penelitian alergi kacang

13
JOURNAL READING George Du Toit, M.B.et al Wahyuddin Divisi Alergi dan imunologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUZA-UNSYIAH N Engl J Med 2015;372:803-13. DOI: 10.1056/NEJMoa Randomized Trial of Peanut Consumption in Infants at Risk for Peanut Allergy The new england journal of medicine

Upload: lansoprazole

Post on 02-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

journal alergi imunologi

TRANSCRIPT

Page 1: penelitian alergi kacang

JOURNAL READING

George Du Toit, M.B.et al

WahyuddinDivisi Alergi dan imunologi

Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUZA-UNSYIAH

N Engl J Med 2015;372:803-13. DOI: 10.1056/NEJMoa1414850

Randomized Trial of Peanut Consumption in Infants at

Risk for Peanut AllergyThe new england journal of medicine

Page 2: penelitian alergi kacang

Pendahuluan

• Alergi kacang adalah penyebab utama anafilaksis dan kematian akibat makanan beban psikososial dan ekonomi.

• Prevalensi alergi kacang meningkat 2x lipat dalam 10 thn terakhir.

• Alergi kacang berkembang pada awal kehidupan dan jarang saat dewasa.

• Clinical Guideline dari inggris thn 1998 dan 2000 merekomendasikan untuk menghindari alergen saat bayi dan ibunya selama hamil dan menyusui.

Page 3: penelitian alergi kacang

Pendahuluan• Anak Yahudi di Inggris yang menghindari kacang dalam

makanannya 10x lebih beresiko terjadi alergi dibandingkan anak Yahudi di Israel yang mengkonsumsi kacang sejak berusia 7 bulan.

• Thn 2008 rekomendasi untuk menghindari alergen pada anak tidak dibicarakan lagi (dipertimbangkan/diragukan).

• Hipotesa penelitian: Mengkonsumsi kacang lebih awal mungkin memberikan hasil lebih baik dalam mencegah alergi saat dewasa

Apakah paparan sejak dini merupakan strategi yang lebih baik untuk mencegah alergi (saat dewasa) dibandingkan dengan menghindarinya sama sekali.

Page 4: penelitian alergi kacang

Metode

• Cohort Study dari desember 2006 s/d mei 2009 di Inggris, yang melibatkan 640 bayi berusia 4 – 11 bln dengan ekzema berat, alergi telur atau memiliki keduanya.

• Berbasis skin prick test (SPT) yang dibagi dalam 2 kelompok, berdasarkan hasil negatif dan positif. Keduanya dibagi lagi dalam 2 kelompok yang konsumsi kacang dan yang menghindari kacang dalam dietnya secara acak.

• Konsumsi kacang diberikan sampai berusia 60 bln. Kepatuhan dinilai dari quesioner yang dilakukan berkala.

• Penilaian klinis dilakukan saat usia mencapai 12 bln, setiap 2 minggu sampai usia 30 bln, dan setiap bln setelahnya.

Page 5: penelitian alergi kacang

Metode• Penilain akhir saat partisipan berusia 60 bln, partisipan yang

tidak menunjukkan tanda alergi diberikan protein kacang single dose 5 g.

• Gejala klinis, SPT dan nilai IgE spesifik digunakan untuk menentukan status alergi partisipan.

• Variabel kelompok yang mengkonsumsi kacang dengan yang tidak mengkonsumsi dibandingkan menggunakan chi square test

Page 6: penelitian alergi kacang

Metode

Page 7: penelitian alergi kacang

Keterbatasan

• Tidak adanya rejimen placebo.

• Tidak memasukkan partisipan resiko rendah (tanpa ruam) dan partisipan dengan ruam besar ( >4 mm) saat SPT.

• s

• Tidak dapat mengumpulkan sampel debu (sisa kacang di tempat tidur) partisipan lebih awal saat penelitian.

Page 8: penelitian alergi kacang

Hasil

Page 9: penelitian alergi kacang

Hasil

Page 10: penelitian alergi kacang

Hasil

Page 11: penelitian alergi kacang

Hasil

Page 12: penelitian alergi kacang

Diskusi

• Insiden alergi pada bayi dengan resiko tinggi penyakit atopik yang mengkonsumsi kacang dalam 11 bln awal kehidupan terbukti lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi.

• Saat berusia 4 thn, rata2 diameter ruam dan jumlah partisipan dengan peningkatan IgE spesifik kacang lebih tinggi pada kelompok yang tidak mengkonsumsi dibandingkan dengan yang mengkonsumsi.

• Paparan melalui kulit dapat meningkatkan kepekaan, namun paparan oral dapat meningkatkan toleransi imun.

Page 13: penelitian alergi kacang

Diskusi• Penelitian ini menunjukkan bahwa mengkonsumsi produk

kacang sejak dini berhubungan dengan penurunan kejadian alergi pada pastisipan resiko tinggi.

Apakah menghindari konsumsi kacang (masih) merupakan strategi pencegahan alergi