penerapan manajemen resiko kredit bermasalah ( …... · penerapan manajemen resiko kredit...

132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA TAHUN 2009 Disusun Oleh : MAYA FREDAWATI D 0107076 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: ngotuyen

Post on 11-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO

KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL )

PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

DI PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA

TAHUN 2009

Disusun Oleh :

MAYA FREDAWATI

D 0107076

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah di setujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan di hadapan

Panitian Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Herwan Parwiyanto, S. Sos, M.Si

NIP. 197505052008011033

Page 3: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah di uji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari : Selasa

Tanggal : 8 Maret 2011

Tim Penguji

1. KETUA :

Drs. H. Sakur,M.S (…………………………….)

NIP. 194902051980121001

2. SEKRETARIS :

Drs. Suryatmojo, M.Si (…………………………….)

NIP. 195308121986011001

3. PEMBIMBING :

Herwan Parwiyanto, S. Sos, M. Si (.............................................)

NIP. 197505052008011033

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui,

Dekan

Drs. H. Supriyadi SN., S.U NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Dengan Menyebut Nama ALLAH Yang Maha Pengasih

Lagi Maha Penyayang

(QS. Al Fatihah :1)

Rasa takut adalah naluri, rasa berani adalah kemenangan :

Kemauan, membungkam rasa takut dan menyembunyikannya

dibawah rasa berani

(Contese Diane)

Semua ada di dalam dirimu. Mintalah melalui dirimu sendiri

(Jalaluddin Rumi)

My Imagination creates my reality

(Walt Disney)

Page 5: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :

♥ Ayahanda & Ibunda tercinta

(Alm. IGN. Freddy Sediyarso, B.Sc & Ir. Sri Widati Anggraini)

Sebagai tanda baktiku kepada beliau sekalian...

♥ Kakak & Adikku tersayang

(Indika Fredamawati, Amd & Bagas Satria Pamungkas)

Atas dukungan, doa, semangat yang membuatku kuat...

♥ Teman – teman AN’07

Sebagai wujud terima kasih atas persahatan yang indah...

♥ Almamaterku

Page 6: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang, atas ridho dan petunjuk-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”PENERAPAN

MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING

LOAN / NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(UMKM) DI PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA TAHUN 2009.”

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

guna memperoleh gelar Sarjana Sosial di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, dan

pikiran demi tersusunnya skripi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi, yang telah

memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tulisan ini.

2. Rino Ardian N, S.Sos, M.TI, selaku Pembimbing Akademik, yang telah

membimbing penulis selama menempuh studi.

3. Drs. Sudarto,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi FISIP, yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

4. Drs. H. Supriyadi SN., S.U ,selaku Dekan FISIP, yang telah memberikan

legalitas berbagai permohonan ijin guna menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNS, yang telah

mencurahkan ilmunya sehingga InsyaAllah penulis dapat menyelesaikan

studi dengan baik.

6. Ir. Agung Riawan, MM, selaku Direktur Utama di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penelitian di PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

7. Subito, SE, selaku Kepala Satuan Pengawas Intern di PD. BPR Bank

Pasar Surakarta, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk

memberikan keterangan dalam penulisan skripsi ini.

8. Purnadi, SE, selaku Kepala Sub Bagian Pemasaran Kredit UMKM di PD.

BPR Bank Pasar Surakarta, yang telah meluangkan banyak waktunya

untuk memberikan keterangan dalam penulisan skripsi ini.

9. Sariwarni Penta, BSc, selaku Kepala Bagian Umum dan Sumber Daya

Manusia di PD. BPR Bank Pasar Surakarta, yang telah membimbing

penulis selama melakukan penelitian di lapangan.

10. Seluruh staff dan pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta, yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis dalam melakukan penelitian.

11. Seluruh Mahasiswa AN 2007, yang telah menjadi teman dan sahabat

penulis selama ini.

12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

walau tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 8: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini

dikarenakan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan. Semoga bermanfaat bagi semuanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 9: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii

ABSTRAK ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ....................................................................... 12

1. Manajemen ....................................................................... 14

2. Resiko ............................................................................... 18

3. Resiko Kredit .................................................................... 23

4. Manajemen Resiko ........................................................... 26

Page 10: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Manajemen Resiko Kredit pada PD. BPR Bank Pasar

Surakarta ........................................................................... 31

B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian .................................................................... 50

B. Jenis Penelitian ....................................................................... 51

C. Sumber Data ........................................................................... 51

D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 51

E. Validitas Data ......................................................................... 53

F. Analisis Data ........................................................................... 53

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi ..................................................................... 56

1. Sejarah Umum PD. Bank Pasar Surakarta ....................... 56

2. Keadaan Fisik dan Operasional PD. BPR Bank Pasar

Surakarta .......................................................................... 60

3. Visi dan Misi, Tujuan Pokok & Fungsi, dan Susunan

Organisasi Beserta Tugas & Fungsi Masing – Masing

Bagian PD. BPR Bank Pasar Surakarta ........................... 61

4. Pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta ......................... 73

B. Hasil Penelitian ....................................................................... 75

1. Penerapan Manajemen Resiko Kredit Ber masalah ( Non

Performing Loan / NPL ) pada Kredit Usaha Mikro Kecil

dan Menengah di PD. BPR Bank Pasar Surakarta ........... 76

Page 11: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Peneapan

Manajemen Resiko Kredit Bermasalah ( Non Performing

Loan/NPL ) pada Kredit Usaha Mikro Kecil dan

Menengah di PD. BPR Bank Pasar Surakarta ................... 105

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 113

B. Saran ........................................................................................ 117

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN LAMPIRAN

Page 12: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Tahun 2009........................................................................... 7

Tabel 1.2 Data Jumlah Kredit Bermasalah (NPL) Pada Kredit UMKM

di PD. BPR Bank Pasar Surakarta ........................................ 8

Tabel 2.1 Penggolongan Aset Jenis Usaha ............................................ 25

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai PD.BPR Bank Pasar Surakarta Menurut

Tingkat Pendidikan Tahun 2009 ........................................... 74

Tabel 4.2 Jumlah Pemohon Kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta Tahun 2009 ........................................................... 89

Tabel 4.3 Jumlah Pemohon dan Realisasi Kredit UMKM di PD. BPR

Bank Pasar Surakarta Tahun 2009 ....................................... 91

Tabel 4.4 Penggolongan Kolektibilitas per 3Bulan pada Kredit UMKM

di PD. BPR Bank pasar Surakarta Tahun 2009 ..................... 96

Page 13: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penerapan Manajemen Resiko Kredit

Bermasalah ( Non Performing Loan / NPL ) pada Kredit

UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta ....................... 49

Gambar 3.1 Model Analisis Data ......................................................... 55

Gambar 4.1 Susunan Organisasi pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Tahun 2009 ....................................................................... 65

Gambar 4.2 Alur Berkas Permohonan Kredit ...................................... 87

Page 14: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Maya Fredawati, D0107076, Penerapan Manajemen Resiko Kredit Bermasalah (Non Performing Loan/NPL) Pada Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah di PD. BPR Bank Pasar Surakarta Tahun 2009, Skripsi, Administrasi Negara, FISIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011, 117 halaman. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam mengembangkan perekonomian daerah yang nantinya akan meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran bagi masyarakat Dalam mengembangkan perekonomian daerah maka Pemerintah Kota Surakarta memberikan penyuluhan akan usaha mikro kecil dan menengah untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah dan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Fokus penelitian ini adalah pada Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Penelitian tentang penerapan manajemen resiko kredit UMKM dilaksanakan di PD. BPR Bank Pasar Surakarta karena merupakan bank milik Pemerintah Kota Surakarta yang memberikan pelayanan kredit UMKM dimana PD. BPR Bank Pasar Surakarta mempunyai target marketing pada masyarakat tingkat menengah kebawah dan memiliki loyalitas tinggi. Pelayanan kredit UMKM PD. BPR Bank Pasar Surakarta memiliki resiko kredit bermasalah yang harus dihadapi dan menimbulkan kerugian apabila tidak dikelola dengan baik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan secara lengkap Penerapan Manajemen Resiko Kredit Bermasalah pada Kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta Tahun 2009, terdiri dari identifikasi resiko, evaluasi & pengukuran resiko dan pengelolaan resiko kredit UMKM. Dari hal tersebut juga dapat dideskripsikan faktor penghambat dan pendukung yang ditemui PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam penerapan manajemen resiko NPL kredit UMKM. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung data berupa pernyataan narasumber hasil wawancara dan tabel-tabel, buku pedoman, dan buku peraturan perundangan yang menunjang, kemudian ditambah data observasi langsung. Sedangkan tehnik analisa data menggunakan analisa interaktif dengan mendasarkan pada proses reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.

Penerapan manajemen resiko NPL pada kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta tahun 2009 secara garis besar berjalan lancar. PD. BPR Bank Pasar Surakarta dikatakan cukup sehat terkait kesehatan bank dalam manajemen resiko NPL. Dalam penerapan manajemen resiko NPL, PD. BPR Bank Pasar Surakarta menemui berbagai faktor penghambat dari intern dan ekstern bank, yakni kemampuan pegawai dalam menggali informasi dari calon debitur, sehingga proses analisa kredit menjadi kurang akurat. Selain itu PD. BPR Bank Pasar Surakarta juga mendapat berbagai faktor pendukung yang berasal dari intern dan ekstern bank yakni para nasabah dan instansi terkait.

Page 15: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT

Maya Fredawati, D0107076, THE IMPLEMENTATION OF RISK MANAGEMENT 0F NON PERFORMING LOAN/NPL OF MICRO-MIDDLE EXCERTION IN PD. BPR BANK PASAR OF SURAKARTA 2009, Thesis, Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University Of Surakarta, 2011, 117 pages The background of this research is based on the municipality regulation in expanding the economic that will be increasing the prosperity and prosperous of the society. In expanding the economic, Surakarta municipality gave the illumination for small and the middle exertion for the middle society and low rate incomes peoples. The focus of the research is centered for low-middle rate incomes society. This research included the implementation of risk management for low- middle rate incomes society in PD. BPR Bank Pasar of Surakarta. The writer choice the Bank because the Bank give the loan for the society, and the Bank has a high loyal to take and fulfill the marketing target in Surakarta. The credit services of PD. BPR for UMKM has a more trouble risk that should be face to excuse suffer of the financial loss. The main purposed of this research is to describing the implementation of risk management of loan UMKM in PD. BPR Bank Pasar of Surakarta 2009. The purpose is Identification of risk, evaluating, risk evacuate, and risk management in UMKM. The result of the research will be describing of the obstruction and proponent factors finding in PD. BPR Bank Pasar of Surakarta in implementing the risk management (NPL) from the UMKM. This research used descriptive qualitative approach and supporting by the arguments from the borrower interview, the tables, guidelines book, regulation update book, and direct observation data. The technique of data analyze, the writer used the interactive based on the reduction data process, data analysis and result analysis. The implementation of risk management NPL for UMKM in PD. BPR Bank Pasar of Surakarta2009 walk in smoothly process, it is can be said well. the healthy bank for the society in risk management of NPL, PD, BPR Bank Pasar of Surakarta find the obstruction from the internal an d external factors, likely; the self intelligential of the employer to find the information of the customer should be accurate, when ever PD.BPR Bank Pasar of Surakarta also founding the proponent factors from the intern and extern of the bank, likely; the good customer and the other similar agency.

Page 16: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Globalisasi menjadikan berbagai informasi mudah di dapat guna

memenuhi kebutuhan dalam aspek - aspek kehidupan. Terutama pada

manajemen perbankan yang sangat membutuhkan berbagai informasi untuk

menjalankan aktivitasnya. Bank telah menempati posisi sentral dalam

perekonomian modern. Dengan demikian hampir keperluan setiap orang dan

seluruh lapisan masyarakat dalam kegiatan perekonomian terkait dengan

perbankan. Posisinya yang strategis dalam bidang ekonomi terkait dengan dua

peranan pokoknya yakni pertama, sebagai lembaga yang menghimpun dana –

dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Kedua,

peranan bank sebagai lembaga penyedia dan penyelenggara layanan jasa –

jasa di bidang keuangan serta lalu lintas pembayaran. Dengan peranannya

yang strategis dan dominan tersebut, bank telah menjadi lembaga yang turut

mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara.

Prestasi ataupun kinerja yang buruk dari perbankan akan dengan

sendirinya turut memberi andil bagi kinerja, maupun pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Tumbuh kembang dan sehatnya perekonomian suatu negara

sebagian besar bergantung pada kesehatan perbankan di negara tersebut.

Prioritas utama dalam setiap usaha dan bisnis terutama perbankan sebaiknya

adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan konsumen. Perhatian yang

Page 17: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sungguh – sungguh terhadap konsumen merupakan faktor terpenting yang

menentukan dalam dunia usaha dan bisnis, termasuk di dalamnya bank.

Kegagalan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah akan

berdampak langsung terhadap keuntungan perusahaan bahkan yang lebih

buruk adalah kerugian bank. Pelayanan yang bermutu kepada nasabah atau

konsumen oleh suatu perusahaan akan membawa dampak tumbuhnya

kepercayaan nasabah kepada perusahaan atau bank tersebut.

Berhasil atau tidaknya suatu bank pada umumnya ditandai dengan

kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa

yang akan datang. Oleh karena itu, tugas manajemen adalah untuk

merencanakan segala aktivitas yang harus dilakukan dimasa yang akan datang

agar kelangsungan hidup perbankan dapat dipertahankan dan dapat

ditingkatkan. Dengan adanya perencanaan yang baik maka diharapkan semua

kegiatan perbankan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sehingga tujuan perbankan untuk mencapai laba yang optimal

dapat terealisasi. Kerugian atau kegagalan merupakan konsekuensi negatif

dalam bisnis yang diakibatkan karena ketidakmampuan perusahaan mengelola

resiko. Sedangkan resiko sendiri muncul karena ada kondisi ketidakpastian di

masa yang akan datang yang tentunya sulit untuk di prediksikan.

Peraturan Bank Indonesia No 5/8 Tahun 2003 ( dalam Imam Ghozali,

2007 : 11 ) mengidentifikasi ada 8 jenis resiko yang secara inherent melekat

pada industri perbankan yaitu resiko kredit, resiko pasar, resiko likuiditas,

resiko operasional, resiko hukum (legal), resiko reputasi, resiko strategik dan

Page 18: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

resiko kepatuhan (compliance ). Seperti yang diatur dalam PBI No 5/8 Bank

besar dan memiliki operasi yang komplek diwajibkan mengaplikasikan

manajemen resiko untuk keseluruhan 8 resiko tersebut. Bagi bank yang

menengah atau kecil hanya di wajibkan mengaplikasikan manajemen resiko

paling tidak 4 kategori resiko utama yaitu resiko kredit, resiko pasar, resiko

likuiditas dan resiko operasional.

Dalam rangka menghadapi situasi lingkungan eksternal dan internal

perbankan yang mengalami perkembangan pesat yang di ikuti dengan semakin

kompleksnya resiko kegiatan usaha perbankan sehingga pada akhirnya

meningkatkan kebutuhan adanya penerapan prinsip tata kelola perusahaan

yang sehat khususnya manajemen resiko ( Risk Management ). Manajemen

resiko sangat diperlukan dalam perbankan untuk meminimalisir resiko yang

mungkin akan di hadapi atau justru mampu menjadikan resiko tersebut

menjadi sebuah peluang untuk mencapai kesempatan. Manajemen resiko

sangat penting karena bank adalah perusahaan jasa yang pendapatannya

diperoleh dari interaksi dengan nasabah sehingga resiko tidak mungkin tidak

ada. Proses manajemen risiko merupakan suatu hal yang mutlak, jika kita

ingin menghindari kerugian dalam usaha atau bisnis. Struktur tata kelola

manajemen risiko bank yang kuat menjadi dasar evaluasi keseimbangan antara

risiko dan tingkat pengembalian untuk menghasilkan pendapatan yang

bekesinambungan, mengurangi potensi kredit macet (non performing loan),

mengurangi fluktuasi pendapatan dan meningkatkan nilai bagi pemegang

Page 19: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

saham (Team infobank.com, 2007, artikel dalam http://

www.infoperbankan.com ).

Penerapan manajemen resiko di perbankan Indonesia masih

merupakan tantangan tersendiri, untuk dapat menciptakan industri perbankan

yang sehat namun tetap dapat menjaga daya saingnya. Mulai tahun 2004 yang

lalu bank Indonesia dalam hubungannya dengan pengembangan pengelolaan

risiko telah mengeluarkan berbagai ketentuan yang harus diikuti oleh

perbankan nasional. Diantaranya adalah pembentukan komite manajemen

risiko dan satuan kerja manajemen risiko. Dimana satuan kerja manajemen

risiko berfungsi untuk memastikan pelaksanaan proses manajemen risiko

berjalan lancar dan memberi gambaran profil risiko kepada manajemen

(Palmirma, 2007, artikel dalam Http://www.vibizinews.com). Sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia tersebut, semua bank harus menerapkan manajemen

risiko sesuai dengan roadmap dan pedoman.

Penerapan manajemen risiko, apakah berupa resiko reputasi, resiko

kredit, resiko pasar, ataupun resiko operasional, sepantasnya mendapatkan

dukungan penuh bukan hanya dari industri perbankan, tetapi juga dari

komunitas pengguna jasa perbankan (nasabah) (Djajawinata,2008).

Karenanya, untuk meminimalisir resiko-resiko yang dihadapi, manajemen

bank harus memiliki keahlian dan kompetensi yang memadai, sehingga

berbagai resiko yang berpotensi muncul dapat diantisipasi dari awal, dan

dicari cara penanganannya secara lebih baik. Diharapkan resiko yang muncul

Page 20: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga potensi kerugian yang akan

diderita juga dapat ditekan seminimal mungkin.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19

Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi Bank Umum. Penerapan

manajemen resiko dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Meningkatkan Stakeholder value.

2. Memberikan gambaran bagi pengelola bank mengenai

kemungkinan kerugian bank di masa yang akan datang.

3. Meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang

sistematis di dasarkan atas ketersediaan informasi.

4. Mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian bank

yang dapat mempengaruhi permodalan bank.

Keberadaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar

Surakarta selanjutnya disebut dengan PD. BPR Bank Pasar Surakarta adalah

salah satu perusahaan daerah di Surakarta sejak tanggal 1 April 1981 berdasar

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1982 bertugas untuk memberikan kredit

yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan modal usaha

baik usaha mikro, kecil maupun menengah, yang selanjutnya disebut dengan

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi masyarakat yang

berpenghasilan menengah kebawah.

Dikatakan Perusahaan Daerah (PD) karena Bank Pasar merupakan

perusahaan milik Pemerintah Kota Surakarta yang modal keseluruhannya

merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Sedangkan Menurut Undang –

Page 21: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang – Undang nomor 7 Thaun 1992 tentang perbankan, Bank Pasar

dikatakan sebagai Bank Perkreditan Rakyat karena Bank Pasar merupakan

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan

Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

Kredit UMKM berbeda dengan layanan kredit lain yang ditawarkan di

PD. BPR Bank Pasar Surakarta seperti kredit pegawai, kredit pasar, kredit

program dan kredit umum. Kredit UMKM lebih membidik masyarakat dengan

ekonomi lemah yang membutuhkan bantuan untuk modal usaha. Tujuan dari

pemberian kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah kepada masyarakat pada

hakekatnya adalah untuk membantu masyarakat yang kekurangan dana dalam

mendirikan suatu usaha dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat itu sendiri. Berbeda dengan kredit lain yang dilayani PD. BPR

Bank Pasar Surakarta seperti kredit pegawai, kredit pasar, kredit umum dan

kredit program, kredit UMKM merupakan salah satu bentuk fasilitas yang

lebih nyata untuk upaya implementasi kebijakan Pemerintah Kota Surakarta

yakni kebijakan dalam mengembangkan perekonomian dan menggerakkan

pembangunan daerah. Hal tersebut nantinya akan meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran bagi masyarakat Surakarta.

Manfaat yang diperoleh dengan adanya kredit UMKM oleh PD. BPR

Bank Pasar Surakarta adalah dari pihak debitur, warga masyarakat yang

mengambil kredit UMKM dapat membuka usahanya dengan lancar karena

Page 22: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

adanya kemudahan mendapatkan modal usaha. Hal ini akhirnya akan

mempercepat usaha pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran terutama

dalam meningkatkan perekonomian atau pendapatan keluarga menengah

kebawah. Sedangkan manfaat yang di peroleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta

adalah peningkatan jumlah keuntungan yang akan di terima. Jumlah

masyarakat, selanjutnya disebut nasabah atau debitur yang menggunakan

fasilitas kredit UMKM PD. BPR Bank Pasar Surakarta, terlihat dari data

berikut ini :

Tabel 1.1 Data Jumlah Kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Per tanggal 31 Desember 2009

NO

KETERANGAN TOTAL

ORANG NOMINAL 1. Kredit Pegawai 1658 Rp 23.526.177.081,00 2. Kredit Pasar 326 Rp 926.753.000,00 3. Kredit UMKM 131 Rp 472.785.397,00 4. Kredit Umum 25 Rp 168.891.445,00 5. Kredit Program 5 Rp 4. 907.716,00

TOTAL 2145 Rp 25.099.514.639,00 Sumber : Rekap Nominatif Per Jenis Kredit & Kolektibilitas Per Tanggal 31 Desember 2009

Dari tabel diatas, terlihat bahwa peminat kredit UMKM cukup banyak

dengan menempati urutan ketiga dari lima jenis kredit yang di tawarkan oleh

PD. BPR Bank Pasar Surakarta yaitu 131 orang dengan nominal Rp

472.785.397,00 dari total 2145 orang dengan nominal Rp 25.099.514.639,00.

PD. BPR Bank Pasar telah menerapkan prinsip – prinsip Good

Corporate Governance ( GCG ) dan manajemen resiko dalam pengelolaan

kredit UMKM tersebut. Manajemen resiko berperan penting dalam mengelola

resiko yang mungkin di hadapi terutama dalam hal kredit seperti terjadi

Page 23: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang

diberikan bank kepada debitur. Jumlah kredit bermasalah yang dimiliki PD.

BPR Bank Pasar Surakarta periode tahun 2009 dapat dilihat dari data sebagai

berikut :

Tabel 1.2 Data Jumlah Kredit Bermasalah ( NPL ) Pada Kredit UMKM

PD. BPR Bank Pasar Tahun 2009

NO PENGGOLONGAN KREDIT

( KUALITAS KREDIT )

KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

( UMKM ) ORANG NOMINAL

1. Kredit Lancar 100 Rp 331.080.220,00 2. Kredit Perhatian

Khusus 0 0

3. Kredit Kurang Lancar

3 Rp 8.707.900,00

4. Kredit Diragukan 7 Rp 12.475.500,00 5. Kredit Macet 21 Rp 120.521.777,00

TOTAL 131 Rp 472.785.397,00 Sumber : Rekap Nominatif Per Jenis Kredit & Kolektibilitas Per Tanggal 31 Desember 2009

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa jumlah kredit

bermasalah tahun 2009 masih cukup tinggi terutama pada golongan kredit macet

yaitu 21 orang dengan nominal Rp 120.521.777,00 dari 131 orang dengan

nominal Rp 472.785.397,00. Dengan adanya jumlah kredit macet yang cukup

tinggi pada kredit UMKM Tahun 2009 di atas maka dapat di simpulkan cukup

tingginya resiko yang mampu menimbulkan masalah – masalah pada perusahaan

perbankan itu sendiri bahkan apabila tidak di kelola dengan baik, dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Dari uraian di atas yang menunjukkan bahwa PD. BPR Bank Pasar

Surakarta dalam memberikan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Page 24: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

bagi nasabahnya memiliki resiko kredit bermasalah yang harus dihadapi dan

jumlahnya dapat meningkat sehingga mampu menimbulkan kerugian bagi PD.

BPR Bank Pasar sendiri apabila tidak di kelola dengan baik. Berdasarkan alasan

di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Penerapan Manajemen Resiko

Kredit Bermasalah ( Non Performing Loan / NPL ) pada Kredit Usaha Mikro

Kecil dan Menengah ( UMKM ) di PD. BPR Bank Pasar Surakarta Tahun 2009.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka untuk membatasi

pembahasan, perumusan masalah yang di angkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah penerapan manajemen resiko kredit bermasalah (

non performing loan / NPL ) pada kredit UMKM ( Usaha Mikro

Kecil dan Menengah ) di PD. BPR Bank Pasar Surakarta pada

tahun 2009?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang ditemui dalam

penerapan manajemen resiko kredit bermasalah ( non performing

loan / NPL ) pada kredit UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan

Menengah ) di PD. BPR Bank Pasar Surakarta pada tahun 2009?

C. TUJUAN PENELITIAN

Pada dasarnya setiap penelitian ilmiah memiliki tujuan yang ingin di

capai. Tujuan suatu penelitian adalah pernyataan mengenai apa yang hendak

Page 25: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

di capai ( Susanto, 2006 : 30 ). Dalam penelitian ini tujuan dapat diperinci

menjadi 3 ( tiga ) bagian, yaitu :

1. Tujuan Operasional

Tujuan operasional penelitian adalah untuk mengetahui dan

memberikan penjelasan bagaimana penerapan manajemen resiko

kredit bermasalah ( Non Performing Loan / NPL ) pada kredit

UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ) di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta Tahun 2009.

2. Tujuan Fungsional

Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu dan bahan kajian bagi penulis maupun pihak –

pihak yang berkepentingan.

3. Tujuan Individual

Tujuan individual penelitian adalah untuk memenuhi dan

melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini di harapkan memberikan manfaat :

1. Bagi perusahaan, di harapkan penelitian ini bermanfaat

memberikan informasi dan gambaran mengenai penerapan

manajemen resiko kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL)

pada kredit UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ) di PD. BPR

Page 26: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Bank Pasar Surakarta Tahun 2009. Serta sebagai bahan evaluasi

bagi pihak terkait ( instansi ) terhadap penerapan manajemen

resiko kredit bermasalah ( Non Performing Loan / NPL ) pada

kredit UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ) di PD. BPR Bank

Pasar Surakarta Tahun 2009.

2. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang

di peroleh ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat berlatih cara

berfikir sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan

profesional.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

tentang penerapan manajemen resiko kredit bermasalah ( Non

Performing Loan / NPL ) pada kredit UMKM ( Usaha Mikro Kecil

Menengah ) di PD. BPR Bank Pasar Surakarta Tahun 2009.

Page 27: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

Pada penelitian ini, Fokus administrasi publik adalah ilmu manajemen.

Manajemen resiko merupakan anak dari mata kuliah manajemen korporasi.

Sedangkan Lokus administrasi publik adalah masalah dan kepentingan –

kepentingan publik, khususnya pelayanan publik dalam memberikan

memberikan kredit yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan modal usaha bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah

kebawah. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit perlu adanya penerapan

manajemen resiko kredit bermasalah untuk meminimalkan resiko yang akan di

timbulkan.

Penerapan manajemen resiko mengacu pada paradigma ‘ governance’

dalam administrasi negara. Konsep ‘Governance‘ menunjuk pada pelibatan

lembaga lain non – negara (pasar dan masyarakat) dalam penyelenggaraan

urusan publik. Dengan memberikan peran dan ruang yang lebih luas pada

lembaga non-pemerintah, kegiatan pemerintah menjadi lebih partisipatif,

responsif dan akuntabel pada kepentingan publik.

Konsep ’good governance’ adalah suatu gagasan tentang adanya saling

ketergantungan dan interaksi dari berbagai macam aktor kelembagaan

disemua level didalam negara yaitu state, civil society, dan sektor swasta atau

market (perusahaan, lemabaga keuangan, dll).

Page 28: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pengertian administrasi publik sebagai ’governance’ tidak hanya

mencakup ruang lingkup yang terbatas pada negara, tapi semua aktor yang

terlibat dalam urusan publik. Administrasi negara sebagai ”governance”

adalah keseluruhan sarana yang menjalankan fungsi publik, sehingga fokus

studi administrasi negara beralih kepola-pola organisasi manusia seperti nilai

– nilai kelompok dan organisasi serta bagaimana nilai – nilai diekspresikan ;

bagaimana fungsi – fungsi yang dijalankan oleh organisasi sukarela,

organisasi non-profit, organisasi bisnis, dan organisasi pemerintah dalam

menjalankan pelayanan publik ; bagaimana interaksi antara pemerintah dan

organisasi bisnis.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta merupakan organisasi publik karena

perusahaan ini memberikan pelayanan untuk publik khususnya untuk

masyarakat Surakarta. Keberadaan PD. BPR Bank Pasar Surakarta sebagai

salah satu perusahaan daerah di Surakarta sejak tanggal 1 April 1981 berdasar

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1982 bertugas untuk memberikan kredit

yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan modal usaha

baik usaha mikro, kecil maupun menengah. , yang selanjutnya disebut dengan

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) bagi masyarakat yang

berpenghasilan menengah kebawah.

Untuk lebih mempermudah memperoleh titik tolak yang jelas, maka

hal -hal penting yang membentuk topik utama penelitian akan dijelaskan

secara sistematis. Penjelasan – penjelasan yang diambil dari beberapa literatur

di harapkan dapat memberi penjelasan awal tentang topik penelitian ini. Hal

Page 29: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penting yang akan dijelaskan dalam penelitian ini terdiri dari 6 ( enam ) hal,

yaitu Manajemen, Resiko, Resiko Kredit, Manajemen Resiko, Manajemen

Resiko Kredit PD. BPR Bank Pasar Surakarta dan faktor – faktor yang

berpengaruh dalam proses penerapan manajemen resiko PD. BPR Bank Pasar

Surakarta pada yang dapat djelaskan sebagai berikut :

1. Manajemen

Secara etimologi, Kata manajemen berasal dari bahasa Italia

(1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya

"mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati

"tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang

berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti

seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari

bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris

menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan

mengatur.

Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal namun

dari segi definisi manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan

diterima secara universal. Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan

dalam semua organisasi manusia, seperti perusahaan, pemerintah,

pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain – lain.

Menurut Mary Parker Follett ( dalam T. Hani Handoko, 2003 :8 )

mendefinisikan manajemen sebagai ”seni dalam menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain ”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer

Page 30: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mencapai tujuan – tujuan organisasi melalui pengaturan orang – orang lain

untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin di perlukan atau berarti

dengan tidak melakukan tugas – tugas itu sendiri.

Menurut Stoner ( dalam T. Hani Handoko, 2003 : 8 ), Manajemen

adalah :

” Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. ”

Dari definisi di atas, Stoner telah menggunakan kata proses bukan

seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti kemampuan

atau ketrampilan pribadi, sedangkan suatu proses adalah cara sistematis

untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses

karena semua manajer, tanpa mempedulikan kecakapan atau ketrampilan

khusus mereka harus melakukan kegiatan – kegiatan tertentu yang saling

berkaitan untuk mencapai tujuan – tujuan yang mereka inginkan.

Definisi manajemen merupakan masalah yang sulit dan sampai

sekarang tidak ada persetujuan universal tentang definisi manajemen.

Bahkan telah terjadi banyak perdebatan bertahun – tahun hanya untuk

menjelaskan bagaimana manajemen dapat diklasifikan. Untuk lebih

memperjelas pengertian manajemen maka akan dibahas topik – topik

berikut ini :

1. Manajemen sebagai ilmu dan seni

Luther Gulick (dalam T.Hani Handoko, 2003:11) mendefinisikan

manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan ( science) yang

Page 31: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana

manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem

kerjasama lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Manajemen merupakan

ilmu pengetahuan juga dalam artian bahwa manajemen memerlukan

disiplin ilmu – ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya, misal

ekonomi, statistik, akuntansi, dsb. Manajemen bukan hanya

merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi

ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dalam proporsi yang

bermacam – macam.

2. Manajemen sebagai profesi

Banyak usaha telah dilakukan untuk mengklasifikasikan

manajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Schein (dalam T.Hani

Handoko, 2003:14) telah menguraikan karakteristik – karakteristik

atau kriteria – kriteria untuk menentukan suatu profesi yang dapat di

perinci sebagai berikut :

a. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip –

prinsip umum. Adanya pendidikan, kursus – kursus dan

program – program latihan formal menunjukkan bahwa ada

prinsip – prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan.

b. Para profesional mendapatkan status mereka karena

mencapai standart prestasi kerja tertentu.

c. Para profesional harus di tentukan oleh suatu kode etik yang

kuat.

Page 32: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk tujuan

tertentu dengan jalan menggunakan sumber daya – sumber daya yang

tersedia dalam organisasi dengan cara sebaik mungkin. Karena dalam

pengertian ”organisasi” selalu terkandung unsur kelompok (lebih dari 2

orang) manusia, maka manajemen pun biasanya digunakan dalam

hubungan usaha suatu kelompok manusia, walaupun manajemen itu dapat

pula ditetapkan terhadap usaha – usaha individu. Menurut Skinner (dalam

Pandji Anoraga, SE, M.M, 1997 : 114), fungsi manajemen meliputi ;

a. perencanaan ( planning )

b. pengorganisasian ( organizing )

c. pengerjaan ( staffing )

d. pengarahan ( controlling )

Sedangkan menurut Stephen P. Robbin ( dalam Pandji Anoraga,

SE, M.M, 1997 : 115 ), fungsi manajemen meliputi :

a. perencanaan ( planning )

b. pengorganisasian ( organizing )

c. memimpin ( leading )

d. pengendalian ( controlling )

Pada penelitian ini akan di bahas mengenai manajemen yang

berkaitan dengan pengelolaan resiko pada usaha sektor perbankan, yaitu

penerapan manajemen resiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi Bank

Page 33: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Umum. Dalam penelitian ini ruang lingkup hanya di batasi pada

penerapan manajemen resiko di PD. BPR. Bank Pasar Surakarta.

2. Resiko

Aktivitas perusahaan sebenarnya tidak dapat di pisahkan dari

aktivitas mengelola resiko. Menurut Imam Ghozali (2007:3), Resiko

didefinisikan sebagai volatilitas outcome yang umumnya berupa nilai dari

suatu aktiva atau hutang.

Resiko usaha merupakan semua resiko yang berkaitan dengan

usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan

memberikan nilai bagi pemegang saham. Resiko dapat timbul dari

berbagai sumber. Resiko yang di ciptakan oleh manusia seperti siklus

usaha, inflasi, perubahan kebijakan pemerintah dan perang. Resiko dapat

pula timbul dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang, inovasi teknologi.

Menurut Suhardjono ( 2003 : 73 ), secara umum definisi resiko

adalah eksposur terhadap ketidakpastian, sehingga resiko dapat dipecah

menjadi dua komponen yaitu ketidakpastian dan eksposur terhadap

ketidakpastian. Dengan demikian besar-kecilnya resiko yang terjadi

tergantung pada tingkat eksposur dan tingkat ketidakpastian yang

dihadapi.

Kemudian menurut Peraturan Bank Indonesia No 5/8/PBI/2003

tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank

Umum, Resiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian

potensial, baik yang dapat diperkirakan ( anticipated ) maupun yang tidak

Page 34: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dapat diperkirakan ( unanticipated ) yang berdampak negatif terhadap

pendapatan dan permodalan bank.

Kemudian menurut Kamus Perbankan, pengertian resiko adalah

tingkat kemungkinan terjadinya kerugian yang harus ditanggung dalam

pemberian kredit, penanaman investasi, atau transaksi lain yang dapat

berbentuk harta, kehilangan keuntungan atau kemampuan ekonomis,

anatara lain karena adanya perubahan suku bunga kebijakan pemerintah

dan kegagalan usaha.

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa resiko selalu berhubungan dengan

kemungkinan terjadinya kerugian yang tak terduga atau tidak di inginkan.

Dengan kata lain, ”kemungkinan” itu sudah menunjukkan ketidakpastian.

Menurut Suhardjono ( 2003 : 73-74 ), ketidakpastian itu merupakan

kondisi yang menyebabkan tumbuhnya resiko, kondisi yang tidak pasti

tersebut timbul karena berbagai sebab, antara lain :

a. Jangka waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan

berakhir, semakin panjang jangka waktu akan semakin besar

ketidakpastiannya.

b. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.

c. Keterbatasan pengetahuan / ketrampilan / tehnik mengambil

keputusan.

d. Faktor – faktor lainnya.

Page 35: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Resiko dapat dikelompokkan kedalam dua tipe resiko yakni (Mamduh M.

Hanafi, 2009:6-7) :

a. Resiko murni ( pure risk) adalah resiko dimana kemungkinan kerugian

ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Potensi kerugian

dibicarakan dalam jenis resiko ini. Beberapa contoh resiko tipe ini

antara lain (Mamduh M. Hanafi, 2009: 8-9):

1. Resiko aset fisik, yakni resiko yang terjadi karena kejadian

tertentu berakibat buruk ( kerugian ) pada aset fisik organisasi.

Misalnya, kebakaran atau banjir yang mengakibatkan

kerusakan pada bangunan dan peralatan perusahaan.

2. Resiko karyawan, yakni resiko karena karyawan organisasi

mengalami peristiwa yang merugikan. Misalnya, kecelakaan

kerja mengakibatkan karyawan cendera, kegiatan operasional

perusahaan terganggu.

3. Resiko legal, yakni resiko kontrak tidak sesuai yang

diharapkan, dokumentasi yang tidak benar. Misalnya, terjadi

perselisihan sehingga perusahaan lain menuntut ganti rugi yang

signifikan.

b. Resiko spekulatif adalah resiko dimana kita mengharapkan terjadinya

kerugian dan juga keuntungan. Potensi keuntungan dan kerugian

dibicarakan dalam jenis resiko ini. Resiko spekulatif juga bisa disebut

sebagai resiko bisnis. Kerugian resiko spekulatif akan merugikan

Page 36: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Yang

termasuk jenis resiko spekulatif antara lain :

1. Resiko citra atau reputasi perusahaan ( reputation risk )

Yaitu resiko kerusakan potensial sebagai akibat opini negatif

publik terhadap kegiatan bank sehingga bank mengalami

penurunan jumlah nasabah atau menimbulkan biaya besar

karena gugatan pengadilan atau penurunan pendapatan bank.

Rumor di pasar atau persepsi publik merupakan penyebab

signifikan didalam menentukan tingkat resiko reputasi.

2. Resiko pasar ( market risk )

Yaitu resiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar.

Misalnya harga pasar saham yang mengalami penurunan

sehingga mengakibatkan kerugian perusahaan.

3. Resiko Kredit ( credit risk )

Yaitu resiko karena pihak lawan gagal memenuhi

kewajibannya kepada perusahaan. Misalnya debitur tidak bisa

membayar cicilan dan bunga hutang sehingga perusahaan

mengalami kerugian.

4. Resiko Likuiditas

Resiko likuiditas dapat dibedakan menjadi dua yaitu resiko

likuiditas asset dan resiko likuiditas pendanaan. Resiko

likuiditas asset timbul ketika suatu transaksi tidak dapat

dilaksanakan pada harga pasar yang terjadi karena besarnya

Page 37: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

nilai transaksi relatif terhadap besarnya pasar. Sedangkan

resiko likuiditas pendanaan yaitu ketidakmampuan memenuhi

kewajiban yang sudah jatuh tempo yang pada gilirannya akan

mengakibatkan likuidasi.

5. Resiko Operasional

Yaitu resiko kegiatan operasional tidak berjalan lancar dan

mengakibatkan kerugian : kegagalan sistem, human error,

pengendalian dan prosedur yang kurang. Misalnya komputer

perusahaan sering error sehingga operasi perusahaan

terganggu. Prosedur pengendalian tidak memadahi sehingga

terjadi pencurian barang – barang yang dimiliki perusahaan.

Dalam paper internasional yang berjudul Risk Management

Practices Followed by the Commercial Banks in Pakistan oleh Afsheen

Shafiq and Mohamed Nasr, (2009:1) “Risk is defined as anything that can

create hindrances in the way of achievement of certain objectives. It can

be because of either internal factors or external factors.” Artinya Risiko

didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membuat hambatan di jalan

pencapaian tujuan tertentu. Hal ini dapat disebabkan baik dari faktor

internal atau faktor eksternal. Di paper ini dikatakan bahwa risiko dapat

membuat situasi organisasi / perbankan menjadi kritis apabila tidak

dikelola.

Page 38: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Resiko Kredit

Resiko kredit merupakan salah satu dari 4 kategori resiko utama

yang wajib diaplikasikan pada bank umum. Menurut Imam Ghozali,

(2007:12) :

”Resiko kredit di definisikan sebagai resiko kerugian yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau resiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.”

Resiko kredit dapat timbul karena beberapa hal :

a. Adanya kemungkinan pinjaman yang di berikan oleh bank atau

obligasi ( surat hutang ) yang dibeli oleh bank tidak terbayar.

b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat di dalamnya bisa

melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada

kontrak derivatif.

c. Penyelesaian ( settlement ) dengan nilai tukar, suku bunga dan produk

derivatif.

Adapun sumber resiko kredit menurut Imam Ghozali (2007:121) antara

lain:

a. Lending risk

Yaitu resiko akibat debitur atau nasabah tidak mampu melunasi

fasilitas yang telah disediakan oleh bank, baik fasilitas kredit langsung

maupun tidak langsung ( cash loan maupun non cash loan )

b. Counterparty risk

Page 39: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Yaitu Resiko yang timbul karena pasangan usaha ( counterparty ) tidak

dapat melunasi kewajibannya kepada bank, baik sebelummaupun pada

tanggal kesepakatan.

c. Issuer risk

Issuer risk timbul karena penerbit suatu surat berharga tidak dapat

melunasi sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

Kemudian menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003

tentang Penerapan Manajemen Resiko bagi Bank Umum, Resiko Kredit

adalah Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty

memenuhi kewajibannya.

Kemudian menurut Suhardjono ( 2003 : 74 ), Resiko Kredit

merupakan resiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan ( default )

debitur yang tidak dapat diperkirakan atau karena debitur tidak dapat

memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian atau penurunan kualitas kredit

nasabah. Kerugian dari resiko kredit dapat timbul sebelum terjadinya

default sehingga secara umum resiko kredit harus didefinisikan sebagai

potensi kerugian nilai marked to market yang mungkin timbul karena

pemberian kredit oleh bank.

Sedangkan pengertian resiko kredit menurut Kamus Perbankan

adalah resiko yang timbul dalam hal debitur gagal memenuhi

kewajibannya untuk membayar angsuran pokok atau bunga sebagaimana

telah disepakati dalam perjanjian kredit, disamping resiko suku bunga.

Page 40: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Resiko kredit merupakan salah satu resiko utama dalam pelaksanaan

pemberian kredit bank.

Dalam penelitian ini ruang lingkup akan dibatasi pada resiko kredit

yang timbul pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM )

PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Adapun penggolongan jenis usaha atau

criteria usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1

Penggolongan Aset Jenis Usaha

(SE. Bank Indonesia No. 12/15/DKBU, Tanggal 11 Juni 2010)

UU No. 20/2008

NO JENIS USAHA

MAKS. ASET YANG DIMILIKI

KETERANGAN

1. Usaha Mikro Sampai dengan Rp 50.000.000,00

Tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00

2. Usaha Kecil Dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp 500.000.000,00

Tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 30.000.000,00 sampai Rp 2,5 Miliar

3. Usaha Menengah

Dari Rp 500.000.000,00 sampai dengan Rp 10 miliar

Tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai Rp 50 miliar

4. Selain Usaha Mikro, kecil dan menengah

Tidak dijelaskan dengan angka dalam rupiah

Tidak termasuk criteria No 1 s.d no 3

Sumber : PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Page 41: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pengambilan ruang lingkup resiko kredit UMKM ini berdasarkan

latar belakang masalah yang menyebutkan bahwa PD. BPR Bank Pasar

Surakarta merupakan bank yang sebagian besar aktivitasnya berfokus

pada usaha masyarakat ekonomi menengah kebawah di Kota Surakarta

melalui penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dimana dalam kegiatannya tersebut di mungkinkan timbul resiko apabila

dikemudian hari nasabah gagal atau bermasalah dalam pengembalian

kredit, sehingga dalam hal ini peneliti ingin meneliti tentang resiko kredit

UMKM pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

4. Manajemen Resiko

Resiko ada dimana – mana, bisa datang kapan saja dan sulit untuk

dihindari. Jika suatu resiko tersebut melanda suatu organisasi, maka

organisasi tersebut dapat mengalami kerugian yang signifikan. Organisasi

harus dibuat sadar akan resiko sehingga resiko dapat diantisipasi dan

dikelola dengan baik. Konsekuensi merugikan akan muncul jika suatu

organisasi gagal dalam mengelola resiko. Dalam beberapa situasi, resiko

dapat mengakibatkan kehancuran suatu organisasi, karena itu resiko perlu

dikelola. Untuk itulah perlu diterapkan suatu manajemen resiko pada

organisasi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

perbankan (dalam Suhardjono,2003:99), ditegaskan bahwa :

”Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi

Page 42: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, maka sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur.”

Pada penjelasan diatas berdasarkan Undang – undang Nomor 10

Tahun 1996, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen resiko

kredit bermasalah itu mulai diterapkan oleh bank sebelum memberikan

kredit kepada calon debitur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

kemungkinan resiko kredit bermasalah sejak dini oleh bank, mengingat

resiko muncul dari ketidakpastian.

Mamduh M. Hanafi ( 2006 : 18 ) memberikan pengertian

manajemen resiko adalah suatu sistem pengelolaan resiko yang dihadapi

oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai

perusahaan. Kemudian menurut Wiliam, Smith, & Young (dalam Mamduh

M. Hanafi, 2006 : 19 ), Manajemen resiko organisasi mempunyai elemen –

elemen berikut ini :

a) Identifikasi Misi : Menetapkan tujuan manajemen resiko.

b) Penilaian resiko dan ketidakpastian : Mengidentifikasi dan

mengukur resiko.

c) Pengendalian resiko : Mengendalikan resiko melalui diversifikasi,

asuransi, hedging, penghindaran dan lain – lain.

d) Pendanaan resiko : Bagaimana membiayai manajemen resiko

e) Administrasi program : Administrasi organisasi, seperti manual

dan sebagainya.

Page 43: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Definisi manajemen resiko yang dijelaskan Wargbug ( dalam

Mamduh M. Hanafi, 2006 : 18 ) adalah seperangkat kebijakan, prosedur

yang lengkap yang dipunyai organisasi untuk mengelola, memonitor dan

mengendalikan eksposur organisasi terhadap resiko.

Manajemen resiko bertujuan untuk mengelola resiko sehingga

organisasi bisa bertahan atau barangkali justru mengoptimalkan resiko.

Selain itu manajemen resiko organisasi juga bertujuan menciptakan sistem

atau mekanisme dalam organisasi sehingga resiko yang bisa merugikan

organisasi bisa diantisipasi dan dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai

perusahaan. Perusahaan seringkali secara sengaja mengambil resiko

tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik resiko tersebut.

Manajemen resiko menurut Kamus Perbankan adalah pengelolaan

berbagai bentuk resiko yang berhubungan dengan operasional bank sesuai

dengan prinsip kehati – hatian, guna mengontrol resiko pembiayaan yang

terdiri atas resiko kredit, resiko suku bunga, dengan cara cegah resiko

(hedging), finansial futures, dan batas atas suku bunga (interest rate caps),

tujuannya untuk mengendalikan biaya dana, anggaran biaya bunga dan

membatasi tekanan terhadap perubahan tingkat suku bunga.

Sedangkan menurut PD. BPR Bank Pasar Surakarta, Manajemen

resiko adalah suatu pendekatan sistematis yang mengidentifikai,

mengukur, memprioritaskan dan mengurangi resiko – resiko operasional.

Kemudian, menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko

Page 44: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

bagi Bank Umum. Penerapan manajemen resiko dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Meningkatkan Shareholder value.

2. Memberikan gambaran bagi pengelola bank mengenai

kemungkinan kerugian bank di masa yang akan datang.

3. Meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang

sistematis didasarkan atas ketersediaan informasi.

4. Mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian bank

yang dapat mempengaruhi permodalan bank.

Esensi dari penerapan manajemen resiko adalah kecukupan

prosedur dan metodologi pengelolaan manajemen resiko sehingga

kegiatan usaha bank tetap terkendali ( manageable ) pada batas / limit

yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Namun demikian

mengingat perbedaan kondisi pasar dan struktur, ukuran serta

kompleksitas usaha bank, maka tidak terdapat satu sistem manajemen

resiko yang universal untuk seluruh bank sehingga setiap bank harus

membangun sistem manajemen resiko sesuai dengan fungsi dan organisasi

manajemen resiko pada bank.

Dalam paper Internasional yang berjudul Risk Management

Practices Followed by the Commercial Banks in Pakistan oleh Afsheen

Shafiq and Mohamed Nasr ( 2009: 1), menyebutkan “the practice of Risk

Management is a measure that is used for identifying, analyzing and then

responding to a particular risk”, Yang dapat diartikan bahwa praktek

Page 45: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Manajemen Risiko adalah suatu praktek yang digunakan untuk

mengidentifikasi, menganalisis dan menanggapi risiko tertentu. Suatu

kerugian besar yang diderita perbankan belum tentu disebabkan oleh

kegagalan dalam manajemen resiko. Hal ini berarti suatu organisasi atau

perusahaan yang telah menerapkan manajemen resiko dengan sempurna

bukan berarti sudah bebas dari kemungkinan kerugian.

Juga disebutkan dalam jurnal manajemen resiko adalah salah satu

praktek yang paling penting untuk digunakan dalam organisasi terutama di

bank, untuk mendapatkan kepastian tentang keandalan operasi dan

prosedur yang diikuti.

Dalam jurnal internasional yang berjudul Credit risk management:

a survey of practices oleh Ali Fatemi dan Iraj Fooladi (2006:227), yaitu

”Shareholder value maximization requires a firm to engage in risk management practices only if doing so enhances the value of the firm and, by implication, its value to shareholders. This value enhancement can arise from one of three sources: (1) minimization of the costs of financial distress, (2) minimization of taxes and (3) minimization of the possibility that the firm may be forced to forego positive NPV projects, because it lacks the internally generated funds to do so (i.e. minimizing the probability of the occurrence of the under-investment problem).”

Hal ini menerangkan akan pentingnya praktek manajemen resiko

pada perusahaan. Manajemen resiko mampu meningkatkan nilai

perusahaan dan meminimalisasi biaya / kerugian yang akan ditanggung

oleh perusahaan.

Kemudian dalam jurnal internasional yang kedua dengan judul

Risk Management Practices of Islamic Banks of Brunei Darussalam oleh

Abul Hassan (2009:24), yaitu :

Page 46: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

“Since understanding risk and application of contemporary risk management techniques is a very important aspect, Islamic bank should give priority in the area of risk management practices.”

Kalimat di atas menjelaskan bahwa pada bank islam di Brunei

Darussalam juga menerapkan manajemen resiko sejak awal dikenalinya

resiko. Memahami resiko dan penerapan manajemen resiko merupakan

aspek yang paling penting.

Dalam penelitian ini resiko hanya terfokus pada manajemen resiko

kredit yang diterapkan pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta dan

penerapannya hanya dibatasi pada Kredit Usaha Mikro Kecil dan

Menengah ( UMKM ). Penerapan Manajemen Resiko Kredit UMKM di

PD. BPR Bank Pasar Surakarta Tahun 2009 berpedoman pada Peraturan

Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 yang pada

dasarnya dilakukan melalui proses – proses berikut ini :

a. Identifikasi Resiko

b. Evaluasi dan Pengukuran Resiko

c. Pengelolaan Resiko

5. Manajemen Resiko Kredit pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam

penyelenggaraan aktivitas kredit pasti akan muncul adanya resiko yaitu

resiko kredit. Resiko kredit ini apabila tidak dikelola secara baik maka

bisa menimbulkan gangguan pada aktivitas bank dan juga mampu

menimbulkan berbagai kerugian pada bank tersebut. Oleh karena itu,

Page 47: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan adanya manajemen resiko

kredit.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam memberikan pelayanan

kredit kepada nasabah juga telah menerapkan manajemen resiko kredit,

hal tersebut dilakukan agar aktivitas operasional bank khususnya di

bidang perkreditan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi

kemampuan bank untuk menyerap kerugian tersebut atau kelangsungan

usaha bank. Dalam menerapkan manajemen resiko PD. BPR Bank Pasar

Surakarta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/8/PBI/2003 pada tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen

Resiko bagi Bank Umum ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4292 ) yang pada

dasarnya dilakukan melalui proses – proses berikut ini :

a. Identifikasi Resiko Kredit

Proses penerapan manajemen resiko diawali dengan identifikasi

resiko. Tujuan dilakukannya identifikasi resiko adalah untuk

mengidentifikasi seluruh jenis resiko yang melekat pada setiap

aktivitas fungsional yang berpotensi merugikan bank. Organisasi

dibuat sadar akan resiko sehingga resiko dapat diantisipasi dan

dikelola dengan baik. Konsekuensi merugikan akan muncul apabila

resiko tersebut gagal untuk dikelola oleh organisasi. Identifikasi resiko

dilakukan untuk mengidentifikasi resiko – resiko apa saja yang

dihadapi oleh bank. Teknik untuk mengidentifikasi resiko dapat

Page 48: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dilaksanakan dengan menelusuri sumber resiko sampai terjadinya

peristiwa yang tidak diinginkan.

Sebagai usaha yang penuh resiko bank selalu menerapkan prinsip –

prinsip kehati-hatian, bank melakukan berbagai upaya pengamanan (

pembatasan ) terhadap timbulnya resiko kredit mulai dari permohonan

kredit sampai pada akhirnya kredit tersebut lunas. Sebelum

memberikan kredit, bank melakukan analisis kredit dengan seksama,

teliti dan cermat dengan didasarkan pada data yang aktual dan akurat

sehingga bank tidak akan keliru dalam mengambil keputusannya.

Demikian pula pemberian kreditnya juga harus didasarkan pada

penilaian yang jujur, objektif dan terlepas dari pengaruh yang bersifat

negatif oleh pihak – pihak yang berkepentingan dengan permohonan

kredit. Bank harus meyakini bahwa kredit yang akan diberikan

tersebut dapat dilunasi kembali pada waktunya oleh nasabah atau

debitur dan tidak berkembang menjadi kredit bermasalah atau kredit

macet.

Dalam proses identifikasi resiko untuk menentukan permohonan

kredit dari nasabah akan ditolak atau diterima maka harus diperhatikan

hal – hal sebagai berikut :

a) Prinsip – Prinsip Kredit

Prinsip- prinsip analisis kredit atau sering disebut 5C atau the five

of credit meliputi :

1) Character ( watak )

Page 49: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan

jika ingin memberikan kredit. Apabila debitur tidak jujur,

curang, maka kredit tidak akan berhasil tanpa perlu

memperhatikan faktor-faktor lainnya. Orang yang tidak jujur

ataupun curang akan selalu mencari jalan untuk mengambil

keuntungan. Seseorang yang buruk menjalankan bisnis tidak

diragukan lagi akan menjalankan bisnisnya dengan buruk, dan

hasilnya kredit akan mengandung resiko tinggi. Jika seseorang

tidak ingin membayar kembali kreditnya, kemungkinan ia akan

mencari jalan untuk menghindari membayar kembali. Untuk

itu, penilaian karakter debitur harus ditentukan sejak ia

memulai langkah pertama untuk mendapatkan pinjaman.

2) Capital ( modal )

Capital ( modal ) sangat berhubungan dengan kekuatan

keuangan dari si peminjam. Seseorang atau badan usaha yang

akan menjalankan usaha / bisnis sangat memerlukan modal

untuk memperlancar bisnisnya.

3) Capacity ( kemampuan )

Seorang debitur yang mempunyai karakter / watak baik akan

selalu berusaha untuk membayar hutangnya sesuai dengan

kurun waktu yang di tentukan. Debitur di nilai apakah

mempunyai kemampuan dalam membayar kewajibannya

(hutang) dalam kurun waktu yang sudah ditetapkan bersama.

Page 50: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kemampuan berasal dari pendapatan pribadi atau pendapatan

perusahaan apabila debitur berbentuk badan usaha.

4) Collateral ( jaminan )

Jaminan berarti harta kekayaan yang dapat diikat sebagai

jaminan guna menjamin kepastian pelunasan hutang jika

dikemudian hari debitur tidak melunasi hutangnya dengan

jalan menjual jaminan dan mengambil pelunasan dari hasil

penjualan harta kekayaan yang menjadi jaminan itu.

5) Condition of economy ( kondisi ekonomi )

Adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu

dimana kredit itu diberikan oleh bank kepada pemohon apakah

kondisi ekonomi pada kurun waktu kredit dapat mempengaruhi

usaha dan pendapatan pemohon kredit untuk melunasi

hutangnya.

b) Jaminan Kredit Bank

Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kreditnya akan

menyebabkan timbulnya kredit – kredit macet. Dimana kemacetan

kredit tersebut akan berimbas pada menurunnya kesehatan bank sebab

melumpuhkan kemampuan bank, misalnya dalam memenuhi

kewajibannya pada penyimpan dana. Sebab kemampuan bank untuk

membayar kembali simpanan dana masyarakat sangat tergantung pada

kemampuan para nasabah membayar kredit – kreditnya.

Page 51: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Ketidakmampuan pelunasan tersebut dapat ditutupi dengan adanya

jaminan kredit. Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank

dari kerugian yang diakibatkan oleh timbulnya resiko kredit macet.

Jaminan Pemberian Kredit juga berarti sebagai “Keyakinan bank

atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang

diperjanjikan.“

c) Pembatasan Pemberian Kredit

Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang

mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan

kelangsungan usaha bank. Namun mengingat sebagai lembaga

intermediasi, sebagian besar dana bank berasal dari dana masyarakat,

maka pemberian kredit perbankan banyak dibatasi oleh ketentuan

undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia.

UU Perbankan telah mengamanatkan agar bank senantiasa

berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan

usahanya, termasuk dalam memberikan kredit. Selain itu, Bank

Indonesia sebagai otoritas perbankan juga menetapkan peraturan-

peraturan dalam pemberian kredit oleh perbankan.

Salah satu penyebab dari kegagalan usaha bank adalah penyediaan

dana yang tidak didukung dengan kemampuan bank mengelola

konsentrasi penyediaan dana secara efektif. Dalam rangka mengurangi

potensi kegagalan usaha bank maka bank wajib menerapkan prinsip

kehati-hatian dalam pemberian kredit, antara lain dengan melakukan

Page 52: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

penyebaran (diversifikasi) portofolio penyediaan dana melalui

pembatasan penyediaan dana, baik kepada pihak terkait maupun

kepada pihak bukan terkait. Pembatasan penyediaan dana adalah

persentase tertentu dari modal bank yang dikenal dengan batas

maksimum pemberian kredit (BMPK). BMPK mendapatkan dasar

pengaturan dalam UU Perbankan. Pengaturan tersebut selanjutnya

dijabarkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia

(PBI) No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit

Bank Umum.

Tujuan ketentuan BMPK adalah untuk melindungi kepentingan

dan kepercayaan masyarakat serta memelihara kesehatan dan daya

tahan bank, dimana dalam penyaluran dananya, bank diwajibkan

mengurangi risiko dengan cara menyebarkan penyediaan dana sesuai

dengan ketentuan BMPK.

Suatu bank pada hakikatnya harus menganut asas “mengambil

resiko sekecil mungkin”. Resiko yang dimaksud adalah resiko

terhadap kemungkinan kredit itu tidak dapat dibayar kembali oleh

debiturnya. Resiko itu dibatasi antara lain bila suatu bank tidak terlalu

banyak memberikan kredit kepada debitur. Perlu adanya ketentuan

tentang penentuan batas maksimum pemberian kredit atau legal

lending limit yang harus dipatuhi oleh setiap bank.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/3/PBI/2005 tentang

Batas Maksimum Pemberian Kredit pada Bank Umum, Batas

Page 53: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Maksimum Pemberian Kredit yang selanjutnya disebut dengan BMPK

adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan

terhadap modal Bank. Penyediaan Dana adalah penanaman dana Bank

dalam bentuk:

a. kredit;

b. surat berharga;

c. penempatan;

d. surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali;

e. tagihan akseptasi;

f. derivatif kredit (credit derivative);

g. transaksi rekening administratif;

h. tagihan derivatif;

i. potential future credit exposure;

j. penyertaan modal;

k. penyertaan modal sementara;

l. bentuk penyediaan dana lainnya

b. Evaluasi dan Pengukuran Resiko Kredit

Langkah kedua setelah identifikasi resiko kredit yaitu evaluasi dan

pengukuran resiko kredit. Tujuan evaluasi resiko adalah untuk memahami

karakteristik resiko dengan lebih baik. Logikanya jika suatu resiko dapat

dipahami dengan lebih baik, maka resiko akan lebih mudah dikendalikan.

Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk mengukur resiko, hal ini

juga berkaitan dengan kualitas kredit.

Page 54: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Untuk menentukan apakah suatu kredit dikatakan bermasalah atau

tidak didasarkan pada kolektibilitas kreditnya. Kolektibilitas adalah

keadaan pembayaran pokok atau angsuran dan bunga kredit oleh debitur

serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut.

Kualitas kredit dapat digolongkan menjadi lima macam, sebagai

berikut :

a) Kredit Lancar

Digolongkan kredit lancar apabila suatu kredit memenuhi kriteria di

antaranya :

1. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu, dan

2. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai ( cash

collateral ).

b) Kredit Perhatian Khusus

Kredit yang digolongkan ke dalam kredit dalam perhatian khusus

apabila memenuhi kriteria di antaranya :

1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang

belum melampaui sembilan puluh hari, atau

2. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang

diperjanjikan, atau

3. Didukung oleh pinjaman baru

c) Kredit Kurang Lancar

Kredit yang digolongkan kedalam kredit kurang lancar apabila

memenuhi kriteria antara lain :

Page 55: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 90 hari, atau

2. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih

dari 90 hari, atau

3. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah,

atau

4. Dokumentasi pinjaman yang lemah.

d) Kredit Diragukan

Kredit yang digolongkan ke dalam kredit diragukan apabila memenuhi

kriteria antara lain :

1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 180 hari, atau

2. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari, atau

3. Terjadi kapitalisasi bunga, atau

4. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit

maupun pengikatan jaminan.

e) Kredit Macet

Kredit yang digolongkan ke dalam kredit macet apabila memenuhi

kriteria antara lain :

1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 270 hari, atau

2. Dari segi huku maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

Page 56: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kegiatan perkreditan adalah proses pembentukan asset bank untuk

memaksimalkan pendapatan atau keuntungan dan kredit merupakan risk

asset bagi sebuah bank. Hal ini dikarenakan asset bank dikuasai oleh

pihak luar bank yaitu debitur. Namun kredit yang diberikan kepada pihak

debitur mengandung resiko, yaitu resiko kredit tidak dapat kembali sesuai

yang diharapkan dengan tepat waktu berdasarkan kesepakatan bersama

yang tertuang dalam perjanjian kredit. Apabila hal tersebut tidak

dilakukan pembinaan dan pengawasan terus menerus akan berdampak

kerugian pada pihak bank atau sering disebut dengan kredit bermasalah

atau Non Performing Loan ( NPL ).

Pengertian kredit bermasalah menurut Bank Indonesia adalah

semua kredit dengan kategori b.3 sampai dengan kategori b.5 yaitu kurang

lancar, diragukan, dan macet. Ketiga kredit tersebut harus di tangani

sebagai kredit bermasalah.

c. Pengelolaan Resiko Kredit

Setelah analisis dan evaluasi resiko, langkah berikutnya adalah

mengelola resiko. Jika organisasi gagal mengelola resiko, maka

konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar.

a) Cara – cara pengelolaan resiko, antara lain :

1. Penghindaran, merupakan cara yang paling mudah dan aman.

Namun cara semacam ini tidak optimal sebab mau tidak mau

organisasi harus menghadapi dan mengelola resiko.

Page 57: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Di tahan ( Retention ), dalam beberapa resiko akan lebih baik

jika organisasi menghadapi sendiri resiko tersebut ( menahan

resiko atau risk retention )

3. Diversifikasi, berarti menyebar eksposur yang kita miliki

sehingga tidak terkonsentrasi hanya pada satu atau dua

eksposur saja. Sehingga jika terjadi kerugian pada satu aset,

kerugian tersebut diharapkan bisa dikompensasi oleh

keuntungan dari aset lainnya.

4. Transfer resiko,jika tidak ingin menanggung resiko tertentu,

kita bisa mentransfer resiko tersebut kepada pihak lain yang

lebih mampu menghadapi resiko tersebut.

Contoh : melalui perusahaan asuransi.

Perusahaan asuransi bersedia menanggung kredit yang

diakibatkan karena debitur meninggal dunia namun kredit yang

pernah dijalankan debitur semasa hidup termasuk kedalam

kategori kredit lancar.

5. Pengendalian resiko, dilakukan untuk mencegah atau

menurunkan probabilitas terjadinya resiko atau kejadian yang

tidak kita inginkan.

6. Pendanaan resiko, mempunyai arti bagaimana ”mendanai”

kerugian jika suatu resiko muncul.

b) Penyelamatan dan penyelesaian kredit oleh bank.

Page 58: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Aktivitas suatu bank tentunya dalam pemberian kredit pada

nasabah tidak pernah berkeinginan bahwa kredit yang telah diberikan

akan menjadi suatu kredit bermasalah atau paling parahnya yaitu

menjadi kredit macet. Oleh karena itu pihak bank selalu akan

melakukan segala upaya preventif yang mungkin dilakukan untuk

mencegah agar kredit yang diberikan tidak menjadi kredit bermasalah.

Namun, apabila hal itu tetap terjadi maka bank harus melakukan

upaya penyelamatan kredit.

Guna memperbaiki atau memperlancar kredit yang semula

tergolong bermasalah bahkan macet, bank melakukan tindakan

penyelamatan kredit agar kredit menjadi lancar. Bentuk dan

penyelamatan kredit dapat berupa :

1) Penjadwalan kembali ( rescheduling ), yaitu perubahan syarat

kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau

jangka waktu pembayarannya.

2) Pesyaratan kembali ( reconditioning ), yaitu perubahan

sebagian atau seluruh syarat kredit, yang tidak terbatas pada

perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau

persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan

maksimum saldo kredit – kredit.

3) Penataan kembali ( restructuring ), yaitu perubahan syarat –

syarat kredit yang menyangkut :

a. Penambahan dana bank dan atau

Page 59: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Konversi seluruh atau sebagian tunggukan bunga

menjadi kredit baru

c. Konversi seluruh atau sebagian kredit menjadi

penyertaan dalam perusahaan yang dapat disertai

dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan

kembali.

Apabila menurut pertimbangan bank, kredit yang bermasalah tidak

mungkin untuk diselamatkan dan menjadi lancar kembali melalui

upaya – upaya penyelamatan kredit sehingga pada akhirnya justru

menjadi macet maka bank akan melakukan tindakan – tindakan

penyelesaian kredit atau penagihan kredit. Penyelesaian atau

penagihan kredit bermasalah itu merupakan upaya bank untuk

memperoleh kembali pembayaran baik dari nasabah debitur dan atau

penjamin atas kredit bank yang telah menjadi bermasalah atau tanpa

melikuidasi agunannya.

Pelaksanaan perkreditan PD. BPR Bank Pasar Surakarta

berdasarkan Standart Operation Procedure yang ditetapkan. Hal ini

dijadikan pedoman untuk mengukur kinerja dan pelaksanaan kerja

terutama pelayanan perkreditan. Dalam melakukan aktivitas

penyaluran Kredit UMKM PD. BPR Bank Pasar Surakarta juga

menerapkan konsep manajemen resiko terutama manajemen resiko

kredit. Penerapan manajemen resiko kredit tersebut dilakukan

mengingat PD. BPR Bank Pasar dalam memberikan Kredit UMKM

Page 60: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

tentunya akan menghadapi resiko kredit yang jika tidak dikelola

dengan baik akan membahayakan kelangsungan dan eksistensi PD.

BPR Bank Pasar sendiri.

6. Faktor Intern dan Faktor Ekstern.

a. Faktor Intern Bank

Faktor Intern adalah faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses

penerapan manajemen resiko yang berasal dari intern (dari dalam)

perusahaan. Faktor intern mampu mendukung atau justru menghambat

jalannya penerapan manajemen resiko perusahaan. Adapun faktor

intern perbankan antara lain :

1. Penyelenggaraan analisis kredit kurang sempurna

2. Pimpinan bank terlalu agresif menyalurkan kredit

3. Lemahnya sistem pemantauan mutu kredit dan kredibilitas debitur

4. Campur tangan para pemegang saham berlebihan dalam proses

pengambilan keputusan kredit.

5. Pemberian kredit tambahan tanpa analisis kredit yang tajam dan

tanpa tambahan jaminan kredit.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses

penerapan manajemen resiko yang berasal dari ekstern (dari luar)

perusahaan. Faktor ekstern juga mampu mendukung ataupun

menghambat jalannya proses penerapan manajemen resiko

perusahaan. Adapun faktor ekstern perbankan antara lain :

Page 61: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1. Sumber pembayaran bunga dan pelunasan kredit kebanyakan

debitur adalah penghasilan tetap mereka. Oleh karena itu apabila

penghasilan tetap mereka terganggu biasanya pembayaran kredit

ikut terganggu.

2. Penurunan kondisi ekonomi moneter suatu negara atau usaha.

3. Bagi banyak perusahaan, penurunan kondisi ekonomi moneter

suatu negara atau usaha berdampak langsung pada menurunnya

hasil penjualan barang atau jasa yang mereka hasilkan.

Selanjutnya profitabilitas dan likuiditas keuangan mereka turun,

sehingga berpengaruh pula terhadap kemampuan membayar

pinjaman.

4. Bencana alam ( kebakaran, banjir, gempa bumi dan sebagainya )

5. Bencana alam akan merusak atau bahkan memusnahkan fasilitas

produksi yang dimiliki, sehingga produktivitas pun ikut terganggu.

6. Melemahnya kurs mata uang nasional terhadap mata uang asing.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

PD. BPR Bank Pasar Surakarta merupakan salah satu bank yang

memberikan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) khususnya

untuk wilayah Surakarta. Dalam aktivitasnya menyalurkan Kredit UMKM sudah

tentu PD. BPR Bank Pasar Surakarta akan menghadapi resiko yang dapat

menyebabkan kerugian pada bank. Salah satu resiko yang dihadapi adalah resiko

kredit dari aktivitas penyaluran Kredit UMKM. Untuk mencapai nilai perusahaan

sesuai dengan visi dan misi dan sebagai pendongkrak perekonomian dan

Page 62: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pembangunan Kota Surakarta, maka PD. BPR Bank Pasar Surakarta menerapkan

Manajemen Resiko guna mengelola resiko kredit yang muncul.

Manajemen resiko Kredit UMKM PD. BPR Bank Pasar Surakarta

diterapkan mulai dari awal pengajuan permohonan kredit sampai dengan kredit

tersebut lunas. Langkah – langkah penerapan proses manajemen resiko adalah

sebagai berikut :

1. Identifikasi Resiko

Identifikasi resiko dilakukan untuk mengidentifikasi resiko – resiko apa

saja yang dihadapi suatu aktifitas organisasi. Resiko yang akan dihadapi

oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam ruang lingkup penelitian ini

adalah resiko kredit UMKM.

2. Evaluasi dan Pengukuran Resiko

Tujuan evaluasi resiko adalah untuk memahami karakteristik resiko

dengan lebih baik ( mengetahui kualitas kredit ). Evaluasi yang lebih

sistematis dilakukan untuk “mengukur“ resiko.

3. Pengelolaan Resiko

Sebuah organisasi apabila gagal dalam mengelola resiko maka

konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar.

Apabila terdapat kredit bermasalah bahkan kredit macet maka harus

dilakukan langkah – langkah pembinaan, penyelamatan dan bahkan

penyelesaian kredit dengan peraturan yang telah ditetapkan di PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

Page 63: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Penerapan manajemen resiko Kredit UMKM pada PD. BPR Bank Pasar

Surakarta dilaksanakan dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan, yaitu

a) Visi PD. BPR Bank Pasar Surakarta

a. Melakukan usahanya berazaskan demokrasi ekonomi dengan prinsip

kehatian – hatian.

b. Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan

daerah di segala bidang.

c. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat.

b) Salah satu Misi PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Memberikan kredit dan melakukan pembinaan khususnya terhadap

pengusaha golongan ekonomi lemah.

Dalam menerapkan Manajemen Resiko Kredit, PD. BPR Bank Pasar

Surakarta menemui berbagai faktor peghambat dan faktor pendukung. Faktor

penghambat dan pendukung tersebut berasal dari dalam (intern) dan berasal dari

luar (ekstern) PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Faktor intern dan faktor ekstern

perlu juga diperhatikan dalam proses penerapan manajemen resiko kredit pada

PD. BPR Bank Pasar Surakarta karena faktor – faktor ini mempunyai peranan

dalam keberhasilan proses penerapan maanjemen resiko.

Untuk mempermudah penjelasan kerangka pikir tentang penerapan

manajemen resiko kredit bermasalah ( Non performing Loan / NPL ) pada Kredit

UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam penelitian ini, berikut gambar

kerangka pikir penelitian :

Page 64: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 2.1.

Kerangka Pemikiran Penerapan Manajemen Resiko

Kredit Bermasalah ( Non Performing Loan / NPL ) pada Kredit UMKM

di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

RESIKO KREDIT

Identifikasi Resiko

Evaluasi dan Pengukuran Resiko

Kredit Bermasalah (NPL)

Pengelolaan Resiko

Faktor

Pendukung:

- intern

- ekstern

Faktor

Penghambat

- intern

- ekstern

KREDIT UMKM

Page 65: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PD. BPR Bank Pasar Surakarta yang

beralamat di Jl. Brigjend Slamet Riyadi No. 73 Surakarta, pemilihan lokasi ini

didasarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta terdapat permasalahan –

permasalahan seperti yang akan penulis kaji dalam penelitian ini.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta memberikan layanan berupa Kredit

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ) yaitu memberikan

kredit yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan modal usaha baik usaha mikro, kecil maupun

menengah. Pemberian kredit UMKM ini sesuai dengan salah satu

bentuk kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mengembangkan perekonomian dan menggerakkan pembangunan

daerah. Hal tersebut nantinya juga akan meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Surakarta.

b. Pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta memungkinkan penulis

mendapatkan data – data yang diperlukan sesuai dengan

permasalahan yang ada. Penulis dapat mencari atau mendapatkan

data – data serta informasi yang penulis butuhkan dalam kajian

penelitian tentang Penerapan Manajemen Resiko Kredit

Page 66: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Bermasalah ( Non Performing Loan / NPL ) pada Kredit Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang memaparkan,

menafsirkan, dan menganalisis data yang ada. Penelitian deskriptif berusaha

menggambarkan secara terperinci terhadap gejala social seperti yang

dimaksudkan dalam permasalahan yang di teliti, sehingga hanya merupakan

penyingkapan fakta. Penelitian deskriptif biasanya untuk menjawab pertanyaan

bagaimana peristiwa itu terjadi.(Susanto, 2006;16)

C. Sumber Data

Data merupakan fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Sumber data

dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :

a. Data Primer, merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung

dari sumbernya ( Susanto, 2006;125-126 ).

b. Data Sekunder, yaitu informasi yang telah dikumpulkan pihak lain (

Susanto, 2006;126 ). Data sekunder ini berfungsi untuk melengkapi dalam

menganalisa serta untuk memperkuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

1. Wawancara

Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan percakapan yang

mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan para informan

Page 67: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan. Penulis juga

membuat pedoman wawancara agar informasi yang dikumpulkan

memiliki kapasitas yang cukup. Dalam penelitian ini, penulis melakukan

wawancara dengan pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta, antara lain:

a. Bapak Subito, SE. Selaku Kepala Satuan Pengawas Intern di PD.

BPR Bank Pasar Surakarta.

b. Bapak Sumariyono, SE. Selaku Kepala Sub Bagian Sumber Daya

Manusia di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

c. Bapak Purnadi, SE. Selaku Kepala Sub Bagian Pemasaran Kredit

UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

d. Ibu Sariwarni Penta, BSc. Selaku Kepala Bagian Umum dan

Sumber Daya Manusia di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

e. Ibu Dra. Estiningsih Pratiwi. Selaku Kepala Sub Bagian Umum

dan Kesekretariatan di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

f. Nasabah Kredit UMKM PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Jumlah informan dapat bertambah sesuai dengan terpenuhinya data dan

informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

2. Studi Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip

– arsip serta dokumen – dokumen yang ada pada berbagai instansi yang

terkait. Studi dokumentasi yang dipergunakan meliputi :

a. Arsip – arsip dan dokumen resmi yang terdapat di PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

Page 68: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Buku – buku dan peraturan perundangan yang menunjang.

3. Observasi

Teknik penelitian yang menggunakan pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala – gejala yang diteliti.

E. Validitas Data

Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian ini

diperlukan validitas data, yang merupakan jaminan bagi kemantapan

kesimpulan dan tafsir sebagai hasil penelitian, sehingga kesimpulan yang

diperoleh dapat di pertanggung jawabkan. Untuk menguji validitas data,

dalam penelitian menggunakan tehnik triangulasi. Triangulasi adalah

tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu ( Lexy Moleong, 2002 : 178 ). Dalam hal ini, triangulasi

yang digunakan adalah triangulasi sumber, yaitu membandingkan data

yang satu dengan data lain sejenis yang diperoleh dari sumber yang

berlainan.

F. Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dari sejak awal turun ke lokasi

melakukan pengumpulan data, dengan cara ’mengangsur atau menabung ’

informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya samapi terakhir

memberi interpretasi ( Hamidi dalam Susanto, 2006;142 ). Analisa data

kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan

kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses – proses yang terjadi

Page 69: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dalam lingkup setempat,sehingga dengan data kualitatif kita dapat

mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab

akibat lingkup pikiran orang setempat dan memperoleh penjelasan yang

banyak bermanfaat. Analisa data secara kualitatif diungkapkan dengan

model analisa data interaktif (H.B Sutopo, 2000:91), meliputi :

1. Reduksi data

Merupakan proses seleksi, membuat fokus, menyederhanakan dan

membuang hal – hal yang tidak penting dan mengatur data

sedemikian rupa. Proses ini berlangsung terus sepanjang

pelaksanaan riset, yang dimulai dari sebelum pengumpulan data

dilakukan.

2. Display data ( Penyajian data )

Merupakan suatu rangkaian informasi secara sistematis yang

memungkinkan penarikan suatu kesimpulan dapat diambil.

3. Penarikan simpulan

Merupakan muara dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif

terletak pada penggambaran atau penuturan tentang apa yang

berhasil kita mengerti berkenaan dengan sesuatu masalah yang

diteliti. Ini merupakan tahap pengambilan simpulan dari data yang

didapat dari lapangan.

Ketiga proses analisa data diatas dapat disajikan dalam bagan

berikut :

Page 70: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 3.1

Model Analisis Data

Sumber : (H.B Sutopo 2002 : 96)

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan

Page 71: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI.

1. SEJARAH UMUM PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA.

Bank Pasar Surakarta sebelum menjadi PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam

perjalanannya melalui beberapa proses atau tahapan terlebih dahulu.

Pada tanggal 16 Juni 1946 berdiri “ PEMERINTAH KOTA BESAR

SURAKARTA” yang mempunyai salah satu kantor antara lain bernama

“JAWATAN KEMAKMURAN”. Jawatan kemakmuran tersebut mempunyai

kantor bagian bernama “Penolong Modal Bakul Pasar” dengan jumlah 24 pasar

dan “Penolong Modal Bakul Kampung” yang saat itu ada 18 kelurahan. Pada

Tahun 1952 Jawatan Kemakmuran berganti nama menjadi KANTOR MODAL

RAKYAT oleh Dewan Pemerintah Daerah Sementara Kota Besar Surakarta.

Kemudian Tahun 1955 berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 1955 berubah nama

lagi menjadi KANTOR PERKREDITAN DAERAH.

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan daerah, pada

tahun 1975 keluar SK WALIKOTA No 144/KEP.75 Tanggal 28 Januari 1975

Kantor Perkreditan Daerah menjadi UNIT PERKREDITAN DAERAH ( UPD ).

Selanjutnya berdasarkan UU No 14 Tahun 1967 tentang Pokok – Pokok

Perbankan, pada tahun 1980 berdasarkan SK WALIKOTA No 580/10/I/1980

tanggal 13 November 1980 tentang “Anggaran Dasar Sementara PD. Bank Pasar”.

Pada tahun 1981 berdasarkan Instruksi Walikota No. 580/4/3/1980 tanggal 21

Page 72: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Februari 1981 muncul nama baru yaitu PERUSAHAAN DAERAH BANK

PASAR. Kemudian berdasarkan surat dari Direktur Jenderal Moneter dalam

Negeri No. S-5494/MD/1981 tanggal 7 Desember 1981 dikeluarkanlah IJIN

OPERASIONAL PD.BPR BANK PASAR dengan surat No. S-424/MK-11-1981

tanggal 7 Desember 1981.

Pada tahun 1982, diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1982

tanggal 26 April 1982 tentang Perusahaan Daerah Bank Pasar Kodya Dati II

Surakarta, yang artinya Perusahaan Daerah Bank Pasar berubah nama menjadi

PERUSAHAAN DAERAH BANK PASAR KODYA DATI II SURAKARTA.

Nama itu diundangkan dalam Lembaran Daerah Kodya Dati II Surakarta No. 30

tanggal 13 Oktober 1982 Seri D No.27 dan disahkan dengan Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 188.3/290/1982 tanggal 6

September 1982.

Dengan berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, PP

Nomor 71 tahun 1992 tentang BPR, dan Permendagri Nomor 4 tahun 1993

tentang PD. BPR, ada proses perubahan nama dari PD. Bank Pasar Kodya Dati II

Surakarta menjadi PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA. Adapun tahapnya

yaitu pada tahun 1992 tepatnya tanggal 2 Oktober 1992 dengan surat Direktur

Utama Bank Pasar No. 188.3/289/92 tanggal 2 Oktober 1992 kepada

Walikotamadya tentang ” Permohonan Perubahan Perda No. 4 Tahun 1982”,

namun sampai dengan tanggal 31 Maret 1996 belum / tidak terealisir.

Kemudian pada tanggal 5 Juni 1996 Direktur Utama Bank Pasar

menghadap dan melaporkan baik kepada Bapak Walikotamadya maupun kepada

Page 73: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Bapak Sekretaris Wilayah Daerah bahwa ” Perda No. 4 Tahun 1982” perlu segera

diubah guna menyesuaikan dan merealisasikan adanya Undang – Undang No. 7

tahun 1992 tentang Perbankan. Tanggal 10 Juni 1996 terdapat ”Pembahasan

Rencana Perda PD. BPR Bank Pasar Surakarta” dengan badan pengawas dan

bagian organisasi yang dipimpin langsung oleh Bapak Sekwilda. Selanjutnya pada

tanggal 10 Juli 1996 dengan surat Walikotamadya KDH Tk. II Surakarta kepada

Pemimpin DPRD Kodya Dati II Surakarta No. 188.3/931 tertanggal 10 Juli 1996

tentang ” Pembahasan Raperda tentang PD. BPR Bank Pasar Surakarta”.

Pada bulan Agustus 1996 diselenggarakan pembahasan Rencana Perda

tentang PD. BPR Bank Pasar Surakarta dengan Pansus DPRD Kodya Dati II

Surakarta dan penetapan persetujuan Dewan tentang Rencana Perda PD. BPR

Bank Pasar Surakarta. Kemudian pada bulan September 1996 terdapat penetapan

”Perda no. 12 Tahun 1996 tentang PD. BPR Bank Pasar Surakarta”. Dengan surat

Walikotamadya No. 188.3/2337 bulan September 1996 kepada Gubernur KDH

Tk. I Jawa Tengah perihal “Pengiriman Permohonan Pengesahan Perda No. 12

Tahun 1996 tentang PD. BPR Bank Pasar Surakarta”.

Tanggal 10 Mei 1997 ditetapkan pengesahan Perda No. 12 Tahun 1996

oleh Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah dengan Keputusan No. 188.3/107/97

tanggal 10 Mei 1997 dan tanggal 19 Mei 1997 terdapat pengiriman persetujuan

dengan surat Gubernur No. 188.3/3734 perihal “Persetujuan Perda No. 12 Tahun

1996 tentang PD. BPR Bank Pasar Surakarta” kepada Walikotamadya KDH Tk. II

Surakarta. Kemudian tanggal 27 Mei 1997 Perda No. 12 Tahun 1996

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kodya Dati II Surakarta No. 6 Seri D dan

Page 74: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Instruksi Walikotamadya KDH Tk. II Surakarta No. 002/2/1997 tanggal 17 Juni

1997 perihal “Untuk Melaksanakan Perda No. 12 tahun 1996 tentang PD. BPR

Bank Pasar Surakarta tanggal 01 Juni 1997”. Permohonan perubahan nama

menjadi ” PD. BPR Bank Pasar Surakarta” kepada Menteri Keuangan RI oleh

Direktur Utama Bank Pasar Surakarta dengan surat No. 580/155/1997 tanggal 20

Juni 1997.

Pada bulan Juni 1997 tepatnya tanggal 15 Juli 1997 Direktur Utama Bank

Pasar Surakarta mengajukan surat No. 580/183 perihal Permohonan Persetujuan

Usulan Rancangan Logo dan Stempel/Cap Dinas. Persetujuan perubahan nama

dari Menteri Keuangan RI dengan surat No. 188.3/002/1997 pada tanggal 12

Agustus 1997 dari ” PD. BPR Bank Pasar Kodya Dati II Surakarta” menjadi ” PD.

BPR Bank Pasar Surakarta” terhitung mulai tanggal 12 Agustus 1997. Kemudian

Persetujuan Walikotamadya KDH Tk. II Surakarta No. 580/1.189 tanggal 19

Agustus 1997 tentang ” Permohonan Usulan Rancangan Logo dan Stempel/Cap

Dinas PD. BPR Bank Pasar Surakarta”. Permohonan kepada Bapak

Walikotamadya KDH Tk. II Surakarta dengan surat No. 580/213 tanggal 30

Agustus 1997 untuk menetapkan dengan Keputusan Walikotamadya guna

melaksanakan Keputusan Menteri Dalam Negeri antara lain:

a) Kep. MENDAGRI NOMOR 60 TAHUN 1995 tentang DIREKSI DAN

DEWAN PENGAWAS.

b) Kep. MENDAGRI NOMOR 85 TAHUN 1995 tentang PEGAWAI PD.

BPR.

Page 75: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) Kep. MENDAGRI NOMOR 82 TAHUN 1997 tentang PEDOMAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA PD. BPR.

Untuk selanjutnya selain Perda Nomor 12 tahun 1996 sebagai landasan

operasional PD. BPR Bank Pasar Surakarta, Keputusan MENDAGRI tersebut

diatas telah ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Walikotamadya KDH Tk. II

Surakarta antara lain :

a) NOMOR 004 TAHUN 1997 tentang SUSUNAN ORGANISASI DAN

TATA KERJA PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA.

b) NOMOR 005 TAHUN 1997 tentang DIREKSI DAN DEWAN

PENGAWAS PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA.

c) NOMOR 006 TAHUN 1997 tentang PEGAWAI PD. BPR BANK PASAR

SURAKARTA.

2. KEADAAN FISIK DAN OPERASIONAL PD. BPR BANK PASAR

SURAKARTA.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta beralamat di Jl. Brigjend Slamet Riyadi

No. 277 Surakarta 57141, telepon (0271) 714025 dan (0271) 714167 Surakarta.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta yang sampai saat ini ditempati mempunyai

luas tanah 870 m² dengan sertifikat No. 73. Gedung ini memiliki dua lantai yang

dipergunakan untuk aktivitas sehari – hari dengan dilengkapi fasilitas – fasilitas

kantor pada umumnya yaitu tempat parkir, mushola, ruang nunggu nasabah serta

ruang kerja yang terdiri dari :

Page 76: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Lantai I : Front office, Costumer service, Teller service, ruang direktur,

ruang Transaction Processing, ruang marketing, ruang pertemuan,

ruang administrasi kredit.

Lantai II : Ruang direktur utama, ruang dewan pengawas, ruang bagian

umum, ruang satuan pengawas intern ( SPI ),ruang kredit, ruang

komputer.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta ruang lingkup wilayah kerjanya adalah

Kota Surakarta. Dalam rangka untuk memasyarakatkan dan mendukung kegiatan

operasionalnya, maka PD. BPR Bank Pasar Surakarta sampai saat ini telah

mempunyai 6 (enam) pos-pos pelayanan, yaitu:

1. Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Gedhe.

2. Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Legi.

3. Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Nongko.

4. Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Klewer.

5. Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Jongke.

6. Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Kadipolo.

3. VISI DAN MISI, TUJUAN POKOK & FUNGSI, DAN SUSUNAN

ORGANISASI BESERTA TUGAS & FUNGSI MASING – MASING

BAGIAN PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA.

a) Visi dan Misi

a. Visi PD. BPR Bank Pasar Surakarta seperti yang tertuang dalam

PERDA NO. 12 TAHUN 1996 BAB III Pasal 4 dan Pasal 5, yaitu :

Page 77: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1) Melakukan usahanya berazaskan demokrasi ekonomi dengan

prinsip kehati-hatian.

2) Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan daerah disegala bidang.

3) Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat.

b. Misi PD. BPR Bank Pasar Surakarta seperti yang tertuang dalam

PERDA NO. 12 Tahun 1996 BAB IV Pasal 6 dan Pasal 7, yaitu :

1) Merupakan salah satu alat kelengkapan otonomi daerah dibidang

keuangan / perbankan.

2) Menjalankan usahanya sebagai bank perkreditan rakyat sesuai

ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

3) Menyelenggarakan usaha menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka atau bentuk lain

yang dipersamakan dengan itu.

4) Memberikan kredit dan melakukan pembinaan khususnya terhadap

pengusaha golongan ekonomi lemah.

5) Melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan atau lembaga

keuangan lainnya.

6) Menjalankan usaha perbankan lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang – undangan

yang berlaku.

Page 78: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b) Tujuan Pokok dan Fungsi PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Sebagaimana telah diatur dalam PERDA No. 12 Tahun 1996 BAB III

Pasal 5, bahwa tujuan pokok dan fungsi didirikannya PD. BPR Bank Pasar

Surakarta adalah :

a. Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan daerah disegala bidang, dan

b. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat.

Yaitu dengan cara :

1) Menjalankan usaha penghimpun dana masyarakat dan

disalurkan kembali berupa pemberian kredit kepada

masyarakat khususnya para pedagang golongan ekonomi

lemah dengan cara mudah dan murah serta memberi bimbingan

/ pembinaan agar kredit yang diterima tersebut dapat

bermanfaat dan berhasil guna.

2) Dengan keberhasilan para pedagang golongan ekonomi lemah

tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

kepada Pemerintah Daerah dan pada gilirannya akan

meningkatkan taraf hidup mereka.

c) Susunan Organisasi.

Sesuai dengan Peraturan Direksi PD. BPR Bank Pasar Surakarta No. 02

Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PD. BPR Bank

Pasar Surakarta, organisasi PD. BPR Bank Pasar berbentuk Perusahaan

Page 79: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Daerah yang mempunyai susunan organisasi dari yang paling tinggi yaitu

Dewan Pengawas. Adapun susunan organisasi PD. BPR Bank Pasar

Surakarta adalah sebagai berikut :

Page 80: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 4.1

Susunan Organisasi

pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta

DEWAN PENGAWAS

DIREKSI

S P I

BAGIAN KREDIT

SUB BAG. PEMASARAN KREDIT PASAR

SUB BAG. PEMASARAN KREDIT UMKM

SUB BAG. PEMASARAN KREDIT PEGAWAI

SUB BAG. ANALIS & ADMINISTRASI

KREDIT

SUB BAG PENYELESAIAN

KD. BERMASALAH

BAGIAN OPS DAN DANA

SUB BAG. KAS DAN LOKET

SUB BAG PENGHIMPUN

DANA

SUB BAG PELAYANAN DAN

HUMAS

BAG UMUM & SDM

SUB BAG UMUM & KESEKRETARIATAN

SUB BAG AKUNTANSI & PELAPORAN

SUB BAG PENGEMBANGAN

SDM

Sumber: PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Page 81: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

a. Tugas dan Fungsi masing –masing bagian.

Adapun tugas dan fungsi masing – masing bagian tertuang dalam

Peraturan Direksi PD. BPR Bank Pasar Surakarta No. 02 Tahun 2008

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PD. BPR Bank Pasar

Surakarta, antara lain :

1. Dewan Pengawas.

Dewan pengawas mempunyai tugas menetapkan kebijakan umum,

melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap

PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Dewan Pengawas

mempunyai fungsi :

a) Penyusunan tata cara pengawasan dan pengelolaan PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

b) Pengawasan atas pengurusan dan pengelolaan PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

c) Penetapan kebijakan umum anggaran dan keuangan PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

d) Pembinaan dan Pengembangan PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

2. Direksi.

Direksi mempunyai tugas menyusun perencanaan, melaksanakan

koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional PD. BPR

Bank Pasar Surakarta. Direksi juga dapat mengadakan kerjasama

Page 82: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan pihak lain dalam upaya pengembangan PD. BPR Bank Pasar

Surakarta.

Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

direksi mempunyai fungsi :

a) Pelaksanaan manajemen PD. BPR Bank Pasar Surakarta

berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Dewan

Pengawas.

b) Penetapan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan

pengelolaan PD. BPR Bank Pasar Surakarta berdasarkan kebijakan

umum yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

c) Penyusunan dan penyampaian Rencana Kerja Tahunan dan

Anggaran PD. BPR Bank Pasar Surakarta kepada Walikota

melalui Dewan Pengawas yang meliputi kebijakan di bidang

organisasi, perencanaan, perkreditan, keuangan, kepegawaian

umum dan pengawasan untuk mendapatkan pengesahan.

d) Penyusunan dan penyampaian laporan bulanan PD. BPR Bank

Pasar Surakarta kepada Walikota melalui Dewan Pengawas.

e) Penyusunan dan penyampaian laporan tahunan yang terdiri

laporan lengkap kinerja bank dalam kurun waktu satu tahun yang

berisi Laporan Keuangan Tahunan dan Informasi umum serta

Laporan Keuangan Publikasi dalam rangka transparansi kondisi

keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 83: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

3. Satuan Pengawas Intern.

Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas membantu Direksi

melaksanakan pengawasan dan pembinaan kegiatan operasional PD.

BPR Bank Pasar Surakarta.

Satuan Pengawas Intern (SPI) dalam melaksanakan tugas sebagaimana

yang dimaksud diatas juga mempunyai fungsi :

a) Pengawasan dan Pembinaan atas pelaksanaan anggaran pendapatan

dan belanja PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

b) Pengawasan dan Pembinaan atas pelaksanaan penyelenggaraan

tata kerja dan prosedur dari seluruh unit organisasi maupun unit

pelayanan serta pengawasan keamanan dan ketertiban PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

c) Pelaksanaan audit atas administrasi keuangan, penggunaan dana

dan seluruh kekayaan milik PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

d) Pemeriksanaan dan Pengawasan terhadap hal – hal yang bersifat

khusus sehubungan dengan kegiatan operasional PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

e) Pemberi saran dan pertimbangan kepada Direksi.

4. Bagian Kredit.

Bagian kredit mempunyai tugas membantu Direksi merencanakan,

melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi

Page 84: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran

kredit.

Bagian Kredit dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, maka

juga mempunyai fungsi :

a) Pengkoordinasian, pengawasan, pengarahan serta pembinaan

terhadap kegiatan dan pelaksanaan tugas Sub Bagian di

bawahnya.

b) Perencanaan, pelaksanaan pemasaran kredit kepada masyarakat

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Pegawai dan Pensiuan.

c) Melaksanakan analisis kelayakan kredit dengan berpedoman pada

prinsip kehati-hatian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

meneruskan permohonan persetujuan kepada Direksi sesuai

dengan batas kewenangannya.

d) Pengkoordinasian, penyimpanan, pengelolaan, dan pengawasan

serta bertanggung jawab atas barang – barang jaminan, asuransi

kredit, dokumen kredit.

e) Pemeriksaan secara berkala terhadap semua debitur baru, debitur

lama, dan perpanjangan dalam rangka pembinaan untuk

kelancaran pengembalian kredit.

f) Penyusunan laporan secara bulanan meliputi perkembangan

pemasaran kredit, Kualitas Aktiva Produktif, pembentukan

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan lain – lain yang

diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 85: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

g) Pemberian pertimbangan kepada Direksi mengenai langkah –

langkah dan atau tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang

tugasnya.

5. Bagian Operasional dan Dana.

Bagian Operasioanl dan Dana mempunyai tugas membantu Direksi

merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi

kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah, penghimpun

dana.

Bagian Operasional dan Dana dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud diatas, juga mempunyai fungsi :

a) Pengkoordinasian, pengawasan, pengarahan serta pembinaan

terhadap kegiatan dan pelaksanaan tugas Sub Bagian dibawahnya.

b) Perencanaan, pelaksanaan pencatatan bukti akuntansi keuangan

dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan

berpedoman pada Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan

(PSAK), Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) dan

Sistem Informasi Debitur (SID).

c) Pelaksanaan, penyusunan dan pemantauan rencana kerja dan

anggaran.

d) Pelaksanaan dan pengaturan likuiditas untuk kelancaran

operasional PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Page 86: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

e) Perencanaan, pelaksanaan penghimpun dana dari pihak

ketiga/masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito dan atau

dalam bentuk lainnya.

f) Perencanaan, pelaksanaan pelayanan nasabah meliputi informasi

produk jasa bank, pelayanan kas dan loket, penyelesaian keluhan/

komplain nasabah dan pengaturan likuiditas PD. BPR Bank Pasar

Surakarta.

g) Perencanaan, pelaksanaan penyimpanan dokumen / bukti

akuntansi dan dokumen tabungan / deposito dan dokumen lainnya

milik nasabah sesuai dengan ketentuan berlaku.

h) Penyusunan laporan secara bulanan tentang perkembangan

penghimpun dana dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

i) Pemberian pertimbangan pada Direksi mengenai langkah-langkah

dan atau tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang

tugasnya.

6. Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia.

Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas

membantu Direksi merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan

dan mengevaluasi kegiatan yang berhubungan dengan bidang Umum

dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Page 87: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud

diatas, juga mempunyai fungsi :

a) Pengkoordinasian, pengawasan serta pembinaan terhadap kegiatan

dan pelaksanaan tugas staff Sub Bagian Umum dan Sumber Daya

Manusia yang menjadi bawahannya.

b) Penyeleggaraan surat menyurat dan kearsipan serta

mendistribusikan sesuai dengan disposisi dari Direksi.

c) Perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

dan atau inventaris kantor sesuai ketentuan yang berlaku.

d) Perencanaan pendistribusian perlengkapan/peralatan yang

dibutuhkan pegawai dalam rangka kelancaran tugas.

e) Perencanaan pengaturan jadwal rapat/pertemuan, upacara yang

diselenggarakan oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta maupun oleh

Pemerintah Kota Surakarta dan atau lembaga/organisasi lain.

f) Perencanaan, pengaturan jadwal jaga keamanan kantor PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

g) Perencanaan, pengaturan penggunaan barang – barang inventaris

untuk kepentingan PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

h) Merencanakan dan mempersiapkan segala keperluan yang

berhubungan dengan perjalanan dinas Direksi, Dewan Pengawas

maupun pegawai.

Page 88: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

i) Melakukan pencatatan dan pemeriksaan atas keberadaan dan

kelayakan barang-barang inventaris secara periodik sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

j) Merencanakan mengusulkan penghapusan bukuan atas aktiva tetap

dan barang inventaris khususnya terhadap barang inventaris yang

sudah tidak layak pakai, rusak, dan atau hilang.

k) Perencanaan, pelaksanaan pengadaan kebutuhan pegawai dan lain

– lain yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan

pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta dan keluarganya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

l) Perencanaan dan pengaturan disiplin pegawai, pendidikan dan

pelatihan pegawai dalam rangka peningkatan profesionalisme dan

kinerja PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

m) Perencanaan dan pengkoordinasian penilaian prestasi pegawai

dalam rangka pemberian penghargaan kepada pegawai.

n) Pengurusan perpajakan, asuransi dan pensiun untuk kepentingan

pegawai dan perusahaan.

4. PEGAWAI PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA.

Keberhasilan suatu organisasi dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggan atau nasabah sangat ditentukan oleh kinerja para pegawainya.

Sedangkan kinerja sendiri sangat tergantung pada responsivitas para pegawai

terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan nasabah. Responsivitas pegawai yaitu

Page 89: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menyangkut daya tanggap pegawai dalam mengetahui apa yang sebenarnya

dikehendaki oleh nasabah. Untuk mendukung kelancaran kegiatan organisasi

maka dibutuhkan pegawai yang handal dan berkompeten di bidangnya. Seperti

halnya di PD. BPR Bank Pasar Surakarta yang dalam menjalankan kegiatannya

tidak terlepas dari latar belakang pendidikan maupun keahlian (skill) yang

dimiliki pegawainya. Adapun jumlah pegawai pada PD. BPR Bank Pasar

Surakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2009

NO Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. S2 2 5, 13 %

2. S1 17 43, 59 %

3. D3 6 15, 38 %

4. SMA 12 30, 77 %

5. SMP 2 5, 13 %

JUMLAH 39 100 %

Sumber : PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta dapat dikatakan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Latar

belakang pendidikan di PD. BPR Bank Pasar Surakarta didominasi oleh

pendidikan S1, yakni sebanyak 17 orang dengan persentase 43, 59 %. Walaupun

tingkat pendidikan dapat dikatakan tinggi, namun pada kenyataannya di PD BPR

Bank Pasar Surakarta tingkat pendidikan tidak terlalu mempengaruhi tingkat

jabatan. Tingkat jabatan justru dipengaruhi oleh skill dan kemampuan serta

Page 90: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kemauan kerja pegawainya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa

pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta yang memiliki tingkat pendidikan tidak

terlalu tinggi namun justru mempunyai tingkat jabatan yang cukup tinggi. PD.

BPR Bank Pasar Surakarta selalu mengikutsertakan pegawainya dalam program

diklat atau training yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan skill para

pegawainya.

B. HASIL PENELITIAN.

Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan difokuskan kepada

pembahasan mengenai penerapan manajemen resiko kredit bermasalah (Non

Performing Loan / NPL) pada Kredit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di

PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta mempunyai tugas untuk membantu

masyarakat yang membutuhkan modal usaha, baik usaha mikro, usaha kecil

maupun usaha menengah melalui pemberian kredit yang di sebut Kredit

UMKM sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1982. Kredit

UMKM ini diberikan kepada masyarakat yang mempunyai tingkat

penghasilan yang rendah. Adapun tujuan pemberian kredit UMKM itu adalah

untuk membantu masyarakat yang kekurangan dana dalam mendirikan suatu

usaha dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat itu sendiri.

Pemberian kredit UMKM juga merupakan salah satu bentuk kebijakan

Pemerintah Kota Surakarta dalam mengembangkan perekonomian dan

menggerakkan pembangunan daerah. Hal tersebut nantinya akan

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Surakarta.

Page 91: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dalam aktivitasnya menyalurkan Kredit UMKM sudah tentu PD. BPR

Bank Pasar Surakarta akan dihadapkan pada dua hal yakni keuntungan dan

kerugian. Keuntungan diharapkan akan diperoleh dari laba atas bunga kredit

yang diperoleh dari nasabah Kredit UMKM apabila dalam pelaksanaan kredit

dapat berjalan dengan lancar. Namun apabila dalam pelaksanaan kredit tidak

dapat berjalan dengan lancar atau menjadi suatu kredit bermasalah bahkan

kredit macet maka PD. BPR Bank Pasar Surakarta dapat mengalami kerugian

dan apabila tingkat kerugian tersebut tidak mampu diserap oleh bank

kemudian mempengaruhi kesehatan bank maka tidak menutup kemungkinan

bank akan mengalami kebangkrutan.

Guna membatasi atau mengurangi kerugian akibat resiko kredit

tersebut, mengingat resiko tidak bisa untuk dihilangkan atau dihindari maka

PD. BPR Bank Pasar Surakarta menerapkan manajemen resiko kredit

bermasalah pada kredit UMKM. Penerapan manajemen resiko ini dimulai saat

calon nasabah mengajukan permohonan kredit UMKM sampai dengan kredit

UMKM itu lunas. Proses manajemen resiko kredit bank memang cukup

panjang dan saling berkesinambungan disetiap tahapannya. Mulai dari tahap

identifikasi resiko, evaluasi dan pengukuran resiko, dan pengendalian resiko.

Penerapan manajemen resiko NPL akan dijelaskan lebih rinci pada penjelasan

selanjutnya.

1. PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH

(NON PERFORMING LOAN / NPL) PADA KREDIT UMKM DI PD.

BPR BANK PASAR SURAKARTA.

Page 92: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam pemberian pelayanan kredit

UMKM kepada nasabah telah menerapkan manajemen resiko NPL. Hal ini

dilakukan agar resiko yang ditimbulkan oleh pemberian kredit UMKM

tersebut tidak membahayakan kesehatan bank ( kelangsungan usaha bank ).

Faktor kesehatan bank yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia adalah

dibawah 5 %, artinya Bank Indonesia mensyaratkan bahwa NPL (Non

Performing Loan, salah satu bagian dari NPL adalah Kredit Macet) tidak

boleh lebih dari 5 %. Apabila persentase NPL lebih dari 5 % maka PD. BPR

Bank Pasar Surakarta dapat dinyatakan sebagai bank bermasalah yang

kaitannya dengan masyarakat maka dapat diambil alih oleh LPS ( Lembaga

Penjamin Simpanan ).

Di PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam penerapan manajemen resiko

NPL telah membentuk bagian kredit yang bertugas mengelola manajemen

resiko. Didalam Bagian kredit tersebut ada yang menangani manajemen resiko

khusus pada Kredit UMKM, yaitu terdiri dari Sub Bagian Pemasaran Kredit

UMKM, Sub Bagian Analisis & Administrasi Kredit, serta Sub Bagian

Penyelesaian Kredit bermasalah. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut

tentang proses manajemen resiko di PD. BPR Bank Pasar Surakarta sebagai

berikut :

a. Identifikasi Resiko Kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Tahap pertama identifikasi resiko yang diterapkan oleh PD. BPR Bank

Pasar Surakarta adalah saat proses pengajuan permohonan kredit UMKM oleh

calon nasabah. Adapun kebijakan dan prosedur permohonan kredit UMKM yakni:

Page 93: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

a) Persyaratan Ijin usaha

1. Khusus untuk jumlah kredit diatas Rp. 25.000.000,- diwajibkan

melampirkan surat keterangan usaha, namun lebih di utamakan pada

verifikasi kebenaran usaha pemohon.

2. Kredit di atas Rp. 50.000.000,- wajib melampirkan SIUP/NPWP/TDP.

b) Tata cara pengajuan permohonan kredit UMKM :

1. Disampaikan secara tertulis dalam bentuk surat permohonan (form

tersedia)

2. Kelengkapan sebagaimana di isyaratkan pada Check List Permohonan

(Lampiran)

c) Analisis Kredit

Dalam melakukan analisa kredit selalu berpedoman pada Prinsip 5C atau

melakukan penilaian yang seksama terhadap debitur.

1. Pengajuan permohonan

2. Pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara dengan calon debitur

yang didukung verifikasi saat kunjungan. Pegawai analisis kredit

mendapatkan data – data calon debitur melalui wawancara dengan calon

debitur setelah mengajukan permohonan kredit terkait 5’C misal character

calon debitur tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pihak bank mendapatkan

debitur dengan iktikad baik. Pernyataan ini dapat didukung dengan

pernyataan yang diberikan oleh Bapak Subito, SE selaku Kepala Satuan

Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta, yakni :

” ... setelah formulir pengajuan sudah terisi lengkap maka akan diadakan wawancara untuk menilai debitur berdasarkan prinsip 5’C

Page 94: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

yaitu character, capital, capacity, collateral, dan condition of economy. Dari wawancara itu akan diketahui itikad dari debitur tersebut...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

3. Verifikasi data

Atas data yang telah diperoleh dari tahap analisis kredit maka wajib

dilakukan verifikasi atas kebenaran, kelengkapan, kewajaran, akurasinya

yang dapat diteliti dengan cara Cross Check dengan berbagai sumber

artinya pihak bank mencari kebenaran akan data yang diberikan calon

debitur, misalnya dengan survey langsung ke alamat calon debitur atau

dengan konfirmasi dengan tetangga pemohon (debitur) maksudnya pihak

bank akan bertanya – tanya mengenai calon debitur dengan tetangga

debitur. Hal ini dilakukan untuk menerapkan prinsip 5’C. Pernyataan ini

sesuai dengan pernyataan Bapak Subito, SE yaitu :

“ ....setelah surat – surat permohonan kredit dilengkapi langsung dilakukan analisis kredit yaitu pihak bank langsung terjun ke lapangan apakah data – data yang diberikan benar atau tidak...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

4. Perhitungan kelayakan permohonan kredit oleh analisis kredit.

Pemberian kredit lebih ditekankan pada kelayakan usaha / prospek usaha

yang akan dibiayai. Pihak bank akan menilai prospek jenis usaha yang

diajukan calon debitur, kalau usaha yang diajukan berprospek baik maka

akan disetujui, namun apabila jenis usaha yang diajukan kurang atau tidak

berprospek baik maka akan ditawarkan jenis –jenis usaha lain yang

mempunyai prospek baik atau permohonan akan ditolak. Kemudian

berdasar dari analisis kredit maka permohonan akan direalisasikan atau

Page 95: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

ditolak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Subito pada saat di

wawancarai, yakni :

”...pihak bank juga melihat prospek usaha yang diajukan atau yang akan BPR biayai ini bertujuan untuk melihat kira – kira jenis usaha yang diajukan apakah berprospek baik atau tidak. Kemudian dilakukan cross cek juga pada barang jaminan (agunan) yang disertakan. Intinya analisis kredit itu ada 3 inti pokok ya yaitu usaha ada, jaminan ada, trus kemampuan mengangsur juga ada...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Untuk mengetahui tingkat kemampuan untuk melunasi kewajiban atau

pengembalian kredit dari calon nasabah Kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta berikut analisis resiko oleh analisis kredit yang dilakukan berdasarkan

analisis 5C’s yang tujuannya agar diperoleh informasi mengenai iktikad baik dan

kemampuan membayar calon nasabah. Prinsip 5’C merupakan prinsip minimal

untuk bank umum dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta cukup menerapkan prinsip 5’C tersebut sudah

mampu menjaga kestabilan kesehatan bank. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Bapak Subito selaku Kepala Satuan Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta :

” BPR sudah menerapkan manajemen resiko mulai dari identifikasi yaitu dengan prinsip 5’C tadi, Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economy. Prinsip itu benar – benar dilakukan maksimal pada analisis kredit. Yang melakukan analisis kredit itu adalah bagian kredit. Jadi tidak semua pengajuan kredit itu direalisasi oleh BPR. Biar jumlah NPL nanti bisa ditekan seminimal mungkin agar tidak merugikan BPR sendiri kalau jumlah NPL-nya besar.” (Wawancara, 19 Januari 2011)

Adapun Penerapan prinsip 5’C adalah sebagai berikut :

a. Character

PD. BPR Bank Pasar Surakarta harus menggali informasi mengenai

karakter pemohon seperti watak, sifat, moral baik yang bersifat positif atau

Page 96: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

negatif dimana hal ini bertujuan agar pihak bank mengetahui apakah

pemohon tersebut mampu untuk mengembalikan kredit atau memenuhi

kewajibannya (Willingnes to pay). Apabila mampu, bank juga harus

menilai apakah pemohon tersebut mau untuk memenuhi kewajibannya.

Seseorang pemohon yang memiliki kemampuan terkadang sulit atau

enggan mengembalikan kredit tidak akan mendukung penilaian Character.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan Bapak Subito, yakni :

” ...pada tahap identifikasi resiko BPR harus benar-benar meneliti karakter seseorang yang mengajukan kredit tersebut. Agar nantinya pada proses pengembalian kredit dapat berjalan lancar. BPR juga selalu mengecek informasi pemohon melalui SID yaitu sistem informasi yang diperoleh dari bank-bank lain terkait karakter debitur apabila pemohon itu pernah melakukan kredit di bank-bank lain tersebut. Namun hanya sebatas kredit dibank saja, BPR tidak bisa mengecek karakter pemohon apabila melakukan kredit dikoperasi...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Aspek – aspek yang dinilai dalam Character, antara lain :

1) Tempat bekerja

2) Konsistensi

3) Kelengkapan dan validitas data

4) Pembayaran kolektif

5) Pengalaman dengan Bank biasanya di dapat pihak Bank dari SID

(Sistem Informasi Debitur)

6) Motivasi

7) Referensi

Adapun beberapa contoh point pertanyaan yang diberikan kepada calon

debitur pada saat analisis kredit untuk mengukur character, antara lain :

Page 97: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a) Bagaimana aktivitas calon debitur di masyarakat?

b) Apakah pembayaran listrik dan air selalu tepat waktu?

c) Apakah calon debitur selalu rutin mengikuti kegiatan

dimasyarakat?

b. Capacity

Loan Service mengadakan penilaian mengenai kemampuan pemohon

melunasi hutang. Aspek – aspek yang dinilai dalam Capacity, antara lain :

1) Pekerjaan

2) Pengalaman kredit

3) Sumber penghasilan selama jangka waktu kredit

4) Jumlah tanggungan keluarga

5) Pengalaman kerja

6) Pendidikan

7) Usia

Adapun beberapa contoh point pertanyaan yang diberikan kepada calon

debitur pada saat analisis kredit untuk mengukur Capacity, antara lain :

a) Apa usaha yang tengah ditekuni?

b) Sejak tahun berapa usaha didirikan?

c) Berapa omset usaha?

d) Dimana saja wilayah pemasaran usaha calon debitur? Apakah

wilayah pemasaran usaha debitur meningkat atau menurun?

c. Capital

Page 98: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Capital ( modal ) sangat berhubungan dengan kekuatan keuangan dari si

peminjam. Seseorang atau badan usaha yang akan menjalankan usaha /

bisnis sangat memerlukan modal untuk memperlancar bisnisnya.

Adapun beberapa contoh point pertanyaan yang diberikan kepada calon

debitur pada saat analisis kredit untuk mengukur Capital, antara lain:

a) Berapa modal awal usaha?

b) Bagaimana modal sekarang? Apakah mengalami peningkatan atau

penurunan?

c) Apabila modal usaha mengalami penurunan, apa penyebabnya?

d. Collateral

Barang – barang yang diserahkan pemohon kepada PD. BPR Bank Pasar

Surakarta sebagai Second Way Out ( Sumber pelunasan kedua ) bila

dikemudian hari terdapat kegagalan First Way Out. Artinya calon debitur

menyerahkan sumber pelunasan kedua (agunan) kepada pihak bank untuk

mengantisipasi apabila kredit yang telah diberikan menjadi kredit

bermasalah bahkan macet dikarenakan debitur tidak mampu

mengembalikan kredit yang mungkin karena kegagalan usaha atau

ketidakmampuan melunasi kewajiban. Di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

yang dapat dijadikan agunan adalah

1) BPKB sepeda motor,

2) BPKB mobil,

3) sertifikat rumah, dan

4) hak guna bangunan.

Page 99: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan Bapak Subito, SE selaku

Kepala Satuan Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Pernyataannya adalah sebagai berikut :

” Dalam pengajuan kredit, pemohon memang dwajibkan menyertakan agunan. Agunan adalah salah satu syarat pengajuan kredit. Agunan nantinya akan menjadi sumber pelunasan kredit kedua apabila kredit yang telah BPR berikan tidak lancar dan benar – benar macet. Agunan akan dijual dan digunakan untuk melunasi kreditnya kemudian sisanya akan dikembalikan kepada pemohon.” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Adapun beberapa contoh point pertanyaan yang diberikan kepada calon

debitur pada saat analisis kredit untuk mengukur Collateral, antara lain :

a) Bagaimana legalitas barang agunan?

b) Bagaimana status barang agunan?

c) Apabila agunan berupa tanah atau bangunan, apakah mempunyai

hak milik bangunan dan hak guna bangunan?

e. Condition of Economy

Prospek usaha pemohon kredit dinilai apakah bila terjadi kondisi ekonomi

yang buruk, usaha tersebut masih mampu bertahan atau tidak. Aspek yang

dinilai dalam Condition of Economy yakni prospek atau potensi usaha.

Terkait kondisi ekonomi, prospek atau potensi usaha sangat

mempengaruhi debitur dalam mengembalikan kredit. Apabila prospek

usaha baik, maka dalam pengembalian kredit tidak ada masalah karena

debitur mempunyai kemampuan ekonomi, namun apabila prospek usaha

buru akibat kondisi ekonomi maka muncul kemungkinan debitur

mempunyai masalah dalam mengembalikan kredit. Pada kredit usaha

Page 100: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

mikro kecil dan menengah, kondisi ekonomi yang buruk justru bisa

ditangani dengan baik. Seperti pernyataan Bapak Subito, selaku Kepala

Satuan Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta, yaitu :

”...biasanya kalau UMKM itu condition of economy-nya baik ya. Itu karena kalau seandainya kondisi ekonominya buruk,contohnya harga-harga pada naik, UMKM itu dengan sendirinya akan menaikkan harganya. Jadi itu sudah benar. Beda kalau usaha yang relatif besar, kalau kondisi ekonomi buruk justru yang usaha – usaha besar itu yang akan terancam karena tidak bisa sewaktu – waktu langsung menaikkan harga atau menurunkan harga...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Adapun beberapa contoh point pertanyaan yang diberikan kepada calon

debitur pada saat analisis kredit untuk mengukur Condition of economy,

antara lain :

a) Apabila terjadi lonjakan harga bagaimana upaya caoln debitur

untuk mengantisipasinya?

Berkaitan dengan cara penarikan angsuran kredit di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta khususnya Kredit UMKM dapat dilakukan dengan beberapa cara :

a. Tabungan.

Adalah sistem penarikan angsuran kredit yang di ambil dari tabungan

nasabah PD. BPR Bank Pasar Surakarta terkait kredit yang diajukannya.

b. Sistem Jemput Bola.

Adalah cara penarikan angsuran kredit yang dilakukan dengan mendatangi

langsung ke alamat debitur.

Berbagai cara penarikan angsuran kredit yang dilakukan PD. BPR Bank

Pasar Surakarta selain berfungsi sebagai manajemen resiko atas kejelasan

Page 101: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

pembayaran angsuran kredit juga berfungsi mempermudah nasabah kredit atas

pembayaran kredit yang dimilikinya.

Dengan melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan oleh PD. BPR Bank

Pasar Surakarta sebagai wujud untuk mengidentifikasi resiko dari kredit UMKM

oleh debitur. Dari identifikasi resiko terhadap pengajuan kredit UMKM tersebut

akan diperoleh dua hasil, yaitu :

a. Pengajuan Kredit Diterima, apabila dari hasil identifikasi resiko kredit

UMKM dianggap memenuhi kriteria yang ditetapkan PD. BPR Bank Pasar

Surakarta dan selanjutnya permohonan kredit akan di realisasikan.

b. Pengajuan Kredit di Tolak, apabila dari hasil identifikasi resiko kredit

UMKM dianggap tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

Untuk dapat memperjelas gambaran mengenai kredit di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta, berikut alur berkas permohonan kredit di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta.

Page 102: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar 4.2.

Alur Berkas Permohonan Kredit

Form Aplikasi Permohonan Terima Form Aplikasi Permohonan. Cek Aplikasi Permohonan & Verifikasi Data

Proses Wawancara

Analisis Kredit TOLAK TERIMA

Surat Tolakan

Persetujuan Direksi

Realisasi Kredit

Sumber : PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Page 103: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Berdasarkan gambar tersebut, alur permohonan kredit UMKM dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Calon pemohon Kredit UMKM akan menerima Form aplikasi permohonan Kredit

UMKM mengenai berbagai persyaratan permohonan Kredit UMKM dari petugas

layanan kredit. Selanjutnya petugas akan memberikan keterangan mengenai :

a. Produk kredit yang diminati

b. Cara pengisian formulir permohonan kredit

c. Data pendukung yang harus diserahkan

d. Biaya administrasi yang harus dilunasi

Setelah form aplikasi permohonan diisi calon pemohon secara lengkap disertai

dengan persyaratan – persyaratannya, form tersebut diserahkan kepada petugas

kredit selanjutnya akan dilakukan cek aplikasi permohonan dan verifikasi data

yang diantaranya meliputi :

a. Periksa kelengkapan isian formulir permohonan

b. Periksa kecukupan materai

c. Periksa letak tanda tangan diatas materai

d. Periksa kelengkapan dokumen inti permohonan sesuai cek list yaitu :

1) Kartu Tanda Penduduk Pemohon

2) Kartu Keluarga

3) Surat keterangan penghasilan

4) Surat keterangan bekerja

e. Kembalikan berkas apabila kekurangan data inti

Page 104: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

f. Periksa pendukung dokumen inti permohonan lainnya :

1) Surat nikah (bagi yang sudah/masih bersuami/istri)

2) NPWP pribadi ( untuk pemohon kredit di atas 50 juta)

Kemudian langkah selanjutnya adalah proses wawancara kepada pemohon yang

memenuhi syarat sesuai formulir. Setelah proses wawancara selesai, petugas

administrasi kredit melaksanakan kegiatan analisis kredit untuk menilai kelayakan

usahanya atau prospek usaha yang akan dibiayai. Dari hasil analisis data maka

akan disimpulkan apakah permohonan kredit akan direalisasikan atau akan

ditolak.

Berikut adalah jumlah pemohon kredit usaha mikro kecil dan menengah

beserta nominalnya pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Tabel 4. 2.

Jumlah Pemohon Kredit UMKM

PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Tahun 2009

NO BULAN JUMLAH PEMOHON (orang)

JUMLAH NOMINAL

1 Januari 12 Rp 122. 000. 000,00 2 Februari 13 Rp 89. 000. 000,00 3 Maret 12 Rp 101. 000. 000,00 4 April 5 Rp 75. 000. 000,00 5 Mei 10 Rp 177. 000. 000,00 6 Juni 16 Rp 215. 000. 000,00 7 Juli 9 Rp 82. 000. 000,00 8 Agustus 17 Rp 145. 500. 000,00 9 September 15 Rp 121. 000. 000,00 10 Oktober 14 Rp 101. 000. 000,00 11 November 13 Rp 214. 900. 000,00 12 Desember 8 Rp 151. 000. 000,00

Sumber : PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Page 105: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Jumlah pemohon diatas menunjukkan jumlah pemohon yang per bulannya

selalu berbeda – beda. Hal ini dikarenakan PD. BPR Bank Pasar Surakarta

memang tidak menargetkan jumlah pemohon per bulannya. Jumlah besar kecilnya

pemohon kredit tergantung dari banyak tidaknya pemohon yang tertarik atau

berkeinginan mencari kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Seperti yang

disampaikan oleh Bapak Subito, Selaku Kepala Satuan Pengawas Intern di PD.

BPR Bank Pasar Surakarta. Adapun pernyataannya sebagai berikut :

”Tiap bulannya memang jumlah pemohon kredit tidak sama karena memang di Bank Pasar sendiri tidak menargetkan berapa – berapa tiap bulannya. Jumlah pemohon ya di tentukan dari kemauan pemohon itu sendiri untuk mengajukan kredit.” (Wawancara, 19 Januari 2011)

Kemudian didukung dengan pernyataan dari Bapak Purnadi selaku

Kasubag Pemasaran Kredit UMKM memberikan pernyataan sebagai berikut :

” Jumlah per bulannya memang tidak sama karena pihak bank kan memang tidak bisa memaksakan pemohon untuk mengajukan kredit. Semua dari keinginan pemohon sendiri. Saat membutuhkan kredit baru mengajukan kredit.” (Wawancara, 19 Januari 2011)

Jumlah nominal juga tidak selalu sebanding dengan jumlah pemohon,

seperti pada bulan februari dan november. Walaupun jumlah pemohonnya sama

yakni 13 orang namun jumlah nominalnya tidak sama,yakni jumlah nominal 89.

000. 000 dibulan februari dan jumlah nominal 214. 900. 000 dibulan november.

Hal ini disebabkan jumlah kredit yang diajukan tidak selalu sama.

Sedangkan jumlah pemohon yang diterima dan ditolak pada PD. BPR

Bank Pasar Surakarta adalah sebagai berikut :

Page 106: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4. 3.

Jumlah Pemohon dan Realisasi Kredit UMKM

PD. BPR Bank Pasar Surakarta

Tahun 2009

NO BULAN JML PEMOHON

JML NOMINAL

DEBITUR DI

TOLAK

DEBITUR DI

TERIMA

JML NOMINAL REALISASI

1 Januari 12 Rp122.000.000,00 4 8 Rp 44.000.000,00

2 Februari 13 Rp 89.000.000,00 5 8 Rp 56.500.000,00

3 Maret 12 Rp101.000.000,00 3 9 Rp 45.000.000,00

4 April 5 Rp 75.000.000,00 2 7 Rp 48.500.000,00

5 Mei 10 Rp177.000.000,00 2 8 Rp 63.500.000,00

6 Juni 16 Rp215.000.000,00 7 9 Rp 39.300.000,00

7 Juli 9 Rp 82.000.000,00 2 7 Rp 32.500.000,00

8 Agustus 17 Rp145.000.000,00 11 6 Rp 22.500.000,00

9 September 15 Rp121.000.000,00 4 11 Rp 77.000.000,00

10 Oktober 14 Rp101.000.000,00 9 5 Rp 24.500.000,00

11 November 13 Rp214.900.000,00 4 9 Rp 25.800.000,00

12 Desember 8 Rp151.000.000,00 7 1 Rp 1.000.000,00

Sumber : PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa PD. BPR Bank Pasar Surakarta

sudah menerapkan prinsip 5’C dalam upaya penerapan manajemen resiko NPL

pada tahap identifikasi resiko kredit UMKM. Tidak semua pemohon yang

mengajukan kredit dapat disetujui atau terealisasi. Terlihat pada bulan Agustus,

pengajuan kredit berjumlah 17 orang dengan nominal Rp145.000.000,00 namun

hanya 6 orang yang terealisasi dengan jumlah nominal Rp22.500.000,00

Page 107: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Sebaliknya, pada bulan September, pengajuan kredit yang masuk ke PD. BPR

Bank Pasar Surakarta mencapai 15 orang dengan nominal Rp121.000.000,00

namun yang ditolak hanya 4 orang dan yang diterima sebanyak 11 orang. Besar

kecilnya jumlah debitur yang diterima sangat berkaitan dengan lulus tidaknya

calon debitur terhadap penilaian prinsip 5’C di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Subito selaku Kepala Satuan Pengawas

Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta :

” BPR sudah menerapkan manajemen resiko mulai dari identifikasi yaitu dengan prinsip 5’C tadi, Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economy. Prinsip itu benar – benar dilakukan maksimal pada analisis kredit. Yang melakukan analisis kredit itu adalah bagian kredit. Jadi tidak semua pengajuan kredit itu direalisasi oleh BPR. Biar jumlah NPL nanti bisa ditekan seminimal mungkin agar tidak merugikan BPR sendiri kalau jumlah NPL-nya besar.” (Wawancara, 19 Januari 2011)

Keberhasilan atau kegagalan dari penerapan manajemen resiko itu sendiri

bisa dilihat dari tanggapan – tanggapan nasabah atau pemohon kredit. Bapak

Abdul Hamid, salah seorang pemohon kredit yang telah selesai melaksanakan

wawancara memberikan pernyataan sebagai berikut :

” Tadi waktu di wawancara saya ditanya – tanya banyak lah tentang diri saya dan pengalaman kredit saya. Saya jawab jujur saja apa adanya, salah – salah nanti permohonan saya tidak direalisasi. Padahal saya berharap nanti bisa diterima permohonan kredit saya. Petugas tadi juga tanyanya sangat detail. Habis wawancara ini tadi saya diminta menunggu hasilnya nanti diterima apa ditolak nanti diberi tahu oleh pihak bank.” (Wawancara,19 Januari 2011) Dari pernyataan nasabah di atas dapat disimpulkan bahwa pihak bank

berusaha meneliti dengan secermat mungkin akan calon debitur yang mengajukan

permohonan kredit melalui salah satu cara yakni wawancara mendetail dalam

Page 108: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

tahap analisis kredit oleh analis kredit kaitannya dengan penerapan identifikasi

resiko.

Penerapan manajemen resiko dalam tahap identifikasi resiko oleh PD.

BPR Bank Pasar Surakarta yang berjalan lancar dan sesuai prosedur dapat

mendukung dan mempermudah tahap selanjutnya, yakni Tahap Evaluasi dan

Pengukuran Resiko Kredit.

b. Evaluasi dan Pengukuran Resiko Kredit Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Setelah tahap identifikasi resiko dilakukan maka akan diketahui pengajuan

kredit UMKM tersebut diterima atau ditolak. Kredit yang ditolak tidak lagi

mengandung resiko sehingga penerapan manajemen resiko sudah berhenti.

Namun untuk kredit yang telah disetujui atau terealisasi maka kredit tersebut

selanjutnya akan mengandung resiko yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, perlu

dilakukan tahap evaluasi dan pengukuran resiko untuk kredit UMKM yang

terealisasi tersebut.

Tahap evaluasi dan pengukuran resiko kredit ini bertujuan untuk

mengetahui kualitas dari kredit itu sendiri apakah termasuk dalam kredit lancar

atau justru termasuk kredit bermasalah / NPL. Pada Bank Umum, kualitas kredit

awalnya dibedakan atas 2 kelompok yaitu kredit lancar dan kredit bermasalah.

Kredit lancar dibagi menjadi dua yaitu kredit lancar dan kredit perhatian khusus,

kemudian kredit bermasalah terbagi menjadi tiga yaitu kredit kurang lancar, kredit

Page 109: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

diragukan dan kredit macet. Sehingga secara keseluruhan kualitas kredit

dibedakan atas 5 (lima) kelompok.

Namun dalam BPR, kualitas kredit hanya dibedakan menjadi 4 (empat)

kelompok saja, antara lain : kredit lancar, kredit kurang lancar, kredit diragukan,

dan kredit macet. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak

Subito, selaku Kepala Satuan Pengawas Intern. Pernyataannya adalah sebagai

berikut :

”Kualitas kredit memang di bagi menjadi lima yaitu kredit lancar, kredit perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. Namun itu kualitas kredit yang ada di bank umum, kalau di BPR sendiri cuma ada empat kualitas kredit, yaitu kredit lancar, kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.” (Wawancara, 19 Januari 2011)

Berdasarkan pernyataan Bapak Subito, SE peraturan dan kebijakan yang

ada di PD. BPR Bank Pasar Surakarta mengenai kualitas kredit masing – masing

mempunyai kriteria – kriteria yang berbeda. Kriteria dan penggolongan kualitas

kredit adalah sebagai berikut :

1. Kredit Lancar.

Dikategorikan sebagai kredit lancar apabila memenuhi kriteria yaitu

pembayaran tidak terdapat tunggakan baik pembayaran angsuran pokok

dan atau bunga yang tidak lebih dari 3 kali angsuran.

2. Kredit Kurang Lancar.

Dikategorikan sebagai kredit kurang lancar apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut :

Page 110: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

a. Pembayaran terdapat tunggakan baik pembayaran angsuran pokok

dan atau bunga yang lebih dari 3 kali angsuran namun tidak lebih

dari 6 kali angsuran, atau

b. Telah jatuh tempo yang tidak lebih dari 1 bulan.

3. Kredit Diragukan.

Dikategorikan sebagai kredit diragukan apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Pembayaran terdapat tunggakan baik pembayaran angsuran pokok

dan atau bunga yang lebih dari 6 kali angsuran dan tidak lebih dari

12 kali angsuran, atau

b. Kredit telah jatuh tempo yang lebih dari 1 bulan namun tidak lebih

dari 2 bulan.

4. Kredit Macet.

Dikategori sebagai kredit macet apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Pembayaran terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga

lebih dari 12 kali angsuran, atau

b. Telah jatuh tempo lebih dari 2 bulan.

Kualitas kredit sangat berkaitan dengan faktor kesehatan bank. Prosentase

kesehatan bank yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia adalah dibawah 5 %.

Dengan kata lain prosentase NPL tidak boleh melebihi 5 %. Yang artinya apabila

prosentase NPL melebihi 5 % maka PD. BPR Bank Pasar Surakarta dianggap

Page 111: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

bank bermasalah yang kaitannya dengan masyarakat maka dapat diambil alih oleh

LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).

Secara tehnis proses kerja PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam

melaksanakan tahap evaluasi dan pengukuran resiko kredit UMKM berdasarkan

pernyataan yang telah disampaikan oleh Bapak Subito, SE yaitu :

”... kalau dana sudah dicairkan maka bulan berikutnya tentu debitur harus mengangsur seperti yang sudah di sepakati. BPR akan mendatangi langung ke alamat debitur untuk menagih. Dari angsuran – angsuran yang debitur lakukan akan dapat melihat kualitas dari kredit itu sendiri. Seperti contohnya kalau angsuran dilaksanakan terus dengan lancar maka disa dikategorikan kredit lancar. Kemudian apabila angsuran mogok lebih dari 3 kali angsuran dapat dikategorikan kurang lancar dan sebagainya...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Melalui tahap evaluasi dan pengukuran resiko kredit inilah suatu kredit

dapat diketahui termasuk ke dalam kualitas kredit lancar, kredit kurang lancar,

kredit diragukan atau kredit macet. Serangkaian kegiatan diatas tadi mempunyai

peranan penting dalam pelaksanaan operasional bank dikarenakan keuntungan

yang utama yang didapat oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta diperoleh dari

kegiatan kredit, yakni bunga yang didapat dari pelayanan kredit tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PD. BPR Bank Pasar Surakarta

tentang perkembangan kolektibilitas bank tahun 2009, dapat diketahui hasil dari

evaluasi dan pengukuran resiko kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta,

yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.4. Penggolongan Kolektibilitas per 3 bulan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah

PD. BPR Bank Pasar Surakarta Tahun 2009

NO. KOLEKTIBILAS BULAN

Page 112: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

MARET (dalam ribuan)

JUNI (dalam ribuan)

SEPTEMBER (dalam ribuan)

DESEMBER (dalam ribuan)

1. Kredit Lancar 1. 241. 820 1. 364. 159 1. 333. 920 1. 196. 660 2. Kredit Kurang

Lancar 62. 030 34. 972 26. 106 17. 441

3. Kredit Diragukan 12. 330 15. 332 20. 126 16. 243

4. Kredit Macet 726. 914 452. 311 410. 716 342. 991 Total 2. 043. 094 1. 866. 774 1. 790. 868 1. 573. 335

Sumber : PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Berdasarkan data diatas sebagian besar debitur kredit Usaha Mikro Kecil

dan Menengah termasuk ke dalam kredit lancar, yakni bulan maret jumlah

nominal kredit lancar ada 1. 241. 820 dari total nominal 2. 043. 094 atau

persentase kredit lancarnya ada 60,8 %. Kemudian di bulan juni, jumlah nominal

kredit lancar yaitu 1. 364. 159 dari total jumlah nominal 1. 866. 774 atau

persentase kredit lancarnya 73 %. Bulan september, jumlah nominal kredit lancar

berjumlah 1. 333. 920 dari jumlah total nominal bulan september 1. 790. 868 atau

persentase kredit lancar 74 %. Pada bulan desember, jumlah nominal kredit lancar

ada 1. 196. 660 dari total nominal kolektibilitas bulan desember yakni 1. 573. 335

atau persentase kredit lancar 76 %.

Apabila di lihat dari data di atas pada tahun 2009, tiap per 3 bulannya

jumlah nominal pada kredit lancar mengalami kenaikan dan penurunan, yakni

pada bulan juni kredit lancar mengalami kenaikan 12 % dari bulan sebelumnya

yakni bulan maret. Bulan september juga mengalami kenaikan persentase kredit

lancar sebesar 1 %. Kemudian pada bulan desember juga mengalami kenaikan

persentase kredit lancar yakni 2 %.

Berdasarkan data di atas, tiap per 3 bulannya jumlah persentase kredit

lancar selalu mengalami kenaikan dan jumlah persentase kredit macet selalu

Page 113: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

mengalami penurunan. Yakni pada bulan maret persentase kredit macet sebesar

35,6 %. Pada bulan juni persentase kredit macet sebesar 24 %. Pada bulan

september persentase kredit macet sebesar 23 %. Dan pada bulan desember

persentase kredit macet terkecil dari per 3 bulan sebelumnya yakni hanya sebesar

21 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Subito, SE selaku Kepala Satuan

Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta, yakni :

” ...kredit macet di BPR Bank Pasar ini tiap bulannya mengalami penurunan. Ini bisa kita lihat dari jumlah nominal bulan desember yang merupakan bulan terakhir di tahun 2009, jumlahnya merupakan paling sedikit di antara bulan – bulan yang lain...”( Wawancara, 25 Januari 2011) Dari keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa menerapan manajemen

resiko kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta dapat dikatakan cukup

sehat. Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Bapak Subito, SE, adalah

”...penerapan manajemen resiko itu kan ada 4 kategori ya yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Nah, pada BPR Bank Pasar penerapan manajemen resiko kreditnya dapat dikatakan cukup sehat ini bisa dilihat dari data – data yang ada...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Menurut data dan fakta yang ada, proses evaluasi dan pengukuran resiko

kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta telah berjalan dengan lancar sehingga

mampu menjadi dasar dalam proses selanjutnya dan merupakan proses terakhir

pada penerapan manajemen resiko yaitu tahap pengelolaan resiko kredit

bermasalah atau NPL.

c. Pengelolaan Resiko Kredit UMKM oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

Setelah melalui tahap identifikasi resiko NPL dan tahap evaluasi &

pengukuran resiko NPL pada kredit UMKM, tahap selanjutnya adalah

Page 114: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pengelolaan resiko NPL. Jika suatu organisasi khususnya bank tidak mampu

mengelola resiko yang timbul dari pemberian kredit maka akan menimbulkan

suatu masalah yang besar dan sangat berdampak pada kelangsungan operasional

bank atau kesehatan bank itu sendiri. Oleh karena itu pada tahap pengelolaan

resiko ini harus dilaksanakan secara seksama agar mampu mengelola resiko yang

nantinya tidak akan membawa dampak negatif pada kesehatan bank.

Pada kredit bermasalah perlu diupayakan penanganan yang benar dan

tepat. Adapun upaya pengelolaan resiko kredit bermasalah atau NPL dapat

dilakukan dengan cara pembinaan kredit dan penyelamatan kredit.

1) Pembinaan Kredit Bermasalah /NPL Pada Kredit UMKM di PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

Pembinaan kredit dilakukan oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta bertujuan

untuk mengingatkan debitur terhadap kewajiban membayar angsuran sekaligus

melakukan penagihan. Berdasarkan pernyataan dari Bapak Subito, SE, pembinaan

kredit yang dilakukan oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Penagihan.

Dalam rangka untuk mengembalikan kredit dengan lancar, maka pihak

bank bersedia melakukan penagihan langsung ke alamat debitur (sistem

jemput bola) yang sudah diinformasikan pada saat pemberitahuan kredit

yang diterima. Penagihan ini bertujuan agar mempermudah debitur dalam

memenuhi kewajibannya. Sehingga hal ini juga mampu menjaga loyalitas

nasabah kepada PD. BPR Bank Pasar Surakarta yang senantiasa

Page 115: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

mengedepankan sistem kekeluargaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

dari Bapak Subito, SE yaitu :

“...BPR Bank Pasar ada pegawai khusus yang melakukan penagihan langsung ke alamat debitur. Ini untuk memudahkan debitur untuk membayar angsuran pokok dan atau bunga. Jadi antara pihak bank dan debitur saling bekerja sama...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

2. Pengiriman Surat Tagihan ke Alamat Debitur.

Adalah upaya pembinaan kredit oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta

dengan cara pihak bank mengirimkan surat yang mengingatkan debitur

akan kewajibannya membayar angsuran sesuai dengan perjanjian di awal

kredit. Hal ini dimaksudkan agar debitur bisa membayar kewajibannya

tepat pada waktunya. Pernyataan diatas sesuai dengan pernyataan yang

diberikan Bapak Subito, yakni :

”...beberapa hari sebelum tanggal wajib membayar, pihak bank akan mengirimkan surat untuk mengingatkan agar debitur tidak terlambat membayar atau memenuhi kewajibannya...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

3. Memberikan Surat Peringatan.

Adalah upaya penyelesaian kredit oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta

dengan cara mengirimkan surat yang berisi peringatan yang bertujuan agar

debitur mau dengan segera untuk membayar angsuran kredit.

2) Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah / NPL pada Kredit

UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam kegiatannya pemberian kredit tidak

pernah mengharapkan kalau kredit yang diberikan pada debitur nantinya akan

Page 116: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

menjadi kredit bermasalah bahkan menjadi macet. Oleh karena itu, pihak PD.

BPR Bank Pasar Surakarta selalu melakukan upaya preventif untuk mencegah

agar kredit yang diberikan tidak menjadi kredit bermasalah atau macet. Namun,

apabila hal tersebut benar – benar terjadi maka bank harus melakukan upaya

penyelamatan kredit.

Guna memperbaiki atau memperlancar kredit yang semula tergolong

kredit kurang lancar atau bahkan macet, bank melakukan tindakan penyelamatan

kredit agar menjadi lancar. Penyelamatan kredit merupakan suatu langkah

penyelamatan kredit melalui perundingan kembali antara kreditur dengan debitur

dengan memperingan syarat – syarat kredit tersebut, penyelamatan kredit ini

dilakukan agar debitur memiliki kemampuan kembali untuk menyelesaikan

kreditnya. Jadi tahap penyelamatan kredit kredit di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta belum memanfaatkan lembaga hukum karena debitur dianggap masih

kooperatif dan prospek usaha masih feasible. Penyelamatan kredit dengan cara ini

disebut Restrukturisasi Kredit.

Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor : 580/003/Kpts/VI/2008 tentang

Pedoman Perkreditan dan Restrukturisasi Kredit tanggal 2 Juni 2008,

Restrukturisasi kredit adalah usaha bank untuk mencegah kemungkinan timbulnya

kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancar melalui pengelolaan

hubungan dengan debitur. Restrukturisasi kredit dilakukan dengan :

1. Melakukan penilaian sampai sejauh mana potensi usaha debitur dapat

mendukung penyelesaian kewajibannya kepada bank.

Page 117: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

2. Menyusun beberapa alternatif strategi dan menetapkan sebagai

penyelamatan.

3. Melakukan pemantauan usaha penyelamatan kredit.

4. Mengevaluasi hasil.

Kemudian langkah restrukturisasi bertujuan untuk menentukan alternatif

strategi penyelamatan, yaitu strategi untuk meneruskan hubungan atau

memutuskan hubungan dengan debitur. Adapun langkah strateginya adalah

sebagai berikut :

1. Pemutusan Hubungan Dengan Debitur.

Pemutusan hubungan dilakukan antara lain mendesak debitur untuk segera

melunasi kreditnya, terutama bagi debitur – debitur dengan kriteria sebagai

berikut :

a. Usaha masih ada namun prospek tidak baik dan atau usaha sudah

tutup / pailit.

b. Karakter debitur dinilai kurang baik.

2. Penerusan Hubungan Dengan Debitur.

Dilakukan terhadap debitur – debitur dengan kriteria sebagai berikut :

a. Usaha masih ada dan memiliki prospek baik.

b. Karakter debitur dinilai baik.

Sedangkan cara retrukturisasi kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta,

antara lain:

1. Penjadwalan kembali.

Page 118: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

a. Penjadwalan kembali kredit adalah penjadwalan kembali kredit

dengan melakukan perubahan jangka waktu pelunasan, jumlah

setoran pelunasan dan atau pembayaran bunga kredit.

b. Dasar pertimbangan : kondisi usaha debitur masih berjalan dan

berprospek baik, namun tingkat kemampuan debitur membayar

angsuran pokok/bunga lebih kecil dibandingkan dengan skedul

angsuran yang telah ditetapkan.

2. Persyaratan kembali.

a. Persyaratan kembali kredit adalah perubahan persyaratan kredit

dengan persyaratan baru, seperti mengubah persyaratan kredit

menjadi lebih ringan, kapitalisasi bunga tunggakan, penundaan

pembayaran bunga, penurunan suku bunga kredit, pembebasan

bunga, dan lain –lain.

b. Dasar pertimbangan : kondisi usaha debitur masih berjalan dan

berprospek baik, namun debitur kesulitan likuiditas, karena modal

kerja yang banyak mengendap pada piutang, proyek yang dibiayai

belum menghasilkan, manajemen modal kerja kurang tepat, dan

lain – lain.

3. Penataan kembali.

a. Penataan kembali kredit adalah penataan kembali fasilitas kredit

dengan memberikan tambahan kredit, tambahan modal dari

pemilik, dan lain – lain.

Page 119: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

b. Dasar pertimbangan : kondisi usaha debitur masih berjalan dan

berprospek baik, namun debitur kesulitan modal kerja karena

hutang dagang terlalu besar, meningkatnya pembelian bahan baku /

barang dagangan untuk memenuhi permintaan dasar yang cukup

besar, dan sebagainya.

Kemudian berdasarkan Keputusan Direksi Nomor : 580/003/Kpts/VI/2008

tentang Pedoman Perkreditan dan Restrukturisasi Kredit tanggal 2 Juni 2008,

upaya – upaya penyelesaian kredit bermasalah anatara lain :

a. Melakukan pendekatan kepada debitur agar mencari sumber lain untuk

pelunasan kreditnya.

b. Mendesak debitur untuk menjual barang jaminan dan hasilnya

digunakan untuk menyelesaikan kreditnya.

c. Mendesak debitur untuk menjual aset lain yang dimiliki guna

pelunasan kreditnya.

d. Kerjasama dengan Lembaga Hukum.

Pihak PD. BPR Bank Pasar Surakarta juga menjalin kerjasama dengan

berbagai lembaga hukum untuk memperlancar kredit yang bermasalah

atau memperlancar pengembalian angsuran kredit baik angsuran

pokok maupun bunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak

Subito, SE selaku Kepala Satuan Pengawas Intern di PD. BPR. Bank

Pasar Surakarta,

”...upaya penyelesaian kredit oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta dengan cara melibatkan dengan berbagai instansi dalam penagihan angsuran demi lancarnya pengembalian kredit, seperti bekerja sama dengan KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Page 120: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Lelang), kejaksaan, pengacara dan sebagainya...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Apabila menurut pertimbangan bank kredit yang bermasalah tidak

mungkin untuk diselamatkan dan menjadi lancar kembali melalui upaya – upaya

penyelamatan kredit sehingga pada akhirnya justru menjadi macet maka bank

akan melakukan tindakan – tindakan penyelesaian atau penagihan kredit

bermasalah itu merupakan upaya bank untuk memperoleh kembali pembayaran

baik dari nasabah debitur dan atau penjamin atas kredit bank yang telah menjadi

bermasalah atau tanpa melikuidasi agunannya. Yakni langkah penyelesaian kredit

bermasalah melalui lembaga hukum seperti KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang) atau Pengadilan negeri dikarenakan langkah penyelamatan

kredit sudah tidak dimungkinkan lagi. Tujuan penyelesaian kredit melalui

lembaga hukum ini adalah untuk menjual atau mengeksekusi barang jaminan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Subito, Selaku Kepala Satuan

Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Pernyataannya adalah sebagai

berikut :

”Pihak BPR selalu berupaya untuk memberi jalan tengah agar debitur mampu membayar angsurannya baik angsuran pokok ataupun bunganya, namun apabila debitur sudah benar - benar tidak mampu untuk membayar maka BPR dengan terpaksa akan membawa masalah ini ke KPKNL. Namun hal ini sangat jarang terjadi di BPR sendiri.” (Wawancara, 25 Januari 2011) Penerapan manajemen resiko kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

berjalan sesuai dengan program dan peraturan yang ada. Sehingga penerapan

manajemen resiko kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta sudah berjalan

maksimal, hal itu tentunya mampu menekan jumlah NPL yang ada di PD. BPR

Page 121: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Bank Pasar Surakarta. Apabila ditinjau dari segi kesehatan kredit, PD. BPR Bank

Pasar Surakarta dapat dikatakan bank yang cukup sehat.

2. FAKTOR PENGHAMBAT DAN FAKTOR PENDUKUNG

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH

PADA KREDIT UMKM DI PD. BPR BANK PASAR SURAKARTA.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta merupakan salah satu bank yang dipercaya

untuk memberikan kredit UMKM kepada masyarakat menengah kebawah dan

berpenghasilan rendah. Pemberian kredit UMKM juga merupakan salah satu

bentuk kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam mengembangkan

perekonomian dan menggerakkan pembangunan daerah. Hal tersebut nantinya

akan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Surakarta.

Untuk memberikan gambaran dan mempermudah penilaian bagi pengelola

bank mengenai kemungkinan kerugian bank yang dapat mempengaruhi

permodalan bank dimasa yang akan datang, PD. BPR Bank Pasar Surakarta

menerapkan manajemen resiko kredit dalam menjalankan program kredit

UMKM-nya. Dalam penerapan manajemen resiko kredit bermasalah pada kredit

UMKM ini, pihak PD. BPR Bank Pasar Surakarta juga menemui berbagai

hambatan yang nantinya akan menghambat proses penerapan manajemen resiko

kredit bermasalah tersebut baik pada tahap identifikasi resiko, tahap evaluasi dan

pengukuran resiko juga tahap pengelolaan resiko. Selain menemukan faktor

penghambat proses penerapan manajemen resiko kredit bermasalah, PD. BPR

Bank Pasar Surakarta juga menemukan faktor – faktor yang mendorong proses

Page 122: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

penerapan manajemen resiko kredit bermasalah. Faktor pendukung ini nantinya

akan membantu memperlancar proses manajemen resiko, baik yang berasal dari

intern bank maupun ekstern bank.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, dapat dijelaskan

faktor – faktor penghambat dan faktor – faktor pendukung yang diperoleh dalam

penerapan manajemen resiko kredit bermasalah pada kredit UMKM di PD. BPR

Bank Pasar Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Faktor Penghambat.

Dalam penerapan manajemen resiko kredit bermasalah di PD BPR Bank

Pasar Surakarta menemui berbagai hambatan, baik hambatan yang berasal dari

dalam ( faktor intern ) maupun hambatan yang berasal dari luar (faktor ekstern).

Berikut ini adalah faktor penghambat penerapan manajemen resiko kredit

bermasalah pada kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta :

a) Faktor Intern

1. Pegawai bagian pemasaran kredit PD. BPR Bank Pasar Surakarta dinilai

masih kurang professional. Sehingga kurang mencapai apa yang

diharapkan atau belum bisa mencapai target yang sudah ditetapkan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan oleh Bapak Subito, SE selaku Kepala

Satuan Pengawas Intern di PD. BPR Bank Pasar Surakarta, yakni :

” ...professionalitas dari pegawai – pegawai BPR masih harus perlu ditingkatkan lagi khususnya tentang pemasaran. Hal ini agar mampu maksimal dalam melakukan tugasnya. Perlu lagi ditingkatkan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang pemasaran...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

Page 123: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

2. Kurangnya budaya sadar resiko dikalangan pegawai PD. BPR Bank

Pasar Surakarta. Tujuan dari budaya sadar resiko adalah agar setiap

pegawai PD. BPR Bank Pasar Surakarta sadar resiko dan mengambil

keputusan tertentu dengan mempertimbangan aspek resikonya.

3. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang operasional. Dalam

penarikan angsuran pihak PD. BPR Bank Pasar Surakarta harus

mendatangi langsung ke alamat debitur. Oleh karena itu perlu adanaya

sarana dan prasarana penunjang yakni seperti sepeda motor.

4. Kurangnya kemampuan pegawai dalam mencari atau menggali

informasi dari calon debitur, sehingga proses analisa kredit menjadi

kurang akurat, seperti character calon debitur. Tahap identifikasi resiko

yang kurang akurat tentu nantinya akan membawa dampak yang kurang

baik pada tahap selanjutnya yakni tahap evaluasi dan pengukuran resiko

kredit. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Subito, SE,

yakni :

”...biasanya pegawai Bank Pasar dalam hal penerapan manajemen resiko itu kadang kurang akurat menganalisa calon debitur. Seperti terkait dengan sumber penghasilannya dan usaha yang nantinya akan dibiayai. Kemudian kurangnya konsekuen dari calon debitur sendiri. Awalnya mengajukan untuk usaha ini tapi setelah direalisasi ternyata malah untuk membayar sekolah anaknya dan lain sebagainya, namun hal ini tidak banyak cuma beberapa saja. Kan biasanya orang – orang yang mengajukan kredit UMKM itu kan orang kurang mampu dan tidak berpendidikan tinggi sehingga manajemen atau penggunaan uang dari kredit itu juga tidak bagus. Jadi analisa characternya itu terkadang kurang akurat begitu...” (Wawancara, 7 Februari 2011)

b) Faktor Ekstern.

Page 124: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

1. Kurangnya sosialisasi produk kredit, sehingga kebanyakkan calon

pemohon kredit kurang mengerti tentang syarat-syarat pengajuan kredit

di PD. BPR Bank Pasar Surakarta. Kaitannya dengan penerapan

manajemen resiko di PD. BPR Bank Pasar Surakarta hal ini akan

mempersulit proses identifikasi resiko kredit. Bapak Darmono salah

seorang calon debitur di PD. BPR Bank Pasar Surakarta memberikan

pernyataan sebagai berikut :

” Sebelum saya datang langsung ke BPR saya sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengajukan kredit dan apa saja syarat yang harus dibawa. Sehingga saat mengajukan permohonan kredit, saya harus bolak – balik ke BPR untuk melengkapi syarat-syarat pengajuan kredit disana. Hanya untuk melengkapi syarat-syarat awal permohonan kredit saja sudah menghabiskan waktu relatif lama.” (Wawancara, 25 Januari 2011)

2. Kurangnya kesadaran debitur bermasalah dalam menyelesaikan

tunggakan kreditnya, sehingga kredit bermasalah semakin meningkat

yang akan mempersulit tahap pengelolaan resiko kredit dalam proses

penerapan manajemen resiko kredit bermasalah / NPL di PD. BPR Bank

Pasar Surakarta.

b. Faktor Pendukung.

Faktor – faktor yang mendukung dan mempermudah proses penerapan

manajemen resiko kredit bermasalah pada kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta. Faktor – faktor pendukung terdiri dari faktor intern yaitu faktor

pendukung yang berasal dari dalam dan faktor ekstern yaitu faktor pendukung

yang berasal dari luar. Faktor – faktor tersebut antara lain :

Page 125: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

a) Faktor Intern.

1. Modal yang dimiliki oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta seluruhnya

berasal dari Pemerintah Kota Surakarta, sehingga PD. BPR Bank Pasar

Surakarta mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Surakarta

terutama dalam pelayanan kredit.

2. Adanya tenaga operasional yang terjun ke pasar – pasar atau ke alamat

debitur sudah memadai. Tenaga operasional ini juga mempunyai

peranan penting dalam penarikan angsuran pokok/bunga dari para

debitur. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak

Subito, SE selaku Kepala Satuan Pengawas Intern di PD. BPR Bank

Pasar Surakarta. Pernyataannya adalah sebagai berikut :

”...tenaga operasional di BPR yang bertugas untuk menarik angsuran dari debitur sudah cukup memadai. Tenaga operasional ini juga mempunyai peranan penting dalam mendukung kelancaran suatu kredit, karena dalam menarik angsuran dari debitur juga diperlukan kesabaran dan ketelatenan serta selalu berupaya agar debitur tidak melalaikan kewajibannya untuk selalu membayar angsuran tepat waktu...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

3. Adanya pos – pos pelayanan yang ada di setiap pasar di Kota Surakarta.

Pos – Pos pelayanan yang didirikan oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta

ini diharapkan mampu membantu dan mempermudah dalam

penyampaian atau pemasaran kredit, dan juga mempermudah debitur

dalam pengembalian kredit. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

diberikan oleh Ibu Sariwarni Penta, Selaku Kepala Bagian Umum dan

Sumber Daya Manusia di PD. BPR Bank Pasar Surakarta,yaitu :

”...BPR Bank Pasar mempunyai banyak pos – pos pelayanan di pasar – pasar di Surakarta, antara lain Pos Pelayanan Cabang

Page 126: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Pembantu Pasar Gedhe, Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Legi, Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Nongko, Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Klewer, Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Jongke, Pos Pelayanan Cabang Pembantu Pasar Kadipolo. Pos – pos ini nantinya akan membantu BPR dalam penyampaian kredit serta dapat digunakan sebagai tempat pembayaran angsuran. Pos – pos ini didirikan untuk membantu mempermudah masyarakat dalam kaitannya dengan kredit...”

Pernyataan di atas juga didukung oleh pernyataan yang disampaikan

oleh Bapak Subito, yaitu :

”...Bank Pasar punya sejumlah pos – pos yang ada di pasar – pasar di Kota Surakarta. Pos – pos itu bisa membantu masyarakat dalam memperoleh kredit di Bank Pasar...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

4. Adanya budaya kekeluargaan yang kuat di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta yang kemudian di terapkan oleh semua pegawai PD. BPR

Bank Pasar Surakarta sehingga pelaksanaan penerapan manajemen

kredit dapat lancar mulai dari identifikasi resiko, evaluasi & pengukuran

sampai dengan pengelolaan resiko. Hal ini sesuai dengan pernyataan

yang telah disampaikan Bapak Subito, yaitu :

”...di BPR Bank Pasar lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan dalam segala aspek penerapan manajemen resiko. Seperti sangat terlihat dari proses penagihan kredit, disitu petugas menagih dengan pendekatan kekeluargaan sehingga hasilnya pun bisa maksimal. Beda kalau tidak menggunakan pendekatan kekeluargaan seperti menagih melalui deep collector seperti itu misalnya,hasilnya malah justru kurang bagus...” (Wawancara, 7 Februari 2011)

b) Faktor Ekstern.

1. PD. BPR Bank Pasar Surakarta merupakan bank milik Pemerintah Kota

Surakarta, sehingga mempunyai cakupan usaha yang cukup luas, yaitu

di Surakarta ada lebih dari 38 pasar, 51 kelurahan. Dengan luasnya

Page 127: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

cakupan usaha yang dimiliki BPR maka BPR mempunyai kesempatan

yang besar dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat menengah

kebawah.

2. Adanya keterbukaan dan kejujuran dari para calon debitur dalam

pengajuan kredit serta informasi – informasi yang diberikan kepada PD.

BPR Bank Pasar Surakarta, sehingga mempermudah penerapan

manajemen resiko NPL pada kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak

Subito, SE yaitu :

”...kebanyakan yang mengajukan kredit di BPR adalah orang – orang yang berpenghasilan rendah atau dalam kategori ekonomi menengah ke bawah, dan biasanya orang – orang dari golongan menengah kebawah itu orangnya jujur – jujur, tidak pandai menipu, orang – orangnya bisa dikatakan lugu jadi dalam pemberian informasi itu benar adanya...” (Wawancara, 25 Januari 2011)

3. Adanya kerjasama yang baik antara PD. BPR Bank Pasar Surakarta

dengan Lembaga – Lembaga Hukum yang terkait dengan penyelesaian

kredit bermasalah.

Page 128: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Berdasarkan pembahasan pada bab VII (empat) yang membahas hasil

penelitian tentang penerapan manajemen resiko kredit bemasalah (Non

Performing Loan/NPL) pada kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di

PD. BPR Bank Pasar Surakarta pada tahun 2009, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut.

PD. BPR Bank Pasar Surakarta dalam upaya penerapan manajemen resiko

kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) diterapkan ke dalam 3 tahap, yaitu

tahap identifikasi resiko, tahap evaluasi & pengukuran resiko, dan tahap

pengelolaan resiko. Ketiga tahap tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tahap Identifikasi Resiko.

Tahap identifikasi resiko di mulai saat calon debitur mengajukan

permohonan kredit yang di tertuang dalam formulir aplikasi beserta data –

data yang disertakan sampai dengan permohonan itu diterima atau ditolak.

Dari formulir aplikasi dan data – data pengajuan tersebut di lakukan

wawancara dengan calon debitur dalam analisis kredit yang berpedoman

dengan prinsip 5’C yaitu Character, Capacity, Collateral, Capital dan

Condition of economy. Setelah itu dilakukan cross check dengan berbagai

sumber terkait informasi yang berhubungan dengan calon debitur. Analisis

kredit juga menilai kelayakan usaha yang akan dibiayai atau jenis usaha

Page 129: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

yang akan diajukan kredit serta pengecekan agunan. Dari langkah –

langkah tersebut maka permohonan kredit calon debitur akan diterima atau

ditolak dengan persetujuan direksi.

2. Tahap Evaluasi dan Pengukuran Resiko.

Penerapan manajemen resiko NPL tahap kedua pada kredit UMKM adalah

tahap evaluasi dan pengukuran resiko. Pada tahap ini akan diukur kualitas

dari suatu kredit. Pada PD. BPR Bank Pasar Surakarta tahun 2009 tahap

evaluasi dan pengukuran resiko berjalan dengan lancar. Hal ni dibuktikan

pada tahun 2009, dari bulan ke bulan jumlah kredit yang termasuk

kedalam NPL dalam ditekan sehingga jumlahnya selalu menurun.

3. Tahap Pengelolaan Resiko.

Tahap pengelolaan kredit terdiri dari dua langkah yakni pembinaan kredit

dan penyelamatan & penyelesaian kredit. Pembinaan kredit dan

penyelamatan & penyelesaian kredit di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang telah

ditentukan secara optimal. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pembinaan kredit yang dilaksanakan oleh PD. BPR Bank Pasar

Surakarta telah berjalan dengan baik sehingga mampu menekan

jumlah debitur bermasalah / NPL. Tujuan pembinaan kredit telah

tercapai, yaitu agar debitur segera memenuhi tanggung jawabnya

sehingga tidak terjadi tunggakan yang akan merugikan PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

Page 130: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

2) Tindakan preventif dalam proses penyelesaian dan penyelamatan

kredit yang dilakukan oleh PD. BPR Bank Pasar Surakarta berjalan

efektif, sehingga debitur lancar dapat dicegah agar tidak menjadi

Kredit Bermasalah / NPL.

4. Faktor Penghambat.

Dalam penerapan manajemen resiko kredit bermasalah / NPL pada kredit

UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta menemui beberapa faktor

penghambat baik yang berasal dari faktor intern maupun ekstern, yaitu

antara lain :

a. Faktor Intern.

Salah satu faktor intern yang menghambat adalah pegawai kredit

PD. BPR Bank Pasar Surakarta dinilai masih kurang professional

terutama tentang pemasaran kredit.

b. Faktor Ekstern.

Salah satu faktor ekstern yang menghambat adalah kurangnya

sosialisasi produk kredit, sehingga kebanyakkan calon pemohon

kredit kurang mengerti tentang syarat-syarat pengajuan kredit di

PD. BPR Bank Pasar Surakarta.

5. Faktor Pendukung.

Dalam penerapan manajemen resiko kredit bermasalah / NPL pada kredit

UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta menemui beberapa faktor

pendukung baik yang berasal dari faktor intern maupun ekstern, yaitu

antara lain :

Page 131: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

a. Faktor Intern.

Beberapa faktor intern yang mendukung adalah :

1) Adanya tenaga operasional yang terjun ke pasar – pasar atau ke

alamat debitur sudah memadai untuk penarikan / penagihan

angsuran.

2) Adanya pos – pos pelayanan yang ada di setiap pasar di Kota

Surakarta.

3) PD. BPR Bank Pasar Surakarta mengedepankan pendekatan

kekeluargaan sehingga mempermudah dan mendukung penerapan

manajemen resiko kredit bermasalah.

b. Faktor Ekstern.

Beberapa faktor ekstern yang mendukung adalah :

1) Adanya keterbukaan dan kejujuran dari para calon debitur dalam

pengajuan kredit serta informasi – informasi yang diberikan kepada

PD. BPR Bank Pasar Surakarta, sehingga mempermudah

penerapan manajemen resiko NPL pada kredit UMKM di PD. BPR

Bank Pasar Surakarta.

2) Adanya kerjasama yang baik antara PD. BPR Bank Pasar Surakarta

dengan Lembaga – Lembaga Hukum yang terkait dengan

penyelesaian kredit bermasalah.

Page 132: PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( …... · PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KREDIT BERMASALAH ( NON PERFORMING LOAN/NPL ) PADA KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PD

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

B. SARAN.

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, saran dari penulis

adalah sebagai berikut :

1. Untuk lebih meningkatkan kualitas penerapan manajemen resiko kredit

bermasalah / NPL pada kredit UMKM di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

perlu adanya seminar, pendidikan dan latihan ( training ) khususnya

tentang pemasaran kredit bagi pegawai di PD. BPR Bank Pasar Surakarta

sehingga dalam pemasaran kredit dapat optimal.

2. Hendaknya perlu ditingkatkan tentang sosialisasi produk kredit sehingga

calon debitur tidak lagi menemui kesulitan untuk mengajukan

permohonan kredit, seperti adanya papan pengumuman yang menjelaskan

syarat- syarat dan cara mengajukan kredit di PD. BPR Bank Pasar

Surakarta baik dalam kantor PD. BPR Bank Pasar Surakarta atau diluar

bank sehingga calon debitur tidak lagi harus datang berkali – kali hanya

untuk melengkapi syarat – syarat pengajuan kredit.

3. PD. BPR Bank Pasar Surakarta hendaknya meningkatkan sarana dan

prasarana penunjang operasional yang memadai dalam upaya penerapan

manajemen resiko, seperti adanya sepeda motor yang dapat membantu

terkait dengan proses penarikan angsuran kredit kepada debitur.