penerapan dini psak revisi 2009 tentang laba … · psak 1 (revisi 2009) yang diterapkan per 1...

33
1 PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA KOMPREHENSIF (Studi pada Emiten Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Ninuk Riesmiyantiningtias Wiwik Utami Universitas Mercu Buana, Jakarta Abstract This study aimed to test whether there is an influence of variables Leverage Ratio, institutional ownership, public accounting firm and the size of the company against the practice of early adoption of PSAK I (Revised 2009). This study uses logistic regression analysis testing to measure the relative leverage ratio, institutional ownership, public accounting firm and firm size are proxies for the asset. This study uses the company's manufacturing sector in Indonesia Stock Exchange for the year 2010 as a sample research report. Based on purposive sampling obtained 114 manufacturing companies that meet the criteria of sample. The test results showed no effect of the leverage ratio, institutional ownership and the Public Accounting Firm (KAP) of the reporting practices of Comprehensive Income. While the size of the company affects the reporting practices of Comprehensive Income. Keywords: Comprehensive Income, the leverage ratio, institutional ownership, public accounting firm, firm size Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh variabel Rasio Leverage, kepemilikan institusional, kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan terhadap praktik penerapan awal PSAK I (Revisi 2009). Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik pengujian untuk mengukur rasio leverage yang relatif, kepemilikan institusional, kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan adalah proxy untuk aset. Penelitian ini menggunakan sektor manufaktur perusahaan di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sebagai laporan penelitian sampel. Berdasarkan purposive sampling diperoleh 114 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sampel. Hasil tes menunjukkan tidak ada pengaruh rasio leverage, kepemilikan institusional dan Kantor Akuntan Publik (KAP) dari praktik pelaporan Pendapatan Komprehensif. Sedangkan ukuran perusahaan mempengaruhi praktik pelaporan Pendapatan Komprehensif. Kata kunci: Pendapatan Komprehensif, rasio leverage, kepemilikan institusional, Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

1

PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA KOMPREHENSIF

(Studi pada Emiten Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Ninuk Riesmiyantiningtias

Wiwik Utami

Universitas Mercu Buana, Jakarta

Abstract

This study aimed to test whether there is an influence of variables Leverage Ratio,

institutional ownership, public accounting firm and the size of the company against

the practice of early adoption of PSAK I (Revised 2009). This study uses logistic

regression analysis testing to measure the relative leverage ratio, institutional

ownership, public accounting firm and firm size are proxies for the asset. This study

uses the company's manufacturing sector in Indonesia Stock Exchange for the year

2010 as a sample research report. Based on purposive sampling obtained 114

manufacturing companies that meet the criteria of sample. The test results showed no

effect of the leverage ratio, institutional ownership and the Public Accounting Firm

(KAP) of the reporting practices of Comprehensive Income. While the size of the

company affects the reporting practices of Comprehensive Income.

Keywords: Comprehensive Income, the leverage ratio, institutional ownership, public

accounting firm, firm size

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh variabel Rasio Leverage,

kepemilikan institusional, kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan terhadap

praktik penerapan awal PSAK I (Revisi 2009). Penelitian ini menggunakan analisis

regresi logistik pengujian untuk mengukur rasio leverage yang relatif, kepemilikan

institusional, kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan adalah proxy untuk aset.

Penelitian ini menggunakan sektor manufaktur perusahaan di Bursa Efek Indonesia

untuk tahun 2010 sebagai laporan penelitian sampel. Berdasarkan purposive sampling

diperoleh 114 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sampel. Hasil tes

menunjukkan tidak ada pengaruh rasio leverage, kepemilikan institusional dan Kantor

Akuntan Publik (KAP) dari praktik pelaporan Pendapatan Komprehensif. Sedangkan

ukuran perusahaan mempengaruhi praktik pelaporan Pendapatan Komprehensif.

Kata kunci: Pendapatan Komprehensif, rasio leverage, kepemilikan institusional,

Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan

Page 2: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang sudah go public di Indonesia diwajibkan menyampaikan

laporan keuangan perusahaannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

sesuai Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam

Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala yang menyatakan bahw laporan keuangan tahunan harus disertai dengan

laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan

keuangan tahunan.

Berdasarkan PSAK 1 (Revisi 2009) yang telah disahkan oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tanggal 23 Desember 2009 yang mengacu pada

International Accounting Standar (IAS) 1 tentang Presentation of Financial

Statement, dimana terdapat perubahan format pelaporan laba rugi yang sebelumnya

disebut laporan laba rugi (income statement) ditambahkan dengan pos laba

komprehensif (other comprehensive income) menjadi laporan laba rugi komprehensif

(comprehensive income). PSAK 1 (Revisi 2009) mulai berlaku per 1 Januari 2011 dan

diwajibkan kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

untuk mengikuti kebijakan yang berlaku di PSAK dalam hal pelaporan keuangan

perusahaannya.

Pelaporan keuangan perusahaan sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) tidak berbeda

jauh dengan sebelum direvisi, hanya terdapat penambahan komponen laporan laba

rugi komprehensif (Comprehensive Income) yang harus dilaporkan selain komponen

pendapatan dan biaya, diantaranya memasukkan komponen–komponen perubahan

aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode berjalan. Komponen–

komponen dalam laba rugi komprehensif sebelumnya dilaporkan secara terpisah

dalam catatan atas laporan keuangan.

Sebelum diterapkannya PSAK 1 (Revisi 2009) di Indonesia, pelaporan

komponen laba rugi komprehensif masih bersifat sukarela (voluntary) atau belum

Page 3: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

3

menjadi komponen pelaporan yang wajib dilaporkan. Setelah diterapkannya PSAK 1

(Revisi 2009) pelaporan komponen comprehensive income menjadi informasi yang

bersifat wajib (mandatory) apabila dalam operasional perusahaan berhubungan

dengan transaksi komponen laba rugi komprehensif yang harus diungkap.

Sebelum berlakunya PSAK 1 (Revisi 2009), sebagian perusahaan sudah ada

yang melaporkan komponen laba rugi komprehensif dalam pelaporan keuangannya.

Alasan untuk melaporkan komponen laba rugi komprehensif lebih dini adalah untuk

memberikan informasi yang lebih berkualitas sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Laba rugi merupakan salah satu tolak ukur kinerja perusahaan di masa

lalu yang menjadikan dasar para investor dan manajemen perusahaan untuk

memprediksi kinerja masa depan.

Menurut PSAK 1 (Revisi 2009), laporan laba rugi komprehensif meliputi

semua perubahan ekuitas selama suatu periode yang dihasilkan dari transaksi dan

peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik

dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Laporan laba rugi komprehensif merupakan

salah satu masalah khusus dari laporan laba rugi sebagai upaya perusahaan untuk

menampilkan performance yang baik.

Menurut Brian et al. (2010) menyatakan bahwa seluruh item laba

komprehensif dilaporkan setelah pajak, hal tersebut untuk mengeliminasi kebutuhan

untuk pengguna data keuangan dalam mengungkapkannya di catatan kaki, tujuan

utamanya adalah transparansi akuntansi. Wegant et al. (2009: 362), menyatakan

bahwa pihak internal dan eksternal perusahaan memiliki kepentingan terhadap kinerja

perusahaan. Target laba internal merupakan alat penting dalam memotivasi para

manajer untuk meningkatkan usaha penjualan, pengendalian biaya, dan penggunaan

sumber daya yang lebih efisien. Perhitungan bonus internal berdasarkan laba turut

mendorong munculnya manajemen laba. Tekanan dari eksternal perusahaan salah

satunya diwakili oleh ekspektasi pasar yang direkomendasikan oleh analis keuangan.

Perusahaan juga memiliki insentif untuk melakukan manajemen laba guna menjamin

agar angka yang dilaporkan paling sedikit sama dengan laba yang diperkirakan oleh

Page 4: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

4

para analis.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Bamber

et al. (2010) terhadap 500 perusahaan di Standard & Poor's (S&P) selama periode

laporan keuangan tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Kajian riset yang dilakukan

oleh Bamber et al. (2010) dihubungkan dengan kebijakan pemerintah USA yang

mewajibkan perusahaan-perusahaan yang listing bursa untuk melaporkan komponen

laba rugi komprehensif dalam laporan kinerja dan bukan dalam laporan ekuitas. Dari

penelitian yang dilakukan oleh Bamber, Jiang, Petroni dan Wang (2010)

menyimpulkan bahwa banyak perusahaan yang menampilkan komponen laba rugi

komprehensif dalam laporan ekuitas agar tidak mempengaruhi harga saham

perusahaan di pasar.

Motivasi peneliti dalam melakukan penelitian mengenai pratik lebih awal

PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji

apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam perusahaan mempengaruhi

pelaporan comprehensive income lebih awal oleh perusahaan sebelum

diberlakukannya PSAK 1 (Revisi 2009). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

oleh Bamber et al. (2010) memotivasi peneliti untuk melakukan replikasi penelitian

yang sejenis dengan menambahkan variabel tambahan serta pengujian terhadap

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah peneliti menambahkan variabel

struktur kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan sebagai faktor internal

perusahaan yang diperkirakan berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam

melakukan praktik lebih awal PSAK 1 (Revisi 2009).

Penelitian mengenai pengaruh leverage, kepemilikan institusional, reputasi

KAP yang melakukan audit di perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pelaporan

laba rugi komprehensif penting dilakukan karena dua alasan. Pertama, laporan laba

rugi merupakan gambaran kinerja perusahaan dalam satu periode yang memberikan

informasi terhadap pengambilan keputusan investasi oleh investor dan analis

keuangan sehingga dalam pelaporan komponen laba rugi komprehensif akan

Page 5: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

5

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kedua, pelaporan komponen laba rugi

komprehensif diduga berpotensi terjadinya earningss management sehingga

diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan referensi kepada para pembuat

kebijakan dalam menyusun aturan yang mendorong transparansi dalam

pengungkapan laporan keuangan.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh leverage ratio terhadap penerapan dini pelaporan

laba konprehensif.

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerapan dini

pelaporan laba konprehensif.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap penerapan

dini pelaporan laba konprehensif.

4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerapan dini

pelaporan laba konprehensif.

5. Untuk mengetahui pengaruh reputasi Akuntan Publik yang ditunjuk untuk

mengaudit laporan keuangan perusahaan terhadap penerapan dini pelaporan

laba konprehensif.

1.3 Kontribusi Penelitian

Kontribusi dari penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Bagi regulator yang mengeluarkan kebijakan pasar modal, dalam hal ini

pemerintah untuk mendorong adanya transparansi dalam pelaporan laba rugi

perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia agar para

pemakai informasi tidak mengalami bias dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi para investor atau manajer investasi dapat mengantisipasi adanya praktik

manajemen laba dan dapat mengestimasi nilai perusahaan dengan

mengeluarkan komponen laba rugi komprehensif dalam memperhitungkan

return saham.

3. Bagi akademisi, peneliti ingin memberikan kontribusi dalam literatur

akuntansi keuangan dan dapat memberikan fenomena baru dalam penulisan-

Page 6: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

6

penulisan selanjutnya.

2. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Teori Keagenan, perusahaan berusaha untuk menunjukkan kinerja

perusahaan yang bagus agar sesuai dengan ekspektasi pasar yaitu untuk kemakmuran

para investor. Dengan menampilkan laporan keuangan sesuai dengan harapan pasar

maka perusahaan akan melakukan cara-cara agar laporan laba rugi dapat

menampilkan nilai perusahaan yang meningkat atau bagus.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Istianingsih (2011)

mendefinisikan bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik

(principal) dan manajer (agent) yang melakukan jasa untuk kepentingan prinsipal,

termasuk mendelegasikan kekuasaan untuk mengambil keputusan kepada manajer.

Artinya bahwa manajer sebagai agent memiliki kepentingan untuk mencapai harapan

principal maupun pihak luar. Dalam proses pembentukan kontrak terjadi, muncul

bermacam biaya yang disebut biaya kontrak. Untuk meminimalkan biaya kontrak

yang ditanggungnya manajemen harus berupaya untuk mempertahankan kinerja

perusahaan.

Menurut Ikhsan & Suprasto (2008:80) bahwa Teori Agensi memberikan

kontribusi dalam pemikiran organisasional sebagai berikut:

a. Perlakuan terhadap informasi, informasi sebagai komoditi memiliki biaya

yang harus dibeli sehingga memunculkan adanya sistem informasi formal

yang ditujukan sebagai controlling terhadap perilaku dewan direksi. Jika

dewan memiliki informasi yang memadai maka kompensasi akan didasarkan

pada kinerja, sehingga agen akan berperilaku sesuai dengan keinginan

principal.

b. Perhatian terhadap implikasi resiko, mengingat adanya ketidakpastian

terhadap masa depan maka principal cenderung netral terhadap resiko.

Page 7: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

7

2.2. Teori Signalling

Dalam teori signalling menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk

memberikan signal (sinyal) mengenai informasi yang dimiliki kepada para investor.

Manajer berusaha memberikan sinyal berupa informasi yang dapat dipercaya dan

tidak mudah ditiru. Pelaporan laba rugi komprehensif dalam laporan keuangan

perusahaan merupakan salah satu sinyal tidak langsung yang berusaha ditampilkan

oleh para manajer perusahaan.

Menurut Hughes (1986) dalam Istianingsih (2011) menunjukkan bagaimana

pengungkapan dapat menjadi sinyal yang dapat diandalkan, sehingga nilai pasar

saham perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Pengungkapan dapat

berbentuk informasi finansial yang merupakan pegungkapan wajib dalam bentuk

laporan keuangan dan informasi non finansial yang biasanya diungkapkan secara

sukarela, misalnya: penampilan grafik, informasi mengenai penghargaan-

penghargaan yang telah diterima oleh perusahaan dan lain sebagainya.

Survei yang dilakukan oleh Graham (2005) dalam Bamber, Jiang, Petroni &

Wang (2010) menyatakan bahwa persepsi pasar terhadap kinerja perusahaan akan

menurunkan harga saham perusahaan dan penurunan penilaian kinerja manajer

perusahaan. Hipotesis yang muncul adalah ada pengaruh pemilihan lokasi komponen

laba rugi komprehensif oleh manajer perusahaan terhadap harga saham perusahaan

(nilai perusahaan).

Dalam investasi di pasar modal, semua informasi yang muncul dari luar dan

dalam perusahaan akan mempengaruhi reaksi pasar. Dalam hal ini investor akan

memproses informasi atau isu yang muncul untuk mengambil keputusan pasar yang

menguntungkan investor di masa depan. Yang perlu dihindari adalah asimetri

informasi yang diterima oleh investor atau adanya informasi tidak seimbang yang

diterima oleh investor dan hal tersebut sangat diharapkan efeknya oleh perusahaan.

Informasi dalam pasar modal yang diserap oleh investor dibagi menjadi

informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental adalah

informasi yang berhubungan dengan isu atau informasi di dalam perusahaan dan

Page 8: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

8

informasi teknikal merupakan informasi yang dipengaruhi oleh isu -isu didalam pasar

modal secara tehnis. Dengan informasi fundamental yang ada, investor akan menilai

kinerja perusahaan dari laporan laba rugi keuangan yang dibuat dan indikasi nilai laba

bersih akan digunakan untuk memperkirakan return saham dan dividen yang akan

diterima di masa yang akan datang.

2.3. Teori Akuntansi Positif

Laba rugi komprehensif dihubungkan pula dengan teori akuntansi positif yang

menjadi motivasi para manajer untuk melakukan creating accounting atau suatu

prediksi atas suatu aksi terhadap pilihan–pilihan akuntansi yang terjadi, sikap manajer

dan bagaimana manajer akan merespon proposed standart akuntansi yang baru.

Menurut Watts & Zimmerman (1986) dalam Scott (2006) dalam teori akuntansi

positif dikenal tiga pendekatan hipotesis sebagai berikut:

a. Bonus Plan Hypothesis, mengambarkan perilaku manajer dalam memilih

suatu kebijakan akuntansi dengan tujuan oportunistik yaitu untuk tujuan

peningkatan bonus manajer dilihat dari kinerja atas laporan keuangan yang

dihasilkan.

b. Debt Covenant Hypothesis, menggambarkan perilaku manajer dalam memilih

suatu kebijakan akuntansi untuk meminimalkan pelanggaran atas jaminan

hutang atau meminimalkan biaya kontrak.

c. Political Cost Hypothesis, menggambarkan perilaku manajer dalam memilih

suatu kebijakan akuntansi dengan tujuan untuk kepentingan pihak lain,

contoh: untuk penghindaran pajak.

2.4. Laba komprehensif

Dalam Epstein & Jermakowicz (2009:111) definisi dari Laba konprehensif

adalah sebagai berikut :

The change in equity (net assets) of an entity during a period from

transactions and other events and circumstances from nonowner sources. It

includes all changes in net assets during a period, except those resulting from

investments by owners and distributions to owners. It comprises all

components of “profit or loss” and “other laba konprehensif” presented in

Page 9: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

9

the statement of laba konprehensif.

Terminologi total laba rugi komprehensif menurut PSAK 1 (Revisi 2009)

adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan

peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik

dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Perusahaan diwajibkan menyajikan seluruh pos

penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode.

Pada PSAK 1 (Revisi 2009) paragraph 79 juga dijelaskan mengenai cakupan dari

laporan laba rugi komprehensif minimal menyajikan jumlah pos-pos berikut untuk

periode:

a. Pendapatan

b. Biaya keuangan

c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat

menggunakan metode ekuitas

d. Beban pajak

e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

(i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan

(ii) Keuntungan dan kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran

nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau

kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan

f. Laba rugi

g. Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan

sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h))

h. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura

bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan

i. Total laba rugi komprehensif

Menurut Stice, James & Skousen (2009: 231), laba rugi komprehensif adalah

angka yang digunakan untuk menunjukkan semua nilai perubahan kekayaan

perusahaan selama satu periode yang mencakup semua komponen yang umumnya

muncul dari perubahan kondisi pasar yang tidak berhubungan dengan operasi normal

Page 10: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

10

perusahaan. Komponen laba rugi komprehensif tidak termasuk dalam laba bersih

karena dianggap memberikan sedikit informasi tentang kinerja ekonomi dari operasi

normal perusahaan. Laba rugi komprehensif mencakup semua pos yang umumnya

muncul dari perubahan kondisi pasar yang tidak berhubungan dengan operasi normal

perusahaan.

Menurut Pandit & Philips (2004) dalam Fitzpatrick, Raju & Tocco (2010),

SFAS 130 menentukan format pelaporan komponen laba rugi komprehensif lainnya

disajikan dengan salah satu cara dari 3 cara yang telah ditentukan yaitu:

1. Laporan laba rugi kedua yang terpisah, mengindikasikan bahwa keuntungan

dan kerugian yang didefinisikan sebagai laba rugi komprehensif lainnya

memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional.

2. Laporan laba rugi gabungan, dimana laba bersih tradisional menjadi angka

subtotal sedangkan total akhirnya adalah total laba komprehensif.

3. Laporan ekuitas pemegang saham, dimana melaporkan pos–pos laba

komprehensif ke dalam laporan ekuitas pemegang saham (statement of

stakeholder equity)

Sedangkan menurut PSAK 1 (Revisi 2009) paragraf 78 ada dua cara dalam

menyajikan laporan laba rugi komprehensif sebagai berikut:

1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi kompehensif atau

2. Dalam bentuk dua laporan:

(i) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi ( laporan laba rugi

terpisah); dan

(ii) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen

pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)

Laba rugi komprehensif biasa disebut dengan laba ekonomi karena

menggambarkan laba atau rugi ekonomi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu,

laba rugi komprehensif biasa juga digunakan sebagai manajemen laba perusahaan

untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan PSAK 1 (Revisi 2009) komponen pendapatan komprehensif lain

Page 11: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

11

mencakup :

1. Perubahan dalam surplus revaluasi diatur dalam PSAK 16 (revisi 2007)

mengenai aset tetap dan PSAK 19 (revisi 2009) mengenai aset tidak berwujud.

2. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui

sesuai dengan PSAK 24 mengenai imbalan kerja.

3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

entitas asing diatur dalam PSAK 10 (revisi 2009) mengenai pengaruh

perubahan nilai tukar valuta asing.

4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang

dikategorikan sebagai AFS (avalaible for sale) diatur dalam PSAK 55 (revisi

2006) mengenai instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.

5. Keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai

arus kas diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006).

Menurut Wild, Subramanyam dan Hansley (2004:318, Fitzpatrick, Raju &

Tocco, 2010), untuk menghasilkan laba konprehensif maka net income yang berasal

dari perusahaan ditambah atau dikurangi dengan:

1) keuntungan/ kerugian yang belum terealisasi atau marketable securities

2) keuntungan/ kerugian atas penjabaran mata uang asing

3) penambahan atau pengurangan atas kewajiban pensiun karyawan

4) keuntungan atau kerugian atas transaksi derivative seperti hedging

5) dampak translasi laporan keuangan

6) selisih revaluasi asset tetap

7) perubahan nilai investasi available for sale

Berdasarkan pengembangan hipotesis yang dilakukan oleh Bamber, Jiang,

Petroni dan Wang (2010) menyatakan bahwa manajer perusahaan percaya bahwa

dengan ditampilkannya pelaporan kinerja akan membuat pengguna laporan keuangan

cenderung melihat kinerja perusahaan tidak stabil. Sifat dari laba komprehensif

adalah lebih stabil dibandingkan laba bersih. Dalam teori pengguna laporan

keuangan, penghasilan suatu entitas hanya sampai pendapatan bersih setelah pajak.

Page 12: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

12

Penelitian yang dilakukan oleh Hirshleifer & Teoh (2003) dalam Bamber, Jiang,

Petroni & Wang (2010) menyimpulkan bahwa laporan yang volatile, sementara dan

tidak lengkap akan meningkatkan penilaian pengguna laporan mengenai kinerja

perusahaan. Pengguna lebih mudah mengasimilasi informasi yang relevan dan

menonjol dibandingkan informasi yang tidak menonjol. Argumentasi tersebut

menyimpulkan bahwa jika laporan laba rugi komprehensif lebih menonjol maka :

1) pengguna akan menempatkan bobot yang lebih tinggi pada laba rugi

komprehensif sebagai ukuran kinerja

2) pengguna akan gagal untuk mempertimbangkan offsetting atas kerugian dan

keuntungan yang belum terealisasi atas aktiva dan kewajiban lainnya yang

tidak diakui dalam arus akuntansi

Lee (2006) dalam Bamber, Jiang, Petroni & Wang (2010) pernah melakukan

riset terhadap pengaruh pemilihan format laba rugi komprehensif terhadap

peningkatan nilai perusahaan. Riset yang menginvestigasi industri asuransi properti

menghasilkan adanya pengaruh laporan laba rugi komprehensif yang dilaporkan

dalam ekuitasnya meningkatkan nilai Available for Sale (AFS).

Pada beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya merumuskan bahwa

pengungkapan laba komprehensif bersifat volatile, tidak tetap dan incomplete.

Kondisi tersebut mengakibatkan turunnya stock price dan rendahnya evaluasi

terhadap kinerja perusahaan (sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Maines &

McDainel (2000) dan Hunion, Libby & Mazza (2006)).

2.5. Leverage Ratio

Menurut Graham et.al (2005) dalam Bamber et.al (2010) menyatakan bahwa

manajer yang memiliki nilai leverage yang tinggi cenderung melakukan smooting

earnings untuk meminimalkan resiko perusahaan. Leverage ratio dihitung dengan

membagi hutang jangka panjang terhadap total aset pada laporan tahunan perusahaan.

Formula yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan sebagai berikut:

Page 13: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

13

Leverage ratio: Hutang jangka panjang

Total Asset

Menurut Subramanyam & Wild (2008:265), leverage keuangan merupakan

penggunaan utang untuk meningkatkan laba. Bagi investor saham biasa, utang

merupakan cerminan kerugian investasi yang diimbangi oleh potensi keuntungan dari

leverage keuangan. Leverage memperbesar keberhasilan (laba) dan kegagalan (rugi)

manajerial. Investor lebih menyukai peningkatan modal sebagai pelindung atas

kerugian pada saat yang sulit.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bamber, Jiang, Petroni & Wang

(2010) ketika menguji 20 perusahaan menggunakan univariate tests terhadap

perubahan pemilihan format laporan laba rugi komprehensif menyatakan bahwa

perusahaan dengan nilai leverage yang tinggi lebih menyukai pelaporan laba rugi

komprehensif dalam laporan modal (Statement of Equity).

Adapun dari sudut pandang pemegang saham, utang merupakan sumber

pendanaan eksternal yang lebih disukai karena alasan berikut:

1) bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap dan apabila bunganya lebih

kecil daripada pengembalian atas aset operasi bersih maka selisih

pengembalian tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas

2) bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan dividen

tidak

2.6. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusi dibagi menjadi kepemilikan publik (jika perusahaan go

public) dan kepemilikan oleh perusahaan (modal sendiri). Kepemilikan institusional

merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki institusional pada akhir tahun

yang diukur dalam persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional dalam

suatu perusahaan.

Menurut teori keagenan menyatakan bahwa adanya pemisahan fungsi

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan memungkinkan adanya konflik antara

Page 14: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

14

pemilik dan pengelola. Menurut Jensen & Meckling (1976) dalam Istianingsih

(2011), salah satu mekanisme untuk menurunkan adanya konflik kepentingan adalah

dengan menggunakan monitoring. Menurut Tarjo (2008) dalam Wien Ika Permanasari

(2010), kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham pada akhir

tahun yang dimiliki oleh lembaga. Kepemilikan institusional memiliki arti penting

dalam memonitor manajemen serta akan mendorong peningkatan pengawasan yang

lebih optimal. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan dalam bentuk institusional

maka akan memberikan pengawasan kepada manajemen secara lebih efektif sehingga

meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Sofyaningsih & Pancawati

Hardiningsih (2011) menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan

institusional terhadap nilai perusahaan. Tinggi rendahnya kepemilikan saham tidak

efektif dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan, karena adanya asimetri

informasi antara investor dan manajer. Investor belum tentu sepenuhnya memiliki

informasi yang dimiliki oleh manajer sebagai pengelola perusahaan sehingga manajer

sulit dikendalikan oleh invetor institusional. Struktur kepemilikan menggambarkan

komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan serta menjelaskan komitmen

pemilik untuk mengelola dan menyelamatkan perusahaan (Wardhani, 2006 dalam

Ririn, 2011).

2.7. Reputasi Kantor Akuntan Publik (Auditor Eksternal)

Bagi perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

diwxajibkan untuk diaudit laporan keuangan tahunannya oleh Kantor Akuntan Publik

yang ditunjuk oleh manajemen perusahaan dan diwajibkan untuk melaporkan laporan

keuangan hasil audit serta dipublikasikan ke publik melalui media cetak. Kantor

Akuntan Publik yang besar biasanya diidentikkan dengan reputasi KAP yang bagus

dan berskala Internasional. Bagi pemakai laporan keuangan mempersepsikan KAP

yang memiliki reputasi yang baik adalah KAP yang berafiliasi dengan kantor akuntan

internasional dan termasuk dalam Big 4. Reputasi KAP dapat dikaitkan dengan

Page 15: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

15

kualitas seperti pelatihan, jasa audit yang komprehensif dan pengakuan internasional.

Menurut hasil penelitian Bamber et al. (2010), sangat sedikit perusahaan-

perusahaan yang diaudit oleh auditor E&Y melaporkan komponen laba rugi

komprehensif dalam performance reporting. Terkait dengan kualitas KAP, Meutia

(2004) dan Johl (2007) dalam Madinatush (2012) berhasil membuktikan bahwa

auditor Big 5 akan cenderung peka dalam mendeteksi adanya abnormal accrual

dibandingkan auditor non Big 5.

2.8. Rerangka Pemikiran

Atas dasar asumsi agency theory , manajemen berusaha untuk menunjukkan

kinerja perusahaan yang terbaik agar kepentingannya tercapai sekaligus mewujudkan

tujuan pemilik perusahaan (investor). Laba merupakan indikator yang digunakan

untuk mengukur kinerja perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh

karena itu, informasi harus disajikan sesuai dengan karakteristik informasi laporan

keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.

Manajemen perusahaan juga berusaha memberikan sinyal mengenai informasi

yang dimiliki kepada investor melalui laporan keuangan (Teori Signalling). Dengan

melakukan penyajian laporan laba rugi komprehensif lebih awal (sebelum

diberlakukannya PSAK 1 revisi 2009 per 1 Januari 2011) yang merupakan salah satu

sinyal tidak langsung maka diharapkan dapat membangun kepercayaan investor.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jourdan dan Clark (1998),

Mohsen Datsgir dan Ali (2008) mengungkapkan bahwa laba komprehensif lebih

unggul daripada net income dalam penilaian kinerja. Penelitian yang dilakukan

Graham at.al (2005), Yen, Hirst & Hopkins (2007), Bamber et.al (2010)

menyimpulkan bahwa ada pengaruh pengungkapan komponen laba rugi

komprehensif terhadap performance perusahaan.

Menurut hasil penelitian Jensen & Meckling (1976), Jogiyanto (1998), Tarjo

(2008) dan Soebiantoro (2007) bahwa ada pengaruh nilai perusahaan terhadap

kepemilikan institusional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Graham et al. (2005)

Page 16: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

16

dan Bamber, Jiang &Petroni (2010) membuktikan ada hubungan antara leverage

terhadap pemilihan format pelaporan laba konprehensif. Ada pengaruh Kantor

Akuntan Publik yang ditunjuk oleh perusahaan untuk mengaudit laporan

keuangannya terhadap pemilihan format penyajian laporan laba konprehensif sesuai

dengan hasil penelitian oleh Bamber et.al (2010).

Berdasarkan kajian pustaka baik teoritis maupun empirik, peneliti

menggambarkan kerangka pemikiran hubungan leverage, kepemilikan institusional,

auditor eksternal, ukuran perusahaan, pelaporan komponen laba rugi komprehensif

dengan diagram sebagai berikut:

Gambar 1

Rerangka Pemikiran Penelitian

2.9 Hipotesis

Pengaruh Leverage Ratio terhadap penerapan dini pelaporan laba rugi

komprehensif

Rasio leverage berguna untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang

didanai oleh hutang jangka panjang. Leverage lebih relevan sebagai penaksir resiko

yang melekat dalam perusahaan. Semakin besar leverage ratio maka semakin besar

pula resiko investasi dan sebaliknya semakin kecil leverage ratio maka semakin kecil

pula resiko investasi. Sehubungan dengan keputusan manajemen untuk memilih

Kepemilikan

Institusional (X2)

Reputasi KAP

(X3)

Ukuran

Perusahaan

(X4)

Pelaporan Laba Rugi

Komprehensif (Y)

Leverage Ratio

(X1)

Page 17: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

17

eksternal financing pada prinsipnya apabila perusahaan masih bisa melakukan usaha

sumber pendanaan internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan.

Menurut Scott (2006) dalam Debt Covenant Hypothesis menyatakan bahwa

perilaku manajer dalam memilih suatu kebijakan akuntansi untuk meminimalkan

pelanggaran atas jaminan hutang atau meminimalkan biaya kontrak. Maka dengan

menampilkan kinerja yang baik maka perusahaan akan meningkatkan kepercayaan

kreditur untuk memberikan tambahan pinjaman.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Graham et al (2005) dalam Bamber,

Jiang, Petroni & Wang (2010) menemukan bahwa manajemen pada perusahaan yang

memiliki leverage yang lebih besar akan lebih fokus melakukan pemerataan laba

untuk meminimalkan resiko perusahaan.

Dari uraian teori dan penelitian–penelitian sebelumnya maka manajemen

berusaha menyajikan laporan keuangan perusahaan yang maksimal salah satunya

dengan memberikan sinyal tidak langsung dengan melakukan praktik lebih awal

PSAK 1 (Revisi 2009) sehingga diharapkan mendapatkan kepercayaan dari investor.

Nilai leverage dapat mempengaruhi keputusan manajemen untuk menjalankan lebih

awal penyajian laba rugi komprehensif.

Berdasarkan uraian tersebut di atas hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : Leverage ratio berpengaruh terhadap penerapan dini pelaporan laba

komprehensif

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap penerapan dini pelaporan laba

komprehensif

Kepemilikan institusional terbagi menjadi kepemilikan publik dan

kepemilikan perusahaan (modal sendiri). Dalam teori keagenan dinyatakan bahwa

perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik (principal) dan manager

(agent) yang melakukan jasa untuk kepentingan principal. Perbedaan kepentingan

antara principal sebegai pemilik modal dan agent sebagai manajer yang berusaha

Page 18: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

18

untuk mencapai harapan principal maupun pihak luar sebagai pemakai laporan

keuangan menuntut agent melakukan pilihan–pilihan metode akuntansi untuk

memaksimalkan kinerja perusahaan.

Perusahaan yang memiliki struktur modal yang didominasi oleh publik

harapannya akan cenderung transparan dalam melaporkan laporan keuangannya

karena sebagai bentuk monitoring atas pertanggung jawaban manajemen kepada

pemilik modal. Pemilik modal yang didominasi publik lebih concern dalam

melakukan monitoring segala kebijakan atau penyesuaian yang terjadi dalam laporan

keuangan. Sedangkan perusahaan yang struktur modalnya didominasi oleh

kepemilikan perusahaan cenderung melakukan penyesuaian–penyesuaian dalam

laporan keuangannya sesuai keinginan pemilik modal mayoritas.

Menurut penelitian Tarjo (2008) dalam Permanasari (2010) ada pengaruh

antara kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian

Sofyaningsih & Hardiningsih (2011) menyimpulkan tidak ada pengaruh kepemilikan

institusional terhadap nilai perusahaan.

Sesuai dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya, peneliti mencoba

mengembangkan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penerapan dini pelaporan

laba rugi komprehensif

Pengaruh reputasi KAP terhadap penerapan dini pelaporan laba komprehensif

Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pelaporan keuangan yang dibuat

oleh manajemen kepada pemakai laporan keuangan maka diwajibkan pada

perusahaan yang sudah go public untuk dilakukan audit atas laporan keuangan yang

dibuatnya oleh pihak independen diluar perusahaan. Sesuai dengan teori agensi

dimana principal selalu melakukan monitoring terhadap kebijakan atau laporan yang

dikeluarkan oleh agent. Sebagai bentuk monitoring salah satunya dengan melakukan

audit terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh agent. Audit dilakukan oleh pihak

yang independen dan ditunjuk langsung oleh manajemen.

Page 19: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

19

Menurut Becker et al. (1998) dan Reynolds & Francis (2000) dalam Giri

(2010) menyatakan bahwa auditor yang berkualitas tinggi (KAP) dapat mendeteksi

praktik manajemen laba karena mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat

mencegah tindakan manajemen laba yang oportunis oleh klien. Reputasi KAP diukur

dari kemampuan independensi dalam melaksanakan audit dan tidak ada

ketergantungan secara ekonomi klien. Sehingga hasil audit mencerminkan

profesionalisme auditor dan kualitas audit yangdapat dipertanggung jawabkan

Menurut Bamber et.al. (2010) KAP yang berreputasi mempunyai

kecenderungan untuk melakukan pelaporan laba konprehensif kedalam laporan laba

rugi (performance reporting). Sesuai dengan teori dan fenomena mengenai pelaporan

laba rugi komprehensif, maka peneliti merumuskan hubungan kausal sebagai berikut:

H3 : Reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap penerapan dini

pelaporan laba komprehensif

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerapan dini pelaporan laba

komprehensif

Ukuran perusahaan biasanya diproksikan dengan total aset, total penjualan,

total net aset, jumlah area ekspansi perusahaan atau jumlah total karyawan.

Perusahaan yang besar biasanya mendapatkan sorotan dan tekanan dari publik,

sehingga perusahaan besar cenderung untuk melakukan kebijakan–kebijakan yang

dibuat oleh otoritas pemerintah sehubungan dengan kepemilikannya yang sudah go

public.

Dalam penelitian yang dilakukan Bamber, Jiang, Petroni & Wang (2010)

mengambil variabel ukuran perusahaan dengan melakukan log atas harga pasar

saham biasa perusahaan yang masih outstanding pada periode akhir dilaporkannya

laba rugi komprehensif.

Ukuran perusahaan yang digunakan sebagai variabel independen karena

ada kencederungan perusahaan yang memiliki ukuran yang besar berusaha untuk

melakukan kepatuhan atau adopsi aturan yang diberlakukan oleh pemerintah lebih

Page 20: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

20

awal karena publik akan berusaha melakukan monitoring terhadap performance

perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merumuskan pengembangan

hipotesis sebagai berikut:

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerapan dini pelaporan laba

komprehensif

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan menggunakan design penelitian kausal yang bertujuan

untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel independen

terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini ingin menguji pengaruh variabel

leverage ratio, kepemilikan institusional, reputasi auditor eksternal, ukuran

perusahaan terhadap penerapan dini pelaporan komponen laba rugi komprehensif

PSAK 1 (Revisi 2009).

3.1. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Adapun variabel–variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.1 Leverage Ratio (X1)

Leverage ratio merupakan perhitungan dari long-term debt terhadap total

asset. Pengukuran leverage ratio menggunakan skala ratio.

1.2 Kepemilikan institusional (X2)

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan oleh institusi yang besarnnya

lebih dari 5%. Pengukuran menggunakan variabel dummy, dimana akan

bernilai 1 apabila kepemilikan moyoritas oleh kepemilikan perusahaan dan

bernilai 0 apabila sebaliknya.

1.3 Reputasi KAP (X3)

KAP bereputasi adalah KAP yang bekerja sama dengan asing, dalam hal ini

adalah KAP the Big Four. Pengukuran menggunakan variabel dummy, dimana

akan bernilai 1 apabila termasuk perusahaan yang diaudit oleh salah satu KAP

the Big Four dan bernilai 0 apabila sebaliknya.

Page 21: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

21

1.4 Ukuran perusahaan (X4)

Variabel ukuran perusahaan diproksikan berdasarkan total asset perusahaan.

Pengukuran ukuran perusahaan menggunakan skala ratio.

1.5 Penerapan dini pelaporan laba rugi komprehensif

Penerapan dini PSAK 1 (Revisi 2009) mengenai komponen laba rugi

komprehensif diukur menggunakan variabel dummy, dimana akan bernilai 1

apabila ada pelaporan komponen laba rugi komprehensif pada tahun 2010 dan

bernilai 0 apabila sebaliknya. Adapun yang termasuk dalam komponen laba

rugi komprehensif adalah sebagai berikut :

1.) keuntungan/ kerugian yang belum terealisasi atau marketable securities

2.) keuntungan/ kerugian atas penjabaran mata uang asing

3.) penambahan atau pengurangan atas kewajiban pensiun karyawan

4.) keuntungan atau kerugian atas transaksi derivative seperti hedging

5.) dampak translasi laporan keuangan

6.) selisih revaluasi asset tetap

7.) perubahan nilai investasi available for sale

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Skala Pengukuran

Variabel Eksogen

Leverage ratio

(X1)

Kepemilikan

institusional (X2)

Reputasi KAP

Leverage ratio

merupakan rasio

perbandingan long-term

debt terhadap total aset.

Kepemilikan saham

institusional lebih besar

dari 5%

Auditor eksternal dalam

Rasio

Rasio

Nominal

Rasio

Leverage Ratio = long-

term ratio : total asset

Kepemilikan

institusional lebih besar

dr 5% bernilai 1 dan

kurang dari 5% bernilai

nol

Bernilai 1 = diaudit oleh

Page 22: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

22

Auditor Eksternal

(X3)

Ukuran perusahaan

(X4)

penelitian ini yang

termasuk dalam the Big

Four

Total aset

Rasio

KAP The Big Four dan

bernilai 0 = tidak diaudit

oleh KAP The Big Four

Jumlah total aset

Variabel

Dependen

Penerapan dini

Pelaporan

komponen laba

rugi komprehensif

(Y)

Komponen laba rugi

komprehensif

dilaporkan dalam

format performance

report atau dalam

format laporan ekuitas

saham

Nominal

Bernilai 1 = jika

melaporkan komponen

laba rugi komprehensif ;

0 = jika tidak ada

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metoda purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Data laporan keuangan (kecuali laporan perubahan modal) perusahaan

tersedia untuk tahun pelaporan keuangan 2010. Laporan keuangan harus

tersedia untuk menghitung Pelaporan komponen laba rugi komprehensif

menurut PSAK 1 (Revisi 2009).

2. Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan auditan

dengan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

3. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis

pelaporan lebih awal PSAK 1 Revisi 2009.

Sampel penelitian yang diambil adalah perusahaan industri manufaktur yang

melaporkan komponen laba rugi komprehensif pada periode 2010, hal ini didasarkan

pada pertimbangan untuk menguji hipotesis penerapan dini konvergensi IFRS dalam

Page 23: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

23

PSAK 1 (Revisi 2009), sehingga pengungkapan komponen laba rugi komprehensif

masih bersifat subsidiary (belum diwajibkan)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data arsip yaitu metode pengumpulan data dengan basis data berupa

laporan keuangan tahunan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi tahun

2010. Data didapatkan dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

4. Metode Analisis

Berdasarkan model hubungan antar varibel dan pengukuran variable dependen

dengan skala nominal maka untuk uiji hipotesis digunakan model analisa logistic,

dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Ln (p/1-p) = a + bLEV + cOWN + dKAP + eASSET + e

Dimana :

LEV : Leverage Ratio

OWN : Kepemilikan institusional

KAP : Reputasi auditor eksternal

ASSET : Ukuran perusahaan

Ln p/1-p : Pelaporan komponen laba rugi komprehensif

e : Error

4. ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif

Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan tahun 2010 sebanyak

128. Jumlah yang tidak mencantumkan laporan auditor eksternal untuk laporan

keuangan 2010 sebanyak 8 perusahaan. Sebanyak 3 perusahaan tidak mencantumkan

rincian kepemilikan modal saham dalam laporan keuangan tahun 2010 dan 3

perusahaan dikeluarkan dalam pengolahan data karena outlier, sehingga 114

perusahaan yang dijadikan sampel untuk dianalisa lebih lanjut.

Page 24: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

24

Tabel 2 menyajikan hasil pengambilan sampel berdasarkan metode purposive

sampling.

Tabel 2

Pengambilan Sampel

Kriteria Pengambilan Sampel: Jumlah

Jumlah Sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2010 128

Perusahaan yang tidak mencantumkan laporan auditor

eksternal -8

Perusahaan yang tidak mencantumkan kepemilikan

modal saham -3

Perusahaan yang datanya dikeluarkan karena outliers -3

Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 114

Jumlah perusahaan yang melaporkan adanya laba komprehensif pada laporan

keuangan tahun 2010 sebanyak 45 perusahaan (39,5%), sedangkan perusahaan yang

laporan keuangannnya diaudit oleh KAP Big Four sebanyak 48 atau 42,1%.

Perusahaan yang masuk kategori sebagai perusahaan yang dimiliki oleh institusional

sebanyak 79 perusahaan. Statistik diskriptif disajikan pada table 4 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Leverage 114 .0001 1.316 .1856 .2184 .048

Total Aset 114 3.4860 8.752 6.0966 .9237 .853

Sumber: data diolah

Page 25: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

25

Rata rata leverage sebesar 18,56 % yang bermakna bahwa asset perusahaan

didanai oleh hutang jangka panjang sebesar 18,56%. Nilai rata rata 18,56 % termasuk

dalam kategori baik karena hutang jangka panjang dijamin oleh asset yang yang

memadai dan risiko hutang yang relative rendah. Jumlah rata rata asset sebesar Rp.

6,09 trilyun.

4.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisa model regresi logistic.

Untuk menilai model fit dapat dilihat dari nilai statistik -2logL pada Tabel 5 yaitu

tanpa variabel apapun atau hanya konstanta saja sebesar 156.772 setelah dimasukkan

empat variabel baru maka nilai -2logL turun menjadi 146.814. Hal ini menunjukkan

bahwa penambahan variabel independen LEV, OWN, KAP dan ASSET kedalam

model memperbaiki model fit.

Tabel 4.2. Hasil uji Goodness of Fit

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 146.814(a) .084 .112

Nilai Cox dan Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R dapat juga digunakan

untuk menilai model fit. Nilai Nagelkerke’s R square dapat diinterprestasikan seperti

nilai R2 pada multiple regression. Hasil output SPSS memberikan nilai Cox dan

Snell’s R sebesar 0.084 dan nilai Nagelkerke’s R R2 sebesar 0.112. Yang berarti

variabilitas varibel independen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel

dependen sebesar 11.2%.

Tabel 4.3 Hosmer and Lemeshow Test

Step

Chi-

square Df Sig.

1 5.548 8 .698

Sumber :Data diolah

Page 26: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

26

Dari hasil SPSS yang terlihat di table 4.2 menunjukkan bahwa nilai Hosmer-

Leweshow sebesar 5.548 dan signifikan pada 0.698 oleh karena nilai signifikan di

atas 0.05 maka model dikatakan fit dan model dapat diterima.

Tabel 4.2 menyajikan klasifikasi estimasi yang salah dan benar atas dasar

model regresi yang telah diolah.

Tabel 4.3. Classification Prediksi

Observed

Predicted

COMPRE

Percentage

Correct

Tidak Ada

Laba

konprehens

if

Ada Laba

konprehens

if

Tidak Ada

Laba

konprehens

if

Step

1

COMPRE Tidak Ada Laba

konprehensif 48 15 76.2

Ada Laba

konprehensif 26 25 49.0

Overall Percentage 64.0

Dari hasil perhitungan tabel 4.3 klasifikasi 2 x 2 untuk menghitung nilai

estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect) dapat dijelaskan bahwa

menurut prediksi bahwa perusahaan yang tidak melaporkan komponen Laba

konprehensif dalam laporan keuangannya (kode 0) adalah 63 perusahaan , sedangkan

hasil observasi hanya 48 perusahaan jadi ketepatan klasifikasi 76.2% (48/63).

Sedangkan prediksi perusahaan yang melaporkan Laba konprehensif (kode 1) 51

perusahaan, sedangkan hasil observasi hanya 25 perusahaan dengan ketepatan

klasifikasi 49% (25/51) atau secara keseluruhan ketepatan klasifikasi adalah 64%.

Untuk menguji hipotesis dapat dilihat dari koefisien regresi logistic yang

disajikan pada Tabel 4.4.

Page 27: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

27

Tabel 4.4. Variabel yang masuk dalam model logistik

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step LEV .795 .939 .716 1 .397 2.215

OWN -.677 .494 1.878 1 .171 .508

KAP .463 .447 1.074 1 .300 1.590

ASSET .470 .248 3.578 1 .059 1.599

Constant -2.93 1.467 3.989 1 .046 .053

a Variable(s) entered on step 1: LEV, OWN, KAP, ASSET.

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui koefisien regresi dan nilai signifikan dari

masing masing variable independen, serta persamaan logistiknya adalah sebagai

berikut:

Ln (p/1-p) = -2.930 + 0.795LEV -0.677OWN + 0.463KAP + 0.470 ASSET

Variabel ASSET yaitu proksi ukuran perusahaan signifikan pada tingkat

keyakinan (confidance level) 90%, atau dengan tingkat error dibawah 10%. Dalam

table 4.4 tingkat signifikansi asset adalah 0,059 atau error dibawah 10%. Dari

persamaan logistic regression dapat dilihat bahwa koefisien asset bertanda positip, hal

ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi nilai ASSET, maka probabilitas

perusahaan melakukan penerapan lebih dini komponen Laba konprehensif semakin

tinggi.

4.3. Pembahasan

Pengaruh Leverage Ratio terhadap pelaporan lebih awal laba rugi komprehensif

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa leverage ratio tidak berpengaruh

positif terhadap pelaporan lebih awal komponen laba rugi komprehensif dengan nilai

sifnifikan error 39.7% dengan tingkat kepercayaan 90%. Hasil pengujian ini

bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan Scott (2006) dalam Debt

Page 28: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

28

Covenant Hypothesis yang menyatakan bahwa perilaku manajer dalam memilih suatu

kebijakan akuntansi untuk meminimalkan pelanggan atas jaminan hutang atau

meminimalkan biaya kontrak.

Pengujian hipotesis ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Bamber, Jiang, Petroni & Wang (2010) ketika menguji 20 perusahaan menggunakan

univariate test menyatakan bahwa perusahaan dengan nilai leverage yang tinggi lebih

menyukai pelaporan Laba konprehensif dengan metode Equity. Dalam penelitian dari

117 perusahaan yang melaporkan komponen Laba konprehensif hanya 52 perusahaan

dimana 47 perusahaan melaporkan dengan menggunakan metode equity dan 5

perusahaan memasukkan dalam metode laba rugi. Dalam hal ini perusahaan tidak

memperhitungkan leverage ratio pada keputusan mengpraktikan lebih awal PSAK 1

(revisi 2009).

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pelaporan lebih awal laba rugi

komprehensif

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara

kepemilikan institusional terhadap pelaporan lebih awal komponen laba rugi

komprehensif dengan signifikan error 17.1% dengan tingkat kepercayaan 90%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Sofyaningsih &

Pancawati Hardiningsih (2011) bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan institusional

terhadap nilai perusahaan.

Dari 52 perusahaan yang kepemilikan perusahaan yang melaporkan lebih awal

Laba konprehensif, 12 perusahaan didominasi kepemilikan modalnya oleh publik dan

39 perusahan struktur modalnya dimiliki oleh institusional. Hal ini menunjukkan

bahwa keputusan perusahaan untuk menerapkan PSAK 1 (revisi 2009) mengenai

Laba konprehensif tidak dipengaruhi oleh kepemilikan modal yang didominasi oleh

institusi maupun publik.

Pengaruh reputasi KAP terhadap pelaporan lebih awal laba rugi komprehensif

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh reputasi KAP terhadap pelaporan lebih awal laba rugi komprehensif, hal ini

Page 29: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

29

ditunjukkan dengan hasil pengujian signifikan error 30% dengan tingkat kepercayaan

90%. Dari total perusahaan sebanyak 51 perusahaan yang melaporkan komponen laba

rugi komprehensif, 23 perusahaan diantaranya diaudit oleh KAP yang tidak termasuk

Big Four dan 28 perusahaan lainnya diaudit oleh KAP Big Four.

Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Bamber, Jiang, Petroni & Wang (2010) yang menyatakan bahwa ada kecenderungan

perusahaan yang diaudit oleh Ernst & Young (E&Y) melaporkan komponen laba rugi

komprehensif kedalam laporan laba rugi (performance reporting).

Hal ini menyimpulkan pelaporan lebih awal laba rugi komprehensif tidak

berpengaruh terhadap reputasi KAP Big Four dan ada kemungkinan pula bahwa

perusahaan yang tidak melaporkan komponen laba rugi komprehensif memang

dikarenakan tidak ada transaksi yang termasuk dalam komponen laba rugi

komprehensif yang harus diungkap.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pelaporan lebih awal laba rugi

komprehensif

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan ada pengaruh signifikan

ukuran perusahaan terhadap pelaporan lebih awal laba rugi komprehensif. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikan error 5.9% dengan dengan tingkat kepercayaan

90%. Artinya bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan terhadap total aset

berpengaruh terhadap pelaporan lebih awal komponen Laba konprehensif. Ada

kecenderungan bahwa perusahaan yang memiliki total aset yang semakin tinggi akan

melaporkan komponen laba rugi komprehensif lebih awal. Perusahaan akan berusaha

untuk melakukan kepatuhan terhadap adopsi aturan yang diberlakukan oleh

pemerintah lebih awal karena publik akan berusaha melakukan monitoring terhadap

performance perusahaan.

5. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, hipotesis dan

hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulakn sebagai berikut :

Page 30: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

30

1. Leverage Ratio, kepemilikan institusional dan reputasi KAP tidak berpengaruh

terhadap penerapan dini PSAK 1 (revisi 2009). Terdapat dua pandangan tentang

bentuk hubungan leverage ratio, kepemilikan institusional dan reputasi KAP yaitu

pandangan pertama yang menyatakan ada hubungan positif dengan nilai

perusahaan yang dilakukan oleh Tarjo (2008) dalam Permanasari (2010), Bamber,

Jiang, Petroni & Wang. Pandangan kedua yang menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan seperti yang

dilakukan oleh Sofyaningsih & Hardiningsih (2011).

2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dengan penerapan dini PSAK 1 tentang

pelaporan komponen laba rugi komprehensif. Hasil pengujian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sri & Pancawati (2011) dan Bamber et al. (2010)

yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap performance

perusahaan dan pemilihan format pelaporan laba konprehensif.

5.2 Implikasi

Sesuai dengan hasil riset maka implikasi penelitian ini sebagai berikut:

Bagi pemegang keputusan mengenai kebijakan pasar modal dalam hal ini

pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat mendorong pemerintah untuk

melakukan standarisasi pelaporan komponen laba rugi komprehensif PSAK 1

(revisi 2009)

Bagi investor agar penelitian ini bermanfaat untuk menjadi acuan dalam

menganalisa perusahaan dari sisi ketepatan dan kepatuhan kebijakan yang dibuat

oleh pemerintah

5.3 Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu:

1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai

sampel sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada jenis

perusahaan lain seperti perbankan, transportasi atau telekomunikasi.

Page 31: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

31

2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh leverage ratio, kepemilikan

institusional, reputasi KAP dan ukuran perusahaan sesuai replikasi penelitian

yang dilakukan oleh Bamber, Jiang dan Petroni (2010). Jika memungkinkan

untuk penelitian berikutnya dapat menambahkan variable lain yang

diprediksikan berpengaruh terhadap praktik lebih awal adopsi PSAK 1 (Revisi

2009).

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi selain total aktiva untuk

mengukur ukuran perusahaan seperti total penjualan untuk mengetahui

perbedaan hasil yang diperoleh dengan menggunakan proksi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Bamber, Linda Smith., Jiang, John., Petroni, Kathy R., & Wang, Isabel Yayan. (2010).

Laba konprehensif : Who's Afraid of Performance Reporting?. The

Accounting Review. 85(1), 97-122

Stice, Earl K. Stice, James D. & Skousen,Fred K. (2007). Intermediate Accounting.

Buku edisi 16, 196 – 238, 354 – 388

Weygandt, Jerry. Kimmel, Paul D. & Kieso, Donald E. (2011). Financial Accounting,

IFRS Edition, 564 -569

Epstein, Barry J. & Jermakowicz, Eva K. (2009). Interpretation and Application of

International Financial Reporting Standards, Wiley IFRS 2009,111

Scott, W.R (2006), Financial Accounting Theory. Fourth Edition. Prentice Hall Inc.

Toronto

Fitzpatrick, Brian.D., Raju, Sudhakar S., & Tocco, Anthony I, (2010). Laba

konprehensif Option: A Detriment To Transparency. International Business&

Economics Research Journal. 9(8), 21 – 28

Utami, Wiwik. (2010). Dampak Pengungkapan sukarela dan Manajemen Laba

terhadap Biaya Modal Ekuitas dengan Asimetri Informasi sebagai Variabel

Page 32: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

32

Intervening (studi pada perusahaan publik sektor manufaktur), Jurnal Telaah

Akuntansi dan Bisnis. 1(2), 57-80

Istianingsih. (2011). Faktor-faktor penentu pengungkapan informasi dan kinerja

modal intelektual serta dampaknya terhadap kemampuan imbal hasil saham

dalam memprediksi laba masa depan perusahaan. Disertasi Doktoral di UI,

34-40.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikhsan, Irfan., & Suprapto, Berkulanus Bambang. (2008). Teori Akuntansi dan Riset

Multiparadigma. Buku edisi pertama, 80.

Dewi, Diastiti Okkarisma. (2010). Pengaruh Jenis Usaha, ukuran perusahaan dan

leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. 39-40

Anggraini, Dwi Ririn. (2011). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan

asing terhadap pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan dalam

Annual Report. UNDIP Semarang

Natawidnyana. (2008). Sejarah Big Four Auditors. Diakses pada 26 November 2011

dari Weblog.htm: http: Natawidnyana’s weblog.htm

Sofyaningsih, Sri., & Hardiningsih, Pancawati (2011). Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Deviden, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan. Dinamika

Keuangan dan Perbankan, 3 (1), 68 – 87

Permanasari, Wien Ika. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan

Institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap pengungkapan

Nilai Perusahaan. UNDIP Semarang

Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 1 (Revisi 2009), Jakarta.

Prena, Gine Das. (2011). Pengaruh Laba konprehensif Pada Kecepatan Penyampaian

Laporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2008. Universitas

Udayana Denpasar.

Page 33: PENERAPAN DINI PSAK REVISI 2009 TENTANG LABA … · PSAK 1 (Revisi 2009) yang diterapkan per 1 Januari 2011 ini adalah ingin menguji apakah faktor-faktor internal dan eksternal dalam

33

Nazwirman. (2008). Penilaian Harga Saham dengan Price Earnings Ratio (PER) ;

Studi Kasus pada Saham Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek

Indonesia. MAKARA Sosial Humaniora, 12 (2), 98-106

Muliati, Ni Ketut. (2011). Pengaruh Asimetris Informasi dan Ukuran Perusahaan pada

Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Udayana Bali

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2012). Perkembangan Beberapa Indikator Utama

Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta.