penerapan budidaya kakao (theobroma cacao l yang …

97
LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L) YANG BAIK OLEH PETANI DI DESA SUKA DAME KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG Oleh ARIADI LIBRA SINAGA 01.4.3.15.0338 PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2019 i

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L)

YANG BAIK OLEH PETANI DI DESA SUKA DAME

KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI

SERDANG

Oleh

ARIADI LIBRA SINAGA

01.4.3.15.0338

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

i

Page 2: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

ii

Page 3: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

iii

Page 4: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

iv

Page 5: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

v

Page 6: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

HALAMAN PERUNTUKAN

BERILAH DAN KAMU AKAN DIBERI:SUATU TAKARAN YANG

BAIK,YANG DIPADATKAN, YANG DIGONCANG DAN YANG TUMPAH

KE LUAR AKAN DICURAHKAN KE DALAM RIBAANMU. SEBAB

UKURAN YANG KAMU PAKAI UNTUK MENGUKUR, AKAN

DIUKURKAN KEPADAMU

LUKAS 6 : 38

Kupersembahkan hasil karya ini untuk Ayahanda ku Marlen Sinaga sebagai Damang Parsinuan dan Ibunda ku tercinta Resma Tampubolon sebagai

Inang Pangintubu serta adikku Doni Aries Sinaga, Ardi Prima Cancer Sinaga, Ghabriel Koihervez Sinaga dan Sri Dewi Sinaga, serta buat

keluarga besarku, terima kasih atas doa, pengorbanan, kesabaran dan dorongan yang tak henti-hentinya untuk diriku. Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku demi sebuah harapan yang menjadikan

diriku sebagai seorang sarjana.

Buat Bapak dan Ibu dosen terkhusus Dosen Pembimbing Tugas Akhirku Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM ucapkan ribuan

terima kasih yang tak terhingga selama masa bimbingan kipa, dan atas jasa-jasamu yang memberikan banyak ilmu sebagai modal dalam langkahku

menuju masa depan yang cemerlang.

serta Buat sahabat-sahabat terbaikku JURLUHBUN 2015, JURLUHTAN 2015,STM IMMANUEL, BATAGOR (BATAK GORONG- GORONG) dan Skuad

BRAVO yang tak dapat disebutkan satu persatu, Yang telah berjuang bersama selama 4 tahun menempuh pendidikan di POLBANGTAN Medan

tercinta, khususnya jurusan penyuluhan perkebunan dan jurusan pertanian, semoga kesuksesan selalu ada dalam kehidupan kita, ku

ucapkan salam sukses untuk kita bersama.

Dan terkhusus buat Cyntia Onitra Girsang yang selalu setia memberikan support kepada saya. Semoga kita dilahirkan untuk berjodoh.

semoga Tuhan Mengiringi Setiap Langkah Kita…..!

Tidak Selamanya termotivasi Dari Orang Sukses

Tapi jadikankan sekelilingmu motivasimu

Salam Perubahan

Ariadi Libra Sinaga S.Tr.Pt

vi

Page 7: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

RIWAYAT HIDUP

ARIADI LIBRA SINAGA, lahir di Seribudolok pada Tanggal

08 Oktober 1994, merupakan anak pertama dari lima bersaudara

dari pernikahan ayahanda Marlen Sinaga dan Ibunda Resma

Tampubolon. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri

097367 Bahinsir Kabupaten Simalungun Tahun 2001,

meneruskan ke SLTP Swasta HKBP Simantin Pane Dame

Kabupaten Simalungun Tahun 2007 kemudian Tahun 2010

melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Pematang Raya dan lulus Tahun 2013. Setelah menamatkan pendidikan di di SMK Negeri 1 Pematang

Raya, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Medan pada Tahun

2013, Namun pada Tahun 2015 penulis keluar dan melanjutkan pendidikan di

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan (STPP) Provinsi Sumatera Utara yang

berganti nama menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

(POLBANGTAN). Pada tahun 2019 melakukan pengkajian untuk penulisan Tugas

Akhir dengan judul “Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik

Oleh Petani Di Desa Suka DameKecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang”

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) di

bawah bimbingan Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM

dan berhasil menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr. Pt). Tahun 2019

Penulis diberi kesempatan untuk bekerja Di PT. GAMA PLANTATION.

vii

Page 8: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

ABSTRAK

Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma

cacao L) yang Baik oleh Petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani, Mengetahui Tingkat

faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan budidaya kakao yang baik dan

Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya kakao yang baik.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru,

Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Metode

pengumpulan data yaitu metode observasi dan wawancara menggunakan kusioner

yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara metode analisis data

menggunakan skala likert dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukan

bahwa Tingkat Penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka

Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori kurang menerapkan yaitu 37,5%,

sementara hasil korelasi rank spearman Hubungan faktor internal dan eksternal

petani terhadap budidaya kakao yang baik dengan menggunakan besarnya nilai

thitung dan tTabel . Hasil menunjukkan adanya hubungan antara Luas lahan,

Ketersediaan Sarana produksi dan Jaminan pasar terhadap Tingkat penerapan

petani, dan ada hubungan yang signifikan antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana

produksi, Ketersediaan Modal dan Jaminan Pasar terhadap tingkat penerapan

petani.

Kata Kunci : Penerapan, budidaya kakao yang baik, dan korelasi rank spearman

viii

Page 9: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

ABSTRACT

Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Application of Good Cocoa (Theobroma

cacao L) Cultivation by Farmers. The purpose of this study was to find out the level

of application of good cocoa cultivation by farmers, knowing the level of internal

and external factors of farmers in the application of good cocoa cultivation and the

relationship of farmers' internal and external factors to good cocoa cultivation. This

research was conducted in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict, Deli

Serdang Regency in March to May 2019. Data collection methods namely

observation and interview methods used questionnaires that had been tested for

validity and reliability, while data analysis methods used a Likert scale and

Spearman rank correlation. The results showed that the level of application of

farmers in good cocoa cultivation in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict in

the category of less implementing was 37.5%, while the results of the Spearman

rank correlation The relationship between farmers' internal and external factors on

cocoa cultivation using the value of tcount and t Table. The results show a

relationship between land area, availability of production facilities and market

guarantees to the level of application of farmers, and there is a significant

relationship between land area, availability of production facilities, availability of

capital and market guarantees on the level of application of farmers

Keywords: Implementation, good cocoa cultivation, and spearman rank correlation

ix

Page 10: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) yang berjudul

“Penerapan Budidaya Kakao yang Baik Oleh Petani Di Desa Suka Dame

Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdangi Provinsi Sumatera Utara ’’

ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditetapkan.

Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini tidak terlepas dari

bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ucapkan

terima kasih kepada :

1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, Selaku Direktur Politeknik Pembangunan

Pertanian Medan.

2. Dr.Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Prodi Penyuluhan Perkebunan

Presisi dan Selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan Selaku pembimbing II.

3. Firman RL. Silalahi, STP, M.Si, selaku pembimbing I.

4. Panitia pelaksana Tugas Akhir.

5. Rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini masih

ada kekurangan. Untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) yang akan

datang.

Medan , Juli 2019

Penulis

x

Page 11: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ........................................................................................................................................ i Lembar Pengesahan Penguji ............................................................................................................. ii

Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................................................... iii

Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................................................... iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............................................................................. v

Halaman Peruntukan ........................................................................................................................... vi

Riwayat Hidup ......................................................................................................................................... vii Abstrak (Bahasa Indonesia) ............................................................................................................... viii

Abstract (Bahasa Inggris) ................................................................................................................... ix

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................ xv

I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3

D. Manfaat ............................................................................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 5

A. Landasan Teoritis .......................................................................................................................... 5

B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 17

C. Kerangka Pikir ............................................................................................................................... 17

D. Hipotesis .......................................................................................................................................... 19

III. METODE PELAKSANAAN ..................................................................................................... 20

A. Waktu dan Tempat ....................................................................................................................... 20

B. Batasan Operasional ..................................................................................................................... 20

C. Pelaksanaan Pengkajian .............................................................................................................. 22

1. Prosedur Pelaksanaan .............................................................................................................. 22 2. Pengumpulan Data ................................................................................................................... 22

3. Analisis Data .............................................................................................................................. 29

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN. ....................................................... 32

A. Letak Geografis. ............................................................................................................................ 32

B. Topografi. ........................................................................................................................................ 32

C. Keadaan Penduduk. ...................................................................................................................... 32

D. Keadaan Pertanian. ....................................................................................................................... 33

xi

Page 12: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

E. Data Kelembagaan. ....................................................................................................................... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 36

A.Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao) Yang Baik Oleh

Petani Di Desa Suka Dame ........................................................................................................ 36

B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .................................................................................... 38

C. Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal Petani dengan Tingkat

Penerapan Petani Dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao) di Desa Suka

Dame Kecamatan Kutalimbaru ................................................................................................. 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 57

A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 57 B. Saran ................................................................................................................................................. 58

C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan) ........................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 62

xii

Page 13: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Pengukuran Variabel Tingkat penerapan Budidaya Kakao yang baik oleh petani di kecamatan Kutalimbaru ................................................................................ 23

2. Populasi Pengkajian di Kecamatan Kutalimbaru. ........................................................... 26

3. Perhitungan Sampel Pada Masing – Masing Kelompoktani. ...................................... 27

4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

di Desa Suka Dame . ............................................................................................................... 32

5. Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame. .............................. 33 6. Data Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame. ....................... 33

7. Luas Panen dan Produksi Tanaman dan Hortikultura di Desa Suka Dame

Kecamatan Kutalimbaru. ....................................................................................................... 34

8. Jumlah Petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Desa

Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. ................................................................................ 34

9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame................................................................. 35

10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan. ............................................... 36

11. Tingkat Penerapan Responden Dalam Budidaya Kakao di Desa

Suka Dame. ................................................................................................................................ 37

12. Distribusi Umur Responden Pengkajian. .......................................................................... 38

13. Tingkat Umur Responden. ..................................................................................................... 38

14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ............................................. 39

15. Tingkat Pendidikan Responden. .......................................................................................... 40

16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman. ............................................................ 41

17. Tingkat Pengalaman Responden.......................................................................................... 41

18. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan. ............................................................. 42

19. Tingkat Pendapatan Responden. .......................................................................................... 43

20. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan. ........................................................... 44

21. Tingkat Luas lahan Responden. .......................................................................................... 44

22. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan. ....................................... 45

23. Tingkat Kosmopolitan Responden. .................................................................................... 46

24. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Produksi. .......................... 47

25. Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi Responden. .................................................... 47

26. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Modal. ............................................ 48

27. Tingkat Ketersediaan Modal Responden. ....................................................................... 49 28. Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Pasar. ...................................................... 50

29. Tingkat Jaminan Pasar Responden. .................................................................................. 50

30. Analisi Hubungan Faktor Internal dan Eksternal petani dengan tingkat

penerapan dalam budidaya kakao yang baik. .................................................................... 51

xiii

Page 14: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Kerangka Pikir Pelaksanaan TA ........................................................................................ 18 2. Garis Kontinum Tingkat Penerapan. ................................................................................ 29

3. Garis Kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .............................................. 29

4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani. .............................................. 37

5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani. ....................................................... 39

6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani. ............................................ 40

7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Petani. .......................................... 41

8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendapatan Petani. ............................................ 43 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas Lahan Petani. ........................................... 45

10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan Petani. ....................................... 46

11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi

Petani. ........................................................................................................................................ 48

12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Modal Petani. ........................... 49

13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Jaminan Pasar Petani. ...................................... 50

xiv

Page 15: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................ 64 2. Output SPSS Uji Validitas dan Realibilitas ...................................................................... 66

3. Rekapitulasi Kuisioner ............................................................................................................ 70

4. Output SPSS Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat

Penerapan.................................................................................................................................... 73

5. Karakteristik Responden ........................................................................................................ 76

6. Kuisioner Pengkajian .............................................................................................................. 78 7 Rencana Kegiatan Penyuluhan ............................................................................................. 82

xv

Page 16: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1560,

tepatnya di Sulawesi, Minahasa. Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke

Manila tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itu menurun karena adanya

serangan hama. Hal ini yang membuat ekspor kakao terhenti setelah tahun 1928. Di

Ambon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakao dan telah menghasilkan

11,6 ton tapi tanamannya hilang tanpa informasi lebih lanjut. Penanaman di Jawa

mulai dilakukan tahun 1980 ditengah-tengah perkebunan kopi milik Belanda,

karena tanaman kopi Arabika mengalami kerusakan akibat serangan penyakit karat

daun (Hemileia vastatrix). Tahun 1988 puluhan semaian kakao jenis baru

didatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanya satu pohon. Biji-biji dari

tanaman tersebut ditanam dan menghasilkan tanaman yang sehat dengan buah dan

biji yang besar. Tanaman tersebutlah yang menjadi cikal bakal kegiatan pemuliaan

di Indonesia dan akhirnya di Jawa Timur dan Sumatera.

Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling

luas di dunia dan termasuk Negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai

Gading dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/tahun. Dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao

meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini

mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan

rakyat.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki

potensi perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, Karet, dan kakao. Tanaman

Kakao merupakan tanaman ke-3 yang diusahakan oleh rakyat setelah tanaman

kelapa sawit dan karet. Dengan potensi yang ada dan harga yang relative stabil

dibandingkan tanaman karet dan kelapa sawit jadi penunjang tanaman ini

diusahakan oleh rakyat.

1

Page 17: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang terletak di provinsi

Sumatera Utara. Tanaman kakao lebih dominan diusahakan oleh rakyat dengan luas

lahan 6148,80 Ha Menurut BPS (2017). Namun produksi tanaman kakao di

kabupaten Deli Serdang tidak sebanding dengan Luas lahan. Produksi yang tidak

mencapai target disebabkan adanya kesalahan yang dilakukan petani dalam

penerapan budidaya kakao yang baik.

Kecamatan Kutalimbaru terkenal dengan luas lahan kakaonya yang mencapai

1128 Ha Menurut BPS (2017), Namun produksinya hanya 478 Ton/Tahun. Namun

dalam perkembangannya teknologi budidaya, kakao yang diterapkan oleh petani

belum maksimalnya produktivitas kakao.

Produksi yang hanya 478 ton/Tahun dengan luas lahan 1.128 Ha. Hal ini

dirasa tidak signifikan dengan jumlah luasan areal pertanaman kakao oleh

karenanya diperlukan adanya perbaikan disektor-sektor usahatani tersebut untuk

menunjang peningkatan produktifitas tanaman kakao, sehingga para petani yang

tetap melakukan budidaya tanaman kakao hingga saat ini perlu dikaji. Dalam

pelaksanaan budidaya ini, petani selalu berhubungan dengan faktor internal dan

eksternal yang menyebabkan baik atau tidaknya proses budidaya. Danim (2012)

menyebutkan bahwa faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,

sedangkan faktor eksternal bersumber dari lingkungan. Selain itu, pengelolaan

terhadap usahatani kakao yang dilihat dari proses manajemen usahatani belum

dilakukan dengan baik. Pada umumnya, masyarakat tani mengusahakan budidaya

Kakao tanpa perencanaan yang matang. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan

judul penelitian yaitu “Penerapan Budidaya Kakao yang Baik oleh Petani di

Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa

Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru?

2

Page 18: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan

budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

3. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan

budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

C. Tujuan

Tujuan yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa

Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.?

2. Mengetahui Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan

budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

3. Mengetahui Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya

kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa permasalahan

usahatani di lapangan.

b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan

berdasarkan bukti autentik hasil penelitian.

c. Meningkatkan daya responsif mahasiswa dalam menjalin komunikasi di

lingkungan masyarakat tani.

d. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk dapat bernalar

berdasarkan pola pikir dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan

melalui penelitian yang bersifat konkret.

2. Bagi Polbangtan Medan

a. Memperkenalkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan

sebagai institusi pendidikan yang berorientasi terhadap penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

3

Page 19: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

b. Sebagai bahan masukan bagi Politeknik Pembangunan Pertanian

(Polbangtan) Medan dalam bidang inovasi penyuluhan pertanian, khususnya

tentang analisa usahatani jagung yang dapat ditindaklanjuti.

3. Bagi Masyarakat Tani

a. Membantu pemecahan permasalahan tentang pelaksanaan budidaya kakao

(Theobroma cacao L) selama ini diabaikan, sehingga dapat meningkatkan

produktivitas dari kegiatan budidaya.

b. Membantu petani dalam penyediaan informasi dalam keberlanjutan kegiatan

budidaya yang lebih baik.

4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

a. Sebagai bentuk sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya di bidang penyuluhan pertanian berkelanjutan dalam proses

pemberdayaan masyarakat.

b. Sebagai pijakan, referensi, dan dasar teoritis bagi para peneliti lain dalam

melakukan penelitian yang sejenis.

4

Page 20: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Petani

Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan yang dimaksud dengan Petani adalah

Perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang

mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran

satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha

tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.

Menurut Mardikanto (2009), pelaku utama usahatani adalah para petani dan

keluarganya, yang lain sebagai jurutani, sekaligus sebagai pengelola usahatani yang

berperan dalam memobilisasi dan memanfaatka sumberdaya (faktor-faktor

produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu produksi, efesiensi

usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumber daya alam berikut lingkungan

hidup yang lain.

Petani adalah penduduk atau orang-orang yang secara defakto memiliki atau

menguasai sebidang lahan pertanian serta mempunyai kekuasaan atas pengelolaan

faktor-faktor produksi pertanian (tanah berikut faktor alam yang melingkupinya,

tenaga kerja termasuk organisai dan skill, modal dan peralatan) di atas lahannya

tersebut secara mandiri dan (otonom ) atau bersama-sama. Petani sebagai orang

yang menjalankan usahataninya mempunyai peran yang jamak (multiple roles)

yaitu sebagai juru tani dan juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga

petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi

kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang

berkaitan dengan kemampuan mengelola usahataninya akan sangat dipengaruhi

oleh faktor di dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri yang sering disebut

sebagai karakteristik sosial ekonomi petani. Apabila ketrampilan bercocok tanam

sebagai juru tani pada umumnya adalah ketrampilan sebagai pengelola mencakup

kegiatan pikiran didorong oleh kemauan Mosher dalam Dewandini (2010).

5

Page 21: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai sebidang

tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani

dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran (Samsudin dalam

Dewandini 2010).

2. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Berhubungan Dengan Penerapan

Petani Dalam Budidaya kakao (Theobroma cacao L)) Yang Baik.

a. Faktor Internal

1) Umur

Umur merupakan salah satu faktor penentu cepat atau tidaknya daya tangkap

seseorang terhadap sesuatu.

2) Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran. Mudjiono dalam Dewandini (2010) mengemukakan bahwa

pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang pada ranah kognitif, afektif

mencakup pengetahuan dan psikomotorik. Ranah kognitif mencakup pengetahuan,

pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis, dan mengevaluasi.

Ranah afektif meliputi melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap,

mengorganisasi, dan membentuk pola hidup. Ranah psikomotorik berupa

kemampuan untuk mempersepsi, bersiap diri, dan gerakan-gerakan..

3) Pendapatan

Jhingan (2003) mengatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa

uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan sebagai

semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang, baik

yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan

tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan.

6

Page 22: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

4) Pengalaman

Chaplin (2006) menyebutkan bahwa dalam pengalaman merupakan

pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasia seseorang sebagai

akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama

jangka waktu tertentu yang mempengaruhi minat seseorang terhadap apa yang

dikerjakan. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh oleh petani, maka hal ini

diduga berhubungan dengan dengan penerapan petani dalam berbudidaya.

5) Luas Lahan

Luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau

mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan

diperoleh petani (soekartawi, 2002)

6) Tingkat Kosmopolitan

Kosmopolitanisme merupakan sebuah paham yang berasal dari bahasa

yunani cosmos dan polites. Cosmos dapat diartikan sebagai universe, sementara

polities memiliki arti citizen. Sehingga arti dari kosmpolitanisme adalah paham

yang meyakini bahwa kita manusia adalah citizen of the universe atau warga

dunia, dimana kita dapat hidup bersama dan hidup dengan manusia lain

(Wardhani 2017)

b. Faktor Eksternal

1) Ketersediaan Sarana Produksi

Sarana produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk,

pestisida, zat pengatur tumbuh, obat – obatan, dan peralatan lain yang digunakan

untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana – sarana tersebut harus sudah

disiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman (Djakfar, 1990)

2) Ketersediaan Modal

Modal dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam

menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa

modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami

bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di

7

Page 23: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat

diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga

bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancer (Amirullah, 2005).

3) Jaminan Pasar

Pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan

terhadap produk tertentu, memiliki kemampuan dan kemauan untuk membeli

produk tersebut dan memiliki kesempatan untuk memutuskan membeli sebuah

produk (Simamora, 2012)

3. Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)

a. Botani Tanaman Kakao

Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau

cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman

caulifloris. Adapun sistematikanya menurut klasifikasi botani sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L.

b. Syarat Tumbuh Kakao

1) Curah Hujan

Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan penanaman dan

produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan

masa pembentukan tunas muda (flushing) dan produksi. Areal penanaman kakao

yang ideal adalah daerah yang bercurah hujan 1.000-3.000 mm per tahun. Di

samping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm per

tahun tampaknya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah

8

Page 24: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

2) Suhu

Suhu ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30ᵒ-32ᵒ(maksimum) dan 18ᵒ-21ᵒC

(minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia dengan suhu 25ᵒ-26ᵒC, kondisi

ini merupakan suhu rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas.

3) Tanah

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki

kemasaman tanah (pH) 6-7,5. pH tanah yang juga disebutkan ideal bagi kakao

adalah 5,6-7,2. Di samping faktor kemasaman, sifat kimia tanah yang juga turut

berperan adalah kadar zat organik. Zat organik pada lapisan tanah di areal

penanaman setebal 0-15 cm memberikan pertumbuhan kakao yang baik. Tekstur

tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan

komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu.

c. Teknis Budidaya Tanaman Kakao

1) Persiapan Lahan

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ialah a). Petani tidak diperkenankan

menebang hutan dan atau membakar hutan untuk membuka kebun baru. b). Petani

harus membuat area penyangga antara kebun dengan hutan lindung, sumber mata

air dan pemukiman. c). Petani sebaiknya menanam tanaman alami (native species)

sebagai tanaman pembatas kebun atau tanaman pagar (buffer zone).

2) Penanaman Penaung

Prinsip yang perlu diperhatikan ialah a). Petani dapat menyesuaikan jumlah

tanaman penaung sesuai dengan kebutuhan. b). Petani dapat memilih jenis tanaman

penaung yang memiliki nilai tambah seperti mampu meningkatkan kesuburan

tanah, bernilai ekonomi, sumber bahan pestisida nabati, dan tidak menjadi

kompetitor kakao. c). Komunitas pohon di areal minimal 12 spesies asli, kanopi

pohon minimum dua strata, kepadatan kanopi minimum 40%.

(1) Sejumlah syarat pohon penaung

9

Page 25: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Syarat yang ideal untuk tanaman kakao ialah (a) Memiliki perakaran yang

dalam. (b) Memiliki percabangan yang mudah diatur. (c) Ukuran daun relatif kecil,

tidak mudah rontok dan memberikan cahaya yang menyebar (diffus). (d) Termasuk

leguminosae dan berumur panjang. (e) Menghasilkan banyak bahan organik. (f)

Tidak menjadi inang hama dan penyakit kakao.

(2) Fungsi dan jenis tanaman penaung sementara

(a) Melindungi kakao muda dari penyinaran yang berlebih.

(b) Melindungi tanah dari erosi.

(c) Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan bahan organik dari hasil

pangkasan dan seresahnya.

(d) Menekan pertumbuhan gulma.

3) Diversifikasi Tanaman

Merupakan usaha untuk mendatangkan pendapatan bagi pekebun terlebih

selama tanaman kakao belum menghasilkan. Dengan kata lain, diversifikasi

tanaman merupakan upaya untuk memaksimumkan pendapatan dan

meminimumkan resiko.

a). Tumpang sari dengan tanaman semusim

Diusahakan selama masa persiapan lahan dan selama tanaman kakao belum

menghasilkan (tajuk kakao belum saling menutup), atau selama iklim mikro di

dalam kebun masih memungkinkan. Tanaman semusim yang pernah diteliti cukup

ekonomis dan tepat untuk diusahakan selama persiapan lahan yaitu jagung, kacang

tanah, padi gogo, dan wijen. Spesies yang dapat diusahakan selama kakao

muda(umur 1-3 tahun) antara lain nilam aceh (Pogostemon cablin), garut (Maranta

arundinacea), dan iles-iles (Amorpophallus muelleri). b). Tumpang sari dengan

tanaman tahunan

Dipilih spesies yang memiliki kanopi tidak terlalu rimbun, daun berukuran

kecil atau sempit memanjang agar dapat meneruskan cahaya diffus dengan baik.

Komoditas yang banyak dipakai untuk kakao antara lain tanaman pisang,

10

Page 26: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

kelapa,dan banyak lagi spesies yang lazim diusahakan di pekarangan, antara lain

petai, durian, nangka, sirsak, dll.

4) Bahan Tanam Unggul

Beberapa Prinsip yang harus diperhatikan:

a) Petani dilarang menanam tanaman transgenik, termasuk tanaman sela dan

penaung transgenik.

b) Varietas atau klon yang ditanam sebaiknya yang telah direkomendasikan oleh

lembaga resmi terkait, yaitu Dinas Perkebunan, Balai Besar Perbenihan dan

Proteksi Tanaman Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Karakteristik beberapa klon kakao anjuran disajikan di bawah ini.

(1). ICCRI 03SK Mentan No. 530/Kpts/SR.120/9/2006

Potensi daya hasil : 2.09 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)

Karakteristik mutu biji

(a). Berat per biji kering : 1,28 gram

(b). Kadar kulit ari : 11,03 %

(c). Kadar lemak biji : 55,01 %

Ketahanan hama dan penyakit

(a). Penyakit busuk buah : tahan

(b). Penyakit VSD : Agak tahan

(c). Hama PBK : Agak tahan

Kesesuaian wilayah pengembangan

Wilayah/lokasi yang memenuhi persyaratan agroklimat kakao; tipe iklim A, B, dan

C menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson; tipe tanah Alfisol, Ultisol, Inceptisol;

ketinggian tempat 0-600 m dpl., disarankan untuk kelas kesesuaian lahan S1 dan

S2.

(2). ICCRI 04SK Mentan No. 529/Kpts/SR.120/9/2006

Potensi daya hasil : 2.06 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)

Karakteristik mutu biji

(a). Berat per biji kering : 1,27 g

(b). Kadar kulit ari : 11,04 %

11

Page 27: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

(c). Kadar lemak biji : 55,07 %

Ketahanan hama dan penyakit

(a). Penyakit busuk buah : tahan

(b). Penyakit VSD : Rentan

(c). Hama PBK : Agak rentan

5) Penanaman

a) Bibit kakao ditanam apabila pohon penaung telah berfungsi baik, dengan

kriteria intensitas cahaya yang diteruskan penaung 30-50% terhadap

penyinaran langsung.

b) Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan.

c) Alat yang harus disiapkan yaitu cangkul, pisau besar, keranjang (alat angkut).

d) Pada waktu mengangkut, mengecer dan menanam, media di dalam polibeg

dihindarkan jangan sampai pecah. Untuk itu sebelum bibit diangkut, media

disiram sampai jenuh dan media dipadatkan dengan tangan. Bibit yang ditanam

dipilih yang sedang tidak bertunas.

e) Di tempat penanaman, dibuat lubang seukuran polibeg, pangkal polibeg

dipotong selebar 1-2 cm, polibeg dimasukkan ke dalam lubang yang digali,

diisikan tanah, salah satu sisi polibeg disayat dari bawah ke atas, tanah

dipadatkan dengan tangan kemudian polibeg ditarik ke atas.

f) Dalam perkembangannya, bibit yang mati atau tumbuh kerdil segera disulam.

6) Pemeliharaan Tanaman

a). Pemupukan

(1) Manfaat pemupukan

(a) Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap perubahan lingkungan

yang ekstrim, seperti kekeringan dan pembuahan terlalu lebat.

(b) Meningkatkan produksi dan mutu hasil.

(c) Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi.

12

Page 28: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

(2) Kebutuhan pupuk

(a) Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia pertumbuhan

tanaman atau umur dan varietas.

(b) Secara umum, pupuk yang dibutuhkan tanaman kakao ada 2 jenis, yaitu pupuk

organik dan pupuk an-organik.

(c) Pelaksanaan pemupukan anorganik khususnya harus tepat waktu, tepat jenis,

tepat dosis dan tepat cara pemberian. Agar dapat tepat jenis dan dosis maka

harus mendasarkan pada hasil analisis sampel tanah.

(d) Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos, pupuk kandang atau

limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.

(e) Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun. (tergantung pada

tekstur tanah, jika tanah berpasir dosis pupuk organik ditambah)

(f) Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tanah

yang kadar bahan organiknya rendah (< 3,5%). Pupuk organik tidak mutlak

diperlukan pada tanah yang kadar bahan organiknya > 3,5%.

(g) Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir musim

hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan sebaiknya

dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil risiko hilangnya pupuk karena

pelindian (tercuci air).

b). Konservasi Tanah dan Air

(1) Kebun produksi berada di areal dengan iklim, tanah dan topografi yang

memang sesuai.

(2) Pertanian harus melaksanakan pencegahan erosi, misalnya dengan terasering,

pembuatan rorak, penanaman tanaman penaung beberapa strata, penanaman

penutup tanah, dan penggunaan mulsa.

(3) Program pemupukan harus berdasarkan pada karakteristik tanah.

(4) Pertanian harus menggunakan tanaman penutup tanah utamanya selama kakao

masih muda guna meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi erosi.

(5) Pertanian harus menerapkan program mengurangi emisi

13

Page 29: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

c). Pemangkasan

Pangkasan kakao bertujuan untuk mempermudah manajemen hama,

penyakit, panen buah dan agar diperoleh produksi yang tinggi. Pangkas bentuk

dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), tujuannya untuk membentuk

kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Cabang primer yang tumbuh dari

jorget dipelihara tiga, dipilih yang tumbuh kuat dan seimbang. Ujung cabang

primer pada batas 75-100 cm dari jorget, dipotong. Cabang-cabang sekunder diatur

zig-zag diatur yang tumbuhnya seimbang ke segala arah. Awal tumbuhnya cabang

sekunder sekitar 30 cm dari jorget.

Pangkas pemeliharaan dan produksi dilakukan pada tanaman menghasilkan

(TM), tujuannya untuk mempertahankan kerangka percabangan yang sudah

terbentuk dan untuk mendapatkan produksi yang optimum. Cabang/tunas yang

dipangkas pada pangkas pemeliharaan ini yaitu tunas air (wiwilan), cabang yang

meninggi > 3m, cabang sakit, cabang balik, cabang overlapping atau yang

menaungi, intinya semua cabang tidak produktif yang menyebabkan kanopi rimbun.

Tunas air dibuang 2-4 minggu sekali dan pangkas pemeliharaan 4-6 kali per tahun.

d). Pengelolaan Penaung

(1). Penaung sementara

(a) Pada awal musim hujan, penaung sementara Moghania macrophylla dirempes

agar tidak terlalu rimbun.

(b) Hasil rempesan ditempatkan di sekeliling batang atau dimasukkan ke dalam

rorak.

(c) Moghania dapat dipelihara sebagai tanaman penguat teras atau sumber pupuk

hijau, dan akan mati setelah ternaung berat oleh kanopi kakao

(2). Penaung tetap

Percabangan paling bawah penaung tetap, termasuk penaung produktif,

diusahakan 1-2 m di atas pohon kakao untuk memperlancar peredaran udara dan

masuknya cahaya. Agar percabangan segera mencapai tinggi yang dikehendaki,

14

Page 30: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

cabang-cabang di bagian bawah harus sering dibuang. Dilakukan penjarangan

penaung secara sistematis apabila pohon kakao telah saling menutup dan tumbuh

baik. Populasi akhir jika digunakan lamtoro atau gamal dipertahankan sebanyak

500-600 ph/ha pada kebun dengan tipe curah hujan C-D (menurut klasifikasi

Schmidt dan Ferguson) dan 250-300 ph/ha pada kebun dengan tipe hujan A-B.

Selama musim hujan, cabang-cabang dan ranting lamtoro dan gamal yang terlalu

lebat dirempes untuk merangsang pembentukan pembungaan kakao.

e). Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Tindakan pengendalian OPT dapat bersifat preventif dan atau korektif.

Pengendalian secara preventif dengan melakukan budidaya tanaman sehat yang

bertujuan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT dan dampak

perubahan iklim. Kondisi tanaman kakao dan lingkungan dibuat sedemikian rupa

sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan OPT tetapi memberikan daya

dukung optimum bagi perkembangan kakao dan musuh alami OPT.

Tindakan pengendalian secara korektif dilaksanakan berdasarkan hasil

pengamatan OPT. Pengamatan OPT diarahkan untuk mengetahui dengan cepat, dan

akurat tentang jenis gangguan tanaman (OPT) yang mencakup padat populasi,

intensitas serangan, luas dan kerugian yang ditimbulkannya. Hasil pengamatan

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian OPT dan

tindakan lain yang diperlukan. Prinsip PHT dengan menggabungkan cara kultur

teknis, mekanis, fisik, biologi dan kimiawi. Keberhasilan pengendalian secara

kimiawi (penggunaan pestisida) tergantung pada jenis, dosis, waktu, dan ketepatan

mencapai sasaran (drift).

7) Rehabilitasi Tanaman

Syarat kebun yang disarankan untuk direhabilitasi:

a) Tanamannya masih umur produktif (umur <15 tahun) dan secara teknis dapat

dilakukan sambung samping dan sambung pucuk.

b) Jumlah tegakan atau populasi tanaman berkisar 70% - 90% dari jumlah standar

(1.000 pohon/ha) .

15

Page 31: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

c) Produktivitas tanaman rendah (<500 kg/ha/tahun) tetapi masih mungkin untuk

ditingkatkan.

d) Terserang OPT utama (hama PBK, Helopeltis spp., penyakit pembuluh kayu,

penyakit busuk buah).

e) Lahan memenuhi persyaratan kesesuaian, meliputi : Curah hujan 1500-2.500

mm (sangat sesuai) dan 1.250-1.500 atau 2.500-3.000 mm (sesuai); Lereng 0-

8% (sangat sesuai) dan 8-15% (sesuai).

8) Integrasi Kakao – Ternak

Pendapatan petani kakao berpotensi untuk ditingkatkan antara lain dengan

berintegrasi dengan ternak. Perpaduan usaha tani kebun-ternak sudah lama

dilakukan oleh petani di Jawa khususnya, dengan memanfaatkan hijauan dan kulit

buah kakao sebagai pakan ternak, kotoran ternak dimanfaatkan sebagai pupuk

organik bagi tanaman kakao di samping sebagai biogas. Pemanfaatan timbal balik

ini dari sisi siklus materi organik dan keberlanjutan (sustainability), mempunyai

nilai yang tinggi.

9) Panen

a) Pemanenan buah kakao dilakukan setiap 2 atau 3 minggu, dengan menggunakan

sabit, gunting, atau alat lainnya. Hal yang harus diperhatikan pada saat

pemanenan ialah menjaga agar buah tidak rusak atau pecah, dan menjaga agar

bantalan buah juga tidak rusak karena ini merupakan tempat tumbuhnya bunga

untuk periode selanjutnya.

b) Buah kakao dipanen atau dipetik tepat matang. Kriteria buah masak yaitu alur

buah berwarna kekuningan untuk buah yang warna kulitnya merah pada saat

masih muda, atau berwarna kuning tua atau jingga untuk buah yang warna

kulitnya hijau kekuningan pada saat masih muda.

c) Pemanenan terhadap buah muda atau lewat masak harus dihindari karena akan

menurunkan mutu biji kakao kering. Buah yang tepat matang mempunyai

kondisi fisiologis yang optimal dalam hal pembentukan senyawa penyusun

lemak di dalam biji. Panen buah yang terlalu tua akan menurunkan rendemen

16

Page 32: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

lemak dan menambah presentase biji cacat (biji berkecambah). Panen buah

muda akan menghasilkan biji kakao yang bercitarasa khas cokelat tidak

maksimal, rendemen yang rendah, presentase biji pipih (flat bean) tinggi dan

kadar kulit bijinya juga cenderung tinggi.

d) Pemanenan buah kakao dimungkinkan sebelum tepat matang, yaitu pada saat

buah masih muda atau kurang matang, apabila ada alasan teknis atau alasan lain

yang sangat mendesak seperti misalnya serangan hama penyakit dan pencurian.

Hal ini untuk menghindari kehilangan produksi yang lebih banyak.

e) Buah kakao masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta

mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya asam-manis.

Sebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak

manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal. Kandungan lendir

pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa

gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penggunaan hasil-hasil penelitian sebelumnya dimaksudkan untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas dalam kerangka dan kajian penelitian ini.

Ruriani Septiana (2010), dengan judul “ Faktor – Faktor yang berhubungan

dengan penerapan budidaya kakao anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa

Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur”.

Hipotesis penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara luas lahan, sikap

petani, pendidikan formal, keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir

kritis, sifat kosmopolit dengan penerapan budidaya kakao dan hubungan antara

penerapan budidaya kakao dengan tingkat produksi kakao, diuji dengan analisis

Rank Sperman (rs).

C. Kerangka Pikir

Kakao merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peranan yang

cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan

17

Page 33: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

pertanian, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan

wilayah, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan pendapatan/devisa

negara. Petani merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda –

beda.. Hal ini yang menyebabkan perbedaan dalam menanggapi atau menerapkan

teknologi baru yang dianjurkan, maka dapat ditemukan faktor – faktor yang

berhubungan dengan penerapan budidaya kakao. Agar lebih mudah dipahami maka

disusun kerangka berpikir sebagai berikut:

Keadaan yang diinginkan : Keadaan di lapangan: Produksi kakao rendah produksi kakao Tinggi

Rumusan Masalah:

1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru? 2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di Desa

Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. 3. Bagaimana Hubungan faktor-faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di

Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

Variabel Y: Variabel X:

Tingkat penerapan Budidaya Kakao

Faktor Internal:

Umur(X1)

Pendidikan(X2)

Pendapatan(X3) Pengalaman(X4)

Luas Lahan(X5) Hubungan Tingkat Kosmopolitan(X6)

Faktor Eksternal :

Ketersediaan Sarana dan

produksi(X7) Ketersedian modal(X8)

Hasil pengkajian

Jaminan Pasar(X9)

Gambar 1. Kerangka Berfikir Tingkat Penerapan budidaya kakao (Theobroma

cacao L)yang baik oleh Petani Di Desa Suka Dame Kecamatan

Kutalimbaru.

18

Page 34: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang telah

diuraikan, maka hipotesisnya :

1. Diduga tingkat penerapan petani dalam budidaya tanaman kakao (Theobroma

cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori

tidak menerapkan.

2. Diduga Tingkat faktor Internal dan Eksternal petani dalam penerapan budidaya

tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan

Kutalimbaru dalam kategori rendah.

3. Diduga ada hubungan faktor Internal dan Eksternal petani dengan penerapan

budidaya tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame

Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori tidak ada hubungan.

19

Page 35: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Dan Tempat

Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret s/d 24 Mei

2019 di Desa Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi

Sumatera Utara. Pemilihan lokasi pengkajian dilakukan secara purposive yaitu

dengan cara sengaja karena pertimbangan tertentu. Pengkajian ini dilakukan diDesa

Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Utara, karena Desa Suka Dame ini merupakan salah satu Desa yang mempunyai

perkebunan kakao terluas diantara Desa yang ada.

B. Batasan Operasional

1. Batasan masalah

a. Petani yang diambil sebagai sampel adalah petani yang tergabung dalam

kelompok tani kakao di Desa Suka Dame kecamatan Kutalimbaru yaitu

kelompoktani Dame dan Merga Silima.

b. Hubungan faktor-faktoryang dikaji adalah Faktor Internal (umur, tingkat

pendidikan, pengalaman, Luas lahan,pendapatan, tingkat kosmopolitan), faktor

Eksternal (ketersediaan Sarana produksi, Kegiatan penyuluhan, dan Jaminan

pasar).

2. Definisi Operasional

a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan petani terdiri dari :

1) Faktor Internal petani merupakan karakteristik yang dimiliki oleh petani

sasaran yang meliputi:

a) Umur yaitu lama hidup petani sampai pada saat penelitian dilakukan,

diukur dengan melihat usia petani yang dinyatakan dalam tahun.

b) Tingkat Pendidikanyaitu tingkat pendidikan yang dicapai petani pada

bangku sekolah atau berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki, diukur

dengan tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai petani di bangku sekolah.

20

Page 36: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

c) Pengalaman yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang

berpengaruh nyata terhadap kemampuan individu dalam menerima

stimulus dari objek baik itu berupa inovasi atau dalam bentuk lain,

dikarenakan pengalaman yang dialami tersebut tertentunya akan

membekas diingatan setiap petani.

d) Luas lahan yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang

berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam menerapkan stimulus dari

objek.

e) Pendapatan yaitu perolehan dari kegiatan usahatani kakao, diukur dengan

menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani selama satu tahun

dan melihat kemampuan petani dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

f) Tingkat kosmopolitan, Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu

individu atau kelompok masyarakat yang terjadi karena adanya pengaruh-

pengaruh dari luar kelompok masyarakat tersebut, dimana gaya hidup itu

diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka.

2) Faktor Eksternal yaitu kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam

masyarakat di lokasi penelitian yang keberadaannya dapat mendorong atau

menghambat petani dalam membudidayakan tanaman kakao, yang meliputi:

a) Ketersediaan Saprodi, yaitu tersedianyainput produksi pertanian yang

mendukung budidaya, diukur dengan melihat sumber input dan

ketersediaan input.

b) Ketersediaan Permodalan, yaitu Tersedianya Sumber Modal Usahatani,

diukur dengan ada tidaknya sumber permodalan di lokasi pengkajian.

c) Jaminan Pasar, yaitu adanya penampung dari hasil produksi kakao, diukur

dengan ada tidaknya jaminan pasar di lokasi penelitian.

3) Tingkat Penerapan Yaitu Tahapan budidaya kakao (Theobroma cacao L)

yang baik.Diukur dengan dilaksanakannya tahapan berikut:

a) Penggunaan bibit unggul

b) Pembukaan lahan

c) Adanya tanaman pelindung,

21

Page 37: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

d) Adanya tanaman tumpang sari,

e) Integrasi ternak,

f) Pemupukan 5 T,

g) Pemangkasan rutin,

h) Pengendalian hama dan penyakit secara intensif,

i) Pemanenan sesuai kriteria.

C. Pelaksanaan Pengkajian

1. Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

a. Penetapan Lokasi pengkajian dan melakukan kegiatan identifikasi masalah.

b. Melakukan topik kajian dan pengajuan judul.

c. Pembuatan Proposal dan melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing yang

telah ditetapkan.

d. Melaksanakan kegiatan seminar proposal dan perbaikan proposal.

e. Pelaksanaan Pengkajian sekaligus penyusunan laporan.

f. Seminar Hasil dan mengikuti ujian konprehensif

2. Pengumpulan Data

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey. Sujarweni (2014) menerangkan

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menyusun daftar

pertanyaan yang diajukan pada responden, digunakan untuk meneliti gejala suatu

perilaku dan penggalian data melalui kuisioner sebagai alatnya dan wawancara.

b. Pengukuran Variabel

Berdasarkan batasan operasional dari masing-masing variabel yang telah

diuraikan di atas maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan diuraikan

sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

penyekoran dari kriteria-kriteria yang ada tersebut. Pengukuran variabel dalam

pengkajian ini menggunakan skala ordinal (Data Ordinal). Suryabrata (1998) dalam

22

Page 38: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

bukunya yang berjudul Pengembangan Alat Ukur Psikologis mengatakan bahwa,

ciri-ciri penerapan skala ordinal adalah seperangkat obyek diurutkan dari yang

“paling atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.

Tabel 1. Pengukuran Variabel Faktor Internal dan Eksternal Petani dalam

Budidaya Tanaman Kakao No Variabel Indikator Kriteria Skor Jumlah Total

orang Skor

1. Variabel X

1 Umur a.20 – 30 a. Sangat Produktif 5 b.31 - 40 b. Produktif 4

c.41 - 50 c. Cukup Produktif 3

d.51 - 60 d. Kurang Produktif 2

e. >60 e.Sangat Tidak Produktif 1

2 Pendidik a.Perguruan a. Sangat Baik 5

an Tinggi b. Baik 4 b.SMA c. Cukup Baik 3

c.SMP d. Kurang Baik 2

d.SD e. Sangat tidak Baik 1

e.Tidak Sekolah

3 Pengalama a. > 20 tahun a. Sangat Tinggi 5

n b. 16s/d20 tahun b. Tinggi 4

c. 11s/d15 tahun c. Cukup Tinggi 3

d. 6 s/d 10 tahun d. Kurang Tinggi 2

e. 1 s/d 5 tahun e. Sangat Kurang 1

Tinggi

4 Pendapat a. > 4.000.000 a. Sangat Tinggi 5

an b. 3 s/d 4.000.000 b. Tinggi 4

c. 2 s/d 3.000.000 c. Sedang 3

d. 1 s/d 2.000.000 d. Kurang 2

e. <1.000.000 e. Sangat Kurang 1

5 Luas Lahan a. > 2 ha a. Sangat Luas 5

b. 1,5 s/d 2 ha b. Luas 4

c. 1 s/d 1,5 c. Cukup Luas 3

d. 0,5 s/d 1 ha d. Kurang Luas 2

e. < 0,5 ha e. Sangat Kurang Luas 1

6 Tingkat a.1 X Bulan 5

Kosmopolit b.1 X 3 Bulan a. Sangat Sering 4

an c. 1 X 6 Bulan b. Sering 3

d. 1 X Tahun c. Cukup Sering 2

e. Tidak Pernah d. Kurang 1

e. Sangat tidak pernah

23

Page 39: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Lanjutan Tabel 1

7 Ketersediaa a.Toko Tani a. Sangat Tersedia 5 n Sarana b. KUD b. Tersedia 4 Produksi c. Agen c. Cukup Tersedia 3

d. Toko Online d. Kurang Tersedia 2

e. Tidak Tersedia 1

8 Ketersediaa a.BRI a. Sangat Tersedia 5 n Modal b.KUD b. Tersedia 4 c.Tengkulak c. Cukup Tersedia 3

d.Rentenir d. Kurang Tersedia 2

e.Modal Sendiri e. Tidak Tersedia 1

9 jaminan a.Pabrik a. Sangat Ada 5

pasar b.Asosiasi b. Ada 4 c.Toko Online c. Cukup Ada 3

d.KUD d. Kurang Ada 2

e. Tidak Ada 1

2. Variabel Y

1. Tingkat 1.Penggunaan a.Sangat Diterapkan(9) 5 Penerapan bibit unggul b. Diterapkan(8) 4

2.Pembukaan c.Cukup Menerapkan(7) 3 Lahan d.Kurang Menerapkan(6) 2

1 3.Adanya e.Tidak menerapkan(5) tanaman

Pelindung

4.Adanya

Tanaman

Tumpang Sari

5.Integrasi Ternak

6.Melakukan

pemupukan 5 T

7.Pemangkasan

Rutin 8.Pengendalian

hama dan

penyakit secara

intensif 9.pemanenan

sesuai kriteria

panen

Jumlah

24

Page 40: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

c. Teknik Pengumpulan Data

1). Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.Data yang diperoleh harus

mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan reliabilitas perlu diuji

terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani.Pengujian ini hanya dilakukan kepada

responden yang dianggap mewakili seluruh responden yang ada dengan ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Data yang diperlukan dalam pengkajian ini dikumpulkan dengan

menggunakan :

a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor yang

mempengaruhipetani data pendukung dengan pengamatan serta pencatatan

secara langsung terkait dengan budidaya tanaman kakao dan obyek yang diteliti,

yaitu petani kakao.

b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor-

faktor yang berhubungan dengan petani dengan mengajukan pertanyaan secara

langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner yang telah

disiapkan.

c. Pencatatan, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor -

faktor yang berhubungan dengan petani, dan data pendukung dengan mengutip

dan mencatat sumber-sumber informasi baik dari responden, pustaka, maupun

dari instansi-instansi yang terkait yang ada hubungannya dengan penelitian,

seperti: Dinas Pertanian dan Tanaman pangan, Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP), Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Kecamatan Kutalimbaru serta

Kantor Desa.

Data pendukung yang digunakan dalam kegiatan pengkajian ini terdiri dari :

1. Data primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner atau juga data

hasil wawancara pengkaji dengan nara sumber.

25

Page 41: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

2. Data sekunder, data yang didapat dari catatan, buku, laporan pemerintah, dan

data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.

d. Populasi dan Sampel

Sujarweni (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah

yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas

tertentu yang ditetapkan untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan

sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang

digunakan

Populasi dalam penelitian ini adalah kelompoktani yang berusahatani

tanaman kakao.Penentuan sampel dalam pengkajian ini dilakukan dengan

menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan rumus

Yamane dan dapat dilihatpada Tabel 2.

Tabel 2. Populasi Pengkajian di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru

No Desa/Kelurahan Nama Kelompoktani Jumlah Petani

1. Sukadame Dame 61

Merga Silima 49

J u m l a h 110

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio (2017).

Penarikan sampel menurut rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2009)

adalah : populasi yang melebihi100 maka menggunakan presisi (d) sebesar 15 % -

20 %, jika populasi kurang dari 100 dan diatas 51, presisinya 10 %.Dan apabila

populasinya kurang dari 50, maka diambil semua sebagai sampel. Adapun rumus

Yamane adalah : N

= N(di)2 + 1 Keterangan :

n= Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Presisi

26

Page 42: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Dengan jumlah petani kakao sebanyak 110 orang yang ada di Desa

Sukadameyang menjadi populasi dalam pelaksanaan pengkajian ini, jika merujuk

pada pada rumus Yamane di atas maka tingkat presisinya adalah 10%.

n =

110

110(0,15)2+1

n =

110

110(0,0225)+1

n = 110

3,47

n = 31,7 di bulatkan menjadi 32 orang

Untuk pembagian jumlah sampel pada masing-masing kelompoktani dalam

desa, dilakukan secara metode random sampling, Perhitungan disajikan pada Tabel

3.

Tabel 3.Perhitungan Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Kelompoktani

No Desa/Kelurahan Kelompoktani Jumlah Menghitung

Jlh Sampel Kakao Petani Sampel

1. Sukadame Dame 61 61 / 110 x 32 = 17,6 18

Merga Silima 49 49 / 110 x 32 =14,08 14

Jumlah 32

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Pemilihan sampel pada kelompoktani pada pengkajian ini dilakukan secara

acaktanpa melihat keriteria tertentu pada sampel tersebut.

e. Uji Instrument

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data pada pelaksanaan

pengkajian ini yaitu dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Data yang

diperoleh harus mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan

27

Page 43: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

reliabilitas perlu diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani, pengujian ini

hanya dilakukan kepada responden diluar dari petani sampel yang memiliki

karakteristik sama dengan petani sampel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

melihat tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsinya.

a) Uji validitas

Noor (2011), uji validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefenisikan suatu variabel, jika

rtabel< rhitung, maka butir soal tersebut valid, dengan rumus sebagai berikut : N((∑XY)−(∑XY)

Rumusrxy =√*N∑X2−(∑X)+*N∑Y2−(∑Y2)+

Keterangan :

N =Jumlah responden

X =Skor pertanyaan Y

=Skor total XY =Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor total R =Koefisien Kolerasi

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas test

(r) pada umumnya diberikan patokan sebagai berikut :

1) Apabila rhitungsama atau lebih besar dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji valid.

2) Apabila rhitung sama atau lebih kecil dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji tidak valid.

b) Uji reliabilitas

Noor (2011), uji reliabilitas dimaksudkan untuk menilai kestabilan ukuran

dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut

mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk

pertanyaan. Formula statistik yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas

2 adalah dengan menggunakan rumus alpha cronbach :rii=( ) (1 −

)

−1

2

1

Keterangan :

rii = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σ2

= Jumlah butir pertanyaan

28

Page 44: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Sσ12

= Varian total

Kemudian untuk menentukan reliabilitas dapat dilihat dari nilai Alpha :

1. Jika nilai Alpha >nilai rtabel maka dapat dikatakan reliabel, dan

2. Jika nilai Alpha < nila rtabel maka dapat dikatakan tidak reliabel.

3. Analisis Data

a) Pengkajian Tingkat penerapan petani

Untukmengkajitingkat penerapan petani dalam Budidaya kakaoyang baik

digunakan rumus:

N =

Skor yang diperoleh

× 100% Skor maksimum

Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)

0 % - 20 % = Sangat Menerapkan

21 % - 40 % = Menerapkan

41 % - 60 % = CukupMenerapkan

61 % - 80 % = Kurang Menerapkan

81 % - 100% = Tidak Menerapkan

Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat pada

gambar 2 di bawah ini.

0% 20% 40% 60 % 80% 100%

Tidak Kurang CukupMenerapka Menerapka

Sangat

Menerapka

Menerapka Menerapka n n

n

n

n

Gambar 2. Garis kontinum Tingkat Penerapan

b) Pengkajian Tingkat faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan

budidaya kakao yang baik

Untuk mengkaji tingkat factor internal dan eksternalpetani dalam Budidaya

kakaoyang baik digunakan rumus:

29

Page 45: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

N = Skor yang diperoleh × 100% Skor maksimum

Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)

0 % - 20 % = Sangat Rendah

21 % - 40 % = Rendah

41 % - 60 % = Sedang

61 % - 80 % = Tinggi

81 % - 100% = Sangat Tinggi

Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat

pada gambar 3 di bawah ini.

0% 20%40% 60 % 80%100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 3. Garis kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal

c) Pengkajian Hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan Tingkat

Penerapan Budidaya kakao

Guna mengkaji Hubungan faktor internal dan eksternal petanidengantingkat

penerapan budidaya tanaman kakao (Theobroma cacaoL) di Desa Suka Dame

Kecamatan Kutalimbaru, maka digunakan analisis korelasi Rank Spearman untuk

mencari keeratan hubungan antara dua variable : 6 ∑ 2

rs = 1 − =1

Keterangan :

rs

N

di

= koefisien korelasi Rank Spearman

= Jumlah sampel

= Selisih ranking antar variabel

30

Page 46: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Analisis korelasi Rank Spearman merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui nilai hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Penghitungan

terhadap ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product dan Servis

Solutions (SPSS)

d) Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian atau analisis yang dilakukan untuk menguji

dugaan sementara (hipotesis) yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam uji

hipotesis pada penelitian ini, dilakukan dengan :

1) Uji T (Secara Parsial)

Uji T pada uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari

masing-masing atau secara parsial variabel independen (Umur, tingkat pendidikan,

pengalaman, Luas lahan, Pendapatan, dan Tingkat kosmopilitan) terhadap variabel

dependen (Tingkat penerapan). Signifikansi tersebut diestimasi dengan

membandingkan nilai ttabel dengan thitung dengan ketentuan :

Nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya adalah bahwa

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya adalah bahwa

variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel

dependen

Uji T ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.

31

Page 47: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN

A. Letak Geografis

Desa Sukadame secara administrasi terdapat di Kecamatan Kutalimbaru

dengan batas-batas:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit.

- Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kutalimbaru.

B. Topografi Wilayah Desa Suka Dame secara umum, Berada pada ketinggian antara 200

- 250 M di atas permukaan dengan kemiringan sampai antara 20 – 35 dan memiliki

pH tanah berkisar 6 - 7.

C. Keadaan penduduk

Jumlah penduduk Desa Suka Dame tercatat sebanyak 2652 Jiwa.yang erdiri

dari 1.322 jiwa laki-laki dan 1.330 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah rumah

tangga penduduk adalah sebesar 790 rumah tangga, yang berarti rata-rata per rumah

tangga terdiri dari 3 jiwa penduduk. Jumlah rumah tangga, jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis

Kelamin di Desa Suka Dame

No Kelurahan/Desa Rumah Penduduk

Jumlah Tangga

Laki-laki Perempuan

1 Suka Dame 790 1.322 1.330 2.652

Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 4, jumlah rumah tangga sebesar 790 dan jumlah

penduduk di Desa Suka Dame tahun 2018 mencapai 2.652 jiwa yang terdiri dari

jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.322 jiwa atau 49,80% persen dan jumlah

penduduk perempuan 1.330 jiwa atau 50,20%, artinya tidak terdapat perbedaan

yang jauh antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sehingga mempunyai

32

Page 48: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

peran yang sama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mensejahterakan

keluarga salah satunya adalah kegiatan usahatani.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame Belum Tidak SMP/ SMA/

Diploma

Perguruan

No Kelurahan/Desa Seko- Tamat SD Sede- Sede- Tinggi (II-III)

lah SD

rajat rajat (S1-S2)

1 Suka Dame 419 - 1485 420 274 15 39 Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

SD sebanyak 1.485 jiwa atau 56 %, SMP 420 jiwa atau 15,8 %, Belum Sekolah 419

jiwa atau 15,8 %, SMA 274 jiwa atau 10,3 %, Perguruan tinggi (S1-S2) sebanyak

39 jiwa atau 1,5%, dan diploma (I-II) 15 jiwa atau 0,6 %. Hal ini menunjukkan

bahwa penduduk yang ada di Desa Suka Dame telah menganggap pentingnya arti

pendidikan. Berikut data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Desa Suka

Dame dan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame Kelurahan/Desa

No. Jenis Pekerjaan

Total Suka Dame

1 Petani 550 550

2 Buruh Tani 120 120

3 Pedagang 90 90

4 PNS 20 20

5 Lainnya 10 10

Jumlah 790 790 Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat jumlah penduduk di Desa Suka Dame

memiliki beragam pekerjaan, dimana jenis pekerjaan petani berada diurutan ke 1

dengan jumlah 550 KK, diikuti buruh tani sebesar 120 KK dan jenis pekerjaan

pedagang sebesar 90 KK.

D. Keadaan pertanian

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Desa

Suka Dame. Peran penting tersebut dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan

masyarakat. Ketersediaan pangan tidak terlepas dari jenis komoditi yang ditanaman

33

Page 49: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

serta potensi lahan yang cocok untuk ditanam berbagai jenis komoditi oleh para

petani baik tanaman pangan maupun tanaman hortikultura. Luas areal panen dan

produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang

dimiliki suatu daerah serta kemampuan dalam menghasilkan makanan pokok bagi

penduduk. Berikut adalah luas areal panen serta produksi tanaman pangan di Desa

Suka Dame disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di

Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru

No. Komoditas Luas Panen Produksi

(Ha) (Ton/Tahun/Ha)

1 Padi 100,5 5,6

2 Jagung 136 6

Jumlah 236,5 11,6 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018

Berdasarkan Tabel 7, potensi paling besar adalah komoditas Jagung. Jumlah

produksi dalam satu tahun sebesar 6 ton/Ha. Prioritas komoditi yang dibudidayakan

oleh petani disuatu wilayah dipengaruhi oleh kebiasaan serta tingkat kebutuhan

oleh masyarakat terhadap komoditi tertentu.

Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di Desa Suka

Dame. Komoditi perkebunan ini dapat memberikan tambahan penghasilan secara

ekonomi.Berikut adalah jumlah petani, luas areal dan produksi tanaman perkebunan

di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Desa Suka

Dame

No. Komoditi Luas Areal Produksi

(Ha) (Ton)

1 Kakao 70,5 1

2 Kelapa Sawit 259,5 11 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa areal tanaman kelapa Sawit

merupakan areal terluas yakni 259,5 ha dan produksi mencapai 11 ton/Ha dan

kakao merupakan komoditas kedua yang mempunyai areal terluas yaitu 70,5 ha

dengan produksi mencapai 1 ton/Ha.

34

Page 50: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

E. Data Kelembagaan

Desa Suka Dame terdapat 6 kelompoktani dengan klasifikasi 2

kelompoktani pemula dan 4 kelompoktani lanjut. Berikut daftar kelas kelompoktani

di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame.

No Kelurahan/Desa Jumlah

Pemula Lanjut Madya Utama Kelompoktani

1 Suka Dame 6 2 4 - - Sumber : Programa Wkpp Suka Dame Tahun 2018

Berdasarkan Tabel diatas kelas kelompoktani di Desa Suka Dame, Dari 6

kelompoktani yang ada, 4 diantaranya sudah masuk dalam kelas kelompok lanjut

sedangkan 2 kelompok lagi masuk dalam kelompok pemula.

35

Page 51: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik Oleh

Petani Di Desa Suka Dame

Penerapan petani yang dimaksud dalam pengkajian ini adalah adopsi petani

terhadap tahapan budidaya kakao yang baik, adopsi tersebut dimulai dari yang

paling rendah yaitu tidak menerapkan hingga yang tertinggi yaitu sangat

menerapkan. Frekuensi responden untuk penerapan budidaya kakao yang baik

disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan No Tingkat Penerapan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Menerapkan - -

2 Menerapkan - -

3 Cukup Menerapkan 5 15.6

4 Kurang Menerapkan 18 56.3

5 Tidak Menerapkan 9 28,1

Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Hasil pada Tabel 10 selanjutnya diinterpretasikan untuk mencari persentase

tingkat penerapan secara keseluruhan dari semua sampel pada pengkajian ini dan

dari hasil interpretasi data akan kita dapat berapa tingkat penerapan petani dalam

budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame. Hasil ini akan menjadi evaluasi

dalam program ke depannya untuk mendukung program Gerakan nasional kakao

dan membuat rencana tindak lanjut. Pengukuran penerapan petani dilakukan

dengan 9 indikator yaitu penggunaan bibit unggul, pembukaan lahan, adanya

tanaman pelindung, adanya tanaman tumpang sari, integrasi ternak, melakukan

pemupukan 5 T, pemangkasan rutin, pengendalian hama dan penyakit secara

intensif, dan pemanenan sesuai kriteria. Untuk mengetahui tingkat penerapan petani

dalam budidaya kakao diukur dengan skala likert dengan penghitungan sebagai

berikut (Riduwan, 2010). Analisis tingkat penerapan responden secara keseluruhan

dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 11.

36

Page 52: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Tabel 11. Tingkat Penerapan Petani Responden Dalam Budidaya Kakao Di

Desa Suka Dame

Indikator Kategori Nilai Jumlah Persentase Total

(orang (%) Skor

1. Bila 9 Tahap budidaya yang dilaksnakan Sangat

Menerapkan 5 - - -

2. Bila 8 Tahap budidaya yang dilaksnakan Menerapkan 4 - - -

3. Bila 7 Tahap budidaya yang dilaksnakan Cukup

3 5 15,6 15 Menerapkan

4. Bila 6 Tahap budidaya yang dilaksnakan Kurang

2 18 56,3 36 Menerapkan

Sangat

5. Bila 5 Tahap budidaya yang dilaksnakan Tidak 1 9 28,1 9

Menerapkan

Jumlah 32 100 60

Skor yang diperoleh 60

Skor ideal 160

Persentase Tingkat Penerapan Petani (%) 37,5 %

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 60, skor ideal (skor tertinggi) 160

(5x32). Berdasarkan data yang diperoleh dari 32 responden maka tingkat penerapan

petani dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame terletak pada kategori kurang

Menerapkan.

Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat penerapan petani

dalam budidaya kakao di Suka Dame sebagai berikut : Tingkat Penerapan 16060 × 100% = 37,5 %

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 4.

0 20 37,5 40 60 80 100

Sangat Kurang Cukup Menerapkan

Sangat Tidak Menerapkan Menerapkan Menerapkan

Menerapkan

Gambar 4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani

Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan secara keseluruhan tingkat penerapan

responden sebesar 37,5 % atau Kurang menerapkan, Hal ini menunjukan bahwa

penerapan petani terhadap budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame tidak

berjalan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. Keadaan ini dikarenakan adanya

37

Page 53: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

ketidakpercayaan terhadap stimulus atau budidaya kakao yang baik yang diberikan

kepada petani.

B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal petani

1. Tingkat Faktor Internal Responden

a. Umur responden

Umur responden adalah umur yang dimiliki responden pada saat pengkajian

dilaksanakan. Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Umur Responden Pengkajian

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 20–30 1 3.1

2 31–40 9 28.1

3 41–50 17 53.1

4 51–60 3 9.4

5 > 60 2 6.3

Jumlah 32 100

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan pada Tabel 12 diatas, hasil distribusi responden berdasarkan

umur dapat dicari persentase keseluruhan responden. Analisis tingkat umur dapat

disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Tingkat Umur Petani Responden

No Tingkat Umur Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Produktif 5 1 5

2 Produktif 4 9 36

3 Cukup Produktif 3 17 51

4 Kurang Produktif 2 3 6

5 Sangat Tidak Produktif 1 2 2

Jumlah 32 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 100, skor ideal

(skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).

Tingkat Umur =100160 × 100% = 62,5%

38

Page 54: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.

0 20 40 60 62,5 80 100

Sangat Tidak Kurang Cukup

Produktif Sangat

Produktif

Produktif

Produktif Produktif

Gambar 5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani

Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat umur petani

yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori produktif sebesar 62, 5

% atau berada pada umur 31 - 40, Hal menunjukkan bahwa petani masih dalam

keadaan prima untuk melaksanakan kegiatan budidaya dengan baik dan hal ini

selaras dengan pendapat Mardikanto (1993) bahwa Petani responden yang berada

pada kisaran umur 21-50 tahun termasuk kedalam umur yang masih produktif

untuk mengelola usahataninya.

b. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat kecepatan petani dalam

menerima suatu teknologi, secara teoritis semakin tinggi tingkat pendidikan formal

petani maka semakin cepat petani dapat menenrima teknologi baru. distribusi

responden berdasarkan pendidikan selengkapnya disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Perguruan Tinggi 2 6.3

2 SMA 23 71.9

3 SMP 6 18.7

4 SD 1 3.1

5 Tidak Sekolah - -

Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 14 diatas, Maka dapat kita interpretasikan tingkat

pendidikan responden secara keseluruhan. Analisis tingkat pendidikan responden

disajikan pada Tabel 15.

39

Page 55: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Baik 5 2 10

2 Baik 4 23 92

3 Cukup Baik 3 6 18

4 Kurang Baik 2 1 2

5 Sangat Tidak Baik 1 - -

Jumlah 32 122

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 122, skor

ideal (skor tertinggi) 160 (Jumlah pertanyaan dikalikan skor tertinggi dikalikan

jumlah responden atau 1 x 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32

responden, persentase tingkat pendidikan petani dalam pengkajian ini sebagai

berikut : Tingkat Pendidikan =122160 × 100% = 76,25%

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 6.

0 20 40 60 76,25 80 100

Sangat Tidak

Kurang Cukup Baik

Baik

Sangat Baik

Baik

Baik

Gambar 6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani

Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pendidikan

petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori baik sebesar

76,25 % atau berada pada tamatan SMA, Hal menunjukkan bahwa petani memiliki

tingkat pendidikan yang mumpuni dan memiliki kesadaran akan pentingnya suatu

perubahan.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah lamanya seorang petani berkecimpung dalam suatu

kegiatan usaha tani, Hal ini dapat berhubungan dengan adopsi petani terhadap suatu

inovasi pertanian. Distribusi responden berdasarkan pengalaman petani disajiakan

pada Tabel 16.

40

Page 56: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman

No Pengalaman(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 > 20 6 18,7

2 16 – 20 5 15,6

3 11 – 15 10 31,3

4 6 – 10 11 34,4

5 1 – 5 – –

Jumlah 32 100

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasakan Tabel 16 responden menurut pengalaman di Desa Suka Dame,

tingkat pengalaman cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang

memiliki tingkat pengalaman 6 – 10 Tahun sebesar 34,4 %, sedangkan responden

dengan pengalaman 11 – 15 Tahun sebesar 31,3 % dan paling rendah responden

dengan pengalaman 16 – 20 Tahun sebesar 15,6 %. Berdasarkan Tabel 16, Maka

dapat kita interpretasikan tingkat pengalaman responden secara keseluruhan.

Analisis tingkat pengalaman responden disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Tingkat Pengalaman Responden

No Tingkat Pengalaman Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Tinggi 5 6 30 2 Tinggi 4 5 20

3 Cukup Tinggi 3 10 30

4 Kurang Tinggi 2 11 22

5 Sangat Tidak Tinggi 1 - -

Jumlah 32 102

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 102, skor

ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).

Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat

pengalaman petani dalam pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Pengalaman = 102160 × 100% = 63,75%

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 7.

0 20 40 60 63,75% 80 100

Sangat

Kurang Cukup Tinggi

Sangat

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tidak Tinggi

41

Page 57: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Gambar 7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Petani

Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pengalaman

petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori baik sebesar 60

% atau berada pada tingkat 16 – 20 Tahun, Hal menunjukkan bahwa petani telah

lama berkecimpung dengan kakao dan memiliki pandangan yang baik terhadap

suatu objek baru. Selain itu Wawan (2010) juga mengungkapkan pengalaman dapat

meninggalkan kesan yang kuat pada dasar pembentukan sikap.

d. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil atau input dari suatu kegiatan, besarnya

pendapatan sangat merespon petani untuk menyesuaikan pelaksanaan suatu

kegiatan budidaya. Distribusi responden berdasarkan pendapatan petani disajikan

pada Tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

No Pendapatan(Rupiah) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 > 4.000.000 2 6,3

2 3 - 4.000.000 3 9,4

3 2 - 3.000.000 12 37,5

4 1 - 2.000.000 11 34,4

5 < 1.000.000 4 12,4

Jumlah 32 100

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasakan Tabel 18 responden menurut pendapatan di Desa Suka Dame,

tingkat pendapatan cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang

memiliki tingkat pendapatan 2 - 3.000.000 sebesar 37,5 % dan paling rendah

responden dengan pendapatan > 4.000.000 sebesar 6,3 %. Lalu kita interpretasikan

tingkat pendapatan responden secara keseluruhan. Analisis tingkat pendapatan

responden disajikan pada Tabel 21.

42

Page 58: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Tabel 19. Tingkat Pendapatan Responden

No Tingkat Pendapatan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Tinggi 5 2 10

2 Tinggi 4 3 12

3 Sedang 3 12 36

4 Kurang 2 11 22

5 Sangat Kurang 1 4 4

Jumlah 32 84

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 84, skor

ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).

Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat

pendapatan petani dalam pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Pendapatan =16084 × 100% = 52,5 %

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 8.

0 20 40 52,5 % 60 80 100

Sangat Kurang

Sedang

Tinggi

Sangat

Tinggi

Kurang

Gambar 8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendapatan Petani

Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pendapatan

petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori sedang sebesar

49,41 % atau berada pada tingkat 2 – 3.000.000, Hal ini menunjukkan bahwa

pendapatan petani selama ini dari hasil kegiatan budidaya kakao terbilang rendah,

pendapatan yang rendah dapat menjadi salah satu penyebab petani berpikir untuk

melaksanakan budidaya kakao yang baik. Soekartawi (1998) berpendapat

pendapatan merupakan salah satu tolak ukur yang diperoleh petani dari usahatani

yang dilakukan.

43

Page 59: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

e. Luas Lahan

Luas lahan adalah lahan yang dimiliki seorang petani untuk melaksanakan

kegiatan budidaya, luas lahan ini sangat berhubungan dengan tingkat penerapan

petani terhadap suatu teknologi. Distribusi responden berdasarkan Luas Lahan

petani disajiakan pada Tabel 20.

Tabel 20. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan

No Luas lahan(Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 > 2 – –

2 1,5–2 2 6,3

3 1– 1,5 8 25

4 0,5–1 15 46,9

5 < 0,5 7 21,8

Jumlah 32 100

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasakan Tabel 20 responden menurut Luas lahan di Desa Suka Dame,

tingkat Luas Lahan Kurang luas, hal ini terbukti dari jumlah responden yang

memiliki tingkat luas lahan 0,5 – 1 Ha sebesar 46,9 %, dan paling rendah responden

dengan luas lahan 1,5 – 2 Ha sebesar 6,3 %. Dari sebaran luas lahan responden

diatas, kita mencari sebaran luas lahan responden secara keseluruhan. Analisis

tingkat Luas lahan responden disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Tingkat Luas lahan Responden

No Tingkat luas lahan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Luas 5 – – 2 Luas 4 2 8

3 Cukup Luas 3 9 27

4 Kurang Luas 2 15 30

5 Sangat Kurang luas 1 6 6

Jumlah 32 71

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 69, skor

ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).

Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Luas

Lahan petani dalam pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Luas Lahan =16071 × 100% = 43,13%

44

Page 60: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 9.

0 20 40 44, 37 60 80 100

Sangat

Kurang Cukup Luas

Luas

Sangat Luas

Luas

Kurang Luas

Gambar 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas Lahan Petani

Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat Luas Lahan

petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori Cukup Luas

sebesar 44,37 % atau berada pada tingkat 1 – 1,5 Ha, Hal ini menunjukkan bahwa

luas lahan akan berhubungan pada tingkat penerapan petani. Hasil ini akan

menyebabkan adanya suatu hubungan terhadap pendapatan yang diterima petani.

Semakin luas penguasaan lahan biasanya akan semakin cepat mengadopsi, karena

memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik (Mardikanto, 2009).

f. Tingkat Kosmopolitan

Kosmopolitan adalah suatu kegiatan penyuluhan, pelatihan dan kegiatan

lainnya serta pengaruh-pengaruh dari luar kelompok masyarakat yang merespon

petani dalam menerapkan suatu inovasi. Distribusi responden berdasarkan Tingkat

kosmopolitan petani disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan

No Tingkat Kosmopolitan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 1 X Bulan 9 28 2 1 X 3 Bulan 10 31,3

3 1 X 6 Bulan 11 34,4

4 1 X Tahun 2 6,3

5 Tidak Pernah – –

Jumlah 32 100

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 22 responden menurut Tingkat kosmopolitan di Desa

Suka Dame, Tingkat kosmopolitan berada dalam cukup sering, hal ini terbukti dari

jumlah responden yang memiliki tingkat kosmopolitan 1 X 6 Bulan sebesar 34,4 %,

dan paling rendah responden dengan Tingkat kosmopolitan 1 X Tahun sebesar 6,3

45

Page 61: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

%. Untuk mengetahui hasil Tingkat Kosmopolitan secara keseluruhan dapat kita

lihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Tingkat Kosmopolitan Responden

No Tingkat Kosmopolitan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Sering 5 9 45 2 Sering 4 10 40

3 Cukup Sering 3 11 33

4 Kurang 2 2 4

5 Sangat Tidak Pernah 1 – –

Jumlah 32 122

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 122, skor ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Kosmopolitan petani dalam

pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Kosmopolitan =122160 × 100% = 76,25%

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 10.

0 20 40 60

76,25 %80

100

Sangat Kurang

Cukup Sering

Sangat Tidak Sering Sering

Pernah

Gambar 10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan Petani

Sesuai garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat Kosmopolitan petani

yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori Sering sebesar 76,25 %

atau berada pada tingkat 1 x 3 Bulan, Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan akan

berhubungan pada tingkat penerapan petani. Hasil ini akan menyebabkan adanya

suatu hubungan terhadap pendapatan yang diterima petani. Semakin luas

penguasaan lahan biasanya akan semakin cepat mengadopsi, karena memiliki

kemampuan ekonomi yang lebih baik (Mardikanto, 2009).

46

Page 62: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

g. Ketersediaan Sarana Produksi

Sarana Produksi adalah pendukung dalam kegiatan budidaya, kehadirannya

sangat dibutuhkan petani dalam menerapkan teknologi baru dan inovasi terbaru.

Distribusi responden berdasarkan ketersediaan sarana produksi petani disajikan

pada Tabel 24.

Tabel 24. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Produksi No Ketersediaan Sarana Jumlah (Orang) Persentase (%)

produksi

1 > 4 Sumber Input – – 2 4 Sumber Input – –

3 3 Sumber Input 8 25

4 2 Sumber Input 16 50

5 1 Sumber Input 8 25

Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 24 ketersediaan sarana produksi di dominasi oleh 2

sumber input yakni sebesar 50 % dan lalu 1 dan 3 sumber input sebesar 25 %. Dari

Tabel kita analisis persentase secara keseluruhan ketersediaan sarana produksi

menurut responden. Analisis tingkat ketersediaan sarana produksi secara

keseluruhan di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi Responden No Tingkat Ketersediaan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

Sarana Produksi

1 Sangat Tersedia 5 – – 2 Tersedia 4 – –

3 Cukup Tersedia 3 8 24

4 Kurang Tersedia 2 16 32

5 Tidak Tersedia 1 8 8

Jumlah 32 64 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 64, skor ideal (skor

tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Ketersediaan Sarana Produksi dalam

pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi =16064 × 100% = 40%

47

Page 63: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 11.

0 20 40 % 40 60 80 100

Tidak

Kurang Cukup Tersedia

Sangat

Tersedia

Tersedia

Tersedia

Tersedia

Gambar 11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi

Garis kontinum diatas menunjukkan bahwa Tingkat ketersediaan sarana

produksi pada lokasi pengkajian berada pada kategori Kurang tersedia sebesar 40 %

atau berada pada tingkat 2 Sumber, Hal ini menunjukkan pada lokasi pengkajian

ketersediaan sarana produksi sangat kurang, faktor ini bisa menjadi penyebab tidak

teradopsinya suatu teknologi yang diberikan atau disuluhkan.

h. Ketersediaan Modal

Modal merupakan salah satu faktor terpenting dalam berusaha, seorang

petani dengan modal yang sedikit akan mencari tambahan dengan melakukan kerja

sama terhadap jasa modal. Distribusi responden berdasarkan ketersediaan modal

petani disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Modal No Ketersediaan Modal Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 > 4 Sumber Input – – 2 4 Sumber Input 2 6,3

3 3 Sumber Input 5 15,6

4 2 Sumber Input 17 53,1

5 1 Sumber Input 8 25

Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasakan Tabel 26 responden menurut ketersediaan modal di Desa Suka

Dame, tingkat ketersediaan modal didominasi oleh kategori 2 sumber input yakni

sebesar 53,1 %, dan paling rendah responden yang memilih tingkat ketersediaan

modal Tersedia sebesar 6,3 %. Dari hasil Tabel diatas kita analisis persentase

ketersediaan modal menurut responden. Analisi disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Tingkat Ketersediaan Modal Responden No Tingkat Ketersediaan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

48

Page 64: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Modal

1 Sangat Tersedia 5 – – 2 Tersedia 4 2 8

3 Cukup Tersedia 3 5 15

4 Kurang Tersedia 2 17 34

5 Tidak Tersedia 1 8 8

Jumlah 32 65 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 65, skor ideal (skor

tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Ketersediaan Sarana Produksi dalam

pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Ketersediaan Modal =16065 × 100% = 40,65%

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 12.

0 20 40

40,65 %60

80 100

Tidak

Kurang Cukup Tersedia

Sangat

Tersedia

Tersedia

Tersedia

Tersedia

Gambar 12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Modal

Garis kontinum diatas menunjukkan bahwa Tingkat ketersediaan modal

pada lokasi pengkajian berada pada kategori cukup tersedia sebesar 46,85 % atau

berada pada tingkat 3 Sumber, Hal ini menunjukkan pada lokasi pengkajian

ketersediaan modal sudah memadai. Ketersediaan modal merupakan salah satu

pendukung dalam kegiatan budidaya kakao.

i. Jaminan Pasar

Jaminan Pasar adalah salah satu penopang berjalannya suatu kegiatan

usahatani, karena adanya jaminan pasar membuat hasil produksi dari kegiatan

budidaya dapat tersalurkan. Distribusi responden berdasarkan Jaminan Pasar petani

disajikan pada Tabel 28.

49

Page 65: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Tabel 28. Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Pasar No Jaminan Pasar Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 5 Penampung – – 2 4 Penampung – –

3 3 Penampung – –

4 2 Penampung 19 59,4

5 1 Penampung 13 40,6

Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 28 jaminan pasar di Desa Suka Dame menurut

responden didominasi 2 penampung sebesar 59,4 % dan paling rendah responden

dengan memilih 1 penampung sebesar 40,6 %. Untuk mengetahui Analisis tingkat

jaminan pasar di lokasi pengkajian disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29. Tingkat Jaminan Pasar Responden No Tingkat Jaminan Pasar Nilai Jumlah( Orang) Total Skor

1 Sangat Ada 5 – – 2 Ada 4 – –

3 Cukup Ada 3 – –

4 Kurang Ada 2 19 38

5 Tidak Ada 1 13 13

Jumlah 32 51 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019

Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 51, skor ideal (skor

tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Jaminan Pasar dalam

pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Jaminan Pasar =16051 × 100% = 31,85%

Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 13.

0 20 31,85 40 60 80 100

Tidak Ada

Kurang Cukup Ada

Ada

Sangat Ada

Ada

Gambar 13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Jaminan pasar

Garis kontinum diatas menunjukkan bahwa Tingkat Jaminan pasar pada

lokasi pengkajian berada pada kategori Kurang ada sebesar 31,85 % atau berada

50

Page 66: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

pada tingkat 2 Penampung, Hal ini menunjukkan pada lokasi pengkajian jaminan

pasar masih sangat kurang .

C. Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal petani dengan Tingkat

penerapan Petani dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) di Desa

Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.

Hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat penerapan

petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) adalah variabel yang dikaji

dalam pengkajian ini dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (rs),

sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi terhadap nilai yang diperoleh dengan

menggunakan besarnya nilai thitung dan tTabel . Hasil analisis hubungan antara faktor

internal dan eksternal petani dengan tingkat penerapan petani disajikan pada Tabel

30.

Tabel 30. Analisis Hubungan Antara faktor internal dan eksternal petani dengan

tingkat penerapan petani dalam Budidaya kakao yang baik.

Variabel X Penerapan Petani

Rs Thitung TTabel

Umur 0.114 0.797 1.697

Pendidikan

-0.053 -0.290 1.697

Pengalaman

-0.202 -1.129 1.697

Internal -0.071 -0.389 1.697

Pendapatan

Luas Lahan

0.581** 3.887 2.360

Tingkat Kosmopolitan

0.176 0.979 1.697

Ketersediaan Sarana Produksi

0.475** 2.945 2.360

Eksternal Ketersediaan Modal 0.469** 2.889 2.360

Jaminan Pasar

0.425* 2.562 1.697

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

51

Page 67: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

Berdasarkan Tabel 30, dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan

hubungan yang signifikan dan tidak signifikan antar variabel, dan untuk

mengetahui analisis hubungan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hubungan Faktor Internal Dengan Tingkat Penerapan Petani

a. Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Penerapan Petani dalam

Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik.

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara pendidikan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar 0.114

dan t hitung 0.797 < t Tabel 2.360, artinya umur tidak memiliki hubungan dengan

tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di Desa Suka

Dame. Berdasarkan beberapa wawancara dengan responden, kebanyakan responden

berumur 41 – 50 Tahun dengan jumlah 17 (53,1 %). Responden dilapangan dalam

alokasi waktunya kebanyakan kumpul dengan sesama petani, padahal umur

responden masih produktif dan dapat berbuat lebih. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Mardikanto (1993) bahwa semakin bertambah umur petani maka akan

lebih mudah tersinggung dan tidak mau digurui.

b. Hubungan Antara Pendidikan dengan Tingkat Penerapan Petani dalam

Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik. Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara pendidikan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar -0.053

dan t hitung – 0.290 < t Tabel 2.360, artinya pendidikan tidak memiliki hubungan

dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di

Desa Suka Dame. Hal ini berarti Variabel pendidikan tidak memiliki hubungan

dengan tingkat penerapan petani, artinya Pendidikan tidak memiliki hubungan

dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik, hal ini

berbanding terbalik dengan pernyataan Silalahi (2011), Pendidikan formal

menunjukkan rasionalitas dan kemampuan berpikir seseorang. Semakin tinggi

tingkat pendidikan formal petani, maka akan mendorong petani untuk berpikir lebih

maju dan lebih rasional. Bertambahnya pengetahuan juga membawa petani untuk

berusaha mengembangkan berbagai usaha agar keinginan untuk memenuhi

52

Page 68: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

kebutuhan ekonominya juga bisa dicapai.Semakin banyak pengetahuan yang

dimiliki petani, maka mereka mampu memilih komoditas mana yang lebih

menguntungkan.

c. Hubungan Antara Pengalaman dengan Tingkat Penerapan Petani dalam

Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik.

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara pendidikan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar -0.202

dan t hitung – 1.129 < t Tabel 2.360, artinya pengalaman tidak memiliki hubungan

dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di

Desa Suka Dame, artinya hubungan ini terjadi karena responden memiliki

pengalaman yang berbeda dan memiliki umur yang sangat beragam terutama petani

yang memiliki pengalaman diatas 11 tahun sebesar 65,6 % sehingga teknologi yang

diberikan oleh penyuluh sulit dilaksanakan petani, karena mereka akan selalu

mengandalkan pengalaman yang dimiliki dalam berbudidaya kakao. Amiruddin

(2010) berpendapat pengalaman adalah suatu kepemilikan pengetahuan yang

dimiliki dalam kurun waktu yang tidak ditentukan sebagai hasil belajar selama

hidupnya. Seseorang akan berusaha mensinkronkan hal yang dipelajarinya dengan

pengalaman yang dimiliki.

d. Hubungan Antara Pendapatan dengan Tingkat Penerapan Petani dalam

Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara pendapatan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar -

0.071 dan t hitung – -0.389 < t Tabel 2.360, artinya pendapatan tidak memiliki

hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma

cacao L) di Desa Suka Dame, artinya pendapatan tidak memiliki hubungan dengan

tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik. Pendapatan yang

didapatkan seorang petani dari hasil kegiatan kakao berkisar 2 – 3000.000 dan

faktor ini jadi penyebab petani berpikir ulang untuk melaksanakan budidaya kakao

dengan baik. Hasil ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1998), bahwa

pendapatan yang diperoleh petani merupakan faktor yang sangat utama dalam

53

Page 69: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

menunjang perekonomian keluarga, Sehingga petani selalu berpikir ulang dalam

melaksanakan kegiatan budidaya sesuai prosedur yang ditetapkan.

e. Hubungan Antara Luas Lahan dengan Tingkat Penerapan Petani dalam

Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara Luas lahan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar

0.581**

dan t hitung – 3.887 < t Tabel 1.697, artinya Luas lahan memiliki hubungan

dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di

Desa Suka Dame, artinya Luas lahan memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat

penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik. Hasil ini menunjukkan bahwa

luas lahan petani di lapangan sangat erat kaitannya dengan penerapan budidaya

kakao yang baik dan hasil diskusi dengan beberapa responden, dengan luas lahan

yang dimiliki mereka harus disesuaikan dengan apa yang dihasilkan dari luas lahan

itu, kemudian disesuaikan dengan apa saja yang dilakukan saat melaksanakan

budidaya kakao. Hal ini sejalan dengan pendapat Mardikanto (2009) mengutarakan

bahwa semakin luas lahan yang dimiliki dalam berusahatani biasanya akan

memiliki kemampuan ekonomi yang baik.

f. Hubungan Antara Tingkat Kosmopolitan dengan Tingkat Penerapan

Petani dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara Tingkat kosmopolitan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs

sebesar 0.176 dan t hitung 0.979 < t Tabel 2.360, artinya Tingkat kosmopolitan tidak

memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao

(Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame, artinya Tingkat kosmopolian tidak ada

hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik.

Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi karena baik kegiatan penyuluhan,

pelatihan dan kegiatan lainnya serta pengaruh-pengaruh dari luar kelompok

masyarakat tidak selamannya mengubah petani untuk mengadopsi teknologi yang

mereka dapatkan. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian prasetiawan (2013)

54

Page 70: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

mengutarakan petani mau melaksanakan suatu teknologi dengan membandingkan

petani yang telah melaksanakan teknologi tersebut .

2. Hubungan Faktor eksternal dengan Tingkat penerapan petani

a. Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Produksi dengan Tingkat

Penerapan Petani dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara Tingkat ketersediaan sarana produksi dengan tingkat penerapan

diperoleh Rs sebesar 0.475** dan t hitung 2.945 < t Tabel 1.697, artinya Tingkat

ketersediaan sarana produksi memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani

dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame artinya

Ketersediaan Sarana Produksi ada hubungan dengan tingkat penerapan petani

dalam budidaya kakao yang baik. Hubungan ini terjadi karena Ketersediaan Sarana

Produksi pada lokasi pengkajian masih belum memadai, sehingga petani dalam

pelaksanaan budidaya sarana produksi yang ada disesuaikan terhadap penerapan

budidaya mereka. Hasil diatas sejalan dengan pendapat Farhani (2009)

mengutarakan bahwa tersedianya sarana produksi akan membuat usaha yang

dijalankan dapat berjalan lancar sehingga pendapatan yang diperoleh dapat

meningkat. Dan pada akhirnya kecenderungan petani untuk memenuhi

kebutuhannya dan menyisihkan sedikit dari penghasilannya untuk tabungan untuk

hal – hal yang tak terduga dan untuk hari tua akan semakin besar.

.

b. Hubungan Antara Ketersediaan Modal dengan Tingkat Penerapan Petani

dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara Tingkat ketersediaan modal dengan tingkat penerapan diperoleh

Rs sebesar 0.469** dan t hitung 2.889 < t Tabel 1.697, artinya Tingkat ketersediaan

modal memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao

55

Page 71: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

(Theobroma cacao L)di Desa Suka Dame, Hasil analisis ini berkaian dengan

keterbatasan sumber modal yang terdapat pada lokasi pengkajian, disamping itu

kemudahan dalam memperoleh modal juga sangat mempengaruhi petani.

Menurut Hastuti (2004), sumber kredit sangat berperan penting dalam

pembangunan pertanian indonesia. Peningkatan jumlah kredit atau modal dapat

meningkatkan kemampuan petani dan efisiensi usahatani.

c. Hubungan Antara Jaminan Pasar dengan Tingkat Penerapan Petani dalam

Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik

Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank

Spearman antara Tingkat jaminan pasar dengan tingkat penerapan diperoleh Rs

sebesar 0.425** dan t hitung 2.562 < t Tabel 2.360, artinya Tingkat jaminan pasar

memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao

(Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa karena jaminan pasar yang ada

saat ini di lokasi pengkajian belum memadai, hasil diskusi pendapat dengan

responden semakin banyak jaminan pasar yang datang ke lokasi menyebabkan

persaingan harga semakin tinggi sehingga petani bebas memilih untuk menyalurkan

hasil produksi kakao mereka, tetapi pada lokasi pengkajian jaminan pasar hanya

berkutat di 1 atau 2 elemen saja. Faktor ini menjadi penyebab adanya hubungan

antara jaminan pasar terhadap tingkat penerapan budidaya kakao yang baik.

Farhani (2009) mengutarakan bahwa tersedianya jaminan pasar akan

membuat usaha yang dijalankan dapat berjalan lancar sehingga pendapatan yang

diperoleh dapat meningkat. Dan pada akhirnya kecenderungan petani untuk

memenuhi kebutuhannya dan menyisihkan sedikit dari penghasilannya untuk

tabungan untuk hal – hal yang tak terduga dan untuk hari tua akan semakin besar.

56

Page 72: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

VI. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Tingkat Penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame

Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori kurang menerapkan yaitu 37,5%.

2. Tingkat faktor internal dan eksternal petani Tingkat Penerapan petani dalam

budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru adalah

a. Faktor Internal

a). Tingkat umur responden adalah 62,5 % atau kategori produktif

b). Tingkat pendidikan responden pengkajian adalah sebesar 76,25 % atau

kategori baik

c). Tingkat pengalaman responden adalah sebesar 63,75 % atau Tinggi

d). Tingkat pendapatan responden sebesar 52,5 % atau kategori sedang

e). Tingkat luas lahan responden pengkajian sebesar 44,37 % atau cukup

luas

f). Tingkat kosmopolitan responden pengkajian sebesar 76,25 % atau

kategori sering

b. Faktor Eksternal

a). Tingkat ketersediaan sarana produksi pada lokasi pengkajian sebesar 40

%

b). Tingkat ketersediaan modal di lokasi pengkajian sebesar 40,65 %

c). Tingkat jaminan pasar berada pada kategori kurang ada atau 31,85 %

3. Hubungan antara faktor internal dan eksternal petani dengan Tingkat Penerapan

petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan

Kutalimbaru:

57

Page 73: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

a. Ada hubungan antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana produksi dan Jaminan

pasar terhadap Tingkat penerapan petani, dan ada hubungan yang signifikan

antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana produksi, Ketersediaan Modal dan

Jaminan Pasar terhadap tingkat penerapan petani.

b. Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan , pengalaman, pendapatan, dan

tingkat kosmopolitan terhadap tingkat penerapan petani

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan yaitu

:

1. Dapat kiranya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pangan dan Pertanian

Kabupaten memberi dukungan kepada penyuluh dilapangan terkait kegiatan

penyuluhan, agar kegiatan penyuluhan terlaksana dengan baik sehingga produksi

tanaman kakao meningkat dan dapat menambah pendapatan bagi petani.

2. Dapat kiranya ada kerja sama antar Dinas Pertanian dan stake holder dalam

pengembangan industri dalam skala industri rumahan dalam pengolahan hasil

produksi kakao untuk menambah pendapatan daripada petani kakao.

C. Impilikasi (Rencana Tindak Lanjut)

Hasil pengkajian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat

penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame

kategori kurang diterapkan (37,5 %). Sebagai usaha tindak lanjut terkait dari

“ Penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa

Suka Dame ” maka disusunlah suatu rencana penyuluhan pertanian dalam bentuk

bimbingan intensif dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara tentang

budidaya kakao yang baik di Suka Dame.

1. Sasaran

Sasaran kegiatan penyuluhan adalah kelompoktani Dame dan Merga Silima

ditentukan berdasarkan :

a. Sasaran berdasarkan jenis komoditi yaitu kakao yang diusahakan petani dengan

materi penyuluhan yang akan disampaikan kepada petani.

58

Page 74: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

b. Sasaran ditentukan berdasarkan tingkat umur produktif yaitu umur 20 - 50 tahun

yang telah bergabung dalam kelompoktani.

c. Sasaran berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA agar dapat

memahami materi yang disampaikan, keterampilan berkomunikasi dengan

penyuluh.

2. Materi

Materi yang akan disuluhkan kepada petani kakao di Desa Suka Dame

sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu tentang pemeliharaan pada tanaman

kakao berintegrasi dengan ternak karena kenyataan dilapangan banyak petani tidak

melakukan pemeliharaan yang sesuai dengan anjuran sehingga menghambat

produktivitas. Dalam menyampaikan penyuluhan agar tidak menyimpang dari topik

yang akan disampaikan maka perlu dibuat lembaran persiapan menyuluh (LPM).

Seiring dengan itu untuk menghindari agar materi yang akan disampaikan tidak

lupa maka perlu juga dibuat sinopsis dari materi yang akan disampaikan tersebut.

3. Metode

Metode merupakan salah satu cara pendekatan partisipatif yang dilakukan

melalui mekanisme kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan sasaran.

Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah, diskusi dan demontrasi

cara.

4. Media

Media penyuluhan pertanian merupakan sarana alat bantu yang digunakan

untuk menyampaikan materi penyuluhan kepada petani. Penggunaan media yang

tepat dalam melakukan penyuluhan akan berpengaruh positif terhadap penerimaan

petani atas materi yang disuluhkan. Adapun media yang dapat digunakan dalam

pelaksanaan penyuluhan ini yaitu media folder.

59

Page 75: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul Penyuluhan : Pemeliharaan Tanaman Kakao

Tujuan : Petani mau melakukan pemeliharaan tanaman kakao

Penyuluhan sesuai anjuran dari 37 % menjadi 60 %

Sasaran : Kelompok tani Dame dan Merga Silima

Penyuluhan

Tanggal : September 2019 -Desember 2019

Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi Cara

Media : Folder

Alat dan Bahan : Cangkul, Gunting pangkas, parang dan Pupuk

Waktu : 120 Menit

No Kegiatan Uraian Waktu Ket

1. Pendahuluan - Salam Pembuka/perkenalan 10 Menit -

- Penjelasan Tujuan

2. Isi - Pengertian pemeliharaan 100 Menit -

- Demonstrasi Cara

3. Pengakhiran - Diskusi

- Penarikan Kesimpulan 10 Menit -

- Penutup

Suka Dame, September 2019

Disusun Oleh

Ariadi Libra Sinaga

60

Page 76: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

SINOPSIS

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberi

perawatan terhadap tanaman kakao. Adapun tahapan dari pemeliharaan yakni

sanitasi, Pemangkasan rutin, Pemupukan 5 T, Pengendalian hama dan penyakit

secara intensif

Sanitasi dalam budidaya tanaman kakao harus mendapat perhatian memadai

agar pertumbuhan gulma dan kebersihan areal lahan kakao terjaga yang berguna

untuk menekan gulma dan tempat inangnya hama dan penyakit.

Idealnya, Pemangkasan rutin adalah suatu kegiatan untuk mengurangi

bagian tanaman kakao yang tidak berguna dan juga untuk menekan banyaknya

tunas air. Pemangkasan juga berguna untuk menjaga kelembapan lahan kakao dan

menekan hama dan penyakit pada lahan kakao.

Pemupukan 5 T adalah kegiatan yang penting juga karena untuk

menghasilkan produksi yang tinggi dari tanaman kakao perlu diberi nutrisi.

Pemupukan yang dimaksud adalah pemupukan yang tepat dosis, cara, waktu, Guna

dan sasaran.

Pengendalian hama dan penyakit secara intensif adalah kegiatan yang harus

dilakukan secara terus – menerus agar serangan hama dan penyakit dapat dideteksi

dan pengendaliannya juga harus memperhatikan intensitas serangan.

Dalam budidaya tanaman kakao dikenal dengan istilah sistem tumpang sari

dan integrasi ternak, dimana sistem tumpang sari yaitu suatu bentuk penanaman

campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada suatu areal lahan

dalam waktu yang bersamaan antara kakao dan kelapa maupun dengan tanaman

lain, sedangkan integrasi ternak adalah kegiatan pelibatan limbah kakao sebagai

pakan dari ternak.

Dengan dilakukannya pemeliharaan dengan baik dan diintegrasikan dengan

tanaman lain dan juga ternak, semoga kedepannya petani dapat menggarap

keuntungan yang berlipat ganda dan petani dapat menabung untuk modal di hari

mendatang.

61

Page 77: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

62

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, 2005. Pengantar Bisnis, Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Amiruddin, 2010. Motivasi Petani Dalam Menerapkan Teknologi Produksi Kakao

Kasus Kecamatan Sirenja Sulawesi Tengah. Institut Pertanian Bogor :

Program Tesis.

BPS, 2017. Kabupaten Deli Serdang dalam Angka. Kabupaten Deli Serdang : BPS

----, 2017. Kecamatan Kutalimbaru dalam Angka. Kabupaten Deli Serdang : BPS.

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, Trans.). Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada

Danim, 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta : Rineke

Cipta.

Dewandini, 2010. Motivasi Petani dalam Budidaya Tanaman Mendong (Fimbristylis

globulasa) di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Surakarta : Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Djakfar, 1990. Dasar-dasar Agronomi. Palembang : BKS-B USAID.

Farhani, Ardianto. 2009. Motivasi Sosial Ekonomi Petani Beralih Pekerjaan Dari

Sektor Pertanian Ke Sektor Industri Kerajinan Mebel Di Desa Serenan

Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. Surakarta : Skripsi Universitas

Sebelas Maret.

Hastuti, E.L, 2004. Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Kelembagaan Pembiayaan

Pertanian Di Pedesaan . ICASERD Working Paper No.57. Bogor : Pusat

Penelitian dan pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Jhingan, ML., 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Padang : PT. Raja

Grafindo.

Mardikanto, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta. Sebelas Maret

University Press.

----------, 2009. Komunikasi Pembangunan. Jakarta : PT Balai Pustaka (Persero).

Page 78: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

63

Noor, 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Prasetiawan, Eliek. 2013. Sikap Petani Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizhus)

Terhadap Teknik Penyuluhan Di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari

Kabupaten Sukoharjo. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Puslitbang, 2010. Perkebunan Budidaya Kakao. Jakarta : Kementerian Pertanian.

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta.

----------, 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Septiana, Ruriani, 2010. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan

Budidaya Kakao Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Bandar Agung

Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur. Universitas

Lampung : Skripsi.

Silalahi, 2011. Azaz-Azaz Manajemen. Bandung : Rafika Aditama.

Simamora, Henry. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian

Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Soekartawi, 1998. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sujarweni, 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Suryabrata, 1988. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan . Jakarta.

Wawan, 2010.Teori dan Pengukuran Sikap dan Prilaku. Yogyakarta : Nuha Medika.

Wardhani, 2017. What is cosmopolitanism? Materi disampaikan pada perkuliahan

kosmopolitanisme, Nasionalisme, dan Fundamentalisme. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, 7 Maret 2017

Page 79: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

64

Lampiran 1. Hasil rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas

1. Hasil rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X

Respon

den

Pendapata

n

Luas

lahan

Kosmo

politan sarana modal

Jamina

n pasar Total

1 5 4 3 2 2 2 18

2 2 4 5 1 2 2 16

3 1 3 3 2 1 1 11

4 4 3 3 1 2 2 15

5 3 2 4 2 3 1 15

6 5 5 5 3 3 2 23

7 1 3 4 1 1 1 11

8 3 4 5 3 2 2 19

9 4 2 4 2 3 1 16

10 5 5 5 2 3 3 23

11 3 3 3 1 2 2 14

12 5 3 5 2 2 1 18

13 3 5 4 2 1 2 17

14 4 2 4 2 2 2 16

15 3 5 4 1 1 1 15

Page 80: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

65

2. Hasil rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Y

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 0 1 1 1

4 1 0 1 0 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 0 0 1 0 1 1 1 0

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 0 1 0 0 0 0 1 1 0

9 1 0 0 1 0 1 1 1 1

10 0 0 0 0 1 0 1 1 0

11 1 0 0 1 0 1 0 0 0

12 1 0 1 0 1 0 0 0 0

13 1 1 1 1 1 1 1 1 0

14 1 1 1 1 1 1 1 1 0

15 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Page 81: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

66

Lampiran 2. Output SPSS Uji Validitas dan Realibilitas

A. Validitas Dan RealibilitasVariabel X

Correlations

pendapatan luaslahan kosmopolitan saranaproduksi modal jaminanpasar total

pendapatan Pearson Correlation 1 .178 .238 .406 .629* .428 .792**

Sig. (2-tailed) .525 .393 .133 .012 .112 .000

N 15 15 15 15 15 15 15

luaslahan Pearson Correlation .178 1 .355 .150 -.168 .480 .552*

Sig. (2-tailed) .525 .194 .593 .550 .070 .033

N 15 15 15 15 15 15 15

kosmopolitan Pearson Correlation .238 .355 1 .423 .355 .193 .630*

Sig. (2-tailed) .393 .194 .116 .194 .490 .012

N 15 15 15 15 15 15 15

saranaproduksi Pearson Correlation .406 .150 .423 1 .419 .171 .619*

Sig. (2-tailed) .133 .593 .116 .120 .542 .014

N 15 15 15 15 15 15 15

modal Pearson Correlation .629* -.168 .355 .419 1 .306 .624*

Sig. (2-tailed) .012 .550 .194 .120 .267 .013

N 15 15 15 15 15 15 15

Jaminanpasar

Pearson Correlation .428 .480 .193 .171 .306 1 .643**

Sig. (2-tailed) .112 .070 .490 .542 .267 .010

Page 82: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

67

N 15 15 15 15 15 15 15

total Pearson Correlation .792** .552* .630* .619* .624* .643** 1

Sig. (2-tailed) .000 .033 .012 .014 .013 .010

N 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.690 6

B. Validitas dan RealibilitasVariabel Y

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total

P1 Pearson

Correlation

1 .080 .555* .650

** .207 .650

** -.154 -.154 .367 .580

*

Sig. (2-tailed) .777 .032 .009 .459 .009 .584 .584 .179 .024

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P2 Pearson

Correlation

.080 1 .577* .431 .431 .123 .480 .480 .218 .694

**

Page 83: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

68

Sig. (2-tailed) .777 .024 .109 .109 .662 .070 .070 .435 .004

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P3 Pearson

Correlation

.555* .577

* 1 .213 .853

** .213 .139 .139 .378 .749

**

Sig. (2-tailed) .032 .024 .446 .000 .446 .622 .622 .165 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P4 Pearson

Correlation

.650**

.431 .213 1 -.023 .659**

.207 .207 .262 .639*

Sig. (2-tailed) .009 .109 .446 .936 .008 .459 .459 .346 .010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P5 Pearson

Correlation

.207 .431 .853**

-.023 1 -.023 .207 .207 .262 .576*

Sig. (2-tailed) .459 .109 .000 .936 .936 .459 .459 .346 .025

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P6

Pearson

Correlation

.650**

.123 .213 .659**

-.023 1 .207 .207 .262 .576*

Sig. (2-tailed) .009 .662 .446 .008 .936 .459 .459 .346 .025

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P7 Pearson

Correlation

-.154 .480 .139 .207 .207 .207 1 1.000**

.367 .580*

Sig. (2-tailed) .584 .070 .622 .459 .459 .459 .000 .179 .024

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Page 84: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

69

P8

Pearson

Correlation

-.154 .480 .139 .207 .207 .207 1.000**

1 .367 .580*

Sig. (2-tailed) .584 .070 .622 .459 .459 .459 .000 .179 .024

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P9 Pearson

Correlation

.367 .218 .378 .262 .262 .262 .367 .367 1 .630*

Sig. (2-tailed) .179 .435 .165 .346 .346 .346 .179 .179 .012

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

TOTAL Pearson

Correlation

.580* .694

** .749

** .639

* .576

* .576

* .580

* .580

* .630

* 1

Sig. (2-tailed) .024 .004 .001 .010 .025 .025 .024 .024 .012

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.801 .804 9

Page 85: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

70

Lampiran 3. Rekapitulasi Kuisioner

a. Rekapitulasi Variabel X Dan Y

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y

1 3 4 5 3 2 3 2 2 1 2

2 4 4 2 1 3 5 3 1 2 2

3 3 4 3 3 2 3 2 2 1 1

4 3 4 5 2 1 2 1 1 2 2

5 1 3 5 1 2 4 2 2 1 1

6 3 4 5 3 3 5 3 2 2 2

7 3 4 5 2 2 3 2 2 1 2

8 3 3 2 2 3 5 3 3 2 3

9 3 2 3 5 2 3 2 2 1 2

10 3 5 2 1 2 5 2 2 2 2

11 2 4 4 3 1 3 1 1 2 1

12 4 4 2 1 2 4 2 2 1 2

13 5 4 2 3 3 4 3 1 2 2

14 4 4 3 2 2 5 2 2 2 2

15 4 4 2 3 1 3 1 1 1 1

16 4 4 3 2 2 4 2 2 2 2

17 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3

18 3 4 3 3 2 3 2 2 1 2

19 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3

20 3 4 4 2 1 4 1 1 1 2

21 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1

22 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2

23 3 4 2 3 1 4 1 1 2 1

Page 86: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

71

24 1 4 2 3 4 4 1 4 2 3

25 4 3 2 4 2 5 2 2 2 2

26 4 4 3 4 3 4 3 3 1 1

27 3 4 3 5 2 5 2 2 2 2

28 2 4 5 2 4 4 2 4 1 2

29 3 4 4 3 2 3 1 2 2 1

30 2 4 4 2 1 5 1 1 1 1

31 4 5 2 3 2 5 2 2 2 2

32 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3

Jumlah 100 122 102 84 71 122 64 65 51 60

b. Rekapitulasi Variabel Y

No

Responden P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 P9

1 1 1 1 1 0 1 1 0 0

2 1 1 1 1 1 0 1 0 0

3 1 1 1 1 0 0 0 0 1

4 1 0 1 1 1 0 0 1 1

5 1 1 1 1 0 1 0 0 0

6 1 1 1 1 0 0 1 1 0

7 1 1 1 0 1 0 1 1 0

8 1 1 1 1 0 1 1 0 1

9 1 1 1 1 0 1 1 0 0

10 1 1 0 1 0 1 1 1 0

11 1 0 0 1 0 1 1 0 1

12 1 1 0 1 0 1 1 0 1

13 0 1 1 1 0 1 1 1 0

14 1 1 1 1 1 0 0 0 1

15 1 1 1 1 0 1 0 0 0

16 1 1 1 1 0 1 1 0 0

17 1 1 1 1 1 1 0 0 1

18 0 1 1 1 1 1 1 0 1

19 0 1 1 1 0 1 1 1 1

20 1 1 0 1 0 1 1 0 1

Page 87: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

72

21 0 1 1 1 0 1 1 0 0

22 0 1 1 1 0 1 1 0 1

23 0 1 1 1 0 1 1 0 0

24 1 1 1 1 0 1 1 0 1

25 1 1 1 1 0 1 1 0 1

26 1 1 0 1 0 1 1 0 0

27 1 1 0 1 0 1 1 0 1

28 1 1 1 1 0 0 0 1 1

29 1 1 0 1 0 0 1 0 1

30 1 0 1 1 0 1 1 0 0

31 1 1 1 1 0 1 1 0 0

32 1 1 1 1 0 1 1 1 0

Page 88: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

73

Lampiran 4. Output SPSS Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal dengan Tingkat

Penerapan

Correlations

umur

penerap

an

Spearman's rho umur Correlation Coefficient 1.000 .114

Sig. (2-tailed) . .533

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient .114 1.000

Sig. (2-tailed) .533 .

N 32 32

Correlations

pendidikan

penerap

an

Spearman's rho pendidikan Correlation Coefficient 1.000 -.053

Sig. (2-tailed) . .773

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient -.053 1.000

Sig. (2-tailed) .773 .

N 32 32

Correlations

pengalaman

pener

apan

Spearman's rho pengalaman Correlation Coefficient 1.000 -.202

Sig. (2-tailed) . .267

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient -.202 1.000

Sig. (2-tailed) .267 .

N 32 32

Page 89: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

74

Correlations

Pendapatan

Penerap

an

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1.000 -.071

Sig. (2-tailed) . .699

N 32 32

Penerapan Correlation Coefficient -.071 1.000

Sig. (2-tailed) .699 .

N 32 32

Correlations

luaslahan

penera

pan

Spearman's rho luaslahan Correlation Coefficient 1.000 .581**

Sig. (2-tailed) . .000

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient .581**

1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

kosmopolitan

pener

apan

Spearman's rho kosmopolitan Correlation Coefficient 1.000 .176

Sig. (2-tailed) . .336

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient .176 1.000

Sig. (2-tailed) .336 .

N 32 32

Page 90: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

75

Correlations

sarana

penerapa

n

Spearman's rho sarana Correlation Coefficient 1.000 .475**

Sig. (2-tailed) . .006

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient .475**

1.000

Sig. (2-tailed) .006 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Modal

Penera

pan

Spearman's rho Modal Correlation Coefficient 1.000 .469**

Sig. (2-tailed) . .007

N 32 32

Penerapan Correlation Coefficient .469**

1.000

Sig. (2-tailed) .007 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

jaminanpasar

penerap

an

Spearman's rho jaminanpasar Correlation Coefficient 1.000 .425*

Sig. (2-tailed) . .015

N 32 32

penerapan Correlation Coefficient .425* 1.000

Sig. (2-tailed) .015 .

N 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 91: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

76

Lampiran 5. Karakteristik Responden

No Nama

Responden

Kelompok

Tani

Umur(Tahun) Pendidikan

Terakhir

Pengalaman

Usahatani(Tahun)

1 Jaga Sembiring Dame 48 SMA 20

2 Nomi Br

Tarigan

Dame 37 SMA 7

3 Mulia Ginting Dame 46 SMA 11

4 Aldina Dame 50 SMA 22

5 Edi Erison

Ginting

Dame 61 SMP 26

6 Palas Tarigan Dame 50 SMA 22

7 Malem Ginting Dame 48 SMA 21

8 Dona Aritonang Dame 47 SMP 10

9 Ngajari Ketaren Dame 48 SD 14

10 Nelson Ginting Dame 43 Perguruan

Tinggi

9

11 Hendrawan

Ginting

Dame 51 SMA 17

12 Alexander

Sembiring

Dame 38 SMA 11

13 Hendri Jaya

Sembiring

Dame 29 SMA 6

14 Jupiana Purba Dame 38 SMA 12

15 Rahmat

Sembiring

Dame 32 SMA 8

16 Dramendra

Sembiring

Dame 40 SMA 13

17 Mariamto

Sinulingga

Dame 47 SMP 17

18 Purnama Rina Dame 41 SMA 11

Page 92: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

77

19 Immanuel

Sembiring

Merga

Silima

48 SMA 17

20 Harapenta Merga

Silima

38 SMA 9

21 Sukaten Tarigan Merga

Silima

46 SMP 12

22 Tahan Tarigan Merga

Silima

42 SMP 11

23 Edison Surbakti Merga

Silima

49 SMA 10

24 Karya Ginting Merga

Silima

27 SMA 7

25 Iskia Sembiring Merga

Silima

39 SMP 7

26 Teguh Surbakti Merga

Silima

40 SMA 11

27 Tetap Br Karo Merga

Silima

49 SMA 13

28 Persadanta

Sembirng

Merga

Silima

52 SMA 21

29 Ndikar Tarigan Merga

Silima

46 SMA 20

30 Salam Surbakti Merga

Silima

52 SMA 20

31 Dalan Merga

Silima

38 Perguruan

Tinggi

7

32 Agustinus

Tarigan

Merga

Silima

49 SMA 11

Page 93: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

78

Lampiran 6. Kuisioner Pengkajian

Pengantar Kuisioner

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i .….…………………….

Di -

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka kegiatan penulisan Tugas Akhir (TA) di Politeknik

Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan, sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Terapan (STr) di POLBANGTAN Medan,

bapak/Ibu/Sdr/i diharapkan untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan. Angket

ini bukan merupakan tes psikologi, maka dari itu bapak/Ibu/Sdr/i jangan takut atau

ragu dalam memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang bapak/Ibu/Sdr/i

rasakan saat ini.

Setiap jawaban yang bapak/Ibu/Sdr/i berikan merupakan bantuan yang tiada

ternilai harganya bagi penulis, atas kesediaan nya saya ucapakan terima kasih.

Medan, Maret 2019

Hormat saya

Ariadi Libra Sinaga

NIRM. 01.4.3.13.0338

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

Jl. Binjai KM. 10 TP. 18 Medan 20002

Page 94: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

79

KUISIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR (TA)

Kecamatan : Kutalimbaru

Kabupaten : Deli Serdang

Tahun : 2019

1. Petunjuk Pengisian Kuisioner Penelitian TA

a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk

menjawab seluruh pertanyaan/pernyataan yang ada.

b. Berilah tanda (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i anggap sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

2. Karakteristik Responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin : /

d. Alamat :

e. Pendidikan Terakhir :

f. Pengalaman :

g. Kelompoktani :

No. Responden

P L

Tidak

Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

Page 95: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

80

Lampiran 1. Daftar Kuisioner penerapan Budidaya Kakao yang baik oleh petani di

Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru

A. Faktor Internal

1. Pendapatan

Besarnya pendapatan yang bapak /ibu peroleh

dalam budidaya tanaman kakao selama satu

bulan.

a. > 4 juta

b. 3 s/d 4 juta

c. 2 s/d 3 juta

d. 1 s/d 2 juta

e. < 1 juta

2. Luas Penggunaan Lahan

Luas lahan yang bapak/ ibu miliki

a. > 2 ha

b. 1,5 s/d 2 ha

c. 1 s/d 1,5

d. 0,5 s/d 1 ha

e. < 0,5 ha

3. Tingkat Kosmopolitan

Frekuensi kegiatan kelompok tani/ penyuluhan

yang saya ikuti

a. sekali dalam Sebulan

b. Sekali dalam 3 bulan

c. sekali dalam 6 bulan

d. Sekali dalam Setahun

e. Tidak Pernah

B. Faktor Eksternal

4. Ketersediaan Sarana Produksi

1. Ketersediaan Sarana Produksi yakni

a. Toko Tani

b. KUD

c. Agen

d. Toko Online

a. > 4 Sumber Input

b. 4 Sumber Input

c. 3 Sumber Input

d 2 Sumber Input

e. 1 Sumber Input

5. Ketersediaan Permodalan

Page 96: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

81

1. Sumber Modal Yakni

a. BRI

b. KUD

c. Agen / Tengkulak

d. Rentenir

e. Modal Sendiri

a. > 4 Sumber Input

b. 4 Sumber Input

c. 3 Sumber Input

d 2 Sumber Input

e. 1 Sumber Input

6. Jaminan Pasar

penampung Hasil produksi kakao Bapak/ibu

yakni

a. Pabrik

b. Asosiasi

c. Tengkulak

d Toko Online

e. KUD

a. 5 Penampung

b. 4 Penampung

c. 3 Penampung

d 2 Penampung

e. 1 Penampung

C. Tingkat Penerapan

No Pertanyaan / Peryataan Jawaban

Ya Tidak

1. 1. Apakah Bapak/ Ibu Menggunakan

Bibit Unggul

2. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan

Pembukaan Lahan

3. Apakah Bapak/ Ibu Menanam

Tanaman pelindung

4. Apakah Bapak/ Ibu Menanam

Tanaman selain Tanaman Kakao

yang dapat menambah penghasilan

5. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan

integrasi dengan ternak

6. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan

Pemupukan 5 T

7. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan

Pemangkasan Rutin

8. Apakah Bapak/ Ibu Mengendalikan

hama dan penyakit secara rutin

9. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan

Pemanenan sesuai kriteria panen

Page 97: PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L YANG …

82

Lampiran 7. Rencana Kegiatan Penyuluhan

N

o

Keadaan Tujuan Masalah Sasaran Kegitan Penyuluhan Ket

Pelaku Utama Pelaku

Usaha

Petugas Materi Keg/

Meto

de

Vol Lokasi Waktu Sumber

Biaya

Penanggu

ng Jawab

Pela

ksa

na

Taruna

Tani

Wanita

Tani

Petani

Dewasa

L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Penerapan

petani dalam

budidaya

kakao yang

baik sebesar

37,5 %

Petani

mau

menerapk

an

budidaya

kakao

yang baik

sesuai

anjuran

dari 37,5

%

menjadi

60 %

Petani yang

belum

menerapkan

budidaya

kakao yang

baik sebesar

62,5 %

√ Pemeliharaa

n Tanaman

Kakao

d

i

Ceram

ah,Dis

kusi

dan

Demo

nstrasi

cara

8 Kelompok

tani Dame

dan

Merga

Silima

Desa Suka

Dame

Sep -

Des

2019

Swaday

a

BPP

Koor.

Penyuluh

Pen

yulu

h