penerapan budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja...
TRANSCRIPT
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 ( 4 ): 1334-1346 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI DALAM
MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA
PT. SALIM SURYA PHONE DI SAMARINDA
Nurul Khumairoh1, Lilis Juliati
2, Tuti Wediawati
3
Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan
menggunakan key informan dan informan sebagai sumber data melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis data deskriptif kualitatif dengan
model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukan, penerapan budaya organisasi
memiliki peran yang baik dalam meningkatkan kinerja karyawan. Delapan dari
sepuluh karakteristik budaya organisasi yang terdiri dari Toleransi,
Pengarahaan, Integrasi, Dukungan Manajemen, Kontrol, Identitas, Sistem
Imbalan dan Konflik yang diterapkan berjalan dengan baik, sedangkan dua
diantaranya yang terdiri dari Inisisatif Individu dan Pola Komunikasi kurang
maksimal dalam penerapannya, selain itu PT. Salim Surya phone di samarinda
selain menggunakan budaya rasional juga menggunakan budaya hierarki yang
dijadikan perusahaan dalam mengarahkan karyawan. Diharapkan PT. Salim
Surya phone di Samarinda untuk membenahi pola komunikasi dengan
mengurangi tembok pembatas yang dijadikan penghalang antara atasan dan
bawahan. Dapat dilakukan dengan cara mengadakan kumpul bersama keluarga
besar dan dari karyawan untuk mengadakan outbound dengan memanfaatkan
uang denda (telat, ijin tanpa keterangan). Diharapkan perusahaan mampu
mengubah mindset karyawan bahwa karyawan tidak perlu takut dalam
menyampaikan pendapat atau ide untuk perusahaan dengan melakukan
pendekatan antara atasan dengan bawahan dan membangun sikap percaya
kepada karyawan.
Kata Kunci: Budaya Organisasi
Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan Globalisasi saat ini menunjukan beberapa masalah yang
menyebabkan banyak perusahaan mengalami penurunan, baik yang disebabkan
oleh ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan teknologi maupun yang
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected] 2 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
3 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Nurul)
1335
disebabkan oleh kurang baiknya hasil kerja dari sumber daya manusia yang ada
pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan memerlukan
manajemen sumber daya manusia dalam mengatur dan mengolah setiap sumber
daya yang ada.
Budaya Organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya
manusia dalam menjalankan kewajiban dan perilakunya di dalam organisasi atau
perusahaan. Budaya organisasi memiliki beberapa manfaat yang dapat
meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi, antara lain: 1) Budaya
organisasi dapat membantu dalam mengarahkan SDM (Sumber daya manusia
untuk dapat menjadi kompak dalam mencapai tujuan dari perusahaan; 2) Dapat
membentuk perilaku karyawan; 3) Budaya organisasi mampu meningkatkan
motivasi untuk berfikir positif. Perusahaan yang dinamis akan selalu
meningkatkan produkvitasnya melalui konsistensi dalam menghasilkan kinerja
terbaik.
Pertumbuhan penggunaaan smartphone di Indonesia sangatlah pesat. Data
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, saat ini terdapat 24
perusahaan manufaktur komponen produk ponsel dan tablet di dalam negeri.
Sementara itu, berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di
Indonesia akan tumbuh dari 55 juta orang pada tahun 2015 menjadi 100 juta
orang tahun 2018. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara
dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India,
dan Amerika. Dilihat dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna
smartphone di Indonesia meningkat dengan sangat pesat. Sehingga menjadikan
peluang besar bagi perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur komponen
produk ponsel dan tablet. Hal ini juga terjadi di kota Samarinda Kalimantan
Timur, yang dimana banyak berdirinya toko penjual smartphone yang tersebar di
seluruh wilayah kota Samarinda, salah satunya ialah PT. Salim surya phone
Samarinda.
Budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mencapai tujuan dan mampu memperlancar jalannya roda perusahaan.
Menurut Susanto (Nawawi, 2013:4) budaya organisasi adalah nilai-nilai yang
menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan
perilakunya di dalam organisasi. Budaya organisasi yang ada harus menjiwai
seluruh karyawan di PT. Salim Surya Phone di Samarinda kedepan dan mampu
memberikan karakter khas serta menjadi salah satu penentu daya saing
perusahaan untuk ke depan. Budaya organisasi yang diterapkan pada manajemen
PT. Salim Surya Phone di Samarinda ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
membantu mengarahkan setiap karyawan pada pencapaian visi dan misi serta
tujuan dari suatu perusahaan selain itu budaya organisasi dapat membentuk
perilaku karyawan yang dapat meningkatkan kualitas kerja setiap karyawan
sehingga memungkinkan dapat bekerja lebih efisien dan efektif.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
peneliti berasumsi bahwa dalam penerapan budaya organisasi pada PT. Salim
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6 , Nomor 4 , 2018: 1334-1346
1336
Surya Phone di Samarinda menerapkan budaya rasional yang dimana suatu proses
informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat
pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukan
(efisien, produktivitas, dan dampak). Hal ini dapat dilihat dari bagaimana PT.
Salim Surya phone menerapkan imbalan atau reward bagi setiap karyawan
terbaik dalam penjualan, selain itu perusahaan juga memiliki kebijakan dalam
bentuk SOP dan peraturan-peratuan dalam mengontrol karyawan seperti dalam
berpakaian dan standar pelayanan customer. Selain itu, dalam adanya pemberian
denda bagi karyawan yang tidak masuk tanpa ijin dan karyawan yang terlambat
serta tidak diperbolehkan melakukan kerjasama antar karyawan dalam mencapai
target penjualan individu. Peneliti ingin meneliti dan memastikan bagaimana
budaya yang diterapkan pada PT. Salim Surya phone di Samarinda sehingga
mampu menciptakan kedisiplinan pada kinerja karyawan. Peneliti juga
menemukan kenyataan bahwa PT. Salim Surya phone memiliki problem
komunikasi antar karyawan sehingga berpengaruh dalam kemampuan bekerja
sama yang menjadi salah satu penghambat dalam kinerja karyawan.
Kinerja merupakan “Succesfull role achievement” yang diperoleh
seseorang dari apa yang dilakukan atau dari perbuatannya. Berdasarkan hal
tersebut, maka kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai seseorang
menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu, berkenaan dengan
pekerjaan serta perilaku dan tindakannya. Perusahaan harus dapat mengukur dan
menilai hasil kerja dari setiap karyawannya secara individu. Hasil penilaian dapat
dilihat dari kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan karena
kinerja merupakan sikap atau perilaku nyata yang ditunjukan setiap karyawan
sesuai dengan perannya dalam suatu perusahaan termasuk pada PT. Salim Surya
Phone di Samarinda. Dalam kaitannya pada PT. Salim Surya Phone di Samarinda,
menerapkan budaya organisasi dalam menciptakan perilaku dan tindakan apa
yang dilakukan setiap karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
di PT. Salim Surya Phone, peneliti juga menemukan kenyataan bahwa setiap
insentif dari promo brand hanphone akan masuk terlebih dahulu keperusahaan
yang kemudian dipotong 10% untuk perusahaan, adanya kebijakan pemberian
bonus penjualan yang hanya diberikan jika target terpenuhi dan ditahannya ijazah
asli untuk arsip perusahaan. Selain itu seringnya terjadi konflik antar karyawan
karena merebutkan konsumen, yang disebabkan oleh sistem target dan tuntutan
dari perusahaan untuk karyawan sehingga mempengaruahi kekompakan antar
karyawan.
Berdasarkan rangkaian permasalahan yang diuraian di atas dan merujuk
dari hasil penelitian terdahulu yang memiliki beberapa perbedaan dalam
penerapan budaya organisasi. Sehingga, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Budaya Organisasi Dalam meningkatkan
Kinerja Karyawan Pada PT. Salim Surya Phone Di Samarinda”
Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Nurul)
1337
Rumusan Masalah
Mengacu pada fenomena yang ditemukan dari latar belakang
permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis ingin mengetahui
Bagaimana penerapan Budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan
pada PT. Salim Surya Phone di Samarinda?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan penelitian, penulisan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penerapan budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja
karyawan pada PT. Salim Surya Phone di Samarinda.
Kerangka Dasar Teori
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Bangun (2012:6) Manajemen Sumber daya manusia merupakan
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, penggerakan dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahaan tenaga kerja untuk mencapai
tujuan dari suatu organisasi.
Budaya
Menurut Schein (Wibowo, 2016:13) Budaya merupakan suatu pola
asumsi dasar yang ditemukan dan dikembangakan oleh suatu kelompok tertentu
karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal, yang telah bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan secara
layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang dipersiapkan,
berpikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan dengan masalah tersebut.
Organisasi
Menurut Nawawi (2013:3) Organisasi dikatakan berhubungan dengan
aspek sosial, karena memang subjek dan objeknya adalah manusia yang diikat
oleh nilai-nilai tertentu.
Budaya Organisasi
Menurut Susanto (Nawawi, 2013: 4) budaya organisasi adalah nilai-nilai
yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan
perilakunya di dalam organisasi. Nilai tersebut yang akan memberi jawaban
apakah suatu tindakan benar atau salah, dan apakah suatu perilaku dianjurkan atau
tidak, sehingga berfungsi sebagai landasan untuk berpetilaku.
Jenis/Tipe Budaya Organisasi
Menurut Quinn dan McGrath (Tika, 2006) yang kutip dalam Nawawi
(2013:9) budaya organisasi memiliki beberapa jenis, yaitu:
a. Budaya rasional: proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan
logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja
yang ditunjukan (efisien, produktivitas, dan dampak).
b. Budaya ideologi: proses informasi intuitif (dari pengetauan yang dalam,
pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana tujuan revitalitasasi
(dukungan dari luar, dukungan sumber daya dan pertumbuhan).
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6 , Nomor 4 , 2018: 1334-1346
1338
c. Budaya konsensus: proses informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan
konsensus) diasumsikan sebagai sarana tujuan kohesi (iklim, moral dan kerja
sama kelompok).
d. Budaya hierarkis: proses informasi formal (dokumen, kompotasi, dan evaluasi)
diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan keseimbangan (stabilitas, kontrol dan
koordinasi).
Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan dapat dilihat dari
beberapa karakteristik budaya organisasi. Menurut pendapat Robbins (2012)
budaya organisasi memiliki beberapa karakteristik atau indikator, yaitu:
1. Inisitaif individu yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan atau
indepedensi yang dimiliki setiap anggota organisasi dalam mengemukakan
pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai oleh kelompok
atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk
memajukan organisasi dan memberikan pelayanan bagi masyarakat.
2. Toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat lain, melakukan hal
yang tidak sependapat dengan pendapat pribadi tanpa kita ganggu ataupun
intimidasi. Suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau
antar individu dalam masyarakat atau dalam ruang lingkup lainnya.
3. Pengarahan dimaksudkan sejauh mana organisasi dapat menciptakan dengan
jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut
jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
4. Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit
organisasi untuk bekerja secara terkoordinasi. Kekompakan unit-unit
tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.
5. Dukungan manajemen adalah tentang kemampuan tingkat manajer dalam
sebuah organisasi atau perusahaan dalam berkomunikasi kepada karyawan.
Komunikasi tersebut harusnya dalam bentuk dukungan, arahan ataupun
kritisi (membangun) kepada bawahan
6. Kontrol merupakan alat kontrol yang dapat dipakai dalam peraturan-
peraturan atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu organisasi.
7. Identitas dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu organisasi atau
perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan
dalam organisasidan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian
profesional tertentu.
8. Sistem imbalan dimana sejauh mana organisasi memberikan penghargaan
kepada pegawai yang didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan
didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
9. Konflik merupakan sejauh mana para pegawai atau karyawan di dorong
untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat
merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi.
Namun perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan untuk
Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Nurul)
1339
melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat.
10. Pola Komunikasi merupakan sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki
kewenangan yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat
menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau
antar karyawan itu sendiri.
Teori Kinerja
Menurut Smith (Suwatno dan Priansa, 2014:196) “performance is output
derives from processes, human otherwise”. Kinerja merupakan hasil dari suatu
proses yang dihasilkan manusia.
Indikator Kinerja
Kinerja karyawan dapat diukur menggunakan beberapa indikator dari
kinerja karyawan. Menurut teori Mathis dan Jackson (2012:378) menyatakan
bahwa pengukuran kinerja harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan.
2. Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang
diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.
4. Kehadiran karyawan di perusahaan baik dalam masuk kerja, pulang kerja, izin,
maupun tanpa keterangan yang seluruhnya mempengaruhi kinerja karyawan
itu sendiri.
5. Kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan seorang tenaga kerja untuk
bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan
pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil yang
sebesar-besarnya.
Teori Penghubung
Tan (Nawawi, 2013: 228) Budaya organisasi mempunyai peran
penting dalam menentukan pertumbuhan organisasi. Organisasi dapat tumbuh
dan berkembang karena budaya organisasi yang terdapat didalamnya mampu
merangsang semangat kerja SDM (Sumber daya manusia) di dalamnya,
sehingga dapat meningkatkan kinerja.
Definisi Konsepsional
Untuk menetapkan batasan-batasan yang lebih jelas dari setiap variabel
yang akan diteliti, maka peneliti mengemukakan beberapa konsep dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Budaya organisasi ialah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota
organisasi atau karyawan yang dipelajari, diterapkan, dan dikembangkan
secara berkesinambungan berfungsi sebagai sistem paket dapat dijadikan
acuan berperilaku dalam organisasi untuk menciptakan tujuan dari suatu
oganisasi.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6 , Nomor 4 , 2018: 1334-1346
1340
b. Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatau organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan suatu
organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika.
Metode Penelitian Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
yang merupakan cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu permasalahan.
Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Penerapan
budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan PT. Salim Surya Phone
di Samarinda ialah : Penerapan budaya organisasi pada PT. Salim Surya Phone di
Samarinda dalam meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan karakteristik/
indikator budaya organisasi yaitu:
a. Inisiatif individu
b. Toleransi
c. Pengarahan
d. Integrasi
e. Dukungan manajemen
f. Kontrol
g. Identitas
h. Sistem imbalan
i. Konflik
j. Komunikasi
Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data Primer
a. Wawancara
b. Observasi
2. Sumber Data Skunder
a. Dokumentasi
b. Studi Pustaka
Teknik Analisis Data
Deskriptif kualitatif dengan model Interaktif menurut Miles dan Huberman.
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
3. penyajian Data
4. penarikan Kesimpulan
Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Nurul)
1341
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Inisiatif Individu
Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa adanya perbedaan
pendapat antara HRD sebagai pemimpin dan SPG (Sales Promotion Girl) sebagai
bawahan. Bagi karyawan, karyawan mempunyai batasan dalam berpendapat
karena karyawan diajarkan untuk selalu menyesuaikan dengan peraturan yang
dibuat pemimpin. Namun hal lain disampaikan oleh pimpinan bahwa perusahaan
dalam menangani inisiatif individu dari setiap karyawan diterima dengan baik
kemudian ditampung dan selanjutnya dibicarakan atau diadakannya meeting
untuk membahas setiap ide dan saran yang dikemukakan oleh karyawan.
Toleransi Dari hasil Penelitian tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan sangat
menghargai perbedaan yang ada terutama pada beragaman agama. Surya phone
memiliki kebijakan khusus dalam mentoleransi perbedaan yang ada di karyawan.
Pengarahan
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan dalam
mengarahkan karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik dibutuhkan
perbaikan dan pembenahan pada manajemen perusahaan sampai kesistem
perusahaan sehingga dapat mencapai visi dan misi yang nantinya akan dijadikan
sebagai alat untuk mengarahkan karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu, karyawan diarahkan untuk memahami visi dan misi serta tujuan
perusahaan dengan diberlakukannya kebijakan dan peraturan yang harus dianut
karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Integrasi
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan dalam
menciptakan integrasi pada karyawan cukup baik dan disiplin sehingga dapat
memberikan motivasi kepada karyawan untuk selalu bertanggung jawab dengan
pekerjaan yang dilakukan dan bekerja sesuai dengan jobdesk masing-masing.
Dukungan Manajemen
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dukungan manajemen
yang diberikan oleh perusahaan bukan hanya pada fasilitas kerja saja melainkan
juga dukungan emosional seperti diberikan saran yang mendukung, diberikan
arahan kembali agar karyawan dapat bekerja secara optimal.
Kontrol
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dalam penerapan
peraturan dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan mampu mengontrol dan
mendisiplinkan setiap karyawan dalam bekerja. sehingga mampu meningkatkan
kinerja karyawan dan hasil kerja yang diperoleh karyawan.
Identitas
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki
beberapa item yang digunakan untuk identitas setiap karyawan. Bukan hanya
seragam kerja tapi juga diberikannya id card atau tanda pengenal untuk
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6 , Nomor 4 , 2018: 1334-1346
1342
karyawan. Sehingga karyawan terlihat lebih disiplin dan rapih untuk melakukan
pekerjaan dalam melayani konsumen yang datang.
Sistem Imbalan
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan tidak hanya
memberikan gaji pokok kepada karyawan namun juga ada pemberian insentif dan
bonus jika target penjualan mereka tercapai, selain itu jaminan jenjang karir dan
penghargaan bagi karyawan yang memiliki kinerja bagus di perusahaan.
Konflik
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki
cara atau kebijakan sendiri dalam menghadapi konflik yang terjadi pada
karyawan.
Pola Komunikasi Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa adanya perbedaan
pendapat antara HRD (Human Resource Certification) sebagai pemimpin dan
SPG (Sales Promotion Girl) sebagai bawahan. Menurut atasan pola
komunikasi yang digunakan pada PT. Salim Surya phone menggunakan dua
pola komunikasi yaitu dalam bentuk formal yang biasanya dilakukan saat
meeting dan briefing dan dalam bentuk nonformal yang biasanya dilakukan
via chat Whatsapp. Sedangkan menurut karyawan pola komunikasi yang
dirasakan dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Karyawan yang
ingin mengemukakan pendapat maupun ingin mengadu harus melalui
beberapa tahap untuk sampai pada pimpinan. Tahapan yang harus dilalui
karyawan untuk sampai ke atasan ialah dengan menyampaikan terlebih dahulu
kepada kepala toko / SPV (Supervisior) yang nantinya akan disampaikan
kepada atasan.
Pembahasan
Inisiatif individu
Pada karakteristik ini terdapat perbedaan pendapat dari HRD sebagai
atasan dan SPG/SPB (Sales Promotion Girl/Boy) sebagai bawahan. Bagi
karyawan, mereka memiliki batasan dalam mengemukakan pendapat seperti
memberikan ide maupun saran untuk perusahaan. Karyawan lebih ditekankan
untuk mengikuti roll peraturan atau kebijakan yang telah dibuat oleh pemimpin
Surya phone. Sehingga karyawan selalu bekerja sesuai dengan SOP perusahaan
yang mengakibatkan karyawan bersikap dan bertindak monoton dalam
menyelesaikan pekerjaan mereka.
Dari perbedaan pendapat tersebut, peneliti menemukan adanya pembatas
yang dimiliki oleh atasan dan bawahan. Dimana kurangnya pendekatan yang
dilakukan oleh atasan kepada bawahan dan adanya kebijakan, sistem dan
peraturan yang dibuat oleh perushaan yang membatasi karyawan dalam bertindak,
berperilaku dan dalam mengemukakan pendapat. Sehingga kebebasan dalam
berpendapat yang diberikan oleh atasan tidak sampai pada karyawan.
Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Nurul)
1343
Toleransi
Setiap karyawan pada PT. Salim Surya phone diberikan toleransi khusus
dari pemimpin terutama dalam beragaman agama yang dianut setiap karyawan
Surya phone. Pemimpin tidak pernah memaksakan karyawan untuk bekerja sesuai
dengan jadwal kerja jika berhubungan dengan keagaaman seperti hari besar
muslim dan hari besar non muslim. Dalam acara natal karyawan yang merayakan
akan diberikan toleransi untuk tidak masuk kerja. Jika ada karyawan (merayakan
natal) yang masih datang untuk bekerja maka perusahaan akan memberikan
kompensasi kepada mereka dengan memberikan uang lembur dengan nominal
yang lebih besar dari hari biasanya. Begitupun untuk karyawan yang muslim saat
merayakan hari besar (Lebaran Idul Fitri). Sehingga tidak ada paksaan bagi
karyawan dalam bekerja.
Pengarahan
Pengarahan yang dilakukan PT. Salim Surya phone dalam mengatur
karyawan selain menggunakan peraturan atau kebijakan (SOP) yang sudah
ditetapkan, perusahaan juga menggunakan visi dan misi. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan Surya phone dalam mencapai visi dan misi tersebut ialah:
a. Mengatur manajemen perusahaan
b. Mengatur dan membentuk karakter SDM (Sumber daya manusia) untuk lebih
disiplin, bertanggung jawab dan terarah.
c. Memperbaiki sistem perusahaan
Hal ini merupakan langkah-langkah yang digunakan PT. Salim Surya
phone dalam mencapai visi misi dari perushaan.
Integrasi
PT. Salim Surya phone dalam menciptakan integrasi pada diri karyawan
cukup baik dan disiplin. Dengan adanya training atau pelatihan yang dilakukan
oleh tenaga khusus untuk mengajarkan karyawan dalam mengenal job desc dan
tanggung jawab pekerjaan masing-masing dapat menumbuhkan karakter integrasi
pada setiap karyawan. Selain itu, agar karyawan tetap terkoordinir dengan baik
setiap toko memiliki SPV (Supervisior) atau kepala toko yang bertugas sebagai
pengawas karyawan dan operasional toko. Hal ini dapat menjadikan karyawan
Surya phone lebih disiplin, terarah dan konsisten dalam menyelesaikan tugas
kerja yang diberikan oleh perusahaan.
Dukungan manajemen
Dukungan manajemen yang diberikan oleh PT. Salim Surya phone untuk
karyawan dalam bekerja sangatlah baik. Dengan diberikannya fasilitas untuk
menunjang pekerjaan dari tablet untuk setiap karyawan sampai pada mobil khusus
untuk antar jemput karyawan dari tempat parkir ke tempat kerja. Sehingga dapat
dijadikan motivasi bagi karyawan dalam bekerja dan dapat meningkatkan kinerja
keryawan itu sendiri. Selain dalam bentuk fasilitas perusahaan juga memberikan
dukungan emosional dalam bentuk saran, motivasi, kritisi yang membangun
sehingga dapat memicu karyawan untuk bekerja lebih baik lagi.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6 , Nomor 4 , 2018: 1334-1346
1344
Kontrol
Peraturan dan kebijakan yang dibuat pemimpin digunakan sebagai kontrol
atau kendali karyawan dalam berperilaku dan bertindak. Peraturan yang
diterapkan oleh pemimpin dan kebijakan pemberian peringatan dan denda untuk
pelanggaran seperti terlambat masuk kerja dan tidak masuk kerja tanpa
keterangan. Sehingga mampu menjadikan karyawan lebih disiplin dalam bekerja
dan dapat mendidik karyawan lebih berkualitas.
Identitas
Surya phone memiliki identitas yang kuat bagi setiap karyawan mereka.
Selain penggunaan seragam khusus dari perusahaan setiap karyawan diwajibkan
menggunakan id card sebagai tanda pengenal karyawan dan menunjukan identitas
tempat dia bekerja. Sehingga karyawan dalam bekerja terlihat rapih dan seragam.
Dengan pemberian seragam dan id card bagi setiap karyawan mampu
menunjukan identitas dari perusahaan tersebut. Selain itu karyawan dalam bekerja
lebih terlihat rapih dan seragam. Sehingga dapat menciptakan image atau brand
bagi PT. Salim Surya phone
Sistem Imbalan
Imbalan yang diperoleh oleh setiap karyawan bukan hanya gaji pokok saja
melainkan ada beberapa imbalan lain seperti pemberian insentif dari brand
Handphone dan bonus penjualan untuk setiap karyawan yang memenuhi target
penjualaan. Selain itu Surya phone memberikan jaminan jenjang karier bagi
karyawan yang mampu dan memiliki kualitas kerja yang baik serta adanya
pemberian penghargaan yang diberikan setiap akhir tahun untuk karyawan yang
berprestasi dalam bekerja setahun terakhir. Dengan diberikannya reward pada
karyawan akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.
Konflik
PT. Salim Surya phone dalam menangani konflik yang terjadi sangatlah
tegas dan adil. Dilihat dari kebijakan pemimpin dengan diberikannya kesempatan
kepada karyawan dalam mengemukakan permasalahan yang terjadi pada saat
evaluasi yang diadakan setiap bulan dan briefing setiap minggunya yang dimana
pemimpin ikut turun langsung dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dengan
mendengarkan keluhan karyawan dan memberi saran atau solusi untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi. Dari pembahasan di atas menunjukan bahwa
atasan dari PT. Salim Surya phone memiliki cara sendiri dalam menangani
konflik yang terjadi pada karyawan. Dengan adanya atasan yang ikut serta dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi pada karyawa menunjukan rasa kepedulian
atasan kepada karyawan.
Pola komunikasi
Pada karakteristik ini terdapat perbedaan pendapat dari HRD sebagai
atasan dan SPG/SPB (Sales Promotion Girl) sebagai bawahan. Bagi karyawan pola
komunikasi yang dirasakan dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
Karyawan yang ingin mengemukakan pendapat maupun ingin mengadu harus
melalui beberapa tahap untuk sampai pada atasan. Sedangkan menurut atasan pola
Penerapan Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Nurul)
1345
komunikasi yang digunakan pada PT. Salim Surya phone menggunakan dua pola
komunikasi yaitu dalam bentuk formal yang biasanya dilakukan saat meeting atau
briefing dan dalam bentuk nonformal yang biasanya dilakukan via chat Whatsapp.
Dari pembahasan di atas menunjukan bahwa kebijakan yang dibuat oleh
atasan dalam Pola komunikasi memilki perbedaan. Pola komunikasi yang
diterapkan untuk atasan kebawahan menggunakan dua bentuk komunikasi yaitu
formal dan nonformal. Dimana dalam bentuk formal untuk memberikan arahan,
menjelaskan tugas kerja kepada karyawan disampaikan melalui briefing, meeting
maupun pada saat evaluasi tiap bulannya. Sedangkan dalam bentuk nonformal
untuk memberikan informasi, penyampaian intruksi kerja disampaikan melalui
group chat via WhatsApp. Berbeda dengan yang dirasakan oleh bawahan ke
atasan menggunkan bentuk komunikasi secara formal yang dimana dibatasi oleh
hierarki kewenangan yang formal.
Penutup Penerapan budaya organisasi pada PT. Salim Surya phone di Samarinda
yang terdiri dari inisiatif individu, toleransi, pengarahan, integrasi, dukungan
manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, konflik dan pola komunikasi sudah
memiliki peran yang besar dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dari selupuh
karakteristik budaya organisasi yang diterapkan oleh PT. Salim Surya phone di
samarinda, delapan karakteristik budaya organisasi sudah berjalan dengan baik di
Surya phone diantaranya toleransi, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen,
kontrol, identitas, sistem imbalan dan konflik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
budaya organisasi yang diterapkan pada PT. Salim Surya phone adalah budaya
hierarki dan budaya rasional.
Diharapkan PT. Salim Surya phone di Samarinda untuk membenahi pola
komunikasi dengan mengurangi tembok pembatas yang dijadikan penghalang
antara atasan dan bawahan. Dapat dilakukan dengan cara mengadakan kumpul
bersama keluarga besar dan dari karyawan untuk mengadakan outbound dengan
memanfaatkan uang denda (telat, ijin tanpa keterangan).
Diharapkan perusahaan mampu mengubah mindset karyawan bahwa
karyawan tidak perlu takut dalam menyampaikan pendapat atau ide untuk
perusahaan dengan melakukan pendekatan antara atasan dengan bawahan dan
membangun sikap percaya kepada karyawan.
Daftar Pustaka
Agussalim, Muhammad Ahsan. 2017. “Implementasi Budaya Organisasi dalam
peningkatan pelayanan Administrasi Pendidikan di MAN 1 Makasar”.
Makasar: Universitas Negri Alauddin.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Eirlangga: PT.
Gelora Aksara Pramata.
Dermawan, Didit. 2013. Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Pena Semesta.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6 , Nomor 4 , 2018: 1334-1346
1346
Fatimatuzzahroh. 2015. “Penerapan Budaya Organisasi terhadap kinerjakaryawan
di BMT BISMILLAH SUKOREJO”. Semarang: Universitas Negeri
Walisongo.
Gusnetti. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT.
Garuda Indonesia Pekanbaru. Riau: Universitas Riau.
Hermanto, Raymond. 2014. “Analisis Penerapan Budaya Organisasi dan Peranan
Pemilik pada Perusahaan Keluarga Cv. XYZ Surabaya”. Surabaya:
Universitas Kristen Petra.
Ilmiyanti, Finia. 2012. “Penerapan Budaya Organisasi Pada PT. PLN Unit P3B
Jawa Bali, Cinere-Jawa Barat”. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mathis, L. Robert & Jackson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Novalius, Febi. 2018. “Indonesia Pengguna Smartphone ke-4.
(https://economy.okezone.com, diakses 22 Juli 2018)
Ningsih. 2017. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. BosowaTerminal Indonesia Di Samarinda”. Samarinda: Universitas
Mulawarman.
Riyadi, Muchlisis. 2014. “Pengertian indikator dan faktor yang memepengaruhi
kinerja” artikel (online) (https://www.kajianpustaka.com, diakses 24
Juni 2018).
Rahmayani, Indah. 2018. “Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia”.
(https://kominfo.go.id, diakses 22 Juli 2018) Robbins, Stephen P. &
Judge dkk. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Emapt.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Suwatno & Priansa, Doni Juni. 2014. Manajemen SDM – Dalam Organisasi
Publik Dan Bisnis. Edisi Pertama.Bandung: ALFABETA.
Uha, Ismail Nawawi. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Edisi
pertama. Jakarta: Kencana Perdana Group.
Wibowo. 2016. Budaya Organisasi. Edisi keempat. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
– Pengertian Manajemen Sumber Daya manusia. Edisi kedua.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.