penelitian dtps pengaruh model pembelajaran …
TRANSCRIPT
PENELITIAN DTPS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PASIR GADUNG KEC.
CIKUPA KAB. TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
Destri Astrianingsih, M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN
2018
ABSTRAK
Mata pelajaran PKn merupakan pelajaran yang menitikberatkan pada
pembentukan karakter dan kesadaran pribadi pada setiap warga negeranya agar
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Warga
negara diharapkan menjadi insan yang mampu menempatkan segala sesuatu pada
tempatnya, mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, mau
dan mampu bertoleransi dengan sesama, serta diharapkan memiliki jiwa
demokratis. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Portofolio terhadap terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Gadung Kec. Cikupa
Kab. Tangerang Tahun Pelajaran 2018/2019. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah “One Groups Pretest-Posttest Design”, yaitu desain
penelitian yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah
diberi perlakuan. Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan dari bulan maret
sampai april 2019. Lokasi penelitian Subjek penelitian ini di SDN Pasir Gadung
Kec. Cikupa Kab. Tangerang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh nilai thitung 6,607>1,69913
maka hipotesis diterima yaitu Model Pembelajaran Portofolio berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan pokok bahasan
mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat,
seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, dst.yang diajarkan untuk siswa
kelas IV SDN Pasir Gadung Kec. Cikupa Kab. Tangerang dengan besaran
pengaruh 21 %.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Portofolio, Hasil Belajar Siswa, PKn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran PKn merupakan pelajaran yang menitikberatkan pada
pembentukan karakter dan kesadaran pribadi pada setiap warga negeranya agar
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Warga
negara diharapkan menjadi insan yang mampu menempatkan segala sesuatu pada
tempatnya, mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, mau
dan mampu bertoleransi dengan sesama, serta diharapkan memiliki jiwa
demokratis. Tentunya, tujuan ini akan tercapai jika PKn diberikan dan diajarkan
dengan cara yang tepat.
Dalam pembelajaran PKn tidak sekedar menitikberatkan pada aspek
kognitif akan tetapi aspek lainnya seperti sikap atau tingkah laku dan
keterampilan dengan harapan dapat membentuk warga negara yang baik.
Ironisnya, pelaksanaan pembelajaran PKn di Indonesia banyak menganut
paradigma lama mengenai proses pembelajaran yang bersumber pada guru
(teacher center) bahwa pikiran seorang siswa adalah seperti kertas kosong yang
putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan dari gurunya.
Pencapaian kondisi pembelajaran yang berkualitas dan efektif menurut
Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional, setidaknya ada
yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu sebagai berikut : 1) melibatkan
siswa aktif, 2) menarik minat dan perhatian siswa, 3) membangkitkan motivasi
siswa, 4) prinsip individualitas, 5) peragaan dalam pengajaran.
Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya
suasana proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pengembangan siswa
yang memiliki kemampuan beragam. Guru sebagai fasilisator dalam pendidikan
harus mampu mefasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuannya yang
beragam. Maksudnya tidak hanya memperhatikan hasil akhir tetapi juga harus
memperhatikan proses pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga harus dapat
menggunakan metode, media, maupun model pembelajaran yang tepat sebagai
upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Pemilihan berbagai metode, media, maupun model pembelajaran yang
banyak jenisnya tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan, misalnya
dengan memperhatikan beberapa aspek seperti materi yang akan disampaikan,
tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia serta hal-hal yang berkaitan dengan
proses pembelajaran. Salah satu tantangan mendasar dalamp pelajaran PKn
dewasa ini adalah mencari model pembelajaran inovatif yang memungkinkan bagi
peningkatan mutu Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam mata pelajaran PKn
diperlukan model pembelajaran yang mampu mengakomodasi siswa dalam
mengembangkan potensinya masing-masing sebagai manusia demokratis. Model
pembelajaran yang tidak sekedar menitikberatkan pada aspek kognitif akan tetapi
aspek lainnya seperti sikap atau tingkah laku dan keterampilan dengan harapan
dapat membentuk warga negara yang baik, yang demokratis.
Proses pembelajara PKn yang masih menggunakan model pembelajaran
konvensional, siswa cenderung pasif atau lebih tepat dikatakan bahwa
pembelajaran terpusat pada guru dengan metode ceramah. Pembelajara semacam
ini belum mampu mengembangkan aspek sikap dan keterampilan siswa dalam
proses pembelajaran. Tentu saja hal ini mempengaruhi pencapaian hasil belajar
siswa. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap dan
keterampilannya dalam proses pembelajaran. Dalam penilaiannya pun guru
cenderung hanya menilai dari segi kognitifnya saja. Nilai yang tergambar hanya
menitikberatkan kemampuan dalam mengerjakan soal (kognitif), sedangkan sikap
dan keterampilan siswa yang tampak dalam proses pembelajaran tidak
diperhatikan.
Sebagian guru SD mengalami kesulitan dalam mengembangkan model
pembelajaran yang tepat untuk suatu mata pelajaran, dikarena untuk sekolah
tingkat dasar ini menganut sistem guru kelas sedangkan guru dituntut untuk
mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada tiap
semester. Seperti misalnya pada mata pelajaran PKn , guru perlu mengembangkan
banyak sumber belajar, metode, model pembelajaran maupun media.
Kondisi pembelajaran di atas juga dialami di kelas IV SDN Pasir Gadung
Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang bahwa hasil belajar Pkn siswa kelas IV ini masih
kurang. Hasil observasi yang ada, ketika siswa dihadapkan pada suatu materi
pelajaran abstrak, siswa sangat kesulitan untuk menangkap informasi dan
memahaminya. Hal ini dikarenakan siswa kelas IV merupakan siswa yang sedang
mengalami perubahan cara berpikir praoperasional ke operasional konkrit. Siswa
belum mampu secara penuh menangkap informasi yang bersifat abstrak.
Pada pelaksanaan pembelajaran PKn, siswa cenderung pasif, banyak
mendengarkan materi yang disampaikan guru tanpa adanya timbal balik, belum
diterapkan pembelajaran yang mengangkat nilai-nilai demokratis. Tak jarang
banyak ditemukan siswa membuat gaduh, tidak memperhatikan penjelasan guru
karena siswa merasa sulit memahami materi, terlebih tidak adanya daya tarik
dalam penyampaian materi. Guru menggunakan model pembelajaran yang
monoton. Guru menyampaikan materi, kemudian siswa latihan mengerjakan soal.
Penyampaian materi oleh guru kurang jelas. Akhirnya semua ini, menyebabkan
pencapaian hasil belajar siswa yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
Berdasarkan berbagai alasan tersebut di atas, penulis ingin memecahkan
masalah hasil belajar siswa yang muncul di SDN Pasir Gadung melalui Model
Pembelajaran Portofolio karena model pembelajaran tersebut merupakan satu
bentuk dari praktik pembelajaran PKn. Model pembelajaran protofolio merupakan
model pembelajaran yang dalam penerapannya memuat nilai-nilai demokratis,
mampu mengembangkan ketiga aspek kemampuan siswa (kognitif, afektif, dan
psikomotorik). Model Pembelajaran Portofolio juga merupakan model
pembelajaran yang menyenangkan serta membutuhkan indera ganda yang
tentunya itu akan memberikan keuntungan bagi siswa seperti dengan teori yang
disampaikan di atas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahan permasalahan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran PKn masih bersumber pada guru, sehingga
siswa cenderung pasif.
2. Model pembelajaran yang digunakan guru masih monoton dan belum
mampu mengembangkan ketiga aspek pengalaman belajar (kognitif,
afektif, dan psikomotorik).
3. Guru kurang jelas dalam menyampaikan materi pembelararan.
4. Perhatian siswa kurang fokus, dikarenakan tidak adanya daya tarik dalam
penyampaian materi pelajaran.
5. Hasil belajar siswa rendah, dikarenakan model pembelajaran yang
digunakan tidak mampu mengakomodasi potensi siswa yang beragam.
C. Batasan Masalah
Mengingat penelitian penerapan Model Pembelajaran Portofolio sangat luas,
untuk itu agar lebih fokus, maka permasalahan dibatasi pada masalah model
pembelajaran berbasis portofolio untuk mengatasi hasil belajar siswa yang masih
rendah pada mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan, bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan,
yang diajarkan untuk siswa kelas kelas IV SDN Pasir Gadung Kec. Tigaraksa
Kab. Tangerang.
D. Rumusan Masalah
Bedasarkan batasan masalah tersebut, penulis dapat merumuskan masalah
penelitian ini yaitu “Apakah terdapat pengaruh Model Pembelajaran Portofolio
terhadap terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN
Gadung Kec. Cikupa Kab. Tangerang Tahun Pelajaran 2018/2019?.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model
Pembelajaran Portofolio terhadap terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PKn di kelas IV SDN Gadung Kec. Cikupa Kab. Tangerang Tahun Pelajaran
2018/2019.
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
1) Sebagai masukan dalam peningkatan hasil belajar pembelajaran PKn bagi
siswanya.
2) Sebagai alternatif bagi guru dalam mengembangkan model pembelajaran
PKn di Sekolah Dasar.
b. Bagi Siswa
1) Mendapat pengalaman memperoleh ilmu pengetahuan secara aktif melalui
Model Pembelajaran Portofolio
2) Menambah wawasan siswa untuk menanamkan konsep dalam pikiran
mereka secara lebih mendalam
c. Bagi Kepala Sekolah
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam menentukan RPP dalam pembelajaran PKn
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
rekomendasi dalam pengembangan proses pembelajaran pada materi PKn.
G. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan : latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, sistematika penulisan
2. BAB II Landasan Teori : deskripsi teori, kerangka berpikir, penelitian
terdahulu yang relevan, hipotesis penelitian
3. BAB III Metodologi penelitian : metode penelitian, tempat dan waktu
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan
data, instrumen penelitian, analisis data, rencana penelitian
4. BAB IV : Hasil dan Pembahasan penelitian berisi deskripsi objek
penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan penelitian,
5. BAB V : Simpulan dan Saran berisi hasil kesimpulan dari penelitian
dan saran untuk pihak-pihak yang terlibat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran Portofolio
Menurut Arends mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan untuk pedomann dalam
merencanakan pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas maupun
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, tujuan pembelajaran, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Pendapat Arends ini sesuai dengan pendapat Joyce, bahwa setiap model
memberikan arahan dalam merancang pembelajaran untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran.1
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta tingkat
kemampuan siswa. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Rusman bahwa model
pembelajaran merupakan suatu teknik yang sistematis dalam mengidentifikasi,
1 Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kencana. Jakarta.h51
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan belajar tertentu.2
Menurut Joyce, dkk Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola
mengajar, baik secara tatap muka di dalam kelas maupun untuk mengatur tutorial,
serta untuk menentukan perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum
(sebagai kursus untuk belajar). Setiap model memberikan arahan kepada kita
untuk merancang pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Arends menyatakan bahwa model pembelajaran mengarah
pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu , termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, serta sistem pengelolaannya.3
Berdasarkan uraian mengenai beberapa macam pengertian model
pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan
gambaran prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran, baik
pembelajaran di dalam kelas maupun pembelajaran dalam tutorial dengan tujuan
membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir,
dan mengekspresikan ide diri sendiri.
Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi, tidak ada satu model
pembelajaran yang paling baik dari pada model pembelajaran yang lainnya. Ini
2 Rusman, (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.h55 3 Trianto. (2010). Opcit.h52
menunjukkan bahwa setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep
yang cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam pemilihan model
pembelajaran sangat penting untuk mempertimbangkan, seperti materi pelajaran,
jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan
fasilitas pendukung yang tersedia sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Menurut Arends Trianto mengemukakan istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur.
Model dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang penting, apakah yang
dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi siswa.4 Menurut
Kardi dan Nur menyebutkan empat ciri khusus model pembelajaran yang tidak
dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri ciri tersebut adalah : (1)
memiliki teori rasional logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang;
(2) memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar; (3)
diperlukan tingkah laku mengajar agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil; (4) memerlukan lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.5
Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi, tidak ada satu model
pembelajaran yang paling baik dari pada model pembelajaran yang lainnya. Ini
menunjukkan bahwa setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep
yang cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk
4 Ibbid.h 54
5 Ibbid.h 55
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam pemilihan model
pembelajaran sangat penting untuk mempertimbangkan, seperti materi pelajaran,
jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan
fasilitas pendukung yang tersedia sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Bahasan berikutnya mengenai pengertian portofolio. Portofolio berasal dari
bahasa Inggris, yaitu “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat
diartikan juga sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu kegiatan
tertentu.
Portofolio di sini adalah suatu kumpulan kegiatan siswa dengan maksud
tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan panduan yang ditentukan.
Menurut Arnie Fajar, mengemukakan bahwa portofolio merupakan sesuatu yang
berharga dan merupakan inovasi dalam dunia pendidikan yang dapat digunakan
untuk membuat keputusan yang lebih baik dan tepat dalam pembelajaran.6 Tidak
jauh berbeda dengan pendapat Alzheimer dalam Anita Yus, bahwa portofolio
merupakan satu ketentuan yang digunakan oleh guru untuk mengumpulkan dan
mencatat bukti pencapaian siswa dalam satu jangka waktu tertentu. 7
Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa portofolio dapat digunakan
sebagai bukti dari aktivitas belajar siswa. Menurut Adi dalam Anita Yus,
membagi portofolio menjadi tiga jenis, yaitu portofolio kerja, portofolio hasil, dan
6 Arnie Fajar. (2010). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.h47 7 Anita Yus, (2010). Penilaian Portofolio untuk Sekolah Dasar. Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat
Ketenagaan. H36
portofolio pengujian8. Portofolio kerja berisi tentang semua rekaman aktivitas dan
upaya siswa dalam belajar. Dalam portofolio tersebut akan tergambar usaha yang
telah dilakukan siswa dalam mencapai suatu kompetensi serta hasil yang
diperolehnya. Portofolio hasil berisi tentang karya siswa yang terbaik dari
rangkaian aktivitas yang telah dilakukannya. Penetapan karya terbaik dilakukan
oleh siswa sendiri dengan didampingi oleh guru. Portofolio pengujian berisi hasil
yang diperoleh siswa dari suatu proses pengujian. Dokumen dalam portofolio
pengujian dapat berupa catatan baik dari guru, temannya, atau dirinya sendiri.
Dari portofolio pengujian dapat tergambar tingkat ketercapaian kemampuan atau
kompetensi yang harus dimiliki siswa.
Menurut Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta mengemukakan
bahwa secara umum portofolio diartikan sebagai dokumen-dokumen yang berupa
objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi,
perusahaan, atau sejenisnya yang bertujuan mendokumentasikan dan
mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.9 Portofolio digunakan oleh siswa untuk mengumpulkan semua
dokumen yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari baik di kelas
maupun di luar kelas, termasuk di luar sekolah. Semakin rajin siswa dalam
mencari sumber bealajar di luar kelas, semakin banyak dokumen portofolio yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru, bakat, dan minatnya.
Puckett dan Black dalam Anita Yus, mengemukakan bahwa portofolio
8 Ibbid. Hal 70
9 Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2010). Penilaian Portofolio
Impelementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.h26
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengumpulkan dan mengorganisir
hasil kerja dan data penilaian.
Portofolio berasal dari bahasa Inggris, yaitu “portfolio” yang artinya
dokumen atau surat-surat. Dapat diartikan juga sebagai kumpulan kertas-kertas
berharga dari suatu kegiatan tertentu. Portofolio di sini adalah suatu kumpulan
kegiatan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut
panduan-panduan yang ditentukan.
Dalam pengertian yang luas, portofolio merupakan sekumpulan dari hasil
pekerjaan yang disimpan menjadi satu. Sebagai wujud benda fisik, portofolio
adalah kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan
bersamaan pada sauatu wadah. Kumpulan hasil pekerjaan siswa ini dapat berupa
hasil tes, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam, dan dokumentasi lainnya.
Menurut Dasim Budimansyah mengartikan portofolio sebagai suatu proses
sosial pedagogis yaitu kumpulan dari pengalaman belajar yang terdapat di dalam
pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan, keterampilan, maupun
nilai dan sikap. Jadi setiap hasil yang telah dikerjakan siswa baik itu hasil tes
kognitif, hasil karya siswa, penilaian sikap disimpan menjadi satu untuk melihat
perkembangan belajar siswa.10
Portofolio merupakan kumpulan karya terpilih dari
siswa maupun karya terpilih dari suatu kelas yang bekerja kooperatif membuat
suatu kebijakan untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, portofolio
bukan sekadar kumpulan hasil karya siswa tetapi karya yang menggambarkan
usaha terbaik siswa dalam menjalankan tugas yang mencakup pertimbanganan
10 Budimansyah, Dasim, dkk, 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung : Genesindo..h23
siswa tentang bahan-bahan mana yang dianggap paling dikaji. Portofolio secara
utuh dapat melukiskan pengalaman belajar yang terpadu dan dialami oleh siswa
dalam kelas sebagai suatu kesatuan. Jadi, portofolio merupakan usaha yang
dilakukan oleh guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya berupa memilih, membahas, mencari data, mengolah,
menganalisis, dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah. Kemampuan ini
akan diperoleh siswa melalui pengalaman belajar.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Arnie Fajar bahwa portofolio berisi
karya terpilih dari suatu siswa maupun kelas siswa secara keseluruhan yang
bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah,
menganalisis, dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah.11
Portofolio pengujian berisi hasil yang diperoleh siswa dari suatu proses
pengujian. Dokumen dalam portofolio pengujian dapat berupa catatan baik dari
guru, temannya, atau dirinya sendiri. Dari portofolio pengujian dapat tergambar
tingkat ketercapaian kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa.
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hattamengemukakan bahwa secara
umum portofolio diartikan sebagai dokumen-dokumen yang berupa objek
penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi,
perusahaan, atau sejenisnya yang bertujuan mendokumentasikan dan
mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Portofolio digunakan oleh siswa untuk mengumpulkan semua
dokumen yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari baik di kelas
11
Arni Fajar (2010). Opcit.h47
maupun di luar kelas, termasuk di luar sekolah. Semakin rajin siswa dalam
mencari sumber bealajar di luar kelas, semakin banyak dokumen portofolio yang
dimiliki sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru, bakat, dan minatnya .
Menurut Dasim Budimansyah UNESCO mencanangkan empat pilar
pendidikan yang merupakan landasan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together . 12
Dalam proses pembelajaran siswa bukanlah kertas putih yang belum
ada coretan. Siswa seharusnya dilatih untuk meningkatkan interaksinya dengan
lingkungan melalui pengalaman belajarnya. Diharapkan hasil interaksi dengan
lingkungannya tersebut dapat membangun pengetahuan baru. Interaksi dengan
individu maupun kelompok diharapkan dapat melahirkan sikap-sikap positif dan
toleran.
Empat pilar pendidikan yang menjadi landasan Model Pembelajaran
Berbasis Portofolio tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Sindhunata
mengemukakan bahwa keberhasilan pendidikan diukur dari hasil empat pilar
pengalaman belajar yang diorientasikan pada pencapaian ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik, yakni belajar mengetahui (learning to know), belajar berbuat
(learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri/mengembangkan diri (learning
to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together). Dengan
diterapkannya empat pilar pendidikan ini diharapkan para guru mampu
mendampingi peserta didiknya agar menjadi manusia yang berkualitas di
kemudian hari, dan untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas yang
12
Dasim Budimansyah. (2010).opcit.h 4
bermuara pada penciptaan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Belajar untuk mengetahui (learning to know) mengandung pengertian
bahwa belajar itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil
belajar, akan tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar. Peserta didik akan
dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh
dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Belajar untuk mengetahui
dalam prosesnya tidak sekadar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga
sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan. Peserta didik
bukan hanya disiapkan untuk dapat menjawab permasalahan dalam jangka
pendek, tetapi untuk mendorong mereka untuk memahami, mengembangkan rasa
ingin tahu, merangsang pikiran kritis dan memiliki wawasan dan menguasai
informasi tentang dinamika persoalan kehidupannya, agar dapat menjadi bekal
sepanjang hidup.
Belajar untuk melakukan (learning to do) dimaknai sebagai upaya untuk
membuat peserta didik bukan hanya mengetahui, mendengar dan melihat dengan
tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi lebih kepada dapat melakukan, terampil
berbuat atau mengerjakan kegiatan tertentu sehingga menghasilkan sesuatu yang
bermakna bagi kehidupan. Learning to do mengupayakan terhadap
diberdayakannya peserta didik agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya
pengalaman belajarnya sehingga mampu menyesuaikan diri dan berpartisipasi
dalam masyarakat. Peserta didik diajarkan untuk melakukan sesuatu dalam situasi
konkret yang tidak hanya terbatas pada penguasaan keterampilan melainkan juga
terampil dalam berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain, mengelola dan
mengatasi suatu konflik.
Belajar menjadi seseorang/mengembangkan diri (learning to be)
mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk manusia yang menjadi
dirinya sendiri. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri
sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai
manusia. Belajar dalam konteks ini bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan minat dan bakatnya atau
tipe-tipe kecerdasannya. Jenis belajar ini mendidik peserta didik agar dapat
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan tumbuh menjadi diri
sendiri, diri yang mandiri dan diri yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Tujuannya agar membentuk pribadi yang berkarakter kuat tidak mudah goyah
oleh arus pergaulan. Hal ini memungkinkan lahirnya manusia terdidik dengan
sikap mandiri. Kemandirian belajar merupakan kunci terbentuknya rasa tanggung
jawab dan kepercayaan diri untuk berkembang secara mandiri. Sikap percaya diri
akan lahir dari pemahaman dan pengenalan diri secara tepat.
Belajar untuk hidup bersama (learning to live together) memaknai belajar
sebagai upaya agar peserta didik dapat hidup bersama dengan sesamanya secara
damai. Dikaitkan dengan tipe-tipe kecerdasan, maka pilar keempat ini berupaya
untuk menjadikan peserta didik memiliki kecerdasan sosial (social intelligence).
Jenis belajar ini mendidik sekaligus mengarahkan peserta didik agar dapat hidup
bersama (sosial) di tengah pluralisme. di tengah aruh globalisasi. Belajar hidup
bersama, mengembangkan pengertian atas diri orang lain dengan cara mengenali
diri sendiri serta menghargai kesalingtergantungan, melaksanakan proyek bersama
dan belajar mengatasi konflik dalam semangat menghargai nilai-nilai kejamakan
(pluralitas), saling mengerti dan perdamaian.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Portofolio
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Portofolio menurut John
Dewey dalam Arnie Fajar adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi masalah
1) Kegiatan kelompok kecil
2) Pekerjaan Rumah
b. Memilih suatu masalah untuk kajian kelas
1) Membuat daftar masalah
2) Melakukan pemungutan suara (voting)
c. Mengumpulkan informasi yang terkait masalah yang akan dikaji
1) Kegiatan kelas: mengidentifikasi sumber-sumber informasi
2) Tugas Pekerjaan Rumah
d. Membuat portofolio kelas.
1) Portofolio Penayangan
2) Portofolio Dokumentasi
e. Menyajikan portofolio (show case).
f. Melakukan refleksi pengalaman belajar.
Sumber belajar dapat diperoleh dari:
a. Audio-video (TV/radio/internet)
b. Media cetak (sura kabar, surat harian, majalah)
c. Alam sekitar
d. Perpustakaan
e. Situs sejarah (museum)13
Pembelajaran Berbasis Portofolio memungkinkan siswa untuk:
a. Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru
dan dari berbagai sumber belajar lain baik dari buku, audio-video
(TV/radio/internet), film, dan lain-lain, dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Siswa diberi kesempatan untuk mengakses informasi di luar kelas baik
informasi yang sifatnya benda/bacaan, audio-video (TV/radio/internet),
maupun orang/pakar/tokoh.
c. Membuat alternatif untuk mengatasi topik yang dibahas.
d. Membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan konsep yang telah
dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
e. Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan
mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Pembelajaran Berbasis Portofolio seperti di atas membangun kemampuan
siswa dengan berpusat pada siswa. Artinya, upaya untuk memandirikan siswa
untuk belajar, berkolaborasi, membantu teman, mengadakan observasi
(pengamatan), dan penilaian diri untuk suatu refleksi akan mendorong siswa
membangun pengetahuannya sendiri.
13
Arnie Fajar.(2010).opcit.h47
Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha
yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya sebagai diri sendiri maupun makhluk sosial.
Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga
kemampuan mengolah informasi yang diperoleh, membuat laporan dan
menuliskan apa yang dalam pikirannya, selanjutnya dituangkan penuh dalam
tugas-tugas.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran portofolio,
seperti metode inkuiri, diskusi, pemecahan masalah (problem solving), Elearning,
teknik klarifikasi nilai atau Value Clarivication Technique, bermain peran. Model
pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini mengacu pada pendapat yang
dikemukakan oleh Arnie Fajar. Bahwa proses pembelajaran dikembangkan
dengan memfasilitasi siswa untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya
sebagai diri sendiri maupun makhluk sosial. Kemampuan tersebut diperoleh siswa
melalui pengalaman belajar sehingga kemampuan mengolah informasi yang
diperoleh, membuat laporan dan menuliskan apa yang dalam pikirannya,
selanjutnya dituangkan penuh dalam tugas-tugas. Sumber belajar yang digunakan
adalah media cetak (surat harian) dan media elektronik (internet).
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Portofolio
a. Dapat menutupi proses kekurangan proses pembelajaran. Seperti
keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat,
menggunakan berbagai sumber informasi, mengumpulkan data, membuat
laporan dan sebagainya.
b. Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antra siswa dan
antara siswa dan guru
c. Memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa membuat atau
menyusun laporan, menulis dan menghasilkan berbagai tugas akademik
d. Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai isu atau
masalah kemasyarakatan atau lingkungan nya.
e. Mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya,
sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih baik dari yang sudah mereka
lakukan
f. Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih tahan
lama karena sudah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui,
memahami diri sendiri, melakukan aktifitas dan belajar bekerjasama
dengan rekan-rekan dalam kebersamaan.
4. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana dalam Kunandar mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran,
yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun
tes perbuatan.14
Selanjutnya Gagne&Briggs dalam Suprihatiningrum, berpendapat
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai
akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.15
14
Kunandar. (2010). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.h276 15
Suprihatiningrum (2013). Startegi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Arruz Media.h 37
Menurut Bloom dalam Suprijono,mengemukakan “hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.16
Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), coprehesion (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organizations (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized”.
Menurut Winkel dalam Purwanto hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam siap dan tingkah laku.17
Pendapat lain
mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Dari pengertian hasil belajar yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, maka hasil belajar adalah perubahan yang terjadi
akibat proses belajar, yang diukur melalui suatu tes.
Menurut Nana Sudjana mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan
tingkah laku individu yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.18
Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu:
16 Agus Suprijono. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia
Pustaka Jaya.h6 17 Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.h45 18 Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.h3
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar interlektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sitesis,
dan evaluasi
b. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan
refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekspresif dan
interpretative.
Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi materi pengajaran. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses
belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan yang terjadi mecakup tiga
ranah, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
5. Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar yaitu:
a. Fungsi penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tujuan
pembelajaran. Dengan melakukan penilaian maka guru dapat mengetahui
sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Jika terdapat tujuan yang belum
tercapai maka dapat dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan dalam
pembelajaran merupakan umpan balik dari penilaian yang dilakukan.
Perbaikan dapat dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
siswa, strategi atau cara mengajar guru dan lain-lain. Penilaian hasil
belajar juga berfungsi sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan
belajar siswa yang akan ditunjukan kepada wali murid. Dengan adanya
laporan hasil belajar, guru dapat memberikan informasi kepada wali murid
dalam kemampuan belajar siswa pada masing-masing bidang mata
pelajaran. Laporan belajar disajikan dalam bentuk nilai prestasi yang
dicapai siswa.
b. Tujuan penilaian hasil belajar
Sedangkan tujuan penilaian hasil belajar yaitu untuk mendeskripsikan
kecakapan belajar siswa. Dalam hal ini dapat diketahui kelebihan serta
kekurangan mata pelajaran yang ditempuh dari nilai yang diperoleh siswa.
Kemudian tujuan lain dari penilaian belajar untuk mengetahui
keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah. Keberhasilan
dalam proses pembelajaran di sekolah juga dapat diperoleh dari hasil
penilaian, jika nilai siswa tinggi serta tujuan pembelajaran tercapai maka
dapat dikatakan proses pembelajaran berhasil.
Tujuan penilaian hasil belajar dijadikan dalam menentukan tindak lanjut
penilaian. Jika ditemui hasil belajar yang belum mencapai tujuan
pembelajaran maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
program pendidikan. Guru dapat menerapkan strategi dalam pelaksanaan
pembelajaran. Selain itu tujuan penilaian hasil belajar dijadikan sebagai
pertanggungjawaban sekolah kepada pihak yang berkepentingan seperti
pemerintah, masyarakat dan wali murid.19
6. Faktor-Fatktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan yaitu
faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen adalah suatu faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang berasal dari luar individu. Menurut Slameto faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar itu adalah:
1. Faktor intern meliputi:
a. Faktor jasmaniah yang terdiri atas faktor kesehatan dam cacat tubuh.
b. Faktor psikologi terdiri atas intelegensi, perhatian, bakat minat, motif,
kematangan dan kelelahan.
2. Faktor eksteren meliputi:
a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan
keperluan keluarga.
19
Nana Sudjana.(2016). Opcit.h-3-4
b. Faktor sekolah yang terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah dan alat
pelajaran.
c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
massa media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. 20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan Hasil
belajar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam individu itu
sendiri dan juga diluar individu tersebu
B. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan pembelajaran PKn yang berlangsung di sekolah dasar saat ini
masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Masih banyak guru
kurang melakukan inovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang
mampu mengakomodasi beragam potensi siswa. Pelaksanaan pembelajaraan
belum menerapkan pembelajaran yang demokratis. Siswa dianggap kertas kosong
yang menunggu untuk diisi coretan-coretan dari guru, pada akhirnya siswa
cenderung pasif. Sikap dan keterampilan yang dimilik siswa tidak diperhatikan
dan dikembangkan. Hal tersebut berdampak kepada hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn.
Dengan berpijak pada berbagai persoalan yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran PKn di SD, maka kemampuan guru dalam memilih model
pembelajaran yang tepat akan sangat penting untuk diperhatikan. Dengan
pemilihan model pembelajaran yang relevan dengan jenis mata pelajaran yang
20 Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.h4
mengadung ketiga ranah kemampuan siswa (koginitif, afektif, dan psikomotorik),
akan menjadi kunci kesuksesan terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa.
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. FIDA AL-HIKMAH. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR
GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS MA AL-FATAH KECAMATAN
NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN
2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada perbedaan hasil
belajar geografi siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe portofolio dan kelas kontrol yang hanya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe konvensional, (2) Ada
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe portofolio terhadap hasil
belajar geografi siswa meningkat 68,83% pada kelas XI IPS MA Al-Fatah
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
2. Ning Ayu Saras Wita. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMAN 1 GEDONG TATAAN
TAHUN AJARAN 2017/2018. Berdasarkan analisis data yang dilakukan
menggunakan uji t diperoleh hasil uji hipotesis bahwa thitung = 3,45 >
ttabel = 2,40, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis data
secara kuantitatif Model Pembelajaran Portofolio berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas XI IPS SMAN
1 Gedong Tataan.
3. Sitti Zahra, Huber Yaspin Tandi, Yun Ratna. PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA SDN
NO 3 PARIGI.
4. Dewi Ratih. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS VB SD BANTUL TIMUR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan
menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn. Hal ini terbukti dengan
peningkatan keaktifan siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan.
Peningkatan presentase keaktifan yaitu pratindakan 48,68%, pada siklus 1
meningkat menjadi 62,78%, dan siklus 2 meningkat lagi menjadi 80,08%.
5. Nur Hidayati. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DI KELAS IV SD
NEGERI GENDENGAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
proses belajar mengajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis
Portofolio dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Hal ini terbukti dengan
peningkatan hasil belajar ranah kognitif (tes dan produk), afektif,
psikomotorik subjek penelitian mengalami peningkatan. Peningkatan
presentase hasil belajar yaitu pratindakan ranah kognitif (tes) 31,03%,
pada siklus I meningkat menjadi 75,87%, dan pada siklus II meningkat
lagi menjadi 79,31%. Hasil belajar pratindakan ranah kognitif (produk)
0%, siklus I meningkat menjadi 75,86%, dan siklus II meningkat lagi
menjadi 100%. Hasil belajar pratindakan ranah afektif 0%, siklus I
meningkat menjadi 75,86%, dan siklus II meningkat lagi menjadi 82,76%.
Hasil belajar pratindakan ranah psikomotorik 0%; siklus I meningkat
menjadi 89,65%., dan siklus II meningkat lagi menjadi 93,10%.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan landasan teori, kerangka berfikir, maka hipotesis yang dapat diajukan
peneliti adalah Penerapan Model Pembelajaran Portofolio dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan pokok bahasan bentuk
keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan
dan kesatuan, yang diajarkan untuk siswa kelas IV SDN Pasir Gadung Kec.
Cikupa Kab. Tangerang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian eksperimen yang bersifat pre eksperimen. (pre
experimental design). Penelitian eksperimen semu dilakukan dengan cara
membagi memilih kelas eksperimen yang mendapat perlakuan, kemudian
dilakukan pretest dan posttest dan dilihat kembali pengaruhnya terhadap hasil
belajar dalam kelas eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One Groups
Pretest-Posttest Design”, yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Menurut Sugiyono
dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini dikarenakan masih terdapat variabel luar
yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil
eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya
variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.21
21 Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:
Alfabeta. H.74
Dengan demikian dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan diadakan sebelum diberi perlakuan. Rumus One Groups
Pretest-Posttest Design :
Gambar 3.1 Desain Pre Experiment One Group Pre test-Post test
Design
Keterangan :
O1 merupakan pre test
X merupakan treatment
O2 merupakan post test
Hal pertama dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan desain sampel
tunggal ini dilakukan dengan memberikan tes kepada sampel yang belum diberi
perlakuan disebut pre test (O1) untuk tes awal, teratment (X) dengan
menggunakan model pembelajaran portofolio, dan tes akhir (O2). Langka-
langkah penelitian dapat dijelaskan berikut :
Gambar 3.2 Langka-langkah penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan dari bulan maret sampai april
2018. Lokasi penelitian Subjek penelitian ini di SDN Pasir Gadung Kec. Cikupa
Kab. Tangerang. Waktu penelitian dapat dilihat berikut :
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Kegiatan
Bulan Maret Bulan April
1 2 3 4 1 2 3 4
Izin penelitian
Tes awal
Treatment
Tes akhir
Pengumpulan dokumen
C. Variabel Penelitian
Sampel
Treatmen model pembelajaran
portofolio
Tes akhir
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
Tes Awal
Menurut Sugiyono, Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel juga dapat
digolongkan menjadi variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi,
sementara variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun variabel
dalam penelitian ini seperti Variabel bebas (independent variable) meliputi model
pembelajaran portofolio serta Variabel terikat (dependent variable) meliputi hasil
belajar PKn.
D. Populasi dan Sampel
Populasinya adalah seluruh siswa kelas IV SDN Pasir Gadung Kec. Cikupa
Kab. Tangerang . Menurut Sugiyono populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik
kesimpulan.22
Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas IV
KELAS JUMLAH
IV A 48 SISWA
IV B 48 SISWA
IV C 49 SISWA
TOTAL 145
22 Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:
Alfabeta.h80
Berdasarkan populasi yang telah ditentukan maka peneliti mengambil
sampel penelitian yaitu kelas untuk eksperimen. Pemilihan kelas eksperimen ini
dilakukan dengan cara melihat pertanyaan penelitian maka sampel yang yang
diambil dari penelitian ini hanya satu kelas saja cara memilih kelas ini dilakukan
dengan cara melihat homogenitas dari kemampuan siswa dari populasi itu, maka
diberi test kepada peserta didik setelah dilakukan test maka dilihat hasil test
tersebut lalu dihitung rata-rata kelasnya kemudian diambil rata-rata kelas yang
paling tengah. Kelas yang paling tengah ini dipilih untuk dijadikan sampel
penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.23
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data
hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan
data. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau disebut dengan teknik pengumpulan
data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Observasi, observasi digunakan untuk merekam data tentang perilaku,
aktivitas, dan proses lainnya. Di dalam observasi ini peneliti menggunakan
observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn
dengan penilaian portofolio.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.h81
b. Tes, tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lainnya yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu. Pelaksanaannya di
setiap akhir siklus setelah dilakukannya tindakan. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan posttest dimana tes dilakukan setelah proses
pembelajaran. Tes yang digunakan meliputi tes evaluasi. Hasil tes evaluasi
digunakan untuk mencari hasil belajara berupa kemampuan kognitif
setelah sisea mengikuti pembelajaran. Tes berbentuk tes pilihan ganda dan
uraian singkat
c. Dokumentasi, dalam pelaksanaan dokumentasi peneliti menggunakan
kumpulan foto-foto yang diambil saat proses pembelajaran berlangsung.
Pengambilan foto dilakukan oleh rekan sejawat yang membantu dalam
proses pelaksanaan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dipakai, maka instrumen dalam
penelitian ini adalah:
a. Tes
Soal digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh data hasil belajar
siswa. Soal evaluasi yang akan digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli
materi dalam bidang PKn. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan
dengan cara tes formatif berupa pilihan ganda singkat. Kisi-kisi instrumen tes
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
NO SOAL
Mengenal sistem
pemerintahan
tingkat pusat
Mengenal
lembaga-lembaga
negara dalam
susunan
pemerintahan
tingkat pusat,
seperti MPR,
DPR, Presiden,
MA, MK dan BPK
dll.
siswa dapat menyebutkan
lembaga-lembaga negara
yang ada disistem
pemerintahan pusat
1,2,6,10
siswa dapat menjelaskan
sistem pemerintahan pusat 11,15
siswa dapat menjelaskan
fungsi pemerintahan pusat 5,12,13,18,
siswa dapat menyebutkan
tugas pemerintahan pusat 14,17
siswa dapat menjelaskan
pelaksanaan pemerintahan
pusat
19,20
Menyebutkan
organisasi
pemerinta-han
tingkat pusat,
seperti Presiden,
Wakil Presiden
dan para Menteri
siswa dapat menyebutkan
organisasi pemerintahan
tingkat pusat
9
siswa dapat menyebutkan
sistem pemerintahan
tingkat pusat
3,7,8,16
siswa dapat menyebutkan
masa jabatan presiden dan
wakil presiden
4
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis tersebut
untuk menggambarkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan
adanya perbaikan, peningkatan dan perubahan ke arah lebih baik jika
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Pendekatan kuantitatif dimana semua
informasi atau data diwujudkan dalam bentuk angka, analisanya berdasarkan
angka tersebut dengan analisis statistik.
Menurut Hadi Sutrisno cara untuk mencari rata-rata (mean) menggunakan
rumus :
Keterangan :
M : Mean (nilai rata-rata)
ΣX : Jumlah nilai total yang diperoleh siswa
N : Jumlah siswa
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data tersebut. Tenik analisis data untuk menganalisis data
eksperimen dengan pretest posttest design adalah dengan menggunakan
uji-t (t-test). Rumus uji-t untuk model pretest posttest design adalah
sebagai berikut:
Dimana:
t = Harga t untuk sanpel berkolerasi
= (Difference), perbedaan antara skor tes awal dengan skor
tes akhir untuk setiap individu
D2 = rerata dari nilai perbedaan (rerata dari D)
N = Banyaknya subjek penelitian
Untuk mengetahui signifikansi atau ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran sesudah dilakukan tes awal (pre-test) dan sebelum dilakukan
tes akhir (post-test), maka hasil thitung dikonsultasikan dengan ttabel pada
taraf signifikansi 5%. Apabila harga thitung lebih besar dari ttabel maka
terdapat perbedaan yang signifikan (bermakna), dengan demikian hipotesis
nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja diterima (Ha). Untuk menghitung
prosentase antara tes awal dan tes akhir menggunakan rumus sebagai
berikut:
H. Rencana Penelitian
Tabel 3.4 Rencana Penelitian
NO KEGIATAN TAHUN 2018
MAR APR MEI
1 IZIN PENELITIAN
2 TES AWAL
3 TREATMENT
4 TES AKHIR
5 ANALISIS DATA
6 KESIMPULAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD N PASIR GADUNG 03
2 NPSN : 20602742
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Kp.jengkol
RT / RW : 8 / 1
Kode Pos : 15710
Kelurahan : Pasir Gadung
Kecamatan : Kec. Cikupa
Kabupaten/Kota : Kab. Tangerang
Provinsi : Prop. Banten
Negara :
6 Posisi Geografis : -6,2081 Lintang
106,5266 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 0
8 Tanggal SK Pendirian : 1981-01-01
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : -
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 17018655100
14 Nama Bank : BJB
15 Cabang KCP/Unit : Cikupa
16 Rekening Atas Nama : SDN PASIRGADUNG III
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 20000
19
Luas Tanah Bukan Milik
(m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak : SDN PASIRGADUNG III
21 NPWP : 2,00185E+14
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : (021) 594098
21 Nomor Fax : 0
22 Email : [email protected]
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 1300
29 Akses Internet : Telkom Speedy
30 Akses Internet Alternatif :
5. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : H.Asep Syamsu Yasep
32 Operator Pendataan : Suponto Ardi
33 Akreditasi :
34 Kurikulum : Kurikulum 2013
B. Hasil Penelitian
Berikut data nilai pre tes dan data nilai post tes kemampuan kognitif
siswa yang disajikan dalam bentuk tabel berikut :
1. Hasil Tes Awal
NO NAMA SISWA
JAWABAN
BENAR
JAWABAN
SALAH SKOR
1 PESERTA DIDIK 1 9 6 60
2 PESERTA DIDIK 2 9 6 60
3 PESERTA DIDIK 3 7 8 47
4 PESERTA DIDIK 4 7 8 47
5 PESERTA DIDIK 5 8 7 53
6 PESERTA DIDIK 6 9 6 60
7 PESERTA DIDIK 7 9 6 60
8 PESERTA DIDIK 8 8 7 53
9 PESERTA DIDIK 9 10 5 67
10 PESERTA DIDIK 10 10 5 67
11 PESERTA DIDIK 11 8 7 53
12 PESERTA DIDIK 12 9 6 60
13 PESERTA DIDIK 13 9 6 60
14 PESERTA DIDIK 14 8 7 53
15 PESERTA DIDIK 15 8 7 53
16 PESERTA DIDIK 16 9 6 60
17 PESERTA DIDIK 17 11 4 73
18 PESERTA DIDIK 18 8 7 53
19 PESERTA DIDIK 19 8 7 53
20 PESERTA DIDIK 20 9 6 60
21 PESERTA DIDIK 21 7 8 47
22 PESERTA DIDIK 22 8 7 53
23 PESERTA DIDIK 23 8 7 53
24 PESERTA DIDIK 24 9 6 60
25 PESERTA DIDIK 25 11 4 73
26 PESERTA DIDIK 26 11 4 73
27 PESERTA DIDIK 27 12 3 80
28 PESERTA DIDIK 28 7 8 47
29 PESERTA DIDIK 29 7 8 47
30 PESERTA DIDIK 30 9 6 60
2. Hasil Tes Akhir
NO NAMA SISWA
JAWABAN
BENAR
JAWABAN
SALAH SKOR
1 PESERTA DIDIK 1 11 4 73
2 PESERTA DIDIK 2 11 4 73
3 PESERTA DIDIK 3 9 6 60
4 PESERTA DIDIK 4 10 5 67
5 PESERTA DIDIK 5 9 6 60
6 PESERTA DIDIK 6 11 4 73
7 PESERTA DIDIK 7 12 3 80
8 PESERTA DIDIK 8 11 4 73
9 PESERTA DIDIK 9 11 4 73
10 PESERTA DIDIK 10 11 4 73
11 PESERTA DIDIK 11 10 5 67
12 PESERTA DIDIK 12 11 4 73
13 PESERTA DIDIK 13 13 2 87
14 PESERTA DIDIK 14 10 5 67
15 PESERTA DIDIK 15 9 6 60
16 PESERTA DIDIK 16 9 6 60
17 PESERTA DIDIK 17 13 2 87
18 PESERTA DIDIK 18 11 4 73
19 PESERTA DIDIK 19 10 5 67
20 PESERTA DIDIK 20 9 6 60
21 PESERTA DIDIK 21 9 6 60
22 PESERTA DIDIK 22 11 4 73
23 PESERTA DIDIK 23 10 5 67
24 PESERTA DIDIK 24 11 4 73
25 PESERTA DIDIK 25 11 4 73
26 PESERTA DIDIK 26 12 3 80
27 PESERTA DIDIK 27 12 3 80
28 PESERTA DIDIK 28 9 6 60
29 PESERTA DIDIK 29 9 6 60
30 PESERTA DIDIK 30 11 4 73
3. Perhitungan Statistik Deskriptif
TES AWAL TES AKHIR
JUMLAH SKOR 1747 2107
RATA-RATA 58 70
NILAI MAKSIMAL 80 87
NILAI MINIMAL 47 60
SAMPEL 30 30
SIMPANGAN BAKU 8,742 7,972
4. Hasil Uji Normalitas Tes Awal
Statistik SKOR
N Sampel 30
Mean 58,167
Simpangan Baku 8,690
Dn = 0,216
KS Tabel 0,242
Normal
5. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir
Statistik SKOR
N Sampel 30
Mean 70,167
Simpangan Baku 7,944
Dn = 0,194
KS Tabel 0,242
Normal
6. Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan landasan teori, kerangka berfikir, maka hipotesis yang dapat diajukan
peneliti adalah Model Pembelajaran Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran PKn. Berikut data hasil uji hipotesis :
NO
TES
AWAL
TES
AKHIR GAIN (d) Xd Xd2
1 60 73 13 0,65 0,4225
2 60 73 13 0,65 0,4225
3 47 60 13 0,65 0,4225
4 47 67 20 7,65 58,5225
5 53 60 7 -5,35 28,6225
6 60 73 13 0,65 0,4225
7 60 80 20 7,65 58,5225
8 53 73 20 7,65 58,5225
9 67 73 6 -6,35 40,3225
10 67 73 6 -6,35 40,3225
11 53 67 14 1,65 2,7225
12 60 73 13 0,65 0,4225
13 60 87 27 14,65 214,6225
14 53 60 7 -5,35 28,6225
15 53 60 7 -5,35 28,6225
16 60 60 0 -12,35 152,5225
17 73 87 14 1,65 2,7225
18 53 73 20 7,65 58,5225
19 53 67 14 1,65 2,7225
20 60 60 0 -12,35 152,5225
21 47 60 13 0,65 0,4225
22 53 73 20 7,65 58,5225
23 53 67 14 1,65 2,7225
24 60 73 13 0,65 0,4225
25 73 73 0 -12,35 152,5225
26 73 80 7 -5,35 28,6225
27 80 80 0 -12,35 152,5225
28 47 60 13 0,65 0,4225
29 47 60 13 0,65 0,4225
30 60 73 13 0,65 0,4225
JUMLAH 1745 2098 353 -1,75E+01 1327,575
RATA-
RATA 57,6 69,95 12,35
thitung 6,607379068
tabel 1,69913
6,607
Untuk mengetahui signifikansi atau ada tidaknya pengaruh model
portofolio sesudah dilakukan tes awal (pre-test) dan sebelum dilakukan tes
akhir (post-test), maka hasil thitung dikonsultasikan dengan ttabel pada
taraf signifikansi 5%. Apabila harga thitung lebih besar dari ttabel maka
hipotesis diterima. Dari hasi penelitian diperoleh nilai thitung
6,607>1,69913 maka hipotesis diterima yaitu Model Pembelajaran
Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran
PKn dengan pokok bahasan mengenal lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA,
MK, dan BPK, dst.yang diajarkan untuk siswa kelas IV SDN Pasir
Gadung Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang.
Untuk menghitung prosentase pengaruh model pembelajaran
project citizen menggunakan rumus sebagai berikut:
C. Pembahasan Penelitian
Paradigma baru pendidikan menghendaki adanya inovasi yang terintegrasi
dan berkesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan guru
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Seperti yang telah dipaparkan pada bab II,
Boediono mengungkapkan, penerapan Model Pembelajaran Portofolio merupakan
bentuk dari inovasi belajar kewarganegaraan, yaitu inovasi pembelajaran yang
dirancang untuk membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui
pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi program
pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi siswa,
dan memberanikan diri siswa untuk berperanserta dalam kegiatan antarsiswa,
antarsiswa, antarsekolah, dan antaranggota masyarakat. Dalam pembelajaran
dengan menggunakan Model Pembelajaran Portofolio tidak menghendaki hanya
satu pihak saja yang aktif, tetapi menuntut keaktifan dari berbagai pihak dalam hal
ini adalah guru dan siswa.
Guru yang berperan sebagai fasilisator dan motivator tidak lagi hanya
bertugas memberikan informasi kepada siswa tetapi tugas guru saat ini diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk mencari informasi baru di luar kelas sekolah,
sehingga belajar juga dapat dilakukan di luar kelas. Guru tidak harus selalu
memberikan materi yang sudah jadi atau matang kepada siswa, tetapi sebaliknya
siswa harus mencari informasi sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru di sini
bertugas memberikan rambu-rambu yang harus dilaksanakan siswa dalam upaya
mencari informasi di luar kelas.
Seperti yang telah dipaparkan juga pada bab II, pembelajaran berbasis
portofolio menurut Arnie Fajar memungkinkan siswa untuk:
Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru
dan dari berbagai sumber belajar lain baik dari buku, audio-video
(TV/radio/internet), film, dan lain-lain, dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa diberi kesempatan untuk mengakses informasi di luar kelas baik
informasi yang sifatnya benda/bacaan, audio-video (TV/radio/internet),
maupun orang/pakar/tokoh.
a. Membuat alternatif untuk mengatasi topik yang dibahas.
b. Membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan konsep yang telah
dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan
mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Pelaksanaan penelitian dalam siklus I dan II menggunakan sumber belajar berupa
media cetak dan media elektronik. Siswa dalam kesempatan ini berlatih
memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru dan dari berbagai
sumber belajar lain. Siswa mendapat kesempatan untuk mengakses informasi di
luar kelas baik informasi yang sifatnya benda/bacaan, audio-video
(TV/radio/internet). Siswa dilatih untuk membuat suatu keputusan yang berkaitan
dengan konsep yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai
yang ada di masyarakat.
Sependapat dengan Arnie Fajar, bahwa pembelajaran berbasis portofolio
seperti di atas akan membangun bermacam-macam kemampuan siswa dengan
berpusat pada siswa. Artinya, upaya untuk memandirikan siswa untuk belajar,
berkolaborasi, membantu teman, mengadakan observasi (pengamatan), dan
penilaian diri untuk suatu refleksi akan mendorong siswa membangun
pengetahuannya sendiri. Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran
merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai diri sendiri maupun
makhluk sosial. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar
sehingga kemampuan mengolah informasi yang diperoleh, membuat laporan dan
menuliskan apa yang dalam pikirannya, selanjutnya dituangkan penuh dalam
tugas-tugas.
Untuk mengetahui signifikansi atau ada tidaknya pengaruh model portofolio
sesudah dilakukan tes awal (pre-test) dan sebelum dilakukan tes akhir (post-test),
maka hasil thitung dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%.
Apabila harga thitung lebih besar dari ttabel maka hipotesis diterima. Dari hasi
penelitian diperoleh nilai thitung 6,607>1,69913 maka hipotesis diterima yaitu
Model Pembelajaran Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn dengan pokok bahasan mengenal lembaga-lembaga negara
dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA,
MK, dan BPK, dst.yang diajarkan untuk siswa kelas IV SDN Pasir Gadung Kec.
Tigaraksa Kab. Tangerang dengan besaran pengaruh 21 %.
Aktivitas dan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan karena siswa
merasa tertarik menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran portofolio
karena model ini merupakan permainan yang menyenangkan bagi siswa. Nilai
rata-rata siswa mengalami peningkatan karena model bermain peran merupakan
salah satu model yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran..
Adanya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
bertambah sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan. Nilai siswa secara individu mengalami peningkatan yang cukup baik.
Hal ini menjadikan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan secara klasikal
juga meningkat. Dengan adanya peningkatan tersebut, maka terbukti bahwa
penerapan model pembelajaran bermain peran mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran
portofolio telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Peningkatan
hasil belajar tersebut dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi atau
ada tidaknya pengaruh model portofolio sesudah dilakukan tes awal (pre-test)
dan sebelum dilakukan tes akhir (post-test), maka hasil thitung
dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga
thitung lebih besar dari ttabel maka hipotesis diterima. Dari hasi penelitian
diperoleh nilai thitung 6,607>1,69913 maka hipotesis diterima yaitu Model
Pembelajaran Portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn dengan pokok bahasan mengenal lembaga-lembaga negara
dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA,
MK, dan BPK, dst.yang diajarkan untuk siswa kelas IV SDN Pasir Gadung
Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang dengan besaran pengaruh 21 %.
B. SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbanganpemikiran dalam
usaha meningkatkan pendidikan terlebih pembelajaran pendidikan PKn. Untuk itu
penulis memberikan saran :
1. Kepada guru
a. Guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaraan portofolio untuk
meningkatkan kemampuan kognitif dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai dengan materi dan pokok
bahasan.
b. Penyajian model pembelajaran portofolio hendaknya dapatmembimbing siswa
untuk selalu aktif membaca, menulis serta mencari infornasi yang dibutuhkan
dengan begitu kemampuan siswa dapat dikembangkan lebih optimal.
2. Kepada siswa
Dalam menyelesaikan soal siswa tidak hanya ingat dan paham saja, akan tetapi
harus dapat mengaplikasikan sertamenganalisis materi yang disajikan. Sehingga
kemampuankognitif dapat berkembang dengan baik dan siswa menjadianak yang
aktif juga kreatif.
3. Kepada seluruh pihak sekolah
Akan lebih baik bagi seluruh guru dan pihak sekolah yang lain saling
meningkatkan kerjasama dan kordinasi dalam mengontrol perkembangan prestasi
belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Jaya.
Anita Yus, (2010). Penilaian Portofolio untuk Sekolah Dasar. Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat
Ketenagaan.
Arnie Fajar. (2010). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Budimansyah, Dasim, dkk, 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Bandung : Genesindo.
Kunandar. (2010). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rusman, (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2010). Penilaian Portofolio
Impelementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suprihatiningrum (2013). Startegi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Arruz Media.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta
Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan