pengaruh aktivitas bisnis internasional dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan dengan...

22
Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating Hanif Mauludin 1 STIE Malangkucecwara Abstract. This study aims to determine the effect of variable international business activities and debt policy to firm value with foreign exchange risk as a moderating variable. The data used in this analysis is the secondary data obtained with the documentation of accounting data and financial statements of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) Years 2008 to 2010. Methods of analysis used to answer the research hypotheses is the analysis of moderate regression analysis (MRA). Based on the results of testing the first hypothesis suggests that the variable of international business activity, debt policy, and foreign exchange risk to simultaneously have a significant effect on firm value. Based on the results of testing the second hypothesis suggests that the foreign exchange risk is not a moderating variable that may strengthen or weaken the independent variable. Keywords: international business activity, debt policy, and foreign exchange risk, value firm, moderating regression analysis PENDAHULUAN Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham.1996). Namun pihak manajemen atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Nilai perusahaan biasanya dilihat dari harga saham. Kenaikan harga saham per tahunnya merupakan dampak dari perubahan kinerja keuangan perusahaan. Adanya hubungan yang signifikan antara harga saham dengan kinerja keuangan menjadikan perusahaan semakin bersemangat untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui banyak cara, baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Faktor fundamental yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya adanya pemogokan, tuntutan pihak lain, penelitian yang tidak berhasil, kinerja perusahaan (tingkat profitabilitas, tingkat likuiditas, leverage, deviden, asset growth, ukuran perusahaan, dan lain-lain). Sedang faktor ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari 1 Korespondensi: Email:[email protected] Telp. 0341 7305250 Alamat rumah: simpang wijaya 9 singosari malang

Upload: hanif-mauludin

Post on 22-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

This study aims to determine the effect of variable international business activities and debt policy to firm value with foreign exchange risk as a moderating variable.Based on the results of testing the first hypothesis suggests that the variable of international business activity, debt policy, and foreign exchange risk to simultaneously have a significant effect on firm value. Based on the results of testing the second hypothesis suggests that the foreign exchange risk is not a moderating variable that may strengthen or weaken the independent variable.

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Hanif Mauludin1

STIE Malangkucecwara

Abstract. This study aims to determine the effect of variable international business activities and debt policy to firm value with foreign exchange risk as a moderating variable. The data used in this analysis is the secondary data obtained with the documentation of accounting data and financial statements of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) Years 2008 to 2010. Methods of analysis used to answer the research hypotheses is the analysis of moderate regression analysis (MRA). Based on the results of testing the first hypothesis suggests that the variable of international business activity, debt policy, and foreign exchange risk to simultaneously have a significant effect on firm value. Based on the results of testing the second hypothesis suggests that the foreign exchange risk is not a moderating variable that may strengthen or weaken the independent variable. Keywords: international business activity, debt policy, and foreign exchange risk, value firm, moderating regression analysis

PENDAHULUAN

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham.1996). Namun pihak manajemen

atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan

utama tersebut, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Nilai perusahaan biasanya dilihat dari harga saham. Kenaikan harga saham per tahunnya

merupakan dampak dari perubahan kinerja keuangan perusahaan. Adanya hubungan yang

signifikan antara harga saham dengan kinerja keuangan menjadikan perusahaan semakin

bersemangat untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui banyak cara, baik dari internal

maupun eksternal perusahaan. Faktor fundamental yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam

perusahaan, misalnya adanya pemogokan, tuntutan pihak lain, penelitian yang tidak berhasil,

kinerja perusahaan (tingkat profitabilitas, tingkat likuiditas, leverage, deviden, asset growth,

ukuran perusahaan, dan lain-lain). Sedang faktor ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari

1 Korespondensi:

Email:[email protected] Telp. 0341 7305250 Alamat rumah: simpang wijaya 9 singosari malang

Page 2: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

luar perusahaan, misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, perubahan nilai kurs, perubahan

GDP, dan lain-lain.

Dari semua faktor yang disebutkan diatas, peran aktivitas bisnis dalam perusahaan

sangatlah penting. Salah satu faktor yang timbul dalam aktivitas bisnis terutama bisnis

internasional dilihat dari segi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas perdagangan.

Secara tidak langsung ketika biaya yang dibutuhkan dalam aktivitas perdagangan lebih rendah,

perusahaan akan memaksimalkan faktor produksi lewat perdagangan berbasis dua negara atau

yang sering kita kenal dengan nama bisnis internasional. Dengan pertimbangan biaya yang

dikeluarkan secara otomatis perusahaan akan lebih sejahtera, karena laba yang akan didapat

semakin tinggi. Dari proporsi laba yang didapatkan setiap tahun, maka dapat dilihat bahwa

tingkat kepercayaan masyarakat akan suatu produk sangatlah tinggi, dan semua itu juga akan

berdampak positif terhadap nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan.

Selain itu aktivitas bisnis juga dapat dilihat hubungannya melalui jenis resiko perusahaan.

dalam setiap bisnis resiko selalu menyajikan hal yang bertolak belakang dengan keinginan para

pemegang saham maupun direksi perusahaan untuk memperoleh kesejahteraan. Untuk

perusahaan yang berbasis internasional, resiko yang paling berpengaruh adalah resiko pasar,

dimana resiko tersebut terjadi ketika ketidakpastian nilai perusahaan atau arus kas yang

dihubungkan dengan perubahan atau pergerakan nilai sumber-sumber risiko yang mendasari.

Sumber-sumber resiko yang mempengaruhi perusahaan antara lain perubahan tingkat suku

bunga, nilai kurs mata uang asing (foreign exchange rate), harga saham dan harga-harga

komoditas.

Perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi

dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing.

Tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika

nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat

perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Hal ini akan mempengaruhi keputusan seorang

investor dalam berinvestasi. Permintaan terhadap saham menjadi turun dan risiko saham

meningkat. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi, seorang investor tentu akan

menanamkan modalnya pada perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang

baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaaan bagi pemegang

sahamnya. Artinya, perusahaan berhasil memberikan tingkat pengembalian sebagaimana yang

diharapkan oleh investor, yang berupa capital gain atau deviden.

Adanya hubungan yang negatif antara resiko dengan kemakmuran perusahaan

membuat semua perusahaan melakukan hedging untuk mengendalikan atau bahkan

Page 3: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

menghilangkan resiko. Karena dampak yang ditimbulkan dari resiko itu sendiri terutama untuk

aktivitas berbasis internasional sangatlah berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang

tercermin dalam transaction exposure perusahaan. Menurut Levi (1996) foreign exchange risk

diukur melalui varians asset, kewajiban, atau pendapatan operasional dalam mata uang

domestic yang melekat akibat perubahan nilai kurs mata uang asing.

Pada tingkat risiko tinggi perusahaan mengurangi kuantitas penggunaan hutang,

pengurangan penggunaan utang dilakukan untuk menghindari finansial distress. Ini juga

mendorong para direksi perusahaan memaksimalkan instrument hutang untuk aktivitas

pendanaan perusahaan. apalagi dalam aktivitas perdagangan internasional jumlah pendanaan

yang dibutuhkan sangatlah besar. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mendefinisikan kewajiban

atau hutang sebagai berikut (Standar Akuntansi Keuangan. 2007), kewajiban merupakan

hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan

mengakibatkan arus kas keluar dari sumberdaya perusahaan yang mengandung manfaat

ekonomi. Dari definisi tersebut bahwa perusahaan akan memperoleh manfaat atas penggunaan

hutang. Indikator manfaat penggunaan hutang tersebut dapat dilihat dari jumlah dana yang

dapat digunakan untuk melakukan optimalisasi kinerja dan akan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan yang tercermin dalam kemakmuran pemegang saham maupun perusahaan itu

sendiri.

Dari paparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengajukan penelitian untuk

mengetahui lebih dalam hubungan antara variabel aktivitas bisnis, resiko, dan kebijakan hutang

terhadap nilai perusahaan yang akan disimbolkan dari harga saham beredar di pasar.

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan untuk diteliti adalah:

“Bagaimana pengaruh kebijakan hutang, resiko dan aktivitas bisnis terhadap nilai perusahaan.”.

Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh aktivitas bisnis,

kebijakan hutang, dan resiko terhadap nilai perusahaan. Juga untuk mengetahui apakah

variabel resiko merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan antara

variabel aktivitas bisnis terhadap nilai perusahaan.

Page 4: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

TINJAUAN PUSTAKA

Praktek Bisnis Internasional

Sebuah Perusahaan menjalankan berbagai aktivitas untuk menyediakan produk dan

jasa yang dapat dijual dan menghasilkan pengembalian investasi yang memuaskan. Laporan

keuangan perusahaan berikut pengungkapannya menginformasikan empat aktivitas utama

perusahaan: perencanaan, pendanaan, investasi, dan operasi. Masing-masing aktivitas bisnis

utama ini penting untuk dipahami sebelum kita dapat menganalisis laporan keuangan

perusahaan secara efektif.

Bisnis internasional adalah bisnis yang kegiatannya melewati batas -batas Negara.

Dalam bisnis internasional dikenal berbagai komponen dimulai dengan adanya perdagangan

sebagai simbol media pertukaran barang, resiko, sampai dengan metode transaksi yang

melibatkan mata uang asing.

Perdagangan internasional adalah aktivitas penukaran barang dan jasa yang

dilaksanakan antara dua negara atau lebih, yaitu dalam bentuk kegiatan ekspor dan impor.

Ekspor merupakan kegiatan pengiriman atau penjualan barang dan jasa ke luar negeri dan

impor merupakan kegiatan mendatangkan atau membeli barang dan jasa dari luar negeri.

Menurut McCulloh (2000) perdagangan intensional adalah :“Perdagangan internasional terjadi

karena negara-negara mengekspor produk-produk yang memerlukan sejumlah besar factor

produksi mereka yang berlimpah dan mengimpor produk-produk yang memerlukan sejumlah

faktor produksi mereka yang langkah.” Sedangkan menurut Madura (2000) perdagangan

internasional adalah pendekatan konservatif yang digunakan pasar luar negeri untuk penetrasi

pasar luar negeri (dengan mengeskpor) dan untuk mendapatkan bahan baku berharga murah

(dengan mengimpor). Mekanisme yang terjadi dalam perdagangan internasional yaitu adanya

penyerahan barang dan pembayaran yang dilakukan oleh dua negara. Dalam pembayarannya

dapat dilakukan dengan cara tunai ataupun menggunakan instrument hutang. Levi (2001)

bahwa keuntungan perdagangan internasional dan keutungan komparatif sebagai berikut :

“manfaat utama perdagangan internasional adalah untuk meningkatkan kemakmuran, yaitu

dengan memberi kesempatan kepada setiap negara untuk mengkhusukan diri dalam

memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif pada suatu negara dalam

memproduksi barang tertentu dapat diseleseikan dalam jumlah produk alternatif lain yang dapat

diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif

digambarkan sebagai keuanggulan komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat

memperoleh keutungan dari eksploitasi keutungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang

Page 5: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

lebih besar dan pilihan produk yang lebih seragam yang semuanya dimungkinkan oleh

perdagangan internasional”.

Kebutuhan akan sumber daya baik langsung maupun tak langsung menjadikan praktik

perdagangan internasional sangat diminati oleh banyak perusahaan. Apalagi di zaman yang

sudah berkembang ini. Adapun faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional antara

lain : perbedaan tingkat kelangkaan (scarcity), tingkat kemajuan komunikasi dan keuntungan

dari spesialisasi produksi.

Aktivitas perdagangan internasional sangat identik dengan kegiatan ekspor maupun

impor. Sangat menarik untuk dicermati bahwa praktek ekspor dan impor juga dapat dijadikan

sebagai tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan multinasional. Ada beberapa faktor yang

menjadi dasar semakin maraknya kegiatan ekspor, antara lain : Untuk melayani pasar dimana

perusahaan tidak memiliki fasilitas produksi atau pabrik local tidak memproduksi bauran produk

lengkap perusahaan, untuk tetap kompetitif di pasar dalam negeri, untuk mencoba pasar-pasar

di luar negeri dan persaingan luar negeri dengan biaya yang lebih murah dan untuk memenuhi

permintaan pelanggan yang aktual atau prospektif agar perusahaan itu mengekspor.

Memasuki pasar dunia internasional memang tidak mudah. Ada berbagai sarana dan prasarana

yang harus dipenuhi untuk menembus batas perdagangan antar Negara. Salah satu kegiatan

yang menghubungkan aktivitas bisnis beda Negara adalah ekspor. Dari beberapa gambaran

diatas sebenarnya ada dua cara utama untuk memasok pasar luar negeri yakni (1) mengekspor

ke pasar luar negeri dan (2) memproduksinya. Kebanyakan pelaku usaha memulai

keterlibatannya dalam bisnis luar negeri dengan mengekspor, yaitu menjual beberapa produksi

regular mereka di luar negeri. Metode ini memerlukan sedikit investasi dan relatif bebas resiko.

Ekspor merupakan cara yang paling bagus untuk memperoleh rasa bisnis internasional

tanpa mengikat suatu sumber daya manusia atau keuangan dengan jumlah besar. Manajemen

mempunyai dua opsi untuk melakukan ekspor yakni mengekspor secara langsung dan tidak

langsung. Mengekspor secara tidak langsung lebih sederhana dari pada mengekspor secara

langsung karena tidak memerlukan keahlian maupun penanaman uang tunai sebagai modal

yang besar. Dari sedikit gambaran diatas sangatlah menarik apabila kita mengamati apakah

aktivitas bisnis berpengaruh positif dengan kinerja keuangan.

Debt policy sebagai faktor leverage keuangan perusahaan

IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mendefinisikan kewajiban atau hutang sebagai berikut

(Standar Akuntansi Keuangan. 2007), kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini

yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas

Page 6: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

keluar dari sumberdaya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Menurut Keiso dan

Weygandt (1995) definisi hutang merupakan kemungkinan pengorbanan masa depan dari

manfaat ekonomi yang timbul dari kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu untuk mentransfer

aktiva atau jasa produktif kekesatuan lain dimasa depan sebagai hasil dari transaksi masa lalu.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam klaim hutang, kreditur berhak atas aliran kas

perusahaan debitur (biasanya pembayaran bunga dan pokok pinjaman). Satu hal yang perlu

diperhatikan bahwa pembayaran bunga pada kreditur atas modal yang dipinjam perusahaan

harus didahulukan sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini berbeda

dengan ekuitas dimana pemegang saham ekuitas berhak atas residual cash flow setelah

perusahaan memenuhi semua kewajiban yang lain.

Dalam penelitian ini digunakan rasio hutang (debt ratio) sebagai proksi kebijakan hutang

perusahaan. Penggunaan hutang yang semakin besar dalam struktur modal akan memberikan

resiko kegagalan yang lebih tinggi (resiko kebangkrutan). Semakin besar proporsi hutang yang

digunakan oleh perusahaan, maka pemegang saham juga akan menanggung resiko yang lebih

besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan akan dikenakan bunga tetap atas penggunaan

hutang jangka panjangnya dan hal ini akan meningkatkan resiko yang harus di tanggung oleh

pemegang saham.

Keuntungan bagi perusahaan menggunakan hutang jangka panjang menurut Agus

(1996) yaitu :biaya modal setelah pajak yang relatif rendah, bunga yang harus dibayarkan

merupakan pengurang pajak penghasilan. Melalui financial leverage dimungkinkan laba per

lembar saham akan meningkat serta kontrol terhadap operasi perusahaan oleh pemegang

saham tidak mengalami perubahan.

Sedangkan kelemahan penggunaan hutang jangka panjang menurut Agus (1996)

adalah: Financial risk perusahaan meningkat sebagai akibat meningkatnya financial leverage.

Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajer. Munculnya agency problem

yang mengakibatkan meningkatnya agency cost

Dari uraian tentang keunggulan dan kelemahan hutang di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa meskipun hutang memiliki keunggulan salah satunya adalah dengan penggunaan

hutang, maka perusahaan memperoleh manfaat karena bunga dapat mengurangi pajak. Namun

hutang juga mengandung resiko yang besar karena perusahaan akan dikenakan bunga tetap

atas penggunaan hutang jangka panjang. Selain itu penggunaan hutang yang semakin besar

dalam struktur modal akan memberikan resiko kegagalan yang lebih tinggi (resiko

kebangkrutan). Dengan memperhatikan keunggulan dan kelemahan di atas diharapkan

perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan kebijakan hutangnya.

Page 7: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Berikut ini adalah beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat hutang

perusahaan. The debt ratio. Rasio ini mengukur berapa besar jumlah aktiva perusahaan yang

dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. (Besley dan Brigham, 2003). The

debt-to equity ratio. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang

yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik

perusahaan. (Horne.2002). The debt to total capitalization. Rasio ini mengukur berapa bagian

hutang jangka panjang yang terdapat di dalam modal jangka panjang perusahaan. (Horne.

2002)

Resiko dalam perspektif aktivitas bisnis

Berdasarkan Concise Oxford Dictionary dalam Moosa (1998), resiko

mengimplimentasikan sesuatu yang buruk, atau merupakan konsekuensi yang buruk atau

merugikan. Sedangkan menurut Webster Dictionary dalam Moosa (1998) menjelaskan bahwa

resiko itu pada dasarnya adalah hasil yang buruk. Menurut www.answers.com, resiko adalah

kemungkinan terjadinya kerugian tau kecelakaan. Sedangkan Williams (1989) mendefinisikan

resiko sebagai variasi dalam hasil yang dapat terjadi sepanjang periode dan situasi tertentu.

Chen dan Steiner (1999) mengobservasi bahwa kepemilikan manajerial secara positif

mempengaruhi risiko yang konsisten dengan argumen bahwa tingginya kepemilikan manajerial

akan mengakibatkan konflik antara stockholders dan bondholders sehingga mengakibatkan

ketidakkompakan dan meningkatkan risiko perusahaan. Dari beberapa penjabaran diatas,

dapat diambil kesimpulan bahwa resiko selalu berhubungan dengan kemungkinan terjadinya

atau diperolehnya hasil buruk dalam kurun waktu tentu.

Potensi resiko dalam aktivitas bisnis dan penanganannya

Williams (1989) mengklasifikasi resiko berdasarkan pengaruhnya, apakah pengaruhnya

terhadap bidang ekonomi, social, politik, psikologi, fisik, maupun hukum. Namun berdasarkan

situasi, Williams (1989) mengklasifikasikan resiko menjadi dua, yaitu: pure risk dan speculative

risk. Pure risk terjadi apabila peluang terjadinya rugi atau kehilangan tetapi tidak terdapat

peluang diperolehnya keuntungan. Misalnya saja : Pemilik mobil memiliki resiko kemingkunan

untuk bertabrakan, tetapi jika tidak terjadi tabrakan, pemilik tidak memperoleh keuntungan.

Sedangkan speculative risk terjadi apabila terdapat peluang memperoleh keuntungan

begitu pula terdapat peluang menderita kerugian. Contohnya adalah ekspansi besar-besaran

yang dilakukan oleh sebuah pabrik dapat menyebabakan keuntungan yang melimpah namun

juga dapat menimbulkan kerugian. Sedangkan menurut Chance (2004), jenis resiko yaitu antara

Page 8: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

lain: Market Risk yaitu: ketidakpastian nilai perusahaan atau arus kas yang dihubungkan

dengan perubahan atau pergerakan nilai sumber-sumber risiko yang mendasari. Yang

dimaksud dengan sumber-sumber resiko yang memperngaruhi perusahaan antar lain

perubahan tingkat suku bunga, nilai kurs mata uang asing (foreign exchange rate), harga

saham dan harga-harga komoditas. Credit risk merupakan ketidakpastian dan kerugian

potensial yang disebabkan oleh kegagalan pembayaran kembali oleh pinjaman dana. Market

risk dan credit risk merupakan jenis resiko yang paling penting dan utama dalam dunia bisnis.

Operational risk merupakan resiko yang berasal dari gangguan dalam operasional,

program derivative atau system manajemen resiko. Model risk merupakan resiko harga dalam

instrument keuangan, seperti derivative, dimana perusahaan menggunakan model yang tidak

layak atau kesalahan yang terdapat dalam model (misalnya : virus komputer) atau penggunaan

input yang keliru. Liquidity risk merupakan resiko yang timbul ketika perusahaan perlu untuk

memasuki transaksi derivative namun ternyata pasar untuk transaksi tersebut, sangat

kecil/lemah sehingga harga sudah termasuk diskon untuk likuiditas tersebut. Accounting risk

merupakan ketidakpastian perlakuan akuntansi yang layak atas transaksi derivative. Legal risk

merupakan resiko dimana system hukum akan gagal untuk menjalankan sebuah kontrak. Tax

risk merupakan resiko dimana pajak atau interpretasi dari hukum, yang dapat berubah tanpa

diduga sebelumnya. Regulatory risk merupakan resiko yang diakibatkan oleh peraturan-

peraturan yang dapat berubah sewaktu-waktu. Settlement risk merupakan resiko yang

umumnya ditemui dalam transaksi internasional. Systemnatic risk merupakan resiko kegagalan

satu atau lebih lembaga keuangan yang dapat menyebabkan kegagalan-kegagalan lainnya,

dimana puncaknya dapat menyebabkan hancurnya system keuangan.

Foreign exchange risk sebagai ukuran resiko bisnis

Dalam penelitian ini potensi resiko yang akan dijadikan kajian penelitian adalah foreign

exchange risk,karena resiko ini sangat berperan penting terhadap aktivitas bisnis internasional

(ekspor). Moosa (1998) dan Sercu & Uppal (1996) menyatakan bahwa foreign exchange risk

muncul akibat dari ketidakpastian nilai kurs spot di masa datang. Foreign exchange risk muncul

akibat ketidakpastian nilai kurs di masa datang. Sedangkan Adler dan Dumas (1996)

menyatakan bahwa foreign exchange risk merupakan varians perubahan nilai kurs mata uang

yang tidak terantisipasi. Menurut Levi (1996) foreign exchange risk diukur melalui varians asset,

kewajiban, atau pendapatan operasional dalam mata uang domestic yang melekat akibat

perubahan nilai kurs mata uang asing.

Page 9: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Dari berbagai pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa foreign exchange

risk muncul akibat ketidakpastian nilai kurs di masa datang yang mengakibatkan nilai asset,

kewajiban dan pendapatan operasional dalam mata uang domestik berubah seiring dengan

perubahan nilai kurs. Untuk meminimalisasi atau bahkan menghilangkan resiko yang

disebabkan oleh perubahan nilai kurs, maka menurut Levi (1996) perusahaan dapat mengelola

foreign exchange risk ini dengan melakukan hedge. Hedge menurut Levi (1996) merupakan

langkah atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh dari

hal-hal yang tidak pasti, misalnya saja perubahan nilai kurs. Menurut Sercu dan Uppal (1996)

Hedging mempengaruhi perusahaan melalui cash flow, pajak, kebijakan investasi dan cost of

capital perusahaan.

Perbedaan antara kurs nominal dan riil merupakan hal penting, karena mempunyai

implikasi yang sangat berbeda bagi resiko kurs mata uang. Perubahan kurs nominal apabila

diiringi perubahan tingkat inflasi yang sama, maka tidak akan mempengaruhi posisi persaingan

relatif antara produk domestik dan produk luar negeri, sebab tidak akan mengubah jumlah cash

flow riil. Namun apabila kurs mata uang riil berubah, maka akan menyebabkan perubahan

harga secara relatif – yaitu perubahan rasio harga barang dalam negeri terhadap harga barang

luar negeri. Sehingga dengan demikian perubahan mata uang secara relatif akan

mempengaruhi tingkat persaingan produk dalam negeri terhadap luar negeri. Oleh sebab itu

sebaiknya perhatian tidak hanya ditujukan pada perubahan kurs mata uang nominal, namun

juga perubahan purchasing power, antara mata uang asing terhadap mata uang lainnya.

Dengan kata lain, tidak mungkin menilai pengaruh dari sebuah perubahan kurs mata uang

tanpa mempertimbangkan secara simultan terhadap cash flow riil akibat perubahan tingkat

inflasi yang dihubungkan dengan masing-masing mata uang. Tanpa perubahan harga relatif,

perusahaan multinasional tidak akan menemui resiko riil.

Sepanjang perusahaan tidak mengunakan asumsi kurs tetap dalam kontrak, maka

besarnya cash flow dalam mata uang asing akan selalu berubah-ubah sesuai dengan tingkat

inflasi luar negeri. Karena perubahan kurs tergantung juga pada perbedaan antara tingkat inflasi

dalam dan luar negeri, maka pergerakan kurs secara pasti menunda perubahan tingkat harga

luar negeri, yang menyebabkan cash flow mata uang dalam negeri tidak terpengaruh. Dari

pejelasan tersebut menarik untuk dikaji bagaimanakah bentuk hubungan foreign exchange risk

terhadap nilai perusahaan.

Page 10: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar .Karena nilai

perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila

harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi tingkat

kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal

menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai

manajer ataupun komisaris. Enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai Company Value

(nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi

pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan

bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai

perusahaan tersebut di jual. Wennerfield (1988) dalam Suranta dan Machfoedz (2003)

menyimpulkan bahwa Tobin’s-Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja

perusahaan.

Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis

Aktivitas bisnis secara internasional bertujuan untuk mengembangkan pasar dan

merupakan upaya positif dari manajemen untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Upaya

mengembangkan pasar akan membutuhkan tambahan dana yang umumnya akan diperoleh

perusahaan melalui instrumen hutang. Dalam praktiknya, berbisnis dengan skala internasional

tentu akan memperbesar resiko yang ditimbulkan dari perubahan kurs yang dipakai. Dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan ada hubungan antara aktivitas bisnis, kebijakan hutang

dan foreign exchange risk terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian rumusan hipotesis

dapat dinyatakan sebagai berikut:

H1: Diduga Aktivitas Bisnis Internasional, Kebijakan Hutang, dan Foreign Exchange Risk

berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.

H2: Diduga Foreign Exchange Risk merupakan Variabel Moderating yang mempengaruhi

hubungan antara Aktivitas Bisnis Internasional terhadap Nilai Perusahaan.

Page 11: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksplanatori, dengan mencari ada atau

tidaknya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti melalui suatu pengujian hipotesis yang

dilakukan. Penelitian penjelasan (explanatory research) adalah penelitian yang membahas

hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya

dengan fokus terletak pada penjelasan hubungan antar variabel penelitian (Singrimbun dan

Effendi.1995)

Peubah dan Pengukuran

Mengacu pada permasalahan yang diajukan, maka peubah yang akan diteliti

dikelompokkan dalam dua peubah, yang terdiri atas: Variabel Terikat (Y) yaitu nilai perusahaan.

Variabel Bebas yaitu Aktivitas Bisnis Internasional (X1) dan Kebijakan Hutang (X2). Sedangkan

Variabel Moderating adalah Foreign Exchange Risk (X3) Menurut Gozali (2001) varibel

moderating adalah variabel independen yang memperkuat atau melemahkan hubungan antara

variabel independen lainnya terhadap variabel dependen.. ada tiga cara menguji variabel

moderating yaitu : (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual. Dalam

penelitian ini pengujian variabel moderating yang akan digunakan adalah uji interaksi dengan

variabel yang digunakan adalah foreign exchange risk.

Aktivitas Bisnis

Internasional

Kebijakan Hutang

Foreign

Exchange Risk

Nilai

Perusahaan

Page 12: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Pengukuran

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s q.

Keterangan

Q = nilai perusahaan

EMV = nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar)

D = nilai buku dari total hutang

EBV = nilai buku dari total aktiva

Pengukuran variabel nilai perusahaan menggunakan skala rasio.

Aktivitas bisnis internasional

Ekspor merupakan kegiatan pengiriman atau penjualan barang dan jasa ke luar negeri dan

impor merupakan kegiatan mendatangkan atau membeli barang dan jasa dari luar negeri.

Prosentase ekspor dapat dihitung berdasarkan rumus :

keterangan:

E = Ekspor

Pengukuran variabel aktivitas bisnis internasional menggunakan skala rasio.

Kebijakan hutang

Rasio ini mengukur berapa besar jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau

modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini dihitung sebagai berikut:

(Besley dan Brigham.2003)

Pengukuran variabel kebijakan hutang menggunakan skala rasio.

Foreign exchange risk (sebagai variabel moderating)

Moosa (1998) dan Sercu & Uppal (1996) menyatakan bahwa foreign exchange risk muncul

akibat dari ketidakpastian nilai kurs spot di masa datang. foreign exchange risk muncul akibat

Page 13: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

ketidakpastian nilai kurs di masa datang. Foreign exchange risk merupakan varians perubahan

nilai kurs mata uang yang tidak terantisipasi. Menurut Levi (1996) foreign exchange risk diukur

melalui varians asset, kewajiban, atau pendapatan operasional dalam mata uang domestic

yang melekat akibat perubahan nilai kurs mata uang asing. Variable foreign exchange risk

dapat dihitung berdasarkan rumus :

keterangan:

er,t = kurs riil periode t

et = kurs nominal pada periode t

= tingkat inflasi dalam negeri sepanjang periode 0 sampai t

= tingkat inflasi luar negeri sapanjang periode 0 sampai t

Pengukuran variabel foreign exchange risk menggunakan skala rasio.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) sejumlah 149 perusahaan manufaktur dalam Indonesian Capital Market

Directory 2008. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling yaitu

sampel yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang diteliti dan ketersediaan data.

Kriteria utama penentu pengambilan sampel tersebut adalah perusahaan yang

memenuhi syarat sebagai berikut: Perusahaan manufaktur sesuai klasifikasi Indonesian capital

market directory tahun periode pengamatan. Perusahaan tersebut melakukan kegiatan ekspor.

Perusahaan tersebut mempunyai laporan keuangan selama periode pengamatan. Berdasarkan

kriteria-kriteria tersebut akhirnya diperoleh sampel sebanyak 40 perusahaan.

Tabel 1. Data Nama Perusahaan Manufaktur

No EMITEN No EMITEN

1 PT Aqua Golden Mississippi, Tbk 21 PT Ekadharma Internasional, Tbk

2 PT Ades Waters Indonesia, Tbk 22 PT Asiaplast Industries, Tbk

3 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 23 PT Berlina, Tbk

4 PT Siantar Top, Tbk 24 PT Trias Sentosa, Tbk

5 PT Bentoel Internasional Investama 25 PT Alumindo Light Metal Industry,

Page 14: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Tbk Tbk

6 PT Gudang garam, Tbk 26 PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk

7 PT Argo Pantes, Tbk 27 PT Kedaung Indah Can, Tbk

8 PT Eratex Djaja, Tbk 28 PT Intikeramik Alamasri Industry, Tbk

9 PT Panasia Filament, Tbk 29 PT Mulia Industrindo, Tbk

10 PT Panasia Indosyntex, Tbk 30 PT Jemblo Cable Company, Tbk.

11 PT Ever Shine Textil Industry, Tbk 31 PT Sumi Indo Kabel, Tbk

12 PT Ricky Putra Globalindo, Tbk 32 PT Astra Otoparts, Tbk

13 PT Surya Intrindo Makkur, Tbk 33 PT Goodyear Indonesia, Tbk

14 PT Barito Pacific, Tbk 34 PT Nipress, Tbk

15 PT Daya Sakti Unggul Corporindo, Tbk 35 PT Selamat Sempurna, Tbk

16 PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk 36 PT Darya Varia Laboratoria, Tbk

17 PT Suparma, Tbk 37 PT Kalbe Farma, Tbk

18 PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas, Tbk

38 PT Kimia Farma (Persero), Tbk

19 PT Budi Acid Jaya, Tbk 39 PT Tempo Scan Pacific, Tbk.

20 PT Polysindo Eka Perkasa, Tbk 40 PT Unilever Indonesia, Tbk

Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2008

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan

dokumentasi data-data pembukuan dan laporan-laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008 sampai dengan 2010. Data yang

diperoleh dari variabel-variabel ini berupa data rasio yang dihitung dari laporan-laporan

pembukuan di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipublikasikan dalam Indonesian

Capital Market Directory yang terdiri dari: Jumlah prosentase ekspor dari total produksi, Total

hutang dan total assets, Harga saham penutup (closing price) tahun 2008 dan 2010 dan Nilai

buku aktiva. Kurs nominal Rp/US$ menggunakan data yang diperoleh dari situs resmi Bank

Indonesia (www.bi.go.id) dimana dalam situs tersebut terdapat data kurs harian, sehingga

diperlukan pengolahan data untuk menentukan nilai kurs rata-rata per bulan. Tingkat inflasi

rata-rata per tahun diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), sedangkan tingkat

inflasi AS rata-rata per tahun diperoleh dari situs resmi trading economics yang merupakan

Page 15: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

sumber informasi tentang perkembangan ekonomi Amerika Serikat

(www.tradingeconomics.com).

Analisis Data

Moderate Regression Analysis (MRA)

Metode analisis kuantitatif yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan

di muka adalah analisis moderate regression analysis (MRA) dengan bantuan program

komputer SPSS for Windows. Analisis MRA digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan dan

pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas, sehingga berdasarkan hubungan

tersebut nilai variabel tak bebas (Y) tergantung pada nilai variabel bebas (X). Dengan demikian

variabel bebas (X) dapat digunakan sebagai prediksi variabel tak bebas (Y). Analisis regresi

merupakan alat untuk eksplanasi atau alat prediksi, yaitu prediksi nilai variabel dependen

bilamana nilai variabel independen diketahui atau berubah. Analisis regresi juga dapat

digunakan sebagai faktor determinan, yaitu variabel bebas mana dalam regresi berganda yang

berpengaruh dominan terhadap variabel tak bebas.

Dari model peneltian yang disusun, maka pengujian hipotesis akan dilakukan dengan model

regresi berganda dengan estimasi model sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1.X3........+ ε…………………

Keterangan:

Y:Nilai Perusahaan

a:intersep (konstanta)

X1:aktivitas bisnis internasional

X2:kebijakan hutang

X3:foreign exchange risk

b1-b3:Koefisien regresi variabel bebas

b4:Koefisien efek moderasi antara X1 dan X3

ε:error

Page 16: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Hasil Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear. Uji regresi linear berganda

adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat, dengan pengujian hipotesis sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Moderating Regression Anlaysis

Variabel Unstandardized Coefficients (B)

t hitung Sig. Keterangan

(Constant) 2,142

Aktivitas Bisnis Internasional (X1)

0,033 2,362 0,020 Signifikan

Kebijakan Utang (X2)

-1,857 -3,122 0,002 Signifikan

Foreign Exchange Risk (X3)

-0,0000036 -0,360 0,720 Tidak signifikan

Moderat (X1.X3) 0,00000017 0,910 0,365 Tidak signifikan

R = 0,430 R Square = 0,185 F hitung = 6,537 Sign. F = 0,000 α = 0.05

Keterangan : Jumlah data (observasi) = 120 (40 perusahaan, observasi 3 tahun) Dependent variable: Nilai Perusahaan Signifikan pada level 5%

Uji regresi berganda merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel Aktivitas Bisnis Internasional (X1), Kebijakan Hutang (X2), Foreign Exchange Risk (X3)

dan Interaksi antara Aktivitas Bisnis Internasional dan Foreign Exchange Risk (X1.X3) terhadap

Nilai Perusahaan (Y). Berdasarkan hasil perhitungan analisa regresi linear berganda dapat

diketahui besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut : Nilai

koefisien determinan (R2) sebesar 0,185 menunjukkan bahwa variabel bebas aktivitas bisnis

internasional (X1), kebijakan hutang (X2), dan foreign exchange risk (X3) secara bersama-sama

mampu menjelaskan variasi atau perubahan variabel nilai perusahaan (Y) sebesar 18,5%.

Selebihnya sebesar 81,5% disebabkan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

Page 17: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

Nilai koefisien korelasi R = 0,430 menunjukkan hubungan antara variabel independen

terhadap variabel dependen tergolong hubungan yang postif tetapi tidak cukup kuat.

Dari analisa nilai koefisen regresi secara parsial ditemukan bahwa variabel aktivitas bisnis

internasional bernilai positif dengan nilai beta sebesar 0,033 (sig 0,020). Hasil ini menunjukkan

bahwa aktivitas bisnis internasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y.

Sedangkan untuk variabel kebijakan hutang dengan nilai beta -1,857 (sig 0,002)

menunjukkan variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan tetapi berhubungan negatif.

Lain halnya dengan foreign exchange risk yang mempunyai nilai beta sebesar -0,0000036 (sig

0,720) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ini tidak signifikan.

Untuk uji interaksi antara X1.X3 hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai beta 0,00000017

(sig 0,365) sehingga di simpulkan variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan.

Dengan demikian variabel foreign exchange risk bukan merupakan variabel moderating dalam

mempengaruhi hubungan antara aktivitas bisnis internasional terhadap nilai perusahaan.

Interpretasi hasil penelitian

Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa variabel aktivitas bisnis

internasional (X1) berpengaruh secara signifikan dan berhubungan positif terhadap nilai

perusahaan (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas (p) 0,000 dibawah nilai alpha 5%.

Pengaruh positif aktivitas bisnis internasional dikarenakan adanya hubungan positif antara

tingkat penerimaan laba yang didapat perusahaan. Tingkat penerimaan laba oleh perusahaan

sangat tergantung dengan nilai penjualan bersih dan biaya yang harus dikeluarkan. Melalui

ilustrasi itu dapat dikatakan bahwa penjualan yang tinggi memungkinkan perusahaan

mendapatkan tingkat laba yang tinggi pula. Dalam penelitian ini diketahui bahwa aktivitas bisnis

internasional yang disimbolkan oleh prosentase ekspor sangat berperan penting dalam

mempengaruhi nilai perusahaan. Ketika perusahaan melakukan ekspor dengan prosentase

yang cukup besar dari kapasitas produksinya, dapat dikatakan bahwa tingkat kepercayaan

masyarakat atau konsumen akan suatu produk sangatlah tinggi. Dan itu semua akan dipandang

sebagai hal yang menguntungkan bagi para pemegang saham perusahaan, dimana semakin

tinggi tingkat kepercayaan konsumen akan suatu produk mendorong para investor untuk

membeli saham yang beredar pada tingkat harga yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan

investor mempunyai harapan harga saham akan semakin melambung tinggi untuk memperoleh

keuntungan maksimal di masa mendatang. Selain itu jumlah prosentase yang besar untuk

kegiatan ekspor memungkinkan adanya investor asing yang berkeinginan untuk membeli

Page 18: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

saham perusahaan pada tingkat harga yang tinggi pula. Pada saat terjadi sebuah kesepakatan

akan harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan saham perusahaan tertentu, ini

menggambarkan bahwa nilai perusahaan akan meningkat.

Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil perhitungan statstik, diketahui bahwa variabel kebijakan hutang (X2)

berpengaruh secara signifikan dan berhubungan negatif terhadap nilai perusahaan (Y). Hal ini

dapat dilihat dari nilai thitung sebesar -3,184. Nilai ini lebih besar dari pada T-tabel 1,658

(3,184>1,658). Selain itu probabilitas (p) 0,000 dibawah nilai alpha 5%.

Salah satu keputusan penting yang harus dibuat oleh manajer keuangan berkaitan dengan

fungsi mendapatkan dana adalah menentukan seberapa besar hutang yang akan digunakan

oleh perusahaan melalui kebijakan hutang, karena hutang merupakan salah satu sumber dana

yang sangat vital. Keputusan ini salah satunya akan nampak dalam struktur modal perusahaan,

dimana disana akan tampak komposisi dari hutang dan modal sendiri yang digunakan oleh

perusahaan. Dalam penelitian ini, kebijakan hutang mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan. Struktur modal yang optimal menemukan sebuah keseimbangan antara tingkat

risiko dan return sehingga akan memaksimalkan harga saham sebuah perusahaan (Brigham,

1999). Menurut Brigham (1999), ada empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan

struktur modal yang optimal salah satunya adalah resiko bisnis atau resiko yang berkaitan

dengan operasional perusahaan bila tidak menggunakan hutang. Semakin besar resiko bisnis

perusahaan maka semakin rendah rasio hutang optimalnya.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan akan menurun

apabila perusahaan mengubah struktur modalnya tidak mencapai tingkat optimal melalui

penggunaan hutang atau leverage secara hati-hati. Keberadaan hutang memunculkan

banyaknya biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Semakin banyak biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan maka akan mempengaruhi tingkat laba yang didapatkan oleh

perusahaan. Selain itu hubungan negatif yang ditunjukkan oleh kebijakan hutang perusahaan

yang kurang optimal, bisa juga disebabkan karena nilai nominal harga saham yang turun cukup

drastis akibat imbas dari krisis keuangan global yang akhirnya berpengaruh terhadap

menurunnya tingkat kemakmuran para pemegang saham.

Pengaruh Foreign Exchange Risk terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil perhitungan statstik, diketahui bahwa variabel foreign exchannge risk

(X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Hal ini dapat dilihat dari

Page 19: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

nilai probabilitas (p) 0,720 diatas nilai alpha 5%. Dalam penelitian ini variabel foreign exchange

rate tidak berpengaruh signifikan. Hal ini diduga adanya komitmen campur tangan pemerintah

lewat kebijakan yang ditetapkan terkait dengan intervensi pasar untuk stabilitas nilai tukar

dibaca oleh investor sebagai bentuk proteksi sehingga tidak berdampak siknifikan terhadap

perubahan nilai perusahaan. Toyne (1993) berpendapat bahwa pemerintah mempunyai

kapasitas untuk menetukan tingkat harga yang fleksibel terkait dengan fluktuasi nilai tukar

dengan catatan pemerintah mempunyai cadangan yang cukup atas valuta asing. Memang

Ketidakpastian kurs di masa mendatang dapat menyebabkan kerugian yang mungkin nilainya

cukup signifikan mempengaruhi laba perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut, Toyne

(1993) mengutarakan beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi

foreign exchange risk. Salah satunya dengan cara menetapkan nilai tukar terendah dan

tertinggi untuk mengestimasi fluktuasi nilai tukar yang tidak pasti. Dari paparan diatas diduga

perusahaan yang diteliti sudah menerapkan antisipasi berupa penetapan nilai tukar terendah

dan tertinggi untuk mengestimasi fluktuasi nilai tukar. Juga sangat dimungkin dalam aktivitas

bisnis internasionalnya perusahaan telah menerapkan beberapa strategi seperti hedging untuk

mengurangi kerugian bisnis akibat perubahan kurs mata uang.

Analisis pengaruh interaksi antara Aktivitas Bisnis Internasional (X1) terhadap Nilai Perusahaan

(Y) dengan Foreign Exchange Risk (X3) sebagai Variabel Moderating.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa foreign exchange risk

bukan merupakan variabel moderat yang dapat mempengaruhi hubungan parsial aktivitas

bisnis internasional terhadap nilai perusahaan. Hal ini senada dengan pendapat Bikley (1996)

yang menyatakan bahwa komitmen untuk melakukan kerja sama bisnis secara internasional

merupakan pengaruh positif yang amat kuat pada motif untuk mengembangkan bisnis dalam

rangka mencapai pertumbuhan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada resiko

baik dari segi produksi (biaya bahan baku yang tinggi), pemasaran, maupun penjualan

termasuk foreign exchange risk yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan, komitmen

perusahaan akan perolehan laba yang maksimal menjadi faktor yang membuat resiko tersebut

dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Dengan demikian foreign exchange risk telah

dipahami oleh perusahaan sebagai bagian resiko yang telah diantisipasi sebelumnya sehingga

tidak menjadi pengalang atau variabel yang melemahkan aktivitas bisnis secara internasional

(volume ekspor). Demikian juga kecenderungan mata uang dolar yang menguat terhadap nilai

rupiah semakin memotivasi para eksportir untuk berharap adanya winfall atas naiknya nilai

Page 20: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

tukar dolar terhadap rupiah. Karena potensi laba bisa ditingkatkan maka niklai perusahaan akan

tergerak seiring kenaikan potensi laba yang terjadi.

KESIMPULAN

Penelitian tentang pengaruh aktivitas bisnis internasional, kebijakan hutang, dan foreign

exchange risk terhadap nilai perusahaan yang dilakukan pada perusahaan manufacture di

Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data 2008-2010 . Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis pertama menunjukkan bahwa variable aktivitas bisnis internasional, kebijakan hutang,

dan foreign exchange risk secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia. Dari analisis secara parsial

ditemukan bahwa aktivitas bisnis internasional mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif

terhadap nilai perusahan. Sedangkan untuk variabel kebijakan hutang mempunyai pengaruh

yang signifikan dan hubungan yang negatif. Kedua variable tersebut singnifikan pada alpha

dibawah 5%. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa foreign

exchange risk bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau

memperlemah variabel independen.

Sebagai pelengkap penelitian khususnya tentang aktivitas bisnis internasional, kebijakan

hutang, dan foreign exchange risk kepada penelitan selanjutnya yang berminat untuk

mengembangkan disarankan untuk memperluas sampel dan tidak terbatas pada perusahaan

manufaktur saja dengan memperpanjang periode pengamatan dan untuk memperdalam kajian

tersebut misalnya dengan menambah faktor-faktor lain seperti transaction eksposure, resiko

pasar, tingkat suku bunga, inflasi sehingga dapat memberikan sumbangan konsep yang

mendalam untuk perkembangan Ilmu Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Penelitian ini mencatat bahwa kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan

tapi mempunyai hubungan negatif. Ini menjadi parameter bagi perusahaan agar

mengoptimalkan sturktur hutangnya agar tidak menimbulkan biaya-biaya yang mempengaruhi

tingkat perolehan laba.

Page 21: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F., and Louis C. Gapenski, (1994), Financial Management (Theory and Practice),

Seventh Edition. New York : The Dryden Press.

Brigham, E.F, and L.C. Gapenski, Philip R. Daves, (1999), Intermediate Financial Management,

Sixth Edition. New York : The Dryden Press.

Chance, Don M. 2004. An Introduction to Derivatives and Risk Management, sixth edition.

South-Western, Ohio,USA : Thomson.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. edisi dua,

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat.

Levi, D. Maurice. 1996. Internasional Finance, The Markets and Finansial Management of

Multinasionals Business, third edition. USA: McGraw Hill Inc.

Madura, Jeff. 1997. Manajemen Keuangan Internasional, jilid satu, edisi keempat. Jakarta:

Erlangga.

McCulloch, Ball, A Donald, Jr, Wendell H, Frantz, Paul, Geringer, J, Michael and Minor, S,

Michael. 2005. International Business : The Challengeof Global Competition,

terjemahan Syahrial Noor, ninth edition, Jakarta : Salemba Empat.

Moosa, A. Imad. 1998. International Finance an Analytical Approach. Australia: McGraw-Hill

Sercu, Piet and Ram Uppal. 1996. International Financial Markets and The Firm. South-Western College Publishing.

Suranta, Eddy, SE, MSi, Ak dan Merdistusi, Pratana Puspita, SE, MSi, Ak. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII, (340-355).

Toyne, Brian dan Walters, Peter G.P. 1993. Global Marketing Management.

Van Horne, James C. (2002). Financial Management and policy. International edition. 12

edition. New Jersey. Prentice Hall, inc.

Williams, C Arthur, and J.A. Richard. 1989. Risk Management and Insurance, sixth edition.

Singapore: McGraw Hill

Sumber Internet:

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Kurs+Bank+Indonesia/Kurs+Transaksi/

http://www.idx.co.id/MainMenu/TentangBEI/History/tabid/61/lang/en-US/language/en-

US/Default.aspx

http://www.tradingeconomics.com/Economics/Inflation-CPI.aspx?Symbol=USD

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/

Page 22: Pengaruh Aktivitas Bisnis Internasional dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Foreign Exchange Risk sebagai Variabel Moderating