penerapan teknologi informasi di perpustakaan sekolah melalui elibrary
DESCRIPTION
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASITRANSCRIPT
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI
PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI ELIBRARY
TUGAS KE : 1
DASAR TEKNOLOGI INFORMASI
KELAS B
NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN
NIM : 0804405050
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS UDAYANA
2009
Dasar Teknik Informasi ©2009 1
Implementasi TI dalam Pelayanan Perpustakaan
Teknologi dalam hal ini TI bukan merupakan hal yang murah. Untuk itu
apabila perpustakaan ingin mengimplementasikan TI dalam layanan dan
aktifitasnya perlu direncanakan secara matang. Hal ini untuk mengantisipasi agar
tidak ada kesia-siaan dalam perencanaan dan pengembangan yang berakibat pula
pada pemborosan waktu, tenaga, pikiran dan keuangan. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam rangka penerapan TI pada
perpustakaan, yakni:
Dukungan Top Manajemen / Lembaga Induk
Kesinambungan / Kontinuitas
Perawatan dan Pemeliharaan
Sumber Daya Manusia
Infrastruktur Lainnya seperti Listrik, Ruang/Gedung, Furniture, Interior
Design, Jaringan Komputer, dsbnya.
Pengguna Perpustakaan seperti faktor kebutuhan, kenyamanan, pendidikan
pengguna, kondisi pengguna, dll
Hal-hal tersebut diatas akan menentukan sejauh mana penerapan TI di
perpustakaan khususnya di layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik.
Penerapan TI dalam bidang layanan perpustakaan ini dapat dilihat dari beberapa
hal seperti:
a. Layanan Sirkulasi
Penerapan TI dalam bidang layanan sirkulasi dapat meliputi banyak hal
diantaranya adalah layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna,
administrasi keanggotaan, dll. Selain itu dapat juga dilakukan silang layan
antar perpustakaan yang lebih mudah dilakukan apabila teknologi informasi
sudah menjadi bagian dari layanan sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah
memungkinkan adanya self-services dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas
Dasar Teknik Informasi ©2009 2
barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Penerapan teknologi
komunikasipun sudah mulai digunakan seperti penggunaan SMS, Faksimili
dan Internet.
b. Layanan Referensi & Hasil-hasil Penelitian
Penerapan TI dalam layanan referensi dan hasil-hasil penelitian dapat dilihat
dari tersedianya akses untuk menelusuri sumber-sumber referensi elektronik /
digital dan bahan pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori
elektronik, peta elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital, dan lain-lain.
c. Layanan Journal / Majalah / Berkala
Pengguna layanan journal, majalah, berkala akan sangat terbantu apabila
perpustakaan mampu menyediakan kemudahan dalam akses ke dalam journal-
journal elektronik, baik itu yang diakses dari database lokal, global maupun
yang tersedia dalam format Compact Disk dan Disket. Bahkan silang layan dan
layanan penelusuran informasipun bisa dimanfaatkan oleh pengguna dengan
bantuan teknologi informasi seperti internet.
d. Layanan Multimedia / Audio-Visual
Layanan multimedia / audio-visual yang dulu lebih dikenal sebagai layanan
“non book material” adalah layanan yang secara langsung bersentuhan dengan
TI. Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam
bentuk Kaset Video, Kaset Audio, MicroFilm, MicroFische, Compact Disk,
Laser Disk, DVD, Home Movie, Home Theatre, dll. Layanan ini juga
memungkinkan adanya media interaktif yang dapat dimanfaatkan pengguna
untuk melakukan pembelajaran, dsbnya. Hal lain yang perlu diperhatikan
dalam layanan perpustakaan adalah pengguna yang mempunyai keterbatasan,
seperti penglihatan yang kurang, buta, pendengaran yang kurang dan
ketidakmampuan lainnya. Layanan Multimedia / Audio-Visual memungkinkan
perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para pengguna dengan
kriteria ini. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah
Audible E-books, Digital Audio Books, InfoEyes (Virtual Reference), Braille,
dsbnya.
Dasar Teknik Informasi ©2009 3
e. Layanan Internet & Computer Station
Internet saat ini menjadi “bintang” dalam TI. Orang sudah tidak asing lagi
untuk menggunakan internet dalam kehidupannya. Untuk itu mau tidak mau
perpustakaanpun harus dapat memberikan layanan melalui media ini. Melalui
media web perpustakaan memberikan informasi dan layanan kepada
penggunanya. Selain itu perpustakaan juga dapat menyediakan akses internet
baik menggunakan computer station maupun WIFI / Access Point yang dapat
digunakan pengguna sebagai bagian dari layanan yang diberikan oleh
perpustakaan. Pustakawan dan perpustakaan juga bisa menggunakan fasiltas
web-conferencing untuk memberikan layanan secara online kepada pengguna
perpustakaan. Web-Conferencing ini dapat juga dimanfaatkan oleh bagian
layanan informasi dan referensi. OPAC atau Online Catalog merupakan bagian
penting dalam sebuah perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu menyediakan
akses yang lebih luas baik itu melalui jaringan lokal, intranet maupun internet.
f. Keamanan
Teknologi informasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan. Melalui fasilitas semacam
gate keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya, perpustakaan dapat
meningkatkan keamanan dalam perpustakaan dari tangan-tangan jahil yang
tidak asing sering terjadi dimanapun.
g. Pengadaan
Bagian Pengadaan juga sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini.
Selain dapat menggunakan TI untuk melakukan penelusuran koleksi-koleksi
perpustakaan yang dibutuhkan, bagian ini juga dapat memanfaatkannya untuk
menampung berbagai ide dan usulan kebutuhan perpustakaan oleh pengguna.
Kerjasama pengadaan juga lebih mudah dilakukan dengan adanya TI ini.
Implementasi TI dalam layanan perpustakaan dari waktu ke waktu akan
terus berkembang baik itu untuk keperluan automasi perpustakaan maupun
penyediaan media / bahan pustaka berbasis TI ini.
Dasar Teknik Informasi ©2009 4
KONSEP PERPUSTAKAN SEKOLAH SEBAGAI ELIBRARY
Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke
depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini perlu didukung oleh perkembangan
teknologi informasi, dimana pemanfaatannya telah merambah ke berbagai bidang.
Hingga saat ini tercatat beberapa permasalahan di dunia perpustakaan
yang coba diatasi dengan menggunakan teknologi informasi.
Adapun alasan yang mendasari pemikiran tentang perlunya penggunaan teknologi
informasi di perpustakaan adalah sebagai berikut:
a). Perkembangan teknologi informasi di komputer semakin membuka
peluangpeluang baru bagi perpustakaan untuk mengimplementasikan
penggunaannya secara murah dan mudah.
b). Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan rekreatif
yang diterjemahkan sebagai bagian dari aktifitas ilmiah, tempat penelitian,
tempat pencarian data/informasi yang otentik, tempat menyimpan, tempat
rekreasi edukatif, perlu didukung dengan sistem teknologi informasi masa kini
dan masa yang akan datang yang sesuai kebutuhan untuk mengakomodir
aktifitas tersebut, sehingga informasi dari seluruh koleksi yang ada dapat
diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkannya.
c). Volume pekerjaan perpustakaan mengelola puluhan ribu hingga ratusan ribu,
bahkan bisa jutaan koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat sekolah
(peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat luas), perlu didukung
dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan kedepan), sehingga
dapat memberikan layanan yang prima, yaitu layanan yang dapat
mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti
dokumen , gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan
akurat.
Dasar Teknik Informasi ©2009 5
Konsep penggunaan teknologi informasi yang ditawarkan di
perpustakaan diantaranya adalah elibrary atau perpustakaan digital. Pada
dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya
saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber informasinya digital.
Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti
bentuk cetak saja tetapi juga artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam
bentuk tercetak.
Perpustakaan digital melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai
informasi. Manajemen koleksinya meliputi penyimpanan dan pelayanan bantuan
penelusuran informasi.
Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan digital masih dilakukan dengan
trial and error, sehingga timbul kesan pemborosan dan kesiasiaan. Keadaan seperti
ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga menekan biaya dan waktu yang tidak
perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang kuat.
Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para
pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap
perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional mereka, yaitu
membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk digital atau
tercetak.
Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan
dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan kesadaran akan
fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses pengguna terhadap
informasi. Untuk mempermudah akses, pustakawan perlu mendorong pengguna
perpustakaan digital untuk melek informasi (information literate). Pengguna
perpustakaan yang seperti iniadalah mereka yang sadar kapan memerlukan
informasi dan mampu menemukan informasi, mengevaluasinya, dan
menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif dan beretika
Pada tahap pembangunan dan pemberdayaan perpustakaan, perhatian
diarahkan pada penyelesaian bangunan fisik, penyediaan sarana lainnya seperti
utilities, jaringan informasi, pengisian dengan isi materi koleksi.
Dasar Teknik Informasi ©2009 6
Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk
pengembangan fungsi dan program kegiatan, serta pengembangan koleksi terus
menerus.
Untuk kategori operasi, fokusnya makin diberikan pada pengembangan
organisasi pengelola, pengembangan sistem operasi perpustakaan, pelaksanaan
pemberian pelayanan, pembuatan programprogram baru, upaya untuk makin
mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada sumbangan, serta mobilisasi
dana dan sumber daya baik secara berkala maupun permanen.
Semua penjelasan ini adalah untuk meyakinkan semua pihak bahwa
rangkaian pekerjaan yang harus dilakukan ke depan adalah masih sangat panjang
karena itu harus dilakukan dengan sebaikbaiknya.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani 1 orang pengguna jasa
perpustakaan dalam pelayanan sirkulasi kurang lebih 3 sampai dengan 5 menit.
Sedangkan, apabila menggunakan sistem computer dibutuhkan waktu kurang dari
30 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perpustakaan yang masih menggunakan
sistem konvensional kurang optimal dalam hal pelayanan. Salah satu jawaban atas
permasalahan tersebut adalah adanya suatu aplikasi program perpustakaan yang
serba computer (perpustakaan digital).
Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap pelayanan
sirkulasi dan pelayanan informasi yang selama ini dikeluhkan masyarakat
pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir image negatif
terhadap perpustakaan yang selama ini barangkali identik dengan tempat yang
kurang berperan dalam dunia informasi, menjadi sebuah tempat yang secara aktif
memberikan layanan informasi kepada penggunanya baik yang bersifat ilmiah,
edukatif, rekreatif, ataupun fungsifungsi lainnya.
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) long distance service,
(2) akses yang mudah,
(3) murah (cost efective),
(4) pemeliharaan koleksi secara digital,
Dasar Teknik Informasi ©2009 7
(5) jawaban yang tuntas,
(6) jaringan global.
Manfaat perpustakaan digital diantaranya adalah :
1. media penyebaran pengetahuan
2. untuk penyimpanan (repository)
3. untuk perawatan/preservasi
4. media promosi/etalase hasil karya civitas akademika,
5. mencegah duplikasi dan plagiat
A. PrinsipPrinsip
Pengembangan Perpustakaan digital
(1) koleksinya meliputi materi dari berbagai sumber,
(2) pemakai harus disajikan suatu pandangan homogen dan beragam sumber.
Dari pandangan di atas kemudian dielaborasi menjadi empat isu strategis yang
berkaitan dengan pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan di lingkungan
sekolah seperti berikut ini.
1. Penyediaan sarana layanan merupakan suatu keharusan untuk mendorong
peningkatan pemanfaatan Komputer yang pada gilirannya bermuara pada
peningkatan kualitas dan produktivitas warga sekolah.
2. Publikasi dengan perpustakaan digital mampu mendorong peningkatan kualitas
karya yang dihasilkan oleh warga sekolah.
3. Penyediaan infrastruktur Komputer di dalam sekolah mampu meningkatkan
efisiensi penyediaan layanan.
4. Kolaborasi antara bahan pustaka dan perpustakaan sesuai dengan fungsinya
masingmasing mampu dikembangkan dengan pelayanan informasi berbasis
Web yang sesuai dengan harapan warga sekolah.
Dasar Teknik Informasi ©2009 8
Berdasarkan isu strategis seperti yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan strategi pengembangan perpustakaan digital. Setiap perpustakaan
memiliki strategi pengembangan yang berbeda satu sama lain, tergantung pada
kondisi awal masingmasing perpustakaan.
Belajar dari pengalaman perpustakaan lain akan dapat membantu dalam
perumusan strategi yang sesuai dengan kondisi masingmasing perpustakaan.
Langkah selanjutnya, pustakawan harus mampu mengidentifikasi
sumberdaya yang tersedia di dalam sekolah terutama sumberdaya manusia yang
dapat dijadikan mitra dalam pengembangan. Kolaborasi sebagai hubungan formal
dalam proses pengembangan mulai dari formulasi ide, perancangan, pengujian
produk hingga implementasi adalah sangat penting.
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam perumusan strategi tersebut
antara lain adalah:
(a) berapa besar perpustakaan digital yang akan dibangun;
(b) pustaka apa saja yang menjadi kebutuhan akses di dalam sekolah;
(c) komponen apa saja yang akan dibutuhkan;
(d) siapa saja praktisi yang mempunyai keahlian,
(e) pengguna,
(f) pengembang,
(g) tenaga teknis yang akan disertakan dalam pengembangan; dan
(h) fungsifungsi apa saja yang dapat didukung secara lokal atau apa saja yang
harus dipasok oleh pemasok.
B. Unsur Unsur
Pendukung
Dalam sistem digitasi perpustakaan (digital library system) dipersyaratkan
berbagai unsur yang mendukung dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya
Unsurunsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Dasar Teknik Informasi ©2009 9
1. Pengguna (user),
2. Perangkat keras (hardware),
3. Perangkat lunak (software),
4. Data,
5. Network/LAN,
6. Manual/prosedur penjelasan.
Rencana pengembangan Perpustakaan digital harus dinyatakan secara
jelas dan detail. Rencana tersebut menjadi dasar pijakan untuk melakukan seluruh
kegiatan rutin perpustakaan. Salah satu cirri rencana yang baik adalah bila rencana
itu dirumuskan di dalam visi dan misi Perpustakaan. Visi dan misi perpustakaan
harus relevan dengan visi dan misi sekolah. Tujuan, sasaran, dan strategi pun
harus dinyatakan secara jelas dan detail di dalam rencana strategis perpustakaan
(telah dibahas pada bagian perencanaan perpustakaan). Selanjutnya, rencana
perpustakaan yang baik harus mampu mencerminkan kebutuhan dari seluruh
stakeholder perpustakaan. Secara sederharna, stakeholder perpustakaan dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok:
a. Personal atau kelompok yang mempengaruhi arah pengembangan perpustakaan
(kepala sekolah atau yayasan bila sekolah tersebut swasta)
b. Pengelola perpustakaan, yakni yang melakukan pekerjaan atau tugastugas
perpustakaan
c. Personal atau kelompok yang menggunakan perpustakaan dan layanannya
(siswa, guru, karyawan, dan masyarakat)
Kebutuhan seluruh stakeholder harus mampu diterjemahkan dalam
rencana kerja perpustakaan yang sebelumnya diakomodir terlebih dahulu dalam
need assesment kebutuhan (meliputi analisis situasi dan perangkat yang
diperlukan), sehingga rencana kerja yang ada dilaksanakan sesuai dengan sasaran
yang ditetapkan dan memenuhi kebutuhan dan kepuasan (stakeholder
satisfication).
Dasar Teknik Informasi ©2009 10
Untuk mendukung terlaksananya rencana perpustakaan digital tersebut,
beberapa usaha yang diperlukan dapat berupa:
1. Mengembangkan rencana strategis perpustakaan.
Rencana strategis adalah proses yang berulang yang meliputi evaluasi,
pembaharuan, dan verifikasi terhadap rencana strategis yang dibuat. Biasanya
dilakukan 5 tahun sekali. Rencana strategis itu harus dikomunikasikan dengan
seluruh staf perpustakaan dan menjamin akan adanya dukungan penuh dalam
implementasinya.
2. Menyiapkan dan menyusun draf rencana tahunan, yang biasanya dikenal
dengan perencanaan operasional. Pengelola perpustakaan kemudian
mengkomunikasikannya, memnta persetujuan kepala sekolah dan meminta
restu dari komite sekolah. Penyusunan rencana operasional tahunan harus
melibatkan seluruh staf perpustakaan.
3. Menetapkan kebijakan perpustakaan (library policy decition) dan standar
pelaksanaan tugastugas perpustakaan dalam bentuk Standard Operating
Procedure (SOP).
4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja perpustakaan (monitoring and evaluating
library performance) selama triwulan (tiga bulan sekali).
5. Membuka kotak saran yang memungkinkan seluruh pengguna perpustakaan
dapat memberikan masukan, komentar, saran, usulan, dan kritikan terhadap
penyempurnaan program kerja perpustakaan.
Sistem Berbasis Komputer di Perpustakaan
Langkah yang diperlukan dalam pembuatan dan pengembangan software
yang akan digunakan dalam perpustakaan digital, diperlukan studi banding pada
perpustakaan yang telah menggunakan software yang serupa yang kemudian akan
di setup dalam perpustakaan kita. Studi ini sangat membantu operasional
perencanaan program digitasi, disamping memperoleh informasi pengembangan
Dasar Teknik Informasi ©2009 11
software yang digunakan oleh perpustakaan itu, juga memperluas jaringan dengan
perpustakaan yang lain.
Adapun informasi yang diperlukan dalam pengembangan sistem berbasis
komputer adalah sebagai berikut:
1. Gambaran umum tentang sistem yang akan digunakan
Sebelum mengaplikasikan program yang akan digunakan dalam mendigitasi
perpustakaan, terlebih dahulu melihat gambaran dari sistem yang akan
diigunakan. Dalam hal ini apakah sistem tersebut khusus interal perpustakaan
atau dipublikasikan melalui internet/berbasis WEB (dari softwaresofware open
source) seperti yang kembangkan di beberapa perguruan tinggi maupun
instansi pemerintah.
2. Kelebihan dan kelemahan sistem yang digunakan Dengan menggunakan nalisis
SWOT (Strenght, Weakness, Opertunity, dan Threat) keunggulan dan
kelemahan sistem dapat teridentifikasi dengan baik. Adapun analisis SWOT
telah diuraikan pada bagian ketiga dalam buku ini, yakni tentang manajemen
perpustakaan.
3. Alternatif solusi yang dapat diterapkan.
Setiap kebijakan yang diambil akan berdampak pada nilai (value). Nilai yang
dimaksud bisa positif atau yang lebih tragis lagi bahwa nilai tersebut
berdampak negatif pada lembaga yang mengambil keputusan tersebut.
Misalnya saja terjaadi perubahan lingkungan kerja yang dilihat dari perspektif
pelayanan pengguna, perpustakaan sekolah harus memperkenalkan suatu
pelayanan baru yang berkaitan dengan akses sumberdaya informasi dan
publikasi melalui Web (sistem yang digunakan). Layanan digital berfungsi
menyediakan fasilitas dan bimbingan penggunaan perpustakaan sekolah,
mengidentifikasi berbagai sumberdaya yang tersedia melalui sistem dan
menyebarluaskannya kepada kelompok pengguna, melakukan penelusuran atas
pesanan pengguna, dan mendigitalisasi semua koleksi perpustakaan untuk
dipublikasikan melalui sistem komputerisasi yang digunakan di perpustakaan.
Dasar Teknik Informasi ©2009 12
4. Alokasi biaya
Alokasi biaya yang digunakan dalam penyediaan layanan digital seperti
layaknya pengenalan suatu pelayanan baru memerlukan pendanaan baik untuk
investasi awal maupun operasionalnya. Berapa besar biaya yang diperlukan
adalah tergantung pada berbagai faktor diantaranya infrastruktur dan prasarana
yang tersedia, jumlah terminal layanan akses yang akan disediakan, jenis server
yang akan digunakan, dan tenaga pengembang yang tersedia di lingkungan
sekolah.
Sumber pendanaan untuk layanan digital berasal dari anggaran
perpustakaan atau anggaran sekolah yang dialokasikan untuk perpustakaan.
Perpustakaan harus mengalokasikan biaya pengadaan peralatan komputer dan
peralatan pendukung lainnya dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPBS).
Dasar Teknik Informasi ©2009 13
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Ikhwan. Konsep dan perencanaan dalam automasi perpustakaan.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2003.
Basuki, Sulistyo. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1993.
Sismanto. Manajemen perpustakaan digital. Malang : Pondok Pesantren
Miftahul Ulum, 2007.
Sugiyanto. Perpustakaan sekolah. Jakarta : Kompas, 2002.