penerapan manajemen risiko perusahaan modal …

108
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL VENTURA SYARIAH PADA PEMBIAYAAN BMT (Studi Kasus pada PT. Permodalan BMT Ventura) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: AGUNG NUGROHO NIM: 1111046100134 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL

VENTURA SYARIAH PADA PEMBIAYAAN BMT

(Studi Kasus pada PT. Permodalan BMT Ventura)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

AGUNG NUGROHO

NIM: 1111046100134

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

ii

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL

VENTURA SYARIAH PADA PEMBIAYAAN BMT

(Studi Kasus pada PT. Permodalan BMT Ventura)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Agung Nugroho

NIM: 1111046100134

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 3: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Page 4: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Agung Nugroho

NIM : 1111046100134

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan unutk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka saya

siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Page 5: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

v

ABSTRACT

This study aims to determine to know about the mechanism and procedure of

financing to BMT conducted by PT. Permodalan BMT Ventura, see what risks

arising from financing to BMT conducted by PT. Permodalan BMT Ventura, as

well as the implementation of risk management by PT. Permodalan BMT Ventura

on financing to BMT.

In this study using primary data obtained from the observation and interview

activities submitted to the company concerned, and secondary data that support

this research. As for the method of analysis, this study used qualitative descriptive

method.

From the results of this study can be seen how the mechanisms and

procedures of financing on BMT, what risks arise in such financing, and how the

implementation of risk management by PT. Capital Vehicle BMT.

Keyword: Venture Capital Company Sharia, Financing, Management Risk

References: Year 1999 to 2016.

Page 6: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

vi

ABSTRAK

Agung Nugroho, NIM 1111046100134, Penerapan Manajemen Risiko

Perusahaan Modal Ventura Syariah pada Pembiayaan BMT (Studi Kasus pada

PT. Permodalan BMT Ventura), Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,

1439H/2018M

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui tentang

mekanisme dan prosedur pembiayaan kepada BMT yang dilakukan oleh PBMT

Ventura, melihat apa saja risiko-risiko yang timbul dari pembiayaan kepada BMT

yang dilakukan oleh PBMT Ventura, serta penerapan manajemen risiko yang

dilakukan oleh PBMT Ventura pada pembiayaan kepada BMT.

Pada penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil

observasi dan kegiatan wawancara yang diajukan kepada pihak perusahaan yang

bersangkutan, serta data sekunder yang mendukung penelitian ini. Sedangkan

untuk metode analisis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bagaimana mekanisme dan prosedur

pembiayaan pada BMT, risiko-risiko apa yang timbul pada pembiayaan tersebut,

serta bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan PT. Permodalan

BMT Ventura.

Kata Kunci : Perusahaan Modal Ventura Syariah, Pembiayaan, Manajemen

Risiko

Pembimbing : Dr. Sofyan Rizal, SE, M.Si

Daftar Pustaka : Tahun 1999 sampai dengan tahun 2016.

Page 7: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur atas limpahan karunia allah SWT yang telah

mempermudah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. Sholawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh

keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah dalam menegakkan agama islam.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 (Strata- Satu),

yang dipandang sebagai salah satu proses untuk mengetahui kemampuan

mahasiswa dan mahasiswinya. Pada penulisan skripsi ini membuat penulis

berfikir secara ilmiah untuk dapat menyampaikan apa yang penulis bahas dalam

penelitian ini.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang penulis rasakan namun

dengan dukungan dan motivasi dari para pihak yang membuat penulis

merasatidak terbebani dalam menulis skripsi ini. Penulis juga ingin

menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para

pihak yang telah membantu penulis hingga skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA, selaku Ketua Program Studi

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

5. Bapak Dr. Sofyan Rizal, SE, M.SI. selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan waktu luangnya untuk memberikan banyak arahan kepada

penulis.

Page 8: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

viii

6. Ibu Desiyana Rina Yulia selaku Manager Legal Compliance and Risk

Management PT. Permodalan BMT Ventura yang telah memberikan izin

untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.

7. Segenap dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis,

semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat

8. Pimpinan dan staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah

membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan mengenai penulisan

skripsi.

9. Ibu dan almarhum bapak, ibu Ngatiyem dan bapak Maryoto yang selalu

mendoakan dan memberikan motivasi kepada anaknya, dan doa yang tiada

hentinya untuk anaknya agar menjadi orang sukses.

10. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas penyelesaian

skripsi ini baik moril maupun materil sehingga dapat terselesaikannya

skripsi ini.

Jakarta, 7 Juni 2018

Penulis

Page 9: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

ABSTRACT .............................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

F. Kajian Pustaka .............................................................................................. 8

G. Kerangka Teori dan Konsep....................................................................... 12

H. Metode Penelitian....................................................................................... 15

1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 15

2. Pendekatan Penelitian ....................................................................................... 16

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 17

4. Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 18

5. Teknik Analisa Data ......................................................................................... 18

6. Teknik Penulisan ............................................................................................... 18

I. Sistematika Penulisan ................................................................................ 19

BAB II ................................................................................................................... 20

Page 10: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

x

Tinjauan Teoritis ................................................................................................... 20

A. Pengertian Pembiayaan .............................................................................. 20

B. Perusahaan Modal Ventura Syariah ........................................................... 29

C. Manajemen Resiko ..................................................................................... 31

D. Jenis-Jenis Resiko ...................................................................................... 35

BAB III ................................................................................................................. 38

GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN BMT VENTURA ........................ 38

A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang Berdirinya PT. Permodalan BMT

Ventura .............................................................................................................. 38

B. Visi, Misi, dan Tujuan PT. Permodalan BMT Ventura ............................. 40

C. Legalitas Hukum PT. Permodalan BMT Ventura ...................................... 42

D. Produk-Produk PT. Permodalan BMT Ventura ......................................... 43

E. Struktur Organisasi PT. Permodalan BMT Ventura .................................. 46

BAB IV ................................................................................................................. 47

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 47

A. Pembiayaan Kepada BMT di PT. Permodalan BMT Ventura ................... 47

B. Analisis Produk-Produk Pembiayaan di PT. Permodalan BMT Ventura .. 51

C. Risiko-Risiko yang Timbul pada Pembiayaan di PT. Permodalan BMT

Ventura .............................................................................................................. 56

D. Kerangka Kerja Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura ......... 61

E. Mitigasi Risiko PT. Permodalan BMT Ventura ......................................... 64

F. Pengelolaan Risiko PT. Permodalan BMT Ventura .................................. 67

G. Proses, Kebijakan, dan Penerapan Manajemen Risiko PT. Permodalan

BMT Ventura .................................................................................................... 70

H. Analisis Penerapan Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura ... 77

BAB V ................................................................................................................... 80

Page 11: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

xi

PENUTUP ............................................................................................................. 80

A. Kesimpulan ................................................................................................ 80

B. Saran ........................................................................................................... 81

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 86

Page 12: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Prosedur Pembiayaan PBMT Ventura .................................................. 51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 15

Gambar 2.1 Siklus Proses Manajemen Risiko ...................................................... 33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PBMT Ventura .................................................. 46

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Manajemen Risiko ............................................ 62

Page 13: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) di Indonesia memiliki

perkembangan yang cukup pesat dengan menawarkan berbagai produk-produk

pembiayaan yang dibutuhkan masyarakat khususnya masyarakat kecil. LKMS ini

mampu hadir sebagai jawaban bagi masyarakat kecil untuk memperoleh bantuan

modal usahanya, karena lembaga keuangan formal seperti bank tidak mampu

menyentuh mereka.

Sejumlah LKMS di Indonesia dikenal juga sebagai Baitul Maal wat Tamwil

(BMT). Dalam menjalankan usahanya, BMT memiliki nama-nama berbeda yang

terpampang dalam berbagai identitas operasional lembaga tersebut. Ada yang

mempublikasikan nama dengan mencantumkan status badan hukumnya yaitu

sebagai Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) serta ada pula

yang secara lengkap menyatakan diri sebagai KSPPS BMT dengan disertai nama

tertentu.1

BMT telah berkembang menjadi salah satu LKMS yang memiliki peranan

penting di Indonesia. Hal yang paling menonjol pada BMT adalah

keberhasilannya dalam penyaluran dana berupa pemberian pembiayaan yang

diberikan kepada anggota atau nasabah, dimana BMT berhasil menjangkau pihak-

pihak yang selama ini dapat dikatakan tak mempunyai akses kepada pembiayaan

oleh perbankan (unbankable).

Menurut Suharto (2011),2 CEO Permodalan BMT, Pertumbuhan BMT yang

tinggi setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor: pertama, kesadaran syariah

masyarakat yang makin meningkat; kedua, kepercayaan masyarakat yang makin

1 Perhimpunan BMT Indonesia, Haluan BMT 2020, Cet. Kedua, h.1.

2 Ir. Saat Suharto Amjad, dalam

http://www.tamzis.com/index2.php?option=comcontent&dopdf=1&id=164 (diunduh pada 06

Maret 2011)

Page 14: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

2

tinggi, serta pemberitaan media yang semakin luas; ketiga, lembaga-lembaga yang

membuat regulasi bagi BMT melakukan pengawasan, training yang semakin

tertata; keempat, kepercayaan lembaga perbankan dan pemerintah untuk

melakukan linkage program.

Sejumlah BMT di Indonesia sendiri, memulai usahanya dengan menghimpun

dana dari nasabah yang kemudian berperan sebagai anggota dari BMT tersebut.

Namun ada juga BMT yang memulai usaha dengan mendapatkan bantuan dari

lembaga keuangan yang lebih besar seperti bank syariah, BPRS, maupun

lembaga-lembaga pengembang (induk) LKMS, baik dalam bentuk pembiayaan

maupun linkage program.3 Bahkan sejumlah BMT yang sudah berdiri tanpa

mendapatkan pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan tersebut, pada

akhirnya mengajukan pembiayaan untuk mengembangkan usahanya kepada

lembaga-lembaga keuangan yang bersedia memberikan pembiayaan kepada BMT.

Di Indonesia hingga saat ini terdapat lebih dari 5000 BMT yang beroperasi

dan diperkirakan dari total keseluruhannya memiliki jumlah aset mencapai lebih

dari 5 triliun rupiah dengan jumlah pengusaha mikro dan kecil yang telah

mendapatkan pembiayaan sudah sekitar 4 juta unit usaha.4 Sementara menurut

data Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK), hingga awal tahun 2014

BMT yang didirikan PINBUK telah mencapai 3.868 BMT dengan jumlah anggota

dan calon anggota telah mencapai angka 10 juta orang dan asset BMT seluruhnya

mencapai 4 triliun rupiah.5

Pada kenyataannya pertumbuhan jumlah BMT yang tinggi, ternyata tidak

diikuti dengan peningkatan kualitas manajemen sehingga menyebabkan

banyaknya BMT yang gagal dalam menjalankan usahanya. Kegagalan BMT

dalam menjalankan usahanya, bisa terjadi karena penyaluran pembiayaan oleh

BMT kepada anggota atau nasabah yang tidak mempunyai akses ke perbankan

(unbankable) yang kemudian timbul terjadinya pembiayaan bermasalah. Hal ini

3 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h., 133

4 Anonimus, Islamic Microfinance di Indonesia (Sharing, November 2010)

5 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h., 141

Page 15: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

3

disebabkan tidak sesuainya kriteria nasabah membuat tingginya risiko

pembiayaan di BMT. Banyak BMT yang akhirnya gulung tikar karena kurangnya

perhatian dalam menilai kriteria calon nasabah pembiayaan, sehingga terjadi

permasalahan pada pengembalian pembiayaan oleh nasabah dikemudian hari.

Adapun kasus lainnya kegagalan BMT adalah jika BMT tersebut terindikasi

melakukan fraud yang merugikan nasabah, seperti pada BMT Perdana Surya

Utama (PSU) Malang sekitar tahun 2015 yang mendapati pembiayaan macet

karena melakukan kecurangan dengan memberikan pembiayaan kepada pengurus

dan keluarga pengurusnya.6

Risiko pembiayaan bermasalah yang didapat oleh BMT sesungguhnya adalah

hal wajar, mengingat pada pembiayaan bank saja yang memiliki nasabah

pembiayaan dengan kriteria yang sesuai bank (bankable), masih berpotensi

terjadinya pembiayaan bermasalah. Risiko ini secara otomatis juga akan

didapatkan oleh perusahaan yang memberikan pembiayaan terhadap BMT. Hal ini

terjadi bila BMT mendapati banyak pembiayaan bermasalah, maka akan

mengakibatkan sulitnya pengembalian pembiayaan kepada perusahaan atau

lembaga keuangan yang telah memberikan akses pembiayaan kepada BMT

tersebut untuk kelangsungan usahanya.

Salah satu lembaga keuangan yang bersedia memberikan pembiayaan kepada

BMT adalah PT. Permodalan BMT Ventura (PBMT Ventura) yang dibentuk oleh

Perhimpunan BMT Indonesia atau sebelumnya dikenal sebagai BMT Center.

Lembaga ini berperan dalam bidang investasi, pembiayaan, dan program

kemitraan (linkage program) BMT.7 PBMT Ventura merupakan perusahaan

modal ventura berbasis syariah yang menyediakan jasa keuangan bagi pengusaha

kecil dan mikro yang disalurkan melalui jaringan BMT.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2012, disebutkan

bahwa Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan

6 http://surabaya.bisnis.com/read/20150728/11/82261/fraud-di-bmt-psu-malang-satgas-

investasi-siap-telusuri-kasus- (diakses pada 27 Maret 2018 pukul 23.03) 7 http://permodalanbmt.com/bmtCenter/?p=535 (diunduh pada 06 Maret 2011)

Page 16: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

4

usaha yang melakukan usaha investasi dalam bentuk pembiayaan berupa

penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan

(investee company) sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu dalam

bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui obligasi konversi, dan/atau

pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.8 Sedangkan perusahaan

modal ventura syariah adalah peusahaan modal ventura yang menjalankan

usahanya berlandaskan prinsip-prinsip syariah.

Dalam prakteknya, pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal

ventura berbeda dengan bank. Pembiayaan yang diberikan oleh bank adalah

berupa pemberian fasilitas kredit, sementara perusahaan modal ventura

memberikan pembiayaan dalam bentuk penyertaan langsung ke dalam perusahaan

yang dibiayainya. Dan yang menjadi Karakteristik utama dalam perusahaan modal

ventura yang paling menonjol adalah dari sisi risiko. Tingginya risiko yang

mungkin dihadapi usaha modal ventura mengakibatkan pada tingginya expected

return yang diharapkan oleh venture capital. Akibatnya, perusahaan modal

ventura cenderung hanya akan membiayai usaha yang mampu menjanjikan

keuntungan yang besar.9 Hal inilah yang membuat keberanian PBMT Ventura

dalam memberikan akses permodalan kepada BMT menjadi hal yang cukup unik,

mengingat banyaknya kasus kegagalan BMT dalam menjalankan usahanya.

Hingga saat ini, PBMT Ventura merupakan satu-satunya perusahaan

permodalan ventura syariah yang memberikan akses permodalan ventura kepada

BMT-BMT di seluruh Indonesia. Dengan jumlah BMT yang lebih dari 5000 unit

yang beroperasi di seluruh Indonesia, PBMT Ventura menjadi salah satu wadah

potensial dalam upaya pengembangan serta pembinaan BMT.10

Hal ini diharapkan

mampu memperkuat modal dan likuiditas BMT-BMT yang telah ada maupun

yang baru berdiri.

8 Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2012

9 Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management: Convetional and

Syar’I System, (Jakatrta: Rajawali Pers, 2007), h. 1142. 10

Anonimus, Islamic Microfinance di Indonesia (Sharing, November 2010)

Page 17: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

5

Dari sejumlah hal tersebut, maka perlu adanya sebuah mekanisme yang

mengintregasikan proses dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

pencapaian tujuan, dan kegiatan tersebut kita kenal sebagai kegiatan manajemen.

Manajemen di dalam suatu badan usaha, baik industri, niaga, dan jasa, tidak

terkecuali jasa keuangan didorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit).

Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, manajemen haruslah diselenggarakan

dengan efisien.11

Manajemen yang baik nantinya akan mengurangi potensi risiko yang

ditimbulkan. Risiko sendiri merupakan suatu kejadian potensial, baik yang

diperkirakan, maupun yang tidak diperkirakan yang berdampak negatif terhadap

permodalan dan pendapatan, risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi

dapat dikelola dan dikendalikan, oleh karena itu suatu perusahaan memerlukan

serangkaian prosedur dan metodelogi yang dapat mengukur, mengidentifikasi,

memantau, dan mengendalikan risiko yang muncul dari kegiatan usaha.

Perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko juga diharapkan lebih dapat

menciptakan nilai tambah, karena potensi return yang diperoleh sudah

diperhitungkan lebih besar daripada potensi risiko kerugiannya, dengan demikian,

proses manajemen risiko menjadi suatu kebutuhan bagi setiap perusahaan bukan

hanya menjadi kewajiban yang dipersyaratkan oleh regulator.12

Selain itu pada kegiatan usahanya, PBMT Ventura yang melakukan

pembiayaan pada BMT, sudah pasti menimbulkan risiko yang lebih karena

berhubungan dengan usaha yang sangat rentan terhadap risiko. Dari kenyataan ini

maka dapat diketahui bahwa PBMT Ventura akan menghadapi berbagai macam

risiko dari kegiatan usaha yang dilakukan. PBMT Ventura diharapkan mempunyai

manajemen yang baik dan teratur untuk keberlangsungan usahanya, dengan

melihat kepada risiko-risiko yang akan terjadi dalam penyaluran pembiayaan,

terutama kepada permasalahan manajemen risiko pembiayaan, agar risiko yang

11

Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,( Jakarta: Pustaka alvabet, 2006),

h. 90. 12

Muhammad Muslich, Manajemen risiko operasional : Teori dan Praktik (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2007), h. 3.

Page 18: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

6

timbul dimasa yang akan datang dapat diminimalisir sedemikian rupa. Maka

sudah seharusnya PBMT Ventura menerapkan manajemen yang baik dalam

mengahadapi risiko-risiko yang terjadi pada pembiayaan.

Dengan melihat dasar itulah, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian, memberikan gambaran apa dan bagaimana praktik manajemen risiko

pembiayaan pada PBMT Ventura. sehingga penulis tertarik mengambil judul

“PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SYARIAH PADA PEMBIAYAAN BMT (Studi Kasus pada PT. Permodalan

BMT Ventura)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian

ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Terdapatnya potensi fraud dari BMT yang dibiayai oleh PBMT Ventura.

2. Terdapatnya potensi wanprestasi dari bangkrutnya BMT yang berdampak

pada kegagalan pengembalian pembiayaan kepada PBMT Ventura.

3. Terdapatnya beberapa kasus buruknya manajemen risiko oleh BMT,

dimana BMT merupakan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dari PBMT

Ventura.

4. Cakupan wilayah yang luas dalam memberikan pembiayaan berpotensi

menyulitkan PBMT Ventura dalam mengawasi PPU-nya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis membatasi permasalah

yang akan dibahas dalam penelitian, hal ini dilakukan agar penelitian dapat

lebih fokus dan terarah. Pembatasan masalah dilakukan karena banyaknya

jenis risiko yang akan dihadapi oleh PBMT Ventura, sehingga penulis

membatasi masalah hanya pada penerapan manajemen risiko pembiayaan

kepada BMT yang dilakukan oleh PBMT Ventura. Data yang diperlukan

adalah data yang hanya berkaitan dengan manajemen risiko pembiayaan itu

sendiri.

Page 19: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

7

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dibuat tersebut, penulis

membuatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu,

Bagaimana penerapan manajemen risiko oleh PT. Permodalan BMT Ventura

dalam penyaluran pembiayaan kepada BMT?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jawaban terhadap masalah

yang muncul melalui batasan pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan.

Sifatnya merupakan pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang

dilakukan berdasarkan masalah yang dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk menganalisis apa saja risiko-risiko dari pembiayaan yang

diberikan kepada BMT oleh PBMT Ventura.

2. Untuk menganalisis penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh

PBMT Ventura pada pembiayaan kepada BMT.

3. Untuk menganalisis tentang bagaimana proses pembiayaan kepada BMT

yang dilakukan oleh PBMT Ventura.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis:

a. Untuk menambah wawasan tingkat pemahaman dan pengetahuan bagi

penulis sendiri khususnya, dan bagi para praktisi maupun akademisi

pada umumnya dalam memahami manajemen risiko penyaluran

pembiayaan

b. Sebagai khazanah ilmu pengetahuan untuk menambah referensi terkait

dengan manajemen risiko penyaluran pembiayaan.

c. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam

penelitian selanjutnya sehingga bisa menjadi perbandingan bagi

penelitian yang lain.

2. Manfaat praktis:

Page 20: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

8

a. Sebagai salah satu bahan rujukan perusahaan modal ventura syariah

dalam mengelola manajemen risiko pembiayaan terhadap BMT.

b. Bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian, hasil penelitian ini

diharapkan menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan manajemen

risiko di PBMT Ventura, sehingga mampu mengambil keputusan

dengan baik agar dapat meminimalisir kemungkinan risiko.

F. Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka dalam penelitian ini dengan melihat beberapa

penelitian skripsi:

NO 1

Nama Peneliti,

Universitas

Wushi Adilla Arsyi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013)

Jenis

Penelitian

Skripsi

Judul

Penelitian

Aplikasi Manajemen Risiko pada PT. PNM Ventura Syariah

Isi Penelitian Menjelaskan risiko apa saja yang dapat muncul pada

perusahaan ini, bagaimana dampak dari risiko-risiko tersebut,

dan bagaimana perusahaan meminimalisir dan mengelola

risiko-risiko tersebut

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya hanya sebatas pada objek tempat penelitian

dengan penulis

NO 2

Nama Peneliti,

Universitas

Nursyamsyiah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009)

Jenis

Penelitian

Skripsi

Judul Peran Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Murabahah

Page 21: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

9

Penelitian (Studi kasus pada Bank BNI Syariah Sudirman)

Isi Penelitian Menjelaskan proses manajemen risiko, sistem pengelolaan

pada pembiayaan murabahah dan mengidentifikasi penyebab

pembiayaan bermasalah yang terjadi di Bank BNI Syariah

Sudirman

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya ada pada objek tempat penelitian serta latar

belakang penelitian karena penulis hanya membahas tentang

penerapan manajemen risiko

NO 3

Nama Peneliti,

Universitas

Helmi Adam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010)

Jenis

Penelitian

Skripsi

Judul

Penelitian

Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM Di BMT

Al Munawwarah & BMT Berkah Madani

Isi Penelitian Membandingkan strategi manajemen risiko yang dilakukan

BMT Al Munawwarah dengan manajemen risiko yang

dilakukan oleh BMT Berkah Madani dalam hal pembiayaan

UKM

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya ada pada objek tempat penelitian serta metode

penelitian, karena penulis tidak membandingkan penerapan

manajemen risiko antara satu perusahaan dengan perusahaan

lainnya

NO 4

Nama Peneliti,

Universitas

Lisa Kartika Sari, Universitas Negeri Surabaya (2011)

Jenis

Penelitian

Jurnal

Judul

Penelitian

Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan di Indonesia

Page 22: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

10

Isi Penelitian Meneliti tentang penerapan manajemen risiko perbankan di

Indonesia dan mengetahui keuntungan dan hambatan

menerapkan manajemen risiko di perbankan pada umumnya.

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya ada pada objek penelitian pada jenis lembaga

keuangan yang diteliti serta cakupan wilayah penelitian

NO 5

Nama Peneliti,

Universitas

Rosdiana, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2014)

Jenis

Penelitian

Skripsi

Judul

Penelitian

Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Bagi Hasil

(Mudharabah dan Musyarakah) pada Bank Syariah Mandiri

Isi Penelitian Meneliti tentang manajemen risiko yang diterapkan oleh bank

syariah mandiri dalam mengcover pembiayaan mudharabah

dan musyarakah serta melihat keberpihakan terhadap nasabah

serta perbandingan penghitungan pembiayaan

mudharabah/musyarakah dengan kredit bank konvensional.

Dan melakukan pengukuran risiko pembiayaan mudharabah

dan musyarakah yang disalurkan oleh bank syariah mandiri

dengan metode Value at Risk (Var)

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya pada objek penelitian serta metode penelitian

yang digunakan, penulis hanya menggunakan metode

deskriptif kualitatif

NO 6

Nama Peneliti,

Universitas

Mega Dhaniswara Arifa, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2017)

Jenis

Penelitian

Skripsi

Judul

Penelitian

Analisis Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan

Sistem Pengawasannya oleh PT. Bank Rakyat Indonesia

Page 23: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

11

Berbeda dengan karya-karya ilmiah diatas, bahwa penelitian yang akan

penulis lakukan dengan judul “Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan

Modal Ventura Syariah Pada Pembiayaan BMT (Studi Kasus Pada PT.

Permodalan BMT Ventura)” adalah bertujuan untuk mengetahui bagaimana

potret penerapan manajemen risiko yang di jalankan oleh PT. Permodalan

(BRI) Unit Ciputat pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM)

Isi Penelitian Meneliti tentang prosedur pemberian Kredit Usaha Rakyat

(KUR) di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Ciputat yang

dimulai dari tahap permohonan kredit, tahap analisis kredit,

tahap pemutusan kredit, tahap pencairan kredit, dan tahap

pengawasan kredit.

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya ada pada objek penelitian dan hal yang diteliti,

karena penulis meneliti tentang penerapan manajemen risiko

NO 7

Nama Peneliti,

Universitas

Gita Andini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017)

Jenis

Penelitian

Skripsi

Judul

Penelitian

Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan Pemberian Kredit

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) pada Lembaga

Keuangan Mikro Peer to Peer Lending

Isi Penelitian Meneliti tentang menganalisa faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi keputusan alokasi kredit pada sebuah

model pembiayaan baru yaitu Peer to Peer Lending untuk

pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang

mengajukan pinjaman melalui koinworks.com.

Perbedaan

dengan Penulis

Perbedaannya ada pada objek penelitian serta hal yang diteliti,

karena penulis meneliti tentang penerapan manajemen risiko

yang dilakukan pada pembiayaan yang diberikan kepada

BMT

Page 24: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

12

BMT Ventura dalam penyaluran pembiayaan kepada BMT. Demikian

perbedaan pokok bahasan serta materi antara penulis dengan skripsi tersebut

diatas.

G. Kerangka Teori dan Konsep

1. Perusahaan Modal Ventura Syariah

Perusahaan modal ventura (Venture Capital Company) adalah badan

usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam

suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee company)

untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan

melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan

pembagian atas hasil usaha.13

Sedangkan perusahaan modal ventura

syariah adalah peusahaan modal ventura yang menjalankan usahanya

berlandaskan prinsip-prinsip syariah.

Secara teoritis, perusahaan modal ventura berpotensi memberikan

kontribusi dalam pengembangan bisnis. Perusahaan kecil yang mempunyai

prospek bagus, namun tidak mempunyai cukup modal dan tidak memiliki

akses ke perbankan dapat berkembang dengan memperoleh dukungan

modal dari perusahaan modal ventura.

2. Pembiayaan

Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang-

undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 ayat (25)

adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berupa:

1. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

2. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

3. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna’;

13

Ahmad Muliadi, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta: Akademia Permata,

2013) hal. 131.

Page 25: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

13

4. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

5. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah

dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi

hasil.

Menurut Rifaat, pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan

dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit

unit.14

Menurut siaft penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi

dua hal berikut:15

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Melihat pengertian-pengertian pembiayaan tersebut, maka dapat

disimpulkan kalau pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal

ventura syariah adalah pembiayaan yang bersifat produktif mengingat

karakteristik perusahan modal ventura secara umum adalah membiayai

suatu perusahaan yang menjalankan usaha dengan mengharapkan

keuntungan dari perusahaan yang dibiayainya atau membantu perusahaan

yang akan memulai usahanya dengan bantuan dari perusahaan modal

ventura.

14

Rifaat Ahmad Abdul Karim, “The Impact of Basle Capital Adequacy Ratio Regulation

on the Financial Strategy of Islamic Banks”, dalam Proceeding of the 9th

Expert Level Conference

on Islamic Banking, disponsori oleh Bank Indonesia dan International Association of Islamic

Banks, 7-8 April 1995, Jakarta. 15

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema

Insani, 2001), h. 160-161

Page 26: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

14

3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi

yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha.16

Sasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi

mengukur, memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank

dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan

berkesinambungan. Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai

filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap

kegiatan usaha bank.17

Sementara menurut Adiwarman Karim, manajemen

risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha.

Dalam setiap perusahaan terutama perusahaan yang menjalankan

usahanya dengan memberikan pembiayaan kepada perusahaan atau

lembaga keuangan tertentu, maka manajemen risiko menjadi hal yang

harus dilakukan sebagai bagian dari upaya mengelola risiko agar peluang

mendapatkan keuntungan sesuai risiko dapat diwujudkan secara

berkelanjutan.18

16

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), h. 255 17

Ibid h. 255 18

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014), h. 342

Page 27: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

15

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah paduan dari penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan, karena diawali dengan telaah bahan pustaka dan literatur.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bentuk

desain deskriptif dan metode pegumpulan data dengan cara observasi.

Penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (penulisan:

gambaran) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam

pengertian ini penelitian deskriptif menggunakan data dasar deskriptif

semata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji

hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi.

Pendapat lainnya mengatakan “bahwa metode deskriptif bertujuan untuk

Perusahaan Modal Ventura Syariah

PT. Permodalan BMT Ventura

Risiko-risiko dari pembiayaan yang timbul

Pembiayaan kepada BMT

Penerapan Manajemen Risiko pada PT.

Permodalan BMT Ventura

Page 28: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

16

menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu”19

.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun tipe atau pendekatan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini berupa penelitian langsung pada PT. Permodalan BMT

Ventura dalam rangka Mengetahui secara langsung bagaimana

mekanisme manajemen risiko yang dijalankan.

a. Jenis data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data kualitatif.

Data dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari subjek

penelitian yaitu PT. Permodalan BMT Ventura yang berupa dokumen-

dokumen yang terkait dengan manajemen risiko pada pembiayaan bagi

hasil perusahaan tersebut, dan berupa kata-kata atau gambar bukan

angka-angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya hanya sebagai

penunjang20

.

b. Sumber Data

Dua sumber data yang digunakan yaitu :

1) Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara dengan pihak PT. Permodalan BMT Ventura yang

kompeten dan ahli mengenai mekanisme Manajemen risiko

pembiayaan yaitu Manager Legal Compliance and Risk

Management.

2) Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari literatur-literatur

19

Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : Rajawali

Press, 2004), h. 22 20

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002).

h.51.

Page 29: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

17

kepustakaan seperti buku-buku, internet, Surat kabar, jurnal serta

sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Arsip Dokumen

Yaitu bahan tertulis yang sudah lama digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai

sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalakan atau bisa juga disebut penelitian yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan dan mempelajari data-data atau bahan-bahan dari

berbagai daftar kesusastraan yang ada.21

Dengan cara membaca,

mempelajari, mencatat, dan merangkum teori-teori yang ada kaitannya

dengan masalah pokok pembahasan melalui buku-buku, skripsi

terdahulu, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur, internet dan

media lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung dengan responden. Dalam wawancara terdapat

instrumen pedoman wawancara antara pewawancara dengan responden.

Dalam hal ini penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi yaitu

PT. Permodalan BMT Ventura. Dengan lembaga tersebut Penulis

menggunakan teknik wawancara atau interview ini dengan narasumber

yang cakap dan berkompeten pada bidangnya untuk memberikan

keterangan dari masalah yang sedang dibahas.

c. Observasi (Penelitian Lapangan)

21

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002),

h.47

Page 30: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

18

Secara mudah observasi sering disebut juga sebagai metode

pengamatan. Ringkasnya metode observasi adalah cara pengumpulan

data dengan cara melakukan pengamatan secara cermat dan sistematik.

Dalam hal ini penulis mengamati secara lansung analisis mekanisme

pembiayaan dam implementasi manajemen risiko pada PT. Permodalan

BMT Ventura.

4. Teknik Pengolahan Data

a. Seleksi Data: setelah memperoleh data dan bahan-bahan baik melalui

library research maupun field research, lalu data diperiksa kembali satu

persatu agar tidak terjadi kekeliruan.

b. Klasifikasi Data: setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam

bentuk dan jenis tertentu, kemudian diambil suatu kesimpulan.

5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

yang bersifat analitis-deskriptif, yakni penelitian yang menggambarkan data

dan informasi yang berlandaskan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan

mengenai mekanisme dan manajemen risiko pada penyaluran pembiayaan

yang dilakukan oleh PT. Permodalan BMT Ventura.

6. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”.

Page 31: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

19

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian

Terdahulu, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis Manajemen Risiko Pembiayaan, bab ini

membahas tentang pengertian pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura

Syariah, manajemen risiko, jenis-jenis risiko, penerapan mekanisme

manajemen risiko.

BAB III Profil Lembaga, bab ini membahas sekilas tentang profil singkat

PT. Permodalan BMT Ventura, meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi,

legalitas hukum, produk-produk yang ada di PT. Permodalan BMT Ventura,

perkembangan wilayah dan jangkauan, dan struktur organisasi.

BAB IV Implementasi Manajemen Risiko Penyaluran Pembiayaan

Kepada BMT Oleh PT. Permodalan BMT Ventura. merupakan bagian

pembahasan mengenai bagaimana mekanisme penyaluran pembiayaan kepada

BMT di PT. Permodalan BMT Ventura serta macam-macam risiko yang

dihadapi koperasi dalam penyaluran pembiayaan dan bagaimana penerapa

manajemen risiko yang dijalankan oleh PT. Permodalan BMT Ventura dalam

penyaluran pembiayaan.

BAB V Penutup, merupakan bagian terakhir penulisan yang akan

menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. bagian

permasalahan di atas yang berisi kesimpulan, saran dan lampiran.

Page 32: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

20

BAB II

Tinjauan Teoritis

A. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan disebut juga dengan kredit di lembaga keuangan

konvensional, pada dasarnya sebuah kesepakatan antara lembaga keuangan

dengan nasabahnya yang memerlukan dana untuk membiayai kegiatan atau

aktivitas tertentu.22

Pengertian pembiayaan menurut Ahmad Muliadi, pembiayaan adalah

perbuatan untuk membiayai baik perorangan maupun bentuk perusahaan.

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan

adalah penyediaan dana oleh pemerintah, pemerintah daerah, duni usaha, dan

masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk

mengembangkan dan memperkuat permodalan usaha mikro, kecil, dan

menengah.23

Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang-

undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 ayat (25)

adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. Landasan

hukum pembiayaan mudharabah dan musyarakah:

a. Mudharabah:

1) Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29

نكم بالباطل إل أن تكون تجارة عن تراض ها الذن آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ا أ تلوا منكم ول ت

كان بكم رحما أنفسكم إن الل

22

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014), h. 202 23

Ahmad Muliadi, Hukum Lembaga Pembiayaan (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h.

3.

Page 33: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

21

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2) Al-Hadits: Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

أ اللصه ىان ث عه آن سه ى شلاز :قال ع:انثشكحف قاسظح،أجم،إنىانث ان

( خهػ شانثش ع دتانش علنهث صةعياجاتسا)نهث

Artinya "Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah:

jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan

mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah

tangga, bukan untuk dijual." (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan

Mudharabah (Qiradh).

b. Musyarakah:

1) Al-Quran: QS. Shad Ayat 24

كنقذقال إنى عجركتسؤالظه عاج إ كصشا عهى تععىنثغانخهطاءي

تعط إل هاآياان ز ع انحاخ قهم انص ىيا ظ د ادا فاسرغفشفر اأ

س خش ت أابساكعا

Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu

dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada

kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang

yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada

sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini".

Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia

meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan

bertaubat.

Page 34: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

22

2) Al-Hadits: Hadits riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah,

Rasulullah SAW berkata:

لذعانىاللإ شانسأا:ق ك ش نىياانش اخ فئراصاحث،أحذ اخا أحذ

خشجدصاحث اي ت .

Artinya: "Allah swt. berfirman: 'Aku adalah pihak ketiga dari dua

orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak

mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah

berkhianat, Aku keluar dari mereka." (HR. Abu Daud, yang

dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan

Musyarakah.

2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik. Landasan hukum pembiayaan al-

Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik.

a. Al-Quran: QS. Az-Zukhruf ayat 32:

سفعاتعع ا، شرىفانحاجانذ ىيع ات قس دست ك،ح سح أىقس ىف

ع اج ي ش دست كخ سح .تعطدسجاخنر خزتععىتععاسخشا،

Artinya: "Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam

kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas

sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat

mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik

dari apa yang mereka kumpulkan."

b. Al-Hadits: Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i dari

Sa`d Ibn Abi Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:

ص افااسسلالل اءي ياسعذتان سع انض اقي اعهىانس ه ىك اكشيالأسضت

ح فع كشاتزةأ أيشاأ رنك سه ىع عه .الل

Aritnya: "Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil

tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air; maka

Page 35: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

23

Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan

agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak (uang)."

c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 Tentang Pembiayaan al-Ijarah

al-Muntahiyah bi al-Tamlik.

3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna‟.

Landasan hukum piutang murabahah, salam, dan istishna‟:

a. Murabahah:

1) Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29

ذشاض ذجاسجع ذك أ كىتانثاغمإل انكىت آيالذأكهاأي اان ز كى اأ ي

ا تكىسح كا الل فسكى إ لذقرهاأ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2) Al-Hadits: Hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam

ما ال ه وآله وسلم قال: إن د الخدري رض الل عنه أن رسول الل صلى الل عل سع عن أب ب

عن تراض، )رواه البه وابن ماجه وصححه ابن حبان)

Artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW

bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama

suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh

Ibnu Hibban).

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan

Murabahah.

b. Salam:

1) Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29

ذشاض ذجاسجع ذك أ كىتانثاغمإل انكىت آيالذأكهاأي اان ز كى اأ ي

ا تكىسح كا الل فسكى إ لذقرهاأ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

Page 36: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

24

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2) Al-Hadits: Hadits riwayat Bukhari dari Ibn 'Abbas, Nabi

bersabda:

ص ميعهو ك ءفف أسهففش يعهوإنىأجميعهوي .

Artinya: "Barang siapa melakukan salaf (salam), hendaknya ia

melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas,

untuk jangka waktu yang diketahui" (HR. Bukhari, Shahih al-

Bukhari [Beirut: Dar al-Fikr, 1955], jilid 2, h. 36).

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam.

c. Istishna‟:

1) Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29

آيا اان ز كى اأ ذشاضي ذجاسجع ذك أ كىتانثاغمإل انكىت لذأكهاأي

ا تكىسح كا الل فسكى إ لذقرهاأ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2) Al-Hadits: Hadis Nabi riwayat Tirmidzi:

هحجائ عهىانص سه ان حشايا أحم وحلالأ إل صهحاحش سه ان ت ض

حشايا)ساانرشيزيععشتعف) أحم وحلالأ ىإل ششغاحش ششغ

Artinya: “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin

kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan

syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang

halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmidzi dari „Amr

bin „Auf).

Page 37: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

25

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Istishna‟.

4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. Landasan

hukum pembiayaan qardh:

a. Al-Quran: QS. Al-Baqarah ayat 280:

ر لكم إن كنتم تعلمون قوا خ سرة وأن تصد وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى م

Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka

berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui.

b. Al-Hadits: Hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam:

و كشب كشتحي ضاللع ا،فش كشبانذ يسهىكشتحي ضع فش ي اللف انقايح،

( )سايسهىع أخ ع انعثذياداوانعثذف

"Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia,

Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah

senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong

saudaranya" (HR. Muslim).

c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Al-Qardh.

5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa. Landasan hukum pembiayaan multijasa:

a. Al-Quran: QS. Al-Qasas ayat 26:

اقاند اسرأجشأتداإحذا شإ خ ياسرأجشخي انق الأي

Artinya: "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Hai ayahku!

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja

(pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."

b. Al-Hadits: Hadits riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

عشق جف شأجشقثمأ .أعطاالأج

Artinya: "Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."

Page 38: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

26

c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Nomor 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi

fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Sementara Pembiayaan menurut Muhammad adalah pendanaan yang

diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,

pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi-

investasi yang telah direncanakan.24

Kesepakatan penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat dibedakan

berdasarkan akad yang digunakan. Akad pembiayaan bisa berupa akad jual

beli, akad penanaman modal atau investasi, akad sewa atau sewa beli, dan

akad lain-lain. Ada pula akad pinjam-meminjam tanpa tambahan atas pokok

atau bunga.25

Pembiayaan dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis berdasarkan

tujuan, keperluan maupun jangka waktunya, dan jenis-jenis pembiayaan

tersebut di antaranya:26

1. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Penggunaan

Berdasarkan tujuan penggunaan, pembiayaan dapat dibedakan menjadi:

a. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah yang dipergunakan untuk membiayai barang-barang

konsumtif. Pembiayaan ini umumnya untuk perorangan, speerti untuk

pembelian rumah tinggal, pembelian mobil untuk keperluan pribadi.

Pembayaran kembali pembiayaan berupa angsuran, berasal dari gaji

atau pendapatan lainnya, bukan dari objek yang dibiayainya. Jenis

24

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP

YKPN,2005) h. 17. 25

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014), h. 202 26

Ibid, h. 207-210

Page 39: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

27

pembiayaan yang termasuk dalam jenis pembiayaan konsumtif, antara

lain:

2) Pembiayaan perumahan, yaitu fasilitas pembiayaan untuk

pembelian/pembangunan/renovasi rumah tinggal, rumah susun,

ruko, rukan, apartemen, dan lain-lain, dengan jaminan berupa

objek yang dibiayai.

3) Pembiayaan mobil, yatu fasilitas pembiayaan untuk pembelian

kendaraan bermotor roda dua atau kendaraan roda, dengan

jaminan berupa kendaran bermotor yang dibiayai tersebut.

4) Pembiayaan multiguna, yaitu fasilitas pembiayaan untuk segala

keperluan yang bersifat konsumtif, dengan jaminan penghasilan

sebagai pegawai atau professional, dan/atau tanah berikut

bangunan tempat tinggal.

5) Kartu pembiayaan, yaitu fasilitas pembiayaan tanpa agunan untuk

keperluan kemudahan pembayaran dan transaksi tunai. Transaksi

dilakukan melalui sarana kartu yang diberikan kepada perorangan

pemegang kartu. Kartu pembiayaan diterbitkan oleh bank setelah

aplikasi permohonannya disetujui bank yang bersangkutan.

b. Pembiayaan komersil, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada

perorangan atau badan usaha yang dipergunakan untuk membiayai

suatu kegiatan usaha tertentu. Pembayaran kembali pembiayaan

komersil berasal dari hasil usaha yang dibiayai. Pembiayaan yang

termasuk dalam jenis pembiayaan komersil antara lain:

1) Pembiayaan mikro, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan

untuk membiayaai kegiatan usaha mikro.

2) Pembiayaan usaha kecil, yaitu fasilitas pembiayaan yang

diberikan untuk membiayai kegiatan usaha kecil.

3) Pembiayaan usaha menengah, yaitu fasilitas pembiayaan yang

diberikan untuk membiayai kegiatan usaha menengah.

4) Pembiayaan korporasi, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan

untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan.korporasi.

Page 40: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

28

2. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Keperluan

Jenis pembiayaan berdasarkan keperluan dapat dikelompokan menjadi:

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu fasilitas pembiayaan yang digunakan

untuk menambah modal kerja suatu perusahaan. Pembiayaan modal

kerja dipakai untuk pembelian bahan baku, biaya-biaya produksi,

pemasaran, dan modal kerja untuk operasional lainnya.

b. Pembiayaan investasi, yaitu fasilitas pembiayaan yang digunakan

untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan

untuk rehabilitasi, modernisasi, maupun ekspansi. Pembiayaan

investasi biasanya bersifat jangka panjang atau menengah.

c. Pembiayaan proyek, yaitu fasilitas pembiayaan yang digunakan untuk

pembiayaan investasi maupun modal kerja untuk proyek baru.

3. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Jangka Waktu

Jenis Pembiayaan Berdasarkan Jangka Waktu dapat dikelompokan

menjadi:

a. Pembiayaan jangka pendek, yaitu fasilitas pembiayaan dengan

tenggang waktu pelunasan kepada bank tidak lebih dari satu tahun.

Pembiayaan jenis ini umumnya berupa pembiayaan modal kerja untuk

perdagangan, industri, dan sektor lainnya.

b. Pembiayaan jangka menengah, yaitu fasilitas pembiayaan dengan

tenggang waktu pelunasan kepada bank lebih dari satu tahun sampai

dengan tiga tahun. Contoh pembiayaan jenis ini adalah pembiayaan

untuk pembelian kendaraan, pembiayaan modal kerja untuk

konstruksi.

c. Pembiayaan jangka panjang, yaitu fasilitas pembiayaan dengan jangka

waktu pembiayaan yang diberikan lebih dari tiga tahun. Contoh

pembiayaan jangka panjang adalah pembiayaan untuk pembangunan

pabrik besar, jalan tol, bandara besar, dan lain-lain.

Page 41: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

29

B. Perusahaan Modal Ventura Syariah

1. Pengertian Perusahaan Modal Ventura Syariah

Istilah ventura berasal dari bahasa Inggris venture yang secara harfiah

bisa berarti suatu yang mengandung risiko atau dapat juga diartikan

sebagai usaha. Dengan demikian pengertian modal ventura atau venture

capital secara sempit adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang

mengandung risiko, baik dalam penyertaan modal saham, obligasi

konversi (convertible bond), maupun pinjaman yang dapat dikonversi

menjadi saham (convertible loan stick).27

Menurut Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan,

Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan

usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam

suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee

Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham,

penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan

berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

Perusahaan Modal Ventura Syariah adalah bisnis pembiayaan dalam

bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima

bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dengan berlandaskan

prinsip-prinsip syariah.28

Sementara menurut OJK Perusahaan Modal

Ventura Syariah adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Usaha

Modal Ventura Syariah, pengelolaan dana ventura, dan kegiatan usaha lain

dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan yang seluruhnya dilaksanakan

berdasarkan prinsip syariah. Di Indonesia Belum ada aturan baku

mengenai Perusahaan Modal Ventura Syariah dari Departemen Keuangan

maupun OJK, sehingga membuat Perusahaan Modal Ventura Syariah

harus cermat dalam melaksanakan tata kelola keuangan yang compliance

27

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global,

(Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2005), h. 125. 28

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet III, (Jakarta: Kencana

Prenada Media, 2009), h. 309.

Page 42: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

30

terhadap sistem ekonomi syariah di satu sisi, serta tidak melanggar aturan

yang mengatur mengenai Perusahaan Modal Ventura di sisi yang lain.

2. Landasan Hukum Perusahaan Modal Ventura Syariah

Landasan hukum dalam menjalankan kegiatan usaha yang dilakukan

perusahaan modal ventura syariah dalam bentuk peraturan-peraturan,

antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756).

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502).

c. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga

Pembiayaan.

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2012 Tentang

Perusahaan Modal Ventura.

e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.05/2015 Tentang

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-

Bank.

f. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/POJK.05/2015 Tentang

Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Perusahaan Modal Ventura.

g. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.05/2015 Tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura.

h. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.05/2015 Tentang

Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Modal Ventura.

i. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2016

Tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dan Laporan Hasil

Penilaian Sendiri Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa

Keuangan Non-Bank.

Page 43: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

31

j. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/SEOJK.05/2018

Tentang Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi

Perusahaan Modal Ventura.

C. Manajemen Resiko

1. Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen Risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui

menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan

dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih

tinggi.29

Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada

pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan

menerima sebagian dari risiko tertentu.

Manajemen Risiko menurut OJK dalam Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2016 adalah serangkaian prosedur dan

metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,

memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari kegiatan usaha

Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.

Sementara menurut Adiwarman Karim, manajemen risiko merupakan

serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang

timbul dari kegiatan usaha.30

Manajemen risiko membantu proses pengambilan keputusan dengan

memperhatikan hal-hal diluar dugaan yang dapat mempengaruhi

pencapaian sasaran organisasi. Manajemen risiko juga memberikan

29

Herman Darmawi, , Manajemen Risiko, (Jakarta : PT Bumi Aksara,2006),h. 17 30

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), h. 255

Page 44: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

32

pertimbangan mengenai tindakan yang harus diambil guna menangani

berbagai risiko tersebut.31

2. Tujuan Manajemen Risiko

Tujuan manajemen risiko itu sendiri adalah sebagai berikut:32

a. Menjamin kecukupan sumberdaya.

b. Meminimalkan biaya untuk menghadapi pure risks.

c. Menjaga karyawan dari kecelakaan serius dan kematian.

d. Menyesuaikan antara perjanjian kontrak dengan ketentuan hukum.

e. Mengurangi kekhawatiran.

3. Manfaat Manajemen Risiko

Manfaat dari manajemen risiko antara lain diperlukan untuk:33

a. Mendukung pencapaian tujuan.

b. Memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan peluang

yang jauh lebih tinggi dengan mengambil risiko yang lebih tinggi,

risiko yang lebih tinggi diambil dengan dukungan sikap dan solusi

yang sesuai terhadap risiko.

c. Mengurangi kemungkinan kesalahan fatal.

d. Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan

tingkatan dalam organisasi sehingga setiap individu harus mengambil

dan mengelola risiko masing-masing sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawabnya.

4. Faktor-Faktor Manajemen Risiko

Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar manajemen risiko

dikatakan berjalan efektif, antara lain:34

a. Strategi risiko dan control secara komprehensif berdasarkan

pertimbangan yang terkait pada:

31

Leo. J Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk

Industri Nonperbankan (Jakarta:PPM Manajemen, 2010), h.1 32

Emmett J. Vaughan Risk Management. Canada: Jhon Wiley & Sons, 1997. 33

Frianto Pandia, SE., MM., Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2012), h. 153 34

Ibid

Page 45: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

33

1) Toleransi terhadap risiko, yaitu kejelasan tentang berapa besar

risiko yang bersedia ditanggung dan risiko apa yang harus

dihindari;

2) Filosofi terhadap risiko, yaitu menentukan cara pandang atau

sikap dan tindakan terhadap risiko;

3) Akuntabilitas risiko, yaitu kemampuan dalam penanganan risiko.

b. Disiplin manajemen risiko pada seluruh entitas organisasi yang

mencakup:

1) Kesatuan bahasa dalam mengartikan risiko, yaitu penyatuan

bahasa apakah risiko sebagai bahaya atau peluang;

2) Pengetahuan manajemen risiko yang melekat pada setiap individu

di dalam organisasi.

c. Integritas manajemen risiko di dalam kerangka kerja tata kelola

perusahaan (corporate governance).

d. Strategi penyesuaian risiko pada saat pengambilan keputusan.

e. Kemampuan manajemen senior untuk memahami dampak risiko

terhadap keuntungan dan nilai saham.

f. Peningkatan keamanan informasi.

g. Sistem pengendalian intern yang komprehensif.

5. Proses Manajemen Risiko

Gambar 2.1 Siklus Proses Manajemen Risiko

Identifikasi dan

Pemetaan Risiko

Pemantauan dan

Pengkinian/Kaji Ulang

Risiko dan Kontrol

Solusi

Risiko/Implementasi

Tindakan Terhadap

Risiko

Menegaskan Profil

Risiko dan Rencana

Manajemen Risiko

Kuantifikasi/Menilai

/Melakukan

Peringkat Risiko

Page 46: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

34

Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas di

dalam organisasi. Tindakan berkesinambungan yang dilakukan sejalan

dengan definisi manajemen risiko yang telah dikemukakan, antara lain:35

a. Identifikasi dan Pemetaan Risiko

1) Menetapkan kerangka kerja untuk implementasi strategi risiko

secara keseluruhan.

2) Menentukan definisi kerugian.

3) Menyusun dan melakukan implementasi mekanisme

pengumpulan data.

4) Membuat pemetaan kerugian ke dalam kategori risiko yang dapat

diterima dan tidak dapat diterima.

b. Kuantifikasi/Menilai/Melakukan Peringkat Risiko

1) Perluasan dengan memanfaatkan tolak ukur (branchmarking),

permodelan (modeling), dan peramalan (forecasting) yang berasal

dari luar organisasi. Sumber eksternal yang dimaksud berasal dari

praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan di dalam industri.

2) Aplikasi teknik permodelan dalam mengukur risiko.

c. Menegaskan Profil Risiko dan Rencana Manajemen Risiko

1) Identifikasi selera risiko organisasi (risk appetite), apakah

manajemen secara umum terdiri dari penghindar risiko (risk

averter), penerima risiko sewajarnya (risk neutral), dan pencari

risiko (risk seeker).

2) Identifikasi visi strategi dari organisasi.

d. Solusi Risiko/Implementasi Tindakan terhadap Risiko

1) Hindari (avoidance).

2) Alihkan (transfer).

3) Mitigasi risiko (mitigate risk).

4) Menahan risiko residual (retention of residual risk).

e. Pemantauan dan Pengkinian/Kaji Ulang Risiko

35

Ibid, h.154

Page 47: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

35

1) Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi manajemen

risiko telah diimplementasikan dan berjalan dengan baik.

2) Lakukan pengkinian dengan mengevaluasi dan menindaklanjuti

hasil evaluasi terhadap implementasi kerangka manajemen risiko

yang terintegrasi ke dalam strategi risiko keseluruhan.

D. Jenis-Jenis Resiko

Banyak teori yang tersedia untuk mendefinisikan jenis-jenis risiko dalam

menjalankan bisnis perbankan, Secara bahasa risiko adalah akibat yg kurang

menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau

tindakan: apa pun risikonya, saya akan menerimanya. dia berani menanggung

risiko dari tindakannya itu.36

Risiko menurut istilah adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan

atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan

yang ingin di capai.37

Pada dasarnya risiko yang dihadapi oleh lembaga keuangan dapat

dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu risiko finansial dan nonfinansial

(klasifikasi diambil dari Gleason 2000) yang meliputi:38

1. Risiko finansial adalah risiko dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan

yang berhubungan dan berdampak dengan keadaan keuangan perusahaan

tersebut secara langsung. Artinya, pendekatan ini digunakan dalam

mempelajari setiap risiko perusahaan yang berhubungan dan akan

berdampak secara langsung pada keuangan perusahaan. Risiko finansial

diantaranya meliputi:

36

http://kamusbahasaindonesia.org/risiko#ixzz1XnRwtGtz, diakses pada tanggal 1 Maret

2018, pukul 23.02 wib 37

Ferry N.Idroes Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan:Dalam Konteks Kesepakatan

Basel dan Peraturan Bank Indonesia (Yogyakarta:Graha Ilmu,2006),h. 4 38

Habib Ahmed & Tariqullah khan, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 11

Page 48: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

36

a. Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan

variable pasar dari portofolio yang dimiliki oleh perusahaan, yang

dapat merugikan perusahaan (adverse moment).39

b. Risiko kredit atau risiko pembiayaan menurut OJK dalam Surat Edaran

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2016 adalah Risiko yang

muncul akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi

kewajiban kepada perusahaan pembiayaan.

2. Risiko non finansial adalah risiko dalam penyelenggaraan kegiatan

perusahaan yang tidak berhubungan dan berdampak dengan keadaan

keuangan perusahaan tersebut secara langsung. Artinya, pendekatan ini

digunakan dalam mempelajari setiap risiko perusahaan yang memunculkan

risiko awal sebelum damapak ahirnya yang akan berhubungan dan akan

berdampak pada keuangan perusahaan. Risiko non-finansial diantaranya

meliputi:

a. Risiko operasional menurut OJK dalam Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2016 adalah risiko yang muncul

sebagai akibat ketidaklayakan atau kegagalan proses internal, manusia,

sistem teknologi informasi dan/atau adanya kejadian yang berasal dari

luar lingkungan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank. Setiap

peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba

sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau

profitabilitas bank yang bersangkutan.40

b. Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik

melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.41

c. Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau

kelemahan aspek yuridis yang dapat bersumber antara lain dari

kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan

39

Veithzal Rivai,dkk., Commercial Bank Management (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.

569 40

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),

h.120 41

Wiroso. Produk Perbankan Syariah. (Jakarta : LP FE Usakti, 2009), h.325

Page 49: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

37

yang dilakukan oleh perusahaan, ketiadaan dan/atau perubahan

peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi atau

konrak yang telah dilakukan menjadi tidak sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di kemudian hari dan adanya tuntutan hukum dalam

proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap

perusahaan maupun perusahaan terhadap pihak ketiga.42

42

Ferry N. Idroes dan Sugiarto, Manajemen Resiko Perbankan, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006), h. 67

Page 50: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

38

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN BMT VENTURA

A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang Berdirinya PT. Permodalan BMT

Ventura

Sekitar bulan Februari tahun 2006, dalam pembukaan Pelatihan Penguatan

Manajer BMT yang bertempat di Pesantren Wirausaha Abdurrahman Bin Auf

(PERWIRA-ABA), Saat Suharto menggulirkan sebuah gagasan tentang

perlunya lembaga pembiayaan bagi BMT. Tujuannya antara lain adalah guna

meningkatkan kapasitas sebagian BMT-BMT anggota yang kepemilikan

asetnya masih masih di bawah satu milyar rupiah terutama pada saat krisis

likuiditas di masa-masa tertentu, seperti masa tanam, tahun ajaran baru, hingga

hari-hari besar keagamaan, dan lain-lain.

Pada bulan Mei tahun 2006, dilakukan pertemuan untuk menjajaki

gagasan mendirikan Perusahaan Modal Ventura bagi BMT. Hingga pada

bulan September 2006 bertempat di Syahida UIN Syarif Hidayatullah

diselenggarakan Focus Group Discussion dimana hasil yang didapatkan dalam

diskusi tersebut, semakin memantapkan langkah untuk segera mewujudkan

Perusahaan Modal Ventura BMT.

Resmi berdiri pada tanggal 19 Desember 2006, PBMT Ventura didirikan

dengan maksud sebagai salah satu portofolio investasi di sektor riil terutama

menyediakan financial services bagi pengusaha mikro dan kecil yang

disalurkan melalui jaringan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). PT. Permodalan

BMT Ventura (PBMT Ventura) adalah Lembaga Keuangan Bukan Bank

(LKBB) yang dikelola dengan prinsip syariah.

Ada tiga hal yang menjadi identitas PBMT Ventura, pertama adalah

komitmen terhadap tata kelola sesuai dengan prinsip syariah. Kedua, BMT

sebagai mitra strategis. Ketiga, Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sebagai fokus

sektor yang dituju PBMT Ventura. Selain itu, PBMT Ventura juga

Page 51: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

39

menyediakan produk jasa seperti technical assistance, research and

innovation, dan networking. Produk-produk tersebut dikeluarkan bagi

kepentingan stakeholder PBMT Ventura.

Dengan technical assistance diharapkan akan membuat BMT memiliki

performa prima. Dalam Research and innovation, dimaksudkan untuk

menemukan produk-produk layanan jasa finansial syariah serta ajang edukasi

untuk peningkatan pemahaman mengenai keuangan syariah. Sedangkan

networking dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif dan efisien bagi

pihak-pihak yang menghendaki perluasan usaha.

PBMT Ventura melihat peranan BMT di Indonesia sebagai institusi atau

saluran yang dapat membantu masyarakat kecil dalam mendapatkan akses

permodalan. Optimalisasi pembiayaan yang dilakukan oleh BMT terkadang

terkendala oleh kesulitan likuiditas dari BMT itu sendiri terutama yang terjadi

pada masa-masa tertentu seperti tahun ajaran baru, masa panen, atau hari raya.

Untuk itu PBMT Ventura berinisiatif untuk turut serta mengatasi persoalan

permodalan di sektor Usaha mikro dan kecil sekaligus secara simultan

mengatasi kesulitan likuiditas pada BMT. Keuntungan berinvestasi di

dalamnya adalah lebih menetramkan karena dijalankan dengan prinsip

syariah; risiko rendah karena spreading risk-nya luas dan dikelola secara

profesional; bagi hasil yang menguntungkan dan kompetitif; mendayagunakan

sektor riil dengan sasaran kelompok UKM; turut menciptakan lapangan kerja

baru; dan turut membangun kekuatan ekonomi bangsa.

Selain fokus di sektor mikro, meminimalisir risiko juga menjadi isu sentral

dalam pengelolaan bisnis ini dimulai pada tahun 2012. Hal tersebut

dikarenakan, pertama, PBMT Ventura perlu menjaga kepercayaan publik atas

dana yang dikelola. Kedua, PBMT Ventura memiliki kepentingan dalam

mengedukasi pengusaha mikro untuk menjalankan bisnisnya secara

profesional dan amanah. Untuk itu, PBMT Ventura melihat melalui Sumber

Daya Insani (SDI) yang kompeten dan memilik visi yang kuat terutama terkait

dengan usaha pemberdayaan yang melekat pada perseroan inilah risiko bisnis

bisa diminimalisir dan pengusaha mikro bisa diedukasi.

Page 52: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

40

Dalam rangka memperkuat SDI ini, maka bersama dengan perhimpunan

BMT Indonesia PBMT membangun wadah diklat yang dinamakan dengan

PBMT Institute. Lembaga inilah yang nantinya akan menyediakan pelatihan-

pelatihan dari berbagai jenjang karyawan BMT. Karena ditangan para

karyawan itulah bisnis dan nilai-nilai syariah dan ke-BMT-an dikembangkan

dan disebarluaskan. Lembaga ini juga yang nantinya akan memberikan standar

kompetens, sehingga meskipun secara kelembagaan keberadaan BMT-BMT

tidak terkait satu sama lain namun ada satu standar yang menyatukan.

Komunikasi yang baik akan dijadikan kunci keberhasilan PBMT Ventura

dalam menggapai visi dan misinya, karena akan senantiasa merawat serta

mengoptimalisasi jaringan kerja (networking) baik dengan seluruh jaringan

BMT dan pengusaha mikro dan kecil adalah kuncinya. Di samping itu

seoptimal mungkin kami memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna

produk-produk dari PBMT Ventura atau investor serta menyediakan diri

sebagai entitas pembelajar yang tidak segan-segan bertanya dan melakukan

perbaikan-perbaikan demi memunculkan inovasi-inovasi baru.

B. Visi, Misi, dan Tujuan PT. Permodalan BMT Ventura

1. Visi

Menjadi pusat pelayanan jasa keuangan pada pengusaha mikro, kecil dan

menengah melewati jaringan BMT.

2. Misi

a. Turut serta mewujudkan masyarakat produktif;

b. Turut serta membangun dan mengembangkan sistem ekonomi syariah

dengan menciptakan iklim yang baik bagi berkembangnya Lembaga

Keuangan Syariah;

c. Menebar nilai Syariah kepada para stakeholder;

d. Mendayagunakan investasi untuk mengembangkan pengusaha mikro,

kecil dan menengah sehingga investasi lebih produktif;

e. Menyelenggarakan training-training untuk peningkatan kapasitas

karyawan BMT;

Page 53: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

41

f. Mendorong terciptanya kinerja unggul BMT;

g. Menciptakan sistem kerja yang produktif, efisien dan inovatif.

3. Tujuan

a. Mendidik masyarakat untuk mengelola keuangannya dengan baik

sehingga pendapatannya lebih besar daripada tingkat konsumsinya,

lebih jauh diharapkan dapat berkembang menjadi masyarakat

produktif.

b. Bekerja bersama dengan semua eksponen umat melakukan upaya

sosialisasi dan pembangunan infrastruktur ekonomi syariah.

c. Melakukan kerjasama investasi dengan investor dan pengusaha mikro,

kecil dan menengah secara aman, profesional, serta saling

menguntungkan, sehingga dapat memberikan bagi hasil yang

kompetitif kepada investor.

d. Mendidik stakeholders untuk memahami dan tunduk kepada prinsip-

prinsip syariah.

e. Melakukan penempatan permodalan kepada BMT, sehingga BMT

memiliki rasio modal sendiri terhadap dana pihak ketiga yang

memenuhi persyaratan.

f. Menjaga likuiditas

g. Melakukan pelatihan, kursus, untuk mengembangkan kapasitas

Sumber Daya Insani (SDI) karyawan BMT.

h. Memberikan pelayanan finansial, dan mengembangkan kinerja yang

unggul pada BMT berupa hal-hal sebagai berikut:

1) Memiliki ukuran rasio keuangan yang baik;

2) Performa manajemen dan lembaga sesuai dengan SOP maupun

peraturan lain yang ditetapkan;

3) Masuk rating lembaga terbaik;

4) Pelayanan yang baik (service excellent).

i. Memberi manfaat bagi seluruh stakeholders perusahaan berupa:

1) Keuntungan dan atau bagi hasil yang kompetitif bagi investor;

2) Pajak bagi pemerintah;

Page 54: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

42

3) Kesejahteraan yang layak bagi karyawan;

4) Usaha yang berkembang penuh barokah dan saling

menguntungkan bagi BMT dan Perusahaan Pasangan Usaha

(PPU);

5) Lapangan pekerjaan dan perbaikan kondisi sosial bagi masyarakat

sekitar.

C. Legalitas Hukum PT. Permodalan BMT Ventura

1. Akta Pendirian : No. 6 Notaris Edi Priyono, SH. Tertanggal 19

Desember 2006; No. 67 Notaris Edi Priyono, SH.

Tertanggal 29 Mei 2008.

2. Pengesahan : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.

W7-0256 HT.01.01.TH 2007, tertanggal 14 Maret

2007. No. AHU-55964.AH.01.02.TH.2008,

tertanggal 27 Agustus 2008.

3. Berita Negara : Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.

10, tertanggal 01 Februari 2008, No. 89, tertanggal

04 November 2008.

4. SIUP : Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-

185/KM.10/2007, tertanggal 25 September 2007.

5. NPWP. : 02.623.379.1-012.000

6. TDP : Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kodya Jakarta Selatan, No. 09.03.1.65.54431,

tertanggal 18 Desember 2007.

7. Domisili : Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.

1432/1.824.5/2010, Kelurahan Senayan, Kecamatan

Kebayoan Baru, Jakarta Selatan 12190.

Page 55: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

43

D. Produk-Produk PT. Permodalan BMT Ventura

1. Finansial Servis

Produk financial service (jasa keuangan) di PBMT Ventura saat ini terbagi

menjadi:

a. Investment

Produk investasi yang telah PT. Permodalan BMT Ventura keluarkan

yaitu: Temporary Placement, Equity Based Placement, dan Share.

Produk-produk tersebut memungkinkan bagi investor untuk memilih

pilihan investasi sesuai dengan preferensinya dengan peluang bagi

hasil yang kompetitif.

b. Financing

Produk pembiayaan adalah pemberian fasilitas pembiayaan kepada

pengusaha mikro, kecil, dan menengah melalui saluran BMT.

Pembiayaan ini dapat berupa penguatan likuiditas dan atau ekuitas.

c. Linkage Program

Produk ini merupakan produk pembiayaan dari pihak ketiga yang akan

disalurkan melalui kami. Pada produk ini ada dua model yang telah

kami lakukan, yaitu:

1) Executing: pihak ketiga yang memberikan pembiayaan kepada

kami untuk kami salurkan kembali didalam bentuk pembiayaan ke

pengusaha mikro, kecil, dan menengah dengan melalui BMT.

2) Channeling: pihak ketiga melakukan pembiayaan langsung ke

BMT, posisi kami merupakan mitra pihak ketiga dalam melakukan

supporting, monitoring/evaluating, serta dalam situasi tertentu

menjadi guarantor.

Produk-produk ini dimaksudkan sebagai usaha pembiayaan kepada

usaha mikro dan kecil yang penyalurannya dilakukan melalui jaringan

BMT. Sumber dana yang didapat guna memberikan jasa pembiayaan

berasal dana investasi dan dana pihak ketiga lainnya. Untuk non-

investment PBMT Ventura juga mengelola dana yang berasal dari pihak

perbankan dan lembaga keuangan lainnya melalui linkage programe atau

Page 56: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

44

dengan melalui program penjaminan dimana PBMT Ventura bertindak

sebagai penjamin atas pembiayaan yang diberikan pihak perbankan atau

lembaga lainnya kepada BMT.

2. Technical Assistance

Produk technical assistance, PBMT Ventura menyebutnya sebagai

non-commercial product. Produk ini ditangani oleh Perhimpunan BMT

Indonesia yang menjadi mitra kerja profesional dari PBMT Ventura.

Selama ini Perhimpunan BMT Indonesia telah terlibat dalam membangun

sistem kerja yang kuat dan solid pada BMT. Beberapa hal yang dilakukan

antara lain:

a. Capacity Building; PBMT Ventura berusaha meningkatkan kinerja

BMT melalui bantuan pembuatan sistem kerja, manajemen, dan

peningkatan kualitas Sumber Daya Insani (SDI).

b. Rating Agency; PBMT Ventura melakukan penilaian dan peratingan

terhadap kinerja BMT-BMT yang menjadi mitra kerjanya berdasarkan

pada kinerja manajemen dan keuangan, sehingga bisa menjadi rujukan

dalam menentukan prioritas penerima jasa pembiayaan dari PBMT

Ventura. Pe-rating-an ini juga berguna bagi masyarakat yang akan

berurusan dengan BMT bersangkutan. Sehingga harapannya dari

produk ini mampu memunculkan sikap profesionalisme kerja dari

mitra BMT dari PBMT Ventura;

c. Networking Agency; jaringan BMT mitra kerja dari PBMT Ventura

yang tersebar hampir merata di wiliayah Indonesia bisa difungsikan

secara efektif dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti dalam bantuan

kemanusiaan pada masyarakat korban bencana alam maupun kegiatan-

kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan visi dan misi serta

maksud dan tujuan perusahaan.

3. Research and Innovation

PBMT Ventura terus berusaha untuk terus mengembangkan inovasi

baru yang berkaitan dengan teknologi informasi dari produk keuangan

Page 57: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

45

mikro baru yang berguna bagi pengembangan sektor mikro dan kecil.

Dalam research and innovation, PBMT Ventura berusaha memenuhi

kepentingan edukasi dan menjaga kepuasan stakeholder. Beberapa contoh

produk yang telah ada saat ini adalah majalah Micro Channel. Segera

menyusul jurnal-jurnal ilmiah dan Economic Sharia Outlook. Semuanya

untuk kepentingan stakeholder. Dalam perkembangan selanjutnya peran

dan fungsi Research and Innovation, dan produk technical assistant

seperti Capacity Building dan Rating Agency diserahkan khusus kepada

PBMT Institute sebuah lembaga think tank yang didirikan oleh anggota

PBMT Indonesia sejak April 2009.

4. Networking

PBMT Ventura menjalani jaringan kerja dengan BMT-BMT di seluruh

wilayah Indonesia, melakukan pembinaan dan pengembangan. Sehingga

keberadaan produk ini untuk mempermudah kerjasama-kerjasama, baik

program, pembiayaan, maupun investasi, antara BMT, BMT dengan pihak

lain, atau menghubungkan bisnis antara anggota BMT, maupun

menjalinkan anggota BMT dengan pihak-pihak lain. Produk ini juga dapat

dimanfaatkan oleh lembaga atau institusi bisnis yang berniat untuk

bermitra dengan PBMT Ventura dalam memasarkan produk mereka.

Dengan menggunakan jaringan BMT yang dimiliki, maka produk yang

akan dipasarkan oleh lembaga atau institusi bisnis tersebut akan lebih

mudah diterima oleh konsumen dengan tepat sasaran dan lebih efisien.

Page 58: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

46

E. Struktur Organisasi PT. Permodalan BMT Ventura

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PBMT Ventura

President Commissioner:

Erie Sudewo

Commissioner:

Jularso

Nasyith Majidi

President Director:

Saat Suharto Amjad

Director:

Budi Santoso

Director:

Harjono Sukarno

Sharia Supervisory:

Dr. Yulizar D. Sanrego, M.Ec

Dr. Yusup Hidayat, MH

Komite-komite:

1. Pengendalian Internal

2. SDI

3. Pembiayaan

4. Remediasi

Senior Advisor:

Adiwarman A. Karim

M. Syafii Antonio

Chief Economist:

Awalil Rizky

Portfolio

Management

Division

Administration

and

Operational

Division

Legal, Risk

Management

and Compliance

Division

Investor

Relation and

Corporate Affair

Division

Page 59: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembiayaan Kepada BMT di PT. Permodalan BMT Ventura

Sebagai lembaga pembiayaan berbentuk modal ventura, PT. Permodalan

BMT ventura (PBMT Ventura) didirikan dengan maksud dan tujuan untuk

memberikan pelayanan keuangan bagi pengusaha mikro dan dan kecil (UKM).

Maksud dan tujuan tersebut secara konsisten telah diajukan sejak tahun

didirikan pada 19 Desember 2006 hingga kini.

Sejak awal keberadaan perseroan ini boleh dibilang unik. Selain sebagai

perusahaan modal ventura pertama yang dikelola secara syariah perseroan ini

adalah lembaga keuangan yang dibangun dari bawah, dalam artian dibentuk

dibentuk dan dikembangkan bersama-sama oleh pelaku keuangan mikro

syariah atau yang dikenal dengan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Kini BMT-

BMT yang tergabung dalam perhimpunan BMT Indonesia menjadi katalisator

utama yang menghubungkan perseroan dengan masyarakat mikro.

Perusahaan yang telah mengantungi izin dari BAPEPAMLK dengan

Nomor Kep-185/KM.10/2007pada tanggal 25 September 2007 ini mampu

berjalan secara efektif dan efesien, terarah dan dengan risiko yang terukur.

Produk pembiayaan PBMT Ventura merupakan pemberian fasilitas

pembiayaan kepada pengusaha mikro, kecil, dan menengah melalui saluran

BMT, pembiayaan ini dapat berupa penguatan likuiditas dan atau ekuitas.

Untuk mendapatkan fasilitas produk pembiayaan tersebut, ada sejumlah

syarat-syarat yang harus dipatuhi serta harus mengikuti sejumlah prosedur dan

mekanisme tertentu. Berikut adalah penjelasan terkait produk-produk

pembiayaan, persyaratan pengajuan pembiayaan, serta mekanisme dan

prosedur pembiayaan di PBMT Ventura:

1. Produk-produk pembiayaan di PBMT Ventura

a. Modal Kerja BMT

Page 60: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

48

Produk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dana anggota BMT

dalam menjalankan usahanya. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Plafond antara Rp. 500.000.000,- s.d. Rp. 5.000.000.000,-.

2) Jangka waktu angsuran sampai dengan 36 bulan.

3) Jenis akad yang digunakan Mudharabah Muqayyadah.

4) Pembayaran angsuran pokok dan bagi hasil per bulan.

b. Pembelian Asset BMT

Produk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembukaan cabang,

peralatan/perlengkapan, atau kendaraan dalam menjalankan

operasional kantor BMT. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Plafond antara Rp. 100.000.000,- sampai Rp. 1.000.000.000,-.

2) Jangka waktu angsuran sampai dengan 120 bulan.

3) Jenis akad yang digunakan Murabahah atau Ijarah Muntahiyyah bi

Tamlik.

4) Pembayaran angsuran pokok dan margin/ujrah per bulan.

c. Bangun/Renovasi Kantor BMT

Produk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan atau

renovasi kantor BMT. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Plafond antara Rp. 100.000.000,- sampai Rp. 1.000.000.000,-.

2) Jangka waktu angsuran sampai dengan 60 bulan.

3) Jenis akad yang digunakan Ijarah.

4) Pembayaran angsuran pokok dan ujrah per bulan

d. Talangan Umroh

Produk ini bertujuan untuk memberikan talangan umroh kepada

anggota BMT yang memiliki niat umroh, dengan keterbatasan dana.

Dengan rincian sebagai berikut:

1) Plafond disesuaikan dengan kebutuhan BMT.

2) Jangka waktu angsuran sampai dengan 36 bulan.

3) Jenis akad yang digunakan Ijarah Multi Jasa.

4) Pembayaran angsuran pokok dan ujrah per bulan.

2. Persyaratan Pembiayaan

Page 61: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

49

Sebelum mendapatkan pembiayaan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan oleh BMT sebagai syarat awal pengajuan pembiayaan, salah

satunya adalah menjadi anggota Perhimpunan BMT Indonesia dalam

jangka waktu tertentu dan untuk menjadi anggota Perhimpunan BMT

Indonesia ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh BMT, yaitu:

a. Memiliki Visi dan misi yang jelas tentang ekonomi mikro syariah.

b. Sudah beroperasi minimal dua tahun.

c. Memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) BMT atau lembaga keuangan mikro syariah lain yang berbadan

hukum.

2) Didirikan oleh Warga Negara Indonesia.

3) Bersedia membayar biaya keanggotaan yang akan diatur oleh

keputusan Pengurus.

4) Berkedudukan dan berdomisili di wilayah teritorial Republik

Indonesia.

5) Menyetujui AD/ART dan peraturan keanggotaan Perhimpunan

BMT Indonesia

6) Mengajukan permohonan untuk mendaftarkan diri sebagai anggota

Perhimpunan BMT Indonesia yang ditandatangani oleh Pengurus

dan atau yang diberi kuasa, dengan melampirkan:

a) Formulir keanggotaan.

b) Foto copy KTP Pengurus dan Manajer.

c) Laporan Keuangan (Neraca dan Rugi Laba) selama dua tahun

terakhir.

d) Menyerahkan laporan RAT selama dua kali atau dua tahun

terakhir.

e) Melampirkan Surat Pernyataan dari Dewan Pengawas Syariah

BMT Pemohon yang menyatakan bahwa produk-produk BMT

Pemohon telah sesuai dengan syariah.

f) Melampirkan Surat Rekomendasi dari Korwil PBMT

Indonesia/Asosiasi BMT setempat.

Page 62: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

50

g) Membayar biaya keanggotaan sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta

lima ratus ribu rupiah).

Setelah syarat-syarat menjadi anggota Perhimpunan BMT

Indonesia, maka secara keseluruhan syarat-syarat pengajuan pembiayaan

yang harus dipenuhi oleh BMT di PT. Permodalan BMT Ventura adalah

sebagai berikut:

a. Merupakan anggota Perhimpunan BMT Indonesia dengan jangka

waktu beroperasi minimal dua tahun berturut-turut dinyatakan sehat

oleh Perhimpunan BMT Indonesia, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan

yang diadakan oleh Perhimpunan BMT Indonesia.

b. Mengisi surat pengajuan pembiayaan kepada PBMT Ventura.

c. Telah berbadan hukum dengan memiliki akta pendirian dan

pengesahaannya, serta menyerahkan fotocopynya

d. Memiliki dan menyerahkan fotocopy TDP, NPWP, dan keterangan

domisili yang berkedudukan di wilayah teritorial Republik Indonesia.

e. Melampirkan data pengawas, pengurus, dan manajer.

f. Menyerahkan laporan RAT dua tahun terakhir.

g. Menyerahkan daftar nominatif.

h. Mencantumkan pembaharuan dokumen jika ada.

i. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan.

j. Menyerahkan neraca dan laba rugi dalam enam bulan terakhir.

3. Prosedur Pembiayaan PT. Permodalan BMT Ventura

BMT yang telah memenuhi persyaratan harus melalui beberapa prosedur

untuk mengajukan pembiayaan, prosedur ini melalui beberapa tahapan

yang dapat dilihat dalam tabel ini:

Page 63: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

51

Tabel 4.1 Prosedur Pembiayaan PBMT Ventura

Legal Compliance Risk Management Monitoring LRM

B. Analisis Produk-Produk Pembiayaan di PT. Permodalan BMT Ventura

Produk-produk pembiayaan yang dimiliki oleh PBMT Ventura

menggunakan prinsip syariah yang juga berpedoman pada akad-akad transaksi

Pengajuan

Pembiayaan

Pengecekan

Kelengkapan

Data dan

Dokumen

Analisis Data dan

Mitigasi Risiko

Rekomendasi

Credit

Committee

(Ya atau Tidak)

Persiapan dan

Pelaksanaan

Pengikatan

Preparing

Disburse or

Payment

Informasi ke

BMT

(Ya atau Tidak)

File

Documentation

Pengawasan dan

Review Realisasi

Pembiayaan

Audit Pendeteksian

Pembiayaan

Bermasalah

Page 64: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

52

berdasarkan Fatwa DSN-MUI. Berikut produk-produk dan akad-akad yang

digunakan oleh PBMT Ventura dalam pembiayaan yang dilakukan kepada

BMT:

1. Produk pembiayaan Modal Kerja BMT menggunakan akad mudharabah

muqayyadah, landasan hukum akad mudharabah muqayyadah yang

digunakan dalam produk ini adalah sebagai berikut:

a. Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29

اا أ انكىذأكهالآياان ز كىأي تانثاغمت إل أ ذجاسجذك كىذشاضع ي ل

فسكىذقرها أ إ الل اتكىكا سح

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.

b. Al-Hadits: Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

أ اللصه ىان ث عه آن سه ى شلاز :قال ع:انثشكحف قاسظح،أجم،إنىانث ان

خهػ) شانثش ع دتانش علنهث صةعياجاتسا)نهث

Artinya "Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual

beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur

gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk

dijual." (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah

(Qiradh).

2. Produk Pembelian Asset BMT menggunakan akad murabahah atau ijarah

muntahiyyah bi tamlik, landasan hukum akad murabahah dan ijarah

muntahiyyah bi tamlik yang digunakan dalam produk ini adalah sebagai

berikut:

a. Murabahah

1) Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29

Page 65: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

53

ذشاض ذجاسجع ذك أ كىتانثاغمإل انكىت آيالذأكهاأي اان ز كى اأ ي

ت كا الل فسكى إ لذقرهاأ ا كىسح

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2) Al-Hadits: Hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam

ما ال ه وآله وسلم قال: إن د الخدري رض الل عنه أن رسول الل صلى الل عل سع عن أب ب

( جه وصححه ابن حبانعن تراض، )رواه البه وابن ما

Artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW

bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama

suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh

Ibnu Hibban).

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan

Murabahah.

b. Ijarah muntahiyyah bit tamlik

1) Al-Quran: QS. Az-Zukhruf ayat 32:

سف ا، شرىفانحاجانذ ىيع ات قس دست ك،ح سح أىقس عاتععىف

ع اج ي ش دست كخ سح .تعطدسجاخنر خزتععىتععاسخشا،

Artinya: "Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat

Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan

mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan

sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan

rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."

2) Al-Hadits: Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i dari

Sa`d Ibn Abi Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:

ص افااسسلالل اءي ياسعذتان سع انض اقي اعهىانس ه ىك اكشيالأسضت

ح فع كشاتزةأ أيشاأ رنك سه ىع عه .الل

Page 66: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

54

Aritnya: "Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil

tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air; maka

Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan

memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau

perak (uang)."

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 Tentang Pembiayaan al-Ijarah

al-Muntahiyah bi al-Tamlik.

3. Produk pembiayaan Bangun/Renovasi Kantor BMT menggunakan akad

ijarah, landasan hukum akad ijarah yang digunakan dalam produk ini

adalah sebagai berikut:

a. Al-Quran: QS. Al-Qasas ayat 26:

اقاند اسرأجشأتداإحذا شإ خ ياسرأجشخي انق الأي

Artinya: "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Hai ayahku!

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja

(pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."

b. Al-Hadits: Hadits riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

شأجشقثمأ عشقأعطاالأج جف .

Artinya: "Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."

c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah.

4. Produk Talangan Umroh menggunakan akad ijarah multijasa, landasan

hukum akad ijarah multijasa yang digunakan dalam produk ini adalah

sebagai berikut:

a. Al-Quran: QS. Al-Qasas ayat 26:

اقاند اسرأجشأتداإحذا شإ خ ياسرأجشخي انق الأي

Artinya: "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Hai ayahku!

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

Page 67: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

55

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja

(pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."

b. Al-Hadits: Hadits riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

عشق جف شأجشقثمأ .أعطاالأج

Artinya: "Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."

c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Nomor 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa.

Usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura menurut Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.05/2015 Tentang Tata Kelola

Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Modal Ventura disebutkan bahwa

Usaha Modal Ventura adalah usaha pembiayaan melalui penyertaan modal

dan/atau pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka

pengembangan usaha pasangan usaha atau debitur. Sementara pembiayaan

menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

pasal 1 ayat (25) mencakup sejumlah akad-akad transaksi sebagai berikut:

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’;

4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Sehingga produk-produk pembiayaan yang dimiliki oleh PBMT Ventura

sudah sesuai dengan Undang-Undang yang ada dan pelaksanaan usaha yang

dilakukan oleh PBMT Ventura sudah sesuai dengan peraturan dari OJK selaku

penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap

keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

Page 68: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

56

C. Risiko-Risiko yang Timbul pada Pembiayaan di PT. Permodalan BMT

Ventura

PBMT Ventura memiliki perusahaan yang PPU-nya tidak umum seperti

Perusahaan Modal Ventura biasa. PBMT Ventura sendiri Khusus BMT dalam

bentuk Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS), meskipun ada

juga BMT yang berbentuk LKMS yang bernaung Di Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), namun PBMT Ventura hanya fokus memberikan fasilitas pembiayaan

kepada KSPPS yang bernaung di Kementrian Koperasi dan UMKM. Dalam

pembiayaan yang dilakukan oleh PBMT Ventura kepada BMT atau KSPPS,

ada sejumlah risiko yang timbul. Hal ini berdasarkan pada informasi yang

penulis dapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak

manajemen risiko di PBMT Ventura. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat dijelaskan risiko-risiko yang dapat

muncul pada pembiayaan di PBMT Ventura adalah sebagai berikut:

1. Risiko Pembiayaan

Pembiayaan yang dilakukan oleh PBMT Ventura kepada BMT

berpotensi mendapatkan risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan ini adalah

potensi kegagalan dari penerima pembiayaan dalam memenuhi

kewajibannya sesuai dengan kesepakatan. Adapun risiko pembiayaan yang

dialami PBMT Ventura berupa:

a. Potensi terjadinya pembiayaan bermasalah atau pembiayaan macet

pada BMT sebagai PPU dari PBMT Ventura sebagai bentuk dari

wanprestasi.

b. Potensi terjadinya side streaming yang dilakukan oleh BMT sebagai

PPU dari PBMT Ventura sebagai bentuk tindakan fraud.

c. Potensi terjadinya ketidakmampuan BMT sebagai PPU dari PBMT

Ventura dalam meningkatkan volume usahanya yang membuat BMT

tersebut kesulitan dalam membayar angsuran.

Page 69: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

57

2. Risiko Keuangan

Risiko keuangan yang terjadi pada pembiayaan di PBMT Ventura

terjadi dikarenakan kesehatan keuangan seperti NPF, ROE, ROA,

likuiditas, BOPO, dan FDR yang terlihat laporan keuangan dari BMT

sebagai PPU dalam keadaan yang tidak baik. Misalnya risiko dari

minusnya pendapatan operasinal dikarenakan pengeluarannya yang

ternyata lebih besar. Lalu dalam hal penerimaan pinjaman yang dilakukan

oleh BMT sebagai PPU dimana terdapat potensi risiko dari over-nya dana

pinjaman dari pihak ketiga yang melakukan kerjasama, sehingga Dana

Pihak Ketiga (DPK) lebih besar dari simpanan anggota dan ini membuat

BMT berpotensi akan kesulitan dalam mengembalikan pembiayaan yang

telah didapatkan. Serta risiko dari tidak produktifnya komposisi

penyaluran pembiayaan dari aset dimiliki oleh BMT sebagai PPU,

misalnya apabila BMT hanya menyalurkan pembiayaan hanya 50% dari

asetnya dari yang seharusnya bisa mencapai 70% atau lebih yang

dikarenakan sebagian aset yang dimiliki dipakai untuk menjaga aktiva saja

dan itu tidak terlalu bermanfaat, sehingga pendapatan BMT dari

pembiayaan yang dilakukannya tidak maksimal.

3. Risiko Operasional

Risiko operasional yang terjadi pada pembiayaan di PBMT Ventura

dikarenakan oleh beberapa hal, salah satunya kelalaian yang dilakukan

oleh pihak-pihak yang menangani pembiayaan di PBMT Ventura. Dalam

hal ini pihak yang menangani pembiayaan di PBMT Ventura

kemungkinan tidak akurat dalam melakukan analisis BMT yang menjadi

PPU sehingga menyebabkan risiko operasional yang harus ditanggung

PBMT Ventura. Meskipun PBMT Ventura sendiri telah melakukan

penyariangan yang ketat terhadap BMT yang akan dijadikan PPU, namun

ada kalanya BMT yang kurang bagus bisa lolos dalam penyaringan yang

dilakukan oleh PBMT Ventura. Selain itu juga pernah terjadi fraud karena

kurang ahlinya pihak yang terkait dengan pembiayaan dalam melakukan

perhitungan dan analisis sehingga mengganggu operasional PBMT

Page 70: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

58

Ventura. Sementara hal lain munculnya risiko operasional adalah Standar

Operasional Prosedur (SOP) dari BMT yang menjadi PPU, kalau SOP-nya

baik maka kedepannya operasional BMT-nya akan baik, hal ini

dikarenakan pada koperasi itu segala macam prosedurnya harus jelas.

Contoh pada saat akses ke brankas BMT, siapa yang berhak membuka

kunci brankas dan siapa yang berhak memegang kunci dalam hal ini harus

jelas dimana tidak boleh akses terhadap brankas dipegang oleh satu orang

karena akan berpotensi terjadinya fraud. Hal ini dikarenakan saat akses

brankas dipegang satu orang bisa saja orang tersebut mengambil uang

tanpa ada yang sepengetahuan pengurus yang lain. Contoh yang kedua

misal tentang bagaimana BMT mengelola slip penarikan dan penyimpanan

uang pada saat di teller maupun dengan bagian pencatatan harus berbeda,

untuk mengetahui apa yang dicatat maupun fisiknya adalah sama.

4. Risiko Pasar

Risiko pasar di PBMT Ventura dapat terjadi karena target pasar yang

dituju oleh BMT sebagai PPU dalam ruang lingkup yang kecil. Dimana

kalau pasar bagi BMT sebagai PPU itu bagus, maka akan memberikan

efek bagus bagi PBMT Ventura, sebaliknya apabila pasar bagi BMT

sebagai PPU itu buruk, maka akan memberikan efek buruk bagi PBMT

Ventura dalam hal revenue. Hal ini dapat menyebabkan kurang mampunya

BMT dalam mengembangkan usahanya serta kemampuan dalam

mengembalikan pembiayaan, sehingga dapat berisiko pada kemampuan

BMT sebagai PPU untuk mengembalikan modal yang telah diberikan oleh

PBMT Ventura.

5. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas ini terjadi apabila BMT sebagai PPU ternyata tidak

memiliki likuiditas yang baik, namun tetap memaksakan mengajukan

pembiayaan yang tenyata hanya digunakan untuk menjaga likuiditas BMT

tersebut dikarenakan kas maupun simpanan di bank-nya tidak mencukupi.

Hal ini berisiko bagi PBMT Ventura karena berpotensi terjadinya

wanprestasi dikarenakan BMT sebagai PPU kesulitan melakukan

Page 71: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

59

pengembalian pembiayaan yang dapat menimbulkan pembiayaan

bermasalah atau bahkan hal yang terburuk yaitu bangkrut atau colaps di

tengah jalan.

6. Risiko Regulasi

Pada pembiayaan yang dilakukan oleh PBMT Ventura, potensi

terjadinya risiko regulasi ini timbul dikarenakan pihak otoritas publik

dalam hal ini OJK melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk

tujuan tertentu atau mengharuskan sebuah lembaga keuangan mengikuti

aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh OJK tak terkecuali PBMT

Ventura. Misalkan OJK mewajibkan Direksi dan DPS mengikuti Fit &

Proper test, dimana apabila PBMT Ventura menolak, maka akan

mendapatkan peringatan keras dari OJK. Bahkan meskipun sudah

mengikuti apa yang diminta oleh OJK namun apabila hal tersebut belum

mencukupi penilaian (scoring) dan standar yang telah ditetapkan, maka

harus ada perubahan maupun perbaikan dalam sejumlah aspek terkait agar

dapat memenuhi regulasi yang telah ditetapkan.

7. Risiko Hukum

Pada pembiayaan yang dilakukan oleh PBMT Ventura risiko hukum

yang terjadi dapat berupa kelemahan aspek yuridis terkait pembiayaan,

tidak sempurnanya pengikatan perjanjian pembiayaan yang telah

dilakukan, dan dokumen-dokumen terkait pembiayaan yang mungkin saja

palsu ataupun asli namun sudah kadaluarsa dan tidak diperpanjang,

sehingga dapat menyebabkan terjadinya risiko hukum yang dilakukan oleh

pihak PBMT Ventura ataupun BMT sebagai PPU dari PBMT Ventura.

Apalagi jika harus berhubungan dengan BMT-BMT yang tidak kooperatif,

maka hal ini dapat menghambat kegiatan usaha atau hubungan perikatan

dan perjanjian antara PBMT Ventura dengan BMT sebagai PPU.

8. Risiko Strategis

Risiko strategis ini biasanya dikarenakan kesalahan, kelemahan

maupun ketidak-akuratan formulasi strategi, ketidaktepatan dalam

perumusan strategi, maupun kegagalan mengantisipasi perubahan

Page 72: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

60

lingkungan bisnis. Misalnya kesalahan strategi dalam memberikan

pembiayaan pada BMT-BMT dengan mengabaikan sejumlah persyaratan

dalam mengajukan pembiayaan di PBMT Ventura dikarenakan hanya

ingin mengejar target jumlah pembiayaan yang diberikan kepada BMT,

sehingga kesalahan itu dapat berpotensi terjadinya pembiayaan bermasalah

karena kurang cakapnya kondisi BMT yang dibiayai oleh PBMT Ventura.

9. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat terjadi dari aktivitas perusahaan yang tidak

memenuhi ketentuan atau peraturan perundang-undangan dan standar yang

berlaku secara umum. Sementara pada pihak BMT sebagai PPU, risiko

kepatuhan dapat terjadi bila BMT melakukan pelanggaran dan tidak patuh

terhadap aturan-aturan yang telah ditentukan oleh PBMT Ventura. Risiko

ini dapat timbul dari aktivitas BMT yang tidak memenuhi ketentuan

maupun peraturan dan standar yang diberlakukan oleh PBMT Ventura

sebelumnya. Seperti pada aturan bahwa BMT yang dibiayai oleh PBMT

Ventura harus merupakan anggota Perhimpunan BMT Indonesia, namun

ditengah perjalanan pembiayaan, BMT yang sedang dibiayai oleh PBMT

Ventura tersebut justru keluar dari keanggotaan Perhimpunan BMT

Indonesia. Dalam hal lain, dikarenakan BMT yang menerima pembiayaan

dari PBMT Ventura adalah BMT dalam bentuk KSPPS, risiko kepatuhan

juga akan timbul jika BMT tidak mematuhi peraturan yang telah dibuat

oleh Kementerian Koperasi dan UMKM. Selain itu juga risiko kepatuhan

ini dapat terjadi ketika BMT sebagai PPU dalam menjalankan usahanya

ternyata tidak menggunakan akad syariah dan tidak berpedoman pada

aturan yang telah mengikat seperti pada fatwa-fatwa yang mengatur

mengenai pembiayaan akad-akad yang digunakan dalam pembiayaan yang

dibuat oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN

MUI).

10. Risiko Investasi

Risiko investasi yang terjadi pada pembiayaan yang dilakukan oleh

PBMT Ventura dapat muncul akibat harus menanggung kerugian usaha

Page 73: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

61

BMT sebagai PPU yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis

profit and loss sharing maupun pembiayaan lainnya seperti pembiayaan

dengan ujroh maupun margin keuntungan. Hal ini biasanya dipengaruhi

oleh ketidakmampuan BMT sebagai PPU untuk mengembangkan

usahanya, sehingga usaha BMT tidak berjalan dengan lancar dan

menyebabkan ketidakmampuan BMT dalam mengembalikan pembiayaan

yang telah diberikan oleh PBMT Ventura yang berpotensi terjadinya

pembiayaan macet atau bermasalah.

11. Risiko Imbal Hasil

Risiko imbal hasil pada pembiayaan BMT yang dilakukan oleh PBMT

Ventura dapat disebabkan oleh revenue yang diterima dari BMT Sebagai

PPU tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pembiayaan dengan

sistem bagi hasil, jika nisbah bagi hasil tidak sesuai dengan yang

diharapkan seperti ini maka hal ini bisa berpotensi mempengaruhi perilaku

Dana Pihak Ketiga (DPK) selaku investor yang menanamkan modalnya di

PBMT Ventura dalam bentuk penurunan jumlah dana yang diinvestasikan

pihak ketiga di PBMT Ventura.

D. Kerangka Kerja Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura

Sebelum marancang dan menerapkan kerangka kerja manajemen risiko

dan kontrol, PBMT Ventura menerapkan pendekatan Three Lines of Defense

yang diantaranya:43

1. Pertahanan Lapis Pertama

Management & Bussiness Development Division berperan sebagai

pertahanan tingkat pertama dan bertanggung jawab untuk

mengidentifikasi, mengevaluasi, mengontrol, dan memitigasi risiko dalam

bisnis. Bussiness Development Division memiliki tanggung jawab yang

utama atas pengelolaan eksposur risiko bisnis dari hari ke hari. Business

Development Division bertanggung jawab atas risiko yang timbul dalam

setiap kesempatan bisnis dan target market yang telah disetujui.

43

Pedoman Manajemen Risiko PBMT Ventura h. 3

Page 74: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

62

2. Pertahanan Lapis Kedua

Risk management division berperan sebagai unit kunci dalam memberikan

pertahanan tingkat kedua melalui fungsi pemantauan, melakukan review

dan menyetujui limit-limit risiko untuk berbagai unit bisnis dan kemudian

bekerja sama dengan unit bisnis untuk memastikan bahwa risiko yang

diambil oleh unit bisnis telah teridentifikasi secara tepat, terukur, dan

dikelola sesuai dengan parameter yang telah disetujui dan dilaporkan

kepada para pihak terkait.

3. Pertahanan Lapis Ketiga

Audit internal berperan sebagai pertahanan tingkat ketiga dalam kerangka

kerja manajemen risiko dan kontrol melalui pengujian dan audit secara

independen atas ketepatan proses unit bisnis dan unit pendukungnya untuk

memastikan bahwa mereka telah melakukan fungsi dan tanggung

jawabnya dan mematuhi kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang

disetujui oleh direksi. Berikut adalah struktur organisasi manajemen risiko

PBMT Ventura:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Manajemen Risiko

RUPS

Dewan Komisaris Dewan Pengawas syariah Direksi

Management & Business

Development Division

Legal Compliance & Risk

Management Division

Administration &

Operasional Division

Partnership & Corporate

Affair Division

Audit Internal

Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi

Page 75: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

63

Dari bagan struktur organisasi manajemen risiko PBMT Ventura

tampak bahwa dewan komisaris, dewan pengawwas syariah, dan direksi

menjadi penentu keberhasilan pengelolaan risiko melalui pengawasan aktif

yang dilakukannya.

Menyadari peran strategik ketiganya, PBMT Ventura telah

menetapkan pembagian tugas pengawasan pada masing-masing pihak,

dengan pejelasan singkat berikut:

1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris

Beberapa peran pengawasan aktif yang menjadi tugas Dewan

Komisaris dalam pengelolaan risiko, mencakup:

a. Bertanggung jawab untuk menyetujui kerangka umum kebijakan

manajemen risiko yang direkomendasikan oleh direksi.

b. Melakukan pemantauan atas risiko dan mengevaluasi

pertanggungjawaban direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen

risiko, strategi dan eksposur melalui kajian berkala dengan direksi.

c. Melaksanakan fungsi manajemen risiko sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan mendelegasikan wewenang kepada direksi untuk

memungkinkan mereka menyetujui/ merekomendasikan aktivitas

bisnis dan tugas-tugas lainnya.

2. Pengawasan Aktif Dewan Pengawas Syariah (DPS)

PBMT Ventura menempatkan dewan pengawas sesuai rekomendasi

dewan syariah nasional majelis ulama Indonesia (DSN-MUI) dan sesuai

perundangan yang berlaku mengenai hal tersebut. Adapun fungsi dan

peran aktif yang dijalankan dewan pengawas syariah dalam pengelolaan

risiko, mencakup:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas prouk,

kebijakan/prosedur dan aktivitas bisnis PBMT Ventura serta

melakukan pengawasan agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI.

Page 76: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

64

b. Melakukan evaluasi atas kebijakan menajemen risiko yang terkait

dengan pemenuhan prinsip syariah.

c. Mengevaluasi pertanggungjawaban direksi atas pelaksanaan kebijakan

manajemen risiko yang terkait dengan pemenuhan prinsip syariah.

3. Pengawasan Aktif Direksi

Sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan operasional, direksi

berperan dalammenentukan arah kebijakan dan strategi manajemen rsiko

secara komprehensif beserta implementasinya. Adapun fungsi dan peran

aktif yang dijalankan direksi dalam pengelolaan risiko, mencakup:

a. Bertanggung jawab atas penyusunan kebijakan manajemen risiko.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko,

strategi, kerangka, dan eksposur risiko yang diambil oleh perusahaan.

c. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang

organisasi.

d. Memantau kualitas risiko perusahaan dibandingkan tingkat kewajaran

yang berlaku.

e. Menetapkan risk appetite perusahaan.

f. Mereview secara berkala kerangka kerja manajemen risiko, proses dan

kebijakan.

g. Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya insani yang terkait

dengan penerapan manajemen risiko.

E. Mitigasi Risiko PT. Permodalan BMT Ventura

Selain manajemen risiko yang baik, diperlukan juga mitigasi risiko yang

harus dilakukan oleh PBMT Ventura. Berikut merupakan hal-hal terkait

mitigasi risiko yang terdapat pada PBMT Ventura:44

1. PBMT Ventura menggunakan pendekatan berbasis komunitas BMT dalam

melakukan kerjasama bisnis antara PBMT Ventura dan BMT-BMT. Hal

ini tidak terlepas dari fakta historis PBMT Ventura yang diinisiasi oleh

Asosiasi Perhimpunan BMT Indonesia (PBMTI).

44

Ibid h. 13-15

Page 77: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

65

2. PBMTI merupakan perhimpunan komunitas BMT-BMT didirikan dengan

tujuan sebagai berikut;

a. SRO (Self Regulatory Organization);

b. Advokasi dan konsultasi;

c. Monitoring agency;

d. Information center dan information and communication technology;

e. Lingkage program;

f. Capacity building;

g. Research and innovation;

h. Rating agency,

PBMT Indonesia merupakan rumah besar komunitas BMT yang berbasis

networking di pusat, provinsi, dan berbasis kabupaten/kota. Secara aktif

komunitas BMT di bawah komunitas besar PBMT Indonesia melakukan

kegiatan-kegiatan sebagaimana dilakukan oleh Perhimpunan BMT di

wilayah kerja masing-masing. Dalam perkembangan selanjutnya peran dan

fungsi capacity Building, research and innovation,dan Rating Agency

diserahkan secara khusus kepada PBMT Institute sebuah lembaga think

tank yang didirikan oleh anggota-anggota PBMT Indonesia sejak April

2009. Dan PT PBMT Rowasia yang berperan melakukan standarisasi IT

dan melakukan upgrade system IT di seluruh jaringan PBMT Indonesia.

Dengan demikian untuk melakukan mitigasi risiko pembiayaan kepada

BMT-BMT secara kelembagaan didukung oleh 3 pilar utama, yaitu PBMT

Indonesia, PBMT Institute dan PBMT Rowasia dengan fungsi dan

perannya masing-masing.

3. PBMT Ventura, PBMT Indonesia, PBMT Institute dan PBMT Rowasia

secara bersama-sama juga mendorong dan mengembangkan pola

hubungan antara BMT dan anggotanya dengan pola berbasis komunitas

pula.

4. Dalam mengajukan permohonan pembiayayaan kepada PBMT Ventura

selain mengisi formulir juga harus melampirkan data keuangan up to date

Page 78: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

66

laporan, data perubahan pengurus, dan data lain yang relevan dengan

kegiatan BMT.

5. BMT yang dibiayai diprioritaskan anggota PBMT Indonesia (secara tidak

langsung sudah menjadi anggota asosiasi BMT Kabupaten/Kota, Wil. Eks.

Karesidenan, Provinsi) dan untuk menjadi anggota PBMT Indonesia

persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

a. Memiliki visi dan misi yang jelas tentang ekonomi mikro syariah.

b. Sudah beroperasi minimal dua tahun.

c. Memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) BMT atau lembaga keuangan mikro syariah lain yang berbadan

hukum.

2) Didirikan oleh warga Negara Indonesia.

3) Bersedia membayar biaya keanggotaan yang akan diatur oleh

keputusan pengurus.

4) Berkedudukan dan berdomisili di wilayah territorial Republik

Indonesia.

5) Menyetujui AD/ART dan peraturan keanggotaan PBMT Indonesia.

6) Mengajukan permohonan untuk mendaftarkan diri sebagai anggota

PBMT Indonesia yang ditandatangani oleh pengurus dan atau yang

diberi kuasa, dengan melampirkan:

a) Formulir keanggotaan.

b) Fotocopy KTP Pengurus dan manajer.

c) Laporan Keuangan (neraca dan rugi laba) selama dua tahun

terakhir.

d) Menyerahkan laporan RAT selama dua kali/ dua tahun terakhir.

e) Melampirkan surat pernyataan dari dewan pengawas syariah

pemohon yang menyatakan bahwa produk-produk BMT

pemohon telah sesuai dengan syarat.

f) Melampirkan surat rekomendasi dari Korwil PBMT

Indonesia/Asosiasi BMT setempat.

Page 79: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

67

g) Membayar biaya keanggotaan sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta

lima ratus ribu rupiah).

Untuk mengintensifkan monitoring dan evaluating kepada BMT, PT

Permodalan BMT Ventura bekerja sama dengan Perhimpunan BMT

Indonesia di daerah-daerah (tingkat provinsi dan kabupaten/kota):

1. Pembiayaan kepada end user (BMT-BMT) rata-rata dibatasi dengan

plafond tertentu (BMT-BMT) rata-rata dibatasi dengan plafond

tertentu case by case.

2. Metode monitoring dan evaluating PT PBMT Ventura sebelum

pembiayaan ke anggota BMT Mengirimkan formulir daftar nominative

calon penerima pembiayaan BMT dan sesudah pembiayaan daftar

realisasi pembiayaan BMT.

3. Secara financial PT Permodalan BMT Ventura menggunakan kriteria

sebagai berikut:

a. Merupakan anggota Perhimpunan BMT Indonesia dengan jangka

waktu beroperasi minimal dua tahun berturut-turut dinyatakan

sehat oleh Perhimpunan BMT Indonesia.

b. Dua tahun terakhir berturut-turut menguntungkan.

c. Aset tahun terakhir minimal satu milyar rupiah.

d. Non Performing Financing (NPF) maksimal 5%.

e. Kondisi kesehatan “sehat” berdasarkan penilaian Price to Book

Value (PBV).

F. Pengelolaan Risiko PT. Permodalan BMT Ventura

Risiko dalam lembaga keuangan merupakan potensi terjadinya suatu

peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian bagi lembaga keuangan, tidak

terkecuali pada PBMT Ventura. Oleh karena itu, PBMT Ventura menerapkan

enterprise risk management yaitu serangkaian prosedur untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengontrol berbagai jenis risiko

yang timbul dari bisnis PBMT Ventura.

Page 80: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

68

Sebagai wujud komitmen PBMT Ventura dalam penerapan Good

Corporate Governance (GCG) yang efektif, PBMT Ventura telah membentuk

satuan kerja Risk Management yang bertanggung jawab langsung kepada

direksi. Dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan risiko bisnis yang

material, PBMT Ventura memiliki kebijakan manajemen risiko. Kebijakan

tersebut bertujuan untuk memberi pedoman kepada sumber daya insani PBMT

Ventura untuk secara efektif melakukan proses dan kegiatan manajemen risiko

sehingga sesuai dengan peraturan yang berlaku serta memastikan bahwa

manajemen dan seluruh sumber daya Insani memiliki persepsi serta

pemahaman yang sama mengenai konsep manajemen risiko dan adanya

kesadaran mengenai pentingnya manajemen risiko yang kontinu sehingga

proses manajemen risiko dapat terkoordinasi dan terintegrasi.

Selain terdapat proses manajemen risiko, di PBMT Ventura juga terdapat

pengelolaan risiko. Dalam pengelolaan risiko, PBMT Ventura menerapkan

tujuh poin utama pengelolaan risiko, antara lain sebagai berikut:

1. Good Corporate Governance

Untuk memperkuat Good Corporate Governance, organisasi manejemen

risiko PBMT Ventura yang melibatkan pengawasan dan supervisi aktif

dari Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah.

2. Kerangka Kerja Risiko

Setiap sumber daya insani di PBMT Ventura diharapkan untuk memahami

dan berperan dalam pengelolaan risiko sesuai dengan fungsi dan tanggung

jawabnya masing-masing:

a. Risk Management Division bertanggung jawab untuk mendefinisikan

risiko dan mempersiapkan landasan dasar bagi pengelolaan risiko dan

pengawasan risiko, memastikan bahwa seluruh peraturan yang

diterbitkan oleh pihak Otoritas telah disosialisasikan dan diikuti.

b. Internal Audit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa lini bisnis

dan fungsi pendukungnya melakukan tugas dan tanggung jawabnya

dengan baik dan mematuhi seluruh kebijakan dan prosedur yang telah

disetujui mengenai manajemen risiko dan kontrol.

Page 81: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

69

3. Standar Pengelolaan Risiko

PBMT Ventura menerapkan pendekatan yang konsisten dan disiplin

terhadap identifikasi, pengukuran, monitoring, dan kontrol atas risiko

pembiayaan, pasar, likuiditas, operasional, dan risiko lainnya secara

transparan.

4. Standar Akuntansi

Seluruh akuntansi keuangan, laporan dan catatan yang diberikan kepada

regulator dan stakeholder eksternal harus sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku.

5. Teknologi

PBMT Ventura menerapkan teknologi yang berskala dan dapat dipercaya

yang disesuaikan dengan ukuran dan kondisi aktivitas bisnis PBMT

Ventura. Selain itu PBMT Ventura juga memiliki sistem informasi yang

berkaitan dengan manajemen risiko yang menghubungkan antara PPU

dengan PBMT bernama Islamic Micro Finance Application (IMF@).

Lembaga yang menangani hal tersebut adalah PBMT Rowasia, PBMT

Rowasia ini berperan dalam melakukan standarisasi IT dan melakukan

upgrade sistem IT diseluruh jaringan PBMT Indonesia.

6. Sumber Daya Insani (SDI)

PBMT Ventura senantiasa memastikan bahwa SDI semua level divisi

adalah SDI yang berkualitas dan memenuhi persyaratan minimum dan

memastikan memiliki kompetensi serta keahlian standar. Dalam

memenuhi kebutuhan SDI ini, PBMT Ventura membentuk PBMT Institute

untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya yang ahli dan berkompeten,

sehingga dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung

jawab.

7. Budaya I-Stream

PBMT Ventura memiliki nilai-nilai yang menjadi kebanggaan dan selalu

dijaga serta dijadikan suatu budaya untuk mengawali setiap keputusan

(terkait dengan risiko) yag telah, sedang, dan akan diambil. Budaya

Page 82: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

70

perusahaan tersebut dirumuskan sebagai I-Stream, suatu budaya dinasmis

yang terdiri dari:

a. Integrity: PBMT Ventura berkomitmen untuk melayani dengan

mengutamakan ketekunan, kejujuran, tanggung jawab dan mencintai

profesi.

b. Steady Flow: PBMT Ventura berkomitmen untuk bersikap profesional

dengan mendahulukan pelayanan, selalu berpikir terbuka, dinamis, dan

adaptif.

c. Relation & Teamwork: PBMT Ventura berkomitmen menjaga

komunikasi, membangun sinergi, meningkatkan kerjasama dan

kepercayaan.

G. Proses, Kebijakan, dan Penerapan Manajemen Risiko PT. Permodalan

BMT Ventura

1. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko dilakukan melalui proses identifikasi,

pengukuran, pemantauan, dan pengendalian seluruh risiko yang dihadapi.

a. Identifikasi risiko

proses identifikasi risiko akan menentukan cakupan dan skala tahan

pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Identifikasi risiko

bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis PBMT Ventura

dan dilakukan dalam rangka menganalisis sumber dan kemungkinan

timbulnya risiko serta dampaknya, identifikasi dilakukan dengan

menganalisis seluruh jenis dan karakteristik risiko yang terdapat pada

setiap kegiatan usaha PBMT Ventura.

b. Pengukuran risiko

Sistem pengukuran digunakan untuk mengatur eksposur risiko PBMT

Ventura sebagai acuan untuk melakukan pengendalian, pendekatan dan

metodologi pengukuran dapat bersifat kuantitatif, kualitatif, atau

merupakan kombinasi keduanya. Pengukuran risiko dilakukan secara

berkala baik untuk produk dan portofolio maupun seluruh aktivitas

bisnis PBMT Ventura.

Page 83: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

71

c. Pemantauan risiko

Aktivitas pemantauan isiko dilakukan dengan cara mengevaluasi

eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portofolio produk dan

kegiatan usaha PBMT Ventura serta efektivitas proses manajemen

risiko.

d. Pengendalian risiko

Pengendalian risiko dilakukan antara lain dengan memberikan tindak

lanjut atas risiko yang bersifat moderate dan high yang melebihi limit,

peningkatan kontrol (Pengawasan melekat), penambahan modal untuk

menyerap potensi kerugian dan audit internal secara periodik.

2. Kebijakan Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura

Dalam melaksanakan kerangka kerja manajemen risiko, PBMT

Ventura memiliki kebijakan pengelolaan risiko yang ditetapkan untuk

mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi perusahaan,

menetapkan batasan risiko dan penngendalian yang sesuai serta memantau

risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan dan

membentuk Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi.

Kebijakan dan sistem pengelolaan risiko ditelaah secara berkala untuk

mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang

ditawarkan. Melalui pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan,

perusahaan berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian

yang taat dan konstruktif, dimana semua karyawan memahami tugas dan

kewajiban mereka.

Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi merupakan fungsi yang

independen dan terpisah dari setiap lini bisnis (risk taking unit). Namun

pada kesehariannya, setiap lini bisnis juga beranggung jawab dalam

menjalankan fungsi manajemen risiko di lini bisnisnya masing-masing.

Sedangkan dalam kemitraan dengan setiap lini bisnis, fungsi kontrol

independen dari Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi bertanggung jawab

menyusun kebijakan manajemen risiko dan batasan-batasan untuk seluruh

lini bisnis sesuai dengan prinsip kebijakan risiko yang menjadi pedoman

Page 84: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

72

bagi bisnis pembiayaan PBMT Ventura. Kelompok kerja risiko

terintegrasi ini juga bertugas menetapkan dan memperbarui payung

kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, menganalisa,

dan mengendalikan risiko di setiap lini bisnis (risk taking unit). Kelompok

Kerja Risiko Terintegrasi akan mensosialisasikan strategi risiko dan

kebijaknnya ke seluruh unit bisnis terkait dalam mengupayakan

terciptanya budaya risiko dan risk awareness yang kokoh.

3. Penerapan Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko pada sejumlah risiko yang mungkin

timbul pada pembiayaan kepada BMT di PBMT Ventura:

a. Risiko Pembiayaan

Risiko pembiayaan adalah potensi kegagalan dari penerimaan

pembiayaan dalam memenuhi kewajibannya sesuai kesepakatan.

Risiko pembiayaan adalah risiko signifikan yang terutama muncul dari

kegiatan pembiayaan perusahaan.

1) Manajemen Risiko Pembiayaan

Penerapan manajemen risiko pembiayaan, dilakukan perusahaan

secara individual. Penerapan manajemen risiko pembiayaan

meliputi proses end to end dari kriteria penerimaan pembiayaan,

originasi dan persetujuan, penetapan imbal hasil, pemantauan,

proses manajemen pembiayaan bermasalah, dan manajemen

portofolio. PBMT Ventura memiliki kebijakan risiko pembiayaan

yang dibuat untuk mengatur peroses pemberian pembiayaan.

Kebijakan ini meliputi kriteria credit acceptance, origination,

persetujuan pembiayaan, pemantauan, pengelolaaan pembiayaan

bermasalah, dan menajmen portofolio. PBMT Ventura telah

menerapkan kebijakan yang mengatur pendelegasian wewenang

persetujuan pembiayaan sehingga setiap keputusan pembiayaan

telah disetujui oleh anggota komite pembiayaan harus mematuhi

prinsip empat mata (four eyes principle) keputusan pembiayaan

Page 85: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

73

harus berdasarkan analisa yang seksama, didokumentasikan dengan

baik, dan dievaluasi secara berkala.

2) Risiko Konsentrasi Pembiayaan

Risiko konsentrasi pembiayaan timbul ketika sejumlah pelanggan

bergerak dalam aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan

usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau memiliki

karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan

BMT untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama

dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi maupun kondisi

lainnya. PBMT Ventura mendorong adanya diversifikasi dari

portofolio pembiayaannya pada berbagai wilayah geografis,

industri produk pembiayaan, mencerminkan profil risiko yang

sembang dan sehat dan untuk fokus pada upaya pemasaran

terhadap industry dan BMT yang potensial untuk meminimalisir

risiko pembiayaan.

3) Mekanisme Pengukuran dan Pengendalian Risiko Pembiayaan

PBMT Ventura memantau secara intens setiap perkembangan yang

dapat mempengaruhi portofolio pembiayaan perusahaan. PBMT

Ventura telah melakukan proses stress test atas risiko

pembiayaannya yang dilaksanakan secara rutin guna

mengantisipasi kemungkinan terjadinya pemburukan kualitas

portofolio pembiayaan akibat terjadinya perubahan kondisi

ekonomi.

4) Tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami

penurunan nilai

a) Tagihan yang telah jatuh tempo

Tagihan yang telah jatuh tempo untuk pengakuan pembiayaan

yang telah jatuh tempo yaitu pembiayaan baik sebagian

maupun seluruhnya, termasuk dan/atau pembayaran imbal

hasil, telah jatuh tempo lebih dari 90 hari. Imbal hasil yang

telah jatuh tempo juga digolongkan di dalamnya.

Page 86: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

74

b) Tagihan yang mengalami penurunan nilai

Pemicu penurunan nilai harus mencakup empat area utama

sebagai berikut:

1) Status pembayaran kriteria minimum yang dapat dipakai

sebagai bukti objektif terjadinya pennurunan nilai adalah

pembiayaan dengan klasifikasi non performing financing

(NPF) setelah penyamaan kolektabilitas.

2) Kinerja keuangan debitur

Kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami debitur

yang dapat dilihat dari posisi keuangan terakhir, rasio

keuangan, arus kas prakiraan.

3) Penilaian atas kemampuan dari status debitur penilaian

dilakukan seperti terjadinya pelanggaran akad/perjanjian

pembiayaan, kejadian fraud yang signifikan, kehilangan

aset atau pelanggan utama adanya tindakan hukum dari

debitur yang menyebabkan pailit.

4) Tagihan yang mengalami restrukturisasi.

Faktor-faktor di atas bukanlah faktor lengkap. Kemungkinan akan

adanya faktor-faktor lain atau peristiwa yang dapat mengganggu

kapasitas pembayaran debitur juga harus tetap dimonitor. Oleh

karena itu, risk management pada lini bisnis juga wajib melakukan

monitoring dengan hati-hati dan mendokumentasikan dengan jelas

alasan pengklasifikasian pinjaman ke dalam kategori yang

mengalami penurunan nilai.

b. Risiko Pasar

Penerapan manajemen risiko pasar dilakukan melalui proses

identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko pasar,

dengan didukung penerapan sistem informasi manajemen. Risk

management division mengembangkan, menerapkan, dan menjaga

kerangka risiko pasar yang menyeluruh dan terintegrasi mencakup

aspek kualitatif dan kuantitatif metodologi/tool untuk melakukan

Page 87: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

75

idenrtifikasi, pengukuran, aggregate, pengelolaan, pemantauan,

control, dan pelaporan risiko pasar.

c. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang timbul dari tidak

memadainya atau kegagalan proses internal, manusia, dan sistem atau

dari kejadian eksternal yang berdampak pada kegiatan operasional

perusahaan. Tujuan PBMT Ventura dalam mengelola risiko opersional

adalah meminimalisasi dampak kegagalan/ketidakcukupan proses

internal, faktor manusia, sistem atau kejadian-kejadian eksternal yang

dapat mempunyai dampak kerugian keuangan dan non-keuangan serta

dapat merusak reputasi perusahan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

perusahaan membentuk struktur organisasi pengelolaan risiko

operasional. PBMT Ventura mengembangkan kesadaran dan budaya

risiko operasional ke semua tingkatan serta melakukan penunjukan

fungsi manajemen risiko operasional kepada seluruh pihak terkait.

Unit kerja bertanggungjawab dalam mengidentifikasi, mengelola,

memitigasi, dan melaporkan risiko operasional. Guna memastikan

aktivitas pengelolaan risiko operasional di unit kerja sehari-hari, unit

kerja dibantu oleh risk management division dan fungsi pendukung.

d. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas dapat timbul dari aset serta dari kewajiban yang

dimiliki perusahaan. Pengelolaan risiko likuiditas merupakan salah

satu aktivitas terpenting yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko

likuiditas adalah risiko dimana perusahaan tidak memiliki kemampuan

untuk mendanai kenaikan pada sisi aktiva dan memenuhi kewajiban

saat jatuh tempo tanpa mengalami kerugian yang tidak dapat diterima.

e. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang diakibatkan oleh tuntutan hukum

(yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal) dan/atau

kelemahan aspek yuridis (ketiadaan dokumen hukum dan peraturan

ataupun adanya kelemahan dalam dokumen pengikatan hukum). Di

Page 88: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

76

dalam kerangka kerja manajemen risiko dan merujuk pada regulasi

yang berlaku, risiko hukum merupakan salah satu aspek penting yang

pada hakikatnya bertujuan mengantisipasi risiko yang akan terjadi di

masa yang akan datang.

f. Risiko Strategis

Pengelolaan risiko strategis ditujukan untuk mengatasi beragam risiko

yang diakibatkan oleh penetapan serta implementasi strategi yang

kurang memadai. Risiko strategis dapat bersumber antara lain dari

kelemahan maupun ketidak-akuratan formulasi strategi, ketidaktepatan

dalam perumusan strategi, maupun kegagalan mengantisipasi

perubahan lingkungan bisnis.

g. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat timbul dari aktivitas perusahaan yang tidak

memenuhi ketentuan atau peraturan perundang-undangan dan standar

yang berlaku secara umum. Pengelolaan risiko kepatuhan yang efektif

adalah hal yang penting guna meminimalkan dampak risiko sedini

mungkin. Untuk itu kajian menyeluruh atas aspek kepatuhan

diterapkan terhadap kebijakan/produk/sistem yang ada di perusahaan.

Manajemen risiko kepatuhan dilakukan terhadap risiko kepatuhan

perusahaan.

h. Risiko Investasi

Risiko investasi (Equity Investment Risk) adalah risiko akibat

perusahaan ikut menanggung kerugian usaha BMT yang dibiayai

dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing. Untuk

menegah agar BMT tidak melakukan penyimpangan dan sebagai

jaminan bagi perusahaan jika BMT melakukan kesalan yang disengaja,

lalai atau menyalahi perjanjian,perusahaan meminta agunan dari BMT

atas pembiayaan yang diberikan. Kebijakan jenis agunan dan penilaian

agunan mengikuti kebijakan agunan yang berlaku seperti pembiayaan

pada umumnya.

Page 89: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

77

i. Risiko Imbal Hasil

Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat perubahan

tingkat imbal hasil yang dibayarkan perusahaan kepada nasabah,

karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima perusahaan

dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah

dana pihak ketiga perusahaan.

H. Analisis Penerapan Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura

Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.05/2015 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank

(LJKNB), terdapat sejumlah indikator mengenai Keefektifan penerapan

manajemen risiko yang harus dilakukan oleh LJKNB, yang terdapat pada

pasal 2. Dari pasal-pasal tersebut kita dapat mengetahui seberapa efektif

penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh PBMT Ventura. Berikut

hasil analisis penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh PBMT

Ventura berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.05/2015

tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-

Bank (LJKNB):

1. Indikator pengawasan aktif direksi, dewan komisaris, atau yang setara dari

LJKNB. Pada indikator ini PBMT Ventura bisa dikatakan efektif dalam

pelaksanaannya karena Dewan Direksi, Dewan Komisaris, maupun Dewan

Pengawas Syariah mampu menjalankan fungsinya dalam kerangka kerja

manajemen risiko yang terintegrasi sesuai dengan peraturan OJK.

2. Indikator kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Risiko.

Pada indikator ini PBMT Ventura bisa dikatakan efektif dalam

pelaksanaannya karena memiliki kebijakan dan prosedur manajemen

risiko, serta penetapan limit risiko yang disetujui oleh direksi. Risk

management division pada PBMT Ventura yang menjalankan fungsi

pemantauan pun, melakukan review dan menyetujui limit-limit risiko

untuk berbagai unit bisnis dan kemudian bekerja sama dengan unit bisnis

untuk memastikan bahwa risiko yang diambil oleh unit bisnis telah

Page 90: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

78

teridentifikasi secara tepat, terukur, dan dikelola sesuai dengan parameter

yang telah disetujui dan dilaporkan kepada para pihak terkait.

3. Indikator kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan

pengendalian risiko. Pada indikator ini PBMT Ventura bisa dikatakan

efektif dalam pelaksanaannya karena dalam standar pengelolaan risiko,

PBMT Ventura menerapkan pendekatan yang konsisten dan disiplin

terhadap identifikasi, pengukuran, monitoring, dan kontrol atas risiko

pembiayaan, pasar, likuiditas, operasional, dan risiko lainnya secara

transparan sebagai penerapan enterprise risk management.

4. Indikator sistem informasi manajemen risiko. Pada indikator ini PBMT

Ventura bisa dikatakan efektif dalam pelaksanaannya karena PBMT

Ventura memiliki sistem informasi yang berkaitan dengan manajemen

risiko yang menghubungkan antara PPU dengan PBMT bernama Islamic

Micro Finance Application (IMF@). Lembaga yang menangani hal

tersebut adalah PBMT Rowasia, PBMT Rowasia ini berperan dalam

melakukan standarisasi IT dan melakukan upgrade sistem IT diseluruh

jaringan PBMT Indonesia.

5. Indikator sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Pada indikator ini

PBMT Ventura bisa dikatakan efektif karena dari keseluruhan indikator

yang ada sebelumnya sudah berjalan efektif seperti:

a. Indikator pengawasan aktif direksi, dewan komisaris, atau yang setara

dari LJKNB,

b. Indikator kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Risiko

c. Indikator kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan

pengendalian risiko, serta

d. Indikator sistem informasi manajemen risiko

sehingga tujuan organisasi yang ingin diraih oleh PBMT Ventura dapat

tercapai.

Pada pasal berikutnya yaitu pasal 3, Penerapan Manajemen Risiko harus

disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas

Page 91: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

79

LJKNB. Dalam hal ini, PBMT Ventura bisa dikatakan telah melakukan

penerapan manajemen risiko yang sesuai pasal 3 dilihat dari visi dan misi,

serta tujuan perusahaan dan pedoman dalam pelaksanaan manajemen risiko

yang dimiliki PBMT Ventura. Sementara pada pasal 5 Dalam rangka

menerapkan manajemen risiko, LJKNB wajib memiliki pedoman penerapan

manajemen risiko. Dalam hal ini PBMT Ventura memiliki pedoman

manajemen risiko secara internal yang dibuat berdasarkan Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan No. 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko

Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (LJKNB).

Page 92: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme dan prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh PBMT Ventura

memiliki tahapan dan syarat yang ketat untuk meminimalisir risiko yang

akan terjadi.

2. Risiko-risiko yang timbul pada pembiayaan BMT oleh PBMT Ventura

antara lain: risiko pembiayaan, risiko keuangan, risiko operasional, risiko

pasar, risiko likuiditas, risiko regulasi, risiko hukum, risiko strategis, risiko

kepatuhan, risiko investasi, dan risiko imbal hasil.

3. Dalam penerapan manajemen risiko pada pembiayaan BMT oleh PBMT

Ventura berfokus pada tiga jenis risiko yaitu, risiko pembiayaan, Risiko

operasional, dan risiko keuangan karena PBMT Ventura melihat

kecenderungan terjadinya permasalahan ada pada ketiga risiko itu.

4. Penerapan manajemen risiko pada pembiayaan BMT oleh PBMT Ventura

sudah efektif dengan NPF kurang dari 2% dari batas wajar 5% yang

ditetapkan OJK.

5. Jika terjadi pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh fraud atau

penyimpangan, maka PBMT Ventura akan menempuh langkah litigasi.

Tetapi sebelum melakukan litigasi seperti lembaga keuangan atau

perusahaan modal ventura konvensional, PBMT Ventura akan selalu

mengutamakan upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah secara

musyawarah atau kekeluargaan sebelum menempuh proses litigasi, ini

adalah salah satu ciri dari prinsip syariah yang dijalankan PBMT Ventura

yang membedakannya dengan perusahaan modal ventura konvensional.

Page 93: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

81

B. Saran

1. Belum adanya aturan baku mengenai Perusahaan Modal Ventura Syariah

dari Departemen Keuangan membuat PBMT Ventura harus cermat dalam

melaksanakan tata kelola keuangan yang compliance terhadap sistem

ekonomi syariah di satu sisi, serta tidak melanggar aturan yang mengatur

mengenai Perusahaan Modal Ventura di sisi yang lain.

2. Perlu adanya peningkatan intensitas tindakan pada pendampingan maupun

pengawasan secara berkala terhadap BMT sebagai PPU, agar proses

penanganan maupun pendeteksian risiko dapat diminimalisir sedini

mungkin.

3. Perlu adanya peningkatan kualitas sistem IT di seluruh jaringan PBMT

Ventura untuk mempermudah proses pengelolaan risiko.

4. PBMT Ventura perlu meningkatkan koordinasi dengan PBMTI yang

bertugas sebagai pemantau BMT yang menjadi PPU PBMT Ventura agar

risiko-risiko pembiayaan bisa diminimalisir sedini mungkin.

5. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat penelitian ini hanya terbatas pada

penggunaan data dan analisis kualitatif, maka perlu adanya pengembangan

penelitian kuantitatif untuk menilai dan menganalisis tingkat efektifitas

manajemen risiko pada PBMT Ventura.

Page 94: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

82

Daftar Pustaka

Al-Quran

Al-Hadits

Adam, Helmi, Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM Di BMT Al

Munawwarah & BMT Berkah Madani, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Amalia Euis, Keuangan Mikro Syariah, Bekasi: Gramata Publishing, 2016.

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema

Insani ,2001.

Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka alvabet,

2006.

Attar, Dini, dkk., Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ISSN:

2302-0164, Jurnal Akuntansi. Volume, No.1 Frederic, S.Mishkin 2011.

Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat,

2014

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : CV. Pustaka Setia,

2002.

Darmawi, Herman, Manajemen Risiko, Jakarta : PT Bumi Aksara,2006.

Djohanputro, Bramantyo, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi: Panduan

Penerapan dan Pengembangan, Jakarta: PPM, 2012.

Djojosoedarso, Soeisno, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, Jakarta :

Salemba Empat. 2003.

Fuady Munir, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global,

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005.

Ferry N. Idroes dan Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan: Dalam Konteks

Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006.

Page 95: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

83

Ferry N. Idroes dan Sugiarto, Manajemen Resiko Perbankan, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006.

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014.

Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2014.

Karim, Rifaat Ahmad Abdul. “The Impact of the Basle Capital Adequacy Ratio

Regulation on the Financial Strategy of Islamic Banks” dalam Proceeding

of the 9th Expert Level Conference on Islamic Banking, disponsori oleh

Bank Indonesia dan International Association of Islamic Banks, 7-8 April

1995, Jakarta. Dalam Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syarah: dari Teori

ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001

Kurniati, Een, Manajemen Risiko Pada Produk Hasanah Card ,Study Kasus Pada

PT. BNI Syariah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

Leo. J Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:

Untuk Industri Nonperbankan Jakarta:PPM Manajemen, 2010.

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2005.

Muliadi, Ahmad, Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta: Akademia Permata,

2013.

Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi,

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2002.

Muslich, Muhammad, Manajemen Risiko Operasional : Teori dan Praktik,

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Pandia, Frianto, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2012.

Page 96: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

84

Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2012

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.05/2015 Tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.05/2015 Tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.05/2015 Tentang Tata Kelola

Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Modal Ventura.

Perhimpunan BMT Indonesia, Haluan BMT 2020, Cet. Kedua

Rivai, Veithzal, dkk, Bank and Financial Institution Management: Convetional

and Syar’I System, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.

Rivai, Veithzal, dkk, Commercial Bank Management, Jakatrta: Rajawali Pers,

2013.

Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga penerbit

FEUI,1999.

Sigiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2008.

Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2016 Tentang

Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dan Laporan Hasil Penilaian

Sendiri Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-

Bank.

Syafri Ayat, Manajemen Risiko, Jakarta : Gema Akastri, 2003.

Tampubolon, Robert, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan

Kualitatif Untuk Bank Komersial, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2004.

Page 97: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

85

Tariqullah khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan

Syariah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2012.

Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta :

Rajawali Press, 2004.

Vaughan, Emmett J. Risk Management. Canada: Jhon Wiley & Sons, 1997.

website: http://kamusbahasaindonesia.org

http://surabaya.bisnis.com

http://www.tamzis.com

http://permodalanbmt.com

Page 98: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Transkrip Wawancara

Narasumber : Ibu Desiyana Rina Yulia

Jabatan : Manager Legal Compliance and Risk Management

1. Apa produk-produk pembiayaan yang terdapat di PBMT Ventura yang

diberikan kepada BMT?

Di PBMT Ventura ini memang kita, perusahaan yang PPU nya tidak umum

seperti modal ventura biasa, kalau PBMT Khusus untuk Koperasi Syariah

(BMT) atau KSPPS. Semua koperasi yang berlandaskan syariah harus berubah

ke KSPPS, ada juga BMT yang LKMS yang bernaung Di OJK kalo KSPPS di

Kemenkop, kita fokus KSPPS.

Produknya modal kerja Kepada BMT kita sebutnya BMT/KSPPS, plafonnya

200 juta-10 milyar (6 bulan- 36 bulan) akadnya mudhorobah muqoyaddah.

Sistem pembayaran pola pokok dan basil perbulan (jenisnya pembiayaan

bukan penempatan)

Produknya pembelian aset kepada BMT contoh BMT mau membeli ruko

untuk kantor cabang atau membeli kendaraaan operasional (plafonnya 100

juta- 1 milyar) namun bisa lebih bila harga rukonya lebih dari 1 milyar (10

tahun) akadnya murabahah/IMBT. Pola pokok dan margin/ujroh perbulan

Produk pembangunan atau renovasi kantor, bila kantor BMT nya tidak

memungkinkan karena bertambahnya jumlah karyawan, atau tempat

administrasi yang tidak memungkinkan sedangkan untuk membeli tempatnya

tidak ada akhirnya salah satunya adalah renovasi atau membangun plafonnya

(100 juta- 1 milyar) selama maksimal 60 bulan jenis akadnya ijaroh dengan

bekerjasama dengan pihak ketiga yang membangun, kita menggunakan jasa

kepada pihak ketiga.

Page 99: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

87

Produk talangan umroh, kita bekerja sama dengan PBMT Travel, bila BMT

memiliki anggota yang berenana umroh, mereka punya jaminan simpanan tapi

mereka juga ingin mengangsur namun tidak cukup, jadi mempermudah untuk

talangan umroh dan yang dibiayai adalah BMT nya, nominalnya disesuaikan

dengan jumlah anggota BMT, namun minimal 10 orang yang akan

diberangkatkan yang diperkirakan perorang adalah 20 juta, jadi per BMT bisa

dapat pembiayaan 200 juta. (36 bulan) akadnya ijaroh multijasa dengan pola

angsuran ujroh dan pokok perbulan.

2. Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi BMT untuk mengajukan pembiayaan di

PBMT Ventura?

Untuk persyaratan, BMT ini harus sudah menjadi anggota Perhimpunan BMT

Indonesia dan harus sudah aktif di Perhimpunan BMT Indonesia selama 2

tahun baik dalam kegiatan umum atau pelatihan-pelatihan atau undangan-

undangan terkait Perhimpunan BMT, selain itu umum ada di brosur lalu

laporan RAT 2 tahun terakhir dan formulir neraca laba rugi 6 bulan terakhir

3. Bagaimana mekanisme dan prosedur yang dilalui oleh BMT dalam pengajuan

pembiayaan di PBMT Ventura?

Mekanismenya karena bagian legal complain dan risk managemen dijadikan

satu, nanti meskipun ada bagian financingnya yang melakukan analisis tapi

tetap masuk ke bagian risk manajemen, BMT mengajukan pembiayaan, lalu

ada komunikasi dari PBMT tentang disetujui atau tidaknya pembiayaan,

menganalisis risiko nah nanti dari manajemen itu mengeluarkan namanya

memorandum pengajuan pembiayaan, yang dijadikan dasar untuk menyetujui

atau menolak, di situ disebutkan risiko-risiko yang muncul seperti risiko

pembiayaan, risiko operasional, risiko keuangan. Karena cenderung terjadinya

permasalahan pada ketiga risiko itu.

4. Apa risiko-risiko yang mungkin timbul pada pembiayaan kepada BMT di

PBMT Ventura?

Page 100: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

88

Kalau risiko pembiayan kita lihat dari jenis pembiayaan mereka apa saja, terus

mereka pembiayaannya untuk mikro menengah atau besar dari situ juga

dinilai, selain itu juga mereka menggunakan apa sebagai jaminan di BMT

mereka, dan mereka mengikatnya menggunakan apa? Apakah Cuma pakai

SKMHT atau di baawh tangan atau sudah langsung APHT, karena di BMT itu

pembiayaan kalau yang terkecil dari 200rb sifatnya harian, sampai dengan

yang terbesar di BMT itu ada yang sampai 500 Juta, makanya kita mau lihat

risiko pembiayaan mereka itu portofolionya besarnya di mana, kalau misalkan

mereka di range 1 juta-25 juta paling minimal yah, itu masih risikonya lebih

rendah yah kalau terjadi gagal bayar, yang risiko tinggi itu yang 25 juta ke

atas, karena jumlahnya 100 juta jika pembiayaannya 1 juta perorang maka bisa

100 orang yang dibiayai, namun bila yang dibiayai itu 25 juta perorang makan

hanya ada 4 orang yang dibiayai dan itu risikonya lebih besar, jadi kita

membatasi untuk pembiayaan ke BMT (kepada nasabah) nya itu maksimum

25 juta, untuk meminimalisir risiko, jadi mereka ga boleh memberikan

pembiayaan lebih dari 25 juta apabila dana berasal dari PBMT Ventura,

kecuali kalau mereka menggunakan dana sendiri.

Risiko keuangan kita lihat dari kas dan simpanan di bank mereka, mencukupi

atau tidak, lalu mereka sendiri secara likuiditas punya atau tidak,

dikhawatirkan pengajuan pembiayaan hanya untuk menjaga likuiditas mereka,

Dan itu bagian dr risiko juga. Terus di keuangan kita harus tahu selain kita

siapa saja dana pihak ketiga (DPK) yang melakukan kerjasama,

dikhawwatirkan mereka sudah over dana pinjaman dari pihak ketiga, jadi

apakah mereka mampu membayar kewajiban? Kalau misalkan dana pihak

ketiga lebih besar dari simpanan masyarakat, itu patut dipertanyakan, ini

koperasi apa perusahaan pembiayaan, karena pada dasarnya koperasikan

simpan pinjam untuk anggotanya, loh kok ini lebih banyak pinjamnya dari

simpannya, karena kan yang diutamakan adalah simpan untuk

mensejahterakan anggotanya. Dan itulah fungsi dari risiko keuangan selain itu

juga dari risiko keuangan kita menilai nih dari sisi kesehatan keuangan

Page 101: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

89

mereka dari umumnya seperti ROE ROA, likuiditasnya, BOPO, FDR nya,

laporan keuangannya, Produktif atau tidak ? misalkan dari aset 10 milyar

baiknya minimal itu 70% produktif dengan melakukan pembiayaan tapi kan

bisa jadi 50:50 dan itu tidak dianggap terlalu produktif dimana hanya 50% saja

yang digunakan untuk pembiayaan sementara 50% lagi dipakai untuk aktiva

dan itu tidak terlalu bermanfaat, dan ini berguna sebagai penilaian, lalu kita

nilai juga dari operasionalnya yang BOPO tadi, nah BOPO nya minus atau

ngga nih? Antara pendapatan dengan pengeluaran lebih besar yang mana? Nah

pendapatan di sini adalah operasionalnya, bisa jadi lebih besar pendapatan dari

diluar operasional contoh: pendapatan operasionalnya pembiayaan ke anggota,

namun nilainya lebih rendah dibandingkan misalnya pendapatan dari jasa apa

saja, misal jasa transfer uang di daerah yang di kota ternyata malah lebih besar

di sana, ini berarti pembiayaannya ga produktif malah lebih besar dari non

operasional nah itu dari risiko keuangan.

Risiko operasional, dari koperasi itu yang utama adalah SOP (operasional)

jadi kalau SOP nya baik, kedepannya akan baik karena di koperasi itu

prosedurnya harus jelas mulai dari siapa yang berhak membuka kunci brankas

siapa yang memegang kunci, itu harus jelas ga boleh satu orang, contoh

manajernya yang megang kunci manajernya yang tahu nomor,nah itu

berpotensi terjadinya fraud, karena bisa saja dia mengambil uang tanpa ada

yang tahu. Yang kedua contohnya: bagaimana mereka menggunakan slip

penarikan dan penyimpanan uang pada saat teller dengan bagian pencatatan

harus beda, teller yang memberikan, harus ada yang melihat jadi

menggunakan four eyes principle,untuk mengetahui apa yang dicatat dan fisik

yang keluar sama, berikutnya adalah kalau di BMT kan itu lapangan jadi

antara pencatatan di lapangan dan penerimaan di teller harus sama, dan itu

fungsi penilaian risiko operasional dari sisi sisi itu. Itu sebagian yang bisa kita

cek risikonya, nanti di sini (menunjukan pedoman manajemen risiko) lengkap

semua pengkuran dan pengendaliannya bagaimana dan sistem informasinya

kita juga memakai IMF@ (Islamic Micro Finance Application) kerjasama

Page 102: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

90

dengan PBMT Rowasia. Jadi antara yang menginput dengan yang melakukan

pengecakan itu berbeda, contoh yang input orang A nanti yang pengecekan

orang B benar atau tidak yang diinput sama fisiknya sama, pengendalian

internal (menunjukan pedoman manajemen risiko), ini manajemen risikonya

(menunjukan pedoman manajemen risiko) jadi kita bertanggung jawab ke

pemegang saham, RUPS ada dewan komisaris yang bertanggung jawab

kepada RUPS, dan dewan-dewan pengawas syariah, direksi ini bertanggung

jawab kepada DPS dan komisaris, dan di bawah direksi ada divisi-divisi nah

nanti ada audit internal, ini gambaran umumnya (menunjukan pedoman

manajemen risiko) kalau OJK ada pengeluaran yang terbaru yang lebih

spesifik. Ini selain POJK nomor 34 dan 35, tahun 2018 yang baru tentang

penerapan tata kelola bisa dibilang seperti GCG di perbankan, kalau

diperbankan sudah ada, semenjak krismon, kalo yang baru tentang kesehatan

keuangan (menunjukan pedoman manajemen risiko). Jadi kita sebagai PBMT

tidak bisa main-main, dan harus benar-benar menjaga dan harus melakukan

manajemen risiko.

5. Apa saja faktor penyebab terjadinya risiko-risiko tersebut?

Faktor penyebabnya lebih pada dari PPU seperti fraud dari internalnya dan

kedua pembiayaan macet dari mulai analisis yang tidak maksimal, dampaknya

terhadap PBMT adalah tidak mendapatkan revenue maksimal, sedangkan

penetapan limit risiko mungkin dari limit plafon yah, kita ada standar dengan

memaksimumkan 30% dari aset PPU nya, jadi kalau dia punya aset 10

milyar, kita maksimum (pembiayaan) 3 milyar masuk kesana lebih dari itu ga

kita kasih, untuk meminimalisir risiko.

6. Bagaimana proses identifikasi risiko dalam penerapan manajemen risiko di

PBMT Ventura?

Proses identifikasi , yang jelas kita itu melakukan kunjungan langsung,

melakukan pengecekan dari laporan keuangan, dengan meminta laporan

keuangan saat itu juga agar tidak memberikan waktu bagi mereka untuk

berkreasi (thdp laporan keuangan), yang kedua akan ketemu pengurus jadi kita

Page 103: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

91

tahu gesture maupun penampilan para pengurus tersebut, kadang-kadang

ngaruh juga dari mulai bawaan kendaraannnya apa, pakaiannya seperti orang

yang senang berbelanja atau tidak, lalu dilihat dari lingkungan kantornya juga,

apakah rapi atau berantakan, kan jadi tahu kalo rapi kan mereka sudah

mengetahui tata letak dan lainnya, walaupun mungkin efek ke angsuran juga

patut dipertanyakan apakah ada pengaruh antara kerapihan dan kebersihan

terhadap angsuran dan itu perlu kita perdalam , karena bisa jadi belum tentu

(bagus angsurannya), tapi bisa jadi penilaian juga. Kunjungan juga ke end

user, dari nominatif itu apakah fiktif atau tidak, mereka kan ngasih

nominative, nama-nama (end user) misalnya nama Bapak A alamatnya di sini,

(lalu dari nama-nama tersebut) kita lakukan acak, (misal) dari 10 (nama end

user) kita acak, kita mau ke tempat ini dan ini, (lalu) betul tidak, kita

kunjungan pasti kan mereka (end user) kalau memang mengajukan

(pembiayaan) (mereka bilang) “iya betul, saya melakukannya (pengajuan

pembiayaan)” tapi kalau tidak kan (mereka bilang) “ngga, saya ga ngajuin”,

nah (kunjungan) di situ untuk meminimalisir risiko terjadinya kebohongan

dari nominative, setelah kunjungan kan kita langsung call report, itu laporan

sebagai acuan pada saat di komite pembiayaan, di situlah tugas manajemen

risiko menilai dari hasil kunjungan itu, apakah cocok dengan pengajuannya

bahwa di situ dibilang (misal) karyawan ada 10 tapi nyatanya Cuma ada

berapa orang (kurang dr 10), lalu pengurusnya benar tidak ada orangnya,

sesuai tidak dengan yang di KTP bisa jadi kan fiktif, terus apakah betul

nominatifnya, lalu nominalnya bener ga ngajuin (pembiayaan) segini , lalu

betul tidak untuk usaha ini misalnya usaha telor asin, jangan-jangan (bukannya

telor asin) namun malah jualan ikan, kan ga nyambung, seperti itu. Lalu kita

lihat kemampuaannya, (misal) si anggota (BMT) ngajuin 50 juta, tapi rumah

kecil lalu usahanya ternyata juga kecil, jadi ini pertimbangan juga manajemen

risikonya, hasilnya ya memorandum itu tadi, nah setelah pengukuran risiko

dan identiikasi

7. Bagaimana cara penyelesaian ketika terjadi risiko-risiko tersebut?

Page 104: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

92

Cara penyelesaiannya, kalau terjadi risiko, kita fokus ke pembiayaan yah, kita

melakukan beberapa tahap yah, yang pasti (tahap pertama) terjadinya risiko

pembiayaan itu mulai adanya tertundanya pembayaran misalnya satu bulan,

biasanya kita komunikasi biasa dulu, apa penyebabnya? Mungkin bisa jadi

mereka memang butuh dana besar akhirnya tidak membayar kewajiban tapi di

bulan berikutnya normal kembali dan seterusnya berarti tidak ada masalah,

(namun) masuk bulan kedua (tidak bayar), nah ini ada apa? Tentu kita

melakukan kunjungan, (menanyakan) “ada apa ini?” biasanya mereka ada

alasan ini dan lainnya, lalu bagaimana (pemnbayarannya)? Daripada nanti

naik call lagi nanti kalau masuk call tiga kan bermasalah, apakah BMTnya

kemungkinan bisa (bayar) bulan depan? Kalau bulan depan oke (bisa bayar)

dan kemudian normal lagi, tapi kalau misalnya terjadi lagi, kita masuk ke

tahap berikutnya, biasanya kita langsung keluar SP1 tuh pas setelah satu bulan

tidak melakukan pembayaran kita lakukan SP1, kalau tidak ada masalah

yasudah lanjut saja, berikutnya masih ada masalah SP2, tapi misalnya mereka

respon karena ada masalah terus kita kunjungan masuk ke BMTnya memang

ada masalah misalkan, kita kan bikin opsi mau direscheduling sebenarnya

mereka mampu tapi nominalnya tidak sebesar itu, maka kita akan

rescheduling, misalkan mereka harusnya (angsuran) masih 24 bulan lagi tapi

kita rescheduling jadi 36 bulan, memperpanjang dan memperkecil angsuran.

Tapi ternyata tidak bisa direscheduling tahap berikutnya adalah restructuring,

lebih kepada pola angsuran dan apakah mereka mau ditambah lagi

(keringanan) untuk memulihkan kembali (keadaan BMT) yang nantinya akan

disesuaikan dengan kemampuan mereka, tapi bila sudah dilakukan itu semua

namun ternyata BMT-nya sudah bermasalah maka kita lanjutkan pada

penjualan jaminan (collateral), jaminan di sini dilihat dari risikonya, bisa jadi

50% dari plafon, bisa jadi 100% plafon dilihat dari risiko BMT-nya, karena

ada beberapa daerah memang diperlukan jaminan 100%, bisa jadi hanya 50%

pun cukup, kita jaminan menerima SHM dan BPKB Mobil untuk jaminan.

Page 105: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

93

8. Apa saja yang dilakukan dalam proses pemantauan risiko?

Dalam proses pemantauan ini kita sering melakukan kunjungan satu tahun

sekali bagi yang tidak bermasalah, kita silaturahim bersama technical assistan,

kita melakukan pemeriksaan namun bukan audit, kira-kira dasar operasional

yang baik sudah dilakukan atau tidak namun kalau belum kita kasih saran,

contoh di slipnya blm ada nomornya, itu kan berpotensi terjadinya fraud oleh

karyawan jadi harus dikasih nomer nih slipnya, jadi tahu slipnya kemana saja,

misal 1-10 dipegang oleh siapa, lalu 11-20 oleh siapa jadi kalau hilang dan itu

ada penarikan,, nah penanggung jawablah yang megang slip tersebut. Itu

biasanya kita kasih saran technical assistan, tapi kalau yang sedang

bermasalah kita kunjungan hampir beberapa kali yang diperlukan, kita

misalnya technical assitannya itu kasih saran melakukan perubahan (struktur

kerja)misalnya dirolling (diputar posisinya) bagian keuangan biar kita tahu ada

pengaruh atau tidak (terhhadap kinerja pengurus), terus atau melakukan

pengecekan fisik misalnya BMT memiliki pembiayaan di sini-sini kita cek

akadnya betul tidak ada tidak, jadi kita untuk mengetahui faktanya benar atau

tidak, kalau tidak benar penanggung jawabnya siapa, jadi kita tahu titik

permasalahan dimana?, lalu itu yang dilakukan dalam pemantauan risiko

9. Pengendalian Risiko yang dilakukan seperti apa?

Pengendaliannya bagaimana? Seperti tadi ketika kita lakukan kunjungan,

bahwa ini ada catatan-catatan, misal BMT A ini bagus tapi secara Four eyes

principlenya tidak berjalan, jadi kita akan kasih catatan sebagai pengendalian

risiko, itu mempengaruhi plafon yang mereka ajukan, terus juga jaminan kita

nilai presentasenya dengan plafon untuk meminimalisir risiko.

10. Apakah PBMT Ventura memiliki pedoman khusus dalam penerapan

manajemen risiko? Apakah terdapat evaluasi terhadap pedoman tersebut?

Pedoman khusus untuk manajemen secara internal itu ada. Yang dibuat

berdasarkan POJK yang tahun 2015.

Page 106: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

94

11. Apa risiko-risiko yang mungkin timbul pada pembiayaan kepada BMT di

PBMT Ventura lainnya selain tiga risiko yang tadi sudah disebutkan?

Risiko pasar yang mungkin timbul, karena kita pasarnya adalah BMT, jadi

kalau BMTnya jelek maka efeknya ya jelek untuk PBMT, kalo bagus ya

efeknya bagus. Jadi risiko pasarnya ada di BMT itu jadi kita harus pintar-

pintar memilih BMT yang baik. Jadi syukurnya kita sudah saring di

Perhimpunan BMT Indonesia, tapi tetap saja meskipun sudah disaring masih

berpotensi nyangkut beberapa BMT yang kurang bagus.

Risiko regulasi, yang OJK, kalau kita mau tak mau wajib mengikuti (OJK)

seperti yang terbaru misalkan Direksi harus Fit & Proper test, DPS juga harus

Fit & Proper test, wajib ikut tanpa ada penolakan karena tidak bisa

(menunjukan lampiran tata kelola) ada scoringnya , jadi kalau PBMT-nya

macam-macam maka akan diperingati oleh OJK, jadi harus mengikuti.

Risiko hukum, harus berhubungan dengan hukum dengan BMT-BMT yang

mungkin tidak kooperatif, tetap harus dijalankan sesuai hukum ke meja hijau,

dan kita kan melalui tahapan-tahapan seperti tadi, jadi kita musyawarah

mufakat dengan BMT, namun bila ga cocok juga orangnya hilang karena kita

udah HT (hak tanggungan) masuk ke balai lelang, tapi kita tetap melakukan

musyawarah mufakat dahulu, karena berlandaskan syariah kan. Jadi harus

tetep musyawarah mufakat dahulu, kalaupun ada masalah kita bicarakan

dahulu baiknya bagaimana, apakah dari pihak BMTnya itu dengan sukarela

(menyerahkan jaminan) tanpa harus melalui pengadilan, kalaupun ada mau

tidak mau (seperti itu) karena kita sudah kooperatif memberikan waktu tapi

ternyata mereka yang kurang kooperatif, kita PBMT pasti tahu kalau mereka

sedang ada masalah kita tidak akan menekan secara spontan, namun ketika

mereka ada masalah namun mereka masih bisa happy, bahkan masih bisa

ikutan berpolitik, jadi kita minta tolong agar mereka menyelesaikan

permasalahan pembayaran dahulu, dan yang seperti ini yang kita

permasalahkan ke jalur hukum, efeknya jadi ga enak yang sebelumnya baik-

baik saja akhirnya harus berhadapan lawyer lawan lawyer.

Page 107: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

95

Memenuhi kewajiban ke pihak ketiga, likuiditas itu kan terkait kesiapan dana

perusahaan dampaknya mungkin yang timbul adalah tidak adanya dana yang

tercukupi untuk membayar kewajiban pihak ketiga, bagaimana penerapannya

yang pasti jauh hari sebelum jatoh tempo kita sudah menyiapkan, cara

penyelesaiannya juga apabila terjadi, itu yang pertama td untuk meminimalisir

bagaimanapun caranya mulai dari investasi kita cari investor tambahan, atau

misalnya dari kurangnya angsuran dari PPU kita genjot di situ apapun caranya

untuk menjaga risiko likuiditas itu.

Risiko strategi, misalnya strategi disini adalah kegagalan antisipasi perubahan

lingkungan bisnis misalnya contoh: seperti kita mengeluarkan suatu produk

ternyata produk tersebut juga ada di perusahaan lain, nah bagaimana dampak

yang akan timbul, itu timbulnya adalah produk tersebut tidak terserap oleh

PPU misalnya contoh kita kan ada produk talangan umroh, ditempat lain pun

banyak, efeknya kan ga banyak tuh yang ngajuin, lalu bagaimana

penerapannya? Kita selama masih ada kebutuhan dari PPU itu masih akan kita

jalankan, bagaimana penyelesaiannya? Ya kita menyesuaikan kebutuhan PPU

kalau memang lebih tinggi modal kerja ya sudah kita optimalkan di modal

kerja, walaupun di dana talangan umrohnya akan rendah, tapi masih ada masih

kita pertahankan.

Risiko kepatuhan terkait OJK itu, kita mau lama wajib, dampaknya kalau kita

tidak mengikuti jelas kita akan mendapatkan teguran, bahkan panggilan dari

OJK, bagaimana penerapannya yang pasti wajib harus mengikuti OJK.

Page 108: PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN MODAL …

96

Lampiran 2

Ikhtisar Keuangan PT. Permodalan BMT Ventura

Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Total Aset 59.103,65 91.755,90 139.097,05 194.686,90 218.150,78 298.092,97

Outstandig

Pembiayaaan

47.344,07 80.292,95 112.770,63 158.172,31 186.560,78 248.624,00

Operating

Income

7.605,10 10.948,97 17.485,14 25.064,38 31.341,10 40.546,56

Profit after

zakat & tax

500,34 555,18 955,6 2.272,78 14.973,30 6.182,70

Modal 10.576,68 11.793,80 12.948,99 21.150,29 49.706,46 56.205,92

Bank 33.722,90 58.172,00 76.006,20 125.670,76 125.026,27 195.875,70

Investor 14.258,50 21.364,50 49.126,42 43.589,12 38.567,26 46.011,35

Program - - - - - -

Dalam

presentase

((%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015

NPF 0,6 0,3 0,3 0,3 1 1

BOPO 89 90 84 80 80 80

ROA 0,80 0,60 0,70 1,20 2 2

ROE 4,70 4,70 7,40 10,70 31 11

DER 5 7 10 8 4 5