penentuan struktur pengendalian unit distilasi reaktif pada sintesis dimetil eter
TRANSCRIPT
Penentuan Struktur Pengendalian Unit Distilasi Reaktif pada Sintesis Dimetil Eter (DME)
Erwin Firmansyah Saputro1206202053
Outline
Distilasi Reaktif pada sintesis DME Tujuan Penelitian Diagram alir penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan & Saran
Distilasi Reaktif pada Sintesis DME
Distilasi reaktif merupakan penggabungan proses reaksi dan separasi (distilasi) dalam satu kolom
Hanya sebagian kecil reaksi yang cocok diterapkan dalam distilasi reaktif, berdasarkan heuristik dari Luyben dan Yu (2008)
Jika reaksi yang tidak sesuai heuristik, distilasi reaktif tidak akan memberikan keuntungan yang besar secara ekonomis dibandingkan proses reaksi dan separasi yang dilakukan secara terpisah (Luyben & Yu, 2008)
Reaksi sintesis DME dari methanol merupakan reaksi yang sesuai dengan heuristik ini
2𝐶𝐻3𝑂𝐻⇌𝐶𝐻3𝑂𝐶𝐻3+𝐻2𝑂
Tujuan Penelitian Mendapatkan suhu talam yang tepat untuk dijadikan variabel yang
dikendalikan (CV) Mendapatkan struktur pengendalian yang tepat untuk unit distilasi
reaktif pada sintesis dimetil eter.
Distilasi Reaktif pada Sintesis DME Umpan metanol masuk kedalam zona reaksi yang
berisikan unggun katalis padat, kemudian sebagian metanol bereaksi menjadi DME dan Air.
Sebagian metanol yang belum bereaksi dan produk yang lebih volatil (DME) akan bergerak keatas menuju zona rektifikasi
Sebagian metanol yang belum bereaksi dan produk yang kurang volatil (air) akan bergerak kebawah menuju zona pelucutan (stripping)
Zona rektifikasi memisahkan metanol dan DME, sehingga produk distilat mengandung DME murni dan metanol dikembalikan menuju zona reaksi
Zona pelucutan memisahkan metanol dan air, seingga produk bawah mengandung air murni dan metanol dikembalikan menuju zona reaksi
Diagram Alir Penelitian
Menyiapkan Data dan Melakukan Simulasi Keadaan Tunak
Analisis Sensitivitas Suhu Talam
Uji Rentang Variasi Masukan
Melakukan Pemilihan Pasangan CV-MV dan Pembuatan Struktur-Struktur
Pengendalian
Melakukan Penyetelan (tuning) Pengendali
Variasi Gangguan sampai ± 25%
Mulai
Selesai
ISECS 1 < ISECS 2
CS 1 Merupakan Struktur Pengendalian yang Tepat
CS 2 Merupakan Struktur Pengendalian yang Tepat
Ya
Tidak
Hasil dan Pembahasan
Hasil Simulasi Distilasi Reaktif Keadaan Tunak
Simulasi dilakukan dengan Unisim R390.1 Simulasi dengan menggunakan distilasi reaktif memberikan konversi
reaksi sebesar 99,99%, dan kemurnian produk DME sebesar 99,99%.
Umpan
Distilat Produk Bawah
Laju Alir (kmol/jam)
200,00 100,0014 99,9986
Fraksi Mol Metanol
1,00 0,0001 0,00
Fraksi Mol DME 0,00 0,9999 0,00Fraksi Mol Air 0,00 0,00 1,00
Pengendalian Kolom Distilasi Reaktif
Pengendali yang digunakan adalah pengendali PI Pengendalian tekanan kolom dilakukan dengan memanipulasi vent-
stream Pengendalian tinggi cairan pada kondenser dan reboiler dilakukan
dengan memanipulasi laju alir refluks dan laju alir produk bawah Rasio refluks dijaga konstan dengan pengendalian rasio (ratio control) Pengendalian suhu kolom dilakukan dengan mengendalikan suhu salah
satu talam yang dipilih dengan analisis sensitivitas dan rentang variasi masukan
Variabel yang dimanipulasi (MV) untuk pengendalian suhu talam dapat berupa laju alir umpan (CS 1) atau beban panas reboiler (CS 2)
Analisis Sensitivitas Suhu Talam
Talam 3 sampai 8 merupakan 6 talam dengan suhu yang paling sensitif baik terhadap perubahan laju alir umpan maupun beban panas reboiler
0 5 10 15 20 25 30
-10
-5
0
5
10
15
20
25
Laju Alir Umpan Beban Panas Reboiler
Nomor Talam
ΔT/%
Per
ubah
an In
put
Uji Rentang Variasi Masukan
Suhu ke-enam talam yang diuji rentang variasi masukan tidak menunjukkan keserbanekaan masukan (input multiplicity) pada rentang ± 25% perubahan masukan dari keadaan dasar (200 kmol/jam & 4,05 MW). Sehingga suhu ke-enam talam ini layak dijadikan CV
150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 25030
50
70
90
110
130
Tray 3Tray 4Tray 5Tray 6Tray 7Tray 8
Laju Alir Umpan (Kmol/jam)
Tem
pera
tur T
ray
(C)
3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4 4.6 4.8 50
20
40
60
80
100
120
140
Tray 3Tray 4Tray 5Tray 6Tray 7Tray 8
Beban Panas Reboiler (MW)
Tem
pera
tur T
ray
(C)
Pemilihan Suhu Talam Sebagai CV
Karena keenam talam yang diuji rentang variasi masukan tidak menunjukkan keserbanekaan masukan, talam 5 dipilih sebagai CV karena memiliki sensitivitas terbesar berdasarkan uji sensitivitas.
Struktur MV CVCS1 Suhu Talam 5 Laju alir umpan
CS2 Suhu Talam 5 Beban panas reboiler
Perbandingan Struktur CS 1 dan CS 2
Struktur CV MV
CS 1
Suhu Talam 5 Laju Alir Umpan
Tekanan Stage atas Kolom Vent Stream
Tinggi cairan pada reflux drum Laju refluks
Tinggi cairan pada Reboiler Laju produk bawah
Rasio refluks Laju alir distilat
CS 2
Suhu Talam 5 Beban Panas Reboiler
Tekanan Stage Atas Kolom Vent Stream
Tinggi cairan pada reflux drum Laju Refluks
Tinggi cairan pada Reboiler Laju produk bawah
Rasio refluks Laju alir distilat
Hasil Penyetelan (Tuning) Pengendali
Penyetelan dilakukan dengan metode Auto Tuning Variation (ATV)
Pengendali
CS 1 CS 2
Kc Ti Kc Ti
Pengendali Tekanan Kolom 2 0 2 0
Pengendali Suhu Kolom 0,03 109 0,5 20
Pengendali Level Kondenser 1,02 0 1,02 0
Pengendali Level Bottom 1,7 0,991 1,7 0,991
Pengendali Laju Alir Umpan - - 0,072 0,009
Pengendali Rasio Refluks 0,1 0,128 0,1 0,128
CS 1 setelah diberi gangguan +5%
a) Beban Panas Reboilerb) Laju alir umpan
(kgmol/jam)c) Suhu talam 5 (C)d) Fraksi mol DME pada
distilate) Laju alir distilat (kmol/jam)f) Laju alir produk bawah
(kmol/jam)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 53.5
3.7
3.9
4.1
4.3
4.5
(a)Waktu (jam)
Beba
n Pa
nas R
eboi
ler (
MW
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5190
240
290
340
390
440
(b)Waktu (jam)
Laju
Alir
Um
pan
(km
ol/ja
m)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 430
40
50
60
70
80
90
(c)Waktu (jam)
Tem
pera
tur T
ray
5 (C
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50.99
0.992
0.994
0.996
0.998
1
(d)Waktu (jam)
Frak
si m
ol D
ME
Disti
lat
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50
20
40
60
80
100
120
(e)Waktu (jam)
Laju
Alir
Disti
lat (
kmol
/jam
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 590
110
130
150
170
190
(f)Waktu (jam)
Laju
Alir
Bott
om (k
mol
/jam
)
CS 1 setelah diberi gangguan -5%
a) Beban Panas Reboilerb) Laju alir umpan
(kgmol/jam)c) Suhu talam 5 (C)d) Fraksi mol DME pada
distilate) Laju alir distilat (kmol/jam)f) Laju alir produk bawah
(kmol/jam)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 53.5
3.7
3.9
4.1
4.3
4.5
(a)Waktu (jam)
Beba
n Pa
nas R
eboi
ler (
MW
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5190
240
290
340
390
440
(b)Waktu (jam)
Laju
Alir
Um
pan
(km
ol/ja
m)
0 1 2 3 4 5 630
40
50
60
70
80
90
(c)Waktu (jam)
Tem
pera
tur T
ray
5 (C
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50.99
0.992
0.994
0.996
0.998
1
(d)Waktu (jam)
Frak
si m
ol D
ME
Disti
lat
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50
20
40
60
80
100
120
(e)Waktu (jam)
Laju
Alir
Disti
lat (
kmol
/jam
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 590
110
130
150
170
190
(f)Waktu (jam)
Laju
Alir
Bott
om (k
mol
/jam
)
Analisis Kinerja CS 1 Gangguan -5% mengacaukan kolom, laju alir distilat menjadi 0
kmol/jam, suhu talam 5 stabil di nilai 39C dan tidak dapat kembali ke set-poin
Hasil ini berlawanan dengan hasil simulasi dari Kumar dan Kaistha (2008), yang berhasil mengendalikan kolom distilasi reaktif dengan struktur CS 1 hingga ±25% gangguan.
Kegagalan ini disinyalir akibat tingginya aliran cairan internal kolom karena tingginya rasio refluks (rasio refluks = 8).
Tingginya aliran cairan internal kolom mengakibatkan tingginya holdup cairan, sehingga manipulasi laju alir umpan yang jauh lebih kecil dari laju cairan internal kolom tidak mampu mengubah suhu internal kolom secara signifikan.
CS 2 setelah diberi gangguan +25%
a) Laju alir umpan (kgmol/jam)
b) Beban Panas Reboilerc) Suhu talam 5 (C)d) Fraksi mol DME pada
distilate) Laju alir distilat (kmol/jam)f) Laju alir produk bawah
(kmol/jam)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5140
160
180
200
220
240
260
(a)Waktu (jam)
Laju
Alir
Um
pan
(km
ol/ja
m)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 53.5
4
4.5
(b)Waktu (jam)
Beba
n Pa
nas R
eboi
ler (
MW
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 440
60
80
100
120
(c)Waktu (jam)
Tem
pera
tur T
ray
5 (C
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50.99
0.992
0.994
0.996
0.998
1
(d)Waktu (jam)
Frak
si m
ol D
ME
Disti
lat
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 550
70
90
110
130
150
(e)Waktu (jam)
Laju
Alir
Disti
lat (
kmol
/jam
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 530507090
110130150170
(f)Waktu (jam)
Laju
Alir
Bott
om (k
mol
/jam
)
CS 2 setelah diberi gangguan -25%
a) Laju alir umpan (kgmol/jam)
b) Beban Panas Reboilerc) Suhu talam 5 (C)d) Fraksi mol DME pada
distilate) Laju alir distilat (kmol/jam)f) Laju alir produk bawah
(kmol/jam)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5140
160
180
200
220
240
260
(a)Waktu (jam)
Laju
Alir
Um
pan
(km
ol/ja
m)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 53.5
4
4.5
(b)Waktu (jam)
Beba
n Pa
nas R
eboi
ler (
MW
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 440
60
80
100
120
(c)Waktu (jam)
Tem
pera
tur T
ray
5 (C
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50.99
0.992
0.994
0.996
0.998
1
(d)Waktu (jam)
Frak
si m
ol D
ME
Disti
lat
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 550
70
90
110
130
150
(e)Waktu (jam)
Laju
Alir
Disti
lat (
kmol
/jam
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 530507090
110130150170
(f)Waktu (jam)
Laju
Alir
Bott
om (k
mol
/jam
)
Analisis Kinerja CS 2
CS 2 mampu menangani gangguan hingga ±25%. Hal ini menunjukkan desain keadaan tunak yang menjadi rujukan (Lin,
2013) lebih dapat dikendalikan (controllable) dengan struktur CS 2 dibandingkan CS 1.
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
Untuk kedua struktur pengendalian yang dibandingkan, suhu talam 5 merupakan suhu talam yang dipilih sebagai CV untuk pengendalian profil suhu kolom distilasi reaktif.
CS 2 merupakan struktur pengendalian yang tepat untuk kasus ini. CS 2 dapat mengendalikan kolom dengan lebih baik dibandingkan dengan CS 1. CS 2 dapat mengatasi gangguan ±25% laju alir umpan. Sebaliknya, CS 1 tidak mampu menangani gangguan sebesar -5% dari beban panas reboiler.
Saran
Metode pemilihan pasangan CV-MV (pairing) dalam penelitian ini masih sederhana, yaitu dengan menggunakan analisis sensitivitas dan uji rentang variasi masukan. Untuk pemilihan pasangan CV-MV yang lebih komprehensif, perlu menggunakan metode RGA (Relative Gain Array) atau NI (Niederlinski Index) yang menyatakan ketepatan pemilihan pasangan CV-MV dengan angka, sehingga ukuran ketepatan pemilihan ini lebih terkuantifikasi
Simulasi masih kurang realistis, karena simulasi pada penelitian ini menggunakan beban panas Reboiler (Duty) sebagai MV. Untuk simulasi yang lebih realistis, perlu mengganti variabel beban panas dengan laju alir fluida pemanas.
Terima Kasih