penerapan metode project based learning …lib.unnes.ac.id/23202/1/4301411005.pdf · 2015....
TRANSCRIPT
i
i
PENERAPAN METODE PROJECT BASED
LEARNING BERBASIS
CHEMOENTREPRENEURSHIP PADA MATERI
KOLOID UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI
Skripsi
disusunsebagaisalahsatusyarat
untukmemperolehgelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikan Kimia
oleh
Kiki Setyandari
4301411005
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
iv
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S Al-Baqoroh: 286)
“ Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing)
Skripsi ini untuk :
Bapak Legimin dan Ibu Pujiati atas segala pengorbanan, doa, dan kasih saying
untuk mencapai cita dan cinta
Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2011
v
v
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya yang
selalu tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “Penerapan Metode
Project Based Learning Berbasis Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin peneltitian.
3. Dr. Sri Susilogati S., M.Si, dosen pembimbing 1 yang selalu mengarahkan,
memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Sri Haryani, M. Si, dosen pembimbing 2 memberikan pengarahan dan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Sri Nurhayati, M. Pd, dosen penguji utama yang telah memberikan
pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMA N 1 Bergas yang telah memberikan izin penelitian.
7. Wahyu Puji Astuti, S.Pd, guru kimia kelas XI SMA N 1 Bergas yang
telah banyak membantu dalam proses penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
vi
vi
Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.
Semarang, 11 September 2015
Penulis
vii
vii
ABSTRAK
Setyandari, Kiki. 2015. Penerapan Metode Project Based Learning Berbasis
Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas XI. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sri
Susilogati S., M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Haryani, M.Si.
Kata Kunci:. Metode Project Based Learning; Keterampilan proses sains; Penerapan
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dipahami
oleh siswa. Dibutuhkan pembelajaran yang inovatif yang dapat mengkaitkan materi
dengan objek nyata yang menghasilkan proyek dalam pembelajran kimia, salah
satunya penggunaan metode Project Based Learning. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian apakah metode Project Based Learning dapat meningkatakan
keterampilan proses sains siswa pada materi koloid? Tujuan dari penelitian
meningkatkan keterampilan proses sains siswa melalui penggunaan metode Project
Based Learning pada materi koloid. Populasi penelitian siswa kelas XI SMA Negeri
1 Bergas tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 95siswa yang terbagi dalam 3 kelas.
Sampel penelitian siswa kelas XI-1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI-2 sebagai
kelas eksperimen. Sampel diperoleh setelah homogenitas populasi dihitung hasilnya
0,86 lebih kecil disbanding = 5, 99. Variabel bebas penelitian ini metode
Project Based Learning, sedangkan variable terikat keterampilan proses sains. Desain
penelitian ini pretest-posttest control group desaign. Teknik pemilihan sampel
dilakukan dengan cluster random sampling. Instrumen penelitian soal keterampilan
proses sains, lembar keterampilan laboratorium, serta angket. Berdasarkan hasil
perhitungan, uji Chi-kuadrat kelas control diperoleh 6,95, sedangkan kelas
eksperimen 6,62 dengan = 7,81 sehingga populasi dinyatakan berdistribusi
normal. Dari data hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai soal tes keterampilan
proses sains kelas kontrol 80,32, sedangkan kelas eksperimen 80,45. Hasil analisis
menunjukkan metode Project Based Learning meningktakan keterampilan proses
sains. Hal ini ditunjukkan dengan uji t diperoleh Thitung= 3,606 lebih besar dari Ttabel =
1,99. Begitu pula dengan nilai N-gain kelas kontrol 0,57, sedangkan kelas eksperimen
0,71. Hal ini menunjukkan metode Project Based Learning dapat meningkatkan
keterampilan proses sains. Untuk rata-rata soal keterampilan proses sains posttest
kelas kontrol 75,96, sedangkan kelas eksperimen 83,7. Keterampilan laboratorium
kelas kontrol 67% sedangkan kelas eksperimen 71%. Simpulan dari penelitian
metode Project Based Learning berbasis chemoentrepreneurship meningkatkan
keterampilan proses sains materi koloid siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bergas tahun
pelajaran 2014/2015. Saran yang diberikan penulis adalah perlu ada penelitian lebih
lanjut untuk kondisi siswa atau sekolah yang berbeda.
viii
viii
ABSTRACT
Setyandari, Kiki. 2015. Application of Project Based Learning method
Chemoentrepreneursip Based on Colloidal Materials for Improving Science Process
Skills student class XI. Thesis, Department of Chemistry Facultyof Mathematics and
Natural Sciences, state University of Semarang. Main Supervisor Dr. Sri Susilogati
S., M.Sc and Supervisor companion Dr. Sri Haryani, M.Sc.
Keywords:.The Project Based Learning method; Science process skills; Application
Chemical subjects are that are considered difficult to understand by students. It takes
innovative learning and can link the material with real objects that produce project in
chemistry, one of them using Project Based Learning method. Issues examined in the
study whether the method can increase the Project Based Learning science process
skills of students through the use of Project Based Learning in colloidal
material.Population studies class XI student of SMA N 1 Bergas 2014/2015 school
year as many as 95 students were divided into three classes. The research sample
class XI-1 as a control class and class XI-2 as the experimental class. Samples were
obtained after the homogeneity of the population is calculated result of 0.86 was
smaller than x2table =5,99. The independent variable of this research method Project
Based Learning, while the dependent variable science prosess skills. The study design
was pretest-posttest control group desaign. Engineering sample selection is done by
cluster random sampling. The research instrument about science process skills,
laboratory skills sheet, as well as questionnaires.Based on calculations, chi-square
test was obtained control class 6.95, while the experimental class whit a 6.62 x2table
= 7.81 so the table is expressed normally distributed population. From the research
date obtained by the average value of science process skills test item control class
80.32, while the experimental class 80.45. The analysis showed the method Project
Based Learning Enhancing science process skills. This is indicated by test was
obtained T arithematic = 3.606 greater than T table = 1.99. Similarly, the value of N-
gain control class 0.57, while the experimental class 0.71. It shows a method Project
Based Learning can improve the science process skills. For the average about science
process skills posttest control class 75.96, while the experimental group 83.7. Skills
class laboratory controls 67% while the experimental group 71%. The conclusions of
the research method of Project Based Learning based chemoentrepreneurship
improve colloidal materials science process skills class XI student of SMA N 1
Bergas school year 2014/2015. Advice given writer is there needs to further research
to student or school conditions were different.
ix
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………........ i
PERNYATAAN………………………………………………………........... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………............ iv
PRAKATA……………………………………………………………........... v
ABSTRAK……………………………………….......................................... viii
ABSTRACT ……………………………………………………………….... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………........ x
DAFTAR TABEL………………………………………………………........ xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………............ xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………........ xiv
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMasalah………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….. 4
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………
1.5 Penegasan Istilah………………………………………………..
5
5
Bab 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Project Based Learning....……………………………………… 8
2.2 Chemoentrepreneurship.............................................................. 19
2.3 Keterampilan Proses Sains……………………………………… 21
2.4 Koloid……………………………………………..................... 26
2.4 Penelitian yang Relevan……………………………...…………. 33
2.5 KerangkaBerpikir………………………………………………. 34
2.6 Hipotesis………………………………………………………... 36
x
x
Bab 3 METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Subjek Penelitian……………………………………. 37
3.2 Variabel Penelitian……………………………………………… 38
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………... 39
3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………….. 40
3.5 Desain Penelitian……………………………………………...... 41
3.6 Instrumen Penelitian……………………………………………. 41
3.7 MetodeAnalisis Data………………………………………….... 48
Bab 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………. 57
4.2 Pembahasan…………………………………………………….. 71
Bab 5 PENUTUP
5.1 Simpulan……………………………………………………....... 85
5.2 Saran…………………………………………………………..... 85
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 87
LAMPIRAN……………………………………………………….... 90
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains………………………. 24
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator……………………… 25
Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi….……………. 27
Tabel 2.4 Perbandingan Sistem Koloid.……………………….................. 28
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob..……….. 31
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA N 1 Bergas................................... 37
Tabel 3.2 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design….… 41
Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Objektif………………….. 46
Tabel 3.4 Kriteria Rata-rata Nilai Sikap dan Keterampilan
Laboratorium………………………………………………….
53
Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bergas……. 58
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Populasi…….…………………………… 59
Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen………. 61
Tabe l4.4 Hasil Uji Normalitas………….………………………………... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Data
Posttes…………………………………………………………...........
62
Tabel 4.6 Hasil Uji t Posttest……………………………………………... 63
Tabel 4.7 Uji Average Normalized Gain (G)…………………………….. 63
Tabel 4.8 Data Penilaian Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen… 65
Tabel 4.9 Data Rata-rata Hasil Keterampilan Laboratorium…………….. 66
Tabel 4.10 Rata-rata Proyek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
Eksperimen……………………………………………………..
68
Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa……………………………….. 69
Tabel 4.12 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol……………….. 77
Tabel 4.13 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen…………... 78
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir…………………………………………… 36
Gambar 4.1 Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen……. 64
Gambar 4.2 Hasil Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen…... 65
Gambar 4.3 Persentase Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap
Pemebelajaran dengan Metode Project Based Learning……..
71
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus………………………………………………........ 91
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen… 94
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol…….. 108
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains………………. 119
Lampiran 5 LKS……………………………………………………… 140
Lampiran 6 Penilaian Keterampilan Laboratorium………………….. 150
Lampiran 7 Panduan Observasi Aspek Sikap Siswa……………….. 164
Lampiran 8 Angket Respon Siswa Terhadap Model Project Based
Learning…………………………………………………
167
Lampiran 9 Soal Tes………………………………………………….. 169
Lampiran 10 Analisis Butir Soal………………………………………. 175
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Genap Tahun
2013-2014………………………………………………...
183
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Tengah Semester
Genap Kelas XI IPA 1……………………………………
184
Lampiran 13 Uji Normalitas Data HasilUlangan Tengah Semester
Genap Kelas XI IPA 2……………………………………
185
Lampiran 14 Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Tengah Semester
Genap Kelas XI IPA 3……………………………………
186
Lampiran 15 Uji Homogenitas Populasi……………………………….. 187
Lampiran 16 Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi ( UjiAnava)…… 188
Lampiran 17 Daftar Nilai Ulangan Pre-test……………………………. 190
Lampiran 18 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
XI IPA 2…………………………………………………
191
Lampiran 19 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
XI IPA 1………………………………………………….
192
Lampiran 20 Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kontrol………………………………….
193
Lampiran 21 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Pre-test Kelas
Eksperimen dan Kontrol………………………………….
195
Lampiran 22 Daftar Nilai Ulangan Post-Test………………………….. 197
Lampiran 23 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol…………….. 199
Lampiran 24 UjiNormalitas Data PosttestKelasEksperimen………… 200
xiv
xiv
Lampiran 25 Uji Kesamaan Dua Varians Posttest…………………….. 201
Lampiran 26 Uji t Nilai Post-Test……………………………………… 202
Lampiran 27 N-Gain Hasil Kognitif antara Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol…………………………………………….
203
Lampiran 28 Skor Rata-rata Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen………..........................................................
206
Lampiran 29 Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen………………………….
213
Lampiran 30 Nilai Rata-rata Angket Tanggapan Siswa Kelas
Eksperimen……………………………………………….
221
Lampiran 31 Foto-foto Penelitian……………………………………… 228
Lampiran 32 Surat Keterangan Penelitian……………………………... 230
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyiapan SDM yang berkualitas menjadi sebuah kebutuhan mutlak bagi
suatu Negara dan pendidikan merupakan senjata jitu untuk menciptakan SDM yang
berkualitas (Mulyasa, 2004). Namun saat ini, masalah utama yang dihadapi dunia
pendidikan adalah menyangkut mutu pendidikan, terutama kualitas keterampilan
proses sains yang masih sangat rendah (Nurhadi & Senduk, 2004).
Keterampilan Proses Sains merupakan keterampilan dalam menemukan fakta,
prinsip, konsep-konsep dasar melalui suatu kegiatan ilmiah (Rustaman, 2004), atau
dijelaskan pula keterampilan-keterampilan proses adalah suatu pendekatan ilmu
pengetahuan alam didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh
seorang ilmuwan (Rusmianti & Yulianto, 2009).
Penelitian menurut (Widyaningrum, dkk, 2014) disebutkan juga bahwa
keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan pada ranah kognitif dan
psikomotorik peserta didik, karena keterampilan proses sains siswa merupakan
keterampilan dasar untuk meningkatkan nilai sikap serta keterampilan siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan Januari di SMA
Negeri 1 Bergas diketahui bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami pelajaran kimia pada kelas XI IPA khususnya pada materi koloid.
Separuh lebih dari siswa di tiap kelas memiliki nilai dibawah dengan Kriteria
2
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
masalah ini terjadi disebabkan beberapa faktor, diantaranya pembelajaran yang
digunakan masih berpusat kepada guru, sehingga dominasi guru dalam proses
pembelajaran masih jelas terlihat sementara siswa cenderung pasif mendengarkan.
Guru hanya mengajarkan konsep-konsep dan teori yang kadang susah dijangkau oleh
pemikiran siswa. Selain itu guru juga jarang menggunkan metode yang berkaitan
dengan laboratorium sehingga keterampilan proses sains siswa kurang. Hal inilah
yang membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan pelajaran kimia
khususnya materi koloid.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui metode
Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Metode ini cukup
menantang dan dianggap sebagai suatu alat yang efektif karena mereka didorong
untuk tidak bergantung sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar
lebih mandiri. Metode pembelajaran Project Based Learning adalah metode yang
menyelenggarakan pembelajaran di sekitar proyek. Menurut definisi yang ditemukan
di buku pegangan Project Based Learning untuk guru, proyek adalah tugas-tugas
kompleks, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang melibatkan siswa
dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau investigasi kegiatan.
Memberikan siswa kesempatan untuk bekerja terstruktur, terjadwal, dan berujung
pada produk yang realistis atau presentasi.
Menurut Lasonen, sebagaimana dikutip oleh (Rais, 2010) Project Based
Learning dapat membantu membekali peserta didik untuk persiapan memasuki dunia
3
kerja, karena peserta didik belajar bukan hanya secara teori melainkan praktik di
lapangan. Metode Project Based Learning juga memiliki potensi yang amat besar
untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna. Selain itu
Project Based Learning juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi,
memecahkan masalah, bersifat students centered, dan menghasilkan produk nyata
berupa hasil proyek. Peserta didik akan masuk ke dalam sebuah kompetensi bersama
kelompoknya, dan masing-masing kelompok bersaing untuk menjadi yang paling
unggul diantara yang lain. Pada saat yang bersamaan, peserta didik merasa senang
dalam melakukan proyek, mencoba sesuatu yang berbeda dan membuat mereka
merasa memiliki pengetahuan dan dihargai (Bas, 2011).
Chemoentrepreneurship itu sendiri merupakan suatu pendekatan
pembelajaran kimia yang kontekstual, yaitu pendekatan kimia yang mengaitkan
materi yang sedang dipelajari dengan objek nyata. Selain memperoleh materi
pelajaran siswa juga memiliki kesempatan untuk mempelajari proses pengolahan
suatu bahan menjadi suatu produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan
menumbuhkan semangat berwirausaha. Melalui pendekatan Chemoentrepreneurship
ini diharapkan siswa lebih kreatif sehingga dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Supartono, dkk., 2009).
Menurut (Supartono, 2006) disebutkan Chemoentrepreneurship pembelajaran
kimia akan lebih menyenangkan dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengoptimalkan potensialnya agar menghasilkan suatu produk. Peserta didik yang
4
sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup kemungkinan
akan memotivasi peserta didik untuk berwirausaha.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Penerapan Metode Project Based Learning Berbasis
Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas XI”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah metode Project Based Learning Berbasis Chemoentrepreneurship
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi koloid?
2. Bagaimana tanggapan siswa mengenai pembelajaran menggunakan metode
Project Based Learning?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa melalui penggunaan metode
Project Based Learning pada materi koloid.
2. Mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan
metode Project Based Learning pada materi koloid.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai manfaat antara lain:
1. Bagi siswa dapat meningkatkan serta memberikan semangat untuk
berwirausaha.
5
2. Bagi guru, sebagai bahan petimbangan dan informasi dalam memilih model
pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan keterampilan
proses sains bagi para siswa.
3. Bagi sekolah, memberikan perbaikan kondisi pembelajaran, sehingga dapat
membantu menciptakan panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan
bahan pertimbangan dalam membuat keputusan metode pembelajaran yang akan
diterapkan untuk perbaikan.
4. Meningkatkan kualitas lulusan yang tidak hanya unggul dalam prestasi melainkan
juga mampu berwirausaha.
1.5 Penegasan Istilah
Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul
penelitian istilah yang berkaitan yaitu:
1.5.1 Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang
dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains
(Anitah, 2007). Adapun lingkup keterampilan berpikir proses sains (Dahar, 2003),
yaitu mengamati, mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan, meramalkan,
mengajukan pertanyaan, merumusakan hipotesis, merencanakan percobaan,
menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.
6
Keterampilan proses sains yang akan dinilai yaitu mengamati,
merencanakan percobaan, klasifikasi, menafsirkan, menggunakan alat/bahan, dan
berkomunikasi.
1.5.2 Project Based Learning
Project based learning dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang
bertujuan untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan dan ketrampilan
siswa secara mandiri, mendorong siswa untuk memecahkan masalah. Project based
learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan kegiatan yang kompleks (Cord,
2001).
Project based learning disini siswa diberi proyek dimulai dari menentukan
jadwal, merancang percobaan, melakukan percobaan, dan mempersentasikannya.
Proyek yang dihasilkan yaitu es krim dan VCO.
1.5.3 Chemoentrepreneurship
Chemoentrepreneurship adalah pendekatan pembelajaran kimia yang
dikembangkan dengan mengkaitkan langsung pada objek nyata atau fenomena di
sekitar kehidupan manusia sebagai peserta didik, sehingga selain mendidik selain
pembelajaran Chemoentrepreneurship ini memungkinkan peserta didik dapat
mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat,
bernilai ekonomi dan memotivasi peserta didik untuk berwirausaha. Dengan
pendekatan Chemoentrepreneurship, pembelajaran kimia akan lebih menarik,
menyenangkan dan lebih bermakna (Supartono, 2009).
7
Chemoentrepreneurship yang akan dilakukan membuat makanan sehat.
Makanan sehat disini yang akan dibuat yaitu es krim dan VCO. Di akhir pertemuan
siswa akan mendiskusikan berapa keuntungan dan harga untuk produk makanan
tersebut.
1.5.4 Koloid
Koloid adalah campuran yang berada antara larutan sejati dan suspensi.
Misalnya adalah susu segar, yang terdiri dari butir-butir halus dari lemak mentega
yang terdispersi dalam fase air yang juga mengandung kasein (suatu protein) dan
beberapa zat lainnya. Dalam koloid seperti susu, partikel solutnya lebih besar dari
pada partikel larutan tetapi lebih kecil dari partikel yang mengandung pada suspensi.
Koloid yang akan di pelajari dalam penelitian ini yaitu sistem koloid, macam-
macam koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid, dan kegunaan koloid.
8
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Project Based Learning
2.1.1 Efinisi Project Based Learning
Project based learning merupakan model pembelajaran yang berusaha
menumbuhkan motivasi dari dalam intrinsic peserta didik (Borich, 2007). Motivasi
intrinsik ini diharapkan dapat tumbuh secara alami dalam suasana pembelajaran
kelas. Proyek diberikan dalam bentuk tugas terstruktur untuk menghasilkan dan
meyelesaikan suatu produk yang menarik menurut minat peserta didik. Lebih lanjut,
Borich menjelaskan dua komponen penting dalam Project Based Learning yaitu:
1) Peserta didik akan terpusat pada permasalahan pokok yang memungkinkan
terbentuknya suasana kelas yang dinamis.
2) Peserta didik akan berusaha menghasilkan produk atau out come dalam rangka
menyelesaikan permasalahan dengan sukses.
Sejalan dengan pendapat di atas, (Sherman & Sherman, 2004) menyatakan
bahwa proyek di dalam Project Based Learning menitik beratkan pada tugas
kolaborasi sehingga aktivitas berpusat pada peserta didik Learner-centered activities.
Penelitian yang dilakukan oleh (Schneider et al., 2002) telah mendapatkan hasil
bahwa penggunaan Project Based Learning berhasil meningkatkan kinerja peserta
didik selama pembelajaran.
9
Pada Project Based Learning, pengajaran berperan sebagai fasilitator bagi
peserta didik untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penuntun. Sedangkan pada
kelas “konvensional” pengajar dianggap sebagai seseorang yang paling menguasai
materi dan karenanya semua informasi diberikan secara langsung kepada peserta
didik. Pada kelas Project Based Learning, peserta didik dibiasakan bekerja secara
kolaborasi, penilaian dilakukan secara autentik, dan sumber belajar bisa sangat
berkembang. Hal ini berbeda dengan kelas “konvensioanal” yang terbiasa dengan
situasi kelas individual, penilaian lebih dominan pada aspek hasil daripada proses,
dan sumber belajar cenderung stagnan.
Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran seperti
belajar bersama, dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat kontruktivis,
yaitu peserta didik juga bersifat multiple intelligence, karena peserta didik
menggunakan berbagai intelegensi dalam melakukan proyek yang dilakukan seperti
intelegensi matematis-logis, ruang-visual, kinestetik, interpersonal, linguistik,
lingkungan, dan lain-lain.
Model ini biasanya menarik untuk peserta didik karena biasanya dilakukan
diluar kelas bahkan di luar sekolah, dan berlaku untuk beberapa waktu; bukan
terbatas pada satu jam sekolah. Banyak hal dapat didapat dari proyek ini antara lain :
1) Mengerti prinsip kimia lebih mendalam karena malakukan sesuatu
2) Kerjasama dengan teman lebih baik karena melakukan bersama
3) Ada keuntungan yaitu memperoleh hasil dari proyek sendiri (Suparno, 2007).
10
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang didukung
oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Strategi pembelajaran yang
menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar
kolaboratif, mengutamakan aktivitas peserta didik daripada aktivitas guru, mengenai
kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus, pemecahan masalah, panel
diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi.
Model pendekatan proyek merupakan salah satu dari model-model
pembelajaran yang membantu peserta didik menggali informasi, ide-ide,
keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara-cara mengekspresikan diri sendiri
dengan melihat proyek-proyek yang telah disediakan oleh guru. Selain itu guru juga
mengajari bagaimana cara menemukan ide-ide yang berkaitan dengan proyek yang
tersedia. Salah satu strategi mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik
adalah metode pendekatan proyek. Menurut teori belajar ini, peserta didik di dalam
proses belajar membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi atas apa yang
sudah dimiliki dengan lingkungannya pada situasi baru. Model pembelajaran
pendekatan proyek member kesempatan kepada peserta didik untuk menguji
gagasannya, mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan awal yang sudah
dimiliki sebelumnya dan pengetahuan yang di dapat selama proses belajar
berlangsung.
Karakteristik pembelajaran berbasis proyek didukung teori-teori belajar
konstruktivistik. Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi pembelajaran,
pemebelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai pendekatan penciptaan dan
11
keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam pembelajaran berbasis
proyek dibangun berdasarkan ide-ide pebelajar sebagai bentuk alternatif pemecahan
masalah riil tertentu, dan pebelajar mengalami proses belajar pemecahan masalah itu
secara langsung (Waraskamdi, 2014).
2.1.2 Landasan Teori Pembelajaran Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek dilandaskan pada teori yang dipaparkan oleh
beberapa ahli, yaitu :
1) John Dewey dan kelas demokratis
Metode proyek berasal dari gagasan John Dewwey tentang konsep “Learning by
doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-
tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak
tentang bagaimana melakukan sesuatu tujuan. Pada John Dewwey
menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan di mana sekolah seharusnya
mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium
untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Dewwey menganjurkan guru untuk
mendorong peserta didik terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah
dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial.
Dewwey dan kill Patrick mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah
seharusnya lebih memiliki manfaat daripada dilakukan oleh peserta didik dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan
mereka sendiri.
12
2) Peaget, Vygotsky dan Kontruktivisme
Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah tokoh dalam pengembangan konsep
kontruktivisme. Pada konsep inilah dasar pijak pembelajaran berbasis proyek
diletakkan. Piaget mengemukakan bahwa peserta didik dalam segala usia secara
aktif terlibat dalam perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka
sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah
pada saat peserta didik menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka
membangun dan memodifikasi pengetahuan awal mereka. Vygotsky, seperti
halnya Piaget percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu
berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang, ketika mereka berusaha
untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman tersebut.
Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu mengaitkan pengetahuan baru.
Namun berbeda dengan Piaget tentang perkembangan intelektual setiap individu
yang tanpa memandang latar konteks sosial. Vygotsky percaya bahwa interaksi
sosial dengan orang lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembanyan intelektual peserta didik.
2.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning
Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, dijalankan dengan melalui
beberapa tahap pembelajaran atau langkah-langkah kerja. Belum ada ketetapan baku
untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun pada umumnya
didasarkan dan mencontoh pada tahap pembelajaran konstruktivisme.
13
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning sebagaimana
yang dikembangakan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri
dari:
1) Star With the Essential Question
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat member penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topic yang diangkat relefan
untuk para peserta didik (The George Lucas Educational Foundation : 2005)
2) Design a Plan for the Project
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek (The George Lucas Educational
Foundation: 2005).
3) Create a Schedule
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat time line untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
14
baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alas an) tentang pemilihan suatu cara (The George Lucas Educational
Foundation: 2005).
4) Monitor the Student and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting (The George Lucas Educational Foundation: 2005).
5) Assess the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantuk pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya (The
George Lucas Educational Foundation: 2005).
6) Evaluate the Experience
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
15
menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran (The George Lucas Educational
Foundational: 2005).
Tahapan pembelajaran yang dikemukakan di atas menunjukkan kerja sama
anatara guru dan peserta didik, yang saling memberikan kontribusi dalam proses
pembelajaran. Tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek memang belum
ada bentuk bakunya. Tahapan pembelajaran berbasis proyek juga didasarkan pada
tahap pembelajaran berbasis masalah, namun peserta didik lebih difokuskan untuk
merumuskan solusi dan mengimplementasikannya terhadap konsep lain. Tahapan
yang digunakan oleh peneliti adalah tahapan secara umum, yang digunakan dan
dicontohkan juga oleh Carbonaro dalam proses pembelajaran proyek lingkungan,
yaitu :
1) Engage, tahap awal untuk menstimulus peserta didik dalam mengetahui konsep
yang sudah dipahami dan tahap ketika guru memberikan pertanyaan essensial
yang memacu peserta didik untuk berfikir.
2) Explore, kegiatan untuk mencari materi dan sumber informasi sebagai referensi
dalam menyelesaikan masalah dan membuat jadwal kerja.
3) Investigate, membandingkan dan memfokuskan solusi yang akan digunakan
dalam memecahkan masalah.
16
4) Create, tahap pembuatan atau pengimplementasian solusi dan tahap dalam
menghasilkan suatu produk atau karya.
5) Share, tahap presentasi produk atau karya.
6) Evaluation, tahap evaluasi atau penilaian proses dan hasil belajar (Carbonaro,
2005).
Tahap pembelajaran yang terdiri dari engage, explore, investigate, create,
share, dan evaluation menekankan proses belajar pada aktivitas peserta didik. Dalam
tiap tahap pelaksanaannya peserta didik harus lebih aktif dalam proses belajar.
Peserta didik merumuskan informasi dan solusi serta harus dapat menyelesaikan hasil
akhir, bisa dalam bentuk produk, presentasi, dan lainnya.
2.1.4 Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning
Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan
keuntungan bagi peserta didik, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang
disebutkan dibawah ini :
1) Mempersiapkan peserta didik menghadapi dan berkembang sesuai dengan dunia
nyata.
2) Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, dan mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting.
3) Menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan
melaksanakan proyek peserta didik tidak hanya menghafal fakta, namun
menghubungkan dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke
dalam dunia nyata.
17
4) Membentuk sikap kerja peserta didik. Dalam mengerjakan proyek peserta didik
diajak untuk saling mendengarkan pendapat dan bernegosiasi untuk mencari
solusi.
5) Meningkatkan kemampuan-kemampuan komunikasi dan sosial.
6) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
7) Meningkatkan keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan
beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.
8) Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
9) Meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan teknologi dalam belajar.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek. Guru di Whasington State menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek dalam kelas matematika dan sains melaporkan bahwa
muridnya lebih memiliki semangat belajar ketika mengerjakan proyek. Namun, masih
ada kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek, seperti waktu dan biaya yang lebih banyak dibutuhkan. Bahkan
untuk mencapai proses pembelajaran yang maksimal dalam mengimplementasikan
Project Based Learning, diperlukan desain khusus untuk kelas atau sekolah yang
menggunakannya. Tahap pembelajaran dalam model pembelajaran proyek ini selalu
mengikutsertakan presentasi atau performance, maka dibutuhkan disain sekolah dan
kelas yang lebih efektif dan dinamis.
Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan
dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah dapat
18
diwujudkan jika keadaan memang ideal. Namun, jika sekolah sekolah belum bisa
mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran
berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat memaksimalkan
fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan
kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi peserta didik dan
bermotivasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.
2.1.5 Keuntungan Pembelajaran Project Based Learning
Menurut Foundation for the rood ahead, keuntungan menggunakan
pembelajaran proyek adalah :
1) Meningkatkan motivasi. Sebelum menggunakan pembelajaran proyek
kebanyakan sisa menolak menggunakan banyak waktu dan sulit untuk dimintai
pertisipasinya untuk melakukan proyek.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian untuk meningkatkan
keterampilan kognitif peserta didik amat dibutuhkan dalam tugas-tugas yang
memerlukan pemecahan masalah dan instruksional yang spesifik tentang
bagaimana memecahkan masalah.
3) Meningkatkan keterampilan penelitian kepustakaan. Kebanyakan proyek yang
dikerjakan peserta didik membutuhkan sejumlah sumber informasi seperti buku-
buku teks, dan kamus-kamus. Informasi teknologi termasuk sumber informasi
utama yaitu computer, cd rom, dan internet.
19
4) Meningkatkan kemampuan kolaborasi. Dalam bekerja yang dibutuhkan sebuah
kelompok bagi peserta didik adalah keterampilan dan berkomunikasi.
5) Meningkatkan sumber keterampilan manajemen. Bagian yang menjadikan
pembelajaran bebas adalah dalam mengambil tanggung jawab untuk melengkapi
tugas-tugas yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran proyek yang baik
memberikan kegiatan instruksi peserta didik dalam mengatur proyek mereka, dan
mengalokasi waktu dan sumber-sumber lainnya seperti perlengkapan untuk
melengkapi tugas-tugas yang sudah terjadwal.
Agar proyek sungguh menarik peserta didik untuk melakukan dan dapat
menambah kedalaman dari pengetahuan mereka, maka beberapa sifat proyek perlu
diperhatikan dalam memilih.
1) Proyek harus menantang peserta didik untuk melakukan dan menyelesaikan.
2) Hasilnya memang sungguh ada gunanya baik untuk masyarakat dan untuk peserta
didik sendiri.
3) Proyek itu tidak terlalu mudah sehingga menantang, tetapi tidak terlalu sulit
sehingga dapat diselesaikan.
4) Proyek itu ada unsurnya membuat sesuatu atau mneliti sesuatu yang belum biasa
dilakukan.
5) Dalam proyek sendiri dimungkinkan beberapa peserta didik bekerja sama secara
intensif.
6) Tentu proyek mengandung prinsip atau nilai kimia, diutamakan membutuhkan
beberapa atau banyak pendekatan.
20
7) Sebaiknya proyeknya bersifat multidisiplin, interdisipliner, sehingga lebih kaya
dan peserta didik dapat mengerti persoalannya secara menyeluruh.
2.2. Chemoentrepreneurship
Konsep pendekatan Chemoentrepreneurship merupakan suatu pendekatan
pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran kimia dikaitkan
dengan objek nyata sehingga selain mendidik, dengan pendekatan
Chemoentrepreneurship ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari proses
pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan
menimbulkan semangat berwirausaha. Pendekatan Chemoentrepreneurship ini
pengajaran kimia akan lebih mmenyenangkan dan memberi kesempatan peserta didik
untuk mengoptimalkan potensialnya agar menghasilkan suatu produk (Supartono,
2006). Peserta didik yang sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak
menutup kemungkinan akan memotivasi peserta didik untuk berwirausaha.
Berdasarkan pemikiran tersebut, pendekatan Chemoentrepreneurship menuntut
potensi peserta didik untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan
kompetensi tertentu. Orientasi Proses belajar peserta didik tidak lagi berorientasi
kepada banyaknya materi pelajaran kimianya subject matter oriented, tetapi lebih
berorientasi kepada kecakapan yang dapat ditampilkan oleh peserta didik life-skill
oriented. Pendekatan pembelajaran yang demikian menjadikan sejumlah kompetensi
dapat dicapai, proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik, peserta didik terfokus
21
perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya
menjadi lebih bermakna (Supartono, 2006).
Pendekatan pembelajaran kimia Chemoentrepreneurship juga memberi peluang
kepada peserta didik untuk dapat mengatakan dan melakukan sesuatu. Pendekatan
pembelajaran Chemoentrepreneurship diaplikasikan, maka peserta didik dapat
mengolah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Pembuatan produk akan memotivasi minat belajar peserta didik sehingga peserta
didik bisa mengingat lebih banyak konsep atau proses kimia yang dipelajari. Dampak
dari penerapan Chemoentrepreneurship ini menjadikan belajar kimia bermakna,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2.3 Keterampilan Proses Sains
2.3.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan bebrarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.
Sedangkan proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang
digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses juga merupakan
konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus
dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian ( Devi, 2011).
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena
dengan melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikirannya.
22
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin
mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat. keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan
sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan
proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan
ilmiah. Pembelajaran dengan keterampilan proses memberikan kesempatan kepada
peserta didik agar terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga dengan adanya
interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta
prinsip ilmu pengetahuan, akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri
peserta didik.
2.3.2 Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
Pembelajaran keterampilan proses sains sangat dibutuhkan oleh peserta didik
diantanya yaitu:
1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga para guru
tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak didiknya.
2) Peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.
23
3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat
relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data
baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori
baru, yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.
4) Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dari anak didik (Conny, 1992).
Memaknai keempat alasan yang dikemukakan diatas mendorong seorang
pendidik dalam proses pembelajarannya untuk menerapkan suatu pembelajaran yang
bersifat Children Oriented, yang memungkinkan peserta didik untuk bersifat aktif
dalam belajar dan menerapkan cara-cara seperti menerapkan cara-cara seperti yang
dilakukan deorang ilmuwan dalam memahami ilmu pengetahuan.
Penerapan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar menurut
Anwar Holil ada dua alas an yang melandasinya yaitu :
1) Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju
pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat,
sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
peserta didik. Maka dari itu peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan
untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-
mata dari guru.
2) Sains itu dipandnag dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses.
Dengan alas an ini betapa pentingnya keterampilan proses bagi peserta didik
untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi peserta didik di masa yang akan
24
dating, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya
(Holil, 2008).
2.3.3 Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
Jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya terdiri atas sejumlah
keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada
penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.
Menurut (Ango, 2002) keterampilan proses sains terdiri dari sebelas
ketarmapilan yaitu, observing (observasi), classifying (klasifikasi), inferring
(menafsirkan), predicting (prediksi), communicating (komunikasi), interpreting data
(interpretasi data), making operational definitions (menerapkan konsep), posing
questions (mengajukan pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting
(bereksperimen), and formulating models (membuat eksperimen).
Sedangkan menurut Yew Mei bahwa keterampilan dasar dalam keterampilan
proses merupakan dasar dari keterampilan terintegrasi yang pada umumnya lebih
kompleks dalam memecahkan suatu permasalahan dalam suatu eksperimen (Mei,
2007).
25
Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains
No.
Ragam jenis KPS menurut para ahli
Menurut Jenis KPS
1. Nuryani Y. Rustaman Observasi, menafsirkan, klasifikasi,
meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan, menerapkan
konsep, mengajukan pertanyaan.
2. Conny Semiawan Observasi, berhipotesis, merencanakan
penelitian, mengendalikan variable,
menafsirkan, menyusun kesimpulan,
meramalkan, menerapkan konsep,
berkomunikasi.
3. Wynne Harlen Observasi, berhipotesis, prediksi,
investigasi, interpretasi data, menyusun
kesimpulan, berkomunikasi.
Berdasarkan yang telah diuraikan oleh para ahli diatas, maka penulis
menggabungakan ketiga pendapat yaitu memilih investigasi (merencanakan
percobaan), observasi, klasifikasi, prediksi, interpretasi, dan komunikasi.
2.3.4 Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator keterampilan proses disajikan dalam bentuk tabel, dapat dilihat pada
Tabel 2.2
26
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator
Keterampilan Proses Sains Indikator
Investigasi/merencanakan
percobaan
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Membuat tabel hasil pengamatan
Observasi 1) Mengamati perbedaan larutan,
suspensi, dan koloid
2) Mengamati sifat-sifat koloid
effek Tyndall dan adsobsi
3) Mengamati pencampuran bahan
4) Mengamati saat pengadukan
santan dan minyak terpisah
Klasifikasi 1) Mencatat setiap pengamatan ke
dalam tabel
Prediksi 1) Memperkirakan bentuk
campuran (homogen atau
heterogen)
Interpretasi 1) Menganalisis data
2) Membuat kesimpulan sesuai
dengan hasil pengamatan
Komunikasi 1) Mempresentasikan hasil
pengamatan
2) Menyimak pendapat/gambaran
yang disampaikan tiap kelompok
3) Menjawab/menanggapi
pertanyaan
2.3.5 Manfaat Keterampilan Proses Sains
Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar
dan menengah ialah:
1) Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Memberi bekal peserta didik untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana
mempelajari sesuatu.
3) Membantu peserta didik mengembangkan dirinya sendiri.
27
4) Sangat membantu peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan
berpikir konkret.
5) Mengembangkan kreativitas peserta didik.
2.3.6 Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses Sains
Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa keterampilan proses sains
memiliki keunggulan diantaranya :
1) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan.
2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan
pengetahuan masa depan.
3) Keterampilan proses bersifat kreatif, peserta didik aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berpikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan keterampilan proses diantaranya :
1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit unuk dapat menyelesaikan bahan
pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah
dapat menyediakan.
3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk
memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap peserta didik
mampu melaksankannya.
28
2.4 Koloid
2.4.1 Pengertian Koloid
Koloid adalah sistem dispersi. Sistem dispersi atau sistem sebaran adalah suatu
sistem yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat lain. Zat yang
terbagi atau zat yang terdispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang
digunakan untuk mendispersikan disebut fase pendispersi. Berdasarkan perbedaan
ukuran zat yang didispersikan, sistem dispersi dibedakan atas dispersi kasar atau
suspensi, dispersi halus atau koloid, dan dispersi molekuler atau larutan (Sumardjo,
2009). Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Contoh : larutan gula Contoh : campuran susu
dengan air
Contoh :
Campuran air
dengan pasir
Homogen, tak dapat
dibedakan walaupun
menggunakan
mikroskop ultra.
Secara makroskopis bersifat
homogen tetapi heterogen
jika diamati dengan
mikroskop ultra
Heterogen
Semua partikelnya
berdimensi (panjang,
lebar, atau tebal) kurang
dari 1 nm.
Partikelnya berdimensi
antara 1 nm sampai 100 nm.
Salah satu atau
semua dimensi
partikelnya lebih
besar dari 100
nm.
Satu fase Dua fase Dua fase
Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring kecuali
penyaring ultra
Dapat disaring
Menurut (Purba, 2006), kita dapat menemukan campuran yang tergolong
larutan, koloid, atau suspensi dalam kehidupan sehari-hari.
29
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, dan air laut.
Contoh koloid : susu cair, santan, jelli, selai, mentega, dan mayonaise.
Contoh suspensi : air sungai yamg keruh, campuran air dengan pasir, dan campuran
kopi dengan air.
2.4.2 Jenis-jenis koloid
Menurut (Purba, 2006) jenis-jenis koloid terdiri dari :
1) Koloid yang fase terdispersinya padat disebut sol.
Ada tiga jenis sol yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair),
dan sol gas (padat dalam gas).
2) Koloid yang fase teridpersinya cair disebut emulsi.
Ada tiga jenis emulsi yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam
cair), dan emulsi gas (cair dalam gas).
3) Koloid yang fase terdispersinya gas disebut buih.
Hanya ada dua jenis buih yaitu buih padat dan buih cair. Campuran antara gas
dengan gas selalu bersifat homogen, jadi merupakan larutan, bukan koloid, dengan
demikian ada 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Perbandingan Sistem Koloid
No Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama Contoh
1. Padat Gas Aerosol Asap, debu di
udara
2. Padat Cair Sol Sol emas, tinta,
cat
30
3. Padat Padat Sol padat Intan hitam,
gelas berwarna
4. Cair Gas Aerosol Kabut dan awan
5. Cair Cair Emulsi Susu, santan,
minyak ikan
6. Cair Padat Emulsi padat Jelli, mutiara
7. Gas Cair Buih Buih sabun, krim
kocok
8. Gas Padat Buih padat Karet busa, batu
apung, stirofoam
(Purba, 2006)
2.4.3 Sifat-sifat Koloid
Adapun sifat-sifat koloid menurut (Chang, 2005) adalah sebagai berikut:
1) Efek Tyndall
Efek Tyndall yaitu penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Contohnya sorot
lampu mobil pada udara yang berkabut.
2) Gerak Brown
Gerakan zig-zag dari partikel koloid dalam medium pendispersi disebut dengan
gerak brown.
3) Muatan Koloid, meliputi elektroforesis dan adsorpsi.
Elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik.
Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju katoda, dan sebaliknya.
Sedangkan adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu molekul atau ion pada
permukaan zat. Sifat adsorpsi dari Sistem koloid dapat kita manfaatkan antara lain,
31
pada proses penyembuhan sakit perut (diare) oleh serbuk karbon (norit) dan proses
pemutihan gula pasir.
4) Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid membentuk endapan. Apabila
koagulasi terjadi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi
dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau
secara kimia seperti penambahan elektrolit, dan pencampuran koloid yang berbeda
muatan.
5) Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari proses
koagulasi atau penggumpalan. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat
terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
6) Dialisis
Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion terlarut. Koloid dimasukkan ke
dalam kantong yang terbuat dari selaput semi permiabel yaitu selaput yang dapat
dilewati molekul atau ion tetapi tidak dapat dilewati partikel koloid.
7) Koloid liofil dan koloid liofob menurut (Purba, 2006), dijelaskan sebagai berikut:
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-
menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti
suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka). Sebaliknya, suatu koloid disebut
koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob
32
berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci). Jika
medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-
masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Contoh koloid hidrofil yaitu :
sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. Sedangkan contoh dari koloid
hidrofob yaitu : sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.
Perbandingan sifat dari sol hidrofil dengan sol hidrofob dapat dilihat pada Tabel
2.5 (Purba, 2006).
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob
Sol Hidrofil Sol Hidrofob
Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang
relatif besar
Hanya stabil pada konsentrasi kecil
Tidak mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
Mudah menggumpal pada
penambahan elektrolit
Viskositas lebih besar daripada
mediumnya
Viskositas hampir sama dengan
mediumnya
Bersifat reversible Tidak reversible
Efek Tyndall lemah Efek Tyndall lebih jelas
2.4.4 Peranan Koloid dalam Industri Kosmetik, Makanan, dan Farmasi
Menurut (Hanata, 2009), peranan koloid dalam industri kosmetik, makanan, dan
farmasi yaitu:
1) Dalam Industri Kosmetik
Bagi kalian para wanita, mungkin tak ada yang asing dengan kosmetik. Bahkan,
saat ini kosmetik tidak hanya digunakan oleh kaum wanita saja, akan tetapi kaum
pria pun mulai menggunakannya. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya
33
kosmetik yang diperuntukkan khusus pria maupun khusus wanita. Contoh koloid
dalam bidang kosmetik yaitu kita sering menggunakan koloid dalam pelarut
tertentu seperti pembersih muka, pewangi badan berbentuk spray, semprot rambut,
jell untuk rambut, dan produk kosmetik lainnya
2) Dalam Bidang Makanan
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ada yang berbentuk padatan ataupun
cairan tetapi terkadang beberapa makanan yang berbentuk padatan sulit untuk
dicerna, sehingga oleh pabrik, produk-produk makanan dibuat dalam bentuk
koloid. Produk
produk makanan yang menggunakan sistem koloid antara lain kecap, saus, keju,
mentega, dan krim.
3) Dalam Bidang Farmasi
Sama halnya makanan, obat pun ada yang berwujud padatan (tablet) sehingga
anak-anak sulit untuk menelannya. Solusi untuk mengatasinya yaitu, obat tersebut
dikemas dalam bentuk koloid sehingga mudah diminum. Contohnya obat batuk
yang berbentuk sirup.
2.4.5 Pembuatan Koloid
Penjelasan mengenai pembuatan koloid sesuai yang tercantum dalam (Supardi
& Luhbandjono, 2008), dijelaskan sebagai berikut:
Koloid dibuat dengan dua cara, yakni cara dispersi dan kondensasi. Cara dispersi
adalah pembuatan koloid dengan memperkecil zat terdispersi menjadi partikel-
partikel koloid dengan cara:
34
1) Dispersi mekanik
Pada cara ini partikel besar digerus menjadi partikel koloid dengan penggilingan.
2) Dispersi elektrolit
Pada cara ini dua elektroda logam (platina, emas atau perak) dimasukkan ke dalam
air dengan dialiri listrik berpotensial tinggi. Logam akan menguap dan
mengkondensasi sebagai partikel koloid.
3) Peptisasi
Pada cara ini partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid dengan cara
menambah air atau zat peptisasi lain. Contoh: serbuk AgCl + air suling → koloid,
endapan Al(OH)3 + HCl encer → koloid, larutan FeCl3 + H2O → koloid Fe(OH)3.
Sedangkan cara kondensasi pada dasarnya adalah cara pembuatan koloid melalui
reaksi kimia lebih dahulu. Terdapat 4 reaksi yang menghasilkan koloid :
1) Cara reduksi
Contoh: 2AuCl3 + SnCl2 → 2Au + 2SnCl4
2) Cara oksidasi
Contoh: 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid)
3) Cara hidrolisis
Contoh: FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
4) Cara dekomposisi rangkap
Contoh: AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)
35
2.5 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang mengkaji tentang metode Project Based Learning berbasis
chemoentrepreneurship untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang efektif diterapkan
dalam pembelajaran.
Penelitian (Wiyarsi & Partana, 2009) menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran berbasis proyek cukup efektif dalam meningkatkan aspek kemandirian,
aspek kerja sama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik.
Penelitian menurut (Widyaningrum, dkk, 2014) bahwa keterampilan proses
sains siswa dapat dilakukan pada ranah kognitif dan psikomotorik peserta didik.
Karena keterampilan proses sains siswa merupakan keterampilan dasar untuk
meningkatkan nilai sikap serta keterampilan siswa.
Penelitian (Siw, dkk, 2013) menyebutkan bahwa ada pengaruh pembelajaran
berbasis proyek dengan keterampilan proses sains ditijau dari gaya kognitif siswa.
2.6 Kerangka Berpikir
Ide pokok dibalik Project Based Learning adalah untuk meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik sehingga dapat menimbulkan sikap yang
kreatif dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Tahap operasional ini, anak seusia mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat
besar. Peserta didik lebih tertarik untuk mengamati hal yang menarik baginya. Dalam
hal ini, pembelajaran yang berorientasi chemoentrepreneurship sangat membantu
36
mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang langsung dikaitkan
dengan produk nyata.
Metode Project Based Learning merupakan salah satu dari metode-metode
pembelajaran yang membantu peserta didik menggali informasi, ide-ide,
keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara-cara mengekspresikan diri sendiri
dengan melihat proyek-proyek yang telah disediakan oleh guru. Selain itu guru juga
mengajari bagaimana cara menemukan ide-ide yang berkaitan dengan proyek yang
tersedia. Salah satu strategi mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik dan
meningkatkan keterampilan proses sains. Menurut teori ini, peserta didik di dalam
proses belajar membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi atas apa yang
sudah dimiliki dengan lingkungannya pada situasi baru. Metode pembelajaran Project
Based Learning memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguji
gagasannya, mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan awal yang sudah
dimiliki sebelumnya dan pengetahuan yang di dapat selama proses belajar
berlangsung.
Diharapkan juga peserta didik akan lebih bersemangat dalam belajar karena
menggunakan metode yang berbeda dari yang biasanya hanya berupa metode
ceramah saja. Koloid merupakan materi yang bersifat teori dan hafalan. Namun
sesungguhnya sangat dekat dengan kehidupan peserta didik. Materi koloid
merupakan materi yang nyata dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya dalam bidang farmasi, makanan, kosmetik. Oleh karena itu alangkah
baiknya jika kita mengajak peserta didik untuk lebih menyenangi materi ini dengan
37
memberikan pendekatan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dan mengajak
peserta didik untuk mengerjakan tantangan dengan dunia nyata dimana melakukan
dan mengalaminya sendiri sehingga kreatifitasnya dapat berkembang. Demikian,
penggunaan model pembelajaran Project Base Learning yang berbasis
chemoentrepreneurship akan dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik ke arah yang lebih baik pada materi ajar sistem koloid. Kerangka berpikir pada
penelitian ini lebih dijelaskan pada Gambar 2.1.
10
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran berpusat pada
peserta didik dan pendekatan
secara KPS
Pembelajaran berpusat
pada guru keterampilan
proses sains (KPS)
kurang berkembang
Indikator KPS
1) Investigasi
2) Observasi
3) Klasifikasi
4) Interpretasi
5) Prediksi
6) Komunikasi
Inovasi
Pembelajaran
PjBL
Langkah PjBL
1) Star with the
Essential
Question
2) Design a Plan
for the Project
3) Creat a
schedule
4) Monitor the
student and
the progress
of the project
5) Assess the
boutcome
6) Evaluate the
experience
Metode PjBL yang di
gunakan dapat
meningkatkan KPS
LKS
38
2.7 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka peneliti mengajukan hipotesis metode
Project Based Learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan
proses sains peserta didik pada materi koloid.
39
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Subjek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajarai sifat-sifatnya
(Sudjana, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA
SMA N 1 BERGAS Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 3
kelas yaitu kelas XI IPA1 sampai XI IPA 3. Banyaknya siswa dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA N 1 Bergas
Kelas Jumlah Siswa
XI IPA 1 31
XI IPA 2 32
XI IPA 3 32
(sumber: Administrasi kesiswaan SMA N 1 Bergas Tahun ajaran 2014/2015)
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Pengambilan sampel penelitian
di dalam populasi berupa kelompok yang dilakukan secara acak, dimana kelas-kelas
40
tersebut yang berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama. Salah satu
kelas bertindak sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas lainnya sebagai kelas
kontrol.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2012). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen yaitu metode Project
Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship, sedangkan pada kelas kontrol
tanpa menggunakan metode metode Project Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship.
3.2.2 Variabel terikat
Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012).Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1
Bergas.
3.2.3 Variabel kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
41
faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2012).Variabel kontrol dalam penelitian ini
antara lain kurikulum KTSP, RPP, guru, materi, dan jumlah jam pelajaran.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data
yang mendukung penelitian. Hal ini mengenai nama-nama siswa anggota populasi
dan data nilai ujian semester ganjil mata pelajaran kimia. Data yang dikumpulkan ini
digunakan untuk análisis tahap awal.
3.3.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data tentang keterampilan proses
sains siswa yang diajar menggunakan pembelajaran Project Based Learning maupun
siswa yang tidak diajar dengan menggunakan pembelajaran Project Based Learning
untuk materi kimia koloid. Perangkat tes yang digunakan adalah soal keterampilan
proses sains berupa pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
3.3.3 Metode Observasi
Metode observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
terutama pada sikap dan keterampilan labolatorium siswa. Metode observasi ini
digunakan untuk mengetahui pencapaian keterampilan proses sains siswa pada ranah
sikap dan keterampilan laboratorium siswa. Pengamatan sikap dan keterampilan
laboratorium kedua kelas dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh guru pengampu dan observer.
42
3.3.4 Angket
Angket berguna untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran
Project Based Learning berbasis Chemoentreprenurship yang telah diberikan pada
siswa di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1 Tahap Persiapan
1) Menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dan menyusun perangkat
pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar
kegiatan siswa (LKS).
2) Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes obyektif, lembar observasi dan
lembar angket kepada kelas yang telah ditentukan.
3) Melakukan konsultasi instrumen.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
1) Pemberian pretest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2) Pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen yaitu menerapkan metode
pembelajaran Project Based Learning dengan bantuan LKS.
3) Pemberian perlakuan kepada kelompok kontrol yaitu tanpa menggunakan metode
Project Based Learning.
4) Pemberian postest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
5) Tahap pengukuran hasil eksperimen.
43
Pada tahap ini, pengukuran atau penilaian pada sikap siswa dilakukan pada saat
proses pembelajaran. Penilaian untuk soal keterampilan proses sains dilakukan
setelah memperoleh pembelajaran, sedangkan untuk keterampilan laboratorium
dilakukan saat proses pembelajaran. Penilaian pada siakap siswa menggunakan
angket, untuk keterampilan laboratorium dengan menggunakan lembar observasi,
sedangkan penilaian pada soal keterampilan proses sains dengan menggunakan tes
obyektif.
3.5 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest–Posttest Control
Group Design yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun
posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain tersebut dapat dijelaskan
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Desain Penelitian “Pretest – Posttest Control Group Design”
Kelompok Awal Perlakuan Akhir
Eksperimen
Kontrol
Y1
Y1
X1
X2
Y2
Y2
Keterangan :
Y1 = pretes
Y2 = postes
X1 = pembelajaran menggunakan metode pembelajaran PjBL
X2 = pembelajaran menggunakan metode ceramah
(Sukardi, 2008).
44
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan
data. Kualitas instrumen menentukan kualitas data yang terkumpul (Suharsimi, 2008).
Instrumen yang dibuat untuk penelitian yaitu: silabus, rencana pembelajaran, LKS,
angket, lembar observasi keterampilan labolatorium, serta soal keterampilan proses
sains pretest dan posttest. Sebelum alat pengumpulan data yang berupa tes obyektif
digunakan untuk pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Hasil uji coba
dianalisis untuk mengetahui apakah memenuhi syarat sebagai alat pengambil data
atau tidak. Instrumen yang diuji cobakan dalam penelitian ini yaitu : soal
keterampilan proses sains untuk pretest dan posttest.
3.6.1 Materi
Materi pokok dalam penelitian ini yaitu materi pelajaran kimia kelas XI
semester genap materi koloid dengan merujuk pada silabus dan kurikulum KTSP.
3.6.2 Metode Penyusunan Instrumen
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah:
1) Lembar observasi sikap, keterampilan labolatorium.
2) Angket tanggapan siswa tentang pembelajaran menggunakan metodel Project
Based Learning.
3) Instrumen tes (soal keterampilan proses sains pretest dan posttest)
45
Sebelum mengadakan pembelajaran harus dipersiapkan perangkat pembelajaran
yang dituangkan dalam silabus dan RPP. Berbagai rancangan pembelajaran yang
disusun peneliti disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa di luar
sampel. Uji coba soal dilakukan pada siswa kelas yang sudah mendapat materi
koloid. Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir tes yang mempunyai kategori
baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Analisis perangkat tes adalah analisis untuk
mengetahui validitas,daya pembeda soal, tingkat kesukaran soal dan reliabilitas.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu
instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan (suharsimi, 2008)
Validitas tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan
validitas butir soal.
1) Validitas Isi Soal
Untuk memenuhi validitas isi soal, sebelum instrumen disusun, peneliti
menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasarkan kurikulum yang berlaku,
selanjutnya dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.
2) Validitas Butir Soal
Pengukuran validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien
korelasi poin biseral yaitu:
46
rpbis
√
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor siswa total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
q= 1 – p
Hasil perhitungan rpbis dikoreksi ke dalam thit untuk mencari signifikasi dengan
rumus:
thit √
√
Keterangan:
t = t (hitung)atau nilai t yang diperoleh melalui perhitungan
γbi= koefisien korelasi point biserial
n = jumlah siswa
Kriteria: Jika tTabel > thit dengan dk = (n–2) maka butir soal tersebut valid. (Suharsimi,
2008)
Berdasarkan analisis uji coba menunjukkan bahwa terdapat 20 butir soal uji coba
yang valid dari 30 soal objektif, yaitu nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
47
15, 18, 22, 23, 24, 25, dan 27. Soal-soal valid tersebut belum tentu dapat dipakai
sebagai soal post test, karena selain valid, soal yang dijadikan sebagai soal pos test
juga harus memenuhi kriteria daya pembeda, indeks kesukaran, dan reliabilitas.
b. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah
(Suharsimi, 2008). Adapun yang menunjukan besarnya daya beda disebut indeks
diskriminasi dan disingkat D. Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung
besarnya daya beda soal sebagai berikut:
1) Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah
2) Mengurutkan skor hasil tes uji coba mulai dari skor teratas sampai skor terbawah
3) Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus :
(Suharsimi, 2008)
Keterangan:
D = Daya beda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
48
Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
0,0 < D 0,2 daya pembeda jelek (poor)
0,2< D 0,4 daya pembeda cukup (satisfactory)
0,4< D 0,7 daya pembeda baik (good)
0,7< D ≤ 1,0 daya pembeda baik sekali (excellent)
Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Sehingga butir soal yang mempunyai D
negatif, sebaiknya dibuang. (Suharsimi, 2008)
Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Sehingga butir soal yang mempunyai D
negatif, sebaiknya dibuang. (Suharsimi, 2008). Berdasarkan hasil perhitungan daya
pembeda soal maka diperoleh hasil pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Objektif
Kriteria Baik sekali Baik Cukup Jelek
Butir soal 6, 8, 9, 10, 11,
14, 18, 24, 27
1, 2, 4, 5, 7,
12, 13, 15, 22,
23, 25
3, 16, 17, 19,
20, 21, 26, 28,
29,30
Jumlah 0 9 11 10
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah (tingkat
kesukaran seimbang). Soal yang baik akan benar-benar dapat mengukur kemampuan
siswa yang diteliti. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00 diambil dari buku
(Sudjana, 2005). Tingkat kesukaran soal bisa dihitung dengan menggunakan rumus:
49
IK
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut:
soal dengan 0,00 < IK < 0,30 adalah soal sukar;
soal dengan 0,31 < IK < 0,70 adalah soal sedang;
soal dengan 0,71 < IK < 1,00 adalah soal mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh soal yang termasuk kategori
“mudah” yaitu soal nomor 16, 17, 21, 28, 29, 30. Soal yang termasuk kategori
“sedang” yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 26, 27. Soal yang termasuk kategori “sukar” yaitu nomor 5.
d. Uji Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang sama
(Suharsimi, 2008). Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah
subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.
Untuk mengetahui reliabilitas soal untuk soal obyektif, maka digunakan rumus
sebagai berikut :
(
)(
)
50
Jika r11> rTabel maka tes tersebut dikatakan reliabel
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya butir soal
p = proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuatu butir soal
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)
S2 = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Harga r11 yang dihasilkan jika r11 > 0,7 maka instrumen tersebut reliabel (Suharsimi,
2008). Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh r11 sebesar 0,94 sehingga soal
objektif dinyatakan reliabel.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang merupakan tahap
pemadanan sampel dan tahap akhir yang merupakan tahap analisis data untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.7.1 Analisis Data Awal
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak. Hal ini juga menentukan uji statistik selanjutnya. Jika data terdistribusi normal,
uji statistiknya adalah uji parametrik sedangkan jika data terdistribusi tidak normal uji
statistiknya adalah uji non parametrik.
Langkah-langkah uji normslitas adalah sebagai berikut:
1) Mengelompokkan data hasil tes dalam bentuk data interval
51
2) Menentukan rata-rata data interval dengan rumus
= ∑
∑
3) Menentukan simpangan baku data interval dengan persamaan
S = √( ∑ ∑
)
4) Menentukan batas-batas interval
5) Menentukan angka standar dengan rumus
Z =
6) Menentukan luas daerah
7) Menentukan frekuensi harapan yang merupakan hasil kali luas daerah dengan
jumlah peserta
8) Menentukan chi kuadrat dengan rumus
∑
Keterangan:
2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval
52
(Sudjana, 2005).
Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk)= k-3 kemudian menarik kesimpulan, jika
X2
hitung< X2
Tabel maka data berdistribusi normal.
3.7.1.2 Uji Homogenitas Populasi
Uji Homogenitas Populasi digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya
varians populasi. Homogenitas populasi perlu diuji karena teknik cluster random
sampling hanya bisa digunakan pada populasi yang homogen. Langkah-langkah
perhitungan adalah sebagai berikut:
1) Menghitung S2dari masing-masing kelas.
2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
∑
∑
3) Menghitung harga satuan B dengan rumus:
( )∑
4) Menghitung nilai statis chi-kuadrat χ2
dengan rumus:
{ ∑ }
Keterangan:
si2 = variansi masing-masing kelompok
s2 = variansi gabungan
B = koefisien Bartlett
ni = jumlah siswa dalam kelas
53
Kriteria pengujian: Ho diterima jika X2
hitung ≤ X2
(1-a) (k-1), dimana X2
(1-a) (k-1) didapat dari
daftar distibusi chi kuadrat dengan peluang (1-a) dan dk=(k-1)
(Suharsimi, 2008).
3.7.2 Analisis Data Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka didapatkan data
yang digunakan dalam analisis data akhir yaitu data hasil pretest dan postest. Dari
hasil data akhir ini akan digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah
dikemukakan. Langkah-langkah sebagai berikut:
3.7.2.1 Uji Kesamaan Varians
Uji kesamaan varians digunakan untuk mengetahui kesamaan dua kelas
setelah perlakuan.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho :
,
Ha :
,
Rumus :
Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5% dengan dk pembilang adalah
banyaknya data varian terbesar dikurangi satu dan dk penyebut adalah banyaknya
data varian terkecil dikurangi satu, maka diperoleh
sebagai FTabel.
Setelah didapat nilai Fhitung kemudian dibandingkan dengan nilai FTabel. Jika
54
Fhitung<
, maka Ho diterima yang berarti kedua kelas tersebut
mempunyai varians yang sama.
3.7.2.2 Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan keterampilan
proses sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau sebaliknya. Jika hasil
kesamaan dua varians menunjukkan bahwa;
digunakan rumus t
21
21
11
nns
xxt
Jika 122
2 digunakan rumus t‟
t‟hitung = 2
2
21
2
1
21
// nSnS
XX
(Sudjana, 2005)
Keterangan:
1x : nilai rata-rata kelompok 1
2x : nilai rata-rata kelompok 2
2
1s : varians data pada kelompok 1
2
2s : varians data pada kelompok 2
2s : varians gabungan
1n
: banyaknya subjek pada kelompok 1
2n : banyaknya subjek pada kelompok 2
55
3.7.2.3 Uji Average Normalized Gain (G)
Untuk mengetahui besar peningkatan keterampilan proses sains siswa
sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Peningkatan
keterampilan proses sains siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain sebagai
berikut
Keterangan:
Sf = skor rata-rata posttest (%)
Si = skor rata-rata pretest (%).
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7
Rendah: g < 0,3
3.7.2.4 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Aspek Sikap dan Keterampilan
Labolatorium
Data hasil sikap dan keterampilan labolatorium diperoleh dengan cara observasi.
Analisis yang dilakukan, analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai
sikap maupun keterampilan labolatorium siswa .Penilaian sikap dilakukan di kelas
kontrol dan kelas eksperimen, sedangkan penilaian keterampilan labolatorium hanya
dilakukan di kelas eksperimen. Analisis hasil pengisian dilakukan dengan memberi
skor pada masing-masing butir pada lembar pengisian lembar penilaian sikap dan
keterampilan laboratorium. Menganalisis hasil data yang berasal dari lembar
Si
SSg
if
%100
%%
56
penilaian sikap dan keterampilan laboratorium bertingkat 1 sampai 4. Rumus yang
digunakan :
NP% =
x 100%
Keterangan :
NP% = persentase nilai siswa yang diperoleh
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
Tabel 3.4 Kriteria rata-rata nilai sikap dan keterampilan laboratorium
Rata-rata nilai kelas Kriteria
x ≥ 80 Sangat Baik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
( Tim Depdiknas 2003b: 15)
Selain itu tiap aspek dari sikap dan keterampilan laboratorium kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis untuk menggunakan rata-rata nilai tiap
aspek dalam satu kelas. Adapun rumus yang digunakan :
Rata-rata nilai tiap aspek =
57
Dari tiap aspek dalam penilaian sikap dan keterampilan proses sains dapat
dikatagorikan sebagai berikut :
4-3,99 : tinggi
2-3,99 : sedang
1-2,99 : rendah
≤ 1,99 : sangat rendah
(Sarwanto, 2009:05)
3.7.2.5 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Angket
Pada analisis tahap ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi koloid menggunakan metode
Project Based Learning yang diungkapkan dalam bentuk angket. Analisis hasil
pengisian dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing butir pada lembar
pengisian angket. Menganalisis hasil data yang berasal dari angket bertingkat 1
sampai 4. Jawaban terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam 4 katagori,
yaitu SS (sangat stuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Bobot untuk kategori SS (sangat setuju) = 4; S (setuju) = 3; TS (tidak setuju) = 2; dan
STS (sangat tidak setuju) = 1. Perhitungan dengan menggunakan persentase (%)
masing-masing tanggapan. Rumus yang digunakan adalah:
NP% =
x 100%
58
Keterangan :
NP% = persentase nilai siswa yang diperoleh
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal
3.7.2.6 Reliabilitas Angket
Reliabilitas angket dihitung dengan rumus Alpha Cronbach dengan rumus:
(
)
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
n : jumlah butir angket
: jumlah varians butir angket
: varians total
(Sudjana, 2005)
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu nilai r11≥ 0,7
3.7.2.7 Reliabilitas Lembar Observasi
Reliabilitas lembar observasi untuk menilai sikap dan keterampilan
laboratorium siswa dapat dihitung menggunakan inter rater reliability (sugiyono,
2012). Rumus yang digunakan :
59
Keterangan:
r11 : reliabilitas
Ve : varians eror
Vp : varians responden
k : jumlah rater
Kriteria pengujian yaitu nilai r11≥ 0,7
60
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Bergas, Kabupaten Semarang pada
tanggal 10 Maret sampai 10 Juni 2015. Penelitian yang dilakukan menggunakan
metode eksperimen yaitu terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol
adalah XI-1tanpa menggunakan metodeProject Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship, sedangkan kelas eksperimen adalahXI-2 dengan penerapan
metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapatkan empat kali
pertemuan.Pertama penelitian di awali dengan adanya prettestdan posttest.Prettest
dan posttestini di lakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa.
Sedangkan pertemuan pertama mulai dengan pokok bahasan materi mengidentifikasi
yang termasuk suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid dengan melakukan percobaan
sederhana. Pertemuankedua membahas pokok bahasan materi hasil sifat-sifat koloid
dengan melakukan percobaan sederhana dan membuat desain proyek es krim dan
VCO. Pertemuan ketiga dilanjutkan dengan pokok bahasan pembuatan koloid dan
membuat jadwal membuat proyek. Kemudian pertemuan keempat melanjutkan
materi dengan pokok kegunaan koloid, mengevaluasi proyek dengan membuat
laporan dan menjawab pertanyaan. Sedangkan untuk kelas kontrol sama materi yang
61
diajarkan tetapi tidak melakukan percobaan sederhana dan membuat proyek.
Perbedaan kedua kelas tersebut terdapat pada kegiatan inti. Kelas kontrol
menggunakan metode ceramah yang pada kegiatan intinya, siswa di jelaskan terlebih
dahulu mengenai pokok bahasan materi, sedangkan kelas eksperimen menggunakan
metode pembelajaran Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship
dimana pada kegiatan inti siswa tidak dijelaskan terlebih dahulu mengenai materi,
hanya saja guru memberikan bimbingan dan penguatan.
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal
Analisis tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen memiliki kondisi awal yang sama. Analisis tahap awal yang
diperoleh dapat digunakan sebagai syarat pengambilan teknik sampling. Karena data
yang dihasilkan berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama sehingga
digunakan teknik cluster random sampling. Data yang digunakan pada analisis tahap
awal ini adalah data UTS (ulangan tengah semester) kimia kelas XI IPA SMA Negeri
1 Bergas Kabupaten Semarang pada semester genap. Tabel 4.1 menunjukkan data
awal populasi kelas XI IPA yang berjumlah 3 kelas.
Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bergas
Kelas N Rata-rata SD Skor
tertinggi
Skor
terendah
XI-1 31 80.322 96.026 98 60
XI-2 32 80.453 130.764 96 53
XI-3 32 80.193 101.028 98 60
62
4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Populasi
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dilakukan dengan cara membandingkan harga chi kuadrat data
dengan tabel chi kuadrat dengan taraf signifikan 5% kemudian menarik kesimpulan,
jika maka dara berdistribusi normal.Untuk kelas XI-1 diperoleh
nilai 6,9550953 dengan criteria dan dk = 6 diperoleh
Karena maka dapatdisimpulkan bahwa kelas XI-1 berdistribusi
normal. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Populasi
Kelas Kriteria
XI-1* 6,9550953 7,81 Berdistribusi normal
XI-2* 6,625200405 7,81 Berdistribusi normal
XI-3 6,984592229 7,81 Berdistribusi normal
*sampel kelas penelitian
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh untuk setiap data lebih
kecil dari hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas
populasi dapat dilihat pada lampiran 12, 13, dan 14.
4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam keadaan
homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan teknik cluster random samplingdenga uji
chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika untuk seluruh data lebih
kecil dari Dari perhitungan diperoleh = 0,861 lebih kecil dari =
63
5,99. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen).
Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 15.
4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji anava untuk
mengetahui kesamaan rata-rata dari 3 kelas.Suatu populasi dikatakan memiliki
kesamaan rata-rata jika Fhitung< FTabel. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 0,20
dan Ftabel = 3,10. Karena Fhitung <FTabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan awal dari ketiga kelas anggota populasi tersebut. Uji kesamaan rata-rata
keadaan awal populasi dapat dilihat pada lampiran 16.
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji anava,
menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang
sama serta tidak ada perbedaan rata-rata dari populasi, maka syarat pengambilan
sampel cluster random sampling terpenuhi. Berdasarkan pengambilan sampel secara
acak terpilih kelas XI-1 dan XI-2 sebagai sampel penelitian ini.
4.1.2 Analisis Data Selama Proses Pembelajaran PjBL Berbasis
Chemoentrepreneurship
Analisis tahap ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan.
Data yang digunakan dalam analisis tahap ini adalah data hasil tes akhir (posttest)
sedangkan nilai (pretest) digunakan untuk mengetahui keadaan awal, baik kelas
eksperimen maupun kontrol. Nilai pretest dimaksudkan baik kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki tingkat keterampilan proses sains yang hampir sama pada
64
materi koloid. Data keterampilan proses sains yang diperoleh dari nilai pretest dan
posttest materi koloid pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Sumber variansi Kelas kontrol Kelas eksperimen
Pre test Pos test Pretest Pos test
Rata-rata 44,51 75,96 44,53 83,7
Varians 9,51 9,34 10,87 7,72
Nilai Tertinggi 60 95 65 95
Nilai terendah 30 60 30 60
Rentang 30 35 35 35
∑ yang ≥ 75 0 20 0 30
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil pretest
dan posttest yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan
teknik statistik apakah memakai teknik statistik parametrik atau nonparametrik.
Teknik statistik parametrik digunakan apabila data yang dianalisisberdistribusi
normal sedangkan teknik statistik nonparametrik digunakan apabila data tidak
berdistribusi normal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika X2
hitung< X2
Tabel.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4Hasil Uji Normalitas
Kelas Data X2
hitung Kriteria
Kontrol Pre test 4,71 Berdistribusi normal
Eksperimen Pre test 6,19 Berdistribusi normal
Kontrol Pos test 6,55 Berdistribusi normal
Eksperimen Pos test 7,40 Berdistribusi normal
65
Berdasarkan hasil analisis diperoleh X2
hitung untukksetiap data lebih kecil dari
X2
Tabel dengan dk = 6 dan α = 5%,yang berarti data berdistribusi normal. Data yang
telah dianalisis berdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik. Uji normalitas data hasil pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19, sedangkan uji normalitas data
hasil postestkelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 23 dan
24.
4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan
varians tidak dari dua kelas yang diteliti, kedua kelas dikatakan tidak ada perbedaan
jika Fhitung < FTabel. Hasil uji kesamaan dua varians data hasil pretest dan postest
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Data Postest
Data Fhitung FTabel Kriteria
Pre test 1,306 2,07 Kedua kelas mempunyai varians yang sama
Pos test 1,464 2,06 Kedua kelas mempunyai varians yang sama
Hasil perhitungan diperoleh harga Fhitungpretestsebesar 1,306
sedangkanFhitungposttest sebesar 1,464.Hasil keduanya lebih kecil dari FTabel, jadi
dapat dikatakan Fhitung < FTabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kedua
kelas sama untuk pretest dan posttest. Uji kesamaan dua varians data hasil pretest
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran, sedangkan uji
66
kesamaan dua varians data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat pada lampiran 25.
4.1.2.3 Uji t
Uji t nilai postest dilakukan untuk mengetahui apakah peningkatan proses
sains siswa kelas eksperimen lebih baik daripada keterampilan proses sains siswa
kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan. Data yang digunakan dalam uji hipotesis
adalahdata hasil postest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji t posttest
dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Uji tPosttest
Data Thitung TTabel Kriteria
Pos
test
3,606 1,99 Rata-rata posttest kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol
Berdasarkanhasil analisis uji t postest diperoleh nilai thitung lebih besar dari
t(1-α)(n1+n2-2) dengan dk = 61 dan taraf signifikan 5%, terlihat bahwa untuk posttest
Thitung> TTabel, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti ada perbedaan hasil
postest yang signifikan yaitu keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen
lebih baik dari keterampilan proses sains siswa kontrol. Hasil perhitungan Thitung
memenuhi kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran
dengan menggunakan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship terhadap keterampilan proses sains lebih baik dari pada
pembelajaran menggunakan metode ceramah. Perhitungan selengkapnya uji t dua
pihak data postest terdapat pada lampiran 26.
67
4.1.2.4 Hasil Uji Average Normalized Gain (G)
Uji gain dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan
proses sainskelas kontrol dan kelas eksperimen. Keterampilan proses sains dari uji
gain (g) disajikan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Uji Average Normalized Gain (G)
Kelas Reratapretest Rerata
postest
(g) Kategori
Kontrol 44,52 75,97 0,57 Sedang
Eksperimen 44,53 83,75 0,71 Tinggi
Berdasarkan hasil uji (g) dapat disimpulkan bahwa peningkatan rerata
keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen mencapai kategori tinggi,
sedangkan pada kelas kontrol mencapai kategori sedang (Hake:1). Hasil tes
menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol.
Peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
menggunakan uji gain (g) disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
0
0.2
0.4
0.6
0.8
Kontrol
Eksperimen
Nil
ai
N-g
ain
Kelas
68
4.1.2.5Hasil Analisis Data Sikap
Data sikap siswa diperoleh melalui pengamatan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran. Penilaian siakapini untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen meliputi
perhatian dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
(rasa ingin tahu), keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, tanggungjawab,
partisipasi/kerjasama, kejujuran, kemampuan menghargai pendapat teman, disiplin,
kelengkapan buku. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui aspek mana yang sudah dimiliki siswa dan aspek mana yang masih perlu
dibenahkan dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat baik, baik, cukup,dan
jelek. Penilaian aspek sikap diperoleh dari observasi terhadap siswa pada saat proses
pembelajaran. Data tiap aspek sikap pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
disajikan pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Hasil Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9
NIL
AI
ASPEK
KELAS KONTROL
69
Data rata-rata tiap aspek penilaian afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen
disajikan pada Tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Data Penilaian Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Aspek yang diamati Rata-rata nilai tiap aspek
Kontrol Eksperimen
Perhatian dalam mengikuti pelajaran 2.99 3.55
Keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan (rasa ingin tahu) 2.47 2.75
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan 2.51 2.54
Tanggung jawab 3.63 3.71
Partisipasi atau kerjasama 3.31 3.42
Kejujuran 3.19 3.26
Kemampuan menghargai pendapat
teman 3.41 3.59
Disiplin 3.75 3.66
Kelengkapan Buku 3.32 3.42
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
dengan metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada kelas
eksperimen dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Melalui
petunjuk-petunjuk guru, siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Presentase nilai siswa
yang diperoleh pada kelas kontrol sebesar 78 dan pada kelas eksperimen yaitu
80.Berdasarkan nilai persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.Hasil analisis nilai sikap selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran28.
70
4.1.2.6 Hasil Analisis Data Keterampilan Laboratorium
Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama praktikum dengan
menggunakan instrumen berupa lembar observasi, diperoleh hasil analisis nilai
keterampilan laboratorium siswa tiap aspek sebagai berikut :
Tabel 4.9 Data Rata-rata Hasil Keterampilan Laboratorium
Aspek Item Skor
Kontrol Eksperimen
Investigasi/
merencanakan
percobaan
Menyiapkan alat dan bahan
Membuat tabel hasil pengamatan
3,58
3,47 3,63
3,51
Observasi
Mengamati perbedaan larutan,
suspensi, dan koloid
Mengamati sifat-sifat koloid effek
Tyndall dan Adsobsi
3,27
3,01
3,40
3,04
Klasifikasi
Mencatat setiap pengamatan ke
dalam tabel 3,18 3,23
Prediksi
Memperkirakan bentuk campuran
(homogen atau heterogen)
3,42 3,49
Interpretasi
Menganalisis data
Membuat kesimpulan sesuai dengan
hasil pengamatan
3,35
3,38
3,38
3,72
Komunikasi
Mempresentasikan hasil pengamatan
Menyimak pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap kelompok
Menjawab/menanggapi pertanyaan
3,32
3,40
3,29
3,81
3,75
3,80
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa, keterampilan proses sains pada
keterampilan laboratorium menujukkan hasil yang positif. Hal ini persentase nilai
kelas kontrol 67, sedangkan kelas eksperimen sebesar 71. Berdasarkan nilai
peresentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan laboratorium kelas
eksperimen menggunakan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentreprenurship lebih baik daripada kelas kontrol.
71
Lembar observasi untuk proyek diberikan kepada observer pada saat
persentasi proyek berlangsung. Lembar observasi diberikan untuk mengetahui apakah
dengan pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship pada materi koloid dapat atau tidak meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Lembar observasi keterampilan proses sains siswa
terdiri dari 5 penilaian yang meliputi investigasi/merencanakan percobaan, observasi,
klasifikasi, interpretasi, dan komunikasi. Kriterianya meliputi sangat baik, baik,
cukup, jelek. Data rata-rata tiap aspek proyek keterampilan proses sains siswakelas
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rata-rata Proyek KeterampilanProses Sains Siswa Kelas Eksperimen
Aspek yang diamati Rata-rata nilai tiap aspek
Es krim VCO
Investigasi/merencanakan percobaan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membuat tabel hasil pengamatan
3,16
3,22
3,33
3,12
Observasi
a. Mengamati saat pengadukan antara
santan dan minyak terpisah
b. Mengamati saat pencampuran bahan
3,33
3,60
Klasifikasi
a. Mencatat setiappengamatan ke dalam
tabel
3,62
3,5
Interpretasi
a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan sesuai dengan
hasil pengamatan
3,5
3.58
3,45
3,58
Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil pengamatan
b. Menyimak pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap kelompok
c. Menjawab/menanggapi pertanyaan
3,56
3,54
3,52
3,62
3,47
3,43
72
Berdasarkan hasil perhitungan proyek siswaselama persentasi berlangsung
menunjukkan persentase nilai proyek es krim dan VCO yaitu sebesar 70. Kelas
eksperimen dalam proyek keterampilan proses sains sangat baik.Hal ini dikarenakan
pada kelas eksperimen menggunakan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship yang banyak kegiatan pembelajarannya melakukan
percobaan, diskusi dan presentasi, dan pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru. Dalam penelitian inisiswa dapat merencanakan percobaan,
observasi, mengklasifikasi, interpretasi, dan komunikasi dengan baik.
4.1.2.7 Analisis Angket Tanggapan Siswa
Data analisisangket diperoleh dari angket yang dibagikan kepada siswa.
Angket diberikan kepada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Bergas. Angket
diberikan kepada siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui bagaimana tanggapan
siswa terhadap proses pembelajaran dengan metode Project Based Leraning berbasis
Chemoentrepreneurship pada materi koloid. Angket terdiri dari 19 pertanyaan, berisi
ceklis „sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju‟. Hasil penyebaran angket
disajikan pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa
No Pertanyaan Jawaban
SS S KS TS
Motivasi
1 Apakah saya merasa senang pembelajaran
dengan menggunakan model Project
Based Learning?
25% 43,75% 28% 3%
2 Apakah saya merasa tertarik pembelajaran
dengan menggunakan model Project
Based Learning?
28,13% 53,13% 18,75% 0%
73
3 Setelah mengetahui pembelajaran
dilaksanakan dengan model Project Based
Learning apakah memotivasi saya untuk
lebih giat belajar?
28,13% 65,63% 6,25% 0%
4 Dengan diskusi di kelas apakah membuat
saya termotivasi dalam belajar?
25,00% 75,00% 0% 0%
Kerjasama
5 Apakah dengan model Project Based
Learning dapat meningkatkan kerjasama
dalam kelompok?
53,13% 43,75% 0% 0%
6 Apakah dengan kerjasama membuat saya
dapat lebih memahami materi yang
disampaikan?
25,00% 59,38% 15,63% 0%
7 Apakah dengan kerjasama membuat saya
lebih aktif dalam pembelajaran?
21,88% 71,88% 6,25% 0%
Penguasaan Materi
8 Apakah dengan model Project Based
Learning membuat saya lebih mudah
memahami materi?
15,63% 71,88% 12,50% 0%
9 Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model Project Based
Learning dapat meningkatkan
kemampuan saya untuk mengingat suatu
konsep materi?
13% 71,88% 15,63% 0%
10 Apakah dengan model Project Based
Learning saya lebih mudah belajar?
12,50% 62,50% 25,00% 0%
11 Apakah dengan model Project Based
Learning membuat saya lebih mudah
mencerna materi?
34,38% 59,38% 6,25% 0%
Kemampuan bertanya
12 Apakah dengan model Project Based
Learning dapat meningkatkan keberanian
saya dalam bertanya?
15,63% 84,38% 0% 0%
13 Apakah dengan model Project Based
Learning membuat siswa lebih berani
menanggapi pendapat teman?
15,63% 75,00% 9% 0%
Presentasi hasil diskusi
14 Apakah dengan model Project Based
Learning membuat saya lebih percaya diri
dalam menyampaikan hasil diskusi?
21,88% 71,87% 6,25% 0%
15 Apakah dengan model Project Based
Learning membuat saya lebih aktif saat
mempresentasikan hasil diskusinya?
25,00% 75,00% 0% 0%
74
16 Apakah dengan model Project Based
Learning membuat saya lebih berani
tampil di depan kelas?
21,88% 68,75% 9,38% 0%
17 Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model Project Based
Learning melatih saya untuk kreatif?
25,00% 62,50% 12,50% 0%
Penghargaan
18 Apakah dengan pemberian penghargaan
membuat saya lebih bersemangat dalam
belajar?
25,00% 65,63% 9,38% 0%
19 Apakah dengan penghargaan yang
dilakukan melalui model Project Based
Learning membuat saya merasa senang
dan termotivasi?
25,00% 56,25% 18,75% 0%
Dari Tabel 4.11, hasil perhitungan diperoleh rata-rata banyak siswa yang memilih
Setuju = 63,13%, Sangat setuju = 24,01% dan Kurang setuju = 11%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Project Based Learningpada
materi koloidberhasil. Siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode
Project Based Learningkarena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat
siswa lebih mudah mendapatkan manfaat yang dipelajari, hal ini dapat dilihat dari
rasa ingin tahu siswa yang tinggi, motivasi siswa dalam belajar, keberanian siswa
dalam bertanya dan aktif mengungkapkan pendapatnya, serta siswa lebih mudah
memahami materi yang terlihat dari nilai posttest siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
metode Project Based Learning juga dapat dilihat pada Gambar 4.3.
75
Gambar 4.3 Persentase Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
Dengan Metode Project Based Learning
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan keterampilan proses
sains siswa serta bagaimana tanggapan siswa terhadap metode pembelajaranProject
Based Learning berbasis chemoentrepreneurship. Penelitian yang dilakukan
menggunakan metode kuasi eksperimen yaitu terdapat kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Menurut (Arikunto, 2010), penelitian eksperimen adalah jenis penelitian
yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan adanya
kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan tetapi ikut mendapat pengamatan, yang
biasa disebut sebagai kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Bergas,
kabupaten semarang pada tanggal 10 Maret sampai 10 Juni 2015 pada kelas XI IPA
tahun pelajaran 2014/2015.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
76
Populasi dalam penelitian ini kelas XI SMA Negeri 1 Bergas sebanyak 94 orang,
yang terbagi dalam tiga kelas. Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-
rata (uji anava) menggunakan nilai ulangan tengah semster genap yang dilakukan
sebelum penelitian kepada seluruh kelas XI.
Dari perhitungan diketahui semua kelas dalam populasi berdistribusi normal.
Dari uji homogenitas populasi mempunyai homogenitas yang sama sehingga dapat
menggunakan cluster random sampling untuk menentukan kelas yang akan
digunakan sebagai sampel penelitian. Dengan cluster random sampling diperoleh
kelas XI-1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 31 orang yang menggunakan
metode seperti biasanya (ceramah) dan XI-IPA 2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa 32 orang yang diberi pembelajaran dengan metode Project Based
Learning berbasis Chemoentrepreneurship.
Peneliti memilih pokok bahasan koloid karena didalam pokok bahasan ini
kebanyakan hafalan sehingga dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Sebelum
pelaksanaan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba soal yang
digunakan untuk pretest dan posttest pada kelas yang sudah mendapatkan materi
koloid yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Magelang.
Sebelum pelaksanaan penelitian, kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest
untuk mengetahui apakah kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling
berawal dari kondisi yang sama. Berdasarkan uji normalitasnya didapatkan bahwa
kedua kelas berdistribusi normal. Pada analisis kesamaan kedua varians awal sampel,
didapatkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Hal ini berarti kondisi
77
awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama,
terlihat juga dari rata-rata nilai pretest yang tidak jauh berbeda. Rata-rata tes awal
kedua kelas adalah 44,51untuk kelas kontrol dan 44,53 untuk kelas eksperimen.
Setelah dilakukan analisis uji t, diperoleh thitung sebesar 1,306 lebih kecil dari ttabel
sebesar 2,07 yang berarti bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang relatif sama.
Hasil analisis dari data tes awal kelas kontrol dan kelas eksperimen
menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Uji data awal
penelitian ini akan memeperkuat hasil simpulan akhir yang diperoleh karena telah
diketahui bagaimana keadaan awal sampel. Kemudian kedua kelas diperlakukan
dengan pemmbelajaran yang berbeda yaitu kelas kelas kontrol menggunakan metode
seperti biasanya (ceramah), sedangkan kelas eksperimen dengan menggunakan
metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada materi koloid.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan seperti biasanya dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.Pada pertemuan pertama, guru
mengadakan pretest terlebih dahulu sebagai tolak ukur sebelum dikenakan perlakuan
setelah pretest guru menjelaskan pengertian sistem koloid dan mennjelaskan macam-
macam koloid. Pertemuan kedua dengan alokasi 3 jam.Guru menjelaskan pengertian
sifat-sifat koloid. Petemuan ketiga dengan alokasi waktu 2 jam, guru menjelaskan
mengenai pembuatan sistem koloid. Pertemuan keempat guru menjelaskan
penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan latihan soal
kepada siswa pada sub materi yang diajarkan. Siswa kemudian berlatih
menyelesaikan soal sesuai sub materi yang telah dijelaskan. Kemudian jawaban
78
pertanyaan dibahas bersama-sama dan siswa secara bergiliran membacakan jawaban,
sehingga apabila siswa mengalami kesulitan dapat bertanya langsung pada guru dan
guru dapat mengamati sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
Setelah selesai materi dilanjutkan dengan posttest.
Peneliti mengalami beberapa hambatan selama proses pembelajaran yaitu (1)
Beberapa siswa terkadang tidak memperhatikan saat peneliti menjelaskan materi, (2)
Siswa kurang memperhatikan ketika siswa yang lain mengerjakan soal. Cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut: (1)
Memberikan pertanyaan yang bersangkutan dengan sub materi yang dipelajari kalau
tidak maju mengerjakan soal latihan, (2) Memberikan kesempatan siswa yang gaduh
untuk maju kedepan mengerjakan soal.
Proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan metode Project Based
Learningberbasis Chemoentrepreneurship. Pembelajaran dengan metode Project
Based Learning berbasis Chemoentrepreneurshipdapat meningkatkan aspek
kemandirian, aspek kerja sama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik
(Wiyarsi & Partana, 2009).
Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan
dengan waktu tiap pertemuan 3 x 45 menit (2 kali pertemuan) dan 2 x 45 menit (2
kali pertemuan). Dengan rincian 4 kali pertemuan untuk pembelajaran. Pretest
dilakukan di luar jam pembelajaran yaitu tanggal 16 Mei dan postest dilakukan hari
terakhir yaitu tanggal 27 Mei. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama,
berlangsung selama 2 jam pembelajaran. Pada pertemuan pertama materi pokok
79
yang dibahas mengenai membedakan antara larutan, suspensi, dan koloid.
Sebelumnya siswa sudah diberi tahu pada pertemuan pertama akan dilakukan
percobaan sederhana tentang membedakan larutan, suspensi, dan koloid. Siswa
ditugaskan untuk membawa bahan yang ada di sekitar lingkungan mereka yaitu susu
bubuk, terigu, gula pasir, kopi, garam, santan, dan air. Sebelum pembelajaran guru
memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa ”Apa yang dimaksud dengan
koloid?Apa bedanya larutan, suspensi, dan koloid?” pertanyaan tersebut akan
ditindak lanjuti siswa dengan melakukan percobaan sederhana, dimana di setiap
siswa nantinya mendapat LKS yang berisi langkah kerja, data pengamatan dan
pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab. Dari hasil pengamatan dan
dianalisis, maka hasil diskusi yang sudah dikerjakan kemudian di kemukakan didepan
kelas. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan
pendapat dari hasil diskusi yang dikemukakan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi
tersebut siswa dapat menyimpulkan apa itu koloid dan perbedaan larutan, suspensi,
dan koloid.
Pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu guru
memancing siswa dengan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi yang akan
dipelajari.Proses pembelajaran pada pertemuan ini mempelajari tentang sifat-sifat
koloid. Pada pertemuan sebelumnya siswa disuruh membawa air, susu, garam, sirup,
dan senter untuk percobaan sederhana yang kedua yaitu mengetahui sifat-sifat koloid
efek Tyndall, dan adsobsi. Pada proses pembelajaran, guru memberikan LKS yang
berisi langkah kerja, data pengamatan, dan pertanyaan-pertanyaan. Dari hasil
80
penemuan dan dianalisis maka siswa dapat mengetahui sifat-sifat efek Tyndall dan
menyimpulkan materi yang diberikan guru. Hasil diskusi yang diperoleh siswa
kemudian dikemukakan kepada siswa yang lain. Soal-soal latihan dalam lembar
diskusi dapat diselesaikan siswa dengan berdiskusi antar siswa. Kemudian jawaban
pertanyaan dibahas bersama-sama, apabila siswa mengalami kesulitan dapat langsung
bertanya kepada guru dan guru dapat mengamati sejauh mana siswa dapat memahami
materi yang disampaikan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut siswa dapat
menyimpulkan apa itu efek Tyndall dan adsobsi, juga dapat mengetahui sifat-sifat
dari koloid yang lain. Setelah selesai melakukan percobaan siswa dibagi menjadi 4
kelompok untuk membuat proyek yang menghasilkan produk.Produk yang dibuat es
krim dan VCO.Setelah berkumpul dengan kelompoknya guru memberi tugas untuk
mendisain proyek es krim dan VCO.
Pada pertemuan ketiga siswa diberi tugas untuk melanjutkan tugasnya
membuat proyek dengan membuat jadwal proyek. Guru membagikan LKS yang
berisi rincian jadwal kegiatan proyek dan ada pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh siswa. Setelah makuakan diskusi masing-masing kelompok
mempresentasikannya di depan kelas. Kelompok lain memberi tanggapan terhadap
kelompok yang maju ke depan.
Pada pertemuan keempat dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran, masing-
masing kelompok membawa hasil produknya es krim dan VCO untuk di
presentasikan di depan kelas untuk di evaluasi bersama-sama. Masing-masing
kelompok juga membuat laporan dari proyeknya.Hasil diskusi yang diperoleh
81
kemudian dikemukakan kepada kelompok yang lainnya. Guru juga memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk meberikan pendapat dari hasil diskusi yang
dikemukakan tersebut.
Peneliti mengalami beberapa hambatan selama proses pembelajaran yaitu (1) Siswa
kurang aktif karena semua materi diberikan oleh guru, (2) Beberapa siswa terkadang
tidak memperhatikan peneliti saat memberikan penjelasan. Cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut: (1) Memberikan pertanyaan-
pertanyaan agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran, (2) Memberikan pertanyaan
yang bersangkutan dengan sub materi yang dipelajari kalau tidak maju ke depan
mengerjakan soal latihan.
Rincian kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.
Tabel 4.12 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pertemuan Waktu Kegiatan
1 2jam Pretest, sistem koloid dan macam-macam koloid
2 3 jam Sifat-sifat koloid
3 2 jam Pembuatan koloid
4 3 jam Penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan
postest
82
Tabel 4.13 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan Waktu Kegiatan
1 2jam Percobaan sederhana membedakan larutan, suspensi,
dan koloid
2 3 jam Percobaan sederhana efek Tyndall dan adsobsi dan
membuat desain proyek es krim dan VCO
3 2 jam Membuat jadwal proyek
4 3 jam Mengevaluasi proyek dengan membuat laporan dan
menjawab pertanyaan
Perbandingan kedua kelas dilihat dari soal keterampilan proses sains siswa.
Setelah diberikan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, diperoleh rata-rata
skor postest kelas kelas kontrol dengan menggunakan metode seperti
biasanya(ceramah) sebesar 75,96, sedangkan rata-rata skor postest kelas eksperimen
dengan menggunakan metode Project Based Learning berbasis
chemoentrepreneurship sebesar 83,75. Pencapaian rata-rata nilai postest kimia pada
kelas eksperimen yang diberi metode Project Based Learning berbasis
chemoentrepreneurship lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai postest kelas
kontrol yang diberi metode seperti biasanya(ceramah). Hal ini dikarenakan, pada
pembelajaran dengan metodeProject Based Learning berbasis
chemoentrepreneurship mengajarkan siswa untuk kreatif, inovatif, mengasah
keterampilan dalam membuat proyek. Selain itu, pembelajaran dengan metode
Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship menurut (Schneider et al.,
2002) berhasil meningkatkan kinerja siswa selama pembelajaran.
Pada pembelajaran dengan metode seperti biasanya (ceramah), siswa hanya
mendengarkan penjelasan dari guru. siswa lebih diberi penjelasan-penjelasan materi
83
dan latihan-latihan soal yang dapat meningkatkan pemahaman materi. Proses
pembelajaran dengan metode ceramah tidak menanamkan konsep materi secara
mendalam sehingga pemahaman siswa tidak bertahan lama dalam ingatan. Hal ini
diakrenakan semua penjelasan materi diperoleh dari penjelasan guru, sehingga dalam
mengerjakan soal latihan siswa masih mengalami kebingungan dalam menjawab.
Oleh karena itu, rata-rata skor postest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol.
Pada analisis tahap akhir, nilai yang didapatkan dari postest digunakan untuk
analisis hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji kesamaan dua varians data nilai postest pada kedua kelas tersebut.
Hasil dari analisis uji normalitas dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi
normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thtung kedua kelas lebih kecil dari tTabel. Kelas
eksperimen memiliki thitung sebesar 6,969 dan kelas kontrol memiliki thitung sebesar
7,62 yang lebih kecil dari tTabel sebesar 7,81. Uji ini dapat menentukan teknik analisis
selanjutnya yaitu teknik analisis parametrik. Sedangkan uji kedua varians
menunjukkan kedua kelas memiliki varians yang sama.
Berdasarkan data postest diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas
eksperimen yaitu 83,75 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60, sedangkan
rata-rata nilai siswa kelas kontrol 79,96 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah
60. Hasil analisis data postest, rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar daripada
kelas kontrol. Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil uji t nilai posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen, dengan taraf signifikan 5% dan dk = 31+32-2 = 61, maka
84
diperoleh thitung = 3,606 dan t (0,95)(61) = 1,999. Hasil perhitungan diperoleh nilai thitung>
t (0,95)(61), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan proses
sains siswa antar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang signifikan yaitu nilai siswa
kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pada uji t dilakukan hanya pada
nilai postest, karena untuk mengetahui apakah keterampilan proses sains siswa kelas
eksperimen lebih baik dari siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan.
Hasil perhitungan data tes akhir untuk uji N-gain menyatakan bahwa kelas
eksperimen mengalami peningkatan melalui tes objektif pada kategori sangat tinggi
dengan nilai N-gain 0,71. Sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai N-gain 0,57
dengan kategori sedang. Kedua kelas tersebut memiliki perbedaan peningkatan yang
signifikan. Pengukuranketerampilan proses sains dalam penelitian dilakukan melalui
tes objektif pada awal dan akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil tes, kelas
eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal ini dilihat dari rata-rata pretets
dan postest dengan nilai N-gain untuk kelaskontrol sebesar 0,57, sedangkan kelas
eksperimen sebesar 0,71.
Pada penelitian ini hasil uji N-gain tiap siswa juga dihitung. Kriteria nilai (g)
yang dihitung yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pada kelas kontrol sebanyak 7 siswa
mendapatkan nilai (g) dengan kriteria tinggi, sebanyak 22 siswa memperoleh nilai (g)
dengan kriteria sedang, dan sebanyak 2 siswa memperoleh nilai (g) dengan kriteria
rendah. Sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 18 siswa memperoleh nilai (g)
dengan kriteria tinggi, sebanyak 13 siswa memperoleh nilai (g) dengan kriteria
sedang, dan sebanyak 1 siswa memperoleh nilai (g) dengan kriteria rendah. Hasil
85
perhitungan nilai (g) terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih banyak
memperoleh kriteria tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan nilai (g)
dikarenakan faktor proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode
Project Based Learning berbasis chemoentreprenership sedangkan proses
pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode seperti biasa (ceramah).
Nilai N-gain pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol,
dikarenakan proses pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan metode
Project Based Learning berbasis Chemoentreprenership mengajak siswa untuk
kreatif, inovatif, mengasah ketrampilan, dan pemahaman. Selain itu, hasil
pembelajaran dengan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentreprenership akan tahan lama dalam ingatan dan dapat membangun
pengetahuan dalam benaknya sendiri, dan bekerja sama dalam meningkatkan
keterampilan proses sains. Sedangkan siswa kelas kontrol hanya mendengarkan
penjelasan dari guru, sehingga siswa hanya memperoleh konsep sesuai dengan
konsep materi yang diberikan guru. Hal ini mengakibatkan keterampilan proses sains
kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional, yaitu
dengan metode seperti biasa(ceramah) tidak menunjukkan peningkatan yang
maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metodeProject Based
Leararning berbasis Chemoentrepreneurship dapat meningkatkan keterampilan
proses sains. Peningkatan keterampilan proses sains pada penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitianmenyebutkan bahwa (Wiyarsi & Partana, 2009) penerapan
86
pembelajaran berbasis proyek cukup efektif dalam meningkatkan aspek kemandirian,
aspek kerja sama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik. Serta penelitian
(Widyaningrum, dkk., 2014) menyebutkan bahwa keterampilan proses sains siswa
dapat dilakukan pada ranah kognitif dan psikomotorik peserta didik. Karena
keterampilan proses sains siswa merupakan keterampilan dasar untuk meningkatkan
nilai sikap serta keterampilan siswa.
Analisis dari di uji t dan uji N-gain disebutkan bahwa kelas eksperimen
nilainya lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini ditandai dari aspek keterampilan
proses yang dinilai diantaranya mengamati, memprediksi, mengidentifikasi, dan
menyimpulkan kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Metode Project Based
Learning berbasis chemoentrepreneurship yang dilakukan ada perbedaan dalam
keterampilan proses sains sesuai dengan penelitian (Siwa, dkk, 2013), karena langkah
Project Based Learning itu memfasilitasi siswa dalam meningkatkan keterampilan
proses sains.
Berdasarkan hasil observasi sikap dan keterampilan laboratorium yang
dilakuka oleh observer hasil sikap rata-rata kelas kontrol sebesar 78% dan kelas
eksperimen sebesar 81%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil sikap siswa yang diberi
pembelajaran dengan metodeProject Based Learning berbasis
chemoentrepreneurship lebih baik daripada kelas yang diberi pembelajaran tanpa
metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Aspek-aspek yang
mendukung nilai sikap pada kelas eksperimen lebih tinggi karena perhatian dalam
mengikuti pelajaran cukup baik. Hal ini diakerenakan antusias siswa terhadap metode
87
Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship yang cukup tinggi. Hal ini
ditunjukkan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran dengan memperhatikan guru
yang sedang mengajar dan tidak berbicara sendiri. Serta terciptanya suasana
kompetitif anatarsiswa yang terjadi di dalam kelas memacu siswa lebih semangat
untuk melakukan percobaan dan mempresentasikan di depan kelas.
Pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol, terdapat beberapa siswa
yang asyik berbicara sendiri dengan temannya dan kurang memperhatikan penjelasan
guru. Hal tersebut dibuktikan dengan aspek perhatian kelas lebih rendah dari kelas
eksperimen. Hal ini karena kegiatan pembelajaran dikelas kontrol lebih banyak
ceramah maka siswa mempunyai catatan yang dibawa setiap pembelajaran
berlangsung. Pada aspek perhatian dalam mengikuti pelajaran siswa masih ada yang
gaduh ketika proses pembelajaran berlangsung, masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan metode pembelajaran yang
diterapkanmaka terlihat bahwa terdapat perbedaan pada tahapan-tahapan
pelaksanaan pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Nilai rata-rata keterampilan laboratorium diukur untuk kelas kontrol sebesar
67%, sedangkan kelas eksperimen sebesar 71%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode Project Based Laerning berbasis Chemoentrepreneurship
menunjukkan keterampilan proses sains kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol. Aspek-aspek yang mendukung tercapinya nilai keterampilan laboratorium
prediksi dan komunikasi nilainya lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini diakrena kelas
eksperimen lebih terbiasa melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah Project
88
Based Learning sehingga siswa lebih mudah untuk melakukan pembelajaran
menggunakan Project Based Learning. Kelas eksperimen disini ditambah dengan
penilaian proyek keterampilan proses sains yaitu pembuatan es krim dan VCO.
Masing-masing kelompok memperoleh persentase yang baik.Proyek es krim dan
VCO sebesar 70%. Hal ini dapt disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Project
Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship dapat meningkatkan keterampilan
proses sains siswa.
Kelas kontrol tidak terbiasa menggunakan pembelajaran dengan langkah
Project Based Learning ini terlihat mereka mengalami kesusahan, banyak dari kelas
kontrol yang bertanya terus saat praktikum berlangsung.Ditunjukkan dari presentasi
hasil mereka hanya menjelaskan hasilnya prosesnya mereka tidak di jelaskan.Hal ini
menyebabkan keterampilan laboratorium siswa kurang.
Respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode Project Based Laerning
berbasis Chemoentrepreneurship juga tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis
angket yang diberikan pada kelas eksperimen yang terdiri dari 19 item pertanyaan
diperoleh bahwa rata-rata respon kelas menunjukkan respon siswa sangat baik karena
siswa memilih setuju 63,13%. Hal ini menunjukkan siswa antusias dengan
pembelajaran dengan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship. Pembelajaran dengan menggunakan metode Project Based
Learning berbasis Chemoentrepreneurship sangat jarang mereka dapatkan. Metode
yang peneliti tawarkan ini siswa lebih antusias karena siswa dapat melakukan
percobaan dengan mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
89
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan
sebagai beriukut:
1. Metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship meningkatkan
keterampilan proses sains siswa pada materi koloid yang ditunjukkan dari hasil uji
t sebesar 3,606 dan nilai N-gain 0,71. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol, nilai sikap dan keterampilan laboratorium >70 kriteria baik.
2. Hasil analisis angket respon siswa menyatakan bahwa penerapan metode Project
Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada materi koloid lebih
memotivasi siswa dalam belajar, meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga
lebih berani bertanya dan aktif dalam mengungkapkan pendapat, serta dapat
membuat siswa mudah dalam memahami materi, hal ini dapat dilihat dari
pemahaman siswa yang meningkat dalam pembelajaran.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:
1. Kepada peneliti/calon peneliti yang hendak melakukan penelitian sejenis, supaya
memperhitungkan alokasi waktu agar aspek-aspek yang akan dinilai dapat diamati
dengan baik, yaitu dengan mengefektifkan langkah-langkah dalam proses
pembelajaran.
90
2. Guru hendaknya dalam mengajar lebih melibatkan siswa secara aktif agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku
belajar yang baik.
3. Diharapkan guru dapat menggunakan metode Project Based Learning berbasis
Chemoentrepreneurship yang dapat mengembangkan kemampuan keterampilan
proses sains siswa pada materi yang lain, tidak hanya meningkatkan aspek sikap
siswa saja.
91
Daftar Pustaka
Ango, L. 2002. Mastery of science process skills and their effective use in the
teaching of science: An Educology of Science Education in the Nigerian
Context, International Journal of Educology, 16(1). (0nline). Tersedia :
http://www.era-usa.net/images/011-IJE 2002 V16 NI Ang, Mary, Mastery of
Science.pdf ( diakses tanggal 12 Januari 2014)
Anitah. 2007. Strategi pembelajaran kimia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Arikunto. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Borich, G. 2007. Effective Teaching Methods: Research-Based Practice Sixth
Edition. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2, Kimia Koloid
(143-152). Jakarta: Erlangga.
Conny, S. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Cord. 2001. Contextual Learning Resource, (online), (http://www.cord.org, diakses
14 Maret 2014)
Dahar, R.W. 2003. Aneka wacana pendidikan ilmu pengetahuan alam. Bandung:
Publikasi Terbatas.
Devi, K. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA, diakses dari
http://bpgdiddik-jabar.com/materi/6_sma_biologi_1.pdf. (14 Januari 2014).
Hake, R. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept of Physics, Indiana
University. Tersedia di http://www.physics.indiana.edu di akses tanggal 5-
01-2015
Hananta, A. 2009. Kimia 2 untuk SMA/ MA Kelas XI, Bab 10 Sistem Koloid (92-120).
Jakarta: Setiaji.
Holil, A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, diakses dari
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. (7 Maret
2014)
92
Mei, Y.2007. Promoting Science Prosess Skills and The Relevance of Science
Through Science Alive Programme, Proceedings of the Redesigning
Pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore,
May.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: 2005
Nurhadu & Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
Purba, M. 2006. Kimia Jilid 2 untuk SMA Kelas XI, Bab 10 Koloid (281-302).
Jakarta: Erlangga.
Rusmiyati, A & Yulianto. 2009. Peningkatan keterampilan proses sains dengan
menerapkan model problem based-insctruction. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 5(9):1
Rais, M. 2010. Project Based Learning: Inovasi Pembelajaran yang Berorientasi Soft
Skills. Makalah disajikan sebagai Makalah Pendamping dalam Seminar
Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejurusan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Surabaya tahun 2010. Surabaya: Unesa.
Rustaman, N. 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Artikel Diklat NTT. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Sarwanto.2009.http://www.sarwanto.staff.uns.ac.id/files/2009/05/penilaian-
afektif.ppt.Akses 14 Januari 2015
Schneider, R, Kracjik, J, Mark, Ronald, W & Soloway, E. 2002. Performance of
students in project-based science classroom on national measure of science
achievement. Journal of Research Science Teaching, 39(5): 410-422
Sherman & Sherman. 2004. Science and Science Teaching: Methods for Inegrating
Teachnology in Elementary and Middle Schools Second Edition. Boston New
York: Houghton Mifflin Company
Siwa, IB., Muderawan, IW., Tika IN. 2013. Pengaruh pembelajaran berbasis proyek
dalam pembelajaran kimia terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari
gaya kognitif siswa. E-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA. (3):1
93
Sudjana, N. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan V.
Bandung: Sinar Baru Glasindo.
Sujdana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta, Bab 13 Larutan dan Sistem Koloid
(489-561). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supardi, K. I. & G. Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II, Bab 2 Kimia Koloid (25-28).
Semarang: UPT UNNES Press.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supartono. 2006. Peningkatan Relevansi Lulusanmelalui Pembelajaran dengan
PendekatanChemo-entrepreneurship (CEP), LaporanProgram Hibah
Kompetisi 2006 Program A2. Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Semarang.
The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project
Based Learning. Diambil pada tanggal 10 Juli 2007 dari
http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php
http://waras khamdi.com/contect/view/52/16 diakses 7 Maret 2014
Widyaningrum, P & Sudarmin. 2014. Pengembangan alat alternative evaluasi terpadu
berbasis keterampilan proses sains pada tema mikroskop dan jaringan
tumbuhan. Journal Education Science, 3(3): 642
Wiyarsi, A & C.F. Partana. 2009. Penerapan pembelajaran berbasis proyek pada
perkuliahan workshop pendidikan kimia untuk meningkatkan kemandirian
dan prestasi belajar mahasiswa. Jurnal Pendidikan Kimia, 12(1): 32-41
94
Yuniastuti, E. 2013. Upaya meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar
biologi dengan pendekatan jelajah alam sekitar pada siswa kelas VII SMP
kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Sosioscientia Kopertis Wilayah XI
Kalimantan, 5(1): 31-38
96
Lampiran 1
Silabus
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BERGAS
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/Genap
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu : 10 jam
Kompetensi
Dasar
Materi
Pelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/Bah
an/Alat
Mengelompok
an sifat-sifat
koloid dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Koloid
Menjawab
pertanyaan
esensial
tentang materi
suspensi kasar,
larutan dan
koloid dalam
percobaan
Mengklasifikasika
n suspensi kasar,
larutan sejati, dan
koloid berdasarkan
data hasil
pengamatan (efek
Tyndall, homogen/
heterogen, dan
Jenis
tagihan
Tugas
kelompok
Bentuk
instrumen
observasi
8 jam Sumber
Buku
paket
kimia
gravindo
dan
sumber
lain
97
sederhana
Melakukan
percobaan
sederhana
tentang
mengklasifikas
ikan suspensi
kasar, larutan
sejati, dan
kolid
Membuat
desain proyek
es krim dan
VCO
Menjawab
pertanyaan
esensial
tentang sifat-
sifat koloid
Melakukan
percobaan
sederhana
tentang efek
tyndall dan
adsobsi
Membuat
jadwal proyek
es krim dan
VCO
penyaringan)
Mendeskripsikan
sifat-sifat koloid
(efek Tyndall, dan
adsobsi)
Mengelompokkan
jenis koloid
berdasarkan fase
terdispersi dan fase
pendispersi
Mendeskripsikan
peranan koloid
pada es krim dan
VCO
Bahan/alat
LKS
Praktikum
98
Menentukan
fase terdispersi
dan fase
pendispersi
dari es krim
dan VCO
Mengevaluasi
proyek dengan
menjawab
pertanyaan di
LKS dan
membuat
laporan dari es
krim dan VCO
96
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : 2015/2016
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Kompetensi Dasar
Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
C. Indikator
1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data
hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan).
97
2. Mendiskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall dan koagulasi) melalui
percobaan.
3. Mendiskripsikan cara pembuatan koloid dan kegunaannya.
D. Tujuan
1. Melalui percobaan, siswa dengan percaya diri dapat mengklasifikasikan
suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasar kan data hasil pengamatan
(effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)denganbenar.
2. Melalui percobaan, siswa dengan percaya diri dapat mendiskripsikan sifat-sifat
koloid (effek Tyndall dan adsobsi) dengan benar.
3. Melalui kegiatan diskusi, siswa dengan percaya diri dapat menentukan desain
proyek yang akan dilakukan yaitu berupa es krim dan VCO dengan benar.
4. Melalui kegiatan diskusi, siswa dengan percaya diri dapat membuat jadwal
pembuatan proyek es krim dan VCO dengan tepat dan benar.
5. Melalui diskusi, siswa dengan percaya diri dapat menjawab pertanyaan dengan
tepat dan benar.
6. Melaluidiskusi, siswa dengan percaya diri dapat menyelesaikan laporan
dengan tepat dan benar.
E. Materi
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya anatara larutan dan
suspense. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat
heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid
merupakan system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media
98
yang homogeny. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm)
hingga satu micrometer (µm).
Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel
koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga
akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada
layar tersebut tampak buram.
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan
stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda
muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi
karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan,
pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.
F. Model Pembelajaran
Metode : PjBL
G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
Power point, LKS.
2. Alat
Komputer, Onfocus.
3. Sumber Belajar
a. Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.
b. Watoni, H., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Bandung: Yrama Widya.
99
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin.
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan untuk
mengarahkan siswa kemateri yang akan
dipelajari. “Apa yang dimaksud sistem
koloid? Apa bedanya koloid, suspensi, dan
larutan?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok
Siswa menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya
10 menit
100
Pertanyaan
esensial
tentang
suspense
kasar,
larutan
sejati, dan
koloid
Siswa menjawab pertanyaan esensial
tentang materi suspense kasar, larutan
sejati, dankoloid.
Manakah yang termasuk suspense
kasar, larutan sejati, dan koloid antara:
1. Susu bubuk + air
2. Terigu + air
3. Gulapasir + air
4. Kopi + air
5. Garam + air
6. Santan
Jelaskan perbedaan dari suspense
kasar, larutan sejati, dan koloid
Siswa mendiskusikan untuk membuat
percobaan sederhana tentang suspense
kasar, larutan sejati, dankoloid.
Elaborasi
Guru membimbing siswa dalam diskusi
kelompok untuk melakukan percobaan
sederhana yaitu membedakan kolid,
suspensi, dan larutan dengan alat dan bahan
30 menit
101
seperti tertera dalam LKS
Siswa mendiskusikan jawaban atas
percobaan yang dilakukan.
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan pada tiap
kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi.
Kelompok lain memberikan tanggapan.
Guru memberikan konfirmasi dan
penegasan terhadap jawaban siswa.
Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.
20 menit
Penutup Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi berdasarkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
Memberikan tugas untuk membaca buku
sumber atau referensi lain
Menyiapakan alat dan bahan untuk
praktikum
Guru menutup pertemuan dengan doa dan
salam
20 menit
102
Pertemuan Ke 2 (3 x 45 menit)
Strategi Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin.
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
membahas materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan materi yang
akan dibahas. Misalnya memberikan
pertanyaan: Apalarutan yang termasuk
koloid bisa dibuktikan dengan efek
Tyndall?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa menjawab pertanyaan esensial
tentang sifat-sifat koloid
Apakah koloid dapat di buktikan
40 menit
103
Desain
proyek es
krim dan
VCO
dengan efek tyndall?
Sifat dari koloid apakah efek tyndall
saja? Jika tidak sebutkan dan jelaskan
yang lain
Siswa melakukan percobaan sederhana
yang keduaya itu tentang sifat koloid efek
Tyndall dan adsobsi
Siswa berkelompok sesuai dengan
kelompok yang sudah ditentukan untuk
membuat desain proyek es krim dan VCO
Siswa mendiskusikan jawaban atas
percobaan tersebut
Konfirmasi
Meminta perwakilan tiap kelompok
memepresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
Kelompok lain memberikan tanggapan
Guru memberikan konfirmasi dan
penegasan terhadap jawaban siswa
Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan
30 menit
104
Penutup Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi berdasarkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
Memberikan tugas untuk membuat proyek
di rumah
Guru menutup pertemuan dengan doa dan
salam
15 menit
Pertemuan Ke 3 (2 x 45 menit)
No Strategi Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin.
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
membahas materi yang dipelajari pada
minggu sebelumnya dan mengkaitkannya
dengan materi yang akan dibahas.
10 menit
105
Misalnya “pada pertemuan sebelumya
kita sudah mempelajari mengenai sifat-
sifatkoloid. Pada hari ini kita akan
mempelajari pembuatan koloid sesuai
dengan proyek yang sudah dikerjakan di
rumah yaitu es krim dan VCO. Es krim
dan VCO termasuk kedalam pembuatan
kolid apa?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Membuat
jadwal
proyek
Elaborasi
Siswa menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya
Siswa mendiskusikan jadwal proyek yang
dibuat oleh masing-masing kelompok dan
menjawab pertanyaan yang ada di LKS
Siswamendiskusikanjawabandengankelom
poknya
Konfirmasi
Meminta perwakilan tiap kelompok
memepresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
30 menit
30 menit
106
Kelompok lain memberikan tanggapan
Guru memberikan konfirmasi dan
penegasan terhadap jawaban siswa
Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan
Penutup Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi berdasarkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat laporan dariproyek yang di
buatyaitueskrimdan VCO, lalu
dipresentasikan pada pertemuan
berikutnya.
Guru menutup pertemuan dengan doa dan
salam
20 menit
Pertemuan Ke 4 (3 x 45 menit)
No Strategi Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
5 menit
107
Guru memeriksa kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
membahas materi yang dipelajari pada
minggu sebelumnya dan mengkaitkannya
dengan materi yang akan dibahas.
Misalnya “pada pertemuan sebelumya
kita sudah mempelajari mengenai
pembuatankoloid. Pada hari ini kita akan
mempelajaritentangkegunaankoloid.
Sebutkankegunaandarikoloid?dalam
bidang apa saja sebutkan contohnya?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengevaluasi
proyek
Elaborasi
Siswa menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya
Siswa mendiskusikan laporan dari proyek
dengan kelompoknya
20 menit
108
dengan
membuat
laporan dan
menjawab
pertanyaan
Siswa menentukan fase terdispersi dan
fase pendispersi dengan kelompoknya atas
es krim dan VCO yang dibuat
Siswa mendiskusikan jawaban dengan
kelompoknya
Konfirmasi
Meminta perwakilan tiap kelompok
memepresentasikan hasil laporanproyek
di depan kelas
Kelompok lain memberikan tanggapan
Guru memberikan konfirmasi dan
penegasan terhadap jawaban siswa
Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan
50 menit
Penutup Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi berdasarkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
15 menit
99
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Kontrol
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bergas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : 2015/2016
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Kompetensi Dasar
Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
C. Indikator
1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data
hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan).
2. Mendiskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall dan koagulasi) melalui
percobaan.
100
3. Mendiskripsikan cara pembuatan koloid dan kegunaannya.
D. Tujuan
1. Melalui tayangan materi dari power point, siswa dengan percaya diri dapat
mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data
hasil pengamatan dengan benar.
2. Melalui diskusi, siswa dengan percaya diri dapat mengklasifikasikan suspensi
kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan dengan
benar.
3. Melalui tayangan materi dari power point, siswa dengan percaya diri dapat
mendiskripsikan sifat-sifat koloid dengan benar.
4. Melalui tayangan materi dari power point, siswa dengan percaya diri dapat
mendiskripsikan cara pembuatan kolid dan kegunaan koloid.
5. Siswa dapat mengerjakan soal latihan dengan disiplin, jujur dan
bertanggungjawab.
6. Siswa dapat menyimpulkan materi yang dipelajari dengan santun, proaktif,
percaya diri dan komunikatif.
E. Materi
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya anatara larutan dan
suspense. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat
heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid
merupakan system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media
101
yang homogeny. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm)
hingga satu micrometer (µm).
Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel
koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga
akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada
layar tersebut tampak buram.
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan
stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda
muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi
karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan,
pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.
F. Model Pembelajaran
Metode : Ceramah
G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
Power point, lembar diskusi.
2. Alat
Komputer, Onfocus.
3. Sumber Belajar
Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.
Watoni, H., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Bandung: Yrama Widya.
102
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan untuk
mengarahkan siswa kemateri yang
akan dipelajari. “Apa yang
dimaksudsistemkoloid?
Apabedanyakoloid, suspensi,
danlarutan?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
10 menit
Kegiatan Inti
Elaborasi
Guru menjelaskan pengertian sistem
koloid
Guru menjelaskan macam-macam
30 menit
103
koloid
Guru menyuruh siswa melakukan
percobaan tentang efek Tyndall dan
adsobsi
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas.
Guru memberikan latihan soal kepada
siswa
Guru menyuruh masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas.
30 menit
Penutup Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi berdasarkan
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Memberikan tugas untuk membaca
buku sumber atau referensi lain
Guru menutup pertemuan dengan doa
dan salam
20 menit
104
Pertemuan 2 (3 x 45 menit)
Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
ApersepsidanMemotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
membahas materi yang dipelajari
pada pertemuan sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan materi yang
akan dibahas. Misalnya memberikan
pertanyaan: Apalarutan yang
termasuk koloid bisa dibuktikan
dengan efek Tyndall?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
5 menit
Kegiatan Inti
Elaborasi
Guru menjelaskan sifat-sifat koloid
Siswa melakukan percobaan sifat-sifat
koloid
40 menit
30 menit
105
Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepada
siswa
Guru menyuruh kelompok untuk
memperesentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
Penutup Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi berdasarkan
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Memberikan tugas untuk membaca
buku sumber atau referensi lain
Guru menutup pertemuan dengan doa
dan salam
15 menit
Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
10 menit
106
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
membahas materi yang dipelajari
pada minggu sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan materi yang
akan dibahas. Misalnya “pada
pertemuan sebelumya kita sudah
mempelajari mengenai sifat-
sifatkoloid. Pada hari ini kita akan
mempelajari pembuatan koloid.
Sebutkan pembuatan koloid itu apa
saja?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Elaborasi
Guru menjelaskan pembuatn sistem
koloid
30 menit
107
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas.
Guru memberikan latihan soal kepada
siswa
30 menit
Penutup Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi berdasarkan
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Memberikan tugas untuk membaca
buku sumber atau referensi lain
Guru menutup pertemuan dengan doa
dan salam
20 menit
Pertemuan 4 (3 x 45 menit)
Kegiatan Strategi Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan doa.
5 menit
108
Guru memeriksa kehadiran siswa
sebagai sikap disiplin.
Apersepsi dan Memotivasi
Guru melakukan apersepsi dengan
membahas materi yang dipelajari
pada minggu sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan materi yang
akan dibahas. Misalnya “pada
pertemuan sebelumya kita sudah
mempelajari mengenai
pembuatankoloid. Pada hari ini kita
akan mempelajarikegunaankoloid.
Kegunaan koloid itu apa saja?dalam
bidang apa saja sebutkan contohnya?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Elaborasi
Guru menjelaskan penggunaan koloid
dalam kehidupan sehari-hari
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada
30 menit
40 menit
109
siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas.
Guru memberikan latihan soal kepada
siswa
Guru menyuruh beberapa siswa untuk
maju ke depan mengerjakan latihan
soal di papan tulis dan mengoreksi
hasil pekerjaan siswa bersama-sama.
Penutup Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi berdasarkan
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Guru menutup pertemuan dengan doa
dan salam
15 menit
99
Lampiran 4
Kisi – kisi Soal Keterampilan Proses Sains
Konsep Indikator KPS Soal Kunci jawaban Kriteria
Suspensi
kasar
Mengklasifikasi
1. Perhatikan jenis campuran berikut ini!
i. Campuran air dantepungterigu
ii. Air gula
iii. Air laut
iv. Kabut
v. Air kapur
Yang termasuk suspensi kasar adalah…
A. i dan v
B. ii dan iv
C. iv dan v
A
C3
100
Gel
Memprediksi
D. i dan ii
E. iii dan v
2.
Apa yang terjadi pada gambar di atasjika gelatin dicampurkan dengan
air panas…
A. Gel
B. Buih
C. Tidak terjadi apa-apa
D. Emulsi
E. Aerosol
A
C3
101
Sistem
koloid
Mengamati
Mengamati
3.Berikut ini adalah gambar larutan, koloid, dan suspensi
.
Air dengan susu merupakan contoh koloid. Jika larutan tersebut
dicampurkan warnanya akan….
A. Kusam
B. Bening
C. Keruh
D. Putih jernih
E. Jernih
4. Campuran berikut yang menghasilkan cairan bening adalah…
A. Deterjen dan air
B. Pasir dan air
C. Garam dapur dan air
C
C
C2
C2
102
Mengamati
Memprediksi
D. Susu dan air
E. Teh dan air
5. Terdapat
air air+susu air+tepung terigu air+gulapasir
Campuran yang berwarna keruh adalah….
A. Air
B. Campuran air dengan gula pasir
C. Campuran air dengan tepung terigu
D. Campuran air dengan susu
E. C dan D benar
6. Kebakaran hutan dapat menyebabkan terjadinya kabut asap yang
menyebabkan terganggunya kesehatan, terutama pernafasan. Kejadian
E
C
C2
C3
103
Mengklasifikasi
tersebut termasuk kedalam sistem koloid….
A. Sol
B. Busa
C. Aerosol
D. Buih
E. Emulsi
7. Di antara campuran berikut:
1. NaCl + air
2. Tepung terigu + air dipanaskan
3. Sabun + air
4. Gula + air
Yang menghasilkan sistem koloid adalah:
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 4
C. 1, 2, dan 4
D
C3
104
Sifatkoloid
Efektyndall
Mengklasifikasi
Menyimpulkan
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
8. i. satu fase
ii. tidak jernih
iii. heterogen
iv. umumnya stabil
Sifat-sifat di atas yang merupakan sifat koloid adalah…
A. i dan ii
B. ii dan iii
C. iii dan iv
D. ii dan iv
E. ii dan i
9. Untuk menentukan efek tyndall dilakukan beberapa percobaan. Efek
Tyndall terjadi pada…..
D
C
C3
C3
105
Efek tyndall sempel Pengamatan Berkas
Sinar
Air
Air + garam
Air + susu
Sinarnya diteruskan
Sinarnya diteruskan
Sinarnya di
hamburkan
A. Air
B. Air + garam
C. Air + susu
D. Air + susu dan air
E. Air + garam dan air
106
Memprediksi
Menyimpulkan
10. Beberapa larutan di bawah ini
( 1) (2)
Di uji sifat efek Tyndallnya. Apa yang terjadi jika larutan no 1 disorot
dengan senter….
A. Cahaya akan diteruskan
B. Cahaya di belokan
C. Cahaya di pantulkan
D. Cahaya di hamburkan
E. Cahaya tidak dibelokan dan tidak di pantulkan
11. Pada percobaan efek tyndall pada larutan cahaya meneruskan sinar
sedangkan koloid menghamburkannya, hal ini terjadi karena….
A. Perbedaan muatan
B. Pengumpulan partikel koloid
A
E
C3
C4
107
Larutansejat
i, suspensi,
dankoloid
Menyimpulkan
Mengklasifikasi
C. Pengaruh tekanan udara pada permukaan sistem koloid
D. Pengaruh sorotan cahaya
E. Perbedaan ukuran partikel
12. Suatu contoh air sungai setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak
jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek tyndall. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai…
A. Tergolong larutan sejati
B. Tergolong suspense
C. Tergolong sol
D. Tergolong koloid
E. Mengandung partikel kasar dan partikel koloid
13. Untuk membedakan koloid, larutan sejati dan suspensi kasar
dilakukan beberapa percoban. Dari hasil percobaan data
diperolehsebagaiberikut.
D
B
C4
C3
108
Campuran pada
tabung
Sifat-sifat
A
B
C
Jernih, satu fase
Dapat disaring dengan kertas
saring biasa, tidak jernih
Dua fase, tidak jernih
Pernyataan berikut yang benar adalah…
A. A = koloid, B = larutan sejati, C = suspensi kasar
B. A = larutan sejati, B = suspensi kasar, C = koloid
C. A = larutan sejati, B = koloid, C = suspense kasar
D. A = koloid, B = suspensi kasar, C = larutan sejati
E. A = suspensi kasar, B = koloid, C = larutan sejati
109
Pembuatank
oloid
Mengamati
Mengklasifikasi
14.
Pada gambar di atas ada larutan air dan terigu di campurkan akan
terjadi….
A. Warnanya akan putih keruh
B. Larutan Bening
C. Berwarna kuning
D. Berwarna putih
E. Tidak berwarna
15. Diketahui beberapa pembuatan koloid.
1. Satu sendok teh gula dan satu sendok teh belerang digerus
kemudian larutkan dalam air
2. Pembuatan susu dengan mesin homogenisasi
3. Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh
4. Larutan As2O3 dialiri gas
A
E
C2
C3
110
Memprediksi
Menyimpulkan
Yang termasuk pembuatan koloid cara kondensasi adalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
16. Pada pembuatan saus salad, agar campuran minyak dan cuka dapat
tercampur dengan baik maka harus ditambahkan…
A. Zat pengelmusi
B. Gula
C. Garam
D. Zat pewarna
E. Zat pengawet
17. Campuran air dengan susu termasuk kolid dikarenakan….
A. Tidak bisa disaring dengan kertas saring
A
E
C3
C3
111
Aerosol
Mengklasifikasi
Mengklasifikasi
B. Tampak homogen
C. Heterogen
D. Tidak stabil
E. A dan B benar
18. Dari sistem koloid ada gel, kabut, buih, susu, dansantan yang
termasuk golongan aerosol cair adalah….
A. Gel
B. Kabut
C. Buih
D. Susu
E. Santan
19. Sistem koloid ada gabus, kabut, asap, batuapung, dan mutiara yang
fase tedispersinya padat dan medium pendispersi gas adalah…
A. Gabus
B. Kabut
B
C
C3
C3
112
Koloid
pelindung
Sol
Memprediksi
Mengklasifikasi
C. Asap
D. Batu apung
E. Mutiara
20. Apa yang akan terjadi jika pada saat pembuatan es krim ditambahkan
gelatin….
A. Tidak timbul kristal
B. Es krim lebih banyak
C. Es krim menjadi lebih enak
D. Es krim warnanya bagus
E. B dan D benar
21. Sistem koloid ada aerosol, busa, emulsi, gel, dan sol yang dibentuk
dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair
dinamakan….
A. Aerosol
B. Busa
A
E
C3
C3
113
Dispersikol
oid
Mengklasifikasi
C. Emulsi
D. Gel
E. Sol
22. Perhatikan data di bawah ini:
No
.
Warna
larutan
Keadaan sebelum
penyaringan
Keadaan
sesudah
penyaringan
Dikenakan cahaya
1. Kuning Keruh Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
2. Kuning
kecokla
tan
Bening Bening Terjadi
penghamburan
cahaya
3. Biru Bening Bening Tidak terjadi
B
C3
114
penghamburan
cahaya
4. Putih Keruh Keruh Terjadi
penghamburan
cahaya
5. Tak
berwar
na
Bening Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
Dari data di atas yang termasuk dispersi koloid adalah…
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 2 dan 3
D. 3 dan 5
E. 4 dan 5
115
Gerak
Brown
Liofob
Memprediksi
Memprediksi
23. Sistem dispersi koloid pada umumnya sukar mengendap (terpisah)
oleh pengaruh gravitasi bumi, hal itu disebabkan oleh….
A. Adanya gerak brown
B. Adanya efek tyndall
C. Adanya zat pendispersi
D. Bermuatan listrik
E. Koloid dapat terkoagulasi
24. Dari sistem koloid diperoleh data sebagai berikut:
1. Mudah dikoagulasi
2. Member efek tyndall yang jelas
3. Partikel terdispersi mengadsorpsi ion
Data di atas menunjukkan ciri…
A. Sol padat
B. Sol liofil
C. Sol liofob
A
C
C3
C3
116
Asap-kabut
(smog)
Memprediksi
D. Sol hidrofil
E. Sol logam
25. Berikut ini merupakan contoh beberapa peristiwa antara lain:
1. Gangguan cuaca
2. Gangguan lalu lintas transportasi udara
3. Gangguan pada lingkungan kehidupan atau ekosistem
4. Gangguan pada penglihatan dan saluran pernafasan manusia
Yang merupakan akibat dari adanya koloid asap-kabut (smog) di
udara adalah…
A. 1,2,3
B. 1,3
C. 2,4
D. 4 saja
E. Semua benar
E
C3
117
Koagulasi
Buih
Memprediksi
Memprediksi
26. Koagulasi dapat terjadi jika
1. Koloid dipanaskan
2. Mencampurkan dua macam koloid yang berbeda muatan
3. Ditambahkan zat elektrolit
4. Partikel koloid didialisis
Pernyataan tersebut yang benar adalah…
A. 1, 2, dan 4
B. 1, 3, dan 4
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 1, 2, dan 3
27. Jika udara digelembungkan ke dalam larutan sabun, maka timbul buih.
Fase terdispersi dan fase pendispersi pada buih berturut-turut adalah…
A. Cair, padat
B. Gas, cair
E
B
C3
C3
118
Hidrofob
Emulsi
Menyimpulkan
Menyimpulkan
C. Gas, padat
D. Cair, gas
E. Padat, padat
28. As2S3 adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Larutan yang
paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah….
A. Besi (II) sulfat
B. Besi (II) klorida
C. Kalium fosfat
D. Magnesium sulfat
E. Aluminium sulfat
29. Bila minyak kelapa dicampurkan dengan air akan terjadi dua lapisan
yang tidak saling melarut. Suatu emulsi akan terjadi bila campuran ini
dikocok dan ditambahkan….
A. Air es
B. Air sabun
B
B
C4
C4
119
Memprediksi
C. Larutan garam
D. Minyak tanah
E. Larutan gula
30. Saat pembuatan VCO bahan utama yang digunakan adalah buah
kelapa. Buah kelapa di ambil santennya. Santen disini di dalam
sistem koloid termasuk…
A. Emulsi
B. Sol
C. Busa
D. Aerosol
E. Buih
A
C3
122
Lampiran 5
LKS
Untuk mengkaji materi koloid yang terdiri dari sistem kolid, macam-macam
koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan kolid, dan kegunaannya lakukan tugas
proyek ini dengan kelompokmu.
Buatlah proyek es krim dan VCO!
Sebelum membuat proyek tersebut lakukanlah percobaan no 1, dan 2
1. Mengelompokkan campuran ke dalam larutan sejati, koloid, dan suspensi
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Beaker glass (100 ml dan 200 ml)
2. Pengaduk
3. Corong
4. Kertas saring
Bahan :
1. Susu bubuk
2. Terigu
123
3. Gula pasir
4. Kopi
5. Garam
6. Santan
7. Air
CARA KERJA
1. Siapkan 6 buah beaker glass.
2. Buatlah campuran dalam masing-masing beaker glass :
a. susu bubuk + air dalam beaker glass 1
b. terigu + air dalam beaker glass 2
c. gula pasir + air dalam beaker glass 3
d. kopi + air dalam beaker glass 4
e. garam + air dalam beaker glass 5
f. Santan dalam beaker glass 6
3. Aduklah setiap campuran, perhatikan zat yang dicampurkan larut atau tidak.
4. Diamkan campuran itu. Catat apakah campuran stabil/tidak, bening/keruh.
124
5. Saringlah setiap campuran. Catat manakah yang meninggalkan residu dan apakah
hasil penyaringan bening atau keruh.
DATA HASIL PENGAMATAN
Campuran Keadaan awal Keadaan akhir
Susu bubuk + air
Terigu + air
Gula pasir + air
Kopi + air
Garam + air
Santan
Kesimpulan
Analisis Data
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, campuran-campuran manakah yang termasuk
ke dalam larutan sejati, koloid atau suspensi?
2. Jelaskan perbedaan antara suspensi kasar, larutan sejati dan koloid !
3. Sebutkanmacam-macamkoloid!
125
Sudah pahamkah! Untuk lebih memahami materi koloid lakukan percobaan
dibawah ini!
2. PERCOBAAN EFEK TYNDALL DAN ADSOBSI
1. Siapkan 3 gelas kimia kemudian isilah masing – masing gelas dengan campuran
berikut ini:
a. Air
b. Air dengan Garam
c. Air dengan Susu
2. Aduk campuran tersebut
3. Ambil senter dan sorot ke gelas pertama yang berisi campuran air dengan garam
4. Amati sorot cahaya yang dipancarkan
5. Kemudian ambil senter dan sorot ke gelas kedua yang berisi campuran air dengan
susu
6. Amati sorot cahaya yang dipancarkan
126
2. - Dimasukansirupkedalamlabu Erlenmeyer
- Ditambahkannorit
- Disaringdengankertassaring
- Diamatifiltratnyadanbandingkansirup yang tidakdiberinoritsebelumnya
DATA PENGAMATAN EFEK TYNDALL
Efek Tyndall Sampel Pengamatan Berkas Sinar
Air
Air + garam
Air + susu
DATA PENGAMATN ADSOBSI
Sampel Pengamatan
Sirup
Sirup + norit
Kesimpulan
Analisis Data
1. Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall?
2. Aapakah sifat dari koloid hanya efek tyndall? Kalau ada sebutkan dan jelaskan!
3. Apa yang dimaksuddenganadsobsi?
128
Setelah melakukan percobaan sederhana, mari rancanglah proyek untuk membuat es krim dan VCO. Sebelum
membuat proyek jawablah pertanyaan dibawah ini
1. Apakah es krim dan VCO termasuk koloid?
2. Bagaimana cara menentukannya?
3. Bisakah dibuktikan dengan efek tyndall? Bagaimana caranya?
Langkah pertama tuliskan rincian jadwal pada tabel dibawah ini.
Tabel. Rincian Jadwal Kegiatan Proyek
No.
Rincian Kegiatan
Alat
Bahan
Biaya
Waktu
pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan
Masuk Keluar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
129
Setelah menuliskan rincian jadwal langkah kedua membuat langkah kerja
atau cara kerja dari proyek sesuai dengan kelompokmu.
Membuat langkah kerja
130
Setelah proyek selesai di kerjakan buatlah laporan dari tujuan, alat dan
bahan, cara kerja, data pengamatan dan kesimpulan.
Buatlah laporan Praktikum!
Tujuan
Alat dan bahan
Cara kerja
Data pengamatan yang isinya keadaan awal dan keadaan akhir
Pembahasan yang isinya fase pendispersi dan medium pendispersi, cara
pembuatan termasuk kondensasi, dispersi, atau asosiasi
Kesimpulan
131
Diskusikan dengan kelompokmu jika produk yang kalian buat itu dijual
kira-kira harga dan keuntungan yang di peroleh berapa? Dan juga produk
kalian mau diberi nama apa?
Lembar Jawab :
132
Lampiran 6
PenilaianKeterampilanLaboratorium
Aspek keterampilan proses sains yang
diamati
Beri Tanda √
4 3 2 1
1. Investigasi/merencanakan
percobaan
a. Menyiapkan alat dan
bahan
b. Membuat tabel hasil
pengamatan
2. Observasi
a. Mengamati perbedaan
larutan, suspensi, dan
koloid
b. Mengamati sifat-sifat
koloid effek Tyndall
3. Klasifikasi
a. Mencatat setiap
pengamatan ke dalam
table
4. Prediksi
a. Memperkirakan bentuk
campuran (homogen atau
heterogen)
5. Interpretasi
a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan
sesuai dengan hasil
pengamatan
6. Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil
pengamatan
b. Menyimak
pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap
kelompok
c. Menjawab/menanggapi
pertanyaan
Total Skor
134
RubrikLembarObservasi
Penilaian Keterampilan Proses Sains
N
o
Aspek yang diamati Indikator KPS Penjelasan
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Investigasi/merenca
nakan percobaan
Menyiapkan
alat dan bahan
Siswa menyiapkan
alat dan bahan
lengkap sesuai
dengan LKS.
Misalnya:
menyiapkan gelas
kimia, spatula, air,
kopi, gula, susu, dan
lainnya sesuai LKS.
Siswa
menyiapkan alat
dan bahan tetapi
kurang satu.
Siswa
menyiapkan
alat dan bahan
kurang dua.
Siswa tidak
menyiapkan
alat dan
bahan sesuai
dengan
LKS.
Membuat tabel
hasil
pengamatan
Siswa membuat
table hasil
pengamatan sesuai
di LKS.
Siswa membuat
tabel hasil
pengamatan
tetapi tidak
lengkap kurang
1 tabel.
Siswa
membuat tabel
hasil
pengamatan
tetapi tidak
lengkap kurang
2 tabel.
Siswa tidak
membuat
tabel hasil
pengamatan.
2. Observasi Mengamati
perbedaan
larutan,
suspensi, dan
koloid
Siswa mengamati
perbedaan dari aspek
kelarutan,
penyaringan atau
terbentuknya
Siswa
melakukan
pengamatan
berdasarkan
kelarutan, dan
Siswa
mengamati
perbedaan
larutan,
suspensi, dan
Siswa tidak
mengamati
perbedaan
larutan,
suspensi,
135
endapan serta
homogen atau
heterogen.
penyaringan
atau
terbentuknya
endapan.
koloid hanya
dalam
penyaringan
atau terbentuk
endapannya
saja.
dan koloid.
Mengamati
sifat-sifat koloid
effek Tyndall
Siswa mengamati
sifat-sifat effek
Tyndall dari adanya
pembiasan cahaya,
saat campuran
disorotkan lampu
senter.
Siswa hanya
melakukan
pengamatan
tanpa mencari
tahu hal-hal
yang
menyebabkan
terjadinya effek
Tyndall.
Siswa tidak
melakukan
keduanya.
Siswa
melakukan
percobaan
koloid effek
Tyndall.
3. Klasifikasi Mencatat setiap
pengamatan ke
dalam tabel
Siswa mencatat
secara detail dari
segi warna,
kelarutan,
homogen/heterogen,
stabil/tidak stabil
yang terlihat dari
hasil praktikum dari
keadaan awal dan
keadaan akhir.
Siswa hanya
mencatat
sebagian dari
hasil praktikum
dari keadaan
awal dan
keadaan akhir.
Siswa hanya
mencatat hasil
praktikum dari
keadaan
akhirnya saja.
Siswa tidak
mencatat
hasil
pengamatan
ke dalam
tabel.
4. Prediksi Memperkirakan
bentuk
campuran
(homogen atau
Siswa
memperkirakan
apakah campuran
homogen atau
Siswa hanya
memperkirakan
apakah
campuran
Siswa tidak
memperkiraka
n campuran
homogen dan
Siswa tidak
memperkira
kan apakah
campuran
136
heterogen) heterogen (larut
sempurna atau dapat
dipisahkan).
homogen atau
heterogen tetapi
kurang tepat
dalam
memperkirakan
campuran larut
sempurna atau
dapat
dipisahkan.
heterogen saja. homogen
atau
heterogen
(larut
sempurna
atau dapat
dipisahkan).
5. Interretasi Menganalisis
data
Siswa menjelaskan
data yang diperoleh
secara lengkap dari
segi warna,
penyaringan,
terbentuk endapan
atau tidak.
Siswa
menjelaskan
data yang
diperoleh tetapi
tidak
menjelaskan
terbentuk
endapan atau
tidak.
Siswa
menjelaskan
data yang
diperoleh tidak
secara lengkap
hanya segi
warnanya saja
yang
dijelaskan.
Siswa tidak
menjelaskan
data yang
diperoleh.
Membuat
kesimpulan
sesuai dengan
hasil
pengamatan
Siswa
menyimpulkan
tentang
pembelajaran yang
telah dilakukan
sesuai dengan hasil
pengamatan.
Siswa
menyimpulkan
berdasarkan
teori dari buku
paket kimia.
Siswa
membuat
kesimpulan
tetapi tanya
dengan
kelompok lain.
Siswa tidak
membuat
kesimpulan
tentang
pembelajara
n yang telah
dilakukan.
6. Komunikasi Mempresentasi
kan hasil
Siswa
mendiskusikan hasil
pengamatan yang
didapat, pada semua
Siswa
mendiskusikan
pembahasan
hanya kepada
Siswa
melakukan
diskusi diluar
topik
Siswa tidak
melakukan
diskusi.
137
kelompok dalam
diskusi kelas.
beberapa
kelompok saja.
pembahasan.
Menyimak
pendapat/gamba
ran yang
disampaikan
tiap kelompok
Siswa
mendengarkan,
memperhatikan, dan
menanggapi
pendapat orang lain.
Siswa hanya
mendengarkan
dan
memperhatikan
pendapat orang
lain.
Siswa hanya
mendengarkan
saja.
Siswa tidak
mendengark
an,
memperhati
kan, dan
menanggapi
pendapat
orang lain.
Menanggapi/me
njawab
pertanyaan
Siswa menjawab
pertanyaan guru,
teman, dan
sebagainya dengan
jawaban yang tepat.
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan sebagainya
dengan jawaban
yang kurang
tepat.
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan sebagainya
tetapi salah.
Siswa tidak
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan
sebagainya.
138
Penilaian Proyek Keterampilan Proses Sains VCO
Aspek keterampilan proses sains yang diamati Beri Tanda √
4 3 2 1
1. Investigasi/merencanakan percobaan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membuat tabel hasil pengamatan
2. Observasi
a. Mengamati
saatpengadukanantarasantandanminyakterp
isah
3. Klasifikasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
4. Interpretasi
a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil
pengamatan
5. Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil pengamatan
b. Menyimak pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap kelompok
c. Menjawab/menanggapi pertanyaan
Total Skor
Rata-rata nilaikelas Kriteria
x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
139
Rubrik Lembar Observasi
Penilaian Keterampilan Proses Sains
N
o
Aspek yang diamati Indikator KPS Penjelasan
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Investigasi/merenca
nakan percobaan
Menyiapkan
alat dan bahan
Siswa menyiapkan
alat dan bahan
lengkapsesuai yang
dibutuhkan.
Misalnya: wajan,
pengadukan,
parutan, kelapa, dll.
Siswa
menyiapkan alat
dan bahan tetapi
kurang satu.
Siswa
menyiapkan
alat dan bahan
kurang dua.
Siswa tidak
menyiapkan
alat dan
bahan.
Membuat tabel
hasil
pengamatan
Siswa membuat
table hasil
pengamatan sesuai
di LKS.
Siswa membuat
tabel hasil
pengamatan
tetapi tidak
lengkap kurang
1 tabel.
Siswa
membuat tabel
hasil
pengamatan
tetapi tidak
lengkap kurang
2 tabel.
Siswa tidak
membuat
tabel hasil
pengamatan.
2. Observasi Mengamati saat
pengadukan
antara santan
dan minyak
terpisah
Siswa mengamati
saat pengadukan
antara santan dan
minyak yang
memisah
Siswa
melakukan
pengamatan
hanyasaatpenga
dukan.
Siswa
mengamati
saat
memasukan
santan kedalam
wajan.
Siswa tidak
mengamati.
140
3. Klasifikasi Mencatat setiap
pengamatan ke
dalam tabel
Siswa mencatat
secara detail dari
segi warna,
keadaanawaldanakhi
r,
jugaadaendapanataut
idak.
Siswa hanya
mencatat
sebagian dari
hasil pembuatan
VCO dari
keadaan awal
dan keadaan
akhir.
Siswa hanya
mencatat hasil
pembuatan
VCO dari
keadaan
akhirnya saja.
Siswa tidak
mencatat
hasil
pengamatan
ke dalam
tabel.
5. Interretasi Menganalisis
data
Siswa menjelaskan
data yang diperoleh
secara lengkap dari
segi warna yaitu
kuning bening,
baunya tidak tengik,
dan tidak ada
endapan.
Siswa
menjelaskan
data yang
diperoleh tetapi
tidak
menjelaskan
baunyatengikata
utidak.
Siswa
menjelaskan
data yang
diperoleh tidak
secara lengkap
hanya segi
warnanya saja
yang
dijelaskan.
Siswa tidak
menjelaskan
data yang
diperoleh.
Membuat
kesimpulan
sesuai dengan
hasil
pengamatan
Siswa
menyimpulkan
tentang
pembelajaran yang
telah dilakukan
sesuai dengan hasil
pengamatan.
Siswa
menyimpulkan
berdasarkan
teori dari buku
paket kimia.
Siswa
membuat
kesimpulan
tetapi tanya
dengan
kelompok lain.
Siswa tidak
membuat
kesimpulan
tentang
pembelajara
n yang telah
dilakukan.
6. Komunikasi Mempresentasi
kan hasil
Siswa
mendiskusikan hasil
pengamatan yang
didapat, pada semua
kelompok dalam
Siswa
mendiskusikan
pembahasan
hanya kepada
beberapa
Siswa
melakukan
diskusi diluar
topik
pembahasan.
Siswa tidak
melakukan
diskusi.
141
diskusi kelas. kelompok saja.
Menyimak
pendapat/gamba
ran yang
disampaikan
tiap kelompok
Siswa
mendengarkan,
memperhatikan, dan
menanggapi
pendapat orang lain.
Siswa hanya
mendengarkan
dan
memperhatikan
pendapat orang
lain.
Siswa hanya
mendengarkan
saja.
Siswa tidak
mendengark
an,
memperhati
kan, dan
menanggapi
pendapat
orang lain.
Menanggapi/me
njawab
pertanyaan
Siswa menjawab
pertanyaan guru,
teman, dan
sebagainya dengan
jawaban yang tepat.
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan sebagainya
dengan jawaban
yang kurang
tepat.
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan sebagainya
tetapi salah.
Siswa tidak
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan
sebagainya.
142
Penilaian Proyek Keterampilan Proses Sains EsKrim
Aspek keterampilan proses sains yang
diamati
Beri Tanda √
4 3 2 1
1. Investigasi/merencanakan
percobaan
a. Menyiapkan alat dan
bahan
b. Membuat tabel hasil
pengamatan
2. Observasi
a. Mengamati saat
pencampuranbahan
3. Klasifikasi
a. Mencatat setiap
pengamatan ke dalam
tabel
4. Interpretasi
a. Menganalisis data
b. Membuat kesimpulan
sesuai dengan hasil
pengamatan
5. Komunikasi
a. Mempresentasikan hasil
pengamatan
b.Menyimak
pendapat/gambaran yang
disampaikan tiap kelompok
d. Menjawab/menanggapi
pertanyaan
Total Skor
Rata-rata nilaikelas Kriteria
x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
Kriteria Penilaian Jumlah skor
166
Rubrik Lembar Observasi
Penilaian Keterampilan Proses Sains
N
o
Aspek yang diamati Indikator KPS Penjelasan
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Investigasi/merenca
nakan percobaan
Menyiapkan
alat dan bahan
Siswa menyiapkan
alat dan bahan
lengkapsesuai yang
dibutuhkan.
Misalnya: blender,
pengadukan, susu,
tepungmayzena, dll.
Siswa
menyiapkan alat
dan bahan tetapi
kurang satu.
Siswa
menyiapkan
alat dan bahan
kurang dua.
Siswa tidak
menyiapkan
alat dan
bahan.
Membuat tabel
hasil
pengamatan
Siswa membuat
table hasil
pengamatan sesuai
di LKS.
Siswa membuat
tabel hasil
pengamatan
tetapi tidak
lengkap kurang
1 tabel.
Siswa
membuat tabel
hasil
pengamatan
tetapi tidak
lengkap kurang
2 tabel.
Siswa tidak
membuat
tabel hasil
pengamatan.
2. Observasi Mengamati saat
pengadukan
antara santan
dan minyak
terpisah
Siswa mengamati
saat pencampuran
bahan sampai
selesai.
Siswa
melakukan
pengamatan
hanyasaatpenga
dukan.
Siswa
mengamati
saatakhirsaja.
Siswa tidak
mengamati.
3. Klasifikasi Mencatat setiap
pengamatan ke
dalam tabel
Siswa mencatat
secara detail dari
segi warna, keadaan
Siswa hanya
mencatat
sebagian dari
Siswa hanya
mencatat dari
keadaan
Siswa tidak
mencatat
hasil
167
awal dan akhir. keadaan awal
dan keadaan
akhir.
akhirnya saja. pengamatan
ke dalam
tabel.
5. Interretasi Menganalisis
data
Siswa menjelaskan
data yang diperoleh
secara lengkap dari
segi struktur lebih
lembut dan padat,
rasanya lebih lama
di mulut.
Siswa
menjelaskan
data yang
diperoleh tetapi
tidak
menjelaskan
teksturnyasaja.
Siswa
menjelaskan
data yang
diperoleh tidak
secara lengkap
hanya segi
rasanyasaja.
Siswa tidak
menjelaskan
data yang
diperoleh.
Membuat
kesimpulan
sesuai dengan
hasil
pengamatan
Siswa
menyimpulkan
tentang
pembelajaran yang
telah dilakukan
sesuai dengan hasil
pengamatan.
Siswa
menyimpulkan
berdasarkan
teori dari buku
paket kimia.
Siswa
membuat
kesimpulan
tetapi tanya
dengan
kelompok lain.
Siswa tidak
membuat
kesimpulan
tentang
pembelajara
n yang telah
dilakukan.
6. Komunikasi Mempresentasi
kan hasil
Siswa
mendiskusikan hasil
pengamatan yang
didapat, pada semua
kelompok dalam
diskusi kelas.
Siswa
mendiskusikan
pembahasan
hanya kepada
beberapa
kelompok saja.
Siswa
melakukan
diskusi diluar
topik
pembahasan.
Siswa tidak
melakukan
diskusi.
Menyimak
pendapat/gamba
ran yang
disampaikan
tiap kelompok
Siswa
mendengarkan,
memperhatikan, dan
menanggapi
pendapat orang lain.
Siswa hanya
mendengarkan
dan
memperhatikan
pendapat orang
lain.
Siswa hanya
mendengarkan
saja.
Siswa tidak
mendengark
an,
memperhati
kan, dan
menanggapi
168
pendapat
orang lain.
Menanggapi/me
njawab
pertanyaan
Siswa menjawab
pertanyaan guru,
teman, dan
sebagainya dengan
jawaban yang tepat.
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan sebagainya
dengan jawaban
yang kurang
tepat.
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan sebagainya
tetapi salah.
Siswa tidak
menjawab
pertanyaan
guru, teman,
dan
sebagainya.
166
Lampiran 7
PANDUAN OBSERVASI ASPEK SIKAP SISWA
Tujuan :
Mengetahui kemampuan sikap siswa pada pembelajaran materi koloid
N
o
Aspek Indikator Skore
1. Perhatian dalam mengikuti
pelajaran
a. Memperhatikan guru
mengajar dengan baik.
b. Sering menyampaikan
pendapat
c. Memperhatikan teman saat
presentasi
Jika semua indikator
dilaksanakan atau muncul
4
Jika salah satu indikator tidak
dilaksanakan atau muncul
3
Jika salah satu indikator
dilaksanakan atau muncul
2
Jika tidak ada satu pun indikator
yang tidak dilaksanakan atau
muncul
1
2. Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan (rasa
ingin tahu)
Jika siswa bertanya ≥ 4 kali 4
Jika siswa bertanya 2 - 3 kali 3
Jika siswa bertanya hanya 1 kali 2
Jika siswa tidak mengajukan
pertanyaan
1
3. Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Jika siswa menjawab
pertanyaan ≥ 4
4
Jika siswa menjawab
pertanyaan 2 - 3 kali
3
Jika siswa menjawab
pertanyaan hanya 1 kali
2
Jika siswa tidak pernah
menjawab pertanyaan
1
4. Tanggungjawab
a. Melaksanakan tugas
individu dari guru dengan
baik.
b. Menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan
c. Tidak menuduh orang lain
tanpa bukti kuat yang
Jika semua indikator
dilaksanakan atau muncul
4
Jika salah satu indikator tidak
dilaksanakan atau muncul
3
Jika salah satu indikator
dilaksanakan atau muncul
2
Jika tidak ada satu pun indikator
yang tidak dilaksanakan atau
1
167
akurat
d. Mengembalikan barang
yang dipinjam dan
meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukan
muncul
5. Partisipasi/kerjasama
a. Aktif dalam kerja kelompok
b. Suka menolong teman/orang
lain
c. Kesediaan melakukan tugas
sesuai kesepakatan
d. Dapat berkomunikasi dengan
teman dan dapat memberikan
pendapat
Jika semua indikator
dilaksanakan atau muncul
4
Jika salah satu indikator tidak
dilaksanakan atau muncul
3
Jika salah satu indikator
dilaksanakan atau muncul
2
Jika tidak ada satu pun indikator
yang tidak dilaksanakan atau
muncul
1
6. Kejujuran
a. Tidak nyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan
b. tidak melakukan plagiat,
mengemukakan perasaan
terhadap sesuatu apa
adanya
c. melaporkan data atau
informasi apa adanya
d. mengakui kesalahan atau
kekurangan yang di miliki
Jika semua indikator
dilaksanakan atau muncul
4
Jika salah satu indikator tidak
dilaksanakan atau muncul
3
Jika salah satu indikator
dilaksanakan atau muncul
2
Jika tidak ada satu pun indikator
yang tidak dilaksanakan atau
muncul
1
7.
Kemampuan menghargai
pendapat teman
Mendengarkan dan
memperhatikan pendapat teman
4
Menolak pendapat teman saat
teman mengemukakan pendapat
tapi dengan alasan yang
rasional
3
Memotong pembicaraan teman
saat teman mengemukakan
pendapat
2
Mencela ketika teman
menyampaikan pendapat
1
8. Disiplin
a. Masuk kelas tepat waktu
b. Mengumpulkan tugas tepat
waktu
c. memakai seragam sesuai
tata tertib,
Jika semua indikator
dilaksanakan atau muncul
4
Jika salah satu indikator tidak
dilaksanakan atau muncul
3
Jika salah satu indikator
dilaksanakan atau muncul
2
168
Rata-rata nilaikelas Kriteria
x ≥ 80 SangatBaik
60 ≤ x < 80 Baik
40 ≤ x < 60 Cukup
x < 40 Jelek
d. Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
Jika tidak ada satu pun indikator
yang tidak dilaksanakan atau
muncul
1
9. Kelengkapan buku
Mempunyai buku catatan, LKS
dan buku kimia
4
Mempunyai buku catatan dan
LKS
3
Mempunyai buku catatan saja 2
Tidak mempunyai buku catatan
dan LKS dan buku kimia
1
169
Lampiran 8
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODEL PjBL
Petunjuk : berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda
No Pertanyaan Jawaban
SS S TS ST
Motivasi
1 Apakah siswa merasa senang
pembelajaran dengan menggunakan
model PjBL?
2 Apakah siswa merasa tertarik
pembelajaran dengan menggunakan
model PjBL?
3 Setelah mengetahui pembelajaran
dilaksanakan dengan model PjBL yaitu
pemberian proyek kepada siswa, apakah
memotivasi siwa untuk lebih giat belajar?
4 Dengan merancang percobaan/proyek
sendiri apakah membuat siswa termotivasi
dalam belajar?
Kerjasama
5 Apakah dengan model PjBL dapat
meningkatkan kerjasama dalam
kelompok?
6 Apakah dengan kerjasama membuat siswa
dapat lebih memahami materi yang
disampaikan?
7 Apakah dengan kerjasama membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran?
Penguasaan Materi
8 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih mudah memahami materi?
9 Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model PjBL dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk
mengingat suatu konsep materi?
10 Apakah dengan model PjBL siswa lebih
mudah belajar?
11 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih mudah mencerna materi?
Kemampuan bertanya
12 Apakah dengan model PjBL dapat
meningkatkan keberanian siswa dalam
170
bertanya?
13 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih berani menanggapi pendapat
teman?
Presentasi hasil diskusi
14 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih percaya diri dalam
menyampaikan hasil diskusi?
15 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih aktif untuk menyampaikan
pendapat saat mempresentasikan hasil
diskusinya?
16 Apakah dengan model PjBL membuat
siswa lebih berani tampil di depan kelas?
17 Apakah pembelajaran dengan
menggunakan model PjBL dapat melatih
keterampilan proses sains siswa?
Penghargaan
18 Apakah dengan pemberian penghargaan
membuat siswa lebih bersemangat dalam
belajar?
19 Apakah dengan penghargaan yang
dilakukan melalui model PjBL membuat
siswa merasa senang dan termotivasi?
NP% =
x 100%
Keterangan :
NP% = persentasenilaisiswa yang diperoleh
n = jumlahskor yang diperoleh
N = jumlahskormaksimal
171
Lampiran 9
SOAL TES
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Materi : Koloid
Kelas/Semster : XI/II
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk :
1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar yang tersedia.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang tepat.
4. Kerjakan soal dari yang dianggap mudah terlebih dahulu.
5. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan seperti berikut:
Jawaban semula : A B C D E
Pembetulan : A B C D E
1. Perhatikan jenis campuran berikut ini!
vi. Air
vii. Air gula
viii. Air laut
ix. Kabut
x. Air kapur
Yang termasuksuspensikasaradalah…
A. i dan v
B. ii dan iv
C. iv dan v
D. i dan ii
E. iii dan v
172
2.
Gambar di atasmenunjukkan campuran gelatin dengan air dipanaskan, apa yang akan
terjadi…
A. Gel
B. Buih
C. Tidak terjadi apa-apa
D. Emulsi
E. Aerosol
3. i. satu fase
ii. tidak jernih
iii. heterogen
iv. umumnya stabil
Sifat-sifat di atas yang merupakan sifat koloid adalah…
A. i dan ii
B. ii dan iii
C. iii dan iv
D. ii dan iv
E. ii dan i
4. Untuk menentukan percobaan efek tyndall dilakukan beberapa percobaan. Dari hasil
percobaan di bawah ini dapat disimpulkan…..
Efek tyndall sempel Pengamatan Berkas
Sinar
Air
Air + garam
Air + susu
Sinarnya diteruskan
Sinarnya diteruskan
Sinarnya di
hamburkan
A. Air termasuk efek tyndall
B. Air + garam termasuk efek tyndall
C. Air + susu termasuk efek tyndall
D. Air + susu dan air termasuk efek tyndall
E. Air + garam dan air termasuk efek tyndall
173
5. Untuk membedakan koloid, larutan sejati dan suspensi kasar dilakukan beberapa percoban.
Dari hasil percobaan didapat data sebagai berikut.
Campuran pada
tabung
Sifat-sifat
A
B
C
Jernih, satu fase
Dapat disaring
dengan kertas saring
biasa, tidak jernih
Dua fase, tidak
jernih
Dari hasil percobaan tersebut maka…
A. A = koloid, B = larutan sejati, C = suspensi kasar
B. A = larutan sejati, B = suspensi kasar, C = koloid
C. A = larutan sejati, B = koloid, C = suspense kasar
D. A = koloid, B = suspensi kasar, C = larutan sejati
E. A = suspensi kasar, B = koloid, C = larutan sejati
6. Pada percobaan efek tyndall larutan air dengan garam di sorot dengan senter apa yang
terjadi…..
A. Cahaya akan diteruskan
B. Cahaya di belokan
C. Cahaya di pantulkan
D. Cahaya di hamburkan
E. Cahaya tidak dibelokan dan tidak di pantulkan
7. Pada pembuatan agar-agar fase terdispersi dan medium pendispersi berturut-turut adalah….
A. Cair, cair
B. Padat, cair
C. Padat, padat
D. Cair, gas
E. Cair, padat
8. Diketahui beberapa pembuatan koloid.
1. Satu sendok teh gula dan satu sendok teh belerang digerus kemudian larutkan dalam air
2. Pembuatan susu dengan mesin homogenisasi
3. Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh
4. Larutan As2O3 dialiri H2S
Yang termasukpembuatankoloidcarakondensasiadalah…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
174
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
9. Campuran berikut yang menghasilkan cairan bening adalah…
A. Deterjen dan air
B. Pasir dan air
C. Garam dapur dan air
D. Susu dan air
E. Teh dan air
10. Berikut berturut-turut merupakan fase terdispersi dan medium pendispersi dari krim kocok
yang digunakan dalam pembuatan es krim coklat adalah ….
A. Padat, cair
B. Gas, padat
C. Gas, cair
D. Cair, gas
E. Cair, padat
11. Pada percobaan efek tyndall pada larutan cahaya meneruskan sinar sedangkan koloid
menghamburkannya, hal ini terjadi karena….
A. Perbedaan muatan
B. Pengumpulan partikel koloid
C. Pengaruh tekanan udara pada
permukaan sistem koloid
D. Pengaruh sorotan cahaya
E. Perbedaan ukuran partikel
12. Sistem koloid yang dibentuk dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair
disebut….
A. Gel
B. Aerosol
C. Buih
D. Sol
E. Emulsi
13. Jika udara digelembungkan ke dalam larutan sabun, maka timbul buih. Fase terdispersi dan
fase pendispersi pada buih berturut-turut adalah…
A. Cair, padat
B. Gas, cair
C. Gas, padat
D. Cair, gas
E. Padat, padat
14. Gerak Brown yang terjadi pada partikel koloid dapat menaikkan suhu. Kenaikan suhu
tersebut juga dapat menyebabkan…
A. Tabrakan antar molekul medium pendispersi dengan zat yang terdispersi makin lemah
B. Tabrakan antar molekul medium pendispersi dengan zat yang terdispersi makin kuat
175
C. Tidak terjadi tabrakan
D. Terjadi tabrakan antar medium pendispersi
E. Terjadi tabrakan antar molekul zat yang terdispersi
15. Perhatikan data di bawah ini:
No. Warna
larutan
Keadaan
sebelum
penyaringan
Keadaan
sesudah
penyaringan
Dikenakan
cahaya
1. Kuning Keruh Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
2. Kuning
kecoklatan
Bening Bening Terjadi
penghamburan
cahaya
3. Biru Bening Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
4. Putih Keruh Keruh Terjadi
penghamburan
cahaya
5. Tak
berwarna
Bening Bening Tidak terjadi
penghamburan
cahaya
Dari data di atas yang termasukdispersikoloidadalah…
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 2 dan 3
D. 3 dan 5
E. 4 dan 5
16. Suatu contoh air sungai setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak jernih. Filtrat tersebut
ternyata menunjukkan efek tyndall. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai…
A. Tergolong larutan sejati
B. Tergolong suspensi
C. Tergolong sol
D. Tergolong koloid
E. Mengandung partikel kasar dan partikel koloid
176
17. Dari sistem koloid diperoleh data sebagai berikut:
1. Mudah dikoagulasi
2. Member efek tyndall yang jelas
3. Partikel terdispersi mengadsorpsi ion
Data di atasmenunjukkanciri…
A. Sol padat
B. Sol liofil
C. Sol liofob
D. Sol hidrofil
E. Sol logam
18. Berikut ini merupakan contoh beberapa peristiwa antara lain:
1. Gangguan cuaca
2. Gangguan lalu lintas transportasi udara
3. Gangguan pada lingkungan kehidupan atau ekosistem
4. Gangguan pada penglihatan dan saluran pernafasan manusia
Yang merupakan akibat dari adanya koloid asap-kabut (smog) di udara adalah…
A. 1,2,3
B. 1,3
C. 2,4
D. 4 saja
E. Semua benar
19. Koagulasi dapat terjadi jika
1. Koloid dipanaskan
2. Mencampurkan dua macam koloid yang berbeda muatan
3. Ditambahkan zat elektrolit
4. Partikel koloid didialisis
Pertanyaan tersebut yang benar adalah…
A. 1, 2, dan 4
B. 1, 3, dan 4
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 1, 2, dan 3
177
20. Kebakaranhutan dapat menyebabkan terjadinya kabut asap yang menyebabkan terganggunya kesehatan, terutama
pernafasan. Kejadian tersebut termasuk kedalam sistem koloid….
A. Sol
B. Busa
C. Aerosol
D. Buih
E. Emulsi
178
Lampiran 10
AnalisisButirSoal
MenentukaValiditas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda, danReliabilitas
No siswa
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
6 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
9 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
11 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
13 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
179
18 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
22 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 7 11 11 11 5 9 9 11 11 11 9 9 8 9 9
p 0.21875 0.343 0.343 0.343 0.156 0.281 0.281 0.34 0.343 0.343 0.281 0.281 0.25 0.28 0.281
q 0.78125 0.656 0.656 0.656 0.843 0.718 0.718 0.65 0.656 0.656 0.718 0.718 0.75 0.71 0.718
p*q 0.1709 0.225 0.225 0.225 0.131 0.202 0.202 0.22 0.225 0.225 0.202 0.202 0.18 0.20 0.202
No siswa
No. Soal 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
180
8 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
9 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
10 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
12 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0
13 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
14 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
15 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
16 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
17 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
18 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
19 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
20 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
21 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
22 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
23 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Jumlah 16 16 11 15 11 20 7 11 11 11 11 9 17 18 16
p 0.5 0.5 0.344 0.4688 0.3438 0.625 0.21875 0.3438 0.3438 0.344 0.3438 0.2813 0.5313 0.5625 0.5
181
q 0.5 0.5 0.656 0.5313 0.6563 0.375 0.78125 0.6563 0.6563 0.656 0.6563 0.7188 0.4688 0.4375 0.5
p*q 0.25 0.25 0.226 0.249 0.2256 0.2344 0.170898 0.2256 0.2256 0.226 0.2256 0.2021 0.249 0.2461 0.25
X1Y X2Y X3Y X4Y X5Y X6Y X7Y X8Y X9Y X10Y X11Y X12Y X13Y X14Y X15Y
24 24 24 24 0 24 24 24 24 24 24 0 24 24 24
11 0 11 0 11 11 0 11 11 11 0 0 0 0 0
26 0 26 26 26 26 26 26 26 26 0 26 26 26 0
0 22 22 0 22 0 22 22 22 22 22 22 0 22 22
22 22 0 22 0 22 0 22 22 22 22 0 22 22 22
26 26 0 26 0 26 26 26 0 26 26 26 26 26 26
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
0 18 0 18 0 18 0 18 18 0 18 18 18 0 18
0 23 0 23 0 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
0 0 20 0 20 0 0 0 20 20 20 20 20 20 0
0 24 24 24 0 24 24 24 24 24 24 24 0 24 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
0 10 10 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 11 11 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0
12 12 0 12 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0
0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
182
0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0
0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
150 215 183 222 108 203 193 236 229 234 208 200 188 216 196
21.42 19.54 16.63 20.18 21.6 22.55 21.44 21.45 20.81 21.27 23.1111 22.2222 23.5 24 21.7777
0.428 0.307 0.119 0.348 0.439 0.501 0.429 0.430 0.389 0.418 0.53732 0.47997 0.56241 0.59467 0.45130
valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
X16Y X17Y X18Y X19Y X20Y X21Y X22Y X23Y X24Y X25Y X26Y X27Y X28Y X29Y X30Y
0 0 24 0 24 24 24 24 24 24 0 24 24 24 24
0 0 11 11 0 0 0 0 11 0 0 11 0 0 0
26 26 26 26 26 26 26 0 26 26 26 26 26 26 26
22 0 22 0 0 22 22 22 22 0 22 22 22 22 22
22 22 22 0 0 22 22 22 22 22 0 0 22 22 22
26 26 26 26 26 26 0 26 26 26 26 26 26 26 26
29 29 29 29 29 29 0 29 29 29 29 29 29 29 29
18 0 18 18 0 18 0 18 0 18 0 18 0 18 18
23 23 23 0 0 23 0 23 23 23 0 23 23 23 23
0 20 0 20 20 20 20 20 20 0 20 20 20 20 20
24 24 24 24 0 24 24 24 24 24 0 0 24 24 24
8 0 0 8 8 8 0 0 8 0 8 0 8 0 0
0 10 0 10 0 10 0 0 0 0 10 0 10 10 10
183
11 11 11 11 0 11 11 0 0 0 11 0 11 11 0
8 8 0 0 8 8 0 0 0 8 8 0 0 8 0
8 8 0 8 8 8 0 0 0 0 8 0 8 0 0
12 12 0 12 12 12 0 0 0 12 0 0 12 12 0
0 6 0 0 6 6 0 6 0 0 0 0 0 0 6
10 10 0 10 10 10 0 0 0 10 0 0 10 10 10
6 0 0 0 0 6 0 6 0 0 0 0 0 6 6
0 7 0 7 0 7 0 0 0 0 7 0 7 0 7
0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0
4 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4
257 247 236 224 177 320 149 220 235 222 175 199 287 300 277
16.0625 15.4375 21.4545 14.9333 16.0909 16 21.2857 20 21.3636 20.1818 15.9090 22.11111 16.88235 16.66667 17.312
0.08257 0.04225 0.43045 0.00972 0.08440 0.07854 0.41955 0.33660 0.42458 0.34833 0.07267 0.472811 0.135469 0.121553 0.1632
tidak tidak valid tidak tidak tidak valid valid valid valid tidak valid tidak tidak tidak
ba 6 8 7 8 5 9 7 10 10 10 9 8 8 9 8 8 7 10 7 5 10 6 9 10 8 5 9 9 10 10
ja 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
bb 1 3 4 3 0 0 2 1 1 1 0 1 0 0 1 8 9 1 8 6 10 1 2 1 3 6 0 8 8 6
jb 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
184
Skor Dayabeda
0,25 Cukup
0,25 Cukup
0,15 Jelek
0,25 Cukup
0,25 Cukup
0,45 Baik
0,25 Cukup
0,45 Baik
0,45 Baik
0,45 Baik
0,45 Baik
0,35 Cukup
0,4 Cukup
0,45 Baik
0,35 Cukup
0 Jelek
-0,1 Jelek
0,45 Baik
-0,05 Jelek
-0,05 Jelek
0 Jelek
0,25 Cukup
0,35 Cukup
0,45 Baik
0,25 Cukup
-0,05 Jelek
0,45 Baik
0,05 Cukup
0,1 Jelek
0,2 Jelek
185
Skor Tingkat Kesukaran
0,304 Sedang
0,478 Sedang
0,478 Sedang
0,48 Sedang
0,22 Sukar
0,391 Sedang
0,39 Sedang
0,48 Sedang
0,48 Sedang
0,48 Sedang
0,39 Sedang
0,391 Sedang
0,35 Sedang 0,39 Sedang 0,39 Sedang
0,7 Mudah
0,7 Mudah
0,48 Sedang
0,65 Sedang
0,478 Sedang
0,87 Mudah
0,3043 Sedang
0,478 Sedang
0,48 Sedang
0,48 Sedang
0,478 Sedang
0,39 Sedang
0,739 Mudah
0,78 Mudah
0,7 Mudah
RELIABILITAS 0.9443
N 23 N-1 22 S^2 67.269 Σp*q 6.5117
186
Lampiran 11
DAFTAR NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN
AJARAN 2013-2014
No XI-IPA1 XI-IPA2 XI-IPA3
1 76 66 80
2 85 88 89
3 89 88 78
4 98 96 93
5 65 93 80
6 89 96 86
7 86 96 86
8 76 88 70
9 60 88 91
10 85 68 84
11 62 85 85
12 83 68 78
13 83 85 75
14 79 86 88
15 75 60 60
16 75 78 75
17 83 95 60
18 73 75 60
19 89 86 75
20 76 76 75
21 91 72 80
22 91 70 83
23 75 73 76
24 89 53 83
25 75 70 98
26 95 75 86
27 88 82 60
28 78 83 89
29 60 70 91
30 76 92 84
31 85 96 88 32 78
n 31 32 31
jumlah 2490 2574.5 2486
rata2 80.32258065 80.453125 80.19354839
S^2 96.026 130.764 101.028
S 9.799275813 11.4352027 10.05126644
Xmax 98 96 98
Xmin 60 53 60
Rentang 38 43 38
log n 1.491 1.505 1.491
K ht 5.92149359 5.966994928 5.92149359
K 6 6 6
p K 6.333333333 7.166666667 6.333333333
p k 6 7 6
187
Lampiran 12
UJI NORMALITAS DATA HASIL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP KELAS XI IPA 1
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika x2 < x
2 tabel
Nilai maksimal = 98
Panjang Kelas = 6
Nilai minimal = 60
Rata-rata ( X ) = 80.323
Rentang
= 38
S
= 9.7993
Banyak kelas = 3
N
= 31
å
k
1i i
2ii2
E
EO
188
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk
batas kls
Peluang
Untuk Z Luas kelas Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
60 - 66 59.5 -2.12 0.483 0.062388423 1.934041101 4 2.2068746
67 - 73 66.5 -1.41 0.421 0.163955938 5.082634076 1 3.2793825
74 - 80 73.5 -0.70 0.257 0.264081181 8.186516598 10 0.4017242
81 - 87 80.5 0.02 0.007 0.260828554 8.085685166 7 0.1457777
88 - 94 87.5 0.73 0.268 0.157969905 4.897067051 7 0.9030562
95 - 101 94.5 1.45 0.426 0.058635942 1.817714217 2 0.0182802
101.5 2.161 0.485
x2 = 6.9550953
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh x² tabel = 7.81
6.9551
7.81
Karena 2
(hitung) < 2
(tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
189
Lampiran 13
UJI NORMALITAS DATA HASIL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP KELAS XI IPA 2
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika x
2 < x
2 tabel
Nilai maksimal = 96
Panjang Kelas = 6
Nilai minimal = 53
Rata-rata ( X ) = 80
Rentang
= 43
S
= 11
Banyak kelas = 3
N
= 32
å
k
1i i
2ii2
E
EO
190
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk batas
kls
Peluang
Untuk Z Luas kelas Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
53 - 59 52.5 -2.444 0.493 0.0261977 0.83832606 1 0.031179353
60 - 67 59.5 -1.832 0.467 0.0952107 3.04674353 2 0.359620692
68 - 75 67.5 -1.133 0.371 0.2037925 6.52135906 9 0.942082913
76 - 83 75.5 -0.433 0.168 0.2725985 8.72315355 4 2.557352607
84 - 91 83.5 0.266 0.105 0.2279357 7.29394164 8 0.068346915
92 - 99 91.5 0.966 0.333 0.1191188 3.81180056 7 2.666617925
99.5 1.666 0.452
x2 = 6.625200405
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh x² tabel =
7.81
6.6252
7.81
Karena
2(hitung) <
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
191
Lampiran 14
UJI NORMALITAS DATA HASIL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP KELAS XI IPA 3
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika x
2 < x
2 tabel
Nilai maksimal = 98
Panjang Kelas = 6
Nilai minimal = 60
Rata-rata ( X ) = 80.2
Rentang
= 38
S
= 10.1
Banyak kelas = 6
N
= 31
å
k
1i i
2ii2
E
EO
192
Kelas Interval Batas
Kelas Z untuk batas kls
Peluang
Untuk Z Luas kelas Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
60 - 66 59.5 -2.059 0.480 0.0667838 2.070297995 4 1.798654029
67 - 73 66.5 -1.362 0.413 0.166184 5.151703038 1 3.345813605
74 - 80 73.5 -0.666 0.247 0.2594369 8.04254509 10 0.476420049
81 - 87 80.5 0.030 0.012 0.2542007 7.880220198 8 0.00182066
88 - 94 87.5 0.727 0.266 0.1563203 4.845929707 7 0.957508488
95 - 101 94.5 1.423 0.423 0.0603052 1.869462202 1 0.404375398
101.5 2.120 0.483
x2 = 6.984592229
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh x² tabel =
7.81
6.9846
7.81
Karena x
2(hitung) < x
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
193
Lampiran 15
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Hipotesis
H0 : s21 = s
22 = … = s
24
Ha : Tidak semua s
2i sama, untuk i = 1, 2, 3,4
Pengujian Hipotesis
Sampel ni dk = ni - 1 Si
2 (dk) Si
2 log Si
2
(dk) log
Si2
A 31 30 96.03 2880.77 1.9824 59.472
B 32 31 130.76 4053.68 2.1165 65.611
C 31 30 101.03 3030.84 2.0044 60.133
S 94 91 680.87 9965.29 6.1033 185.216
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
S
2 =
S(ni-1) Si2
= 9965.2926
= 109.509
S(ni-1) 91
Log S
2 = 2.03944866
Harga satuan B
B = (Log S
2 ) S (ni - 1)
= 2.03944866 x 91
= 185.589828
194
c
2 =
(Ln 10) { B - S(ni-1) log
Si2}
= 2.3026 185.589828 - 185.2160
= 0.861
Untuk a = 5% dengan dk=k-1=3 - 1= 2 diperoleh c
2 tabel = 5.99
0.86
5.99
Karena x2 hitung < x
2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen)
Kriteria:
Ho diterima jika2 hitung <
2 (1-a)
(k-1)
2(1-a)(k-1)
195
Lampiran 16
UJI KESAMAAN RATA - RATA KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA)
Hipotesis
H0 :
H1 : 2 ≠ 3 ≠
Kriteria
Ho diterima jika F(hitung) < F α (k-1) (n-k)
F α (k-1) (n-k)
Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1 Jumlah kuadrat rata-rata (RY)
RY = (∑X)2
åå
196
n
= [ 2490 + 2614 + 2486 ]2
31
32
31
= 57600510
94
= 612771.39
2 Jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
AY = (∑ Xi )2 - RY
∑ ni
= ( 2490 )2+( 2614 )
2+( 2486 )
2 - 612771.39
31
32
31
= 612813.83 - 612771.39
= 42.45
3 Jumlah kuadrat total (JK tot)
JK
tot = ( 76 )2+( 85 )
2+( 89 )
2+( 98 )
2+( 65
197
= 622561.3
4
Jumlah kuadrat dalam
(DY)
DY = JK tot - RY - AY
= 622561 - 612771.39 - 42.45
= 9747.42
Tabel Ringkasan Anava
Sumber Variasi dk Jk KT F
hitung F tabel
Rata-rata 1 RY k = RY : 1 3.1
Antar Kelompok k-1 AY A = AY : (K-1) A/D
Dalam Kelompok ∑ (ni-1) DY
D = DY : (∑ (ni-1))
Total ∑ ni ∑ X2
Sumber Variasi dk Jk KT F
hitung F tabel
Rata-rata 1 612771.39 612771.39
å
198
Antar Kelompok 2 42.45 21.22 0.20 3.10
Dalam Kelompok 91 9747.42 107.11
Total 94 622561.25
Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang=(k-1)=3-1 = 2
, dk penyebut = (∑(ni-1) = 91 , dan a = 5%
Sebesar = 3.10
F hitung 0.20 < F tabel 3.10 , maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda
199
Lampiran 17
DAFTAR NILAI ULANGAN PRE-TEST
Absen Kelas
XI IPA 1 XI IPA 2
1 45 35
2 45 40
3 35 40
4 45 55
5 30 30
6 40 65
7 60 50
8 50 50
9 30 30
10 45 45
11 50 35
12 35 30
13 40 40
14 50 55
15 55 60
16 35 50
17 45 45
18 40 40
19 40 40
20 50 55
21 55 55
22 55 40
23 40 50
24 50 60
25 60 35
26 55 30
27 30 30
28 30 65
29 55 45
30 30 30
31 55 40
32 55
Xrata 44.51612903 44.53125
∑ 1380 1425
n 31 32
log n 1.491361694 1.505149978
Khitung 5.92149359 5.966994928
K 6 6
max 60 65
min 30 30
rentang 30 35
panjang 5 5.833333333
6 5
S2 90.59139785 118.3215726
S 9.517951347 10.877572
200
Lampiran 18
Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen XI IPA 2
Hipotesis
Ho :
Data berdistribusi
normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian
Hipotesis:
Kriteria yang digunakan
Rumus yang
digunakan:
Ho diterima jika
2 <
2 tabel
2()(k-3)
No. Kelas batas
Oi Me(X) S
Z-
score
[Z-
score]
Peluang Luas
Kelas Ei
(Oi-Ei)²
Kelas Interval kelas Untuk Z UntukZ Ei
1 35
- 40 34.5 10 37.50 10.88 -0.92 0.92 0.3218 0.1773 5.6721 3.3022
2 41
- 46 40.5 3 43.50 10.88 -0.37 0.37 0.1445 0.0727 2.3270 0.1946
3 47
- 52 46.5 4 49.50 10.88 0.18 0.18 0.0718 0.1963 6.2810 0.8284
4 53
- 58 52.5 4 55.50 10.88 0.73 0.73 0.2681 0.1324 4.2357 0.0131
5 59 64 58.5 2 61.50 10.88 1.28 1.28 0.4005 0.0663 2.1230 0.0071
å
k
1i i
2ii2
E
EO
201
-
6 65
- 70 64.5 2 67.50 10.88 1.84 1.84 0.4668 0.0247 0.7907 1.8493
70.5 10.88 2.39 2.39 0.4915
Jumlah 6.1947
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81
6.1947
7.81
Karena
2(hitung) <
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
202
Lampiran 19
Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol XI IPA 1
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Kriteria yang digunakan
Rumus yang digunakan:
Ho diterima jika
2 <
2 tabel
2()(k-3)
No. Kelas batas
Oi Me(X) S
Z-
score
[Z-
score]
Peluang Luas
Kelas Ei
(Oi-
Ei)²
Kelas Interval kelas
Untuk
Z UntukZ
Ei
1 30
- 34 29.5 5 32.00 9.52 -1.58 1.58 0.4427 0.0890 2.7590 1.8202
2 35
- 39 34.5 3 37.00 9.52 -1.05 1.05 0.3537 0.1528 4.7358 0.6362
3 40
- 44 39.5 5 42.00 9.52 -0.53 0.53 0.2009 0.2002 6.2072 0.2348
4 45
- 49 44.5 5 47.00 9.52 0.00 0.00 0.0007 0.1991 6.1707 0.2221
å
k
1i i
2ii2
E
EO
203
5 50
- 54 49.5 5 52.00 9.52 0.52 0.52 0.1997 0.1532 4.7482 0.0134
6 55
- 59 54.5 5 57.00 9.52 1.05 1.05 0.3529 0.0894 2.7710 1.7929
59.5 9.52 1.57 1.57 0.4423
Jumlah 4.7197
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81
4.7197
7.81
Karena 2
(hitung) < 2
(tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
204
Lampiran 20
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI PRETEST
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 : σeksperimen = σkontrol
Ha : σeksperimen ≠ σkontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
terkecilVarians
terbesarVarians F
205
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas XI IPA 1
(KONTROL)
Kelas XI IPA 2
(EKSPERIMEN)
Jumlah 1380 1425
n 31 32
x
44.52 44.53
Varians (s2) 90.5914 118.3216
Standart deviasi (s) 9.52 10.88
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 118.3216
1.306
90.5914
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 32 1 = 31
dk penyebut = nk -1 = 31 1 = 30
F (0.025)(30:29)
= 2.07
206
1.306 2.07
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama.
207
Lampiran 21
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI PRE-TEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 eksperimen kontrol
Ha eksperimen ≠ kontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
dimana
Ho diterima apabila t < t(1-a)(n1+n2-2)
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
208
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas XI IPA 1 (KONTROL) Kelas XI IPA 2 (EKSPERIMEN)
Jumlah 1380.00 1425.00
n 31.00 32.00
x
44.52 44.53
Varians (s2) 90.59 118.32
Standart deviasi (s) 9.52 10.88
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s =
31 1 90.5914 + 32 1 118.3216 =
10.2315092
6
31 + 32
2
t = 44.52
44.53 = 0.356
10.23150926 1 + 1
209
3
1
3
2
Pada a = 5% dengan dk = 31 + 32 - 2 = 61diperoleh t(0.95)(61) =
1.99962358
0.356
1.
9
9
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda
210
Lampiran 22
DAFTAR NILAI ULANGAN POST-TEST
Absen Kelas
XI IPA 1 (Kontrol) XI IPA 2 (Eksperimen)
1 85 80
2 65 75
3 80 85
4 80 80
5 60 80
6 85 80
7 80 80
8 60 95
9 60 85
10 75 90
11 65 80
12 95 95
13 80 90
14 90 70
15 75 75
16 60 60
17 70 90
18 75 75
19 80 80
20 80 80
21 85 85
22 80 85
23 75 85
24 85 95
25 70 85
26 75 85
27 80 95
28 70 85
29 70 85
30 75 90
31 90 90
211
32 90
Xrata 75.96774194 83.75
∑ 2355 2680
n 31 32
log n 1.491361694 1.505149978
Khitung 5.92149359 5.966994928
K 6 6
max 95 95
min 60 60
rentang 35 35
panjang 5.833333333 5.833333333
S2 87.3655914 59.67741935
S 9.346956264 7.725116139
205
Lampiran 23
Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol XI IPA 1 Hipotesis
Ho :
Data berdistribusi
normal
Ha :
Data tidak berdistribusi
normal
Pengujian Hipotesis:
Kriteria yang digunakan
Rumus
yang
digunakan:
Ho diterima jika c2 < c
2 tabel
c2(a)(k-3)
No. Kelas batas
Oi Me(X) S
Z-
score
[Z-
score]
Peluang Luas
Kelas Ei
(Oi-
Ei)²
Kelas Interval kelas
Untuk
Z UntukZ
Ei
1 60
- 65 59.5 6 62.50 9.35 -1.76 1.76 0.4610 0.0923 2.8621 3.4401
2 66
- 71 65.5 4 68.50 9.35 -1.12 1.12 0.3686 0.1850 5.7335 0.5241
3 72
- 77 71.5 6 74.50 9.35 -0.48 0.48 0.1837 0.1186 3.6755 1.4701
4 78
- 83 77.5 8 80.50 9.35 0.16 0.16 0.0651 0.2247 6.9666 0.1533
å
k
1i i
2ii2
E
EO
206
5 84
- 89 83.5 4 86.50 9.35 0.81 0.81 0.2898 0.1363 4.2260 0.0121
6 90
- 95 89.5 3 92.50 9.35 1.45 1.45 0.4262 0.0555 1.7210 0.9504
95.5 9.35 2.09 2.09 0.4817
Jumlah 6.5502
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81
6.5502 7.81
Karena c2
(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
207
Lampiran 24
Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen (XI IPA 2) Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Kriteria yang
digunakan
Rumus
yang
digunakan:
Ho diterima jika c2 < c
2 tabel
c2
(a)(k-3)
No. Kelas batas
Oi Me(X) S
Z-
score
[Z-
score]
Peluang Luas
Kelas Ei
(Oi-
Ei)²
Kelas Interval
kelas Untuk Z UntukZ
Ei
1 60
- 65 59.5 1 62.50 7.73 -3.14 3.14 0.4992 0.0082 0.2634 2.0602
2 66
- 71 65.5 1 68.50 7.73 -2.36 2.36 0.4909 0.0473 1.5143 0.1747
3 72
- 77 71.5 3 74.50 7.73 -1.59 1.59 0.4436 0.1528 4.8910 0.7311
4 78
- 83 77.5 8 80.50 7.73 -0.81 0.81 0.2908 0.2778 8.8911 0.0893
5 84 89 83.5 9 86.50 7.73 -0.03 0.03 0.0129 0.2588 8.2801 0.0626
å
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
208
-
6 90
- 95 89.5 10 92.50 7.73 0.74 0.74 0.2717 0.1642 5.2548 4.2851
95.5 7.73 1.52 1.52 0.4359
Jumlah 7.4030
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel = 7.81
7.4030 7.81
Karena
2(hitung) <
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
209
Lampiran 25
UJI KESAMAAN DUA VARIANS
HASIL BELAJAR POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 : σeksperimen = σkontrol
H1 : σeksperimen ≠ σkontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
terkecilVarians
terbesarVarians F
210
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Jumlah 2355.00 2680.00
n 31 32
x
75.97 83.75
Varians (s
2) 87.37 59.68
Standart deviasi (s) 9.35 7.73
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
87.37 = 1.4640
59.68
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 31 - 1 = 30
dk penyebut = nk -1
= 32 - 1 = 31
F (0.025)(30:31) = 2.06
1.4640
2.0568
0.0000
211
Karena F berada pada daerah
penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa varians
nilai post test kelompok eksperimen dan kontrol tidak
bebeda
212
Lampiran 26
UJI t NILAI POST-TEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 eksperimen ≤kontrol
Ha eksperimen > kontrol
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
dimana
Ho
diterima
apabila
t < t(1-
a)(n1+n2-2)
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
213
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas XI IPA 2 (EKSPERIMEN) Kelas XI IPA 1 (KONTROL)
Jumlah 2680.00 2355.00
n 32 31
x
83.75 75.97
Varians (s
2) 59.6774 87.3656
Standart deviasi (s) 7.7251 9.3470
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s =
31 1 87.3656 + 32 1 59.6774 = 8.561223811
31 + 32
2
t =
83.75
75.97
= 3.606
8.561223811
1 + 1
31 32
Pada a = 5% dengan dk = 32 + 31 - 2 = 61 diperoleh t(0.95)(61) = 2.000
214
1.9996 3.606
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen (XI IPA 2) lebih baik daripada
kelas kontrol (XI IPA 1)
215
Lampiran 27
N-GAIN HASIL KOGNITIF ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
44.51613 75.96774
44.53125 83.75
KelasKontrol (XI IPA 1) KelasEksperimen (XI IPA 2)
No Kode Pre-test Post-test N-gain Kriteria No Kode Pre-test Post-test N-gain Kriteria
1 K-1 45 85 0.73 tinggi 1 E-1 35 80 0.69 sedang
2 K-2 45 65 0.36 sedang 2 E-2 40 75 0.58 sedang
3 K-3 35 80 0.69 sedang 3 E-3 40 85 0.75 tinggi
4 K-4 45 80 0.64 sedang 4 E-4 55 80 0.56 sedang
5 K-5 30 60 0.43 sedang 5 E-5 30 80 0.71 tinggi
6 K-6 40 85 0.75 tinggi 6 E-6 65 80 0.43 sedang
7 K-7 60 80 0.50 sedang 7 E-7 50 80 0.60 sedang
8 K-8 50 60 0.20 rendah 8 E-8 50 95 0.90 tinggi
9 K-9 30 60 0.43 sedang 9 E-9 30 85 0.79 tinggi
10 K-10 45 75 0.55 sedang 10 E-10 45 90 0.82 tinggi
11 K-11 50 65 0.30 sedang 11 E-11 35 80 0.69 sedang
12 K-12 35 95 0.92 tinggi 12 E-12 30 95 0.93 tinggi
13 K-13 40 80 0.67 sedang 13 E-13 40 90 0.83 tinggi
14 K-14 50 90 0.80 tinggi 14 E-14 55 70 0.33 sedang
15 K-15 55 75 0.44 sedang 15 E-15 60 75 0.38 sedang
16 K-16 35 60 0.38 sedang 16 E-16 50 60 0.20 rendah
17 K-17 45 70 0.45 sedang 17 E-17 45 90 0.82 tinggi
216
18 K-18 40 75 0.58 sedang 18 E-18 40 75 0.58 sedang
19 K-19 40 80 0.67 sedang 19 E-19 40 80 0.67 sedang
20 K-20 50 80 0.60 sedang 20 E-20 55 80 0.56 sedang
21 K-21 55 85 0.67 sedang 21 E-21 55 85 0.67 sedang
22 K-22 55 80 0.56 sedang 22 E-22 40 85 0.75 tinggi
23 K-23 40 75 0.58 sedang 23 E-23 50 85 0.70 tinggi
24 K-24 50 85 0.70 tinggi 24 E-24 60 95 0.88 tinggi
25 K-25 60 70 0.25 rendah 25 E-25 35 85 0.77 tinggi
26 K-26 55 75 0.44 sedang 26 E-26 30 85 0.79 tinggi
27 K-27 30 80 0.71 tinggi 27 E-27 30 95 0.93 tinggi
28 K-28 30 70 0.57 sedang 28 E-28 65 85 0.57 sedang
29 K-29 55 70 0.33 sedang 29 E-29 45 85 0.73 tinggi
30 K-30 30 75 0.64 sedang 30 E-30 30 90 0.86 tinggi
31 K-31 55 90 0.78 tinggi 31 E-31 40 90 0.83 tinggi
32 K-32 32 E-32 55 90 0.78 tinggi
Padakelaskontrolmencakup N-gain dengankriteriatinggi, sedang, danrendah,
sedangkankelaseksperimenjugamencakup N-gain dengankriteriatinggi,sedang, danrendah
Berdasarkan data N-Gain di atas, persentasekriteria N-gain padakelaskontroldanekperimensebagaiberikut.
Kelas
Persentase (%)
Tinggi Sedang Rendah
Kontrol 22.5806 70.97 6.45
Eksperimen 56.25 40.63 3.125
217
UJI AVERAGE NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN RATA-RATA
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Rata-Rata KelasKontrol KelasEksperimen
Pre Test 44.52 44.53 Post Test 75.97 83.75
Kategori :g > 0.7 (tinggi)
: 0.3 < g < 0.7 (sedang)
: g< 0.3 (rendah)
KelasKontrol
=
=
= 0,57dengankategoripeningkatansedangmenurut Hake
KelasEksperimen
=
=
= 0,71dengankategoripeningkatan TINGGI menurut Hake
g
S
SS
pre
prepost
%100
g
g
g
S
SS
pre
prepost
%100
g
g
218
Lampiran 28
Skor Rata-rata AspekSikapKelasKontroldanKelasEksperimen
Skor Rata-rata AspekSikapKelasKontrol
No Nama Skor Rata-rata yang DiperolehTiapAspek TOTAL
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SKOR
1 E-01 3.00 2.00 2.00 3.67 3.00 3.00 4.00 3.67 4.00 28.33 78
2 E-02 3.00 2.33 2.67 4.00 3.67 2.00 2.67 3.33 2.67 28.67 79
3 E-03 3.33 3.00 3.00 4.00 2.67 3.00 3.67 4.00 3.00 29.67 82
4 E-04 4.00 3.67 2.67 3.33 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 33.00 91
5 E-05 3.00 2.00 3.33 3.67 3.00 3.00 3.00 4.00 2.67 27.67 76
6 E-06 2.67 3.00 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.33 3.33 29.33 81
7 E-07 2.67 2.00 3.33 3.67 2.67 2.33 3.00 3.33 3.00 26.00 72
8 E-08 4.00 3.00 2.00 4.00 3.33 3.67 2.67 3.00 2.67 28.33 78
9 E-09 2.33 2.33 2.67 3.33 3.00 3.33 3.67 4.00 3.33 28.00 77
10 E-10 4.00 2.00 2.67 3.33 2.33 4.00 3.00 4.00 2.67 28.00 77
219
11 E-11 3.33 2.67 3.00 3.33 4.00 3.00 3.67 4.00 3.33 30.33 84
12 E-12 2.67 2.33 2.33 3.67 3.00 4.00 2.33 3.67 2.67 26.67 74
13 E-13 3.00 2.33 2.33 4.00 3.67 3.00 3.67 3.67 3.33 29.00 80
14 E-14 2.67 2.33 2.67 3.00 2.67 2.00 3.33 3.67 2.67 25.00 69
15 E-15 2.67 2.00 2.33 3.33 3.33 3.00 2.67 3.00 3.33 25.67 71
16 E-16 3.33 3.00 2.00 3.67 3.00 3.33 3.33 4.00 3.00 28.67 79
17 E-17 3.00 2.00 2.67 3.33 2.67 3.33 3.00 3.00 3.33 26.33 73
18 E-18 2.67 2.33 2.67 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.67 29.33 81
19 E-19 4.00 3.00 2.00 3.67 3.00 2.00 3.00 3.33 3.67 27.67 76
20 E-20 2.67 2.67 2.33 3.00 3.67 4.00 3.33 3.00 2.00 26.67 74
21 E-21 2.67 2.67 1.67 3.67 2.33 3.00 3.67 4.00 3.33 27.00 75
22 E-22 2.00 2.33 2.00 3.67 4.00 2.00 3.00 3.00 2.67 24.67 68
23 E-23 3.33 2.67 3.33 3.67 3.00 4.00 3.67 4.00 3.33 31.00 86
24 E-24 2.67 2.67 1.67 3.00 3.67 4.00 3.00 4.00 2.33 27.00 75
25 E-25 3.33 3.00 3.33 3.67 3.33 3.00 3.67 4.00 4.00 34.00 94
26 E-26 3.00 2.67 2.67 4.00 3.00 2.67 3.00 3.00 2.33 28.33 78
220
27 E-27 4.00 1.67 2.00 3.67 4.00 4.00 3.33 4.00 3.67 30.33 84
28 E-28 3.33 2.00 2.00 4.00 3.33 3.00 3.33 3.00 3.33 27.33 76
29 E-29 2.33 3.00 2.67 3.33 3.67 2.33 3.00 3.67 3.33 27.33 76
30 E-30 3.00 2.00 2.67 4.00 3.67 3.00 3.33 3.67 3.67 29.00 80
31 E-31 4.00 3.67 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.33 3.00 32.00 88
2.99 2.47 2.51 3.63 3.31 3.19 3.41 3.75 3.32 28.28 78
Skor Rata-rata AspekSikapKelasEksperimen
No Nama Skor Rata-rata yang DiperolehTiapAspek TOTAL
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SKOR
1 E-01 3.00 3.33 2.67 3.67 3.00 3.00 4.00 4.00 3.33 30.00 83
2 E-02 3.33 3.00 2.67 4.00 3.67 2.00 3.33 3.67 4.00 32.00 88
3 E-03 3.33 3.33 3.33 4.00 3.00 3.00 3.67 4.00 3.33 31.00 86
4 E-04 4.00 3.67 3.00 3.33 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 33.33 92
5 E-05 3.00 3.33 2.67 3.67 3.67 3.00 3.33 4.00 3.33 30.00 83
6 E-06 4.00 3.33 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.33 3.67 31.33 87
221
7 E-07 4.00 2.33 3.67 3.67 3.33 2.33 3.00 3.33 3.33 29.00 80
8 E-08 4.00 3.00 3.00 4.00 3.33 3.67 3.00 3.00 2.67 29.67 82
9 E-09 3.00 2.33 3.00 3.67 3.00 3.33 4.00 4.00 3.00 29.33 81
10 E-10 4.00 2.67 2.67 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.67 31.00 86
11 E-11 4.00 3.00 2.00 3.33 4.00 3.00 3.67 4.00 4.00 31.00 86
12 E-12 4.00 2.33 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 4.00 33.00 91
13 E-13 3.00 2.33 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.67 30.67 85
14 E-14 3.67 2.67 3.33 3.00 3.00 2.67 4.00 3.67 3.67 29.67 82
15 E-15 3.00 3.00 2.00 4.00 3.33 3.00 3.00 3.33 2.67 27.33 75
16 E-16 4.00 3.00 2.67 3.67 3.00 3.33 4.00 4.00 4.00 31.67 87
17 E-17 3.00 2.00 2.33 3.33 3.00 3.67 3.00 3.00 3.00 26.33 73
18 E-18 3.00 2.33 2.00 4.00 3.00 3.33 4.00 4.00 4.00 29.67 82
19 E-19 4.00 3.00 3.33 3.67 3.00 3.33 3.00 3.33 3.33 30.00 83
20 E-20 3.67 3.00 2.33 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 30.33 84
21 E-21 3.00 2.67 2.00 3.67 2.33 3.00 3.67 4.00 4.00 28.33 78
22 E-22 3.67 2.67 2.00 3.67 4.00 2.67 3.33 3.00 3.33 28.33 78
222
23 E-23 3.67 2.67 2.00 3.67 3.00 4.00 4.00 4.00 3.33 30.33 84
24 E-24 3.00 3.00 1.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 2.67 27.67 76
25 E-25 4.00 3.00 3.00 3.67 3.33 3.00 4.00 4.00 3.67 34.33 95
26 E-26 3.00 2.67 2.00 4.00 3.33 2.67 3.00 3.00 3.00 28.67 79
27 E-27 4.00 1.67 1.33 3.67 4.00 4.00 4.00 4.00 3.33 30.00 83
28 E-28 3.33 2.00 2.00 4.00 3.33 3.00 3.67 3.00 3.33 27.67 76
29 E-29 3.00 3.00 3.00 3.33 4.00 2.33 3.33 3.67 3.33 29.00 80
30 E-30 4.00 2.00 3.00 4.00 3.67 3.00 4.00 3.67 3.67 31.00 86
31 E-31 4.00 3.67 3.00 4.00 3.67 4.00 4.00 3.33 3.00 32.67 90
32 E-32 4.00 2.67 1.33 4.00 3.33 4.00 3.67 4.00 3.00 30.00 83
3.55 2.77 2.54 3.71 3.42 3.26 3.59 3.66 3.42 29.92 83
223
ASPEK KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN
1 2.990 3.55
2 2.470 2.75
3 2.510 2.54
4 3.630 3.71
5 3.310 3.42
6 3.190 3.26
7 3.410 3.59
8 3.750 3.66
9 3.320 3.42
225
Lampiran 29
Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas Kontrol
No Nama
Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek
Total skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 E-01 4.00 2.67 3.00 2.67 2.67 3.00 3.33 3.67 3.33 3.33 3.67 28.67 65
2 E-02 3.67 3.00 3.67 2.67 3.33 3.00 3.33 3.00 3.00 3.00 3.67 28.67 65
3 E-03 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.67 29.67 67
4 E-04 3.67 3.67 3.33 3.67 3.00 4.00 4.00 2.33 3.00 3.33 3.67 30.33 68
5 E-05 3.00 3.33 2.33 2.67 3.00 3.00 3.00 3.33 3.67 3.00 4.00 28.00 63
6 E-06 4.00 4.00 3.33 3.00 2.67 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 3.00 30.67 69
7 E-07 3.00 3.00 3.00 2.67 3.00 3.67 3.00 3.33 3.33 3.67 3.33 29.00 66
8 E-08 4.00 4.00 3.00 3.33 3.33 3.00 3.67 3.33 2.67 3.00 3.00 28.33 64
9 E-09 3.67 4.00 3.00 4.00 3.67 3.00 3.00 3.33 4.00 3.33 3.33 30.67 69
10 E-10 3.33 3.33 3.00 2.67 3.33 3.67 3.00 4.00 3.67 3.33 3.00 29.67 67
11 E-11 3.67 4.00 2.67 2.67 3.00 3.67 4.00 3.00 3.67 3.33 2.67 28.67 65
12 E-12 3.00 3.00 2.67 2.67 3.00 3.67 2.67 3.33 4.00 3.67 3.67 29.33 66
13 E-13 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.67 3.00 3.67 3.00 3.33 3.67 31.00 70
14 E-14 3.00 3.00 2.67 3.00 2.67 3.67 3.00 3.33 3.00 3.67 3.33 28.33 64
15 E-15 3.33 3.00 2.67 3.00 3.00 3.67 3.00 2.33 3.33 3.33 3.00 27.33 62
16 E-16 3.67 3.67 2.67 2.67 4.00 2.67 3.00 3.33 2.33 3.33 3.33 27.33 62
226
17 E-17 4.00 3.67 3.00 2.33 3.00 2.67 3.00 2.67 3.33 3.67 3.33 27.00 62
18 E-18 3.67 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.33 3.00 3.67 3.00 30.00 68
19 E-19 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.67 4.00 3.33 3.33 3.00 3.00 30.33 68
20 E-20 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.33 3.67 3.67 3.00 31.67 72
21 E-21 3.33 3.67 3.33 2.67 3.00 2.33 4.00 3.33 3.33 3.67 3.00 28.67 65
22 E-22 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.67 3.33 3.00 3.33 31.33 71
23 E-23 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.67 3.00 3.33 2.33 25.33 57
24 E-24 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.67 3.67 3.33 3.00 30.67 69
25 E-25 4.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 3.67 3.00 3.33 30.67 69
26 E-26 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.33 4.00 3.00 30.33 68
27 E-27 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 3.33 31.67 72
28 E-28 4.00 3.67 3.00 4.00 3.67 3.00 4.00 4.00 3.00 3.33 3.67 31.67 72
29 E-29 3.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 3.00 3.33 3.67 30.67 69
30 E-30 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.67 3.00 3.33 3.33 30.33 68
31 E-31 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 4.00 4.00 3.67 3.67 3.00 3.67 32.33 73
32 E-32 3.67 3.00 3.67 3.00 3.00 2.33 3.00 4.00 3.33 4.00 3.33 29.67 67
Total 3.58 3.47 3.27 3.01 3.18 3.42 3.35 3.38 3.32 3.40 3.29 29.62 67
227
Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Laboratorium Kelas Eksperimen
No Nama
Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek Total skor
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 E-01 4.00 3.00 3.67 2.67 2.67 3.00 3.33 3.67 4.00 3.33 3.67 30.00 68
2 E-02 3.67 3.00 3.67 2.67 3.33 3.00 3.33 4.00 4.00 3.33 3.67 31.00 70
3 E-03 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 30.67 69
4 E-04 3.67 4.00 3.33 3.67 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 3.33 3.67 32.67 74
5 E-05 3.00 3.33 2.33 2.67 3.00 3.00 3.33 3.67 3.67 3.33 4.00 29.00 65
6 E-06 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 32.33 73
7 E-07 3.00 3.00 3.00 2.67 3.33 4.00 3.00 3.67 3.33 4.00 4.00 31.00 70
8 E-08 4.00 4.00 3.00 3.33 3.67 3.00 4.00 3.67 3.33 4.00 3.67 31.67 71
9 E-09 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.00 3.00 3.67 4.00 4.00 3.33 31.67 71
10 E-10 4.00 3.33 3.67 3.00 3.67 3.67 3.00 4.00 3.67 4.00 3.67 32.33 73
11 E-11 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.67 3.67 3.67 32.00 72
12 E-12 3.00 3.00 2.67 3.00 3.00 4.00 2.67 4.00 4.00 3.67 4.00 31.00 70
13 E-13 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 3.67 33.00 75
14 E-14 3.00 3.00 3.00 3.00 2.67 4.00 3.00 4.00 4.00 3.67 3.33 30.67 69
15 E-15 3.33 3.00 2.67 3.00 3.00 3.67 3.00 2.67 4.00 3.67 3.67 29.33 66
16 E-16 3.67 3.67 3.00 2.67 4.00 3.00 3.00 3.67 3.67 3.67 3.67 30.33 68
17 E-17 4.00 3.67 3.00 2.33 3.00 2.67 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 29.67 67
18 E-18 3.67 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 32.67 74
228
19 E-19 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.33 4.00 3.33 4.00 32.67 74
20 E-20 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.67 3.67 33.00 75
21 E-21 3.67 3.67 3.33 2.67 3.00 2.33 4.00 3.67 3.67 3.67 3.33 29.67 67
22 E-22 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.67 3.67 4.00 4.00 33.33 75
23 E-23 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.67 3.67 4.00 4.00 28.33 64
24 E-24 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.67 3.67 4.00 32.33 73
25 E-25 4.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 4.00 32.33 73
26 E-26 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 32.00 72
27 E-27 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.67 3.67 4.00 33.33 75
28 E-28 4.00 4.00 3.00 4.00 3.67 3.00 4.00 4.00 3.67 4.00 4.00 33.33 75
29 E-29 3.00 4.00 4.00 3.00 2.67 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 32.67 74
30 E-30 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.67 4.00 3.67 4.00 32.33 73
31 E-31 4.00 4.00 4.00 3.00 3.33 4.00 4.00 3.67 4.00 3.67 4.00 33.67 74
32 E-32 3.67 3.00 3.67 3.00 3.00 2.33 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 31.00 70
Jumlah 3.63 3.51 3.40 3.04 3.23 3.49 3.38 3.72 3.81 3.75 3.80 31.61 71
229
Realiabilitas Lembar Observasi Lembar keterampilan Laboratorium
r11 = 1163.688 - 145.433
1163.688 + 581.7319
Reliabilitas = 0,7
Karena r11 ≥ 0,7, maka lembar psikomotorik reliabel
Varians JK db MK X
JKT 40539 95
9470.99
Jkreters 31522 2
454.1458
JKs 36074 31 1163.688172 JKr 9016.844 62 145.4329637
230
Nilai Rata-rata Aspek Proyek Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen Es Krim
No NamaSisw
a
Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek Total skor Nilai
A B C D E F G H I
1 E-01 2.33 3 3 3 4 4 3.33 3.67 3.67 30 83
2 E-02 4 3 3.67 4 3.33 3.67 3 3.67 3.33 31.67 88
3 E-03 3 4 3.67 4 3 3.33 3.67 3.67 3.33 31.67 88
4 E-04 3.67 3.67 3.33 4 3.33 3.33 4 3.33 3.67 32.33 89
5 E-05 3 3 3.33 3.67 3.33 3.67 3.33 3.67 3.67 30.67 85
6 E-06 4 3 3.67 3.67 3.67 3.67 3.67 3.33 4 32.67 90
7 E-07 2.33 3.67 3 3.67 3.33 3.67 3.67 3.67 3.67 30.67 85
8 E-08 4 4 3 3.67 4 3.33 3.67 4 3.33 33 91
9 E-09 3 3 3.33 4 3 4 3.67 4 3.33 31.33 87
10 E-10 3.67 3.33 4 3 4 3.33 4 3 3 31.33 87
11 E-11 3 3.33 4 3.33 3.33 3 4 3.67 3.67 31.33 87
12 E-12 3 4 3.33 3.67 3 4 3.67 3.33 3.33 31.33 87
13 E-13 3.33 3.33 3 3.67 4 3.67 3.33 3.67 3.67 31.67 87
14 E-14 3.33 3.33 3 3.67 3.33 3.67 3.33 3 3.33 30 83
15 E-15 2 4 2.67 3 3.67 3.67 3.33 3.33 3.67 29.33 81
16 E-16 3 0 3.33 4 3.67 3.33 3.33 3.67 3.67 28 77
Total 3.17 3.44 3.33 3.6 3.48 3.6 3.57 3.53 3.51 31.26 70
231
Nilai Rata-rata Aspek Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen Proyek VCO
No NamaSisw
a
Skor Rata-rata yang Diperoleh Tiap Aspek TOTAL SKOR Nilai
A B C D E F G H I
1 E-01 3.33 3 3 4 4 3.67 4 3.67 3.67 32.33 89
2 E-02 3 3.33 4 3.33 3.33 4 3.67 3.33 3 31 86
3 E-03 2.67 3 4 3 3.67 3.33 3.67 3.67 3.67 30.67 85
4 E-04 3.33 3.67 4 3.333 3.67 3 3.33 3.33 3 30.67 85
5 E-05 3 3.33 3 3.67 3.33 4 3.67 3.67 4 31.67 87
6 E-06 4 3 3.67 3 3 3.67 3.67 3.33 3.67 31 86
7 E-07 3.67 3 3 3.67 3.67 4 3.67 3.33 3.33 31.33 87
8 E-08 3.33 4 3 4 3.33 3.67 3.67 3.33 3.33 31.67 87
9 E-09 3 3 3.67 3.67 3.33 3.67 3.67 3.33 3.67 31 86
10 E-10 4 3.67 3.67 4 3.67 3 3.67 3.67 3 32.33 89
11 E-11 3.33 4 4 3 4 3.33 3.67 3.67 3.67 32.67 90
12 E-12 3.33 3 3 4 3.33 4 3.67 4 3.33 31.67 87
13 E-13 3 3.33 4 3.67 3 3.33 3.67 3 3 30 83
14 E-14 4 3.67 4 3.33 3.33 3.67 3.67 3.67 3.33 32.67 90
15 E-15 3.33 3 4 3 3.33 3.67 3.33 3.33 3.67 30.67 85
16 E-16 3 0 3.67 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33 3.67 27 75
Total 3.35 3.33 3.6 3.51 3.46 3.6 3.64 3.49 3.42 31.42 70
232
Reliabelitas Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
Varians JK db MK X
JKT 40602 95
9498
Jkreters 31564 2
460.1875
JKs 36106 31 1164.709677 JKr 9037.813 62 145.7711694
r11 = 1164.71 - 145.7712
1164.71 + 583.0847
r 11 = 0,69
Karena r 11 ≥ 0,69, makalembarketerampilan proses sainsreliabel
233
Lampiran 30
Nilai Rata-rata Angket Tangkapan Siswa Kelas Eksperimen
No Kodesiswa
ASPEK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 E-01 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3
2 e-02 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4
3 e-03 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3
4 E-04 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
5 E-05 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
6 E-06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 E-07 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3
8 E-08 2 4 3 3 4 3 2 3 2 3
9 E-09 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3
10 E-10 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
11 E-11 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2
12 E-12 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
13 E-13 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2
234
14 E-14 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3
15 E-15 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3
16 E-16 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
17 E-17 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2
18 E-18 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
19 E-19 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4
20 E-20 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
21 E-21 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3
22 E-22 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2
23 E-23 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4
24 E-24 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3
25 E-25 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3
26 E-26 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2
27 E-27 3 3 4 4 2 2 2 3 3 3
28 E-28 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2
29 E-29 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3
30 E-30 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2
235
31 E-31 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3
32 E-32 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2
93 99 104 104 112 98 101 97 94 93
RATA-
RATA = 2.90625 3.09375 3.25 3.25 3.5 3.0625 3.15625 3.03125 2.9375 2.90625
KRTERIA
= CUKUP SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI SEDANG CUKUP CUKUP
SS = 25.00% 28.13% 28.13% 25.00% 53.13% 25.00% 21.88% 15.63% 13% 12.50%
S = 43.75% 53.13% 65.63% 75.00% 43.75% 59.38% 71.88% 71.88% 71.88% 62.50%
KS = 28% 18.75% 6.25% 0.00% 0.00% 15.63% 6.25% 12.50% 15.63% 25.00%
TS = 3% 0% 0% 0% 0% 0.00% 0% 0% 0.00% 0.00%
236
No Kodesiswa
11 12 13 14 15 16 17 18 19
3 3 4 4 4 4 4 2 3
1 E-01 3 3 3 4 4 3 3 4 3
2 e-02 3 4 3 3 3 4 3 3 4
3 e-03 4 3 4 4 3 3 3 3 3
4 E-04 3 3 3 3 3 3 4 4 3
5 E-05 4 4 3 3 3 3 3 3 3
6 E-06 3 3 2 2 3 2 3 3 3
7 E-07 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 E-08 3 4 4 4 4 4 3 3 3
9 E-09 2 3 3 3 3 2 3 3 2
10 E-10 3 3 3 3 3 4 4 3 4
11 E-11 4 3 3 3 3 3 3 3 3
12 E-12 4 3 3 3 3 3 4 3 3
13 E-13 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14 E-14 4 4 4 4 3 3 4 3 4
237
15 E-15 4 3 3 3 3 3 3 4 4
16 E-16 3 3 3 3 3 2 2 3 2
17 E-17 3 3 3 3 4 3 3 4 3
18 E-18 3 3 3 3 3 3 2 3 4
19 E-19 3 3 2 3 3 3 3 3 3
20 E-20 4 4 3 4 4 3 3 4 4
21 E-21 4 3 3 3 4 3 3 4 4
22 E-22 3 3 3 3 3 4 3 2 3
23 E-23 3 3 3 3 3 3 4 3 2
24 E-24 4 3 3 3 3 3 3 3 2
25 E-25 3 3 3 3 4 4 4 4 4
26 E-26 3 3 2 3 3 3 3 3 3
27 E-27 3 3 3 3 3 4 3 2 3
28 E-28 4 3 3 3 3 3 3 3 3
29 E-29 3 3 3 3 3 3 2 3 2
30 E-30 3 3 3 3 4 3 2 3 2
238
31 E-31 4 3 4 3 3 3 4 4 3
32 E-32 106 101 98 101 104 100 100 101 98
3.3125 3.15625 3.0625 3.15625 3.25 3.125 3.125 3.15625 3.0625
RATA-RATA =
TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
KRTERIA =
34.38% 15.63% 15.63% 21.88% 25.00% 21.88% 25.00% 25.00% 25.00%
SS =
59.38% 84.38% 75.00% 71.87% 75.00% 68.75% 62.50% 65.63% 56.25%
S =
6.25% 0.00% 9% 6.25% 0.00% 9.38% 12.50% 9.38% 18.75%
KS =
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
TS =
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
239
Realiabilitas Lembar Observasi Lembar Angket Tanggapan Siswa
r11 = 1163.688 - 145.433
1163.688 + 581.7319
Reliabilitas = 0,7
Karena r11 ≥ 0,7, makalembarpsikomotorikreliabel
Varians JK db MK X
JKT 40539 95
9470.99
Jkreters 31522 2
454.1458
JKs 36074 31 1163.688172 JKr 9016.844 62 145.4329637