penerapan program penguatan pendidikan karakter … · berbasis kelas di sekolah dasar se-...
TRANSCRIPT
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SLEMAN
KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yustina Dini Putranti
NIM: 151134028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SLEMAN
KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yustina Dini Putranti
NIM: 151134028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun setiap langkahku dan
untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku.
Kedua orang tuaku, Bapak Yusup Paiman dan Ibu Yohanna Susila Is Giarti
yang selalu memberiku semangat, dorongan, dukungan, dan tak pernah lupa
untuk mendoakanku.
Kakakku tercinta Silvanus Anggi Prasetyo dan Theresia Deni Septi
Mayasari yang selalu memberikan semangat.
Keponakanku Paula Ananda Putri Prasetyo.
Seluruh keluarga besar yang selalu mendukungku.
Para sahabat-sahabatku Niken, Titis, Sinta, Retha, Iren, Ayuni, Ifah, dan
Agnes.
Teman sepayungku Lukas Heruwindarto dan Agnes Endah Mulyaningsih
yang selalu berjuang dan bertukar pikiran bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku.”
(Filipi 4:13).
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada
Tuhan”
(Yeremia 17:7)
“Jadilah seperti yang kamu inginkan karena kamu hanya memiliki satu kehidupan
dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE- KECAMATAN SLEMAN
KABUPATEN SLEMAN
Oleh:
Yustina Dini Putranti (151134028)
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Sleman saat ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 192 guru
dengan jumlah sampel 128 guru berdasarkan perhitungan menggunakan tabel
ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan Morgan. Perhitungan
sampel menggunakan Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka dengan masing-
masing berjumlah 11 soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas sudah menerapkan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di SD negeri se-Kecamatan
Sleman dengan memperhatikan 3 aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan
observasi kelas. Pada aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 83,75%, aspek pra
observasi sebesar 97%, dan aspek observasi kelas sebesar 96,71%. Hal itu
ditunjukkan dengan guru yang sudah mendapatkan informasi PPK, melaksanakan
upacara bendera setiap hari Senin, membiasakan peserta didik untuk berjabat
tangan dengan guru maupun teman, melaksanakan kegiatan baris berbaris di depan
kelas, mengawali doa sebelum memulai pelajaran, menyanyikan lagu Indonesia
Raya pada awal pelajaran, menyanyikan lagu daerah atau lagu wajib nasional di
akhir pelajaran, menyisipkan nilai karakter pada RPP, menggunakan metode
pembelajaran yang tepat, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang karakter yang dituangkan dalam RPP.
Kata Kunci: Penerapan, Pendidikan Karakter berbasis kelas, kuantitatif deskriptif
metode survei.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE APPLICATION OF CLASS-BASED CHARACTER EDUCATION
STRENGTHENING PROGRAM IN ELEMENTARY SCHOOLS OF SLEMAN
DISTRICT, SLEMAN REGENCY
Yustina Dini Putranti (151134028)
Sanata Dharma University
2019
This study aims to identify and describe the application of class-based
Character Education Strengthening program in the public elementary schools of
Sleman district at this time. This study uses the descriptive quantitative type of
research with survey method. The population in this study are 192 teachers with a
sample of 128 teachers based on calculations using the minimum number of
samples of provisions table according to Krejcie and Morgan. Sample calculation
using Simple Random Sampling. The instrument used in this study are closed
questions and open questions with 11 questions each.
The study results showed that the classroom teachers are already
implementing the class-based Character Education Strengthening program in
public elementary schools in Sleman district by paying attention to 3 aspects
namely socialization, pre-observation, and classroom observation. In the
socialization aspect, it has been applied amounting to 83,75%, pre-observation
aspect amounting to 97%, and classroom observation aspect amounting to
96,71%. It was shown by teachers who have received the information of PPK, held
the flag ceremony every Monday, familiarized students to shake hands with the
teachers and friends, lined up in front of the class, started a prayer before starting
the lessons, sang the Indonesian national anthem at the beginning of the lesson,
sang folk songs or the national anthem at the end of the lesson, inserted character
value to the RPP, used appropriate learning methods, and provided feedback to
students regarding the characters as outlined in the RPP.
Keywords: Application, class-based Character Education, descriptive quantitative,
survey method.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Penerapan Program
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se- Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan
berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dorongan, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Theresia Yunia Setyawan, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan
Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberi
masukan kepada peneliti.
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
8. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dan
Kepala UPT Kecamatan Sleman yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian ini.
9. Semua Kepala Sekolah dan guru SD negeri Se-Kecamatan Sleman Yogyakarta
yang telah membantu melaksanakan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Para validator yang telah memberi kritik dan saran.
11. Orang tuaku Yusup Paiman dan Yohanna Susilo Is Giarti yang selalu
memberikan dorongan, semangat, dukungan, dan selalu mendoakanku.
12. Kedua kakakku Silvanus Anggi Prasetyo dan Theresia Deni Septi Mayasari
yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa selama ini.
13. Keponakanku Paula Ananda Putri Prasetyo.
14. Sahabat-sahabatku Niken, Sinta, Titis, Retha, Iren, Ayuni, Ifah, dan Agnes.
15. Teman satu payung Lukas Heruwindarto dan Agnes Endah Mulyaningsih yang
telah berjuang bersama.
16. Teman-teman kelompok payung atas kerjasama dan kebersamaan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
17. Teman-teman Program Studi PGSD angkatan 2015 kelas A yang selalu
mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan.
18. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu demi kesempurnaan skripsi ini.
Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang bermanfaat. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang
membacanya.
Yogyakarta, 7 Mei 2019
Peneliti
Yustina Dini Putranti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
HALAMAN MOTTO................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...................................... vii
ABSTRAK.................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
E. Definisi Operasional.............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 8
A. Kajian Pustaka....................................................................................... 8
1. Pendidikan Karakter............................................................................ 8
2. Penguatan Pendidikan Karakter.......................................................... 10
a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)................................ 10
b. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di Sekolah................................................................ 15
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.................................. 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................... 26
C. Kerangka Berpikir................................................................................. 30
D. Hipotesis Tindakan................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 34
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 34
B. Setting Penelitian................................................................................... 35
1. Subjek Penelitian................................................................................. 35
2. Objek Penelitian.................................................................................. 35
3. Tempat Penelitian................................................................................ 35
4. Waktu Penelitian................................................................................. 36
C. Populasi dan Sampel.............................................................................. 36
1. Populasi............................................................................................... 36
2. Sampel................................................................................................ 37
D. Variabel Penelitian................................................................................ 41
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Kuesioner............................................................................................ 42
2. Studi Dokumenter............................................................................... 42
F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 43
G. Teknik Pengujian Instrumen.................................................................. 49
H. Teknik Analisis Data............................................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 60
A. Hasil Penelitian...................................................................................... 60
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian........................................................ 60
2. Deskripsi Responden Penelitian.......................................................... 62
3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sleman..................... 63
B. Pembahasan........................................................................................... 76
BAB V PENUTUP....................................................................................... 86
A. Kesimpulan............................................................................................ 86
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 87
C. Saran...................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 88
LAMPIRAN................................................................................................ 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar
Dewantara............................................................................. 11
Gambar 2.2 Kristalisasi Nilai Karakter.................................................... 12
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian yang Relevan................................ 30
Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Penerapan Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas..................................... 64
Gambar 4.2 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 1........................... 65
Gambar 4.3 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 2........................... 67
Gambar 4.4 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 3........................... 68
Gambar 4.5 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 4........................... 68
Gambar 4.6 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 5........................... 70
Gambar 4.7 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 6........................... 71
Gambar 4.8 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 7........................... 71
Gambar 4.9 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 8........................... 72
Gambar 4.10 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 9........................... 73
Gambar 4.11 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 10......................... 73
Gambar 4.12 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 11......................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam Skenario
Pembelajaran............................................................................ 16
Tabel 3.1 Populasi Penelitian................................................................... 36
Tabel 3.2 Ketentuan Jumlah Minimal Sampel Menurut Krejcie dan
Morgan..................................................................................... 38
Tabel 3.3 Sampel Penelitian dan Populasi Tiap Sekolah.......................... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Tertutup......................................................... 43
Tabel 3.5 Instrumen Angket Tertutup...................................................... 44
Tabel 3.6 Skor Jawaban Instrumen Penelitian.......................................... 45
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Terbuka......................................................... 46
Tabel 3.8 Instrumen Angket Terbuka....................................................... 46
Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi.......................................................... 48
Tabel 3.10 Skala Likert yang Digunakan................................................... 50
Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima....................................................... 51
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima..................................................... 51
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima.......................................................... 53
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi................................................. 54
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Muka........................................... 55
Tabel 4.1 Daftar SD yang Diteliti............................................................. 61
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pernyataan Check Point.............................. 63
Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi......................................... 67 Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi.................................... 69
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Observasi kelas................................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat-surat......................................................................... 92
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma........ 93
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Ijin Kesatuan Bangsa......................... 94
Lampiran 1.3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari
UPTD Kecamatan Sleman................................................ 95
Lampiran 1.4 Surat Telah Menyerahkan Hasil Penelitian Kesatuan
Bangsa.............................................................................. 96
Lampiran 2 Data Penelitian.................................................................. 97
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Sleman.............. 98
Lampiran 2.2 Koding Data Sekolah........................................................ 99
Lampiran 2.3 Rekap Data Check Point................................................... 102
Lampiran 2.4 Rekap data Esai................................................................. 106
Lampiran 3 Validasi............................................................................. 110
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Ijin Validasi........................................ 111
Lampiran 3.2 Validasi SDN Bayangkara................................................ 112
Lampiran 3.3 Validasi SDN 1 Bantul...................................................... 115
Lampiran 3.4 Validasi SDN Ungaran..................................................... 118
Lampiran 3.5 Validasi SDN Keputran 1................................................. 121
Lampiran 3.6 Validasi SDN 4 Wates...................................................... 123
Lampiran 3.7 Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh......................... 127
Lampiran 3.8 Validasi SDN Joannes Bosco........................................... 130 Lampiran 3.9 Validasi SMPN 1 Bantul Validator 1............................... 133
Lampiran 3.10 Validasi SMPN 1 Bantul Validator 2............................... 136
Lampiran 3.11 Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen...................... 139
Lampiran 3.12 Hasil Rekap Validasi Instrumen Tertutup dan
Terbuka............................................................................. 142
Lampiran 3.13 Hasil Validasi Instrumen Check List dan Uraian............... 143
Lampiran 4 Instrumen Penelitian......................................................... 144
Lampiran 4.1 Surat Pengantar Instrumen................................................ 145
Lampiran 4.2 Data Responden................................................................ 146
Lampiran 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup......................................... 147
Lampiran 4,4 Instrumen Pertanyaan Terbuka......................................... 148
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian.................................................... 151
Lampiran 5.1 Daftar Cek Dokumentasi Data.......................................... 152
Biodata Peneliti............................................................................................. 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karakter merupakan ciri atau karakteristik atau ciri khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan (Koesoema, 2010:80). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta
didik. Adanya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan
membangun bangsa generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila
dan pendidikan karakter yang baik.
Karakter pada saat ini sangat penting untuk ditanamkan karena maraknya
tindakan intoleransi dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, suku
bangsa yang mengancam kebhinekaan dan keutuhan NKRI, pemakaian
narkoba, perilaku kekerasan, serta pergaulan bebas. Jika masalah tersebut tidak
segera diselesaikan, maka akan mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan
yang ada di Indonesia. Penanaman karakter dapat dilakukan di lingkungan
rumah dan lingkungan sekolah. Di lingkungan rumah, keluarga merupakan
peran penting dalam penanaman karakter peserta didik, jika peserta didik
berasal dari keluarga yang baik maka peserta didik akan terbentuk karakter
yang baik. Namun jika peserta didik berasal dari keluarga broken home maka
akan terbentuk karakter peserta didik yang kurang berkembang. Oleh karena
itu peran keluarga harus optimal dalam pembentukan karakter peserta didik.
Penanaman karakter di sekolah dapat dilakukan dengan pembiasaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembiasaan yang terdapat di sekolah seperti, sholat berjamaah, doa Malaikat
Tuhan setiap pukul 12.00 WIB, mengadakan upacara bendera setiap hari Senin
atau hari besar, dan pada hari raya Idul Adha mengadakan kurban.
Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang
dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM). Nawacita merupakan sembilan program yang dirancang oleh
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Revolusi karakter
bangsa merupakan nawacita ke-delapan. Nawacita ini bertujuan untuk
membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah pembentukan bangsa, nilai-
nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti),
penataan kembali kurikulum pendidikan nasional, jaminan hidup yang
memadahi bagi para guru khususnya di daerah terpencil, dan memperbesar
akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan. Hal tersebut didukung
dengan adanya Peraturan Presiden No 87 tahun 2017 tentang penguatan
pendidikan karakter. Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan
dengan baik bila kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin
yang dapat dipercaya.
Program penguatan pendidikan karakter terdiri dari tiga basis yaitu basis
kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat. PPK berbasis kelas
merupakan sebuah program dengan menyisipkan muatan karakter pada setiap
pembelajaran di kelas, setiap RPP terdapat muatan karakter, metode
pembelajaran, di dalam kurikulum, dan lain sebagainya. PPK berbasis budaya
sekolah merupakan sebuah program untuk menciptakan iklim sekolah dan
mengatur seluruh sistem serta pelaku pendidikan di lingkungan sekolah. PPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berbasis masyarakat merupakan sebuah program untuk mengajak masyarakat
sekitar terlibat dalam dunia pendidikan.
Saat ini penanaman karakter masih kurang maksimal karena masih banyak
kasus kriminal yang melibatkan peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah
sangat dibutuhkan. Banyak sekolah yang hanya mengedepankan pembelajaran
kognitif saja, sehingga karakter peserta didik kurang terbentuk. Saat ini banyak
pelecehan, tawuran, kekerasan pada guru maupun peserta didik, ketidakjujuran
dan masih banyak kasus lainnya. Faktanya pendidikan karakter di Indonesia
masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari kasus meninggalnya guru di
sekolah SMAN 1 Torjun, Sampang Madura karena dianiaya oleh siswanya
sendiri. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai penguatan
pendidikan karakter (PPK) yang dicanangkan pemerintah tidak pernah
menyentuh level aplikasi di ruangan kelas. Karena itu, praktik-praktik
kekerasan masih kerap terjadi di lingkungan sekolah (Republika News, Selasa
6 Februari 2018 pukul 16.47 WIB). Kasus lain adalah tawuran yang
mengakibatkan 1 pelajar tewas setelah diserang dengan celurit dan air keras.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti mengatakan, hal tersebut
bermula dari saling ejek di media sosial. Alumni salah satu sekolah juga punya
peran dalam pertikaian tersebut (Liputan 6, 12 September 2018). Kasus
berikutnya dialami oleh remaja perempuan 14 tahun saat berbelanja di H&M
Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur mengalami pelecehan seksual (Tribun
News, 14 Desember 2018). Seorang siswa sekolah dasar kelas 6 di Kendari
tewas setelah mengonsumsi obat yang diduga narkoba. Hampir 50 orang
tersebut mengalami kejang-kejang dan halusinasi setelah mengonsumsi obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tersebut (Tempo.com, Kamis 14 September 2017). Adanya kasus demikian
membuat sadar bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan sekali dan
diajarkan sejak usia dini.
Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan di kelas dengan
mengaitkan indikator pembelajaran dengan karakter yang akan dikembangkan.
Kelas merupakan tempat utama terjadinya proses pendidikan. Di dalam kelas,
guru, peserta didik, dan antar peserta didik berinteraksi dalam proses belajar
(Koesoema, 2018:17). Darling-Hammond dan Berry (1998) (dalam Koesoema,
2018:7) menegaskan bahwa guru memiliki peranan yang sangat berarti dalam
keberhasilan sebuah reformasi pendidikan. Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas menekankan pada pengintegrasian nilai-nilai karakter pada
setiap mata pelajaran. Pengintegrasian PPK di kelas diawali dengan analisis
Kompetensi Dasar (KD), selanjutnya dikembangkan melalui indikator
pencapaian kompetensi dan pengembangan tujuan pembelajaran.
Pengelolaan manajemen kelas dengan baik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Demikian juga dengan pemilihan Pemilihan metode
pembelajaran harus diperhatikan supaya menanamkan pembentukan karakter
peserta didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017:28). Pengelolaan kelas harus juga
melihat dan memperhatikan hubungan timbal balik antara peserta didik dengan
guru, maupun antar peserta didik itu sendiri karena pada komunitas kecil
seperti kelas, para peserta didik memiliki dua macam hubungan yakni
hubungan mereka dengan guru dan dengan sesama peserta didik (Lickona,
2013:99). Pembentukan karakter di dalam kelas terjadi dalam konteks dialogis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang muncul selama proses pembelajaran, baik itu melalui bacaan, diskusi,
pertanyaan reflektif, maupun pengelolaan kelas (Koesoma, 2018:18).
Penerapan pendidikan karakter di seluruh jenjang pendidikan mulai
tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga di perguruan tinggi,
memang baru dimulai (Wibowo, 2013:2). Beberapa sekolah sudah menerapkan
pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran sehingga mendapatkan karakter
peserta didik yang baik. Pendampingan dalam proses pembentukan karakter
dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh orang tua. Tidak hanya di
sekolah saja karakter dibentuk, namun dapat dilakukan pula di rumah.
Lingkungan rumah berperan penting pula dalam pembentukan karakter anak
karena lingkungan rumah merupakan lingkungan yang paling dominan dalam
kehidupan anak dibandingkan dengan sekolah.
Memperhatikan pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
yang berlangsung selama ini, peneliti memiliki ketertarikan tentang hal
tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di
Sekolah Dasar se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui penerapan program penguatan pendidikan
karakter berbasis kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman?
2. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman Kabupaten
Sleman?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar Se-
Kacamatan Sleman Kabupaten Sleman.
2. Mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar Se-Kacamatan
Sleman Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan tentang
pendidikan karakter berbasis kelas dan dapat menerapkan pada saat
melakukan pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kepala sekolah
untuk membuat rancangan program penerapan pendidikan karakter
pada setiap pembelajaran di kelas.
3. Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat
memahami Penerapan pendidikan karakter berbasis kelas pada peserta
didik SD.
E. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan sekolah untuk
membantu peserta didik menjadi manusia yang berkarakter dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.
3. PPK berbasis kelas adalah program penguatan pendidikan karakter yang
mengintegrasikan karakter dalam mata pelajaran, mengoptimalisasi
muatan lokal, dan manajemen kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
Karakter dapat dikatakan sebagai nilai-nilai dan sikap hidup yang
positif, yang dimiliki seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku,
cara berpikir dan bertindak orang itu, dan akhirnya menjadi tabiat
hidupnya (Suparno, 2015:29). Kemudian menurut Lickona (dalam
Sriwilujeng, 2017:2) karakter adalah tindakan. Karakter berkembang
ketika nilai-nilai diadaptasi menjadi keyakinan, dan digunakan untuk
merespons suatu kejadian agar sesuai dengan nilai-nilai moral yang
baik. Sependapat dengan tokoh di atas, Wynne (dalam Mulyasa,
2013:3) mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana
menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku
sehari-hari. Novak (dalam Lickona, 2013:72) menyatakan bahwa
karakter adalah perpaduan harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat
dalam ajaran-ajaran agama, kisah-kisah sastra, cerita-cerita orang bijak,
dan orang-orang berilmu sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis atau
moral. Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi,
dan keterampilan sebagai manifestasi nilai dan kapasitas moral manusia
dalam menghadapi kesulitan (Sriwilujeng, 2017:2). Driyarkara (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Suparno, 2015:28) menyamakan karakter dengan budi pekerti. Menurut
Driyarkara, seseorang disebut mempunyai budi pekerti atau karakter
bila ia mempunyai kebiasaan mengalahkan dorongan yang tidak baik
dalam dirinya.
b. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian
(Sriwilujeng, 2017:2). Menurut Suparno (2015:29), pendidikan
karakter berarti pendidikan yang bertujuan untuk membantu agar
peserta didik mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang
diinginkan. Misalnya, kalau ingin karakter jujur terbentuk, maka
pendidikan karakter berarti suatu usaha membantu peserta didik agar
nilai kejujuran itu menjadi miliknya dan menjadi bagian hidupnya yang
mempengaruhi seluruh cara berpikir dan bertindak dalam hidupnya.
Pendapat lain disampaikan oleh Winton (dalam Samani, 2010:43) yang
mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan
sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai karakter
kepada para peserta didiknya.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, pendidikan karakter adalah
usaha yang dilakukan sekolah untuk membantu peserta didik menjadi
manusia yang berkarakter dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
yang berkarakter merupakan mereka yang mempunyai cara berpikir dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berperilaku yang khas. Sehingga peserta didik diharapkan mampu
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap
keputusan yang ia buat.
2. Penguatan Pendidikan Karakter
a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Penguatan Pendidikan Karakter yaitu gerakan pendidikan di
bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antar satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat (Perpres No. 87 Tahun 2017).
Pengembangan nilai-nilai karakter meliputi olah hati (etika)
berkaitan dengan individu yang memiliki kerohanian mendalam,
olah rasa (estetis) berkaitan dengan individu yang memiliki
integritas moral dan memiliki rasa kesenian, olah pikir (literasi)
berkaitan dengan individu yang memiliki keunggulan akademis
sebagai hasil pembelajaran sepanjang hayat, dan olah raga
(kinestetik) berkaitan dengan individu yang sehat dan mampu
berpartisipasi sebagai warga negara. Berikut adalah ilustrasi filosofi
pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 2.1. Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar
Dewantara
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter
saling berkaitan dengan olah hati (etika), olah rasa/karsa (estetika), olah raga
(kinestetika), dan olah pikir (literasi) yang memiliki keterpaduan dalam diri
individu secara utuh dan menyeluruh (Samani, 2012:25).
Nilai-nilai pendidikan karakter meliputi nilai religius, jujur, toleran,
disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-
nilai yang dimaksud dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2
merupakan perwujudan dari 5 nilai utama yang saling berkaitan, yaitu
religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
terintegrasi dalam kurikulum. Berikut adalah ilustrasi kristalisasi nilai
karakter.
Gambar 2.2. Kristalisasi Nilai Karakter (Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/07/5-nilai-
utama-768x432.jpg)
Nilai-nilai di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Nilai Religiositas
Religiositas merupakan sikap patuh melaksanakan ajaran agama
yang dianut, toleran terhadap penganut agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain. Karakter ini diharapkan menjadi patokan
perilaku ketentuan agama (Suparlan dalam Sriwilujeng, 2017:18). Nilai
religiositas mempunyai sub nilai, antara lain cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli
dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Nilai Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa, serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya (Tim PPK Kemendikbud,
2017:8). Diharapkan dengan adanya nilai nasionalisme peserta didik
mempunyai rasa cinta tanah air. Selain itu, peserta didik diharapkan
dapat mengapresiasikan budaya bangsa. Nilai nasionalisme mempunyai
beberapa sub nilai, yaitu apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, serta menghormati
keragaman budaya, suku, dan agama.
3) Nilai Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita (Tim PPK
Kemendikbud, 2017:9). Pendapat lain dikemukakan oleh Wibowo
(2013:14) yang menyatakan bahwa mandiri merupakan sikap atau
perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Peserta didik diharapkan mempunyai sikap
tidak bergantung pada orang lain dengan adanya nilai karakter mandiri.
Sub nilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4) Nilai Gotong-royong
Nilai karakter gotong-royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang yang membutuhkan (Tim PPK
Kemendikbud, 2017:9). Sub nilai gotong-royong antara lain
menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5) Nilai Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan (Tim
PPK Kemendikbud, 2017:9). Nilai integritas mengharapkan peserta
didik menjadi pribadi yang jujur, setia, adil, anti korupsi, dan lain
sebagainya. Nilai integritas mempunyai sub nilai, yaitu kejujuran, cinta
pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di Sekolah
1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Guru di sekolah mempunyai andil besar dalam pendidikan
karakter anak. Guru lewat pengajarannya dan juga lewat sikapnya,
dapat mengajarkan yang baik dan tidak baik (Suparno, 2015:66).
Pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas berfokus pada
keseluruhan dinamika interaksi guru dan murid di dalam kelas
dalam struktur sebuah kurikulum. Tujuan utama PPK berasal dari
kelas karena kelas menjadi lingkungan belajar yang ramah dan
setiap proses kegiatan belajar mengajar berada di dalam kelas.
Pendekatan PPK berbasis kelas yaitu integrasi kurikulum, relasi
pedagogis, metode pembelajaran, manajemen kelas, dan muatan
lokal (Tim PPK Kemendikbud, 2017:27).
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat
diintegrasikan dalam kurikulum. Nilai-nilai PPK diintegrasikan ke
dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran bertujuan
untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan
kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Contoh
penerapan nilai karakter dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) kelas 1 semester 1 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 2.1. Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam Skenario
Pembelajaran
Muatan
Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Karakter
yang
diharapkan
PPKn 4.1 Menceritakan
simbol-simbol
sila Pancasila
pada lambang
“Garuda
Pancasila”.
4.1.1 Menceritakan
gambar simbol
sila dalam
Pancasila
Cinta tanah air,
percaya diri,
religiositas,
gotong-
royong, dan
integritas.
Bahasa
Indonesia
4.1 Mempraktikkan
kegiatan
persiapan
membaca
permulaan
(duduk wajar
dan baik, jarak
antara mata dan
buku, cara
memegang buku,
cara membalik
halaman buku)
4.1.1 Mendemonstrasi-
kan cara
membaca yang
baik.
4.1.2 Membaca sebuah
teks dengan
mempergunakan
cara membaca
yang benar.
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa terdapat karakter yang
diharapkan yaitu cinta tanah air, percaya diri, religiositas, gotong-
royong, dan integritas. Cinta tanah air dan percaya diri tampak
dalam Kompetensi Dasar (KD) PPKn 4.1 yaitu menceritakan
simbol-simbol sila Pancasila pada lambang “Garuda Pancasila”
dan tampak pada indikator pencapaian 4.1.1 pada muatan pelajaran
PPKn yaitu menceritakan gambar simbol sila dalam Pancasila.
Melalui KD dan indikator tersebut diharapkan anak mempunyai
nilai karakter cinta tanah air dan percaya diri. Percaya diri juga
tampak dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada KD 4.1
yaitu mempraktikkan kegiatan persiapan membaca permulaan
(duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang
buku, cara membalik halaman buku) dan pada indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pencapaian 4.1.1 Mendemonstrasikan cara membaca yang baik dan
4.1.2 Membaca sebuah teks dengan mempergunakan cara
membaca yang benar. Melalui KD dan Indikator tersebut
diharapkan anak mempunyai nilai karakter percaya diri dalam
membaca dengan baik.
Nilai karakter religiositas, gotong-royong, dan integritas
nampak pada muatan pelajaran PPKn indikator 4.1.1 Menceritakan
gambar simbol pancasila dalam pancasila. Sila pertama dalam
Pancasila memuat nilai karakter religiositas. Sila kedua dan ketiga
dalam Pancasila memuat nilai karakter cinta tanah air. Sila keempat
dalam Pancasila memuat nilai karakter gotong royong dan sila
kelima Pancasila memuat nilai karakter integritas.
2) Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
Lingkungan sekolah dengan suasananya yang khas
mempunyai pengaruh pada pendidikan dan pengembangan
karakter anak. Suasana sekolah yang tidak sesuai dengan nilai
karakter yang mau dikembangkan pada peserta didik, jelas tidak
akan membantu perkembangan karakter peserta didik (Suparno,
2015:70). Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan
sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah
yang mendukung praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan
melibatkan seluruh sistem, struktur, dan perilaku pendidikan
sekolah. Langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya
sekolah dapat dilaksanakan dengan menentukan nilai utama PPK,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menyusun jadwal harian/mingguan, mendesain Kurikulum yang
digunakan pada setiap tingkat satuan pendidikan, evaluasi
peraturan sekolah, pengembangan kegiatan kokurikuler, dan
ekstrakurikuler wajib maupun pilihan (Tim PPK Kemendikbud,
2017:35). Pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh
kuncinya ada di kultur sekolah. Kultur sekolah menjadi ekosistem
yang menggambarkan sejauh mana dinamika relasi antar individu
di dalam sebuah lembaga pendidikan merupakan sebuah ekosistem
pendidikan yang sehat (Koesoema, 2018:21). Salah satu contoh
dari penerapan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yaitu
adanya ekstrakurikuler pramuka di setiap sekolah dasar.
3) Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak juga
dipengaruhi oleh keadaan, situasi, karakter masyarakat dan
lingkungan sekitar anak-anak itu (Suparno, 2015:71). Tingkat
keberhasilan masyarakat dalam melibatkan diri di bidang
pendidikan dalam sistem sosialnya dapat diamati melalui tinggi
rendahnya sikap taat hukum anggota masyarakat (Sriwilujeng,
2017:84).
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari
kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan
masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik
dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan
misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah
sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter (Tim PPK
Kemendikbud, 2017:41).
Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan PPK dengan berbagai komunitas di luar
sekolah. Beberapa contoh bentuk kolaborasi dengan komunitas
yang dapat membantu penguatan pendidikan karakter di sekolah
yang berfokus pada penguatan kekayaan pengetahuan peserta didik
dalam rangka pembelajaran di antaranya pembelajaran berbasis
museum, cagar budaya, sanggar seni, mentoring dengan seniman
dan budayawan lokal, kelas inspirasi, program siaran radio on-air,
gerakan literasi, dan kolaborasi dengan media (televisi, koran,
majalah). Salah satu contoh dari penerapan pendidikan karakter
berbasis masyarakat yaitu pelibatan polisi dalam memimpin
upacara untuk menambah wawasan anak mengenai tata tertib lalu
lintas.
Dari penjelasan di atas, Penguatan Pendidikan Karakter
adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter
peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,
dan olah raga. Penguatan Pendidikan Karakter terbagi menjadi 3
basis yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat.
Peneliti menggunakan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Tim PPK Kemendikbud (2017:27) membagi Penguatan
Pendidikan Karakter menjadi 6 kategori. Berikut adalah penjabaran
dari masing-masing kategori.
a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum memiliki arti bahwa
di dalam proses pembelajaran, pendidik mampu mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK dalam setiap mata pelajaran. Hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan,
menanamkan kesadaran peserta didik dan mempraktikkan nilai-
nilai utama PPK khususnya dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Dengan demikian, pendidik dapat memanfaatkan
materi yang tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan
disertai penguatan nilai-nilai utama PPK (Tim PPK Kemendikbud,
2017:27).
Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017:27), langkah-
langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam
kurikulum dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
1) Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang
terkandung dalam materi pembelajaran. Contohnya pada kelas
III tema 2 subtema 1 mata pelajaran Bahasa Indonesia KD 4.8
Memperagakan Pesan dalam Dongeng sebagai Bentuk
Ungkapan Diri Menggunakan Kosa Kata Baku dan Kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Efektif. Pada KD tersebut, salah satu nilai yang bisa
dikembangkan adalah percaya diri.
2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan
memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen)
kelas yang relevan.
3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario RPP.
Pembelajaran di kelas dilakukan sesuai dengan RPP yang sudah
dibuat. Contohnya pada penilaian untuk muatan pelajaran
Bahasa Indonesia kelas III tema 2 subtema 1 KD 4.8 yang
bentuk penilaiannya adalah praktik dan teknik penilaiannya
adalah observasi.
4) Melaksanakan penelitian otentik atas pembelajaran yang
dilakukan, dan
5) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan
pembelajaran.
b. PPK Melalui Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah proses pendidikan yang
menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan
memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan,
membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak
seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama agar proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil (Tim PPK
Kemendikbud, 2017:28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat
penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Pengelolaan kelas yang
baik dapat dilakukan dengan menerapkan komitmen atau aturan
kelas kepada peserta didik seperti menjaga ketenangan selama
belajar, meminta ijin terlebih dahulu jika ingin keluar kelas, dan
mengangkat tangan jika ingin bertanya sebelum memulai pelajaran.
Aturan atau komitmen yang diterapkan oleh seorang pendidik dapat
menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan dan juga akan menciptakan
suasana kelas yang kondusif dan teratur. Penataan ruang kelas juga
sangat penting bagi kelancaran proses belajar mengajar. Contohnya
di dalam ruang kelas terdapat peraturan dan prosedur dan reward
dan punishment. Pada dasarnya, pengelolaan kelas bertujuan agar
proses pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap
individu berkembang maksimal dalam belajar.
c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode
Metode merupakan cara yang dipergunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsungnya pengajaran (Hamdani, 2011:80). Menurut
Ngalimun (2014:14), metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penguatan pendidikan karakter terintegrasi dalam kurikulum
dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai dalam memilih
metode pembelajaran yang secara tidak langsung dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Metode
pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta
didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017:29).
Melalui metode pembelajaran diharapkan peserta didik
memiliki keterampilan yang dibutuhkan abad 21, seperti berpikir
kritis, berpikir kreatif, kecakapan berkomunikasi, penguasaan
bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran yang menarik, dapat membangun
motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus
Penguatan pendidikan karakter secara umum dilakukan
dengan cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang
sudah ada. Sekolah bisa mendesain mata pelajaran khusus dengan
alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian dalam
pembentukan karakter peserta didik. Tema-tema yang mengandung
nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas
dengan metode pembelajaran yang selaras sehingga dapat semakin
memperkaya praktik PPK di sekolah. Tema yang diambil pun
menyesuaikan dengan visi dan misi dari sekolah tersebut (Tim PPK
Kemendikbud, 2017:32).
e. PPK Melalui Gerakan Literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan,
mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menyimak,
dan berbicara (Tim PPK Kemendikbud, 2017:32). Dalam konteks
PPK berbasis kelas, kegiatan-kegiatan literasi tersebut dapat
diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran
yang ada dalam struktur kurikulum. Setiap guru mengajak peserta
didik membaca, menyimak, menulis, dan berkomunikasi secara
teliti, cermat, dan tepat tentang topik yang dipelajari. Bacaan literasi
dapat diambil dari berbagai sumber informasi baik media sosial,
buku maupun surat kabar.
f. PPK Melalui Layanan Bimbingan Konseling
Menurut Bernard dan Fullmer (dalam Prayitno, 2013:95),
bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan
realisasi pribadi setiap individu. Bimbingan konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma
yang berlaku (Hikmawati, 2011:1).
Peranan guru BK tidak hanya terfokus untuk membantu
peserta didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta
didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Bimbingan dan
konseling di sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan peran
guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, maupun pemangku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kepentingan lainnya. Lima nilai utama PPK yaitu religiositas,
nasionalisme, gotong-royong, kemandirian, dan integritas dalam
bimbingan konseling mempunyai peran dan tanggung jawab sebagai
pengembangan perilaku jangka panjang sebagai kekuatan nilai pada
pribadi individu di dalam menembangkan potensi di bidang belajar
(Tim PPK Kemendikbud, 2017:33).
Penguatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
dan konseling dapat diselenggarakan melalui layanan-layanan
berikut.
1) Layanan dasar
Layanan dasar adalah pendampingan yang diperuntukkan bagi
peserta didik melalui kegiatan pengamatan terstruktur secara
berkelompok yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku
jangka panjang dalam pengembangan perilaku belajar, karir, pribadi,
dan sosial.
2) Layanan responsif
Layanan responsif adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta
didik tertentu, baik individual maupun kelompok, yang memerlukan
bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat dalam pencapaian
tugas perkembangannya.
3) Layanan individual dan peminatan
Layanan ini dimaksudkan untuk membantu setiap peserta didik
dalam pengembangan minat dan bakatnya. Nilai-nilai utama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PPK dikomparasikan dalam proses pemahaman diri dan penguatan
pilihan serta pembelajaran dalam pengembangan minat dan bakat.
4) Dukungan sistem
Dukungan sistem ini terkait dengan aspek manajemen dan
kepemimpinan sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan dan
konseling untuk memperkuat PPK.
Jadi dari paparan di atas, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas adalah program Penguatan Pendidikan Karakter yang
mengintegrasikan karakter dalam mata pelajaran, mengoptimalisasi muatan
lokal, dan manajemen kelas. Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan
interaksi dalam proses pembelajaran dan terdapat interaksi antara guru dan
peserta didik ataupun antar peserta didik. Pendidikan karakter berbasis kelas
menjadi utama karena proses pembentukan karakter terjadi di dalam kelas.
Setiap hari lebih dari 5 jam aktivitas yang dimiliki peserta didik di sekolah
dilakukan di kelas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Silanoi (2012) melakukan penelitian yang berjudul The Development
of Teaching Pattern for Promoting the Building up of Character Education
Based on Sufficiency Economy Philosophy in Thailand. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan pola pengajaran yang mendorong
terbentuknya karakter yang diinginkan berdasarkan Filosofi Ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kecukupan di Thailand. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
yang menggunakan teknik Delphi dengan bantuan ahli yang secara sukarela
memverifikasi pola pengajaran yang telah dibangun dari awal sampai akhir.
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil dari
penelitian ini yaitu pola pengajaran yang telah selesai untuk pengembangan
karakter yang diinginkan peserta didik di Northeastern sesuai dengan
prinsip Ekonomi Kecukupan Filosofi terdiri dari 3 langkah, yaitu
menggunakan kegiatan pengembangan siswa sebagai dasar untuk
menganalisa prinsip-prinsip utama Filsafat Ekonomi Suffisiensi, merancang
kegiatan belajar dan rencana pelajaran berdasarkan pembelajaran berbasis
proyek dan pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan para guru mencoba
permainan pada siswa selama aktivitas perkembangannya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Muderawan, dkk (2013) dengan
judul Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Sains. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development).
Peneliti menggunakan kuesioner, observasi, dan teknik wawancara untuk
pengumpulan data. Penelitian tersebut menegaskan bahwa pendidikan
karakter dapat dikembangkan melalui pemilihan model pembelajaran sains,
pemilihan model asesmen, dan pemilihan materi ajar. Model pembelajaran
sains yang berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan karakter
peserta didik adalah model pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis
masalah, pembelajaran kooperatif, sains-teknologi-masyarakat, pemecahan
masalah, dan model pembelajaran kontekstual. Respon para guru sains
terhadap pendidikan karakter pada umumnya sangat positif dan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
berupaya untuk mengembangkan karakter yang baik melalui proses
pembelajaran; dan sebagian (55,3%) guru sains mencantumkan indikator
nilai-nilai karakter yang dijadikan target pembelajaran dalam silabus
maupun RPP, dan sebagian lagi (44,7%) tidak mencantumkan secara
eksplisit, namun secara implisit tersirat dalam silabus maupun RPP.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Maunah (2015) dengan judul
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian
Holistik Siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
bertujuan untuk memahami implementasi pendidikan karakter dalam
pembentukan kepribadian holistik siswa. Penelitian dilakukan di MTs N
Jabung dan SMPN 1 Talun Blitar. Data diperoleh dari hasil indept interview
dengan key informant yaitu kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, wali
kelas, guru, dan siswa. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-
langkah data reduction, data display, dan conclusion/verification. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembentukan karakter anak dapat
dilakukan melalui dua strategi, yaitu internal sekolah dan eksternal sekolah.
Strategi internal sekolah dapat dilakukan melalui empat pilar, yakni
kegiatan proses belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk
budaya sekolah (school culture), kegiatan pembiasaan (habituation),
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Strategi eksternal dapat
dilakukan melalui keluarga dan masyarakat. Jika seluruh strategi tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik, maka karakter anak akan menjadi
terbentuk dan kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Penelitian keempat dilakukan oleh Andiarini, dkk (2018) dengan judul
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Pembiasaan dalam Peningkatan Mutu Sekolah. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus yang bertujuan untuk
mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, peran warga sekolah, faktor
pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam program Penguatan
Pendidikan Karakter melalui kegiatan pembiasaan dalam peningkatan mutu
sekolah. Teknik pengumpulan datanya wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisisnya reduksi, display dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pembiasaan
yang telah dilakukan oleh SMPN 1 Wlingi ini sudah diterapkan sebelum
adanya PPK. Penggunaan kegiatan pembiasaan ini tentu memiliki alasan
yang kuat, karena memang penanaman karakter yang paling kuat adalah
melalui kegiatan pembiasaan. Pelaksanaan PPK di SMPN 1 Wlingi
diterapkan pada tiga basis dengan jenis kegiatan yang berbeda-beda.
Penelitian yang relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat
pada literatur map di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.3. Literatur Map Penelitian yang Relevan
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa sudah ada penelitian-penelitian
yang terdahulu yang meneliti tentang karakter. Perbedaan penelitian-
penelitian di atas dengan penelitian ini adalah fokus penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu mengenai penerapan pendidikan karakter berbasis
kelas di sekolah dasar, sedangkan pada penelitian di atas mengenai
pendidikan karakter yang dilakukan di satuan pendidikan selain sekolah
dasar.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan sekolah untuk
membantu peserta didik menjadi manusia berkarakter dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan karakter sangatlah penting karena dengan adanya
penanaman karakter sejak dini maka generasi selanjutnya mempunyai
Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Pembiasaan dalam
Peningkatan Mutu Sekolah
Andiarini, dkk (2018)
Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Dalam
Pembentukan Kepribadian Holistik
Siswa
Maunah (2015)
Model Pendidikan Karakter
Terintegrasi Pendidikan Sains
Muderawan dkk (2013)
The Development of Teaching
Pattern For Promoting The
Building Up of Character Education
Based On Sufficiency Economy
Philosophy In Thailand
Silanoi (2012)
Penerapan Program
Penguatan
Pendidikan
Karakter Berbasis
Kelas Di Sekolah
Dasar Se-
Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman
Putranti (2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
karakter yang baik. Saat ini pendidikan karakter dilakukan guru dengan
membiasakan peserta didik untuk melakukan perilaku yang terpuji.
Pendidikan karakter di Indonesia dapat dicapai dengan Penguatan
Pendidikan Karakter seperti yang sudah dicanangkan oleh Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia. Tujuan dari pendidikan karakter adalah
membangun Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika
perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. Penguatan
Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan yang memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,
dan olah raga. Penguatan Pendidikan Karakter dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat.
Pendekatan Penguatan Pendidikan Karakter yang peneliti lakukan
yaitu pendekatan berbasis kelas. Peneliti memilih pendekatan berbasis kelas
karena kelas merupakan komunitas paling kecil yang dialami oleh peserta
didik. Peserta didik juga menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas,
sehingga pembentukan karakter di sini menjadi sangat penting. Penerapan
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat dilakukan dengan
membiasakan peserta didik dalam bertingkah laku, berlaku jujur, dan
berlaku sopan, juga membiasakan peserta didik untuk cinta tanah air dan
mempunyai jiwa nasionalisme. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan
Karakter di kelas pada sekolah dasar menjadi utama karena penanaman
karakter sebaiknya dilakukan sejak dini, sehingga karakter peserta didik
lebih baik untuk memajukan bangsa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada penelitian ini peneliti melihat apa saja kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter yang sudah dilaksanakan pada sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Sleman. Peneliti melakukan mengumpulkan data dengan cara
survei karena memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.
Pengumpulan data dilakukan peneliti menggunakan kuesioner. Penggunaan
kuesioner dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup. Hal ini
dilakukan karena data menjadi lebih mudah diolah, pengisian dilakukan
dalam waktu singkat, dan dapat menjaring responden lebih banyak.
Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat melihat penerapan
Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar saat ini. Hasil penelitian
tersebut dimanfaatkan oleh sekolah sebagai masukan kepala sekolah untuk
membuat rancangan program penerapan pendidikan karakter pada setiap
pembelajaran di kelas. Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai pengetahuan tentang pendidikan karakter berbasis kelas yang saat
ini sedang dilaksanakan. Dengan melihat hal tersebut, guru dapat lebih
memaksimalkan penerapan pendidikan karakter kepada peserta didik di
kelasnya.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sekolah dasar di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman sudah
menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
sebesar 90%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
sekolah dasar di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman dilakukan
melalui kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya, membiasakan
bersalaman dengan guru maupun teman, berdoa, berbaris sebelum
masuk kelas, melakukan upacara, dan literasi pada awal pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang
menggunakan metode survei. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-
fenomena apa adanya (Sudaryono, 2016:12). Sependapat dengan tokoh di atas,
Werang (2015:12) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah
penelitian untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu
fenomena yang terjadi. Sementara itu, Kurniawan (2018:37) menyatakan
bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang suatu kondisi secara objektif.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif deskriptif adalah penelitian untuk mendeskripsikan fenomena yang
terjadi dengan keadaan apa adanya. Pada penelitian ini, peneliti tidak
melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap
objek penelitian (Sudaryono, 2016:12). Dalam penelitian ini, peneliti
mendeskripsikan mengenai penerapan program Pengauatn Pendidikan
Karakter berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman.
Dalam penelitian kuantitatif deskriptif ini, peneliti menggunakan metode
survei. Sukmadinata (2010:82) mengatakan bahwa metode survei adalah
metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan populasi dalam jumlah yang besar, namun sampel yang digunakan
relatif kecil. Hal senada dikemukakan oleh Wereng (2015:5) yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
bahwa metode survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari fenomena yang ada. Sementara itu, Effendi (2012:3)
menyatakan bahwa metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang pokok (Effendi, 2012:3).
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode survei adalah
metode untuk memperoleh data sesuai dengan fakta-fakta yang ada
menggunakan populasi dan sampel. Data tersebut didapatkan melalui
penyebaran kuesioner ataupun wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian
dengan menggunakan metode survei bersifat apa adanya sesuai dengan
kenyataan.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD negeri kelas I-
VI yang berada di Kecamatan Sleman.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas untuk sekolah dasar negeri di Kecamatan Sleman.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 29 SD Negeri se-Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2018 sampai dengan April
2019. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyusunan
proposal, mengurus perijinan, penyusunan instrumen, melakukan validasi,
merevisi instrumen, menyebar instrumen kepada guru, pengumpulan data,
pengolahan data, dan penyusunan laporan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah 192 guru SD negeri kelas
I-VI yang berada di Kecamatan Sleman. Populasi penelitian untuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama SD Kelas
Populasi
(Jumlah
Guru)
1 SD Negeri Triharjo 1 6
2 SD Negeri Sleman 1 1 6
3 SD Negeri Sleman 3 2 12
4 SD Negeri Sleman 4 1 6
5 SD Negeri Sleman 5 1 6
6 SD Negeri Ngangkrik 1 6
7 SD Negeri Sidomulyo 1 6
8 SD Negeri Trimulyo 1 6
9 SD Negeri Kadisobo 2 1 6
10 SD Negeri Kadisobo 3 1 6
11 SD Negeri Caturharjo 1 6
12 SD Negeri Keceme 1 1 6
13 SD Negeri Keceme 2 1 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Nama SD Kelas
Populasi
(Jumlah
Guru)
14 SD Negeri Dukuh 1 1 6
15 SD Negeri Dukuh 2 1 6
16 SD Negeri Denggung 1 6
17 SD Negeri Nyaen 1 1 6
18 SD Negeri Nyaen 2 1 6
19 SD Negeri Pendowoharjo 1 6
20 SD Negeri Tlacap 2 12
21 SD Negeri Jetisharjo 2 12
22 SD Negeri Pangukan 1 6
23 SD Negeri Jetisjogopaten 1 6
24 SD Negeri Mangunan 1 6
25 SD Negeri Murten 1 6
26 SD Negeri Jaban 1 6
27 SD Negeri Tridadi 1 6
28 SD Negeri Dalangan 1 6
29 SD Negeri Panasan 1 6
JUMLAH 32 192
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa populasi terdiri dari 29
SD Negeri se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dengan 32 kelas
karena terdiri dari kelas single dan pararel. Kelas single ditunjukkan
dengan kode 1 sedangkan kelas pararel ditunjukkan dengan kode 2. Jumlah
populasi seluruhnya ada 192 guru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010:118). Senada dengan pendapat Sugiyono,
Sangadji, dkk (2010:177) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel dapat digeneralisasikan sebagai hasil
penelitian dan mengangkat kesimpulan penelitian sebagai wakil suatu yang
berlaku bagi populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perhitungan sampel pada penelitian ini menggunakan Simple Random
Sampling. Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel di
mana setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah
terdapat daftar lengkap unsur-unsur populasi (Suharsaputra, 2012:116).
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Asra (2015:79), Simple
Random Sampling (SRS) dimaksudkan supaya memberikan peluang yang
sama terhadap sampel dari populasi yang akan terambil. Simple Random
Sampling (SRS) atau pengambilan sampel acak sederhana adalah metode
pengambilan sebuah sampel terdiri dari n unit mempunyai peluang yang
sama untuk terambil, serta setiap unit yang ada dalam populasi mempunyai
kemungkinan yang sama untuk terpilih sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitan ini dihitung menggunakan tabel
ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan Morgan dengan
taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Menurut Fenandez dalam
Sumanto (2014:210), untuk menentukan besar sampel menurut Krejcie dan
Morgan, aturan paktis dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Ketentuan Jumlah Minimal Sampel Menurut Krejcie dan
Morgan (2014)
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
N S N S N S
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 262 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan: N = Populasi
S = Sampel
Tabel di atas menunjukkan keterangan praktis untuk menentukan
jumlah sampel minimal yang harus diambil melihat dari jumlah populasi
yang ada. Misalnya apabila jumlah populasinya sebanyak 600 guru maka
sampel yang harus diambil sebanyak 234 guru. Begitu juga dalam
penelitian ini seluruh populasi guru SD Negeri di Kecamatan Sleman
berjumlah 192 guru, maka akan diambil sampel minimal sebanyak 127
guru. Menurut Sugiyono (2011:82), pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Data sampel tersebut untuk setiap sekolah kemudian diambil
sesuai dengan perhitungan sampel menurut tabel ketentuan jumlah minimal
sampel menurut Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
setiap sekolah imbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan
banyaknya subjek dalam tiap sekolah, yaitu dengan cara:
Berikut adalah sampel penelitian tiap sekolah.
Tabel 3.3 Sampel penelitian dan populasi tiap sekolah
No Nama SD Jumlah
guru
Krejcie sampel penelitian
Rincian Bulat
1 SD Negeri Triharjo 6 6
192 ×127=3,96 4
2 SD Negeri Sleman 1 6 6
192 ×127=3,96 4
3 SD Negeri Sleman 3 12 12
192 ×127=7,93 8
4 SD Negeri Sleman 4 6 6
192 ×127=3,96 4
5 SD Negeri Sleman 5 6 6
192 ×127=3,96 4
6 SD Negeri Ngangkrik 6 6
192 ×127=3,96 4
7 SD Negeri Sidomulyo 6 6
192 ×127=3,96 4
8 SD Negeri Trimulyo 6 6
192 ×127=3,96 4
9 SD Negeri Kadisobo 2 6 6
192 ×127=3,96 4
10 SD Negeri Kadisobo 3 6 6
192 ×127=3,96 4
11 SD Negeri Caturharjo 6 6
192 ×127=3,96 4
12 SD Negeri Keceme 1 6 6
192 ×127=3,96 4
13 SD Negeri Keceme 2 6 6
192 ×127=3,96 4
14 SD Negeri Dukuh 1 6 6
192 ×127=3,96 4
15 SD Negeri Dukuh 2 6 6
192 ×127=3,96 4
16 SD Negeri Denggung 6 6
192 ×127=3,96 4
17 SD Negeri Nyaen 1 6 6
192 ×127=3,96 4
18 SD Negeri Nyaen 2 6 6
192 ×127=3,96 4
19 SD Negeri Pendowoharjo 6 6
192 ×127=3,96 4
20 SD Negeri Tlacap 12 12
192 ×127=7,93 8
Sampel Sekolah = Jumlah guru tiap sekolah
Populasi x ketentuan jumlah minimal sampel menurut
Krejcie dan Morgan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Nama SD Jumlah
guru
Krejcie sampel penelitian
Rincian Bulat
21 SD Negeri Jetisharjo 12 12
192 ×127=7,93 8
22 SD Negeri Pangukan 6 6
192 ×127=3,96 4
23 SD Negeri Jetisjogopaten 6 6
192 ×127=3,96 4
24 SD Negeri Mangunan 6 6
192 ×127=3,96 4
25 SD Negeri Murten 6 6
192 ×127=3,96 4
26 SD Negeri Jaban 6 6
192 ×127=3,96 4
27 SD Negeri Tridadi 6 6
192 ×127=3,96 4
28 SD Negeri Dalangan 6 6
192 ×127=3,96 4
29 SD Negeri Panasan 6 6
192 ×127=3,96 4
Jumlah 192 126,75 128
Tabel di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang akan
diambil untuk setiap SD.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010:60). Sudaryono (2013:20) mengatakan bahwa variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah
penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah
dasar Se-Kecamatan Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat untuk memperoleh data yang relevan
dengan tujuan penelitian (Tukiran, 2012:182). Pendapat serupa
disampaikan oleh Sugiyono (2018:219) yang menyatakan bahwa kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka
dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka pada penelitian ini akan
digunakan untuk melengkapi data pada kuesioner tertutup.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2011:221). Pendapat serupa
disampaikan oleh Mahdi dan Mujahidin (2014:119) yang menjelaskan
bahwa studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen
yang diperlukan selama penelitian.
Studi dokumenter yang diperoleh selama penelitian ini yaitu
perolehan data sekolah dasar di Kecamatan Sleman dari kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Sleman. Data-data tersebut berupa nama SD, daftar
nama kepala sekolah, dan daftar alamat sekolah. Peneliti menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
teknik pengumpulan data jenis studi dokumenter bertujuan untuk
mempunyai data fisik yang dapat dijadikan bukti pelaksanaan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket dan
daftar cek. Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket
terbuka dan tertutup.
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:199).
a) Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup (closed-ended question) adalah pertanyaan
di mana responden memilih suatu jawaban dari suatu daftar jawaban
yang disediakan peneliti. Penggunaan pertanyaan tertutup sering
digunakan dan cukup populer dalam suatu penelitian survei, karena
memberikan keseragaman jawaban sehingga data yang diperoleh
lebih mudah diolah daripada bentuk pertanyaan terbuka (Morissan,
2012:170). Berikut adalah kisi-kisi instrumen tertutup berbasis kelas.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Tertutup
Aitem No
Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG)
2
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam Silabus 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Aitem No
Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4
Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-
hari
8
Memfasilitasi tumbuh kembang karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan di RPP
11
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa pertanyaan tertutup terdiri dari 3
aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan observasi kelas. Aspek
sosialisasi terdapat pada nomor 1 dan 2. Aspek pra observasi terdapat pada
nomor 3 dan 4. Aspek observasi kelas terdapat pada nomor 5, 6, 7, 8, 9,
10, dan 11. Berikut adalah instrumen tertutup berbasis kelas.
Tabel 3.5 Instrumen Angket tertutup
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
9 Memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter peserta didik.
11 Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala
Guttman. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang
multidimensi (Sudaryono: 2016:104). Dengan menggunakan skala pengukuran
Guttman, peneliti mendapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-
salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain (Sugiyono,
2015:139).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jawaban “ Ya” dan “Tidak”.
Skor yang digunakan yaitu skor 1 jika jawabannya “Ya” dan skor 0 jika
jawabannya “Tidak”. Berikut adalah tabel skala pengukuran data yang
digunakan pada penelitian ini.
Tabel 3.6 Skor Jawaban Instrumen Penelitian
Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
b) Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang harus dijawab
sendiri oleh responden. Pertanyaan terbuka memberikan responden
kebebasan dalam memberikan jawaban, dan juga peluang untuk
memberikan jawaban yang mendalam (Morissan, 2012:178). Angket
bentuk terbuka digunakan untuk mengungkap jenis data yang responnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
bersifat tidak terbatas (eksploratif). Dalam penelitian ini, angket berbentuk
terbuka digunakan untuk menggali data yang menyangkut nilai karakter
yang dikembangkan dan nilai karakter yang sering diterapkan. Berikut
adalah kisi-kisi dari angket terbuka yang digunakan peneliti.
Tabel 3.7 Kisi-kisi instrumen terbuka berbasis kelas
Aitem No
Praktik baik yang dilakukan. 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok
Kerja Guru (KKG).
2
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus. 3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum
memulai pembelajaran.
5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter 6
Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai karakter.
7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang di RPP.
9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik. 10
Kendala yang dihadapi. 11
Tabel 3.7 merupakan kisi-kisi dari instrumen terbuka dan terdiri dari
11 soal yang akan digunakan untuk membuat deskripsi penjabaran dari
setiap item soal pada instrumen tertutup. Berikut adalah instrumen terbuka
yang digunakan peneliti.
Tabel 3.8 Instrumen Angket Terbuka
No Aitem Jawaban
1 Praktik baik yang dilakukan
2 Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) darimana
Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang PPK?
3 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-
nilai utama PPK dalam desain silabus?
4
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-
nilai Utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
No Aitem Jawaban
5
Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang
dilakukan Bapak/Ibu sebelum memulai
pembelajaran?
6 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
7
Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa
digunakan di sekolah untuk mendukung penerapan
nilai-nilai karakter?
8
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan penguatan pendidikan
karakter?
9
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter
yang dirancang dalam RPP?
10 Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan
karakter peserta didik?
11 Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam
Penerapan PPK?
Instrumen angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sleman.
Sampel penelitian hanya akan menjawab check point dan uraian yang akan
dilakukan pada saat pengambilan data antara bulan Juni awal sampai awal
Agustus tahun 2018.
2. Daftar Cek / Check List
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek aspek-aspek yang
akan diamati (Sudaryono, 2016:80). Peneliti menggunakan daftar cek untuk
membantu mengorganisir data penelitian yang dibutuhkan atau dicari.
Berikut adalah Tabel 3.9 yang memuat daftar cek yang digunakan dalam
menguji dokumentasi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
1 SD Negeri Triharjo Murangan, Triharjo,
Sleman 4
2 SD Negeri Sleman 1 Jl. Kapten Haryadi no
5, Triharjo, Sleman 4
3 SD Negeri Sleman 3 Srimulyo, Trimulyo,
Sleman 8
4 SD Negeri Sleman 4 Srimulyo, Triharjo,
Sleman 4
5 SD Negeri Sleman 5 Krapyak, Triharjo,
Sleman 4
6 SD Negeri
Ngangkrik
Jl Letkol Subadri no
58, Triharjo, Sleman 4
7 SD Negeri
Sidomulyo
Sidomulyo, Tri Mulyo,
Sleman 4
8 SD Negeri Trimulyo Balong Trimulyo, Tri
Mulyo, Sleman 4
9 SD Negeri Kadisobo
2
Jogokerten, Trimulyo,
Sleman 4
10 SD Negeri Kadisobo
3
Kloker, Trimulyo,
Sleman 4
11 SD Negeri
Caturharjo
Sanggrahan, Catur
Harjo, Sleman 4
12 SD Negeri Keceme 1 Keceme, Catur Harjo,
Sleman 4
13 SD Negeri Keceme 2 Kemloko, Caturharjo,
Sleman 4
14 SD Negeri Dukuh 1
Jl Magelang km 11
Dukuh, Tridadi,
Sleman
4
15 SD Negeri Dukuh 2 Dukuh, Tridadi,
Sleman 4
16 SD Negeri
Denggung
Jl Candi Gebang,
Bangunrejo, Triadadi,
Sleman
4
17 SD Negeri Nyaen 1 Nyaen, Pandowoharjo,
Sleman 4
18 SD Negeri Nyaen 2 Plalangan,
Pandowoharjo, Sleman 4
19 SD Negeri
Pendowoharjo
Kleben, Pandowoharjo,
Sleman 4
20 SD Negeri Tlacap Tlacap, Pandowoharjo,
Sleman 8
21 SD Negeri Jetisharjo Jetis, Caturharjo,
Sleman 8
22 SD Negeri Pangukan Ngemplak, Tridadi,
Sleman 4
23 SD Negeri
Jetisjogopaten
Jetis Jogopaten,
Pandowo Harjo,
Sleman
4
24 SD Negeri
Mangunan
Mangunan, Catur
Harjo, Sleman 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
25 SD Negeri Murten Murten, Tridadi,
Sleman 4
26 SD Negeri Jaban Jaban, Tridadi, Sleman 4
27 SD Negeri Tridadi Pangukan, Tridadi,
Sleman 4
28 SD Negeri Dalangan Dalangan, Catur Harjo,
Sleman 4
29 SD Negeri Panasan Panasan, Triharjo,
Sleman 4
JUMLAH 128
G. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter. Instrumen penelitian yang
akan digunakan harus melalui pengujian validitas. Uji validitas meliputi 2 jenis
yaitu validasi isi dan validasi muka.
1. Validitas
Instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan, dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Siregar, 2010:162). Sejalan dengan
Siregar, Sugiyono (2010:363) mengatakan bahwa validitas adalah derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang
dilaporkan oleh peneliti.
a. Validitas isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana instrumen mencerminkan
isi yang dikehendaki. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
angka melainkan didasarkan pada masukan (Sangadji, dkk, 2010:160-
161). Menurut Siregar (2010:163), validitas isi berkaitan dengan
kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Validitas isi juga dapat mengukur sejauh mana tes dapat mencerminkan
ciri indikator yang diukur.
Validitas ini diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya
berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi yaitu
berupa 11 check point dan 11 uraian. Ahli yang dipilih untuk
melakukan validitas isi yaitu 10 guru dari berbagai sekolah yang berada
di luar daerah Kabupaten Sleman. Ahli memberikan nilai pada lembar
penilaian yang diberikan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen
menggunakan skala Likert. Skala skor yang biasa digunakan dalam
skala Likert meliputi Skor 1 : Tidak Baik, Skor 2 : Kurang Baik, Skor
3 : Ragu-ragu, Skor 4 : Baik, dan Skor 5 : Sangat Baik.
Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering terjadi
kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan
dihapus, agar skor yang didapatkan lebih jelas. Skala Likert yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10 Skala Likert yang digunakan
Skor 1 Tidak Baik
Skor 2 Kurang Baik
Skor 3 Baik
Skor 4 Sangat Baik
Skor yang sudah didapat kemudian dikoversikan menjadi data
kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2006:52) sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X ˃ Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80SBi Baik
Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60SBi Cukup
Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60SBi Kurang
X ≤ Xi – 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan :
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi): 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan
menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X ˃ Xi + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80Sbi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60Sbi Kurang layak dengan revisi banyak
Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60Sbi Tidak layak revisi total
X ≤ Xi – 1,80Sbi Sangat tidak layak revisi total
Keterangan :
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi): 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan
rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui
Skor maksimal ideal : 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (68 + 17) = 42,5
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (68 – 17) = 8,5
Ditanyakan :
Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan
revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total,
dan sangat tidak layak revisi total.
Jawaban :
Sangat layak untuk digunakan = X × Xi + 1,80SBi
= X ˃ 42,5 + (1,80 . 8,5)
= X ˃ 42,5 + 15,3
= X ˃ 57,8
Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi
= Xi + 0,60SBi ˂ X ≤ Xi + 0,60SBi
= 42,5 + (0,60 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 + (1,80 . 8,5)
= 42,5 + (5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 15,3)
= 47,6 ˂ X ≤ 57,8
Kurang layak digunakan, perlu revisi
= Xi - 0,60SBi ˂ X ≤ Xi + 0,60SBi
= 42,5 – (0,60 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 + (0,60 . 8,5)
= 42,5 – 5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 5,1
= 37,4 ˂ X ≤ 47,6
Tidak layak digunakan, perlu banyak revisi
= Xi – 1,80SBi ˂ X ≤ Xi – 0,60SBi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
= 42,5 – (1,80 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 (0,60 . 8.5)
= 42,5 – 15,3 ˂ X ≤ 42,5 . 5,1
= 27,2 ˂ X ≤ 37,4
Sangat tidak layak digunakan, perlu revisi total
=X ≤ Xi – 1,80Sbi
=X ≤ 42,5 – 1,80. 8.5
=X ≤ 27,2
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Kriteria
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi
27,3 – 37,4 Tidak layak dengan revisi banyak
≤ 27,2 Sangat tidak layak dengan revisi total
Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan
akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian dapat dikonversikan dari
data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera
pada tabel kriteria skor skala lima.
Dalam penelitian ini terdapat 10 orang guru dari 9 sekolah yang
berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam wilayah
Yogyakarta. Sepuluh orang guru yang ditunjuk sebagai validator merupakan
guru yang mengajar di sekolah yang mendapat kepercayaan untuk
menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter. Validator tersebut terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
8 orang guru SD dan 2 orang guru SMP. Hasil validitas dari para validator
dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 D. P. SD N Bhayangkara
50 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
2 D. K. SD N Bantul 1
66 Sangat layak untuk
digunakan
3 L. SD N Ungaran
64 Sangat layak untuk
digunakan
4 N. W. M. SD N Keputran 1
64 Sangat layak untuk
digunakan
5 S. SD N 4 Wates
68 Sangat layak untuk
digunakan
6
A. A. SD
Muhammadiyah
Jogodayoh
64
Sangat layak untuk
digunakan
7 B. A. P. SD Joannes Bosco
55 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
8 H. SMP 1 Bantul
63 Sangat layak untuk
digunakan
9 T. K. R. SMP 1 Bantul
54 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
10
B. M. SD
Muhammadiyah
Karangkajen
67
Sangat layak untuk
digunakan
b. Validitas muka
Margono (2007:188) mengatakan bahwa validitas muka (face
validity) adalah validitas yang signifikansinya paling rendah karena hanya
didasarkan pada penelitian selintas mengenai isi alat ukur. Validitas muka
bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sudah sesuai
dengan apa yang ingin diukur.
Validitas dilakukan pada instrumen angket. Instrumen angket berupa
11 check point dan 11 uraian, instrumen tersebut sebelumnya telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
divalidasi oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen ini dilakukan oleh
guru di luar Kabupaten Sleman. Guru tersebut dipilih karena setara dengan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru.
Validitas muka dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada 10 guru atau ahli tersebut. Setelah guru memberi penilaian pada
instrumen yang telah dibuat ada beberapa masukan yang diberikan.
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validasi Muka
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
D.P
Item 7, kata
“sesuai dengan”
diubah dengan
kata mendukung.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Menerapkan
metode
pembelajaran
yang mendukung
nilai-nilai
karakter.
Item 8, kata
“persoalan
kehidupan sehari-
hari” diubah
dengan kata
“Penguatan
Pendidikan
Karakter”
Mengaitkan isi meteri
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari.
Mengaitkan isi
meteri
pembelajaran
dengan persoalan
kehidupan sehari-
hari yang
berkaitan dengan
Penguatan
Pendidikan
Karakter (PPK)
Item 11, kata
“dirancang”
diubah dengan
kata “dituangkan”
Memberikan umpan
balik kepada siswa
tentang karakter yang
dirancang dalam
RPP.
Memberikan
umpan balik
kepada siswa
tentang karakter
yang dituangkan
dalam rancangan
RPP.
N.W.M
dan L
Petunjuk
pengisisan
sebaiknya
ditambah
Bapak/Ibu
Mohon memberi
tanda centang ()
pada kolom Ya atau
Tidak sesuai dengan
kondisi yang
sebenarnya.
Bapak/Ibu mohon
memberi tanda
centang () pada
kolom Ya atau
Tidak sesuai
dengan kondisi
yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
H. Teknik Analisis Data
Bogdan (dalam Sugiyono, 2010:334) menjelaskan bahwa analisis data
adalah proses mencari data dan menyusun secara sistematis yang diperoleh dari
hasil pengumpulan data yang berupa tes dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori dan menjabarkan ke dalam sintesis, memilih mana yang
penting yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami
diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis data deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,
2018:226). Pendapat serupa dikemukakan oleh Hasan (2004:185) menjelaskan
bahwa analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk
menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel.
Data penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti berupa jawaban
dari guru terhadap penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas yang tertera dalam kuesioner. Sesudah peneliti memperoleh jawaban
guru, selanjutnya peneliti mengolah jenis instrumen berupa check point dan
uraian. Data instrumen check point dikelompokkan berdasarkan jawaban “Ya”
dan “Tidak”. Lalu mempersentasikan hasil penelitian dalam bentuk Pie Chart.
Peneliti juga menganalisis data pada jenis instrumen uraian dengan
mendeskripsikan jawaban guru per item untuk mendukung hasil persentase
data check point.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Analisis data dalam penelitian ini meliputi penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan Sekolah Dasar se-
Kecamatan Sleman. Pada bagian ini peneliti menjelaskan alur teknik analisis
data yang dipakai peneliti untuk mengolah data penelitian. Berikut langkah
analisis data instrumen yang berupa check point.
1. Data penelitian yang harus diolah untuk mengetahui sejauh mana
penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Sleman dari hasil jawaban
pertanyaan tertutup berupa check point dan pertanyaan terbuka berupa
uraian.
2. Setelah seluruh data diperoleh, peneliti mengelompokkan data instrumen
berdasarkan nama satuan pendidikan dan responden dengan menggunakan
coding. Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap
data yang termasuk dalam kategori yang sama. Pada bagian ini, peneliti
memberikan kode pada setiap kuesioner yang masuk berdasarkan nama
sekolah (Hasan, 2004:24). Coding digunakan untuk memberikan nama-
nama inisial setiap satuan pendidikan sekolah dasar dan responden. Dalam
penelitian ini, coding yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu coding
abjad dan coding angka. Coding abjad digunakan untuk memberikan
nama-nama inisial pada setiap sekolah dan coding angka digunakan untuk
memberikan nama inisial responden pada setiap sekolah. Misalnya kode
A untuk SDN Triharjo, kode B untuk SDN Sleman 1, kode C untuk SDN
Sleman 3 dan seterusnya. Untuk guru di SDN Triharjo diberi kode AI-A4,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
guru di SDN Sleman 1 diberi kode B1-B4, guru di SDN Sleman 3 diberi
kode C1-C11, dan seterusnya.
3. Setelah memberikan kode berdasarkan nama sekolah, maka peneliti
mengelompokkan data berdasarkan jawaban guru dengan menggunakan
tabulasi. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang
telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Pada bagian ini
peneliti memasukkan kode ke dalam tabel (Hasan, 2004:24). Tabulasi
digunakan untuk mengelompokkan jawaban guru “Ya” dan “Tidak” pada
instrumen check point dan jawaban uraian.
4. Setelah data ditabulasi, peneliti merekapitulasi data berupa jawaban “Ya”
dan “Tidak”. Apabila jawaban “Ya” maka mendapatkan skor 1, namun
jika jawaban “Tidak” maka mendapatkan skor 0.
5. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menghitung persentase
dari hasil rekapitulasi jawaban “Ya” dan “Tidak” pada setiap item.
6. Langkah berikutnya adalah mempersentasikan hasil dari persentase setiap
jawaban ke dalam bentuk Pie Chart. Peneliti menyajikan data menjadi 2
cara namun menggunakan 1 jenis diagram. Cara pertama yaitu secara
umum, artinya data pada pertanyaan tertutup berupa check point disajikan
berdasarkan seluruh item menggunakan diagram batang. Cara kedua yaitu
secara khusus, artinya data pada pertanyaan tertutup disajikan khusus per
item berdasarkan nomor butir soal menggunakan diagram lingkaran (Pie
Chart).
7. Langkah terakhir yaitu mendeskripsikan tentang penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang dilakukan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dengan melihat hasil persentase pada setiap item untuk mendukung
perolehan data dari rekapitulasi jawaban uraian. Guru dikatakan telah
melakukan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas jika jawaban yang diberikan adalah “Ya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai
Maret 2019 di 29 Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Sleman.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan kelas VI.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian ini adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan
penelitian di SD se-Kecamatan Sleman. Surat ini dikeluarkan oleh program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.
Setelah itu, peneliti mengurus surat perizinan untuk melaksanakan
penelitian di Kantor Kesatuan Bangsa dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Surat pengantar yang sudah
didapatkan, kemudian diberikan ke Kantor Kecamatan Sleman dan Unit
Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan Sleman.
Langkah terakhir dalam mengurus perizinan adalah meminta izin kepada
seluruh kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Setelah
mendapatkan ijin peneliti memberikan kuesioner sesuai dengan jumlah
guru yang terdapat di sekolah tersebut. Sekolah-sekolah tersebut dipilih
berdasarkan kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan tempat
penelitian. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 128 guru sesuai
dengan tabel ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Morgan. Berikut adalah daftar seluruh SD negeri di Kecamatan Sleman
yang diteliti.
Tabel 4.1. Daftar SD yang Menjadi Tempat Penelitian
No Nama SD Jumlah Guru Sampel
Penelitian
1 SD Negeri Triharjo 6 4
2 SD Negeri Sleman 1 6 4
3 SD Negeri Sleman 3 12 8
4 SD Negeri Sleman 4 6 4
5 SD Negeri Sleman 5 6 4
6 SD Negeri Ngangkrik 6 4
7 SD Negeri Sidomulyo 6 4
8 SD Negeri Trimulyo 6 4
9 SD Negeri Kadisobo 2 6 4
10 SD Negeri Kadisobo 3 6 4
11 SD Negeri Caturharjo 6 4
12 SD Negeri Keceme 1 6 4
13 SD Negeri Keceme 2 6 4
14 SD Negeri Dukuh 1 6 4
15 SD Negeri Dukuh 2 6 4
16 SD Negeri Denggung 6 4
17 SD Negeri Nyaen 1 6 4
18 SD Negeri Nyaen 2 6 4
19 SD Negeri Pendowoharjo 6 4
20 SD Negeri Tlacap 12 8
21 SD Negeri Jetisharjo 12 8
22 SD Negeri Pangukan 6 4
23 SD Negeri Jetisjogopaten 6 4
24 SD Negeri Mangunan 6 4
25 SD Negeri Murten 6 4
26 SD Negeri Jaban 6 4
27 SD Negeri Tridadi 6 4
28 SD Negeri Dalangan 6 4
29 SD Negeri Panasan 6 4
Jumlah 192 128
Tabel di atas memperlihatkan jumlah SD Negeri dan jumlah guru
yang menjadi sampel penelitian. Jumlah guru kelas 1 sampai VI SD Negeri
di Kecamatan Sleman sebanyak 192, dan yang menjadi sampel penelitian
yaitu sebanyak 128 guru. Sampel penelitian setiap SD dihitung dari jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
guru di SD tersebut dibagi dengan jumlah seluruh guru SD di Kecamatan
Sleman, kemudian dikalikan dengan angka Krejcie.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen non
tes berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup dengan jumlah 11 nomor. Dalam kuesioner tertutup, guru diminta
untuk memberikan tanda centang () pada kolom “ya” atau “tidak”. Dalam
untuk kuesioner terbuka, guru diminta untuk menjawab pertanyaan yang
sudah diberikan. Semua instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini telah diuji validitasnya. Uji validitas muka dan isi dilakukan
oleh 10 orang guru dari 9 sekolah yang berasal dari luar daerah Kabupaten
Sleman, tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta. Sepuluh orang guru yang
diminta menjadi validator merupakan guru yang mengajar di sekolah yang
mendapat kepercayaan untuk menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan
kelas VI SD Negeri se-Kecamatan Sleman yang berjumlah 128 guru. Nama
guru dalam penelitian ini disajikan dengan inisial untuk menjaga
kerahasiaan. Jawaban guru dikumpulkan kemudian direkapitulasi untuk
mengetahui penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter yang
dilaksanakan di SD Negeri se-kecamatan Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan
Sleman
a. Deskripsi Pernyataan Check Point
Pada instrumen tertutup, guru menjawab “ya” jika sudah
menerapkan dan menjawab “tidak” jika belum menerapkan. Berikut
adalah rekapitulasi hasil pernyataan check point.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pernyataan Check Point
Persentase Jumlah
Ya Tidak Ya Tidak
Aitem 1 87,5% 12,5% 112 16
Aitem 2 80% 20% 102 26
Aitem 3 97% 3% 124 4
Aitem 4 97% 3% 124 4
Aitem 5 99% 1% 127 1
Aitem 6 100% 0% 128 0
Aitem 7 100% 0% 128 0
Aitem 8 100% 0% 128 0
Aitem 9 92% 8% 118 10
Aitem 10 90% 10% 115 13
Aitem 11 96% 4% 123 5
Rerata 94,4% 5,6% 120,8 7,2
Dari tabel di atas, rerata persentase yang menjawab “ya” sebesar
94,4%. Hal ini lebih besar daripada yang menjawab “tidak” yaitu
sebesar 5,6%. Rerata jumlah yang menjawab “ya” sebesar 120,8. Hal
ini lebih besar daripada yang menjawab “tidak” yaitu sebesar 7,2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Diagram batang dari data di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 4.1. Diagram Batang Persentase Penerapan Program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa persentase guru yang sudah
memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru adalah
sebanyak 87,5%. Sebanyak 80% guru sudah memperoleh sosialisasi
PPK melalui KKG. Guru yang sudah mengintegrasikan nilai PPK
dalam desain silabus sebanyak 97%. Guru yang sudah
mengintegrasikan nilai PPK di silabus ke dalam RPP sebanyak 97%,
sementara 99% guru sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran. Guru yang sudah mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai karakter, menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai karakter, dan mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan PPK sebanyak 100%, dan 92% guru sudah
87,5%80%
97% 97% 99% 100% 100% 100%92% 90%
96%
12,5%20%
3% 3% 1% 0% 0% 0%8% 10%
4%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
120,0%
Aitem 1 Aitem 2 Aitem 3 Aitem 4 Aitem 5 Aitem 6 Aitem 7 Aitem 8 Aitem 9 Aitem10
Aitem11
Persentase Penerapan Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas pada
Check Point
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP. Guru yang sudah mencatat perkembangan
karakter siswa sebanyak 90%. Sebanyak 96% guru sudah memberikan
umpan balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam
RPP. Berikut adalah deskripsi data instrumen.
1) Aspek Sosialisasi
a) Sosialisasi program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 1 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.2. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 1
Gambar di atas menunjukkan bahwa 87,5% atau 112
orang guru dari seluruh sampel penelitian sudah mendapatkan
sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala
sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK, sedangkan
12,5% atau 16 orang guru belum mendapatkan sosialisasi
87,5%
12,5%
Aitem 1
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK.
b) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 2 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.3. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 2
Gambar di atas menunjukkan bahwa 80% atau 102 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah mendapatkan
sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan 20% atau 26 orang
guru lainnya belum mendapatkan sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG).
c) Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
Rerata pada aspek sosialisasi didapatkan 83,75% untuk
jawaban “ya” dan 16,25% untuk jawaban “tidak”. Hal ini
berarti, 83,75% guru sudah memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang
80%
20%
Aitem 2
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mengikuti pelatihan PPK dan sudah mendapatkan sosialisasi
PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Guru yang belum
mendapatkan sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK
dan belum mendapatkan sosialisasi PPK melalui Kelompok
Kerja Guru (KKG) adalah sebanyak 16,25%. Berikut adalah
rerata persentase untuk aspek sosialisasi.
Tabel 4.3. Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh
sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dari kepala sekolah
atau guru yang mengikuti pelatihan
PPK?
87,5% 12,5%
2 Apakah Bapak/Ibu sudah
mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG)?
80% 20%
Rerata 83,75% 16,25%
2) Aspek Pra Observasi
a) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus
Grafik persentase penerapan Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 3 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.4. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 3
Gambar di atas menunjukkan bahwa 97% atau 124 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus, sedangkan 3% atau
4 orang guru lainnya belum mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK dalam desain silabus.
b) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 4 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.5. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 4
97%
3%
Aitem 3
Ya Tidak
97%
3%
Aitem 4
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar di atas menunjukkan bahwa 97% atau 124 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), sedangkan 3% atau 4 orang guru belum
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c) Rerata Persentase Aspek Pra Observasi
Tabel 4.4 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan “tidak”
pada aspek pra observasi. Rerata pada aspek pra observasi
didapatkan 97% untuk jawaban “ya” dan 3% untuk jawaban
“tidak”. Berikut adalah rerata persentase aspek pra observasi.
Tabel 4.4. Rerata Persentase Aspek Pra Observasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK dalam desain silabus. 97% 3%
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
97% 3%
Rerata 97% 3%
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa 97% guru sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus
dan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru yang
belum mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus dan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
sebanyak 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3) Aspek Observasi Kelas
a) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 5 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.6. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 5
Gambar di atas menunjukkan bahwa 99% atau 127 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah melaksanakan
pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran,
sedangkan 1% atau 1 orang guru belum melaksanakan
pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran.
b) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 6 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
99%
1%
Aitem 5
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.7. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 6
Gambar di atas menunjukkan bahwa 100% atau 128 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
c) Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 7 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.8. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 7
Gambar di atas menunjukkan bahwa 100% atau 128 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter.
100%
0%
Aitem 6
Ya Tidak
100%
0%
Aitem 7
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
d) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 8 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.9. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 8
Gambar di atas menunjukkan bahwa 100% atau 128 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan PPK.
e) Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 9 berdasarkan jawaban
para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
100%
0%
Aitem 8
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.10. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 9
Gambar di atas menunjukkan bahwa 92% atau 118 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah memfasilitasi siswa
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP, sedangkan 8% atau 10 orang guru belum memfasilitasi
siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang
dalam RPP.
f) Mencatat perkembangan karakter siswa
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 10 berdasarkan
jawaban para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.11. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 10
92%
8%
Aitem 9
Ya Tidak
90%
10%
Aitem 10
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar di atas menunjukkan bahwa 90% atau 115 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah mencatat
perkembangan siswa, sedangkan 10% atau 13 orang guru
belum mencatat perkembangan siswa.
g) Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP
Grafik persentase penerapan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 11 berdasarkan
jawaban para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.
Gambar 4.12. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 11
Gambar di atas menunjukkan bahwa 96% atau 123 orang
guru dari seluruh sampel penelitian sudah memberikan umpan
balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam
rancangan RPP, sedangkan 4% atau 5 orang guru belum
memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP.
h) Rerata Persentase Observasi Kelas
Tabel 4.5 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan “tidak”
pada aspek observasi kelas. Rerata pada aspek pra observasi
96%
4%
Aitem 11
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
didapatkan 96,71% untuk jawaban “ya” dan 3,28% untuk
jawaban “tidak”. Berikut adalah rerata persentase observasi
kelas.
Tabel 4.5. Rerata Persentase Aspek Observasi kelas
No Aspek Persentase
Ya Tidak
5 Melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran.
99% 1%
6 Mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. 100% 0%
7 Menerapkan metode pembelajaran
yang mendukung nilai-nilai karakter. 100% 0%
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
100% 0%
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP.
92% 8%
10 Mencatat perkembangan karakter
siswa. 90% 10%
11 Memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan
dalam rancangan RPP
96% 4%
Rerata 96,71% 3,28%
Tabel di atas menunjukkan bahwa 96,71% guru sudah
melaksanakan PPK dalam aspek observasi kelas. Dalam aspek
ini terdapat beberapa pernyataan tentang pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pelajaran, mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, menerapkan
metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter,
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK,
memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
karakter yang dirancang dalam RPP, mencatat perkembangan
karakter siswa, dan memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP. Guru
yang belum melaksanakan aspek observasi kelas adalah
sebanyak 3,28%.
B. Pembahasan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif
dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
dan bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas yang dilakukan oleh satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Sleman. Program Penguatan Pendidikan Karakter terdiri dari 3
basis pendekatan yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis
masyarakat. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas terdapat berbagai
kegiatan, antara lain pengintegrasian PPK melalui kurikulum, manajemen
kelas, penggunaan metode pembelajaran, pengintegrasian melalui mata
pelajaran khusus, melalui gerakan literasi, dan layanan bimbingan konseling.
Melalui berbagai kegiatan tersebut, adanya keterpaduan antara olah hati, olah
rasa, olah pikir, dan olah raga dalam diri peserta didik secara utuh dan
menyeluruh. Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui pembentukan
transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga (Tim PPK
Kemendikbud 2017:17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Data dalam penelitian diperoleh dari hasil pengisian instrumen tertutup
dan terbuka yang disebarkan kepada seluruh guru kelas I sampai dengan kelas
VI SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Instrumen terdiri dari 11 pertanyaan
terbuka dan 11 pertanyaan tertutup. Dalam penelitian ini, peneliti
mendeskripsikan sesuai nomor item check point (instrumen tertutup) dengan
dilengkapi dengan instrumen terbuka. Instrumen yang digunakan dibagi
menjadi 3 aspek, yaitu aspek sosialisasi, aspek pra observasi, dan aspek
observasi kelas. Berikut adalah jabaran dari setiap aspek.
1. Aspek Sosialisasi
Aspek sosialisasi diwakili oleh nomor aitem 1 dan 2. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa 87,5% guru sudah mendapatkan sosialisasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK, dan 80% guru sudah mendapatkan sosialisasi
PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Sehingga pada aspek sosialisasi
sudah diterapkan sebesar 83,75%.
Hal tersebut dapat dilihat dari praktik baik yang sudah dilakukan oleh
guru, seperti membiasakan berjabat tangan dengan guru dan temannya,
disiplin melaksanakan piket kelas, menghargai pendapat orang lain,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran,
menyambut siswa dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), upacara
bendera setiap hari Senin atau hari besar nasional, sholat berjamaah,
berbaris sebelum masuk kelas, mengadakan apel pagi untuk menanamkan
kedisiplinan, gerakan literasi, dan berlaku sopan serta santun kepada guru,
teman, atau siapa saja yang dijumpai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Selain mendapatkan informasi PPK dari KKG, guru SD Negeri se-
Kecamatan Sleman mendapatkan informasi mengenai PPK dari kepala
sekolah, internet, mengikuti diklat kurikulum 2013, dari teman sesama guru,
workshop, dan buku-buku penunjang lainnya.
2. Aspek Pra Observasi
Aspek pra observasi diwakili oleh nomor aitem 3 dan 4. Dari hasil
analisis data diketahui bahwa 97% guru sudah mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus, dan 97% guru sudah mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Sehingga pada aspek pra observasi sudah diterapkan
sebesar 97%.
Cara yang dilakukan oleh bapak/ ibu guru untuk mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus yaitu dengan menyesuaikan
Kompetensi Dasar (KD) yang harus diajarkan lalu menekankan PPK yang
akan dicapai, dipadukan dengan materi yang akan diajarkan pada anak,
menyesuaikan dengan lingkungan sekolah dengan menyesuaikan kurikulum
yang berlaku, menyisipkan dalam kegiatan belajar mengajar, menambahkan
nilai moral dan sosial seperti sikap jujur dan tanggung jawab dalam langkah
pembelajaran, nilai PPK dituangkan dalam silabus dengan kolom tersendiri.
Selain itu, pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus
dilakukan dengan menambahkan nilai karakter dengan materi pembelajaran
yang cocok, memberikan kegiatan yang mengandung nilai karakter seperti
debat dan presentasi, diintegrasikan dalam indikator dan tujuan
pembelajaran, dan disesuaikan antara SK dan KD dengan PPK yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
membuat siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan.
Cara yang dilakukan bapak/ ibu guru dalam mengintegrasikan nilai-
nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yaitu dengan mencari point-point PPK yang mendukung materi
pembelajaran, mencermati materi, disesuaikan dengan tema, disesuaikan
dengan keadaan lingkungan sekolah, disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
disesuaikan dengan kehidupan nyata sehari-hari, nilai PPK dimasukkan
dalam dokumen RPP sebagai salah satu tujuan pembelajaran dengan
pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, dan tujuan pembelajaran
dikembangkan tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik tetapi juga afektif, penilaian siswa dipilih yang dapat
mengukur kompetensi dan karakter.
3. Aspek Observasi Kelas
Aspek observasi kelas diwakili oleh nomor aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan
11. Dari hasil analisis data diketahui bahwa 99% guru sudah melaksanakan
pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran, 100% guru
sudah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan
100% guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter. Diketahui 100% guru sudah mengaitkan materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), 92% guru sudah memfasilitasi
setiap siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP, 90% guru sudah mencatat perkembangan karakter siswa, dan 96%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
guru sudah memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP. Sehingga pada aspek observasi kelas
sudah diterapkan sebesar 96,71%.
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran dilakukan
dengan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan lagu wajib nasional, gerakan literasi atau membaca
buku disudut baca, berbaris sebelu masuk kelas, salam kepada guru dan
teman, melatih anak bersikap jujur dan mandiri, dan melakukan 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, santun). Pengintegrasian nilai-nilai karakter
dengan mengelola kelas dilakukan dengan cara peserta didik diberikan
tanggungjawab sebagai ketua, diberikan tugas piket kelas, adanya kantin
kejujuran, peserta didik diberikan tugas untuk menyelesaikan tugas yang
telah diberikan. Selain itu, pengintegrasian nilai-nilai karakter dengan
mengelola kelas dilakukan dengan membiasakan peserta didik memecahkan
masalah bersama dengan teman tanpa membedakan dalam diskusi,
menghormati perbedaan agama, menekankan sikap sopan dan santun dalam
berkomunikasi, membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum memulai
pelajaran, pengaturan tempat duduk, dan menggunakan berbagai macam
metode, pendekatan, dan media yang sesuai.
Metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter yang
digunakan oleh guru yaitu metode diskusi, tanya jawab, demostrasi,
problem based learning, kooperatif, experimen, role play, inkuiri, saintifik,
dan problem solving. Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
penguatan pendidikan karakter yaitu dengan mengkaitkan materi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kehidupan kontekstual yang harus dijalani dengan karakter disiplin atau
jujur, disesuaikan dengan tema pembelajaran. Selain itu, mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter dilakukan
dengan mengembangkan kemampuan siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler, menekankan nilai karakter yang akan dicapai, menanamkan
anak untuk disiplin atau taat, dan peserta didik diberi kesempatan untuk
tanya jawab.
Cara yang dilakukan guru dalam memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP yaitu dengan
menggunakan metode belajar yang berbeda setiap harinya, menumbuhkan
nilai nasionalisme dengan pembiasaan menyanyikan lagu nasional sebelum
dan sesudah pelajaran, menyediakan pojok literasi, melalui pemberian
tugas. Selain itu, memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP dilakukan dengan menumbuhkan
integritas dengan pembiasaan jujur saat ulangan atau ujian, menyediakan
buku-buku bergambar, pemberian tugas dengan menyesuaikan materi,
menggunakan alat peraga, dan memonitor tahap perkembangan peserta
didik dalam PBM. Guru mencatat perkembangan karakter siswa di dalam
buku perkembangan peserta didik, buku penghubung, buku catatan pribadi
peserta didik, catatan khusus harian peserta didik, dan di dalam jurnal
perkembangan peserta didik.
Dalam memberikan umpan balik, guru masih mengalami kendala-
kendala seperti penerapan di masing-masing anak didik sering tidak
ditanggapi, sebagian dari siswa sudah memiliki jenis karakter yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang dibawa dari rumah, kebiasaan anak dilingkungan rumah yang tidak
mendukung karakter baik. Dalam pembentukan karakter, peserta didik
membutuhkan waktu yang lama. Kendala lainnya yaitu kurangnya buku
penunjang, pengalaman, dan peran orang tua di rumah.
Berdasarkan penelitian penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil bahwa
PPK berbasis kelas dapat dilakukan dengan pengintegrasian karakter
melalui proses pembelajaran. Maunah (2015) menjelaskan bahwa
pembentukan karakter anak dapat dilakukan melaliu dua strategi, yaitu
internal sekolah dan eksternal sekolah. Strategi internal dalam pembentukan
karakter peserta didik yaitu proses belajar di kelas dan kegiatan pembiasaan.
Hal ini senada dengan penelitian ini yang didukung dengan rata-rata
persentase aspek observasi kelas sebanyak 96,71%. Dari hasil tersebut
sebagian besar guru berpendapat bahwa mereka sudah melaksanakan tujuh
aspek dalam observasi kelas.
Silanoi (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pola
pengajaran yang telah selesai untuk pengembangan karakter yang
diinginkan peserta didik di Northeastern sesuai dengan prinsip Ekonomi
Kecukupan Filosofi terdiri dari 3 langkah. 3 langkah prinsip Ekonomi
Filosofi yaitu menggunakan kegiatan pengembangan siswa sebagai dasar
untuk menganalisa prinsip-prinsip utama Filsafat Ekonomi Suffisiensi,
merancang kegiatan belajar dan rencana pelajaran berdasarkan
pembelajaran berbasis proyek dan pemanfaatan sumber daya masyarakat,
dan para guru mencoba permainan pada siswa selama aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
perkembangannya. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti bahwa pola pengajaran sangat dibutuhkan oleh guru pada saat di
kelas. Di kelas seluruh aktivitas dan interaksi terjadi secara menyeluruh.
muderawan (2013) mengatakan bahwa pendidikan karakter dapat
dikembangkan melalui pemilihan model atau metode pembelajaran,
pemilihan model asesmen, dan pemilihan materi ajar. Penelitian di atas
senada dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa 100% guru di
sekolah dasar se-Kecamatan Sleman sudah menggunakan model dan
metode pembelajaran dalam kelas. Model dan metode yang dilakukan oleh
guru berbeda-beda sesuai dengan tema yang diajarkan. Model pembelajaran
inkuiri, berbasis masalah, kooperatif, pemecahan masalah, dan kontekstual
digunakan oleh guru di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman.
Andiarini, dkk (2018) melakukan penelitian di SMPN 1 Wlingi
mengenai implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan
dalam peningkatan mutu sekolah. Pelaksanaan PPK di SMPN 1 Wlingi
menggunakan 3 basis pendekatan yaitu kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat. Penanaman karakter dilakukan dengan pembiasaan yang
dilakukan sebelum adanya PPK. Pendekatan berbasis kelas pada penelitian di
atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu PPK berbasis
kelas. Tim PPK Kemendikbud (2017:27) menyatakan bahwa,
pengintegrasian PPK dalam kurikulum memiliki arti, bahwa dalam proses
pembelajaran guru mampu mengintegrasikan nilai utama PPK dalam setiap
mata pelajaran. Hal ini dilakukan guru dengan mengintegrasikan kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
ke dalam suatu pembelajaran. Menurut peneliti, pengintegrasian kurikulum
dalam suatu pembelajaran dilakukan guru dengan cara sebagai berikut.
1. Melakukan analisis KD melalui indentifikasi nilai-nilai yang terkandung
dalam materi pembelajaran.
2. Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih
metode pembelajaran dan pengelolaan kelas yang relevan.
3. Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario RPP. Dalam hal ini,
pembelajaran di kelas dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
4. Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan.
Misalnya dengan kuis yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.
5. Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan pembelajaran.
Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa
perwujudan dari 5 nilai utama dalam pendidikan karakter saat ini yang saling
berkaitan yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan
integritas. Dalam penelitian ini, nilai religiositas dan nasionalisme diterapkan
dengan persentase 99% dari jawaban “ya” guru dalam pernyataan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Dalam nilai religiositas. guru
melakukannya dengan membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum dan
sesudah memulai pembelajaran dan sholat berjamaah. Dalam nilai
nasionalisme, guru melakukannya dengan membiasakan peserta didik
sebelum memulai pelajaran menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Menurut PPK Kemendikbud (2017:29), salah satu kategori dalam PPK
berbasis kelas yaitu penggunaan metode. Dalam penelitian ini, penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
metode ditunjukkan dengan 100% guru sudah menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Metode yang digunakan
oleh guru antara lain diskusi, tanya jawab, demonstrasi, problem based
learning, kooperatif, eksperimen, role play, inkuiri, saintifik, dan problem
solving.
Mulai tahun 2010 pemerintah mulai menerapkan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). Pemerintah menghimbau setiap satuan pendidikan untuk
menerapkan PPK baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, maupun sekolah menengah kejuruan. Hasil penelitian
diketahui bahwa 94,4% guru di SD se-Kecamatan Sleman sudah menerapkan
PPK. Hal itu dapat dilihat dari praktik baik yang sudah dilakukan antara lain
mendapatkan sosialisasi PPK dari kepala sekolah, guru, atau Kelompok Kerja
Guru (KKG). Guru juga mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus maupun RPP dan memfasilitasi siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter dalam RPP. Di samping itu guru juga
melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran,
menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, dan
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga
sudah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan juga
mencatat perkembangan siswa serta memberikan umpan balik kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditarik
kesimpulan bahwa
1. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas di sekolah
dasar se-Kecamatan Sleman sudah diterapkan oleh guru kelas dengan
memperhatikan 3 aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan observasi
kelas. Pada aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 83,75%, pada aspek
pra observasi sebesar 97%, dan pada observasi kelas sebesar 96,71%.
2. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan sekolah dasar di Kecamatan Sleman dilakukan oleh guru
kelas I sampai kelas VI yaitu dengan membiasakan peserta didik untuk
sopan terhadap teman, guru, maupun orang yang belum dikenalnya.
Pembiasaan karakter yang baik dilaksanakan pula pada saat sebelum
memulai pelajaran dengan berbaris di depan kelas, salam kepada teman dan
guru, serta berdoa. Menumbuhkan sikap nasionalisme dan cinta tanah air
dapat dilakukan dengan mengadakan upacara bendera setiap hari Senin,
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu daerah maupun lagu wajib
nasional sebelum dan sesudah memulai pelajaran. Metode pembelajaran
yang digunakan oleh setiap guru berbeda-beda sesuai dengan tema yang
diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dan kekurangan dialami oleh peneliti pada saat
melakukan penelitian, yaitu:
1. Kurangnya interaksi dengan guru kelas I sampai kelas VI, karena instrumen
dititipkan kepada kepala sekolah untuk dikerjakan oleh guru.
2. Instrumen yang memberatkan guru yang menjadi responden sehingga banyak
sekali masukan mengenai instrumen penelitian.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan dan kekurangan yang sudah didapatkan, peneliti
menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian-
penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mendesain waktu dalam melaksanakan
penelitiannya, sehingga mempunyai waktu untuk berinteraksi secara langsung
dengan guru.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan instrumen yang
digunakan supaya lebih mudah untuk dikerjakan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DAFTAR PUSTAKA
Asra, Abuzar; Puguh Bodro Irawan; dan Agus Purwoto. (2015). Metode Penelitian
Survei. Bogor: In Media.
Effendi, S. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Buni
Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hikmawati. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Koesoema, Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Yogyakarta: PT.
Kanisius.
Koesoema, Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah.
Yogyakarta: PT. Kanisius.
Kurniawan, Asep. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.
Mahdi, Adnan, dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praktis untuk Menyusun
Skripsi, Tesis, & Disertasi. Bandung: Alfabeta.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: kencana Prenadamedia Group.
Mulyasa. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: Bumi Aksara.
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Prayitno, Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2010. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Sangadji, dkk. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
C.V Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Siregar, S. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Sriwilujeng, Dyah. 2017. Panduan Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Erlangga.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sudaryono, Ganuk Margono, dan Wardani. 2013. Pengembangan Instrumen
Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Cener
of Akademic Publishing Service).
Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah Sebuah Pengantar Umum.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Karakter. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Werang, Basilius Redan. 2015. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Calpulis.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA ONLINE
Andiarini, dkk. 2018. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Pembiasaan dalam Peningkatan Mutu Sekolah. Jurnal Administrasi
dan Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No. 2.
https://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/3208/2224.
Diakses pada tanggal 5 Januari 2019.
Liputan 6. 2018. Empat Kasus Tawuran Pelajar Terjadi dalam dua Pekan
Terakhir. https://www.liputan6.com/health/read/3642258/empat-kasus-
tawuran-pelajar-terjadi-dalam-dua-pekan-terakhir Diakses hari Rabu 12
Desember 2018 pukul 19.30 WIB.
Maunah, Binti. 2015. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter Tahun 5 No. 1.
https://media.neliti.com/media/publications/122042-ID-Penerapan-
pendidikan-karakter-dalam-p.pdf. Diakses pada 5 Januari 2019.
Muderawan, dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran
Sains. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No. 2.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/2165. Diakses
pada 14 Maret 2018.
Peraturan Presiden No 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Karakter.
http://setkab.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_
2017.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2019.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
Formal. https://jdih.kemendikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_
Nomor20.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2019.
Republika News. 2018. Insiden Guru Budi, KPAI: Pendidikan Karakter Kita
Menyedihkan. https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/02/06/
p3q37k359-insiden-guru-budikpai-pendidikan-karakter-kita-menyedihkan
Diakses hari Rabu 12 Desember 2018 pukul 19.18 WIB.
Silanoi, Ladda. 2012. The Development of Teaching Pattern for Promoting the
Building up of Character Education Based on Sufficiency Economy
Philosophy in Thailand. Jurnal Social and Behavioral Sciences.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281205598X.
Diakses pada 14 Maret 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tempo.com. 14 September 2017. https://nasional.tempo.co/read/909007/kasus-
narkoba-di-kendari-seorang-pelajar-sd-tewas. Diakses tanggal 22 Januari
2019.
Tribun News. 14 Desember 2018.
http://bangka.tribunnews.com/2018/06/10/remaja-putri-jadi-korban-
pelecehan-2-pelayan-mall-saat-beli-pakaian-dalam. Diakses pada tanggal 23
Januari 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 1
Surat-surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Ijin Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 1.3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 1.4 Surat Telah Mnyerahkan Hasil Penelitian Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 2
Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Sleman
Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Sleman Tahun Pelajaran
2018/2018
No Data Sekolah Alamat Jumlah
guru
Jumlah
Kelas
1 SD Negeri Triharjo Murangan, Triharjo, Sleman 4 1
2 SD Negeri Sleman 1 Jl. Kapten Haryadi no 5,
Triharjo, Sleman 4
1
3 SD Negeri Sleman 3 Srimulyo, Trimulyo, Sleman 8 2
4 SD Negeri Sleman 4 Srimulyo, Triharjo, Sleman 4 1
5 SD Negeri Sleman 5 Krapyak, Triharjo, Sleman 4 1
6 SD Negeri Ngangkrik Jl Letkol Subadri no 58,
Triharjo, Sleman 4
1
7 SD Negeri Sidomulyo Sidomulyo, Tri Mulyo, Sleman 4 1
8 SD Negeri Trimulyo Balong Trimulyo, Tri Mulyo,
Sleman 4
1
9 SD Negeri Kadisobo 2 Jogokerten, Trimulyo, Sleman 4 1
10 SD Negeri Kadisobo 3 Kloker, Trimulyo, Sleman 4 1
11 SD Negeri Caturharjo Sanggrahan, Catur Harjo,
Sleman 4
1
12 SD Negeri Keceme 1 Keceme, Catur Harjo, Sleman 4 1
13 SD Negeri Keceme 2 Kemloko, Caturharjo, Sleman 4 1
14 SD Negeri Dukuh 1 Jl Magelang km 11 Dukuh,
Tridadi, Sleman 4
1
15 SD Negeri Dukuh 2 Dukuh, Tridadi, Sleman 4 1
16 SD Negeri Denggung Jl Candi Gebang, Bangunrejo,
Triadadi, Sleman 4
1
17 SD Negeri Nyaen 1 Nyaen, Pandowoharjo, Sleman 4 1
18 SD Negeri Nyaen 2 Plalangan, Pandowoharjo,
Sleman 4
1
19 SD Negeri Pendowoharjo Kleben, Pandowoharjo, Sleman 4 1
20 SD Negeri Tlacap Tlacap, Pandowoharjo, Sleman 8 2
21 SD Negeri Jetisharjo Jetis, Caturharjo, Sleman 8 2
22 SD Negeri Pangukan Ngemplak, Tridadi, Sleman 4 1
23 SD Negeri Jetisjogopaten Jetis Jogopaten, Pandowo Harjo,
Sleman 4
1
24 SD Negeri Mangunan Mangunan, Catur Harjo, Sleman 4 1
25 SD Negeri Murten Murten, Tridadi, Sleman 4 1
26 SD Negeri Jaban Jaban, Tridadi, Sleman 4 1
27 SD Negeri Tridadi Pangukan, Tridadi, Sleman 4 1
28 SD Negeri Dalangan Dalangan, Catur Harjo, Sleman 4 1
29 SD Negeri Panasan Panasan, Triharjo, Sleman 4 1
JUMLAH 128 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2.2 Koding Data Sekolah
No Data Sekolah inisial
1 SD Negeri Triharjo
A1
A3
A4
A6
2 SD Negeri Sleman 1
B2
B4
B5
B6
3 SD Negeri Sleman 3
C1
C2
C3
C6
C8
C10
C11
C12
4 SD Negeri Sleman 4
D1
D4
D5
D6
5 SD Negeri Sleman 5
E2
E4
E5
E6
6 SD Negeri Ngangkrik
F1
F2
F4
F6
7 SD Negeri Sidomulyo
G1
G2
G3
G5
8 SD Negeri Trimulyo
H2
H3
H4
H5
9 SD Negeri Kadisobo 2
I1
I2
I4
I5
10 SD Negeri Kadisobo 3
J1
J2
J3
J4
11 SD Negeri Caturharjo K2
K3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No Data Sekolah inisial
K5
K6
12 SD Negeri Keceme 1
L1
L2
L3
L4
13 SD Negeri Keceme 2
M3
M4
M5
M6
14 SD Negeri Dukuh 1
N1
N2
N4
N5
15 SD Negeri Dukuh 2
O1
O3
O4
O5
16 SD Negeri Denggung
P1
P2
P3
P6
17 SD Negeri Nyaen 1
Q1
Q3
Q4
Q5
18 SD Negeri Nyaen 2
R1
R2
R3
R5
19 SD Negeri Pendowoharjo
S1
S2
S3
S4
20 SD Negeri Tlacap
T1
T2
T4
T5
T7
T9
T10
T12
21 SD Negeri Jetisharjo
U2
U3
U4
U6
U7
U8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Data Sekolah inisial
U11
U12
22 SD Negeri Pangukan
V1
V4
V5
V6
23 SD Negeri Jetisjogopaten
W1
W2
W3
W4
24 SD Negeri Mangunan
X1
X2
X5
X6
25 SD Negeri Murten
Y1
Y3
Y5
Y6
26 SD Negeri Jaban
Z1
Z2
Z3
Z4
27 SD Negeri Tridadi
AA3
AA4
AA5
AA6
28 SD Negeri Dalangan
AB1
AB3
AB4
AB6
29 SD Negeri Panasan
AC1
AC2
AC3
AC4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2.3 Rekap Data Check Point
No Inisial Iitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 A3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 B6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 C6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 C8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 C10 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
15 C11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 C12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
17 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 D5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
20 D6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
21 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
23 E5 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6
24 E6 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6
25 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 F2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27 F4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 F6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
29 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 G3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
32 G5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 H2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 H3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 H4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
37 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
38 I2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No Inisial Iitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
40 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
41 J1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
42 J2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
43 J3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
44 J4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 K2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
47 K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
48 K6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 L1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 L2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 L3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
53 M3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
54 M4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 M5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 M6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 N1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
58 N2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
59 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
60 N5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
61 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
62 O3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
64 O5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
65 P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
67 P3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
68 P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
69 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 Q4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 Q5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 R1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
74 R2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
75 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
76 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
77 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 S2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
79 S3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
80 S4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No Inisial Iitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
81 T1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 T2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
83 T4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
84 T5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
85 T7 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6
86 T9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
87 T10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
88 T12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
89 U2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
90 U3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
91 U4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
92 U6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
93 U7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
94 U8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
95 U11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
96 U12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
97 V1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
98 V4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
99 V5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
100 V6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
101 W1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
102 W2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
103 W3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
104 W4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
105 X1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
106 X2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
107 X5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
108 X6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
109 Y1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
110 Y3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
111 Y5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
112 Y6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
113 Z1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7
114 Z2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7
115 Z3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
116 Z4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
117 AA3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
118 AA4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
119 AA5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
120 AA6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
121 AB1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Inisial Iitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
122 AB3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
123 AB4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
124 AB6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
125 AC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
126 AC2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
127 AC3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
128 AC4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 112 102 124 124 127 128 128 128 118 115 123 1329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 2.4 Rekap Data Esai
No Item Soal
Uraian
Jawaban responden
1 Item 1 Melakukan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun setiap
hari
Berdoa sebelum memulai pelajaran
Berlaku sopan kepada siapa saja
Menyanyikan lagu wajib
Mengadakan upacara bendera setiap hari senin
Membiasakan peserta didik untuk bersikap disiplin dan mentaati peraturan sekolah
Memberi kesempatan siswa untuk berpendapat
Piket kelas
Sholat berjamaah
Praktik membaca 15 menit sebelum pelajaran
Berjabat tangan
Melaksanakan pendidikan karakter di kelas
Menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai karakter
Berani memimpin doa di kelas
Mengajarkan membuang sampah pada tempatnya
Sebelum masuk kelas berbaris
2 Item 2 Kepala sekolah
Internet
Buku tentang PPK
Diklat kurikulum 2013
Diklat kompetensi guru
Pengawas
Workshop
Sharing bersama dengan teman guru
Majalah
Sesama guru (teman sejawat)
3 Item 3 Menambah nilai moral dan sosial seperti sikap teliti, jujur, dan tanggung jawab dalam langkah pembelajaran
Menyisipkan nilai PPK pada materi yang akan diajarkan
Disesuaikan antara SK dan KD dengan PPK yang dapat membuat siswa memiliki pengetahuan dengan keterampilan
yang dapat diterapkan dalam kehidupan
Terdapat kolom tersendiri untuk nilai-nilai pendidikan karakter
Diontegrasikan dalam KD dan indikator
Menyesuaikan dengan lingkungan skolah dengan menyesuaikan kurikulum yang berlaku
Menambahkan nilai karakter dengan materi yang cocok
4 Item 4 Mencari point-point PPK yang mendukung materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Item Soal
Uraian
Jawaban responden
Mencermati materi
Disesuaikan dengan tema, keadaan lingkungan sekolah, kebutuhan siswa, dan disesuaikan dengan kehidupan nyata
sehari-hari
Nilai PPK dimasukkan dalam dokumen RPP sebagai salah satu tujuan pembelajaran dengan pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai
Tujuan pembelajaran dikembangkan tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik
tetapi juga afektif, penilaian siswa dipilih yang dapat
mengukur kompetensi dan karakter
Dimasukkan dalam langkah-langkah pembelajaran
Memberikan kegiatan yang mengandung nilai karakter dengan metode presentasi dan debat
Memasukkan karakter dalam setiap pembelajaran
Nilai-nilai PPK dicantumkan dengan sub judul integrasi
pendidikan karakter
5 Item 5 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional
Gerakan literasi atau membaca buku disudut baca
Berbaris sebelum masuk kelas
Salam kepada guru dan teman
Melatih anak bersikap jujur dan mandiri
Melakukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
6 Item 6 Memberikan peserta didik tanggung jawab sebagai ketua kelas
Memberikan tugas piket kelas
Terdapat kantin kejujuran
Memberikan peserta didik tugas untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
Membiasakan peserta didik memecahkan masalah bersama dengan teman tanpa membedakan dalam diskusi
Menghormati perbedaan agama
Menekankan sikap sopan dan santun dalam berkomunikasi
Membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum memulai pelajaran
Pengaturan tempat duduk
Menggunakan berbagai macam metode, pendekatan, dan
media yang sesuai
Pengelolaan kelas yang dilakukan sebagai bentuk integrasi nilai-nilai pendidikan karakter adalah dengan menyesuaikan
setting pembelajaran dalam bentuk pembelajaran kelompok
7 Item 7 Diskusi
Tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Item Soal
Uraian
Jawaban responden
Demostrasi
Problem based learning, kooperatif
Experimen,
Role play
Inkuiri
Saintifik
Problem solving
Cooperative Learning
8 Item 8 Mengkaitkan materi dengan kehidupan kontekstual yang harus dijalani dengan karakter disiplin atau jujur
Menyesuaikan dengan tema pembelajaran
Mengembangkan kemampuan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler
Menekankan nilai karakter yang akan dicapai
Menanamkan anak untuk disiplin atau taat
Peserta didik diberi kesempatan untuk tanya jawab
Materi pembelajaran yang memuat siswa harus bekerja secara invidu maka diintegrasikan nilai mandiri
Materi pembelajaran yang memungkinkan adanya
kerjasama maka diintegrasikan nilai gotong royong
9 Item 9 Menggunakan metode belajar yang berbeda setiap harinya
Menumbuhkan nilai nasionalis dengan pembiasaan
menyanyikan lagu nasional sebelum dan sesudah pelajaran
Menyediakan pojok literasi
Melalui pemberian tugas
Menumbuhkan integritas dengan pembiasaan jujur saat
ulangan atau ujian
Menyediakan buku-buku bergambar
Pemberian tugas dengan menyesuaikan materi
Menggunakan alat peraga
Memonitor tahap perkembangan peserta didik dalam PBM
Memberikan motivasi kepada siswa agar aktif di kelas
Memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat, berkarya, berinovasi, tanya jawab, dan kerjasama
Memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar dengan cara mendamping mereka
Memberikan kesempatan yang sama dalam berkembang dan belajar di kelas dengan memperhatikan karakter dan
kebutuhan kemampuan masing-masing siswa
10 Item 10 Dicatat pada buku perkembangan peserta didik
Dicatat dalam buku penghubung
Buku catatan pribadi peserta didik
Catatan khusus harian peserta didik
Dalam jurnal perkembangan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Item Soal
Uraian
Jawaban responden
Untuk siswa yang bermasalah dicacat dalam buku khusus
11 Item 11 Penerapan di masing-masing anak didik sering tidak ditanggapi
Sebagian dari siswa sudah memiliki jenis karakter yang
berbeda yang dibawa dari rumah
Kebiasaan anak dilingkungan rumah yang tidak mendukung karakter baik
Membutuhkan waktu yang lama dalam pembentukan karakter siswa
Kurangnya buku penunjang
Kurangnya pengalaman
Peran orang tua di rumah kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 3
Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Izin Validasi
Yogyakarta, 24 Mei 2018
Perihal : Surat Permohonan Validasi
Lampiran : 1 Bendel
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SD Negeri Bayangkara
Di tempat
Dengan hormat,
Berkenaan dengan akan dilakukannya penelitian di Sekolah Dasar
Kebupaten Sleman, dengan ini kami mohon dengan hormat bantuan Bapak/Ibu
untuk memberikan saran dan masukan mengenai instrumen berupa instrumen
survei (instrumen mengenai Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya,
dan masyarakat) yang akan digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul
“Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar se-Kabupaten Sleman”.
Tanggapan Bapak/Ibu adalah anonim (tanpa nama) dan dijamin
kerahasiaannya. Kami akan menjadi satu-satunya pihak yang dapat mengakses data
Bapak/Ibu. Laporan penelitian ini, yang akan disajikan untuk masyarakat umum
tidak akan mencantumkan segala informasi personal yang dapat digunakan untuk
mengetahui identitas Bapak/Ibu.
Kami mohon Bapak/Ibu berkenan untuk melakukan validasi dengan
mengisi rubrik penilaian instrumen. Instrumen yang sudah divalidasi akan kami
ambil kembali dari Bapak/Ibu seminggu setelah penyebaran.
Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan atau saran, dimohon untuk
menghubungi dosen pembimbing kami, Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
dengan alamat email: [email protected] atau dapat menghubungi di
nomor telepon 081809809444.
Bersama dengan ini kami lampirkan lembar validasi (instrumen mengenai
Penguatan Pendidikan Karakter). Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas
bantuan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih.
Mengetahui
Dosen Pembimbing 1 Pemohon Koordinator Mahasiswa
Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Yustina Dini Putranti
NIM. 151134028
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 3.2 Validasi SDN Bayangkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3.3 Validasi SDN 1 Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 3.4 Validasi SDN Ungaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 3.5 Validasi SDN Keputran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 3.6 Validasi SDN 4 Wates
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 3.7 Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 3.8 Validasi SD Joannes Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 3.9 Validasi SMPN 1 Bantul validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 3.10 Validasi SMPN 1 Bantul validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 3.11 Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 3.12 Hasil Rekap Validasi Instrumen Tertutup dan Terbuka
Kompotensi
Penilaian
No
Soal
Validator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rerata
Kom
pon
en
Tam
pil
an
1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3,36
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3,73
5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3,64
6 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
Kom
pon
en
Pen
yaji
an
7 3 3 4 3 4 4 3 1 3 3 4 3,18
8 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3,55
9 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3,64
10 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3,36
11 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,73
12 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3,27
13 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3,27
14 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,55
15 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,64
16 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,64
17 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3,55
Validator Masukan
D.P
Aitem 7, kata “sesuai dengan” diubah dengan kata “mendukung”.
Aitem 8, kata “persoalan kehidupan sehari-hari” diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan Karakter”.
Aitem 11, kata ”dirancang” diubah dengan kata “dituangkan”.
N.W.M dan
L
Pada bagian awal petunjuk pengisian ditambahkan dengan kata
“Bapak/Ibu”.
T.K.R Perhatikan petunjuk pengisian dan diakhir kalimat selalu diakhiri dengan
tanda titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 3.13 Hasil Validasi Instrumen Check list dan Uraian
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 D.P SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
2 D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk digunakan
4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk digunakan
6 A.A SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64 Sangat layak untuk digunakan
7 B.A.P SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan
9 T.K.R SMP 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
10 B.M SD Muhammadiyah
Karangkajen 67 Sangat layak untuk digunakan
Jumlah 61,5 Sangat layak untuk digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN 4
Instrumen
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 4.1 Surat Pengantar Instrumen
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
UPT Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman
Dengan hormat,
Mulai tahun 2017, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
telah mencanangkan salah satu program yaitu Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di satuan pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/MAN
serta SMK. Program PPK dilaksanakan melalui tiga basis yakni PPK berbasis kelas,
PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi
instrumen implementasi Program PPK berikut sesuai dengan petunjuk pengisian.
Atas kerja sama yang baik dari Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Juni 2018
Peneliti I Peneliti II
Yustina Dini Putranti Agnes Endah Mulyaningsih
NIM: 151134028 NIM: 151134071
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma
Peneliti III
Lukas Heruwindarto
NIM: 151134153
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 4.2 Data Responden
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : __________________________________
NIP : __________________________________
Tempat, tanggal lahir : __________________________________
Jenis kelamin : __________________________________
Lama Mengajar : __________________________________
Guru Wali kelas : __________________________________
Pendidikan Terakhir : __________________________________
Nama Satuan Pendidikan __________________________________
Status Akreditasi Satuan Pendidikan : __________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : __________________________________
__________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-
KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 4.4 Instrumen Pertanyaan Terbuka
Praktik baik yang dilakukan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana Bapak/Ibu mendapatkan
informasi tentang PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan Bapak/Ibu
sebelum memulai pembelajaran?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
penguatan pendidikan karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
LAMPIRAN 5
Dokumentasi
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 5.1. Daftar Cek Dokumentasi Data
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
1 SD Negeri Triharjo Murangan, Triharjo,
Sleman 4
2 SD Negeri Sleman 1 Jl. Kapten Haryadi no
5, Triharjo, Sleman 4
3 SD Negeri Sleman 3 Srimulyo, Trimulyo,
Sleman 8
4 SD Negeri Sleman 4 Srimulyo, Triharjo,
Sleman 4
5 SD Negeri Sleman 5 Krapyak, Triharjo,
Sleman 4
6 SD Negeri
Ngangkrik
Jl Letkol Subadri no
58, Triharjo, Sleman 4
7 SD Negeri
Sidomulyo
Sidomulyo, Tri Mulyo,
Sleman 4
8 SD Negeri Trimulyo Balong Trimulyo, Tri
Mulyo, Sleman 4
9 SD Negeri Kadisobo
2
Jogokerten, Trimulyo,
Sleman 4
10 SD Negeri Kadisobo
3
Kloker, Trimulyo,
Sleman 4
11 SD Negeri
Caturharjo
Sanggrahan, Catur
Harjo, Sleman 4
12 SD Negeri Keceme 1 Keceme, Catur Harjo,
Sleman 4
13 SD Negeri Keceme 2 Kemloko, Caturharjo,
Sleman 4
14 SD Negeri Dukuh 1
Jl Magelang km 11
Dukuh, Tridadi,
Sleman
4
15 SD Negeri Dukuh 2 Dukuh, Tridadi,
Sleman 4
16 SD Negeri
Denggung
Jl Candi Gebang,
Bangunrejo, Triadadi,
Sleman
4
17 SD Negeri Nyaen 1 Nyaen, Pandowoharjo,
Sleman 4
18 SD Negeri Nyaen 2 Plalangan,
Pandowoharjo, Sleman 4
19 SD Negeri
Pendowoharjo
Kleben, Pandowoharjo,
Sleman 4
20 SD Negeri Tlacap Tlacap, Pandowoharjo,
Sleman 8
21 SD Negeri Jetisharjo Jetis, Caturharjo,
Sleman 8
22 SD Negeri Pangukan Ngemplak, Tridadi,
Sleman 4
23 SD Negeri
Jetisjogopaten
Jetis Jogopaten,
Pandowo Harjo,
Sleman
4
24 SD Negeri
Mangunan
Mangunan, Catur
Harjo, Sleman 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
25 SD Negeri Murten Murten, Tridadi,
Sleman 4
26 SD Negeri Jaban Jaban, Tridadi, Sleman 4
27 SD Negeri Tridadi Pangukan, Tridadi,
Sleman 4
28 SD Negeri Dalangan Dalangan, Catur Harjo,
Sleman 4
29 SD Negeri Panasan Panasan, Triharjo,
Sleman 4
JUMLAH 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Biodata Peneliti
Yustina Dini Putranti lahir di Sleman, 1 Juni 1997,
merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Yusup
Paiman dan Ibu Yohanna Susilo Is Giarti. Pendidikan
yang pernah ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan
Sekolah Dasar di SD Karitas Nandan pada tahun 2003
– 2009. Pada tahun 2009 – 2012 peneliti menempuh
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Mlati. Selanjutnya pada tahun
2012 – 2015 peneliti menempuh pendidikan menengah atas di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta. Pada tahun 2015, peneliti melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas
Sanata Dharma dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama berproses di Universitas Sanata Dharma, peneliti memperoleh ilmu
dan pengalaman. Ilmu yang didapatkan berasal dari perkuliahan selama tujuh
semester dan keikutsertaan peneliti dalam program wajib seperti English Club,
Program Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, dan seminar atau workshop.
Pengalaman peneliti selama kuliah yaitu mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan
yang ada di kampus seperti menjadi panitia dalam kegiatan Parade Gamelan Anak,
panitia forum diskusi nasional, dan panitia INFISA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI