pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

9
'Y I. ISSN:0853 -4217 I I A I it {.9--r {'A/ i } t Volume 77 No, 2 mm,u P.-{f,Iffi* trmdoxlesfla Agustus 2OI2 Analisis Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada proses Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Ttram putih. Abdul Djamil liusin, rzaman, Jajang Juansah, T. Umrih, K.P. Hendratno, E. Rahmadani, s, Effendy ........:....- Analisis Rasio Energi Daur Ulang Panas pada Produksi Biodisel Secara Non- katlitik. Armansyah H. Tambunan, Furqon, Joelianingsih, Tetsuya Araki, Hiroshi Nabetani Pengembangan dan Aplikasi Geoinformatika Bayesian pada Data Kemiskinan di Indonesia (studi Kasus Jawa Jjmur). Asep saefuddin, Aji Hamim wigena, Nunung Nuryartono Rancang Bangun sistem Insentif untuk Meningkatkan pendapatan petani, Efisiensi Penggunaan Air dan Ketahanan pangan. Bambang ruanda 87 93 Pengembangan Pupuk Cair Nitrogen Berskala Nanometer (Nanofertitizer) untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan. Deden saprudin, Munif Gulamahdi, Wiwik Hartatik, Ilfa Nuraisyah ...,... LLI (>B t/ha). Eko Sulistyono, Suwarno, Ikandar Lubis Marka Morfologi dan Produktivitas Tinggi Desain Kelembagaan Usaha Hutan Rakyat untuk Mewujudkan Kelestarian Hutan dan Kelestarian Usaha dalam upaya pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pedesaan. Hardjanto, Yulius Hero, Soni Trison .,........... Spesies Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) yang Berasosiasi dengan penyakit umbi Bercabang pada wortel: penyakit Baru di Indonelia. Supramana, Gede Suastika 138 Pengelolaan Penggunaan Menggunakan Agent-based Kerstin Wiegand 143 Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi untuk Mendapatkan Fisiologi Padi Sawah Tahan Kekeringan (-30 kpa) dan Lahan untuk Stabilisasi Tepian Hutan Tropis Land-use Modelling. Suria Darma Tarigan, Identifikasi Perubahan Mutu selama penyimpanan Buah Manggis Menggunakan Near Infra Red spectroscopy; sutrisno, y. Aris purwantor- Emmy 124 101 108 132 152 159 Darmawati, Enrico Syaefullah Pendugaan Parameter Demografi dan Bentuk Sebaran Spasial Biawak Komodo (Varanus komodoensis Ouwens 1912) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Yanto santosa, R. Yosi Zainal Muhammad, Dede Aulia Rahman

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

'Y

I. ISSN:0853 -4217I I A I it{.9--r {'A/ i }

t

Volume 77 No, 2

mm,u P.-{f,Iffi*trmdoxlesfla

Agustus 2OI2

Analisis Efisiensi Energi Bahan Bakar Sekam dan Kayu pada proses SterilisasiMedia Tumbuh Jamur Ttram putih. Abdul Djamil liusin, rzaman, JajangJuansah, T. Umrih, K.P. Hendratno, E. Rahmadani, s, Effendy ........:....-Analisis Rasio Energi Daur Ulang Panas pada Produksi Biodisel Secara Non-katlitik. Armansyah H. Tambunan, Furqon, Joelianingsih, Tetsuya Araki,Hiroshi Nabetani

Pengembangan dan Aplikasi Geoinformatika Bayesian pada Data Kemiskinan diIndonesia (studi Kasus Jawa Jjmur). Asep saefuddin, Aji Hamim wigena,Nunung Nuryartono

Rancang Bangun sistem Insentif untuk Meningkatkan pendapatan petani,Efisiensi Penggunaan Air dan Ketahanan pangan. Bambang ruanda

87

93

Pengembangan Pupuk Cair Nitrogen Berskala Nanometer (Nanofertitizer) untukMeningkatkan Efisiensi Pemupukan. Deden saprudin, Munif Gulamahdi,Wiwik Hartatik, Ilfa Nuraisyah ...,... LLI

(>B t/ha). Eko Sulistyono, Suwarno, Ikandar Lubis

Marka Morfologi danProduktivitas Tinggi

Desain Kelembagaan Usaha Hutan Rakyat untuk Mewujudkan Kelestarian Hutandan Kelestarian Usaha dalam upaya pengentasan Kemiskinan MasyarakatPedesaan. Hardjanto, Yulius Hero, Soni Trison .,...........Spesies Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) yang Berasosiasi denganpenyakit umbi Bercabang pada wortel: penyakit Baru di Indonelia.Supramana, Gede Suastika 138Pengelolaan PenggunaanMenggunakan Agent-basedKerstin Wiegand 143

Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi untuk MendapatkanFisiologi Padi Sawah Tahan Kekeringan (-30 kpa) dan

Lahan untuk Stabilisasi Tepian Hutan TropisLand-use Modelling. Suria Darma Tarigan,

Identifikasi Perubahan Mutu selama penyimpanan Buah Manggis MenggunakanNear Infra Red spectroscopy; sutrisno, y. Aris purwantor- Emmy

124

101

108

132

152

159

Darmawati, Enrico SyaefullahPendugaan Parameter Demografi dan Bentuk Sebaran Spasial Biawak Komodo(Varanus komodoensis Ouwens 1912) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo.Yanto santosa, R. Yosi Zainal Muhammad, Dede Aulia Rahman

Page 2: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

)urmaXnXnmu Per'fiamiam

nmdomesf,a

Jurnal llmu Peftanian Indonesia (JIPI) diterbitkan tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, danDesember oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Harga langganan per eksemplar adalah Rp.40.000,untuk dosendan masyarakat umum, Rp.25.000,- untuk mahasiswa dan $6.00 bagi pembaca di luar Indonesia (ditambah$4.00 untuk pengiriman melalui pos laut). Permintaan langganan dikirimkan kepada Dewan Editor Jurnal JIPI d/aLembaga Fenelitian dan PengaMian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Gedung Rektorat IPB Andi Hakim Nasoetion,It.3, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680; telpon 0251.8622323 dan 0251.8622093; atau ke email:[email protected]. Pembayaran di muka, ke bank BNI Cabang Bogor R/C No. 0003893091 a.n rekening Rektor IPBc/q LPW

Artikel yang dimuat meliputi hasil-hasil penelitian, analisis kebijakan, dan opini-opini yang berhubungandengan pertanian dalam arti luas, seperti agronomi, ilmu tanah, hama dan penyakit tanaman, ilmu kehewanan,kedokteran veteriner, keteknikan pertanian. teknologi industri, teknologi pangan, ilmu gizi, keluarga dankonsumen, biometri, biologi, klimatologi, peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan, dan sosial-ekonomipertanian yang telah dipertimbangkan dan disetujui oleh Dewan Editor. Keterangan mengenei peralatan,pengamatan, dan teknik percobaan akan diterima sebagai artikel CATATAN. Pedoman penulisa* dicantumkanpada tiap penerbitan. Indeks penulis dan subjek serh dafiar pakar penelaah (mlha beffiri) dicantumkan di tiirp nomortemkhir pada Uap rclume.

Hadi Susilo ArifinBudilndra Setiawan

Ahmad FauzieAhmad Sulaeman

Ali Komsan

PENANGGUNG IAWABBambang Pramudya

Prastowo

DEWAN EDITORlGbta

Bambang Hero SaharJo

Anggffi

Agik SuprayogiDaniel Murdiyarso

Ari PurbayantoCece Sumantri

EDITOR TEKNISAti Dwi NurhayatiMuhamad Tholibin

SEKRETARIAT

Euis SartikaEndang Sugandi

SumardjoHadiS. Alikodra

Suminar S. AchrnadiAlex Hartana

SupiandiSabihan

Page 3: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

Jurnal llmu Pertanian lndonesia, Agustus 2012, hlm. 1 59-165 Vol. 1 7 No.2tssN 0853 - 4217

PENDUGAAN PAMMETER DEMOGRAFI DAN BENTUK SEBARAN SPASIALBIAWAK KOMODO (Varanus komodoensis Ouwens 1912) DI PULAU

RINCA,, TAMAN NASIONAL KOMODO

(ESTIMATION OF DEMOGRAPHTC PARAMETTnS A]UO SPATTAL DTSTRTBUTTONPATTERN OF KOMODO ( Varanus komodoensis Ouwens 1912) [N RINCA ISLAND,

KOMODO NATTONAL PARK)

Yanto Santosar), R. Yosi Zainal Muhammad2), Dede Aulia Rahmanr*)

ABSTRACT

Komodo is one of the protected rare reptiles that can only be found within the Komodo National Park andthe northern island of Flores. This study was aimed to determine the species poputation parameters and spatialdistribution. Data collection on population and spatial distribution of komodo were conducted using 2O transectswith four repetitions, of which 5 transects were placed in the deciduous forcst and 15 in the savannah with atotal sampling anea of 200 ha. The form of spatial distribution was obtained using the methods of variance ratio,dispersion index, green index, clumping index and chi-square, In addition, vegetation analysis was carried out ona 4 ha sampling plot. Results of the observations indicated that the size of the komodo population on RincaIsland was 698 individuals with a density of 3.15 individuals/kmz comprised of: adults with 1,7 individuals/km2;sub-adults with 0.65 individuals/km2; juveniles with 0.8 individuals/kmz and infants with 0.4 individuals/kmr.The density of komodo in the deciduous forest (8.4 individuals/km2) was much higher than in the savannah(O.64 individuals/km2). The birth rate of komodo (LL.27o/o) was higher than the mortality rate (4.23ort), The sexratio was 3:1. Within the study area, komodo distributed within clusters as indicated by the ratio of mean valueot ?,77; dispersion index 3.72i green index O.O8; clumping index 2.72 and chi-square 167,059.6, Chance ofencounters with Komodo in both types of habitat was much higher in the morning (80o/o) than during the day(20o/o).

Keywords: Demographic parameter, spatial distribution, komodo.

ABSTRAK

Komodo merupakan salah satu reptil langka, dilindungi dan hanya dapat ditemukan di Taman NasionalKomodo serta bagian utara Pulau Flores. Oleh karena itu penelitian ini yang beftujuan untuk mengetahuiperkembangan parameter populasi maupun sebaran spasialnya perlu dilakukan. Pengambilan data populasikomodo dan penyebaran spasial berlangsung pada 20 transek dengan 4 kali pengulangan dimana 5 transek dihutan musim gugur dan t5 transek di savana dengan luas total pengambilan contoh 2OO ha. Bentuk sebaranspasial diperoleh dengan metode varian rasio, indeks dispersi, indeks green, indeks clumping, dan chi-square.Selain itu, dilakukan juga analisis vegetasi pada plot contoh seluas 4 ha. Hasil pengamatan menunjukkan bahwaukuran poputasi komodo di Pulau Rinca mencapai 698 individu dengan kepadatan 3115 individu/km2 yang terdiriatas: dewasa = 1,7 ekor/km2, remaja - 0165 individuat/km2, anak = 0F ekor/kmz dan bayi = 0r4 ind/km1Kepadatan komodo di hutan musim gugur (44 ind/km2) jauh lebih tinggi dibandingkan di savana yang hanya0,64 ind/kmz. Natalitas dari komodo (lt,27o/o) lebih tinggi dibandinglan dengan kematian yang mlncapai4,23o/o' Rasio jenis kelamin komodo jantan dan betina komodo adalah 3: 1. Di areal studi, komodo menyebarsecara mengelompok sebagaimana ditunjukkan oleh nilai rasio ragam-nilai tengah sebesar 3,77;indekc- dispersi3,72; indel<s green 0,08; indeks clumping 2,72, dan chi-kuadrat 167.05%6. Peluang perjumpaan dengan komodobaik di savana maupun hutan musim gugur jauh lebih tinggi pada pagi hari (80o/o) dibandingkan siang hari(2Oo/o).

Kata kunci: Parameter demografi, sebaran spasial, komodo.

1)Dep. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,

-. Fakuhas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.') Program Sarjana, Dep. Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Peftanian Bogor.x Penu I is korespondensi : dede_fa hutan i pb@ mail. com

PENDAHULUAN

Komodo merupakan salah satu fauna sisapeninggalan zaman purba yang masih hidup hingga

I

Page 4: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

160 Vol. 17 No. 2

sekarang. Satwa ini merupakan satwa endemik dankeberadaannya hanya tersebar di Pulau Komodo,P. Rinca, P. Gili Motang (Jessop et al, 2007), dansebagian kecil di utara dan barat Pulau Flores(Erdmann, 2004). Reptil berukuran besar, langkadan terancam punah ini dilindungi oleh Undang-Undang Perburuan dan Perlindungan Binatang Liartahun 1931.

Menurut Mulyana dan Ridwan (1992), selainbanyak menarik perhatian dan mengundangkekaguman masyarakat umum, komodo juga banyakmenarik perhatian para ilmuwan. Beberapa aspekilmiah mengenai komodo telah diteliti. Namun, aspekparameter demografi belum seluruhnya terungkap.Padahal perkembangan parameter demografi dariwaktu ke waktu sangat diperlukan bagi analisiskelestariannya di masa yang akan dating.

Sehungan dengan itu, penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui parameter demografi komodoterbaru. Melalui data dasar yang diperoleh daripenelitian ini diharapkan dapat digunakan untukmenduga populasi hipotetik komodo dalam beberapatahun ke depan. Selain itu, penelitian juga ditujukanuntuk mengetahui pola sebaran spasial komodo yangtidak saja penting bagi penyusunan metodainventarisasi juga akan berguna bagi pengelolaankawasan baik untuk tujuan ekowisata maupun upayaperlindungan dan pelestarian secara in-situ danex-situ spesies ini.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berlangsung pada bulan Februaris/d Juni 2008 di Pulau Rinca, SPTN 1 Rinca, TamanNasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Alat yang digunakan dalam penelitian antaralain adalah peta kawasan, binokuler, kompas, pitameteran, tambang plastik, kamera foto, GlobalPositioning System (GPS), phiband, dan tally sheat.Adapun objek penelitian ini adalah populasi komododalam berbagai kelas umur, yakni tetasan, anak,muda, dan dewasa.

Pengenalan lapang dilakukan selama*2 minggu sebelum pengumpulan data. Hal inidiperlukan untuk mengetahui kondisi umum lokasipenelitian, mencocokan peta kerja dengan kondisilapangan, menentukan jalur dan titik pengamatanserta mengetah u i ka ra kteristik habitat komodo.

Pengumpulan data parameter demografi danbentuk sebaran spaslal dilakukan denganmenggunakan metode kombinasi antara transek jalur(stnp transek) dan titik pengamatan (point ofabundance). Pengamatan dilakukan pada 2 tipe

J.Ilmu Peft. Indonesia

habitat yaitu savana (sebanyak 15 jalur/transect) danhutan musiih gugur (sebanyak 5 jalur) denganpengulangan 4 kali setiap jalurnya. Panjang masing-masing jalur *1 km dengan lebar jalur kanan kiri*5p m dan berhenti pada setiap titik pengamatanselama *10 menit jarak antar titik pengamatant100, m. Titik-titik pengamatan ditetapkansedemikian rupa sehingga tidak bersifat tumpangtindih. Jarak antar jalur pengamatan *1 km untukmenghindari perhitungan ganda.

Sedangkan untuk mengetahui komposisi jenisdan struktur vegetasi dilakukan analisis vegetasi dihutan gugur sebanyak I jalur dengan panjang 200 m(Soerianegara and Indrawan, 2005). Jalur-jalurcontoh dibuat memotong garis kontur, misalnya daritepi laut pedalaman, memotong sungai, dan naikatau turun lereng pegunungan.

Analisis Data1. Parameter Demografi

Pengolahan data parameter demografimenggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut(Tarumingkeng, 1994):a. Populasi (Caughley, 1977)

Populasi Dugaan

"IrP=ffi"ABesarnya Kisaran Populasi

r-P x SE sE=./S; "

tr-, *-,=Ih:4'V r " N Dr- n-1

b. Kelahiran (Natahtas) (Tarumingkeng, 1994).B

L,t -- NB * jumlah individu yang dilahirkan,N = jumlah seluruh anggota populasi.

c. Kematian (Mortalitas)

-DL,r, - -ND = jumlah yang matidarisemua sebab dalam

waktu satu tahun.N = jumlah seluruh anggota populasi.

d. Nisbah Kelamin (Sex Ratio)fD

s.t? = "BP

Jp = jumlah jantan potensial reproduksi.gp = jumlah betina potensial reproduksi.

Page 5: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

Vol. 17 No. 2

2. Bentuk Sebaran SpasialBentuk sebaran spasial ditentukan dengan

menggunakan penghitungan beberapa indek yiiturasio nilai tengah (fr) dan ragam (su),IndeksDispersion (ID), Indeks of Clumping (IC), IndekGreen (IG), dan ChFSquare 17;. Uasing-masingindek tersebut dihitung dengan rumus-rumussebagai berikut:a. Metode rasio ragam dan nilai tengah

o pola sebaran acak, o* : p. Pola sebaran mengelompo( ert F lr. pola sebaran merata, r, { U

b. Indek Disperseo2

1D=LX

J.Ilmu Pert. Indonesia 161

c) Jika X'z Xi.*, maka pola sebaran(clumpedl

3.*Analisis Vegetasi

. Dari hasil pengukuran dapat dihitungbesaran sebagai berikut :

kelompok

besaran-

K= ZindLuas eontoh

K dari suatu ienis

K seluruh jenis

Jumlah.bidang dasarLuas petak contoh

D dari suatu jenis_;_;_ . .-_ xt0Do/ou seturuk Jen$

2 plot ditemukan suatu jenisLuas seluruh plot

F dari suatu ienis

= xl}Oyor seturun.len$

,S2 = keragaman contoh

X = rata-rata contohlika: ID = 1, maka satwa menyebar acak

ID < 1, maka satwa menyebar homogenID > 1, maka satwa menyebar

kelompo(agregat

c. Indek of ClumpingIC = ID*lKeterangan: ID = indeks disperse

IC = indeks of clumpingJika: IC = 0, maka satwa menyebar icak

IC = -1, maka satwa menyebar homogenIC = n-1, maka satwa menyebar kelompok

d. Indek Green

IG= JC

n-lKeterangan: IG = indeks green

IC = indek of clumpingJika:IG = 0, maka satwa menyebaracak

IG = 1, maka satwa menyebar kelompok

e. ChFSquare

T =rD(ar-r)Keterangan: try' = jumlah kontak dengan satwa

. [lt"l': uji yang digunakan untuk N<30,sebagai berikut:a) Jika X' S Xi.r* maka pola sebaran seragam

(uniform)

b) J,l<a X|.rr, < X2 < X|o* maka pola sebaranaak(nndom)

DR=

F-

FR=

Indeks Nilai Penting = KR + DR+ FR

Keterangan: K (Kerapatan); KR (Kerapatan Relatifl;D (Dominansi); DR (Dorninansi Relatifl;F (Frekuensi); FR (Frekuensi Relatif);INP (Indek Nilai penting).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Parameter DemografiUkuran dan Kepadatan populasi

. Pendugaan populasi komodo di areal penelitianditentukan berdasarkan jumlah individu yangditemukan pada beberapa jalur contoh. Luas totalP. Rinca-TNK adalah 196,25 km2, dengan tuas areapenelitian 2 km2 (IS CI,99o/o). Berdisarkan hasilpengamatan ditemukan sebanyak 142 irdividu antaralain 16 individu tetasan, 32 individu anakan,26 individu muda, dan 68 individu dewasa. Untukindividu tetasan hanya ditemukan pada satu srang9*oa9 di Loh Buaya, yaitu pada jalur 10 seUagjijalur wisata. Data tebih lengkap tersaji pada Tabel 1.

Jalur pengamatan yang paling banyakditemukan populasi kornodo yiitu

'padi lalur

'10

(L,Bya - Hutan) dibandingkan dengan jilur-jaturlainnya. Jalur ini merupakan 3alui yang 6Asadigunakan oleh para pengunjung, dimjna petuanguntuk melihat komodo sangat besar. Hal inldikarenakan potensi pakan komodq palon mangsit

tI

Page 6: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

162 Vol. 17 No. 2

komodo, maupun potensi air bagi mangsa komodo dijalur ini dan di sekitarnya cukup banyak. DibuKikanselama pengamatan banyak ditemukan satwamangsa komodo seperti rusa timor, kerbau air, danmonyet ekor panjang,

Tabel 1. Sebaran jumlah individu komodoberdasarkan kelas umur dan tipe habitat.

Lokasi Ttsn Ank Md Dws Ttl

J.Ilmu Pert. Indonesla

Tabel 2. Dugaan populasi dan kepadatan komodo diP. Rinca berdasarkan kelas umur.

Duoaan .-

[u od,r.s ii,ir?*?i sEKisaran Populasi

(ind)

0,82 78,L8 -79,820,62 156,38 - L57.62

0,45 L27,55 - L28,451,18 332,82 - 335,18

Keterangan:Ttsn: Tetasan; Ank: Anakan; Md: Muda; Dws: Dewasa.

Kepadatan komodo pada berbagai kelas umurdi tiap tipe habitat memiliki nilai yang berbeda(Tabel 3). Pada hutan gugur memiliki kepadatan lebihtinggi dari pada di savana.

Tabel 3. Kepadatan populasi komodo berdasarkanKU terhadap tipe habitat.

Kelas UmurKepadatan (ind/km2)

Hutan Gugur Savana

ralur ,IL".

Ttsn_ 79

Ank L57

Md 128

Dws 334

0,4

0r8

0,65

L,7

1 HGl2 HG23 Svnl4 HG35 Svn26 HG47 Svn3B Svn49 Svn510 HG511 Svn 6

12 Svn 713 Svn 8

14 Svn 9

15 Svn 10

16 Svn 11

17 Svn 12

18 Svn 13

19 Svn 14

20 Svn 15

L.Bar 0

L.Bar 0

L.Bar 0

L.Bar 0

L.Bar 0

L.Bar 0

L.Bya 0

L.Kim 0

L.Kim 0

L.Bya x 16

WWX O

WWOWW-LG O

WW-LG O

LGOLGOL.Bya 0

L.Kim 0

L.Kim 0

L.Kim 0

463B00165705610361322 s9

992224t4003446230000

Tetasan

Anakan

Muda

Dewasa

1123004L114131T202t2900002AL2000111010000

1r6

2,3

1r5

3

0

0r1

0,L2

0,42

Keterangan:x) Jalur wisata; L.Bar: Loh Baru; L.Bya: Loh Buaya; L.Kim:

Loh Kima; WW: Wae Waso; LG: Lengkong Gurung;Ttsn: Tetasan; Ank: Anakan; Md: Muda; Dws: Dewasa.

Untuk jalur-jalur yang tidak ditemukankomodo terdapat 5 jalur, yaitu L.Bar - Savana 1, LG

- Savana 10, L.Kim - Savana 13, L.Kim - Savana 14,dan L.Kim - Savana 15. Walaupun dijalur ini banyakditemukan satwa mangs komodo, tetapi kondisialam yang terlalu terbuka sehingga menyulitkankomodo untuk mendapatkan mangsanya dan satwamangsa lebih mudah untuk menghindari komodo,

Komodo di P, Rinca memiliki dugaan populasisebesar 698 individu dengan kepadatan 3,15 ind/km2,Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh BTNK (2007)mengenai populasi komodo di p. Rinca menyatakanbahwa jumlah populasi komodo diduga sebanyak1329 individu.

Iotal 8,4 0,64

Inventarisasi komodo setiap tahun dilakukanuntuk menduga kelestarian populasi komodo danpendukung dalam kegiatan ekowisata di TNK.Kegiatan ini dilakukan oleh pihak BTNK, LSM,maupun peneliti-peneliti lainnya, Beberapa penelitimelakukannya dengan metode-metode yangberbeda, seperti feding (pengumpanan), jalur, atauco n se n tra tio n co u n t (T abel 4).

Tabel4. Perkembangan populasi komodo diP. Rinca.

Tahun Populasi (ind) Metode Keterangan2001

2002

2003

20042005

2006

1110

1265

t346L29B

Feeding

Feeding

Feeding

Feeding

Tidak dilakukanpenelitian

Tidak dilakukanpenelitian

2007 L329 Feeding

Page 7: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

(d)(c)

i

i

i

I

I

I

I

I

I

I

IIIIII

II

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

i

i

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

tIlItI

I

I

I

I

I

I

I

Vol. 17 No^ 2

Inventarisasi yang dilakukan denganmenggunakan pengumpanan (feeding) oleh pihakBTNK menggunakan daging kambing yang dipasangdibeberapa plot yang sama selama bertahun-tahun.Hasil analisis dari metode feeding selama 6 tahun kebelakang bahwa populasi komodo mengalamipeningkatan sebesar t3,960/o dari 1100 individu padatahun 2001 menjadi 1265 individu pada tahun 2003.Pada tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar6,40/o dibandingkan tahun 2003 menjadi1346 individu. Untuk tahun 2005 mengalamipenurunan populasi sebesar 3,57o/o dari 1346 individupada tahun 2004 menjadi 1298 individu pada tahun2005 dan pada tahun 2007 mengalami kenaikansebesar 2,33o/o.

Struktur UmurStruKur umur dapat digunakan untuk menilai

keberhasilan perkembangbiakan satwaliar sehinggadapat menduga prospek kelestariannya.Pengklasifikasian struktur umur komodo, yaituberdasarkan kelas umur tetasan, anakan, muda, dandewasa (Gambar 1).

Gambar 1. Komodo berdasarkan kelas umur:a) dewasa, b) muda, c) anakan, dan d)tetasan.

Berdasarkan analisis data untuk struktur umurkomodo diperoleh nilai kelas umur dewasa memilikijumlah terbesar 47,85o/o dibandingkan dengan kelasumur yang lain. Sedangkan untuk nilai yang terkecilyaitu pada kelas umur tetasan sebesar LL,3to/o,

J.Ilmu Pert. Indonesia 163

Nilai tetasan tersebut didapatkan dari hasilhatcling bulan Februari 2008 pada satu sarangkomodo yang dipagari yang beftujuan untukmenghindari predator terhadap telur maupun tetasankomodo dan juga sebagai pemantauan hasil tetasanpada sarang komodo. Untuk kelas umur anakan danmuda nrasing-masing sebesar (22,49o/o dan 18,34olo).

Nisbah Kelamin (Sex RatiQBerdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya

mengenai sex ratio komodo ini, menurut Fakhruddin(1998), bahwa sex ntio komodo sebesar 4,2: L danAuffenberg (1981) sebesar 3,4 : L. Nilai ini tidakbegitu jauh dengan hasil yang didapat seJamapengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan bahwaperbandingan jumlah jantan potensial reproduksiterhadap jumlah betina potensial reproduksi padakomodo selama pengamatan ditemukan 51 individukomodo jantan dan 17 individu komodo betina darikelas umur dewasa dengan perbandingan sebesar3 : 1. Sehingga dipastikan akan terjadi persainganyang cukup tinggi dalam memperebutkan individubetina oleh individu jantan pada saat musim kawin.Hal ini merupakan kondisi alami yang tefiadi padakomodo untuk menghindari ledakan populasisehingga populasinya dapat stabil.

Kelahiran (Natalitas) dan Kematian(Moftalitas)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadapkelahiran komodo yang didapat dari data penetasan(hatcling) Februari 2008 yaitu sebesar 16 individu.Untuk angka kelahiran dari jumlah tetasan terhadaptotal individu sebesar LL,Z7o/o. Nilai tersebutmenyatakan bahwa tingkat kelahiran komodo cukuptinggi. Hal ini dikarenakan sudah adanya pengelolaanterhadap sarang komodo dengan melakukanpemagaran terhadap sarang komodo. Sedangkanangka kematian komodo sebesar 4,23o/o yangditemukan pada tetasan komodo sebanyak 6 individu.

Bentuk Sebaran SpasialBentuk sebaran spasial pada komodo

ditentukan berdasarkan kontak dengan masing-masing individu komodo. Hasil analisis data denganmenggunakan beberapa metode yang tersaji padaTabel 5.

Bentuk sebaran komodo dari kedua tipe habitat(hutan gugur dan savana) adalah mengelompok. Halini besar kemungkinan disebabkan oleh beberapafaktor, antara lain:a) Komodo lebih sering berkumpul di daerah dekat

pemukiman atau pos-pos jaga yang lokasinyaberada di hutan.

Page 8: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

164 Vol. 17 No. 2

b) Penyebaran pakan pada saat musim kemaraucenderung lebih banyak di daerah hutan karenamasih terdapat sumber air, sehingga komodosering berkumpul di hutan.

c) Komodo lebih sering ditemukan di daerah savanayang terdapat pohon-pohon yang digunakankomodo untuk istirahat.

Tabel 5. Pola sebaran spasial komodo.

Metode Anaisis Data NilaiBentuk

Sebarany2hitung

X2tabel (q=11,o=0.05)Rasio NilaiTengah dan

Ragam 3,722 Berkelompok

J.Ilmu Peft. Indonesia

perburuan liar ini dapat menghambat kelestarianekosistem di TNK. Kepadatan populasi rusaberdasarkan penelitian Djuanda (2008) mencapai1,3 ind/ha. Populasi mangsa komodo (rusa) tergolongmqngkhawatirkan karena terus berdatanganancaman terhadap kelangsungan hidupnya, sehinggadapat mengalami penurunan secara drastis danpopulasi yang tersisa sekarang dalam keadaanterpencar di habitat-habitat yang daya dukungnyajuga sudah semakin menurun.

Perubahan HabitatPerubahan habitat non alami mempengaruhi

kemampuan komodo untuk melangsungkanhidupnya. Perubahan ini dapat berupa fragmentasi,kerusakan, dan kehilangan habitat yang masing-masing atau secara bersama memiliki efek negatifterhadap satwaliar (Alikodra, 2002), dan memberikanefek yang sama buruknya dengan perburuanterhadap populasi komodo. Ancaman terhadaphabitat komodo akan sangat mempengaruhikemampuannya untuk melakukan reproduksi yangakhirnya akan menyebabkan populasi komodomenurun.

Daerah savana menjadi bagian penting bagikehidupan komodo. Berbagai aKivitas seringdilakukan komodo di savana, seperti berjemur(basking). Sehingga ancaman dari kebakaran hutandapat mengurangi pergerakan komodo.

Pengumpanan (Feeding)Komodo menjadi perhatian dunia ini menjadi

daya tarik dari media elektronik (stasiun televisi),Berbagai atraksi komodo sering dilakukan untukmembuat film dokumenter dengan carapengumpan an (feeding) mengg u na kan kambing, baikhidup maupun mati. Hal ini dilakukan untuk menarikperhatian komodo yang begitu tajam penciumannyaterhadap daging dan darah, sehingga mempermudahdalam melakukan atraksi komodo yang diinginkan.

Komodo merupakan satwa yang mempunyaikemampuan berburu dari berbagai kelas umurberbeda-beda, semakin dewasa kemampuannyamenjadi semakin menurun. Selama penelitian,ditemukan komodo berburu rusa maupun kerbau,terbukti bahwa komodo muda yang melakukanperburuan dan menyebabkan luka pada mangsa,kemudian komodo-komodo lainnya (khususnyadewasa) berdatangan untuk melakukan aktivitasmakan pada rusa tersebut. Dengan adanya kegiatanfeeding dalam jangka pendek tidak akanmenimbulkan dampak yang besar, namun dalamjangka panjang lambat-laun akan menyebabkanperubahan perilaku dan genetik komodo. Hal ini

tt H];: Berkerompok

ID (Indeks Dispersi) 3,72 ^Ic (tnaeks ctumping) i,zi Berkelompok

IG (Indeks Green) 0,08 Berkelompok

B. Kondisi VegetasiHasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa di

hutan musim gugur terdapat 11 jenis tumbuhantingkat dimana jenis Alstonia scholaris memilikiindeks nilai penting (INP) terbesar yaitu 58,Z4o/osedangkan yang terendah yaitu jenis Ficus sp.6,420/o. Dari semua jenis pohon ini yang seringdigunakan komodo untuk berteduh dan beristirahatadalah Tamarindus indica. Untuk tingkat tiang, INpterbesar adalah jenis Alstonia scholaris 74,BZo/o danterendah Schoutenia ouata 36,790/o. pada tingkatpancang, INP terbesar adalah Phitecelobiumumbeltum 9O,2Bo/o dan terendah Voacangangranditoltb sebesar 18,060/o. Sedangkan tingkatsemai, INP terbesar adalah Voacangan granditoliadan jenis Alstonia scholaris sebesar 36,360lo danterendah yaitu Rhizophora sp., Calophylumin o p h yl u m dan Pte rospe rm u m dive rs ifo I i u m 1 B, 1 Bolo.

Penutupan tajuk di hutan gugur dapatmelindungi komodo dari cahaya matahari sekaligusmemudahkan berburu mangs. pada kerapatanvegetasi tingkat semai 27,5 ind/ha, pancang20 ind/ha, tiang 20 ind/ha, dan pohon L22,5 ind/ha,komodo akan masih merasa mudah untuk melihatdan berburu mangsa.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi populasikomodo

Perburuan satwa mangsa komodoRusa timor sebagai pakan utama komodo

menjadi sasaran perburuan liar yang dilakukan olehmasyarakat dl luar kawasan, baik secara langsungmaupun menggunakan anjing. Dampak dari

Page 9: Pendugaan parameter demografi dan bentuk sebaran spasial

Vol. 17 No. 2

menjadi salah satu faKor yang dapat menyebabkankepunahan terhadap komodo.

D. Hubungan Waktu perjumpaan dengan TipeHabitat

Peluang perjumpaan di savana pada pagi harisebesar 88o/o, sedangkan pada sore hari hanyJl2o/o.Pada huhn gugur, peluang perjumpaan pada pagihari sebesar 8006 dan sore hari sebesar 2O%. nal inidikarenakan komodo lebih mudah dijumpai padawaktu pagi hari pada saat aktivitas basking.Menjelang siang hari komodo melakukan aKivitas dipohon seperti istirahat, tidur, atau menghindariserangan dari predator maupun komodo lainnya. Halini menjadi rekomendasi dalam pengelolaanekowisata di TNK. Wisatawan yang datang ke TNKuntuk melihat komodo dapat dilakukan pada pagi hari

_Qrena peluang untuk melihat komodo leUih tinggidibandingkan dengan siang maupun sore hari.

KESIMPULAN

Nilai dugaan akhir populasi komodo di p. Rincasebesar 698 individu dengan kepadatan 3,15 ind/km2.Untuk KU tetasan mempunyai populasi sebesar79 individu dengan kepadatan 0,4 indlkmz, anakan157 individu dengan kepadatan 0,8 ind/km2, remaja128 individu dengan kepadatan 0,65 ind/kmr, dindewasa 334 individu dengan kepadatan L,7 ind/km2.Angka kelahiran komodo sebesar LL,27o/o dan angkakematian sebesar 4,23o/o, serta sex-ntio komodosebesar 3 : 1. Bentuk sebaran spasial komodo adalahmengelompok, dengan peluang perjumpaan disavana pada pagi hari sebesar BBo/o, sedangkan padasore hari hanya l2o/o. Pada hutan gugur, peluangperjumpaan pada pagi hari sebesar 80o/o dan sorehari sebesar 20olo.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H.S. 2002. pengelolaan Satwaliar Jilid I.Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IpB.Bogor.

Auffenberg, W. 1981. Behavioral Ecology of theKomodo Monitor. Florida State Museum.University of Florida. Gainessville. Florida.

BTNK. Z@7. Statistik Taman Nasional Komodo.Taman Nasional Komodo. Labuan Bajo.

Caughley, G. L977. Analysis of Vertebrate population.Jotrr $riky and Sons. London.

J.Ilmu Peft. Indonesia 165

Djuanda, T.D,.2008. Potensi Mamalia Besar SebagaiMangsa Kornodo (Varanus komodoensis) DiPulau Rinca Taman Nasional Komodo NusaTenggara T'imur. Skripsi. Departemen* Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.Fahutan IPB. Bogor.

Erdmann, A.M. 2004. panduan Sejarah EkologiTaman Nasional Komodo. Buku 1 : Darat.The Nature Conservancy-Indonesia Coastaland Marine Program.

Fakhruddin. 1998. Pendugaan parameter DemografiPopulasi Komodo (Varanus komodoensr$ diPulau Komodo Taman Nasional Komodo NusaTenggara Timur. Skripsi. Jurusan KonservasiSumberdaya Huhn. Fahutan IpB. Bogor.

Jessop, et a|.2Q07. Ekologi populasi, reproduksi, danspasial biawak komodo (Varanuskomodoensis) di Taman Nasional KomodqIndonesia. BTNKICRESS-ZSSD/TNC.

Mulyana, A & W. Ridwan. 1992. Biodata dan perilakureproduksi komodo (Varanus komodoensisperkembangan informasi sampai tahun 1992.Aisuli No. 5. B Penelitian KehutaRan Kupang.Kupang.

Peraturan Perlindungan Binatang-binatang Liar(Dierenbeschermingsordonantie 1931,Staasblad 1931: 134).

Soerianegara, I & A. Indrawan, Z0AS. Ekologti HubnIndonesrb. Laboratorium Ekologi HutanFakultas Kehutanan IpB.

Tarumingkeng, R.C. 1994. Dinamika populasi: Kajianekologi kuantitatif. Pustaka Sinar Harapanbekerja sama dengan Universitas Kristen KridaWacana. Jakarta.