penerapan model pembelajaran kooperatif tipe sq3r … · dilakukan untuk memahami isi bacaan secara...
TRANSCRIPT
-
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SQ3R
(SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SATAP TONDONG
TALLASA KABUPATEN PANGKEP
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapat Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makasar
Oleh
AYU ASTUTI MUHTAR
10533764714
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
-
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ayu Astuti Muhtar
Nim : 10533764714
Jurusan : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan
tim penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain
atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juli 2018
Yang Membuat Pernyataan
Ayu Astuti Muhtar
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
-
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kamu
telah selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada Tuhan, berharaplah.
(Q.S. Al-Insyirah : 6-8)
Hidup ini bagai skripsi, banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tetapi akan
selalu berakhir indah, bagi mereka yang pantang menyerah.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa yang tak pernah putus, dukungan,
kasih sayang yang begitu tulus dan motivasi yang luar biasa.
2. Sahabatku Indah Chaerunnisa, Veni Amelia, Nova Suryana, Burhanuddin dan
Sulfadli yang senantiasa menemani bimbingan dan menemani mengerjakan
skripsi hingga selesai.
3. Teman-teman Seperjuangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C
2014.
4. Kepada orang-orang yang terus menanyakan “Kapan wisuda?”
-
iv
ABSTRAK
Ayu Astuti Muhtar. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Kooperati
fTipe SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Achmad Tolla dan Pembimbing II
Iskandar.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode
SQ3R untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas VII SMP Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan membaca pemahaman
dengan metode SQ3R pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 SATAP Tondong
Tallasa Kabupaten Pangkep.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action
Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak
dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas
VII SMP Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep sebanyak 27
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas
secara individual dari 27 siswa hanya 11 murid atau 40% yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) atau berada pada kategori sangat rendah. Secara
klasikal belum terpenuhi karna nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 68
Sedangkan pada siklus kedua dimana dari 27 siswa, dimana semua siswa telah
memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang
diperoleh sebesar 100% atau berada dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan Hasil belajar
membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa
Kabupaten Pangkep melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R
mengalami peningkatan.
Kata kunci: Hasil belajar, SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
-
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
Rahmat dan Nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 SATAP
Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”. Penelitian dan Penulisan Skripsi ini
dilaksanakan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penyusunan Skripsi ini bukanlah keberhasilan individu semata, namun berkat
bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan izin melaksanakan penelitian.
3. Ibu Dr. Munirah, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia atas arahan dan bimbingannya.
-
ii
4. Bapak Prof. Dr. Achmad Tolla, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 1 atas
waktu, bimbingan, arahan dan saran yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi.
5. Bapak Iskandar, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 2 atas waktu,
bimbingan, arahan dan saran yang sangat membantu dalam penyusunan
skripsi.
6. Kedua Orang tua, terima kasih atas kerja keras, bimbingan, cinta kasih dan
sayang yang tak pernah putus, dukungan serta doanya yang tulus.
7. Bapak Kepala SMP Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
8. Guru Pamong Ibu Yuliana, S.Pd. yang senantiasa memberikan
kesempatan, arahan, dan bimbingan selama melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
C 2014. Terima kasih atas persahabatan dan kasih sayang yang diberikan .
10. Terimakasih Aidil Arfah Muslim yang senantiasa memberikan motivasi
dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku Indah Chaerunnisa, Burhanuddin, Veni Amelia,
Sulfadli, Nova Suryana, Tina, Cucu Fitriyanda, Riska Ayu, Sartika dan
Gustiana yang senantiasa mendukung, menemani bimbingan, memberikan
motivasi yang luar biasa dan senantiasa mendengarkan keluh kesah dalam
penyusunan skripsi ini.
-
iii
12. Terimakasih kepada Kak Ferdy yang senantiasa membantu dalam
pembuatan judul sampai selesai penyusunan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas
bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga Skripsi yang ditulis dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Aamiin.
Makassar, Juli 2018
Penulis
Ayu Astuti Muhtar
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHANAN .........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................................
SURAT PERJANJIAN .....................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................................
DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................ 1
A Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C Tujuan Penelitian..................................................................................................... 6
D Manfaat Penelitian................................................................................................... 7
Bab II Kajian Pustaka ...................................................................................................... 8
A Kajian Teori ............................................................................................................ 8
1. Membaca ........................................................................................................... 8
a. Pengertian Membaca ................................................................................... 9
b. Tujuan Membaca ......................................................................................... 11
-
v
c. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman ........................................................ 11
d. Tahapan-tahapan Membaca ........................................................................ 12
e. Jenis-jenis Membaca ................................................................................... 14
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ....................... 16
g. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di Sekolah ....................................... 20
2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) ................................ 21
a. Pengertian Metode SQ3R ............................................................................ 21
b. Tahapan Metode SQ3R ............................................................................... 22
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ................................................. 25
d. Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Membaca .......................... 26
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................................... 28
C. Kerangka Pikir ........................................................................................................ 29
D. Hipotesis .................................................................................................................. 31
Bab III Metode Penelitian ................................................................................................ 32
A Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................................................. 32
B Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ..................................................................... 33
C Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................................... 34
D Instrumen Penelitian................................................................................................ 37
E Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 41
F Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 41
G Teknik Analisis Data ............................................................................................... 42
H Indikator Keberhasilan ............................................................................................ 43
Bab IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................................ 44
A. Kegiatan Prapenelitian ............................................................................................ 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................................... 45
1. Siklus ................................................................................................................. 45
a. Perencanaan Tindakan ................................................................................ 45
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................................. 46
c. Observasi ..................................................................................................... 49
-
vi
d. Refleksi ....................................................................................................... 55
2. Siklus II ............................................................................................................. 56
a. Perencanaan Tindakan ................................................................................ 56
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................................. 57
c. Observasi ..................................................................................................... 60
d. Refleksi ....................................................................................................... 63
C. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................................... 63
Bab V Simpulan dan Saran .............................................................................................. 70
A. Simpulan ................................................................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................................................ 71
Daftar Pustaka
Lampiran
-
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Lembar Observasi Aktvitas Guru ................................................... 37
Tabel 1.2. Lembar Observasi Aktvitas Siswa ................................................. 38
Tabel 1.3. Kisi-kisi soal post test siklus I ........................................................ 40
Tabel 1.4. Kisi-kisi soal post test siklus II ...................................................... 40
Tabel 1.5. Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ................................. 43
Tabel 2.1. Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia ................................................ 44
Tabel 2.2. Hasil Belajar Tes Siklus I ............................................................... 54
Tabel 2.3. Hasil Belajar Tes Siklus II.............................................................. 61
Tabel 2.4 Statistik Deskripsi Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia ............... 62
-
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perolehan Nilai Siswa Siklus I ...................................................... 54
Grafik 1.2. Grafik Perolehan Nilai Siswa Siklus II......................................... 62
-
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 3 Nilai Hasil Pra Penelitian
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5 Materi Pembelajaran Membaca Pemahaman
Lampiran 6 Instrumen soal Post Test Siklus I
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 8 Instrumen soal Post Test Siklus II
Lampiran 9 Daftar Hadir Siswa Siklus I
Lampiran 10 Daftar Hadir Siswa Siklus II
Lampiran 11 Lembar Jawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus I
Lampiran 12 Lembar Jawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus II
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktvitas Mengajar Guru Siklus I
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktvitas Mengajar Guru Siklus II
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktvitas Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktvitas Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 17 Catatan Lapangan Hasil Observasi Awal
Lampiran 18 Hasil Wawancara dengan Guru
Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Siswa
Lampiran 20 Dokumentasi Foto
Lampiran 21 Riwayat Hidup Penulis
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan berbahasa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
manusia dalam kehidupannya bersama manusia lain untuk berkomunikasi. Media
komunikasi yang digunakan dalam berbahasa adalah bahasa. Fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi sosial di masyarakat tidak akan lepas dari masyarakat itu
sendiri sebagai para penuturnya. Dalam menuturkan bahasa, setiap manusia
memiliki tujuan tertentu. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan, baik yang sebenarnya maupun yang hanya bersifat
imajinasi (Halliday via Chaer dan Agustina, 2004: 17). Bahasa berkaitan dengan
keterampilan, semakin terampil seseorang berbahasa dan jelas jalan pikirannya
(Tarigan, 2008: 1).
Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen utama.Keterampilan
berbicara, menyimak, membaca, dan menulis.Keterampilan menyimak dan
membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan
berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif.Keempat
keterampilan tersebut terdapat dalam pembelajaran di sekolah.
Salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki setiap
individu adalah keterampilan membaca. Manusia memperoleh informasi dan
memperluas pengetahuannya dengan membaca. Pembaca diharapkan mampu
membaca dengan baik sehingga informasi yang disampaikan penulis dapat
-
2
dipahami dengan baik. Dengan demikian, membaca bukan hanya keterampilan
yang menunjang keterampilan yang menunjang keberhasilan dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah, melainkan keterampilan perlu dimiliki oleh setiap
individu dalam kehidupan di masyarakat, baik selama masa belajar maupun
setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah.
Nurgiyantoro (2010: 368) menyatakan bahwa kegiatan membaca
merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat reseptif kedua setelah menyimak.
Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi
yang dapat membuka dan memperluas dunia dan horison seseorang. Menurut
Soedarso (2005: 4) membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan melibatkan
sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian dan
khayalan, pengamatan, dan ingatan.Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa
menggerakkan mata dan menggunakan pikiran.Membaca merupakan ketekaitan
antara fisik dan mental.Secara fisik membaca memerlukan indera penglihatan dan
secara mental membaca memerlukan pemahaman dan daya ingat.Seseorang dapat
membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mengingat
lambang-lambang bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk
memahami bacaan.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa.
Pada kenyataanya, masih banyak siswa yang tidak memahami apa yang
dibacanya. Abdurahman (2006: 171) menyatakan bahwa banyak anak yang dapat
membaca secara lancar suatu bacaan tetapi tidak memahami isi bacaan
tersebut.Oleh karena itu, minat baca menjadi berkurang, karena membaca
-
3
dianggap pekerjaan yang membosankan. Berdasarkan fenomena tersebut kegiatan
membaca harus diikuti dengan pemahaman tentang hal yang dibaca dengan kata
lain harus ada pemahaman membaca.
Membaca pemahaman diartikan sebagai kegiatan membaca yang
dilakukan untuk memahami isi bacaan secara mendalam sehingga pembaca dapat
menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam bacaan. Nurhadi (2007: 53)
menyebutkan bahwa membaca pemahaman adalah kemampuan yang merupakan
hasil latihan yang barangkali didukung pula faktor-faktor tertentu.Akan tetapi
kemampuan membacanya adalah hasil dari pembiasaan dan latihan, sehingga
diperoleh adanya tahap yang tinggi keefektifitannya.
Pada dasarnya semua jenis membaca memerlukan pemahaman karena
kualitas membaca manusia khususnya kalangan pelajar diukur dari kecepatan
membaca, pemahaman yang mendalam, pengingatan kembali dan penerapan
informasi yang didapat secara kreatif. Dari Sekolah Menengah Pertama (SMP)
siswa mulai diberikan teks atau wacana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan mengukur kemampuan membaca dari tingkatan SMP dapat membuat
siswa untuk kedepannya terbiasa dalam memahami suatu teks suatu teks bacaan
dengan baik.
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar yang berjudul
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Permintaan dan Penawaran
serta Harga Keseimbangan melalui Metode Survey, Question, Read, Recite,
Review (SQ3R) yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siklus I 65,93 menjadi
-
4
80 pada siklus II. Serta penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman
(2011) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca
Pemahaman Cerpen dengan Metode SQ3R pada Siswa Kelas IX A Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Anwar 2 Kota Bogor, menyatakan bahwa
penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman cerpen di sekolah dengan nilai rata-rata
52,88% menjadi 86,35%.
Menumbuhkan minat membaca siswa dengan metode yang tepat, dapat
digunakan sebagai langkah awal dalam pembelajaran membaca pemahaman
dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap
bacaan. Salah satunya adalah metode SQ3R (Darmiyati Zuchdi, 2007: 128). Alas
an pemilihan metode SQ3R didasarkan pada hasil pengamatan penulis bahwa
selama ini dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa belum melakukan
aktivitas membaca sebagaimana mestinya. Metode SQ3R ini ditinjau dari aspek
proses dalam melakukan aktivitas membaca tampak sangat sistematis sehingga
diasumsikan penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Metode SQ3R merupakan proses membaca sistematik yang
meliputi tahap Survey, Question, Read, Recite, Review (Soedarso, 2002: 59).
Menurut Muhibbin Syah (2003: 130) metode membaca SQ3R bersifat
praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar untuk semua
mata pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang saat ini telah diterapkan. Oleh karena itu, pokok bahasan siswa dalam
-
5
pembelajaran lebih mengacu pada mata pelajaran yang terpisah-pisah, bukan
dengan pembahasan tema tertentu.
Metode SQ3R paling tepat diberikan kepada siswa kelas VII karna pada
langkah pertama sebelum membaca teks secara keseluruhan, siswa melakukan
observasi awal untuk mengetahui gambaran umum isi bacaan.Tahapan pertama ini
disebut survey (survei). Tahapan survei ini akan menumbuhkan minat baca siswa
sebab ia telah mengenal bacaan yang akan dibacanya. Kedua, tahap question,
yaitu siswa menyusun daftar pertanyaan.Hal ini membuat siswa menjadi
semangat, penuh rasa ingin tahu guna menjawab pertanyaan yang timbul dalam
benaknya. Ketiga, tahapan read. Membaca akan menjadi menyenangkan jika
siswa telah mengenal bacaan yang akan dibacanya dan timbulnya minat. Siswa
akan dengan cermat mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul
pada tahap sebelumnya. Keempat tahap recite memungkinkan siswa dapat
mengingat lebih lama bacaan yang dibacanya dengan mengungkapkan kembali isi
bacaan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kelima, adanya tahap review
yaitu meninjau ulang hal-hal penting dari bacaan yang sudah dibaca seperti ide-
ide pokok dan unsur-unsur bacaan.
Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 3 SATAP
Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep kurang mendapat perhatian dari guru,
sehingga tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa belum memenuhi
KKM. Strategi yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran membaca
-
6
pemahaman juga kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa kurang
memperhatikan pembelajaran membaca, khususnya membaca pemahaman.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan hasil belajar
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMPN 3 SATAP
Tondong Tallasa Kab. Pangkep?
2. Bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan hasil belajar
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMPN 3 SATAP
Tondong Tallasa Kab. Pangkep?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan hasil belajar
-
7
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMPN 3 Satap
Tondong Tallasa Kab. Pangkep.
2. Untuk memgetahui hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan
hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMPN 3
SATAP Tondong Tallasa Kab. Pangkep.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat ditelaah secara lebih mendalam untuk
melahirkan teori baru tentang penerapan metode SQ3R terhadap kemampuan
membaca pemahaman siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai acuan dalam rangka meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa.
b. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam
mempelajari materi.
2) Dapat meningkatkan wawasan siswa tentang berbagai sumber belajar
yang dibaca.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya
yang lebih mendalam.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu hal yang rumit karena
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai
proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan proses tulisan (huruf)
ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup
aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan
pemahaman kreatif.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca ialah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (Depdiknas, 2003: 78). Menurut Hudgson
(dalam Henry Guntur Tarigan, 2011: 7), membaca adalah proses yang dilakukan
dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Secara linguistik, membaca adalah proses yang melibatkan aktivitas
fisik dan mental. Salah satu aktivitas fisik dalam membaca adalah saat pembaca
menggerakkan mata sepanjang baris-baris tulisan dalam sebuah teks
bacaan.Membaca melibatkan aktivitas mental yang dapat menjamin
pemerolehan pemahaman menjadi maksimal.Membaca bukan hanya sekedar
-
9
menggerakkan bola mata dari baris kiri ke kanan tetapi jauh dari itu, yakni
aktivitas berpikir untuk memahami tulisan demi tulisan (Nurhadi, 2008: 29).
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok
kata yang merupakan suatu satuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas
dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Lebih lanjut Saleh Abbas (2006) menyampaikan pikirannya bahwa para
pakar menganalisis membaca sebagai suatu keterampilan membaca merupakan
suatu proses atau kegiatan yang menerapkan seperangkat keterampilan dalam
mengelolah hal-hal yang dibaca untuk mengungkap makna. Sedangkan pakar
psikolinguistik, menyikapi membaca itu sebagai proses merekontuksi informasi
yang terdapat dalam bacaan sebagai upaya mengelolah informasi dengan
menggunakan pengalaman atau kemampuan pembaca dan kompetensi yang
dimiliki secara kritis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun
yan tersirat dalam bentuk pemahaman.
b. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang
membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan membaca menurut Henry
Guntur Tarigan (2011: 12) adalah sebagai berikut:
-
10
1. Membaca untuk memperoleh rincian atau fakta-fakta.
2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama
3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan cerita, organisasi.
4. Membaca untuk menyimpulkan inferensi.
5. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi.
6. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.
7. Membaca untuk membandingkan atau membaca untuk
mempertentangkan.
Beberapa tujuan membaca dikemukakan oleh Blanton, dkk (dalam Farida
Rahim, 2008: 11-12) yang meliputi:
1. Kesenangan.
2. Menyempurnakan membaca nyaring.
3. Menggunakan strategi tertentu.
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah
diketahuinya.
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis.
7. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi.
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yangdiperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain.
9. Mempelajari tentang struktur teks.
10. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
-
11
Berdasarkan uraian diatas, tujuan membaca dalam penelitian ini adalah
membaca untuk memperoleh ide-ide utama dan informasi.Ide-ide utama dalam
suatu bacaan merupakan inti dari penjabaran teks bacaan. Seorang pembaca
yang mempunyai tujuan membaca menunjukkan bahwa proses kegiatan
membacanya akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi dirinya.
c. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin dan Allen (dalam Farida Rahim, 2008: 17),
mengemukakan mengenai prinsip-prinsip membaca sebagai berikut :
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum
yang membantu perkembangan pemahaman.
3) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar
siswa.
4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan
aktif dalam proses membaca.
5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks
pada berbagai tingkatan kelas.
7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman
pembaca.
8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
-
12
10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman.
d. Tahapan-tahapan Membaca
Sebagai suatu proses, membaca terdiri atas tahap-tahap yang saling
berkaitan. Palawija (2008: 1) menjelaskan limatahapan membaca sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi pertanyaan tesis dan kalimat topik. Tesis merupakan
rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan.
Kalimat topik merupakan kalimat yang mewakili isi dari sebua paragraf.
2) Mengindentifikasi kata-kata dan frasa-frasa kunci. Pengidentifikasian
ini bertujuan untuk memahami makna bacaan yang tersirat dari kata-kata
dan frasa-frasa kunci tersebut.
3) Mencari kosakata baru, kosakata tersebut berfungsi untuk menambah
kekayaan kosakata pembaca.
4) Mengenali organisasi tulisan, yaitu bagan, grafik, dan gambar yang
berfungsi untuk lebih mempermudah pemahaman.
5) Mengidentifikasi teknik pengembangan paragraf, yakni penyajian ide
oleh penulis apakah dalam bentuk deduktif, induktif, generalisasi, atau
analogi.
Berkaitan dengan tahapan membaca Goodman dalam Dubin (2008:126)
menyatakan bahwa dalam proses penguraian sandi atau pemberian makna,
pembaca harus melalui tahap-tahap tertentu secara berurutan. Tahap pertama
yaitu mengenali keberagaman penanda linguistik serta menggunakan mekanisme
-
13
pemrosesan data linguistik yang dimilikinya untuk menentukan susunan atau
urutan penanda-penanda linguistik tersebut.Tahap kedua pembaca memilih
diantara semua informasi yang ada, data-data yang sekiranya cocok, koheren,
dan bermakna untuk membangun sebuah pengertian.
Sementara itu, Yant Mujiyanto, dkk. (2000: 48) menyatakan bahwa
proses membaca berlangsung dengan urutan sebagai berikut minat baca,
lambang-lambang tertulis/naskah, konsentrasi/pemusatan perhatian, pemahaman
dan penjiwaan. Minat baca merupakan syarat awal yang mesti dipenuhi sebelum
berangkat membaca.Minat baca inilah yang memotivasi seseorang melakukan
kegiatan membaca.Kemudian kegiatan membaca tentunya tidak terlepas dari
naskah, karena naskah merupakan sarana kegiatan ini.Selain itu, tersedianya
bahan bacaan yang menarik dapat pula menumbuhkembangkan minat baca
seseorang.Selanjutnya pemusatan perhatian atau konsentrasi terhadap teks yang
dibacanya diperlukan agar pemahaman naskah bisa tercapai. Pembaca akan
mencapai pemahaman yang lebih baik jika disertai dengan konsentrasi baca
yang tinggi dan ditambah keaktifan berpikir serta sikap kritis. Terakhir setelah
melalui tahap-tahap tadi, terbentuklah pemahaman terhadap bacaan.
Berkaitan dengan uraian tahapan membaca yang telah dipaparkan diatas,
maka peneliti cenderung pada pendapat yang disampaikan oleh Yant Mujiyanto
dikarenakan adanya unsur minat sebagai syarat awal seseorang melakukan
aktivitas membaca kemudian penafsiran terhadap lambang tulis dan dilengkapi
dengan konsentrasi tinggi terhadap bacaan menjadikan pemahaman terhadap
bacaan dapat terbentuk.
-
14
e. Jenis-jenis Membaca
Kegiatan membaca dapat dibedakan menjadi beberapa macam.Hal ini
dapat dilihat dari segi tinjauannya. Ada dua jenis tinjauan yang berkaitan dengan
jenis-jenis membaca antara lain (1) menurut segi teknik, dan (2) menurut
tatarannya (Suyatmi, 2007: 39). Membaca dari segi teknik adalah terdengar atau
tidaknya suara si pembaca pada saat melakukan aktivitas membaca.Dilihat dari
segi ini membaca dibedakan menjadi dua, yaitu membaca dalam hati dan
membaca nyaring.Pada membaca dalam hati, pembaca menggunakan ingatan
visual dalam arti keaktifan terletak pada penglihatan dan ingatan, dituntut pula
keaktifan auditori (pendengaran).Menurut tatarannya kegiatan membaca dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut.
Yant Mujiyanto dkk (2000: 51-53) menjelaskan jenis membaca yang
harus dikuasai dan dikembangkan khususnya dalam bidang akademik, yaitu :
1) Membaca intensif, yaitu satu jenis membaca yang dilakukan untuk
memperoleh pemahaman ide-ide naskah dari ide pokok sampai ke ide-ide
penjelas dan dari hal-hal yang global sampai hal-hal yang rinci. Jenis
membaca inilah yang biasa disebut dengan membaca pemahaman.
2) Membaca kritis, merupakan tataran membaca yang paling tinggi. Hal ini
dikarenakan ide-ide bacaan yang telah dipahami secara baik dan detail,
dikomentari dan dianalisis kesalahan dan kekurangannya.
3) Membaca cepat, membaca jenis ini dilakukan untuk memperoleh
informasi keseharian secara cepat, seperti berita dan laporan utama pada
surat kabar atau majalah.
-
15
4) Membaca apresiatif dan estetis, yakni membaca yang berhubungan dengan
pembinaan sikap apresiatif penghargaan terhadap nilai-nilai keindahan dan
kejiwaan.
5) Membaca teknik, ialah jenis membaca yang mementingkan kebenaran
pembacaan serta ketepatan intonasi dan jeda.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik
membaca permasalahan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman).
Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnol (Rahim
Farida 2007: 6) ada 3 yaitu : (a) Faktor Psikologis, (b) Faktor Intelektual, dan (c)
Faktor Lingkungan. Ketiga pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor Psikologis
Mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin.Beberapa ahli mengemukakan bahwa kelatarbelakangan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka. Faktor ini mencakup :
a) Motivasi
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri murid yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar
dan memberikan arahan kepada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”.
Murid akan menguasai hasil belajar dengan optimal, jika dalam belajar
dimungkinkan untuk sebanyak mungkin berinteraksi dengan isi teks pelajaran.
-
16
Untuk pelajaran membaca indera yang paling dominan digunakan ialah indera
pengelihatan dan pendengaran, membaca dan menyimak cerita yang dibacakan.
b) Minat
Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat
akan diwujudkan dalam kesehariannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan
kemudian membaca atas kesadaran sendiri.
Frymeir (Rahim 2007: 28) mengidentifikasikan enam faktor yang
mempengaruhi perkembangan minat anak. Faktor-faktor itu adalah :
(1) Pengalaman sebelumnya, murid tidak akan mengembangkan
minatnya terhadap sesuatu jika mereka belum pernah
mengalaminya.
(2) Konsepsinya tentan diri, murid akan menolak informasi yang
dirasa mengancamnya, sebaliknya murid akan menerima jika
informasi itu dipandang berguna dan membantu meningkatkan
dirinya.
(3) Nilai-nilai, minat murid timbul jika sebuah mata pelajaran
disajikan oleh orang yang berwibawa.
(4) Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami
oleh anak akan menarik minat mereka.
(5) Tingkatan keterlibatan tekanan, jika murid merasa dirinya
mempunyai beberapa tingkatan pilihan dan kurang tekanan, minat
membaca mereka mungkin akan lebih tinggi.
-
17
(6) Kompleksitas materi pelajaran, murid lebih mampu secara
intelektual dan fleksibel secara psikologis lebih tertarik kepada hal
yang lebih kompleks.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus
berusaha memotivasi muridnya. Murid yang mempunyai motivasi yang tinggi
terhadap pembaca akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan
membaca.
c) Kematangan sosio dan emosi serta menyesuaian diri
Menurut Farida Rahim (2007: 29), “Ada tiga aspek kematangan emosi
dan sosio, yaitu (1) stabilitas emosi, (2) kepercayaan diri, (3) kemampuan
berpartisipasi kelompok”. Seorang murid harus mempunyai pengontrolan emosi
pada tingkat tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis dan berinteraksi
secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik diri,
atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca.
Sebaliknya anak-anak yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih
mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan
perhatian pada bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan anak-anak
dalam memahami bacaan akan meningkat.
2) Faktor Intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang
terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan
meresponnya secara tepat.Secara umum ada hubungannya antara kecerdasan
yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial
-
18
membaca.Tingkatan intelegensi membaca itu sendiri pada hakikatnya proses
berpikir dan memecahkan masalah. Dua orang yang berbeda IQnya sudah pasti
akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca
murid. Faktor lingkungan tersebut ialah :
a) Latar belakang dan pengalaman anak di rumah.
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan
bahasa anak.Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak
dalam masyarakat.Kondisi itu pada gilirannya dapat membentuk anak, dan dapat
juga menghalangi anak belajar membaca. Anak yang tinggal di dalam rumah
tangga yang harmonis, rumah yang penuh cinta kasih, tidak akan menemukan
kendala yang berarti dalam membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak di
rumah juga penting bagi kemajuan belajar membaca. Membaca seharusnya
merupakan suatu kegiatan yang bermakna, pengalaman masa lalu anak-anak
memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang mereka baca.
b) Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan
faktor yang membentuk lingkungan rumah murid.Beberapa penelitian
memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi murid mempengaruhi kemampuan
verbal murid.Semakin tinggi status sosial ekonomi murid semakin tinggi
kemampuan verbal murid.Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik
-
19
dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak
mereka berbicarakan mendukung perkembangan bahasa dan intelegensi anak.
g. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di Sekolah
Dalam konteks implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga
merupakan proses mengatur lingkungan agar siswa belajar. Makna lain mengajar
yang demikian, sering diistilahkan dengan pembelajaran (BP. Putra Bhakti
Mandiri, 2008: 152). Pembelajaran dilaksanakan pada semua jenjang
pendidikan.Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di SMP adalah
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, menekankan pada
kemampuan membaca dan menulis.Pada akhir pendidikan SMP/MTs, peserta
didik diharapkan telah membaca sekurang-kurangnya Sembilan buku sastra dan 3
buku nonsastra.
Untuk membantu siswa dalam proses membaca, guru harus memilih strategi
yang tepat untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru harus menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, misalnya dengan menggunakan teknik dan
media pembelajaran yang menarik siswa untuk mengikuti pembelajaran membaca
dengan baik
2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
a. Pengertian Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan kiat yang secara spesifik dirancang untuk
memahami teks.SQ3R ialah kependekan dari Survey, Question, Read, Recite,
-
20
Review.Metode tersebut dikembangkan oleh Francis P. Robinson dari Ohio
University (Syaiful Sagala, 2010: 59).
Menurut Muhibbin Syah (2003: 140-142) metode membaca buku teks
tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan
belajar. Lebih lanjut Muhibbin Syah menyebutkan prinsip-prinsip SQ3R
merupakan langkah mempelajari teks yang meliputi : a) survey, b) question, c)
read, d) recite, e) review. Penjelasan kelima prinsip metode tersebut yaitu :
a) Survey, dalam kegiatan ini pembaca meneliti, memeriksa, dan
mengidentifikasi seluruh teks.
b) Question, pada langkah ini pembaca menyusun daftar pertanyaan yang
relevan dengan teks.
c) Read, membaca teks secara aktif untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan yang telah disusun.
d) Recite, sebagai kegiatan menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
e) Review, kegiatan terakhir ini berisi aktivitas peninjauan ulang seluruh
jawaban atas pertanyaan yang tersusun.
Berdasarkan uraian diatas, metode SQ3R merupakan metode yang
memudahkan para pembaca untuk fokus menemukan gagasan utama dari teks
bacaan secara efektif.Metode ini dapat memudahkan peserta didik untuk
memperoleh informasi dalam setiap sumber acuan.
b. Tahapan Metode SQ3R
Metode SQ3R disusun secara sistematis.Dalam penjelasan Damiyati
Zuhdi (2012: 93-94), metode SQ3R memiliki 5 langkah yaitu Survey, Question,
-
21
Read, Recite, Review.Dalam terjemahan Bahasa Indonesia, kelima langkah
tersebut diuraikan menjadi : a) Survei, b) Bertanya, c) Membaca, d)
Menceritakan, e) Meninjau ulang.
a. Survei
Survei melibatkan kegiatan membaca sekilas judul-judul dan membuat
kerangka bacaan pada tahap awal , membaca paragraf awal dan akhir, dan
mempelajari gambar, tabel, grafik, dan sebagainya.
b. Bertanya
Kegiatan bertanya dilakukan dengan mengubah setiap judul menjadi
pertanyaan.
c. Membaca
Pada saat membaca, pembaca harus menemukan segala inti informasi
penting jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
d. Menceritakan
Suatu tolak ukur bahwa siswa memahami bacaan adalah dengan
menyatakan jawaban/bukti dan mengemukakannya kepada diri sendiri dengan
bergumam, bersuara, atau dalam bentuk catatan tulisan serta dengan cara
menyusun kembali kalimat acak menjadi paragraf yang padu.
e. Meninjau ulang
Kegiatan meninjau ulang dilakukan siswa untuk membuktikan bahwa
pemahamannya benar.Hal ini dilakukan dalam jarak waktu yang tepat setelah
membaca guna mengingatnya secara permanen.
-
22
Soedarso (2004: 42) juga menguraikan satu persatu bagian metode
SQ3R meliputi : a) Survey, b) Question, c) Read, d) Recite, e) Review.
1) S-Survey
Kata survey bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia ialah
survei.Survei bacaan dilakukan untuk menemukan gagasan utama dalam
teks.Lebih lanjut Soedarso mengartikan survei atau prabaca adalah teknik untuk
mengenal bacaan sebelum membaca secara lengkap. Hal ini bertujuan untuk :
a) Mempercepat menangkap arti,
b) Mendapatkan abstrak,
c) Mengetahui ide-ide yang penting,
d) Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut,
e) Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan
f) Memudahkan mengingat lebih banyak yang memahami lebih
mudah.
2) Q-Question
Dalam tahap ini, pembaca membuat suatu pertanyaan yang berintikan
kata-kata apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana (5W+1H). Hal ini
bertujuan agar pembaca lebih aktif dan mudah menemukan informasi.
3) R-Read
Langkah berikutnya adalah membaca. Lakukan untuk mengetahui
detail penting dan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun.
-
23
4) R-Recite atau recall
Recite adalah menyebutkan jawaban-jawaban atau menyebutkan hal-
hal penting dari bacaan dengan menbuat catatan penting dari teks. Penulisan
catatan tersebut akan mendukung tersimpannya informasi atau pengetahuan
dalam memori jangka panjang.
5) R-Review
Review adalah kegiatan pengulangan untuk menelusuri kembali
bagian-bagian pentingyang perlu diingat kembali. Dengan melakukan review
akan semakin membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman.
Penjelasan tahap-tahap metode SQ3R di atas menjabarkan satu persatu
langkah yang harus dilakukan pembaca.Aktivitas prabaca, baca, sampai dengan
pasca baca dalam metode SQ3R membuat pembaca lebih memiki kesiapan yang
strategi untuk melakukan informasi bacaan secara teliti. Oleh karena itu,
pembaca lebih terarah langsung pada intisari atau makna pokok materi yang
tersirat dan tersurat dalam teks.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R
Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, begitu juga
dengan metode SQ3R.Sehingga ketepatan guru dalam memilih strategi
pembelajaran sangat diperlukan agar tidak menjadi kendala yang dapat
menghambat pelaksanaan pembelajaran guna mencapai tujuan yang ingin
dicapai.Adapun kelebihan dan kelemahan metode SQ3R adalah sebagai berikut.
-
24
1) Kelebihan Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan salah satu metode yang tepat digunakan
dalam pembelajaran membaca. Metode SQ3R memiliki kelebihan dalam
meningkatkan daya ingat dari pemahaman suatu bacaan. Menurut Fitria (2011)
antara lain:
a) Siswa diarahkan untuk terbiasa berpikir terhadap bahan bacaan
sehingga siswa menjadi lebih aktif dan terlatih untuk bisa membuat
pertanyaan
b) Siswa berusaha untuk memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan
yang mendalami isi bacaan atau teks bacaan.
c) Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk saling bertukar
pendapat dalam memahami konsep materi yang disajikan dalam
uraian teks.
2) Kelemahan Metode SQ3R
Dalam penerapan suatu metode pembelajaran tidak akan lepas dari
kelemahan. Kelemahan metode pembelajaran SQ3R menurut Fitria (2011)
antara lain:
a) Alokasi waktu yang digunakan untuk memahami sebuah teks
dengan model pembelajaran SQ3R mungkin tidak banyak berbeda
dengan mempelajari teks biasa.
b) Siswa sulit dikondisikan (ramai) saat berdiskusi dengan teman
sebangkunya dalam mempelajari teks materi pelajaran.
-
25
c) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang
terlalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama
dalam merumuskan pertanyaan.
d. Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Membaca
Pembelajaran membaca merupakan suatu proses pembelajaran yang
menitikberatkan pada penguasaan teks atau pemahaman teks yang dibaca serta
kemampuan siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang ditujukan untuk
kepentingan studi, Namun juga dapat diterapkan untuk kepentingan metode
pengajaran membaca di sekolah (Sudrajat, 2008: 10).
Proses penerapan metode SQ3R dalam kegiatan pembelajaran membaca
menurut Syah (2010: 128-129) adalah sebagai berikut :
1) Persiapan teknik SQ3R dilakukan dengan langkah-langkah:
a) Menyiapkan sebuah wacana yang utuh, logis dan bermakna.
b) Menyiapkan lembar kerja kepada siswa.
2) Kegiatan inti dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Survey, guru membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa
atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks. Tujuannya, agar
siswa mengetahui judul, panjangnya teks, istilah, kata kunci, dan
sebagainya. Siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat
pembuat ciri (berwarna merah, kuning, dan sebagainya) warna
untuk menandai bagian-bagian penting yang akan dijadikan
pertanyaan.
-
26
b) Question, guru memberi petunjuk atau contoh kepada siswa untuk
menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan
dengan bagian-bagian teks. Jumlah pertanyaan bergantung pada
panjang-pendeknya teks, dan kemampuan siswa dalam memahami
teks yang dibaca.
c) Read, guru menyuruh siswa membaca teks secara aktif dalam
rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif yang diperkirakan
mengandung jawaban-jawaban yang relevan dengan pertanyaan.
d) Recite, guru menyuruh siswa untuk menyebutkan lagi jawaban-
jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Guru melatih siswa
untuk tidak melihat atau membuka catatan jawaban.
e) Review, guru menyuruh siswa untuk meninjau ulang seluruh
pertanyaan dan jawaban secara singkat.
3) Tindak lanjut: setelah langkah awal dalam kegiatan inti dilaksanakan,
dilakukan tindak lanjut yaitu: memberikan pengayaan berupa pemberian
tugas yang sama (dengan bahan yang berbeda).
Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud dengan metode SQ3R pada
penelitian ini adalah suatu metode pembelajaran yang sistematik dan bersifat
praktik, untuk pembentukan keterampilan membaca secara intensif dan rasional.
Implementasi metode ini dengan lima tahapan kegiatan yaitu (1) Memeriksa atau
meneliti secara singkat seluruh struktur teks, (2) Menyusun pertanyaan-pertanyaan
yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-bagian teks, (3) Membaca teks
-
27
secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
tersusun, (4) Menyebutkan lagi jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah
tersusun tanpa melihat atau membuka buku catatan, dan (5) Meninjau ulang
seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.
B. Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang
telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu :
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar (2013)
Dalam penelitian yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta Harga Keseimbangan melalui
metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan melalui
penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, siklus I 65,93 menjadi 80 pada siklus II.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman (2011)
Dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca
Pemahaman Cerpen dengan Metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Anwar 2 Kota Bogor, menyatakan bahwa
penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman cerpen di sekolah dengan nilai rata-rata
52,88% menjadi 86,35%.
Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi
pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi
-
28
penelitian di pedesaan tentu berbeda dengan karakteristik di pinggiran kota,
terutama dalam budaya dan gaya hidup.
Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini memiliki ciri khas yang unik,
diantaranya yaitu letak lokasi di pedesaan, sebagian siswa sekolah SMP Negeri 3
SATAP Tondong Tallasa merupakan pendatang dari berbagai macam
daerah.Sehingga banyak ragam dialek bahasa yang digunakan siswa yang menjadi
tantangan tersendiri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , terdapat empat aspek
keterampilan berbahasa yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara.Dalam
penelitian ini, meneliti tentang aspek membaca. Khususnya pada membaca
pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review) melalui 2 siklus Penelitian Tindakan Kelas yaitu siklus 1 (Perencanaan,
Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi) dan siklus 2 (Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi dan Refleksi) menggunakan materi pokok Gagasan utama untuk
mendapatkan temuan meningkatkan hasil membaca pemahaman siswa. Adapun
bagan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
29
1.1.Bagan Kerangka Pikir
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemampuan membaca pemahaman siswa
rendah
Penerapan Metode SQ3R
Siklus I
Temuan
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Siklus II
Berbicara Menyimak Membaca Menulis
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Meningkatnya hasil belajar membaca pemhaman siswa
-
30
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka diatas, dapat dirumuskan hipotesis Penelitian
Tindakan Kelas sebagai berikut : “Apabila dalam pembelajaran membaca
pemahaman guru menerapkan metode SQ3R maka dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 3 SATAP
Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”.
-
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action
research). Penelitian tindakan atau action research dikemukakan pertama kali oleh
Kurt lewin pada tahun 1946. Pendekatan Lewin ini terdiri dari empat langkah
yaitu, merencanakan (plan), bertindak (act), mengobservasi (observe), dan
merefleksikan (reflect). Beberapa peneliti kemudian mengembangkan model
Lewin ini adalah Kemmis dan McTaggart mengembangkan sebuah model yang
lebih sederhana, bersifat siklus, dan lebih menekankan pada penelitian tindakan
berulang. Penelitian tindakan tidak berupaya menemukan apa yang salah tetapi
lebih pada sebuah pencarian pengetahuan bagaimana menjadi lebih baik.
Jean McNiff (Kesuma, 2013:2) menyatakan bahwa Penelitian tindakan
dalam pendidikan merupakan sebuah metode penelitian kualitatif yang
mendorong para praktisi (pengajar/guru) menjadi reflektif dalam praktik
mengajar, dengan tujuan lebih meningkatkan/memperbaiki sistem mengajarnya.
Penelitian Tindakan Kelas ketika diterapkan di dalam kelas merupakan
pendekatan untuk lebih meningkatkan pendidikan melalui perubahan, dengan cara
mendorong para guru untuk sadar akan praktik sendiri, kritis terhadap praktik
mereka, dan siap untuk mengubahnya.
-
32
Penelitian ini mengikuti model Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari
perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing) dan
refleksi (reflecting).
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 3 SATAP
Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.Waktu pelaksanaan
penelitian ini selama kurang lebih dua bulan, dengan pelaksanaan pada bulan mei
hingga bulan juli 2018.
Dalam penelitian ini akan dilakukan di kelas VII dengan jumlah siswa 27
orang di SMP Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan. Peneliti memilih subjek penelitian di kelas ini dikarenakan peneliti
merasakan bahwa di kelas ini sangat tepat untuk melaksanakan penelitian.
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan dengan beberapa tahap
penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Menurut Arikunto dkk (2008: 17-19)
Prosedur penelitian meliputi : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanakan Tindakan, 3)
Observasi, 4) Refleksi.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijabarkan
dalam tahap-tahap sebagai berikut :
-
33
1. Rancangan Siklus 1
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut
:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
SQ3R.
2) Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.
3) Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran.
4) Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, guru melaksanakan tindakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan pembelajaran. Adapun langkah-langkah
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
2) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan
menggunakan metode SQ3R.
3) Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.
c. Observasi
Tahap observasi dilaksanakan dengan langkah-langkah adalah
sebagai berikut :
1) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama
pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh observer.
-
34
2) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa di kelas.
d. Refleksi
Pada tahap ini yaitu menilai dan mengkaji hasil evaluasi data yang
kaitannya dengan indkator kinerja siklus 1. Penguasaan keterampilan
membaca pemahaman siswa dianalisis berdasarkan nilai hasil evaluasi
dan hasil observasi pada saat pembelajaran.Jika 85% dari 27 siswa
mengalami peningkatan keterampilan membaca pemahaman, maka
pembelajaran tersebut berhasil. Namun, jika jumlah siswa yang
mengalami peningkatan keterampilan membaca pemahaman belum
mencapai 85% maka pembelajaran tersebut perlu diperbaiki dan
disempurnakan lagi pada siklus 2.
2. Rancangan Siklus 2
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 meliputi rencana perbaikan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review) yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus 1.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
SQ3R yang telah diperbaiki berdasarkan pada siklus I.
2) Menyiapkan media pembelajaran.
3) Membuat lembar observasi guru dalam pembelajaran.
4) Membuat lembar observasi siswa dalam pembelajaran.
-
35
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang yang akan dilakukan pada siklus 2 ini tidak jauh
berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus 1, yakni
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan disesuaikan
dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus 1,
sehingga rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan
pada siklus sebelumnya.
c. Observasi
Tahap observasi dilaksanakan dengan mengamati proses
pembelajaran atau pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diobservasi
berupa keaktifan siswa dalam pembelajaran.Observasi yang
dilaksanakan diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam
beberapa aspek indikator yang sudah disiapkan sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil analisis data dari siklus 2 ini digunakan sebagai acuan untuk
menentukan ketercapaian tujuan peneliti dalam meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R. Jika tingkat penguasaan
keterampilan membaca pemahaman siswa telah mencapai 85% dari 27
siswa, maka dapat ditarik kesimpulan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 3 SATAP
Tondong Tallasa Kab.Pangkep.
-
36
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan instrumen
yang disusun dan dikembangkan sendiri dengan prosedur kerja sebagai berikut,
(1) Perumusan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sehingga dapat
ditetapkan instrumen yang sesuai; (2) Kegiatan penyusunan kisi-kisi instrumen
penelitian dan (3) Penyusunan butir-butir skala pengukuran tiap
instrumen.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Observasi Guru
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Beberapa hal yang diamati berkenaan dengan aktivitas
guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Cara observasi yang
dilakukan ialah observasi terbuka. Hal ini diharapkan data yang diamati benar-
benar apa adanya dan dapat melihat fenomena sesuai fokus permasalahan. Berikut
ini lembar observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas guru dalam proses
pembelajaran:
Tabel 1.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diobservas
Nilai
SB B C K SK
1. Mengondisikan kelas
2. Apersepsi
3. Menyampaikan tujuan
-
37
4. Menjelaskan materi
5. Menjelaskan langkah-langkah metode SQ3R
6. Mengarahkan perhatian siswa
7. Menggunakan media
8. Memberikan kesempatan:
a. Mensurvey isi teks
b. Membuat pertanyaan
c. Membaca teks
d. Membaca hasil latihan
e. Memeriksa hasil latihan
f. Membuat kesimpulan
9. Mengamati kesulitan siswa
10. Memberikan nilai
Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
-
38
2. Lembar Observasi Siswa
Kegiatan observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses KBM
berlangsung. Beberapa hal yang diamati berhubungan dengan aktivitas membaca
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Observasi terhadap siswa juga dilakukan
secara terbuka. Lembar observasi siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang dinilai
Nilai
SB S C K SK
1. Kegiatan Awal
Menjawab salam dan berdoa
2. Menjawab pertanyaan dan guru
3. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
4. Kegiatan inti
Memperhatikan penjelasan guru
5. Terlibat dalam penggunaan media
6. Mencatat penjelasan guru
7. Memahami langkah-langkah pembelajaran metode SQ3R
8. Mensurvey dengan membaca dengan cepat bacaan
-
39
9. Membuat pertanyaan
10. Membaca teks bacaan
11. Mencatat jawaban
12. Membacakan hasil latihan dengan kalimat sendiri
13. Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan
dan jawaban dari teks bacaan
14. Memberikan pendapat
15. Antusias selama mengikuti pembelajaran
16. Menyimpulkan materi saat itu
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
3. Tes
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan. Pengertian tes adalah sejumlah pertanyaan yang
disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan
atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam
-
40
dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat,
sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya. Teknik
tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar. Adapun alat
tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir soal/instrument soal. Tes ini
diberikan setiap akhir siklus dan diberikan pada aktivitas pembelajaran dengan
indikator soal-soal pemahaman guna mengukur kemampuan pemahaman siswa.
Lembar tes tertulis ini berupa post test soal-soal yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi post test tiap siklus adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.3 kisi-kisi soal post test siklus I
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator
3.2.Menemukan gagasan
utama suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75 kata
permenit
1. Gagasan utama
Menemukan maksud
gagasan utama
Menentukan gagasan
utama
2. Menjawab
pertanyaan dari teks
bacaan
Menentukan jawaban
3. Amanat yang dibaca
Menentukan amanat yang
dibaca
Tabel 1.4 kisi-kisi soal post test siklus II
-
41
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 90).
Sedangkan sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo, 2005: 79).
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP
Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep sebanyak 27 orang.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator
3.3.Menentukan gagasan
utama suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75 kata
permenit
4. Tema isi bacaan
Menentukan tema isi
bacaan
5. Menentukan
maksud kalimat
atau kata pada teks
bacaan
Menentukan maksud
kalimat atau kata pada
teks bacaan
6. Menyimpulkan isi
bacaan
Menentukan kesimpulan
dari suatu bacaan
-
42
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, peneliti perlu adanya bagaimana cara
memperoleh data serta bagaimana cara untuk mengumpulkan data sehingga data
terkumpul. Garis besar pengumpulan data penelitian diantaranya dengan
menggunakan cara wawancara, observasi siswa, penilaian tes, dan menggunakan
dokumentasi.
a) Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan diajukan peneliti secara
verbal kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi atau penjelasan
yang dianggap perlu. Wawancara kepada guru bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana aktivitas siswa dalam proses keterampilan membaca pemahaman.
Format wawancara yang dilakukan peneliti sebelum dilakukannya penelitian
sebagai panduan peneliti untuk mengetahui latar belakang sebab siswa
mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman terlampir dalam kegiatan
lampiran.
b) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman yang dilakukan oleh siswa dan guru sejak
sebelum pelaksanaan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir
tindakan. Observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa saat proses
pembelajaran.
-
43
c) Dokumentasi
Dokumentasi juga dapat membantu untuk mengumpulkan data dalam
penelitian, dokumentasi disini berfungsi untuk menangkap suasana di dalam
kelas yang sebenarnya. Detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau
khususnya yang terjadi dalam kelas. Dokumentasi disini berupa foto, rekaman
tape atau alat perekam video.Sehingga setelah data terdokumentasi peneliti dapat
sangat terbantu dengan adanya rekaman yang dihasilkan oleh alat dokuemntasi.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjad
informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk
solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian.
Kriteria penilaian sudah dipertimbangkan oleh peneliti sesuai dengan
indikator kemampuan membaca pemahaman siswa. Dalam tes dianalisis dengan
menggunakan nilai individu dan kelompok, nilai rata-rata siswa, dan kriteria
belajar berdasarkan penilaian tingkat daya serap siswa yang ditentukan
berdasarkan ketetapan sekolah tersebut.
Nilai Rata-rata Siswa
Keterangan :
x = Nilai rata-rata siswa
∑x = Jumlah nilai siswa
n = Jumlah siswa
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman
digunakan tabel seperti dibawah ini :
= ∑n
𝑛 x 100%
-
44
Tabel 1.5 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman
Taraf pemahaman
Kemampuan (%)
Rentang nilai Kategori
80-100% 80-100 Sangat baik
70-79% 70-79 Baik
56-69% 56-69 Cukup
45-55% 45-55 Kurang
0-44% 0-44 Sangat Kurang
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini,siswa dinyatakan berhasil jika
85% siswa mendapatkan nilai minimal 75.
-
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Prapenelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan pra penelitian di kelas VII SMP
Negeri 3 SATAP Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Pertama, mencari
informasi secara mendalam dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua,
observasi proses pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas. Tindakan ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa dan gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi. Sekolah ini
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75 untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII. kegiatan belajar mengajar di Kelas VII
dilakukan pada pukul 07.00 sampai dengan 14.00 WIB.
Tabel 2.1 Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas Hari Jam ke- Waktu
VII
Selasa 1 07:30-09:45
Rabu 1 07:30-09:45
Kelas yang dijadikan objek penelitian di SMP Negeri 3 SATAP Tondong
Tallasa yaitu pada kelas VII yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 10 laki-laki dan
17 perempuan. Dalam perbincangan dengan guru Bahasa Indonesia terungkap
bahwa:
-
46
a. Siswa kelas VII berasal dari beragam latar belakang yang memiliki dialek
bahasa ibu yang berbeda-beda sesuai asal sukunya. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri dalam mengajarkan Bahasa Indonesia.
b. Distribusi buku paket yang tidak merata menghambat proses pembelajaran
dan juga penyampaian pengajaran menjadi kurang efektif.
c. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar dibawah standar
KKM sekolah.
Sementara itu, penulis menemukan bahwa antusiasme para siswa terhadap
pelajaran Bahasa Indonesia tidak merata, disamping itu metode pembelajaran
yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang bersemangat dan
menjadi jenuh serta kurang mandiri dalam melakukan latihan. Hal lain yang
ditemukan yaitu masih banyak siswa yang bingung dalam memahami bacaan,
terlihat saat siswa menjawab soal yang ada di LKS, mereka tidak yakin akan
jawabannya.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 30
menit dipertemuan pertama dan 2 x 45 menit di pertemuan kedua. Materi yang
diajarkan pada siklus I ini adalah maksud dari gagasan utama, membaca isi bacaan
dengan kecepatan 75 kata per menit, menentukkan gagasan utama, menjawab
pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca, menjelaskan amanah yang ada
dalam bacaan.
-
47
Pada tahap perencanaan Siklus I peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review). Peneliti juga mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu
lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru KBM, lembar soal tes. perangkat
lainnya yang disiapkan adalah bahan teks bacaan yang berjudul diantaranya:
”Mengunjungi Pasar Malam” dan “Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo”
yang dijadikan sebagai bahan ajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru Bahasa Indonesia kelas agar materi sesuai dengan kurikulum yang
telah ditetapkan di sekolah tersebut.
Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) kepada subyek. Penelitian dilaksanakan di kelas
VII yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 17 perempuan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 4 x 45 menit
dipertemuan pertama dan 2 x 45 menit di pertemuan kedua. Adapun uraian proses
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke- 1 (Selasa, 1 Mei 2018)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama (2x45) pelajaran dimulai
pada pukul 07.30-09.45 WIB. Jumlah siswa yang hadir saat itu sebanyak 25
siswa. Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Materi yang dipelajari pada pertemuan
pertama adalah menjelaskan maksud gagasan utama, membaca isi bacaan dengan
-
48
kecepatan 75 kata per menit, dan menentukkan gagasan utama dari teks bacaan
“Mengunjungi Pasar Malam”.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan membaca do’a
untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun
saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti juga menyampaikan
tujuan pembelajaran. Peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai gagasan
utama. Dalam penjelasan materi, peneliti juga memberikan satu soal dan meminta
siswa untuk menjawab bersama-sama.
Pada saat peneliti memberikan penjelasan, siswa terlihat sangat
memperhatikan. Kemudian, peneliti menyajikan materi dengan menggunakan
metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
dimulai dengan membagikan teks bacaan pada setiap siswa. Untuk
mengkondisikan kelas tetap fokus, secara bersamaan peneliti membagikan teks
bacaan “Mengunjungi pasar malam” dan bertanya jawab mengenai pasar malam
yang ada disekitar lingkungan siswa. Siswa menjawab pertanyaan serta
menceritakan pasar malam yang ada disekitar lingkungan siswa.
Langkah pertama dalam pelaksanaan metode SQ3R, yaitu Survey. Siswa
diminta untuk mengamati bacaan dengan membaca bagian-bagian teks dan isi
bacaan sambil menggarisbawahi bagian-bagian yang penting dengan teknik
membaca cepat dengan kecepatan 75 kata per menit. Peneliti memberikan waktu
selama 3 menit untuk melakukan survey.
-
49
Pada tahap kedua yaitu Question, siswa diminta untuk membuat
pertanyaan dari hasil pengamatan sebanyak 5 pertanyaan, termasuk pertanyaan
menentukkan gagasan utama. Masih ada beberapa siswa yang mengalami
kesulitan membuat pertanyaan, sehingga peneliti menjelaskan terlebih dulu acuan
membuat pertanyaan berdasarkan kata apa, siapa, bagaimana, kapan, dan lain-lain.
Selain itu, pada tahap ini peneliti juga membimbing siswa.
Tahap ketiga Read, siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan
dengan teliti, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka buat.
Tahap keempat Recite, siswa diminta untuk menulis jawabannya pada buku tulis
mereka masing-masing sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Selanjutnya,
peneliti meminta beberapa siswa membacakan jawaban-jawaban yang telah
mereka susun dengan menggunakan kalimat sendiri. Pada tahap ini, peneliti
meminta siswa lain untuk menanggapi jawaban yang dibacakan oleh temannya.
Tahap terakhir Review, yaitu siswa diminta untuk memeriksa dan
meninjau ulang pertanyaan dan jawaban yang telah mereka susun. Setelah siswa
meninjau ulang, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi pelajaran.
Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, dilakukan
evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada materi yang sudah dipelajari.
Setelah semua tahapan dilakukan, guru menilai pertanyaan dan jawaban
yang telah mereka buat. Dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
membaca hamdalah serta mengucapkan salam.
-
50
Pada siklus ini, peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti proses
pembelajaran dan bisa dikatakan semua siswa ikut berperan aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review). Namun demikian, beberapa siswa ada yang belum memahami isi
teks bacaan dan enggan menjawab.
Pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran dengan menggunakan
metode SQ3R belum terselesaikan, maka proses pembelajaran dilanjutkan
pada pertemuan kedua.
2) Pertemuan ke-2 (Rabu, 02 Mei 2018)
Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 45 dimulai pada pukul 07.30-
09.45 WIB. Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini sebanyak 26 siswa.
Materi pada pertemuan kedua adalah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks
yang dibaca, menentukan gagasan utama pada suatu paragraf dan amanat atau
pesan yang telah dibaca.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca basmallah
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru, dengan
teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari (apersepsi). Pada saat Tanya jawab, sebagian besar siswa menjawab
walaupun masih ada beberapa siswa diam tidak menjawab tetapi memperhatikan.
Sebelum memulai penjelasan, peneliti menjelaskan secara umum mengenai
lingkungan yang dibutuhkan bagi makhluk hidup, kemudian peneliti bertanya
kepada siswa mengenai upaya menciptakan lingkungan sehat dan bersih. Peneliti
juga bertanya mengenai dampak negatif lingkungan yang tidak sehat dan tidak
-
51
bersih. Kemudian, peneliti menjelaskan mengenai gagasan utama paragraf dan
gagasan penjelas paragraf serta memberikan contoh. Setelah menjelaskan, peneliti
membagikan teks bacaan mengenai lingkungan yang berjudul “Kesehatan
Lingkungan di Kampung Bajo”. Agar siswa lebih paham dan mengerti materi
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
dimulai dengan mensurvey bacaan dan menggaris bawahi bagian-bagian yang
penting dari isi bacaan. Kemudian, tahap kedua siswa membuat 5 pertanyaan.
Tahap ketiga, siswa membaca teks untuk mendapatkan pemahaman. Kegiatan ini
dilakukan secara bersama-sama dengan didampingi peneliti agar terkontrol dan
sesuai waktu yang diharapkan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang telah
dibuat pada tahap kedua. Menentukkan gagasan utama dan gagasan penjelas tiap
paragraf. Pada tahap keempat, beberapa siswa menguraikan hasil latihan mereka.
Kemudian, satu persatu siswa maju kedepan menentukkan gagasan utama dan
gagasan penjelas. Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan media berupa alat
peraga. Pada tahap terakhir, siswa memeriksa jawaban mereka.
Pada kegiatan penutup, peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa
mengenai materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian, peneliti mengoreksi
tugas siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan alhamdalah
bersama-sama. Dalam waktu 70 menit siswa melakukan tahapan-tahapan metode
SQ3R (survey,question, read, recite, review) sama seperti pertemuan pertama.
-
52
c. Tahap Observasi/Pengamatan
1) Data Lembar Observasi
Tahap pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan proses pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan metode SQ3R berlangsung dua kali pertemuan dikelas VII SMP Negeri 3
SATAP Tondong Tallasa. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 02
Mei 2018 pada jam 07.30-09.45 WITA, sedangkan untuk pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2018 WITA pada jam 07:30-09:45 WITA.
Observer mengambil posisi duduk di belakang kelas agar keberadaannya
tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Observasi ini difokuskan untuk
mengetahui pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru (peneliti), serta aktivitas
siswa di dalam kelas. Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman observasi
terlampir sebagaimana terlampir.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru
mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa