pengantar kartografi

21
16 BAB 2 PENGANTAR KARTOGRAFI Pengetahuan Dasar Peta

Upload: risang-pamungkas

Post on 09-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Panduan Kartografi Dasar

TRANSCRIPT

  • 16

    BAB 2

    PENGANTAR KARTOGRAFI

    Pengetahuan Dasar Peta

  • 17

    2.1. PENDAHULUAN

    Bab ini merupakan perkenalan terhadap kartografi khususnya peta seperti

    pengertian, jenis,fungsi, standard an prosedur pembuatan peta, khususnya peta manual.

    Mata kuliah ini merupakan berkaitan dengan Mata Kuliah Studio Pemetaan yang

    didapatkan pada semester pertama, terutama dalam proses pembuatan peta manual.

    Mahasiswa telah diajarkan untuk menggambar berbagai macam garis dan menggambar

    peta manual sederhana. Selanjutnya, di Mata Kuliah Kartografi, khususnya pembahasan

    mengenai Pengantar Kartografi, mahasiswa diajar mengenal peta secara lebih detail,

    seperti pengertian, jenis-jenis peta, fungsi peta, standar dan prosedur pembuatan peta.

    Kompetensi Materi

    Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari Materi Pengantar Kartografi dibagi

    menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kompetensi berdasarkan kompetensi

    Prodi Pengembangan Wilayah Kota. Berdasarkan hal tersebut, kompetensi materi ini

    antara lain:

    1. Menjunjung tinggi norma, tata nilai, moral, agama dan etika tanggung jawab

    professional (KU1);

    2. Berprofesi di bidang perencanaan wilayah dan kota dalam konteks lokal dan global

    pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat (KU 4);

    3. Menerapkan norma, standrar, pedoman dan kriteria pereancangan wilayah kota

    (KP4),

    4. Mampu berkomunikasi dan bersikap aspiratif dan responsif terhadap perkembangan

    IPTEKS (KL3).

    Selanjutnya, capaian materi ini berdasarkan kompetensi mata kuliah adalah:

    1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kartografi di dalam ruang lingkup

    perencanaan wilayah kota (kognitif);

    2. Bertanggungjawab terhadap tugas (afektif)

    Sasaran Membelajaran

    Sasaran pembelajaran dari materi Pengantar Kartografi ini adalah mahasiswa

    memahami dan menjelaskan sasaran-sasaran pembelajaran yang telah disebutkan

    sebelumnya. Selain itu, mahasiswa juga memahami peran atau fungsi kartografi/pemetaan

    dalam ruang lingkup penataan ruang. Pengetahuan mengenai dasar-dasar kartografi

  • 18

    merupakan modal awal mahasiswa untuk melanjutkan materi dan praktek menggambar

    peta berikutnya.

    Strategi/Metode Pembelajran

    Terdapat tiga strategi pembelajaran guna mencapai sasaran pengetahuan dalam

    materi Pengantar Kartografi, yaitu ceramah interaktif, diskusi dan belajar terstruktur.

    Sesuai dengan metode Student-Centered Learning (SCL), mahasiswa diarahkan untuk

    belajar secara mandiri, mencari referensi yang mendukung materi melalui internet atau

    buku. Materi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan diskusi setelah ceramah interaktif

    di dalam kelas.

    Indikator Penilaian

    Penilaian dalam kuliah pembahasan Materi Pengantar Kartografi didasari oleh

    keaktifan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas dan kualitas tugas yang diberikan.

    Metode pembelajaran yang diberikan adalah ceramah interaktif dan diskusi, sementara

    metode tugas adalah belajar terstruktur, yaitu tugas yang dikerjakan secara individu. Tiga

    kemampuan mahasiswa yang akan dinilai antara lain, kemampuan kognitif dan afektif.

    Masing-masing kemampuan memiliki beberapa indikator, seperti yang terlihat di dalam

    tabel 1.2.

    Tabel 2.1. Rubrik Penilaian Materi Pengantar Kartografi

    Kompetensi Tujuan Rubrik Bobot

    Kognitif Pemahaman mahasiswa

    terhadap urgensi kartografi/

    pemetaan dalam ruang

    lingkup tata ruang wilayah

    dan kota

    Pengertian Kartografi 5

    40

    65

    Jenis-jenis peta 5

    Fungsi peta 10

    Standar peta 10

    Prosedur pembuatan peta 10

    Kemampuan penulisan

    laporan/tugas sesuai dengan

    standar karya tulis ilmiah

    Menjawab pertanyaan tepat sasaran 10

    25 Ketepatan menggunakan tata bahasa 5

    Penggunaan kota kata yang tepat 5

    Keterpaduan antar kalimat/paragraf 5

    Afektif Tugas dikumpulkan tepat

    waktu

    Sesuai dengan kesepakatan 15 15

    35 Sopan selama proses

    pembelajaran

    Berpakaian yang sopan dan rapi 5

    20 Bertutur kata yang baik 5

    Bersikap terhadap dosen dan teman 10

    TOTAL 100 100 100

  • 19

    2.2. PEMBAHASAN MATERI

    2.2.1.PENGERTIAN KARTOGRAFI

    Berdasarkan bahasa, kartografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu carto yang memiliki

    arti permukaan dan grafi yang berarti gambar atau bentuk (Sariyono dan Nursaban, 2010).

    Oleh karena itu, kartografi merupakan ilmu yang mempelajari gambar atau bentuk

    permukaan bumi. Tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisa data dari

    lapangan yang berupa unsur-unsur permukaan bumi dan menyajikan unsur tersebut secara

    grafis dengan skala tertentu, sehingga unusr dapat terlihat jelas, mudah dimengerti dan

    dipahami (Sariyono dan Nursaban, 2010).

    Selain pengertian bahasa, beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian kartografi.

    Pertama, Prihandito (1989) mengartikan kartografi sebagai ilmu yang mempelajari peta,

    dimulai dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran,

    analisis peta, serta interpretasi peta. Kedua, menurut International Cartographic

    Association (1973), kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang peta,

    sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni. Ketiga,

    menurut United Nation kartografi merupakan ilmu membuat peta dan diagram, termasuk

    setiap proses dari survei hingga peta tersebut dicetak.

    Berdasarkan pemaparan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa kartografi merupakan

    ilmu dan seni dalam membuat gambar permukaan bumi. Kartografi dikatakan sebagai ilmu

    karena diperlukan ketelitian dan pemahaman agar gambar yang dihasilkan sesuai dengan

    kenyataan. Kartografi dikatakan sebagai seni karena tampilan gambar harus mudah

    dipahami dan menarik bagi orang yang membacanya.

    2.2.2.PROSES KARTOGRAFI

    Proses kartografi merupakan metode dalam menghasilkan sebuah peta. Metode tersbut

    menjadi pedoman yang memudahkan kartografer atau orang yang membuat peta untuk

    mengetahui urutan proses kartografi. Proses kartografi dimulai dari: (1) pengumpulan data;

    (2) pengolahan data; (3) pembuatan peta; (4) evaluasi; (5) penggunaan peta. Penjelasan

    mengenai tiap tahap dapat dilihat pada gambar 7.1 dan pemaparan setelahnya.

  • 20

    Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Kartografi

    1. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan iformasi yang dibutuhkan

    baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi tersebut kemudian diolah dan

    diintpretasikan dalam bentuk gambar. Hasil dari proses pengumpulan data adalah data

    mentah.

    Terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data berdasarkan jenisnya. Data

    primer didapatkan dengan survei langsung ke lapangan. Survei tersebut dapat berupa

    pengukuran, wawancara dan pengisian kuisioner. Data sekunder dapat diperoleh

    dengan mengumpulkan berkas, catatan, atau dokumentasi. Data sekunder tersebut

    dapat diperoleh di dinas atau lembaga tertentu seperti Biro Pusat Statistik (BPS),

    Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Badan Pertahanan Nasional (BPN), Dinas

    Pariwisata dan sebagainya (Sariyono dan Nursaban, 2010).

    2. Pengolahan Data

    Pengolahan data merupakan intepretasi data. Data mentah diseleksi dan

    dikelompokkan berdasarkan jenisnya seperti kelompok data kualitatif dan data

    kuantitatif. Bentuk dari pengelompokan data dapat berupa tabel, diagram batang,

    diagram lingkaran ataupun diagram garis.

    Data

    Lapangan

    Data

    Mentah Data (1)

    Pengumpulan

    data

    (2)

    Pengolahan

    data

    Peta

    (3)

    Pembuatan peta

    (5)

    Penggunaan

    Peta

    (4)

    Evaluasi

  • 21

    Hasil dari proses pengolahan data berupa data langkap yang telah diolah. Proses

    pengolahan data dilakukan untuk mempermudah kartografer dalam memindahkan data

    ke dalam bentuk gambar.

    3. Pembuatan Peta

    Pembuatan peta merupakan proses memindahkan data berupa angka atau deskripsi

    ke dalam bentuk gambar. Gambar tersebut merupakan perwujudan kenampakan

    permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu dalam bentuk bidang datar atau

    biasa disebut peta. (Sariyono dan Nursaban, 2010).

    4. Evaluasi

    Evaluasi merupakan proses peninjauan kembali peta yang telah dihasilkan. Jika

    peta tersebut telah sesuai, proses kartografi dilanjutkan ke penggunaan peta. Jika

    terdapat kekeliruan dalam peta yang dihasilkan, perlu dilakukan pemeriksaan kembali

    mulai dari data yang ada atau teknik pembuatannya.

    5. Penggunaan Peta

    Penggunaan peta merupakan kegiatan akhir dari proses kartografi. Kegiatan

    tersebut merupakan membaca peta sesuai tema dan memanfaatkannya untuk kegiatan

    penelitian atau analisis kawasan.

    2.2.3.KLASIFIKASI KARTOGRAFI

    Ilmu kartografi diklasifikasikan berdasarkan kegiatan dalam mempelajarinya. Seperti

    yang telah dikemukakan di sub bab pengertian kartografi, diketahui bahwa ilmu tersebut

    mencakup proses pengumpulan data hingga pembuatan peta. Oleh karena itu, untuk

    mempermudah proses pembelajaran, kartografi diklasifikasikan sebagai berikut: kartografi

    dasar, kartografi topografi, kartografi teknik dan kartografi tematik (Sariyono dan

    Nursaban, 2010). Semakin tinggi tingkat klasifikasi ilmu kartografi, semakin tinggi

    tingkat kesulitannya.

    Kartografi dasar merupakan kalisfikasi terendah dalam ilmu kartografi. Kartografi

    dasar adalah ilmu kartografi sebatas teori. Kalsifikasi kartografi dasar berisi teori-teori

    tentang pengertian dan proses kartografi serta teori dasar mengenai peta. Klasifikasi ini

    merupakan dasar untuk melanjutkan ke ilmu yang lebih tinggi.

    Setelah mengetahui teori tentang kartografi, pelajar melanjutkan proses pembelajaran

    ke klasifikasi kartografi topografi. Kartografi topografi merupakan ilmu yang mempelajari

  • 22

    tentang topografi atau perbedaan ketinggian suatu lahan. Pada kasifikasi ini, pelajar sudah

    aktif dalam kegiatan menggambar peta, namun, peta yang dibuat masih sebatas peta

    topografi yang berskala besar.

    Kartografi teknik merupakan ilmu kartografi yang lebih ditekankan kepada teknik

    pembuatan elemen di dalam peta. Elemen tersebut antara lain: skala, arah mata angin, garis

    lintang dan bujur, huruf serta cara mencetak peta. Tujuan mempelajari kartografi teknik

    adalah agar peta yang dihasilkan lengkap tidak dari segi data spasial saja, tetapi juga dari

    segi teknis. Dengan demikian, peta tersebut mudah digunakan.

    Kartografi tematik merupakan kalsifikasi tertinggi dalam ilmu kartografi. Klasifikasi

    ini, akan dipelajari pembuatan peta-peta tematik seperti: peta sumberdaya alam, peta

    penyebaran penduduk, peta objek pariwisata, dan peta tata guna lahan. Pada klasifikasi

    kartografi tematik, dibutuhkan informasi atau data yang lebih detail. Oleh karena itu,

    proses pengerjaanya akan lebih memerlukan ketelitian.

    2.2.4. KARTOGRAFI DALAM ILMU PENGEMBANGAN WILAYAH DAN

    KOTA

    Ilmu kartografi berkaitan dengan ilmu Pengembangan Wilayah dan Kota. Seperti yang

    telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kartografi merupakan ilmu yang mempelajari

    keadaan permukaan bumi melalui gambar. Keadaan permukaan bumi dapat berupa kontur

    tanah hingga fungsi lahan. Oleh karena itu, dengan mengetahui kondisi permukaan bumi,

    para perancang atau perencana wilayah dan kota dapat mengetahui dan menganalisis

    potensi dan permasalahan sebuah kawasan.

    2.2.5. PENGERTIAN PETA

    Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu

    melalui suatu sistem proyeksi. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani yakni mappa yang

    berarti taplak atau kain penutup meja. Namun, secara umum pengertian peta adalah

    lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan

    menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang

    tiga dimensi. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

  • 23

    Gambar 2.2. Contoh peta

    Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-

    GtB7k4s9cnI/TVz9EnPZs3I/AAAAAAAAAL8/r0hFRr3SJgc/s1600/peta%2Bindonesia%2Belektrik.jpg

    Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada

    dasarnya peta memiliki arti yang sama. Berikut ini pengertian peta dari para ahli:

    1. Menurut International Cartographic Association (ICA)

    Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih

    dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda

    angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan

    diperkecil/diskalakan.

    2. Menurut Aryono Prihandito (1998)

    Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang

    datar melalui system proyeksi tertentu.

    3. Menurut Erwin Rainsz (1948)

    Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil

    seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan

    ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.

  • 24

    4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005) Peta

    merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,

    merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada

    tahapan pada tingkatan pembangunan.

    2.2.6. JENIS-JENIS PETA

    1. Peta Berdasarkan Sumber Datanya

    Berdasarkan sumber data, peta dikelompokkan menjadi peta induk dan peta turunan.

    a. Peta Induk (Basic Map)

    Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk

    ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat

    dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan

    sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

    b. Peta Turunan

    Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada,

    sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tudak

    bisa digunakan sebagai peta dasar.

    2. Peta Berdasarkan Isi Data

    Berdasarkan isi data yang disajikan, peta dikelompokkan menjadi peta umum dan peta

    tematik.

    a. Peta Umum

    Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan

    bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan

    keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan.

    Gambar 2.3. Contoh Peta Kontur

    Sumber: http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/gunung_kontur1.jpg, diunduh pada 28/10/2014, pukul 4:12 PM

  • 25

    b. Peta Tematik

    Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus.

    Misal peta Geologi, peta pegunungan lahan, peta persebaran objek wisata, peta

    kepadatan penduduk, dan sebagainya. Salah satu contoh peta Tematik yaitu peta

    pegunungan lahan. Peta ini merupakan peta yang khusus menunjukan persebaran

    penggunaan lahan suatu wilayah yang dipetakan. Perhatikan contoh peta penggunaan

    lahan di bawah ini.

    Gambar 2.4. Contoh Peta-Peta Tematik

    3. Peta Berdasarkan Skala

    Berdasarkan skala, jenis-jenis peta dibagi menjadi peta kadaster, peta skala besar, skala

    sedang, skalakecil dan peta geografi/ peta dunia.

    a. Peta Kadaster/Peta Teknik

    Peta ini mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 500. Pada umumnya peta ini

    berupa peta situasi tanah di dalam sertifikat. Selain itu, contoh lain dari peta ini

    adalah peta jaringan jalan atau jaringan air yang sifatnya teknis.

  • 26

    b. Peta Skala Besar

    Peta jenis ini memiliki skala 1:5.000 hingga 1: 250.000. Peta ini digunakan untuk

    menggambarkan wilayah yang relative sempit, misalnya peta kelurahan dan peta

    kecamatan.

    c. Peta Skala Sedang

    Jenis peta ini memiliki skala 1:250.000 hingga 1:500.000. Contoh peta jenis ini

    adalah peta provinsi.

    d. Peta Skala Kecil

    Peta jenis ini memiliki skala 1:500.000 hingga 1:1.000.000 atau lebih. Peta ini

    menggambarkan daerah yang sangat luas, misalnya peta Negara, peta benua bahkan

    peta dunia.

    4. Peta Berdasarkan Cara Pembuatan

    Berdasarkan cara pembuatannya, peta dibagi menjadi peta manual dan peta digital

    a. Peta Manual

    Pembuatan peta secara manual dilakukan dengan menggunakan alat gambar

    menggambar dengan menggunakan teknik dasar dalam menggambar peta.

    b. Peta Digital

    Peta digital dapat diperoleh melalui citra yang telah tersedia di berbagai situs

    ataupun software. Pembuatan peta digital dapat dilakukan melalui salah satu

    software yakni ArcGis 10.1. Penggunaan software ini dapat memudahkan dalam

    pembuatan peta digital ini. Penjelasan selanjutnya akan dijelaskan pada modul

    berikutnya.

    2.2.7. KOMPONEN PETA

    Komponen peta merupakan unsur-unsur yang melengkapi sebuah peta. Fungsi dari

    komponen agar peta mudah dipahami oleh pembaca. Komponen-komponen peta terdiri

    atas:

    1. Judul Peta

    Judul peta memuat isi peta. Melalui judul peta pembaca dapat segera mengetahui

    data dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut. Judul peta biasanya

    diletakkan di bagian tengah atas peta atau di bagian lain dari peta, selama tidak

  • 27

    mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta. Contoh judul peta antara lain: Peta

    Penyebaran Penduduk Pulau Jawa, Peta Benua Asia, atau Peta Indonesia.

    Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca

    memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta

    hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu,

    judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta.

    2. Skala Peta

    Skala merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.

    Sebagai contoh, skala 1 : 500.000 bermakna satu senti meter jarak di peta sama dengan

    500.000 cm jarak sebenarnya di permukaan bumi. Penyajian skala dalam peta dapat

    dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu dalam bentuk angka, batang dan verbal.

    3. Arah Mata Angin

    Petunjuk arah mata angin berfungsi untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur

    dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan.

    Petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara.

    Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggnaggu

    kenampakan peta.

    4. Legenda/ Keterangan Peta

    Legenda juga merupakan komponen penting pada peta untuk menentuka lokasi,

    failitas, jenis jalan, ketinggian, dan sebagainya. Legenda menerangkan arti dari simbol-

    simbol yang terdapat dalam petaLegenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.

    Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak

    mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.Contoh: perbedaan warna

    menunjukkan perbedaan lokasi atau kedalaman laut, garis putus-putus menggambarkan

    batas wilayah administrasi sebuah kota, simbol pesawat menginformasikan bahwa di

    titik tersebut terdapat bandar udara, dan lain sebagainya.

    5. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

    Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa peta tersebut bukan hasil

    rekaan dan dapat dipercaya. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya.

    Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk

    digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.

  • 28

    Gambar 2.5. Contoh Peta dan Komponennya

    Sumber: http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/gunung_kontur1.jpg, diunduh pada 28/10/2014, pukul 4:12 PM

    2.2.8 FUNGSI PETA

    Pada dasarnya, peta berfungsi sebagai alat informasi. Ruang lingkup penataan ruang,

    petataan ruang, informasi yang diberikan oleh peta dapat berupa informasi mengenai

    perubahan lahan, batas kawasan, sirkulasi, kondisi eksisting sebuah daerah dan lokasi.

    Selanjutnya, informasi dasar tersebut digunakan untuk menganalisis kawasn yang akan

    diteruskan ke proses perencanaan ataupun perancangan.

    1. Informasi perubahan lahan

    Dalam perencanaan tata ruang wilayah atau kota, diperlukan informasi mengenai

    kondisi kawasan di masa lalu. Informasi tersebut berfungsi saat akan menganalisis atau

    mengantisipasi potensi atau kekurangan yang timbul akibat perubahan tata ruang.

    Perubahan di dalam tata ruang dapat berupa perubahan intensitas lahan, perubahan tata

    guna lahan, perubahan struktur ruang dan lain sebagainya.

    Judul peta dan tahun

    Arah mata

    angina dan skala

    Legenda:

    symbol dan

    warna

  • 29

    Gambar 2.6. Peta yang menunjukkan perubahan struktur ruang Kota Lama Batavia

    Sumber: Breuning, __

    Gambar 2.6. menunjukkan perubahan struktur ruang Kota Lama Batavia tahun

    1619, 1635, 1650. Informasi yang diperoleh adalah Batavia mengalami perubahan

    mulai dari perubahan bentuk Sungai Ciliwing yang membagi kota menjadi dua, hingga

    perubahan intensitas lahan. Gambar pertama dan kedua menginformasikan Sungai

    Ciliwung masih berkelok-kelok. Sementara tahun 1635 dan 1650, Sungai Ciliwing

    sudah berupa garis lurus. Kepadatan bangunan di Kota Tua juga bertambah. Pada

  • 30

    gambar dan kedua lahan di Barat sungai masih berupa tanah kosong. Namun, pada

    tahun 1635 dan 1650 kedua sisi sudah dipenuhi bangunan.

    2. Informasi batas kawasan

    Batas kawasan atau deliniasi kawasan merupakan informasi penting dalam peroses

    perencanaan tata ruang yang ditunjukkan peta. Kawasan yang dibatasi dapat berupa

    negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, kota atau kawasan perencanaan dalam sebuah

    kota atau wilayah. Wujud pembatas di dalam peta dapat berupa garis putus-putus atau

    perbedaan warna.

    Gambar 2.7. Perbedaan warna dan garis pada peta menunjukkan batas wilayah kecamatan di Makassar

    Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-uYtWdo-RgQw/Uo2qXyKKdoI/AAAAAAAAAKU/Q4SYD-1cjpc/s1600/Kecamatan.jpg, diunduh pada 28/10/2014 pukul 6:17 PM

    3. Informasi sirkulasi

    Informasi selanjutnya yang bisa diperoleh dengan memperhatikan peta adalah

    informasi sirkulasi. Terdapat peta yang spesifik menunjukkan jalan di sebuah kota

    sekaligus lokasi-lokasi penting di kota tersebut, misalnya tempat wisata, monument,

    rumah makan, hotel, bandara dan pelabuhan. Dengan demikian, pembaca dapat

    menentukan sirkulasi menuju lokasi yang mereka inginkan. Pada umumnya, peta-peta

    tersebut terdapat di dalam buku panduan wisata.

  • 31

    Gambar 2.8. Gambar peta wisata Kota Bandung

    Sumber: http://lisachaniago.files.wordpress.com/2011/06/peta_wisata_bandung.jpg, diunduh pada 28/10/2014 pukul 5:54 PM

    4. Informasi kondisi wilayah

    Kondisi wilayah termasuk kondisi fisik dan non fisik kawasan. Informasi tersebut

    dapat ditampilkan melalui peta. Kondisi fisik dapat ditunjukkan melalui peta tata guna

    lahan yang menunjukkan fungsi-fungsi lahan dalam bentuk zonasi (permukiman, ruang

    terbuka hijau, pendidikan, industri dan perdagangan) dalam sebuah kota atau wilayah.

    Sementara itu, kondisi non-fisik berupa peta penyebaran penduduk, peta penyebaran

    hasil pertanian dan perikanan, peta kawasan wisata dan sebagainya. Pada peta-peta

    tersebut, perbedaan informasi ditunjukkan dengan perbedaan warna atau arsiran.

  • 32

    Gambar 2.9. Peta Penggunaan Lahan Privinsi DKI Jakarta

    Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2030

    Gambar 2.10. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Takalar

    Sumber: Jurusan Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar 2013

  • 33

    Gambar 2.11. Peta Potensi Perairan Indonesia

    Sumber: http://andimanwno.wordpress.com/2010/06/22/fungsi-dan-tujuan-pembuatan-

    peta/

    5. Informasi lokasi

    Informasi lain yang dapat ditampilkan oleh peta adalah lokasi suatu kota atau wilayah.

    Informasi ini berfungsi untuk mengetahui posisi sebuah kota atau wilayah terhadap

    wilayah sekitarnya, sejauh mana jangkauan wilayah tersebut ke wilayah lain, dan

    sampai sejauh mana pengaruh atau hubungan antar wilayah.

    Gambar 2.12. Peta Asia Tenggara

    Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-YN76wALZZsk/ThU2pcEjEtI/AAAAAAAAAyo/OrGEjfxBF7s/s1600/southeast_asia_pol_2003.jpg ,

    diunduh pada 28/10/2014, pukul 07:19 PM

  • 34

    Gambar 2.12 merupakan Peta Asia Tenggara yang menunjukkan lokasi

    Indonesia terhadap negara-negara lain di Asia Tenggara. Sebagai contoh, melalui peta,

    pembaca mendapatkan informasi bahwa lokasi Indonesia, khususnya Kalimntan

    berbatasan langsung (darat) dengan Negara Malaysia bagian Timur. Contoh lain

    adalah, lokasi Negara Singapura yang merupakan persilangan negara-negara di Asia

    Tenggara menjadikan negara tersebut sebagai tempat singgah (transit).

    Selain sebagai bahan informasi, dalam lingkup pengembangan wilayah dan kota, peta

    juga bermanfaat sebagai instrument perencanaan ruang (Dinas Teknis Pengukuran dan

    Pemetaan Kota, Institut Teknologi Sepuluh November). Peran peta tersebut antara lain: (1)

    instrument perencanaan ruang; (2)instrument perijinan pembangunan ruang; (3) instrument

    pengawasan ruang; (4) instrument pengendalian ruang; (5) isntrumen koordinasi.

    Penjelasan masing-masing peran dapat dilihat di pemaparan berikutnya.

    1. Peta sebagai Instrumen Perencanaan Ruang

    Peta memiliki peran sangat penting dalam perencanaan tata ruang. Keberadaan peta

    yang memiliki akurasi tinggi akan sangat membantu dalam aktivitas perencanaan

    ruang. Mengingat bahwa hasil perencanaan adalah sebuah rencana tata ruang yang

    akan menjadi pedoman bagi seluruh pemanfaatan ruang. Eksistensi peta (yang akurat)

    merupakan hal yang mutlak dalam perencanaan tata ruang. Agar rencana tata ruang

    yang disusun dapat diikuti oleh pemilik dan pengembang ruang, maka seluruh pihak

    yang terkait dengan ruang harus memiliki dasar pijakan bertindak yang sama, yaitu

    eksistensi peta yang memadai. Apabila peta yang digunakan sudah sesuai dengan

    kondisi alamiah ruang yang ada, maka paling tidak satu kesepakatan telah dapat

    diwujudkan antara pihak Pemerintah dengan para pemilik dan pengembang ruang,

    selain tentunya beberapa kesepakatan lain dalam substansi rencana peruntukan ruang

    yang umumnya paling krusial dalam proses perencanaan tata ruang.

    2. Peta sebagai Instrumen Perijinan Pembangunan Ruang

    Peta juga memiliki peran sangat penting dalam perijinan pembangunan, khususnya

    pembangunan fisik yang memanfaatkan ruang. Keberadaan peta yang memadai dapat

    dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang efektif antara pemberi ijin dengan

    pemohon ijin. Dengan peta yang memadai, maka batas-batas ruang yang akan

    dibangun menjadi jelas, sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya konflik

    dengan pemilik ruang disekitarnya. Penggunaan peta yang kurang memadai dapat

  • 35

    berakibat pada pembangunan fisik yang kemungkinan akan memanfaatkan ruang milik

    pihak lain disekitarnya.

    3. Peta sebagai Instrumen Pengawasan Ruang

    Eksistensi peta memiliki kontribusi sangat penting dalam kegiatan pengawasan

    pembangunan ruang. Dalam kegiatan pengawasan, dibutuhkan suatu dasar pijakan

    yang sama antara pihak pengawas (dalam hal ini adalah Pemerintah) dengan pihak

    yang diawasi (para pemanfaat dan pengembang ruang). Untuk menjamin adanya tujuan

    yang sama dalam pengawasan, maka eksistensi peta yang memadai merupakan hal

    yang mutlak. Bisa dibayangkan apabila pihak-pihak yang berkomunikasi dalam

    kegiatan pengawasan pembangunan menggunakan peta yang berbeda. Di satu sisi,

    pihak pemanfaat dan pengembang ruang merasa menggunakan ruang dengan benar,

    sementara pihak pengawas merasa bahwa pihak pemanfaat dan pengembang lahan

    menggunakan ruang dengan cara-cara yang manipulatif.

    4. Peta sebagai Instrumen Pengendalian Ruang

    Sebagai instrumen pengendalian, fungsi peta adalah media komunikasi antara

    pengendali ruang (pihak Pemerintah) dengan pemilik ruang. Setiap kegiatan perubahan

    peruntukan ruang yang dilakukan oleh pemilik ruang harus dapat dikontrol dan

    dikendalikan oleh pihak Pemerintah. Apabila kegiatan perubahan peruntukan ruang

    kemudian ditengarai tidak sesuai dengan rencana tata ruang, maka pihak Pemerintah

    berkewajiban untuk melakukan pengendalian. Salah satu instrumen dalam

    pengendalian ruang adalah eksisten peta yang memadai, selain syarat-syarat

    administratif tentunya.

    5. Peta sebagai Instrumen Koordinasi

    Dalam kaitan dengan fungsi peta sebagai instrumen koordinasi, maka eksistensi

    peta seharusnya tidak hanya disepakati antara pihak Pemerintah dengan pemilik dan

    pengembang ruang saja. Namun, peta juga merupakan kesepakatan antara berbagai

    institusi di dalam tubuh Pemerintah sebagai regulator pembangunan ruang. Sering

    beberapa kasus ketidaksesuaian antara aktivitas pada masing-masing institusi karena

    mereka ternyata tidak menggunakan platform yang sama, yaitu peta.

  • 36

    2.2.9. PROSEDUR PEMBUATAN PETA

    Pembuatan peta dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan teknik

    manual maupun dengan bantuan software. Berikut penjelasannya.

    1. Pembuatan Peta secara Manual

    Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan.

    Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:

    a. Menentukan daerah yang akan dipetakan.

    b. Membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol.

    c. Mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan

    dengan melakukan penelusuran dokumen dan observasi atau pendataan.

    d. Memasukkan data baru sesuai tema peta.

    2. Pembuatan Peta secara Dijital.

    Proses pembuatan peta dengan sistem digital dapat dilakukan dengan menggunakan

    beberapa macam software, misalnya program Autocad dan ArcGis. Penjelasan

    mengenai pembuatan peta secara digital akan dibahas secara rinci di Mata Kuliah GIS

    yang diberikan pada semester tiga.

    2.3. CONTOH SOAL

    Contoh soal materi Kartografi dan Penginderaan Jauh adalah sebagai berikut:

    1. Jelaskan manfaat dari masing-masing tahap dalam proses kartografi!

    2. Sebutkan klasifikasi kartografi dan jelaskan perbedaan dari masing-masing klasifikasi!

    3. Jelaskan menurut pendapat Anda, pentingnya kartografi dalam Pengembangan Wilayah

    dan Kota!

    4. Sebutkan dan jelaskan fungsi peta dalam perencanaan wilayah dan kota!

    5. Sebutkan prosedur pembuatan peta secara manual!

    2.4. DAFTAR PUSTAKA

    Miswar, D. (2013). Kartografi Tematik. Bahan Ajar Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

    Sariyono, K.E., dan Nursaban, M. (2010). Kartografi Dasar. Jurdik Geografi, Universitas

    Negeri Yogyakarta.