penelitian metopen

45
LAPORAN PENELITIAN “KENYAMANAN POSISI DUDUK PADA KURSI KERJA DI SMA 1 PEKALONGAN” OLEH ESTI RESTU YULIANI C0808004 JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

Upload: reza-sims

Post on 25-Jun-2015

400 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENELITIAN metopen

LAPORAN PENELITIAN

“KENYAMANAN POSISI DUDUK PADA KURSI KERJA

DI SMA 1 PEKALONGAN”

OLEH

ESTI RESTU YULIANI

C0808004

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENELITIAN metopen

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang Allah

SWT, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas matakuliah Metodologi

Penelitian dengan judul “KENYAMANAN POSISI DUDUK PADA KURSI

KERJA DI SMA 1 PEKALONGAN”

Terima kasih peneliti sampaikan kepada orang tua, Bp.

Mulyadi,S.sn,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian,

pihak-pihak lain yang turut membantu dan memberi semangat serta

dukungan guna menunjang kesempurnaan dari tugas penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan

keterbatasan-keterbatasan dalam penyusunan tugas ini, baik berupa

kelengkapan data maupun penyusunanya, sehingga mempengaruhi

kesempurnaan tugas. Untuk itu tim peneliti mengharapkan kritik dan saran

demi penyempurnaan tugas ini.

Wassalamualaikum wr.wb.

peneliti

Page 3: PENELITIAN metopen

ABSTRAKSI

Kemajuan zaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi dan

perkembangan gaya hidup, memicu pembangunan yang lebih pesat pada

hampir seluruh sektor kehidupan. Tidak terkecuali berkembangnya model

kursi dari zaman ke zaman.

Untuk menggapai kehidupan gemilang di era globalisasi ini,

Dalam perancangan atau mendesain kursi kerja itu sendiri harus diperhatikan

peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja.

Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah perihal kerja,

kenyamanan, dan memenuhi aspek ergonomis pada kursi kerja. Pada

dasarnya, kursi kerja didesain untuk meningkatkan produktivitas dan kenyamanan

saat digunakan untuk waktu yang lama. Dalam perkembangannya, masih dirasakan

belum cukup meningkatkan produktivitas dan tingkat kenyamanan yang diharapkan.

Terkait dengan kemajuan teknologi dan tuntutan kebutuhan, saya akan

mengulas lebih jauh perihal standart keergonomisan posisi duduk dan kursi

kerja ,

Pada pemaparan penelitian ini, akan ditemukan berbagai kajian

menarik seputar objek yang kami kaji (standart pada kursi kerja di SMA 1

PEKALONGAN ) beserta semua hal yang terkait dengan kursi kerja lain yang

terdapat di dalamnya yang ergonomis.

Page 4: PENELITIAN metopen

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………………………………………………….i

Kata pengantar …………………………………………………………………..............................................ii

Abstraksi………………………………………………………………………...................................................iii

Daftar Isi ………………………………………………………………………...................................................iv

LAPORAN PENELITIAN KENYAMANA POSISI DUDUK

PADA KURSI KERJA

DI SMA 1 PEKALONGAN……………………………………………………………………………………………………1

BAB I PENDAHULUAN….……………………………………………………………………………………………………2

1. Latar Belakang……..………………………………………….………………………………………………….2

2. Rumusan Masalah…...…………………………………………………………………………………………5

3. . Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………………………..6

4. Manfaat Penelitian…..……………………………………………..........................................6

5. Batasan masalah……………………………………………………..........................................6

6. metodologi penelitian……………………………………………………………………………………….6

BAB II LANDASAN TEORI……………………...........................................................................10

BAB III DEFINISI PROFIL OBYEK………………………………………..……………………………………………13

BAB IV PEMBAHASAN….………………………………………………………………………………………………..16

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………….17

KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….......................................61

Page 5: PENELITIAN metopen

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………………………vi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Kursi dirancang untuk mampu meningkatkan produktifitas kerja,

kenyamanan, dan memenuhi aspek ergonomis. Aktivitas duduk

bekerja di kantor biasanya menjadi dominasi kegiatan rutin. Demikian

saat melakukan rapat, bertemu dengan tamu, atau sekadar

menunggu. Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang optimal,

Pada dasarnya, kursi kerja didesain untuk meningkatkan produktivitas

dan kenyamanan saat digunakan untuk waktu yang lama. Dalam

perkembangannya, masih dirasakan belum cukup meningkatkan

produktivitas dan tingkat kenyamanan yang diharapkan. Hingga

munculnya kebutuhan dari aspek ergonomis, sekaligus menjadi

pertimbangan penting dalam sebuah kursi kerja.Mengingat peran kursi

kerja untuk digunakan dalam waktu yang lama dalam bekerja, maka

kursi kerja ergonomis didesain untuk mendukung posisi duduk yang

benar sehingga meminimalisasi cidera yang terjadi pada tubuh akibat

duduk yang terlalu lama.

Banyak orang sering mengabaikan posisi duduk yang benar

pada kursi. Padahal hal ini sangatlah penting sebagai dasar pola

posisi ergonomis yang mana banyak aktivitas kerja dalam posisi

duduk. Dan manusia hendaknya menyadari bahwa kenyamanan

posisi duduk ada aturan yang harus dituruti. terkandung adanya

Page 6: PENELITIAN metopen

jaminan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam bekerja.

Dengan ergonomic inilah akan dijamin bekerja sesuai dengan

kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya, dan hasilnya manusia

akan berproduksi dengan optimal. terkadang seseorang tidak terlalu

memperhatikan posisinya saat bekerja, baik itu posisi duduk,

membaca, dan lain-lain. duduk dipandang sebagai aktivitas,

khususnya yang dipengaruhi oleh cara pandang bahwa orang yang

duduk nyaman dengan lingkungan kerja. keberadaan Posisi duduk

berperan pada orang kerja yang berlembur di kantoran sehingga

perlunya kenyamanan posisi duduk selama berjam-jam. Oleh karena

itu kenyamanan duduk dalam setiap aktivitas perlu mendapat

perhatian . dengan kenyamanan tempat duduk akan memberikan

kenyamanan dan kepuasan tersendiri. Sehingga orang tidak akan

cepat jenuh dan mengurangi rasa penat. Sehubungan dengan sulitnya

merumuskan kenyamanan duduk dan fakta bahwa duduk merupakan

suatu aktivitas dinamik, maka pendekatan antropometrik bagi

perancangan tempat duduk merupakan suatu tantangan. Walaupun

telah dikemukakan terdahulu bahwa sebuah kursi dengan pendekatan

antropometrik yang tepat belum tentu merupakan kursi yang nyaman ,

namun tampaknya ada suatu kesepakatan bahwa sebuah rancangan

harus didasarkan pada data antropometrik yang terpilih dengan tepat.

1.1.2 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini,

maka penulis membatasi permasalah tersebut pada :

- Mempertimbangkan dinamika posisi duduk agar memperoleh

kondisi yang nyaman pada posisi duduk dalam jangka waktu yang

lama.

Page 7: PENELITIAN metopen

1.1.3 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk merumuskan suatu

masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kursi kerja di SMA 1

Pekalongan?

2. Bagaimana pengaruh kenyamanan duduk terhadap

guru dan karyawan di SMA 1 Pekalongan?

1.1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui gambaran kursi kerja di SMA 1 Pekalongan

2. Untuk mengetahui pengaruh kenyamanan duduk terhadap guru

dan keryawan di SMA 1 Pekalongan.

1.1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat

bermanfaat bagi

penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang

berkepentingan.

- Manfaat untuk peneliti :

Page 8: PENELITIAN metopen

Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu

yang diperoleh selama melakukan survey terutama tentang

kenyamanan posisi duduk pada kursi kerja di SMA 1 pekalongan.

- Manfaat untuk pekerja kantor

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui

bagaimana kenyamanan posisi duduk pada saat bekerja

walau selama berjam-jam di SMA 1 Pekalonagn

- Manfaat untuk tempat peneliti

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi para guru di SMA 1 pekalongan terkait dengan

hubungan antara kenyamana posisi duduk pada kursi

kerja di SMA 1 Pekalongan.

1.1.6 Metodologi Penelitian

Mencermati dari permasalahan dan objek penelitian yang telah dibahas pada

bab sebelumnya, diperlukan suatu metode untuk melaksanakan penelitian ini.

Adapun metode pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA 1 PEKALONGAN yang

beralamatkan di Jalan kartini no 3 pekalongan dengan objek

kursi kerja di kantor SMA 1 pekalongan

2. waktu penelitian

Pada saat siang hari dengan mengambil gambar dan

kerja di SMA 1 pekalongan.

3. Observasi

Page 9: PENELITIAN metopen

Pengumpulan data Sajian data

Reduksi data Penarikan kesimpulan

a. Studi Lapangan yaitu pengamatan secara langsung

terhadap objek yaitu kursi kerja di kantor SMA 1

pekalongan

b. Studi literature yaitu dengan mempelajari literature baik

berupa buku, internet ataupun sumber lainnya yang

membahas tentang kursi keja dan hubungannya dengan

kenyamanan posisi duduk.

C . Analisis Data

Menggunakan model analisa interaktif yang aktifitasnya

dilakukan dalam bentuk interaktif pada 3 komponen pokok yang ada,

yakni reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.

Ketiga hal tersebut dapat dilakukan dengan cara interaksi baik antar

komponennya maupun dengan proses pengumpulan data.

Dengan bentuk siklus, peneliti bergerak sesuai dengan

urutannya dan data yang diperoleh tidak akan berkembang kemana-

mana. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada bagan dibawah :

4. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang

lebih menekankan pada kenyamanan posisi duduk pada kursi

Page 10: PENELITIAN metopen

kerja di kantor SMA 1 pekalongan maka jenis penelitian dengan

strateginya yang terbaik adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Teknik yang akan digunakan adalah survey langsung ke objek

yang akan diteliti dan mewawancarai karyawan dan guru. Karena

kondisi dan waktu yang tidak memungkinkan maka dalam

penelitian ini bersifat pasif.

“ Deskriptif mempersyaratkan suatu usaha dengan keterbukaan

pikir yang menyatukan objeknya yang sedang dipelajari “ ( HB.

Sutopo, 2000: 31 )

5. Teknik Cuplikan ( Sampling )

Karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka

teknik cuplikan yang akan digunakan adalah purpose sampling,

yaitu pemilihan sekelompok objek yang didasarkan atas ciri-ciri

tertentu yang dipandang mempunyai hubungan erat dengan ciri-

ciri yang sudah diketahui.

6. Validitas data

Untuk menjamin validitas dari data yang diperoleh maka

dilakukan “ Trigulasi Data “ yaitu pengumpulan data yang sejenis

dengan menggunakan berbagai sumber yang tersedia dan

berbeda. Dengan demikian kebenaran data yang diuji oleh data

yang diperoleh dari data yang lain.

7. Populasi

Yaitu teknik cuplikan yang bersifat purposive sampling karena

tidak membuat generalisasi hasil. Peneliti menggunakan metode

dengan cara memilih informasi yang sesuai yang mengetahui

lebih banyak hal yang ada dalam SMA 1 PEKALONGAN secara

akurat dan mendalam.

2 Variabel

Yang merupakan variable dalam penelitian ini adalah :

Page 11: PENELITIAN metopen

Standart keergonomisan pada posisi duduk dan kursi kerja

1.1.7 Skema Pola Pikir

Manusia

- umur

- jenis kelamin

- masa kerja

- kondisi kesehatan

KETERANGAN

Untuk kerangka berpikir di atas saling keterkaitan satu sama lain, untuk kursi

kerja akan nyaman bila memenuhi standart ergonomic.

KENYAMANANPOSISI DUDUK KURSI KERJA

Page 12: PENELITIAN metopen

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Posisi duduk

Sikap posisi duduk merupakan penilaian kesesuian antara alat kerja

yang

digunakan oleh pekerja dalam bekerja dengan ukuran antropometri

pekerja

dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan (Sugeng Budiono dkk,

2003:78).

2.1.2 Definisi ergonomi

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu : “ergon” yang artinya

kerja dan “nomos” yang artinya peraturan atau hukum. Dengan

demikian

ergonomi berarti ilmu serta penerapannya yang berusaha

menyerasikan pekerjaan

dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan

tercapainya

produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui

pemanfaatan manusia

Page 13: PENELITIAN metopen

seoptimal mungkin (Sugeng Budiono, 2003:75).

Ergonomi merupakan suatu studi ilmiah mengenai keterkaitan antara

orang dengan lingkungan kerjanya. Yang dimaksud dengan

lingkungan kerja di

sini adalah keseluruhan alat dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitar tempat

bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai

perorangan

maupun kelompok (Sastrowinoto, 1998:164).

Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor modern

maupun

pada sektor tradisional dan informal. Pada sektor modern penerapan

ergonomi

dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja

yang tepat

adalah persyaratan bagi efisiensi dan produktivitas yang tinggi.

Pada sikap sikap duduk ergonomis, tinggi kursi lebih rendah dari

panjang

tungkai bawah, sehingga dapat menambah penekanan pada kaki saat

bekerja.

Pengarahan kerja di kantor diperlukan untuk kenyamanan, sehingga

Page 14: PENELITIAN metopen

Akan merasa lebih lama saat mengerjakan pekerjaan kantor.

Sedangkan pada sikap duduk non ergonomis, dimana

tinggi kursi lebih tinggi dari panjang tungkai bawah, sehingga kaki

dalam keadaan

menggantung. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pengarahan

tenaga kerja yang

lebih besar dan akan mempercepat kelelahan sehingga produktivitas

menurun.

2.1.3 Pengertian kursi

Kursi adalah sebuah perabotan yang biasa digunakan untuk duduk.

Biasanya memiliki 4 kaki untuk mendukung berat. Beberapa jenis kursi,

seperti barstool, hanya memiliki 1 kaki di tengah. Terkadang kursi memiliki

sandaran kaki.

Sebagian kursi 4 kaki memiliki desain yang memungkinkannya

menyangga beban 120 kilogram.

Kursi adalah sebuah perabot tempat duduk, yang umumnya digunakan

oleh satu orang. Pada umumnya, kursi mempunyai posisi dudukan yang lebih

tinggi dari posisi lantai, dan ditopang oleh 4 kaki kursi.

Kursi, seperti halnya perangkat furnitur yang lain, mempunyai sejarah

yang panjang yang dapat dirunut mulai dari jaman awal peradaban manusia.

Sejarah tersebut dimulai dari awal mula kursi yang hanya dikenal sebagai

‘tempat duduk’, hingga sekarang memiliki identitasnya sendiri. Saat ini

sebuah produk ‘kursi’ telah terdiri dari beranekaragam jenis, desain, dan

kegunaannya masing-masing.

Page 15: PENELITIAN metopen

Di jaman Mesir Kuno, kursi merupakan sebuah simbol status yang

dipergunakan sebagai lambang kemakmuran pemiliknya. Pada jaman itu,

kursi dengan indah dihiasi oleh ukiran kayu eboni dan gading bernilai tinggi.

Kursi-kursi mewah tersebut juga dilapisi oleh bahan pelapis yang mahal dan

kaki-kaki kursinya dibentuk menyerupai figur binatang buas atau sebagai

perlambang daerah kekuasaan mereka.

Setelah melalui evolusi yang cukup panjang, perkembangan desain kursi

selanjutnya ditandai dengan munculnya berbagai macam bentuk kursi baru

yang inovatif. Sebagai contoh, kursi modern telah dilengkapi dengan

bermacam asesoris tambahan seperti sandaran kepala (head rest), sandaran

tangan (arm rest), bantalan kursi (seat pad), atau sandaran punggung yang

dapat diatur kemiringannya (reclining seat), dan lain-lain.

Kursi yang dapat diduduki oleh lebih dari satu orang kita kenal sebagai ’sofa’

atau ‘bangku’.

Pada saat ini, desain sebuah kursi sangat mengutamakan sisi fungsi dan

kenyamanannya (ergonomi). Fitur penting lainnya termasuk kekuatan

konstruksi, kursi yang dapat disusun, kepraktisan, dan lain sebagainya.

(menurut Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

2.1.4 Sejarah kursi

Kursi yang merupakan salah satu perabot tertua dan utama di

masyarakat sekarang, baru umum dipakai pada abad XVII. Saat itu kursi

merupakan simbol kekuasaan dan martabat. Kebanyakannya duduk dia atas

dingklik (bangku kecil), bangku panjang, atau peti kayu.

Masyarakat Mesir Kuno (3110-1070 SM) juga berpendapat sama. Ujung kaki

itu biasanya serupa kaki binatang, lengkap dengan cakar atua kukunya.

Page 16: PENELITIAN metopen

Bahannya mahak, entah itu kayu hitam, gading, atau kayu berlapis emas.,

diukir atu dicat cerah, lalu dibalut kain mahal atau kulit binatang.

Serupa dengan Mesir, pada masyarakat Yunani kuno, (110-400 SM), kursi

menentukan status sosial pemiliknya. Namun, bangsa itu sempat

menorehkan prestasi dengan menemukan model kursi cantik, klysmos. Kursi

tanpa tangan ini berbentuk khas, dua kaki depannya melengkung seperti

huruf C menganga ke depan, sebaliknya, dua kaki belakangnya seperti hurup

C menghadap ke belakang. Sandarannya pun melengkung. Akibatnya, dari

samping kursi itu bersiluet S. Kursi yang dudukannya terbuat dari dudukan

tali itu ngetrend kembali pada awal abad XIX dan XX.

Bangsa Romawi kuno (700-400 SM) lain lagi, walaupun banyak meniru gaya

Yunani, mereka memiliki cirri tersendiri dengan lebih banyak menggunakan

perunggu dan perak. Klysmos ala Romawi lebih besar dan berat serta diberi

jok empuk.

Bangsa Romawi berhasil mengembangkan dingklik menjadi curule. Bangku

yang sering diduduki hakim ini memiliki dua pasang kaki. Tiap pasangnya

gabungan dua kaki belakang atau depan. Kaki-kaki itu saling silang

membentuk huruf X.

Curule biasanya dari gabungan kayu dengan gading atu logam yang dicor.

Mode curule bertahan sampai Abad Pertengahan (400-1300 M). Susulannya

Page 17: PENELITIAN metopen

adalah kursi dengan sandaran, panel samping yang tinggi, atau kanopi dari

kain damask atau beludru. Panel dan kanopi itu sebagai penangkal tiupan

angin dingin.

Di Jepang, India, dan Cina -terutama pada Dinasti Han (202-200 SM)- telah

dihasilkan perabot oriental yang bernilai seni tinggi.

Pengrajin Cina terampil menyambung antarbagian tanpa paku atau pasak,

dan jarang sekali menggunakan lem. Caranya, ujung-ujung di bagian

sambungan dipahat dengan sangat terampil, sehingga bisa masuk satu sama

lain.

Di Abad Pertengahan keterampilan orang Eropa dalam membuat perabot

merosot tajam. Untuk menutupi ketidakterampilannya, pengrajin

mengecatnya atu melapisinya dengan emas.

Kain pelapis dan jok mulai dikenal pada abad XVI, tapi baru akhir abad XVII

dan awal abad XVIII digunakan secara umum.

Pada saat berbarengan, lahir kursi santai dengan bagian dudukan, sandaran

punggung, dan tangan yang diganjal dan dilapisi kain (kadang ditambah tirai

anti-angin). Kain pelapis biasanya dari wol, kain bersulam, atau bahan

permadani. Sutera dan beludru yang sangat mahal namun mudah rusak,

hanya diigunakan orang kaya.

Abad XIX, kursi merefleksikan pesatnya perkembangan teknologi. Tahun

1928 Samuel Pratt mematenkan kursi buatannya yang pertama kali

Page 18: PENELITIAN metopen

menggunakan pegas dari kawat besi atau baja. Ketika diterapkan pada kursi

santai, lebih ma’nyus.

Perancang Inggris William Moris merancdang kursi Morris denga sandaran

yang dapat direbahkan, awal dari teknologi reclining.

Pada abad ke-20, plastik dikenal sebagai materi baru untuk kursi. Plastik

memang sangat fleksibel untuk segala hal.

2.1.5 Prinsip-prinsip Ergonomi

Beberapa prinsip ergonomi yang telah disepakati yang dapat

digunakan

sebagai pegangan yaitu :

2.1.2.1 Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,

susunan,

ukuran dan penenpatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-

cara,

harus menyelaraskan mesin (macam gerak, arah dan kekuatan).

2.1.2.2 Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri, harus diambil

ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga

ukuran

tersebut dapat dikecilkan dan dapat digunakan oleh tenaga kerja yang kecil,

seperti tempat duduk yang dapat distel naik turun dan lain-lain.

Page 19: PENELITIAN metopen

2.1.2.3 Ukuran-ukuran antropometri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran

dan

penempatan alat-alat industri :

Tabel 1. Ukuran-ukuran Antropometri Terpenting

Berdiri Duduk

a.Tinggi badan berdiri a. Tinggi duduk

b.Tinggi bahu b. Panjang lengan atas

c.Tinggi siku c. Panjang lengan atas dan

tangan

d.Tinggi panggul d.Jarak lekuk lutut sampai garis

e. Depan e. punggung

f. Panjang lengan e. Jarak lekuk lulut sampai

telapak

Page 20: PENELITIAN metopen

2.1.6 Kursi Ergonomi

Penerapan ergonomi dalam pembuatan kursi dimaksudkan untuk

mendapatkan sikap tubuh yang ergonomi dalam bekerja. Dengan sikap yang

ergonomi ini diharapkan efisiensi kerja dan produktivitas meningkat. Semua

pekerjaan hendaknya dilakukan dalam posisi duduk dan sikap berdiri secara

bergantian. Semua sikap tubuh yang tidak alami seperti gerakan tiba-tiba

harus

dihindarkan, apabila hal ini tidak mungkin hendaknya diusahakan agar

beban

statis diperkecil. Tempat duduk (kursi) harus dibuat sedimikian rupa sehingga

memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang dipakai untuk bekerja dan

tidak

menimbulkan penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu

sirkulasi

darah dan sensibilitas bagian-bagian tersebut (Siswanto, 1995:20).

Kriteria dan ukuran kursi yang ergonomi:

1) Tinggi alas duduk

Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas

duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-48 cm. Tinggi alas duduk harus sedikit

lebih

Page 21: PENELITIAN metopen

pendek dari jarak antara lekuk lutut dan telapak kaki.

2) Panjang alas duduk

Diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran duduk

pada permukaan atas alas duduk sampai kebagian depan alas duduk.

Ukuran yang

dianjurkan adalah 36 cm. Panjang alas duduk harus lebih pendek dari jarak

antara

lekuk lutut dan garis punggung.

3) Lebar alas duduk

Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus

lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran yang diusulkan adalah 44- 48 cm.

4) Sandaran pinggang

Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung

tulang belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.

5) Sandaran tangan

Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan (harus lebih lebar dari

pinggul dan tidak melebihi lebar bahu).

6) Tinggi Sandaran adalah setinggi siku

Panjang sandaran tangan: sepanjang lengan bawah. Ukuran yang

Page 22: PENELITIAN metopen

dianjurkan adalah jarak tepi dalam kedua sandaran tangan: 46-48 cm. Tinggi

san

daran tangan adalah 20 cm dari alas duduk. Panjang sandaran tangan : 21

cm.

7) Sudut alas duduk

Alas duduk harus sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan bagi

pekerja untuk menentukan pemilihan gerakan dan posisi. Alas duduk

hendaknya

dibuat horisontal. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan sikap

sedikit

membungkuk ke depan, alas duduk dapat dibuat ke belakang (3-5 derajat).

Bila

keadaan memungkinkan, dianjurkan penyediaan tempat duduk yang dapat

diatur.

2.1.4.2 Kursi Non Ergonomi

Selain kursi yang ergonomi dapat pula kursi yang non ergonomi. Adapun

kriteria kursi yang non ergonomi adalah:

1) Kursi yang terlalu panjang dapat menyebabkan pekerja duduk maju

kedepan

sehingga yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkan sandaran pinggang.

2) Kursi yang terlalu dan tidak dilengakapi dengan sandaran kaki dapat

Page 23: PENELITIAN metopen

menyebabkan sandaran pinggang tidak dapat dimanfaatkan oleh pekerja

karena ia harus duduk maju ke depan agar dapat melakukan pekerjaan.

Ruang

antara alas duduk dan tepi bawah meja terlalu sempit sehingga

menyebabkan

paha pekerja tertekan.

3) Sandaran pinggang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gerakan bahu

dan

lengan terbatas dan posisi kerja yang tidak nyaman (Siswanto, 1995:25).

Page 24: PENELITIAN metopen

BAB III

DEFINISI PROFIL OBYEK

A. PROFIL SEKOLAH

SMA Negeri 1 pekalongan berdiri sejak tahun 1950 hingga sekarang

sudah berusia 57 tahun. Dengan umur tersebut maka pengalaman

SMA Negeri 1 Pekalongan tidak di ragukan lagi, sehingga sekolah ini

tetap menjadi harapan dan tujuan utama bagi lulusan

SMP/Mts.Sekolah ini beralamat di jalan kartini no 3 pekalongan.

Untuk merealisasikan harapan masyarakat dan merespon

kebijaksanaan pemerintah dalam semangat otonomi daerah bidang

pendidikan maka SMA 1 Pekalongan menetapkan Visi:

“ UNGGUL DALAM PRESTASI,TANGGUH DALAM

BERSAING, SANTUN DALAM BERPERILAKU”

Visi ini mengajak warga sekolah untuk berperan aktif dalam

mewujukan sekolah yang selalu memiliki prestasi untuk masuk ke

perguruan tinggi favorit. Kondisi disiplin sekolah dengan pelajaran

agama yang cukup diharapkan mampu membentuk siswa untuk

berperilaku santun.

MISI

Agar segenap warga sekolah memahami tujuan sekolah

kedepan maka kerja sama untuk mendukung tujuan tersebut

Nampak oleh segenap kinerja sekolah. Untuk itulah ditetapkan

misi SMA Negeri 1 pekalongan sebagai berikut :

A. Melaksanakn pembelajaran dan bimbingan secara efektif

agar mampu menggali potensi siswa secara optimal

sehingga prestasi siswa terwujud.

Page 25: PENELITIAN metopen

B. Menumbuhkan semangat kompetensi yang sehat agar

masing-masing siswa mampu bersaing untuk meraih

prestasi

C. Mendorong dan membantu siswa untuk menggali potensi

yang dimiliki agar dapat dikembangkan secara optimal

D. Menerapkan management partisipatif dengan melibatkan

segenap warga sekolah bersama stakeholder untuk

merealisasi visi sekolah.

E. Menumbuhkan warga sekolah khususnya siswa agar gemar

membaca untuk menunjang kwalitas indiviu dalam menggali

potensi diri.

F. Menumbuhka sikap disiplin yang tinggi kepada semua

warga sekolah untuk membentuk karakter dan kepribadian

dalam menghargai waktu.

G. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianut agar mampu beretika moral sehingga menjadi

sumber kearifan dan kebijaksanaan untuk bertindak dalam

pergaulan sehari-hari.

Fasilitas:

Sekolah ini Terdapat banyak ruangan di antarnya 1

ruang kantor,TU, dan 32 ruang kelas. Di setiap ruang

tersedianya banyak kursi yang mana mempunyai fungsi

sama yaitu untuk fasilitas duduk bagi murid,guru, dan

karyawan yang ada di SMA 1 pekalongan. Lain halnya

kursi yang terdapat di ruang kantor SMA 1 Pekalongan

sedikit berbeda dari kursi yang ada di ruang kelas kelas.

Karena fungsinya untuk proses kerja yang membutuhkan

waktu lama di desain memenuhi standart antropometri

kursi kantor.

Berikut bentuk kursi yang di kantor ini

Page 26: PENELITIAN metopen
Page 28: PENELITIAN metopen

kursi sekretaris

Agar mendapatkan kenyamanan saat duduk dalam bekerja juga

memperhatikan Antropometri pada dasarnya akan menyangkut

ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk

disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data

antropometri ini akan sangat bermanfaat

didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja

(termasuk disini perencanaan ruang kerja ).

Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan

dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang

menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran

tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum

atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th

dan 95-th percentile.

Page 29: PENELITIAN metopen
Page 30: PENELITIAN metopen

Kebutuhan ruang gerak orang dapat digambarkan sebagai berikut (Time Saver):

Ada 2 macam kursi yang terdapat di SMA 1 pekalongan Kursi untuk komp dan kursi biasanya

Page 31: PENELITIAN metopen

Kursi ini biasanya dipakai untuk kursi computer. Yang berbahan

dari upholstered berwarna abu-abu kaki-kakinya yang dilapisi

memakai pakai plastic.

Berikut antropometrik dari kursi ini

Beberapa prinsip ergonomi yang telah yang dapat digunakan

sebagai pegangan yaitu :

2.1.2.1 Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,

susunan,

ukuran dan penenpatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-

cara,

Page 32: PENELITIAN metopen

harus menyelaraskan mesin (macam gerak, arah dan kekuatan).

2.1.2.2 Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri, harus diambil

ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga

ukuran

tersebut dapat dikecilkan dan dapat digunakan oleh tenaga kerja yang kecil,

seperti tempat duduk yang dapat distel naik turun dan lain-lain.

Analisa : Kursi kerja ini sudah ergonomic karena sudah masuk dalam prinsip-

prinsip ergonomic. Sehingga kursi ini bila di gunakan jangka waktu yang lama

untuk bekerja tak akan terasa capek ataupun pegal-pegal

Kursi biasa yang di pakai di kantor guru

Dari tampak depan dan tampak samping.

Setelah di ukur dari survey lapangan, dan telah tercantum ukuran-ukuran ,

bahwa kursi ini non ergonomic karena tidak memenuhi prinsip-prinsip

ergonomic yang telah dijelaskan sebagai berikut ;

Adapun

Page 33: PENELITIAN metopen

kriteria kursi yang non ergonomi adalah:

1) Kursi yang terlalu panjang dapat menyebabkan pekerja duduk maju kedepan

sehingga yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkan sandaran pinggang.

2) Kursi yang terlalu dan tidak dilengakapi dengan sandaran kaki dapat

menyebabkan sandaran pinggang tidak dapat dimanfaatkan oleh pekerja

karena ia harus duduk maju ke depan agar dapat melakukan pekerjaan. Ruang

antara alas duduk dan tepi bawah meja terlalu sempit sehingga menyebabkan

paha pekerja tertekan.

3) Sandaran pinggang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gerakan bahu dan

lengan terbatas dan posisi kerja yang tidak nyaman (Siswanto, 1995:25).

Page 34: PENELITIAN metopen

BAB V

PENUTUP

5.1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat

disimpulkan

bahwa kenyamanan yang dialami guru dan karyawan sedikit

yang mengalaminya, hanya di khususkan ruangan-ruangan

misalnya ruangan di kepala sekolah yang terdapat kursi nyaman

5.1.2 SARAN

Beberapa saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan simpulan

dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Dengan kenyamanan posisi duduk pada kursi kerja, guru dan

karyawan supaya membiasakan sikap duduk yang baik agar tidak

terjadinya keluhan-keluhan pada bagian tubuh tertentu seperti

pegal pada

bahu, punggung, pinggang, leher, tangan dan kaki serta pada

pantat, yang

akhirnya akan menyebabkan menurunnya produktivitas kerja

dapat dihindari.

Page 35: PENELITIAN metopen

DAFTAR PUSTAKA

Julius Panero.1979.” Dimensi Manusia Dan Ruang

Interior”.penerbit erlangga.jakarta

www.wikipeia.com

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/

ergonomi

http:// dimenso-orang-dimensi-gerakan-tubuh.html