penerapan etika bisnis islam dalam meningkatkan …
TRANSCRIPT
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN
LOYALITAS PELANGGAN DI RAS SABLON
DESA WERU LOR CIREBON
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Pada Progam Studi Ekonomi Syariah
Oleh :
MUHAMAD IKLIL
NIM. 2016.2.5.1.00569
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN
LOYALITAS PELANGGAN DI RAS SABLON
DESA WERU LOR CIREBON
Oleh :
MUHAMAD IKLIL
NIM. 2016.2.5.1.00596
Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,
Taufik Ridwan, M.Hum
NIDN. 2118018201
Mohammad Ridwan, M.E.Sy
NIDN. 2121048904
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Penerapan Etika Bisnis Islam dalam
Meningkatkan loyalitas Pelanggan Di Ras Sablon Desa Weru Lor
Cirebon.” Oleh Muhamad Iklil Nim. 2016.2.5.1.00596, telah diajukan
dalam Sidang Munaqosah Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon
pada tanggal 25 april 2020.
Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Progam Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bi snis Islam Institut Agama Islam Bunga Cirebon.
Cirebon, Mei 2020
Sidang Munaqosah
Ketua Ketua
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Dr.H. Oman Fathurohman, M.A
NIDN.
Drs. Sulaiman, M.MPd
NIDN.
Penguji I
Penguji II
NIDN NIDN
iii
MOTTO
Kebenaran kita berkemungkinan salah, kesalahan orang lain
berkemungkinan benar.
Hanya kebenaran Tuhan yang benar-benar benar.
(Gus Mus)
iv
v
ABSTRAK
MUHAMAD IKLIL. NIM. 2016.2.5.1.00596 : “PENERAPAN
ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS
PELANGGAN DI RAS SABLON DESA WERU LOR CIREBON.”
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Etika bisnis sangatlah diperlukan setiap perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya. Etika bisnis memberikan kebebasan dan
tanggung jawab kepada pelaku bisnis atau perusahaan yang diterapkan
dalam kebijakan, instuisi dan perilaku bisnis. Penulisan ini bertujuan
untuk mengetahui apakah pelaku bisnis atau perusahaan melakukan atau
menjalankan etika bisnis.
Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui penerapan etika
bisnis islam di Ras Sablon Desa Weru Lor Cirebon, 2. Untuk mengetahui
loyalitas pelanggan di Ras Sablon Desa Weru Lor Cirebon, 3. Untuk
mengetahui hal-hal yang menjadi kendala penerapan etika bisnis islam
serta solusinya.
Adapun hasil penelitian dari 8 informan tentang penerapan etika
bisnis islam pada Ras Sablon manyatakan bahwa tujuh orang menilai etika
yang baik dan satu orang mengatakan baik namun ada keganjalan tentang
pelayanan via online. Oleh karena itu dari delapan orang yang
diwawancarai dapat disimpulkan bahwa penerapan etika bisnis di Ras
sablon terbilang sudah sangat cukup menerapkan etika bisnis islam, 2.
Dapat disimpulkan bahwa Ras Sablon telah menerapkan etika bisnis islam.
Namun hal tersebut, tanpa disadari bahwa Ras Sablon telah menerapkan
beberapa prinsip dari etika bisnis islam karena Ras Sablon belum
mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis islam, 3. Adapun dari kendala yang
masih bersifat prediksi yaitu keterlambatan pengerjaan karena mengurangi
jam kerja untuk mengerjakan barang complain sebelumnya, untuk solusinya
adalah menyisihkan waktu beberapa jam sebelum atau sesudah jam kerja
untuk melakukan lembur, adapun untuk keuangan gajinya dapat ditutup
dengan pesanan yang dikerjakan setelahnya sehingga mendapatkan
penghasilan atau penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat.
Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Ras Sablon
vi
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Meningkatkan loyalitas
Pelanggan Di Ras Sablon Desa Weru Lor Cirebon.”.
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh
gelar SE pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAI Bunga Bangsa
Cirebon. Selain itu, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk
memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai etika bisnis islam.
Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan
dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
Para Dosen yang telah sabar membimbing kami khususnya kepada dosen
pembimbing satu, pebimbing dua dan Kaprodi yang kami taati tak lupa
dosen pengajar yang selalu sabar dan ikhlas memberikan waktu untuk
mengajar kami.
Orang tua, bibi, keluarga yang selalu mendukung dan mengerti keadaan.
Teman-teman khususnya teman yang meminjami fasilitas, dan teman-
teman seperjuangan yang menemani Agus, Ayi, Ghaffar, Santi, Lia,
Nadia, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima
dengan senang hati. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan.
[Cirebon, 03 mei 2020]
Penulis
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
MOTTO......................................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........ Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .................................................................................................. iv
Kata Pengantar .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
BAB I ........................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II ......................................................................................................... 9
Kajian Teori ................................................................................................ 9
A. Deskripsi Teori ................................................................................. 9
a. Pengertian Etika Bisnis ................................................................ 9
b. Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam ....................................... 11
c. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam ............................................. 14
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menjaga Etika ................ 19
e. Loyalitas Pelanggan ................................................................... 20
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................. 21
C. Kerangka Teoritik ......................................................................... 26
viii
BAB III ...................................................................................................... 27
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 27
A. Metode Penelitian .......................................................................... 27
1. Pendekatan Peneletian ............................................................... 27
2. Desain penelitian ........................................................................ 27
3. Data dan Sumber Data Penelitian ............................................. 28
4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29
5. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 30
6. Instrumen penelitian .................................................................. 34
BAB IV ...................................................................................................... 36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 36
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 36
1. Setting Penelitian ........................................................................ 36
2. Sejarah Singkat Ras Sablon ....................................................... 36
3. Struktur Organisasi ................................................................... 37
B. Pembahasan ................................................................................... 39
1. Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Ras Sablon Weru Cirebon
39
2. Loyalitas Pelanggan Di Ras Sablon ........................................... 43
3. Kendala Dan Solusi Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Ras
Sablon. ................................................................................................ 45
BAB V ........................................................................................................ 47
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 47
A. Kesimpulan .................................................................................... 47
1. Penerapan Etika Bisnis Islam Di Ras Sablon ............................ 47
2. Loyalitas Pelanggan di Ras Sablon ............................................ 47
ix
3. Kendala dan Solusi Penerapan Etika Bisnis Islam Di Ras
Sablon ................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50
LAMPIRAN .............................................................................................. 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis fashion yang ditandai dengan maraknya
penjualan online maupun pertumbuhan factory outlet maupun usaha distro di
seluruh penjuru Nusantara, ternyata menjadi salah satu pemicu meningkatnya
permintaan jasa sablon dikalangan masyarakat. Karena banyaknya peminat
yang membuka usaha sablon maka dari itu timbul sebuah persaingan untuk
mendapatkan pelanggan. Dengan demikian persaingan usaha sablon dalam
pemenuhan kebutuhan pelanggan saat bertransaksi maka setiap usaha sablon
harus menempatkan pada orientasi kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.
Menurut (Mufid, 2018) salah satu cara pelaku bisnis agar tujuannya
tercapai adalah menggunakan etika yang baik. Etika merupakan studi
sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah, dan
sebagainya prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk
mengaplikasikannya atas apa saja, dari ini bisa dismpulkan bahwa etika
adalah suatu yang universal karena berasal dari pemikiran manusia seperti
yang dikemukakan (Djakfar :2012) dalam buku (Mufid, 2018) memberi
ulasan menarik tentang perbedaan akhlak dan etika. Sebagai konsekuensi dari
sumber yang berbeda, akhlak bersifat universal karena ajaran wahyu itu
diperuntukkan bagi seluruh manusa dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi
ras, suku, bangsa,. Sama halnya akhlak, ajaran etika pun bersifat universal
karena hasil dari mekanisme kerja akal manusia (rasio) akan menghasilkan
produk yang sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Dalam pandangan islam etika, etika merupakan pedoman untuk
berprilaku dalam segala bidang kehidupan. Dalam ekonomi islam, etika ini
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Dengan demikian,
etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah
2
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas (Mufid, 2018).
Dari pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa arti etika bisnis adalah segala
sesuatu yang dilakukan para pelaku bisnis dalam bertaransaksi dan berprilaku
untuk mencapai tujuan-tujuan bisnisnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa etika bisnis islam adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk,, benar,
salah, dan halal, haram, dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip
moralitas yang sesuai dengan syariah. Etika bisnis Islam merupakan nilai-
nilai etika Islam dalam aktivitas bisnis yang telah disajikan dari perspektif al
quran dan hadits, yang bertumpu pada beberapa prinsip seperti unity
(kesatuan), equilibrium (keseimbangan), freewill (kebebasan berkehendak),
responsibility (tanggung jawab), dan benevolence (kebenaran). (Mufid, 2018),
dari uraian tersbut dapat disimpulkan bahwa etika bisnis islam adalah
kegiatan bisnis yang dilandaskan dengan nilai-nilai etika islam yang
bertumpu pada empat bagian, kesatuan, keseimbangan, kebebasan
berkehendak dan kebenaran.
Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 29:
ها يين ٱ يأ لذ مولكم بينكم ب
أ كلوا
ل تأ نكم ول لبطل ٱءامنوا ن تكون تجرة عن تراض م
أ إلذ
نفسكم إنذ ٱتقتلوا أ ٢٩كن بكم رحيما للذ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu
(Q.S. An- Nisa’:29).
Adapun hadits, yang diriwayatkan oleh Ibnu majah Rasulullah saw
bersabda “yang namanya jual beli itu hanyalah jika didasari asas saling rela”
(Mufid, 2018). Dari ayat dan hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa etika
bisnis dalam perniagaan atau transaksi harus saling suka sama suka sehingga
tidak akan timbul suatu jalan kebatilan. Karena pada prinsipnya etika bisnis
islam itu tidak sekedar diukur dengan keuntungan semata, melainkan juga
memperhatikan aspek keberkahan. Dimensi keberkahan inilah yang
3
meniscayakan pelaku bisnis untuk menjalankan aktivitas ekonominya sesuai
dengan etika bisnis yang telah digariskan oleh syariat islam. (Mufid, 2018)
Etika bisnis islam dapat menjadi pedoman bagi pelaku bisnis untuk
menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, ketika pelaku bisnis
sibuk melakukan kegiatan dunia, seorang muslim harus selalu
menyeimbangkan dan konsisten dalam melaksanakan ibadah maupun dalam
kehidupan bisnis sehari-hari, dan juga harus meninggalkan praktik bisnis
yang dilarang. Dalam hal ini, Syahata (2013) mengungkapkan bahwa etika
bisnis islam mempunyai fungsi subtansial yang membekali para pelaku
bisnis, beberapa hal sebagai berikut :
1. Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan dan
menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode
etik ini menjadi simbol arahan agar melindungi pelaku bisnis dari
resiko
2. Kode etik ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan
tanggung jawab para pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri,
antara komunitas bisnis, masyarakat, dan diatas segalanya adalah
tanggung jawab dihadapan Allah Swt.
3. Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat
menyelesaikan persoalan yang muncul, daripada diserahkan kepada
pihak peradilan
4. Kode etik dapat member kontribusi dalam penyelesaian banyak
persoalan yang terjadi antara sesame pelaku bisnis dan masyarakat
tempat mereka bekerja. Sebuah hal yang dapat membangun
persaudaraan (ukhwah) dan kerja sama antara mereka semua.
5. Etika bisnis dalam islam memosisikan pengertian bisnis yang pada
hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah
Swt. (Mufid, 2018)
Banyak pelaku bisnis yang mengabaikan terhadap etika dan berbuat tidak
adil atau curang dalam bisnisnya. Pelaku bisnis menganggap bahwa
semuanya bebas asalkan dapat menguntungkan bagi bisnisnya, bagi pelaku
bisnis yang seperti ini menganggap bahwa dosa dan pahala hanya ada dalam
ibadah dan tidak dikenal dalam dunia bisnis, pelanggaran moral dan praktik
curang atau tidak adil yang dilakukan oleh para pelaku bisnis tidak hanya
merugikan perusahaan dan pelaku bisnis lain tetapi juga masyarakat (Lestari,
2015). Maka dari itu, fungsi dari penerapan etika bisnis islam ini untuk
4
menciptakan loyalitas dari pelanggan, karena pada dasarnya pelanggan akan
merasa puas atau loyal jika pelaku bisnis menggunakan etika yang baik
disaat ,sesudah, ataupun sebelum transaksi. Definisi kepuasan pelanggan
menurut kotler (1997: 188) ialah: kepuasan pelanggan adalah sejauh mana
anggapan kinerja produk atau jasa memenuhi harapan pembeli. Dari
pengertian tersebut bisa dikatakan harapan pembeli atau pengguna jasa ingin
dilayani oleh pelaku usaha dengan menggunakan etika yang baik. Karena
kepuasan pelanggan ini dapat memicu pelanggan akan lebih loyal terhadap
pelaku bisnis.
Dari penerapan etika bisnis islam ini, diharapkan dapat
mempengaruhi loyalitas pelanggan guna meningkatkan penghasilan yang
diharapkan oleh pelaku bisnis sablon, untuk itulah pelaku bisnis harus
menerapkan etika bisnis islam, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Quzwani, “Tidak dibenarkan seorang
muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan
aibnya” (Mufid, 2018). Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaku
bisnis harus berkata jujur terhadap kekurangan yang ada pada produk atau
jasanya, dengan demkian pelanggan tidak akan merasa tertipu oleh pelaku
bisnis. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Katakanlah
walaupun itu pahit” (H.R. Ahmad)
Ada beberapa metode yang bisa digunakan setiap perusahaan untuk
mengukur kepuasan pelanggannya (Kotler, 2005), yaitu: (1) Sistem Keluhan
dan Saran. Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan
(customeroriented) perlu menyediakan akses yang mudah serta nyaman bagi
para konsumen untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan
mereka. (2) Pembeli Bayangan (Ghost Shopping). Yaitu dengan
mempekerjakan beberapa ghost shopper yang berperan atau berpura-pura
sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan kemudian menilai cara
perusahaan melayani permintaan spesifik konsumen, menjawab pertanyaan
konsumen dan menangani setiap keluhan. (3) Analisis Konsumen Beralih
(Lost Customer Analysis). Sedapat mungkin perusahaan seharusnya
menghubungi para konsumen yang telah beralih ke perusahaan lain agar
5
dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan agar dapat mengambil kebijakan
perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. (4) Survey Kepuasan
Pelanggan.Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan secara
langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap konsumennya. Maka dari itu,
kepuasan pelanggan dapat diukur dengan kebiasaan pelanggan menggunakan
jasanya kembali. Seperti halnya yang dikemukakan (Edvardsson, et al, 2000),
Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti
terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan,
berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan
meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan (Fauzan & Ida, 2014).
Dari teori ini pelanggan akan merasa puas atau loyal terhadap pelaku bisnis
jika pelanggan kembali lagi membeli atau menggunakan jasa terhadap pelaku
bisnis tersebut. Saat ini persaingan perusahaan jasa semakin ketat pelanggan
dihadapkan dengan banyaknya promosi dari berbagai perusahaan jasa dengan
mengedepankan etika dalam pelayanan yang berbasis online. Hal ini
menyebabkan pelanggan tidak loyal dan memiliki kecenderungan untuk
berpindah pada perusahaan jasa lainnya. . Namun pada prinsipnya masyarakat
sebagai pelanggan menginginkan suatu loyalist dan pelayanan yang baik
untuk memenuhi kehidupannya, salah satu keinginan masyarakat dalam
memenuhi kehidupan hidupnya adalah tercukupinya seluruh kebutuhan
promer dan sekunder bahkan tersier. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
tentu lapangan kerja dan perekonomian harus tersedia dan layak (Ridwan,
2020).
Tujuan utama sebuah bisnis adalah bagaimana membuat pelanggan
percaya bahwa pelayanan yang mereka berikan adalah produk dan pelayanan
yang terbaik dibandingkan dengan para pesaing lainnya, dengan demikian
perusahaan menjadi khawatir dengan pelanggan yang tidak loyal sehingga
usaha untuk mempertahankan pelanggan menjadi sangat penting.
Kepercayaan merupakan salah satu modal bagi perusahaan untuk membuat
pelanggan menjadi loyal dan terus bertambah. Kepercayaan menurut
Muhammad Ahmad Fawad Sheikh (2014) adalah membangun dan
meyakinkan mental pelanggan karena pada saat pelanggan merasa puas
6
terhadap produk perusahaan maka pelanggan akan loyal pada perusahaan.
Salah satu bentuk usaha untuk memberikan kepercayaan dan kepuasan pada
pelanggan adalah memberikan pelayanan yang baik dan terstruktur yang
mengacu pada lima fungsi manajemen organisasi yaitu perencanaan
(planning), pengelompokan (organising), pelaksanaan (activating) evaluasi
(evaluating) dan pengawasan (controlling) sebagai bentuk dari upaya
memajukan pengembangan usaha (Ridwan, 2019).
Dengan persiangan bisnis yang berorientasi kepada kepada kepuasan
pelanggan, seringkali para pelaku usaha sablon menggunakan segala cara
untuk mendapatkan pelanggan sehingga para pelaku usaha sering
mengabaikan etika dalam menjalankan bisnis. Seperti suatu kasus di home
industri ras sablon, ketika itu ada telepon dari seorang konsumen pelaku
bisnis itu mengabaikannya, karena alasan tertentu. Sehingga pengabaian
etika itu bisa memicu konsumen untuk tidak menggunakan jasa di pelaku
bisnis tersebut.
Dari pengabaian tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis tersebut
jauh dari cerminan etika islam, jika dilihat secara menyeluruh ada beberapa
hal yang dilakukan ras sablon menggunakan etika bisnis islam, namun pelaku
bisnis tidak memahami arti dari etika bisnis islam, maka dari itu peneliti ingin
mengkaji lebih dalam dari penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan
sebelumnya bahwa pentingnya menggunakan etika bisnis islam untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan, oleh karena itu peneliti ingin meniliti di
ras sablon dengan judul “Penerapan Etika Bisnis Islam dalam
Meningkatkan loyalitas Pelanggan Di Ras Sablon Desa Weru Lor
Cirebon.”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahkan sampai pada
perolehan berkali-kali terdapat dimensi-dimensi menarik di lapangan,
sehingga dari banyaknya dimensi tersebut untuk pembatasan lingkup
penelitian maka perlu ditentukan fokus penelitian yaitu tentang materi
7
penerapan etika bisnis islam untuk meningkatkan kepuasan pelanggan di ras
sablon Desa Weru lor Cirebon.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut, maka dapat
dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan etika bisnis islam di Ras Sablon Desa Weru Lor
Cirebon?
2. Bagaimana loyalitas pelanggan di Ras Sablon Desa Weru Lor Cirebon?
3. Hal-hal apa saja yang menjadi kendala penerapan etika bisnis islam dan
bagaimana solusinya?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasi tujuan dari penelitian, adapun tujuan peneletian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan etika bisnis islam di Ras Sablon Desa
Weru Lor Cirebon.
2. Untuk mengetahui loyalitas pelanggan di Ras Sablon Desa Weru Lor
Cirebon.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala penerapan etika bisnis
islam serta solusinya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain adalah :
1. Manfaat Teoritis, yaitu sebagai tambahan referensi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan saya khususnya dan kita umumnya
dalam bidang ekonomi islam.
2. Manfaat Praktis
8
1) Usaha sablon, dapat dijadikan informasi dan bahan pertimbangan
terutama tentang penerapan etika bisnis islam guna meningkatkan
kepuasan pelanggan.
2) Intitusi, hasil dari penelitian dapat dijadikan acuan bagi penelitian-
penelitian di masa yang akan datang.
3) Peneliti, bagi peneliti sendiri penelitian ini untuk mendapatkan gelar
SE.
8
BAB II
Kajian Teori
A. Deskripsi Teori
a. Pengertian Etika Bisnis
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta
etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam hal ini etika adalah suatu
perilaku kebiasaan yang diciptakan manusia dalam hal yang baik
maupun buruk, adapun makna yang lebih tegas menurut (Mufid, 2018)
etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk,
harus, benar, salah dan sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang
membenarkan kita untuk mengaplikasikanya atas apa aja.
Menurut Wahyu dan Ostaria (2006) dalam jurnal (Fauzan & Ida,
2014) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa etika adalah ilmu yang dapat mengenal baik, buruk dan tentang
hak atau kewajiban moral. Sedangkan menurut Bekum (2004) etika dapat
didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang
baik dari yang buruk (Fauzan & Ida, 2014). Rafik Issak Beekum
mengatakan dalam jurnal (Amalia) bahwa etika adalah bidang ilmu yang
bersifat normatif karena ia berperan menentukan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu. Menurut
Achyar Eldine yang dikutip dalam jurnal (Nawatmi, 2010) bahwa Secara
filosofi etika memiliki arti yang luas sebagai pengkajian moralitas. Pada
etika terdapat tiga fungsi dan perwujudannya yaitu etika deskriptif
(descriptive ethics), menjelaskan pengalaman moral secara deskriptif
untuk mengetahui motivasi, kemauan dan tujuan sesuatu tindakan dalam
tingkah laku manusia. Kedua, etika normatif (normative ethics), berusaha
menjelaskan mengapa manusia bertindak seperti yang mereka lakukan,
dan apakah prinsip-prinsip dari kehidupan manusia. Ketiga, metaetika
(metaethics) berusaha untuk memberikan arti, istilah dan bahasa yang
10
dipakai dalam pembicaraan etika, serta cara berfikir yang dipakai untuk
membenarkan pernyataan-pernyataan etika. Metaetika mempertanyakan
makna yang dikandung oleh istilah-istilah kesusilaan yang dipakai untuk
membuat tanggapan-tanggapan kesusilaan. Sedangkan menurut (Alma,
2014) istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of
conduct) yang memimpin individu dalam suatu keputusan. Jadi
sebenarnya perilaku yang etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah
Allah dan dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Islam, etika bisnis ini
sudah banyak dibahas dalam berbagai literature, dan sumber utamanya
adalah Al quran dan Sunnah Rasul. (Alma, 2014)
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa etika adalah bidang ilmu
yang bersifat memilah karena ia berperan menentukan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seseorang atau pelaku bisnis.
Seringkali etika dikaitkan dengan moral dan akhlak, istilah tersebut
seringkali dipahami secara umum, sehingga tidak terlihat adanya
perbedaan dari setiap istilah tersebut. Ada beberapa aspek perbedaan
yang diulas oleh Jakfar dalam buku (Mufid, 2018) jika aspek dilihat dari
sumbernya, maka akhlak bersumber dari ajaran wahyu sehingga bersifat
transeden. Moral berasal dari adanya kebiasaan (costume) yang berlaku
dalam sebuah lingkaran komunitas tertentu dalam masyarakat. Adapun
etika bersumber dari hasil potensi akal manusia (rasio) yang diberikan
kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dan
jika dilihat sebagai konsekuensi dari sumber yang berbeda, maka akhlak
bersifat universal karena ajaran wahyu itu diperuntukkan bagi seluruh
manusia, dimana pun dan kapan pun tanpa dibatasi oleh ras, suku,
bangsa, sama halnya dengan ajaran akhlak, ajaran etika pun bersifat
universal karena hasil dari mekanisme kerja akal manusia (rasio) akan
menghasilkan produk yang sama antara manusia yang satu dengan yang
lainnya, tidak demikian halnya dengan ajaran moral yang bersumber dari
adat kebiasaan, berkecenderungan bersifat local yang seringkali dibatasi
oleh kultur yang berbeda diantara berbagai suku dan bangsa yang ada di
berbagai belahan dunia.
11
Bisnis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah
komersial dalam dunia perdagangan, bidang usaha ataupun usaha
dagang. Sedangkan menurut Skinner yang dikutip widjaya kusuma dan
Yusanto dalam jurnal (Fauzan & Ida, 2014) bisnis didefinisikan sebagai
pertukaran barang ,jasa atau uang yang saling menguntungkan atau
meberi manfaat. Dari definisi tersebut bisnis dapat diartikan bahwa
seuatu organisasi atau pelaku bisnis melakukan aktivitas bisnis dalam
bentuk memproduksi, mendistribusikan barang atau jasa, mencari profit,
dan mencoba memuaskan konsumen (Fauzan & Ida, 2014).
Dari definisi bisnis yang dipaparkan diatas, bisa disimpulkan bahwa
bisnis adalah suatu usaha baik perdagangan maupun jasa yang dilakukan
oleh pelaku bisnis untuk mencari keuntungan dan kepuasan pelanggan
agar pelanggan loyal terhadap usahanya. Dan definisi lain etika bisnis
menurut (Linda Klebe Trevino, 1995 : 290) dalam buku (Alma, 2014)
Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat
penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etika bisnis adalah suatu
ilmu memilah perilaku antara yang baik dan buruk berdasarkan
pemikiran manusia yang dilakukan pelaku bisnis untuk mencari
keuntungan dan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan akan loyal
terhadap bisnisnya.
b. Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam
Setiap manusia di ciptakan Allah SWT dengan sifat dan perilaku yang
berbeda dari yang satu dengan yang lainnya, hal ini juga bisa disebabkan
dengan pola dan tingkat pendidikan yang diikuti juga dapat disebabkan
oleh lingkungan dan budayanya serta pengalaman hidupnya. Faktor-
faktor tersebut melahirkan persepsi dan tafsiran yang berbeda terhadap
suatu persoalan oleh masing-masing individu termasuk hubungan dalam
aktivitas bisnis atau perdagangan yang dilakukan satu pihak dengan
pihak lainnya, misal dalam hal jenis, kualitas, manfaat, produk, harga,
waktu penyerahan dan pembayarannya akan menimbulkan keinginan
12
yang berbeda (farid, 2017). Jika hal itu terjadi tanpa adanya aturan yang
diikuti dan ditaati oleh mereka atau pelaku bisnis, maka dapat
dipastikanbahwa jual beli akan berlangsung dengan penindasan,
penzaliman oleh satu pihak oleh pihak lainnya dengan mengedapankan
kekuasaan atau kekuatan atas yang dimilikinya.
Islam menempatkan nilai etika di tempat yang paling tinggi. Pada
dasarnya, Islam diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika bagi
kehidupan manusia, seperti yang disebutkan dalam hadis: “ Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Terminologi paling dekat
dengan pengertian etika dalam Islam adalah akhlak. Dalam Islam, etika
(akhlak) sebagai cerminan kepercayaan Islam (iman). Etika Islam
memberi sangsi internal yang kuat serta otoritas pelaksana dalam
menjalankan standar etika. Konsep etika dalam Islam tidak utilitarian dan
relatif, akan tetapi mutlak dan abadi (Nawatmi, 2010)
Untuk menghindari penzaliman serta menumbuhkan rasa keadilan dan
kepuasan terhadap aktivitas jual beli diperlakukan suatu peraturan,
norma yang mempunyai kekuatan untuk memaksa pelaku bisnis
menerima, menaati dan melaksanakannya. Norma yang dimaksud adalah
etika bisnis, menurut Hamzah dalam buku (farid, 2017) etika islam
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengajarkan mana yang
baik dan mana yang buruk dengan fitrah dan akal pikiran manusia yang
benar. Dengan demikian, jelaslah bahwa suatu aktivitas yang dilakukan
manusia merujuk pada suatu kebenaran dengan menghindari keburukan.
Maka dari itu etika dalam pandangan islam adalah suatu yang
ditempatkan yang paling tinggi, karena pada dasarnya islam diturunkan
bagi kehidupan manusia untuk menyempurnakan akhlak. Maka dari itu
hal yang paling dekat dengan kata akhlak adalah etika, berarti akhlak
dapat diartikan sebagai etika.
Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa etika bisnis islam adalah ilmu
pengetahuan bisnis yang berlandaskan Alquran dan hadits tentang
aktivitas perilaku bisnis yang menujukan terhadap kebenaran.
13
Etika bisnis dalam Islam adalah sejumlah perilaku etis bisnis (akhlak
al islamiyah) yang dibungkus dengan nlai-nilai syariah yang
mengedapankan halal dan haram (Amalia). Dengan demikian perilaku
etis dapat disimpulkan perilaku yang mematuhi perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya.
Munculnya ekonomi islam sebagai kebenaran perlu diupayakan untuk
menuntun membangun ekonomi dalam rangka regenerasi kebudayaan
dari homo-economicus menjadi homo-islamicus. Berhasilnya regenerasi
dalam artian islamisasi etika ekonomi bergantung ketepatan strategi
untuk memulai perjalanan panjang dalam mengubah struktur sosial
ekonomi yang tidak adil, dan proses islamisasi etika ekonomi ini akan
gugur tengah jalan bila kita hanya menonjolkan basa-basi simbolis dan
slogan kosong. Oleh karena itu, kita harus mengakkan keunggulan etika
islam dalam pembangkitan ekonomi dan bisnis serta menanggalkan etika
kapitalis dan sosialis (Hasan, 2015). Sebagai umat muslim untuk menuju
kebeneran dalam berbisnis cukup dengan memperhatikan dan mengikuti
dengan konsekuen perilaku kehidupan Rasulullah SAW sehari-hari. Baik
dalam melakukan kegiatan dakwah, tugas sebagai kepala pemerintah
atau kegiatan perdagangan yang pernah beliau lakukan. Seperti perilaku
atau sifat kebenaran dan kejujuran , adil, amanah, pemaaf, lemah lembut,
penyayang, komunikatif, professional, visioner, berani, dermawan,
mementingkan orang lain, menepati janji, tawakal, syukur, sabar dengan
banyak yang lainnya serta meninggalkan sifat dan perilaku yang buruk
dan tercela (farid, 2017).
Secara umum etika bisnis menampilkan perilaku yang baik dan sopan,
terutama terhadap pelayanan guna meningkatkan kepuasan pelanggan
sehingga pelanggan akan loyal terhadap pelaku bisnis, adapun etika
tersebut sebagai berikut, antara lain:
1) Sikap dan perilaku seorang pengusaha atau pedagang harus
mengikuti norma yang berlaku dalam suatu Negara atau Masyarakat.
2) Cara berpakaian secara pengusaha atau pedagang juga harus sopan
dan sesuai dengan tempat yang berlaku. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Al quran surat al-A’raaf ayat 26
14
ي ذ لك خير ري سوءتكم وريشا ولاس ٱلتذقوى ذ نزلا عليكم لاسا يولك بن ءادم قد أ
رون كذ لعلذهم يذذ ٢٦من ءايت ٱللذ
Hai anak Adam (umat manusia), Sesungguhnya kami Telah
menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian
indah untuk perhiasan dan pakaian takwa (selalu bertakwa kepada
Allah ) Itulah yang paling baik yang demikian itu adalah sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu
ingat. 3) Cara berbicara seorang pengusaha atau pedagang juga mencerminkan
usahanya, sopan, penuh tata karma, tidak menyinggung atau mencela
orang lain, hindari jual beli yang bersifat ribawi, tidak melakukan
penumpukan barang, tidak melakukan monopoli, mengutamakan
kepuasan pelanggan,dan tidak melupkan akhirat (farid, 2017).
c. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
Prinsip adalah suatu pernyataan, atau suatu kebenaran pokok, yang
memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran atau tindakan (farid,
2017), menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prinsip adalah
asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan
sebagainya. Maka dari itu prisip etika bisnis islam dapat diartikan
sebagai suatu ilmu yang berasal dari pemikiran atau tindakan yang
berlandaskan al-quran dan hadits. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis
yang dipaparkan oleh (Fauzan & Ida, 2014) dalam jurnalnya adalah
prinsip keadilan, prinsip kejujuran dan prinsip kepercayaan (amanah).
Adapun prinsip-prinsip wirausaha Rasulullah, yang dikutip Jusmaliani
dalam buku (farid, 2017) adalah kebebasan, keadilan, akhlak yang baik,
dan bentuk-bentuk transaksi.
1) Kebebasan/Sukarela
Dalam pelaksanaan bisnis, pelaku bisnis menggunakan strategi agar
produk atau jasanya di beli oleh pelanggan, keadaan ini memicu
pelaku bisnis menggunakan segala cara agar pelanggan tersebut
membeli produk atau jasanya tanpa memandang kerelaan dari
pelanggan tersebut. Dalam etika bisnis islam hal tersebut tidak
diperbolehkan karena pada dasarnya etika islam menjelaskan harus
15
adanya sukarela antara kedua belah pihak. Adapun hadits yang
dikutip oleh (Saifullah, 2011) yang diriwayatkan Ibnu Majah, nomer
2186 Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu hanya sah
jika dilakukan atas dasar suka sama suka (‘an tarāḍin).”
2) Keadilan
Jika keadilan ini dilakukan dalam berbisnis, maka pelanggan akan
merasa puas karena merasa tidak dideskriminasikan oleh pelaku
bisnis, dalam hal ini juga seper1ti yang dikemukakan (Fauzan &
Ida, 2014) dalam jurnalnya prinsip ini adalah, bahwa dengan
keadilan seseorang akan memiliki empati kepada orang lain
sehingga ia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya,
dan dihadapan Allah SWT setiap amal manusia akan dimintai
pertanggung jawabannya. Dalam hal ini sudah jelas bahwa pelaku
bisnis akan melakukan keadilannya demi meraih ridho Allah Swt
dan kepuasan pelanggannya. Ajaran islam yang yang menyangkut
keadilan dalam bisnis adalah sifat perintah dari Allah, sepertihalnya
yang telah dicantumkan dalam Al-quran tentang mengharuskan
semua kontrak kerja sama dan janji harus dihormati dan semua
kewajiban dipenuhi, dalam surat al-maidah ayat 1, yang artinya
“Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu
sesungguhnya Allah menetapkan hukum menurut yang dikehendaki-
Nya” (farid, 2017).
3) Akhlak Yang Baik
Akhlak merupakan suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang
yang melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan kemampuan dan
pilihan baik dan buruk, terpuji dan tercela. Rasulullah bersabda
“orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling
baik akhlaknya” (H.R. Ahmad, Abu Daud). (farid, 2017).
Menurut (Veithzal & Andi, 2013) etika bisnis islam telah diajarkan
oleh Nabi Muhammad saw saat menjalankan perdagangan. akhlak
yang baik dalam berbisnis juga mempunyai beberapa prinsip sebagai
berikut :
16
a. Shidiq (jujur)
Pelaku bisnis wajib memiliki perilaku jujur dalam melakukan
bisnisnya, jujur dalam artian luas Tidak berbohong, tidak mampu,
tidak mengada-ngada fakta, tidak berkhianat, tidak ingkar janji
dan sebagainya (farid, 2017). Dalam Islam sudah benar-benar
ditegaskan bahwa ketika kita berdagang, maka harus
mengutamakan kejujuran. Jangankan menggunakan bahan-bahan
yang mengandung zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan,
mengurangi takaran timbangan pun telah dilarang dalam agama
Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran, yang
berbunyi:
فون ○ وإذا كالوهم أو تو تالوا على الناس يس وي ل لل مطففين ○ الذين إذا اك
سرون ○ وز نوهم يخ “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”(QS. Al-
Muthaffifin:1-3). Ayat tersebut telah dijelaskan secara gambling
bahwa ayat tersebut adalah sebuah ancaman bagi pelaku bisnis
yang tidak jujur dalam bisnisnya.
b. Amanah
Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan dengan rasa
tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban.
Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan
yang optimal, dan ihsan (kebajikan) dalam segala hal. (Veithzal
& Andi, 2013)
c. Fathonah
Fathonah dapat diartikan sebagai cerdas yang artinya mengerti,
memahami, dan menghayati secara mendalam segala yang
menjadi tugas dan kewajibannya (Veithzal & Andi, 2013). Sifat
ini dapat memicu pelaku bisnis untuk berfikir kreatif dan inovatif
terhadap produknya.
17
d. Tabligh
Tabligh bisa diartikan sebagai dapat dipecaya. Hal ini
dilakukakan untuk mengajak sekaligus memberikan contoh
kepada kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
sumber). Para pelaku bisnis atau pihak perusahaan dituntut
bersifat tidak kontradiksi secara sengaja antara ucapan dan
perbuatan dalam bisnisnya dapat disimpulkan sebagai tepat janji
atau waktu (Veithzal & Andi, 2013), dalam hal ini memicu
pelanggan mampu mempercayai bisnisnya.
4) Hak terhadap harta
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta, walaupun
begitu ia memeberikan batasan tertentu agar kebebasan itu tidak
merugikan kepentingan masyarakat umum. Adapun prinsip-prinsip
dasar etika bisnis Islam yang dikemukakan Faisal Badroen (2006)
dalam jurnal (Azizah, 2013),yaitu:
a. Unity (persatuan)
Konsep tauhid (dimensi vertikal) dimana Alloh sebagai Tuhan
Yang Maha Esa menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku
manusia sebagai khalifah, untuk memberikan manfaat pada
individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya. Hak-hak
dan kewajiban ekonomi setiap individu disesuaikan dengan
kapabilitas dan yang dimiliki dan sinkronisasi pada setiap peranan
normatif masing- masing dalam struktur sosial. Dan Islam tidak
mengakui adanya kelas- kelas sosio ekonomis sebagai sesuatu
yang bertentangan dengan prinsip persamaan maupun dengan
prinsip persaudaraan (ukhuwah). Karena mematuhi ajaran-ajaran
Islam dalam semua aspeknya dianggap sebagai untuk
mendpatkan Ridlo Allah SWT.
b. Equilibrium (keseimbangan)
18
Dalam beraktifitas di dunia kerja dan bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak
yang tidak disukai. Pengertian adil dalm Islam diarahkan agar hak
orang lain, hak lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak
Alloh serta Rosulnya berlaku sebagai stakeholder dari perilaku
adil seseorang. Manusia memeiliki kesamaan dan keseimbangan
dalam kesempatannya, dan setiap individu bisa mendapatkan
keuntungan itu sesuai dengan kemampuannya (kapabilitas dan
kapasitas). Individu-individu dicipta (oleh Allah) dengan
kapabilitas, keterampilan, intelektualitas dan talenta yang
berbeda-beda. Manusia secara intensif diperintah untuk hidup
bersama, bekerja sama dan saling tolong menolong
memanfaatkan keterampilan mereka masing-masing.
c. Free Will (Kehendak Bebas)
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi pasar dapat
berperan efektif dalam kehidupan ekonomi. Hal ini dapat berlaku
bila prisip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif, agar
pelaku bisnis tidak melakukan kegiatan monopolistik.
d. Responsibility (tanggung jawab)
Penerimaan pada prinsip tanggung jawab ini berarti setisp
pelaku bisnis akan diadili secara personal diakhirat kelak, tidak
ada satu cara bagi seseorang untuk melenyapkan perbuatan atas
kesalahannya kecuali dengan memohon ampunan kepada Allah
Swt. Maka dari itu prinsip ini adalah prinsip penting untuk
mendapatkan ridho Allah dan loyalitas pelanggannya.
e. Benevolence (ihsan)
Yaitu melaksanakan perbuatan baik yang dapat memberikan
kemanfaatan kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu
yang mengharuskan perbuatan tersebut atau dengan perkataan
lain beribadah dan berbuat baik seakan-akan melihat Allah, jika
tidak mampu maka yakinlah Allah melihat. (Azizah, 2013).
19
Dari beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan secara
menyeluruh bahwa prinsip etika bisnis islam dapat dibagi menjadi
empat bagian, pertama, mengandung unsur utilitas (manfaat);
kedua, terdapat unsur hak dan kewajiban, ketiga, mengandung
keadilan dan kejujuran dan keempat mengandung rasa
melindungi (Saifullah, 2011) karena pada dasarnya prinsip yang
dikemukakan adalah untuk kemaslahatan seluruh masyarakat
yang disekitarnya. Dalam menjalankan prinsip disebut para
wirausahawan juga harus menjunjung tinggi nilai ketulusan,
kejujuran, transparansi dan lainnya yang berkaitan dengan nilai
dasar etik wirausaha yang mampu melindungi hak dan
kepentingan orang lainnya, maka prinsip perilaku bisnis dijadikan
sebagai upaya untuk memberikan dampak positif bagi
kepentingan bisnis (Cahyono, 2019)
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menjaga Etika
Disadari atau tidak dalam hal melakukan tindakan atau etika pelaku
bisnis menjalankan etika bisnisnya karena beberapa faktor, ada banyak
faktor yang mempengaruhi perilaku etika, menurut Bovee pada
dasarnya ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku etika
yaitu:
1) Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah,
memiliki kebiasaan sendiri-sendiri, lain Negara lain pula
kebiasaanya. Dalam hal ini dijelaskan bahwa budaya setiap daerah
memiliki etika yang berbeda tergantung dari pada lingkungan bisnis
atau tempatnya, seperti halnya komisi, tanda terima kasih dan lain
sebagainya guna kelancaran bisnisnya.
2) Knowledge, orang-orang yang mengetahui, dan berada dalam jalur
pengambil keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam
masalah-masalah menyangkut masalah etika ini. Demikian pula jika
mengetahui hal bahwa perbuatan itu melanggar pelaku bisnis tidak
akan mengambil keputusan tersebut karena berhadapan dengan dosa
dan hukum.
20
3) Organizational behavior, tidak bisa dipungkiri bahwa pondasi kokoh
dari sebuah etika bisnis adalah tingkah laku dari pengorganisasian
perusahaan tersebut, atau bisa disebut sebagai iklim yang berlaku
pada sebuah organisasi perusahaan, ada organisasi yang betul-betul
ketat menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar
selalu menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar
selalu menjaga etika (Alma, 2014).
Dari tiga faktor tersebut, jika pelaku bisnis mampu memilah perilaku
etika yang baik menurut islam, maka akan terlahir sebuah keuntungan
dari menjaga etika tersebut. Seperti halnya pelaku bisnis masih
beranggapan bahwa ursan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham
agama, bussines is bussines, Tuhan tidak ikut dalam bisnis. Jelas bahwa
pemikiran tersebut menyesatkan. Karena pada dasarnya perbuatan
bisnis adalah satu kegiatan manusia dalam memproduksi dan
medistribusikan barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat, ini adalah kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi
kegiatan bisnis tidak terlepas dari ajaran agama dan kepercayaan kepada
Allah Tuhan Yang Maha Esa. (Alma, 2014)
e. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas sering didentifikasikan sebagai pengabdian seseorang
terhadap sebuah lembaga yang memiliki tujuan yang sama, Meskipun
pada dasarnya loyalitas memiliki yang sangat luas namun kadang secara
umum loyalitas dilihat dari satu perspektif saja, yakni di identitikkan
dengan pengabdian, pengorbanan, dan ketaatan seseorang terhadap
lembaga. Dalam fokus ini, loyalitas pelanggan timbul ketika pelanggan
merasa puas terhadap produk atau jasa yang dijualnya, dengan demikian
tidak sedikit pelaku bisnis mengutamakan kepuasan pelanggan agar
terciptanya loyalitas tersebut. Kepuasan pelanggan menurut Kotler
dalam jurnal (Yuliarmi & Riyasa , 2007) bahwa kepuasan pelanggan
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau
hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
21
Kualitas termasuk semua elemen yang diperlukan untuk memuaskan
tujuan pelanggan. Melalui etika, baik antar pelanggan maupun dengan
pelaku bisnis akan menjadikan harapan bagi pelanggan terhadap
pelayanan atau etika yang akan diberikannya. Pemahaman terhadap
harapan-harapan pelanggan oleh pelaku bisnis merupakan input untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan atau etika.
Dengan demikian.. Pelanggan akan membandingkan dengan pelayanan
pelaku bisnis lainnya. Bilamana harapan-harapannya terpenuhi, maka
akan menjadikannya pelanggan loyal, puas terhadap pelayanan atau
etika yang baik. Sebaliknya, bilamana tidak puas, pelaku bisnis akan
ditinggalkan oleh pelanggannya.
Loyalitas dalam Islam disebut dengan al-wala’. Secara etimologi,
alwala’ memiliki beberapa makna, antara lain mencintai, menolong,
mengikuti, dan mendekat kepada sesuatu. Konsep loyalitas dalam Islam
atau al-wala’ adalah ketundukan mutlak kepada Allah SWT dalam
wujud menjalankan syariah Islam sepenuhnya (Zulfa, 2010). Loyalitas
pelanggan dalam Islam terjadi apabila aktivitas muamalah itu dapat
memberi manfaat yang saling menguntungkan kedua belah pihak,
karena terpenuhinya kewajiban serta hak masing-masing melalui
penerapan nilai-nilai Islam (Salma & Ratnasari, 2015).
Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa loyalitas pelanggan adalah tingkat kepuasan sebagai tingkat
perasaan pelanggan yang sesuai dengan harapannya. Jika tidak sesuai
dengan harapan pelanggan, maka pelanggan akan sangat kecewa, dan
jika sesuai dengan harapannya, maka pelanggan akan sangat puas
sehingga kepuasaan tersebut dapat menciptakan keloyalan pelanggan.
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
1) Skripsi oleh (Lestari, 2015)mahasiswa Universita Islam Sunan
kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Penerapan Etika Bisnis Islam
terhadap kepuasan anggota (study kasus pada BMT KUBE
Sejahtera)”. Penelitian bertujuan untuk mengatahi penerapan etika
22
bisnis islam yang terdiri dari ihsan, keadilan, kebebasan, tanggung
jawab, dan transparansi terhadap kepuasan anggota. Data yang
digunakan dalam penelitian menggunakan data primer yang
diperoleh dari penyebaran angket terhadap 60 anggota
pembiayaan BMT KUBE Sejahtera Sleman, teknik analisis
menggunakan uji validitas dan reabilitas, analisis ini
menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan uji
t, uji F, dan koefesien determinasi (R²).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variable ihsan
berpengaruh postif signifikan terhadap kepuasan anggota dengan t
hitung 3,042 dengan tingkat signifikan 0,0004 dibawah 0,05.
Varible transparan juga berpengaruh positf signifikan terhadap
kepuasan anggota dengan t hitung 4.394 dengan signifikan 0,000.
Sedangkan variable keadilan, kebebasan, dan tanggung jawab
tidak berpengaruh postif signifikan terhadap kepuasan anggota.
Adapun variable yang tidak berpengaruh siginifikan adalah
sebagai berikut:
a. Variable keadialan, hal ini tidak berpeangaruh signifikan
terhadap anggota dikarenakan anggota BMT dihadapkan pada
tuntutan kebutuhan, jadi meskipun tingkat bagi hasil yang di
tetapkan BMT lebih tinggi anggota tetap menerima pinjaman
tersebut dengan alasan tuntutan kebutuhan, maka dari itu keadilan
tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota.
b. Variable kebebasan, hal ini juga tidak berpengaruh positif
terhadap kepuasan anggota dengan nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < t𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 (-1,575 <
2,00488) dengan signifikasi 0,121 > 0,005. Al ini dikarenakan
anggota BMT mayoritas menjelankan usahanya secara
berkelompok dan yang berhubungan langsung adalah ketua
kelompoknya, sehingga dapat dikatakan bahwa anggota merasa
tidak bisa memilih haknya, selain itu juga kurangnya pengetahuan
sehingga semua pilihan diserahkan oleh pihak BMT.
23
c. Variable tanggung jawab juga tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan anggota dikarenakan mayoritas anggota BMT
menggunakan pembiayaan usaha berkelompok sehingga
hubungan antara anggota dengan hubungan dengan BMT melalui
perantara yaitu ketua kelompok. Dengan demikikan anggota
kelompok tidak bisa merasakan tanggung jawab yang diberikan
oleh pihak BMT. Maka dari itu tanggung jawab BMT tidak
berpengatuh signifikan terhadap kepuiasan anggota.
2) Skripsi oleh (Susanti, 2017) mahasiswa UIN Raden Fatah
Palembang dengan judul “Penerapan Etika Bisnis Islam dalam
Usaha Mebel di CV. Jatikarya Palembang”. Berdasarkan
pengamatan peneliti terdahulu bahwa penerapan etika bisnis di
usaha mebel cv. jatikarya Palembang terbilang baik, adapun
penerepan etika bisnis islam yang telah dilakukan oleh CV.
Jatikarya Palembang adalah sebagai berkut:
Kejujuran dalam agama islam kejujuran merupakan syarat paling
utama dalam kegiatan bisnis, Rasulullah Saw menegaskan bahwa
berlaku jujur ketika berbisnis. Dalam wawancara peneliti
terdahulu menjelaskan bahwa “jika ada barang yang cacat pelaku
bisnis mebel tidak menyembunyikan dan juga menjelaskan barang
yang cacat tersebut, pelaku bisnis mebel bneranggapan bahwa jika
membohongi pelanggan kami dan tidak memberi tahu kecacatan
tersebut sama halnya mengurangi minat pembeli produk
mebelnya.
Tepat janji, dari hasil penelitian terdahulu bahwa pelaku bisnis cv.
Jatikarya menerapkan tepat janji terhadap konsumen, terutama
jika ada pelanggan yang memesan barang kepadanya, pelaku
bisnis pecaya bahwa menerapkan tepat janji akan mendatangkan
rasa kepercayaan, dan kepercayaan adalah sebuah modal utama
untuk pelaku bisnis.
24
Amanah, pelaku bisnis cv jatikarya beranggapan bahwa tanggung
jawab para pelaku bisnis antara lain menyediakan barang
kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar. Dalam hal ini
pelaku bisnis cv jatikarya menerapkan sistem amanah yang
sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat dan pelanggannya.
Dalam hal aspek sosial etika bisnis isam Cv. Jatikarya
menyalurkan bantuan keuangan pada setiap bulannya yang
disalurkan kepada beberapa masjid lingkungan sekitar cv.
Jatikarya, mereka mengharapkan bantuan yang diberikan agar
digunakan dengan baik sehingga dapat mewujudkan kegiatan-
kegiatan yang mendorong kemakmuran masjid
Dari beberapa poin yang disipulkan diatas bahwa CV. Jatikarya
telah melakukan penerapan etika bisnis islam yang bertujuan
untuk ridho Allah swt. dan kepada sesama.
3) Skripsi yang disusun oleh (Astuti, 2018) Mahasiswa Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta yang diberi judul “Analisis
Penerapan Dan Dampaketika Bisnis Islam Terhadap Kemajuan
Bisnis Pada Super Market De’ Halal Mart Yogyakarta”. etika
bisnis islam sudah ditetapkan dengan baik, karena pelaku bisnis
pada De’ Halal Mart mengedapankan nilai-nilai islam, hal tersebut
ditandai dengan dilakukannya pengajian dan brieffing. Di tinjau
dari segi penerapan etika bisnis islam yaitu tauhid, keseimbangan,
tanggung jawab, kehendak bebas, dan kebajikan (ihsan). Dari
kelima tersebut De’ Halal Mart menerapkan kelima point tersebut
terhadap beberapa aspek bisnis. Adapun aspek tersebut adalah
aspek kemajuan bisnisnya antara lain: modal, pendapatan, volume
penjualan dan tenaga kerja. Dari hal ini sudah jelas bahwa dampak
etika bisnis islam yang telah diterapkan oleh perusahaan De’ Halal
Mart dengan baik, dalam hal ini memicu terciptanya dampak
positif yakni semakin banyaknya jumlah yang pelanggan atau
konsumen dan otomatis bisnis yang dijalankan akan semakin
berkembang, dan dapat beroperasi dengan lancar.
25
Dai penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak etika
bisnis islam mampu menciptakan sebuah kepuasan pelanggan
sehingga pelanggan merasa puas dan akan kembali untuk membeli
produk atau jasanya.
4) Skripsi (Simanullang, 2018), Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sumatera Barat dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Jasa Transportasi
Online Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel
Moderating (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam”. Peneletian metode ini menggunakan penelitian
kuantitatif, sehingga menggunakan uji validitas dan realibilitas,
analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan
uji moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien
determinasi (R square) variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan variabel moderating adalah 0,535 yang dapat diartikan
53,5% atau kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen
memberikan kontribusi terhadap loyalitas konsumen, sehingga
dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan dari hasil
uji simultan, maka didapat hasil sebesar Fhitung 34,851 > Ftabel 3,10
maka secara simultan variabel kualitas pelayanan memiliki
pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen dengan
kepuasan konsumen sebagai variabel moderating. Dari hal
tersebut dapat disimpulkan menjadi tiga bagian temuan dari hasil
penelitian tersebut, antara lain:
Temuan pertama dari hasil ini adalah bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, artinya semakin tinggi
kualitas pelayanan maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat.
Temuan dari hasil penelitian kedua menyatakan bahwa kepuasan
konsumen signifikan terhadap loyalitas, artinya semakin tinggi
kepuasan pelanggan maka dengan sendirinya loyalitas pelanggan
juga akan eningkat dengan sendirinya. Dan temuan ketiga dari
26
penelitian ini bahwa kepuasan konsumen memodarisasi pengaruh
kualitas pelayan terhadap loyalitas konsumen.
C. Kerangka Teoritik
Etika bisnis Islam seringkali didengar, namun tidak semua pelaku
bisnis muslim menerapkan etika bisnis sesuai yang diajarkan oleh
Islam, karena mereka beranggapan bahwa inti dari bisnis adalah
keuntungan semata. Dari kajian atau sumber lain dapat disimpulkan
bahwa dampak dari penerapan etika bisnis islam dapat memicu
keloyalan pelanggan, hal ini di pekuat dari peneleti yang terdahulu.
Namun dalam fokus ini peneleti meneliti lebih spesifik terhadap
dampak dari penerapan etika bisnis islam. Adapun kerangka teoritik
sebagai berikut :
Etika Bisnis Islam
Kebebasan/suka rela
Keadilan
Akhlak yang baik
Hak terhadap harta
Loyalitas Pelanggan
dapat memberi
manfaat yang saling
menguntungkan kedua
belah pihak
Gambar 1
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan Peneletian
Pendekatan peneletian ini menggunakan deskriptif kualitatif,
peneletian tersebut dilakukan dengan cara terjun kelapangan dimana
setiap masalah yang diajukan dalam peneletian terkait didalam ruang
lingkup perusahaan. Dalam kegiatan peneletian ini meliputi
pengumpulan data, menganilisis data, menginterpretasi data dan di
tutup dengan dengan sebuah kesimpulan yang memfokuskan terhadap
masalah tersebut. Adapun maksud dari penelitian kualitatif, menurut
Sharan B. And Merriam (2007) dalam buku (Sugiyono, 2017)
peneletian kualitatif adalah merupakan pendekatan yang berfungsi
untuk menemukan dan memahami fenomena sentral. Sedangkan
menurut Straus dan Corbin (1997), yang dimaksud penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan statistik atau cara-
cara lain dari kuantifikasi (pengukuran) (Sujarweni, 2015).
Pendekatan yang sistematis dan subjektif yang digunakan untuk
menggambarkan pengalaman hidup dan memberikannya sebuah makna
(Sujarweni, 2015). Adapun hasilnya adalah harapan untuk memperoleh
sebuah pemahaman fenomena tertentu dari perspektif partisipan yang
mengalami fenomena tersebut.
2. Desain penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian
akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian,
karena langkah, dalam melakukan penelitian mengaju kepada desain
penelitian yang telah dibuat. Pengertian desain penelitian yang telah
dikemukakan oleh Moh. Nazir (2008;84) menyatakan bahwa : “Desain
28
Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian” (Astuti, 2018).
Sedangkan dalam buku (Sujarweni, 2015) menyatakan bahwa desain
penelitian adalah suatu rencana tentang bagaimana mengumpulkan dan
mengolah data agar penelitian yang diharapkan dapat tercapai. Dari
pernyataan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
kualitatif adalah rencana yang disusun untuk mengumpulkan dan
mengolah data yang bertujuan untuk tercapainya penelitian. Adapun
rancangan desain peneletian yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut :
Tabel 1
3. Data dan Sumber Data Penelitian
Sumber data diperoleh dibagi menjadi dua jenis yaitu data interna
dan eksternal. Adapun sumber data dalam peneletian ini diperoleh dari
dua data tersebut. Data interna adalah data yang berasal dari bagian
dalam perushaan yang menggambarkan perusahaan tersebut, sedangkan
data eksternal adalah data yang berasal dari luar suatu perusahaan yang
dapat menggambarkan kemungkinan yang akan mempengaruhi hasil
kerja perusahaan, misalnya loyalitas pelanggan terhadap perusahaan
(Sujarweni, 2015)
Secara garis besar untuk memperoleh jenis-jenis dan sumber data
tersebut dibagi menjadi dua bagian antara lain:
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi
Pengumpulan data
Analisis data
Hasil penelitian
29
1) Data Primer: data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan narasumber. Data yang diperoleh harus diolah lagi dan
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data.
2) Data Sekunder : Data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah
berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah,
artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya. Data
ini tidak perlu diolah lagi. (Sujarweni, 2015)
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut (Sugiyono, 2017) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Tana mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview
(wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan
keempatnya. Berikut penjelasan ke empat teknik pengumpulan data,
sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Sujarweni,
2015). Nasution (1988) dalam buku (Sugiyono, 2017)
menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Adapun manfaat dari obsevasi menurut
(Nasution : 1988) adalah pertama, peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam kesuluruhan situasi sosial, kedua
peneliti memperoleh pengalaman langsung, keiga peneliti dapat
melihat hal-hal yang kuran atau tidak diamati orang lai, keempat
menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh
responden dalam wawancara karena bersifat sensitif, kelima
30
menemukan hal-hal yang diluar persepsi responded, dan yang
terakhir memperoleh kesan-kesan tersendiri (Sugiyono, 2017).
2) Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu instrumen yang
digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah
dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang
valid dan detail (Sujarweni, 2015). Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah menggali data
secara lisan dari beberapa pertanyaan yang diajukan, Patton
dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan
yang saling berkaitan, antara lain : pertanyaan yang berkaitan
dengan pengalaman, berkaitan dengan pendapat, berkaitan
dengan perasaan, tentang pengetahuan, berkaitan dengan indera,
dan berkaitan dengan latar belakang atau demografi (Sugiyono,
2017).
3) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bis berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2017). Dari pengertian
tersebut dapat dikaji bahwa analisis dokumen adalah sebuah
pengumpulan data yang lebih mengarah pada bukti konkret,
dengan instrumen ini, peneliti diajak menganalisis isi dari
dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitiannya
(Sujarweni, 2015).
5. Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut (Sugiyono, 2017) pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas interval),
transferability (validitas eksternal), dependabilty (relibilitas), dan
confimability (obyektifitas). Hal ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
31
1) Uji Kredibiltas (credibility)
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa uji kredibilitas
(credibility) data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain, perpanajangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus
negatif, dan member check.
a. perpanjang pengamatan
dengan perpanjang pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan
nara sumber akan semakin terbentuk rapport semakin akrab (tidak
ada jarak lagi) semakin terbuka, saling mempercayai, sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikanlagi.
b. peningkatan ketekunan, meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara
tersebut maka kepastian data dan urutan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.
c. triangulasi, triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
Uji keabsahan
data
Uji
confimability
Uji
depenability
Uji
tranferability
Uji kredibiltas
data
Gambar 2
32
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Agar lebih jelas lihat
gambar dibawah ini:
Atasan Teman
Bawahan
Wawancara Observasi
Kuesioner/bawahan
Siang Sore
Pagi
Sumber : (Sugiyono, 2017)
Gambar 3 Triangulasi sumber data
Gambar 4 Triangulasi pengumpulan data
Gambar 5 Triangulasi waktu pengumpulan data
33
d. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif
berati penelitimencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditemukan, jika tidak ada data yang berbeda
maka, data tersebut sudah dapat dipercaya atau valid. (Sugiyono, 2017)
e. member check
member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data dan
jika data temuannya disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut
valid sehingga data tersebut semakin kredibel/dipercaya. (Sugiyono,
2017)
2) Uji transferability
Transferability, merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kuantitatif, validitas menunjukan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut
diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana
hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahamihasil penelitian
kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan
uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya (Sugiyono,
2017).
3) Uji depenabilty
Depenabilty, dalam peneletian kuantitatif disebut sebagai
reeliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian,
untuk itu pengujian depenability dilakukan dengan cara melakukan
audit terhadap kesulurah proses penelitian. Menurut (Sanafiah Faisal
1990) jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukan “jejak
aktivitas lapangannya” , maka depenabilitasnya patut diragukan.
(Sugiyono, 2017)
4) Uji confimability
Uji konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut uji obyektifitas
penelitia, sedangkan dalam penelitian kualitatif uji konfirmability
mirip dengan depenability, sehingga pengujiannya dapat dapat
dilakukan dengan bersamaan. Menguji konfirmabitility berarti
34
menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan hasil penelitian.
(Sugiyono, 2017)
6. Instrumen penelitian
Menurut ari kunto (2000), dalam buku (Sujarweni, 2015), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
p[eneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya, pembuatan instrumen harus
mengacu pada variabel penelitian, definisi opersional, dan skala
pengukurannya.
Adapun jenis-jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Wawancara
Daftar wawancara adalah sejumlah pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada responded secara lisan. (Sujarweni, 2015).
Sedangkan menurut Esterberg (2002) wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2017)pada hakekatnya
wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi
secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat oleh
peneliti. Menurut yunus (2010) agar wawancara efektif, maka
terdapat beberapa tahapan yang harus dilalu, yaitu; mengenalkan
diri, menjelaskan maksud kedatangan, menjelasklan materi
wawancara, mengajukan pertanyaan.
Jika dikaji dengan teliti dalam wawancara terdapat dua jenis
wawancara, adapun dua jenis wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Wawancara mendalam (in-dept interview) , dimana
penelititerlibat langsung secara mendalam dengan kehidupan
subjek yang diteliti dan tanya jawab yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman yang disiapkan sebelumnya serta
dilakukan berkali-kali.
35
b. Wawancara terarah (guided interview) dimana penliti
menanyakan kepada subjek yang diteliti berupa pertanyaan-
pertanyaan yang menggunakan pedoman yang disipakan
sebelumnya (Sujarweni, 2015).
2) Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi
yang diperlakukan untuk menyajikan gambaran rill suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian,
untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu
melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu (Sujarweni, 2015).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah
kegiatan pengamatan untuk mencari informasi dengan mencari
jawaban dari pertanyaan peneliti.
Bungin (2007) mengemukakan beberapa bentuk observasi
yaitu: 1) observasi partisipasi, 2) observasi tidak struktur, dan 3)
observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
1) Observasi partispasi ialah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat
langsung.
2) Observasi tidak terstruktur adalah pengamatan tanpa
menggunakan metode observasi sehingga pengamatannya
berdasarkan pengembangan dilapangan.
3) Observasi kelompok adalah pengamatan yang dilakukan oleh
sekolompok tim peneliti (Sujarweni, 2015).
Dari ketiga bentuk observasi yang telah disebutkan, peneliti
menggunakan bentuk observasi partispasi dan observasi tidak
terstruktur, alasan menggunakan bentuk pertama adalah
peneliti terjun langsung dengan pengadaannya schedule, dan
alasan lain menggunakan bentuk observasi kedua ialah
peneliti berharap mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal, sehingga ada penemuan dari konsumen yang
diteliti.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting peneletian bisa dikatakan sebagai latar belakang dan tempat
yang dijadikan penelitian. Adapun tempat yang dijadikan lokasi peneliti
ini adalah home industri Ras Sablon. Home Industri ini bergerak dalam
bidang jasa sablon, yang meliputi kaos, plastik, accesoris. Jasa ini akan
dibutuhkan dan terlihat fungsinya terhadap organisasi yang
membutuhkan seragam. Ras Sablon ini beroperasi di Jl. H. Abbas Blok
Kr. Anyar Desa Weru Lor Kecamatan Weru Kab Cirebon.
2. Sejarah Singkat Ras Sablon
Pada awalnya pendiri Ras Sablon atau yang dikenal Bapak Umar
adalah seorang karyawan sebagai tukang sablon di Fajar Collection
plered selama 1 tahun, setelah mendapatkan skill yang memumpuni,
beliau sering dipanggil untuk mengerjakan sablonan di perusahaan
lain seperti Bumi Sablon dan Yatta Collection. Yatta Collection
sangat puas dengan kinerja beliau sehingga beliau diangkat menjadi
karyawannya dengan gaji yang lebih tinggi. Sehingga pada saat itu
tepatnya pada bulan agustus tahun 2015 mendekati bulan Ramadhan,
Bapak Umar membeli peralatan sablon berupa meja. Meja yang
beliau beli adalah hasil tabungan gajinya selama bekerja di Yatta
Collection.
Setiap minggu sekali beliau menyisihkan gajinya dengan membeli
peralatan sablon yang lainnya. Sembari menjadi karyawan beliau
mencari konsumen pada teman-teman dekatnya. Pada saat itu, pagi
beliau kerja dan malam mengerjakan orderannya sendiri yang
dihasilkan dari teman-temannya. Karena mendapat kepercayaan dari
teman-temannya sehingga beliau mendapat jaringan yang lebih luas
dari teman-temannya menuju ke temannya teman. Sampai pada
37
akhirnya bulan Desember 2015 beliau resign, lalu membuka usahanya
sendiri dirumah yang diberi nama Ras Sablon.
Nama ini diambil karena beliau mengidolakan musisi reggae yang
bernama Ras Muhammad. Pada awal itu beliau hanya memiliki satu
karyawan sebagai seorang kenek. Setelah berjalannya waktu Ras
Sablon memiliki 4 Karyawan, meskipun kenaikan karyawannya
relatif sedikit Ras Sablon sudah dapat dikatakan memiliki kemajuan
yang signifikan.
3. Struktur Organisasi
Dalam perusahaan home Industri Ras Sablon memiliki 3
karyawan, diantaranya Tukang jahit, kenek, dan tukang potong bahan,
sedangkan untuk proses sablon itu sendiri dilakukan langsung oleh
pemimpinnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar
berikut ini :
Penyablon (owner)
Pemotongan
Kenek (helper)
Penjahit
Gambar 6
38
Dari gambar diatas, dapat dikaji bahwa owner pada Ras Sablon
berpartisipasi dalam produksinya sebagai penyablon, tujuannya
melakukan sendiri ialah pertama, budget untuk menggaji karyawan
tukang sablon. Kedua, demi kepusan pelanggan owner menepatkan
diri sebagai penyablon agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal,
sehingga para konsumen merasa puas terhadap jasanya. Ketiga, skill
alasan ini termasuk alasan utama, karena karyawan tidak
mempertimbangkan kerugiannya. Skill tersebut akan diakui jika hasil
cetakannya sama dengan yang diharapkan konsumen tanpa ada
kecacatan sama sekali.
Kenek atau helper dapat dikatakan sebagai pembantu dari Ras
sablon. Adapun hal yang dilakukan kenek adalah menyiapkan atau
menempelkan bahan yang akan disablon di atas papan yang telah
disediakn, lalu melakukan pengeringan dengan hotgun, setelah proses
penyablonan selesai helper akan melakukan cuci schreen dan
pressing.
Pemotongan memiliki tugas yang simple, hanya memotong bahan
yang akan hendak disablon, pengerjaan tersebut dilakukan
dirumahnya sendiri, karena gaji yang dibayarkan ras sablon ialah
berdasarkan sistem upah borongan, atau sistem upahnya tergantung
dari hasil yang telah dikerjakannya.
Penjahit sangat berperan penting dalam perusahaan Ras sablon,
karena penjahit hanya berfokus pada menjahit, maka dari itu penjahit
memiliki job lain untuk membeli bahan baku dan mengantarkan
bahan kepemotongan. Namun untuk mengantarkan bahan itu sendiri
dilakukan secara kondisional tergantung situasi dan kondisi setiap
kesibukannya masing-masing.
39
B. Pembahasan
Untuk menindak lanjuti penelitian yang terkait, peneliti menemukan
beberapa temuan yang terkait dalam rumusan masalah yang telah
ditentukan. Adapun temuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Ras Sablon Weru Cirebon
Islam menempatkan nilai etika di tempat yang paling tinggi. Pada
dasarnya, Islam diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika bagi
kehidupan manusia, seperti yang disebutkan dalam hadis: “ Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Terminologi paling dekat
dengan pengertian etika dalam Islam adalah akhlak. Dalam Islam, etika
(akhlak) sebagai cerminan kepercayaan Islam (iman). Etika Islam
memberi sangsi internal yang kuat serta otoritas pelaksana dalam
menjalankan standar etika. Konsep etika dalam Islam tidak utilitarian dan
relatif, akan tetapi mutlak dan abadi (Nawatmi, 2010) Untuk menghindari
penzaliman serta menumbuhkan rasa keadilan dan kepuasan terhadap
aktivitas jual beli diperlakukan suatu peraturan, norma yang mempunyai
kekuatan untuk memaksa pelaku bisnis menerima, menaati dan
melaksanakannya. Norma yang dimaksud adalah etika bisnis, menurut
Hamzah dalam buku (farid, 2017) etika islam didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk
dengan fitrah dan akal pikiran manusia yang benar.
Dengan demikian, jelaslah bahwa suatu aktivitas yang dilakukan
manusia merujuk pada suatu kebenaran dengan menghindari keburukan.
Maka dari itu etika dalam pandangan islam adalah suatu yang ditempatkan
yang paling tinggi, karena pada dasarnya islam diturunkan bagi kehidupan
manusia untuk menyempurnakan akhlak. Maka dari itu hal yang paling
dekat dengan kata akhlak adalah etika, berarti akhlak dapat diartikan
sebagai etika. Etika bisnis dalam Islam adalah sejumlah perilaku etis bisnis
(akhlak al islamiyah) yang dibungkus dengan nlai-nilai syariah yang
mengedapankan halal dan haram (Amalia).
40
Setelah melakukan penelitian dilapangan, peneliti mendapatkan
informasi data dari 8 sebagai informan yang memberikanbanyak informasi
tentang penilaian penerapan etika bisnis di Ras Sablon. Adapun hasil
wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bapak Aldy, 27 tahun, alamat blok serut desa megu.
Bapak Aldy berprofesi sebagai pemilik distro ALL merchendaise
mengungkapkan penilaian etika di Ras Sablon pada hari senin, 13
april 2020,
“ada pelayanan etika yang saya dapat dari Ras Sablon itu, kalo
datang disediakan kopi dan makanan ringan, pengerjaanya tepat
waktu, dan bisa kasbon” (Aldy, Communication, 2020).
Dari pernyataan tersebut, bahwa Bapak Aldy telah mendapatkan
penghargaan sebagai tamu, menepati janji dan membantu secara
financial. Dari hal tersebut termasuk dalam penerapan etika bisnis
islam.
2. Bapak Imam, 26 tahun, alamat blok kr. Anyar desa weru lor.
Bapak Imam berprofesi sebagai karyawan swasta sebagai konsumen
pribadi mengatakan penilaian etika di ras sablon pada hari selasa, 14
April 2020,
“enaknya di ras sablon itu bisa pesan sedikit, walaupun sedikit
tidak pernah pilih kasih dengan pelanggan lain, karena di
tempat lain pesanan yang banyak pasti didului, tapi di ras
sablon tidak” (Imam, Communication, 2020).
Dari pernyataan Bapak Imam, bahwa Bapak Imam telah mendapatkan
asas etika bisnis islam dari prinsip keadilan tanpa deskriminasi.
3. Bapak Fery, 28 tahun, alamat desa wotgali plered.
Bapak fery berprofesi sebagai pedagang online memberikan penilaian
etika di ras sablon pada hari Selasa, 14 April 2020,
41
“yang saya suka dari etika yang diberikan di ras sablon ,
sebelum pelunasan, saya disuruh mengecek sebagian hasil yang
saya pesan, tujuannya agar terhindar dari kesalahan
penyablonan” (Fery, Communication, 2020 ).
Dari penjelasan yang dikemukakan Bapak Fery adalah penerpan etika
tersebut yang bertujuan agar bapak Fery dapat komplain secara
langsung, jika hasil yang dikerjakannya kurang memuaskan, maka
dari itu dapat dikatakan penerapan etika bisnis islam tersebut
termasuk kedalam prinsip kerelaan atau kebebasan.
4. Bapak Audah, 27 Tahun, alamat Majasem kota cirebon
Bapak Audah Berprofesi sebagai karyawan swasta di cv baby pink,
mengungkapkan pendapat tentang penilaian etika pada ras sablon pada
hari Rabu, 15 April 2020,
“yang membuat saya senang dari perilaku atau etika di Ras
Sablon, sering memberikan tips buat beli bensin” (Audah,
Communication, 2020).
Dari hasil yang disampaikan Bapak Audah dapat dikatakan
sebagai Culture of different, dengan demikian culture of different ini
sebagai salah satu faktor untu menjaga sebuah etika bisnis islam,
seperti yang dikaji dalam bab sebelumnya. Selain culture of different,
hal ini dapat disimpulkan sebagai hadiah dari Ras Sablon atau disebut
Hibah, karena pemberian hadiah tersebut tanpa mengharapkan
sesuatu.
5. Bapak Beni, 25 tahun, alamat Desa Weru lor.
Bapak beni berprofesi sebagai ojek online sekaligus pelanggan Ras
Sablon. Menyatakan tentang penilaian Etika bisnis pada Ras Sablon
pada hari Selasa, 14 Aptil 2020,
“yang saya rasakan dari perilaku etika ras sablon itu, tepat
waktu dan hasilnya bagus” (Beni, Communication, 2020).
42
Dari pernyataan Bapak Beni, sudah dinyatakan secara jelas, bahwa
tepat waktu dan hasil yang bagus termasuk kedalam prinsip penerapan
etika bisnis islam yang dapat dilihat dari tepat waktu, dinilai sebagai
amanah dan hasil yang bagus, dinilai sebagai tabligh atau dapat
dipercaya
6. Bapak Husni, 26 tahun, alamat Desa Dawuan
Bapak Husni berprofesi sebagai Karyawan swasta, sekaligus
pelanggan untuk kebutuhan pribadinya, mengatakan etika bisnis pada
Ras Sablon pada hari kamis, 16 april 2020, dikediaman Ras sablon
“penilaian dari saya si orangnya ramah, gak ngaret terus
harganya gak mahal” (Husni, Communication, 2020).
Karena pernyataan dari Bapak Husni sangat jelas dan padat maka
dapat disimpulkan bahwa Ras sablon sudah menerapken etika bisnis
islam, yang sudah dirasakan secara pribadi oleh Bapak Husni.
7. Bapak Zaenal, 24 tahun, alamat Desa Weru Lor
Bapak Zaenal berprofesi sebagai Karyawan, sekaligus pelanggan
untuk keperluan organisasinya, mengatakan penilaian etika bisnis pada
Ras Sablon pada hari Selasa, 14 april 2020.
“untuk hasil kerjaanya si bagus dan tepat waktu, tapi kalo untuk
via WA telat ngangkatnya” (Zaenal, Communication, 2020).
Dari pernyataan Bapak Zaenal, dapat dinyatakan sebagai penerapan
etika bisnis islam namun dalam penerapan etika bisnis islam tersebut
masih ada kekurangan seperti yang ada pada pernyataanya telat
mengangkat telpon via whatsapp, dalam hal kekurangan penerapan
etika bisnis islam tersebut masih memiliki banyak kemungkinan
seperti, sibuknya pada waktu itu, terbatasnya sinyal, ataupun sedang
ada konsumen yang mengunjungi. Dari pernyataan tersbut belum
dapat dinyatakan sebagai penerapan etika bisnis islam, karena
penerpan etika bisis islam harus berpegang terhadap sifat ihsan.
8. Bapak Mudi, 29 tahun, alamat Gunung Jati Cirebon
Bapak Mudi berprofesi sebagai karyawan swasta, sekaligus pelanggan
sablon untuk keperluan organisasi yang berada dirumahnya
43
menyatakan suatu penilaian etika bisnis yang diterapkan di Ras Sablon
pada hari, Sabtu, 18 April 2020, dikediaman Ras Sablon,
“enak mesen disini dapat bonus kaos lebihan dan THR kalo
menjelang lebaran” (Mudi, Communication, 2020)
Dari pernyataan Bapak Mudi dapat dikaji, bahwa etika yang
diterapkan termasuk penerapan etika bisnis islam kedalam prinsip
ihsan dan knowledge.
Setelah mendapatkan hasil penelitian dari 8 informan tentang
penerapan etika bisnis islam pada Ras Sablon manyatakan bahwa tujuh
orang menilai etika yang baik dan satu orang mengatakan baik namun ada
keganjalan tentang pelayanan via online. Oleh karena itu dari delapan
orang yang diwawancarai dapat disimpulkan bahwa penerapan etika bisnis
di Ras sablon terbilang sudah sangat cukup menerapkan etika bisnis islam,
namun penerapan tersebut tidak disadari oleh owner Ras Sablon karena
kurangnya pengetahuan tentang etika bisnis islam.
2. Loyalitas Pelanggan Di Ras Sablon
Loyalitas sering didentifikasikan sebagai pengabdian seseorang
terhadap sebuah lembaga yang memiliki tujuan yang sama, Meskipun
pada dasarnya loyalitas memiliki yang sangat luas namun kadang
secara umum loyalitas dilihat dari satu perspektif saja, yakni di
identitikkan dengan pengabdian, pengorbanan, dan ketaatan seseorang
terhadap lembaga.
Dalam hal ini, loyalitas pelanggan timbul ketika pelanggan
merasa puas terhadap produk atau jasa yang dijualnya, dengan
demikian tidak sedikit pelaku bisnis mengutamakan kepuasan
pelanggan agar terciptanya loyalitas tersebut. Kepuasan pelanggan
menurut Kotler dalam jurnal (Yuliarmi & Riyasa , 2007) bahwa
kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan
harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara
44
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kualitas termasuk semua
elemen yang diperlukan untuk memuaskan tujuan pelanggan.
Dengan diterapkannya etika yang baik pelaku bisnis
mengharapkan keloyalan pelanggannya. Dengan demikian pelanggan
akan terus menggunakan jasa atau membeli produk dari pelaku bisnis.
Dari beberapa hal yang telah dikaji maka dapat disimpulkan bahwa
loyalitas pelanggan adalah tingkat kepuasan sebagai tingkat perasaan
pelanggan yang sesuai dengan harapannya. Jika tidak sesuai dengan
harapan pelanggan, maka pelanggan akan sangat kecewa, dan jika
sesuai dengan harapannya, maka pelanggan akan sangat puas sehingga
kepuasaan tersebut dapat menciptakan keloyalan pelanggan dan akan
terus menggunakan jasa dan membli produk tersebut.
Oleh karena itu, loyalitas pelanggan adalah suatu tujuan yang
harus ada pada perusahaan. Seperti halnya, penemuan dilapangan yang
telah dilakukan peneliti pada home industi Ras sablon di Weru Lor.
Adapun hasil wawancara yang ditemukan peneliti dari Bapak
Umar selaku owner di Ras Sablon menyatakan pada hari Minggu, 12
April 2020 menjelaskan tentang strategi keloyalan pelanggan,
“untuk pelanggan balik lagi sih, urusan mereka tapi strategi
saya agar mereka balik lagi kita harus memberikan yang
terbaik, ya seperti memberi makanan minuman kalo pelanggan
kesini, selanjutnya harus sesuai janji, kalo jadinya hari ini ya
hari ini harus jadi, memberikan uang bensin buat pelanggan
yang jauh, memberikan kaos THR untuk warga sekitar dan
banyak lagi.” (Umar, Comunication, 2020).
Dari pernyataan Bapak Umar dapat disimpulkan bahwa hal
tersebut sebagai etika bisnis islam, namun hal tersebut, tanpa disadari
bahwa Ras Sablon telah menerapkan beberapa prinsip dari etika bisnis
islam karena Ras Sablon belum mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis
islam.
Dengan demikian, strategi agar meningkatkan loyalitas
pelanggan yang telah dipaparkan sudah diterapkan dan dapat
dibuktikan dengan hasil wawancara dari beberapa informan yang telah
45
memberikan informasinya terhadap penilaian etika bisnis islam yang
telah diterapkan oleh Ras Sablon.
3. Kendala Dan Solusi Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Ras
Sablon.
Etika bisnis islam dapat menjadi pedoman bagi pelaku bisnis
untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, ketika
pelaku bisnis sibuk melakukan kegiatan dunia, seorang muslim harus
selalu menyeimbangkan dan konsisten dalam melaksanakan ibadah
maupun dalam kehidupan bisnis sehari-hari, dan juga harus
meninggalkan praktik bisnis yang dilarang.
Dari hal tersebut, penerapan etika bisnis bukan berarti tidak
memiliki kendala, Banyak pelaku bisnis yang mengabaikan terhadap
etika dan berbuat tidak adil atau curang dalam bisnisnya. Pelaku bisnis
menganggap bahwa semuanya bebas asalkan dapat menguntungkan
bagi bisnisnya, bagi pelaku bisnis yang seperti ini menganggap bahwa
dosa dan pahala hanya ada dalam ibadah dan tidak dikenal dalam dunia
bisnis, pelanggaran moral dan praktik curang atau tidak adil yang
dilakukan oleh para pelaku bisnis tidak hanya merugikan perusahaan
dan pelaku bisnis lain tetapi juga masyarakat (Lestari, 2015).
Dari suatu kasus dari hasil wawancara Bapak Zaenal pada hari Selasa
14 april 2020, menyatakan bahwa keterlambatannya mengangkat telephone
via whatsaapp dari Bapak Zaenal. Dari pengabaian hal tersebut bisa memicu
konsumen untuk tidak menggunakan jasa di Ras Sablon, karena hal tersebut
bukan termasuk dari prinsip etika bisnis islam.
Adapun hasil wawancara tentang kendala lainnya, masih bersifat
prediksi bahwa kendala penerapan etika bisnis yang diungkapkan Bapak
Umar selaku owner Ras Sablon pada hari Minggu, 12 April 2020 menyatakan
“kendala lainnya kalo ada yang komplain dan kita memperbaiki
barang tersebut ya mungkin gaji karyawan, karena seharusnya mendapatkan
uang dari pesanan lain, malah gak ada pembayaran, namun untuk sekarang
46
alhamdulillah masih tertutup dengan pesanan yang lainnya”. (Umar,
Communication, 2020)
Kendala tersebut dapat dinyatakan sudah beserta solusinya namun
tanpa disadari muncul kendala baru yaitu waktu yang semakin lama untuk
mengerjakan pesanan yang baru.
Allah Swt. menciptakan masalah beserta dengan solusinya, maka dari
itu, dua kendala tersebut telah muncul solusi baru, seperti halnya pada
telatnya mengangkat telephone dari konsumen adalah merubah status
whatsapp menjadi jadwal waktu pelayanan via online, dari hal tersebutz
sebelum pelanggan menghubungi pihak Ras Sablon, setidaknya pelanggan
dapat mengetahui waktu sibuknya
Adapun dari kendala yang masih bersifat prediksi, untuk solusinya
adalah menyisihkan waktu beberapa jam sebelum atau sesudah jam kerja
untuk melakukan lembur, adapun untuk keuangan gajinya dapat ditutup
dengan pesanan yang dikerjakan setelahnya sehingga mendapatkan
penghasilan atau penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat.
4. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini jauh dari kata sempurna, adapun kesempurnaan sendiri
hanya milik Allah Swt. maka dari penelitisn ini masih banyak keterbatasan,
adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada era pandemi covid 19, sehingga kurang
maksimalnya data yang didapat dari beberapa informan.
2. Kurangnya pemahaman etika pada informan yang telah
diwawancarai, sehingga peneliti belum mendapatkan hasil yang
maksimal.
3. Kurang mahirnya penenliti dalam mewawancarai informan, sehingga
hasil dari informan kurang maksimal
4. Minimnya informan yang telah diwawancarai dan masih banyak
kekurangan dari peneliti yang tidak bisa peneliti temukan.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya maka, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan Etika Bisnis Islam Di Ras Sablon
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini ialah
Setelah mendapatkan hasil penelitian dari 8 informan tentang
penerapan etika bisnis islam pada Ras Sablon manyatakan bahwa
tujuh orang menilai etika yang baik seperti jujur, tepat waktu,
memuliakan pelanggan, hasil yang memuaskan, dapat dipercaya,
amanah. dan terdapat satu orang mengatakan baik namun ada
keganjalan tentang pelayanan via online, pengabaian telephone dari
konsumen. Oleh karena itu dari delapan orang yang diwawancarai
dapat disimpulkan bahwa penerapan etika bisnis islam di Ras sablon
terbilang sudah sangat cukup.
2. Loyalitas Pelanggan di Ras Sablon
Adapun strategi agar meningkatkan loyalitas pelanggan yang
telah dipaparkan sudah diterapkan dan dapat dibuktikan dengan hasil
wawancara dari beberapa informan yang telah memberikan
informasinya terhadap penilaian etika bisnis islam yang telah
diterapkan oleh Ras Sablon. Maka dari itu loyalitas pelanggan di Ras
Sablon dapat dikatatakan terpengaruh oleh etika bisnis islam yang
telah diterapkan di Ras Sablon.
3. Kendala dan Solusi Penerapan Etika Bisnis Islam Di Ras
Sablon
Kendala
Adapun kendala penerapan etika bisnis islam di Ras Sablon
pengabaian telephone Via whatsapp dari konsumen sehingga dapat
menggugurkan prinsip dari etika bisnis islam. Sedangkan untuk
solusinya ialah merubah status whatsapp menjadi jadwal waktu
pelayanan via online, dari hal tersebut sebelum pelanggan
48
menghubungi pihak Ras Sablon, setidaknya pelanggan dapat
mengetahui waktu sibuknya.
Adapun kendala lainnya ialah penggajian karyawan yang
mengerjakan barang perbaiakan dari komplain pelanggan, sehingga
pengerjaan barang selanjutnya terpending, untuk solusinya adalah
menyisihkan waktu beberapa jam sebelum atau sesudah jam kerja
untuk melakukan lembur, adapun untuk keuangan gajinya dapat
ditutup dengan pesanan yang dikerjakan setelahnya sehingga
mendapatkan penghasilan atau penyelesaian pekerjaan yang lebih
cepat.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah ditulis maka peneliti
mempunyai saran untuk perusahaan, masyarakat, dan kampus atau
penelitian selanjutnya. Adapun saran dari penelitian ini sebagai
berikut:
1. untuk perusahaan
Adapun saran dari peneliti untuk perusahaan adalah tentang
Penerapan Etika Bisnis Islam terhadap loyaliats pelanggan diras
Sablon adalah karena etika termasuk dari sifat, dan segala sesuatu
sifat dapat berubah sewaktu-waktu, maka tetap berada pada
komitmen tentang penerapan etika bisnis islam yang telah
diterapkan, dengan demikian akan terlaksana loyalitas pelanggan
dengan sendirinya. Seperti halnya firman Allah Swt dalam Al-
quran surat Al Zalzalah ayat 7-8, yang artinya “Barang siapa
yang mengerjakan kebaikan sekecil dzarroh nicaya akan
dibalasnya. Dan barang siapa yang melakukan kejahatan sekecil
dzarroh, niscaya akan mendapatkan balasannya pula” (Q.S. Al
Zalzalah :7-8).
2. untuk Masyarakat
Diharapkan Masyarakat agar mempelajari dan menerapkan etika
bisnis islam guna mendapatkan loyalitas dari pelanggan, sehingga
mendapatkan hasil yang berkah.
3. untuk kampus dan peneliti selanjutnya
49
Diharapkan bagi mahasiswa penelitian selanjutnya lebih berhati-
hati lagi untuk mencari data informasi dalam mengutip dan
mewancarai narasumber tentang penelitian, agar data yang diolah
bisa menjadi bagus dalam penelitian, dan hasilnya bisa menjadi
acuan bagi penelitian-penelitian dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aldy. (2020, April 13, Senin). Communication. (M. Iklil, Pewawancara)
Alma, B. (2014). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Amalia, F. (n.d.). Etika Bisnis Islam: Konsep Dan Implementasi Pada Pelaku
Usaha Kecil. etika bisnis islam, usaha kecil, analisis deskriptif, 199.
Astuti, H. N. (2018). ANALISIS PENERAPAN DAN DAMPAK ETIKA
BISNIS. Retrieved from
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8228/Skripsi.pdf?
sequence=1&isAllowed=y.
Audah. (2020, April 15, Rabu). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Azizah, M. (2013, Juni). Etika Perilaku Periklanan Dalam Bisnis Islam. JESI
(Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia), III.
Beni. (2020, April 14, Selasa). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Cahyono, H. (2019). Etik Wirausaha Dan Kontestasi Pasar (studi terhadap
etnis jawa-muslim dan etnis tionghoa-konghucu kota cirebon).
Tangerang Selatan, Jawa Barat: Pustakapedia.
farid. (2017). kewirausahaan syariah. depok, jawa barat: kencana.
Fauzan, & Ida, N. (2014, februari). pengaruh penerapan etika bisnis terhadap
kepuasan pelanggan warung bebek pak h. slamet kota malang. 40
medernisasi, 10.
Fery. (2020 , April 14, Selasa). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Hasan, A. (2015). MANAJEMEN BISNIS SYARIAH Kaya di dunia terhormat
di akhirat. Yogyakarta: pustaka pelajar.
50
51
Husni. (2020, April 16, Kamis). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Imam. (2020, April 14, Selasa). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Lestari, Z. (2015). Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap
Kepuasaan Anggota (Study Pada BMT Kube Sejahtera). Universitas
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mudi. (2020, April Sabtu, 18). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Mufid, M. (2018). Maqashid Ekonomi Syariah. malang, jatim: Empatdua
Media.
Nawatmi, S. (2010, April). Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam. Fokus
Ekonomi (FE), 9, 50-58.
Ridwan, M. (2019). ). PENGELOLAAN ZAKAT DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA CIREBON. Syntax,
4.
Ridwan, M. (2020). Upaya Masyarakat Dalam Publikasi Destinasi Wisata
Untuk Peningkatan Ekonomi Desa Leuwikujang Kec. Leuwimunding
Kab. Majalengka. Ecopreneur: Jurnal Program Studi Ekonomi
Syariah, 30-45.
Saifullah, m. (2011, mei). Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bisnis
Rasulullah. walisongo, 19. Retrieved from [email protected]
Salma, F. S., & Ratnasari, R. T. (2015, April 04). PENGARUH KUALITAS
JASA PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KEPUASAN DAN
LOYALITAS. JESTT, 2.
Simanullang, S. S. (2018). ANALISIS PENGARUH KUALITAS
PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA
TRANSPORTASI ONLINE DENGAN. Universitas Islam Negeri
Sumatera Barat.
52
Sugiyono. (2017). Metode Peneletian Kualitatif. (S. Y. Suryandari, Ed.)
Bandung, jawa Barat: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi penelitian-Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: PUSTAKABARUPRES.
Susanti, E. (2017). Penerapan Etika Bisnis Islam dal Usaha Mebel di CV.
Jatikarya. UIN Raden Patah.
Umar. (2020, April 12). Communication. (M. Iklil, Interviewer)
Umar. (2020, April 12, Minggu). Comunication. (M. Iklil, Pewawancara)
Veithzal, R., & Andi, B. (2013). Islamic economic ekonomi syariah bukan
opsi, tetapi solusi. Jakarta, jakarta: Bumi Aksara.
Yuliarmi, N. N., & Riyasa , P. (2007). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Vol. 12). Denpasar:
BULETIN STUDI EKONOMI.
Zaenal. (2020, April 14, Selasa). Communication. (M. Iklil, Pewawancara)
Zulfa, M. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan Islami dan Citra terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Pasien Rumah Sakit Islam Jawa Tengah.
surabaya: program pasca sarjan a Universitas Airlangga.
53
LAMPIRAN
Dokumentasi Bimbingan Online
54
Triangulasi data
Nama : Aldy
Pekerjaan : Pemilik Distro All
Tanggal : senin, 13 April 2020
Waktu : 19.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
ada pelayanan etika
yang saya dapat dari
Ras Sablon itu, kalo
datang disediakan kopi
dan makanan ringan,
pengerjaanya tepat
waktu, dan bisa kasbon
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Setiap kali ada produk
baru atau desain baru
yang saya buat, say
mesan di ras sablon
Kendala dan solusi Apa kendala yang
pernah terjadi dan
bagaimana solusinya?
waktu yang ditentukan
agak sedikit lama
solusinya minta
dipercepat, dan
hasilnya bisa di
percepat.
55
Triangulasi Data
Nama : Imam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Tanggal : Selasa, 14 April 2020
Waktu : 19.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
enaknya di ras sablon
itu bisa pesan sedikit,
walaupun sedikit tidak
pernah pilih kasih
dengan pelanggan lain,
karena di tempat lain
pesanan yang banyak
pasti didului, tapi di ras
sablon tidak.
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Setiap kali saya butuh
baju baru dengan
desain suka-suka
Kendala dan solusi Apa kendala yang
pernah terjadi dan
bagaimana solusinya?
Untuk pribadi kalo saat
ini belum terjadi
kendala.
56
Triangulasi Data
Nama : Fery
Pekerjaan : Pedagang Online
Tanggal : Selasa, 14 April 2020
Waktu : 20.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
yang saya suka dari
etika yang diberikan di
ras sablon , sebelum
pelunasan, saya
disuruh mengecek
sebagian hasil yang
saya pesan, tujuannya
agar terhindar dari
kesalahan
penyablonan.
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Sejak awal saya tau
tempat ini, belum
pindah ke tempat lain
Kendala dan solusi Apa kendala yang
pernah terjadi dan
bagaimana solusinya?
Kalo balas chat agak
lama, saya menyadari
akan kesibukkanya
solusinya tinggal
ketempatnya aja lagian
deket kok.
57
Triangulasi Data
Nama : Beny
Pekerjaan : Ojeg Online
Tanggal : Selasa, 14 April 2020
Waktu : 20.30 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
yang saya rasakan dari
perilaku etika ras
sablon itu, tepat waktu
dan hasilnya bagus
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Sekarang baru pesan
kedua kali
Kendala dan solusi Apa kendala yang
pernah terjadi dan
bagaimana solusinya?
Belum ada kendala,
kalo emang ada juga
gak masalah selagi
hasilnya tepat waktu
dan bagus.
58
Triangulasi Data
Nama : Zaenal
Pekerjaan : Karyawan swasta
Tanggal : Selasa, 14 April 2020
Waktu : 20.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
untuk hasil kerjaanya
si bagus dan tepat
waktu, tapi kalo untuk
via WA telat
ngangkatnya
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Baru pertama kali,
mungkin bisa balik lagi
kesini.
59
Triangulasi Data
Nama : Audah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal : Rabu, 15 April 2020
Waktu : 19.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
yang membuat saya
senang dari perilaku
atau etika di Ras
Sablon, sering
memberikan tips buat
beli bensin
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Setelah bos saya puas
dengan hasilnya
sekarang belum pindah
Kendala dan solusi Apa kendala yang
dirasakan?
Tempatnya masuk
gang.
60
Triangulasi Data
Nama : Husni
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal : Kamis, 16April 2020
Waktu : 19.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
penilaian dari saya si
orangnya ramah, gak
ngaret terus harganya
gak mahal
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Setelah dikasih tau
imam teman saya yang
sering menggunakan
jasa disini, saya belum
pindah
61
Triangulasi Data
Nama : Mudi
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal : Sabtu, 18April 2020
Waktu : 19.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam
Bagaimana pelayanan
etika yang anda dapat
di Ras sablon?
enak mesen disini
dapat bonus kaos
lebihan dan THR kalo
menjelang lebaran
loyalitas pelanggan Seberapa sering anda
menggunakan jasa ras
sablon?
Setiap ada acara
organisasi butuh
seragam saya kesini,
sekarang udah lebih
lima kali
62
Triangulasi Data
Nama : Umar
Pekerjaan : Pemilik Ras Sablon
Tanggal : Senin, 13 April 2020
Waktu : 19.00 WIB
INDIKATOR PERTANYAAN JAWABAN
Penerapan etika bisnis
islam terhadap
loyalitas pelanggan
Bagaimana strategi
pelayanan etika yang
anda lakukan guna
meningkatkan loyalitas
pelanggan?
untuk pelanggan balik
lagi sih, urusan mereka
tapi strategi saya agar
mereka balik lagi kita
harus memberikan
yang terbaik, ya seperti
memberi makanan
minuman kalo
pelanggan kesini,
selanjutnya harus
sesuai janji, kalo
jadinya hari ini ya hari
ini harus jadi,
memberikan uang
bensin buat pelanggan
yang jauh,
memberikan kaos THR
untuk warga sekitar
dan banyak lagi
63
Kendala dan solusi Apa kendala yg
dihadapi dan
bagaimana solusinya?
kendala lainnya kalo
ada yang komplain dan
kita memperbaiki
barang tersebut ya
mungkin gaji
karyawan, karena
seharusnya
mendapatkan uang dari
pesanan lain, malah
gak ada pembayaran,
namun untuk sekarang
alhamdulillah masih
tertutup dengan
pesanan yang lainnya
64
Dokumentasi wawancara
65