penerapan giving question and getting answer … filesmk muhammadiyah kartasura ... cyanophyta (4...

13
PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh : RETIANA YOSHIVAN A410130219 PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: buicong

Post on 29-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI

SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

RETIANA YOSHIVAN

A410130219

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK

MUHAMMADIYAH KARTASURA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

RETIANA YOSHIVAN

A410130219

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Ariyanto, M.Pd

NIP/NIK : 195607311984031001

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK

MUHAMMADIYAH KARTASURA

OLEH

RETIANA YOSHIVAN

A410130219

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada hari Senin, 15 Mei 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Drs. Ariyanto, M.Pd ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Masduki, S.Si, M.Si ( )

(Anggota I Dewan penguji)

3. Dra. Sri Sutarni, M.Pd ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Publikasi Ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 14 Juli 2017

Penulis

RETIANA YOSHIVAN

A410130219

1

KERAGAMAN JENIS FITOPLANKTON DI PERAIRAN WADUK

MULUR KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

Abstrak

Dalam pemanfaatan waduk yang berlebihan pastinya akan merusak

perairan Waduk Mulur seperti pemberdayaan perikanan dalam karamba,

persawahan di tepi waduk dan pemancingan yang kemudian akan mempengaruhi

keberlangsungan hidup fitoplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui keragaman fitoplankton di perairan Waduk Mulur. Penelitian ini

merupakan penelitian explorative kuantitatif. Metode yang digunakan adalah

purposive sampling dengan menetapkan 3 stasiun utama yaitu stasiun A

(karamba), stasiun B (pemancingan), stasiun C (irigasi sawah). Hasil identifikasi

fitoplankton yang ditemukan di Waduk Mulur terdiri dari 29 genus dari 6 Divisi

utama yaitu Chlorophyta (13 genus, 14 spesies), Bacillariophya (9 genus,12

spesies), Cryptophya (1 genus, 1 spesies), Euglenophyta (2 genus, 4 spesies),

Cyanophyta (4 genus, 4 spesies). Indeks keanekaragaman pada Stasiun A yaitu -

3,21405, Stasiun B -3,15334 dan pada Stasiun C yaitu -3,13323. Indeks

keanekaragaman fitoplankton di Stasiun A, Stasiun B dan Stasiun C menunjukkan

H’<1, nilai H’<1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek

adalah sedikit atau rendah dan kualitas air masuk kategori tercemar berat.

Kata kunci : Keragaman, Waduk Mulur, fitoplankton, Chlorophyta.

Abstract

In the use of excessive reservoir will surely destructive reservoir waters

mulur empowerment as aquaculture in karamba , paddy fields on the edge of

reservoirs and fishing grounds which are then will affect daily necessities

phytoplankton .It was using the quantitative explorative research method by

surveying technique. For the sampling process were a station A (karamba),

station B (fishing), and station C (rice field irigation). The identification

phytoplankton found in mulur resevoir consist of 29 genus of 6 a major division

that is chlorophyta ( 13 the genus , 14 species ) , bacillariophya ( 9 the genus , 12

species ) , cryptophya ( 1 the genus , 1 species ) , euglenophyta ( 2 the genus , 4

species ) , the cyanophyta ( 4 the genus , 4 species ) .Index diversity in sation A

was -3,21405 , B station -3,15334 and on station C is -3,13323. It show that index

phytoplankton diversity in the station a , station station b and c show H’<1, value

H’<1 Showed that species diversity in a transek is a little or low and water

quality in the badly polluted.

Keywords : Diversity, Mulur Reservoir, phytoplankton, Chlorophyta.

2

1. PENDAHULUAN

Waduk Mulur Sukoharjo merupakan objek wisata alam yang terletak di

provinsi Jawa Tengah.Tepatnya berada di daerah kabupaten Sukoharjo,

kecamatan Bendosari, kelurahan Mulur, dukuh Mulur. Letak geografis waduk

Mulur ini berada di sekitar perkampungan masyarakat Bendosari. Salah satu

fungsi utamanya untuk pengairan daerah pertanian. Masyarakat sekitar juga

melakukan pemberdayaan perikanan dalam karamba, persawahan di tepi

waduk dan pemancingan. Dalam pemanfaatan waduk yang berlebihan pastinya

akan merusak perairan waduk mulur yang kemudian akan mempengaruhi

keberlangsungan hidup fitoplankton.

Salah satu ciri khas yang dimiliki organisme fitoplankton yaitu bagian

terpenting dan merupakan dasar dari rantai makanan di perairan. Kehadiran

fitoplankton di perairan juga dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan

apakah berada dalam keadaan subur dan baik atau tidak. Kelimpahan

fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan

dan karakteristik fisiologis perairan tersebut.

Komunitas fitoplankton juga dapat dijadikan indikasi kualitas perairan

waduk mulur tersebut. Keberadaan fitoplankton sangat berpengaruh terhadap

kehidupan di perairan karena memegang peranan penting yaitu dalam rantai

makanan fitoplankton menduduki posisi sebagai produsen yang menjadi

sumber makanan utama berbagai hewan-hewan perairan. Dapat dikatakan

bahwa suatu perairan apabila produksi primer fitoplanktonnya tinggi maka

akan berpotensi memiliki sumberdaya hayati yang besar.

Untuk memantau kondisi perairan waduk Mulur Sukoharjo maka

dilakukanlah penelitian untuk mengetahui “Keragaman Jenis Fitoplankton Di

Perairan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah”.

2. METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel air dilaksanakan di Perairan Waduk Mulur yang

dibagi menjadi tiga stasiun yaitu Stasiun A (Karamba), Stasiun B

(Pemancingan), Stasiun C (Irigasi Sawah). Setiap stasiun dibagi menjadi tigas

sub stasiun untuk mewakili stasiun penelitian. Penentuan stasiun dilakukan

3

dengan cara Purposive Sampling Method (penentuan titik sampel dengan

teknik survei). Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2017. Jenis

penelitian ini adalah exploratif kuantitatif. Jenis data yang diambil adalah 1.

Data fitoplankton,berupa Divisi,Famili yang didapatkan di Waduk Mulur. Data

habitat meliputi nama lokasi, suhu air, pH air, kelembapan udara dan suhu

udara. Analisis data meliputi Indeks keanekaragaman fitoplankton.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Parameter Penelitian

Hasil pengukuran terhadap faktor-faktor abiotik di Waduk Mulur

terlihat pada tabel 1. bahwa suhu air yang diukur menggunakan

termometer, Stasiun A : 3⁰C , Stasiun B : 2,9⁰C, Stasiun C: 2,8⁰C. Air

sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak

mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan

panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya naik 1⁰C , setiap satuan

volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak daripada udara.

Pada perairan dangkal akan menunjukkan fluktuasi suhu air lebih besar

daripada perairan dalam. Sedangkan organisme memerlukan suhu yang

stabil atau fluktuasi suhu yang rendah. Suhu air mempunyai pengaruh yang

besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup

dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan plankton optimal terjadi dalam

kisaran suhu antara 25 ⁰C – 30 ⁰C.

Tabel 1. Parameter Abiotik Pada Stasiun A,B dan C

No. Parameter Stasiun A Stasiun B Stasiun C

1 Suhu Air (⁰C) 3 2,9 2,8

2 Kelembapan Udara(%) 86 86,7 87

3 Suhu Udara(⁰C) 27,3 27,0 26,5

4 pH Air 6 7 8

Kelembapan dan suhu udara diukur menggunakan termohigrometer

didapatkan hasil Stasiun A : 86%, Stasiun B : 86,7%, Stasiun C : 87%.

Kelembapan adalah kadar air yang terdapat di udara. Suhu udara pada

stasiun A : 27,3⁰C, Stasiun B : 27⁰C dan stasiun C : 26,5⁰C. Menurut

Handayani (2009) suhu air merupakan salah satu faktor fisika penting yang

4

banyak mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan air salah satunya

adalah plankton. Pada perairan dangkal lapisann suhu air bersifat homogen

berlanjut sampai ke dasar, sedangkan pada perairan laut yang lebih dalam

terjadi perbedaan suhu antar kedalaman perairan sehingga mempengaruhi

kelimpahan serta komposisinya di perairan.

Selain suhu air, kelembapan udara dan suhu udara faktor abiotik

pH air pada Stasiun A: 6, Stasiun B: 7, Stasiun C: 8, pada habitat makhluk

hidup sangat mempengaruhi pada jenis makhluk hidup yang ada. Setiap

makhluk hidup membutuhkan kondisi pH optimal yang berbeda-

beda.perubahan pH pada habitat akan menimbulkan respon tertentu dari

makhluk hidup.

3.2 Hasil Identifikasi Dan Perhitungan Fitoplankton

No

Fitoplankton Jumlah

Divisi Genus Spesies St.A

Karamba St.B

Pemanci

ngan

St.C

Irigasi

Sawah

1 Chlorophyta

Family :

Chlorellaceae Chlorella Chlorella sp. 9 7 4

Dictyosphaerium D. pullchelum 6 2 1

Goniaceae Gonium G.pectorale 8 3 1

Scenedesmaceae Scenedesmus S. obliquus 2 2 1

S. dimorphus 3 2 1

Coleastrum C.microporum 5 6 4

Crucigenia C. lauterbornii 3 2 2

Clamydomonadac

eae

Clamydomonas C. reinhardtii

2 2 4

Ankistrodesmacea

e

Ankistrodesmus A. falcatus 6 4 1

Selenastraceae Monoraphidium M. circinale 23 25 15

Oocystaceae Oocystis O. borgei 5 4 2

Lagerheimia L.longiseta 5 3 3

Gonatozygaceae Gonatozygon G. pilosum 12 10 5

Desmidiaceae Staurastrum S. furcigerum 3 4 4

2 Bacillariophyta

Family :

Fragilariaceae Synedra S. cautata 16 13 24

S. ulna 6 11 4

Bacillariaceae Bacillaria B. paradoxa 14 6 10

5

Nitzchia N. zigmoidea 20 9 12

Nitzchia sp. 28 31 20

Leptocylindraceae Leptocylindrus L. danicus 19 16 11

Pinnulariaceae Pinnularia Pinnularia sp. 2 1 1

Cocconeidaceae Cocconeis C. pediculus 13 12 12

Melosiraceae Melosira M. varians 20 21 16

Naviculaceae Navicula Navicula sp. 5 5 2

Aulacoseraceae Aulacoseira Aulacoseira sp. 2 2 2

A. subborealis 2 1 1

3 Cryptophyta

Family :

Cryptomonaceae Cryptomonas C. ct.reflexa 5 1 3

4 Euglenophyta

Family :

Euglenaceae Euglena E.viridis 2 2 4

E. oxyuris 6 6 3

Trachelomonas T. volvocina 2 1 4

T. hispida 2 6 3

5 Cyanophyta

Family :

Pharmidiaceae Arthrospira A. platensis 9 12 7

Nostocaceae Anabaena A. spiroides 18 26 24

Oscilatoriaceae Oscilatoria O. tricomes 7 6 8

Aphanizamenonac

eae

Cylindrospermop

sis

C. vacibborskii 34 16 16

Jumlah individu 324 280 235

Sumber : Easy Identification of The Most Common Fresh Water Algae 2006 by Sanet

Janse van Vouren, J. T. North-West University and Department of Water Affairs

and Forestry.

Keterangan :

Anabaena : jumlah spesies tertinggi

Aulacoseira : jumlah spesies terendah

Pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun yaitu Stasiun A daerah

karamba ikan, Stasiun B yaitu daerah Pemancingan dan Stasiun C yaitu

Irigasi Sawah. Dari tabel 2, kepadatan tertinggi berada di stasiun A daerah

karamba ikan 324 individu,dan kepadatan Stasiun B 280 individu, dan

stasiun C yang memiliki kepadatan lebih rendah yaitu 235 individu. Hasil

identifikasi plankton ditemukan 31 genus dari 6 Divisi utama yaitu

Clorophyta (13 genus, 14 spesies), Bacillariophyta (9 genus, 12 spesies),

6

Cryptophyta (1 genus,1 spesies), Euglenophyta (2 genus), Cyanophyta (4

genus, 4 spesies).

Gambar 4. Presentase Jumlah individu Fitoplankton di Waduk Mulur

Sukoharjo.

Dari gambar 4. memperlihatkan bahwa di Stasiun A dan Stasiun B

dan Stasiun C presentase tertinggi ada pada Divisi Bacillariophyta dan

presentase terendah Divisi Cryptophyta. Stasiun A Divisi Bacillariophyta

45,37 % dan pada Divisi Cryptophyta 1,54 %. Stasiun B yang terletak di

daerah pemancingan pada Divisi Bacillariophyta 45,71 %, sedangkan

Divisi Cryptophyta 0,35%. Stasiun C Divisi Bacillariophyta 48,93%, dan

pada Divisi Cryptophyta 1,27%. Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliana

(2007) bahwa Bacillariophyta memiliki penyebaran yang luas dan

mendominasi penyebaran di Danau Laguna Ternate.

Divisi Bacillariophyta ada di urutan pertama dalam jumlah genus

yang paling banyak dan tersebar merata di seluruh titik Stasiun dan Sub

Stasiun dan waktu yang berbeda pada setiap pengamatan, tingginya

kelimpahan pada genus Bacillariophyta merupakan kelas alga yang paling

mudah ditemukan di dalam berbagai jenis habitat perairan, terutama di

dalam perairan yang relatif dingin, karena kemampuannya ini genus

Bacillariophyta dapat dijadikan sebagai indikator biologis perairan yang

tidak tercemar. Sehingga kelimpahan Bacillariophyta sering mendominasi

dengan komposisi sangat besar. Penelitian Yuliana (2015) juga

menemukan komposisi jenis fitoplankton didominasi oleh kelas

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Pre

sen

tase

Jumlah Individu Fitoplankton di Waduk Mulur

Stasiun A

Stasiun B

Stasiun C

7

Bacillariophyceae dari Divisi Bacillariophya di Perairan Jailolo Halmahera

Barat.

Divisi Chlorophyta dan Cyanophyta banyak ditemukan, hal ini

karena divisi Chlorophyta merupakan alga yang terbesar di air tawar

sehingga di waduk Mulur genus yang paling banyak ditemukan adalah

genus Scenedesmus. Genus Scenedesmus berperan sebagai produsen

dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama

yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun

fitoplankton. Sebagian fitoplankton adalah alga hijau, pigmen klorofil

yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau

merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.

Pada Stasiun C terlihat di Gambar presentase menunjukkan jumlah

keanekaragaman fitoplankton pada Divisi Cholophyta : 20,42%,

Cyanophyta : 23,40%, Cryptophyta : 1,27%, Euglenophyta : 5,95%,

Sedangkan Divisi Bacillariophyta : 48,93% merupakan presentase paling

tinggi dari Stasiun A dan Stasiun B, yang artinya Divisi Bacillariophyta

mendominasi seluruh Stasiun A, Stasiun B dan Stasiun C. Divisi

Cryptophyta di tempat tersebut sangat rendah karena Stasiun C berada di

area Irigasi Sawah yang artinya air sawah bekas penggunaan pupuk

anorganik langsung mengalir ke waduk. Pupuk dan pestisida biasa

digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian

pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.

Spesies Anabaena spiroides dari Divisi Cyanophyta ditemukan

dengan jumlah tertinggi, sifat dari Anabaena itu sendiri adalah dapat

bertoleransi terhadap kisaran suhu tinggi. Meskipun banyak ditemukan,

anabaena kurang menguntungkan apabila terjadi blooming karena

menyebabkan suatu kondisi perairan menjadi berwarna hijau kebiruan

bahkan hitam karena mengeluarkan toksin (cyanotoksin) yang berbahaya

bagi keberlangsungan hidup ikan dan udang. Spesies Cylindrospermopsis

vacibborskii juga ditemukan dengan jumlah tinggi setelah anabaena,

8

karena memiliki kesamaan sifat dengan anabaena yaitu dapat bertoleransi

dengan suhu tinggi.

Spesies Aulacoseira subborealis ditemukan dengan jumlah

terendah, sebenarnya Aulacoseira memiliki sifat toleransi terhadap suhu

yang tinggi,namun di Waduk Mulur spesies ini ditemukan dengan jumlah

terendah. Kelimpahan jumlah spesies dipengaruhi sifat fisika kimia air.

Peningkatan atau penurunan salah satu parameter akan menyebabkan

perubahan parameter kualitas air dan organismenya.

Tabel 3. Perhitungan Indeks keanekaragaman Fitoplankton

No Perhitungan Stasiun A Stasiun B Stasiun C

1 Indeks Keanekaragaman (H’) -3,21405 -3,15334 -3,13323

Indeks keanekaragaman pada ketiga Stasiun berkisar antara - 3,13

sampai -3,21. Hasil tersebut menunjukkan H’<1, nilai H’<1 menunjukkan

bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau

rendah dan kualitas air masuk kategori tercemar berat.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Jenis fitoplankton di Waduk Mulur terdiri dari 29 genus dari 5

Divisi utama yaitu Chlorophyta (13 genus, 14 spesies), Bacillariophya (9

genus,12 spesies), Cryptophya (1 genus, 1 spesies), Euglenophyta (2

genus, 4 spesies),dan Cyanophyta (4 genus, 4 spesies). Stasiun A terdapat

paling banyak keragaman fitoplankton. Pada Stasiun C menunjukkan

jumlah keanekaragaman fitoplankton pada Divisi Cholophyta : 20,42%,

Cyanophyta : 23,40%, Cryptophyta : 1,27%, Euglenophyta : 5,95% dan

Divisi Bacillariophyta : 48,93%. Divisi Bacillariophyta mendominasi

ketiga Stasiun, Indeks keanekaragaman pada ketiga Stasiun berkisar antara

- 3,13 sampai -3,21. Hasil tersebut menunjukkan H’<1, nilai H’<1

menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah

sedikit atau rendah dan kualitas air masuk kategori tercemar berat.

9

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dan dapat disampaikan

pelaksana yaitu :

Untuk penelitian selanjutnya mengenai identifikasi fitoplankton

harus menggunakan peralatan yang standar penelitian.

Penelitian mengenai identifikasi plankton sebaiknya dilakukan saat

musim kemarau untuk mengurangi faktor abiotik yang menyebabkan

terganggunya spesies fitoplankton.

DAFTAR PUSTAKA

Apdus., S. (2010). Analisis Kualitas Air Situ Bungur Ciputat Berdasarkan Indeks

Keanekaragaman Fitoplankton. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Handayani, D. (2009). Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan

Pasang Surut Tambak Blanakan, Subang. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

Junda, M. H. (2012). Identifikasi Genus Fitoplankton Pada Salah Satu Tambak

Udang Di Desa Bontomate'ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

Makassar: Universitas Negeri Makassar Press.

Yuliana. (2007). Struktur komunitas dan kelimpahan Fitoplankton dalam

Kaitannya dengan Parameter Fisika-Kimia di Perairan Danau laguna

Ternate Maluku Utara. Jurnal Protein, Vol.14 No.1.

Yuliana. (2015). Distribusi dan Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan

Jailolo Halmahera Barat. Jurnal Akuatika, Vol.VI No.1