penduduk yang memanfaatkan jamban

26
PLAN OF ACTION (POA) PENDUDUK YANG MEMANFAATKAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN KARANGWETAN DAN SUMBER DESA KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Disusun Oleh: Arie Patramanda 06711135 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2010 1

Upload: anikcindi

Post on 01-Dec-2015

93 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penduduk yg memanfatkan jamban dan manfaatnya.

TRANSCRIPT

Page 1: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

PLAN OF ACTION (POA)

PENDUDUK YANG MEMANFAATKAN JAMBAN SEHAT

DI DUSUN KARANGWETAN DAN SUMBER DESA KALISALAK

KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh:

Arie Patramanda

06711135

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2010

1

Page 2: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

PLAN OF ACTION (POA)

PENDUDUK YANG MEMANFAATKAN JAMBAN SEHAT

DI DUSUN KARANGWETAN DAN SUMBER DESA KALISALAK

KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh:

Arie Patramanda

06711135

Disetujui oleh:

Kepala Puskesmas Salaman 1 Dokter Pembimbing Lapangan

ii

Page 3: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

dr. Hartoyo, M.Kes dr. Siamsasi

iii

Page 4: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan laporan Plan of

Action (POA) program Penduduk yang memanfaatkan jamban. Laporan ini

disusun untuk memenuhi sebagian syarat kepanitraan klinik bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dan

harapan penulis laporan ini dapat memberikan manfaat bagi puskesmas,

khususnya Puskesmas Salaman .

Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, kami banyak memperoleh

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Dr.Hartoyo, M.Kes, selaku kepala Puskesmas Salaman 1 dan juga sebagai

pembimbing selama menjalani kegiatan kepaniteraan klinik di Puskesmas

ini

2. Dr. Siamsasi Roharni, sebagai pembimbing di Puskesmas Salaman 1

3. Kepada bapak dan ibu petugas kesehatan serta staff Puskesmas Salaman 1

4. Seluruh teman-teman kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

5. Kepada keluarga yang telah memberikan doa dan mencurahkan kasih

sayangnya tanpa henti, sehingga penulis dapat menjalankan pendidikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, masih banyak

kekurangannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun guna penyempurnaan

laporan ini.

Salaman, 17 September 2010

iii

Page 5: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

Penulis

DAFTAR ISI

Judul laporan........................................................................................................... i

Halaman pengesahan...............................................................................................ii

Kata pengantar....................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................... iv

BAB I. Pendahuluan...............................................................................................1

1.1.Latar Belakang Masalah......................................................................1

1.2.Perumusan Masalah.............................................................................4

1.3 Tujuan .................................................................................................4

1.4 Metodologi Penelitian..........................................................................4

BAB II. Analisa Masalah........................................................................................5

2.1 Identifikasi Masalah..............................................................................5

2.2 Menentukan Penyebab Masalah............................................................7

2.3. Analisa Penyebab Masalah yang Paling Mungkin.............................13

BAB III. Pemecahan Masalah...............................................................................14

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah............................................................14

3.3 Prioritas Pemecahan Masalah..............................................................15

BAB IV. Simpulan dan Saran................................................................................17

5.1 Simpulan...............................................................................................17

5.2 Saran.....................................................................................................17

Daftar Pustaka

iv

Page 6: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

v

Page 7: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan

gerakan pembangunan berwawasan kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.

Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif

bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti

pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes, 2007).

Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010,

dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat,

perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata (Depkes,

2007). Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara

dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi

diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.

Untuk menjawab tantangan itu Departemen Kesehatan menetapkan visi “

masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat ” dan misi “membuat rakyat sehat”

dengan strategi “ menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup

sehat “ melalui upaya fasilitasi percepatan pencapaian derajat kesehatan dengan

mengembangkan kesiapsiagaan ditingkat desa yang disebut Desa Siaga.

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber

daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-

masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan Desa Sehat

(Depkes, 2008). Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut

telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Salah satu bentuk pembinaannya yaitu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan

sehat pada setiap tatanan dalam masyarakat.

1

Page 8: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

Program PHBS dibagi dalam lima tatanan yaitu tatanan rumah tangga,

sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tatanan tempat-tempat umum.

Prioritas program PHBS dalam era otonomi daerah diserahkan kepada kebijakan

masing-masing pemerintah daerah sehingga tiap-tiap daerah dapat

mengadaptasikan program PHBS agar lebih sesuai dengan kondisi atau

perkembangan masyarakat setempat.

Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta

adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit

akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan

sosial budaya cenderung akan semakin kompleks dan persebarannya cenderung

menjadi ancaman global seperti SARS, HIV-AIDS, dan Flu Burung. Sedangkan

penyakit lainnya yang akut dan berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)

seperti Demam Berdarah, Polio, dan Diare serta Gizi Buruk pada balita.

Perbaikannya tidak tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan

kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor

keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku secara teoritis memiliki

andil 30-35% terhadap derajat kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku

hidup bersih dan sehat yang didefinisikan sebagai perilaku proaktif dengan

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan

(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerment) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat ( Depkes, 2008).

Untuk mengetahui pelaksanaan PHBS sudah seperti yang diharapkan

diperlukan suatu alat ukur yaitu indikator PHBS yang dalam hal ini digunakan

indikator PHBS rumah tangga karena setiap anggota masyarakat sudah pasti

berada dalam rumah tangga, oleh karena itu program PHBS tatanan rumah tangga

akan langsung berkaitan dengan tatanan-tatanan yang lainnya. Dengan demikian,

2

Page 9: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

penekanan pada program PHBS rumah tangga menjadi kunci keberhasilan bagi

program PHBS pada tatanan lainnya.

Indikator PHBS tatanan tumah tangga yang digunakan di Jawa Tengah ada

16 variabel yang terdiri dari 10 indikator nasional dan 6 indikator lokal Jawa

Tengah yaitu menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, menggunakan

jamban sehat untuk buang air besar (BAB), mencuci tangan dengan sabun

sebelum makan dan sesudah BAB, menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali

sehari, membuang sampah pada tempat yang disediakan, makan dengan gizi

seimbang, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, menimbang balita / batita

setiap bulan (minimal 8 kali setahun), tidak menyalahgunakan miras/napza,

anggota rumah tangga melakukan pemberantasan sarang nyamuk, memberikan

bayi ASI eklusif, melakukan aktivitas fisik setiap hari, menggunakan lantai rumah

yang kedap air, menghuni rumah dengan kepadatan yang memenuhi syarat

kesehatan, menjadi anggota JPK/dana sehat/asuransi kesehatan lainnya, dan bebas

asap rokok. Prioritas tersebut dipakai untuk upaya intervensi terhadap indikator

yang belum memenuhi syarat, dimana penggunaan jamban sehat merupakan

prioritas kedua dalam PHBS setelah penggunaan air bersih yang diwilayah kerja

Puskesmas Salaman 1 angka pencapaiannya masih rendah dari target sehingga

akan dilakukan intervensi lebih lanjut dan dibuat Plan of Action (POA).

Data yang diperoleh dari standar pelayanan minimal (SPM) Puskemas

Salaman 1 sampai dengan bulan juli didapatkan penduduk yang memanfaatkan

jamban cakupannya 36,58 % dengan pencapaian hanya 48,77 % dari target 75 %.

Jika dilihat SPM yang ditetapkan untuk provinsi jawa tengah target tahun 2005

sebelumnya sebesar 70 % masih belum tercapai, apalagi 88 % untuk tahun 2010.

Sehingga perlu dilakukan intervensi lebih lanjut apa saja faktor yang

menyebabkan pencapaian program penggunaan jamban sehat masih belum

tercapai dari tahun ketahun. Diharapkan nantinya dapat dijadikan masukan untuk

evaluasi program lebih lanjut dan semoga bisa mencapai target seperti yang

diharapkan.

3

Page 10: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

Intervensi dilakukan dengan mengambil salah satu desa sebagai subjek

populasi yaitu Dusun Karangwetan dan Dusun Sumber Desa Kalisalak Kecamatan

Salaman Kabupaten Magelang, karena dusun ini direkomendasikan oleh pihak

puskesmas dan juga pencapaiannya untuk program penggunaan jamban sehat

masih cukup rendah sekitar 21 %.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah disebutkan dalam latar belakang

masalah maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut

bagaimana penggunaan jamban sehat di Dusun Karangwetan dan Dusun Sumber

Desa Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Meningkatkan cakupan dan pencapaian program serta perilaku

penggunaan jamban sehat oleh penduduk di Dusun Karangwetan dan

Dusun Sumber Desa Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi jumlah cakupan penggunaan jamban sehat di

Dusun Karangwetan dan Dusun Sumber

b. Menganalisis penyebab masalah penggunaan jamban sehat di

Dusun Karangwetan dan Dusun Sumber

c. Mencari alternatif pemecahan masalah mengenai penggunaan

jamban sehat dengan metode pendekatan sistem hingga penyusunan

Plan of Action (POA)

d. Memberikan masukan dan saran kepada Puskesmas Salaman untuk

mengatasi masalah cakupan penggunaan jamban sehat baik untuk

program jangka pendek maupun jangka panjang.

4

Page 11: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

1.4 Metodologi Penelitian

Penyusunan POA ini menggunakan metodologi kualitatif dengan sumber

data berasal dari data primer dengan survey mawas diri masyarakat dan data

sekunder dari Standar Pelayanan minimal (SPM) Puskesmas Salaman 1 bulan

Januari sampai Juli 2010. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara

deskriptif dengan melihat fungsi manajemen secara menyeluruh. Permasalahan

tersebut dipecahkan sesuai dengan siklus pemecahan masalah. Kemudian

memprioritaskan alternatif pemecahan masalah dengan metode Hanlon kualitatif.

BAB II. ANALISA MASALAH

2.1 Identifikasi Masalah

Penduduk memanfaatkan jamban yang dimaksud adalah pemanfaatan

jamban oleh penduduk. Jamban yang dimaksud adalah pemanfaatan suatu

bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia/najis

bagi keluarga yang lazim disebut kakus/WC dengan tujuan agar mencegah

terjadinya penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia. (Dinkes

Jawa Tengah, 2005).

Jamban yang digunakan adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan

antara lain ;

- Tidak mencemari sumber air minum (jarak minimal 10 meter, jika tidak

memungkinkan perlu diberi konstruksi kedap air)

- Tidak berbau dan tinja tidak dijamah oleh serangga dan tikus

- Tidak mencemari tanah disekitarnya

- Mudah dibersihkan

- Aman digunakan

- Dilengkapi dinding dan atap pelindung

- Cukup penerangan dan ventilasi cukup baik

- Lantai kedap air

- Luas ruangan cukup

5

Page 12: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

- Tersedia air, sabun dan alat pembersih

Perhitungan untuk penduduk yang memanfaatkan jamban menggunakan rumus :

Cakupan = Jumlah jamban yang dimanfaatkan memenuhi syarat

kesehatan Jumlah jamban yang diawasi

= 45 = 36,58 %

123

Dengan target Puskesmas Salaman 1 untuk tahun 2010 adalah 75% maka

pencapaian hanya 48,77% dari 100% sehingga ini menjadi permasalahan.

Masalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan atau tujuan yang

ingin dicapai dengan kenyataan sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa

ketidakpuasan, sehingga perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan

siklus pemecahan masalah :

Gambar 1. Siklus Pemecahan Masalah (Hartoyo, 2010)

6

Identifikasi masalah

Monitoring dan Evaluasi

Penyusunan Rencana

Penerapan

Penetapan pemecahan

masalah terpilih Menentukan Alternatif

Pemecahan Masalah

Penentuan Penyebab Masalah

Penentuan Prioritas Masalah

Memilih Penyebab yang Paling

Mungkin

Page 13: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

Berdasarkan siklus pemecahan masalah, proses dan identifikasi masalah

dilakukan dengan mengevaluasi program Puskesmas Salaman 1 periode Januari-

Mei 2010. Penentuan prioritas masalah tidak dilakukan karena masalah yang akan

dibahas dalam hal ini hanya satu yaitu tentang penduduk yang memanfaatkan

jamban. Ini merupakan program Puskesmas yang menjadi masalah dengan

cakupan 36,58 % dari target 75 % sehingga pencapainnya hanya 48,77 %

sehingga untuk mengidentifikasi masalah secara menyeluruh dilakukan

pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome, dampak, dan

lingkungan berdasarkan siklus pemecahan masalah di atas.

Gambar 2. Kerangka Pikir Pendekatan Sistem

2.2 Menentukan Penyebab Masalah

Berdasarkan kerangka pemikiran pendekatan sistem, maka analisa

penyebab masalah dibahas mulai dari penyebab masalah input, proses,

7

INPUT

Man

Money

Method

Material

Machine

OUTPUT

Cakupan

Program

PROSES

P1

P2

P3

LINGKUNGAN; Fisik, Kependudukan, Sosbud,

Ekonomi, Kebijakan

OUTCOME

Page 14: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

lingkungan, dan output mengenai rendahnya pencapaian penduduk yang

memanfaatkan jamban.

Tabel 3. Analisis Input

Input Kelebihan Kekurangan

- Man • Adanya koordinator

program promosi kesehatan

yang ahli

• Tersedianya kader disetiap

dusun

- Money • Adanya dana transport bagi

petugas untuk kunjungan

ke rumah- rumah

• Belum ada anggaran untuk

membantu pembangunan

jamban masyarakat

- Method • Adanya indikator untuk

menilai jamban sehat yang

tercakup dalam PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat)

• Penyuluhan kepada

masyarakat tentang

penggunaan jamban sehat

• Kunjungan petugas

kesehatan lingkungan yang

secara aktif langsung ke

rumah warga

• Masih minimnya sosialisasi

dan penyuluhan tentang

penggunaan jamban sehat

• Kunjungan petugas kesehatan

lingkungan ke rumah

penduduk masih jarang

( setahun hanya 2 kali)

- Mechine • Tersedianya alat

transportasi untuk kegiatan

penyuluhan

8

Page 15: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

- Material • Terdapatnya poster, leaflet,

brosur yang menjelaskan

tentang penggunaan

jamban sehat

• Terbatasnya poster, leaflet,

brosur mengenai jamban sehat

dan perilaku hidup bersih dan

sehat

Tabel 4. Analisa Proses

Proses Positif Negatif

P1 (Perencanaan) • Program kesehatan

lingkungan sudah

ada

• Tersedianya jadwal

pendataan jamban

sehat

• Jadwal pendataan

jamban sehat masih

belum teratur dan

belum mencakup

seluruh desa

P2 (Penggerak dan

Pelaksanaan)

• Kerjasama yang

baik antara petugas

kesehatan dengan

masyarakat dalam

pendataan jamban

sehat

• Tidak semua

masyarakat tergerak

untuk menggunakan

jamban sehat

• Kurang efektifnya

penyuluhan yang

ada

P3

(Pengawasan,Pengendalian,

Penilaian )

• Adanya pencatatan

dan pelaporan

mengenai jamban

sehat

• Kurangnya

pemantauan

kemajuan

pencapaian jamban

9

Page 16: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

sehat dan tindak

lanjut hasil di

wilayah setiap

tahunnya

Tabel 5. Analisa Lingkungan

Lingkungan Positif Negatif

• Sebagian warga

sudah mengetahui

tentang jamban sehat

• Partisipasi

masyarakat yang

cukup baik bila ada

penyuluhan dan

kegiatan promosi

kesehatan

• Masih kurangnya

pengetahuan dan

kesadaran

masyarakat akan

pentingnya jamban

• Masih kurangnya

kesadaran

masyarakat untuk

berperilaku hidup

bersih dan sehat

• Kondisi lingkungan

dusun yang masih

sulit di jangkau oleh

kendaraan sehingga

menyulitkan petugas

untuk melakukan

kunjungan

10

Page 17: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

Tabel 6. Analisa Output

No Indikator Target Sasaran Hasil Cakupan Pencapaian1. Penduduk yang

memanfaatkan

jamban

75 % 123 45 36,58 % 48,77 %

Berdasar analisis sistem di atas, maka dapat diketahui kemungkinan penyebab

masalah, yaitu;

• Belum ada anggaran untuk membantu pembangunan jamban

masyarakat

• Masih minimnya sosialisasi dan penyuluhan tentang penggunaan

jamban sehat

• Kunjungan petugas kesehatan lingkungan ke rumah penduduk

masih jarang ( setahun hanya 2 kali)

• Terbatasnya poster, leaflet, brosur mengenai jamban sehat dan

perilaku hidup bersih dan sehat

• Jadwal pendataan jamban sehat masih belum teratur dan belum

mencakup seluruh desa

• Tidak semua masyarakat tergerak untuk menggunakan jamban

sehat

• Kurang efektifnya penyuluhan yang ada

• Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian jamban sehat dan

tindak lanjut hasil di wilayah setiap tahunnya

• Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya jamban sehat

• Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat

11

Page 18: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

• Kondisi lingkungan dusun yang masih sulit di jangkau oleh

kendaraan sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan kunjungan\

12

Page 19: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

Pendekatan sistem dengan menggunakan Diagram Fishbone

xiii

Method

• Masih minimnya sosialisasi dan penyuluhan tentang penggunaan jamban sehat

• Kunjungan petugas kesehatan lingkungan ke rumah penduduk masih jarang ( setahun hanya 2 kali)

Money

Belum ada anggaran untuk membantu pembangunan jamban masyarakat

Machine

Man

Material

Terbatasnya promkes Mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

P1

Jadwal pendataan rumah tangga sehat masih belum teratur

P 2

• Tidak semua masyarakat tergerak untuk menggunakan jamban sehat

• Kurang efektifnya penyuluhan yang ada

LINGKUNGANMasih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban

Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Kondisi lingkungan dusun yang masih sulit di jangkau oleh kendaraan

INPUT

PENDUDUK YANG MEMANFAATKAN

JAMBAN

48,77 % dari target 100 %

Page 20: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

xiv

P 3

Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian rumah tangga sehat dan tindak lanjut hasil di wilayah setiap tahunnya

Proses

Page 21: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

2.3. Analisa Penyebab Masalah yang Paling Mungkin

Berdasarkan konfirmasi langsung dengan Penanggung jawab program

kesehatan lingkungan dan hasil musyawarah masyarakat desa (MMD)Puskesmas

Salaman 1, maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin, yaitu ;

• Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya jamban sehat

• Kondisi lingkungan dusun yang masih sulit di jangkau oleh

kendaraan sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan kunjungan

• Belum ada anggaran untuk membantu pembangunan jamban

masyarakat

• Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian jamban sehat dan

tindak lanjut hasil di wilayah setiap tahunnya

15

Page 22: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

BAB III. PEMECAHAN MASALAH

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menemukan penyebab paling mungkin, maka langkah selanjutnya

ialah menyusun alternatif pemecahan penyebab paling mungkin masalah tersebut.

Alternatif pemecahan masalah tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4. Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

16

Masih kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban

sehat

Kondisi lingkungan dusun yang masih sulit di

jangkau untuk kunjungan

Pemberdayaan dan pembinaan kader kesehatan

pembangunan jamban percontohan

Melakukan monitoring dan intervensi setiap bulan dan

dilakukan musyawarah desa sesudahnya.

Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya jamban sehat

Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian jamban sehat dan tindak lanjut hasil di wilayah setiap tahunnya

Belum ada anggaran untuk membantu pembangunan

jamban kepada masyarakat

Page 23: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

3.3 Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya

dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas

alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode

Hanlon kualitatif. Untuk mencari penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi

kriteria:

U = Urgency, mendesak tidaknya cara penyelesaian masalah untuk

dilaksanakan, jadi berhubungan dg faktor waktu. Diberi nilai 1-5, semakin

tinggi nilainya berarti semakin mendesak untuk dilaksanakan.

S = Seriousness, menunjuk pada keganasan / dampak cara penyelesaian

masalah tersebut , bila tidak ditangani. Diberi nilai 1-5, semakin tinggi

nilainya berarti semakin gawat jika tidak dilaksanakan.

G = Growth, berkembangnya/meluasnya cara penyelesaian masalah atau

banyaknya penduduk yang tercakup / mendapatkannya jika dilaksanakan.

Diberi nilai 1-5, semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak penduduk

yang tercakup / mendapatkannya.

P = Potension, Menilai masalah tsb dalam penanggulangannya tentang

keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kes dll),

teknologi yg digunakan dan kemudahan menyelesaikan masalah. Diberi

nilai 1-5, semakin tinggi nilainya berarti semakin mudah untuk

dilaksanakan.

Setelah diberi nilai untuk masing-masing kriteria, maka dilakukan penjumlahan

untuk tiap pemecahan masalahnya. Pemecahan masalah yang mendapat nilai

tertinggi menjadi prioritas untuk dilaksanakan terlebih dahulu.

17

Page 24: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

No.Alternatif Pemecahan

MasalahKriteria

Total PrioritasU S G P

1.Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya jamban sehat

4 1 4 5 14 I

2. Pemberdayaan dan pembinaan kader kesehatan

3 2 5 3 13 III

3.Pembangunan jamban percontohan 5 2 3 3

13 II

4.Melakukan monitoring dan intervensi setiap bulan dan dilakukan musyawarah desa sesudahnya.

2 3 4 312 IV

Setelah melakukan penentuan prioritas penyebab pemecahan masalah

dengan menggunakan metode Hanlom kualitatif maka didapatkan urutan

prioritas alternatif pemecahan penyebab kurangnya penduduk yang

menggunakan jamban sehat di Dusun Karangwetan dan Sumber Kecamatan

Salaman. Berdasarkan prioritas alternatif pemecahan masalah tersebut, maka

prioritas alternatif pemecahannya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya jamban

sehat

18

Page 25: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

2. Pembangunan jamban percontohan

3. Pemberdayaan dan pembinaan kader kesehatan

4. Melakukan monitoring dan intervensi setiap bulan dan dilakukan

musyawarah desa sesudahnya.

BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan cakupan masalah

rumah tangga sehat di Dusun Karangwetan dan Dusun Sumber Desa Kalisalak

Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang baru mencapai 36,58 % dengan

pencapaiannya 48,77 %. Analisa penyebab masalah berdasarkan pendekatan

sistem dari hasil musyawarah masyarakat desa (MMD) dan konfirmasi dengan

koordinator Kesling adalah:

• Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya jamban sehat

• Kondisi lingkungan dusun yang masih sulit di jangkau oleh

kendaraan sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan kunjungan

• Belum ada anggaran untuk membantu pembangunan jamban

masyarakat

• Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian jamban sehat dan

tindak lanjut hasil di wilayah setiap tahunnya

Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah:

1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya

jamban sehat

2. Pembangunan jamban percontohan

3. Pemberdayaan dan pembinaan kader kesehatan

4. Melakukan monitoring dan intervensi setiap bulan dan dilakukan

musyawarah desa sesudahnya.

5.2 Saran

19

Page 26: Penduduk Yang Memanfaatkan Jamban

a. Untuk Puskesmas Salaman 1 agar melakukan monitoring rutin setiap

bulan program jamban sehat dan melakukan tindak lanjut jika ditemukan

masalah

b. Perlu adannya koordinasi lebih lanjut antara tokoh yang berpengaruh,

seperti camat, kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat, bidan, kader,

dan masyarakat sendiri yang berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2008. Buku I Petunjuk Teknis Desa Siaga

Propinsi DIY.

Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2008. Buku II Pedoman Umum Desa Siaga

Propinsi DIY.

Departemen Kesehatan RI, 2007. Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat.

Patramanda, A., 2010. Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

terhadap Desa Siaga di Desa Margomulyo, Skripsi. Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia.

20