penerapan media pembelajaran audio visual untuk ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tahun...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKANHASIL BELAJAR GULING DEPAN PADA
SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH
HERU PURWANTO
NIM K5608110
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Heru Purwanto
NIM : K5608110
Jurusan/ProgramStudi : POK/Penkepor
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MEDIA
PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUKMENINGKATKANHASIL
BELAJAR GULING DEPAN PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5
SURAKARTATAHUN AJARAN 2011/2012”ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,30 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Heru Purwanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKANHASIL BELAJAR GULING DEPAN PADA
SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
HERU PURWANTO
NIM K5608110
Skripsi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
Juli 2012
DitulisdandiajukanuntukmemenuhisyaratmendapatkangelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikanKepelatihanOlahraga
JurusanPendidikanOlahragadanKesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsiinitelahdisetujuiuntukdipertahankan di hadapan Tim
PengujiSkripsiFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasSebelasMaret
Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
Pembimbing IPembimbing II
Drs. Agustiyanta, M.Pd.Drs. Tri AprilijantoUtomo, M.Kes
NIP. 19680818 199403 1 001 NIP.196404171990031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsiinitelahdipertahankan di hadapan Tim
PengujiSkripsiFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasSebelasMaret
SurakartadanditerimauntukmemenuhisalahsatupersyaratanmendapatkangelarSarja
naPendidikan.
Padahari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
Tim PengujiSkripsi :
NamaTerangTandaTangan
Ketua : Fadilah Umar, S.Pd., M.Or.
Sekretaris : Drs. H. Mulyono, M.M.
Anggota I : Drs. Agustiyanta, M.Pd.
AnggotaII :Drs. Tri AprilijantoUtomo, M.Kes.
Disahkanoleh:
FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
UniversitasSebelasMaret
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Heru Purwanto. PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL
UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR GULING DEPAN
PADASISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 SURAKARTATAHUN
AJARAN 2011/2012.Skripsi, Surakarta: FakultasKeguruandanIlmuPendidikan,
UniversitasSebelasMaret Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Peningkatan hasil belajar
guling depan melaluimedia pembelajaran audio-visual (video) dalam
pembelajaran penjas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada
siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta,
tahun ajaran 2011 / 2012 berjumlah 32 orang yang terdiri atas 18 siswa putri dan
14 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian hasil
belajar serta ketangkasan melakukan guling depan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada
analisis kualitatif dengan prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Model
pembelajaranmenggunakan media pembelajaranaudio visual (video),
sangatbaikuntukmeningkatkanaktifitasdan hasil belajar
gulingdepanpadasiswakelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta,
karenadirasasiswacukupmenarik. (2) Selama kegiatan pembelajaran terjadi
interaksi positif di antara para siswa. Aktivitas belajar tercipta saat mereka belajar
dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang serta antusias selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. (3) Dari hasilanalisis yang
diperolehpeningkatan yang signifikandarisiklus I dansiklus II. Hasilbelajarguling
depanpadasiklus I dalamkategorituntasadalah63,75% atau21siswa. Padasiklus II
terjadipeningkatanprosentasehasilbelajarsiswadalamkategorituntassebesar84,375
% atausejumlah27siswa.
Simpulan penelitian ini adalahpenerapanmedia pembelajaran audio-
visualdapatmeningkatkanhasilbelajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
HeruPurwanto. AUDIO VISUAL LEARNING MEDIA APPLICATION FOR
INCREASE IN FRONT OF STUDENT LEARNING BOLSTERS VII C
CLASS 5 AFFAIRS SMP SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2011/2012.
Bachelor Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty,
SebelasMaret University of Surakarta, June 2012.
This study aims to determine: Improved outcome study bolsters the
future of learning through audio visual media (video) penjas learning so as to
improve learning outcomes bolsters on the front of the class VII students of SMP
Negeri 5 C Surakarta academic year 2011/2012.
This study uses a Class Action Research (PTK). Sources of data in this study VII
C grade students of SMP Negeri 5 Surakarta, academic year 2011/2012 amounted
to 32 people consisting of 18 students 14 students daughters and sons. Data
collection techniques by observation and assessment of learning outcomes as well
as the agility to roll forward. Data analysis techniques used in this study is a
descriptive qualitative analysis based on a percentage.
Conclusions based on research results obtained: (1) The model of
learning to use instructional media audio visual (video), very good for increasing
the activity and learning outcomes on the front bolsters VII C grade Junior High
School 5 Surakarta, because the students felt quite interesting. (2) During the
learning activities of positive interaction among students. Learning activities are
created when they learn in a fun atmosphere and they are happy and excited for
the learning activities takes place. (3) From the analysis obtained a significant
increase of cycle I and cycle II. The results of the study bolsters the front of the I
in the category of complete cycles is 63.75% or 21 students. In the second cycle
there was an increase in the percentage of student learning outcomes completed a
category of 84.375% or some 27 students.
The conclusions of this study is the application of audio-visual learning
media can improve learning outcomes bolsters on the front of the class VII C
students of SMP Negeri 5 Surakarta academic year 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Fan si gan ji (apapun yang terjadi patut disyukuri)
(Pepatah cina)
Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan
dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi
menciptakan kasih
(Lao Tse)
Keyakinan. Inilah cara mempertegas tindakan, cara untuk memperkaya
prestasi dan cara menghidupkan pengalaman
(Svarmi Sivanada)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita milki, tetapi kita
menyesali apa yang belum kita capai
(Schopenhauer)
Hidup akan lebih bermakna bila dalam hidup ini kita dapat berguna untuk
orang lain
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkanskripsiiniuntuk:
BapakdanIbutercinta yang selalumendoakanakudalamhidupku
Adik adikkudansaudarakusebagai sumber motifasiku
Teman-temankuPenkepor Angkatan ’08JPOK FKIP UNS
Keluarga besar SMP Negeri 5 Surakarta
Almamater JPOK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Pujisyukurkehadirat Allah SWT atasrahmatdanhidayah-
Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsi yang berjudul “Penerapan Media
Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan
Pada Siswa Kelas VII C SMP N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012“.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian daripersyaratanuntuk
mendapatkangelarSarjanapada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,UniversitasSebelasMaret Surakarta.
Disadaribahwapenulisanskripsiinibanyakmengalamihambatandanberkatb
antuandaribeberapapihakskripsiinidapatterselesaikan.Atasterselesaikannyapenulis
anskripsiinipenulisucapkanterimakasihkepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Mulyono, M.M.,Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, serta sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi.
4. Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan kemudahan yang sangat membantu
dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Mulyono, M.M.,selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya selama ini.
6. Bapak Drs. Djoko Triasmono,M.Pd., Kepala SMP N5 Surakarta yang telah
memberikan izin penelitian ini.
7. Bapak Drs. Dodo Wigiarto, guru Pendidikan Jasmani SMP N 5 Surakarta
yang telah memberikan bimbingan selama penelitian.
8. Siswa kelasVII C SMP N 5 Surakartayang menjadi objek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
SemogaamalkebaikansemuapihakmendapatkanimbalandariAllah SWT.
Meski demikian penulis menyadaridalamskripsiinimasihadakekurangan,
namundiharapakanskripsiinibermanfaatbagipenuliskhususnya dan
pembacaumumnya.
Surakarta,30 Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi
HALAMAN MOTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ............................................................... 1
B. RumusanMasalah ........................................................................ 4
C. TujuanPenelitian ......................................................................... 5
D. ManfaatPenelitian ....................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A. KajianPustaka ............................................................................. 6
1. Pembelajaran ......................................................................... 6
a. PengertianPembelajaran .................................................. 6
b. HakekatPembelajaran ..................................................... 7
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ......................................... 9
2. Hasil Belajar ......................................................................... 9
3. Media Pembelajaran ............................................................. 11
a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................... 11
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ..................... 13
c. Tujuan media Pembelajaran ............................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
d. Jenis Media Pembelajaran ............................................... 15
4. Senam .................................................................................... 16
a. Guling depan .................................................................. 17
b. Teknik Guling Depan Tungkai Bengkok ....................... 19
5. Penerapan Media Pembelajaran ........................................... 19
a. Kelebihan Media Pembelajaran ..................................... 19
b. Media Audio Visual Dalam Penjas ................................ 20
6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................ 20
a. Pengertian PTK .............................................................. 20
b. Sifat dan karakteristik PTK ............................................ 21
c. Jenis dan Bentuk PTK .................................................... 23
d. Sasaran dan Obyek PTK ................................................ 24
e. Model-Model PTK ......................................................... 25
B. KerangkaPemikiran .................................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 31
A. TempatdanWaktu ........................................................................ 31
1. TempatPenelitian .................................................................. 31
2. WaktuPenelitian .................................................................... 31
B. SubjekPenelitian ......................................................................... 32
C. Sumber Data .............................................................................. 32
D. TeknikPengumpulan Data .......................................................... 32
E. Uji Validitas Data ...................................................................... 34
1. Validitas data kreativitas ...................................................... 34
2. Validitas Data Hasil Belajar ................................................ 34
F. Analisis Data .............................................................................. 35
G. Indikator Kinerja Penelitian ....................................................... 35
H. ProsedurPenelitian ...................................................................... 36
1. Siklus I ................................................................................. 38
2. RancanganSiklus II .............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
A. Deskripsi Pratindakan ............................................................... 40
1. Kondisi Awal (Pra Siklus) .................................................. 40
B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus ............................................... 42
1. Siklus I ................................................................................ 42
2. Siklus II ............................................................................... 52
C. Perbandingan Hasil Antar Siklus .............................................. 61
D. Pembahasan .............................................................................. 62
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 64
A. Simpulan ................................................................................... 64
B. Implikasi ................................................................................... 64
C. Saran ......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN .................................................................................................... 68
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar Halaman
1KerucutPengalaman Edgar Dale ................................................................... 12
2GerakanRangkaianGulingDepan.................................................................... 19
3EmpatLangkah PTK Model Kurt Lewin ........................................................ 25
4SatuSiklus PTK SebagaiProsedurMikro ........................................................ 28
5AlurKerangkaPemikiran ................................................................................ 30
6BaganSiklusPenelitian ................................................................................... 37
DAFTAR TABEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel Halaman
1PenjabaranSistematikaHasilBellajarSiswa ..................................................... 10
2PerbedaanKlasifikasiPenelitianTindakanKelas (PTK)
DenganPenelitianformalAkademik ........................................................... 21
3RincianKegiatanWaktu Dan JenisKegiatan ................................................... 31
4TeknikPengumpulan Data Penelitian ............................................................. 33
5ProsentaseIndikator Target CapaianHasilBelajarGulingDepanSiswa ........... 35
6DeskripsiKondisiAwal (PraSiklus) ............................................................... 41
7Deskripsi Data HasilBelajarSiswaAkhirSiklus I ........................................... 48
8Deskripsi Data HasilBelajarSiswaAkhirSiklus II ......................................... 57
9PerbandinganKetuntasanHasilBelajarGulingDepanSiswa ............................. 61
10PencapaianHasilBelajarSiswa ...................................................................... 63
DAFTAR LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran Halaman
1RPP SenamLantai (GulingDepan)Siklus I ..................................................... 69
2RPP SenamLantai(GulingDepan) Siklus II .................................................... 78
3DaftarNilaiAfektifKelas VII C SMP Negeri 5 SurakartaTahunAjaran 2011/2012
(Data Awal) ............................................................................................... 87
4DaftarNilaiKognitifKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta TahunAjaran
2011/2012 (Data Awal) ............................................................................. 88
5DaftarNilaiPsikomotorKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta TahunAjaran
2011/2012 (Data Awal) ............................................................................. 89
6Data HasilBelajarGulingDepanKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta
TahunAjaran 2011/2012 (Data Awal)....................................................... 90
7DaftarNilaiAfektifKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta TahunAjaran 2011/2012
(Siklus I) .................................................................................................... 91
8DaftarNilaiKognitifKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta TahunAjaran
2011/2012 (Siklus I) ................................................................................. 92
9DaftarNilaiPsikomotorKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta TahunAjaran
2011/2012 (Siklus I) ................................................................................. 93
10Data HasilBelajarGulingDepanKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta
TahunAjaran 2011/2012 (Siklus I) ........................................................... 94
11DaftarNilaiAfektifKelas VII C SMP Negeri 5 SurakartaTahunAjaran
2011/2012 (Siklus II) ................................................................................ 95
12DaftarNilaiKognitifKelas VII C SMP Negeri 5 SurakartaTahunAjaran
2011/2012 (Siklus II) ................................................................................ 96
13DaftarNilaiPsikomotorKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta TahunAjaran
2011/2012 (Siklus II) ................................................................................ 97
14Data HasilBelajarGulingDepanKelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta
TahunAjaran 2011/2012 (Siklus II) .......................................................... 98
15Dokumentasi ................................................................................................ 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga telah meresap kedalam kehidupan masyarakat luas, hal ini
terjadi sejak dulu dari zaman purba yang berupa gerak dasar tubuh yang ada pada
diri manusia meskipun hal tersebut kurang disadari oleh sebagian orang, adapun
gerak dasar tersebut berupa melempar, berlari dan melompat. Olahraga bukan
hanya dilakukan oleh kalangan tertentu saja dan olahraga bukan hanya milik
kalangan tertentu saja namun kegiatan olah raga telah menembus keberbagai
tingkat usia maupun tingkatan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian
olahraga akan berhubungan atau berkaitan dengan banyak hal dalam kehidupan
masyarakat.
Dalam dunia pendidikan, olahraga menjadi sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang seimbang dan mendukung dalam proses pembelajaran, yaitu
dengan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, secara tidak langsung
mempengaruhi tingkat belajar siswa, dikarenakan hubungan yang tidak dapat
dipisahkan yaitu dengan bugarnya kondisi jasmani siswa akan mempengaruhi
pola fikir siswa, begitu pula jika kondisi kurang baik atau dalam keadaan kurang
fit tingkat intelegensi siswa akan berkurang. Oleh karena itu pendidikan olahraga
merupakan pendidikan yang utama untuk menunjang prestasi siswa. Pendidikan
jasmani di sekolah harus mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan
pendidikan. Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa,
dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta
minat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum dan
merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Oleh karena itu pendidikan
jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan yang penting dalam
pengembangan pembelajaran. Banyak yang menganggap kurang penting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran
dan fungsi pendidikan jasmani tersebut.
Dalam memberikan materi ajar seorang pendidik atau seorang guru
dituntut untuk kreatif dan berinovatif agar tujuan pembelajaran yang diinginkan
dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran tersebut diperlukan model atau gaya mengajar dan media
pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan keadaan sekolah, keadaan siswa dan
materi pembelajaran yang akan diajarkan dan tak terkecuali dalam mengajar
pendidikan jasmani di sekolah.
Berkembangnya teknologi komunikasi belakangan ini telah mendorong
perubahan yang besar tentang cara-cara berkomunikasi. Dengan adanya internet
kita bisa mengirim dan menerima pesan baik berupa tekstual, gambar maupun
audio visual dari manapun dan kapan pun. Dengan kemajuan teknologi
komunikasi akan mendorong perubahan bagaimana cara-cara mengajar dan
pembelajaran itu dilakukan. Sebagai bagian teknologi komunikasi, multimedia
misalnya telah memberikan perubahan penting dalam sistem pendidikan dan
memberikan dampak dalam cara guru mengkomunikasikan informasi kepada
peserta didiknya, sehingga peserta didik lebih mudah dalam menerima materi ajar
yang diberikan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan adalah senam lantai. Olahraga
senam lantai adalah salah satu materi pokok yang wajib diajarkan dalam
pendidikan jasmani, materi yang diajarkan adalah guling (roll), kayang, meroda
dan sikap lilin. Guling (roll) meliputi guling depan dan guling belakang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti saat melakukan PPL
(Program Pengalaman Lapangan) di SMP N 5 Surakarta kelas VII C, peneliti
menemukan berbagai permasalahan dalam pembelajaran guling depan. Di kelas
VII C banyak peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam melakukan
teknik guling depan yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah dan
kelas VII C dalam pembelajaran guling depan rata-rata nilainya yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
rendah diantara kelas yang lain. Dari 32 peserta didik hanya ada 14 peserta didik
atau 43,75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas VII C yang telah
memenuhi batas ketuntasan nilai sesuai KKM yaitu 75, sedangkan peserta didik
yang lain masih belum memenuhi batas ketuntasan nilai yang ditetapkan sekolah.
Disamping itu masih banyak peserta didik yang merasa takut dalam
melakukan gerakan guling depan dan kebanyakan siswa tidak mau melakukan
guling depan kalau belum disuruh oleh guru berulang-ulang, dari hasil wawancara
dengan siswa kelas VII C mereka menganggap guling depan itu sulit dan tidak
menarik, sehingga mereka merasa bosan dan malas-malasan dalam mengikuti
pembelajaran guling depan. Dari hasil dilapangan menunjukan siswa kelas VII C
menunjukan mereka belum begitu mengetahui dan memahami secara benar teknik
guling depan. Di sisi lain contoh gerakan guling depan yang diberikan oleh guru
masih terbatas, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh
guru. Kekurang pahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru
membuat peserta didik menjadi ragu dan bingung saat akan melakukan gerakan
guling depan, hal tersebut juga yang menjadi salah satu faktor yang membuat
pembelajaran guling depan kurang efektif.
Dari gerakan dasar, kesulitan yang sering dialami siswa pada gerakan
guling depan di antaranya, kedua lengan tidak digunakan sebagai tumpuan saat
melakukan gerakan guling depan, setelah melakukan guling depan peserta didik
merasa pusing, badan tidak seimbang sehingga gerakan guling depan
menyamping dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukan proses pembelajaran
yang belum melibatkan siswa secara aktif dan siswa jadi takut dalam melakukan
gerakan guling depan, disamping itu guru masih menjadi pusat pembelajaran serta
masih kurangnya media pembelajaran dan pemodifikasian alat pembelajaran
untuk mencapai tujuan belajar. Akan tetapi para siswa di sini berani melakukan
gerakan guling depan setelah guru memberikan contoh gerakan beberapa kali
lebih dari 5 kali.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dibutuhkan media pembelajaran
yang tepat dan sesuai sehingga dapat menarik minat siswa dan dapat memotifasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran guling depan. Disini peneliti akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
menggunakan media pembelajaran audio visual (video) untuk mengatasi masalah
tersebut. Media pembelajaran audio visual (video) merupakan media yang paling
efektif dalam membantu guru untuk menyampaikan materi guling depan kepada
siswa. Dalam media pembelajaran audio visual terdapat gambar dan suara yang
jelas tentang pembelajaran guling depan, sehingga gerakan guling dapat mudah
dilihat dan dipahami oleh peserta didik. Melalui media pembelajaran audio visual
diharapkan dapat memberikan pengalaman, motifasi dan dapat menarik minat
siswa sehingga siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran guling
depan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis, maka penulis
bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/
CAR) dengan berbantukan media pembelajaran audio visual pada siswa kelas VII
C di SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, dengan judul “Penerapan
Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Guling
Depan Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012“.
Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini dihadapi oleh
guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMP Negeri 5
Surakarta, dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya dan
pembelajaran guling depan pada khususnya, sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar guling depan siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang
menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana penerapan media pembelajaran audio visual (video) dalam
pembelajaran Penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar guling depan siswa
kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar guling depan melalui media
pembelajaran audio visual (video) dalam pembelajaran penjas sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2011/2012
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru Penjasorkes di SMP Negeri 5 Surakarta
a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang
akan dilakukan.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
profesional.
2. Bagi Siswa Kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas, serta
meningkatkan hasil belajar guling depan.
b. Dapat meningkatkan kemampuan senam khususnya gerakan guling depan.
3. Bagi Lembaga Pendidikan (Instansi), sebagai bahan masukan, saran, dan
informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk
mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa maupun lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat
dua komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai orang
yang belajar. Hal ini seperti dikemukakan Syaiful Sagala (2010: 61) bahwa,
“Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik atau murid”. Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip oleh
Syaiful Sagala (2010: 79) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pembelajaran sebagai proses
yang dibangun guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Berkaitan dengan pembelajaran H.J. Gino dkk. (1998: 32)
menyatakan, “pembelajaran atau instruction/instruksional atau pengajaran
merupakan usaha sadar yang disengaja oleh guru untuk membuat siswa
belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar”. Sedangkan menurut Sukintaka (2004: 55)
bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan dua ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga
kejadian secara bersama yaitu. (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal
ini guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu peserta didik atau murid, (3)
tujuan yaitu perubahan yang lebih baik pada diri siswa. Adapun yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dimaksud dengan ketiga komponen tersebut menurut H.J. Gino dkk., (1998:
30) sebagai berikut:
1) Guru adalah seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peran lainnnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan
perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat
berinteraksi dengan guru dan bahan pengajaran ditempat tertentu yang
telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan
benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang
menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang
memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil
belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok
mata pelajaran.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.
Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang
dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi
melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu
akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu
tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan
antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran.
Menurut Purwadarminta (1976) yang dikutip H.J.Gino dkk., (1998: 30)
bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau
mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa
mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada
siswa. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan
mengajar meliputi pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya
dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2005:
19) yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan
guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat
kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan
program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan
pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika
seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil
belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan
tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution
yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak
hanya mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan,
kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan,
pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa.
Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Hasil Belajar
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf
keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat
melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara
tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung
oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku
dan pribadi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil
belajar dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan
behavioral. Untuk mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar
siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri
atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan
(1989: 22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil
belajar dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa
Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan
a. Kognitif
- Pengamatan/
perceptual
Dapat menunjukan,
membandingkan ,
menghubungkan.
Tugas, tes, observasi.
- Hafalan /
ingatan
Dapat menyebutkan dan
menunjukan lagi
Pertanyaan, tugas tes
- Pengertian/
pemahaman
Dapat menjelaskan dan
mengidentifikasikan
dengan kalimat sendiri
Pertanyaan
- Aplikasi/
penggunaan
Dapat memberikan
contoh, menggunakan
dengan tepat,
memecahkan masalah
Soal, tes tugas
- Analisis Dapat menguraikan, dan
mengklasifikasikan
Tugas, persoalan, tes
- Sitesis Dapat menghubungkan,
dan menyimpulkan,
mengeneralisasikan
Tugas, persoalan, tes
- Evaluasi Dapat
menginterprestasikan,
memberikan kritik,
memberikan
pertimbangan penilaian
Tugas, persoalan, tes
b. Afektif
- Penerimaan Bersikap menerima,
menyetujui, atau
sebaliknya
Pertanyaan, tes skala
sikap
- Sambutan Bersedia terlibat,
berpartisipasi,
memanfaatkan, atau
sebaliknya
Tugas, observasi dan tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
- Penghargaan/
Apresiasi
Memandang penting,
bernilai, berfaedah indah,
harmonis, kagum, atau
sebaliknya.
Skala penilaian, tugas,
dan observasi.
- Internalisasi/
Pendalaman
Mengakui,
mempercayaai,
meyakinkan, atau
sebaliknya
Skala sikap, tugas
ekspresif, pro efektif
- Karakterisasi/
Penghayatan
Melembagakan,
membinasakan,
menjelmakan dalam
pribadi dan perlakuanya
sehari – hari
Observasi
c. Psikomotorik
- Keterampilan
bergerak/
bertindak
Koordinasi mata, tangan,
dan kaki
Tugas, observasi,
tindakan
- Keterampilan
ekspresi verbal
dan non verbal
Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi,
tindakan
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan, dalam
rangka membantu dalam penyampaian materi ajar dari pengajar atau guru
kepada murid atau peserta didik. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 153)
Media Pengajaran atau Pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang
digunakan oleh guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan–bahan
instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan
mencapai tujuan pengajaran tersebut. Oemar Hambalik (1980: 23)
mengemukakan maksud media pendidikan adalah alat, metode dan tehnik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Sedangkang menurut Arif S. Sadiman (2002: 6) Media berarti
perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan
bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber
kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai
alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik
sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran
Media ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang
ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra.
Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka
semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang
diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk
mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga
mempermudah persepsi. Azhar Arsyad (2010: 10-11) menjelaskan tingkat
keabstrakan jumlah indra yang turut serta dalam penerimaan isi pengajaran,
dalam piramida atau kerucut pengalaman Edgar Dale.
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Sumber : Azhar Arsyad (2010: 11)
Abstrak
Kongkret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Seorang atau masyarakat didalam proses pendidikan dapat
memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam media
pendidikan. Akan tetapi masing–masing media memiliki intensitas yang
berbeda–beda dalam membantu persepsi seseorang.
Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad (2010: 6-7)
mengemukakan ciri–ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian
media, diantaranya :
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu seuatu benda yang dapat
dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik didalam maupun diluar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal, (missal : radio,
televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (missal : film, slide, video,
OHP) atau perorangan (Misal : modul, computer, radio, video recoreder)
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Banyak pakar yang mendefinisikan fungsi media. Menurut Arif
Sidharta Sadiman, (2002:20) menjelaskan bahwa fungsi media audio visual
dalam pembelajaran yaitu:
1) Membantu mempermudah siswa untuk belajar dan membantu
mempermudah guru untuk mengajar,
2) Memberikan pengalaman lebih nyata, yang artinya dengan media
pembelajaran suatu hal yang abstrak dapat menjadi kongkrit,
3) Menarik perhatian siswa lebih besar,
4) Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar,
5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita, dan
6) Semua indera murid dapat diaktifkan.
Penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat
dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengetahui kata–kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami
arti atau maknanya.
Menurut Oemar Hamalik yang dikutip oleh E.Mulyasa (2010: 174),
secara umum manfaat media audio visual adalah sebagai berikut:
1) Meletakan dasar-dasar berpikir konkret dan mengurangi verbalisme;
2) Memperbesar perhatian siswa;
3) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa;
4) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama
dalam gambaran hidup;
5) Membantu tumbuhnya pengertian dan perkembangan kemampuan
berbahasa;
6) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih
mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Demikian banyak bentuk dan macam media pembelajaran, akan
tetapi yang terpenting adalah pemilihan bentuk dan macam media
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, ketersediaan sarana dan prasaraana di tempat terjadinya
proses pembelajaran tersebut.
c. Tujuan Media Pembelajaran
Menurut Mulyani Sumantri (2001: 153), bahwa penggunaan media
dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar itu
terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata–kata yang
disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknannya. Namun
secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai
berikut:
1) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2) Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu
pengajar untuk menyampaikan materi dengan kualitas dan kuatitas yang
sama dari satu kelas ke kelas yang lain.
3) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
4) Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
5) Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian
materi maupun cara penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa
menjadi lebih aktif di dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
6) Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang
kompleks, misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi
dapat disampaikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
7) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
8) Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang
mengintegrasikan visualisasi dengan teks atau suara akan mampu
mengkomunikasikan materi pembelajaran secara terorganisasi. Dengan
menggunakan media yang lebih bervariasi, maka siswa akan mampu
belajar dengan lebih optimal.
9) Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan
pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi bisa di
mana saja. Misalnya, dengan teleconference pengajar dari luar kota bisa
memberikan materinya, atau dengan CD peserta didik dapat mengikuti
proses pembelajaran melalui media secara mandiri sesuai dengan
kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh bisa
menggunakannya.
d. Jenis Media Pembelajaran
Di era modern ini telah banyak bermuculan banyak media, yang
dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran, diantara media tersebut adalah sebagai berikut :
1) Media Visual
Yakni media yang dapat diterima oleh indra penglihatan. Adapun
yang termasuk dalam media visual diantaranya:
a) Media gambar diam, yanki media yang dituangkan dalam bentuk
gambar, grafis, kata–kata atau symbol maupun gambaran. Jenis media
gambar diam, antara lain: Grafik, Chart, Peta, Diagram, Poster,
Karikatur, Objek, Komik, dll.
b) Media papan, adalah media pembelajaran dengan papan atau board
sebagai bahan baku utamanya, dan sebagai bahan penunjang berupa
kapur tulis, spidol dsb. Jenis media papan diantaranya: Papan Tulis,
Papan Flanel, Papan Tempel, Papan Pameran, dll.
c) Media dengan proyeksi, yakni media yang ditampilkan melalui
proyeksi atau alat bernama proyektor yang ditampilkan melalui layar.
Yang termasuk dalam media proyeksi diantarannya: Slide, Film strips.
Overhead transparency, micro film, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Media Audio
Media audio merupakan media yang dapat diterima oleh indra
pendengaran. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 160) “media audio
memiliki karakteristik memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui
bunyi atau suara–suara”. Adapun yang termasuk media audio
diantaranya, adalah: kaset, tape recorder, dll.
3) Media Audio–Visual
Yakni media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran,
maupun dindra penglihatan. Jenis media ini diantaranya: Televisi, Video.
4) Media Asli Atau Orang
Yakni media yang merupakan benda sebenarnya/sesungguhnya
yang diperagaakan melalui sebuah model (alat peraga).
Sedangkan menurut Rudy Bretz yang diambil dari
http://www.google.co.id/-internasional-media-pembelajarn-audio-visual,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu: suara, visual
(berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz
membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam
(recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz
dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media
audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5)
media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media
cetak.
4. Senam
Batasan senam menurut Agus Margono (2009: 19) adalah: “Senam
adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun
secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
secara harmonis”.
Senam artistik adalah suatu rangkaian gerakan senam dari masing-
masing alat senam yang disusun dan ditetapkan serta diperlombakan sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dengan peraturan yang berlaku. Senam artistik sering diperlombakan baik
ditingkat daerah, nasional maupun internasional, seperti POPDA, PORPROV,
POPNAS, KEJURNAS, PON, SEA Games, Olimpiade. Senam dikembangkan
oleh induk organisasi dengan nama Persatuan Senam Indonesia (PERSANI)
dan organisani senam dunia dengan nama Federation International De La
Gymnastic (FIG).
Senam artistik terbagi menjadi dua yaitu senam artistik putra dan
senam artistik putri. Masing-masing mempunyai nomor perlombaan yang
berbeda.
Menurut Agus Margono (2009: 79) senam artistik putra terdiri dari
enam alat, yaitu:
a. Lantai (floor exercise)
b. Gelang-gelang (rings)
c. Kuda Pelana (pommeld horse)
d. Palang Sejajar (parallel bars)
e. Palang Tunggal (horizontal bar)
f. Kuda Lompat (vaulting horse)
Sedangkan nomor senam artistik putri terdiri dari empat alat, yaitu :
a. Kuda Lompat (vaulting horse)
b. Palang Bertingkat (uneven bars)
c. Balok Keseimbangan (balance beam)
d. Lantai (floor exercise)
Salah satunya di nomor senam lantai yang pada umumnya disebut
floor exercise. Senam lantai menurut Agus Margono (2009: 79) yaitu latihan
senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari :
mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan
atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke
depan atau ke belakang.
a. Guling Depan
Dalam senam lantai banyak sekali macam gerakan yang harus
dikuasai oleh pesenam. Namun pada dasarnya bentuk-bentuk gerakan senam
lantai bagi putra dan putri adalah sama, hanya untuk putri banyak unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
gerak balet. Pengklasifikasian gerak dalam senam lantai menurut Agus
Margono (2009: 80-92) sebagai berikut :
1) Mengguling :
a. Guling depan tungkai bengkok
b) Guling depan tungkai lurus
c) Guling belakang tungkai bengkok
d) Guling belakang tungkai lurus
2) Keseimbangan :
a) Berdiri atas kepala
b) Berdiri atas kepala diteruskan guling dada
c) Berdiri atas tangan
d) Backextention (stutz)
3) Melenting:
a) Melenting tumpuan tengkuk
b) Melenting tumpuan dahi
c) Front walkover
d) Back walkover
e) Melenting tumpuan tangan
f) Melenting ke belakang tumpuan tangan
4) Meroda atau gerakan baling-baling
5) Round Off
6) Gerakan Salto:
a) Salto ke depan
(1) Salto depan jongkok
(2) Salto depan sudut/kaki lurus
b) Salto ke belakang
(1) Salto belakang jongkok
(2) Salto belakang sudut/kaki lurus
c) Salto ke samping
(1) Salto samping lutut bengkok
(2) Salto samping kaki lurus
Dari beberapa gerakan tersebut, salah satunya adalah gerakan
guling depan. Menurut Suyati, dkk (1994: 119) mengemukakan bahwa:
Bola di lantai dengan dorongan pelan sudah dapat mengguling beberapa
kali, karena bentuknya bulat. Maka untuk mengguling dengan mudah,
bentuk harus bulat, disini badan harus berbentuk seperti bola bulat. Untuk
membentuk badan/tubuh menjadi bulat seperti bola, dibutuhkan beberapa
macam latihan yang biasanya latihan-latihan tersebut masuk dalam latihan
pemanasan atau latihan pendahuluan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Teknik Guling Depan Tungkai Bengkok
Teknik dasar guling depan tungkai bengkok (Agus Margono, 2009: 80):
a) Sikap permulaan jongkok, pantat agak tinggi kedua lengan lurus
kedepan.
b) Luruskan tungkai, badan condong ke depan, tangan menumpu pada
matras selebar bahu, tarik dagu ke dada, tengkuk letakkan pada matras.
c) Saat punggung mengenai matras, bengkokkan tungkai, tarik paha ke
dada, tangan menolak gerakan mengguling, diteruskan hingga berakhir
pada sikap jongkok, tangan melakat pada tulang kering, pandangan lurus
kedepan.
Gambar 2. Gerakan Rangkaian Guling Depan
5. Penerapan Media Pembelajaran
a. Kelebihan media video
Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media
pembelajaran di antaranya menurut Azhar Arsyad (2010:49)
1) Dapat menunjukan obyek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti
cara kerja jantung saat berdenyut.
2) Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan
secara berulang-ulang.
3) Meningkatkan motivasi dan menanamkan sikap.
4) Dapat ditunjukan pada kelompok besar atau kelompok kecil baik itu
heterogen maupun perorangan.
Menurut Nugent dalam Saiful Amien (benramt.wordpress.com
diakses 10 Mei 2011), “video merupakan media yang cocok untuk berbagai
pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri
sekalipun”. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini
yang tumbuh berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling
tidak setiap 30 menit menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan
lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada
kebutuhan siswa.
b. Media audio-visual dalam pembelajaran pendidikan jasmani
Media audio visual dalam konsep pembelajaran dapat berupa
gambar, vidio, atau alat-alat lain yang memberikan peserta didik
pengalaman audio visual yang nyata. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai (2003: 57) mengatakan bahwa “dalam penggunaannya media audio
visual bertujuan untuk mengenalkan, membentuk, dan memperjelas
pemahaman materi yang bersifat abstraks kepada peserta didik,
mengembangkan fungsi afektif, dan mendorong kegiatan peserta didik lebih
lanjut”.
Dalam mengajarkan pendidikan jasmani terutama senam lantai di
SMP tentu mereka tidak langsung paham dengan materi yang disampaikan
oleh guru, mereka akan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
melakukan sesuai materi yang disampaikan guru. Dengan bantuan media
audio visual seperti gambar, video orang guling depan disertai tahapan-
tahapannya peserta didik akan lebih mudah menerima konsep yang
diajarkan untuk kemudian dilaksanakan.
5) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa Inggris disebut
Classrom Action Research (CAR). Zainal Aqib (2008: 12) mengemukakan
bahwa pengertian PTK terdiri dari tiga bentukan kata, yakni:
1) Penelitian, yakni kegiatan mecermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan, suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitain ini berbentuk rangkaian silkus kegiatan
3) Kelas, sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian
tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pengertian yang salah yang dipahami oleh umum dengan “ ruang tempat
guru mengajar “. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta
didik yang sedang belajar dapat bekerja di lab, lapangan olahraga, dan
lain–lain.
Menurut Zinal Aqib (2008: 13) Pengerian PTK dapat disimpulkan
”sebagai suatu pencermatan tehadap kegiatan yang disengaja dimunculkan,
dan terjadi di sebuah kelas”.
Sedangkan menurut Agus Kristiyanto (2010: 32):
PTK dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional dan tindakan-tindakan guru/pelatih dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek – praktek
pembelajaran pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga tersebut dilakukan,
dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi untuk
etiap siklusnya.
b. Sifat dan Karakteristik PTK
Menurut Ibnu (2000) yang dikutip dari buku Zainal Aqib (2008:
16), Sifat–sifat khusus PTK dibandingkan dengan penelitian formal
akademik dapat dilihat pada tabel matrik sebagai berikut.
Tabel 2. Perbedaan Klasifikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
Penelitian Formal Akademik
Klasifikasi PTK Penelitian Formal Akademik
Masalah penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru
Penelitian utama Guru Sebagai pendamping
Desain penelitian Lentur / fleksibel Formal dan kaku
Analisis data Segera / seketika (Mungkin) ditunda
Format laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku
Manfaat penelitian Jelas dan langsung Tidak langsung/tidak jelas
Sumber : Zainal Aqib (2008: 16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kasihani Kasbolah. E.S. (2001: 15-17) mengemukakan
karakteristik PTK secara umum adalah sebagai berikut:
Pertama, PTK dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program
kelas guru merupakan sosok yang benar–benar mengenal lapangan tempat
mengajar.
Kedua, PTK berangkat dari permasalahan praktik factual. Permasalahan
factual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar
sehari–hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan yang diangkat bukan
permasalahan penelitian yang diberikan orang lain, misalnya permasalahan
penelitian yang diluar kancah kelas.
Ketiga, ciri lain yang ada pada PTK adalah adanya tindakan–tindakan yang
perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang
bersangkutan.
Zainal Aqib (2008: 16) mengemukakan karakteristik PTK
setidaknya adalah:
1) Didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam
intuksional.
2) Adana kolaborasi dalam pelaksanaannya.
3) Peneliti sekaligus sebagai prakstisi yang melakukan refleksi
4) Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik instuksional
5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Sedangkan menurut Agus Kristiyanto (2010: 18) karakteristik PTK
dalam pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga adalah:
1) PTK merupakan penelitian praktis (practical inquiry) yang bertujuan
memperbaiki situasi praktis secara “langsung-di sini-sekarang”
2) PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif
3) PTK merupakan penelitian berbentuk self-monitoring dengan penajaman
kemampuan merefleksi berdasarkan apa yang telah direncanakan,
dilaksanakan, dan diobservasi.
Dalam hal ini ada tiga karakteristik PTK dalam pendidikan
jasmani/kepelatihan olahraga, yaitu: PTK merupakan penelitian yang
praktis, PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif
dan PTK merupakan penelitian berbentuk self-monitoring dengan
penajaman kemampuan merefleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. Jenis dan Bentuk PTK
Menurut Zainal Aqib (2008 : 19) menyebutkan jenis–jenis PTK
sebagai berikut:
1) PTK Diagnosik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun
peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan
memasuki situasu yang terdapat di dalam latar penelitian.
2) PTK Partisipan, suatu penelitian sebagai PTK Partisipan apabila peneliti
terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan
hasil penelitian yang berupa laporan.
3) PTK Empiris, ialah apabila penelitiberupaya melaksanakan suatu
tindakan atau aksi dan membukukannya apa yang dilakukan dan apa
yang terjadi selama aksi berlangsung
4) PTK Eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya
menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien
didalam suatu kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan Kasihani Kasbolah E.S (2001 : 69) mengemukakan 3
bentuk penelitan tidakan kelas (PTK) yakni:
1) PTK Guru Sebagai Peneliti, bentuk penelitian yang memandang guru
sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu
sendiri dalam penelitian tindakan kelas.
2) PTK Kolaboratif, Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan beberapa
pihak, yaitu guru, kepala sekolah, maupun dosen secara bersama–sama
(berkolaborasi) melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan
praktik pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, dan
peningkatan karier guru. Guru SD, dosen LPTK, dan orang – orang yang
lain yang terlibat dalam satu tim.
3) PTK Simultan Terintegrasi, adalah betuk penelitian tindakan yang tujuan
utamanya adalah untuk dua hal sekaligus, yaitu memecahkan persoalan
praktis dalam pebelajaran, dan juga untuk menghasilkan pengetahuan
yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas.
Dalam hal ini ada tiga bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu: PTK
Guru Sebagai Peneliti dimana guru berperan sendiri dalam penelitian
tersebut, PTK Kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak dalam penelitian
dan PTK Simultan Terintegrasi yang memiliki tujuan untuk memecahkan
persoalan praktis dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah. Dan
yang membedakan dari ketiga bentuk PTK tersebut adalah pelaku/pelaksana
PTK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d. Sasaran atau Objek PTK
Menurut Zainal Aqib (2008: 27), objek dari PTK harus merupakan
sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang
diam dan tanpa gerak. objek tersebut diantaranya :
1) Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan
sedang asik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ lapangan/
laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik mengerjakan
pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang mengikuti
kerja bakti di luar sekolah.
2) Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar
di kelas, sedang membimbing siswa–siswa yang sedang berdarmawisata,
atau guru sedang melakukan kunjungan ke rumah siswa.
3) Unsur mata pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru
sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang
dapat diamati guru, siswa, atau keduanya.
5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan
titik tujuan yang harus dicapai melaui proses pembelajaran, baik susunan
maupun tingkat pencapaian.
6) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun
melingkupi siswa dirumahnya.
7) Unsur pengelolaan, yang jelas–jelas merupakan gerak kegiatan, sehingga
mudah diatur, direkayasa dalam bentuk kegiatan.
Menurut Agus Kristiyanto (2010: 49-50) objek dan sasaran PTK
dalam pendidikan jasmani adalah:
1) Peserta didik atau siswa
2) Tenaga pendidik atau pengajar atau guru pendidikan jasmani yang
sedang mengajar
3) Materi atau pokok bahasan penbelajaran
4) Media atau peralatan pembelajaran
5) Strategi dan metode pembelajaran
6) Evaluasi, asesment atau hasil penelitian
7) Lingkungan pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun non fisik
8) Pengelolaan kelas pendidikan jasmani
Pemfokuskan kedelapan komponen tersebut sebenarnya merupakan
sesuatu yang terkait tak terpisahkan, karena konsep kelas dalam
pembelajaran jasmani memang selalu terbangun dari kedelapan komponen
sistem kelas pendidikan jasmani tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
e. Model–Model PTK
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa model yang
dikembangkan oleh para pakar, diantaranya adalah:
1) Model Kurt Lewin
Zainal Aqib (2008: 21) mengemukakan bahwa PTK pertama
kali yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu
siklus terdiri atas empat langkah, yaitu :
a) Perencanaan (Planning)
b) Aksi atau tindakan (Acting)
c) Observasi (Observation)
d) Reflesi (Reflecting)
Gambar 3. Empat Langkah PTK Model Kurt Lewin
Sumber : Zainal Aqib (2008: 21)
Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang
dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Striger dielaborasi
lagi menjadi :
a) Perencanaan (Planning)
b) Pelaksanaan (Implementing)
c) Penelitian (Evaluating)
Perencanaa
n
Observasi
Refleksi Aksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Berdasarkan langkah–langkah yang digambarkan PTK diatas
selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa siklus, yang
akhirnya kumpulan dari berbagai siklus.
2) Model Kemis dan Mc Traggart
Menurut Zainal Aqib (2008: 22), “model yang dikembangkan
oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Tarrgart masih tampak begitu
dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin”. Dikatakan
demikian oleh karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat
komponen seperti halnya yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Keempat
hal tersebut adalah;
a) Perencanaan (Planning)
b) Aksi atau tindakan (Acting)
c) Observasi (Observation)
d) Reflesi (Reflecting)
Menurut Kasihani Kasbolah E.S (2001: 63) “dalam perencanaan
Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan
rencana, tindakan, pengamatan, refeksi, perencanaan kembali”.
3) Model Jhon Elliot
Apabila dibandingkan dengan dua model yang sudah diutarakan
diatas yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis–Mc Taggart, PTK Model
Jhon Elliot ini tampak lebih detail dan memungkinkan terdiri dari
beberapa aksi yaitu tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu,
setiap aksi memungkinkan terdiri dari beberapa langkah (step), yang
terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar.
Maksud penyusunan secara terinci PTK Model Jhon Elliot ini,
supaya dapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf–taraf didalam
pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar. Selanjutnya, dijelaskan
pula bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan menjadi beberapa sub
pokok bahasan atau mata pelajaran, adalah bahwa dalam kenyataan
dilapangan setiap pokok biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
satu langkah, itulah yang menyebabkan Jhon Elliot menyusun model
PTK yang berbeda secara sistematis dengan model lainnya.
4) Model Dave Ebbutt
Sesudah Dave Ebbutt memepelajari model–model PTK yang
dikemukakan oleh para ahli sebelumnya, dia berpendapat bahwa model–
model PTK yang ada yang diperkenalkan oleh Jhon Elliot, Kemmis dan
Mc Taggart, dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam model–
model terebut masih ada hal yang belum tapat sehingga perlu diperbaiki.
Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan yang diutarakan oleh
Kemmis dan Elliot akan tetapi tidak setuju dengan implementasi Elliot
mengenai karya Kemmis. Selanjutnya diterangkan olehnya tentang
pandangan Ebbutt yang menyatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan
oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk
menggambarkan proses aksi–refleksi.
Karena Dave Ebbutt tidak puas dengan model–model PTK yang
telah hadir sebelumnya, maka Dave Ebbutt memperkenalkan model PTK
yang disusunya sendiri.
Adapun model PTK yang diperkenalkannya menggambarkan
adanya empat tahap yakni sebagai berikut :
a) Tahap 1 : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang
menjelaskan tentang apa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilaksanakan.
b) Tahap 2 : pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi
rancangan didalam kancah, yaitu menggenakan tidakan kelas
c) Tahap 3 : pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
d) Tahap 4 : reflesi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang terjadi.
Secara keseluruhan empat tahapan dalam PTK ini membentuk
suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus–siklus yang lain
secara berkesinambungan seperti spiral. Namun sebelum keempat
tahapan itu berlangsung, biasanya diawali oleh suatu tahap Pra-PTK,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
yang meliputi; Identifikasi masalah, analisa masalah, rumusan masalah,
dan rumusan hipotesis masalah.
Agus Kristiyanto (2010: 54) mengatakan bahwa “siklus dalam
PTK dikaitkan sebagai prosedur mikro” dalam setiap siklusnya terdiri
dari 4 langkah pokok :
(1) Perencanaan tindakan
(2) Pelaksanaan tindakan
(3) Observasi
(4) Refleksi
Tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Satu siklus
Revised Plan
Gambar 4. Satu Siklus PTK sebagai Prosedur Mikro
Sumber: Agus Kristriyanto (2010: 55)
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran pendidikan jasmani yang baik adalah pembelajaran yang
mampu melibatkan seluruh aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya
pada model atau cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Seringkali
materi yang di sampaikan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa,
khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar. Siswa kurang mampu
menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya
Plan
Reflection
Action/observation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
menyampaikan materi secara verbal, sedangkan pemberian contoh gerakan
melalui demonstrasi kurang dapat dianalisis oleh siswa secara maksimal.
Permasalahan tesebut muncul pada pembelajaran renang di SMP Negeri 5
Surakarta pada kelas VII C. Kekurang maksimalan pembelajaran guling depan
dikarenakan guru kurang mampu mendesain pembelajaran yang efektif dalam
proses pembelajaran senam lantai khususnya guling depan.
Model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi awal siswa dalam
belajar teknik dasar guling depan adalah model yang mengadopsi perintah dan
tindakan secara langsung, sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru
langsung dapat dipraktikan dan siswa langsung dapat merasakan hasilnya.
Disamping itu pula guru juga dapat langsung mengevaluasi gerakan yang
ditampilkan oleh siswa, sehingga guru dapat membenarkan serta mengarahkan
sesuai dengan gerakan yang diajarkan. Selain itu model pembelajaran ini
mengajarkam materi pembelajaran dengan setahap demi setahap, sehingga siswa
dapat mencerna setiap materi yang diberikan oleh guru dengan baik.
Pemanfaatan media pembelajaran audio visual atau video adalah sebagai
sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar guling depan pada siswa.
Melaui penayangan gambar gerak atau video tersebut guru dapat memperlihatkan
secara detail gerakan guling depan yang dapat dilihat melaui beberapa sudut
pandang, sehingga siswa mampu menganalisis dan menirukan gerakan tersebut
dengan baik dan benar. Sebab jika media pembelajaran dengan menggunakan
media asli, siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang ditampilkan sebab
pengulangan terlalu sedikit dan gerakan tidak dapat terlihat jelas.
Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran senam lantai
khusunya guling depan, harus digunakan model dan media pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi pembelajaran yang akan dilakukan. Diantara media
pembelajaran yang sesuai dengan situasi pembelajaran tersebut adalah media
pembelajaran audio visual yang menggunakan media video sebagai alat bantu
dalam memproses pembelajaran guling depan. Sehingga melalui media
pembelajaran audio visual (video) tersebut proses pembelajaran guling depan
dapat dilaksanakan secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini:
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan
Melaui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai
berikut :
Media Pembelajaran Audio Visual dapat membantu meningkatkan hasil belajar
guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru:
Kurang mampu
mengkontrol keaadan
siswa pada materi guling
depan
Menerapkan Model
pembelajaran audio visual
(video)
Melalui instruksi secara
langsung dengan bantuan
media video, siswa lebih
mudah menganalisis
gerakan guling depan,
sehingga mampu
menirukan dan
mempraktekannya secara
mandiri
Siswa:
- Tidak mampu menyerap serta
menganalisis materi gerakan
guling depan yang
disampaikan oleh guru.
- Hasil belajar penjas masih
rendah
- Kualitas gerakan serta
aktivitas guling depan siswa
kurang memuaskan
Siklus I : guru dan peneliti
menyusun bentuk pengajaran
yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dasar guling
depan, melalui penerapan media
pembelajaran audio visual
(video)
Siklus II : upaya perbaikan dari
tindakan silkus I sehingga
meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dasar guling
depan, melalui penerapan media
pembelajaran audio visual
(video)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus
dengan 4 kali pertemuan (1 siklus ada 2 kali pertemuan), yaitu pada tanggal 10
Mei 2012, 17 Mei 2012 (siklus I), 24 Mei 2012 dan 31 Mei 2012 (siklus II).
Tabel 3. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
No Rencana Kegiatan Tahun 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan Izin Penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan Data
Penelitian
3. Penyusunan laporan
a. Penulisan Laporan
b. Ujian skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, yang berjumlah 32
siswa, 18 siswa putri dan 14 siswa putra.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar guling depan melalui
penerapan media pembelajaran audio visual (video) pada siswa kelas VII C
SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran
guling depan melalui penerapan media pembelajaran audio visual (video) pada
siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas (PTK) ini
terdiri dari: tes dan observasi lapangan.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil guling depan yang
dilakukan siswa.
2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan media
pambelajaran audio visual pada pokok bahasan guling depan.
Menurut H.E. Mulyasa (2009: 183) data penelitian dikumpulkan dan
disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik
pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.
Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat
didiskripsikan dalam tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Jenis Data Subjek Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1 Aktivitas belajar
guling depan
Siswa Ujuk kerja
ketangkasan guling
depan
Tes ketangkasan guling
depan
Ujuk kerja
kemampuan guling
depan
Pedoman observasi
pelaksanaan kemampuan
teknik dasar guling depan
(sesuai rubrik penilaian
ujuk kerja praktik pada
RPP)
2 Hasil belajar
guling depan
Siswa Afektif Skala sikap melalui
observasi lapangan (sesuai
dengan rubrik penilaian
aspek afektif pada RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai dengan
rubrik penilaian aspek
kognitif pada RPP)
Psikomotorik Ujuk kerja praktik yang
meliputi kemampuan
teknik dasar dan
ketangkasan guling depan
(sesuai dengan rubrik
penilaan aspek
psikomotorik pada RPP)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni
hasil tes guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun
ajaran 2011/2012. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya:
1) Info mitra kolaboratif (guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan) dan
siswa.
2) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran.
3) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
E. Uji Validitas Data
1. Validasi Data Aktivitas Belajar
Validasi data aktivitas belajar dapat diperoleh melalui observasi,
supaya data valid perlu melibatkan observe yang lain yang dikenal dengan
istilah berkolaborasi dengan teman sejawat. Kegiatan ini disebut juga
triangulasi sumber data. Jadi sumber data tidak hanya dari satu sumber saja.
Untuk data pengamatan dapat diperoleh dari guru, peneliti, teman sejawat
bahkan siswa dapat dilibatkan sebagai pengamat dimana hasil pengamatan
siswa biasanya berupa learning log atau catatan pengamatan berupa kesan dan
pesan terkait dengan kelebihan dan kekurangan metode yang digunakan dan
suasana kelas yang dirasakan oleh siswa saat pembelajaran guling depan.
2. Validasi Data Hasil Belajar
Validasi data hasil belajar diperoleh dari tes keterampilan guling
depan (psikomotor), pengamatan sikap (afektif) dan tes tertulis (kognitif), agar
tes tertulis valid isinya (content validity) maka perlu dibuat kisi-kisi soal
sebelum soal disusun. Hal ini penting dilakukan dengan alasan diantaranya :
a) Kisi-kisi dibuat dengan maksud supaya materi yang dibuat sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
b) Kisi-kisi perlu dibuat agar butir soal yang dibuat tidak mengelompok pada
satu bahasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan obervasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan guling depan. Kemudian dikatagorikan dalam klasifikasi
skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan guling depan, dengan
menganalisis rangkaian gerakan guling depan. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja penelitian merupakan kondisi akhir atau target yang
diharapakan tercapai. Ada peneliti yang tidak menggunakan indikator kinerja
penelitian dengan prinsip jika terjadi peningkatan pada vaiabel terikat (hasil
belajar guling depan) maka penelitian dianggap berhasil seberapapun besarnya
peningkatanya. Namun demikian ada pula yang berpendapat dengan penggunaan
indikator penelitain akan lebih adfdol karena peningkatan yang dimaksud akan
jelas ukurannya.
Tabel 5. Prosentase Indikator Target Capaian Hasil Belajar Guling Depan Siswa
Aspek yang
diukur
Prosentase indikator target capaian
Cara mengukur Kondisi awal
Siklus
1
Siklus
2
Hasil belajar
guling depan
(Afektif, Kognitif
dan Psikomotor)
43,75 % 60 % 80%
Diamati saat guru
memberikan materi
pembelajaran guling
depan pada awal
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Untuk penelitian dengan menggunakan indikator kinerja penelitian,
penelitian akan dihentikan jika indikator kinerja telah tercapai ataupun sebaliknya.
Namun demikian jika pada proposal direncanakan sampai dengan siklus II maka
apapun yang terjadi maka penelitian hendaknya dihentikan setelah target tercapai.
Saat ini masih banyak guru penjas yang menggunakan KKM sebagai
acuan indikator keberhasilan tindakan/pembelajaran. Hal ini akan menjadi
masalah jika KKM yang ada disekolah tersebut terlalu tinggi atau ada kesenjangan
antara kondisi awal dengan KKM yang terlalu tinggi. Untuk itu penelit perlu
berhati-hati dalam menentukan indikator kinerja penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan sejak
bulan Januari 2012, Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Langkah–
langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif
antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga
penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik,
kemudian dilanjutkan dengan refleksi–evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada
siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau
pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelak-
sanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan
tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai
tindakannya tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang sudah dibuat.
3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau
yang dilakukan oleh guru dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Adapun prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
terlihat pada gambar.
Gambar 6. Bagan Siklus Penelitian (Arikunto, 2008: 16)
Aktivitas dalam penelitian tindakan ini diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan dan mengobservasi tindakan ( Action and
Observation), dan melakukan refleksi (reflection). Setelah kegiatan refleksi pada
siklus I diadakan perencanaan perbaikan untuk menuju siklus selanjutnya, sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai sesuai kriteria keberhasilan.
Pada dasarnya setiap guru mempunyai kriteria keberhasilan yang berbeda dan
oleh karena itu semuanya juga tergantung pada guru yang mengajar tentunya
berdasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu.
SIKLUS I
Pengamatan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Penelitian direncanakan dalam 2 siklus:
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) guling depan
2) Menyusun instrument tes kemampuan guling depan
3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4) Menyusun lembar observasi
5) Menyiapkan lembar tes
6) Penyipakan tempat penelitian
7) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
8) Sosialisaisi kepada subjek
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan
tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan,
kegiatan yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di
lapangan dengan langakah-langkah kegiatan adalah :
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
2) Melakukan pemanasan 10 menit.
3) Melakukan teknik dasar guling depan:
a) Sikap permulaan guling depan melalui penjelasan dan perintah secara
langsung menggunakan bantuan media video.
b) Gerakan meluruskan tungkai, badan condong ke depan dan tangan
untuk menumpu melalui penjelasan dan perintah secara langsung
menggunakan bantuan media video.
c) Gerakan dagu ditarik ke dada, dan tengkuk ditaruh dimatras diantara
kedua lengan melalui penjelasan dan perintah secara langsung
menggunakan bantuan media video.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
d) Teknik dasar gerakan kaki untuk mendorong saat melakukan gerakan
guling depan melalui penjelasan dan perintah secara langsung
menggunakan bantuan media video.
e) Koordinasi gerakan kaki, tangan dan tengkuk dengan menggunakan
beberapa model drill belajar guling depan melalui penjelasan dan
perintah secara langsung menggunakan bantuan media video.
4) Melaksanakan diskusi kelas.
5) Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
6) Melaksanakan penenangan/pendinginan.
c. Tahap Observasi/Pengamatan
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan media
pembelajaran audio visual (video) yang diterapkan terhadap proses
pembelajaran teknik dasar guling depan.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja
yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari
pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan siklus II
Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran senam lantai
dalam pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap
pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga
mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Kondisi Awal (Pra Siklus)
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih
dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui kondisi
awal siswa. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 yang
mengikuti materi pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga khususnya
materi guling depan adalah 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa putra dan 18
siswa putri. Dalam pembelajaran guling depan banyak siswa yang kurang
tertarik sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran guling depan dalam
kategori kurang/belum berhasil.
b. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung takut untuk melakukan gerakan guling depan. Hal ini dapat
dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan. Saat mengikuti materi guling depan, siswa menunjukkan sikap
menolak melakukan guling depan karena takut dan merasa pusing setelah
melakukan guling depan, sehingga hasil pembelajaran yang didapat kurang
maksimal.
c. Dilihat dari hasil observasi pada materi guling depan kelas VII C SMP
Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, rata–rata kemampuan siswa
dalam melakukan teknik dasar guling depan hanya 43,75%. Selebihnya
siswa hanya mampu melakukan gerakan guling depan tanpa teknik yang
benar, bahkan ada beberapa siswa yang tidak dapat melakukan gerakan
guling depan.
d. Guru kurang bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran guling
depan. Dalam hal ini guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa
tertarik dan senang mengikuti materi guling depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru
melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi awal keadaan kelas pada materi pembelajaran guling depan. Adapun
diskripsi data yang diambil terdiri dari: tes unjuk kerja kemampuan guling depan
(psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif)
siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Kondisi hasil belajar guling depan siswa kelas VII C SMP Negeri 5
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan penggunaan
media pembelajaran audio visual, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Aspek yang
diukur
Kondisi Awal
Cara Mengukur Jumlah Siswa
yang lulus
Presentase
Kelulusan
Hasil belajar
guling depan.
14 43,75 %
Diukur melalui ketuntasan belajar
siswa pada materi guling depan,
hasil penjumlahan (aspek
psikomotor, afektif, dan kognitif)
Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa
siswa yang sudah mampu melakukan guling depan dengan baik atau memperoleh
nilai 75 ke atas. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam
melakukan teknik guling depan masih rendah. Untuk memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran guling depan, maka
akan dilakukan tindakan berupa penerapan media pembelajaran audio visual yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
Dari hasil observasi awal, dirancang dua siklus yang diterapkan untuk
menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada
setiap siklus masing-masing menggunakan penerapan media pembelajaran audio
visual dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka
evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja guling
depan.
B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus
Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian penelitian
yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan
pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan masing-
masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
1. Siklus I
Pembelajaran guling depan dengan mengunakan media pembelajaran
audio visual pada Siklus I adalah perkenalan teknik guling depan yang
meliputi; (1) Memperhatikan video dan (2) Mempraktikkan teknik guling
depan sesuai dengan tayangan video.
Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan (2x40 menit) dalam
waktu 2 minggu pada tanggal 10 dan 17 bulan Mei 2012. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis, 10
Mei 2012, di lapangan olahraga SMP Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru
pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini,
seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka
pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama dua kali pertemuan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil
belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh sebagai data awal. Hasil
pencatatan menunjukkan bahwa dari siswa kelas VII C SMP Negeri 5
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 32 siswa, terdapat 18 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
yang masih belum mencapai batas ketuntasan belajar. Setelah dilakukan
pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa dan pengamatan, ternyata
sebagian siswa masih belum dapat memahami dan mempraktekkan tentang
konsep yang diajarkan dalam guling depan. Sebagian besar siswa yang
mengikuti tes belum berani melakukannya.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru
merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menggunakan
media pembelajaran audio visual (video), untuk meningkatkan motivasi
dan minat serta kemampuan siswa dalam materi guling depan. Dengan
pembelajaran sebagai berikut:
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau
menyajikan informasi tahap demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,
dan memberi umpan balik kepada siswa.
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
guling depan.
3) Peneliti dan guru menyiapkan alat yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran guling depan seperti: video, LCD,
matras dan peluit serta tempat yang teduh di samping tempat olahraga
SMP Negeri 5 Surakarta.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tes keterampilan (psikomotor).
Unsur-unsur yang dinilai dalam tes keterampilan adalah kesempurnaan
melakukan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik
dasar guling depan.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan 2 kali pertemuan, selama 2 minggu yakni
pada setiap hari kamis tanggal 10 Mei 2012 dan 17 Mei 2012 di lapangan
SMP Negeri 5 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama
2x40 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan
oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran.
1) Pertemuan I
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Kamis, 10
Mei 2012) adalah teknik dasar guling depan. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Peneliti menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdoa dan presensi.
b) Peneliti menyiapkan video dengan memulai proses pembelajaran
dengan menonton video guling depan di samping lapangan olahraga.
c) Peneliti menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara
singkat.
d) Peneliti memberikan pemanasan permainan untuk menarik minat
siswa dalam berolahraga. Setelah itu baru melakukan pemanasan
statis.
e) Siswa melakukan gerakan guling depan secara bergantian.
(1) bagi siswa yang telah berhasil mencapai, maka mereka diberi
kesempatan untuk membantu teman mereka yang belum berhasil.
(2) siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
f) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan dan menayangkan kembali video
gerakan guling depan, serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
g) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk
selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.
2) Pertemuan II
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Kamis,
17 Mei 2012) adalah pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Peneliti menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan presensi.
b) Peneliti menyiapkan video dengan memulai proses pembelajaran
dengan menonton video guling depan dan video kejuaraan senam di
samping lapangan olahraga.
c) Peneliti menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara
singkat.
d) Peneliti memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan
materi guling depan.
e) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan
kedua yakni pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan
minggu sebelumnya. untuk mengingat kembali gerakan guling depan.
Sebagai penguatan peneliti mamberikan contoh gerakan guling depan.
f) Siswa disuruh melakukan guling depan secara bergantian.
g) Siswa yang masih belum bisa melakukan gerakan guling depan
dibantu peneliti dalam melakukan gerakan guling depan dan diberi
penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan.
h) Para siswa mengulang–ulang gerakan tersebut sampai waktu yang
telah ditentukan peneliti dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
i) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran guling depan yang telah dilakukan dengan
menayangkan kembali video gerakan guling depan, serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan dan
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila para siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
j) Peneliti mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan siswa di bubarkan
untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan I
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas,
adapun pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran guling depan pada siswa kelas
VII C SMP Negeri 5 Surakarta. Pada pertemuan pertama (Kamis, 10 Mei
2012 selama 2x40 menit), peneliti mengajarkan gerak dasar guling depan
yang dimulai dari sikap awal, gerakan dan sikap akhir gerakan guling
depan dengan menggunakan video. Kemudian dilanjutkan siswa
melakukan gerakan tersebut secara bergantian dan untuk yang sudah bisa
membantu teman yang belum bisa untuk menumbuhkan rasa percaya diri
dan bangga. Pada pertemuan kedua (Kamis, 17 Mei 2012 selama 2x40
menit) peneliti memberikan materi lanjutan gerakan guling depan
dengan memperlihatkan video sebagai penguat peneliti memberikan
contoh gerakan tersebut.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman
atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan
prasiklus sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil pada
pertemuan pertama dengan pertemuan kedua pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru
memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat
melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran
tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik dasar guling depan
sebesar 30%, sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan
temannya, melamun, dan bermain sendiri bersama teman yang lain.
Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara
mereka ada yang kurang menyukai materi guling depan, dan tidak bisa
melakukan unjuk kerja praktik guling depan.
b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sebesar 40%, sedangkan 60% lainnya kurang memperhatikan
penjelasan dari peneliti. Siswa tersebut bermain sendiri dengan
temannya.
5) Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran guling depan dengan menggunakan media pembelajaran
audio visual.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani pokok bahasan gerak
dasar guling depan setelah pembelajaran menggunakan media pembelajaran
audio visual (video) ternyata mengalami peningkatan dari pertemuan pertama
ke pertemuan kedua pada siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi
di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 7. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I
NO NAMA AFEKTIF KOGNITIF PSIKOMOTOR NILAI KETERANGAN
1 AGNES TIRZA AWANDA 15 15,56 36,11 66,67 TIDAK TUNTAS
2 ANDANI AYU MENTARI 18,33 13,33 57,78 89,44 TUNTAS
3 ANDHIKA GALIH P 16,67 15,56 43,33 75,56 TUNTAS
4 ANDREAS RIAN AJI N 16,67 17,78 43,33 77,78 TUNTAS
5 BERLIANA HERPI T D 13,33 17,78 36,11 67,22 TIDAK TUNTAS
6 CHRISDAMAR AJI P 15 15,56 36,11 66,67 TIDAK TUNTAS
7 DANIEL SURYO P 16,67 15,56 50,56 82,79 TUNTAS
8 DEWI KURNIAWATI 16,67 15,56 43,33 75,56 TUNTAS
9 DIAH AJENG K 15 17,78 36,11 68,89 TIDAK TUNTAS
10 DINAR S 16,67 17,78 57,78 92,23 TUNTAS
11 FENNY FEBRIYANTI S 16,67 15,56 50,56 82,79 TUNTAS
12 HANNIFAH IMRO'ATUN 16,67 15,56 43,33 75,56 TUNTAS
13 JANE CHRISTABEL A L 15 15,56 36,11 66,67 TIDAK TUNTAS
14 KENAS GERALDA S 16,67 17,78 57,78 92,23 TUNTAS
15 KHARISMA NUR F 15 15,56 36,11 66,67 TIDAK TUNTAS
16 MARITA WIDIA R 16,67 15,56 43,33 75,56 TUNTAS
17 MEGA EKA M A 16,67 15,56 43,33 75,56 TUNTAS
18 MOHAMMED THARIQ A 15 17,78 36,11 68,89 TIDAK TUNTAS
19 M RASYADDANY P 16,67 17,78 36,11 70,56 TIDAK TUNTAS
20 NATASHA SONIA H D 15 17,78 43,33 76,11 TUNTAS
21 NATHANIA ALDISA O 15 13,33 36,11 64,44 TIDAK TUNTAS
22 OKTAVIA DINDA SAKTI 16,67 13,33 50,56 80,56 TUNTAS
23 RA'ID SYAFIQ A 16,67 15,56 57,78 90,01 TUNTAS
24 RIODA FAJAR PERKASA 16,67 17,78 57,78 92,23 TUNTAS
25 RIZKI FAJAR REYNALDI 15 17,78 43,33 76,11 TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
26 SAMUEL SADEWA P 18,33 15,56 43,33 77,22 TUNTAS
27 SATRIYO RADITIYANTO 16,67 15,56 36,11 68,33 TIDAK TUNTAS
28 SHARONE ROSA K P 16,67 15,56 50,56 82,79 TUNTAS
29 TIWI SEPTIA DEWANTI 15 13,33 36,11 64,44 TIDAK TUNTAS
30 YOGA GEMA M H 16,67 15,56 57,78 90,01 TUNTAS
31 YOHANA YESI AMALIA 15 17,78 43,33 76,11 TUNTAS
32 YUDA FAJAR P 18,33 15,56 57,78 91,76 TUNTAS
JUMLAH KETUNTASAN 21
Persentase Ketuntasan 63,75%
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan
Tindakan I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat
identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran guling depan setelah Tindakan I
dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria ketuntasan
adalah 63,75%. Sesuai dengan KKM sekolah untuk pendidikan jasmani
yaitu 75.
2) Dalam hal ini sejumlah 21 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan
sedangkan 11 siswa Tidak Tuntas.
Dalam pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan yang dapat
digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun
kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
1) Sebagian siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan
oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi menggunakan video,
sebab siswa sudah banyak yang berani melakukan guling depan.
2) Situasi kelas lebih menyenangkan, dan terkomando dengan baik,
sehingga materi yang diberikan terarah karena menggunakan pemanasan
game. Dengan pemanasan membuat siswa lebih antusias dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat
kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I,
adapun kelemahan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:
1) Masih ada beberapa siswa belum dapat mempraktikkan beberapa gerak
dasar guling depan.
2) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti seringkali mengulangi
pelaksanaan materi pada minggu lalu.
3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab
sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang
diberikan oleh peneliti dan guru.
4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerak
dasar dan model pembelajaran yang dilakukan siswa kurang dapat
dipantau oleh guru dan peneliti.
5) Masih ada siswa yang kurang berani melakukan gerakan guling depan
karena masih takut dan terasa pusing setelah melakukan gerakan guling
depan.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
2) Prasiklus untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum
diberikan tindakan cukup menggambarkan kondisi awal kelas sebelum
mendapatkan tindakan.
3) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukkan
hasil yang maksimal walaupun telah menujukkan peningkatan akan tetapi
belum sesuai dengan target capaian pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan
sebagai berikut :
a) Hasil belajar siswa setelah Tindakan I dilakukan, menunjukkan hasil
bahwa pada proses akhir Siklus I sejumlah 21 siswa telah masuk
dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 11 siswa masuk dalam kriteria
Tidak Tuntas. Hal ini menunjukkan hasil yang meningkat.
b) Apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil belajar
siswa dalam belajar guling depan menujukkan hasil yang meningkat
dari data awal.
4) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I,
akan dipertahankan dan lebih ditingkatkan.
5) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan
selama pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Siswa diminta mengingat gerakan dasar guling depan sesuai yang
telah diajarkan.
b) Peneliti harus lebih memperhatikan siswa yang belum cukup berani
melakukan gerakan guling depan, agar mereka lebih termotivasi
dalam kegiatan belajar mengajar.
c) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat
membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I dapat
diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan
sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
e. Diskripsi Data Tindakan I
Selama Pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri
dari: tes unjuk kerja kemampuan guling depan (psikomotor), pengamatan
sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) siswa
kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar guling depan
siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 setelah
diberikan Tidakan I adalah: Sejumlah 21 siswa telah mencapai kriteria
Tuntas sedangkan 11 siswa Tidak Tuntas. Dengan demikian prosentase
ketuntasan siklus I adalah 63,75%.
2. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I,
rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada
pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun
tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya:
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Kamis, 24
Mei 2012, di SMP Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru pendidikan jasmani
(mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II,
mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru
merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran guling depan
dengan media pembelajaran audio visual, untuk meningkatkan motivasi
serta kemampuan siswa melakukan guling depan. Dengan alur
pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa
untuk belajar.
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau
menyajikan informasi tahap demi tahap. Setelah memperlihatkan
video guling depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik kepada siswa.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II guling depan dengan menggunakan media pembelajaran audio
visual.
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang akan
digunakan seperti: video, LCD, matras dan peluit.
4) Peneliti dan guru menyusun lembar observasi yakni berupa tes dan non
tes. Instrumen tes dinilai peningkatan hasil belajar guling depan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni di
lapangan olahraga SMP Negeri 5 Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan selama 2
minggu yakni pada setiap hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 dan 31 Mei
2012, di lapangan olahraga SMP Negeri 5 Surakarta. Masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2x40 menit. Sesuai dengan RPP pada
siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru sebagai
kolabolator, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah
penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tindakan
sebelumnya.
1) Pertemuan I
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Kamis,
24 Mei 2012) yaitu penguasaan gerakan guling depan. Urutan
pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Pendahuluan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(1) Siswa dibariskan dengan tertib, setelah itu melakukan doa dan
dipresensi.
(2) Peneliti memberikan apersepsi (menghubungkan materi
pembelajaran dengan pengetahuan siswa). Saat ini, siswa
didorong untuk berani berpendapat terkait pengetahuan guling
depan.
(3) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa agar lebih berani dalam melakukan geraqkan guling depan.
(4) Siswa melakukan pemanasan dengan permainan, karena dapat
meningkatkan semangat siswa dalam melakukan kegiatan.
Sesudah itu baru melakukan pemanasan statis yang mengarah ke
gerakan guling depan.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti dan guru memperlihatkan video tentang guling depan.
Sebagai penguat peneliti memberikan contoh gerakan.
(2) Siswa dibagi dalam empat kelompok untuk melakukan gerakan
guling depan secara bergantian, peneliti langsung memberikan
koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh siswa agar siswa
tidak melakukan gerakan yang salah lagi.
(3) Peneliti memberikan bantuan pada siswa yang masih melakukan
kesalahan dalam gerak guling depan.
(4) Peneliti memerintahkan siswa untuk melakukan gerakan guling
depan secara bergantian, bagi siswa yang telah berhasil mencapai
target, maka mereka diberi kesempatan untuk membantu teman
mereka yang belum berhasil.
(5) Peneliti memerintahkan salah satu siswa yang dianggap baik
untuk melakukan gerakan guling depan, hal ini bertujuan agar
siwa yang lain lebih termotivasi untuk melakukan gerakan guling
depan dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(6) Guru dan peneliti memerintahkan agar mereka saling mengoreksi
gerakan teman dan bagi yang sudah bisa melakukan gerakan
guling depan membantu temannya yang belum bisa.
c) Kegiatan penutup
(1) Peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
(2) Refleksi Pengalaman Belajar Siswa. Siswa diberi kesempatan
untuk mengemukakan pendapat tentang hal- hal yang baru
dipelajarinya.
(3) Memperlihatkan kembali video guling depan kepada siswa agar
siswa lebih memahami dan mengerti dengan baik gerakan guling
depan yang benar.
(4) Evaluasi Umum terhadap Proses dan Hasil Belajar Siswa
(pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
(5) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa,
baik kelompok dan atau individu.
(6) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan
informasi materi yang akan disampaikan minggu depan.
2) Pertemuan II
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Kamis,
31 Mei 2012) adalah guling depan lanjutan dari pertemuan sebelumnya.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Peneliti menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
berdoa dan presensi.
b) Peneliti menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa.
c) Peneliti dan guru memperlihatkan video tentang gerakan guling depan
dan video kejuaraan senam.
d) Peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan permainan lalu
dilanjutkan dengan pemanasan yang gerakannya menggarah kemateri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
e) Siswa dibagi dalm empat kelompok dalam melakukan guling depan
secara berulang-ulang.
f) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik
(feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
g) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan II
Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpretasi tindakan II
peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola
kelas, adapun pelaksanaan Tindakan II, yakni:
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran guling depan dengan penerapan
media pembelajaran audio visual pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai
pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru
memberikan gerakan guling depan dengan video. Siswa dengan semangat
melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran
tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, yaitu siswa yang aktif selama pemberian materi guling
depan sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon
yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa
yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung,
diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka masih ada yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menyukai materi, dan tidak bisa melakukan unjuk kerja praktik guling
depan karena tidak bisa dan malu khususnya siswa perempuan.
4) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap
penampilan siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa
pujian, seperti: “Bagus”, “Bagus sekali”, “Ya Sudah Benar”, “ Ya Seperti
Itu”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan
antusiasme siswa yang tinggi.
5) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi
siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran guling depan dengan penggunaan media audio
visual.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan kolaborator selama
proses pembelajaran berlangsung menunjukkan adanya perubahan hasil belajar
siswa ke arah yang positif. Berikut perubahan yang ditunjukkan siswa selama
siklus II:
Tabel 8. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II
NO NAMA AFEKTIF KOGNITIF PSIKOMOTOR NILAI KETERANGAN
1 AGNES TIRZA AWANDA
15 17,78 43,33 76,11 TUNTAS
2 ANDANI AYU MENTARI 18,33 15,56 57,78 91,67 TUNTAS
3 ANDHIKA GALIH P 16,67 15,56 50,56 82,79 TUNTAS
4 ANDREAS RIAN AJI N 16,67 15,56 43,33 75,56 TUNTAS
5 BERLIANA HERPI T D 15 17,78 36,11 68,89 TIDAK TUNTAS
6 CHRISDAMAR AJI P 18,33 17,78 43,33 79,44 TUNTAS
7 DANIEL SURYO P 16,67 17,78 43,33 77,78 TUNTAS
8 DEWI KURNIAWATI 16,67 17,78 43,33 77,78 TUNTAS
9 DIAH AJENG K 15 17,78 36,11 68,89 TIDAK TUNTAS
10 DINAR S 16,67 15,56 50,56 82,79 TUNTAS
11 FENNY FEBRIYANTI S 16,67 17,78 43,33 77,78 TUNTAS
12 HANNIFAH I N W 15 17,78 43,33 76,11 TUNTAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
13 JANE CHRISTABEL A L 15 17,78 36,11 68,89 TIDAK TUNTAS
14 KENAS GERALDA S 18,33 15,56 50,56 84,45 TUNTAS
15 KHARISMA NUR F 16,67 17,78 43,33 77,78 TUNTAS
16 MARITA WIDIA R 16,67 17,78 50,56 85,01 TUNTAS
17 MEGA EKA MAHARANI 16,67 20 43,33 80 TUNTAS
18 MOHAMMED THARIQ A
16,67 17,78 50,56 85,01 TUNTAS
19 M. RASYADDANY P 16,67 20 43,33 80 TUNTAS
20 NATASHA SONIA H D 16,67 17,78 36,11 70,56 TIDAK TUNTAS
21 NATHANIA ALDISA O 15 17,78 36,11 68,89 TIDAK TUNTAS
22 OKTAVIA DINDA SAKTI 16,67 17,78 50,56 85,01 TUNTAS
23 RA'ID SYAFIQ A 18,33 17,78 57,78 93,29 TUNTAS
24 RIODA FAJAR PERKASA 18,33 20 50,56 88,89 TUNTAS
25 RIZKI FAJAR REYNALDI 16,67 17,78 57,78 91,63 TUNTAS
26 SAMUEL SADEWA P 16,67 15,56 50,56 82,79 TUNTAS
27 SATRIYO RADITIYANTO 16,67 17,78 43,33 77,78 TUNTAS
28 SHARONE ROSA K P 18,33 17,78 57,78 93,29 TUNTAS
29 TIWI SEPTIA DEWANTI 15 17,78 43,33 76,11 TUNTAS
30 YOGA GEMA M H 16,67 20 57,78 94,45 TUNTAS
31 YOHANA YESI AMALIA 16,67 20 43,33 80 TUNTAS
32 YUDA FAJAR P 18,33 17,78 57,78 93,89 TUNTAS
JUMLAH KETUNTASAN
Prosentase kelulusan 84,375%
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan
Tindakan II berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi guling depan setelah Tindakan II
dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria ketuntasan
adalah 84,375%. Sesuai dengan KKM sekolah yaitu 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Sejumlah 27 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak
Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari target
capaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat
digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun
kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan guling depan dengan
baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang belum dapat menunjukkan
gerakan guling depan dengan benar.
2) Siswa lebih tertarik dengan pemanasan model game atau permainan dan
sebagai penguat peneliti melakukan pemanasan statis yang mengarah ke
gerakan guling depan.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat
kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II,
adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut
adalah: Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi
pembelajaran kurang maksimal diterima.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil
yang sesuai yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan sedikit
hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah
penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran dengan alat bantu pembelajaran yang diterapkan
oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses
belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana
dengan baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan
II cenderung naik.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil
yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I.
Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan
sebagai berikut:
a) Hasil belajar siswa dalam materi guling depan setelah Tindakan II
dilakukan menunjukkan hasil bahwa pada proses akhir Siklus II
menunjukkan hasil bahwa sejumlah 27 siswa telah masuk dalam
kriteria Tuntas, dan sedangkan 5 siswa masuk dalam kriteria Tidak
Tuntas. Hal ini menunjukkan hasil yang meningkat.
b) Sejumlah 27 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak
Tuntas, telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari
target capaian yang diharapkan. Melihat hasil yang diperoleh pada
Tidakan II maka penelitian tindakan kelas telah memenuhi target dari
rencana target yang diharapkan.
e. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri
dari: tes unjuk kerja gerak dasar guling depan (psikomotor), pengamatan
sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) sesuai
yang tercantum dalam RPP siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta
tahun ajaran 2011/2012.
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar siswa kelas VII
C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 setelah diberikan
Tidakan II adalah; Sejumlah 27 siswa telah mencapai kriteria Tuntas
sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Dengan prosentase kelulusan 84,375%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan pembelajaran guling depan pada siswa kelas
VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Guling Depan Siswa
No NAMA NILAI
AWAL SIKLUS I SIKLUS II
1 AGNES TIRZA AWANDA
72,78 66,67 76,11
2 ANDANI AYU MENTARI 77,78 89,44 91,67
3 ANDHIKA GALIH P 71,11 75,56 82,79
4 ANDREAS RIAN AJI N 81,11 77,78 75,56
5 BERLIANA HERPI T D 65,56 67,22 68,89
6 CHRISDAMAR AJI P 72,78 66,67 79,44
7 DANIEL SURYO P 80 82,79 77,78
8 DEWI KURNIAWATI 69,44 75,56 77,78
9 DIAH AJENG K 71,11 68,89 68,89
10 DINAR S 71,11 92,23 82,79
11 FENNY FEBRIYANTI S 78,33 82,79 77,78
12 HANNIFAH I N W 70,56 75,56 76,11
13 JANE CHRISTABEL A L 83,33 66,67 68,89
14 KENAS GERALDA S 83,33 92,23 84,45
15 KHARISMA NUR F 83,33 66,67 77,78
16 MARITA WIDIA R 72,78 75,56 85,01
17 MEGA EKA MAHARANI 71,11 75,56 80
18 MOHAMMED THARIQ A
78,33 68,89 85,01
19 M. RASYADDANY P 72,78 70,56 80
20 NATASHA SONIA H D 78,33 76,11 70,56
21 NATHANIA ALDISA O 72,78 64,44 68,89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
22 OKTAVIA DINDA SAKTI 70,56 80,56 85,01
23 RA'ID SYAFIQ A 83,33 90,01 93,29
24 RIODA FAJAR PERKASA 83,33 92,23 88,89
25 RIZKI FAJAR REYNALDI 70,56 76,11 91,63
26 SAMUEL SADEWA P 83,33 77,22 82,79
27 SATRIYO RADITIYANTO 74,44 68,33 77,78
28 SHARONE ROSA K P 70,56 82,79 93,29
29 TIWI SEPTIA DEWANTI 72,78 64,44 76,11
30 YOGA GEMA M H 83,33 90,01 94,45
31 YOHANA YESI AMALIA 70,56 76,11 80
32 YUDA FAJAR P 76,11 91,76 93,89
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang
maksimal. Pada kondisi awal hanya 14 siswa (43,75%) yang mencapai kriteria
tuntas, sedangkan sisanya 18 siswa tidak tuntas. Pada akhir pembelajaran siklus I
menjadi 21 siswa (63,75%) mencapai kriteria tuntas dan 11 siswa tidak tuntas.
Pada akhir pembelajaran siklus II terjadi peningkatan menjadi 27 siswa (84,375%)
mencapai kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 5 siswa yang belum
tuntas.
D. Pembahasan
Disamping mempengaruhi peningkatan kemampuan guling depan pada
siswa, penerapan media pembelajaran audio visual (video) dalam pembelajaran
guling depan juga berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap teknik dasar
guling depan.
Secara keseluruhan hasil capaian belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 pada materi guling depan dapat dilihat melalui
pemaparan tabel pencapaian hasil belajar siswa berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 10. Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur
Prosentase capaian
Keterangan Awal
Siklus
1
Siklus
2
Ketuntasan hasil
belajar guling depan
(afektif, kognitif,
psikomotor)
43,75% 63,75% 84,375%
Prosentase diperoleh
melalui penilaian hasil
belajar guling depan pada
kategori tuntas dengan
KKM: 75
Jumlah siswa yang
tuntas 14 21 27
Jumlah siswa yang
tidak tuntas 18 11 5
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang
maksimal. Pada kondisi awal hanya 14 siswa (43,75%) yang mencapai kriteria
tuntas, sedangkan sisanya belum. Pada akhir siklus I menjadi 21 siswa (63,75%)
mencapai kriteria tuntas. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan menjadi 27 siswa
(84,375%) mencapai kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 5 siswa
yang belum tuntas.
Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan
tindakan I, dan II dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran
audio visual (video) dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa
kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan media pembelajaran audio
visual untuk meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C
SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan
dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, menghasilkan
kesimpulan bahwa dengan penerapan media pembelajaran audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun
ajaran 2011/2012, Hal tersebut dikarenakan:
1. Model pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual (video),
sangat baik untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar guling depan pada
siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta, karena dirasa siswa cukup menarik.
2. Selama kegiatan pembelajaran terjadi interaksi positif di antara para siswa.
Aktivitas belajar tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang
menyenangkan dan mereka senang serta antusias selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
3. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan
siklus II. Hasil belajar guling depan pada siklus I dalam kategori tuntas adalah
63,75% atau 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil
belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 84,375% atau sejumlah 27 siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran guling depan
dengan menggunakan media pembelajaran audio visual memiliki fungsi yang baik
terhadap peningkatan hasil belajar guling depan. Implikasi teoritik dari hasil
penelitian ini adalah setiap penggunaan media pembelajaran yang menarik
memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar guling depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan atau meningkatkan hasil belajar guling depan harus
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih penggunaan media pembelajaran
yang tepat, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar guling depan.
C. Saran
Sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian, serta dalam rangka ikut
menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar,
khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran:
1. Bagi Guru Penjas SMP Negeri 5 surakarta
Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan
menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan
keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi Siswa kelas VII C SMP Negeri 5 surakarta
Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai
metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan
wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk
berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.
3. Bagi Sekolah
Kepada sekolah yang belum menerapkan model pembelajaran dengan media
pembelajaran audio visual hendaknya mencoba teknik tersebut dalam rangka
untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa ataupun
mutu lulusan.