boleh dijual di apotik adalah

perbekalan farmasi. Barang yg dilarang dijual di apotik

adalah barang yg tidak ada hubungannya dengan fungsi pelayanan kesehatan

Syarat APA adalah harus memiliki SIPA (surat ijin pengelolaan apotik) dari Menteri c.q. Dirjen POM.

Masa berlaku SIPA 5 tahun.

Page 10: PENDIRIAN APOTIK

Kepmenkes RI No.278/Menkes/SK/V/1981 tentang Persyaratan Apotik, a.l. mengenai persyaratan minimal yg harus dipenuhi apotik baru : Lokasi : harus memenuhi segi

penyebaran & pemerataan Jarak antar apotik : harus berjarak ±

500 m Syarat bangunan : minimal 50 m2

Page 11: PENDIRIAN APOTIK

Permenkes RI No.279/Menkes/Per/11/1981 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perizinan Apotik : - Persetujuan lokasi oleh Kanwil Depkes

Propinsi - Masa berlaku SIPA 5 tahun

Page 12: PENDIRIAN APOTIK

DASAR HUKUM DAN ETIKA PEMEGANG SIADasar hukum (yuridis)1. UU No. 7 tahun 1963 tentang farmasi2. PP RI No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan PP

No. 26 tahun 1965.3. Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/11/1981

tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotik4. Kepmenkes RI No. 922/Menkes/SK/X/1993

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik

5. Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Kepmenkes RI No. 922/Menkes/SK/X/1993.

Page 13: PENDIRIAN APOTIK

Dasar etika (ethics)1. Bidang keilmuan yg dimiliki apoteker.

Sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan farmasi, maka seorang apoteker sudah barang tentu lebih menguasai dari profesi lainnya mengenai tata cara pengelolaan apotik.

2. Lafal sumpah/janji apoteker, terdapat kalimat :”Saya akan melaksanakan tugas saya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian”.

Page 14: PENDIRIAN APOTIK

CARA MEMPEROLEH SIA SETELAH PAKTO (1993-2002)Setelah adanya Pakto 1993 (Permenkes RI No. 922/Menkes/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik), maka tata cara memperoleh SIA & membuka apotik menjadi lebih sederhana dari 3 tahap menjadi 1 tahap, cukup sampai Kepala Kanwil Propinsi, karena adanya penghapusan beberapa persyaratan.

Page 15: PENDIRIAN APOTIK

Yaitu antara lain :1. Keharusan memiliki SIPA dihapuskan2. Persetujuan lokasi oleh Kanwil

dihapuskan3. Persyaratan jarak minimal antar apotik

dihapuskan4. Jenis barang yang dijual dihapuskan,

sehingga apotik di samping dapat menjual perbekalan farmasi juga dapat menjual produk lain yang tidak ada hubungannya dengan perbekalan farmasi (DIVERSIVIKASI).

Page 16: PENDIRIAN APOTIK

TATA CARA MEMPEROLEH SIA SETELAH OTDA 1999 (2002-SEKARANG)Dengan adanya perubahan pada sistem pemerintahan tahun 1999 dari sistem sentralisasi menjadi otda, maka tata cara mengurus SIA juga mengalami perubahan. Perubahan ini ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Kepmenkes RI No. 922/Menkes/X/1993

Page 17: PENDIRIAN APOTIK

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, maka tata cara mengurus apotik menjadi lebih sederhana lagi :Yang berhak memberi SIA : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Yang berhak memperoleh izin : Apoteker

Page 18: PENDIRIAN APOTIK

MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL APOTIK

Pada awal melakukan kegiatan operasional apotik, APA beserta

pegawainya tidak langsung dikenal konsumen & dapat memperoleh

penjualan seperti yg diharapkan. Apotik akan banyak menghadapi

hambatan baik internal & eksternal.

Page 19: PENDIRIAN APOTIK

Hambatan pd awal operasionala. Hambatan internal :o Barang belum lengkap, shg apotik banyak

menolak resepo Nama apotik belum banyak diketahui oleh

masyarakat, dokter, & tenaga medis lain, shg penjualan masih kecil

o Petugas apotik belum berpengalaman & belum banyak mengenal konsumen baik yg individu, korporasi, dokter & perawat yg berada di sekitar apotik, shg petugas belum dapat memberikan pelayanan & perhatian yg sesuai harapan konsumen.

Page 20: PENDIRIAN APOTIK

b. Hambatan eksternal : Keraguan konsumen terhadap kualitas

pelayanan apotik, seperti kelengkapan barang, harga & kecepatan pelayanan

Keraguan supplier sebagai kreditor persediaan barang terhadap perilaku & kemampuan finansial apotik, seperti ketentuan harus bayar tunai (cash and carry), shg apotik harus dapat menyediakan modal kerja yg lebih.

Reaksi pesaing yg lebih dahulu ada thd keberadaan apotik, untuk menyerang dalam bentuk harga atau bentuk lainnya.

Page 21: PENDIRIAN APOTIK

Cara mengatasi hambatan pd awal operasionalUntuk hambatan internal : Mendatangi praktek dokter/klinik yg ada di sekitar

apotik untuk meminta daftar obat yg sering digunakan dokter & jumlah pasien per bulan.

Mencatat nama obat yg ditolak apotik, nama & alamat dokter penulis resep, mendatangi dokter praktek/klinik & mencatat jumlah pasiennya per bulan kemudian menyediakan obat tersebut.

Menyediakan obat generik & OTC yg sering diiklankan selengkap mungkin (untuk apotik yang berada di daerah pemukiman padat penduduk kelas menengah ke bawah).

Page 22: PENDIRIAN APOTIK

2. Nama apotik yg belum dikenal dgn cara : Memasang papan nama apotik (billboard)

dengan warna scott light pd posisi yg mudah dilihat

Memasang umbul-umbul/bendera yg menandakan bahwa ada apotik baru yg mulai beroperasi

Membuat brosur tentang suatu penyakit yg sedang ngetren & cara pencegahannya sambil memperkenalkan nama apotik untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar

Membuat sejumlah kalender & membagikannya kepada praktek dokter di sekitar apotik

Mengadakan khitanan masal.

Page 23: PENDIRIAN APOTIK

3. Petugas yang belum berpengalaman, dengan cara :

Melatih pegawai untuk berani berkomunikasi dalam melayani konsumen dgn cara APA memberikan contoh: Bagaimana teknik berkomunikasi dan melayani konsumen di ethical atau OTC counter; Bagaimana menjadi advisor & memberi solusi pd saat konsumen mengalami hambatan dengan obat yg dibutuhkan (hambatan harga, obat kosong)

Menyediakan buku-buku standar seperti farmakope, IIMs

Page 24: PENDIRIAN APOTIK

Menyediakan sarana komunikasi & transportasi a.l. : telpon agar petugas dapat melakukan komunikasi dengan supplier, konsumen, dokter & tenaga medis lain; sepeda motor agar petugas menjadi lebih flexible dan cepat dalam melayani konsumen.

Membagi tugas & tanggung jawab kpd pegawai, agar menjalankan fungsinya di apotik, terutama pada fungsi pembelian & penjualan seperti : Membeli obat ke supplier atau apotik lain & mengantar ke rumah konsumen pd kondisi ttt.

Page 25: PENDIRIAN APOTIK

Memberikan kewenangan kepada setiap pegawai terutama pada fungsi pembelian dan penjualan, agar pegawai menjadi lebih percaya diri dalam melayani konsumen seperti : boleh memberikan diskon kepada konsumen individu, dokter sampai pada batas jumlah persentase tertentu; boleh memberikan insentif;

Page 26: PENDIRIAN APOTIK

Untuk hambatan eksternal : 1. Keraguan konsumen terhadap kualitas

pelayanan, dengan cara :Melayani kebutuhan konsumen, walaupun harus membelikan barangnya ke apotik lain atau ke PBF secara tunai dan mengantar obatnya ke rumah konsumen. Prinsipnya “resep masuk-keluar obat”Mendemonstrasikan rasa peduli petugas apotik terhadap keinginan konsumen seperti keramahan, kecepatan, solusi.

Page 27: PENDIRIAN APOTIK

2. Keraguan supplier sebagai kreditor persediaan terhadap sifat (perilaku) dan kemampuan finansial apotik, dengan cara :

Membayar tunai Membayar tepat waktu sesuai dengan

perjanjian Jangan ingkar janji

Page 28: PENDIRIAN APOTIK

3. Reaksi pesaing yg lebih dahulu ada, dengan cara :

Menjaga hubungan baik dengan apotik yang lebih dulu ada, saling membantu untuk mengisi barang yg kosong, tidak saling banting harga

Kompak dalam menetapkan harga untuk pelanggan korporasi.

Page 29: PENDIRIAN APOTIK