penerapan budidaya kakao (theobroma cacao l yang …
TRANSCRIPT
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L)
YANG BAIK OLEH PETANI DI DESA SUKA DAME
KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI
SERDANG
Oleh
ARIADI LIBRA SINAGA
01.4.3.15.0338
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
i
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERUNTUKAN
BERILAH DAN KAMU AKAN DIBERI:SUATU TAKARAN YANG
BAIK,YANG DIPADATKAN, YANG DIGONCANG DAN YANG TUMPAH
KE LUAR AKAN DICURAHKAN KE DALAM RIBAANMU. SEBAB
UKURAN YANG KAMU PAKAI UNTUK MENGUKUR, AKAN
DIUKURKAN KEPADAMU
LUKAS 6 : 38
Kupersembahkan hasil karya ini untuk Ayahanda ku Marlen Sinaga sebagai Damang Parsinuan dan Ibunda ku tercinta Resma Tampubolon sebagai
Inang Pangintubu serta adikku Doni Aries Sinaga, Ardi Prima Cancer Sinaga, Ghabriel Koihervez Sinaga dan Sri Dewi Sinaga, serta buat
keluarga besarku, terima kasih atas doa, pengorbanan, kesabaran dan dorongan yang tak henti-hentinya untuk diriku. Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku demi sebuah harapan yang menjadikan
diriku sebagai seorang sarjana.
Buat Bapak dan Ibu dosen terkhusus Dosen Pembimbing Tugas Akhirku Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM ucapkan ribuan
terima kasih yang tak terhingga selama masa bimbingan kipa, dan atas jasa-jasamu yang memberikan banyak ilmu sebagai modal dalam langkahku
menuju masa depan yang cemerlang.
serta Buat sahabat-sahabat terbaikku JURLUHBUN 2015, JURLUHTAN 2015,STM IMMANUEL, BATAGOR (BATAK GORONG- GORONG) dan Skuad
BRAVO yang tak dapat disebutkan satu persatu, Yang telah berjuang bersama selama 4 tahun menempuh pendidikan di POLBANGTAN Medan
tercinta, khususnya jurusan penyuluhan perkebunan dan jurusan pertanian, semoga kesuksesan selalu ada dalam kehidupan kita, ku
ucapkan salam sukses untuk kita bersama.
Dan terkhusus buat Cyntia Onitra Girsang yang selalu setia memberikan support kepada saya. Semoga kita dilahirkan untuk berjodoh.
semoga Tuhan Mengiringi Setiap Langkah Kita…..!
Tidak Selamanya termotivasi Dari Orang Sukses
Tapi jadikankan sekelilingmu motivasimu
Salam Perubahan
Ariadi Libra Sinaga S.Tr.Pt
vi
RIWAYAT HIDUP
ARIADI LIBRA SINAGA, lahir di Seribudolok pada Tanggal
08 Oktober 1994, merupakan anak pertama dari lima bersaudara
dari pernikahan ayahanda Marlen Sinaga dan Ibunda Resma
Tampubolon. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri
097367 Bahinsir Kabupaten Simalungun Tahun 2001,
meneruskan ke SLTP Swasta HKBP Simantin Pane Dame
Kabupaten Simalungun Tahun 2007 kemudian Tahun 2010
melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Pematang Raya dan lulus Tahun 2013. Setelah menamatkan pendidikan di di SMK Negeri 1 Pematang
Raya, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Medan pada Tahun
2013, Namun pada Tahun 2015 penulis keluar dan melanjutkan pendidikan di
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan (STPP) Provinsi Sumatera Utara yang
berganti nama menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Medan
(POLBANGTAN). Pada tahun 2019 melakukan pengkajian untuk penulisan Tugas
Akhir dengan judul “Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik
Oleh Petani Di Desa Suka DameKecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang”
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) di
bawah bimbingan Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM
dan berhasil menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr. Pt). Tahun 2019
Penulis diberi kesempatan untuk bekerja Di PT. GAMA PLANTATION.
vii
ABSTRAK
Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma
cacao L) yang Baik oleh Petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani, Mengetahui Tingkat
faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan budidaya kakao yang baik dan
Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya kakao yang baik.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru,
Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Metode
pengumpulan data yaitu metode observasi dan wawancara menggunakan kusioner
yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara metode analisis data
menggunakan skala likert dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Tingkat Penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka
Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori kurang menerapkan yaitu 37,5%,
sementara hasil korelasi rank spearman Hubungan faktor internal dan eksternal
petani terhadap budidaya kakao yang baik dengan menggunakan besarnya nilai
thitung dan tTabel . Hasil menunjukkan adanya hubungan antara Luas lahan,
Ketersediaan Sarana produksi dan Jaminan pasar terhadap Tingkat penerapan
petani, dan ada hubungan yang signifikan antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana
produksi, Ketersediaan Modal dan Jaminan Pasar terhadap tingkat penerapan
petani.
Kata Kunci : Penerapan, budidaya kakao yang baik, dan korelasi rank spearman
viii
ABSTRACT
Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Application of Good Cocoa (Theobroma
cacao L) Cultivation by Farmers. The purpose of this study was to find out the level
of application of good cocoa cultivation by farmers, knowing the level of internal
and external factors of farmers in the application of good cocoa cultivation and the
relationship of farmers' internal and external factors to good cocoa cultivation. This
research was conducted in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict, Deli
Serdang Regency in March to May 2019. Data collection methods namely
observation and interview methods used questionnaires that had been tested for
validity and reliability, while data analysis methods used a Likert scale and
Spearman rank correlation. The results showed that the level of application of
farmers in good cocoa cultivation in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict in
the category of less implementing was 37.5%, while the results of the Spearman
rank correlation The relationship between farmers' internal and external factors on
cocoa cultivation using the value of tcount and t Table. The results show a
relationship between land area, availability of production facilities and market
guarantees to the level of application of farmers, and there is a significant
relationship between land area, availability of production facilities, availability of
capital and market guarantees on the level of application of farmers
Keywords: Implementation, good cocoa cultivation, and spearman rank correlation
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) yang berjudul
“Penerapan Budidaya Kakao yang Baik Oleh Petani Di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdangi Provinsi Sumatera Utara ’’
ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditetapkan.
Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini tidak terlepas dari
bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih kepada :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, Selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan.
2. Dr.Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Prodi Penyuluhan Perkebunan
Presisi dan Selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan Selaku pembimbing II.
3. Firman RL. Silalahi, STP, M.Si, selaku pembimbing I.
4. Panitia pelaksana Tugas Akhir.
5. Rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini masih
ada kekurangan. Untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) yang akan
datang.
Medan , Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................................................................ i Lembar Pengesahan Penguji ............................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............................................................................. v
Halaman Peruntukan ........................................................................................................................... vi
Riwayat Hidup ......................................................................................................................................... vii Abstrak (Bahasa Indonesia) ............................................................................................................... viii
Abstract (Bahasa Inggris) ................................................................................................................... ix
Kata Pengantar ....................................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................ xv
I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
D. Manfaat ............................................................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 5
A. Landasan Teoritis .......................................................................................................................... 5
B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 17
C. Kerangka Pikir ............................................................................................................................... 17
D. Hipotesis .......................................................................................................................................... 19
III. METODE PELAKSANAAN ..................................................................................................... 20
A. Waktu dan Tempat ....................................................................................................................... 20
B. Batasan Operasional ..................................................................................................................... 20
C. Pelaksanaan Pengkajian .............................................................................................................. 22
1. Prosedur Pelaksanaan .............................................................................................................. 22 2. Pengumpulan Data ................................................................................................................... 22
3. Analisis Data .............................................................................................................................. 29
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN. ....................................................... 32
A. Letak Geografis. ............................................................................................................................ 32
B. Topografi. ........................................................................................................................................ 32
C. Keadaan Penduduk. ...................................................................................................................... 32
D. Keadaan Pertanian. ....................................................................................................................... 33
xi
E. Data Kelembagaan. ....................................................................................................................... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 36
A.Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao) Yang Baik Oleh
Petani Di Desa Suka Dame ........................................................................................................ 36
B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .................................................................................... 38
C. Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal Petani dengan Tingkat
Penerapan Petani Dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao) di Desa Suka
Dame Kecamatan Kutalimbaru ................................................................................................. 51
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 57
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 57 B. Saran ................................................................................................................................................. 58
C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan) ........................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 62
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. Pengukuran Variabel Tingkat penerapan Budidaya Kakao yang baik oleh petani di kecamatan Kutalimbaru ................................................................................ 23
2. Populasi Pengkajian di Kecamatan Kutalimbaru. ........................................................... 26
3. Perhitungan Sampel Pada Masing – Masing Kelompoktani. ...................................... 27
4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Suka Dame . ............................................................................................................... 32
5. Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame. .............................. 33 6. Data Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame. ....................... 33
7. Luas Panen dan Produksi Tanaman dan Hortikultura di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru. ....................................................................................................... 34
8. Jumlah Petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. ................................................................................ 34
9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame................................................................. 35
10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan. ............................................... 36
11. Tingkat Penerapan Responden Dalam Budidaya Kakao di Desa
Suka Dame. ................................................................................................................................ 37
12. Distribusi Umur Responden Pengkajian. .......................................................................... 38
13. Tingkat Umur Responden. ..................................................................................................... 38
14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ............................................. 39
15. Tingkat Pendidikan Responden. .......................................................................................... 40
16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman. ............................................................ 41
17. Tingkat Pengalaman Responden.......................................................................................... 41
18. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan. ............................................................. 42
19. Tingkat Pendapatan Responden. .......................................................................................... 43
20. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan. ........................................................... 44
21. Tingkat Luas lahan Responden. .......................................................................................... 44
22. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan. ....................................... 45
23. Tingkat Kosmopolitan Responden. .................................................................................... 46
24. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Produksi. .......................... 47
25. Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi Responden. .................................................... 47
26. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Modal. ............................................ 48
27. Tingkat Ketersediaan Modal Responden. ....................................................................... 49 28. Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Pasar. ...................................................... 50
29. Tingkat Jaminan Pasar Responden. .................................................................................. 50
30. Analisi Hubungan Faktor Internal dan Eksternal petani dengan tingkat
penerapan dalam budidaya kakao yang baik. .................................................................... 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1. Kerangka Pikir Pelaksanaan TA ........................................................................................ 18 2. Garis Kontinum Tingkat Penerapan. ................................................................................ 29
3. Garis Kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .............................................. 29
4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani. .............................................. 37
5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani. ....................................................... 39
6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani. ............................................ 40
7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Petani. .......................................... 41
8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendapatan Petani. ............................................ 43 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas Lahan Petani. ........................................... 45
10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan Petani. ....................................... 46
11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi
Petani. ........................................................................................................................................ 48
12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Modal Petani. ........................... 49
13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Jaminan Pasar Petani. ...................................... 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................ 64 2. Output SPSS Uji Validitas dan Realibilitas ...................................................................... 66
3. Rekapitulasi Kuisioner ............................................................................................................ 70
4. Output SPSS Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat
Penerapan.................................................................................................................................... 73
5. Karakteristik Responden ........................................................................................................ 76
6. Kuisioner Pengkajian .............................................................................................................. 78 7 Rencana Kegiatan Penyuluhan ............................................................................................. 82
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1560,
tepatnya di Sulawesi, Minahasa. Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke
Manila tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itu menurun karena adanya
serangan hama. Hal ini yang membuat ekspor kakao terhenti setelah tahun 1928. Di
Ambon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakao dan telah menghasilkan
11,6 ton tapi tanamannya hilang tanpa informasi lebih lanjut. Penanaman di Jawa
mulai dilakukan tahun 1980 ditengah-tengah perkebunan kopi milik Belanda,
karena tanaman kopi Arabika mengalami kerusakan akibat serangan penyakit karat
daun (Hemileia vastatrix). Tahun 1988 puluhan semaian kakao jenis baru
didatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanya satu pohon. Biji-biji dari
tanaman tersebut ditanam dan menghasilkan tanaman yang sehat dengan buah dan
biji yang besar. Tanaman tersebutlah yang menjadi cikal bakal kegiatan pemuliaan
di Indonesia dan akhirnya di Jawa Timur dan Sumatera.
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling
luas di dunia dan termasuk Negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai
Gading dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/tahun. Dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao
meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini
mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan
rakyat.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki
potensi perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, Karet, dan kakao. Tanaman
Kakao merupakan tanaman ke-3 yang diusahakan oleh rakyat setelah tanaman
kelapa sawit dan karet. Dengan potensi yang ada dan harga yang relative stabil
dibandingkan tanaman karet dan kelapa sawit jadi penunjang tanaman ini
diusahakan oleh rakyat.
1
Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang terletak di provinsi
Sumatera Utara. Tanaman kakao lebih dominan diusahakan oleh rakyat dengan luas
lahan 6148,80 Ha Menurut BPS (2017). Namun produksi tanaman kakao di
kabupaten Deli Serdang tidak sebanding dengan Luas lahan. Produksi yang tidak
mencapai target disebabkan adanya kesalahan yang dilakukan petani dalam
penerapan budidaya kakao yang baik.
Kecamatan Kutalimbaru terkenal dengan luas lahan kakaonya yang mencapai
1128 Ha Menurut BPS (2017), Namun produksinya hanya 478 Ton/Tahun. Namun
dalam perkembangannya teknologi budidaya, kakao yang diterapkan oleh petani
belum maksimalnya produktivitas kakao.
Produksi yang hanya 478 ton/Tahun dengan luas lahan 1.128 Ha. Hal ini
dirasa tidak signifikan dengan jumlah luasan areal pertanaman kakao oleh
karenanya diperlukan adanya perbaikan disektor-sektor usahatani tersebut untuk
menunjang peningkatan produktifitas tanaman kakao, sehingga para petani yang
tetap melakukan budidaya tanaman kakao hingga saat ini perlu dikaji. Dalam
pelaksanaan budidaya ini, petani selalu berhubungan dengan faktor internal dan
eksternal yang menyebabkan baik atau tidaknya proses budidaya. Danim (2012)
menyebutkan bahwa faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal bersumber dari lingkungan. Selain itu, pengelolaan
terhadap usahatani kakao yang dilihat dari proses manajemen usahatani belum
dilakukan dengan baik. Pada umumnya, masyarakat tani mengusahakan budidaya
Kakao tanpa perencanaan yang matang. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan
judul penelitian yaitu “Penerapan Budidaya Kakao yang Baik oleh Petani di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru?
2
2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
3. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
C. Tujuan
Tujuan yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.?
2. Mengetahui Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
3. Mengetahui Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya
kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa permasalahan
usahatani di lapangan.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan
berdasarkan bukti autentik hasil penelitian.
c. Meningkatkan daya responsif mahasiswa dalam menjalin komunikasi di
lingkungan masyarakat tani.
d. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk dapat bernalar
berdasarkan pola pikir dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan
melalui penelitian yang bersifat konkret.
2. Bagi Polbangtan Medan
a. Memperkenalkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan
sebagai institusi pendidikan yang berorientasi terhadap penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3
b. Sebagai bahan masukan bagi Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Medan dalam bidang inovasi penyuluhan pertanian, khususnya
tentang analisa usahatani jagung yang dapat ditindaklanjuti.
3. Bagi Masyarakat Tani
a. Membantu pemecahan permasalahan tentang pelaksanaan budidaya kakao
(Theobroma cacao L) selama ini diabaikan, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dari kegiatan budidaya.
b. Membantu petani dalam penyediaan informasi dalam keberlanjutan kegiatan
budidaya yang lebih baik.
4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
a. Sebagai bentuk sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang penyuluhan pertanian berkelanjutan dalam proses
pemberdayaan masyarakat.
b. Sebagai pijakan, referensi, dan dasar teoritis bagi para peneliti lain dalam
melakukan penelitian yang sejenis.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Petani
Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan yang dimaksud dengan Petani adalah
Perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang
mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran
satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha
tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
Menurut Mardikanto (2009), pelaku utama usahatani adalah para petani dan
keluarganya, yang lain sebagai jurutani, sekaligus sebagai pengelola usahatani yang
berperan dalam memobilisasi dan memanfaatka sumberdaya (faktor-faktor
produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu produksi, efesiensi
usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumber daya alam berikut lingkungan
hidup yang lain.
Petani adalah penduduk atau orang-orang yang secara defakto memiliki atau
menguasai sebidang lahan pertanian serta mempunyai kekuasaan atas pengelolaan
faktor-faktor produksi pertanian (tanah berikut faktor alam yang melingkupinya,
tenaga kerja termasuk organisai dan skill, modal dan peralatan) di atas lahannya
tersebut secara mandiri dan (otonom ) atau bersama-sama. Petani sebagai orang
yang menjalankan usahataninya mempunyai peran yang jamak (multiple roles)
yaitu sebagai juru tani dan juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga
petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi
kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang
berkaitan dengan kemampuan mengelola usahataninya akan sangat dipengaruhi
oleh faktor di dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri yang sering disebut
sebagai karakteristik sosial ekonomi petani. Apabila ketrampilan bercocok tanam
sebagai juru tani pada umumnya adalah ketrampilan sebagai pengelola mencakup
kegiatan pikiran didorong oleh kemauan Mosher dalam Dewandini (2010).
5
Petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai sebidang
tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani
dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran (Samsudin dalam
Dewandini 2010).
2. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Berhubungan Dengan Penerapan
Petani Dalam Budidaya kakao (Theobroma cacao L)) Yang Baik.
a. Faktor Internal
1) Umur
Umur merupakan salah satu faktor penentu cepat atau tidaknya daya tangkap
seseorang terhadap sesuatu.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran. Mudjiono dalam Dewandini (2010) mengemukakan bahwa
pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang pada ranah kognitif, afektif
mencakup pengetahuan dan psikomotorik. Ranah kognitif mencakup pengetahuan,
pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis, dan mengevaluasi.
Ranah afektif meliputi melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap,
mengorganisasi, dan membentuk pola hidup. Ranah psikomotorik berupa
kemampuan untuk mempersepsi, bersiap diri, dan gerakan-gerakan..
3) Pendapatan
Jhingan (2003) mengatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa
uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan sebagai
semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang, baik
yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan
tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan.
6
4) Pengalaman
Chaplin (2006) menyebutkan bahwa dalam pengalaman merupakan
pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasia seseorang sebagai
akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama
jangka waktu tertentu yang mempengaruhi minat seseorang terhadap apa yang
dikerjakan. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh oleh petani, maka hal ini
diduga berhubungan dengan dengan penerapan petani dalam berbudidaya.
5) Luas Lahan
Luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau
mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan
diperoleh petani (soekartawi, 2002)
6) Tingkat Kosmopolitan
Kosmopolitanisme merupakan sebuah paham yang berasal dari bahasa
yunani cosmos dan polites. Cosmos dapat diartikan sebagai universe, sementara
polities memiliki arti citizen. Sehingga arti dari kosmpolitanisme adalah paham
yang meyakini bahwa kita manusia adalah citizen of the universe atau warga
dunia, dimana kita dapat hidup bersama dan hidup dengan manusia lain
(Wardhani 2017)
b. Faktor Eksternal
1) Ketersediaan Sarana Produksi
Sarana produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk,
pestisida, zat pengatur tumbuh, obat – obatan, dan peralatan lain yang digunakan
untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana – sarana tersebut harus sudah
disiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman (Djakfar, 1990)
2) Ketersediaan Modal
Modal dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa
modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami
bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di
7
sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat
diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga
bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancer (Amirullah, 2005).
3) Jaminan Pasar
Pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan
terhadap produk tertentu, memiliki kemampuan dan kemauan untuk membeli
produk tersebut dan memiliki kesempatan untuk memutuskan membeli sebuah
produk (Simamora, 2012)
3. Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)
a. Botani Tanaman Kakao
Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau
cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman
caulifloris. Adapun sistematikanya menurut klasifikasi botani sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
b. Syarat Tumbuh Kakao
1) Curah Hujan
Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan penanaman dan
produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan
masa pembentukan tunas muda (flushing) dan produksi. Areal penanaman kakao
yang ideal adalah daerah yang bercurah hujan 1.000-3.000 mm per tahun. Di
samping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm per
tahun tampaknya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah
8
2) Suhu
Suhu ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30ᵒ-32ᵒ(maksimum) dan 18ᵒ-21ᵒC
(minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia dengan suhu 25ᵒ-26ᵒC, kondisi
ini merupakan suhu rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas.
3) Tanah
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki
kemasaman tanah (pH) 6-7,5. pH tanah yang juga disebutkan ideal bagi kakao
adalah 5,6-7,2. Di samping faktor kemasaman, sifat kimia tanah yang juga turut
berperan adalah kadar zat organik. Zat organik pada lapisan tanah di areal
penanaman setebal 0-15 cm memberikan pertumbuhan kakao yang baik. Tekstur
tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan
komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu.
c. Teknis Budidaya Tanaman Kakao
1) Persiapan Lahan
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ialah a). Petani tidak diperkenankan
menebang hutan dan atau membakar hutan untuk membuka kebun baru. b). Petani
harus membuat area penyangga antara kebun dengan hutan lindung, sumber mata
air dan pemukiman. c). Petani sebaiknya menanam tanaman alami (native species)
sebagai tanaman pembatas kebun atau tanaman pagar (buffer zone).
2) Penanaman Penaung
Prinsip yang perlu diperhatikan ialah a). Petani dapat menyesuaikan jumlah
tanaman penaung sesuai dengan kebutuhan. b). Petani dapat memilih jenis tanaman
penaung yang memiliki nilai tambah seperti mampu meningkatkan kesuburan
tanah, bernilai ekonomi, sumber bahan pestisida nabati, dan tidak menjadi
kompetitor kakao. c). Komunitas pohon di areal minimal 12 spesies asli, kanopi
pohon minimum dua strata, kepadatan kanopi minimum 40%.
(1) Sejumlah syarat pohon penaung
9
Syarat yang ideal untuk tanaman kakao ialah (a) Memiliki perakaran yang
dalam. (b) Memiliki percabangan yang mudah diatur. (c) Ukuran daun relatif kecil,
tidak mudah rontok dan memberikan cahaya yang menyebar (diffus). (d) Termasuk
leguminosae dan berumur panjang. (e) Menghasilkan banyak bahan organik. (f)
Tidak menjadi inang hama dan penyakit kakao.
(2) Fungsi dan jenis tanaman penaung sementara
(a) Melindungi kakao muda dari penyinaran yang berlebih.
(b) Melindungi tanah dari erosi.
(c) Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan bahan organik dari hasil
pangkasan dan seresahnya.
(d) Menekan pertumbuhan gulma.
3) Diversifikasi Tanaman
Merupakan usaha untuk mendatangkan pendapatan bagi pekebun terlebih
selama tanaman kakao belum menghasilkan. Dengan kata lain, diversifikasi
tanaman merupakan upaya untuk memaksimumkan pendapatan dan
meminimumkan resiko.
a). Tumpang sari dengan tanaman semusim
Diusahakan selama masa persiapan lahan dan selama tanaman kakao belum
menghasilkan (tajuk kakao belum saling menutup), atau selama iklim mikro di
dalam kebun masih memungkinkan. Tanaman semusim yang pernah diteliti cukup
ekonomis dan tepat untuk diusahakan selama persiapan lahan yaitu jagung, kacang
tanah, padi gogo, dan wijen. Spesies yang dapat diusahakan selama kakao
muda(umur 1-3 tahun) antara lain nilam aceh (Pogostemon cablin), garut (Maranta
arundinacea), dan iles-iles (Amorpophallus muelleri). b). Tumpang sari dengan
tanaman tahunan
Dipilih spesies yang memiliki kanopi tidak terlalu rimbun, daun berukuran
kecil atau sempit memanjang agar dapat meneruskan cahaya diffus dengan baik.
Komoditas yang banyak dipakai untuk kakao antara lain tanaman pisang,
10
kelapa,dan banyak lagi spesies yang lazim diusahakan di pekarangan, antara lain
petai, durian, nangka, sirsak, dll.
4) Bahan Tanam Unggul
Beberapa Prinsip yang harus diperhatikan:
a) Petani dilarang menanam tanaman transgenik, termasuk tanaman sela dan
penaung transgenik.
b) Varietas atau klon yang ditanam sebaiknya yang telah direkomendasikan oleh
lembaga resmi terkait, yaitu Dinas Perkebunan, Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Karakteristik beberapa klon kakao anjuran disajikan di bawah ini.
(1). ICCRI 03SK Mentan No. 530/Kpts/SR.120/9/2006
Potensi daya hasil : 2.09 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)
Karakteristik mutu biji
(a). Berat per biji kering : 1,28 gram
(b). Kadar kulit ari : 11,03 %
(c). Kadar lemak biji : 55,01 %
Ketahanan hama dan penyakit
(a). Penyakit busuk buah : tahan
(b). Penyakit VSD : Agak tahan
(c). Hama PBK : Agak tahan
Kesesuaian wilayah pengembangan
Wilayah/lokasi yang memenuhi persyaratan agroklimat kakao; tipe iklim A, B, dan
C menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson; tipe tanah Alfisol, Ultisol, Inceptisol;
ketinggian tempat 0-600 m dpl., disarankan untuk kelas kesesuaian lahan S1 dan
S2.
(2). ICCRI 04SK Mentan No. 529/Kpts/SR.120/9/2006
Potensi daya hasil : 2.06 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)
Karakteristik mutu biji
(a). Berat per biji kering : 1,27 g
(b). Kadar kulit ari : 11,04 %
11
(c). Kadar lemak biji : 55,07 %
Ketahanan hama dan penyakit
(a). Penyakit busuk buah : tahan
(b). Penyakit VSD : Rentan
(c). Hama PBK : Agak rentan
5) Penanaman
a) Bibit kakao ditanam apabila pohon penaung telah berfungsi baik, dengan
kriteria intensitas cahaya yang diteruskan penaung 30-50% terhadap
penyinaran langsung.
b) Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan.
c) Alat yang harus disiapkan yaitu cangkul, pisau besar, keranjang (alat angkut).
d) Pada waktu mengangkut, mengecer dan menanam, media di dalam polibeg
dihindarkan jangan sampai pecah. Untuk itu sebelum bibit diangkut, media
disiram sampai jenuh dan media dipadatkan dengan tangan. Bibit yang ditanam
dipilih yang sedang tidak bertunas.
e) Di tempat penanaman, dibuat lubang seukuran polibeg, pangkal polibeg
dipotong selebar 1-2 cm, polibeg dimasukkan ke dalam lubang yang digali,
diisikan tanah, salah satu sisi polibeg disayat dari bawah ke atas, tanah
dipadatkan dengan tangan kemudian polibeg ditarik ke atas.
f) Dalam perkembangannya, bibit yang mati atau tumbuh kerdil segera disulam.
6) Pemeliharaan Tanaman
a). Pemupukan
(1) Manfaat pemupukan
(a) Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap perubahan lingkungan
yang ekstrim, seperti kekeringan dan pembuahan terlalu lebat.
(b) Meningkatkan produksi dan mutu hasil.
(c) Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi.
12
(2) Kebutuhan pupuk
(a) Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia pertumbuhan
tanaman atau umur dan varietas.
(b) Secara umum, pupuk yang dibutuhkan tanaman kakao ada 2 jenis, yaitu pupuk
organik dan pupuk an-organik.
(c) Pelaksanaan pemupukan anorganik khususnya harus tepat waktu, tepat jenis,
tepat dosis dan tepat cara pemberian. Agar dapat tepat jenis dan dosis maka
harus mendasarkan pada hasil analisis sampel tanah.
(d) Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos, pupuk kandang atau
limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.
(e) Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun. (tergantung pada
tekstur tanah, jika tanah berpasir dosis pupuk organik ditambah)
(f) Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tanah
yang kadar bahan organiknya rendah (< 3,5%). Pupuk organik tidak mutlak
diperlukan pada tanah yang kadar bahan organiknya > 3,5%.
(g) Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir musim
hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan sebaiknya
dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil risiko hilangnya pupuk karena
pelindian (tercuci air).
b). Konservasi Tanah dan Air
(1) Kebun produksi berada di areal dengan iklim, tanah dan topografi yang
memang sesuai.
(2) Pertanian harus melaksanakan pencegahan erosi, misalnya dengan terasering,
pembuatan rorak, penanaman tanaman penaung beberapa strata, penanaman
penutup tanah, dan penggunaan mulsa.
(3) Program pemupukan harus berdasarkan pada karakteristik tanah.
(4) Pertanian harus menggunakan tanaman penutup tanah utamanya selama kakao
masih muda guna meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi erosi.
(5) Pertanian harus menerapkan program mengurangi emisi
13
c). Pemangkasan
Pangkasan kakao bertujuan untuk mempermudah manajemen hama,
penyakit, panen buah dan agar diperoleh produksi yang tinggi. Pangkas bentuk
dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), tujuannya untuk membentuk
kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Cabang primer yang tumbuh dari
jorget dipelihara tiga, dipilih yang tumbuh kuat dan seimbang. Ujung cabang
primer pada batas 75-100 cm dari jorget, dipotong. Cabang-cabang sekunder diatur
zig-zag diatur yang tumbuhnya seimbang ke segala arah. Awal tumbuhnya cabang
sekunder sekitar 30 cm dari jorget.
Pangkas pemeliharaan dan produksi dilakukan pada tanaman menghasilkan
(TM), tujuannya untuk mempertahankan kerangka percabangan yang sudah
terbentuk dan untuk mendapatkan produksi yang optimum. Cabang/tunas yang
dipangkas pada pangkas pemeliharaan ini yaitu tunas air (wiwilan), cabang yang
meninggi > 3m, cabang sakit, cabang balik, cabang overlapping atau yang
menaungi, intinya semua cabang tidak produktif yang menyebabkan kanopi rimbun.
Tunas air dibuang 2-4 minggu sekali dan pangkas pemeliharaan 4-6 kali per tahun.
d). Pengelolaan Penaung
(1). Penaung sementara
(a) Pada awal musim hujan, penaung sementara Moghania macrophylla dirempes
agar tidak terlalu rimbun.
(b) Hasil rempesan ditempatkan di sekeliling batang atau dimasukkan ke dalam
rorak.
(c) Moghania dapat dipelihara sebagai tanaman penguat teras atau sumber pupuk
hijau, dan akan mati setelah ternaung berat oleh kanopi kakao
(2). Penaung tetap
Percabangan paling bawah penaung tetap, termasuk penaung produktif,
diusahakan 1-2 m di atas pohon kakao untuk memperlancar peredaran udara dan
masuknya cahaya. Agar percabangan segera mencapai tinggi yang dikehendaki,
14
cabang-cabang di bagian bawah harus sering dibuang. Dilakukan penjarangan
penaung secara sistematis apabila pohon kakao telah saling menutup dan tumbuh
baik. Populasi akhir jika digunakan lamtoro atau gamal dipertahankan sebanyak
500-600 ph/ha pada kebun dengan tipe curah hujan C-D (menurut klasifikasi
Schmidt dan Ferguson) dan 250-300 ph/ha pada kebun dengan tipe hujan A-B.
Selama musim hujan, cabang-cabang dan ranting lamtoro dan gamal yang terlalu
lebat dirempes untuk merangsang pembentukan pembungaan kakao.
e). Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Tindakan pengendalian OPT dapat bersifat preventif dan atau korektif.
Pengendalian secara preventif dengan melakukan budidaya tanaman sehat yang
bertujuan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT dan dampak
perubahan iklim. Kondisi tanaman kakao dan lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan OPT tetapi memberikan daya
dukung optimum bagi perkembangan kakao dan musuh alami OPT.
Tindakan pengendalian secara korektif dilaksanakan berdasarkan hasil
pengamatan OPT. Pengamatan OPT diarahkan untuk mengetahui dengan cepat, dan
akurat tentang jenis gangguan tanaman (OPT) yang mencakup padat populasi,
intensitas serangan, luas dan kerugian yang ditimbulkannya. Hasil pengamatan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian OPT dan
tindakan lain yang diperlukan. Prinsip PHT dengan menggabungkan cara kultur
teknis, mekanis, fisik, biologi dan kimiawi. Keberhasilan pengendalian secara
kimiawi (penggunaan pestisida) tergantung pada jenis, dosis, waktu, dan ketepatan
mencapai sasaran (drift).
7) Rehabilitasi Tanaman
Syarat kebun yang disarankan untuk direhabilitasi:
a) Tanamannya masih umur produktif (umur <15 tahun) dan secara teknis dapat
dilakukan sambung samping dan sambung pucuk.
b) Jumlah tegakan atau populasi tanaman berkisar 70% - 90% dari jumlah standar
(1.000 pohon/ha) .
15
c) Produktivitas tanaman rendah (<500 kg/ha/tahun) tetapi masih mungkin untuk
ditingkatkan.
d) Terserang OPT utama (hama PBK, Helopeltis spp., penyakit pembuluh kayu,
penyakit busuk buah).
e) Lahan memenuhi persyaratan kesesuaian, meliputi : Curah hujan 1500-2.500
mm (sangat sesuai) dan 1.250-1.500 atau 2.500-3.000 mm (sesuai); Lereng 0-
8% (sangat sesuai) dan 8-15% (sesuai).
8) Integrasi Kakao – Ternak
Pendapatan petani kakao berpotensi untuk ditingkatkan antara lain dengan
berintegrasi dengan ternak. Perpaduan usaha tani kebun-ternak sudah lama
dilakukan oleh petani di Jawa khususnya, dengan memanfaatkan hijauan dan kulit
buah kakao sebagai pakan ternak, kotoran ternak dimanfaatkan sebagai pupuk
organik bagi tanaman kakao di samping sebagai biogas. Pemanfaatan timbal balik
ini dari sisi siklus materi organik dan keberlanjutan (sustainability), mempunyai
nilai yang tinggi.
9) Panen
a) Pemanenan buah kakao dilakukan setiap 2 atau 3 minggu, dengan menggunakan
sabit, gunting, atau alat lainnya. Hal yang harus diperhatikan pada saat
pemanenan ialah menjaga agar buah tidak rusak atau pecah, dan menjaga agar
bantalan buah juga tidak rusak karena ini merupakan tempat tumbuhnya bunga
untuk periode selanjutnya.
b) Buah kakao dipanen atau dipetik tepat matang. Kriteria buah masak yaitu alur
buah berwarna kekuningan untuk buah yang warna kulitnya merah pada saat
masih muda, atau berwarna kuning tua atau jingga untuk buah yang warna
kulitnya hijau kekuningan pada saat masih muda.
c) Pemanenan terhadap buah muda atau lewat masak harus dihindari karena akan
menurunkan mutu biji kakao kering. Buah yang tepat matang mempunyai
kondisi fisiologis yang optimal dalam hal pembentukan senyawa penyusun
lemak di dalam biji. Panen buah yang terlalu tua akan menurunkan rendemen
16
lemak dan menambah presentase biji cacat (biji berkecambah). Panen buah
muda akan menghasilkan biji kakao yang bercitarasa khas cokelat tidak
maksimal, rendemen yang rendah, presentase biji pipih (flat bean) tinggi dan
kadar kulit bijinya juga cenderung tinggi.
d) Pemanenan buah kakao dimungkinkan sebelum tepat matang, yaitu pada saat
buah masih muda atau kurang matang, apabila ada alasan teknis atau alasan lain
yang sangat mendesak seperti misalnya serangan hama penyakit dan pencurian.
Hal ini untuk menghindari kehilangan produksi yang lebih banyak.
e) Buah kakao masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta
mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya asam-manis.
Sebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak
manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal. Kandungan lendir
pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa
gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penggunaan hasil-hasil penelitian sebelumnya dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas dalam kerangka dan kajian penelitian ini.
Ruriani Septiana (2010), dengan judul “ Faktor – Faktor yang berhubungan
dengan penerapan budidaya kakao anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa
Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur”.
Hipotesis penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara luas lahan, sikap
petani, pendidikan formal, keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir
kritis, sifat kosmopolit dengan penerapan budidaya kakao dan hubungan antara
penerapan budidaya kakao dengan tingkat produksi kakao, diuji dengan analisis
Rank Sperman (rs).
C. Kerangka Pikir
Kakao merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peranan yang
cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan
17
pertanian, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan
wilayah, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan pendapatan/devisa
negara. Petani merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda –
beda.. Hal ini yang menyebabkan perbedaan dalam menanggapi atau menerapkan
teknologi baru yang dianjurkan, maka dapat ditemukan faktor – faktor yang
berhubungan dengan penerapan budidaya kakao. Agar lebih mudah dipahami maka
disusun kerangka berpikir sebagai berikut:
Keadaan yang diinginkan : Keadaan di lapangan: Produksi kakao rendah produksi kakao Tinggi
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru? 2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. 3. Bagaimana Hubungan faktor-faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
Variabel Y: Variabel X:
Tingkat penerapan Budidaya Kakao
Faktor Internal:
Umur(X1)
Pendidikan(X2)
Pendapatan(X3) Pengalaman(X4)
Luas Lahan(X5) Hubungan Tingkat Kosmopolitan(X6)
Faktor Eksternal :
Ketersediaan Sarana dan
produksi(X7) Ketersedian modal(X8)
Hasil pengkajian
Jaminan Pasar(X9)
Gambar 1. Kerangka Berfikir Tingkat Penerapan budidaya kakao (Theobroma
cacao L)yang baik oleh Petani Di Desa Suka Dame Kecamatan
Kutalimbaru.
18
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang telah
diuraikan, maka hipotesisnya :
1. Diduga tingkat penerapan petani dalam budidaya tanaman kakao (Theobroma
cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori
tidak menerapkan.
2. Diduga Tingkat faktor Internal dan Eksternal petani dalam penerapan budidaya
tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan
Kutalimbaru dalam kategori rendah.
3. Diduga ada hubungan faktor Internal dan Eksternal petani dengan penerapan
budidaya tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori tidak ada hubungan.
19
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Dan Tempat
Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret s/d 24 Mei
2019 di Desa Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara. Pemilihan lokasi pengkajian dilakukan secara purposive yaitu
dengan cara sengaja karena pertimbangan tertentu. Pengkajian ini dilakukan diDesa
Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara, karena Desa Suka Dame ini merupakan salah satu Desa yang mempunyai
perkebunan kakao terluas diantara Desa yang ada.
B. Batasan Operasional
1. Batasan masalah
a. Petani yang diambil sebagai sampel adalah petani yang tergabung dalam
kelompok tani kakao di Desa Suka Dame kecamatan Kutalimbaru yaitu
kelompoktani Dame dan Merga Silima.
b. Hubungan faktor-faktoryang dikaji adalah Faktor Internal (umur, tingkat
pendidikan, pengalaman, Luas lahan,pendapatan, tingkat kosmopolitan), faktor
Eksternal (ketersediaan Sarana produksi, Kegiatan penyuluhan, dan Jaminan
pasar).
2. Definisi Operasional
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan petani terdiri dari :
1) Faktor Internal petani merupakan karakteristik yang dimiliki oleh petani
sasaran yang meliputi:
a) Umur yaitu lama hidup petani sampai pada saat penelitian dilakukan,
diukur dengan melihat usia petani yang dinyatakan dalam tahun.
b) Tingkat Pendidikanyaitu tingkat pendidikan yang dicapai petani pada
bangku sekolah atau berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki, diukur
dengan tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai petani di bangku sekolah.
20
c) Pengalaman yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang
berpengaruh nyata terhadap kemampuan individu dalam menerima
stimulus dari objek baik itu berupa inovasi atau dalam bentuk lain,
dikarenakan pengalaman yang dialami tersebut tertentunya akan
membekas diingatan setiap petani.
d) Luas lahan yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang
berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam menerapkan stimulus dari
objek.
e) Pendapatan yaitu perolehan dari kegiatan usahatani kakao, diukur dengan
menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani selama satu tahun
dan melihat kemampuan petani dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
f) Tingkat kosmopolitan, Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu
individu atau kelompok masyarakat yang terjadi karena adanya pengaruh-
pengaruh dari luar kelompok masyarakat tersebut, dimana gaya hidup itu
diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka.
2) Faktor Eksternal yaitu kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam
masyarakat di lokasi penelitian yang keberadaannya dapat mendorong atau
menghambat petani dalam membudidayakan tanaman kakao, yang meliputi:
a) Ketersediaan Saprodi, yaitu tersedianyainput produksi pertanian yang
mendukung budidaya, diukur dengan melihat sumber input dan
ketersediaan input.
b) Ketersediaan Permodalan, yaitu Tersedianya Sumber Modal Usahatani,
diukur dengan ada tidaknya sumber permodalan di lokasi pengkajian.
c) Jaminan Pasar, yaitu adanya penampung dari hasil produksi kakao, diukur
dengan ada tidaknya jaminan pasar di lokasi penelitian.
3) Tingkat Penerapan Yaitu Tahapan budidaya kakao (Theobroma cacao L)
yang baik.Diukur dengan dilaksanakannya tahapan berikut:
a) Penggunaan bibit unggul
b) Pembukaan lahan
c) Adanya tanaman pelindung,
21
d) Adanya tanaman tumpang sari,
e) Integrasi ternak,
f) Pemupukan 5 T,
g) Pemangkasan rutin,
h) Pengendalian hama dan penyakit secara intensif,
i) Pemanenan sesuai kriteria.
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
a. Penetapan Lokasi pengkajian dan melakukan kegiatan identifikasi masalah.
b. Melakukan topik kajian dan pengajuan judul.
c. Pembuatan Proposal dan melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing yang
telah ditetapkan.
d. Melaksanakan kegiatan seminar proposal dan perbaikan proposal.
e. Pelaksanaan Pengkajian sekaligus penyusunan laporan.
f. Seminar Hasil dan mengikuti ujian konprehensif
2. Pengumpulan Data
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey. Sujarweni (2014) menerangkan
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menyusun daftar
pertanyaan yang diajukan pada responden, digunakan untuk meneliti gejala suatu
perilaku dan penggalian data melalui kuisioner sebagai alatnya dan wawancara.
b. Pengukuran Variabel
Berdasarkan batasan operasional dari masing-masing variabel yang telah
diuraikan di atas maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan diuraikan
sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian dilakukan
penyekoran dari kriteria-kriteria yang ada tersebut. Pengukuran variabel dalam
pengkajian ini menggunakan skala ordinal (Data Ordinal). Suryabrata (1998) dalam
22
bukunya yang berjudul Pengembangan Alat Ukur Psikologis mengatakan bahwa,
ciri-ciri penerapan skala ordinal adalah seperangkat obyek diurutkan dari yang
“paling atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.
Tabel 1. Pengukuran Variabel Faktor Internal dan Eksternal Petani dalam
Budidaya Tanaman Kakao No Variabel Indikator Kriteria Skor Jumlah Total
orang Skor
1. Variabel X
1 Umur a.20 – 30 a. Sangat Produktif 5 b.31 - 40 b. Produktif 4
c.41 - 50 c. Cukup Produktif 3
d.51 - 60 d. Kurang Produktif 2
e. >60 e.Sangat Tidak Produktif 1
2 Pendidik a.Perguruan a. Sangat Baik 5
an Tinggi b. Baik 4 b.SMA c. Cukup Baik 3
c.SMP d. Kurang Baik 2
d.SD e. Sangat tidak Baik 1
e.Tidak Sekolah
3 Pengalama a. > 20 tahun a. Sangat Tinggi 5
n b. 16s/d20 tahun b. Tinggi 4
c. 11s/d15 tahun c. Cukup Tinggi 3
d. 6 s/d 10 tahun d. Kurang Tinggi 2
e. 1 s/d 5 tahun e. Sangat Kurang 1
Tinggi
4 Pendapat a. > 4.000.000 a. Sangat Tinggi 5
an b. 3 s/d 4.000.000 b. Tinggi 4
c. 2 s/d 3.000.000 c. Sedang 3
d. 1 s/d 2.000.000 d. Kurang 2
e. <1.000.000 e. Sangat Kurang 1
5 Luas Lahan a. > 2 ha a. Sangat Luas 5
b. 1,5 s/d 2 ha b. Luas 4
c. 1 s/d 1,5 c. Cukup Luas 3
d. 0,5 s/d 1 ha d. Kurang Luas 2
e. < 0,5 ha e. Sangat Kurang Luas 1
6 Tingkat a.1 X Bulan 5
Kosmopolit b.1 X 3 Bulan a. Sangat Sering 4
an c. 1 X 6 Bulan b. Sering 3
d. 1 X Tahun c. Cukup Sering 2
e. Tidak Pernah d. Kurang 1
e. Sangat tidak pernah
23
Lanjutan Tabel 1
7 Ketersediaa a.Toko Tani a. Sangat Tersedia 5 n Sarana b. KUD b. Tersedia 4 Produksi c. Agen c. Cukup Tersedia 3
d. Toko Online d. Kurang Tersedia 2
e. Tidak Tersedia 1
8 Ketersediaa a.BRI a. Sangat Tersedia 5 n Modal b.KUD b. Tersedia 4 c.Tengkulak c. Cukup Tersedia 3
d.Rentenir d. Kurang Tersedia 2
e.Modal Sendiri e. Tidak Tersedia 1
9 jaminan a.Pabrik a. Sangat Ada 5
pasar b.Asosiasi b. Ada 4 c.Toko Online c. Cukup Ada 3
d.KUD d. Kurang Ada 2
e. Tidak Ada 1
2. Variabel Y
1. Tingkat 1.Penggunaan a.Sangat Diterapkan(9) 5 Penerapan bibit unggul b. Diterapkan(8) 4
2.Pembukaan c.Cukup Menerapkan(7) 3 Lahan d.Kurang Menerapkan(6) 2
1 3.Adanya e.Tidak menerapkan(5) tanaman
Pelindung
4.Adanya
Tanaman
Tumpang Sari
5.Integrasi Ternak
6.Melakukan
pemupukan 5 T
7.Pemangkasan
Rutin 8.Pengendalian
hama dan
penyakit secara
intensif 9.pemanenan
sesuai kriteria
panen
Jumlah
24
c. Teknik Pengumpulan Data
1). Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.Data yang diperoleh harus
mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan reliabilitas perlu diuji
terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani.Pengujian ini hanya dilakukan kepada
responden yang dianggap mewakili seluruh responden yang ada dengan ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
Data yang diperlukan dalam pengkajian ini dikumpulkan dengan
menggunakan :
a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor yang
mempengaruhipetani data pendukung dengan pengamatan serta pencatatan
secara langsung terkait dengan budidaya tanaman kakao dan obyek yang diteliti,
yaitu petani kakao.
b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor-
faktor yang berhubungan dengan petani dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner yang telah
disiapkan.
c. Pencatatan, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor -
faktor yang berhubungan dengan petani, dan data pendukung dengan mengutip
dan mencatat sumber-sumber informasi baik dari responden, pustaka, maupun
dari instansi-instansi yang terkait yang ada hubungannya dengan penelitian,
seperti: Dinas Pertanian dan Tanaman pangan, Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP), Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Kecamatan Kutalimbaru serta
Kantor Desa.
Data pendukung yang digunakan dalam kegiatan pengkajian ini terdiri dari :
1. Data primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner atau juga data
hasil wawancara pengkaji dengan nara sumber.
25
2. Data sekunder, data yang didapat dari catatan, buku, laporan pemerintah, dan
data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.
d. Populasi dan Sampel
Sujarweni (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah
yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas
tertentu yang ditetapkan untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompoktani yang berusahatani
tanaman kakao.Penentuan sampel dalam pengkajian ini dilakukan dengan
menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan rumus
Yamane dan dapat dilihatpada Tabel 2.
Tabel 2. Populasi Pengkajian di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru
No Desa/Kelurahan Nama Kelompoktani Jumlah Petani
1. Sukadame Dame 61
Merga Silima 49
J u m l a h 110
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio (2017).
Penarikan sampel menurut rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2009)
adalah : populasi yang melebihi100 maka menggunakan presisi (d) sebesar 15 % -
20 %, jika populasi kurang dari 100 dan diatas 51, presisinya 10 %.Dan apabila
populasinya kurang dari 50, maka diambil semua sebagai sampel. Adapun rumus
Yamane adalah : N
= N(di)2 + 1 Keterangan :
n= Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi
26
Dengan jumlah petani kakao sebanyak 110 orang yang ada di Desa
Sukadameyang menjadi populasi dalam pelaksanaan pengkajian ini, jika merujuk
pada pada rumus Yamane di atas maka tingkat presisinya adalah 10%.
n =
110
110(0,15)2+1
n =
110
110(0,0225)+1
n = 110
3,47
n = 31,7 di bulatkan menjadi 32 orang
Untuk pembagian jumlah sampel pada masing-masing kelompoktani dalam
desa, dilakukan secara metode random sampling, Perhitungan disajikan pada Tabel
3.
Tabel 3.Perhitungan Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Kelompoktani
No Desa/Kelurahan Kelompoktani Jumlah Menghitung
Jlh Sampel Kakao Petani Sampel
1. Sukadame Dame 61 61 / 110 x 32 = 17,6 18
Merga Silima 49 49 / 110 x 32 =14,08 14
Jumlah 32
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Pemilihan sampel pada kelompoktani pada pengkajian ini dilakukan secara
acaktanpa melihat keriteria tertentu pada sampel tersebut.
e. Uji Instrument
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data pada pelaksanaan
pengkajian ini yaitu dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Data yang
diperoleh harus mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan
27
reliabilitas perlu diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani, pengujian ini
hanya dilakukan kepada responden diluar dari petani sampel yang memiliki
karakteristik sama dengan petani sampel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
melihat tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsinya.
a) Uji validitas
Noor (2011), uji validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir
pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefenisikan suatu variabel, jika
rtabel< rhitung, maka butir soal tersebut valid, dengan rumus sebagai berikut : N((∑XY)−(∑XY)
Rumusrxy =√*N∑X2−(∑X)+*N∑Y2−(∑Y2)+
Keterangan :
N =Jumlah responden
X =Skor pertanyaan Y
=Skor total XY =Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor total R =Koefisien Kolerasi
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas test
(r) pada umumnya diberikan patokan sebagai berikut :
1) Apabila rhitungsama atau lebih besar dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji valid.
2) Apabila rhitung sama atau lebih kecil dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji tidak valid.
b) Uji reliabilitas
Noor (2011), uji reliabilitas dimaksudkan untuk menilai kestabilan ukuran
dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut
mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk
pertanyaan. Formula statistik yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas
2 adalah dengan menggunakan rumus alpha cronbach :rii=( ) (1 −
∑
)
−1
2
1
Keterangan :
rii = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan
∑σ2
= Jumlah butir pertanyaan
28
Sσ12
= Varian total
Kemudian untuk menentukan reliabilitas dapat dilihat dari nilai Alpha :
1. Jika nilai Alpha >nilai rtabel maka dapat dikatakan reliabel, dan
2. Jika nilai Alpha < nila rtabel maka dapat dikatakan tidak reliabel.
3. Analisis Data
a) Pengkajian Tingkat penerapan petani
Untukmengkajitingkat penerapan petani dalam Budidaya kakaoyang baik
digunakan rumus:
N =
Skor yang diperoleh
× 100% Skor maksimum
Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)
0 % - 20 % = Sangat Menerapkan
21 % - 40 % = Menerapkan
41 % - 60 % = CukupMenerapkan
61 % - 80 % = Kurang Menerapkan
81 % - 100% = Tidak Menerapkan
Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat pada
gambar 2 di bawah ini.
0% 20% 40% 60 % 80% 100%
Tidak Kurang CukupMenerapka Menerapka
Sangat
Menerapka
Menerapka Menerapka n n
n
n
n
Gambar 2. Garis kontinum Tingkat Penerapan
b) Pengkajian Tingkat faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan
budidaya kakao yang baik
Untuk mengkaji tingkat factor internal dan eksternalpetani dalam Budidaya
kakaoyang baik digunakan rumus:
29
N = Skor yang diperoleh × 100% Skor maksimum
Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)
0 % - 20 % = Sangat Rendah
21 % - 40 % = Rendah
41 % - 60 % = Sedang
61 % - 80 % = Tinggi
81 % - 100% = Sangat Tinggi
Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat
pada gambar 3 di bawah ini.
0% 20%40% 60 % 80%100%
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Gambar 3. Garis kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal
c) Pengkajian Hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan Tingkat
Penerapan Budidaya kakao
Guna mengkaji Hubungan faktor internal dan eksternal petanidengantingkat
penerapan budidaya tanaman kakao (Theobroma cacaoL) di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru, maka digunakan analisis korelasi Rank Spearman untuk
mencari keeratan hubungan antara dua variable : 6 ∑ 2
rs = 1 − =1
Keterangan :
rs
N
di
= koefisien korelasi Rank Spearman
= Jumlah sampel
= Selisih ranking antar variabel
30
Analisis korelasi Rank Spearman merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui nilai hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Penghitungan
terhadap ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product dan Servis
Solutions (SPSS)
d) Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian atau analisis yang dilakukan untuk menguji
dugaan sementara (hipotesis) yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam uji
hipotesis pada penelitian ini, dilakukan dengan :
1) Uji T (Secara Parsial)
Uji T pada uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing atau secara parsial variabel independen (Umur, tingkat pendidikan,
pengalaman, Luas lahan, Pendapatan, dan Tingkat kosmopilitan) terhadap variabel
dependen (Tingkat penerapan). Signifikansi tersebut diestimasi dengan
membandingkan nilai ttabel dengan thitung dengan ketentuan :
Nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya adalah bahwa
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya adalah bahwa
variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel
dependen
Uji T ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.
31
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN
A. Letak Geografis
Desa Sukadame secara administrasi terdapat di Kecamatan Kutalimbaru
dengan batas-batas:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit.
- Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kutalimbaru.
B. Topografi Wilayah Desa Suka Dame secara umum, Berada pada ketinggian antara 200
- 250 M di atas permukaan dengan kemiringan sampai antara 20 – 35 dan memiliki
pH tanah berkisar 6 - 7.
C. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Desa Suka Dame tercatat sebanyak 2652 Jiwa.yang erdiri
dari 1.322 jiwa laki-laki dan 1.330 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah rumah
tangga penduduk adalah sebesar 790 rumah tangga, yang berarti rata-rata per rumah
tangga terdiri dari 3 jiwa penduduk. Jumlah rumah tangga, jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis
Kelamin di Desa Suka Dame
No Kelurahan/Desa Rumah Penduduk
Jumlah Tangga
Laki-laki Perempuan
1 Suka Dame 790 1.322 1.330 2.652
Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4, jumlah rumah tangga sebesar 790 dan jumlah
penduduk di Desa Suka Dame tahun 2018 mencapai 2.652 jiwa yang terdiri dari
jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.322 jiwa atau 49,80% persen dan jumlah
penduduk perempuan 1.330 jiwa atau 50,20%, artinya tidak terdapat perbedaan
yang jauh antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sehingga mempunyai
32
peran yang sama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mensejahterakan
keluarga salah satunya adalah kegiatan usahatani.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame Belum Tidak SMP/ SMA/
Diploma
Perguruan
No Kelurahan/Desa Seko- Tamat SD Sede- Sede- Tinggi (II-III)
lah SD
rajat rajat (S1-S2)
1 Suka Dame 419 - 1485 420 274 15 39 Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
SD sebanyak 1.485 jiwa atau 56 %, SMP 420 jiwa atau 15,8 %, Belum Sekolah 419
jiwa atau 15,8 %, SMA 274 jiwa atau 10,3 %, Perguruan tinggi (S1-S2) sebanyak
39 jiwa atau 1,5%, dan diploma (I-II) 15 jiwa atau 0,6 %. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk yang ada di Desa Suka Dame telah menganggap pentingnya arti
pendidikan. Berikut data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Desa Suka
Dame dan disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame Kelurahan/Desa
No. Jenis Pekerjaan
Total Suka Dame
1 Petani 550 550
2 Buruh Tani 120 120
3 Pedagang 90 90
4 PNS 20 20
5 Lainnya 10 10
Jumlah 790 790 Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat jumlah penduduk di Desa Suka Dame
memiliki beragam pekerjaan, dimana jenis pekerjaan petani berada diurutan ke 1
dengan jumlah 550 KK, diikuti buruh tani sebesar 120 KK dan jenis pekerjaan
pedagang sebesar 90 KK.
D. Keadaan pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Desa
Suka Dame. Peran penting tersebut dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat. Ketersediaan pangan tidak terlepas dari jenis komoditi yang ditanaman
33
serta potensi lahan yang cocok untuk ditanam berbagai jenis komoditi oleh para
petani baik tanaman pangan maupun tanaman hortikultura. Luas areal panen dan
produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang
dimiliki suatu daerah serta kemampuan dalam menghasilkan makanan pokok bagi
penduduk. Berikut adalah luas areal panen serta produksi tanaman pangan di Desa
Suka Dame disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru
No. Komoditas Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton/Tahun/Ha)
1 Padi 100,5 5,6
2 Jagung 136 6
Jumlah 236,5 11,6 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018
Berdasarkan Tabel 7, potensi paling besar adalah komoditas Jagung. Jumlah
produksi dalam satu tahun sebesar 6 ton/Ha. Prioritas komoditi yang dibudidayakan
oleh petani disuatu wilayah dipengaruhi oleh kebiasaan serta tingkat kebutuhan
oleh masyarakat terhadap komoditi tertentu.
Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di Desa Suka
Dame. Komoditi perkebunan ini dapat memberikan tambahan penghasilan secara
ekonomi.Berikut adalah jumlah petani, luas areal dan produksi tanaman perkebunan
di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Desa Suka
Dame
No. Komoditi Luas Areal Produksi
(Ha) (Ton)
1 Kakao 70,5 1
2 Kelapa Sawit 259,5 11 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa areal tanaman kelapa Sawit
merupakan areal terluas yakni 259,5 ha dan produksi mencapai 11 ton/Ha dan
kakao merupakan komoditas kedua yang mempunyai areal terluas yaitu 70,5 ha
dengan produksi mencapai 1 ton/Ha.
34
E. Data Kelembagaan
Desa Suka Dame terdapat 6 kelompoktani dengan klasifikasi 2
kelompoktani pemula dan 4 kelompoktani lanjut. Berikut daftar kelas kelompoktani
di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame.
No Kelurahan/Desa Jumlah
Pemula Lanjut Madya Utama Kelompoktani
1 Suka Dame 6 2 4 - - Sumber : Programa Wkpp Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel diatas kelas kelompoktani di Desa Suka Dame, Dari 6
kelompoktani yang ada, 4 diantaranya sudah masuk dalam kelas kelompok lanjut
sedangkan 2 kelompok lagi masuk dalam kelompok pemula.
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik Oleh
Petani Di Desa Suka Dame
Penerapan petani yang dimaksud dalam pengkajian ini adalah adopsi petani
terhadap tahapan budidaya kakao yang baik, adopsi tersebut dimulai dari yang
paling rendah yaitu tidak menerapkan hingga yang tertinggi yaitu sangat
menerapkan. Frekuensi responden untuk penerapan budidaya kakao yang baik
disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan No Tingkat Penerapan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Sangat Menerapkan - -
2 Menerapkan - -
3 Cukup Menerapkan 5 15.6
4 Kurang Menerapkan 18 56.3
5 Tidak Menerapkan 9 28,1
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Hasil pada Tabel 10 selanjutnya diinterpretasikan untuk mencari persentase
tingkat penerapan secara keseluruhan dari semua sampel pada pengkajian ini dan
dari hasil interpretasi data akan kita dapat berapa tingkat penerapan petani dalam
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame. Hasil ini akan menjadi evaluasi
dalam program ke depannya untuk mendukung program Gerakan nasional kakao
dan membuat rencana tindak lanjut. Pengukuran penerapan petani dilakukan
dengan 9 indikator yaitu penggunaan bibit unggul, pembukaan lahan, adanya
tanaman pelindung, adanya tanaman tumpang sari, integrasi ternak, melakukan
pemupukan 5 T, pemangkasan rutin, pengendalian hama dan penyakit secara
intensif, dan pemanenan sesuai kriteria. Untuk mengetahui tingkat penerapan petani
dalam budidaya kakao diukur dengan skala likert dengan penghitungan sebagai
berikut (Riduwan, 2010). Analisis tingkat penerapan responden secara keseluruhan
dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 11.
36
Tabel 11. Tingkat Penerapan Petani Responden Dalam Budidaya Kakao Di
Desa Suka Dame
Indikator Kategori Nilai Jumlah Persentase Total
(orang (%) Skor
1. Bila 9 Tahap budidaya yang dilaksnakan Sangat
Menerapkan 5 - - -
2. Bila 8 Tahap budidaya yang dilaksnakan Menerapkan 4 - - -
3. Bila 7 Tahap budidaya yang dilaksnakan Cukup
3 5 15,6 15 Menerapkan
4. Bila 6 Tahap budidaya yang dilaksnakan Kurang
2 18 56,3 36 Menerapkan
Sangat
5. Bila 5 Tahap budidaya yang dilaksnakan Tidak 1 9 28,1 9
Menerapkan
Jumlah 32 100 60
Skor yang diperoleh 60
Skor ideal 160
Persentase Tingkat Penerapan Petani (%) 37,5 %
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 60, skor ideal (skor tertinggi) 160
(5x32). Berdasarkan data yang diperoleh dari 32 responden maka tingkat penerapan
petani dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame terletak pada kategori kurang
Menerapkan.
Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat penerapan petani
dalam budidaya kakao di Suka Dame sebagai berikut : Tingkat Penerapan 16060 × 100% = 37,5 %
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 4.
0 20 37,5 40 60 80 100
Sangat Kurang Cukup Menerapkan
Sangat Tidak Menerapkan Menerapkan Menerapkan
Menerapkan
Gambar 4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani
Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan secara keseluruhan tingkat penerapan
responden sebesar 37,5 % atau Kurang menerapkan, Hal ini menunjukan bahwa
penerapan petani terhadap budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame tidak
berjalan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. Keadaan ini dikarenakan adanya
37
ketidakpercayaan terhadap stimulus atau budidaya kakao yang baik yang diberikan
kepada petani.
B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal petani
1. Tingkat Faktor Internal Responden
a. Umur responden
Umur responden adalah umur yang dimiliki responden pada saat pengkajian
dilaksanakan. Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Umur Responden Pengkajian
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 20–30 1 3.1
2 31–40 9 28.1
3 41–50 17 53.1
4 51–60 3 9.4
5 > 60 2 6.3
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan pada Tabel 12 diatas, hasil distribusi responden berdasarkan
umur dapat dicari persentase keseluruhan responden. Analisis tingkat umur dapat
disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Umur Petani Responden
No Tingkat Umur Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Produktif 5 1 5
2 Produktif 4 9 36
3 Cukup Produktif 3 17 51
4 Kurang Produktif 2 3 6
5 Sangat Tidak Produktif 1 2 2
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 100, skor ideal
(skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).
Tingkat Umur =100160 × 100% = 62,5%
38
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.
0 20 40 60 62,5 80 100
Sangat Tidak Kurang Cukup
Produktif Sangat
Produktif
Produktif
Produktif Produktif
Gambar 5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat umur petani
yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori produktif sebesar 62, 5
% atau berada pada umur 31 - 40, Hal menunjukkan bahwa petani masih dalam
keadaan prima untuk melaksanakan kegiatan budidaya dengan baik dan hal ini
selaras dengan pendapat Mardikanto (1993) bahwa Petani responden yang berada
pada kisaran umur 21-50 tahun termasuk kedalam umur yang masih produktif
untuk mengelola usahataninya.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat kecepatan petani dalam
menerima suatu teknologi, secara teoritis semakin tinggi tingkat pendidikan formal
petani maka semakin cepat petani dapat menenrima teknologi baru. distribusi
responden berdasarkan pendidikan selengkapnya disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Perguruan Tinggi 2 6.3
2 SMA 23 71.9
3 SMP 6 18.7
4 SD 1 3.1
5 Tidak Sekolah - -
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 14 diatas, Maka dapat kita interpretasikan tingkat
pendidikan responden secara keseluruhan. Analisis tingkat pendidikan responden
disajikan pada Tabel 15.
39
Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden
No Tingkat Pendidikan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Baik 5 2 10
2 Baik 4 23 92
3 Cukup Baik 3 6 18
4 Kurang Baik 2 1 2
5 Sangat Tidak Baik 1 - -
Jumlah 32 122
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 122, skor
ideal (skor tertinggi) 160 (Jumlah pertanyaan dikalikan skor tertinggi dikalikan
jumlah responden atau 1 x 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32
responden, persentase tingkat pendidikan petani dalam pengkajian ini sebagai
berikut : Tingkat Pendidikan =122160 × 100% = 76,25%
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 6.
0 20 40 60 76,25 80 100
Sangat Tidak
Kurang Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Gambar 6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pendidikan
petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori baik sebesar
76,25 % atau berada pada tamatan SMA, Hal menunjukkan bahwa petani memiliki
tingkat pendidikan yang mumpuni dan memiliki kesadaran akan pentingnya suatu
perubahan.
c. Pengalaman
Pengalaman adalah lamanya seorang petani berkecimpung dalam suatu
kegiatan usaha tani, Hal ini dapat berhubungan dengan adopsi petani terhadap suatu
inovasi pertanian. Distribusi responden berdasarkan pengalaman petani disajiakan
pada Tabel 16.
40
Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman
No Pengalaman(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 > 20 6 18,7
2 16 – 20 5 15,6
3 11 – 15 10 31,3
4 6 – 10 11 34,4
5 1 – 5 – –
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasakan Tabel 16 responden menurut pengalaman di Desa Suka Dame,
tingkat pengalaman cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang
memiliki tingkat pengalaman 6 – 10 Tahun sebesar 34,4 %, sedangkan responden
dengan pengalaman 11 – 15 Tahun sebesar 31,3 % dan paling rendah responden
dengan pengalaman 16 – 20 Tahun sebesar 15,6 %. Berdasarkan Tabel 16, Maka
dapat kita interpretasikan tingkat pengalaman responden secara keseluruhan.
Analisis tingkat pengalaman responden disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Tingkat Pengalaman Responden
No Tingkat Pengalaman Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Tinggi 5 6 30 2 Tinggi 4 5 20
3 Cukup Tinggi 3 10 30
4 Kurang Tinggi 2 11 22
5 Sangat Tidak Tinggi 1 - -
Jumlah 32 102
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 102, skor
ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).
Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat
pengalaman petani dalam pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Pengalaman = 102160 × 100% = 63,75%
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 7.
0 20 40 60 63,75% 80 100
Sangat
Kurang Cukup Tinggi
Sangat
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tidak Tinggi
41
Gambar 7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pengalaman
petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori baik sebesar 60
% atau berada pada tingkat 16 – 20 Tahun, Hal menunjukkan bahwa petani telah
lama berkecimpung dengan kakao dan memiliki pandangan yang baik terhadap
suatu objek baru. Selain itu Wawan (2010) juga mengungkapkan pengalaman dapat
meninggalkan kesan yang kuat pada dasar pembentukan sikap.
d. Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil atau input dari suatu kegiatan, besarnya
pendapatan sangat merespon petani untuk menyesuaikan pelaksanaan suatu
kegiatan budidaya. Distribusi responden berdasarkan pendapatan petani disajikan
pada Tabel 18.
Tabel 18. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan(Rupiah) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 > 4.000.000 2 6,3
2 3 - 4.000.000 3 9,4
3 2 - 3.000.000 12 37,5
4 1 - 2.000.000 11 34,4
5 < 1.000.000 4 12,4
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasakan Tabel 18 responden menurut pendapatan di Desa Suka Dame,
tingkat pendapatan cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang
memiliki tingkat pendapatan 2 - 3.000.000 sebesar 37,5 % dan paling rendah
responden dengan pendapatan > 4.000.000 sebesar 6,3 %. Lalu kita interpretasikan
tingkat pendapatan responden secara keseluruhan. Analisis tingkat pendapatan
responden disajikan pada Tabel 21.
42
Tabel 19. Tingkat Pendapatan Responden
No Tingkat Pendapatan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Tinggi 5 2 10
2 Tinggi 4 3 12
3 Sedang 3 12 36
4 Kurang 2 11 22
5 Sangat Kurang 1 4 4
Jumlah 32 84
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 84, skor
ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).
Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat
pendapatan petani dalam pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Pendapatan =16084 × 100% = 52,5 %
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 8.
0 20 40 52,5 % 60 80 100
Sangat Kurang
Sedang
Tinggi
Sangat
Tinggi
Kurang
Gambar 8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendapatan Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pendapatan
petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori sedang sebesar
49,41 % atau berada pada tingkat 2 – 3.000.000, Hal ini menunjukkan bahwa
pendapatan petani selama ini dari hasil kegiatan budidaya kakao terbilang rendah,
pendapatan yang rendah dapat menjadi salah satu penyebab petani berpikir untuk
melaksanakan budidaya kakao yang baik. Soekartawi (1998) berpendapat
pendapatan merupakan salah satu tolak ukur yang diperoleh petani dari usahatani
yang dilakukan.
43
e. Luas Lahan
Luas lahan adalah lahan yang dimiliki seorang petani untuk melaksanakan
kegiatan budidaya, luas lahan ini sangat berhubungan dengan tingkat penerapan
petani terhadap suatu teknologi. Distribusi responden berdasarkan Luas Lahan
petani disajiakan pada Tabel 20.
Tabel 20. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan
No Luas lahan(Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 > 2 – –
2 1,5–2 2 6,3
3 1– 1,5 8 25
4 0,5–1 15 46,9
5 < 0,5 7 21,8
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasakan Tabel 20 responden menurut Luas lahan di Desa Suka Dame,
tingkat Luas Lahan Kurang luas, hal ini terbukti dari jumlah responden yang
memiliki tingkat luas lahan 0,5 – 1 Ha sebesar 46,9 %, dan paling rendah responden
dengan luas lahan 1,5 – 2 Ha sebesar 6,3 %. Dari sebaran luas lahan responden
diatas, kita mencari sebaran luas lahan responden secara keseluruhan. Analisis
tingkat Luas lahan responden disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Tingkat Luas lahan Responden
No Tingkat luas lahan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Luas 5 – – 2 Luas 4 2 8
3 Cukup Luas 3 9 27
4 Kurang Luas 2 15 30
5 Sangat Kurang luas 1 6 6
Jumlah 32 71
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 69, skor
ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).
Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Luas
Lahan petani dalam pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Luas Lahan =16071 × 100% = 43,13%
44
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 9.
0 20 40 44, 37 60 80 100
Sangat
Kurang Cukup Luas
Luas
Sangat Luas
Luas
Kurang Luas
Gambar 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas Lahan Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat Luas Lahan
petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori Cukup Luas
sebesar 44,37 % atau berada pada tingkat 1 – 1,5 Ha, Hal ini menunjukkan bahwa
luas lahan akan berhubungan pada tingkat penerapan petani. Hasil ini akan
menyebabkan adanya suatu hubungan terhadap pendapatan yang diterima petani.
Semakin luas penguasaan lahan biasanya akan semakin cepat mengadopsi, karena
memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik (Mardikanto, 2009).
f. Tingkat Kosmopolitan
Kosmopolitan adalah suatu kegiatan penyuluhan, pelatihan dan kegiatan
lainnya serta pengaruh-pengaruh dari luar kelompok masyarakat yang merespon
petani dalam menerapkan suatu inovasi. Distribusi responden berdasarkan Tingkat
kosmopolitan petani disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan
No Tingkat Kosmopolitan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 1 X Bulan 9 28 2 1 X 3 Bulan 10 31,3
3 1 X 6 Bulan 11 34,4
4 1 X Tahun 2 6,3
5 Tidak Pernah – –
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 22 responden menurut Tingkat kosmopolitan di Desa
Suka Dame, Tingkat kosmopolitan berada dalam cukup sering, hal ini terbukti dari
jumlah responden yang memiliki tingkat kosmopolitan 1 X 6 Bulan sebesar 34,4 %,
dan paling rendah responden dengan Tingkat kosmopolitan 1 X Tahun sebesar 6,3
45
%. Untuk mengetahui hasil Tingkat Kosmopolitan secara keseluruhan dapat kita
lihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Tingkat Kosmopolitan Responden
No Tingkat Kosmopolitan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Sering 5 9 45 2 Sering 4 10 40
3 Cukup Sering 3 11 33
4 Kurang 2 2 4
5 Sangat Tidak Pernah 1 – –
Jumlah 32 122
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 122, skor ideal (skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Kosmopolitan petani dalam
pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Kosmopolitan =122160 × 100% = 76,25%
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 10.
0 20 40 60
76,25 %80
100
Sangat Kurang
Cukup Sering
Sangat Tidak Sering Sering
Pernah
Gambar 10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan Petani
Sesuai garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat Kosmopolitan petani
yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori Sering sebesar 76,25 %
atau berada pada tingkat 1 x 3 Bulan, Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan akan
berhubungan pada tingkat penerapan petani. Hasil ini akan menyebabkan adanya
suatu hubungan terhadap pendapatan yang diterima petani. Semakin luas
penguasaan lahan biasanya akan semakin cepat mengadopsi, karena memiliki
kemampuan ekonomi yang lebih baik (Mardikanto, 2009).
46
g. Ketersediaan Sarana Produksi
Sarana Produksi adalah pendukung dalam kegiatan budidaya, kehadirannya
sangat dibutuhkan petani dalam menerapkan teknologi baru dan inovasi terbaru.
Distribusi responden berdasarkan ketersediaan sarana produksi petani disajikan
pada Tabel 24.
Tabel 24. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Produksi No Ketersediaan Sarana Jumlah (Orang) Persentase (%)
produksi
1 > 4 Sumber Input – – 2 4 Sumber Input – –
3 3 Sumber Input 8 25
4 2 Sumber Input 16 50
5 1 Sumber Input 8 25
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 24 ketersediaan sarana produksi di dominasi oleh 2
sumber input yakni sebesar 50 % dan lalu 1 dan 3 sumber input sebesar 25 %. Dari
Tabel kita analisis persentase secara keseluruhan ketersediaan sarana produksi
menurut responden. Analisis tingkat ketersediaan sarana produksi secara
keseluruhan di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi Responden No Tingkat Ketersediaan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
Sarana Produksi
1 Sangat Tersedia 5 – – 2 Tersedia 4 – –
3 Cukup Tersedia 3 8 24
4 Kurang Tersedia 2 16 32
5 Tidak Tersedia 1 8 8
Jumlah 32 64 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 64, skor ideal (skor
tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Ketersediaan Sarana Produksi dalam
pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi =16064 × 100% = 40%
47
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 11.
0 20 40 % 40 60 80 100
Tidak
Kurang Cukup Tersedia
Sangat
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Gambar 11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi
Garis kontinum diatas menunjukkan bahwa Tingkat ketersediaan sarana
produksi pada lokasi pengkajian berada pada kategori Kurang tersedia sebesar 40 %
atau berada pada tingkat 2 Sumber, Hal ini menunjukkan pada lokasi pengkajian
ketersediaan sarana produksi sangat kurang, faktor ini bisa menjadi penyebab tidak
teradopsinya suatu teknologi yang diberikan atau disuluhkan.
h. Ketersediaan Modal
Modal merupakan salah satu faktor terpenting dalam berusaha, seorang
petani dengan modal yang sedikit akan mencari tambahan dengan melakukan kerja
sama terhadap jasa modal. Distribusi responden berdasarkan ketersediaan modal
petani disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Modal No Ketersediaan Modal Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 > 4 Sumber Input – – 2 4 Sumber Input 2 6,3
3 3 Sumber Input 5 15,6
4 2 Sumber Input 17 53,1
5 1 Sumber Input 8 25
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasakan Tabel 26 responden menurut ketersediaan modal di Desa Suka
Dame, tingkat ketersediaan modal didominasi oleh kategori 2 sumber input yakni
sebesar 53,1 %, dan paling rendah responden yang memilih tingkat ketersediaan
modal Tersedia sebesar 6,3 %. Dari hasil Tabel diatas kita analisis persentase
ketersediaan modal menurut responden. Analisi disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Tingkat Ketersediaan Modal Responden No Tingkat Ketersediaan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
48
Modal
1 Sangat Tersedia 5 – – 2 Tersedia 4 2 8
3 Cukup Tersedia 3 5 15
4 Kurang Tersedia 2 17 34
5 Tidak Tersedia 1 8 8
Jumlah 32 65 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 65, skor ideal (skor
tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Ketersediaan Sarana Produksi dalam
pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Ketersediaan Modal =16065 × 100% = 40,65%
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 12.
0 20 40
40,65 %60
80 100
Tidak
Kurang Cukup Tersedia
Sangat
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Gambar 12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Modal
Garis kontinum diatas menunjukkan bahwa Tingkat ketersediaan modal
pada lokasi pengkajian berada pada kategori cukup tersedia sebesar 46,85 % atau
berada pada tingkat 3 Sumber, Hal ini menunjukkan pada lokasi pengkajian
ketersediaan modal sudah memadai. Ketersediaan modal merupakan salah satu
pendukung dalam kegiatan budidaya kakao.
i. Jaminan Pasar
Jaminan Pasar adalah salah satu penopang berjalannya suatu kegiatan
usahatani, karena adanya jaminan pasar membuat hasil produksi dari kegiatan
budidaya dapat tersalurkan. Distribusi responden berdasarkan Jaminan Pasar petani
disajikan pada Tabel 28.
49
Tabel 28. Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Pasar No Jaminan Pasar Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 5 Penampung – – 2 4 Penampung – –
3 3 Penampung – –
4 2 Penampung 19 59,4
5 1 Penampung 13 40,6
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 28 jaminan pasar di Desa Suka Dame menurut
responden didominasi 2 penampung sebesar 59,4 % dan paling rendah responden
dengan memilih 1 penampung sebesar 40,6 %. Untuk mengetahui Analisis tingkat
jaminan pasar di lokasi pengkajian disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Tingkat Jaminan Pasar Responden No Tingkat Jaminan Pasar Nilai Jumlah( Orang) Total Skor
1 Sangat Ada 5 – – 2 Ada 4 – –
3 Cukup Ada 3 – –
4 Kurang Ada 2 19 38
5 Tidak Ada 1 13 13
Jumlah 32 51 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Dari Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 51, skor ideal (skor
tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat Jaminan Pasar dalam
pengkajian ini sebagai berikut : Tingkat Jaminan Pasar =16051 × 100% = 31,85%
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 13.
0 20 31,85 40 60 80 100
Tidak Ada
Kurang Cukup Ada
Ada
Sangat Ada
Ada
Gambar 13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Jaminan pasar
Garis kontinum diatas menunjukkan bahwa Tingkat Jaminan pasar pada
lokasi pengkajian berada pada kategori Kurang ada sebesar 31,85 % atau berada
50
pada tingkat 2 Penampung, Hal ini menunjukkan pada lokasi pengkajian jaminan
pasar masih sangat kurang .
C. Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal petani dengan Tingkat
penerapan Petani dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
Hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat penerapan
petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) adalah variabel yang dikaji
dalam pengkajian ini dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (rs),
sedangkan untuk menguji tingkat signifikansi terhadap nilai yang diperoleh dengan
menggunakan besarnya nilai thitung dan tTabel . Hasil analisis hubungan antara faktor
internal dan eksternal petani dengan tingkat penerapan petani disajikan pada Tabel
30.
Tabel 30. Analisis Hubungan Antara faktor internal dan eksternal petani dengan
tingkat penerapan petani dalam Budidaya kakao yang baik.
Variabel X Penerapan Petani
Rs Thitung TTabel
Umur 0.114 0.797 1.697
Pendidikan
-0.053 -0.290 1.697
Pengalaman
-0.202 -1.129 1.697
Internal -0.071 -0.389 1.697
Pendapatan
Luas Lahan
0.581** 3.887 2.360
Tingkat Kosmopolitan
0.176 0.979 1.697
Ketersediaan Sarana Produksi
0.475** 2.945 2.360
Eksternal Ketersediaan Modal 0.469** 2.889 2.360
Jaminan Pasar
0.425* 2.562 1.697
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
51
Berdasarkan Tabel 30, dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan
hubungan yang signifikan dan tidak signifikan antar variabel, dan untuk
mengetahui analisis hubungan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Hubungan Faktor Internal Dengan Tingkat Penerapan Petani
a. Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Penerapan Petani dalam
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik.
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara pendidikan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar 0.114
dan t hitung 0.797 < t Tabel 2.360, artinya umur tidak memiliki hubungan dengan
tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di Desa Suka
Dame. Berdasarkan beberapa wawancara dengan responden, kebanyakan responden
berumur 41 – 50 Tahun dengan jumlah 17 (53,1 %). Responden dilapangan dalam
alokasi waktunya kebanyakan kumpul dengan sesama petani, padahal umur
responden masih produktif dan dapat berbuat lebih. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Mardikanto (1993) bahwa semakin bertambah umur petani maka akan
lebih mudah tersinggung dan tidak mau digurui.
b. Hubungan Antara Pendidikan dengan Tingkat Penerapan Petani dalam
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik. Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara pendidikan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar -0.053
dan t hitung – 0.290 < t Tabel 2.360, artinya pendidikan tidak memiliki hubungan
dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di
Desa Suka Dame. Hal ini berarti Variabel pendidikan tidak memiliki hubungan
dengan tingkat penerapan petani, artinya Pendidikan tidak memiliki hubungan
dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik, hal ini
berbanding terbalik dengan pernyataan Silalahi (2011), Pendidikan formal
menunjukkan rasionalitas dan kemampuan berpikir seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendidikan formal petani, maka akan mendorong petani untuk berpikir lebih
maju dan lebih rasional. Bertambahnya pengetahuan juga membawa petani untuk
berusaha mengembangkan berbagai usaha agar keinginan untuk memenuhi
52
kebutuhan ekonominya juga bisa dicapai.Semakin banyak pengetahuan yang
dimiliki petani, maka mereka mampu memilih komoditas mana yang lebih
menguntungkan.
c. Hubungan Antara Pengalaman dengan Tingkat Penerapan Petani dalam
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik.
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara pendidikan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar -0.202
dan t hitung – 1.129 < t Tabel 2.360, artinya pengalaman tidak memiliki hubungan
dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di
Desa Suka Dame, artinya hubungan ini terjadi karena responden memiliki
pengalaman yang berbeda dan memiliki umur yang sangat beragam terutama petani
yang memiliki pengalaman diatas 11 tahun sebesar 65,6 % sehingga teknologi yang
diberikan oleh penyuluh sulit dilaksanakan petani, karena mereka akan selalu
mengandalkan pengalaman yang dimiliki dalam berbudidaya kakao. Amiruddin
(2010) berpendapat pengalaman adalah suatu kepemilikan pengetahuan yang
dimiliki dalam kurun waktu yang tidak ditentukan sebagai hasil belajar selama
hidupnya. Seseorang akan berusaha mensinkronkan hal yang dipelajarinya dengan
pengalaman yang dimiliki.
d. Hubungan Antara Pendapatan dengan Tingkat Penerapan Petani dalam
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara pendapatan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar -
0.071 dan t hitung – -0.389 < t Tabel 2.360, artinya pendapatan tidak memiliki
hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma
cacao L) di Desa Suka Dame, artinya pendapatan tidak memiliki hubungan dengan
tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik. Pendapatan yang
didapatkan seorang petani dari hasil kegiatan kakao berkisar 2 – 3000.000 dan
faktor ini jadi penyebab petani berpikir ulang untuk melaksanakan budidaya kakao
dengan baik. Hasil ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1998), bahwa
pendapatan yang diperoleh petani merupakan faktor yang sangat utama dalam
53
menunjang perekonomian keluarga, Sehingga petani selalu berpikir ulang dalam
melaksanakan kegiatan budidaya sesuai prosedur yang ditetapkan.
e. Hubungan Antara Luas Lahan dengan Tingkat Penerapan Petani dalam
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara Luas lahan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs sebesar
0.581**
dan t hitung – 3.887 < t Tabel 1.697, artinya Luas lahan memiliki hubungan
dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di
Desa Suka Dame, artinya Luas lahan memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat
penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik. Hasil ini menunjukkan bahwa
luas lahan petani di lapangan sangat erat kaitannya dengan penerapan budidaya
kakao yang baik dan hasil diskusi dengan beberapa responden, dengan luas lahan
yang dimiliki mereka harus disesuaikan dengan apa yang dihasilkan dari luas lahan
itu, kemudian disesuaikan dengan apa saja yang dilakukan saat melaksanakan
budidaya kakao. Hal ini sejalan dengan pendapat Mardikanto (2009) mengutarakan
bahwa semakin luas lahan yang dimiliki dalam berusahatani biasanya akan
memiliki kemampuan ekonomi yang baik.
f. Hubungan Antara Tingkat Kosmopolitan dengan Tingkat Penerapan
Petani dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara Tingkat kosmopolitan dengan tingkat penerapan diperoleh Rs
sebesar 0.176 dan t hitung 0.979 < t Tabel 2.360, artinya Tingkat kosmopolitan tidak
memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao
(Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame, artinya Tingkat kosmopolian tidak ada
hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik.
Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi karena baik kegiatan penyuluhan,
pelatihan dan kegiatan lainnya serta pengaruh-pengaruh dari luar kelompok
masyarakat tidak selamannya mengubah petani untuk mengadopsi teknologi yang
mereka dapatkan. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian prasetiawan (2013)
54
mengutarakan petani mau melaksanakan suatu teknologi dengan membandingkan
petani yang telah melaksanakan teknologi tersebut .
2. Hubungan Faktor eksternal dengan Tingkat penerapan petani
a. Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Produksi dengan Tingkat
Penerapan Petani dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara Tingkat ketersediaan sarana produksi dengan tingkat penerapan
diperoleh Rs sebesar 0.475** dan t hitung 2.945 < t Tabel 1.697, artinya Tingkat
ketersediaan sarana produksi memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani
dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame artinya
Ketersediaan Sarana Produksi ada hubungan dengan tingkat penerapan petani
dalam budidaya kakao yang baik. Hubungan ini terjadi karena Ketersediaan Sarana
Produksi pada lokasi pengkajian masih belum memadai, sehingga petani dalam
pelaksanaan budidaya sarana produksi yang ada disesuaikan terhadap penerapan
budidaya mereka. Hasil diatas sejalan dengan pendapat Farhani (2009)
mengutarakan bahwa tersedianya sarana produksi akan membuat usaha yang
dijalankan dapat berjalan lancar sehingga pendapatan yang diperoleh dapat
meningkat. Dan pada akhirnya kecenderungan petani untuk memenuhi
kebutuhannya dan menyisihkan sedikit dari penghasilannya untuk tabungan untuk
hal – hal yang tak terduga dan untuk hari tua akan semakin besar.
.
b. Hubungan Antara Ketersediaan Modal dengan Tingkat Penerapan Petani
dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara Tingkat ketersediaan modal dengan tingkat penerapan diperoleh
Rs sebesar 0.469** dan t hitung 2.889 < t Tabel 1.697, artinya Tingkat ketersediaan
modal memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao
55
(Theobroma cacao L)di Desa Suka Dame, Hasil analisis ini berkaian dengan
keterbatasan sumber modal yang terdapat pada lokasi pengkajian, disamping itu
kemudahan dalam memperoleh modal juga sangat mempengaruhi petani.
Menurut Hastuti (2004), sumber kredit sangat berperan penting dalam
pembangunan pertanian indonesia. Peningkatan jumlah kredit atau modal dapat
meningkatkan kemampuan petani dan efisiensi usahatani.
c. Hubungan Antara Jaminan Pasar dengan Tingkat Penerapan Petani dalam
Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) yang baik
Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa hasil analisis korelasi Rank
Spearman antara Tingkat jaminan pasar dengan tingkat penerapan diperoleh Rs
sebesar 0.425** dan t hitung 2.562 < t Tabel 2.360, artinya Tingkat jaminan pasar
memiliki hubungan dengan tingkat penerapan petani dalam budidaya kakao
(Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa karena jaminan pasar yang ada
saat ini di lokasi pengkajian belum memadai, hasil diskusi pendapat dengan
responden semakin banyak jaminan pasar yang datang ke lokasi menyebabkan
persaingan harga semakin tinggi sehingga petani bebas memilih untuk menyalurkan
hasil produksi kakao mereka, tetapi pada lokasi pengkajian jaminan pasar hanya
berkutat di 1 atau 2 elemen saja. Faktor ini menjadi penyebab adanya hubungan
antara jaminan pasar terhadap tingkat penerapan budidaya kakao yang baik.
Farhani (2009) mengutarakan bahwa tersedianya jaminan pasar akan
membuat usaha yang dijalankan dapat berjalan lancar sehingga pendapatan yang
diperoleh dapat meningkat. Dan pada akhirnya kecenderungan petani untuk
memenuhi kebutuhannya dan menyisihkan sedikit dari penghasilannya untuk
tabungan untuk hal – hal yang tak terduga dan untuk hari tua akan semakin besar.
56
VI. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Tingkat Penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori kurang menerapkan yaitu 37,5%.
2. Tingkat faktor internal dan eksternal petani Tingkat Penerapan petani dalam
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru adalah
a. Faktor Internal
a). Tingkat umur responden adalah 62,5 % atau kategori produktif
b). Tingkat pendidikan responden pengkajian adalah sebesar 76,25 % atau
kategori baik
c). Tingkat pengalaman responden adalah sebesar 63,75 % atau Tinggi
d). Tingkat pendapatan responden sebesar 52,5 % atau kategori sedang
e). Tingkat luas lahan responden pengkajian sebesar 44,37 % atau cukup
luas
f). Tingkat kosmopolitan responden pengkajian sebesar 76,25 % atau
kategori sering
b. Faktor Eksternal
a). Tingkat ketersediaan sarana produksi pada lokasi pengkajian sebesar 40
%
b). Tingkat ketersediaan modal di lokasi pengkajian sebesar 40,65 %
c). Tingkat jaminan pasar berada pada kategori kurang ada atau 31,85 %
3. Hubungan antara faktor internal dan eksternal petani dengan Tingkat Penerapan
petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan
Kutalimbaru:
57
a. Ada hubungan antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana produksi dan Jaminan
pasar terhadap Tingkat penerapan petani, dan ada hubungan yang signifikan
antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana produksi, Ketersediaan Modal dan
Jaminan Pasar terhadap tingkat penerapan petani.
b. Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan , pengalaman, pendapatan, dan
tingkat kosmopolitan terhadap tingkat penerapan petani
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan yaitu
:
1. Dapat kiranya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pangan dan Pertanian
Kabupaten memberi dukungan kepada penyuluh dilapangan terkait kegiatan
penyuluhan, agar kegiatan penyuluhan terlaksana dengan baik sehingga produksi
tanaman kakao meningkat dan dapat menambah pendapatan bagi petani.
2. Dapat kiranya ada kerja sama antar Dinas Pertanian dan stake holder dalam
pengembangan industri dalam skala industri rumahan dalam pengolahan hasil
produksi kakao untuk menambah pendapatan daripada petani kakao.
C. Impilikasi (Rencana Tindak Lanjut)
Hasil pengkajian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) di Desa Suka Dame
kategori kurang diterapkan (37,5 %). Sebagai usaha tindak lanjut terkait dari
“ Penerapan petani dalam budidaya kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa
Suka Dame ” maka disusunlah suatu rencana penyuluhan pertanian dalam bentuk
bimbingan intensif dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara tentang
budidaya kakao yang baik di Suka Dame.
1. Sasaran
Sasaran kegiatan penyuluhan adalah kelompoktani Dame dan Merga Silima
ditentukan berdasarkan :
a. Sasaran berdasarkan jenis komoditi yaitu kakao yang diusahakan petani dengan
materi penyuluhan yang akan disampaikan kepada petani.
58
b. Sasaran ditentukan berdasarkan tingkat umur produktif yaitu umur 20 - 50 tahun
yang telah bergabung dalam kelompoktani.
c. Sasaran berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA agar dapat
memahami materi yang disampaikan, keterampilan berkomunikasi dengan
penyuluh.
2. Materi
Materi yang akan disuluhkan kepada petani kakao di Desa Suka Dame
sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu tentang pemeliharaan pada tanaman
kakao berintegrasi dengan ternak karena kenyataan dilapangan banyak petani tidak
melakukan pemeliharaan yang sesuai dengan anjuran sehingga menghambat
produktivitas. Dalam menyampaikan penyuluhan agar tidak menyimpang dari topik
yang akan disampaikan maka perlu dibuat lembaran persiapan menyuluh (LPM).
Seiring dengan itu untuk menghindari agar materi yang akan disampaikan tidak
lupa maka perlu juga dibuat sinopsis dari materi yang akan disampaikan tersebut.
3. Metode
Metode merupakan salah satu cara pendekatan partisipatif yang dilakukan
melalui mekanisme kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan sasaran.
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah, diskusi dan demontrasi
cara.
4. Media
Media penyuluhan pertanian merupakan sarana alat bantu yang digunakan
untuk menyampaikan materi penyuluhan kepada petani. Penggunaan media yang
tepat dalam melakukan penyuluhan akan berpengaruh positif terhadap penerimaan
petani atas materi yang disuluhkan. Adapun media yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan penyuluhan ini yaitu media folder.
59
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)
Judul Penyuluhan : Pemeliharaan Tanaman Kakao
Tujuan : Petani mau melakukan pemeliharaan tanaman kakao
Penyuluhan sesuai anjuran dari 37 % menjadi 60 %
Sasaran : Kelompok tani Dame dan Merga Silima
Penyuluhan
Tanggal : September 2019 -Desember 2019
Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi Cara
Media : Folder
Alat dan Bahan : Cangkul, Gunting pangkas, parang dan Pupuk
Waktu : 120 Menit
No Kegiatan Uraian Waktu Ket
1. Pendahuluan - Salam Pembuka/perkenalan 10 Menit -
- Penjelasan Tujuan
2. Isi - Pengertian pemeliharaan 100 Menit -
- Demonstrasi Cara
3. Pengakhiran - Diskusi
- Penarikan Kesimpulan 10 Menit -
- Penutup
Suka Dame, September 2019
Disusun Oleh
Ariadi Libra Sinaga
60
SINOPSIS
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberi
perawatan terhadap tanaman kakao. Adapun tahapan dari pemeliharaan yakni
sanitasi, Pemangkasan rutin, Pemupukan 5 T, Pengendalian hama dan penyakit
secara intensif
Sanitasi dalam budidaya tanaman kakao harus mendapat perhatian memadai
agar pertumbuhan gulma dan kebersihan areal lahan kakao terjaga yang berguna
untuk menekan gulma dan tempat inangnya hama dan penyakit.
Idealnya, Pemangkasan rutin adalah suatu kegiatan untuk mengurangi
bagian tanaman kakao yang tidak berguna dan juga untuk menekan banyaknya
tunas air. Pemangkasan juga berguna untuk menjaga kelembapan lahan kakao dan
menekan hama dan penyakit pada lahan kakao.
Pemupukan 5 T adalah kegiatan yang penting juga karena untuk
menghasilkan produksi yang tinggi dari tanaman kakao perlu diberi nutrisi.
Pemupukan yang dimaksud adalah pemupukan yang tepat dosis, cara, waktu, Guna
dan sasaran.
Pengendalian hama dan penyakit secara intensif adalah kegiatan yang harus
dilakukan secara terus – menerus agar serangan hama dan penyakit dapat dideteksi
dan pengendaliannya juga harus memperhatikan intensitas serangan.
Dalam budidaya tanaman kakao dikenal dengan istilah sistem tumpang sari
dan integrasi ternak, dimana sistem tumpang sari yaitu suatu bentuk penanaman
campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada suatu areal lahan
dalam waktu yang bersamaan antara kakao dan kelapa maupun dengan tanaman
lain, sedangkan integrasi ternak adalah kegiatan pelibatan limbah kakao sebagai
pakan dari ternak.
Dengan dilakukannya pemeliharaan dengan baik dan diintegrasikan dengan
tanaman lain dan juga ternak, semoga kedepannya petani dapat menggarap
keuntungan yang berlipat ganda dan petani dapat menabung untuk modal di hari
mendatang.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, 2005. Pengantar Bisnis, Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Amiruddin, 2010. Motivasi Petani Dalam Menerapkan Teknologi Produksi Kakao
Kasus Kecamatan Sirenja Sulawesi Tengah. Institut Pertanian Bogor :
Program Tesis.
BPS, 2017. Kabupaten Deli Serdang dalam Angka. Kabupaten Deli Serdang : BPS
----, 2017. Kecamatan Kutalimbaru dalam Angka. Kabupaten Deli Serdang : BPS.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono, Trans.). Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada
Danim, 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta : Rineke
Cipta.
Dewandini, 2010. Motivasi Petani dalam Budidaya Tanaman Mendong (Fimbristylis
globulasa) di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Surakarta : Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Djakfar, 1990. Dasar-dasar Agronomi. Palembang : BKS-B USAID.
Farhani, Ardianto. 2009. Motivasi Sosial Ekonomi Petani Beralih Pekerjaan Dari
Sektor Pertanian Ke Sektor Industri Kerajinan Mebel Di Desa Serenan
Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. Surakarta : Skripsi Universitas
Sebelas Maret.
Hastuti, E.L, 2004. Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Kelembagaan Pembiayaan
Pertanian Di Pedesaan . ICASERD Working Paper No.57. Bogor : Pusat
Penelitian dan pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Jhingan, ML., 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Padang : PT. Raja
Grafindo.
Mardikanto, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta. Sebelas Maret
University Press.
----------, 2009. Komunikasi Pembangunan. Jakarta : PT Balai Pustaka (Persero).
63
Noor, 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Prasetiawan, Eliek. 2013. Sikap Petani Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizhus)
Terhadap Teknik Penyuluhan Di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari
Kabupaten Sukoharjo. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Puslitbang, 2010. Perkebunan Budidaya Kakao. Jakarta : Kementerian Pertanian.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta.
----------, 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Septiana, Ruriani, 2010. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan
Budidaya Kakao Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Bandar Agung
Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur. Universitas
Lampung : Skripsi.
Silalahi, 2011. Azaz-Azaz Manajemen. Bandung : Rafika Aditama.
Simamora, Henry. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Soekartawi, 1998. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sujarweni, 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Suryabrata, 1988. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan . Jakarta.
Wawan, 2010.Teori dan Pengukuran Sikap dan Prilaku. Yogyakarta : Nuha Medika.
Wardhani, 2017. What is cosmopolitanism? Materi disampaikan pada perkuliahan
kosmopolitanisme, Nasionalisme, dan Fundamentalisme. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, 7 Maret 2017
64
Lampiran 1. Hasil rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas
1. Hasil rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X
Respon
den
Pendapata
n
Luas
lahan
Kosmo
politan sarana modal
Jamina
n pasar Total
1 5 4 3 2 2 2 18
2 2 4 5 1 2 2 16
3 1 3 3 2 1 1 11
4 4 3 3 1 2 2 15
5 3 2 4 2 3 1 15
6 5 5 5 3 3 2 23
7 1 3 4 1 1 1 11
8 3 4 5 3 2 2 19
9 4 2 4 2 3 1 16
10 5 5 5 2 3 3 23
11 3 3 3 1 2 2 14
12 5 3 5 2 2 1 18
13 3 5 4 2 1 2 17
14 4 2 4 2 2 2 16
15 3 5 4 1 1 1 15
65
2. Hasil rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Y
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1
4 1 0 1 0 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 0 0 1 0 1 1 1 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 0 0 0 0 1 1 0
9 1 0 0 1 0 1 1 1 1
10 0 0 0 0 1 0 1 1 0
11 1 0 0 1 0 1 0 0 0
12 1 0 1 0 1 0 0 0 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0
66
Lampiran 2. Output SPSS Uji Validitas dan Realibilitas
A. Validitas Dan RealibilitasVariabel X
Correlations
pendapatan luaslahan kosmopolitan saranaproduksi modal jaminanpasar total
pendapatan Pearson Correlation 1 .178 .238 .406 .629* .428 .792**
Sig. (2-tailed) .525 .393 .133 .012 .112 .000
N 15 15 15 15 15 15 15
luaslahan Pearson Correlation .178 1 .355 .150 -.168 .480 .552*
Sig. (2-tailed) .525 .194 .593 .550 .070 .033
N 15 15 15 15 15 15 15
kosmopolitan Pearson Correlation .238 .355 1 .423 .355 .193 .630*
Sig. (2-tailed) .393 .194 .116 .194 .490 .012
N 15 15 15 15 15 15 15
saranaproduksi Pearson Correlation .406 .150 .423 1 .419 .171 .619*
Sig. (2-tailed) .133 .593 .116 .120 .542 .014
N 15 15 15 15 15 15 15
modal Pearson Correlation .629* -.168 .355 .419 1 .306 .624*
Sig. (2-tailed) .012 .550 .194 .120 .267 .013
N 15 15 15 15 15 15 15
Jaminanpasar
Pearson Correlation .428 .480 .193 .171 .306 1 .643**
Sig. (2-tailed) .112 .070 .490 .542 .267 .010
67
N 15 15 15 15 15 15 15
total Pearson Correlation .792** .552* .630* .619* .624* .643** 1
Sig. (2-tailed) .000 .033 .012 .014 .013 .010
N 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.690 6
B. Validitas dan RealibilitasVariabel Y
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total
P1 Pearson
Correlation
1 .080 .555* .650
** .207 .650
** -.154 -.154 .367 .580
*
Sig. (2-tailed) .777 .032 .009 .459 .009 .584 .584 .179 .024
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P2 Pearson
Correlation
.080 1 .577* .431 .431 .123 .480 .480 .218 .694
**
68
Sig. (2-tailed) .777 .024 .109 .109 .662 .070 .070 .435 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P3 Pearson
Correlation
.555* .577
* 1 .213 .853
** .213 .139 .139 .378 .749
**
Sig. (2-tailed) .032 .024 .446 .000 .446 .622 .622 .165 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P4 Pearson
Correlation
.650**
.431 .213 1 -.023 .659**
.207 .207 .262 .639*
Sig. (2-tailed) .009 .109 .446 .936 .008 .459 .459 .346 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P5 Pearson
Correlation
.207 .431 .853**
-.023 1 -.023 .207 .207 .262 .576*
Sig. (2-tailed) .459 .109 .000 .936 .936 .459 .459 .346 .025
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P6
Pearson
Correlation
.650**
.123 .213 .659**
-.023 1 .207 .207 .262 .576*
Sig. (2-tailed) .009 .662 .446 .008 .936 .459 .459 .346 .025
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P7 Pearson
Correlation
-.154 .480 .139 .207 .207 .207 1 1.000**
.367 .580*
Sig. (2-tailed) .584 .070 .622 .459 .459 .459 .000 .179 .024
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
69
P8
Pearson
Correlation
-.154 .480 .139 .207 .207 .207 1.000**
1 .367 .580*
Sig. (2-tailed) .584 .070 .622 .459 .459 .459 .000 .179 .024
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P9 Pearson
Correlation
.367 .218 .378 .262 .262 .262 .367 .367 1 .630*
Sig. (2-tailed) .179 .435 .165 .346 .346 .346 .179 .179 .012
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
TOTAL Pearson
Correlation
.580* .694
** .749
** .639
* .576
* .576
* .580
* .580
* .630
* 1
Sig. (2-tailed) .024 .004 .001 .010 .025 .025 .024 .024 .012
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.801 .804 9
70
Lampiran 3. Rekapitulasi Kuisioner
a. Rekapitulasi Variabel X Dan Y
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y
1 3 4 5 3 2 3 2 2 1 2
2 4 4 2 1 3 5 3 1 2 2
3 3 4 3 3 2 3 2 2 1 1
4 3 4 5 2 1 2 1 1 2 2
5 1 3 5 1 2 4 2 2 1 1
6 3 4 5 3 3 5 3 2 2 2
7 3 4 5 2 2 3 2 2 1 2
8 3 3 2 2 3 5 3 3 2 3
9 3 2 3 5 2 3 2 2 1 2
10 3 5 2 1 2 5 2 2 2 2
11 2 4 4 3 1 3 1 1 2 1
12 4 4 2 1 2 4 2 2 1 2
13 5 4 2 3 3 4 3 1 2 2
14 4 4 3 2 2 5 2 2 2 2
15 4 4 2 3 1 3 1 1 1 1
16 4 4 3 2 2 4 2 2 2 2
17 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3
18 3 4 3 3 2 3 2 2 1 2
19 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3
20 3 4 4 2 1 4 1 1 1 2
21 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1
22 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2
23 3 4 2 3 1 4 1 1 2 1
71
24 1 4 2 3 4 4 1 4 2 3
25 4 3 2 4 2 5 2 2 2 2
26 4 4 3 4 3 4 3 3 1 1
27 3 4 3 5 2 5 2 2 2 2
28 2 4 5 2 4 4 2 4 1 2
29 3 4 4 3 2 3 1 2 2 1
30 2 4 4 2 1 5 1 1 1 1
31 4 5 2 3 2 5 2 2 2 2
32 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3
Jumlah 100 122 102 84 71 122 64 65 51 60
b. Rekapitulasi Variabel Y
No
Responden P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 P9
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
2 1 1 1 1 1 0 1 0 0
3 1 1 1 1 0 0 0 0 1
4 1 0 1 1 1 0 0 1 1
5 1 1 1 1 0 1 0 0 0
6 1 1 1 1 0 0 1 1 0
7 1 1 1 0 1 0 1 1 0
8 1 1 1 1 0 1 1 0 1
9 1 1 1 1 0 1 1 0 0
10 1 1 0 1 0 1 1 1 0
11 1 0 0 1 0 1 1 0 1
12 1 1 0 1 0 1 1 0 1
13 0 1 1 1 0 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 0 0 0 1
15 1 1 1 1 0 1 0 0 0
16 1 1 1 1 0 1 1 0 0
17 1 1 1 1 1 1 0 0 1
18 0 1 1 1 1 1 1 0 1
19 0 1 1 1 0 1 1 1 1
20 1 1 0 1 0 1 1 0 1
72
21 0 1 1 1 0 1 1 0 0
22 0 1 1 1 0 1 1 0 1
23 0 1 1 1 0 1 1 0 0
24 1 1 1 1 0 1 1 0 1
25 1 1 1 1 0 1 1 0 1
26 1 1 0 1 0 1 1 0 0
27 1 1 0 1 0 1 1 0 1
28 1 1 1 1 0 0 0 1 1
29 1 1 0 1 0 0 1 0 1
30 1 0 1 1 0 1 1 0 0
31 1 1 1 1 0 1 1 0 0
32 1 1 1 1 0 1 1 1 0
73
Lampiran 4. Output SPSS Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal dengan Tingkat
Penerapan
Correlations
umur
penerap
an
Spearman's rho umur Correlation Coefficient 1.000 .114
Sig. (2-tailed) . .533
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient .114 1.000
Sig. (2-tailed) .533 .
N 32 32
Correlations
pendidikan
penerap
an
Spearman's rho pendidikan Correlation Coefficient 1.000 -.053
Sig. (2-tailed) . .773
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient -.053 1.000
Sig. (2-tailed) .773 .
N 32 32
Correlations
pengalaman
pener
apan
Spearman's rho pengalaman Correlation Coefficient 1.000 -.202
Sig. (2-tailed) . .267
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient -.202 1.000
Sig. (2-tailed) .267 .
N 32 32
74
Correlations
Pendapatan
Penerap
an
Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1.000 -.071
Sig. (2-tailed) . .699
N 32 32
Penerapan Correlation Coefficient -.071 1.000
Sig. (2-tailed) .699 .
N 32 32
Correlations
luaslahan
penera
pan
Spearman's rho luaslahan Correlation Coefficient 1.000 .581**
Sig. (2-tailed) . .000
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient .581**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
kosmopolitan
pener
apan
Spearman's rho kosmopolitan Correlation Coefficient 1.000 .176
Sig. (2-tailed) . .336
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient .176 1.000
Sig. (2-tailed) .336 .
N 32 32
75
Correlations
sarana
penerapa
n
Spearman's rho sarana Correlation Coefficient 1.000 .475**
Sig. (2-tailed) . .006
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient .475**
1.000
Sig. (2-tailed) .006 .
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Modal
Penera
pan
Spearman's rho Modal Correlation Coefficient 1.000 .469**
Sig. (2-tailed) . .007
N 32 32
Penerapan Correlation Coefficient .469**
1.000
Sig. (2-tailed) .007 .
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
jaminanpasar
penerap
an
Spearman's rho jaminanpasar Correlation Coefficient 1.000 .425*
Sig. (2-tailed) . .015
N 32 32
penerapan Correlation Coefficient .425* 1.000
Sig. (2-tailed) .015 .
N 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
76
Lampiran 5. Karakteristik Responden
No Nama
Responden
Kelompok
Tani
Umur(Tahun) Pendidikan
Terakhir
Pengalaman
Usahatani(Tahun)
1 Jaga Sembiring Dame 48 SMA 20
2 Nomi Br
Tarigan
Dame 37 SMA 7
3 Mulia Ginting Dame 46 SMA 11
4 Aldina Dame 50 SMA 22
5 Edi Erison
Ginting
Dame 61 SMP 26
6 Palas Tarigan Dame 50 SMA 22
7 Malem Ginting Dame 48 SMA 21
8 Dona Aritonang Dame 47 SMP 10
9 Ngajari Ketaren Dame 48 SD 14
10 Nelson Ginting Dame 43 Perguruan
Tinggi
9
11 Hendrawan
Ginting
Dame 51 SMA 17
12 Alexander
Sembiring
Dame 38 SMA 11
13 Hendri Jaya
Sembiring
Dame 29 SMA 6
14 Jupiana Purba Dame 38 SMA 12
15 Rahmat
Sembiring
Dame 32 SMA 8
16 Dramendra
Sembiring
Dame 40 SMA 13
17 Mariamto
Sinulingga
Dame 47 SMP 17
18 Purnama Rina Dame 41 SMA 11
77
19 Immanuel
Sembiring
Merga
Silima
48 SMA 17
20 Harapenta Merga
Silima
38 SMA 9
21 Sukaten Tarigan Merga
Silima
46 SMP 12
22 Tahan Tarigan Merga
Silima
42 SMP 11
23 Edison Surbakti Merga
Silima
49 SMA 10
24 Karya Ginting Merga
Silima
27 SMA 7
25 Iskia Sembiring Merga
Silima
39 SMP 7
26 Teguh Surbakti Merga
Silima
40 SMA 11
27 Tetap Br Karo Merga
Silima
49 SMA 13
28 Persadanta
Sembirng
Merga
Silima
52 SMA 21
29 Ndikar Tarigan Merga
Silima
46 SMA 20
30 Salam Surbakti Merga
Silima
52 SMA 20
31 Dalan Merga
Silima
38 Perguruan
Tinggi
7
32 Agustinus
Tarigan
Merga
Silima
49 SMA 11
78
Lampiran 6. Kuisioner Pengkajian
Pengantar Kuisioner
Kepada :
Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i .….…………………….
Di -
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka kegiatan penulisan Tugas Akhir (TA) di Politeknik
Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan, sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Terapan (STr) di POLBANGTAN Medan,
bapak/Ibu/Sdr/i diharapkan untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan. Angket
ini bukan merupakan tes psikologi, maka dari itu bapak/Ibu/Sdr/i jangan takut atau
ragu dalam memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang bapak/Ibu/Sdr/i
rasakan saat ini.
Setiap jawaban yang bapak/Ibu/Sdr/i berikan merupakan bantuan yang tiada
ternilai harganya bagi penulis, atas kesediaan nya saya ucapakan terima kasih.
Medan, Maret 2019
Hormat saya
Ariadi Libra Sinaga
NIRM. 01.4.3.13.0338
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
Jl. Binjai KM. 10 TP. 18 Medan 20002
79
KUISIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR (TA)
Kecamatan : Kutalimbaru
Kabupaten : Deli Serdang
Tahun : 2019
1. Petunjuk Pengisian Kuisioner Penelitian TA
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjawab seluruh pertanyaan/pernyataan yang ada.
b. Berilah tanda (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i anggap sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
2. Karakteristik Responden
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin : /
d. Alamat :
e. Pendidikan Terakhir :
f. Pengalaman :
g. Kelompoktani :
No. Responden
P L
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
80
Lampiran 1. Daftar Kuisioner penerapan Budidaya Kakao yang baik oleh petani di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru
A. Faktor Internal
1. Pendapatan
Besarnya pendapatan yang bapak /ibu peroleh
dalam budidaya tanaman kakao selama satu
bulan.
a. > 4 juta
b. 3 s/d 4 juta
c. 2 s/d 3 juta
d. 1 s/d 2 juta
e. < 1 juta
2. Luas Penggunaan Lahan
Luas lahan yang bapak/ ibu miliki
a. > 2 ha
b. 1,5 s/d 2 ha
c. 1 s/d 1,5
d. 0,5 s/d 1 ha
e. < 0,5 ha
3. Tingkat Kosmopolitan
Frekuensi kegiatan kelompok tani/ penyuluhan
yang saya ikuti
a. sekali dalam Sebulan
b. Sekali dalam 3 bulan
c. sekali dalam 6 bulan
d. Sekali dalam Setahun
e. Tidak Pernah
B. Faktor Eksternal
4. Ketersediaan Sarana Produksi
1. Ketersediaan Sarana Produksi yakni
a. Toko Tani
b. KUD
c. Agen
d. Toko Online
a. > 4 Sumber Input
b. 4 Sumber Input
c. 3 Sumber Input
d 2 Sumber Input
e. 1 Sumber Input
5. Ketersediaan Permodalan
81
1. Sumber Modal Yakni
a. BRI
b. KUD
c. Agen / Tengkulak
d. Rentenir
e. Modal Sendiri
a. > 4 Sumber Input
b. 4 Sumber Input
c. 3 Sumber Input
d 2 Sumber Input
e. 1 Sumber Input
6. Jaminan Pasar
penampung Hasil produksi kakao Bapak/ibu
yakni
a. Pabrik
b. Asosiasi
c. Tengkulak
d Toko Online
e. KUD
a. 5 Penampung
b. 4 Penampung
c. 3 Penampung
d 2 Penampung
e. 1 Penampung
C. Tingkat Penerapan
No Pertanyaan / Peryataan Jawaban
Ya Tidak
1. 1. Apakah Bapak/ Ibu Menggunakan
Bibit Unggul
2. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan
Pembukaan Lahan
3. Apakah Bapak/ Ibu Menanam
Tanaman pelindung
4. Apakah Bapak/ Ibu Menanam
Tanaman selain Tanaman Kakao
yang dapat menambah penghasilan
5. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan
integrasi dengan ternak
6. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan
Pemupukan 5 T
7. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan
Pemangkasan Rutin
8. Apakah Bapak/ Ibu Mengendalikan
hama dan penyakit secara rutin
9. Apakah Bapak/ Ibu Melakukan
Pemanenan sesuai kriteria panen
82
Lampiran 7. Rencana Kegiatan Penyuluhan
N
o
Keadaan Tujuan Masalah Sasaran Kegitan Penyuluhan Ket
Pelaku Utama Pelaku
Usaha
Petugas Materi Keg/
Meto
de
Vol Lokasi Waktu Sumber
Biaya
Penanggu
ng Jawab
Pela
ksa
na
Taruna
Tani
Wanita
Tani
Petani
Dewasa
L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Penerapan
petani dalam
budidaya
kakao yang
baik sebesar
37,5 %
Petani
mau
menerapk
an
budidaya
kakao
yang baik
sesuai
anjuran
dari 37,5
%
menjadi
60 %
Petani yang
belum
menerapkan
budidaya
kakao yang
baik sebesar
62,5 %
√ Pemeliharaa
n Tanaman
Kakao
d
i
Ceram
ah,Dis
kusi
dan
Demo
nstrasi
cara
8 Kelompok
tani Dame
dan
Merga
Silima
Desa Suka
Dame
Sep -
Des
2019
Swaday
a
BPP
Koor.
Penyuluh
Pen
yulu
h