pengabdian pada masyarakat - unissula
TRANSCRIPT
1
LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA
PENGEMBANGAN PROFESI BAGI GURU SD
DI KOTA SEMARANG
Oleh :
Imam Kusmaryono, M.Pd
NIDN . 0626037003
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
FEBRUARI 2012
2
3
ABSTRAK
Pengabdian kepada masyarakat kami laksanakan di KKG Gugus Kanjengan Dabin I UPTD Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Dalam wilayah tersebut terdiri dari 9 (Sembilan) SD negeri dan swasta. Sebagian besar guru-guru belum pernah melaksanakan penelitian (PTK). Banyak anggapan bahwa melakukan penelitian ilmiah sangat sulit, membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar, hal lain juga dikarenakan selama ini masih banyak guru yang terlalu fokus pada tugas utama mengajar, belum membiasakan adanya budaya menulis baik berupa makalah, artikel, ataupun penelitian, sehingga hal-hal seperti ini dianggap kurang penting dalam pengembangan profesi. Salah satu solusi untuk membantu guru mengembangkan profesi guru sesuai kompetensi profesionalnya adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: 1) Mengadakan kegiatan sosialisasi tentang Penelitian Tindakan Kelas pada KKG Dabin I Kecamatan Semarang Tengah; 2) Memberikan pelatihan tentang pembuatan Penelitian Tindakan Kelas pada KKG Dabin I Kecamatan Semarang Tengah.
Adapun manfaat kegiatan pengabdian ini: 1) Guru-guru Sekolah Dasar pada KKG Dabin I Semarang Tengah memperoleh bekal pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK); 2) Guru-guru Sekolah Dasar Dabin I Semarang Tengah dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah dan 3) meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme seorang guru.
Kata Kunci : Pelatihan, PTK, Perbaikan Pembelajaran, Profesional
4
KATA PENGANTAR
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan Kebutuhan guru untuk
meningkatkan profesionalisme seorang guru, sangat kondusif, peka dan tanggap
terhadap dinamika pembelajaran-reflektif-kritis, mampu meningkatkan kinerja guru
professional dan inovatif (tidak lagi: praktisi, cepat puas), bermanfaat dalam
memperbaiki proses pembelajaran, dan tidak mengganggu tugas pokok guru dalam
pembelajaran di sekolah.
Berdasar informasi yang diperoleh Tim, diperkirakan sebanyak 90% dari 60
guru di Dabin I kecamatan Semarang Tengah belum melaksanakan PTK. Padahal
masih banyak permasalahan pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru belum
berhasil secara maksimal, dan perlu ditemukan solusi pemecahannya. Banyak
anggapan bahwa melakukan penelitian ilmiah sangat sulit, membutuhkan waktu lama
dan biaya yang besar, hal lain juga dikarenakan selama ini masih banyak guru yang
terlalu fokus pada tugas utama mengajar, belum membiasakan adanya budaya menulis
baik berupa makalah, artikel, ataupun penelitian, sehingga hal-hal seperti ini dianggap
kurang penting dalam pengembangan profesi.
Masih kurangnya kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru-guru di Dabin I
UPTD Kecamatan Semarang Tengah, dilatarbelakangi karena anggapan bahwa
menulis ilmiah/penelitian itu sulit, membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang ekstra
besar, serta kurangnya mengikuti pelatihan-pelatihan dalam pengembangan
kompetensi profesional guru.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, Salah satu solusi guna
membantu guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam melakukan
penelitian tindakan maka perlu diberikan sosialisasi, bimbingan dan pelatihan tentang
pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru matematika SD
Kelompok Kerja Dabin I UPTD Kecamatan Semarang Tengah, sebagai bentuk
pengabdian nyata dari dosen dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi.
DAFTAR ISI
5
HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………… 1
I. PENDAHULUAN ……………………………………………. 2
A. ANALISIS SITUASI……………………………………… 2
B. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………… 4
1. Penelitian Tindakan Kelas …………………………. 4
2. Mengapa Penelitian Tindakan Kelas …………………. 5
C. PERMASALAHAN MITRA .…………………………….. 6
D. SOLUSI YANG DITAWARKAN……………………….… 7
E. TARGET LUARAN ……………………………….… 7
F. KELAYAKAN TIM ……………………………….… 7
II. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ………………… 9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………….. 10
A. Waktu Pelaksanaan ………………………………………. 11
B. Metode Pelaksanaan …………………………………..…. 12
IV. HASIL KEGIATAN ………………………………………… 12
V. SIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 13
A. Simpulan …………………………………………………. 13
B. Saran ……………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 13
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. 15
1. Materi Pengabdian Masyarakat (Handout PTK)
2. Jadwal Kegiatan
3. Daftar Presensi
4. Foto Dokumentasi
5. Surat – Surat ( Surat Tugas, Pernyataan kerjasama, dll)
6. Peta Lokasi Mitra
6
I. PENDAHULUAN Banyak anggapan bahwa melakukan penelitian ilmiah sangat sulit,
membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar, para guru belum membiasakan
adanya budaya menulis baik berupa makalah, artikel, ataupun penelitian, sehingga hal-
hal seperti ini dianggap kurang penting dalam pengembangan profesi.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.84 tahun 1993
tentang penetapan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, yang pada prinsipnya
bertujuan untuk membina karir kepangkatan dan profesionalisme guru. Pada aturan
tersebut, diantaranya dijelaskan bahwa untuk keperluan kenaikan pangkat/jabatan guru
Pembina/Gol. IVa ke atas, diwajibkan adanya angka kredit yang harus diperoleh dari
kegiatan pengembangan profesi, salah satunya menyusun karya tulis ilmiah
(Suhardjono,1996).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu karya ilmiah yang
merupakan kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru yang
sangat kondusif, peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran-reflektif-kritis.
Melalui PTK guru mampu meningkatkan kinerja professional dan inovatif (tidak lagi:
praktisi, cepat puas), bermanfaat dalam memperbaiki proses pembelajaran, dan tidak
mengganggu tugas pokok guru dalam pembelajaran di sekolah.
G. ANALISIS SITUASI
Terdapat kesejalanan antara kualitas pendidikan dan kemajuan atau
keunggulan suatu bangsa. Pendidikan yang maju akan mampu meningkatkan daya
saing Indonesia, karenanya pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang
benar-benar memiliki kompetensi. Guna mewujudkan kemajuan tersebut maka yang
harus dilakukan antara lain adalah percepatan daya saing bangsa melalui pendidikan,
penyempurnaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, dan pemberdayaan serta
peningkatkan kompetensi guru.
7
Sebagaimana Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (pasal 28); Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki sesorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi Pendidik meliputi
kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Salah satu usaha guru dalam mengembangkan profesi adalah
melakukan penelitian, menulis karya ilmiah dan sejenisnya. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.84 tahun 1993
tentang penetapan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, yang pada prinsipnya
bertujuan untuk membina karir kepangkatan dan profesionalisme guru. Pada aturan
tersebut, diantaranya dijelaskan bahwa untuk keperluan kenaikan pangkat/jabatan guru
Pembina/Gol. IVa ke atas, diwajibkan adanya angka kredit yang harus diperoleh dari
kegiatan pengembangan profesi, salah satunya menyusun karya tulis ilmiah
(Suhardjono,1996).
Berdasar informasi yang diperoleh Tim, diperkirakan sebanyak 40% dari 60
guru di Dabin I kecamatan Semarang Tengah telah mendapatkan sertifikat pendidik,
tetapi hanya 10% dari guru bersertifikasi tersebut yang telah melaksanakan PTK.
Banyak anggapan bahwa melakukan penelitian ilmiah sangat sulit, membutuhkan
waktu lama dan biaya yang besar, hal lain juga dikarenakan selama ini masih banyak
guru yang terlalu fokus pada tugas utama mengajar, belum membiasakan adanya
budaya menulis baik berupa makalah, artikel, ataupun penelitian, sehingga hal-hal
seperti ini dianggap kurang penting dalam pengembangan profesi. Salah satu solusi
untuk membantu guru mengembangkan profesi guru sesuai kompetensi profesionalnya
adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan Kebutuhan guru untuk
meningkatkan profesionalisme seorang guru, sangat kondusif, peka dan tanggap
8
terhadap dinamika pembelajaran-reflektif-kritis, mampu meningkatkan kinerja guru
professional dan inovatif (tidak lagi: praktisi, cepat puas), bermanfaat dalam
memperbaiki proses pembelajaran, dan tidak mengganggu tugas pokok guru dalam
pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, guna membantu guru
dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam melakukan penelitian
tindakan maka perlu diberikan sosialisasi, bimbingan dan pelatihan tentang pembuatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai bentuk pengabdian nyata dari dosen dalam
melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi.
H. TINJAUAN PUSTAKA
3. Penelitian Tindakan Kelas
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007).
PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui
perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya
sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK
bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar,
dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap
proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk
berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi
mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara
profesional.
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK
berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan
tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya
sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
9
pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan,
disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus
meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan
PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
4. Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting ?
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru
untuk meningkatkan profesional seorang guru (Suharsimi, 2006) :
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa
yang dia dan muridnya lakukan.
b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak
lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan
selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai
peneniliti di bidangnya.
c. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap
apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata
didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
d. Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak
perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang
terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori
dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
f. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional;
10
mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan
efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada
komunitas guru.
I. PERMASALAHAN MITRA
Selama ini guru hanya terfokus untuk memikirkan praktik mengajarnya
sendiri, tetapi tidak kritis terhadap praktik tersebut dan masih sulit untuk melakukan
perubahan cara pembelajarannya, serta jarang melakukan evaluasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
Guru selalu menganggap dirinya sudah baik, dan jika ada kekurangan dalam
pembelajaran itu karena berasal dari siswa dan sarana pembelajaran yang tidak
mendukung.
PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan
kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan
perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan
berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan
bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional. Dari
permasalahan tersebut maka diperlukan adanya suatu penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh guru atau berkolaborasi dengan teman sejawatnya untuk memperbaiki
pembelajaran.
Berdasarkan informasi yang diperoleh tim, guru-guru sekolah dasar baik negeri
maupun swasta belum memahami tentang penelitian tindakan kelas yaitu bagaimana
cara melakukan PTK, bagaimana cara menyusun proposal dan laporan hasil
penelitian. Padahal penelitian merupakan bagian dari kompetensi professional guru
yang harus dikembangkan, penelitian sudah menjadi syarat wajib yang harus
dilakukan guru terutama dalam penentuan angka kredit (PAK) guna kenaikan
pangkat/golongan pegawai negeri, bahkan sekolah-sekolah di bawah yayasan swasta
juga sudah ada yang menerapkan aturan tersebut.
11
J. SOLUSI YANG DITAWARKAN
Berdasarkan perumusan masalah dan sifat kegiatannya, maka solusi yang
ditawarkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah:
1) Mengadakan kegiatan sosialisasi tentang Penelitian Tindakan Kelas pada KKG
Dabin I Kecamatan Semarang Tengah.
2) Memberikan pelatihan tentang pembuatan Penelitian Tindakan Kelas pada
KKG Dabin I Kecamatan Semarang Tengah.
K. TARGET LUARAN
Dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan
penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru matematika Sekolah Dasar dabin I
Semarang Tengah ini diharapkan dapat diperoleh luaran sebagai indikator
keberhasilan program yaitu:
1. Guru-guru matematika Sekolah Dasar Dabin I Semarang Tengah memperoleh
bekal pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Guru-guru matematika Sekolah Dasar Dabin I Semarang Tengah dapat
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bermanfaat untuk
memperbaiki pembelajaran di sekolah dan dalam rangka pengembangan profesi
guru.
L. KELAYAKAN TIM
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Sultan
Agung Semarang, memiliki potensi yang sangat baik untuk berkembang. Sejak dibuka
program baru FKIP Unissula Jurusan Pendidikan Matematika dan Pendidikan Bahasa
Indonesia tahun akademik 2011/2012, telah menunjukkan tanda-tanda perkembangan
yang cukup mengembirakan, baik dari segi tenaga pengajar (pengangkatan Dosen
12
Tetap) maupun prestasi mahasiswa dengan terpilihnya proposal PKM mahasiswa
FKIP Unissula Semarang dalam seleksi Dirjen Dikti 2011.
Dalam bidang akademik, upaya peningkatan mutu SDI terus dilakukan dalam hal ini
dosen atau tenaga pendidik ditingkatkan melalui peningkatan kualifikasi pendidikan,
pelatihan, pertemuan ilmiah, dll.
Pembinaan dan pengembangan dosen melalui pemberian motivasi dalam kesempatan
yang seluas-luasnya untuk melaksanakan studi lanjut, pelatihan bahasa asing, seminar,
workshop, dan lain-lain baik di tingkat internal maupun eksternal. Disamping itu
dosen diberi kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat baik yang dibiayai oleh fakultas, universitas maupun pihak lain.
Terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dalam pelaksanaan program
pengabdian kepada masyarakat ini dari FKIP Unissula telah menyusun Tim Pelaksana
Pengabdian sebagai berikut;
1) Ketua Tim Pengusul :
a. Nama : Imam Kusmaryono, M.Pd
b. NIK/NIDN : 211311006 / 0626037003
c. Pangkat/Gol. : Penata Muda Tingkat I/ III b
d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
e. Fakultas/Jurusan : FKIP Unissula/Pendidikan Matematika
f. Bidang Keahlian : Pendidikan Matematika
g. Waktu untuk Kegt : 8 jam / minggu
h. Alamat Kantor : Jl. Kaligawe Raya Km. 4 Semarang
i. Pengalaman Kemasyarakatan:
- Pembicara seminar, Tutor pelatihan Guru- Guru SD di Semarang
- Anggota Tim Pengabdian Masyarakat IKIP PGRI 2010
- Anggota Tim Peneliti Universitas Terbuka 2010 – 2011
- Tutor Program PGSD Dikdas Universitas Terbuka UPBJJ
Semarang
- Pembina HMJ Pendidikan Matematika FKIP Unissula 2012
13
2) Anggota Tim 1 :
a. Nama : Dyana Wijayanti
b. NIK/NIDN : 211312003 / 0615108702
c. Pangkat/Gol. : Penata Muda / III b
d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
e. Fakultas/Jurusan : FKIP Unissula/ Pendidikan Matematika
f. Bidang Keahlian : Pendidikan Matematika
g. Waktu untuk Kegt : 6 jam / minggu
II. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Kerangka Pemecahan Masalah
Dengan pengabdian FKIP Unissula Semarang, yang mengupayakan adanya
pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK), harapan besar yang bisa dicapai adalah
Guru-guru Sekolah Dasar Dabin I Semarang Tengah memperoleh bekal pengetahuan
Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah
Penelitian yang dilakukan Guru SD
masih kurang
PENGABDIAN FKIP
Pelatihan Penelitian PTK
SDM Guru
Penyelenggaraan Pelatihan PTK bagi guru SD di UPTD Kec. Semarang
Tengah Kota Semarang.
Guru Melakukan PTK, Pembelajaran
Meningkat
14
tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Guru-guru Sekolah Dasar Dabin I
Semarang Tengah dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah dan pengembangan
kompetensi professional guru menjadi meningkat.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pada pelaksanaan pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK) ini kami
menggunakan hand out dan materi power point untuk memperlancar pelaksanaan
kegiatan tersebut. Dengan hand out ini diharapkan, guru lebih mudah menciptakan
suatu suasana pelatihan yang menyenangkan, kreatif, dan bermakna, serta dapat
meningkatkan aktivitas dan kreatifitas guru selama pelatihan, sehingga pelatihan
berjalan dengan baik sesuai prosedur dan jadwal yang telah disiapkan.
Penyampaian materi di lakukan dengan bervariasi, kami juga memberikaN
arahan yang bersifat kemampuan psikomotorik yang penuh kreativitas yang dilengkapi
dengan gambar dan format serta video yang jelas serta mengandung pola-pola
kreativitas, yaitu; 1) Interaksi: Memudahkan interaksi guru dan tutor, maupun antar
guru peserta, 2) Variasi Kerja Peserta : memungkinkan peserta bekerja secara,
perorangan, berpasangan , ataupun kelompok. 3) Aktivitas: suatu proses kegiatan yang
meliputi kegiatan yang bersifat fisik maupun mental. 4) Kreativitas: suatu proses yang
tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir.
5) Bimbingan: Kegiatan bimbingan ini dilakukan oleh tutor yang memberikan
pelatihan, dimana tutor akan memberikan bimbingan baik secara individu maupun
secara klasikal selama kegiatan pelatihan berlangsung (Munandar, 1977).
Adanya pelatihan ini diharapkan guru-guru mengetahui tentang PTK, mampu
melaksanakan PTK, dan mampu menciptakan ide-ide kreatif dalam memperbaiki
pembelajaran. Kendati masih ada yang memerlukan bimbingan lebih lanjut untuk
pelaksanaan pembuatan PTK ini, tapi kami meyakini bahwa pelatihan ini akan
memberi manfaat bagi guru dan bagi pembelajaran di Sekolah Dasar.
15
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu, 04 dan 11 Februari 2012
Waktu : 08.00 s.d 15.00 WIB
Tempat : Aula SDI Sultan Agung Semarang
Alamat : Jl. Pemuda Gg.Suromengalan 62 Kel. Bangunharjo Semarang
2. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk guru-guru SD
KKG – Dabin I Kecamatan Semarang Tengah adalah sebagai berikut.
Pertemuan : PERTAMA Hari : SABTU, 04 FEBRUARI 2012
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
07.30 – 08.00 Absensi Peserta Pengurus KKG 08.00 – 09.00 Pembukaan Ketua KKG
M. Khasbullah, S.Ag 09.00 – 11.30 Materi tentang PTK
Penelitian Tindakan Kelas sebagai Perbaikan Pembelajaran
Dyana Wijayanti, M.Pd
11.30 – 13.00 Ishoma Ishoma 13.00 – 14.30 Penjelasan Tehnis PTK
Bab I (Alur PTK), Bab II dan Bab III
Imam Kusmaryono, M.Pd
14.30 Penutup
Pertemuan : KEDUA Hari : SABTU, 11 FEBRUARI 2012
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
07.30 – 08.00 Absensi Peserta Pengurus KKG 08.00 – 09.00 Sambutan Pengurus KKG Ketua KKG
M. Khasbullah, S.Ag 09.00 – 11.00 Pelatihan pembuatan model
Proposal PTK DyanaWijayanti, M.Pd Imam Kusmaryono, M.Pd
16
11.00 – 11.30 Proses output dan evaluasi kegiatan
TIM
11.30 Penutup Ketua KKG
B. Metode Pelaksanaan
1. Sasaran
Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah Guru-guru SD Dabin I di UPTD
Pendidikan Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.
2. Urutan Pelaksanaan Pelatihan
a. Penyampaian Materi tentang Penelitian Tindakan Kelas
b. Proses Pembuatan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
c. Proses Output Dan Evaluasi Kegiatan
(Kegiatan diatas terangkum dalam suatu pelatihan yang sudah direncanakan
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan selama 2 (dua) hari.
IV. HASIL KEGIATAN
Setelah kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan selama dua hari
dalam kegiatan KKG guru SD, kami selaku pelaksana mengedarkan angket dan
mendapatkan masukan dari para guru bahwa 90% mereka sangat antusias mengikuti
pelatihan PTK ini karena bagi para guru SD pelatihan ini merupakan hal baru yang
belum pernah diikuti dalam pelatihan guru sebelumnya. Hasil penelitian ini para
peserta guru menjadi lebih mengerti tentang PTK, cara penyusunan PTK, dan manfaat
PTK bagi perbaikan pembelajaran dan pengembangaan profesi guru. Berdasarkan
pembicaraan dan kesepakatan para guru, pada kesempatan lain akan ditindaklanjuti
dengan pembimbingan penyusunan PTK yang sebenarnya bagi para guru SD di Dabin
I KKG Dinas pendidikan kecamatan Semarang Tengah.
17
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan Kebutuhan guru untuk
meningkatkan profesionalisme seorang guru, sangat kondusif, peka dan tanggap
terhadap dinamika pembelajaran-reflektif-kritis, mampu meningkatkan kinerja guru
profesional dan inovatif (tidak lagi: praktisi, cepat puas), bermanfaat dalam
memperbaiki proses pembelajaran, dan tidak mengganggu tugas pokok guru dalam
pembelajaran di sekolah.
PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam
mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab
mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
Dalam pelatihan ini memang tidak semata-mata guru langsung mahir
melakukan PTK, tetapi setidaknya adanya pelatihan ini, para guru mendapatkan
gambaran suatu kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat diterapkan pada
perbaikan pembelajaran, untuk memberikan wawasan baru tentang salah satu usaha di
bidang pengembangan profesional guru, yang tujuan akhirnya dapat meningkatkan
kinerja guru dan peningkatan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Setelah adanya pelatihan PTK ini diharapkan guru-guru mampu bersikap kritis
terhadap pembelajaran yang dilakukan, memiliki budaya menulis kreatif dan ilmiah,
dapat melakukan penelitian tindakan guna memperbaiki pembelajaran dalam rangka
peningkatan proses pembelajaran sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Asikin,M.2009.Cara Cepat dan Cerdas Menguasai PTK bagi Guru. Semarang:Manunggal Karso
18
Hopkins,D.1993. A Teacher’s Guide to Clasroom Research.2nd edition.
Masnur, M. 2007. Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara
Republik Indonesia.1993. Keputusan MenPAN No.84 tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kemenpan. Jakarta
Republik Indonesia.2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 28). Jakarta
Suhardjono. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi. Jakarta:Depdikbud.
Suharsimi, A. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Sunendar, T. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Upaya penembangan Profesi Guru. Materi Pembinaan Profei.(LPMP) Jawa Barat
Wardhani, IGAK.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok IDIK4008. Jakarta: Universitas Terbuka
19
JADWAL KEGIATAN
Pertemuan : PERTAMA
Hari : SABTU, 04 FEBRUARI 2012
No Kegiatan Pemateri Waktu
1. Pembukaan Ketua KKG
M. Khasbullah, S.Ag
08.00 – 09.00
2. Materi tentang PTK
Penelitian Tindakan Kelas
sebagai Perbaikan
Pembelajaran
Dyana Wijayanti, M.Pd 09.00 – 11.30
* Ishoma Ishoma 11.30 – 13.00
3. Penjelasan Tehnis PTK
Bab I (Alur PTK)
dan Bab III
Imam Kusmaryono,
M.Pd
13.00 – 14.30
4. Penutup 14.30
Pertemuan : KEDUA
Hari : SABTU, 11 FEBRUARI 2012
No Kegiatan Pemateri Waktu
1. Pembukaan Ketua KKG
M. Khasbullah, S.Ag
08.00 – 09.00
2. Pelatihan pembuatan
model Proposal PTK
DyanaWijayanti, M.Pd
Imam Kusmaryono,
M.Pd
09.00 – 11.00
3. Proses output dan evaluasi
kegiatan
TIM 11.00 – 11.30
4. Penutup Ketua KKG 11.30 – 12.00
20
Handout IbM:
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
( Imam Kusmaryono, S.Pd, M.Pd- FKIP Unissula Semarang)
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007).
Suharsimi (2006) menjelaskan PTK melalui paparan abunan definisi dari tia kata;
Penelitian + Tindakan + Kelas, sebaai berikut:
(1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, mengunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
(2) Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
(3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Pengertian kelas dalam PTK adalah
sekelompok peserta didik yang sedang belajar tidak hanya diruang kelas
tertutup saja tetapi bias belajar di luar kelas, laboratoorium, di rumah, dan
tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tuas dari guru.
PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan,
dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar
kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK bukan sekedar
mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan
menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses
perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani
bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka
sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
21
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang
sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan
tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya
sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan,
disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus
meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan
PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
B. Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting ?
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk
meningkatkan profesional seorang guru (Sunendar, T. 2010 ).:
1) PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap
lakukan.apa yang dia dan muridnya
2) PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak
lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan
selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai
peneniliti di bidangnya.
3) Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap
apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata
didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4) Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak
perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang
terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
22
5) Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori
dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6) Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional;
mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan
efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada
komunitas guru.
Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain:
(1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; (2) adanya
kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) penelitian sekaligus sebagai praktisi yang
melakukan refleksi; (4) bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
praktek instruksional; (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa
siklus.
C. Model Penelitian Tindakan Kelas
Dalam pelatihan ini yang akan digunakan adalah mengikuti model John Elliot,
dengan alasan PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Di dalam
kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah
yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis,
yaitu seperti dikemukakan berikut ini.
23
SIKLUS PELAKSANAAN PTK
Gambar 1: Riset Aksi Model John Elliot
D. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia
pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan
dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2)
pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Namun
sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi:
• Identifikasi masalah
• Analisis masalah
• Rumusan masalah
• Rumusan hipotesis tindakan
Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana
tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti
24
sebagai suatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna
menuntut pelaksanaan tahapan PTK adalah sebagai berikut ini.
a. Apa yang memprihatinkan dalam proses pembelajaran?
b. Mengapa hal itu terjadi dan apa sebabnya?
c. Apa yang dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan
tersebut?
d. Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta
apa yang terjadi?
e. Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut?
Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap masalah
yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah
seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal,
misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal,
dan lain-lain.
Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK inilah suatu rencana tindakan
dibuat(Sunendar, T. 2010 ).
1) Perencanaan Tindakan; berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan
pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris
hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua
langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari
materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar,
serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada
tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala
yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan
melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung
dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.
2) Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari
semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas,
adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
25
disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu
pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan
efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat
lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang
terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman,
pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
3) Pengamatan Tindakan; kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap
proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen
pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu
mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna
kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru
tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh
pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam
penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja
pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap
pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat
metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi
terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi
dalam observasi, diantaranya a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan
pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan
pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan
mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun
keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya : (a) menghindari
kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan
antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih
dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistematis
26
4) Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses
data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian
ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses
pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai
kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar
untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi.
Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional
yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya,
menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang peran yang
sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi
yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan
akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam
akan memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada akhirnya
menyebabkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini
ditentukan oleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yang dipakai
sebagai upaya triangulasi data. Observasi yang hanya mengunakan satu instrumen
saja. Akan menghasilkan data yang miskin.Adapun untuk memudahkan dalam
refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini
dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan
tidak boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan
refleksi bersama kolaborator.
Demikianlah, secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk
suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara bersinambungan
seperti sebuah spiral.
Kapan siklus-siklus tersebut berakhir? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh si
peneliti sendiri. Kalau dia sudah merasa puas terhadap hasil yang dicapai dalam suatu
kegiatan PTK yang dia lakukan, maka dia akan mengakhiri siklus-siklus tersebut.
27
Selanjutnya, dia akan melakukan satu identifikasi masalah lain dan kemudian diikuti
oleh tahapan-tahapan PTK baru guna mencari solusi dari masalah tersebut.
E. Penyusunan Proposal PTK
• I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang, 2. Permasalahan 3. Cara pemecahan masalah, 4. Tujuan penelitian 5. Manfaat penelitian
• II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1. Landasan Teori 2. Kerangka Berpikir 3. Hipotesis Tindakan
• III. METODE PENELITIAN 1. Subjek penelitian 2. Rencana Tindakan 3. Data dan Cara penumpulan data 4. Indikator Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
F. Penyusunan Laporan PTK
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR SISTEMATIKA LAPORAN BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah 2. Identifikasi Masalah 3. Analisis Masalah
28
B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Deskripsi Singkat Tempat Penelitian B. Subyek Penelitian C. Deskripsi Persiklus
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus B. Pembahasan Per Siklus
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
29
DAFTAR PUSTAKA
Asikin,M.2009.Cara Cepat dan Cerdas Menguasai PTK bagi Guru. Semarang:Manunggal Karso
Hopkins,D.1993. A Teacher’s Guide to Clasroom Research.2nd edition.
Masnur, M. 2007. Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara
Republik Indonesia.1993. Keputusan MenPAN No.84 tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kemenpan. Jakarta
Republik Indonesia.2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 28). Jakarta
Suhardjono. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi. Jakarta:Depdikbud.
Suharsimi, A. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Sunendar, T. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Upaya penembangan Profesi Guru. Materi Pembinaan Profei.(LPMP) Jawa Barat
Wardhani, IGAK.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok IDIK4008. Jakarta: Universitas Terbuka
30
BIODATA KETUA I bM
1) Nama : Imam Kusmaryono, M.Pd.
2) Tempat dan tanggal lahir : Semarang, 26 Maret 1970
3) Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I/III b
4) NIP / NIDN : 211311006 / 0626037003
5) Jabatan Struktural : Kepala Program Studi FKIP Unissula
6) Alamat kantor : FKIP Unissula Semarang
Jl. Kaligawe Raya Km 4 Semarang
7) Nomor telepon kantor : Telp. 024-6583584
8) Alamat rumah : Jl.Purwoyoso VB/28 Semarang 50183
9) Nomor Telepon/Hp : 081575626844
10) E-mail : [email protected]
11) Riwayat pendidikan :
a. S1 Lulus 2003- Sarjana Pend. Matematika IKIP PGRI Semarang
b. S2 Lulus 2008- Magister Pend. Matematika UNNES
12) Penelitian dan Publikasi:
a. Nizaruddin, Imam Kusmaryono,Fatoni. 2006. Peningkatan penguasaan
pecahan melalui pendekatan realistic pada peserta didik kelas V SDI Sultan
Agung Semarang (LPPM, IKIP PGRI Semarang - Anggota Peneliti).
b. Suparman, Parijo, Imam Kusmaryono,2010. Keefektifan pembelajaran
Kontekstual dengan strategi penemuan berbantuan CD pembelaran dan
LKS pada materi bilangan bulat di sekolah dasar (Dikti, UPBJJ UT Semarang-
Anggota Peneliti)
c. Supandi, Widya K., Imam Kusmaryono. 2011. Keefektifan Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan STAD Berbasis Quantum Teaching
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP.(LPPM-IKIP
PGRI Semarang- Anggota)
d. Suparman, Pujiadi, Imam Kusmaryono, 2011. Pengaruh Model
Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan CD
Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada siswa SMA.
(Dikti – UPBJJ UT Semarang,2011 – Anggota Peneliti)
Publikasi:
c. Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving
(CPS) Berbantuan CD Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
pada siswa SMA. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, IKIP PGRI
Semarang 2012).
d. Keefektifan pembelajaran Kontekstual dengan strategi penemuan
berbantuan CD pembelaran dan LKS pada materi bilangan bulat di sekolah
dasar (Majalah Kampus Unissula Semarang 2012)
Semarang, Februari 2012
31
Lampiran :
32
33
34