penerapan metode eksperimen melalui kegiatan … · pencampuran warna untuk meningkatkan kemampuan...
TRANSCRIPT
iii
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MELALUI KEGIATAN
PENCAMPURAN WARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH JATIA
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian Pada
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
ST.FATIMAH AZZAHRA
105450006515
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : St. Fatimah Az-Zahra
Nim : 105450006515
Jurusan : Pendidkan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Judul Skripsi : Penerapan Metode Eksperimen Melalui Kegiatan Pencampuran
Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak
Kelompok B TK Aisyiyah Jatia Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Januari 2020
Yang Membuat Pernyataan
St. Fatimah Az-Zahra
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : St. Fatimah Az-Zahra
Nim : 105450006515
Jurusan : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi denngan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Januari 2020
Yang Membuat Perjanjian
St. Fatimah Az-Zahra
Mengetahui,
Ketua Jurusan PG-PAUD
Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd
NBM : 951 830
vi
MOTTO DAN DIPERUNTUKKAN
MOTTO :
Hidup adalah proses.
Tak ada keberhasilan tanpa proses.
Tak ada proses tanpa kegagalan.
DIPERUNTUKKAN
Kedua orangtua ku Bapak ( H.Mansyur) dan Ibundaku (Hj.Nurliah) yang tak
pernah lelahb membesarkan ku dengan kasih sayang, serta memberi dukkungan,
perjuangan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini.Terimakasih buat Bapak
dan Mama.
Sahabat seperjuanganku yang selalu memberi semangat dan dukungan serta canda
tawa yang sangat mengesankan selama masa perkuliahan, susah senang dirasakan
bersama. Terima Kasih.
vii
ABSTRAK
ST.Fatimah Azzahra. 2020 Penerapan Metode Eksperimen Melalui Kegiatan
Pencampuran Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak
Kelompok B TK Aisyiyah Jatia Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar Pembimbing I Sukmawati dan
Pembimbing II Arie Martuty.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode
eksperimen melalui pencampuran warna untuk meningkatkan hasil belajar dalam
pengembangan kognitif pada anak kelompok B TK Aisyiyah Jatia Kabupaten
Gowa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran
eksperimen pencampuran warna pada Kelompok B TK Aisyiyah Jatia dan
meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran eksperimen
pencampuran warna pada anak kelompok B TK Aisyiyah Jatia Kab.Gowa
Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK). Yang terdiri dari
dua siklus dimana siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dan
siklus kedua sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi
perencanaa, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi subjek penelitian ini
adalah kelompok B TK Aisyiah Jatia Kabupaten Gowa Jumlah sampel sebanyak
14 orang. Tehnik pengumpulan data yaitu observasi dan dokumentasi. tehnik
analisis data digunakan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap pada
kemampuan kognitif anak dengan penerapan metode eksperimen melalui kegiatan
pencampuran warna bahwa siklus pertama menunjukkan nilai rata-rata
perkembvangan yang diperoleh ialah 44,79% dalam kriteria MB serta anak cukup
tertarik dengan kegiatan eksperimen, kemampuan kognitif anak dapat
ditingkatkan melalui kegiatan eksperimen mencampur warna yaitu anak dapat
mengenal warna dan dapat meceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur.
Pada siklus kedua keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sudah mencapai
83% dalam kriteria BSH.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan. Hasil belajar
anak didik dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui penerapan
eksperimen pencampuran warna pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiah Jatia
Kabupaten Gowa mengalami peningkatan dengan guru memvariasikan metode
pembelajaran dengan kegiatan yang menarik serta pemberian reward kepada anak
sehingga tercipta minat dan motivasi dalam melakukan kegiatan.
Kata kunci: Kemampuan Kognitif, Eksperimen Pencampuran Warna
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq,serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian skripsi dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat penyelesaian
program sarjana dapat terselesaikan dengan lancar.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya karena beliaulah sosok guru teladan
dari zaman jahiliyah hingga zaman yang syarat dan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Seiring dengan itu, penulis sangat berterima kasih kepada kedua orang tua
karena kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar beserta stafnya.
2. Bapak Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini beserta stafnya.
3. Ibu Dr. Hj. Sukmawati, M.pd selaku Pembimbing Pertama dan Ibu Arie
Martuty, S.Si. M.Pd., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan
kesabaran, waktu dan tenaganya dalam membimbing penulis.
4. Kepala Sekolah TK Aisyiyah Jatia yang telah memberikan izin dalam hal
penelitian di sekolah.
ix
5. Guru TK Aisyiyah Jatia yang telah memberikan izin dalam hal penelitian di
sekolah.
6. Kedua Orang tua yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan
pengorbanan baik segi moril dan materi.
7. Sahabat-sahabat saya terkhusus Nurul indah ramadhami, Almaida, Reski Dwi
ayu, Sri wahyuni, St Akmunawwara, Nur hijrah yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan doa selama proses penyusunan skripsi
8. Serta teman-teman PAUD angkatan 2015 dan terima kasih juga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan
kepada penulis mendapat balasan yang sebaik mungkin dari Allah, penguasa alam
seisinya. Aamiin.
Akhirul kalam Jazaakumullah ahsanul jaza’
Makassar, 21 Oktober 2019
Penulis
St.Fatimah Az-Zahra
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 9
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 30
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 31
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 32
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 32
B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 32
C. Faktor yang diselidiki ......................................................................... 33
D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 33
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 40
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 41
H. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 43
xi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 44
B. Pembahasan ......................................................................................... 67
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 70
A. Simpulan ............................................................................................... 70
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
No. Teks Hal
1. Tabel 2.1 Indikator perkembangan kognitif 5-6 Tahun ................................ 25
2. Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen observasi tingkat pencampaian kemampuan
kognitif pada anak melalui penerapan metode eksperimen pencampuran
warna ............................................................................................................... 40
3. Tabel 3.2 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Guru Ketika Menggunakan
Model Pembelajaran Eksperimen ................................................................... 40
4. Tabel 3.3 Interprestasi perkembangan kognitif anak ...................................... 42
5. Tabel 4.1 Tabel Hasil Observasi siklus I pertemuan 1 ................................... 47
6. Tabel 4.2 Tabel Hasil Observasi siklus I pertemuan 2 ................................... 49
7. Tabel 4.3 Tabel Hasil Observasi siklus I pertemuan 3 ................................... 52
8. Tabel 4.4 Tabel Hasil Observasi siklus II pertemuan1 .................................. 62
9. Tabel 4.5 Tabel Hasil Observasi siklus II pertemuan 2 .................................. 64
xii
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Hal
1. Gambar 2.1 Warna Utama (merah, kuning, biru) ........................................... 27
2. gambar 2.2 Warna Utama (hijau, orange, ungu) ............................................. 28
3. Gambar 2.3 Warna Utama (kuning, orange, ungu, biru, hijau) ...................... 28
4. Gambar 3.1 Diagram Perubahan Kemampuan Kognitif Melalui Metode
Eksperimen Mencampur Warna Siklus I ........................................................ 53
5. Gambar 3.2 Diagram Perubahan Kemampuan Kognitif Melalui Metode
Eksperimen Mencampur Warna Siklus II ....................................................... 65
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengacu dalam Undang-Undang
Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 1 Ayat 14 adalah “ Suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6
tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut yaitu melalui pendidikan
anak usia dini (PAUD).
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri
yang sangat penting dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan atau prestasi
sekolah pada masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujiono
(2012:42) bahwa tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk
hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Catron
dan Allen (Sujiono, 2012:62) menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) aspek
perkembangan anak usia dini yaitu perkembangan kesadaran personal, sosial,
emosional, komunikasi, kognitif, dan kemampuan motorik. Namun, secara
umum dapat dibedakan beberapa aspek perkembangan anak diantaranya aspek
moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional.
Seluruh aspek pada dasarnya penting untuk dikembangkan pada anak
usia dini, salah satunya adalah aspek kognitif. Kemampuan kognitif diperlukan
2
2
anak sebagai kerangka untuk mengembangkan pengetahuannya tentang apa
yang mereka lihat, dengar, rasa, raba, ataupun cium melalui panca inderanya.
Kemampuan anak dalam bidang kognitif yang harus dikembangkan yaitu
konsep bentuk, warna, ukuran, pola, bilangan, lambing bilangan, huruf dan
sains.
Pengenalan warna adalah salah satu perkembangan kognitif yang harus
dikembangkan pada anak usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Pepublik Indonesia No. 137 Tahun 2014 menyatakan bahwa
kemampuan mengenal warna termasuk dalam lingkungan perkembangan
kognitif. Pengenalan warna bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta
kreativitas anak, selain itu melalui penglihatan dalam bentuk (warna) anak
dapat merasakan dan mengungkapkan rasa keindahan dari adanya warna
tersebut (Sutejah dkk., 2016: 5).
Metode eksperimen merupakan suatu cara kerja yang bersistem, yang
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan, guna mencapai tujuan yang
ditentukan (Satibi, 2011:4.4). Salah satu metode yang dapat dikembangkan
untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna yaitu
metode eksperimen. Melalui metode eksperimen anak dapat mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya, melatih cara berfikir ilmiah, anak didik lebih aktif berfikir dan
berbuat, serta menemukan bukti kebenaran dari sebuah teori yang dipelajari
(Djamarah 2013:17).
3
Salah satu solusi media yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal warna yaitu media pewarna bahan alam dan
pewarna makanan. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Zaman, 2008:
4.4). Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan pendidik
dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik. Pendapat tersebut sesuai
dengan Trianto (Fatimah dkk, 2014:2) menjelaskan bahwa media pembelajaran
ialah wadah penyampaian pesan dalam pembelajaran yang disampaikan pada
saat proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak
usia dini harus bersifat konkret, menarik perhatian anak, aman dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran (Fatimah dkk, 2014:2). Berdasarkan karakteristik
tersebut maka media pembelajaran yang digunakan ialah media pewarna bahan
alam. Media pewarna bahan alam merupakan media yang konkret dan bersifat
eksperimentatif sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna
(Fatimah, dkk, 2014:2).
Tokoh kontruktivis seperti Piaget dan Lev Vygotsky meyakini bahwa
pembelajaran terjadi pada anak saat memahami dunia sekeliling mereka
(Fajrin, 2014:71). Piaget (Sujiono, 2012:60) menyatakan bahwa perkembangan
kognitif terjadi ketika anak sudah membangun pengetahuan melalui eksplorasi
aktif dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar.
Pengertian yang senada juga dikemukakan oleh Lev Vygotsky (dalam Sujiono,
2012:60 ) bahwa pengetahuan tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari orang
4
lain, melainkan merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak itu
sendiri.
Melalui proses pemberian pengalaman belajar dengan metode
eksperimen media bahan alam anak diharapkan terdorong untuk meningkatkan
kemampuan mengenal warna. Karena melalui kegiatan eksperimen dapat
merangsang anak membangun pengetahuan mereka sendiri, selain itu dalam
struktur kognitif yang diperoleh anak dari belajar dapat stabil dan tersusun
secara relevan. Pernyataan tersebut sesuai dengan indikator yang terdapat di
Permendik No 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini bahwa tingkat perkembangan anak usia 4-6 tahun dalam bidang kognitif
yaitu mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berprilaku kreatif,
selain itu anak-anak juga dapat mengenal benda-benda disekitarnya (nama,
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri-cirinya).
Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa anak usia 4-6 tahun sudah
harus dapat mengenal konsep bentuk warna, ukuran, pola dengan baik, jika
anak belum dapat mengenal indikator tersebut dengan baik berarti anak
mengalami kesulitan dalam perkembangan kognitifnya khususnya kemampuan
mengenal warna.
Berasarkan hasil observasi dan wawancara di kelompok B TK Aisyiyah
pada bulan Juli 2019 dengan guru kelompok B TK Aisyiyah Jatia diperoleh
data bahwa ditemukan bahwa 14 anak yang berada di kelompok B,dimana 7
anak laki-laki dan 7 anak perempuan, kemampuan kognitif anak kelompok B
dalam mengenal warna belum berkembang dengan optimal, diantaranya, 1)
5
anak-anak sebagian besar belum begitu mengenal macam-macam warna,
dimana dari 14 anak hanya 4 yang mengenal macam-macam warna 2) anak-
anak juga masih sulit membedakan antara warna yang satu dan warna yang
lainnya. Faktor yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan anak dalam
mengenal warna di kelompok B yaitu kegiatan pembelajaran yang digunakan
guru monoton, seperti kegiatan mewarnai gambar yang sering diberikan,
kurangnya melakukan pengenalan warna secara langsung pada anak.Dengan
kata lain kondisi belajar anak seluruhnya sudah mengenal warna namun masih
belum mengetahui tentang konsep pencampuran warna. Untuk itu diperlukan
inovasi pada media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran anak usia dini. Salah satunya yaitu dengan melakukan percobaan
sederhana. Dengan menggunakan permainan sains. Oleh karena itu peneliti
akan menerapkan metode eskperimen pencampuran warna terhadap
kemampuan kognitif anak.
Warna yang akan dikenalkan kepada anak kelompok B yaitu berfokus
pada warna primer dan sekunder, meskipun anak kelas B telah mengenal
warna, namun belum mampu mengenal dan membedakan serta menemukan
warna dengan pencampuran warna.Metode eksperimen merupakan cara
memberikan pengalaman kepada anak dalam proses pembelajaran dengan
melakukan berbagai percobaan terhadap sesuatu media yang digunakan dengan
cara melihat dan mengamati. Melalui metode eksperimen pencampuran warna,
anak dapat bereksplorasi, bereskperimen, termotivasi untuk berfikir kritis,
mencoba segala hal yang sesuai dengan rasa ingin tahu yang besar dan
6
menemukan hal yang baru. Misalnya, bila mencampurkan warna merah dan
kuning akan menemukan warna orange, selanjutnya warna kuning dan biru
akan menghasilkan warna hijau. Pelaksanaan metode eksperimen cukup
memerlukan peralatan dan sarana yang memadai sebelum pembelajaran
dimulai, tanpa peralatan yang memadai metode ini tidak dapat dilaksanakan.
Dan salah satu metode yang dapat mengenbangkan kemampuan kognitif
anak adalah dengan metode eksperimen lewat pembelajaran sains .Metode
eksperimen (percobaan) adalah metode pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa melakukan percobaan sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode
Eksperimen Pencampuran Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan
Kognitif Pada anak Kelompok B TK Aisyiyah Jatia Kabupaten Gowa”.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
a. Berdasarkan uraian pada latar belakang, salah satu masalah utama dalam
kegiatan pembelajaran yaitu: pentingnya penggunaan media
pembelajaran dikelas yang dapat membuat anak tidak bosan dalam
belajar, dan membantu guru memvariasikan pembelajaran dalam
mengembangkan kognitif anak dapat dilakukan dengan memberikan
metode pembelajaran yang lain seperti melakukan eksperimen yang
dapat melatih kognitif anak.
7
b. Alternatif pemecahan masalah tentang kurangnya metode pembelajaran
serta rendahnya hasil belajar dalam kemampuan kognitif di kelompk B
TK Aisyiyah Jatia, penulis menerapkan model pembelajaran yang
menarik untuk anak usia dini dengan meggunakan metode eksperimen
pencampuran warna.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada penelitan ini
yaitu:
a. Bagaimana penerapan metode eksperimen pencampuran warna pada
anak Kelompok B TK Aisyiyah Jatia?
b. Apakah melalui metode eksperimen pencampuran warna dapat
meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK
Aisyiyah Jatia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran eksperimen
pencampuran warna pada Kelompok B TK Aisyiyah Jatia.
2. Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran
eksperimen pencampuran warna pada anak kelompok B TK Aisyiyah Jatia
Kab.Gowa
8
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai landasan teoritis yang memberikan informasi dan wawasan dan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yaitu :
a. Bagi peserta didik: dapat mengembangkan kemampuan kognitif melalui
melalui metode eksperimen.
b. Bagi guru: sebagai bahan masukan dalam mengembangkan proses
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan
metode eksperimen.
c. Bagi sekolah: sebagai bahan atau metode yang dapat mengembangkan
nilai-nilai perkembangan anak, khususnya perkembangan kognitif.
d. Bagi peneliti, sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan
kemampuan kognitif anak di TK Aisyiyah Jatia Kab.Gowa.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Penelitian Relevan
Adapun relevansi dengan penelitian-penelitian sebelumnya antara lain
Jannah (2012) dengan judul Peningkatan Kemampuan Berfikir Dalam
Pengenalan Sains Melalui Model Quantum Teaching Anak Kelompok A TK
Islam Al Falah Baturetno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui
model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan berfikir dalam
pengenalan sains anak TK Islam Al-Falah Baturetno dari prasiklus, ke
siklus I ke siklus II. Hal ini terbukti pada hasil siklus I dan siklus II sebagai
berikut: Pada siklus I dari 12 anak sebanyak 8 anak atau 66,67% mencapai
nilai tuntas. Pada siklus II sebanyak 11 anak atau 91,67 % mencapai nilai
tuntas.
Suliati (2010) dengan judul Penerapan Permainan magnet untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Qurrota A’yun
III Malang. Disimpulkan permainan magnet dapat meningkatkan
kemampuan kognitif. Perolehan hasil belajar anak dalam kelas rata-rata
sebesar 84,16% pada siklus I dan 94,64% pada siklus II yang merupakan
pengembangan yang mengacu pada kekurangan-kerungan pada siklus I.
Wahyuni (2012) dengan judul Penerapan metode eksperimen
pencampuran warna dengan media ampas kelapa untuk meningkatkan
kognitif anak kelompok A di TK saru Atap SDN Cangkring Malang 3 Beji-
9
10
10
Pasuruan. Disimpulkan bahwa kemampuan megenal warna dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran dengan metode eksperimen
pencampuran warna dengan media ampas kelapa dapat meningkatkan
kemampuan kognitif. Perolehan hasil dari pratindakan 51,5%, siklus I
70,53% dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 85,87%.
2. Konsep Metode Eksperimen
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak
(TK) seorang guru harus memahami dan menguasai metode pembelajaran
yang digunakan. Dengan menguasai metode pembelajaran ini, diharapkan
tujuan pendidikan yang di antaranya untuk mengembangkan kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian,
seni, moral dan nilai- nilai agama dapat tercapai secara optimal.
Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran
dimana anak secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa
yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini, anak secara total dilibatkan
dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengikuti suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu
objek, keadaan atau proses. Metode eksperimen adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan percobaan
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran
dimana anak secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang
11
apa yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini, anak secara total
dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengikuti
suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan
sendiri tentang suatu objek, keadaan ataupun proses.
Menurut Djamarah (2000), "metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok,
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan". Kemudian
menurut Winataputra (2005:42) "metode eksperimen merupakan metode
mengajar dalam penyajian atau penambahan materinya melalui
percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses"..
Metode percobaan atau eksperimen adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari, mengalami
suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, atau mecoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Sedangkan menurut Roestiyah (2001:80) "metode eksperimen
adalah suatu cara niengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan
tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru".
12
Dalan metode eksperimen, guru dapat mengembangkan fisik dan
mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk
melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Pengalaman yang diperoleh secara langsung dapat tertanam
dalam ingatanya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif
dan kreatif.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Djamarah (2000:50) metode eksperimen memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
1) Metode ini dapat membuat anak lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya;
2) Dapat mengembangkan membina anak untuk membuat terobosan-
terobosan baru dengan penemuan hasil percobaannya dan manfaat
bagi kehidupan manusia;
3) Selain anak memperoleh ilmu pengetahuan, anak juga menemukan
pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat
percobaan;
4) Metode ini sesuai dengan bidang sains dan teknologi
5) Menambah keaktifan untuk membuat dan memecahkan sendiri sebuah
permasalahan;
6) Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik.
13
Adapun kekurangan dalam metode eksperimen menurut Djamarah
(2000:51) diantaranya yaitu:
1) Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini;
2) Anak yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat, maka
kurang baik hasilnya;
3) Akan kurang berhasil jika alat-alat yang tersedia tidak mencukupi
kebutuhan anak;
4) Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan jika anak belum
cukup pengalaman;
5) Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang
sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebilh merugikan lagi
bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu hasil eksperimen
tersebut.
Mengacu kepada uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa metode
eksperimen dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan dari metode eksperimen adalah membantu anak untuk.
Memperoleh ilmu pengetahuan, serta anak berperan aktif dalam berbuat dan
memecahkan permasalahan sendiri. Sedangkan kekurangan dari metode
eksperimen adalah tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode
eksperimen.
c. Langkah-langkah Metode Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng
(Trianto, 2012::82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan
14
awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat
guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan
mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan
hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi ,
kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan
menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan
ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi,
merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila
siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam
kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep
terkait dengan pokok bahasan .
Metode Eksperimen menurut Al-farisi (Trianto, 2012::2) adalah
metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan
dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.
15
d. Tujuan Metode Eksperimen di Taman Kanak-kanak (TK)
Tujuan pelaksanaan pembelajaran eksperimen menurut Druxes,(dalam
Haerani, 2014:21), sebagai berikut:
1) Sebagai usaha perkenalan. Anak diajak untuk berkenalan dengan alat,
bahan serta cara kerja alat tersebut. Disamping itu anak diajak untuk
mengenal suatu konsep dengan berdasarkan alat kerja tersebut;
2) Eksperimen sebagai usaha kejutan, dimaksudkan agar anak dengan
bereksperimen akan memperoleh pengalaman kerja langsung, baik dari
alat maupun reaksi yang terjadi dalam percobaan itu;
3) Usaha eksperimen untuk memahami suatu konsep, agar anak lebih
mudah untuk menerima konsep. Dengan pengalaman langsung maka
pengetahuan yang diperoleh anak akan melekat lebih lama;
4) Eksperimen sebagai model, dimaksudkan agar guru melakukan suatu
usaha untuk mempermudah proses pembelajarannya dengan melakukan
pendekatan-pendekatan yang memungkinkan anak lebih memahami
konsep yang diajarkan;
5) Sebagai usaha pengulangan, melalui eksperimen guru mengulangi teoritis
yang telah disampaikan, dan konsep yang telah diajarkan akan lebih
kongkrit jika melalui pelaksanaan eksperimen.
Sedangkan menurut Djamarah (2000:59) pembelajaran eksperimen
memiliki beberapa tujuan sebagai berikut
1) Anak dapat membuktikan kebenaran riil dari teori-teori hukum yang
berlaku;
16
2) Diharapkan dengan metode ini anak dapat kepuasan dari hasil belajarnya;
3) Dengan eksperimen anak mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri;
4) Anak dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking)
dalam menghadapi masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu
yang belum pasti kebenarannya;
5) Anak menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya;
6) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat hal dimana itu sangat
dikehendaki dalam kegiatan belajar mengajar yang modern, dimana anak
lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan sesuatu kejadian
atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama
sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.Istilah cognitive berasal dari kata
cognition yang berarti mengetahui dalam arti luas ialah perolehan, penataan
dan penggunaan pengetahuan (Neiser dalam Jahja, 2013:56).
Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran, pikiran
adalah bagian dari berfikir dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk
pemahaman, penalaran, pemgetahuan, dan pengertian. Pikiran anak mulai
17
aktif sejak lahir, dari hari kehari sepanjang pertumbuhannya. Perkembangan
pikirannya seperti : (1) belajar tentang orang; (2) belajar tentang sesuatu; (3)
belajar tentang kemampuan-kemampuan baru; (4) memperoleh banyak
ingatan; dan (5) menambah banyak pengalaman. Sepanjang
perkembanganya pikiran anak, maka anak akan menjadi lebih cerdas.
Menurut Kurniasih (2009:84) kemampuan kognitif mencakup
kemampuan mengidentifikasi, mengelompokkan, mengurutkan, mengamati,
membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab
akibat,membandingkan dan menarik kesimpulan. Sedangkan Menurut
Jamaris, kemampuan kognitif anak dalam kegiatan belajar biasanya
tercermin pada kemampuan mengklasifikasikan dan menetukan warna
.Tentunya kemampuan tersebut akan menjadi modal bagi anak dimasa yang
akan datang.
Jadi dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif (perkembangan
mental dan perkembangan kognitif) adalah dari pikiran. Pikiran merupakan
bagian dari proses berfikirnya otak. Bagian ini digunakan untuk proses
pengakuan, mencari sebab akibat, proses mengetahui, dan memahami.
Pikiran anak-anak sudah dapat bekerja dengan aktif semenjak anak
dilahirkan. Hari demi hari pemikirannya berkembang sejalan dengan
pertumbuhannya, misalnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan :
1) Belajar tentang orang lain
2) Belajar tentang sesuatu
3) Belajar keterampilan baru
18
4) Mendapatkan kenangan yang indah
5) Mendapatkan pengalaman baru
2. Klasifikasi Pengembangan Kognitif
Dengan pengetahuan pengembanngan kognitif akan lebih mudah
untuk orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak,
sehingga akan tercapai optimalisasi potensial pada masing-masing anak.
Susanto (2014:60) Adapun tujuan pengembangan kognitif diarahkan
pada pengembangan kemampuan auditory, visual, taktik, kinestetik,
aritmetika, geometri, dan sains permulaan. Uraian masing-masing bidang
pengembangan ini sebagai berikut:
a. Pengembangan audiotory
Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indera pendengaran
anak, seperti: (a) mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar
sehari-hari; (b) mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik; (c)
mengikuti perintah lisan sederhana; (d) mendengarkan cerita dengan
baik; (e) mengungkapkan kembali cerita sederhana; (f) menebak lagu
atau apresiasi musik; (g) mengikuti ritmis dengan bertepuk; (h)
menyebutkan nama-nama hari dan bulan; (i) mengetahui asal suara; (j)
mengetahui nama benda yang dibunyikan.
b. Pengembangan visual
Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan, pengamtan, perhatian,
tanggapan dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun
kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu: (a) mengenali benda-benda
19
sehari-sehari; (b) membandingkan benda-benda dari yang sederhana
menuju ke yang lebih kompleks; (c) mengetahui benda ukuran, bentuk
atau dari warnanya; (d) mengetahui adanya benda yang hilang apabila
ditunjukan sebuah yang belum sempurna atau janggal; (e) menjawab
pertanyaan tentang sebuah gambar dari seri lainnya; (f) menyusun
potongan teka-teki mulai dari yang sederhana sampai ke yang lebih rumi;
(g) mengenali namanya sendiri bila tertulis; (h) mengenali huruf dan
angka.
c. Pengembangan taktik
Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan tekstur (indra
peraba). Adapun kemampuan yang dikembangkan, yaitu: (a)
mengembangkan akan indra sentuhan; (b) mengembangkan kesadaran
akan berbagai tekstur; (c) bermain air.
d. Pengembangan kinestetik
Kemampuan yang berhubunga dengan kelancaran gerak
tangan/keterampilan tangan atau motorik halus yang memengaruhi
perkembangan kognitif. Kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan tangan dapat dikembangkan dengan permainan permainan,
yaitu: (a) finger painting dengan tepung kanji; (b) menjiplak huruf-huruf
geometri (c) melukis dengan cat air
e. Pengembangan aritmetika
Kemampuan yang diarahkan untuk penguasaan berhitung atau konsep
berhitung permulaan. Adapun kamampuan yang akan dikembangkan,
20
yaitu: (a) mengenali atau membilang angka; (b) menyebut urutan
bilangan (c); menghitung benda
f. Pengembangan geometri
Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan
ukurn. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu: (a) memilih
benda menurut warna,bentuk, dan ukurannya; (b) mencocokan benda
menurut warna, bentuk dan ukurannya; (c) mengukur benda secara
sederhana
g. Pengembangan sains permulaan
Kemampuan ini berhubungan dengan berbagai percobaan atau
demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau logis, tetapi
tetap dengan mempertimbangkan tahapan berfikir anak. Adapun
kemampuan yang akan dikembangkan yaitu: (a) mengeksplorasi berbagai
benda yang ada disekitar; (b) mengadakan berbagai percobaan sederhana;
(c) mengkomunikasikan apa yang telah diamati atau ditelit. Contoh
kegiatan yang dapat dikembangkan melalui permainan, sebagai
berikut:proses merebus atau membakar jagung, membuat jus, warna
dicampur, mengenal asal mula sesuatu, balon ditup lalu dilepas.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kemampuan
Kognitif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif
namu sedikitnya faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat
dijelaskan sebagai berikut (Susanto, 2014:59):
21
a. Faktor hereditasi/keturunan
Teori hereditasi atau nativisme yang dipelopori oleh seseorang ahli
filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah
membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Dikatakan pula bahwa, taraf intelegensi sudah ditentukan
sejak anak dilahirkan. Para ahli psikologi Lehrin, Lindzey, dan Spuhier
berpendapat bahwa taraf intelegensi 75-80% merupakan warisan atau
faktor keturunan
b. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau emperisme dipelopori oleh John Locke. Locke
berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas
putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikit pun. Teori
ini dikenal luas dengan sebutan teori Tabula rasa. Menurut John Locke,
perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya.
Berdsarkan pendapat Locke, taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh
pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan
hidupnya
c. Faktor Kematangan
Tiap organ ( fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing
kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis ( usia kelender).
22
d. Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan untelegensi. Pembentukan dapat dibedakan
menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak
sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegen
karna untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyusuaian
diri.
e. Faktor minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada satu tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat
diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang anak
mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki
bakat tertentu, maka anak semakin mudah dan cepat mempelajarinnya.
f. Faktor kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen (menyebar)
yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu
dalam memecahkan masalah-masalah juga bebas dalam memilih masalah
sesuai kebutuhannya.
4. Tahapan Perkembangan Kognitif.
Menurut Martini Jamaris (2006:23), menyebutkan ada tiga aspek
dalam tahap praoperasional pada anak usia Taman Kanak-kanak yaitu:
23
a. Berpikir Simbolis Aspek berpikir simbolis yaitu: kemampuan untuk
berpikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa
tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak.18 Jamaris
mengatakan bahwa subtahap fungsi simbolik anak telah memiliki
kemampuan untuk menggambarkan suatu objek secara fisik tidak hadir.
Sedangkan Piaget dalam Suyadi menyatakan bahwa salah satu sumber
utama simbol adalah bahasa. Bahasa akan mengalami perkembangan
pesat pada anak usia praoperasional awal (2 sampai 4 tahun). Pada tahap
ini anak mampu menceritakan apa yang baru saja dialami. Lewat bahasa,
anak dapat menghidupkan kembali masa lalu, mengantisipasi masa
depan, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa hangat kepada orang
lain.
b. Berpikir Egosentris Aspek berpikir egosentris adalah cara berpikir
tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju berdasarkan sudut
pandangnya sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara
pandang orang lain.
c. Berpikir Intuitif Berpikir secara intuitif adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok akan
tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan melakukannya. Subtahap
intuitif terjadi pada usi 4-7 tahun. Masa ini disebut subtahap berpikit
intuitif karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti dan mengetahui
sesuatu, seperti menyusun balok menjadi rumah-rumahan menjadi
rumah-rumahan, akan tetapi pada hakikatnya ia tidak mengetahui alasan-
24
alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun menjadi rumah.
Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir
secara kritis tentang apa yang ada di balik suatu kejadian.
Menurut Mursid (2017:68) Adapun ciri-ciri perkembangan kognitif
anak usia dini pada usia 0-6 tahun, meliputi:
a. Dapat memahami konsep makna yang berlawanan seperti kosong-penuh,
ringan-berat, atas-bawah, dan sebagainya.
b. Dapat membedakan bentuk geometri (lingkaran, persegi, dan segitiga)
dengan objek nyata atau melalui visualisasi gambar.
c. Dapat menumpuk balok atau gelang-gelang sesuai ukurannya secara
berurutan.
d. Dapat mengelompokan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk,
dan ukuran.
e. Dapat menyebutkan pasangan benda, mampu memahami sebab akibat.
f. Dapat merangkai kegiatan sehari-hari dan menunjukan kapan setiap
kegiatan dilakukan.
g. Menceritakan kembali 3 gagasan utama dari suatu cerita.
h. Mengenali dan membaca tulisan melalui gambar sering dilihat dirumah
atau disekolah.
i. Mengenali dan menyebutkan angka 1-10.
5. Indikator Perkembangan Kognitif
Dengan pengetahuan pengembangan kognitif akan lebih mudah bagi
orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak,
25
sehingga akan tercapai optimalisasi potensial pada masing-masing anak.
Adapun tujuan pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan
kemampuan auditory, visual, taktik, kinestetik, aritmetika, geometri, dan
sains permulaan. Uraian masing-masing bidang pengembangan ini sebagai
berikut (Susanto, 2011:65):
Adapun indikator perkembangan kognitif pada anak umur 5-6 tahun
menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun
2014 antara lain:
Tabel 2. 1. Indikator perkembangan kognitif 5-6 Tahun
Kompitisi Dasar Indikator
3.6 mengenal nama-nama benda
disekitarnya (nama,warna bentuk dan
ukuran)
4.6 menyampaikan tentang apa dan
bagaimana warna yang dikenalnya
Menunjukkan anak mampu
mengenalmacam-macam
warna
Mengenal sebab akibat tentang
lingkungannya (air dapat
menyebabkan sesuatu menjadi
basah
Berdasarkan indikator diatas maka terdapat beberapa indikator yang
digunakan dalam penelitian ini yakni, menunjukkan anak mampu mengenal
macam-macam warna serta mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (air
dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).
26
(1) Mengenal lambang bilangan, Mengenal konsep bilangan, Menyebutkan
lambang bilangan 1-10, Menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung, Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan, dan
Mengenal lambang huruf vocal dan konsonan. Kemudian
dikembangkan menjadi 12 indikator antara lain: (a) menunjukan
lambang bilangan, (b) mengurutkan lambang bilangan, (c) melafalkan
lambang bilangan 1-10, (d) menjumlahkan lambang bilangan, (e)
mengurangkan lambang bilangan, (f) mengurutkan lambang bikangan
dari besar ke kecil atau sebaliknya, (g) mencocokkan benda yang
jumlahnya sama, (h) mencocokkan bilangan sesuai dengan jumlah
benda, (i) menyebutkan huruf vokal, (j) menyebutkan huruf konsonan,
(k) menujukkan lambang huruf vokal, (l) menunjukkan lambang huruf
konsonan, (m) menyusun lambang huruf menjadi kata.
Kesimpulan dari fase-fase tersebut, bahwasanya STTPA
Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 dapat dijadikan acuan
perkembangan kognitif anak oleh guru, orang tua maupun suatu lembaga.
a. Pencampuran warna
1) Warna Primer
Warna primer adalah warna utama yang terdiri dari biru, merah dan
kuning yang disebut juga sebagai Hue. Ketiga warna dasar ini adalah
warna yang bisa dikombinasikan dan menghasilkan warna-warna turunan
lainnya. Warna-warna inilah yang bisa ditangkap oleh mata manusia,
dikarenakan mata manusia seperti spesies lain yang memiliki tiga macam
27
reseptor warna yang disebut makhluk trichromat. Karena pada dasarnya
warna primer bukan milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis,
yang didasarkan pada respon fisiologis mata manusia terhadap cahaya.
Secara fundamental, cahaya adalah spectrum berkesinambungan dari
panjang gelombang (wave length), yang berarti terdapat jumlah warna
yang tak terhingga. Mata manusia hanya mampu menangkap panjang
gelombang sampai batas tertentu dikarenakan jenis alat
penerima/reseptor manusia yang disebut sel kerucut hanya mampu
menangkap panjang gelombang hingga 780 nanometer. sehingga tiga
warna dasar inilah yang mampu di tangkap manusia dan disebut sebagai
warna utama.
Gambar 2. 1. Warna utama (merah, kuning, biru)
(www.tigercolor.com)
2) Warna Sekunder
Adalah warna-warna yang dihasilkan dari percampuran warna-warna
primer (biru, merah dan kuning) dalam satu ruang warna. Hasil
pencampuran warnanya bisa dilihat dari diagram berikut dibawah ini :
28
Biru + Kuning = Hijau
Kuning + Merah = Orange
Merah + Biru = Ungu
Gambar 2. 2. Warna utama (hijau, orange, dan ungu)
3) Warna Tersier
Merupakan warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer
dengan satu warna sekunder dalam sebuah ruang warna.
Gambar 2. 3. Warna utama (kuning, orange, ungu, biru, hijau)
b. Pencampuran warna dengan Metode Eksperimen
Secara operasional yang dimaksud metode eksperimen pencampuran
warna adalah suatu metode dimana anak mencampur warna dasar menjadi
warna sekunder. Warna dasar yaitu warna merah, kuning, dan biru.
29
Sedangkan warna sekunder ialah warna jingga/oranye, ungu, dan hijau.
Penerapan metode eksperimen pencampuran warna yang akan dilakukan
adalah pencampuran warna merah dan kuning sehingga menghasilkan
warna jingga, warna merah dan biru menghasilkan warna ungu, serta warna
kuning dan biru menghasilkan warna hijau.
Ketika anak akan melaksanakan suatu eksperimen maka perlu
memperhatikan langkah-langkah eksperimen. Menurut Roestiyah
(2008:81) langlah-langkah tersebut adalah sebagai berikut, a. Perlu
dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen, b. Kepada
siswa perlu diterangkan pula tentang alat-alat serta bahan-bahan yang
akan digunakan dalam percobaan, c. Agar tidak mengalami kegagalan
siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol ketat,
d.siswa memperhatikan urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen
berlangsung e. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan
dicatat,f. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi
perkerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen, h. Setelah eksperimen
selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikannya dikelas, serta mengevaluasi dengan tes atau sekedar
tanya jawab.
30
B. Kerangka Berpikir
Reaksi Awal
Kemampuan pengenalan
warna primer&sekunder
masih kurang.
Aspek guru
1. Guru kurang memberikan
stimulasi dalam bentuk
eksperimen terkhusus
pengenalan warna
primer&sekunder.
2. Kurangnya inovasi dalam
pembelajaran pengenalan warna.
Aspek anak
1. Anak tidak mendapat
stimulasi khusus pada
pengenalan warna
2. Anak memiliki konsentrasi/
perhatian diluar kelas karna
pembelajaran menoton
Tindakan
Guru menggunakan metode
pebelajaran eksperimen
pencampuran warna.
Hasil
31
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas
maka diajukan hipotesis yaitu:
“Jika menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran pencampuran
warna maka dapat meningkatkan kemampuan membedakan warna primer dan
sekunder pada anak kelompok B di TK Aisyiyah Jatia Kab.Gowa”
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah proses investasi terkendali untuk
menemukan dan memcahkan masalah pembelajaran di kelas, proses
pemecahan masalah tersebut dilakukan bersiklus, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran dikelas tertentu
(Akbar, 2009:26). Penulis memilih penelitian tindakan kelas ini untuk
mengetahui bagaimanakah penerapan pengenalan sains melalui metode
eksperimen pencampuran warna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
kognitif anak dan hasil belajar kemampuan kognitif anak kelompok B di TK
Aisyiyah Jatia. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan ini, maka rancangan
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Model penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan menggunakan acuan
model siklus penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart dalam Arikunto (2010:137). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, dengan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan,
pelaksanaan,pengamatan dan refleksi..
B. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Aisyiah Jatia Limbung Kabupaten
Gowa. Subyek penelitian ini adalah anak usia dini yang tergabung dalam
kelompok B yang berjumlah 14 orang anak yang terdiri dari 7 laki-laki dan 7
perempuan pada tahun ajaran 2019/2020.
32
33
C. Faktor yang di Selidiki
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan diatas, ada beberapa
faktor yang akan diselidiki yaitu:
a. Faktor anak didik
Meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui penerapan metode
eksperimen pencampuran warna.
b. Faktor guru
Guru disekolah kurangnya penerapan metode pembelajaran yang
diberikan kepada anak secara langsung
c. Faktor proses pembelajaran
Pembelajaran yang menoton dan kurang memberikan pengalaman
langsung pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi faktor rendahnya
kemampuan kognitif terhadap hasil belajar anak serta bagaimana proses
pembelajaran metode eksperimen pencampuran warna dengan hasil dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan observasi dan
dilaksanakan dalamdua siklus sesuai kesepakatan rencana awal peneliti dan
guru TK Aisyiah Jatia Limbung Kabupaten Gowa (dapat dilanjutkan jika
belum tercapai). Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus yang tiap siklusnya
mempunyai 4 tahapan, yaitu: planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), reflection (refleksi).
34
Gambar 3. 1. Tahap-tahap penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Taggart dalam Arikunto(2010:137).
Berdasarkan paparan tersebut, maka prosedur pada penelitian
tindakanyang akan dilakukan ini secara rinci dapat dijabarkan seperti sebagai
berikut:
Siklus I
a. Perencanaan.
Pada tahap perencanaan, peneliti mendeskripsikan tindakan-
tindakan apa saja yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah,
merumuskan hipotesis tindakan, mempersiapkan desain pembelajaran
(RPPH), skenario pembelajaran, sumber/media pembelajaran yang
Perencanaan
pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Siklus I
Silkus II
35
akan digunakan, instrumen penilaian serta peralatan lain yang
dibutuhkan untuk mendukkung tercapainya tujuan PTK.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I adalah
sebagai berikut :
Melakukan ekperimen pencampuran warna dengan kegiatan
membuat ranbow water dalam gelas, melakukan finger painting dari
hasil pencampuran warna, mencampurkan warna dengan ampas
kelapa. adapun tahap-tehap sebelum melakukan kegiatan atau
penerapan peneliti dan guru hendak melakukan perencanaan yaitu:
1) Menentukan kegiatan pembelajaran
2) Membuat desain pembelajaran berupa Rencana Kegiatan
Harian
3) Menyiapkan instrument pengamatan aktivitas anak dan
pengamatan kemampuan kognitif pada penerapan metode
eksperimen pencampuran warna
4) Menyiapkan alat dan bahan
5) Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi berupa foto
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru melaksanakan
pembelajaran sesuai RPPH yang telah dibuat, dan menjalankan proses
pembelajaran bersama-sama dan melaksankan kegiatan pembelajaran
eksperimen pencampuran warna untuk mengembangkan kemampuan
kognitif anak kelompok B TK Aisyiah Jatia Kabupaten Gowa.
36
c. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan dengan cara mencatat dan
mendeskripsikan gejala-gejala yang tampak dan terjadi dalam praktik
pembelajaran sesuai dengan fokus penelitian yang sudah ditentukan.
Pengamatan dilakukan saat kegiatan pelaksanaan terjadi.
d. Refleksi
Refleksi adalah perenungan kembali terhadap apa saja yang belum
dicapai, apa saja yang sudah dicapai, dan apa saja yang perlu
dilakukan untuk perbaikan perbaikan (Akbar 2009:42). Penelitian
diakhiri jika masalah sudah teratasi dan terjadi peningkatan pada
kualitas serta hasil pembelajaran.
Siklus 2
Pada pelaksanaan siklus pertama dijadikan dasar perencanaan siklus
kedua. Pada tahapan siklus kedua ini disiapkan rencana kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sebagai penyempurnaan atau perbaikan pada
siklus pertama.
a. Perencanaan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama terdapat
beberapa anak yang belum mampu mengenal,membedakan warna
primer&sekunder dan masih ragu saat melakukan suatau kegiatan serta
anak merasa bosan terhadap penerapan eksperimen yang diberikan. oleh
karena itu peneliti dan guru melakukan perbaikan terhadap media yang
digunakan serta kegiatan yang dilakukan bervariasi serta melakukan
37
model pembelajaran atau kegiatan eksperimen yang berbeda seperti
melakukan perberlombaan saat kegiatan eksperimen pencampuran warna
serta pemberian reward(hadiah) kepada anak oleh karena itu Pada tahap
perencanaan, peneliti mendeskripsikan tindakan-tindakan yang belum
tercapai pada siklus pertama yaitu apa saja yang akan dilaksanakan untuk
memecahkan masalah, merumuskan hipotesis tindakan, mempersiapkan
desain pembelajaran (RPPH), skenario pembelajaran, sumber/media
pembelajaran yang akan digunakan, instrumen penilaian serta peralatan
lain yang dibutuhkan untuk mendukung tercapainya tujuan PTK
berdasarkan pada hasil evaluasi pada siklus I.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus II adalah
sebagai berikut :
1) Menentukan kegiatan pembelajaran
2) Membuat desain pembelajaran berupa Rencana Kegiatan
Harian
3) Menyiapkan instrument pengamatan aktivitas anak dan
pengamatan kemampuan kognitif pada penerapan metode
eksperimen pencampuran warna
4) Menyiapkan alat dan bahan
5) Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi berupa foto
6) Menyiapkan media pembelajaran yang bervariasi, dan menarik
dilihat oleh anak serta pemberian reward (hadiah)
7) Guru hendaknya lebih terinci lagi dalam memberikan materi
38
8) Guru harus mendemonstrasikan kegiatan eksperimen dengan
jelas dan pelan
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru menyiapkan
reward (hadiah), alat dan bahan sebelum melakukan pelaksanakan
pembelajaran sesuai RPPH yang telah dibuat, karena pada saat
pelaksanaan siklus pertama guru kurang memberikan motivasi dan
pembelajaran masih terfokus kepada guru oleh karena itu guru
memotivasi anak dengan cara pemberian reward kepada anak .
kemudian menjalankan proses pembelajaran bersama-sama. dan
melaksankan kegiatan pembelajaran eksperimen pencampuran warna
untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak kelompok B TK
Aisyiah Jatia Kabupaten Gowa.
c. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan dengan cara mencatat dan
mendeskripsikan gejala-gejala yang tampak dan terjadi dalam praktik
pembelajaran sesuai dengan fokus penelitian yang sudah ditentukan.
Pengamatan dilakukan saat kegiatan pelaksanaan terjadi. Berdasarkan
hasil pengamatan saat pembelajran eksperimen mencampur warna
berlangsung maka diperoleh data anak yang mengalami peningkatan atau
perubahan, dan kekurangan pada siklus I telah mengalami perbaikan
39
d. Refleksi
Refleksi adalah perenungan kembali terhadap apa saja yang belum
dicapai, apa saja yang sudah dicapai, dan apa saja yang perlu dilakukan
untuk perbaikan- perbaikan. Penelitian diakhiri jika masalah sudah
teratasi dan terjadi peningkatan pada kualitas serta hasil pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II bila menunjukkan target yang
diinginkan telah tercapai, maka kegiatan penelitian dihentikan sampai
pertemuan kedua siklus II.
E. Instrument Penelitian
Menurut Anriani, dkk (2017:5.6) “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan/
dibutuhkan oleh peneliti”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Lembar observasi (Cheklist)
Lembar observasi digunakan agar penelitin lebih terarah dalam melakukan
observasi sehingga hasil data yang didapatkian mudah diolah. Lembar
observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif pada anak
melalui penerapan metode eksperimen pencampuran warna. Lembar observasi
guru digunakan untuk mengetahui penerapan metode eksperimen dan lembar
observasi anak didik digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif anak
40
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen observasi tingkat pencampaian kemampuan
kognitif pada anak melalui penerapan metode eksperimen pencampuran warna.
Aspek Indikator
Kemampuan kognitif Menunjukkan anak mampu mengenal macam-
macam warna
Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya
(angin tertiup menyebabkan daun bergerak, air
dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).
Tabel 3.2 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Guru Ketika Menggunakan
Model Pembelajaran Eksperimen
Aspek Indikator
A. Membuka Pelajaran 1. Menarik perhatian siswa
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
B. Penggunaan waktu
dan model
pembelajaran
1. Menyediakan sumber belajar dan alat-alat
bantu pelajaran yang diperoleh
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran terurut
3. Melaksanakan kegiatan eksperimen
4. Menggunakan waktu pembelajaran secara
efektif dan efisien
C. Melibatkan siswa
dalam proses
pembelajaran
1. Upaya guru melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran
2. Mengamati siswa dalam melaksanakan
eksperimen dan dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan kepada siswa
D. Komunikasi dengan
siswa
1. Pengungkapan pertayaan yang jelas dan
tepat
2. Memberi respon atas pertanyaan siswa
3. Menggembangkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat
E. Menutup Pelajaran 1. Merangkum isi pelajaran
2. Mengevaluasi
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid pada suatu penelitian, maka prosedur
pengumpulan data sangat membantu dan menentukan kualitas dari penelitian
dengan kecermatan memilih dan menyusun, prosedur pengumpulan data ini
akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah yang valid. Adapun untuk
41
memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan
data yang digunakan, yaitu :
1. Observasí
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh
kegiatan pembelajaran mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai
berakhirnya pelaksanaan tindakan,dengan menggunakan instrumen.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan dalam upaya melengkapi data-data yang telah
diperoleh berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu. Metode
dokumentasi digunakan sebagai sumber data karena dokumntasi dapat
dimanfaatkan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang digunakan
untuk menganalisis data. Metode doumentasi bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran kelompok B serta unsur-unsur yang mendukung
dalam proses pembelajaran. Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa
dokumen lembaga sekolah TK Aisyiyah Jatia RPPH, penilaian, dan
dokumentasi proses Pelajaran (foto atau video).
G. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, dilanjutkan dengan analisis data.
Maka diperoleh skor tertinggi dan skor terendah. Skor tertinggi (ST)=4, Skor
terendah (SR)=1. Pengisian data dengan cara mengoreksi seperti tiap deskriptor
diatas setelah 2 kali. Selanjutnya disusun penyajian data yanng berupa tabel
frekuensi.
42
Tabel 3. 3. Tabel interprestasi perkembangan kognitif anak
Skor Interpretasi
0-40 Kurang (BB)
41-60 Cukup (MB)
61-80 Baik(BSH)
81-100 Sangat Baik (BSB)
Menurut Acep yani (2010:176) hasil dari data tersebut diinterprestasikan
ke dalam empat tingkatan yaitu:
1) Kriteria kurang jika anak memperoleh nilai 0-25%
2) Kriteria cukup baik jika anak memperoleh nilai 26%-50%
3) Kriteria baik jika nak memperoleh nilai 51%-75%
4) Kriteria sangat baik jika anak memperoleh nilai 76%-100%
Keterangan
BSB= Berkembang Sangat Baik ( 76%-100%)
BSH= Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%)
MB= Mulai berkembang ( 26%-50%)
BB= Belum Berkembang ( 0-25%)
Selanjutnya untuk mengetahui berhasil atau tidak tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak analisis persentase,
dengan rumus sebagai berikut:
P=
x 100 %
(Sudijono, 2009:43)
P=Persentase perkembangan kognitif anak.
N= jumlah keseluruhan anak
F= jumlah anak yang mengalami perubahan.
43
H. Indikator keberhasilan
1. Proses
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
dapat dicermati melalui kegiatan guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran.Dalam penelitian ini indikator proses yang dilakukan yaitu:
a) Mengenal dan menyebutkan macam-macam warna
b) Mengenal dan membedakan warna dasar yaitu merah, kuning, dan biru
c) Mencampur warna dasar menjadi warna sekunder
- Mencampur warna merah dan kuning menjadi warna jingga
- Mencampur warna merah dan biru menjadi warna ungu
- Mencampur warna kuning dan biru menjadi warna hijau
d) Mengetahui dan menyebutkan hasil pencampuran warna yang dihasilkan
e) Menceritakan kembali proses pencampuran warna
2. Hasil
kriteria keberhasilan boleh dinyatakan berhasil minimal 75% dari total
jumlah anak. Jumlah anak yang diteliti sebanyak 18 anak, Karakteristik dari
penelitian tindakan kelas ditandai dengan adanya perubahan ke arah
perbaikan terkait dengan suasana pembelajaran maupun hasil belajar siswa.
44
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bahwa masing-masing siklus
didapatkan bahwa dengan penerapan metode eksperimen melalui kegiatan
pencampuran warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak di
kelompok B TK Aisyiah Jatia Kabupaten Gowa. Hal ini terlihat dari tingkat
perkembangan sesuai harapan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tindakan dan Pengamatan Siklus Pertama
Perencanaan Siklus Pertama
Pada penelitian ini tema yang diangkat pada siklus pertama adalah
binatang. Dimulai dari pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) pada semester 1 dengan sub tema binatang darat. Rencana Kegiatan
Harian yang akan dilaksanakan pada pertemuan pertama pada tanggal 27
November 2019, kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada 2 Desember
2019 dengan tema dan sub tema yang sama dengan pertemuan sebelumnya
dan pertemuan ketiga pada tanggal 4 Desember 2019 dengan tema binatang
dan sub tema binatang laut. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian
ini yaitu tentang kemampuan kognitif anak yang bertujuan untuk mengetahui
dan memperoleh data mengenai peningkatan kemampuan kognitif anak,
setelah guru menggunakan metode eksperimen mencampur warna penilaian
yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen ini yaitu kemampuan anak
dapat mengenal macam-macam warna, anak dapat membedakan setiap warna
45
(primer&sekunder),Anak dapat mencampurkan berbagai macam warna,
Kemampuan anak menceritakan hasil eksperimen mencampur warna. Dengan
alokasi waktu kegiatan dimulai pada jam 8.00 wita samoai dengan jam 11.00
wita.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama
tahapan pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus pertemuan terbagi
menjadi 3 tahap yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan kognitif melalui
metode eksperimen mencampur warna adalah sebagai berikut :
Kegiatan diawali dengan berbaris di depan kelas, masuk kedalam kelas,
melaksanakan sholat dhuha , membaca doa, menyanyikan lagu sesuai tema,
menyapa anak, menyampaikan hari, tanggal, bulan dan tahun, serta tema hari ini
dan menjelaskan materi sesuai tema, kemudian dilanjutkan dengan mengenalkan
alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen mencampur warna, menjelaskan aturan
dan cara pelaksanaan secara berurutan, setelah anak mengerti maka kegiatan
mulai dilaksanakan.
Pelaksanaan Pertemuan Pertama
Adapun skenario pembelajaran dalam kegiatan eksperimen mencampur
warna pada siklus I (satu) pertemuan pertama 27 November 2019 adalah :
mengenalkan anak dengan warna-warna dasar (warna primer) yaitu warna merah,
biru dan kuning dengan media pewarna makanan, mengenalkan alat-alat dan
bahan dalam kegiatan eksperimen mencampur warna, memberikan kesempatan
pada anak untuk mencampur warna primer menjadi sekunder .Adapun langkah-
langkah dalam eksperimen mencampurkan warna adalah sebagai berikut :
46
1) Guru menyediakan alat dan bahan berupa pewarna makanan, gelas plastik dan
sendok
2) Teteskan pewarna makanan dengan urutan gelas pertama merah dengan
kuning, gelas kedua kuning dengan biru, dan gelas ketiga merah dengan biru
yang berisi air, aduk menggunakan sendok hingga tercampur kemudian
perhatikan apa yang terjadi, setelah itu dilanjutkan dengan diskusi untuk
mengajak anak bereksplorasi sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru.
Selama kegiatan berlangsung guru mengobsevasi dan mencatat aktifitas anak
sesuai dengan aspek yang akan dinilai.
3) Kegiatan selanjutnya yaitu membuiat rainbow water dalam gelas plastik
dengan menggunakan sabun pencuci piring (hijau), minyak goreng (kuning),
pewarna makanan (merah).
4) Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan membereskan alat dan bahan
bersama-sama, kemudian istirahat diluar kelas, mencuci tangan, berdoa
sebelum dan sesudah makan bersama.
5) Kegiatan akhir di tutup dengan tanya jawab, menceritakan kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan hari ini, menyimpulkan tentang kegiatan hari ini,
memberikan informasi kegiatan esok hari,bernyanyi, pemberian nasehat,
berdoa dan pulang dengan tertib.
6) Kegiatan akhir di tutup dengan tanya jawab, menceritakan kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan hari ini, menyimpulkan tentang kegiatan hari ini,
memberikan informasi kegiatan esok hari,bernyanyi, pemberian nasehat,
berdoa dan pulang dengan tertib.
47
47
7) Kegiatan akhir di tutup dengan tanya jawab, menceritakan kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan hari ini, menyimpulkan tentang kegiatan hari ini,
memberikan informasi kegiatan esok hari,bernyanyi, pemberian nasehat,
berdoa dan pulang dengan tertib.
4.1 Tabel Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I
No Nama
Indikator
Jumlah Skor
Menunjukkan anak mampu mengenal
macam-macam warna
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya
(air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)
1 2 3 4 Skor 1 2 3 4 Skor
1. Fdl √ 1 √ 1 1
2. Nki √ 1 √ 1 1
3. Tlt √ 1 √ 1 1
4. Ftr √ 2 √ 1 1
5. Khla √ 2 √ 1 1
6. Nla √ 2 √ 2 2
7. Ftr √ 2 √ 2 2
8. Hra √ 2 √ 2 2
9. Fhl √ 1 √ 1 1
10. Nbl √ 3 √ 1 1
11. Jhn √ 1 √ 2 2
12. Isr √ 2 √ 2 2
13. Dzkr √ 2 √ 2 2
14. Ndita √ 1 √ 1 1
Jumlah
Keseluruhan 23 Jujmlah
keseluruhan 20 43
Persentase
rata-rata 47,91% Persentase
rata-rata 41,66% 44,79%
Kriteria MB Kriteria MB MB
Pelaksanaan Pertemuan Kedua
Pertemuan ke dua 2 Desember 2019 dengan tema dan sub tema yang sama
adapun skenario pembelajaran dalam kegiatan eksperimen mencampur warna
pada siklus I (satu) pertemuan kedua adalah : masih mengenalkan anak dengan
(warna primer) dan (warna sekunder) dengan menggunakan media pewarna
48
makanan, mengenalkan alat-alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen
mencampur warna, menjelaskan langkah-langkah eksperimen mencampur warna,
kemudian memberikan kesempatan pada anak untuk mencari warna-warna yang
dimaksud lalu mencampurkannya. Hasil pencampuran warna digunakan
mewarnai pola gambar binatang dengan cara finger paint dengan menggunakan
lem fox yang telah tercampur dengan pewarna makanan Adapun langkah-langkah
dalam eksperimen mencampurkan warna adalah sebagai berikut :
1) Guru menyediakan alat dan bahan berupa pewarna makanan, mangkuk
plastik, sendok dan lem fox
2) Teteskan pewarna makanan pada mangkuk yang berisi lem fox dengan urutan
mangkuk pertama warna merah dengan kuning, mangkuk kedua kuning
dengan biru dan mangkuk ketiga merah dengan biru, kemudian diaduk
dengan menggunakan sendok sehingga tercampur kemudian perhatikan apa
yang terjadi, setelah itu dilanjutkan dengan diskusi untuk mengajak anak
bereksplorasi sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Selama
kegiatan berlangsung guru mengobsevasi dan mencatat aktifitas anak sesuai
dengan aspek yang akan dinilai
3) Kegiatan selanjutnya yaitu membuiat rainbow water dalam gelas plastik
dengan menggunakan sabun pencuci piring (hijau), minyak goreng (kuning),
pewarna makanan (merah).
4) Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan membereskan alat dan bahan
bersama-sama, kemudian istirahat diluar kelas, mencuci tangan, berdoa
sebelum dan sesudah makan bersama.
49
5) Kegiatan akhir di tutup dengan tanya jawab, menceritakan kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan hari ini, menyimpulkan tentang kegiatan hari ini,
memberikan informasi kegiatan esok hari,bernyanyi, pemberian nasehat,
berdoa dan pulang dengan tertib.
4.2 Tabel Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2
No Nama
Indikator
Jumlah Skor
Menunjukkan anak mampu mengenal
macam-macam warna
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya
(air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)
1 2 3 4 Skor 1 2 3 4 Skor
1. Fdl √ 1 √ 2 2
2. Nki √ 1 √ 2 2
3. Tlt √ 2 √ 2 2
4. Ftr √ 2 √ 1 1
5. Khla √ 2 √ 1 1
6. Nla √ 2 √ 2 2
7. Ftr √ 2 √ 2 2
8. Hra √ 2 √ 2 2
9. Fhl √ 2 √ 1 1
10. Nbl √ 1 √ 1 1
11. Jhn √ 1 √ 2 2
12. Isr √ 1 √ 1 1
13. Dzkr √ 2 √ 2 2
14. Ndita √ 2 √ 1 1
Jumlah
keseluruhan 23 Jumlah
keseluruhan 22 65
Persentase
rata-rata 47,91% Persentase
rata-rata 45,83% 46,87%
Kriteria MB Kriteria MB MB
Pelaksanaan Pertemuan Ketiga
Selanjutnya pada pertemuan ke tiga 4 Desember 2019 dengan tema
Binatang dan sub tema Binatang Darat adapun skenario pembelajaran dalam
kegiatan eksperimen mencampur warna pada siklus I (satu) pertemuan ketiga
50
adalah : mengenalkan anak dengan warna skunder (warna hasil pencampuran
warna dasar) yaitu warna hijau, ungu dan jingga yang akan dicampur dengan
warna primer/warna dasar yaitu merah, kuning, dan biru dengan menggunakan
media pewarna makanan, mengenalkan alat-alat dan bahan dalam kegiatan
eksperimen mencampur warna, menjelaskan langkah-langkah eksperimen
mencampur warna secara lebih jelas dan terperinci lagi, kemudian memberikan
kesempatan pada anak untuk mencari warna-warna yang dimaksud lalu
mencampurkannya kegiatan ini dilakukan diluar kelas dengan cara bermain. Hasil
pencampuran warna digunakan untuk mewarnai gambar binatang menggunakan
media ampas kelapa
Adapun langkah-langkah dalam eksperimen mencampurkan warna adalah
sebagai berikut :
Guru menyediakan alat dan bahan berupa pewarna makanan, ampas kelapa,
mangkuk plastik sebagai tempat mencampur warna, dan sendok untuk
mencampurkan tetesan warna dengan urutan sebagai berikut :
1) Teteskan pewarna makanan warna merah dengan kuning pada mangkuk
plastik, aduk dengan sendok hingga tercampur lalu perhatikan apa yang terjadi
pada ampas kelapa
2) Teteskan pewarna makanan warna kuning dengan biru pada mangkuk plastik,
aduk dengan sendok hingga tercampur lalu perhatikan apa yang terjadi pada
ampas kelapa
3) Teteskan pewarna makanan warna merah dengan biru pada mangkuk plastik
aduk dengan sendok hingga tercampur lalu perhatikan apa yang terjadi.
51
Selanjutnya diskusikan apa yang terjadi, setelah guru mendemonstrasikannya
anak di ajak untuk bereksplorasi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan
oleh guru. Selama kegiatan berlangsung guru mengobservasi dan mencatat
aktifitas anak sesuai dengan aspek yang akan dinilai yaitu : kemampuan anak
mengenal warna primer dan sekunder menggunakan alat yang ada dalam
kegiatan eksperimen mencampur warna, kemampuan anak mencampurkan
bahan dengan tepat, kemampuan anak melakukan percobaan dengan teliti, dan
kemampuan anak menceritakan kembali hasil eksperimen mencampur warna.
Setelah selesai kegiatan dilanjutkan dengan beres-beres bersama, mencuci
tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan bersama, istirahat bermain di luar
kelas, kegiatan akhir melakukan tanya jawab dengan menceritakan kembali
kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini, menyimpulkan tentang kegiatan hari ini,
memberikan informasi kegiatan esok hari, bernyanyi, pemberian nasehat, berdoa,
dan pulang dengan tertib.
52
4.3 Tabel Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 3
No Nama
Indikator
Jumlah Skor
Menunjukkan anak mampu mengenal
macam-macam warna
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya
(air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)
1 2 3 4 Skor 1 2 3 4 Skor
1. Fdl √ 2 √ 2 2
2. Nki √ 2 √ 2 2
3. Tlt √ 3 √ 2 2
4. Ftr √ 3 √ 1 1
5. Khla √ 3 √ 1 1
6. Nla √ 3 √ 2 2
7. Ftr √ 3 √ 2 2
8. Hra √ 2 √ 2 2
9. Fhl √ 2 √ 1 1
10. Nbl √ 2 √ 3 3
11. Jhn √ 2 √ 2 2
12. Isr √ 2 √ 1 1
13. Dzkr √ 2 √ 2 2
14. Ndita √ 2 √ 1 1
Jumlah
keseluruhan 35 Jumlah
keseluruhan 30 65
Persentase
rata-rata 72,91% Persentase
rata-rata 62,5% 67,70%
Kriteria MB Kriteria MB MB
Observasi siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilkaksankan oleh guru kelas sesuai
dengan RPPH yang telah dibuat. Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru
mengadakan diskusi untuk mengevaluasi pembelajaran pada siklus I. Kegiatan
pada siklus I menunjukan bahwa anak antusias mengikuti pembelajaran dengan
penerapan metode eksperimen pencampuran warna. Rasa ingin mencoba anak
dengan eksperimen pencampuran warna sangat besar menyebabkan anak tidak
sabar dan kurang memperhatikan penjelasan guru.
53
Aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan penerapan eksperimen pencampuran
warna. Anak diarahkan untuk mengikuti penjelasan guru dalam melakukan
kegiatan eksperimen pencampuran warna dengan mengamati indikator yaitu:
kemampuan anak dapat mengenal macam-macam warna, anak dapat
membedakan setiap warna primer&sekunder, anak dapat mencampurkan berbagai
macam warna, dan kemampuan anak menceritakan kembali hasil eksperimen.
Gambar 3.1. Diagram Perubahan Kemampuan Kognitif Melalui Metode
Eksperimen Mencampur Warna Siklus I
Dari tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan metode eksperimen mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak
dapat mengenal macam-macam warna dalam kegiatan eksperimen mencampur
warna,pada siklus I pertemuan pertama anak yang mencapai kriteria “BSB”
sebanyak 6 orang (33,33%), pada pertemuan kedua dilakukan perbaikan dengan
media yang dapat menarik perhatian anak dan penjelasan langkah-langkah
kegiatan eksperimen mencampur warna dijelaskan lebih pelan dan terperinci lagi
0
2
4
6
8
10
12
Mengenal MacamWarna
MembedakanWarna
MencampurWarna
MenceritakanHasil Eksperimen
Jum
lah
Sis
wa
(ora
ng)
Aspek Pengamatan
Kemampuan Kognitif Melalui Metode Eksperimen Mencampur Warna Siklus 1
BSB
BSH
MB
BB
54
kepada anak sehingga hasilnya meningkat menjadi 7 orang (38,89%), dan
perbaikan pada pertemuan ketiga yaitu kegiatan yang dilakukan berbeda dengan
kegiatan telah digunakan pada pertemuan sebelumnya sehingga anak tidak merasa
bingung dan bosan dan hasilnya lebih meningkat lagi menjadi 8 orang (44,44%)
dari keseluruhan anak di kelas. Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama
sebanyak 4 orang (22,22%), pertemuan kedua sebanyak 5 orang (27,78%) dan
pada pertemuan ketiga sebanyak 6 orang (33,33%) dan sedangkan untuk kriteria
“MB” pada pertemuan pertama sebanyak 5 orang (27,78%), pertemuan kedua 6
orang (33,33%) dan pada pertemuan ketiga 4 orang (22,22 %) dan dengan kriteria
“BB” pertemuan pertama sebanyak 3 orang (16,67%) sedangkan pertemuan kedua
dan ketiga tidak terdapat anak dengan kriteria “BB”
Aspek kedua yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
kemampuan anak dapat membedakan setiap warna (primer&sekunder) dari tabel
di atas dapat dijelaskan pada siklus I pertemuan pertama anak yang mencapai
kriteria “BSB” sebanyak 8 orang (44,44%), dengan perbaikan yang dilakukan
pada pertemuan kedua meningkat menjadi 10 orang (55,56%), dan pada
pertemuan ketiga lebih meningkat lagi menjadi 11 orang (61,11%) dari
keseluruhan anak di kelas. Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama
sebanyak 7 orang (38,89%), pertemuan kedua sebanyak 5 orang (27,78%) dan
pada pertemuan ketiga sebanyak 6 orang (33,33%) dan sedangkan untuk kriteria
“MB” pada pertemuan pertama sebanyak 2 orang (11,11%), pertemuan kedua 3
orang (16,67%) dan pada pertemuan ke tiga sebanyak 1 orang (5,56%) untuki
55
kriteria “BB” pada pertemuan pertama sebanyak 1 orang (5,56%) sedangkan
pertemuan kedua dan ketiga tidak terdapat anak dengan kriteria “BB”.
Aspek ketiga yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
“Kemampuan anak dapat mencampurkan berbagai macam warna”, dari tabel di
atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen
mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak dapat mencampurkan
berbagai macam warna pada siklus I pertemuan pertama anak yang mencapai
kriteria “BSB” sebanyak 7 orang (38,89%), dengan perbaikan yang telah
dilakukan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 8 orang (44,44%), dan pada
pertemuan ketiga lebih meningkat lagi menjadi 10 orang (55,56%) dari
keseluruhan anak di kelas. Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama
sebanyak 5 orang (27,78%), pertemuan kedua masih sebanyak 6 orang (33,33%)
dan pada pertemuan ketiga sebanyak 5 orang (27,78%) sedangkan untuk kriteria
“MB” pada pertemuan pertama sebanyak 4 orang (22,22%), pertemuan kedua dan
ketiga terdapat 3 anak (16,67%) pada pertemuan ketiga sebanyak 2 orang
(11,11%) dengan kriteria kurang (BB) pada pertemuan pertama terdapat anak 2
orang anak (11,11%), kedua 1 orang (5,56%) dan pertemuan ketiga sebanyak 1
orang (5,56%).
Aspek terakhir yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
“kemampuan anak menceritakan kembali hasil eksperimen mencampur warna”,
dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode
eksperimen mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak menceritakan
kembali hasil eksperimen mencampur warna pada siklus I pertemuan pertama
56
anak yang mencapai kriteria “BSB” sebanyak 6 orang (33,33%), setelah perbaikan
yang dilakukan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 8 orang (44,44%), dan
pada pertemuan ketiga sebanyak 9 orang (50%) dari keseluruhan anak di kelas.
Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama sebanyak 5 orang (27,78%),
pertemuan kedua masih sebanyak 7 orang (38,89%) dan pada pertemuan ketiga
sebanyak 7 orang (38,89%) dan sedangkan untuk kriteria “MB” pada pertemuan
pertama sebanyak 4 orang (16%), pertemuan kedua menurun menjadi 2 orang
(11,11%) dan pertemuan ketiga 2 orang (11,11%) dan “BB” pada pertemuan
pertama sebanyak 3 orang (16,67%), kedua sebanyak 1 oramg (56,6%) sedangkan
pertemuan ketiga tidak terdapat lagi anak dengan kriteria kurang (BB).
Refleksi Siklus Pertama
Dari pelaksanaan siklus 1 didapatkan hasil yang belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan, dimana masih banyak anak yang masih ragu-ragu
dan bingung dalam melaksanakan eksperimen. Minat bereksplorasi anak dalam
kegiatan eksperimen masih kurang, kemampuan kognitif anak belum meningkat
seperti yang diharapkan.
Metode pembelajaran yang digunakan peneliti juga belum sepenuhnya
menarik perhatian anak. Masih banyak anak yang kurang memperhatikan guru
serta hanya ikut-ikutan saja dalam melakukan kegiatan sehingga warna yang
dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Dari hasil observasi rata-rata kemampuan anak menceritakan kembali hasil
eksperimen mencampur warna telah baik yaitu anak dapat mengingat dan berani
untuk menceritakan kegiatan eksperimen yang telah dilakukannya. Tetapi masih
57
ada beberapa anak yang masih diam saja atau belum dapat menceritakan kegiatan
eksperimen yang telah dilakukan. Penanganan yang dilakukan adalah dengan
membantu anak mengingat dan mengungkapkan cerita yang ingin disampaikan
oleh anak.
Kegiatan telah sesuai dengan indikator yang terdapat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Kemampuan kognitif anak sudah
mulai berkembang hal ini dapat dilihat dari anak dapat mengeksplorasi berbagai
benda yang ada disekitar, yaitu anak memanipulasi alat dan bahan dalam kegiatan
mencampur warna untuk mengetahui fungsinya, melakukan percobaan
mencampur warna dengan teliti kemudian mengkomunikasikan apa yang telah
diamati.
Secara keseluruhan anak sudah terlihat menikmati dan lebih tertantang
melakukan kegiatan eksperimen karena anak bisa menemukan, mengamati dan
menyelidiki sendiri apa yang diteliti, anak-anak juga mampu dan merasa senang
dalam menyelesaikan tugas lain yang diberikan setelah kegiatan eksperimen.
Anak sudah terlihat aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan, hanya
beberapa anak yang masih memerlukan bantuan guru dalam mengerjakan
tugasnya.
Rekomendasi Siklus Pertama
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada
siklus pertama, maka dapat dikemukakan rekomendasi yang bermanfaat untuk
perbaikan pada siklus berikutnya yaitu :
58
1) Guru hendaknya lebih terinci lagi dalam memberikan materi dan penjelasan
tentang langkah-langkah kegiatan eksperimen
2) Guru harus mendemonstrasikan kegiatan eksperimen dengan jelas dan pelan
sebelum mengajak anak untuk mempraktekkan langsung
3) Media pembelajaran yang digunakan hendaknya bervariasi, dan menarik
dilihat oleh anak serta pemberian reward.
Dari refleksi siklus I ini diharapkan dapat memberian perubahan yang lebih
baik terhadap proses pembelajaran dan hasil siklus II
a. Siklus Kedua
Perencanaan Tindakan Siklus Kedua
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus kedua guru hendaknya lebih
terrinci lagi dalam memberikan materi dan penjelasan tentang langkah-langkah
kegiatan eksperimen adapun perencanaan yang dilakukan yaitu:
1. Guru menyiapkan materi, serta alat dan bahan.
2. Sebelum mendemonstrasikan kegiatan guru hendaknya membagi
kelompok pada anak serta melakukan tanya jawab tentang sesuai dengan
materi atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Guru membuat/menyiapkan alat dan bahan (media) yang bervariasi atau
berbeda dengan kegiatan sebelumnya serta menyediakan reward untuk
anak .
Pada siklus kedua masih dengan tema yang sama yaitu Binatang dengan
Sub Tema Binatang Darat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) yang digunakan dalam pertemuan pertama pada tanggal 11
59
Desember 2019 dan pertemuan ke dua 12 Desember 2019 dengan tema
Binatang sub tema Binatang Darat. Lembar observasi yang digunakan
yaitu lembar observasi kemampuan kognitif anak untuk mengetahui dan
mendapatkan data tentang peningkatan kemampuan kognitif anak setelah
guru menggunakan metode eksperimen mencampur dengan kriteria
penilaian anak dapat mengenal dan membedakan macam-macam warna
primer dan sekunder menggunakan alat yang ada dalam kegiatan
eksperimen, anak dapat mencampurkan bahan dengan tepat, anak dapat
melakukan percobaan dengan teliti, anak dapat menceritakan kembali hasil
eksperimen mencampur warna dengan alokasi waktu jam 8.00 wita sampai
dengan jam 11.00 wita.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
Kegiatan diawali dengan berbaris di depan kelas, masuk kedalam
kelas,berwudhu,sholat dhuha, membaca doa, menyanyikan lagu sesuai tema,
menyapa anak, menyampaikan hari, tanggal, bulan dan tahun, menyampaikan
tema hari ini dan menjelaskan materi sesuai tema, dilanjutkan dengan
mengenalkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen mencampur warna,
menjelaskan aturan dan cara pelaksanaan secara berurutan, setelah anak mengerti
maka kegiatan mulai dilaksanakan.
Pelaksanaan Pertemuan Pertama
Adapun skenario pembelajaran dalam kegiatan eksperimen mencampur
warna pada siklus II (dua) pertemuan pertama pada tanggal 11 Desember 2019
adalah: mengenalkan anak dengan warna dasar (primer) ke warna sekunder yaitu
60
dengan hasil pencampuran warna dari bahan pewarna makanan, mengenalkan
alat-alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen mencampur warna, memberikan
kesempatan pada anak untuk mencari warna-warna yang dimaksud. Kemudian
warna-warna yang terdapat dalam pencampuran warna digunakan untuk mewarnai
urutan warna pelangi setelah melihat warna pelangi pada pembiasaan cahaya pada
CD yaitu : Merah, kuning, hijau, jingga, biru, dan ungu. Dalam pertemuan ini
guru lebih terinci lagi dalam memberikan materi dan penjelasan langkah-langkah
kegiatan eksperimen dengan menjelaskan berulang dan memberikan pertanyaan
kepada anak-anak langkah-langkah metode eksperimen mencampurkan warna
dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah dalam eksperimen mencampurkan warna adalah
sebagai berikut :
Guru menyediakan alat dan bahan berupa pewarna makanan, palet sebagai
tempat mencampur warna, dan kuas dengan jelas dan pelan sebelum mengajak
anak untuk mempraktekkan langsung. Untuk mencampurkan tetesan warna
dengan urutan sebagai berikut :
1) Teteskan cat air yang berwarna kuning dan warna merah pada palet, aduk
dengan menggunakan kuas hingga tercampur lalu perhatikan apa yang terjadi
2) Teteskan cat air kembali pada warna biru dan warna kuning pada palet, aduk
dengan menggunakan kuas hingga tercampur lalu perhatikan apa yang terjadi
3) Terakhir campurkan warna merah dan biru pada palet lalu aduk dengan
menggunakan kuas, perhatikan apa yang terjadi
61
Selanjutnya diskusikan apa yang terjadi setelah guru mendemonstrasikannya
anak diajak untuk bereksplorasi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh
guru. Selama kegiatan berlangsung guru mengobservasi dan mencatat aktifitas
anak sesuai dengan aspek yang akan dinilai yaitu: kemampuan anak mengenal dan
membedakan macam-macam warna primer dan sekunder menggunakan alat yang
ada dalam kegiatan eksperimen mencampur warna, kemampuan anak
mencampurkan bahan dengan tepat, kemampuan anak melakukan percobaan
dengan teliti, dan kemampuan anak menceritakan kembali hasil eksperimen
mencampur warna.
Setelah selesai kegiatan dilanjutkan dengan beres-beres bersama, mencuci
tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, istirahat bermain di luar kelas.
Dikegiatan akhir ditutup dengan tanya jawab dan menceritakan kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan hari ini, menyimpulkan tentang kegiatan hari ini,
memberikan informasi kegiatan esok hari, bernyanyi, pemberian nasehat, berdoa,
dan pulang dengan tertib.
62
4.4 Tabel Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1
No Nama
Indikator
Jumlah Skor
Menunjukkan anak mampu mengenal
macam-macam warna
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya
(air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)
1 2 3 4 Skor 1 2 3 4 Skor
1. Fdl √ 3 √ 2 2
2. Nki √ 3 √ 2 2
3. Tlt √ 3 √ 2 2
4. Ftr √ 3 √ 1 1
5. Khla √ 3 √ 1 1
6. Nla √ 2 √ 2 2
7. Ftr √ 2 √ 2 2
8. Hra √ 2 √ 2 2
9. Fhl √ 2 √ 1 1
10. Nbl √ 1 √ 1 3
11. Jhn √ 1 √ 2 2
12. Isr √ 1 √ 1 1
13. Dzkr √ 2 √ 2 2
14. Ndita √ 2 √ 1 1
Jumlah
Keseluruhan 39 Jumlah
keseluruhan 34 73
Persentase
rata-rata 81,25% Persentase
rata-rata 70,83% 76,04%
Kriteria BSH Kriteria BSH BSH
Pelaksanaan Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua tanggal 12 Desember 2019 dengan tema kebutuhanku dan
sub tema kebersihan dan keamanan adapun skenario pembelajaran dalam kegiatan
eksperimen mencampur warna pada siklus II (dua) pertemuan kedua adalah :
mengenalkan anak dengan warna sekunder dan netral hitam, warna putih, merah
mengenalkan alat-alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen mencampur warna,
menjelaskan langkah-langkah eksperimen mencampur warna, kemudian
memberikan kesempatan pada anak untuk mencari warna-warna yang dimaksud
lalu mencampurkannya dimana guru memberikan kebebasan kepada anak sesuai
63
dengan ide masing-masing anak cara mencampurkan warna, apakah berbentuk
bintang ataupun bentuk lainnya. Anak-anak yang mencmpurkan warna dan
membentuk warna paling menarik akan mendapatkan hadiah dari guru.
Adapun langkah-langkah dalam eksperimen mencampurkan warna adalah
sebagai berikut: guru menyediakan alat dan bahan berupa cat air, palet sebagai
tempat mencampur warna, dan kuas untuk mencampurkan tetesan warna dengan
urutan sebagai berikut:
1) Teteskan cat air warna putih dengan merah pada palet, aduk hingga tercampur
lalu perhatikan apa yang terjadi
2) Teteskan cat air warna putih dengan hitam pada aduk hingga tercampur lalu
perhatikan apa yang terjadi
3) Teteskan cat air warna putih dengan biru pada aduk hingga tercampur lalu
perhatikan apa yang terjadi.
Selanjutnya diskusikan apa yang terjadi, setelah guru mendemonstrasikannya
anak di ajak untuk bereksplorasi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan
oleh guru. Selama kegiatan berlangsung guru mengobservasi dan mencatat
aktifitas anak sesuai dengan aspek yang akan dinilai yaitu : kemampuan anak
mengenal dan membedakan warna primer,sekunder dan netral menggunakan
alat yang ada dalam kegiatan eksperimen mencampur warna, kemampuan anak
mencampurkan bahan dengan takaran yang tepat, kemampuan anak melakukan
percobaan dengan teliti, dan kemampuan anak menceritakan kembali hasil
eksperimen mencampur warna.
64
Setelah selesai kegiatan dilanjutkan dengan beres-beres bersama, cuci
tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, istirahat bermain di luar kelas..
Dikegiatan akhir ditutup dengan praktek cara gosok gigi yang benar, tanya jawab
dengan menceritakan kembali kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini,
menyimpulkan tentang kegiatan hari ini, memberikan informasi kegiatan esok
hari, bernyanyi, pemberian nasehat, berdoa, dan pulang dengan tertib.
4.5 Tabel Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2
No Nama
Indikator
Jumlah Skor
Menunjukkan anak mampu mengenal
macam-macam warna
Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya
(air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)
1 2 3 4 Skor 1 2 3 4 Skor
1. Fdl √ 3 √ 3 3
2. Nki √ 3 √ 3 3
3. Tlt √ 3 √ 3 3
4. Ftr √ 3 √ 2 2
5. Khla √ 3 √ 2 2
6. Nla √ 4 √ 4 4
7. Ftr √ 4 √ 4 4
8. Hra √ 4 √ 4 4
9. Fhl √ 4 √ 4 4
10. Nbl √ 2 √ 3 3
11. Jhn √ 2 √ 2 2
12. Isr √ 2 √ 2 2
13. Dzkr √ 2 √ 2 2
14. Ndita √ 2 √ 2 2
Jumlah
Keseluruhan 42 Jumlah
keseluruhan 40 82
Persentase
rata-rata 87,5% Persentase
rata-rata 83,33% 85,41%
Kriteria BSB Kriteria BSB BSB
65
Gambar 3.2. Diagram Perubahan Kemampuan Kognitif Melalui Metode
Eksperimen Mencampur Warna Siklus II
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan
metode eksperimen mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak
mengenal macam-macam warna netral menggunakan alat yang ada dalam
kegiatan eksperimen mencampur warna pada siklus II pertemuan pertama anak
yang mencapai kriteria “BSB” sebanyak 10 orang (55,56%), pada pertemuan
kedua dilakukan perbaikan yaitu guru memvariasikan metode pembelajaran
dengan kegiatan yang bervariasi serta memberikan reward (hadiah) pada anak
yang digunakan dalam kegiatan eksperimen dan guru lebih aktif lagi dalam
memberi penguatan berupa pujian atau bimbingan pada anak agar mereka lebih
termotivasi, apalagi kepada anak-anak yang masih belum bisa. Sehingga pada
pertemuan kedua meningkat menjadi 12 orang (66,67%) dari keseluruhan anak di
kelas. Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama sebanyak 4 orang (22,22%),
pertemuan kedua sebanyak 3 orang (16,67%) untuk kriteria “MB” pada
pertemuan pertama sebanyak 3 anak (27%) dan kedua 2 orang(11,11%) dengan
0
5
10
15
20
Mengenal MacamWarna
MembedakanWarna
MencampurWarna
MenceritakanHasil Eksperimen
Jum
lah
Sis
wa
(ora
ng)
Aspek Pengamatan
Kemampuan Kognitif Melalui Metode Eksperimen Mencampur Warna Siklus 2
BSB
BSH
MB
BB
66
kriteria “BB” Pertemuan pertama sebanyak 1 orang(5,55%) dan pertemuan kedua
1 orang(5,55%).
Aspek kedua yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
kemampuan anak dapat membedakan setiap warna (primer&sekunder), dari tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen
mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak mencampurkan bahan
dengan tepat pada siklus I pertemuan pertama anak yang mencapai kriteria “BSB”
sebanyak 11 orang (61,11%), setelah dilakukan perbaikan maka pada pertemuan
kedua meningkat menjadi 13 orang (72,22%), dari keseluruhan anak di kelas.
Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama sebanyak 4 orang (22,22%),
pertemuan kedua sebanyak 3 orang (16,67%) sedangkan untuk kriteria “MB”
pada pertemuan pertama sebanyak 2 orang(11,11%) dan kedua 2 orang(11,11)
seangkan “BB” pertemuan pertama sebanyak 1 orang(5,56%) sedangkan
pertemuan kedua tidak terdapat lagi anak dengan kriteria “BB”.
Aspek ketiga yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
“Kemampuan anak dapat mencampurkan berbagai macam warna”, dari tabel di
atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen
mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak melakukan percobaan
dengan teliti pada siklus II pertemuan pertama anak yang mencapai kriteria
“BSB” sebanyak 9 orang (50%), setelah dilakukan perbaikan pada pertemuan
kedua meningkat menjadi 11 orang (61,11%), dari keseluruhan anak di kelas.
Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan pertama sebanyak 8 orang (44,44 %),
pertemuan kedua masih sebanyak 6 orang (33,33%) sedangkan untuk kriteria
67
“MB” pada pertemuan pertama sebanyak 1 oarang(5,56%) dan kedua masih
sebanyak 1(5,56%) untuk kriteria “BB” Pertemuan pertama dan kedua orang tidak
terdapat lagi anak dengan kriteria kurang “BB”
Aspek terakhir yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
“kemampuan anak menceritakan kembali hasil eksperimen mencampur warna”,
dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode
eksperimen mencampur warna dinilai dari aspek kemampuan anak menceritakan
kembali hasil eksperimen mencampur warna pada siklus II pertemuan pertama
anak yang mencapai kriteria “BSB” sebanyak 12 orang (66,67%), setelah
dilakukan perbaikan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 17 orang
(94,44%) dari keseluruhan anak di kelas. Untuk kriteria “BSH” pada pertemuan
pertama sebanyak 6 orang (33,33%), pertemuan kedua hanya terdapat 1 orang
(5,56%) dan sedangkan untuk kriteria “MB” dan “BB” pada pertemuan pertama
dan kedua tidak terdapat lagi anak dengan kriteria kurang.
B. Pembahasan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil dari observasi
tentang kemampuan kognitif pada anak.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terjadi peningkatan pada
kemampuan kognitif anak didik dengan penerapan metode eksperimen melalui
kegiatan pencampuran warna dari siklus I ke siklus II
68
Hasil akhir dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2
siklus di TK Aisyiyah Jatia Kabupaten Gowa yang dimulai pada tanggal 21
Oktober (Siklus 1) dan 4 November 2019 (Siklus 2) dengan aspek yang diamati
sebagai berikut :
1. Kemampuan anak dapat mengenal macam-macam warna
2. Kemampuan anak dapat membedakan setiap warna (primer&sekunder)
3. Anak dapat mencampurkan berbagai macam warna
4. Kemampuan anak menceritakan kembali hasil eksperimen mencampur warna
Salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak
adalah dengan metode eksperimen lewat pembelajaran sains. Sains pada
hakikatnya dapat ditanamkan pada anak sejak dini mungkin (Jamaris dalam
Yulianti,2008:24). Salah satunya adalah dengan kegiatan pencampuran warna
melalui metode eksperimen pencampuran warna anak dapat bereksplorasi,
bereksperimen, serta mendapat pengetahuan baru.
Dari siklus pertama menunjukkan bahwa anak cukup tertarik dengan
kegiatan eksperimen, kemampuan kognitif anak dapat ditingkatkan melalui
kegiatan eksperimen mencampur warna yaitu anak dapat mengenal warna dan
dapat meceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur.
Pada siklus kedua keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sudah
mencapai 83% guru memvariasikan metode pembelajaran dengan kegiatan yang
bervariasi serta memberikan reward (hadiah) pada anak sehingga timbul motivasi
anak untuk melakukan setiap kegiatan. Setelah kegiatan selesai anak juga mampu
menceritakan kembali kegiatan eksperimen yang telah dilaksanakan. Peningkatan
69
kemampuan kognitif anak melalui metode eksperimen mencampur warna tidak
terlepas dari peran guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang
merupakan tanggung jawab seorang pendidik. Dilihat dari setiap siklus dan
ketercapaian ketuntasan belajar secara klasikal, maka dengan diterapkannya
metode eksperimen mencampur warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif
anak di TK Aisyiyah Jatia, setelah melaksanakan kegiatan eksperimen anak
mengenal warna dan mengetahui hasil pencampuran warna.
Adapun salah satu karakteristik perkembangan kognitif anak masa
prasekolah adalah anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan
sesuatu atas dasar satu dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk, dan ukuran.
Dan menurut Piaget dalam (George; 2012:194) ciri-ciri perkembangan kognitif
anak usia prasekolah diantaranya adalah anak mampu mengelompokkan benda
berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya serta anak sudah mampu
menghubungkan suatu konsep sederhana dengan konsep lain, misalnya dalam
kegiatan mewarnai gambar anak sudah mengetahui bahwa warna yang terdapat
pada pelangi terdiri dari warna-warna dasar (primer ke sekunder).
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan kognitif
pada anak khusus pada pengenalan warna melalui penerapan metode
eksperimen melalui kegiatan pencampuran warna pada anak kelompok B di
TK Aisyiyah Jatia Kabupaten Gowa dapat disimpulkan dibawah dengan
metode eksperimen melalui kegiatan pencampuran warna ketika
pembelajaran tentang penegnalan warna primer dan sekunder dengan
beberapa kegiatan yang bervariasi saat pembelajaran, yaitu membuat
rainbow, finger painting,. Tujuan bervariasinya kegiatan tersebut agar anak
didik tidak cepat jenuh saat mengikuti pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran juga diselingi dengan bernyanyi “warnas” untuk menambah
pengalaman anak dalam belajar mengenal macam-macam warna primer dan
sekundewr. Dengan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui
penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada
kelompok B di TK Aisyiya Jatia Kabupaten Gowa.
Siklus pertama menunjukkan bahwa anak cukup tertarik dengan
kegiatan eksperimen, kemampuan kognitif anak dapat ditingkatkan melalui
kegiatan eksperimen mencampur warna yaitu anak dapat mengenal,
membedakan warna primer&sekunder dan dapat meceritakan apa yang
terjadi jika warna dicampur. Pada siklus kedua keberhasilan pembelajaran
secara keseluruhan sudah mencapai 83% guru memvariasikan metode
70
71
71
pembelajaran dengan kegiatan yang bervariasi pada setiap pertemuan serta
memberikan reward (hadiah) pada anak sehingga anak dapat termotivasi
dalam melaksankan pembelajaran
B. Saran
1. Untuk kepala sekolah seharusnya ikut serta dalam penerapan metode
eksperimen dalam pembelajaran sains untuk anak usia dini agar kepala
sekolah tahu dalam pelaksanaaanya dan penilaian dari pembelajaran
tersebut.
2. Kepada guru diharapkan untuk meningkatkan kualitas mengajarnya
tentang penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan kemampuan
kognitif anak terkhusus pada pengenalan warna untuk anak usia 5-6 tahun
berjalan sesuai dengan kemampuannya tersebut.
3. Kepada orang tua diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas dalam
mengembangkan kognitif pada anak.
4. Peneliti menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam kegiatan
penelitian ini, baik ditinjau dari fokus penelitian, waktu pengumpulan data,
keterbatasan dalam teknik pengumpulan data, masih kurangnya
pengetahuan dalam penganalisan data dan keterbatasan dalam membuat
instrument penelitian, maka diharapkan adanya penelitian selanjutnya
untuk lebih mengembangkan dan memperdalam kajian pada penelitian.
72
DAFTAR PUSTAKA
Acep Yoni.(2010).Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:Familia.
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
.Jakarta: Rineka Cipta
Asmawati, Luluk.2014. Perencanaan Pembelajaran PAUD.Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya.
Akbar, Sa’dun. 2009. Penelitian Tindakan Kelas: filosofi, metodologi,
implemenmtasi, yogyakarta. Cipta Media
Andriani, Duri dkk. 2017. Metode Penelitian. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Djamarah. 2000.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003. tentang sistem
pendidikan nasional.
Fajrin, S. A. 2014. Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengenal Warna Melalui
Permainan Mencampur Warna Dengan Media Bahan Alam Pada Anak.
Jurnal PG-PAUD IKIP Veteran Semarang. 2(2): 70-81
Fatimah, O. I. R. W. A, K. 2014. Penggunaan Media Pewarna Bahan Alam Untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Sekunder pada Peserta didik
Kelompok A TK Islam Bakti XII Wonorejo Tahun Ajaran 2014/2015.
Jurnal Universitas Sebelas Maret. 1-8.
Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Aanak Usia Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Gramedia
Kurniasih, Ima. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Edukasia.
Morrison, George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta
Barat:Indeks.
Mulyasa. 2012. Manejemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mursid.2017.Pengembangan Pembelajaran PAUD.Bandung:PT.Remaja Rosda
Karya.
Nellyana dan Kamtini. 2017. Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap
Pengenalan Sains Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Perwanis Sei Batang. Jurnal
Pendidikan PAUD. 1(3): 3-12
Palendeng. 2003. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran. http: archive. Blog
Pendidikan. Com.
72
73
73
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Permendikbud Nomor 146 Tahun 20014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Satibi, 2011.Peningkatan Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok A Melalui
Metode Eksperimen Sederhana di Taman Kanak-kanak Al-Ma’arif Kalisat
Jember Tahun ajaran 2015/2016 ”. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember:
Universitas Jember
Sudjana, Nana &Rivai. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sujiono. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dinu. Jakarta: Indeks.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini . Jakarta: Kencana
Sutejah, E., M. S. Y., dan M. H. I. 2016. Pengenalan Warna Melalui Penggunaan
Model Experiential Learning Pada Anak Usia Dini. Antologi UPI. 1-10.
Trianto. 2012. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Penerbit : PT.
Prestasi Pustakaraya – Jakarta.
Winataputra, Udin S. dkk. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
(Www.tigercolor.com).
74
LAMPIRAN
75
TK AISYIYAH JATIA CAB. LIMBUNG
KEC. BAJENG KAB. GOWA Jatia Jln. Poros Jatia-Limbung Kel. Mataallo Kec. Bajeng Kab. Gowa Kode Pos 92152
SURAT KETERANGAN
No: TK Aisyiyah Jatia/ /2019
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dra. Hj. Syamsiyah Bundu, M.Pd
Jabatan : Kepala Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Jatia
Unit Kerja : TK Aisyiyah Jatia
Menerangkan bahwa
Nama : St. Fatimah Az-Zahra
Nim : 105450006515
Prodi : PG PAUD
Jurusan : PAUD
Telah melaksanakan penelitian di TK Aisyiyah Jatia pada bulan Desember
2019 dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen Melalui Pencampuran Warna
Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah
Jatia Kabupaten Gowa”
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk
dipergunakan dengan semestinya
Gowa, 13 Desember 2019
Kepala TK Aisyiyah Jatia
Dra. Hj. Syamsiyah Bundu, M.Pd NIP. 196501101986032012
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Tema/Sub Tema : Binatang/ Darat
Semester/Minggu/Hari :
Kelompok/Usia : B/5-6Tahun
Hari/Tanggal :
MuatanMateri Kegiatan Pembelajaran Alat dan
Bahan
Kompetensi Dasar Penilaina Ket
BB MB BSH BSB
Binatang ciptaanTuhan
Berbagai kosa kata yang
berhubungan dengan
binatang darat
Hasilkarya yang
berhubungan dengan
binatang darat
MengenalMacam-
MacamWarna
“Merah, Kuning, Hijau,
Biru, Orange, Ungu, Hitam,
Putih, Coklat
Pembukaan (30 mnt)
SOP Pembukaan
Gerak tubuh“Ice Breaking”
Mengenal tentang “Binatang Darat”
berdasarkan apa yang diaketahui
Berdiskusi tentang jenis-jenis binatang
darat (kucing/kelinci)
Inti (60 mnt)
Pencampuran air dan pewarna
Finger paint pola kelinci
Doa
Anak
Gambar
kucing,
kelinci
Air ,gelas,
sendok,
pewarna
makanan
Lem fox
pewarna
makanan,
air, mangkuk
4.3Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan
motoric kasar dan halus
1.2 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
ingin tahu
4.6Menyampaikan apa dan
bagaimana benda sekitar
yang dikenalnya
Mengenal macam-macam
warna “merah, kuning,
hijau, biru, orange, ungu,
hitam, putih, coklat”
4.15 Menunjukkan karya
dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai
media
Recalling
Memberi penguatan atas pengetahuan
yang didapat
Menanyakan perasaan anak atas
kegiatan main yang telah dilakukan
Membereskan alat yang telah
digunakan
Mendiskusikan perilaku yang kurang
tepat pada saat melakukan kegiatan
Istirahat, Main, Makan (30 mnt)
Penutup (30 mnt)
Latihan Doa Ketika Turun Hujan
Mendiskusikan kegiatan sehari
plastik
Alat main,
bekal
makanan
Doa
3.1Mengenal kegiatan
beribadah sehari-hari
Mengetahui Gowa,
Kepala Sekolah Guru Kelompok B3
Dra. Hj. Syamsiyah Bundu, M.Pd
NIP.196501101986032012 Musdalifah, S.Pd. I, S. Pd. Aud
NUPTK. 7645747649300093
Peneliti
St. Fatimah Az-Zahra
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Tema/Sub Tema : Binatang/Air
Semester/Minggu/Hari :
Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun
Hari/Tanggal :
MuatanMateri KegiatanPembelajaran Alat dan
Bahan
Kompetensi Dasar Penilaian Ket
BB MB BSH BSB
Binatang ciptaanTuhan
Diskusi tentang binatang air
Hasil karya yang
berhubungan dengan
binatang air
Mengenal Macam-
MacamWarnaPrimer dan
Sekunder
Pembukaan (30 mnt)
SOP Pembukaan
Senam Irama Pagi
Mengenal tentang “Binatang Air”
berdasarkan apa yang diaketahui
Inti (60 mnt)
Menempelkan ampas kelapa berwarna
pada badan pola binatang air (ikan)
Pencampuran warna primer dan
sekunder
Recalling
Memberi penguatan atas pengetahuan yang didapat
Doa
Anak
Lembar
kerja,
kapas, lem
,
Mangkuk
plastik,
pewarna
makanan
4.3Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
1.1Mengenal tuhan melalui
ciptaan-Nya
4.6Menyampaikan apa dan
bagaimana benda sekitar
yang dikenalnya
4.15Menunjukkan karya
dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai
media
Mengenal warna primer
dan sekunder
Menanyakan perasaan anak atas
kegiatan main yang telah dilakukan
Membereskan alat yang telah
digunakan
Mendiskusikan perilaku yang kurang
tepat pada saat melakukan kegiatan
Istirahat, Main, Makan (30 mnt)
Penutup (30 mnt)
Latihan Doa Ketika Turun Hujan
Mendiskusikan kegiatan sehari
Alat main,
bekal
makanan
Doa
3.1Mengenal kegiatan
beribadah sehari-hari
Mengetahui Gowa,
Kepala Sekolah Guru Kelompok B3
Dra. Hj. Syamsiyah Bundu, M.Pd
NIP.196501101986032012 Musdalifah, S.Pd. I, S. Pd. Aud
NUPTK. 7645747649300093
Peneliti
St. Fatimah Az-Zahra
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Tema/Sub Tema :Binatang/ Udara
Semester/Minggu/Hari :
Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun
Hari/Tanggal :
MuatanMateri KegiatanPembelajaran AlatdanBa
han
KompetensiDasar Penilaina Ket
BB MB BSH BSB
Diskusi tentang jenis-jenis
binatang di udara dan
praktik tentang benda yang
terlarut air dan tidak
Melakukan eksperimen
pencampuran warna
Hasil karya yang
berhubungan dengan warna
Pembukaan (30 mnt)
SOP Pembukaan
Ice Breaking “Kalo Kau Suka Hati”
Diskusi tentang jenis-jenis binatang
udara
Kegiatan eksperimen pencampuran
warna “ Membuat rainbow water pada
gelas”
Menempel hasil pencampuran warna
dengan media kertas lipat
Doa
Anak
Air, gelas,
air, gelas,
plastik,
minyak
goreng,
sunlight,
pewarna
makan
(merah)
Lembar
Kerja,,
kertas
berwarna,
4.3 Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
1.1Mengenal Tuhan
melalui ciptaan-Nya
4.6Menyampaikan apa dan
bagaimana benda sekitar
yang dikenalnya
3.15.Mengenal berbagai
karya dan aktivita seni
Recalling
Memberi penguatan atas pengetahuan
yang didapat
Menanyakan perasaan anak atas
kegiatan main yang telah dilakukan
Membereskan alat yang telah
digunakan
Mendiskusikan perilaku yang kurang
tepat pada saat melakukan kegiatan
Istirahat, Main, Makan (30 mnt)
Penutup (30 mnt)
Latihan Doa Ketika Turun Hujan
Mendiskusikan kegiatan sehari
lem
Alat main,
bekal
makanan
Doa
3.1Mengenal kegiatan
beribadah sehari-hari
Mengetahui Gowa,
Kepala Sekolah Guru Kelompok B3
Dra. Hj. Syamsiyah Bundu, M.Pd
NIP.196501101986032012 Musdalifah, S.Pd. I, S. Pd. Aud
NUPTK. 7645747649300093
Peneliti
St. Fatimah Az-Zahra
KISI-KISI INSTRUMEN
PERKEMBANGAN KOGNITIF
MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
PENCAMPURAN WARNA
I : Mengenal dan menyebutkan macam-macam warna
“Merah, Kuning, Hijau, Biru,,Orange, Ungu, Hitam, Putih, Coklat,”
BB : Anak Belum megenal macam-macam warna yang ada
MB : Anak mulai mengenal macam-macam warna namun dengan bantuan orang lain
BSH : Anak mulai mengenal macam-macam warna namun hanya beberapa
BSB : Anak dapat mengenal semua jenis warna yang ada dengan mandiri dan benar
II :Dapat Mengenal dan Membedakan Warna Primer danSekunder
“Merah, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Orange”
BB : Anak Belum mengenal macam-macam warna primer dan sekunder
MB : Anak mulai mengenal macam-macam warna primer dan sekunde rnamun dengan
bantuan orang lain
BSH :Anak mulai mengenal macam-macam warna primer dan sekunder namun hanya
beberapa
BSB :Anak dapat mengenal semua jenis warna primer dan sekunder yang ada dengan
mandiri dan benar
III : Anak dapat mencampurkan berbagai macam warna
BB : Anak Belum mampu mencampur bahan dengan tepat
MB : Anak mulai mampu mencampur bahan dengan bantuan guru
BSH :Anak mampu mencampur bahan dengan tepat secara mandiri
BSB :Anak mampu mencampur bahan dengan baik dan tepat serta mampu membantu
temannya.
IV: Kemampuan Anak Menceritakan Kembali Hasil Eksperimen mencampur Warna
BB : Anak Belum mampu Menceritakan Kembali Hasil Eksperimen mencampur
Warna
MB : Anak mulai mampu Menceritakan sebagian Hasil Eksperimen mencampur Warna
BSH :Anak mulai mampu Menceritakan Kembali Hasil Eksperimen mencampur Warna
Namun kurang percaya diri
BSB : :Anak mampu Menceritakan Kembali Hasil Eksperimen mencampur Warna
Dengan percaya diri
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Guru Ketika Menggunakan
Model Pembelajaran Eksperimen
Aspek Indikator Penilaian
Ya Tidak
F. Membuka
Pelajaran
3. Menarik perhatian siswa
4. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
G. Penggunaan
waktu dan
model
pembelajaran
5. Menyediakan sumber
belajar dan alat-alat bantu
pelajaran yang diperoleh
6. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan tujuan
pembelajaran terurut
7. Melaksanakan kegiatan
eksperimen
8. Menggunakan waktu
pembelajaran secara efektif
dan efisien
H. Melibatkan
siswa dalam
proses
pembelajaran
3. Upaya guru melibatkan
siswa dalam proses
pembelajaran
4. Mengamati siswa dalam
melaksanakan eksperimen
dan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan
kepada siswa
I. Komunikasi
dengan siswa
4. Pengungkapan pertayaan
yang jelas dan tepat
5. Memberi respon atas
pertanyaan siswa
6. Menggembangkan
keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat
J. Mrnutup
Pelajaran
3. Merangkum isi pelajaran
4. Mengevaluasi
Jumlah
RIWAYAT HIDUP
ST. FATIMAH AZZAHRA, Lahir di Ujung Pandang,
pada tanggal 18 Juli 1997. Aanak kedua dari pasangan
orangtua ayahanda Drs.H.Mansyur dan ibunda
Hj.Nurliah. Penulis ini memasuki jenjang pendidikan di
SDN kalukuang pada tahun 2003 dan tamat 2009.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1
Barombong pada tahun 2009 dan tamat tahun 2012. Di
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 1 Bajeng Kab.Gowa dan tamat tahun 2015. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan dijenjang Perguruan Tinggi di Swasta pada Jurusan
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, program srata I (SI), Universitas Muhammadiyah Makassar.