penerapan kerangka kerja bersama sekolah aman … · pb yang aktif. (5) sekolah menunjuk dan...
TRANSCRIPT
PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA
Ida Ngurah
Plan International Indonesia
Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan di Indonesia
■ Wilayah Indonesia rentan berbagai jenis
ancaman bencana yang mengancam anak-
anak untuk mendapatkan pendidikan
berkualitas dan berkelanjutan.
(Source: COMPREHENSIVE SCHOOL SAFETY: An Imperative for Education Policy-makers. UNESCO, UNICEF and Save the Children.
http://unesdoc.unesco.org/images/0022/002279/227954E.pdf)
Ancaman spesifik pada pendidikan*:
• Sekolah rusak dan tidak dapat diakses
• Sekolah digunakan sebagai tempat pengungsian
• Sekolah Hilangnya akses fisik ruang bermain anak
• Hilangnya peralatan sekolah dan materi pendidikan
• Guru tidak bisa mengajar karena cidera atau meninggal
• Peserta didik membantu keluarga mencari nafkah,
membantu dalam pemulihan maupun dalam mengasuh
adiknya secara purna waktu
Kondisi Sekolah di Indonesia
2004 2006 2009 2010 2011
Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh, 750 Sekolah Rusak
Gempa Bumi di Yogyakarta, 2900 Sekolah Rusak
Gempa Bumi di Padang, 1606 ruang kelas (241 sekolah rusak); 60 murid meninggal di sekolah
Gempa Bumi dan Tsunami di Mentawai, 7 sekolah rusak
SD : Rusak Sedang: 182.500Rusak Berat: 110.598
SMP :Rusak Sedang: 82.892Rusak Berat: 42.428
Banjir bah (2013)- Wai Ela di Desa Negeri Lima,
Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah
Banjir (2016) di Kec. Matang Kuli, Aceh Utara
Gempabumi (2011) – Kec. Pahae Jae, Kab.
Tarutung, Tapanuli Utara
Erupsi Sinabung (2014) – Kab. Karo,
Sumut
Jenis bencana Jumlah
kejadian
Korban
meninggal
dan hilang
Kerusakan
fasilitas
pendidikan
Banjir 442 62 199
Banjir dan tanha longsor 30 41 8
Gelombang pasang dan
abrasi
10 0 1
Gempabumi 8 2 10
Kebakaran hutan dan lahan 11 0 0
Letusan gunung berapi 5 7 0
Putting beliung 314 6 30
Tanah longsor 261 111 18
Kecelakaan transportasi 7 31 0
Teror 1 7 0
JUMLAH 1,089 267 266
Jenis bencana di
Indonesia
Sumber: www.dibi.bnpb.go.id (diakses 31 Juli 2016)
Diperkirakan 1/3 korban adalah anak-
anak
RPJP Indonesia 2005-2025:• Lemahnya perlindungan anak
• Rendahnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
• Pembangunan tanpa konsep tata ruang dan ketahanan
terhadap bencana
• Rendahnya partisipasi masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya tidak hanya pada saat bencana
namun juga saat pencegahan dan pemulihan
Hyogo Framework for Action (HFA)
2005-2015
Undang-Undang (UU) No. 24 tahun
2007 tentang Penanggulangan
Bencana (PB).
Sendai Framework for Disaster Risk
Reduction (SFDRR) 2015-2030
Suatu instrumen penting untuk implementasi PRB yang
diadopsi oleh lembaga PBB, bertujuan untuk
meningkatkan ketangguhan negara dan masyarakat
terhadap dampak bencana. 5 aksi prioritas:
1. Menjadikan PRB sebagai program priortas di
nasional dan daerah
2. Mengetahui risiko dan mitigasi
3. Membangun pemahaman dan kesadaran
4. Mengurangi risiko bencana
5. Membangun kesiapsiagaan
Perlindungan terhadap kelompok rentan dari dampak
bencana
Instrumen lanjutan untuk meningkatkan ketangguhan
negara dan masyarakat terhadap dampak bencana. 4
prioritas aksi:
1. Mengetahui risiko bencana
2. Memperkuat tata kelola bencana
3. Investasi di PRB untuk ketangguhan
4. Membangun kesiapsiagaan bencana untuk respon
yang lebih efektif dan build back better pada saat
pemulihan pasca bencana
‘Sekolah aman
bencana
penting untuk
menyelamatkan
hidup anak-
anak di
sekolah’
Comprehensive School Safety Kerangka kerja bersama
baik di level lokal, nasional, regional dan global dalam
rangka mengurangi risiko bencana di sektor pendidikan.
Tujuan:
(1) melindungi setiap warga sekolah
dari penderitaan dan kematian
akibat bencana ketika berada di
sekolah;
(2) merencanakan keberlangsungan
pendidikan pada saat bencana;
(3) menjaga investasi pendidikan;
(4) memperkuat ketangguhan terhadap
bencana melalui pendidikan
ASEAN Common Framework for
Comprehensive School Safety/ACFCSS
Pertanyaan 1:
bagaimana ACFCSS dapat mendukung tercapainya pembangunanberkelanjutan di Indonesia
Pertanyaan 2:
apa langkah-langkah yang dapat dilakukan Indonesia yang selarasdengan ACFCSS?
Pertanyaan 3:
siapa saja pihak yang berkepentingan dalam pencapaian ACFCSS?
Pembahasan makalah
(1) telaah dokumen CSS Framework,
ACFCSS, SFDRR dan SDG;
(2) brainstorming gagasan dengan staff
project ASSI di Indonesia; dan
(3) hasil lokakarya ACFCSS yang
dilaksanakan ASSI bersama
Konsorsium Pendidikan Bencana
(KPB) pada Mei 2016.
Metode
Tujuan umum ACFCSS:
1. Melindungi anak-anak dan pekerja di
sekolah dari bencana ketika berada di
sekolah
2. Merencanakan keberlanjutan pendidikan
dalam menghadapi ancaman bencana
apapun
3. Menjaga investasi pendidikan
4. Memperkuat pendidikan risiko bencana dan
ketangguhan melalui pendidikan
penggunaan
informasi risiko
bencana sebagai
pertimbangan
dalam kebijakan
pembangunan
PIL
AR
CS
S/A
CF
CS
S
Sekolah adalahbagian darikomunitas
Kebijakan dankemitraan di tingkatnasional dan daerah
Mempertimbangkanancaman lokal danrisiko sehari-hari
Pengaturan kondisibelajar
Prinsip yang mendasari
tercapainya sekolah aman bencana
di Indonesia:
Intervensi dan dampak
Input (interventions)Output (impacts)Pillar 1
Fasilitas aman bencana
Pillar 2
Manajemen bencana di
sekolah
Pillar 3
Pendidikan PRB dan ketangguhan
(1) Sekolah baru dibangun di
wilayah aman bencana
(2) Bangunan dan fasilitas
sekolah tahan terhadap
ancaman bencana
(3) Perlengkapan dan peralatan
belajar diatur dan ditempatkan
dengan benar untuk
mengurangi potensi cidera
warga sekolah ketika bencana.
(4) Sekolah memiliki rencana
PB yang aktif.
(5) Sekolah menunjuk dan
melatih focal point PB dan tim
siaga bencana
(6) Sekolah memiliki peluang
untuk menerima dan
menyebarkan informasi
peringatan dini bencana.
(7) Elemen ancaman bencana
masuk dalam silabus atau kurikulum
pembelajaran
(8) Guru memiliki kapasitas cukup
untuk memfasilitasi dan/atau
mengajarkan topik kebencanaan
dalam silabus atau kurikulum.
(9) Sekolah memasukkan kegiatan
PRB ke dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
(10) Jumlah sekolah rusak atau
hancur
(11) Jumlah ruang kelas rusak
atau hancur
(12) Jumlah hari KBM hilang
karena bencana
(13) Jumlah siswa, guru, dan
pegawai sekolah meninggal
akibat bencana di sekolah
(14) Jumlah siswa, guru, dan
pegawai sekolah terluka akibat
bencana di sekolah
(a) Menurunkan angka kematian akibat bencana secara global pada
2030, melalui penurunan rata-rata kematian per 100,000 secara
global pada dekade 2020-2030 dibandingkan periode 2005-2015
(b) Menurunkan jumlah korban terdampak bencana secara global pada
2030, melalui penurunan rata-rata korban secara global per 100,000
pada dekade 2020-2030 dibandingkan periode 2005-2015
(c) Menurunkan kerugian ekonomi akibat bencana berdasarkan tingkat
gross domestic product (GDP) pada 2030
(d) Menurunkan kerusakan infrastruktur penting dan dasar seperti
fasilitas kesehatan dan pendidikan, melalui peningkatan ketahanan
pada 2030
(e) Meningkatkan jumlah negara dan daerahnya yang memiliki rencana
strategi pengurangan risiko bencana pada 2030
(f) Mendorong kerjasama internasional pada negara berkembang
melalui dukungan yang cukup dan berkelanjutan untuk melaksanakan
rencana aksi kerangka sekolah aman pada 2030
(g) Meningkatkan ketersediaan dan akses sistem peringatan dini dan
informasi bencana bagi masyarakat pada
7 target sampai 15 tahun ke depan dalam SFDRR
Menurunkan jumlah
korban luka dan
meninggal akibat bencana
di sekolah
Keberlangsungan
pendidikan
Menurunkan kerugian
investasi pendidikan
Target ACFCSS
Arah pembangunan
MISI 6 - Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
■ Perlindungan terhadap manusia dan harta benda dari dampak bencana melalui
mitigasi, sistem peringatan dini bencana, pemetaan daerah rawan bencana,
identifikasi ancaman bencana, dan disiminasi informasi
■ Perencanaan wilayah yang peduli/peka terhadap bencana alam dalam rangka
mencegah dampak kerusakan lingkungan hidup dan meminimalkan dampak
bencana.
■ meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup
■ pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas di setiap tingkatan
pemerintahan dalam rangka penanggulangan bencana
Penyelarasan ACFCSS di Indonesia■ peningkatan kapasitas institusi penanggung jawab program sekolah aman bencana
■ perkuatan koordinasi lintas lembaga melalui pembentukan dan legalisasi Sekretariat
Nasional (SEKNAS) sekolah aman bencana
■ disiminasi program dan pembelajaran ke public
■ leading sector yang mengkoordinir program sekolah aman bencana
■ Penyederhanaan dan sosialisasi sistem administrasi sektor pendidikan yang
mencantumkan pelaksanaan program sekolah aman bencana
■ Penempatan sumberdaya manusia yang telah terpapar dan terlatih sekolah aman
bencana di sektor pendidikan dan PB baik nasional dan lokal
■ mengurangi mutasi sumberdaya manusia yang sudah dilatih ke instansi lain
■ pengadaan pelatihan dan kunjungan belajar
Tantangan
Umum
terbatasnya intervensi di level nasional
preposisi PRB di dalam area lintas isu
optimalisasi keterlibatan para pihak
perbedaan antara kerangka kerja dan pelaksanaan nyata
kurangnya sistem pendukung pengawasan dan evaluasi
■ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) berperan sebagai leading
sector sekolah aman melalui SEKNAS.
■ Kementerian Agama,
■ Kementerian PU,
■ Kementerian Kesehatan,
■ Kementerian Sosial,
■ Kementerian Keuangan,
■ Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak,
■ Bappenas,
■ BNPB
PARA AKTOR