penentuan derajat kristalinitas
DESCRIPTION
solid stateTRANSCRIPT
![Page 1: Penentuan Derajat Kristalinitas](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022080919/55cf9ba7550346d033a6e209/html5/thumbnails/1.jpg)
Penentuan Derajat Kristalinitas Suatu Material
Derajat kristalinitas (degrees of crystalinity) merupakan tingkat keteraturan penempatan atom-
atom dalam unit sel dan kisi Kristal. Penenuan kristalinitas dapat dilakukan dengan analisa
spektrofotometri XRD, semenatara untuk polimer dapat pula dengan DSC
1. XRD
Difraksi sinar X (X-ray Difractometer), atau yang sering dikenal dengan XRD, adalah
merupakan instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi material kristalit maupun non-kristalit,
sebagai contoh identifikasi struktur kristalit (kualitatif) dan fasa (kuantitatif) dalam suatu bahan dengan
memanfaatkan radiasi gelombang elektromagnetik sinar X.
Derajat kristalinitas yaitu besaran yang menyatakan banyaknya kandungan kristal dalam suatu
material dengan membandingkan luasan kurva kristal dengan total luasan amorf dan Kristal (Purnama,
2006). Derajat kristalinitas dihitung menggunakan parameter FWHM (Full Width at Half Maximum).
Fraksi luas kristal atau amorf dihitung dengan mengkalikan FWHM dengan intensitas. FWHM dianggap
setengah alas dan intensitas sebagai tingginya.
dimana Fraksi luas kristal = B kristal x Intensitas dan Fraksi luas amorf = B amorf x Intensitas
dimana B adalah FWHM (Full Width at Half Maximum)
Luas kristal yang digunakan pada bidang (002). Luas dihitung dengan pendekatan segitiga.Penghilangan
background dikurangi dengan penghilangan amorf menghasilkan fraksi luas kristalin (Purnama, 2006).
Dengan memasukan fraksi luas kristal dan amorf kedalam persamaan didapat derajat kristalinitas.
Berikut contoh penentuan derajat kristalinitas berdasarkan Nurmawati (2007).
Contoh fraksi luas amorf Contoh fraksi luas Kristal
Nama :Anisya Lisdiana
NIM :M0310005
![Page 2: Penentuan Derajat Kristalinitas](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022080919/55cf9ba7550346d033a6e209/html5/thumbnails/2.jpg)
Perhitngan derajat kristalinitas
Berdasar klug (1974), lebar pada setengah peak XRD (half width peak') dapat digunakan untuk
rnengukur kristalinitas suatu mineral. Prosedur standar yang dilakukan adalah dengan rnenghaluskan
kurva XRD secara manual, menentukan garis latar belakang untuk setiap sisi, dan kemudian mengukur
derajat 2-theta pada lebar peak di posisi setengah intensitas-maksimum. Dengan cara tersebut derajat
kristalinitas suatu mineral akan ekuivalen dengan derajat 2-theta (2).
Gambar disamping merupakan cara
pengkuran kristalinitas silika pada hump
~4 Ᾰ untk silika non-kristalin. Sumbu
abs menunjukan posisi peak dalam 02 dan ordinatnya adalah intenitas
relative (tanpa skala). Pola XRD
diperhalus secara manual dan ditentukan
garis latar belakangnya intensitas
maksimum (I) menunjukan posisi peak
yaitu 4,05 atau 21,9 02. Derajat
kristalinitas diukur sebagai lebar pada
setengah intensitas maksimum (1/2 I).
(Herdianita, 1999)
2. DSC
Selain XRD, DSC dapat menentukan derajat kristalinitas material terutama suatu polimer yaitu
dengan perhitungan Density and calorimetric. Derajat kristalinitas dengan kalorimetri dengan
persamaan berikut dimana H sebagai enthalpy pembentukan sampel dan H0 sebagai enthalpi
equilibrium melting, pada temperatur yang sama. Persamaan berdasar Mo and Zhang (1995)
dinyatakan sebagai berikut.
Sementara derajat kristalinitas berdasarkan berat jenisnya mengikuti persamaan Ibers and
Hamilton (1974)
![Page 3: Penentuan Derajat Kristalinitas](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022080919/55cf9ba7550346d033a6e209/html5/thumbnails/3.jpg)
Berikut merupakan contoh penentuan derajat kristalinitas berdasarkan 3 metode yaitu Wide
angle XRD, kalorimetri, dan densitas (Song, 2004)
Berdasar grafik diatas, penentuan derajat
kristalinitas dengan WAXD > Densitas >
kalorimetri.
REFERENSI
Herdianita, N.R, Ong H.L., E.A. Subroto, dan B. Priadi. 1999. Pengukuran kristalinitas silika
berdasarkan metode difraktometer sinar-X. Proc ITB. Vol 31. Bandung, ITB.
Ibers, J.A and Hamilton, W.C., 1974, “International Tabels for X-Ray Crystallography. The Kynoch
Press, Brimingham, England, Vol IV, p.71 and 101
Klug , H.P. dan L.E. Alexander, 1974, X-ray Difraction Procedures for Polycrystalline and Antorphous
Alaierials, Wiley-InterscienceP ublication, New York, 966.
Mo, Z.S. and Zhang, H.F., 1995, Macromol, Chem. Phys., J.M. S-REV, C35:555
Nurmawati, Melly. 2007. Analisis Derajat Kristalinitas, Ukuran Kristal dan Bentuk Partikel Mineral
Tulang Manusia Berdasarkan Variasi Umur dan Jenis Tulang. Skripsi. Bogor , Institut Pertanian
Bogor.
Purmana, Eko Firman. 2006. Pengaruh Suhu Reaksi Terhadap Derajat Kristalinitas dan Komposisi
Hidroksiapatit Dibuat dengan Media Air dan Cairan Tubuh Buatan (SyntheticBody Fluid) . Skipsi.
Bogor , Institut Pertanian Bogor.
Song, Jian-bin et al., 2004. Determination of degree of crystalinity of nylon 1212 by wide-angle X-Ray
Diffraction. Chinese Journal of Polimer. China