penerapan assessment (penilaian) pendidikan.doc

54
MAKALAH ASSESSMENT ASPEK FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI Disusun Oleh: 1. Munsani 20148410061 2. Niki Amelia 20138410057 3. Marlina 201384100 4. Komariah i

Upload: tio-ayahnya-athar

Post on 01-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

MAKALAH

ASSESSMENT ASPEK FISIK MOTORIK ANAK

USIA DINI

Disusun Oleh:

1. Munsani 20148410061

2. Niki Amelia 20138410057

3. Marlina 201384100

4. Komariah

STKIP KUSUMANEGARA

JAKARTA

2015

i

Page 2: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan taufik dan hidayah buat kita semua sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, walaupun banyak

menemui hambatan.

Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih

banyak kepada : Kedua orang tua dan keluarga serta sahabat yang

telah memberikan dorongan baik moril maupun materil, sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, Dosen

Mata kuliah serta rekan-rekan yang telah memberikan bantuan

dan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini.

Dan tak lupa penulis mengharapkan saran dan kiritk yang

membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga Tuhan

Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih dari pada yang

diberikan, Amin

Jakarta, Maret 2015

Penulis

Page 3: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................i

KATA PENGANTAR............................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................1

B. Tujuan Penulisan..................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembangan Pendidikan Anak Usia

Prasekolah.............................................................5

B. Assessment Anak Usia Dini..................................9

C. Strategi assessment...............................................25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................30

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di sekolah dasar atau menengah, anak diberikan dan

mengikuti berbagai macam tes. Berbagai jenis test tersebut

berfungsi sebagai penentuan jenjang kelas untuk setiap

periode; tes kelulusan suatu jenjang; tes prestasi (achievment

test); tes IQ; atau tes masuk suatu perguruan tinggi. Akan

tetapi, penilaian tidak hanya dilakukan kepada siswa sekolah

dasar dan menengah dengan tujuan fungsi-fungsi seperti itu.

Penilaian juga dilakukan kepada anak-anak usia 0 sampai 8

tahun (early childhood) , anak usia pra sekolah, usia dini dan

sekolah dasar kelas bawah dalam bentuk penilaian sesuai

dengan tujuan pendidikan di anak usia tersebut.

Kenapa kita perlu melakukan tes atau evaluasi terhadap

anak usia dini (early childhood). Perhatian para ahli, guru dan

orang tua tidak hanya tentang bagaimana bayi (infant) dan

anak-anak (young children) tumbuh dan berkembang, tetapi

terhadap usaha untuk mengatasi permasalahan pada

perkembangan dan proses belajaran anak.

Berbagai buku tentang penilaian lebih banyak

menyangkut penilaian terhadap anak usia sekolah dasar dan

menengah, kalau pun ada tentang penilaian pada anak usia

dini, lebih pada penilaian tentang membaca dan menulis.

1

Page 5: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Goodwin dan Goodwin menjelaskan pengertian

penilaian, yaitu : “the process of determining, through

observation or testing, an individual’s traits or behavior, a

program’s characteristics, or the properties of some ther

entity, and then assigning a number, rating, or scores to that

determination”

Jadi penilaian adalah suatu proses menentukan atau

memutuskan sifat-sifat atau prilaku individu, karakteristik

suatu program, atau sifat dari suatu entitas melalui tes dan

observasi, dan kemudian menandainya dengan suatu bilangan,

tingkatan (rating), atau skor terhadap hasil penentuan dan

pemutusan tersebut.

Penilaian yang dilakukan terhadap anak usia 0 sampai

usia pra sekolah berbeda dengan yang penilaian terhadap anak

usia yang lebih tua atau orang dewasa. Tidak hanya karena

alasan bahwa anak usia tersebut belum bisa menulis dan

membaca, tetapi karena pada tahap perkembangan anak usia

tersebut membutuhkan berbagai cara penilaian yang tepat.

Penilaian harus sesuai dengan tingkat mental, sosial, dan

perkembnagan fisik pada setiap tahapan perkembangan.

Perkembangan yang terjadi pada anak berjalan sangat cepat,

maka perlu usaha untuk menilai apakah perkembangan yang

terjadi berjalan secara normal. Apabila perkembangan anak

terjadi secara tidak normal, prosedur pengukuran dan

penilaian yang digunakan sangat penting dalam menentukan

2

Page 6: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

keputusan untuk memberi perlakuan yang tepat.

Penilaian digunakan untuk berbagai tujuan. Salah

satunya untuk mempelajari anak sebagai individu. Dalam hal

ini, penilaian terhadap anak berfungsi untuk mendiagnosis

perkembangan anak dengan menggunakan teknik penilaian

baik yang formal maupun yang non formal. Diagnosa seperti

ini sangat penting untuk mengetahuan keterlambatan dalam

perkembangan serta mengidentifikasi lemahnya kemampuan

belajar anak. Penilaian terhadap anak usia dini digunakan

juga untuk tujuan penempatan dalam suatu program

pendidikan atau pelayanan. Tujuan lainnya adalah adalah

untuk perencanaan suatu program pendidikan, dimana

penilaian digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat

keberhasilan program.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak

secara individual,  dan sebagainya.

2. Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun

identifikasi penyebab masalah belajar pada anak.

3. Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk

anak, dalam hal ini untuk mengetahui apakah anak

membutuhkan pelayanan khusus.’

4. Untuk membuat perencanaan program (curriculum

planning), dalam hal ini asesmen digunakan untuk

3

Page 7: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

memodifikasi kurikulum, menentukan metodelogi, dan

memberikan umpan balik (fedback).

5. Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah

perkembangan pada anak.

6. Untuk kajian penelitian

4

Page 8: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Pendidikan Anak Usia Prasekolah

Pendidikan prasekoleh dan usia dini merupakan tempat

dimana mereka dibantu dan didorong serta distimuli agar

multi potensinya dapat berkembangan secara optimal.

Bantuan,dorongan, dan stimulasi itu diberikan oleh para

pamong, pembimbing, dan guru anak usia dini dan taman

kanak-kanak melalui bermain yang menyenangkan, rileks,

dan memnggembirakan anak. Bermain yang dapat

menumbuhkan kemampuan multi potensi pada anak,

memerlukan disain dan rancangan berbagai model, sehingga

permainan itu tetap cocok bagi kebutuhan perkembangan

anak. Oleh karenanya, bermain itu perlu dinilai

ketepatannya, peralatannya, tujuannya, tempat dan waktunya.

Anak usia prasekoleh dan taman kanak-kanak

merupakan masa yang sangat tepat untuk diberikan berbagai

informasi yang sesuai dan banyak melalui berbagai model

bermain, sehingga mereka memiliki kesiapan yang kuat

untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Kesiapan untuk

memasuki sekolah bisa dilihat dari kesiapan mereka ketika

mereka berada di pendidikan usia dini dan pra-sekolah atau

taman kanak-kanak

5

Page 9: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Pengembangan pisik dan motorik anak akan dapat

terpenuhi secara baik dan optimal makala mereka telah

terbiasa dengan berbagai aktivitas bermain gerak secara bebas

dan leluasa yang dilakukan di taman kanak-kanak.

Bermain gerak yang memerlukan keterlibatan pisik dan

motorik anak bisa dilakukan lewat model bermain menirukan

prilaku binatang. Misalnya bagaimana kucing berebut

makanan sesama kucung, kucing menangkap tikus, dan

kucing berkelahi. Dan, masih banyak lagi model- model

bermain yang dapat mengembangkan kemam-puan fisik dan

motorik anak usia dini yang dilakukan di taman kanak-kanak.

Pengembangan sosial dan emosional, juga dapat

dipersiapkan dan dibiasakan sejak anak usia dini melalui

berbagai aktivitas bermain kooperatif dan ber-main

kolaboratif yang dilakukan di taman kanak-kanak. Misalnya

bermain meni-rukan kucing berkelahi, kucing berebut

makanan, akan menumbuhkan rasa ke-bersamaan dan latihan

kesetabilan emosi. Bermain masak memasak juga akan

membentuk perkembangan sosial dan emosional anak.

Dengan demikian, kesiap-an emosional dan sosial anak dapat

dilihat dan dinilai dari model bermain yang bertujuan untuk

membangun dan mengembangkan sosial-emosional mereka.

Pengembangan pendekatan belajar, juga dapat dilihat

dan dinilai kesia-pannya manakala mereka telah memasuki

6

Page 10: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

taman kanak-kanak. Sebab di taman kanak-kanak telah

dilatihkan belajar mengenal segala sesuatu lewat aktivitas

ber-main. Mereka belajar mengenal huruf, angka,alam

sekitar, binatang, memilah dan mimilih bentuk, warna,ukuran

dan benda benda lain yang ada di sekitar mereka. Mereka

telah mengenal berbagai bunyi suara binatang, orang

bercakap-cakap. Oleh karenaya, semua aktivitas bermain

dapat dinilai dari berbagai aspek.

Kemampuan berbahasa pada anak taman kanak-

kanak dan usia dini, juga merupakan bagian terpenting

yang dibiasakan dan dilatihkan di taman kanak-kanak.

Pembiasaan ini dapat dilakukan lewat mendengar cerita

yang disampaikan guru, pengenalan huruf, latihan

mengucapkan kata-kata dan kalimat pendek, bahkan latihan

bercerita. Kemampuan berbahasa ini juga dapat dinilai lewat

akti-vitas bermain yang mengandung pengkayaan kosa kata,

huruf, kalimat, dan kata kata yang mudah, serta kata- kata

penamaan suatu benda yang ada di sekitar lingkungan

kehidupan mereka. Seperti dikatakan (Pye Clifton, 2005)

bahwa anak usia 3 sampai 5 tahun sudah cakap untuk belajar

kata-kata baru secara langsung maupun tidak langsung

dengan lingkungannya. Misalnya nama-nama benda yang ada

di ruang tamu, kamar tidur, dapur, ruang belajar, dan ruang

santai. Preschol program must supply experiences to build

this bacic knowledge (Paynter,1999).

7

Page 11: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Hal yang tidak kalah penting dalam menilai

persiapan anak memasuki dunia persekolahan yang

selanjutnya adalah kemampuan berpikir dan kemam-puan

kognitif secara umum. Kemampuan kognitif dan

pengetahuan umum anak akan berkembang dengan baik

manakala mereka telah terbiasakan dan terlatih-kan sejak

usia dini dan taman kanak-kanak. Kemampuan kognitiv dan

kemam-puan umum anak dapat dilihat dari kemampuan

pengetahuan berbagai huruf dan kata. Seperti dikatakan

Paynter (1999) bahwa sebelum masuk sekolah telah

memiliki ..."knowledge abbout letters and sounds, print and

picture, and word and setences is a pre-requisite for learning

to read and write". Kemampuan tersebut akan didapat

dibentuk lewat bermain dengan memperkenalkan huruf

dan kata-kata, memperkenalkan kunyi konsonan huruf

secara benar, bercerita bebas, mendengarkan dongeng dan

sejarah kepada anak di taman kanak-kanak.

Bertalian dengan assessment model bermain yang

dikembangkan ini, maka di merancang dan mengembangakan

model bermain yang melibatkan aktivitas mendengar, melihat,

berpikir dan berbuat. Model bermain yang dikem-bangkan

ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa,

kognitiv, dan motorik anak. Model bermain yang

dikembangkan ini bersumber pada bunyi suara manusia,

8

Page 12: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

binatang, benda tidak bergerak, dan benda produk sosial

artifak. Model bermain yang bersumber dari bunyi suara

manusia dan binatang dinamai model MBBs. Adapun model

bermain yang bersumber dari bunyi benda tidak bergerak atau

benda mati dinamai model MBBm, dan model bermain yang

bersumber dari produk sosial artifak dinamai model MBBSa.

B. Assessment Anak Usia Dini

Anak usia dini termasuk anak taman kanak-kanak

dalam perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikik, dan

intelegensinya dilaluinya lewat aktivitas gerak dalam

bentuk bermain dan melakukan berbagai jenis permainan.

Perkembangan fisik dilakukan dengan berbagai gerak

motorik kasar maupun halus seperti ber-lari, menendang,

melompat, memannjat, melempar dan menangkap,

menuang air ke dalam gelas, memegang peralatan lukis

dan gambar, serta membuat ado-nan tepung. Sementara

perkembangan psikis antara lain dapat dilakukan dengan cara

sosialisasi diri, empati, kolaborasi, serta berteman dengan

kelompoknya. Adapun perkembangan intetelegnsi anak

dapat dilakukan dengan aktivitas memi-lah dan memilih

bentuk, jenis ukuran, warna, angka dan huruf.

Untuk memfokuskan pada pengembangan bahasa,

kognitive/logika, dan motorik anak, maka model bermain

(MBBs, MBBm, MBBSa) yang dikem-bangkan itu ingin

9

Page 13: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

membidik pada tiga (3) sasaran pengembangan dimaksud.

Model bermain yang dikembangkan di sini sasaran

tujuannya bukan untuk mencapai prestasi anak, melainkan

untuk mengamati menstimulasi dan membantu menumbuh

kembangkan potensi dan kemampuan bahasa, logika, dan

motorik anak. Dengan demikian, tujuan assessment yang

dilakukan ialah untuk mengamati tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak dengan cara membandingkan dengan

indikator perkembangan yang terjadi pada anak.

Sebagaimana disarankan Slamet Suyanto (2005:194)

bahwa assessment anak usia dini dan taman kanak-kanak

adalah merupakan proses pengamatan, pencatatan dan

pendokumen-tasian kinerja dan karya anak, Jamaris

(4004:119) keterampiulan, sikap, unjuk kerja anak yang dapat

dilihat.

Dengan demikian, assessment bagi anak usia dini dan

taman kanak-kanak bukan bertujuan untuk mengukur

prestasi dan mencapai keberhasilan sekolastik, melainkan

untuk melihat tingkat kemajuan perkembangan serta

kemampuan yang telah dilakukan anak dalam berbagai

tindakan, sikap, kinerja, dan tampilan mereka. Jadi

menilai kemajuan anak dalam bermain bukanlah untuk

membandingkan prestasi anak satu dengan anak yang

lainnya, melainkan untuk melihat dan memahami

perkembangan anak satu dengan anak yang lainnya

10

Page 14: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Dengan demikian tujuan assessment bagi anak usia dini

dan taman kanakkanak adalah proses memahami tingkat

perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak secara

terus menerus dengan cara mengumpulkan data melalui

amatan, pencatatan, prekaman terhadap prilaku yang

ditampilkan.

Assessment bagi anak usia dini termasuk anak

taman kanak-kanak harus dilakukan secara menyeluruh yang

meliputi berbagai aspek perkembangan anak, seperti fisik-

motorik kasar dan halus, sosial-emosional, kognitive-logika,

bahasa, dan spiritual. Perkembangan ini harus diassess untuk

mengetahui perkembangan multi potensi mereka secara

optimal. Perkembangan yang fokus assessment dalam

disertasi ini dibatasi hanya yang bertalian dengan aspek

bahasa, kognitive-logika, dan motorik. Hal ini disesuaikan

dengan model bermain yang dikem-bangkan yaitu model

MBBs, MBBm, dan MBBSa, taman kanak-kanak.

Assessment bagi anak usia dini juga harus

dilakukan secara otentik dengan berbagai kegiatan yang

riil, fungsional dan alami (Suyanto, 2005:196) dengan

maksud untuk menggambarkan tingkat kemampuan anak

secara sesung-guhnya, dengan valid menyajikan data secara

komprehensip, Jamaris (2004:119) secara rinci tentang

kelebihan dan dan kelemahan anak, serta kejadian yang

sangat berarti dalam kehidupan anak. Assessment ini

11

Page 15: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

dilakukan secara alami melalui observasi aktivitas bermain

dan hasil karya nyata anak, serta tampilan kinerja anak.

Hasil obervasi dan pengamatan ini kemudian dianalisis

untuk meng-gambarkan keadaan anak yang sesungguhnya

tentang kemajuan, kelebihan, dan kelemahannya yang

kemudian didiskusikan dengan orangtua anak untuk mencari

dan membantu mereka secara lebih fungsional sesuai

tingkat kebutuhannya.

Tingkat kemajuan dan perkembangan anak usia dini

dan taman kanak-kanak dapat diketahui jika dilakukan

asessment-nya secara kontinyu. Artinya, anak akan tampak

perkembangan kemampuannya manakala dilakukan penga-

matan secara terus menerus setiap saat ketika anak

melakukan berbagai aktivitas bermain dan belajar.

Assessment harus dilakukan secara harian, ming-guan, dan

bulanan tentang berbagai hal yang bertalian dengan

perkembangan anak secara holistik. Hasil assessment yang

dilakukan kemudian dianalisis guna mendeskripsikan

kemajuan dan perkembangannya, Musfiroh (2005:297)

secara objektif guna menelusuri suatu peristiwa dan kejadian

pada diri anak. Assessment yang dilakukan untuk anak usia

dini dan taman kanak-kanak dimaksudkan untuk melihat

tingkat perkembangan dan kemampuan anak secara

individual, meskipun mungkin dilakukan di saat anak sedang

melakukan aktivitas secara kelompok. Hal ini penting

12

Page 16: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

dilakukan karena asessment bagi anak usia dini bukanlah

untuk mebandingkan prestasi dan kemajuan perkembangan

antara anak satu dengan anak yang Iainnya, melainkan

untuk melihat perkembangan secara individual. Oleh

karenanya tidak ada juara kelas bagi anak taman kanak-

kanak dan usia dini, sperti dikatakan Suyanto (2005:198)

di taman kanak-kanak tidak ditetapkan juara kelas atau

rengking kelas. Sebab anak itu memiliki keunikan, bakat,

minat dan kemampuan yang berbeda-beda secara individual.

Assessment yang dilakukan bagi anak usia dini dan

taman kanak-kanak harus didasarkan pada berbagai sumber

dan berbagai konteks. Misalnya ketika melihat

perkembangan motorik kasar pada anak ketika anak itu

melakukan bermain kejarkejaran dengan teman Iainnya,

memanjat tebing, meluncur, dan melompat. Ketika

melihat kegiatan anak tersebut dapat dilakukan assessment

dengan cara mengamati perilaku anak secra cheklist atau

observasi. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui tingkat

perkembangan motoriknya tentang seberapa besar

kemampuan memanjat, kemampuan melompat, kemampuan

berlari dan kemampuan Iainnya yang menggambarkan

perkembangan motorik kasar (gross motor). Demikian

juga, guru dapat melakukan penilaian ketika anak sedang

bermain kooperative untuk mengassess perkembangan sosio-

ennosional anak, bagaimana empatinya, berbagi, dan tukar

13

Page 17: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

ide diatara taman bermainnya

1. Fungsi assessment untuk anak usia dini

Bermain bagi anak usia dini merupakan kegiatan

yang mengandung karakteristik khusus seperti motivasi

intrinsik, memiliki perhatian dan makna, non-literal bebas

dari aturan dan tekanan dari luar, aktif, dan fleksibel.

Seperti disa-rankan oleh Bundy (2006) bahwa bermain

dan kecenderungan bermain anak merupakan gaya

bermain yang fleksibel. Oleh karenanya, kecenderungan

ber-main anak dapat dijadikan sebagai suatu pendekatan

untuk melihat kerativitas dan fleksibilitas

(Maatsse,1954) bermain, yang bersifat menantang dan

meme-cahkan masalah bagi anak. Bermain bagi anak usia

dini dan taman kanak-kanak merupakan area belajar

(Rogers,2003), dan butuk waktu bebas untuk bermain

(Jamison,2003) dalam rangka mengembangkan multi

potensi yang dimilikinya. Multi potensi yang dimiliki

anak agar dapat dilihat dan diassess tingkat kemajuannya

melalui bermain harus memiliki elemen filosifi

pengembangan yang terkandung di dalamnya. Indikator

yang dikembangkan itu mengacu pada model bermain

yang dikembangkan yaitu model MBBs, MBBm, dan

MBBSa untuk melatih objek konsentrasi (mendengar,

melihat, berpikir dan berbuat) dengan tujuan untuk

meningkatkan perkembangan kemampuan bahasa,

14

Page 18: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

kognitiv-logika dan motorik anak taman kanak-kanak,

seperti terdeskripsikan pada matrik 1, 2, dan 3.

Model bermain pengembangan bahasa dan indikatornya bagi

anak TK

Model bermain

Kompetensi bahasa Indikator kompetensi

MBBs

MBBm

MBBSa

Anak berminat pada tulisan, huruf, kata, bunyi dan mudah

Anak menikmati permainan, anak dapatmenempelkan tulisan sesuai gambarAnak memiliki

kepekaan terhdap huruf sebagai lambang bahasa

Anak dapat mengelompokkan dan memilihhuruf yang sama lewat aktivitas bermain secara aktif.Anak dapat melafalkan dengan nada naik turunAnak peka

terhadap nama diri,benda,warna binatang dan tertarik membacanya

Anak terlibat aktif bermain benda-benda, binatang dan warna

Anak tertarik dengan nama-nama benda, binatang dan warnaAnak tertarik senang dengan namanya sendiri dan temannyaAnak memilki

kesadran fonemik, susunan huruf, jenis huruf dalam kata

Anak tertarik dengan melihat gambar dan huruf sebagai rangkaian

Anak dapat menunjukka huruf yang hilang dalam rangkaian kataAnak tertarik dengan jenis huruf dan bunyi huruf dan kata

15

Page 19: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Anak peka terhadap struktur kata, kalimat, kosa kata, dan alur cerita.

Anak tertrik mengisi kata yang hilang dalamkalimat sederhana

Anak tertarik dengan cerita dan terlibat aktif dalam permainan.Anak berminat untuk bercerita.

Anak peka terhadap strukturhuruf dan tertarik pada tulisan

Anak tertawa mendengar kalimat lucu danterlibat aktif bermain

Anak dapat mebalik kalimat jadi benar, dan memrhatikan tulisan

bawah gambarAnak memiliki banyak kosa kata, kepekaan thd lawan kata

Anak aktif bermain katadan dpt menyebutkan

lawan kataAnak mendapat kata baru

dan dapat Anak memiliki kasa kata luas dan paham maknanaya

Anak terlibat aktif bermain dan tertarik menyebutkan nama benda dan menunjukkan objek bendanya

Anak senangbercerita

dan meiliki minat baca

Anak aktif bennain, tertarik dalam cerita dan gambar,

dapat meramalkanakhir cerita, tertarik

Anak senangbersyair

dan senang bermain peran

Anak terlibat aktif bermain, dapat menirukan kata yangdiucapkan dengan variasi suara,dapat mengekpresikan makna

Anak memiliki minat baca dan menulis

Amak terlibat aktif bermain, dapat menulis huruf di

punggungtemannya,terangsang

membaca tulisan hasil bermain

16

Page 20: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Anak memiliki kepekaan terhadap

strukturhuruf dan

memiliki minat baca

Anak Aktif bermain, memasang kartu kata sesuai gambar, menta huruf sesuai gambar, dapat membaca huruf yang ditempel di bawah gambar, dapat memadukan suku kata

Anak suka menulis dan peka terhadap variasi huruf

Anak aktif bcrmain, dapat menirukan bunyi huruf danmengekpre-sikannya, dapat mengelompokkan huruf sesuai jenisnya.

Anak memiliki banyak kosaAnak aktif bermain, menjawab teka-teki kata dan meliki minat baca dankata, memilih kata yang tepat sesuai objek, minat bercerita. dapat meniru dialog singkat guru, dapat berceritaSumber: Musfiroh (2005) Bermain sambl belajar dan mengasah kecerdasan setelah dimodifikasi

Mengacu pada tabel di atas, maka model bermain

yang dikembangkan bertujuan untuk membidik tingkat

perkembangan dan kemampuan bahasa anak taman

kanak-kanak, sehingga mereka memiliki kemampuan

berbicara secara jelas, perluasan kosa kata yang kaya,

pemahaman struktur kata dan kalimat se-derhana,

pertumbuhan minat baca tulis, dan memiliki keluasan

makna kata. Kemampuan perkembangan bahasa ini

didapat melalui model bermain yang di-kembangkan

dengan memanfaatkan pendengaran, penglihatan,

pikiran dan per-buatan yang ditampilkan lewat

aktivitas bermain yang disuguhkan kepada anak.

17

Page 21: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Tabel 2

Model bermain pengembangan logika dan indikatornya bagi anak

TK

Model kompetensi logika indikator kompetensi

MBBs

MBBm

MBBSa

Anak peka terhadap

perbedaan bentuk dan

ukuran

Anak terlibat aktif bermain, dapat

memilih bentuk geometri

yang berbeda,dapat

menunjukkan benda yg

memiliki bentuk geormetriAnak suka membuat

pola logis

Anak terlibat bermain,

menyusun balok

Anak senang

bermain dengan

angka dan ukurannya

Anak aktif bermain,dpt

mengurutkan angka 0-9, dapat

mengurutkan ukuran dari kecil ke

besarAnak senang

berhitung

mengelompokkan

Anak terlibat aktif bermain, dpt

benda yang ditunjuk,dapat

menghitung langkahnya sendiri,

dpt mengelompokkan ukuran

benda tertentuAnak peka

terandap

ukuran

panjang, pendek,

besar, kecil dan

Anak terlibat aktif bermain, dpt

menentukan benda yang paling

besar diatara bendabenda sejenis,

dapat berbaris urut sesuai

dengan ukuran badan mereka

Anak suka

mengklasifikasi benda

berdasarkan bentuk

Anak terlibat aktif bermain, dpt

membentuk lingkaran berdasarkan

bentuk geometri yang dibawa,

dapat menunjukkan benda-

benda18

Page 22: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Anak suka terhadap

suatu benda dan suka

bereksperimen dan

membuat estimasi

Anak terlibat aktif bermain,

menunjukkan benda-benda yang

melekat pada magnit, antusia

melekatkan benda-benda di

sekelilingnya dengan magnitAnak senang

menimbang dan

mengukur benda-

benda

di

Anak aktif bermain,dapat

menimbang benda- benda,

membaca angka dalam alat

penimbang, dapat mengukur

panjang benda,tertarik membaca

angka dalam alat pengukurAnak senang dan suka

membuat

pola

Anak menikmati

permainan,dpt

membangun

geometri sesuai

pola, dapat Sumber: Musfiroh (2005) Bermain sambl belajar dan

rnengasah kecerdasan setelah dimodifikasi

Permainan untuk mengembangkan logika bagi

anak TK dikatan berhasil apabila dilakukan assessment

dan sesuai dengan matrik perkembangan tersebut di atas.

Dengan demikian, assessment yang dilakukan dalam

melihat tingkat per-kembangan kemampuan logika anak

TK bukan pada sasaran prestasinya, melain-kan pada

tingkat perkembangan dan kemampuannya melalui

aktivitas model bermain yang dikembangkandan

disuguhkan kepada mereka. Model ber-main dilakukan

dengan melibatkan pendengaran, penglihatan, pikiran,

19

Page 23: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

perbuatan.

Tabel 3 Model bermain pengembangan

motorik dan indikatornya bagi anak TK

Model kompetensi motorik indikator kompetensi

MBBs

MBBm

MBBSa

Anak mampu

mengendalikan

gerak tubuh melalui

berjalan

Anak menikmati

permainan, dpt

berjalan dg tangan terben-

tang,berjalan mundur,tangan

Anakmampu

menjaga dan

Anak terlibat dalam

bermain,dpt berjalan sambil

membawa mangkuk berisi airAnak luwes dalam

gerakan

tangan dan mampu

menjaga

Anak aktif bermain,dpt

melakukan gerak

dirigen,mampu berdiam diri

dalam posisi gerak tertentuAnak pandai meniru

gerak dan

Anak aktif bermain,dpt

menirukan gerak

Anak mahir dalam

kordinasi motorik

halus (ketrampilan

Anak aktif bermain,dpt

memasukan senar ke

Sumber: Musfiroh (2005) Bermain sambil be ajar dan

mengasah kecerdasan setelah dimodifikasi

Bertalian dengan tabel 1, 2, dan 3 seperti

dipaparkan di atas, perlu dirancang instrumen

assessmentnya guna mengungkap tingkat perkembangan

kemampuan anak secara valid dan alami.20

Page 24: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

2. Ruang Iingkup Assessment

Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya,

pada bagian ini akan dikembangkan fungsi pembaiasaan

dan perkembangan yang ifokuskan pada

pengembangan model bermain yaitu model MBBs,

MBBm dan MBBSa untuk melatih konsentrasi anak

mendengar, melihat, berpikir dan berbuat (KMB)

dalam rangka membantu mengembangkan kemampuan

bahasa, logika-kognitive dan motorik anak taman

kanak-kanak. Oleh karenanya, ruang lingkup

assessment yang diguna untuk memantau anak dengan

mengembangakan observasi, pencatatan, check list,

documenting, fortofolio dan authentic assessment.

Menilai tingkat pembiasaan dan perkembangan

dan kemampuan anak dengan mengguna-kan teknik

observasi menurut Gadner dalam Musfiroh (2005:296)

merupakan cara terbaik untuk menilai intelegnsi jamak

anak. Cara ini dapat dilihat dari bagaimana anak

memainkan permainan, berinteraksi dengan benda-benda

di sekitarnya, cara mereka menari dan bergerak, serta

mengatasi permasalahan de-ngan teman sebayanya.

Bertalian dengan model bermain yang dikembangkan,

teknik pendekatan observasi ini dianggap tepat untuk

mendeteksi tingkat per-kembangan kemampuan bahasa,

logika, dan motorik anak yang menjadi fokus.

21

Page 25: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Observasi menurut Musfiroh (2005:297)

meliputi observasi terfokus dan insidental. Observasi

terfokus umumnya menggunakan format tertentu atau

check list yang dipandu untuk tujuan tertentu, yakni

berupa perilaku tampak yang dibidik dalam sebuah

program, dan fokus pada perilaku yang ditampilkan anak

Jamaris (2004:134). Observasi insidental merupakan

teknik observasi yang tidak direncanakan dan bersumber

dari peristiwa sehari hari Musfiroh (2005: 297). Dalam

pelaksanaan observasi insidental ini, guru atau

pembimbing dapat mengamati ekspresi anak, gerak tubuh,

reaksi anak selama mendengar, milihat, berpikir dan

berbuat, penggunaan bahasa dan kata-kata, serta

pemahaman anak dalam berbagai peristiwa yang dialami

anak melalui aktivitas bermain. Dalam melakukan

observasi, tingkah laku anak perlu dideskripsikan secara

operasional dan mudah dipahami oleh orang lain terutama

oleh orangtua anak itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan assessment kemampuan

anak usia dini dan taman kanak- kanak dalam aktivitas

bermain mereka, selain pendekatan seperti telah

dideskripsikan di atas, masih terdapat pendekatan lain

yang dapat diterap-kan, yaitu portfolio. Pendekatan

portfolio ini dimaksudkan untuk melihat koleksi dan

tampilan kemampuan anak dalam rangka menunjukkan

22

Page 26: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

upaya dan kemajuan yang telah mereka capai. Bertalian

dengan konteks ini, Musfiroh (2005:300) fortfolio

merupakan koleksi kerja anak yang purposive atau dibuat

dengan tujuan tertentu, atau kemajuan yang menunjukkan

pencapaian dalam program tertentu. Kemajuan capaian

tersebut seperti disarankan Suyanto (2005:205)

sebaiknya terorganisir sebagai capai kemajuan belajar

anak dalam bentuk folder khusus yang berisi contoh-

contoh hasil kerja anak. Dalam portfolio bukan hanya

sekedar kumpulan kertas-kertas kerja anak, melainkan

harus berisikan: a) kreasi murni anak, b) memungkinkan

anak menguji sesuatu yang sedang mereka kerjakan, c)

berisi informasi yang kontinyu dan bermakna bagi anak,

d) serta dibuat untuk menunjukkan kemajuan dan

kelebihan anak dalam perkembangannya (Musfiroh,

2005:300). Oleh karenaya, kriteria dalam fortofolio harus

dipahami secara benar oleh para guru dan pembimbing

anak usia dini dan taman kanak-kanak.

Karya anak dalam fortfolio diberi tanggal

dan dipilah-pilah berdasarkan perkembangan

kecerdasan anak. Bagi anak taman kanak-kanak,

Puckett&Black 1994 (dalam Musfiroh, 2005:3001)

menyarankan hal-hal seperti; a) menggam-barkan konteks

peristiwa anak (perkembangan, budaya, rumah, sekolah,

kelompok, dan individu), b) menggambarkan dan

23

Page 27: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

memfasilitasi gaya belajar anak secara individual, c)

merangsang rfleksi diri anak, d) menjadi contoh bagi hasil

yang jadi target anak, e) menggambarkan kecakapan dan

minat individu anak, f) dapat jadi bahan informasi

untuk keputusan pembelajar anak.

Karya-karya portfolio anak tersebut dapat

didokumentasikan secara elek-tronik maupun secara

langsung dalam bentuk folder khusus. Karya-karya

anak yang dapat didokumentasikan secara langsung

dapat berupa gambar, goresan tangan anak, hasil

mewarnai, tiruan benda, plastisin, hasil meronce, atau

menata warna. Hasil-hasil karya anak tersebut dapat

dihimpun dalam bentuk file bagi masing-masing anak

yang tersimpan dan terdokumentasikan secara sistematis.

Karya-karya tersebut disimpan sedemikian rupa sehingga

mudah untuk diakses oleh siapa saja yang dipajang pada

tempat mudah dilihat.

3. Alat, cara dan prosedur assessment

Bertalian dengan alat, cara dan prosedur

assessment maka alat yang di atas pada bagian observasi,

pencatatan, check list, documenting, fortofollo dan

authentic assessment. Untuk mengembangkan dua

dimensi konsentrasi dan efek interaksi dengan objek

konsentrasi. Dimensi konsentrasi mencakup

sensitivitas, intensitas, efektivitas, frekwensi, dan durasi.

24

Page 28: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Sedangkan yang menjadi objek konsentrasi ialah:

mendengar, melihat, berpikir, dan berbuat. Dimensi dan

objek konsintrasi ini merupakan wahana atau alat untuk

mendeskripsikan tingkat perkembangan kemampuan

bahasa, kognitiv-logika, dan motorik anak taman kanak-

kanak melalui model bermain yang dikembangkan. Model

bermain itu ialah: model bermain bunyi suara binatang

(MBBs); model bermain bunyi suara manusia (MBBm),

dan model bermain bunyi benda produk sosial artifak

(MBBSa). Agar efek interaksi antara dimensi konsentrasi

dengan objek konsentrasi berdampak pada tingkat

perkembangan kemampuan bahasa, kognitiv-logika,

dan motorik anak TK, diperlukan langkah-langkah

penerapan dan stimulisasi melalui ketiga model

bermain yang dirancang tersebut. Langkah-langkah itu

ialah meliputi 1) strategi assessment, 2) strategi stimulasi,

dan 3) strategi responsi.

C. Strategi assessment

Model bermain yang dikembangkan meliputi tiga

model yang kesemua-nya diawali dengan bunyi atau suara.

Bunyi atau suara itu ialah suara binatang, suara manusia dan

bunyi suara benda produk sosial artifak. Model bermain yang

bersumber dari bunyi suara binatang dinamai MBBs.

Model bermain yang ber-sumber dari bunyi suara manusia

25

Page 29: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

dinamai MBBm. Model bermain yang bersum-ber dari bunyi

benda produk sosial artifak dinamai MBBSa.

Ketiga model bermain tersebut dimulai dengan

memperdengarkan bunyi atau suara dari binatang, manusia,

dan benda yang kemudia ditunjukkan gambar dari dari

ketiganya, dan selanjutnya ditirukan gerak dari ketiganya.

Untuk mem-permudah proses assessmentnya, berikut akan

dideskripsikan satu model ber-main MBBs serta strategi

assessment yang akan dilakukan. Dalam strategi as-sessment

ini, terlebih dahulu harus mempertimbangkan dimensi

konsentrasi dan objek konsentrasi serta kepekaan dan

kematangan.

Sebagi contoh, pada tabel 1 terdiri dari kepekaan

dan kematangan bahasa kepekaan dan kematangan logika

kognitiv, dan kepekaan dan kema-tangan motorik. Oleh

karena objek konsentrasi meliputi mendengar, melihat,

berpikir dan berbuat, maka untuk mengukur kepekaan

kematangan tersebut diawali dengan memperdengarkan,

memperlihatkan, serta dilanjutkan dengan memikirkan dan

berbuat, harus sekaligus dikaitkan dengan dimensi

konsentrasi yang meliputi sensitivitas, intensitas, efektivitas,

frekwensi, dan durasi waktu dalam aktivitas model bermain.

Untuk mengukur dimensi konsentrasi melihat, maka kelima

dimensi tersebut harus diukur sesuai dengan benda atau warna

yang dilihatnya. Demikain juga halnya untuk mengukur

26

Page 30: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

dimensi konsentrasi berpikir dan berbuat, kelima dimensi

tersebut juga harus diukur sesuai dengan objek benda yang

dipikirkan maupun objek perbuatan yang dilakukan.

1. Strategi stimulasi

Melatih konsentrasi mendengar, melihat, berpikir

dan berbuat anak usia dini dan taman kanak-kanak

tidaklah akan mudah dan terbentuk dengan sekali

mendemonstrasikan. Oleh karenanya untuk mencapai

sasaran kepekaan serta kematangan anak dengan kelima

dimensi konsentrasi harus dilakukan secara berulang-

ulang, menarik perhatian, menyenangkan dan

menggairahkan. Jadi startegi stimulasi yang harus

dilakukan dalam rangka melatih konsentarsi anak usia

dini dan taman kanak-kanak dalam

mendengar,melihat,berpikir dan berbuat haruslah bersifat

kontinyu. Sebab konti-nyuitas merupakan upaya untuk

membentuk kebiasaan lewat latihan konsentrasi.

Kelima dimensi konsentrasi yaitu sensitivitas,

intensitas, efektivitas, frek- wensi, dan durasi akan

menjadi kebiasaan bagi anak usia dini dan taman kanak-

kanak manakala apa yang dilihat, yang didengar, yang

dipikirkan dan dilakukan itu kejadiannya berlangsung

secara berulang-ulang. Artinya, sesuatu yang dide-ngar itu

mengandung nilai sensitif, intensitas, efektiv, frekwensi,

dan durasi waktu yang cukup bagi pendengaran.

27

Page 31: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Demikian juga halanya bagi penglihatan, sesuatu benda

atau cahaya yang dilihat baru akan dapat melatih

konsentrasi manakala memiliki nilai sensitif, intensif,

efektiv, frekwensi, dan durasi waktu yang cukup bagi

penglihatan. Persoalan yang sama juga dibutuhkan bagi

pikiran dan perbuatan. Oleh karenanya, strategi

menstimulasi seperti mengulangi kembali, membiasakan,

mendorong dan membimbing harus dilakukan secara terus

menerus hingga tampak tingkat konsentrasinya.

Untuk melihat tingkat konsentrasinya

diperlukan alat ukur untuk merespon seberapa besar daya

yang dimiliki mereka.

2. Startegi responsi

Agar tingkat responsi anak usia dini dalam

mendengar, melihat, berpikir dan berbuat terhadap objek

sasaran kepeka-an dan kematangan yaitu bahasa,

kognitivlogika, dan mototrik diperlukan berba-gai

instrumen untuk itu. Instrumen yang dikembangkan

merupakan alat untuk mengassess tingkat responsi

mereka dalam mendengar, melihat, berpikir dan berbuat

berdasarkan model bermain yang dikembangkan (MBBs,

MBBm, MBBSa).

Dengan instrumen yang dikembangkan berdasarkan

tiga model bermain tersebut, akan dijadikan alat untuk

mengetahui: a) tingkat kemampuan kon-sentrasi

28

Page 32: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

berdasarkan dimensi yang diukur, b) tingkat

kemampuan objek konsen-trasi yaitu pendengaran,

penglihatan, berpikir dan berbuat, c) tingkat objek sasa-

ran kepekaan dan kematangan bahasa, kognitiv-logika,

dan motorik anak usia dini dan TK. Ketiga kemampuan

tersebut akan diobservasi dengan menggunakan

instrumen yang telah dikembangan dan diuji secara

teoritik maupun empirik.

Instrumen untuk merecord ketiga kemampuan itu

meliputi panduan observasi, chek list, catatan khusus,

daftar huruf, daftar angka, fortfolio, dan penilaian

autentic. Kesemuanya itu mengacu pada lima dimensi

konsentrasi, tiga objek konsentrasi dan tiga sasaran

kematangan dan kepekaan anak usia dini dan taman

kanak-kanak, yang didasari oleh tiga model bermain yang

dikembangkan. Instrumen yang dikembangkan dengan

mengacu kepada lima dimensi konsentrasi, tiga objek

konsentrasi, dan tiga sasaran kematangan dan kepekaan

berdasarkan tiga model bermain yang dikembangkan

akan mampu untuk merecord respon yang ditampilkan

anak, sehingga analisisnya dapat memberikan makna

yang berarti bagi anak usia dini.

29

Page 33: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asesmen adalah suatu proses pengamatan, dan

pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana

proses ia menghasilkan karya tersebut. Asesmen tidak

digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program,

tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan

belajar anak.

Penilaian atau asesment merupakan point penting

dalam pembelajaran anak usai dini. Dengan penilaiaan dapat

diketahui pembelajaran yang telah berjalan dan

perkembangan kemampuan anak yang meliputi aspek fisik

motorik, kognitif, bahasa, sosio emosional. Evaluasi akan

membantu pendidik maupun orang tua untuk merancang

belajar anak selanjutnya. Mendapatkan informasi terhadap

perkembangan anak merupakan poin penting dalam

pembelajaran. Diagnosa pekembangan anak kemudian bisa

digunakan untuk membuat program yang tepat untuk

mendidik anak tersebut.

Secara umum, ada 2 pendekatan dalam melihat

asesmen, yaitu sebagai berikut, otentik asesmen disebut juga

dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau asesmen

berdasarkan performasi (perfomance based asesment).

30

Page 34: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

Asesmen tipe ini terjadi sepanjang kegiatan anak di kelas.

Informasi diperoleh dari bergai cara, terutama dari

observasi/pengamatan pendidik selama anak melakukan

kegiatan yang bermakna, dengan waktu yang berbeda-beda

dan kegiatan yang berbeda pula. Selanjutnya formal

asesmen, formal asesmen mempunyai komponen sistem

terdiri dari (1) ters standar dan (2) strategi asesmen informal.

31

Page 35: Penerapan Assessment (penilaian) Pendidikan.doc

DAFTAR PUSTAKA

Clifford. 2004. School Readness Assessment. YC Young

Children, Woshington: Jan. Vol.59, Iss. 1 pg. 42, 5 pgs. Download

tgl 5 agustus 2006. Http://www.proquest.umi.com/pqdweb

Edgington. 2004. The Foundation Stage Teacher in Action:

Teaching 3, 4 and 5 years olds, London:PCP.

Mitchell. 2004. Making The Most of Creativity in Activies for

Young Children with Dissabilities. YC Young Children; Jul; 59,

4, pg 46. Download tgl 5 Agustus

2006. http://www.proquest.umi.com/pqdweb

Slamet Suyanto. 2005. Prinsip-prinsip Pembelajaran anak usia

dini. Makalah sarasehan pengembangan pembelajaran di SD dan

TK. Jurusan Pendidikan Prasekolah dan sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan UNY tanggal 30 september-1 Oktober 2006.

32