penelitian kuantitatif dan kualitatif
TRANSCRIPT
MASALAH PENELITIAN :
KUANTITATIF DAN KUALITATIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan karena atas
rahmatnya dan hidayahnya,kami sebagai penulis mampu menyelesaikan
review buku dengan judul “ Masalah Penelitian : Kuantitatif dan Kualitatif
“.
Dalam menyusun review buku ini penulis banyak mengalami
kesulitan- kesulitan disebabkan terbatasnya pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Berkat bantuan dari banyak pihak penyusunan buku ini
dapat terselesaikan.
Atas terselesaikannnya review buku ini para penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ayah, ibu yang telah memberikan doa dan dukungannya dengan tanpa
rasa lelah sedikitpun.
2. Bapak Prof. Dr. Sutama , M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Penelitian Pendidikan Matematika.
3. Untuk semua keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya.
4. Teman-temanku..terima kasih atas segala bantuannya.
Semoga review buku ini dapat bermafaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
` A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI
BAB III. ISI
A. Hakikat Masalah Penelitian
B. Perumusan Masalah
dalam penelitian kuantitatif
C. Variabel Penelitian Eksperimental
dan Non-Eksperimental
D. Pernyataan Penelitian Spesifik
E. Jenis Metode Penelitian Eksperimental
F. Arti dan Karakteristik
Penelitian Kualitatif Naturalistik
G. Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif
H. Pernyataan Tentang Tujuan
dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Hakikat Masalah Penelitian
B. Perumusan Masalah
Dalam Penelitian Kuantitatif
C. Variabel Penelitian Eksperimental
dan Non-Eksperimental
D . Pertanyaan Penelitian Spesifik
E. Jenis Metode Penelitian Eksperimental
F. Arti dan Karakteristik Penelitian Kualitatif Naturalistik
G. Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif
H. Pernyataan Tentang Tujuan
dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif
BAB V. SIMPULAN,IMPLIKASI, dan SARAN
A. SIMPULAN
B. IMPLIKASI
C. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara berbagai elemen yang sekaligus dapat menjadi penanda
kemandirian bidang ilmu pengetahuan adalah teori dan metodologi.
Dengan demikian metode penelitian menjadi ciri khas dari ilmu
pengetahuan yang bersangkutan sehingga sangat sering menjadi sebutan
dalam diskusi dikalangan akademis. Metode itu sendiri ada diantaranya
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Sebagai gambaran ringkas perbedaan dan perbandingan cirri-ciri
metode kualitatif dan kuantitatif dalam suatu penelitian, meskipun biasanya
tidak dapat dipaparkan sedemikian jelasnya. Perbandingan ini sekedar
unutk memberikan gambaran tentang kecenderungan atau kebiasaan
masing-masing metode, agar dapat membantu peneliti dalam menentukan
pemilihan metodenya.
Dalam mengadakan penelitian, peneliti tidak hanya cenderung pada
kedua metode penelitian tersebut yaitu metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif, tetapi juga harus dapat membedakan karakteristik variabel dalam
penelitian yaitu adanya variabel penelitian eksperimental dan variabel
penelitian non eksperimental.
Sudah selayaknya para peneliti memperhatikan hal-hal yang tekait
ketika menentukan pilihan metode penelitian, yaitu disesuaikan dengan
tujuan penelitian, hasil yang diharapkan, dan kondisi objek atau sasaran
penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat dari penelitian kuantitatif dan kualitatif?
2. Perbedaan apa yang terdapat pada variabel eksperimental dan non
eksperimental?
3. Apa arti dari penelitian kualitatif naturalistik?
C. Tujuan Review
Tujuan pembuatan review masalah kuantitatif dan kualitatif dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum :
a. Untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep penelitian
b. Memberi tambahan pengetahuan dasar bagi pemula yang
ingin memulai penelitian
c. Sebagai tambahan referensi tentang dasar -dasar penelitian
2. Tujuan khusus :
a. Memudahkan pemahaman tentang masing-masing konsep
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
b. Memudahkan peneliti (khususnya bagi mahasiswa yang
akan membuat tugas akhir, karya llmiah, dan juga skripsi)
untuk membedakan secara spesifik antara semua hal
tentang masalah penelitian kuantitif da kualitatif
c. Sebagai kerangka dasar untuk memahami metode-metode
penilitian yang beraneka ragam.
D. Manfaat
Pada review ini diharapkan berbagai manfaat didapatkan oleh para
pembaca , penulis, serta semua kalangan yang memerlukan referensi
tentang masalah penelitian. Dari hasil review ini diharapkan dapat
memberikan manfaat teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong
perkembangan ilmu pengetahuan pembahasan tentang penelitian,
khususnya yang terkait metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
2. Manfaat Praktis,
a. Bagi mahasiswa
Digunakan untuk acuan pada praktik pembuatan karya
ilmiah, tugas akhir, skripsi, dan penelitian lainnya.
b. Pembaca lain
Dikhususkan untuk para pembaca yang ingin melaksanakn
penelitian, maka akan memudahkan dalam langkah-langkah
penelitian tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
Penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-
usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah” (Sutrisno Hadi,
2001).Pelajaran yang membicarakan metode-metode ilmiah mengenai
peneltian disebut metode penelitian (research methodology).
Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk
memecahkan masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think
(1910) mengatakan bahwa langkah-langkah pemecahan suatu masalah
adalah sebagai berikut:
1. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau
kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan.
2. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam
hal ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang
berhubungan dengan masalah itu.
3. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam
bentuk hipotesis-hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan
pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau generalisasi
untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
4. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan
secara deduktif.
5. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-
fakta yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil
penelitian ini bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima,
dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak.
Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan
masalah yang telah dirumuskan tersebut.
Penelitian di bedakan menjadi penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif
dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Penelitian
kualitatif mengenal adanya teori yang disusun dari data yang dibedakan
atas dua macam teori, yaitu teori substantif dan teori formal (Lexy J.
Moleong, 1989 dan Mubyarto, et al, 1984). Teori substantif adalah teori
yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri
suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi, psikologi dan
lain sebagainya. Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan
profesional, kenakalan, atau organisasi peneliti. Di sisi lain, teori formal
adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara konseptual
dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,
psikologi dan sebagainya. Contoh: perilaku agresif, organisasi formal,
sosialisasi, autoritas dan kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas
social.
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian
yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat
diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi
tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut
pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa
paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang
dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran
filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial.
Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme
kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila
yang terakhir ini dikontraskan dengan idealism ).
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya
pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science),
yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman
(experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah
oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif
diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama adalah
fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat
ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus
mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian
kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara
fenomena-fenomena (general relations between phenomena). Yang
dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory
experience yang terbatas pada external appearance given in sense
perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang
diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan
pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund Husserl 1859-1926).
Fry (1981, dalam Ahmad Sonhadji, et al, 1996) membedakan
secara lebih rinci perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif
dan kuantitatif , seperti dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Perbandingan paradigma kualitatif dan kualitatif
Paradigma Kualitatif Paradidma Kuantitatif
Mengajurkan penggunaan metode
kualitatif
Menganjurkan penggunaan metode
kuantitatif
Fenomelogisme dan verstehen
dikaitkan dengan pemahaman
perilaku manusia dari frame of
reference aktor itu sendiri
Logika positivisme:”Melihat fakta
atau kasual fenomena sosial dengan
sedikit melihat bagi pernyataan
subyektif individu-individu”
Observasi tidak terkontrol dan
naturalistik
Pengukuran terkontrol dan menonjol
Subyektif Obyektif
Dekat dengan data:merupakan
perspektif “insider”
Jauh dari data: data merupakan
perspektif “outsider”
Grounded, orientasi diskoveri,
eksplorasi, ekspansionis, deskriptif,
dan induktif
Tidak grounded, orientasi verifikasi,
konfirmatori, reduksionis, inferensial
dan deduktif-hipotetik
Orientasi proses Orientasi hasil
Valid: data “real, “rich, dan
“deep”
Reliabel:data dapat direplikasi dan
“hard”
Tidak dapat digeneralisasi:studi
kasus tunggal
Dapat digeneralisasi:studi multi kasus
Holistik Partikularistik
Asumsi realitas dinamik Asumsi realitis stabil
BAB III
ISI
A. Hakikat Masalah Penelitian
Masalah penelitian dibagi menjadi 2 yaitu masalah penelitian
kuantitatif dan masalah kualitaatif. Adapun perbedaan kedua masalah
tersebut adalah :
1. Masalah kuantitatif dapat dinyatakan dalam kalimat sebagai
hipotesis sedangkan masalah kualitatif dinyatakan dalam
pernyataan penelitian atau pertanyaan penelitian dan tidak pernah
dalam bentuk hipotesis.
2. Fokus penelitian kuantitatif anataralain berhubungan erat dengan
kontruksi sebab akibat, pengukuran dan generalisasi sedangkan
fokus penelitian kualitatif antara lain berhubungan erat dengan
sudut pandang individu yang diteliti.
3. Penelitian kuantitatif berkaitan erat dengan teknik-teknik survei
sosial termasuk wawancara terstruktur kuasioner yang tersusun
dan kuasioner, sedangkan penelitian kualiatatif berkaitan erat
dengan observasi pertipatoris, wawancara tidak terstruktur dan
kelompok-kelompok fokus.
B. Perumusan Masalah dalam penelitian kuantitatif
Perumusan masalah dalam penelitian kuatitatif ada tiga yaitu :
1. Teori
2. Konstruk
3. Variabel
Variabel-variabel dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Dan
salah satunya dibedakan menjadi variabel katagori dan variabel
bersinambung atau terstruktur.
C. Variabel Penelitian Eksperimental dan Non-Eksperimental
1. Variabel dalam penelitian Eksperimental
Adapun karakter variabel dalam penelitian eksperimental adalah :
a. Menyebut variabel yang merupakan konsekuensi atau dependen
terhadap variabel antisenden sebagai variabel “dependen”. Disebut
variabel “dependen” karena nilainya tergantung pada variabel
independen.
b. Menyebut variabel yang merupakan antisenden atau mendahului
variabel dependen sebagai “variabel independen”,”variabel
termanipulasi” atau “variabel eksperimental”yaitu variabel yang
dimanipulasi atau diubah oleh peneliti untuk menginvestigasi
pengaruh atau akibat atau variabel dependen.
2. Variabel penelitian Non-Eksperimental
a. Dalam penelitian deskriptif dan beberapa penelitian survai hanya
satu variabel yang mendapat perhtian peneliti.
b. Dalam penelitian korelasional, variabel antisenden disebut
“variabel predictor” dan variabel yang diprediksi disebut “variabel
kriteria”.
c. Dalam kajian korelasi lainnya, tidak ditemukan variabel antisenden
yang jelas.
3. Observasi : Difinisi operasional
Disini ada dua jenis definisi yaitu :
a. Definisi konstitutif, sama seperti dikemukakan dalam kamus,
mendefinisikan istilah dengan menggunakan istilah lain.
b. Definisi operasional memberikan atau menetapkan makna bagi
suatu variabel dengan spesifikasi kegiatan atau pelaksanaan atau
oprasi yang dibutuhkan untuk mengukur, mengkatagorisasi atau
memanipulasi variabel.
D. Pernyataan Penelitian Spesifik
Kajian kuantitatif dapat menyatakan suatu masalah penelitian
dalam bentuk pertanyaan (question form). Perbedaan antara masing-
masing pertanyaan:
1. Pertanyaan penelitian deskriptif (descriptive research question)
secara tipikal mengajukan pertanyaan “apakah” (what is) dan
menyatakan dengan cara tidak langsung suatu desain penelitian
survai.
2. Pertanyaan hubungan (relation question) bertanya: “Apakah
hubungan antara dua variabel atau lebih? Dan menyatakan dengan
cara tidak langsung suatu desain korelasional.
3. Pertanyaan perbedaan akan mengajukan pertanyaan pokok,
“Adakah perbedaan antara dua kelompok atau dua perlakuan atau
lebih?”. Pertanyan itu digunakan apabila kajian mebandingkan dua
observasi atau lebih.
E. Jenis Metode Penelitian Eksperimental
1. Desaian pra-eksperimental
Masih ditemukan variabel luar yang mempengaruhi terbentuknya
variabel dependen. Tidak dimasukkan variabel kontrol, dan smapel tidak
random. Macamnya :
a. Studi kasus sekali lewat
Diagram : XO, dimana X adalah perlakuan (variabel independen) dan
O adalah observasi (variabel dependen). Terdapat suatu kelompok
yang diberikan perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
b. Desain prates-pascates satu-kelompok
Diagram : O₁ X O₂, dimana O₁ adalah prates dan O₂ nilai pasca tes.
Pebedaan desain ini dengan desain sekali lewat adalah pada desain
terdahulu tidak diperlukan prates.
c. Komparasi kelompok-utuh
Penelitian pada satu kelompok yang mempunyai kemampuan sama,
dibagi atas 2 sub kelompok sebagai kolompok eksperimen dan kontrol.
2. Desain eksperimental sejati
Dibutuhkan sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
ditarik dari populasi secara random.
a) Desain kelompok kontrol hanya-hanya pasca tes
Langkah-langakahnya : (1)menetapkan subjek secara random untuk
kelompok eksperimental dan kontrol, (2) perlakuan untuk kelompok
eksperimental saja (3)pasca tes untuk kedua kelompok (eksperimemtal
dan kontrol)
b) Desain kelompok kontrol prates-pascates
Terdapat dua kelompok yang diseleksi secara random. Lalu
diberikan prates agar diketahui keadaan awal mereka, setiap subjek
berkesempatan untuk ditetapkan sebagai kelompok kontrol.
3. Desain Faktorial
Semua kelompok diseleksi dengan metode penarika sampel
random. Masing-masing sampel diberi prates. Kelompok penelitian
dianggap baik jika nilai prates setiap kelompok sama.
4.Desain Kuasi Eksperimental
a) Desain deret-waktu
hanya menyertakan satu kelompok (tanpa kelompok kontrol).
Kelompok tersebut akan diukur secara periodik. Peneliti perlu
melakukan prates dulu hingga 4-5 kali, untuk mengetahui tungkat
kestabilan keadaan kelompok sebelum perlakuan.
b) Desain kelompok kontrol non-ekuivalen
Digram : O X O X adalah perlakuan eksperimental, O
merupakan pengukuran
--------------- prates atau pascates bagi variabel dependen,
dan garis
O O putus-putus menunjukkan kelompok
eksperimental dan kontrol tidak
dibentuk secara random.
c) Desain berimbang
Langkah-langkah: (1) subjek kelompok kontrol dan eksperimen
dipilih secara random, (2) tiap kelompok berpeluang untuk
perlakuan yang berbeda, (3) ukur semua kelompok atas variabel
dependen, (4) gilirkan kelompok sehingga semua terbuka untuk
perlakuan eksperimen yang berbeda, (5) ulangi langkah 3 dan 4
sampai setiap kelompok terbuka untuk semua perlakuan.
F. Arti dan Karakteristik Penelitian Kualitatif Naturalistik
Kajian penelitian yang menginfestigasi kualitas hubungan
(relationship), kegiatan, situasi, atau materi seringkali mengacu pada
penelitian kualitatif.
Jenis penelitian ini lebih menekankan pada deskripsi holistik
(“perlakuan kaffah”), yaitu pada penggambaran dengan terperinci semua
apa yang terjadi dalam
Kegiatan atau situasi tertentu, bukan pada perbandingan pengaruh
penanganan tertentu (particular treatment), seperti dalam penelitian
eksperimental atau pada penggambaran sikap atau perilaku orang, seperti
dalam penelitian survay.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif lebih
memberikan tekanan kepada pemahaman dan makna, berkaitan erat
dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan pada proses daripada
pengukuran, mendiskripsikan, menafsirkan, dan memberikan makna dan
tidak cukup dengan penjelasan belaka, dan memanfaatkan multi metode
dalam penelitian.
2. Karakteristik umum penelitian kualitatif
a. Latar alamiah merupakan sumber data langsung dan peneliti
merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualititatif.
b. Data kualitatif dihimpun dalam bentuk kata-kata atau gambar-
gambar, bukan selalu dalam bentuk angka-angka.
c. Peneliti kualitatif mempunyai kepedulian dengan proses dan
sekaligus juga mempunyai kepedulian dengan produknya.
d. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data yang mereka peroleh
dengan cara induktif.
e. Perhatian utama peneliti kualitatif adalah jawaban atas pertanyaan
bagaimana orang dalam kehidupan mereka, dapat dimengerti.
3. Karakteristik umum penelitian naturalistik.
Dalam perkembangannya penelitian yang didasarkan pada
paradigma kualitatif mengalami beberapa tahapan yang evolusionistik.
Evolusi pertama muncul dalam bentuk model interpretif. Evolusi
kedua berkembang sebagai model penelitian dasar (groubded research).
Evolusi ketiga model etnografik,evolusi ketiga ini dikenal sebagai populer
dengan model naturalistik.
4. Proposisi paradigma kualitatif naturalistik
a. Proposisi pertama mengenai realitas
b. Proporsisi yang kedua mengenai interaksi yang mengenal dan yang
dikenal
c. Proporsisi ketiga mengenai realitas yang terkait pada latar
kontekstual
d. Proporsisi keempat mengenai pembentukan yang interdependen dan
serentak.
e. Proporsisi kelima mengenai keterkaitan kepada latar nilai.
5. Kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas
Kredibilitas
Menggantikan konsep validitas intern dari paradigma positivistik,
penelitian naturalistik menyarankan konsep kredibilitas. Untuk menguji
kredibilitas temuan dari lapangan, para pakar menyarankan sabagai berikut
:
1. Memperpanjang waktu tinggal dilapangan.
2. Melakukan observasi hingga terperinci
3. Menggunakan metode triangulasi.
4. Mengadakan wawancara kembali dengan orang yang tidak
berkepentingan dan tidak terlibat dalam penelitian sehingga
menumbuhkan sikap kritis, interpretasi, dan kesimpulan yang akhirnya
menjadi umpan balik yang bernilai untuk mengadakan perbaikan.
5. Mengadakan analisis kasus negatif.
Transferabilitas
Transferabilitas penelitian perlu dilakukan orang lain yang telah
mempelajari laporan penelitian. Orang lain, termasuk rekan-rekan peneliti,
para pembimbing atau promotor dan para penguji akan
membandingkannya dengan kepustakaan, wacana, penelitian, dan
pengalamannya masing-masing.
Dependabilitas
Paradigma naturalistik mengganti konsep reliabilitas itu dengan
konsep dependabilitas yang lebih memperhatikan proses penelitian.
Keeratan suatu penelitian dengan penelitian yang lain pada tempat yang
sama akan tergantung pada berbagai faktor. Ketergantungan
(dependabilitas) itulah yang merupakan pusat perhatian para ahli
penelitian yang bertolak dari paradigma naturalistik.
Konfirmabilitas
Paradigma naturalistik beranggapan bahwa kebenaran itu terikat
pada nilai dan bersifat normatif. Paradigma naturalistik menyarankan
penggunaan istilah konfirmabilitas yaitu tingkat kepastian. Konfirmabilitas
juga harus didukung oleh jejak audit yang sekaligus memeriksa
dependabilitas penelitian . Jika dependabilitas lebih berkiblat pada proses,
maka konfirmabilitas lebih berkiblat pada hasil penelitian.
G. Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif
Perumusan masalah dalam peenlitian kualitatif diawali dengan
pemilihan topic umum dan metodologi (penelitian etnografis atau analisis
dokumen historis atau legal). Kebanyakan perhatian penelitian
kualitatifdatang dari pengalaman pribadi dan perhatian yang panjang
dalam topic yang dikembangkan dari peristiwa-peristiwa (kebetulan) yang
diperoleh dari biografi dan sejarah pribadi yang sedang berlangsung
( current biography dan personal history).
Masalah penelitan kualitatif dirumuskan kembali (reformulasi
beberapakali setelah peneliti memulai denagn penghimpunan data.
Perumusan kembali masalah penelitian tersebut berhubungan dengan
perubahan strategi penghimpunan data untuk memperoleh totalitas
fenomena dan kemudian untuk mengkaji sejumlah aspek dengan
kedalaman yang lebih besar.
Masalah yang semula peneliti bayangkan mungkin berbeda dengan
pernyataan masalh peneliti kentalkan.
H. Pernyataan Tentang Tujuan dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif
Para peneliti memanfaatkan empat macam metode historis :
a. Metode kronikel deskriptif
b. Metode historis interprentif
c. Metode biogarfis
d. Metode autobiografis
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hakikat Masalah Penelitian
Pada hakekatnya penelitian adalah “mencari kembali”. Penelitian
bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah
(unscientific method). Penelitian banyak bersinggungan dengan
pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya
penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak
dan disepakati umum dalam penelitian.
Masalah penelitian dibedakan menjadi masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif. Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan
bahwa paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian
yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Bogdan dan Taylor
(1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu
prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan
kualitatif . perbedaan tersebut terletak diantaranya pada sifat realitas
dalam penelitian kuatitatif realitas di pandang sebagai sesuatu yang
konkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikatagorikan
menurut jenis, bentuk, warna dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur
dan dverifikasi. Sedangkan realitas dalam penelitian kualitatif tidak
hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai di balik yang tampak
tersebut. Di lihat dari hubungan peneliti dengan yang diteliti, dalam
penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya sehingga hubungan
antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga
bersifat independen. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human
instrumen dan dengan teknik pengumpulan data participant observation
(observasi berperan serta) dan in deph interview (wawancara
mendalam) maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data.
Penelitian kuantitatif dalam melihat variabel terhadap obyek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (klausal), sehingga dalam
penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel
tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Sementara penelitian kualitatif melihat
hubungan variabel antar obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif
yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif).
Di lihat dari kemungkinan generalisasi penelitian kuatitatif lebih
menekankan pada keluasan informasi (bukan kedalaman) sehingga
metode ini banyak digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel
yang terbatas. Dalam penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi
tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada
tingkat makna. Di lihat dari peranan peranan nilai, peneliti kualitatif
dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti
data dengan sumber data. Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti
tidak berintraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-
nilai yang di bawa peneliti dan sumber data.
Dalam penggunaannya metode kuantitatif di gunakan bila masalah
yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas, peneliti ingin
mendapatkan informasi yang luas dari sautu populasi , ingin diketahui
pengaruh perlakuan/treatment terhadap yang lain, peneliti ingin
mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang yang
empiris dan dapat diukur dan peneliti ingin menguji keragu-raguan
tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
Penelitian kualitatif digunakan apabila masalah penelitian belum
jelas,masih remang- remang atau mungkin masih gelap. Kemudian
untuk memahami makna di balik data yang tampak, untuk memahami
interaksi sosial dan untuk mengembangkan teori.
B. Perumusan Masalah Dalam Penelitian Kuantitatif
Perumusan masalah pada dasarnya ada tiga, yaitu teori, konstruk
dan variabel. Setiap masalah selalu menggunakan teori. Seperti
dinyatakan oleh Neumen (2003) “Researchers use theory differently in
various types and research, but some types of theory is present in most
social research” .
Sitirahayu haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti penting , bila ia lebih banyak dapat melukiskan,
menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono,1999) membedakan
adanya tiga macam teori yaitu teori yang deduktif, teori yang induktif
dan teori yang fungsional. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan
dengan data empiris. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersususn secara logis
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai
suatu kelompokhukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu
bidang tertentu.
3. Suatu teori juga menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi.
Pembahasan tentang variabel penelitian dpat dimulai dengan
pengertian apakah variabel itu. Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditari kesimpulannya. Macam-macam variabel
penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen
b. Variabel dependen
c. Variabel moderator
d. Varuiabel intervening
e. Variabel kontrol
Variabel- variabel juga dapat diklasifikasikan dengan berbagai
cara. Salah satu caranya adalah untuk pembedaan antara variabel
katagori dan variabel bersinambung. Tetapi untuk lebih detailnya dapat
di tulis kelima point variabel diatas.
C. Variabel Penelitian Eksperimental dan Non-Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian
kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan
untuk menguji sebab akibat. Penelitian ini banyak digunakan dalam
penelitian-penelitian sain atau keilmuan, sebab memang awal
pengembangannya adalah dalam bidang tersebut.
Variabel Eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi
yang hendak diselidiki bagaimana pengaruhnya terhadap gejala atau
behaviour variable non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol
dalam arti baik untuk kelompok eksperimental .
Adapun karakter dari variabel eksperimental adalah menyebut
variabel dependen terhadap variabel independen dan menyebut
variabel yang merupakan antisenden atau mendahului variabel
dependen sebagai variabel independen, variabel termanipulasi dan
variabel eksperimental. Variabel dalam penelitian non-eksperimental ,
variabel-variabel tidak langsung aktif dimanipulasi oleh peneliti.
D . Pertanyaan Penelitian Spesifik
Pembahasan ini ialah tentang pertanyaan penelitian (research
questions). Perlu dipahami inti dari suatu penelitian ialah dikarenakan
adanya masalah yang perlu diatasi, ada fenomena yang belum diketahui
dan penting untuk diketahui. Cara peneliti untuk merumuskan hal tersebut
secara jelas ialah dengan membuat pertanyaaan penelitian yang akan di
jawab dalam penelitian.
Kita dapat membagi pertanyaan penelitian dalam dua kategori:
1. Pertanyaan umum (general research questions)
2. Pertanyaan spesifik (specific research questions).
Pertanyaan umum penelitian secara logis bertalian dengan tujuan.
Kebanyakan pertanyaan penelitian kualitatif berfokus pada topik-topik
yang bersifat analitis, untuk kemudian diikuti dengan pertanyaan yang
lebih terurai. Kajian kuantitatif juga menyatakan suatu masalah dalam
bentuk pertanyaan. Perbedaan antara masing-masing pertanyaan spesifik
adalah:
1. Pertanyaan penelitian deskriptif (descriptive research question)
“apakah” (what is) dan menyatakan dengan cara tidak langsung
suatu desain penelitian survai.
2. Pertanyaan hubungan (relation question) bertanya: “Apakah
hubungan antara dua variabel atau lebih? Dan menyatakan dengan
cara tidak langsung suatu desain korelasional.
3. Pertanyaan perbedaan akan mengajukan pertanyaan pokok,
“Adakah perbedaan antara dua kelompok atau dua perlakuan atau
lebih?”. Pertanyan itu digunakan apabila kajian mebandingkan dua
observasi atau lebih.
Jadi dapat ditarik kesimpulan ibahwa peneliti harus dapat
membedakan antara pertanyaan penelitian yang umum dan spesifik.
Peneliti harus dapat membuat pertanyaan penelitian umum yang dimiliki
menjadi lebih lebih spesifik dengan mengacu pada dimensi, aspek, faktor
atau indikator dari pertanyaan penelitian umum yang ada.
E. Jenis Penelitian Eksperimental
Secara garis besar dalam aliran kuantitatif yang bersifat konklusif,
ada dua macam tipe desain, yaitu : desain Ex Post Facto dan desain
Eksperimental. Metode Ex Post Facto dilakukan dengan cara meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan lebih jauh menelitinya ke belakang agar
dapat mengetahui variabel-variabel yang dapat menyebabkan timbulnya
suatu peristiwa. Sub desain Ex Post Facto meliputi :
a. Studi Lapangan, merupakan desain penelitian yang
mengkombinasikan antara pencarian litratu (literature study),
survey berdasarkan pengalaman dan, atau studi kasus dimana
peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan
hubungan antar avariabel tersebut.
b. Survei, tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei
memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasil
yang akurat. (Jonathan Sarwono 2006: 83)
Pendapat lain yang membagi sub desain eksperimental sebagai
berikut:
1. Eksperimental lapangan
Dilakukan dengan menggunakan latar yang realistis dimana
peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi
terhadap variabel bebas
2. Eksperimen Laboratorium
Menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya.
Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan campur
tangan dan manipulasi variabel-variabel bebas serta
memungkinkan peneliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek
kesalahan utama. (Jonathan Sarwono 2006: 83)
Sedangkan Desain penelitian spesifik eksperimental dibagikan
dalam sub desain antara lain:
1. Desaian pra-eksperimental
a. Studi kasus sekali lewat (one shot case study)
Secara umum desain ini digunakan untuk penelitian satu
kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya
dilakukan satu kali, dengan diagram XO.
b. Desain prates-pascates satu-kelompok (one group pre test – post
test desain)
Pada prinsipnya dilakukan satu akli pengukuran sebelum
perlakuan (pte test), dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi
(post test)
c. Komparasi kelompok-utuh
Para pakar peneliti merumuskan desain ini dengan menetapkan
dua kelompok yang dipilih sebagai objek penelitian. Kelompok
pertama mendaptkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak
mendapat perlakuan. Kelompok kedua berfungsi sebagai
kelompok penbanding atau pengontrol.
2. Desain eksperimental sejati
a. Desain kelompok kontrol hanya-hanya pasca tes
Desain ini hampir sama dengan desain yang akan dibahas
setelahnya. Tetapi ada buku yang tidak membahas desain ini,
karena mengkolaborasikannya dengan pre test-post test contol
group design yang merupakan model ideal untuk melakukan
penelitian eksperimen terkontrol. Kolaborasi desain ini disebut
solomon four group design, karena ada empat kelompok yang
berbeda dengan enam format pengukuran.
b. Desain kelompok kontrol prates-pascates
Desain ini merupakan pengembangan dari desain kelompok
kontrol hanya-hanya pasca tes. Perbedaan terletak pada pra tes
yang dilakukan untuk kedua kelompok kontol dan eksperimen.
c. Solomon Four Group Design
Seperti yang dikatakan sebelumnya, desain ini merupakann
kolaborasi antara desain kelompok kontrol hanya pasca tes
dengan pre test-post test contol group design. Kelompok
pertama merupakan kelompok inti diberikan perlakuan dan dua
kali pengukuran, yaitu pre tes dan pasca tes. Kelompok kedua
sebagai kelompok pengintrol tidak diberi perlakuan tetapi
dilakukan pengukuran seperti di atas. Kelompok ketiga diberi
perlakuan dan hanya dilakukan satu kali pengukuran setelah
pasca tes. Kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol
kelompok ketiga yang hanya diukur satu kali. (Jonathan
Sarwono 2006: 88)
3. Desain Faktorial
Desain faktorial digunakan untuk mengevaluasi dampak
kombinasi dari dua atau lebih perlakuan terhadap variabel terikat.
4. Desain Kuasi Eksperimental
a. Desain deret-waktu
Pada pembahasan lain desain ini merupakan pengembangan dari
desain prates-pascates satu-kelompok (one group pre test – post
test desain). Pada desain time series, peneliti melakukan
pengukuran di depan selama tiga kali berturut-turut, kemudian
memberikan perlakuan pada objek yang diteliti. Kemudian
peneliti melakukan pengukuran selama tiga kali setelah
perlakuan dilakukan. (Jonathan Sarwono 2006: 86).
b. Desain kelompok kontrol non-ekuivalen
Desain ini mirip dengan desain kelompok kontrol pra tes-pasca
tes, tetapi tidak memilih secara random anggota kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol.
c. Desain berimbang
Variabel eksperimen pada desain berimbang dibuat sedemikian
rupa agar semua perlakuan eksperimen yang berbeda dapat
dilakukan terhadap subjek-subjek yang sama.
5. Desain eksperimental tingkat lanjut
a. Desain random sempurna (completely randomised design)
Digunakan untuk mengukur pengaruh suatu varibel bebas yang
dimanipulasi terhadap variabel terikat. Pemilihan kelompok
secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok yang
ekuivalen.
b. Desain blok random (randomised block design)
Agar desain yang kita buat dapat menghasilkan output yang
baik, maka diperlukan memilih anggota kelompok
(responden)yang berasal dari populasi yang memiliki
karakteristik yang sama.
c. Desain latin square (the latin square design)
Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variabel pengganggu
secara sekaligus.
F. Arti dan Karakteristik Penelitian Kualitatif Naturalistik
1. Arti Penelitian Kualitatif naturalistik
Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok.(Nana S,2009:60)
Penertian kualitatif pada intinya adalah penelitian yang perlu
dilakukan setelah suatu masalah diteliti secara kuantitatif tetapi
penyelesaiannya belum terungkap atau terjawab.(Anneahira.com)
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang lebih detail atau lebih jelas terhadap hasil
penelitiannya serta dapat memberikan rincian yang lebih kompleks
terhadap fenomena yang diteliti. Pada penelitian kualitatif juga disebut
sebagai penelitian naturalistic atau penelitian yang dilakukan secara
alamiah atau dalam kondisi alamiah.
Pernyataan –pernyataan tentang pendeskripsian penelitian
kualitatif tersebut menafsirkan bahwa penelitian kualitatif itu mengacu
pada penelitian terhadap fenomena yang terjadi secara nyata pada pada
suatu individu atau kelompok, penelitian kualitaif juga dilakukan agar
mendapat hasil yang lebih rinci dan dilakukan jika pada penlitian
sebelumnya belum mendapatkan hasil yang memadai.
2. Karakteristik penelitian kualitatif naturalistik
Karakteristik penelitian kualitatif meliputi :
a. Permasalahan Masa Kini
b. Natural Setting
c. Bersifat Holistik.
d. Memusatkan pada deskripsi.
e. Analisis induktif.
f. Desain penelitian lentur dan terbuka.
g. Peneliti sebagai alat utama penelitian.
h. Purposive Sampling.
i. Makna sebagai perhatian utama.
j. Bentuk laporan dengan model studi kasus.
Menurut Nana S.S(2009;95), kajian naturalistik : melihat situasi
yang berubah secara alamiah , terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan
variabel.
Karakteristik penelitian kualitatif naturalistik yaitu melakukan
penelitian dengan studi kasus pada situasi alamiah atau kondisi natural
dengan peneliti sebagai alat utama penelitian.
G. Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif
Tujuan Penelitian adalah untuk memecahkan masalah. Perumusan
masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
yang memadai dan mengarah pada upaya untuk memahami atau
menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah
tersebut.
Apabila akan mencari dan memilih masalah atau fokus penelitian ,
jangan didasarkan atas perenungan, lamunan, dan coba-coba. Untuk
memilih dan menentukan fokus atau masalah penelitian, hendaknya
bertolak dari bidang keahlian kita atau bidang keahlian peneliti. (Nana
S.S, 2009:270)
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. (Sugiyono,2008:56)
Rumusan masalh berbeda dengan masalah, masalah itu merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi dan masalah
merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya.
H. Pernyataan Tentang Tujuan Dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif
Diungkapkan Nana S.S tentang tujuan penelitian kualitatif dalam
bukunya Metode Penelitina kualitatif (2009:96) yaitu secara Umum
penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan yaitu menggambarkan dan
mengungkap ( to describe and explore) serta menggambarkan dan
menjelaskan ( to describe and explain) (McMillan & Schumacher,2001).
Pernyataan tentang tujuan biasanya mengacu pada riset yang akan
dilakukan. Pernyataan tujuan juga dapat diikut sertakan ke dalam
pertanyaan penelitian.
Pertanyaan umum penelitian secara logis berkaitan dengan tujuan
penelitian. Biasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut berfokus pada topic-
topik yang bersifat analitis dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari
kejadian-kejadian yang natural.
BAB V
SIMPULAN , SARAN, IMPLIKASI
A SIMPULAN
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan
kualitatif. perbedaan tersebut terletak diantaranya pada sifat realitas Di lihat
dari hubungan peneliti dengan yang diteliti. Perlu dipahami inti dari suatu
penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu diatasi, ada
fenomena yang belum diketahui dan penting untuk diketahui.
Penelitian kuantitatif dibedakan antara yang bersifat eksperimental
dan metode kuantitatif non eksperimental. Metode kuantitatif yang bersifat
eksperimental dan non eksperimental adalh suatu penelitian
pengembangan .
Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang
diarahkan pada memahami fenomena yang natural. Penelitian kualitatif
memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian kuantitatif yang berpangkal
dari perbedaan dasar filsafat dan pendekatan memahami kenyataan.
Penelitian kualitatif juga memiliki langkah- langkah pengumpulan data dan
analisis data yang berbeda dengan penelitian kuantitatif.
B. SARAN
1. Secara umum disarankan untuk melakukan pembahasan tentang
segala hal yang berhubungan dengan penelitian secara hirarkis dan
lebih terstruktur agar lebih mudah untuk dipahami. Mulai dari hal
yang sederhana sampai hal yang kompleks.
2. Dalam review ini tidak mengkaji tentang kemungkinan
mengkombinasikan dua metode penelitian secara bersamaan,
maka dalam penelitian atau kajian selanjutnya disarankan untuk
mengkaji kemungkinan mengkombinasikan dua metode penelitian
secara bersamaan.
C. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil review, terdapat berbagai macam perbedaan
antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hal ini menegaskan bahwa
pemahaman akan masing-masing metode dibutuhkan untuk memulai suatu
penelitian.
Sasaran utama penelitian kualitatif adalah manusia, karena
manusia adalah sumber masalah dan sekaligus penyelesaian masalah.
Peneliti dapat menggunakan pendekatan kualitatif jika yang bersangkutan
ingin melakukan hal-hal yang memfokuskan pada interaksi manusia dan
proses yang mereka gunakan.
Pemilihan metode penelitian kuantitatif memaksimalkan
objektivitas desain penelitian dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Pendekatan
kuantitatif memunculkan kesulitan untuk mengintrol variabel-variabel lain
yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian. Untuk menciptakan
validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses penentuan
sampel, pengambilan data dan penentuan alat analisisnya. (Jonathan
Sarwono 2006 : 262)
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.anneahira.com/pengertian-penelitian-kualitatif.htm,diakses tanggal 28 Maret 2011)
(http://ninkwidya.blogspot.com/2010/01/karakteristik-penelitian-kualitatif.html,diakses tanggal 28 Maret 2011)
Prof.Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Penerbit Alfabeta.
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Pt Remaja Rosdakarya.
Sarwo,jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif .Jogja:Graha Ilmu