penerapan teori multiple intelegent

10
PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA Oleh: REFNIDA, S.P. MADRASAH ALIYAH AS-SALAMAH PATI 2009

Upload: nikko-adhitama

Post on 13-Jun-2015

2.585 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penerapan teori multiple inteligences dalam KBM matematika

TRANSCRIPT

Page 1: penerapan teori multiple intelegent

PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA

Oleh:

REFNIDA, S.P.

MADRASAH ALIYAH AS-SALAMAH PATI

2009

Page 2: penerapan teori multiple intelegent

1

PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA

OLEH:

REFNIDA, S.P.

Madrasah Aliyah As-Salamah Pati

ABSTRAK

Dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya saat pelajaran matematika, terkadangterdapat sekelompok anak yang terlihat kurang memeperhatikan saat guru sedangmenerangkan di depan kelas. Dalam permasalahan ini, ada kemungkinan bahwakesalahan terletak pada gurunya. Guru mungkin tidak mengerti tentang konsep danteori multiple intelligences (kecerdasan ganda) sehingga beliau memberikan modelpengajaran yang monoton dan membosankan. Oleh karena itu, dalam artikel ini akandijelaskan tentang teori multiple intelligences (kecerdasan ganda) dan tips-tips yangmenarik dan patut dicoba oleh para guru yang mungkin mengalami kesulitan di atas.Selanjutnya akan diberikan contoh model pembelajaran matematika untuk pokokbahasan dimensi tiga dengan harapan contoh ini dapat dikembangkan oleh guru yangbersangkutan.

Keywords: matematika, multiple intelligences, kecerdasan ganda, Gardner,

pembelajaran, dimensi tiga

A. PENDAHULUAN

Dalam suatu kelas yang terdiri dari sekitar 30 anak, dan hampir

keseluruhannya laki-laki, guru yang mengajar -yang kebetulan wanita- mengalami

kesulitan. Banyak dari siswa-siswanya yang bersikap kurang antusias dan bahkan

tampak meremehkan pelajaran. Pada awalnya, hanya beberapa anak yang berprilaku

seperti itu. Namun pada akhirnya hampir semuanya “tertular”. Ada diantara mereka

yang mengobrol, menggambar sesuatu di buku mereka, hilir mudik kesana-kemari,

dan bahkan ada yang tidur dengan nyamannya.

Guru tersebut sudah berusaha untuk mengembalikan konsentrasi anak-anak

dengan berbagai cara. Mulai dari cara yang paling halus dengan menegur, sampai

dengan ancaman akan dikeluarkan dari kelas.

Page 3: penerapan teori multiple intelegent

2

Pada awalnya, tindakan yang dilakukan guru tersebut mampu mengendalikan

suasana. Namun seterusnya, tidak dapat lagi. Guru kemudian menggunakan cara

yang lebih tegas dan keras untuk “memaksa” murid-muridnya memperhatikannya.

Sikap seperti ini pada akhirnya akan menimbulkan perasaan ngeri oleh para

murid kepada gurunya. Murid-murid kemudian akan bersifat apatis dan skeptis

dengan pelajaran matematika. Mereka membenci pelajaran ini dan pada saat mereka

lulus, mereka merasa tidak mendapat apa-apa.

Jika ditilik dari sudut pandang siswa, ini sangat merugikan karena mereka

telah membuang banyak waktu, tenaga, dan uang yang tidak sedikit jumlahnya.

Kini timbul pertanyaan, “Bagaimana cara mencegah terjadinya hal seperti

ilustrasi di atas?” Jawabannya adalah dengan pengenalan teori multiple intelligences

kepada para guru (pendidik). Sebagian besar dari para guru -termasuk kita- belum

mengetahui apa itu multiple intelligences. Mereka masih terpancang pada suatu

ideologi kuno yang sayangnya kurang tepat mengenai kecerdasan, yaitu IQ

(intelegent quotient). Mereka percaya bahwa IQ merupakan salah satu ukuran

terpenting dalam menentukan tingkat kecerdasan (intelejensia) manusia, kesuksesan

hidup seseorang di masa depan, serta pandangan sempit yang menyatakan bahwa

pelajaran matematika hanya dapat dikuasai oleh orang yang ber-IQ sundhul langit.

Anggapan salah ini menyebabkan guru beranggapan bahwa siswa yang tidak

mau atau tidak mampu mengikuti pelajaran matematika adalah mereka yang tidak

bisa dari sana-nya. Mereka adalah kaum minoritas yang dianggap “inferior” dan

kelak akan tersisihkan dalam kehidupan masyarakat.

Benarkah matematika hanya diciptakan dan ditujukan kepada mereka yang

ber-IQ tinggi? Tentu saja tidak. Matematika sebagaimana ilmu sains lainnya

ditujukan untuk seluruh umat manusia agar umat manusia tersebut dapat hidup

dengan lebih baik. Lalu bagaimana dengan anggapan yang ber-IQ tinggi akan sukses

dan yang sebaliknya akan tersisihkan? Anggapan ini juga tidak benar. Semua orang

memiliki hak yang sama satu sama lain.

Oleh karena itu, sekarang telah disadari banyak orang bahwa selain IQ, ada

faktor lain yang wajib diperhatikan, yaitu EQ (emotional quotient) dan SQ (spiritual

quotient). Bahkan lebih jauh lagi, kecerdasan itu tidak tunggal, melainkan majemuk.

Page 4: penerapan teori multiple intelegent

3

Dalam praktek pembelajaran pun terjadi hal yang tidak menguntungkan dan

mengembangan kecerdasan siswa. Coba kita perhatikan, berapa banyak guru

matematika yang mengajar dengan cara yang terlalu matematis dan logis, dengan

rumus dan latihan soal sehingga hanya menguntungkan siswa-siswa tertentu yang

kecerdasan matematis logis-nya tinggi.

Maka, dalam artikel ini, akan dibahas mengenai teori multiple intelligences.

Lalu akan diberikan cara pembelajaran matematika yang bertolak dari teori tersebut

lengkap dengan contoh model pembelajarannya agar siswa dapat memahami dan

mendalami materi sekaligus menggunakan kecerdasan ganda mereka dengan benar.

B. PEMBAHASAN

1. Teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda)

Teori kecerdasan ganda (Multiple Intelligences atau MI) ditemukan

dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi

perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education,

Harvard University, Amerika Serikat.

Gardner mengembangkan multiple intelligences dengan menggunakan

dasar dari hasil kerja para pakar, salah satunya adalah Jean Piaget. Gardner

akhirnya sampai pada salah satu pandangan bahwa kecerdasan bukanlah

sesuatu yang bersifat tetap. Kecerdasan akan lebih tepat kalau digambarkan

sebagai suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat

ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan bersifat laten, ada pada setiap

manusia tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Dalam

menjelaskan mengenai kecerdasan, Gardner menggunakan kata bakat atau

telenta.

Dia mengatakan bahwa penafasiran kecerdasan di kebudayaan kita

terlalu sempit. Sebagai gantinya, Gardner mengemukakan sekurang-

kurangnya ada tujuh kecerdasan dasar. Belum lama berselang dia menambah

kecerdasan yang kedelapan dan membahas kemungkinan adanya kecerdasan

yang kesembilan.

Page 5: penerapan teori multiple intelegent

4

a. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan lingiustik adalah kemampuan untuk menggunakan

kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.

Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk menangani struktur

bahasa (sintaksis), suara (fonologi) dan arti (semantik).

Kecerdasan linguistik ini bersifat universal.

b. Kecerdasan Matematis-Logis

Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan

penalaran dengan benar. Orang dengan kecerdasan matematika

dan logika yang berkembang adalah orang yang mampu

memecahkan masalah, mampu memikirkan dan menyusun solusi

dengan urutan yang logis. Mereka suka angka, urutan, logika dan

keteraturan. Mereka dapat mengerti pola dan hubungan serta

mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif.

c. Kecerdasan Visual dan Spasial

Adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual-

spasial secara akurat dan kemudian bertindak atas persepsi

tersebut. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis,

bentuk, ruang, ukuran, dan juga hubungan di antara elemen-

elemen tersebut. Jenis kecerdasan ini sangat menonjol dalam diri

pemain catur, navigator, arsitek, maupun desainer.

d. Kecerdasan Musik

Merupakan kemampuan untuk menikmati, mengamati,

membedakan, mengarang, membentuk, dan mengekspresikan

bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap

ritme, melodi, dan timbre dari musik yang didengar.

Otak kanan kita mengendalikan persepsi dan menciptakan musik.

Musik adalah bahasa universal. Dalam setiap suku bangsa di dunia

Page 6: penerapan teori multiple intelegent

5

ini, musik selalu hadir menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan

dari identitas mereka.

e. Kecerdasan Interpersonal

Adalah kemampuan untuk menamati dan mengerti maksud,

motivasi, dan perasaan orang lain. Kecerdasan ini juga melibatkan

kepekaan pada ekspresi wajah, suara, dan gerakan tubuh dari

orang lain dan mampu memberikan respon secara efektif dalam

berkomunikasi.

Kecerdasan interpersonal adalah suatu kemampuan untuk masuk

ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti

pandangan, sikap, kepribadian, dan karakter orang lain.

f. Kecerdasan Intrapersonal

Berbeda dengan kecerdasan interpersonal, kecerdasan

intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan

kesadaran dan pengeahuan terhadap diri sendiri. Kecerdasan ini

melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis

menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan

kelemahan): kesadaran akan mood atau kondisi emosi dan mental

diri sendiri, kesadaran akan tujuan, motivasi, keinginan, proses

berpikir dan kemampuan untuk melakukan disiplin diri, mengerti

diri sendiri, serta harga diri.

g. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik merupakan kecerdasan yang berhubungan

dengan kemampuan kita dalam menggunakan tubuh kita secara

terampil untuk mengungkapkan ide atau pemikiran dan perasaan

serta mampu bekerja dengan baik dalam menangani dan

memanipulasi objek. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan

Page 7: penerapan teori multiple intelegent

6

fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan,

kekuatan, kelenturan, dan kecepatan.

Kecerdasan ini sangat menonjol pada diri seseorang penari, atlet,

pematung, pemusik, aktor, mekanik, dokter bedah, dan ahli

permata.

h. Kecerdasan Naturalis

Adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan,

menggolongkan, dan membuat kategori terhadap apa yang

dijumpai di alam maupun di lingkungan.

2. Teori Multiple Intelligences dan Pembelajaran Matematika

Dalam pembelajaran matematika yang biasa dilakukan guru adalah

mengajar dengan menggunakan kecerdasan matematis-logis. Untuk itu

berikut ini akan dibahas hal-hal yang dapat dilakukan guru dalam

pembelajaran matematika yang memperhatikan kecerdasan selain matematis-

logis.

a. Kecerdasan Linguistik

- Dalam pengamatan suatu pola matematis tertentu siswa

diminta mengungkapkan hasil pemikirannya dengan

menggunakan kata-katanya sendiri tanpa merujuk pada suatu

bilangan tertentu.

- Siswa diminta mengulangi penjelasan guru mengenai suatu

konsep matematika kepada teman-temannya.

b. Kecerdasan Spasial

- Menggunakan alat peraga dalam menjelaskan konsep.

- Menggunakan diagram atau bagan, grafik, dan peta konsep.

c. Kecerdasan Kinestetis

Page 8: penerapan teori multiple intelegent

7

- Siswa diminta meragakan konsep matematika yang telah

dipelajari, seperti menggunakan alat peraga, alat-alat

pengukuran dan lain-lain.

- Menggunakan permainan-permainan yang melibatkan gerak

tubuh dalam mempelajari konsep-konsep matematika.

d. Kecerdasan Musik

- Siswa diminta membuat lagu sederhana atau jembatan keledai

untuk mengingat dan memahami konsep matematika.

e. Kecerdasan Intrapersonal

- Gunakan metode belajar berkelompok (group discussion).

f. Kecerdasan Intrapersonal

- Siswa diberikan pertanyaan yang reflektif.

- Siswa diminta mengungkapkan perasaannya saat berhasil

menyelesaikan soal yang rumit.

g. Kecerdasan Naturalis

- Mempelajari proses alami atau benda-benda di luar kelas

dengan menerapkan konsep-konsep matematika.

3. Contoh Rancangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

Berikut akan dilampirkan model rencana pembelajaran yang berbasis

pada teori multiple intelligences.

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Dimensi Tiga

Kelas : X

Semester : Genap

Page 9: penerapan teori multiple intelegent

8

Standar Kompetensi

Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis,

dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

Kompetensi Dasar

Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

Indikator

Menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang

Kegiatan Pembelajaran

1. Siswa secara berkelompok membuat sebuah alat peraga bangun

dimensi tiga.

2. Siswa diminta menganalisa titik-titik dan garis-garis dalam bentuk

dimensi tiga yang mereka buat.

3. Siswa diminta menggambarkan apa yang telah mereka dapat setelah

menganalisa bentuk ruang dimensi tiga.

4. Siswa diminta mendiskusikan hal-hal yang dapat disimpulkan

berdasarkan data yang ada.

5. Siswa diminta membuat laporan tertulis tentang kegiatan mereka.

C. PENUTUP

Metode mengajar dengan kecerdasan ganda dalam banyak penelitian yang

dilakukan oleh mahasiswa Gardner di Harvard University, sangat jelas

mengungkapkan bahwa kebanyakan siswa senang dengan metode ini. Mereka lebih

tertarik dan lebih perhatian kepada materi yang diajarkan. Mereka merasa lebih

termotivasi untuk belajar dan menggali ilmu lebih dalam.

Walaupun demikian, tidak semua topik dalam matematika dapat diajarkan

dengan teori ini secara sempurna. Namun, topik-topik tersebut masih bisa diusahakan

agar dapat mendekati teori multiple intelligences ini.

Page 10: penerapan teori multiple intelegent

9

D. DAFTAR PUSTAKA

Scribd. Hubungan IQ Dengan Proses Belajar.http://www.scribd.com/doc/18120676/hubungan-iq-dengan-proses-belajardiakses pada tanggal 7 November 2009.

Scribd. Multiple Intelligences. http://www.scribd.com/doc/17391154/Multiple-Intelligence/ diakses pada tanggal 7 November 2009.

Shvoong. EQ vs IQ. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1675847-eq-vs-iq-mengapa-orang/ diakses pada tanggal 8 November 2009.

Wikipedia. Intelligence Quotient.http://en.wikipedia.org/wiki/Intelligence_quotient diakses pada tanggal 17Januari 2009.