penerapan e-business di indonesiashitta.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/shitta-nur...dan...
TRANSCRIPT
UJIAN TENGAH TRIWULAN
TAKE HOME
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Penerapan e-business di Indonesia
(Studi Kasus: PT Saung Mirwan)
Oleh:
Shitta Nur Safarina
P056101271.45
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan internet untuk era globalisasi ini telah semakin meningkat
penggunaannya oleh berbagai kalangan, baik individu maupun kelompok
termasuk kalangan organisasi khususnya para pengusaha. Kegiatan dunia usaha
dengan penggunaan teknologi berbasis internet merupakan cara tepat serta
inovatif bagi para perusahaan untuk melakukan kegiatan perusahaan dalam
memasuki pasar (khususnya di dunia maya). Kegiatan yang dilakukan perusahaan
dengan pengguanan website disebut sebagai electronic business dan commerce (e-
business dan e-commerce) (Tamimi, Sebastianelli & Rajan 2005; Wang, Head &
Archer 2002).
Penggunaan e-business ini menimbulkan berbagai keuntungan karena
perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis secara elektronik tanpa
batas dan kendala waktu. Kegiatan bisnis itu meliputi transaksi bisnis, operasi
fungsi-fungsi perusahaan, sharing informasi khususnya dengan pelanggan dan
suplier sehingga hubungan antara pihak-pihak tersebut dnegan perusahaan dapat
terjalin baik sebelum, selama dan setelah proses pembelian (Zwass 1998; Bandyo-
padhyay 2002; Haag, Cummings & Dawkins 1998). Aktifitas bisnis secara
elektronik ini (e-business/e-commerce) telah memberikan beberapa kemudahan
baik bagi penjual maupun bagi pembeli.
Pemanfaatan teknologi e-commerce dan website di Indonesia untuk
sekarang ini masih belum berkembang. Hal ini disebabkan infrastruktur yang ada
saaat ini belum menunjang, kurangnya ketersediaan pekerja yang ahli tentang
teknologi informasi (IT), keterlibatan lembaga keuangan/perbankan kurang akibat
tingkat pendidikan pengguna (user) kurang. Walaupun demikian, seiring dengan
penggunaan teknologi internet yang semakin luas, indikator untuk teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia
cukup meningkat secara signifikan.
Sebagai bukti konkritnya pada tahun 1996-1999, penggunaan PC
(personal computer), jumlah internet host dan jumlah pengguna (online users)
meningkat masing-masing sebesar 17,85%, 24,11% dan 42,52% (Orbeta 2002).
Dan salah satu perusahaan agribisnis yang telah menerapkan e-business dalam
kegiatan operasional perusahaan adalah PT Saung Mirwan. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang holtikultura (sayuran, buah-buahan) dan tanaman hias.
Wujud e-business dalam perusahaan ini adalah dalam bentuk website yang dapat
diakses oleh semua pihak. Penggunaan website saung mirwan ini adalah untuk
menjaga keberlangsungan usaha ini serta sebagai wadah untuk memudahkan para
pelanggan dan suplier dalam mengakses informasi serta produk-produk yang
dihasilkan PT Saung Mirwan.
1.2. Tujuan
Pembuatan paper ini adalah untuk menganalis bagaimana penggunaan e-
business (e-commerse) untuk menunjang kegiatan operasional pada PT Saung
Mirwan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Electronic Business System
Sejarah adanya e-business muncul ketika setelah era internet. Akan tetapi
istilah e-business pertama kali dipopulerkan oleh IBM sekitar sepuluh tahun yang
lalu. E-business dapat menjadi aset yang strategis dan menjadi keunggulan suatu
perusahaan jika mampu dimanfaatkan dengan baik. Sebuah perusahaan harus
mampu melakukan transformasi proses bisnis yang mereka lakukan agar dapat
memanfaatkan e-business dengan baik. Secara umum keuntungan yang tinggi
akan diperoleh jika e-business yang dimiliki dapat terkait secara langsung dan
membentuk komunitas dengan konsumen, rekan kerja, dan suppliers.
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis
utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan
teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi ( Alter,
2002).
E-Business adalah mengacu pada lingkungan yang melebih luas dan
mencakup pelayanan customer, kolaborasi dengan mitra bisnis dan transaksi
elektronik internal dalam sebuah organisasi (Anastasia, 2004). Selain itu E-
commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan
yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan, atau antara perusahaan dengan
institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Jika diklasifikan, sistem e-
commerce terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Electronic markets (EMs) yaitu sistem informasi antar organisasi yang
menyajikan fasiltas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar
informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan.
2. Electronic Data Interchange (EDI) yaitu sarana untuk mengefisiensikan
pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah
besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI
didefinisikan oleh International Data Exchange Asociation (IDEA)
sebagai “transfer data tersruktur dengan format standard yang telah
disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer
yang lain dengan menggunakan media elektronik”.
3. Internet Commerce yaitu penggunaan internet yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi untuk perdagangan melingkupi kegiatan
penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet
antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim
melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan
mempunyai keuntungan antara lain: internet merupakan media pomosi
perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih
murah dan pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan
pengantaran barang sampai di tempat pemesanan.
2.2. Enterprise Application Architecture
Arsitektur aplikasi perusahaan ini menyajikan gambaran umum tentang
berbagai aplikasi lintas fungsi perusahaan yang utama, serta hubungan antar
fungsi tersebut. Gambar arsitektur aplikasi perusahaan dapat dilihat sebagai
berikut:
Source: Adapted from Mohan Sawhney and Jeff Zabin, Seven Steps to Nirvana:
Strategic Insights into e-Business Transformation (New York: McGraw-
Hill,2001), p. 175.
2.3. Customer Relationship Management
CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan cross-
functional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses
layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan produk atau
jasa berkaitan dengan perusahaan. Sistem CRM juga menciptakan IT framework
yang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional perusahaan
(O‟Brien, 2002).
2.4. Enterprise Resource Planning
Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak
yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.
2.5. Supply Chain Management
Supply Chain Management adalah sebuah proses dimana produk
diciptakan dan disampaikan kepada konsumen. Dari sudut struktural, sebuah
Supply Chain Management merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan
dimana organisasi mempertahankan dengan partner bisnis untuk memperoleh
bahan baku, produksi dan menyampaikannya kepada konsumen (Kalakota, 2001).
E-Supply Chain Management adalah suatu konsep manajemen dimana
perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan
seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem
pemasok bahan baku atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi
(Indrajit dan Djokopranoto, 2003).
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
4.1. Profil Perusahaan
4.1.1. Awal Pendirian
PT. Saung Mirwan didirikan pada tahun
1983 terletak di Desa Sukamanah, Kampung Pasir
Muncang, Kecamatan Megamendung, Bogor,
Indonesia dengan ketinggian 670 m dpl. Pada
awalnya, T. Hadinata selaku pemilik perusahaan
memulai usahanya dengan menanam melon di atas
lahan terbuka.
Kegiatan usaha akhirnya dilanjutkan di sekitar desa Sukamanah dengan
mencoba usaha tanaman di dalam green house, menggunakan sistem tetes irigasi.
Hasil percobaan awal menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Hal ini
menjadikan T.Hadinata berinisiatif untuk memperbesar usaha ini dengan jenis
tanaman melon, paprika, tomat, kyuuri dan shisito. Pada tahun 1991 luas areal
green house telah mencapai 1.5 Ha. Luas PT. Saung Mirwan hingga akhir tahun
2001 terdiri atas:
1. Desa Sukamanah merupakan pusat kegiatan PT. Saung Mirwan dari produksi,
pengemasan, penjualan, sampai pada administrasi. Green house mempunyai
luasan sebesar 3 Ha, terdiri atas tanaman tomat cherry, shisito, kyuuri, baby
kyuuri, krisan pot, mawar pot, gloxynia, kalanchoe, armenia, gardenia, cabe
hias, cemara, beringin cina dan anthurium. Areal lahan terbuka dengan luas 2
Ha dibudidayakan tanaman okra, baby kailan, buncis TW, edamame dan
euchaliptus silver dolar. Lahan seluas 5,5 Ha terdiri atas bangunan kantor,
gudang, sarana olah raga, tempat, ibadah, gudang pengemasan.
2. Lemah Neundeut merupakan lahan produksi dengan areal seluas 3,5 Ha. Lahan
ini terdiri atas green house seluas 1,2 Ha (tanaman paprika, tomat beef dan
krisan potong), lahan luar seluas 1,5 Ha (tanaman edamame, buncis mini dan
silver dollar), dan 0,8 Ha lainnya terdiri atas sarana dan prasarana kebun.
3. Lahan Garut merupakan areal produksi dengan luas 9 Ha yang diperoleh
dengan menyewa lahan dari para petani yang bermukim di sekitar areal
pertanaman. Lahan yang tersebar di sekitar Kecamatan Cisurupan ini tersebar
di Desa Cisurupan, Tambakbaya, Cilame, Cidatar, Barusuda dan Balewangi ini
terbagi atas lahan luar seluas 8,7 Ha (tanaman kapri, lollorosa, butterhead,
selada keriting, selada merah, endive, lettuce head, lettuce romaine, asparagus,
brocolly, edamame, zukini hijau, radichio, kailan baby, kailan dan daun
bawang) dan green house atau persemaian seluas 0,06 Ha. Lahan lain seluas
0,24 Ha terdiri atas sarana dan prasarana kebun.
4. Mitra Tani Bogor dan Garut, terdiri dari 60 - 100 orang mitra plasma dengan
luasan sebesar 30 Ha dan komoditi yang ditanam adalah edamame, buncis
mini, zukini hijau dan okra untuk wilayah Bogor. Sedangkan untuk wilayah
Garut sampai sampai saat ini masih percobaan atau pengembangan.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Saung Mirwan sebagai salah satu perusahaan yang sedang
berkembang, memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa dunia pertanian
ke dalam era modernisasi dan globalisasi. Visi PT Saung Mirwan adalah “Menjadi
Salah Satu Leader di Bidang Agribisnis dengan Menerapkan Teknologi Tepat
Guna untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pertanian”. Sedangkan
misi PT. Saung Mirwan adalah:
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi secara
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasar.
2. Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumber daya manusia dan
kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan.
3. Mengembangkan sistem agribisnis melalui jaringan kemitraan.
4. Bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian untuk menerapkan teknologi
tepat guna yang bermanfaat untuk pelaku agribisnis
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1. Proses Bisnis Lintas Fungsi pada PT Saung Mirwan
Proses bisnis pada saung mirwan ini telah menerapkan teknologi informasi
yang mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan, yakni dengan cara
pemasangan software tertentu yang sesuai dengan berbagai divisi yang ada yakni
mulai dari bidang produksi, Research and Development (R&D)/Enggineering dan
Marketing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada masing-masing divisi saling
terkait/berhubungan satu sama lain sehingga dalam pelaksanaannya juga saling
membutuhkan.
Proses pengembangan produk baru dalam saung mirwan mulai dari kegiatan
produksi meliputi mulainya produksi sayuran, design perlengkapan dan design
proses. Pada kegiatan R&D, yang dilakukan adalah merancang perlengkapan,
proses, mewujudkan produk, menguji produk tersebut (misalnya buah dengan tes
organoleptik), merancang komponen, riset pasar. Sedangkan pada proses
pemasaran, yang dilakukan adalah dengan mencoba memasuki pasar (sayuran,
buah dan tanaman hias dimasukkan ke pasar tradisional baru), riset pasar dan
timbal balik konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru
Untuk mendukung jalannya usaha bisnis ini (dengan penggunaan e-
commerce) maka manajemen melakukan sebuah arsitektur aplikasi perusahaan,
dimana perusahaan memberikan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan
antar proses dan interface dari aplikasi e-business. Mulai bagaimana hubungan
pemasok dengan manajemen rantai pasok (SCM), ERP, CRM sampai ketangan
pelanggan. Arsitektur aplikasi perusahaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Arsitektur Aplikasi Perusahaan
3.2. Customer Relationship Management (CRM) PT Saung Mirwan
CRM PT Saung Mirwan dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan
antara pelanggan dengan pihak manajemen. Kegiatan yang berhubungan dengan
CRM pada perusahaan ini adalah dengan penggunaan sistem informasi (website)
yang bisa diakses oleh semua kalangan tanpa batas, mulai dari penyediaan
informasi perusahaan, produk, forum diskusi antara pelanggan, supplier dengan
pihak manajemen sampai pada proses pemesanan.
Gambar 3. Customer Relationship Management
Aplikasi CRM antara lain meliputi kegiatan sebagai berikut:
3.2.1. Contact and Account Management
Manajemen kontak dan akun pada PT Saung Mirwan dilakukan
dengan penggunaan database, website (meliputi email, online via YM,
facebook), telepon dan faksimile (yang sudah tertera di website)
3.2.2. Sales
Penjualan produk saung mirwan dapat dilakukan via media internet,
berhubungan dengan pelanggan (secara langsung maupun tidak) baik
dalam skala besar (Giant, McDonalds, Matahari) maupun skala kecil
(pedagang di pasar tradisional).
3.2.3. Marketing and fulfillment
Pemasaran dan pemenuhan pemesanan produk perusahaan ini bisa
dilakukan dengan promosi di media massa, baik cetak (koran,
selebaran) maupun elektronik (website, chatting, telepon, email,
faksimile) serta melalui jaringan kemitraan perusahaan.
3.2.4. Customer service and Support
Layanan dan dukungan untuk pelanggan juga telah disediakan oleh PT
Saung Mirwan yakni melaui forum diskusi pada website
www.saungmirwan.com. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai
berikut:
3.2.5. Retention and Loyalty Program
Program retensi dan loyalitas yang diterapkan pada PT Saung Mirwan
adalah dengan memberikan potongan harga kepada pelanggan yang
loyal, serta memberikan penghargaan kepada pekerja/mitra tani yang
tetap menjaga hubungan baik dengan perusahaan.
3.3. Enterprise Resource Planning pada PT Saung Mirwan
Enterprise resource planning PT Saung Mirwan dikonsepkan dalam
sebuah kerangka kerja transaksi perusahaan secara menyeluruh yang berhubungan
dengan pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan,
perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4. Enterprise Resource Planning
3.3.1. Perencaanan produksi
Pada proses produksi perusahaan ini telah didukung dengan
perencanaan kebutuhan baku (benih sayuran,buah dan tanaman hias) ,
perencanaan produksi serta kapasitas. Dalam perencanaan produksi
pada PT Saung Mirwan dilakukan dengan cara menyiapkan
keseluruhan media, bahan dan peralatan yang digunakan mulai dari
proses penanaman, pemanenan hingga pengemasan.
3.3.2. Logistik terintegrasi
Kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik jika
tidak adanya logistik yang terintegrasi yakni mulai dari alat-alat yang
berhubungan dengan produksi (polyback, greenhouse, sekam),
penyiraman (baik secara manual maupun melalui sistem ebb and flow),
pengemasan (mesin pengemas, kardus untuk penyimpanan dan
pendistribusian produk) serta pengangkutan (truk).
3.3.3. Akuntasi dan keuangan
Semua dana untuk kegiatan operasional PT Saung Mirwan haruslah
dibukukan dalam sebuah laporan keuangan tiap bulannya maupun
tahunan. Pencatatan tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
efisiensi perusahaan dalam penggunaan dana. Serta merupakan proses
evaluasi manajemen untuk kedepannya. Pencatatan itu disimpan dalam
bentuk database yang sistematis dan jelas, akan tetapi dalam hal ini
database hanya bisa diakses oleh pihak-pihak tertentu untuk
menghindari user dalam penyalahgunaan data.
3.3.4. Sumber Daya Manusia
Kegiatan operasional PT Saung Mirwan tidak bisa berjalan dengan
baik tanpa ketersediaan pekerja dan kualitas dari pekerja tersebut.
Dalam hal ini PT Saung Mirwan memiliki tenaga kerja yang memiliki
keahlian dalam bidang agronomi, pembagian shifting juga dilakukan
manajemen untuk memaksimalkan kegiatan produksinya.
3.3.5. Distribusi, Penjualan, Manajemen Pemesanan
Proses distribusi, penjualan dan pemesanan PT Saung Mirwan
didukung oleh sistem ERP yang terintegrasi dengan baik. Mulai dari
alat transportasi pengangkutan (truk), promosi produk di website,
pemesanan sayur dan bunga melalui email yang dilengkapi dengan
contact person.
Kegiatan ERP PT Saung Mirwan dapat dilihat pada gambar dibawah ini
3.4. SCM pada PT Saung Mirwan
Manajemen rantai pasok pada PT Saung Mirwan dengan penggunaan
teknologi informasi ini dilakukan dengan cara menjaga hubungan baik dengan
pihak-pihak yang berkepentingan mulai dari antara karyawan dengan manajemen,
pemasok, pelanggan serta mitra bisnis. Konsep kemitraan pada perusahaan ini
melingkupi: 1). Mitra Tani yakni bekerja sama dengan petani sayuran, dimana PT.
Saung Mirwan berfungsi sebagai inti, dan petani sebagai plasma.2). Mitra Kota,
merupakan konsep kemitraan inti-plasma khusus untuk para plasma yang akan
membudidayakan komoditas secara hidroponik di dalam rumah kaca (green
house). 3). Bekerja sama dengan kios sayuran dan pengepul Jakarta, Bogor,
Cipanas, Cianjur, Bandung, Garut dan Jawa Timur. 4). Bekerja sama dengan
konsumen besar, seperti McDonald, Matahari, Giant, Carrefour.
Berdasarkan SCM Functional Process pada perusahaan agribisnis ini, tahap
Advance Scheduling yaitu membuat penjadwalan yang telah disepakati bersama
antara pihak konsumen dengan PT Saung Mirwan. Tahap selajutnya adalah
Transportation Planning yaitu membuat suatu perencanaan dalam penyediaan
transportasi agar produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen tanpa adanya
Pemesanan via email
kerusakan apapun. Tahap selanjutnya adalah Distribution Planning, tahap ini
dilakukan dengan memberikan rancangan distribusi yang baik berupa jadwal,
harga. Semua tahapan ini dijalankan dengan konsep internetworking Supply Chain
Management.
Gambar 5. Supply Chain Management
3.5. Enterprise application Integration pada PT Saung Mirwan
Integrasi aplikasi perusahaan pada PT Saung Mirwan telah tersistem dengan
baik. Hal ini dilihat dari adanya database pelanggan dan pemasok/supplier yang
tersimpan dengan baik pada sistem informasi (komputer) manajemen. Proses EAI
saung mirwan adalah dengan menyediakan alamat email khusus untuk para
pelanggan yang memesan sayuran dan tanaman hias,web, faksimile,telepon.
Informasi pelanggan dari media tersebut didistribusikan ke berbagai aplikasi dan
data base sehingga ketika pesanan produk divalidasi, maka karyawan akan
mengecek kebagian persediaan, menjadwalkan produksi pesanan tersebut dan
melakukan pemenuhan. Setelah itu dalam proses pemenuhan itu maka pesanan
akan diperiksa (apakah sesuai atau tidak) dan dikirimkan ketempat yang dituju.
Gambar 6. Enterprise Aplication Integration
3.6. Transaction Processing Systems pada PT Saung Mirwan
Sistem pemrosesan transaksi produk Saung Mirwan dilakukan dengan
berbagai cara. Pertama, untuk pelanggan yang bermitra dengan perusahaan maka
transaksi (proses pembelian) dilakukan secara langsung (tunai) atau bisa juga
dilakukan dengan sistem kredit. Kedua, untuk transaksi dengan konsumen besar
seperti Giant, Carefour, McDonalds dilakukan dengan penggunaan sistem kartu
kredit, atau debit tunai. Ketiga, tansaksi yang dilakukan dengan penggunaan
website saung mirwan dilakukan secara online yakni dengan penggunaan credit
card yang telah disepakati anta kedua belah pihak.
3.7. Enterprise Collaboration Systems pada PT Saung Mirwan
Enterprise Collaboration System pada PT Saung Mirwan dilakukan dengan
tiga alat bantu utama. Tool atau alat bantu yang pertama adalah Electronic
Communication Tools dengan menggunakan e-mail, voice mail, web publishing,
dan fax. Tool yang kedua adalah Electronic Conferencing Tools dengan
mengunakan data conferencing, voice converencing, video conferencing,
discussion forums, dan electronic meetings. Tool ketiga adalah Collaborative
Work Management Tools yaitu dengan calendering, task and project
management, workflow systems, knowledge mamagement, serta document
sharing.
BAB V
KESIMPULAN
Penerapan e-business pada PT Saung Mirwan telah terintegrasi dengan
baik. Hal ini dilihat dengan adanya sistem arsitektur aplikasi perusahaan yang
memberikan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan antar proses dan
interface dari aplikasi e-business. Mulai bagaimana hubungan pemasok dengan
manajemen rantai pasok (SCM), ERP, CRM sampai ketangan pelanggan. Tiga hal
penting dalam e-business saung mirwan yakni:
1. Manajemen rantai pasok pada PT Saung Mirwan yakni dengan cara menjaga
hubungan baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan mulai dari antara
karyawan dengan manajemen, pemasok, pelanggan serta mitra bisnis.
2. Enterprise resource planning PT Saung Mirwan dikonsepkan dalam sebuah
kerangka kerja transaksi perusahaan secara menyeluruh yang berhubungan
dengan pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian
persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan.
3. CRM PT Saung Mirwan dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan
antara pelanggan dengan pihak manajemen
DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven. 2002. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall.
New Jersey.
Anastasia, Diana. (2004). Mengenal e-Business. Andi, Yogyakarta.
Dhewanto, Wawan; & Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning)
Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis (Dilengkapi
dengan 18 Ulasan Fitur Berbagai Software ERP Terkemuka). Bandung:
Informatika Bandung.
Haag, S., Cummings, M., & Dawkins, J. 1998, „Management Information
Systems for the Information Age‟, McGraw-Hill, USA.
Kalakota, Ravi and Marcia Robinson. 2001. E-Business 2.0 Roadmap for Success,
second edition, Addison Welsey, Massachusetts, USA.
Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply
Chain : Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi Perusahaan
Modern di Indonesia, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
O‟Brien, James A., 2002, “Customer Relationship Management”, Management
Information Systems: Managing Information Technology in the E-
Business Enterprise (5th
ed.), McGraw-Hill Higher Education.
O‟Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Edisi 12. Terjemahan:
Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F.
dan Deny A. K. (penerjemah). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Orbeta, A., C., 2002, „E-commerce in Southeast Asia: A review of developments,
challenges, and issues‟, in Information Technology in Asia, by Yue, Siow,
Chia & Lim, Jerome, Jamus, Institute of Southeast Asian Studies,
Singapore, p. 111-146.
Seminar, K. B. 2004. Pembangunan Sistem Informasi dan Penyusunan DSS.
Pelatihan Doses Tentang Teknologi Informasi untuk Pengelolaan
Sumberdaya Alam. Fakultas MIPA, IPB, Bogor.
Tamimi, N., Sebastianelli, R. & Rajan, M., 2005, „What do online customers
value?‟, Quality Progress, vol. 38(7), pp. 35-39.
Wang, YS., Tang, T., & Tang, J. 2002, „An instrument for measuring customer
satisfaction toward web sites that market digital products and services‟,
Journal of Electronic Commerce Research, vol. 2(3), pp. 89-102
www.saungmirwan.com akses 5 Juli 2011
Zwass, V ., 1998, Foundation of Information Systems, International Edition,
McGraw-Hill, USA.