pengaruh aplikasi pasta cpp-acp terhadap kekasaran
TRANSCRIPT
Pengaruh Aplikasi Pasta CPP-ACP Terhadap Kekasaran Permukaan Semen Ionomer Kaca Konvensional Setelah Perendaman dalam Coca Cola®
Puti Bianca Sari1, Ellyza Herda2, Mia Damiyanti3
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia 2Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia 3Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia
ABSTRAK Skripsi ini membahas pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca (SIK) konvensional setelah perendaman Coca Cola® dengan cara merendam dalam akuabides (kontrol), Coca Cola®, serta pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan 30 menit atau langsung direndam Coca Cola®. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada kelompok rendaman Coca Cola®, penurunan kekasaran permukaan yang tidak signifikan pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP langsung direndam Coca Cola® dan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan didiamkan 30 menit sebelum direndam Coca Cola®. Kesimpulan dari penelitian ini pengaplikasian pasta CPP-ACP baik didiamkan selama 30 menit ataupun langsung direndam Coca Cola® tidak menunjukkan perbedaan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan. Kata kunci: Casein Phospho Peptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP); kekasaran permukaan; minuman pH rendah (Coca Cola®); semen ionomer kaca konvensional
ABSTRACT
This research discusses about the efficacy of application CPP-ACP paste toward surface roughness of conventional glass ionomer cement (GIC) after immersion in Coca Cola® by immersing the specimens in aquabides (control group), Coca Cola®, applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® directly or in the next 30 minutes. This research showed that the surface roughness of conventional GIC increased significantly after immersing in Coca Cola®, while after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, surface roughness of conventional GIC decreased. Furthermore, there were significant decreasing of surface roughness of conventional GIC after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® in the next 30 minutes. The conclusion is the decreasing surface roughness of conventional GIC between after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® directly and in the next 30 minutes are not significantly different. Keywords: Casein Phospho Peptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP); conventional glass ionomer cement; low pH beverages (Coca Cola®); surface roughness PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, konsumsi minuman berkarbonasi semakin
populer di kalangan masyarakat. Salah satu minuman berkarbonasi yang populer saat ini
adalah Coca Cola®. Tingkat produksi Coca Cola® di Indonesia selalu mengalami peningkatan
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
dari tahun ke tahun. Saat ini, pertumbuhan penjualan Coca Cola® di Indonesia rata-rata 7-8
persen per tahun.1 Menurut penelitian terdahulu, Coca Cola® memiliki pH 2,37 dan
merupakan minuman berkarbonasi dengan pH paling rendah dibandingkan dengan minuman
berkarbonasi lainnya.2
Minuman dengan pH rendah, termasuk Coca Cola®, tidak baik bagi gigi karena pH
rendah dapat melarutkan mineral gigi. Larutnya mineral gigi dapat meningkatkan kekasaran
permukaan gigi. Kekasaran permukaan di atas 0,2 µm secara signifikan meningkatkan
perlekatan bakteri, maturasi dan keasaman plak sehingga meningkatkan risiko karies gigi.3
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan disolusi email gigi oleh asam
yang diproduksi dari hasil metabolisme karbohidrat makanan oleh bakteri mulut. 4
Berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang kedokteran gigi beriringan dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari
semakin banyaknya masyarakat yang memeriksakan kondisi gigi dan mulutnya ke dokter gigi
salah satunya untuk menambal gigi kariesnya. Semen ionomer kaca (SIK) konvensional
merupakan bahan tumpat yang sering digunakan saat ini karena sifatnya yang unggul
dibanding bahan lainnya seperti komposit dan amalgam. Semen ionomer kaca (SIK)
konvensional merupakan bahan restorasi sewarna gigi dan memiliki adaptasi yang baik
terhadap dentin dibandingkan dengan komposit dan amalgam karena SIK konvensional dan
dentin berikatan secara kimia.5 Selain itu, SIK konvensional juga memiliki kemampuan
antikaries yang membuatnya menjadi bahan tumpat populer. Bahan tumpat ini mampu
mencegah demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi email dan dentin serta
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi. Hal tersebut disebabkan sifat SIK
konvensional sebagai pelepas fluoride yang didepositkan dalam jaringan gigi yang
mengelilingi SIK dan membuatnya lebih tahan terhadap asam. 6
Selama ini Casein Phospho Peptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) telah
terbukti dapat memberikan perlindungan pada gigi terhadap asam. Penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa pengikatan CPP dengan ACP berperan sebagai reservoir ion CaHPO40
yang dibentuk ketika adanya asam. Asam dapat dibentuk oleh bakteri plak gigi dan pada
kondisi tersebut CPP mengikat ACP akan berperan sebagai buffer (penyangga) pH plak dan
memproduksi ion kalsium dan fosfat, khususnya CaHPO40. Peningkatan CaHPO40 akan
mengimbangi turunnya pH sehingga mencegah demineralisasi email.7 Dalam penelitian
sebelumnya dilakukan pengukuran microtensile bond strength dan compressive strength pada
SIK konvensional yang telah diberikan CPP-ACP. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan
SIK konvensional yang telah diberikan CPP-ACP mengalami peningkatan nilai microtensile
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
bond strength sebesar 33% dan compressive strength sebesar 23%. Namun belum banyak
penelitian yang menunjukkan tentang perlindungan CPP-ACP pada bahan tumpat khususnya
SIK konvensional terhadap asam.7 Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh
aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan SIK konvensional sebagai efek
perlindungan terhadap asam mengingat pentingnya menjaga struktur permukaan suatu bahan
tumpat karena permukaan yang kasar cenderung dapat mempercepat pembentukan kolonisasi
bakteri, sehingga meningkatkan risiko karies. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Minuman Berkarbonasi (Coca Cola®)
Minuman berkarbonasi adalah minuman mengandung karbon dioksida yang terlarut
dalam air. Adanya gas membuat minuman tersebut berbuih. Minuman terkarbonasi ketika
karbon dioksida terlarut dalam cairan dibawah tekanan tinggi. Ketika tekanan dilepaskan,
gelembung gas kecil terbentuk.8 Coca Cola® reguler digolongkan dalam minuman
berkarbonasi soda. Coca-Cola memiliki kandungan berupa air, gula, asam karbonat, pewarna,
asam phosphoric, perasa dan kafein.9 Coca-Cola merupakan minuman asam dengan pH
2.37.10 Minuman berkarbonasi ini dapat menyebabkan erosi. Menurut Kelleher dan Bishop
dalam Narsimha (2011), erosi tersebut terkait dengan asupan tinggi, frekuensi dan metode
konsumsi minuman asam. Kontak berlebihan dari struktur gigi dengan minuman asam
menyebabkan hilangnya jaringan keras gigi.11
Semen Ionomer Kaca (SIK) Konvensional
Semen ionomer kaca (SIK) konvensional banyak digunakan dalam bidang kedokteran
gigi karena sifat adesifnya terhadap email dan dentin serta kemampuannya dalam
meremineralisasi affected dentine.12 Semen ionomer kaca (SIK) disuplai dalam bentuk bubuk
dan cairan. Cairan SIK terdiri atas asam poliakrilat atau kopolimernya sedangkan bubuk SIK
terdiri atas kaca kalsium floroaluminosilikat.13
Reaksi pengerasan pada SIK Konvensional merupakan reaksi asam basa antara asam
poliakrilat dan kaca aluminosilikat. Pada pencampuran bubuk dengan cairan, asam
menyebabkan degradasi permukaan pada kaca dan melepaskan ion metal seperti strontium,
kalsium, alumunium, ion fluoride dan asam silikat. Ion metal bereaksi dengan karboksil
(COO-) untuk membentuk garam polyacid yang membentuk matriks semen dan pada
perbatasan antara partikel kaca dan matriks semen terbentuk hidrogel silika. Partikel kaca
yang tidak bereaksi tetap sebagai filler.12
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
Semen ionomer kaca (SIK) konvensional digunakan sebagai bahan filling gigi
posterior permanen dan sulung. Selain itu, SIK konvensional tepat digunakan pada pasien
anak-anak maupun dewasa dan sebagai tambahan dalam membuat core, liner atau basis pada
teknik sandwich.12 Kekasaran permukaaan dari bahan tumpat dapat mengalami perubahan
topografi permukaan. Kekasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain karakteristik
matriks bahan tumpat, rasio dan ukuran partikel inorganik kaca, terlihat partikel inorganik
pada permukaan dan pembentukan gelembung udara. Peningkatan kekasaran dapat menjadi
faktor predisposisi kolonisasi mikroba yang selanjutnya berpotensi meningkatkan risiko
penyakit mulut. 3
Casein Phospho Peptide Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP)
Pasta CPP-ACP telah terbukti dapat meremineralisai lesi di bawah permukaan email
in vitro dan in situ. Mekanisme anti kariogenik CPP-ACP adalah melokalisasi ACP pada
permukaan gigi sebagai buffer kalsium dan aktivitas ion fosfat, dengan demikian membantu
untuk pengendapan pada email gigi serta menurunkan demineralisasi dan meningkatkan
remineralisasi. Pasta CPP-ACP berpotensi digunakan dalam produk perawatan mulut dan
makanan untuk membantu mencegah karies gigi dan memperbaiki penyakit tahap awal.7
Mekanisme remineralisasi CPP-ACP berupa pengikatan CPP terhadap ACP yang
berperan sebagai reservoir pada ion netral CaHPO40 yang dibentuk ketika adanya asam. Asam
dapat dibentuk oleh bakteri plak gigi dan di bawah kondisi tersebut CPP mengikat ACP akan
berperan sebagai buffer (penyangga) pH plak dan memproduksi ion kalsium dan fosfat,
khususnya CaHPO40. Peningkatan plak CaHPO4
0 akan mengimbangi turunnya pH sehingga
mencegah demineralisasi email.14 Menurut penelitian Mazzaoui dkk. (2003), penggabungan
1,56% w/w CPP-ACP dalam SIK konvensional secara signifikan meningkatkan microtensile
bond strength sebesar 33% dan compresive strength sebesar 23% dan secara signifikan
meningkatkan pelepasan kalsium, fosfat dan ion fluoride pada pH netral dan asam.15
METODE PENELITIAN
Persiapan Spesimen SIK Konvensional. Semen ionomer kaca (SIK) konvensional (FUJI
IX) diaduk di atas paper pad dan ditempatkan dalam cetakan berbahan stainless steel
berdiameter 6 mm dan tinggi 3 mm menggunakan plastic filling. Sebelum SIK mengalami
pengerasan, permukaan SIK dilapisi dengan mylar strip dan kaca objek di atas permukaan
semen ionomer kaca kemudian diberikan beban seberat 500 gram untuk mendapatlan
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
permukaan yang halus. Seluruh spesimen semen ionomer kaca konvensional yang berjumlah
24 spesimen, direndam dalam akuabides dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37 oC.
Pengukuran Nilai Kekasaran Permukaan Awal. Kekasaran permukaan awal diukur di tiga
lokasi berbeda dengan menggunakan Surface Rougness Tester merek Mitutoyo SJ301, Japan.
Pengaplikasian Pasta CPP-ACP. Semen ionomer kaca dibagi menjadi 4 kelompok. Enam
spesimen pertama dan kedua tidak diberi perlakuan berupa pengaplikasian CPP-ACP. Enam
spesimen ketiga dan keempat, dioleskan selapis tipis pasta CPP-ACP pada permukaannya
yang telah distandardisasi dengan ditimbang seberat 8,3 mg pasta untuk tiap spesimen. Enam
spesimen keempat didiamkan selama 30 menit sebelum menuju tahap selanjutnya.
Perendaman SIK Konvensional dalam Minuman Berkarbonasi (Coca Cola®). Keempat
kelompok semen ionomer kaca direndam dalam Coca Cola® pada temperatur lemari
pendingin 9 oC selama 30 menit. Perendaman 30 menit diasumsikan sebanding dengan
konsumsi Coca Cola® selama 6 hari karena waktu yang dihabiskan untuk minum Coca Cola®
satu kali umumnya 5 menit. Diasumsikan selama satu hari, mengkonsumsi Coca Cola® 1 kali.
Pada penelitian ini perendaman dilakukan selama 30 menit sebanyak 3 kali. Jadi total lama
perendaman adalah 30 menit x 3 = 90 menit, sehingga penelitian ini menggambarkan
konsumsi Coca Cola® selama 18 hari (90 menit/5 menit= 18 hari). Sebelum dan setelah
dilakukan perendaman, dilakukan pengukuran pH Coca Cola® dengan indikator pH.
Pengukuran dilakukan dengan mencocokkan warna dengan indikator pH.
Pengukuran Nilai Kekasaran Permukaan Akhir. Kekasaran permukaan akhir diukur di
tiga lokasi berbeda dengan menggunakan Surface Rougness Tester merek Mitutoyo SJ301,
Japan.
Pengulangan Perlakuan. Pengaplikasian pasta CPP-ACP, perendaman Coca Cola® serta
pengukuran kekasaran permukaan pada setiap kelompok perlakuan dilakukan tiga kali.
Analisis Data. Analisis data menggunakan statistik repeated ANOVA dan One Way
ANOVA.
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 1 menunjukkan terdapat perbedaan nilai
kekasaran SIK konvensional setelah diberi perlakuan berbeda yaitu perendaman dalam
akuabides, perendaman dalam Coca Cola®, pengaplikasian pasta CPP-ACP lalu perendaman
dalam Coca Cola® dan pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan selama 30 menit lalu
dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola®.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan (∆Ra) SIK Konvensional
Kelompok Kekasaran Permukaan/Ra ± SD (µm)
Awal 30 menit pertama 30 menit kedua 30 menit ketiga
Akuabides 0.774 ± 0.147 0.805 ± 0.139 0.867 ± 0.185 0.962 ± 0.176
Coca Cola® 0.774 ± 0.147 0.923 ± 0.227 1.167 ± 0.220 1.453 ± 0.403
CPP-ACP + Coca Cola®
0.774 ± 0.147 0.711 ± 0.144 0.613 ± 0.149 0.591 ± 0.147
CPP-ACP (30 menit) + Coca
Cola®
0.774 ± 0.147 0.652 ± 0.128 0.557 ± 0.132 0.480 ± 0.072
Nilai kekasaran permukaan SIK konvensional yang direndam dalam akuabides
menunjukkan adanya perubahan nilai kekasaran permukaan yang berbeda namun tidak
bermakna secara keseluruhan (p>0,05). Perbedaan bermakna terlihat secara statistik (p<0,05)
antara kekasaran permukaan awal dengan kekasaran permukaan 30 menit ketiga dan antara
kekasaran permukaan 30 menit kedua dengan kekasaran permukaan 30 menit ketiga.
Nilai kekasaran permukaan SIK konvensional yang direndam dalam Coca Cola®
menunjukkan adanya perubahan nilai kekasaran permukaan yang berbeda namun tidak
bermakna secara keseluruhan (p>0,05). Perbedaan bermakna terlihat secara statisik (p<0,05)
antara kekasaran permukaan awal dengan kekasaran permukaan 30 menit kedua dan 30 menit
ketiga, kekasaran permukaan 30 menit pertama dengan kekasaran permukaan 30 menit kedua
dan 30 menit ketiga serta kekasaran permukaan 30 menit kedua dengan 30 menit ketiga.
Nilai kekasaran permukaan SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP lalu
direndam dalam Coca Cola® menunjukkan adanya perubahan nilai kekasaran permukaan yang
berbeda namun tidak bermakna secara keseluruhan (p>0,05). Hasil uji statistik menunjukkan
adanya perubahan nilai kekasaran permukaan yang berbeda bermakna pada pengukuran
kekasaran permukaan awal dengan kekasaran permukaan 30 menit kedua dan 30 menit ketiga
(p<0,05).
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
Nilai kekasaran permukaan SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan
didiamkan selama 30 menit lalu direndam dalam Coca Cola® menunjukkan adanya perubahan
nilai kekasaran permukaan yang berbeda bermakna secara keseluruhan (p<0,05). Perbedaan
bermakna terlihat secara statistik (p<0,05) antara kekasaran permukaan awal dengan
kekasaran permukaan 30 menit kedua dan 30 menit ketiga serta nilai kekasaran permukaan 30
menit pertama dengan kekasaran permukaan 30 menit kedua dan 30 menit ketiga. Grafik
perubahan nilai kekasaran permukaan SIK konvensional dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Nilai Kekasaran Permukaan (∆Ra) SIK Konvensional
Tabel 2 Perbedaan Rerata Kekasaran Permukaan Antar Kelompok pada Pengukuran 30 Menit Pertama
(*) Nilai berbeda bermakna secara statistik. Hasil dari uji One Way ANOVA (p<0.05)
Hasil uji statistik pada tabel 2 menunjukan adanya perbedaan nilai kekasaran
permukaan yang bermakna antara kelompok SIK konvensional yang direndam dalam Coca
Cola® dengan kelompok SIK konvensional yang diaplikasikan dengan pasta CPP-ACP lalu
direndam dalam Coca Cola® dan antara kelompok SIK konvensional yang direndam dalam
00,20,40,60,81
1,21,41,6
Awal 30 menit pertama
30 menit kedua
30 menit ketiga
Nilai R
a (µm)
Waktu Pengukuran
Akuabides
Coca Cola
CPP ACP + Coca Cola
CPP ACP (30 menit) + Coca Cola
Akuabides ∆Ra (µm)
Coca Cola® ∆Ra (µm)
CPP-ACP+ Coca Cola® ∆Ra (µm)
CPP-ACP (30 menit) + Coca Cola® ∆Ra (µm)
Akuabides ∆Ra (µm)
- 0,118 0,097 0,150
Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,118 - 0,215* 0,268*
CPP-ACP + Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,097 0,215* - 0,053
CPP-ACP (30 menit) + Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,150 0,268* 0,053 -
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
Coca Cola® dengan kelompok SIK konvensional yang diaplikasikan dengan pasta CPP-ACP
lalu didiamkan selama 30 menit dan dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola® pada
pengukuran 30 menit pertama.
Tabel 3 Perbedaan Rerata Kekasaran Permukaan Antar Kelompok pada Pengukuran 30 Menit Kedua
Akuabides
∆Ra (µm)
Coca Cola® ∆Ra (µm)
CPP-ACP + Coca Cola® ∆Ra (µm)
CPP-ACP (30 menit) + Coca
Cola® ∆Ra (µm) Akuabides ∆Ra (µm)
- -0,298* 0,255* 0,312*
Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,298* - 0,553* 0,610*
CPP-ACP + Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,255* 0,553* - 0,057
CPP-ACP (30 menit) + Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,312* 0,610* 0,057 -
(*) Nilai berbeda bermakna secara statistik. Hasil dari uji One Way ANOVA (p<0.05)
Hasil uji statistik pada tabel 3 menunjukkan adanya perbedaan nilai kekasaran
permukaan yang bermakna antara kelompok SIK konvensional yang direndam dalam
akuabides dengan kelompok SIK konvensional yang direndam dalam Coca Cola®,
diaplikasikan pasta CPP-ACP lalu direndam dalam Coca Cola® dan kelompok SIK
konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan didiamkan selama 30 menit lalu
dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola® pada pengukuran 30 menit kedua. Selain
itu, perbedaan nilai kekasaran permukaan yang bermakna juga terjadi pada kelompok SIK
konvensional yang direndam dalam Coca Cola® dengan kelompok SIK konvensional yang
diaplikasikan dengan pasta CPP-ACP lalu direndam dalam Coca Cola® dan antara kelompok
SIK konvensional yang direndam dalam Coca Cola® dengan kelompok SIK konvensional
yang diaplikasikan dengan pasta CPP-ACP lalu didiamkan selama 30 menit dan dilanjutkan
dengan perendaman dalam Coca Cola® pada pengukuran 30 menit kedua
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
Tabel 4 Perbedaan Rerata Kekasaran Permukaan Antar Kelompok pada Pengukuran 30 Menit Ketiga
Akuabides
∆Ra (µm) Coca Cola® ∆Ra (µm)
CPP-ACP+ Coca Cola® ∆Ra (µm)
CPP-ACP (30 menit) + Coca Cola® ∆Ra (µm)
Akuabides ∆Ra (µm)
- 0,180* 0,297* 0,403*
Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,180* - 0,477* 0,583*
CPP-ACP + Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,297* 0,477* - 0,106
CPP-ACP (30 menit) + Coca Cola® ∆Ra (µm)
0,403* 0,583* 0,106 -
(*) Nilai berbeda bermakna secara statistik. Hasil dari uji One Way ANOVA (p<0.05)
Hasil uji statistik pada tabel 4 menunjukkan adanya perbedaan nilai kekasaran
permukaan yang bermakna antara kelompok SIK konvensional yang direndam dalam
akuabides dengan kelompok SIK konvensional yang direndam dalam Coca Cola®,
diaplikasikan pasta CPP-ACP lalu direndam dalam Coca Cola® dan kelompok SIK
konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan didiamkan selama 30 menit lalu
dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola® pada pengukuran 30 menit ketiga. Selain
itu, perbedaan nilai kekasaran permukaan yang bermakna juga terjadi pada kelompok SIK
konvensional yang direndam dalam Coca Cola® dengan kelompok SIK konvensional yang
diaplikasikan dengan pasta CPP-ACP lalu direndam dalam Coca Cola® dan antara kelompok
SIK konvensional yang direndam dalam Coca Cola® dengan kelompok SIK konvensional
yang diaplikasikan dengan pasta CPP-ACP lalu didiamkan selama 30 menit dan dilanjutkan
dengan perendaman dalam Coca Cola® pada pengukuran 30 menit ketiga.
PEMBAHASAN
Peningkatan nilai kekasaran permukaan SIK konvensional yang direndam dalam
akuabides disebabkan adanya difusi air ke dalam matriks SIK konvensional. Proses difusi
terjadi melalui celah-celah mikro dan berikatan dengan ion hidrofilik yang terkandung dalam
SIK konvensional. Proses difusi air tersebut menyebabkan terjadinya disolusi matriks dan
degradasi permukaan SIK konvensional. Proses disolusi dan degradasi tersebut menyebabkan
terbentuknya porus-porus pada permukaan SIK konvensional sehingga meningkatkan
kekasaran permukaan SIK konvensional.16
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
Peningkatan nilai kekasaran permukaan SIK konvensional yang direndam dalam Coca
Cola® tersebut disebabkan adanya kandungan asam sitrat dan asam fosfor dalam Coca Cola®.
Asam sitrat dapat mendisolusi ion kalsium dari dalam matriks. Proses disolusi tersebut
disebabkan adanya ion H+ dari minuman asam. Semakin asam minuman, maka semakin
banyak ion H+ dan semakin besar pula derajat disolusi materialnya. Terlepasnya ion-ion
tersebut dari matriks menyebabkan permukaan SIK konvensional menjadi kasar. Hal ini
disebabkan partikel kaca terekspos ke permukaan semen. Asam sitrat membentuk komplek
stabil dengan ion Al3+ dan Ca2+ (atau Sr2+).(17) Menurut Fukuzawa dalam Zaki (2012), selama
perendaman dalam larutan asam, larutan berpenetrasi ke semen dan matriks gel mengalami
pertambahan ukuran. Ion hidrogen (H+) berdifusi ke dalam semen dan bertukar tempat dengan
kation metal. Kation metal akan berdifusi ke larutan berdasarkan penurunan gradien
konsentrasi. Lepasnya kation metal menyebabkan meningkatnya oksigen tidak berikatan di
jaringan kaca dekat permukaan. Permukaan partikel kaca akan terkandung banyak silanol dan
terpaparnya permukaan semen secara simultan oleh ion H+ akan mendisolusi terus menerus
ikatan kaca Si-O-Si. Proses disolusi yang sempurna dari partikel kaca menyebabkan banyak
porus di permukaan. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya peningkatan kekasaran
permukaan SIK konvensional.18
Penurunan nilai kekasaran permukaan dari SIK konvensional yang diaplikasikan pasta
CPP-ACP dan dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola disebabkan adanya
pelepasan kalsium dan fosfat dari CPP-ACP pada pH asam.15 CPP mengikat ACP berperan
sebagai reservoir ion netral CaHPO40 yang dibentuk ketika adanya asam. Di bawah kondisi
tersebut CPP mengikat ACP akan berperan sebagai buffer (penyangga) pH dan memproduksi
ion kalsium dan fosfat, khususnya CaHPO40. Peningkatan CaHPO4
0 akan mengimbangi
turunnya pH.14 Oleh sebab CaHPO40 mengimbangi turunnya pH maka pH larutan tidak akan
terlampau rendah dan proses degradasi material menjadi berkurang. Pada SIK konvensional
juga terjadi deposit ion kalsium dan fosfat dari CPP-ACP namun diperkirakan belum
memadai mengisi porus-porus permukaan SIK konvensional yang telah terdisolusi.19 Hal
tersebut yang menyebabkan penurunan kekasaran permukaan yang terjadi tidak signifikan.
Selain itu, pada penelitian Moezizadeh (2009) dijelaskan bahwa penggabungan CPP-ACP
dengan SIK konvensional dapat meningkatkan pelepasan ion kalsium, fosfat dan fluoride dari
SIK konvensional pada pH netral maupun asam.7
Penurunan kekasaran yang bermakna pada kelompok SIK konvensional yang
diaplikasikan CPP-ACP lalu ditunggu 30 menit dan dilanjutkan dengan perendaman dalam
Coca Cola® disebabkan adanya peran dari CPP-ACP sebagai penyangga asam dengan
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
melepaskan ion kalsium fosfat dan mengikat ion H+ dari asam dan membentuk ion netral
sehingga dapat meningkatkan pH larutan.20 Proses ini sama seperti yang terjadi pada
kelompok spesimen SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan dilanjutkan
dengan perendaman dalam Coca Cola® tanpa ditunggu 30 menit namun yang membedakan
adalah pada kelompok ini terdapat deposit ion kalsium dan fosfat dari CPP-ACP yang telah
memadai mengisi porus-porus permukaan SIK konvensional yang telah terdisolusi
sebelumnya sehingga kekasaran permukaan menjadi menurun secara signifikan.19
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nilai kekasaran permukaan
semen ionomer kaca (SIK) konvensional setelah perendaman dalam Coca Cola® mengalami
peningkatan yang signifikan, sementara itu pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta
CPP-ACP lalu direndam dalam Coca Cola® menunjukkan penurunan kekasaran permukaan
yang tidak signifikan. Berbeda dengan kelompok SIK konvensional yang diaplikasikan pasta
CPP-ACP dan didiamkan dahulu selama 30 menit sebelum direndam dalam Coca Cola®
menunjukkan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian
juga dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian pasta CPP-ACP baik didiamkan selama 30
menit sebelum direndam dalam Coca Cola® ataupun langsung direndam, tidak menunjukkan
perbedaan penurunan kekasaran yang bermakna.
SARAN
Beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah perlu
dilakukan penelitian dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk
melihat perbedaan morfologi permukaan bahan sebelum dan sesudah perendaman dalam Coca
Cola® dan pengaplikasian pasta CPP-ACP. Selain itu, perlu dilakukan penelitian untuk
melihat seberapa banyak material SIK konvensional yang terdisolusi dalam larutan pH rendah
dalam hal ini Coca Cola®.
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
KEPUSTAKAAN
1. Aprilia EU. Penjualan Coca Cola Amatil Ditargetkan Tumbuh 10 Persen. [Online].; 2010
[cited 2012 September 20. Available from:
http://www.tempo.co/read/news/2010/11/25/090294602/Penjualan-Coca-Cola-Amatil-
Ditargetkan-Tumbuh-10-Persen-160.
2. El Zainy MA, Halawa AM, Rabea AA. The Effect of SomeCarbonated Beverages on
Enamel of Human Premolars (Scanning snd Light Microscopic Study). Journal of
American Science. 2012; 8(3): p. 632-643.
3. Preto R. Surface Roughness of Glass Ionomer Cement Indicated for Atraumatic
Restorative Treatment (ART). Brazil Dental Journal. 2006; 17(2): p.1-6.
4. Decker RT, Loveren Cv. Sugars and Dental Caries. The American Journal of Clinical
Nutrition. 2003: p. 1-4.
5. Hidayat I. Material Restorasi Direk yang Sering Dipakai pada Bidang Kedokteran Gigi
[Skripsi]. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara; 2006.
6. Zraikata HA, Palamarab JEA, Messerb HH, Burrowb MF, Reynoldsb EC. The
Incorporation of Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate Into A Glass
Ionomer Cement. Dent Mater. 2011; 27(3): p. 235-243.
7. Moezizadeh M, Moayedi S. Anticariogenic Effect of Amorphous Calcium Phosphate
Stabilized by Casein Phosphopeptid. Research Journal of Biological Sciences. 2009; 4(1):
p. 132-136.
8. Cyprus, Sheri. What Is a Carbonated Beverage? [Online]. 2012 [cited 2012 Desember 18.
Available from: http://www.wisegeek.org/what-is-a-carbonated-beverage.htm.
9. Attin T, Weiss K, Becker K, Buchalla W, Wiegand A. Impact of Modified Acidic Soft
Drinks on Enamel Erosion. Gottingen: Gottingen University, Department of Operative
Dentistry; 2005.
10. Peeples. Why is Coca Cola Corrosive? , Environmental Program Management; 1998.
11. Narsimha VV. Effect of Cola on Surface Microhardness and Marginal Integrity of Resin
Modified Glass Ionomer and Compomer Restoration. People's Journal of Scientific
Research. 2011 Juli; 4(2): p. 34-40.
12. Burrow MF, Tyas MJ. Adhesive Restorative Materials. Australian Dental Journal. 2004;
49(3): p. 112-121.
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013
13. Craig RG. Restorative Dental Materials. 11th ed. Missouri: Mosby; 2002: p. 614-616.
14. Mount GJ, Hume W. Preservation and Restoration of Tooth Structure. In. Queensland:
Knowledge Book and Software; 2005. p. 111-118, 164.
15. Mazzaoui SA. Incorporation of Casein Phosphopeptide Amorphous Calcium Phosphate
into a Glass Ionomer Cement. J Dent. Rest. 2003; 82(11): p. 914-918.
16. Hadi MR, Rahmatallah SS, Alameer SS. Water Sorption of Newly Formulated Resin-
Modified and Conventional Glass Ionomer Cements. J Bagh College Dentistry. 2010;
22(4): p. 28-31.
17. Gao F, Matsuya S, Ohta M, Zhang J. Erosion Process of Light-cured and Conventional
Glass Ionomer Cement in Citrate Buffer Solution. Dental Materials Journal. 1997
September; 16(2): p. 170-179.
18. Zaki DYI, Hamzawy EMA, Halim SAE, Amer MA. Effect of Simulated Gastric Juice on
Surface Characteristics of Direct Esthetic. Australian Journal of Basic and Applied
Sciences. 2012; 6(3): p. 686-694.
19. Prabhakar AR, Mahantesh T, Vishwas TD. Effect of Surface Treatment with
Remineralizing on The Color Stability and Roughness of Esthetic Restorative Materials.
Revista de Clínica e Pesquisa Odontológica Journal. 2009 Januari; 5(1): p. 19-27.
20. Elsayad I, Sakr A, Badr Y. Combining casein phosphopeptide-amorphous calcium
phosphate with fluoride: synergistic remineralization potential of artificially
demineralized enamel or not? Journal of Biomedical Optics. 2009 July; 14(4): p. 1-6.
Pengaruh aplikasi ..., Puti Bianca Sari, FKG UI, 2013