pengaruh bagi hasil, lokasi dan citra...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH BAGI HASIL, LOKASI DAN CITRA MEREK
TERHADAP PROSES KEPUTUSAN MENABUNG (STUDI
KASUS PRODUK TABUNGAB IB HASANAH MAHASISWA
PADA BNI SYARIAH CABANG BANJARMASIN)
Oleh
Muhmmad Afief mrullah
(1113081000114)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2016 M
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad Afief Amrullah
No. induk Mahasiswa : 1113081000114
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mempu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa
izin dari pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 8 Desember 2016
Yang menyatakan
(Muhammad Afief Amrullah)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
INDENTITAS DIRI
Nama : Muhammad Afief Amrullah
Tempat, Tanggal Lahir : Tanah Grogot, 29 April 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Bumi Mas Raya Komp. Bumi Handayani
RT.01 RW.01 NO.13 Banjarmasin
Agama : Islam
Telepon : 087876379409
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1999 – 2002 : SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin
2002 – 2005 : SD Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
2005 – 2008 : SMP Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
2009 – 2012 : MA Darunnajah Jakarta Selatan
2012 – 2015 : Universitas Indonesia
2013 – 2017 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2011 – 2012 : Pers Dan Jurnalistik Ponpes Darunnajah
2014 – 2015 : Sekretaris Bidang Keilmuan PK.FEIS Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Cabang Ciputat
2015 : Kepala Bidang Keilmuan PK.FEIS Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Cabang Ciputat
vii
ABSTRACT
The purpose of this resesarch was to analyze the effect of reveneu sharing,
location and brand image simultaneously and partially to the decision to save in
product “Tabungan Ib Hasanah (Mahasiswa)” ini Bank BNI Syariah
Banjarmasin. The sample used in this study were 100 respondents from the
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Student. The analytical method used is
multiple linear regression analysis. The data obtained is the primary data that is
the result of the respondents' answers to the questionnaire were distributed. These
results indicate that there is a simultaneous effect on the outcome variabel,
location and brand image to the decision to save. The results of this research
shows that partially variabel reveneu share, location and brand imace to the
decision to save. In the test of determination, there is the influence of a variabel
65.7% revenue sharing, location and brand image to the decision to save.
Meanwhile, as many as 34.3 %% (100% - 65.7%) influenced by other variabels
which not included in this study.
Keywords: Reveneu Sharing, Location, Brand Image, Saving Decision
viii
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh bagi hasil, lokasi dan
citra merek secara simultan dan parsial terhadap proses keputusan menabung
produk tabungan iB Hasanah(Mahasiswa) di Bank BNI Syariah Cabang
Banjarmasin. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100
responden dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Metode
analisis yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda. Data yang
diperoleh merupakan data primer yang merupakan hasil dari jawaban responden
atas kuesioner yang disebarkan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
pengaruh secara simultan pada variabel bagi hasil, lokasi dan citra merek terhadap
proses keputusan menabung. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa secara
parsial, variabel bagi hasil, lokasi dan citra merek terhadap keputusan menabung.
Pada uji determinasi, terdapat pengearuh sebesar 65,7% dari variabel bagi hasil,
lokasi dan citra merek terhadap keputusan menabung. Sedangkan, sebanyak
34,3%% (100% - 65,7%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke
dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Bagi Hasil, Lokasi , Citra Merek, Keputusan Menabung
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam
keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah
berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau
yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk
keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,
sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang, (Alm.) Ayah Dra. Abdul Basit dan Ibu Dra.Yusna Zaidah M.H
yang telah membesarkanku. Serta senantiasa selalu memberi semangat, dan
doa disetiap harinya. Kalian juga telah memberikan kasih sayang yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada
penulis selama ini. Aamiin Ya Rabbal’alamin.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta
jajarannya.
3. Bapak Rahmat Gunawan,. M.Si .sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya di tengah kesibukan untukmembimbing dan
x
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi iniserta motivasinya yang
begitu besar pada penulis.
4. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si.selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Terima kasih kepada Chanasya Bayu Ananda yang telah bersedia membantu
dan selalu memberikan dukungan, doa dan semangat yang tiada hentinya.
10. Terima kasih kepada Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin dan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin khususnya Pak Adrie, Ibu Muhibah dan Ibu
Dian yang telah membantu penulis dalam mencari data dan menyebar
kuesioner sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
11. Untuk sahabat dan teman seperjuangan CCIT FTUI-2012 dan MIPS 2013
khususnya “petok family”, “konjoy” “kelas penjahat” dan “kelas
konspirasi”.
xi
12. Semua Pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala bantuan
selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang.
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 17
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 17
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 18
BAB II 19
A. Teori tentang Bagi Hasil ....................................................................... 19
B. Teori tentang Pemasaran Bank ........................................................... 29
C. Strategi Penentuan Lokasi ................................................................... 41
D. Citra Merek ........................................................................................... 45
E. Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan ................................... 49
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 51
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 59
H. Hipotesis ................................................................................................. 60
I. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 61
BAB III 64
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 64
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 65
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 67
xiii
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 68
BAB IV 75
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 75
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 77
C. Analisis Deskriptif ................................................................................. 80
D. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 105
E. Uji Hipotesis ........................................................................................ 110
F. Interpretasi .......................................................................................... 114
BAB V 118
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Lokasi BNI Kantor Cabang.................................................................. 10
Tabel 1. 2 Top Branding Index 2016 .................................................................... 14
Tabel 1. 3 Jumlah Dana Tabungan Bank BNI Syariah (Dalam Juta) ................... 14
Tabel 2. 1 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil .............................................. 23
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 53
Tabel 2. 3 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 61
Tabel 4. 1 Tabel Hasil Uji Validitas Bagi Hasil.................................................... 78
Tabel 4. 2 Tabel Hasil Uji Validitas Lokasi .......................................................... 78
Tabel 4. 3 Tabel Hasil Uji Citra Merek................................................................. 79
Tabel 4. 4 Tabel Hasil Uji Keputusan ................................................................... 79
Tabel 4. 5 Jenis Kelamin ....................................................................................... 81
Tabel 4. 6 Usia ...................................................................................................... 81
Tabel 4. 7 Pendidikan ............................................................................................ 82
Tabel 4. 8 Pengetahuan jumlah bagi hasil ............................................................. 83
Tabel 4. 9 Keuntungan sistem bagi hasil .............................................................. 84
Tabel 4. 10 Kenyamanan sistem bagi hasil ........................................................... 85
Tabel 4. 11 Manfaat ekonomi sistem bagi hasil .................................................... 86
Tabel 4. 12 Keadilan sistem bagi hasil.................................................................. 87
Tabel 4. 13 Bank BNI Syariah dekat dengan pasar .............................................. 88
Tabel 4. 14 Bank BNI Syariah dekat dengan perumahan ..................................... 89
Tabel 4. 15 Bank BNI Syariah dekat dengan kantor ............................................. 90
Tabel 4. 16 Visibilitas Bank BNI Syariah ............................................................. 91
Tabel 4. 17 Tempat Parkir Bank BNI Syariah ...................................................... 91
Tabel 4. 18 Bank BNI Syariah diketahui dengan baik .......................................... 92
Tabel 4. 19 Bank BNI Syariah sebagai market leader .......................................... 93
Tabel 4. 20 Diferensiasi Bank BNI Syariah .......................................................... 94
Tabel 4. 21 Bank BNI Syariah mudah diingat ...................................................... 95
Tabel 4. 22 Bank BNI Syariah mudah diucapkan ................................................. 95
Tabel 4. 23 Memenuhi kebutuhan dalam menabung di Bank BNI Syariah ......... 96
Tabel 4. 24 Bank BNI Syariah merupakan bank yang bergengsi ......................... 97
Tabel 4. 25 Informasi media cetak/elektonik ........................................................ 98
Tabel 4. 26 Informasi orang terdekat .................................................................... 99
Tabel 4. 27 Pertimbangan tentu sebelum menabung ......................................... 100
Tabel 4. 28 Keamanan menyimpan dana ............................................................ 101
Tabel 4. 29 Pertimbangan keputusan menabung................................................. 102
xv
Tabel 4. 30 Kemudahan bertransaksi .................................................................. 103
Tabel 4. 31 Kepuasan (sesuai keinginan) ............................................................ 104
Tabel 4. 32 Kepuasan (sesuai kebutuhan) ........................................................... 105
Tabel 4. 33 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ......................................... 107
Tabel 4. 34 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 108
Tabel 4. 35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 110
Tabel 4. 36 Anova (Uji F) ................................................................................... 111
Tabel 4. 37 Coefficients (Uji t) ........................................................................... 112
Tabel 4. 38 Model Summary (Uji Adjusted R2) ................................................. 114
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 59
Gambar 4. 1 Q-Q Plot ......................................................................................... 106
Gambar 4. 2 Scatter Plot ..................................................................................... 109
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ………………………………………………135
LAMPIRAN 2 ………………………………………………138
LAMPIRAN 3 ………………………………………………152
LAMPIRAN 4 ………………………………………………155
LAMPIRAN 5 ………………………………………………166
LAMPIRAN 6 ………………………………………………168
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, pengertian perbankan syariah adalah segala sesuatu yang berkaitan
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
(pasal 1 angka 1). Sedangkan yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (pasal 1 angka 2).
Dengan demikian, lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan
pada prinsip-prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan
syariah. (Burhanudin 2008:17)
Gagasan adanya lembaga perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah Islam berkaitan erat dengan gagasan terbentuknya suatu sistem
ekonomi Islam (Sumitro, 2004:1). Melalui pembentukan dan pendirian
perbankan syariah tentu banyak tujuan dan manfaat yang ingin dicapai,
terutama dimaksudkan untuk membangun perekonomian umat. Namun
dengan mengacu pada pengamalan Alquran, tujuan yang utama dari
mendirikan bank syariah secara umum terbagi menjadi dua, yaitu pertama
menghindari praktek riba; dan kedua mengamalkan prinsip-prinsip syariah
2
dalam perbankan untuk tujuan kemaslahatan (Burhanudin 2008:14). Secara
global, perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat (Erwandi 2013 : 331)
Pembentukan perbankan syariah dimulai dengan adanya ketentuan hukum
bahwa riba merupakan sesuatu yang telah diharamkan sehingga dilarang oleh
agama. Dengan adanya larangan tersebut kemudian timbul pemikiran
mendirikan bank syariah yang bertujuan untuk menjauhkan umat dari praktik
riba dalam kegiatan usaha perbankan. (Burhanudin 2008:14). Tidak seorang
muslimpun yang menyangkal haramnya hukum riba. Teks Alquran begitu
jelas menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan riba (Erwandi 2013:331).
Berikut ini merupakan landasan syariah tentang keharaman riba yang terdapat
dalam Alquran dan hadiṡ. Allah berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2: 275.
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Dalam hadiṡ, Nabi ṣallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan agar
seorang muslim menjauhi riba, karena riba termasuk salah satu dari tujuh
dosa besar. Nabi ṣallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بع ال قالواموب وعن أبي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال: اجتنبواا الس : قا
م هللا إال بالحق ؟ قال: الشرك باهللا، واسحر، وقتل النفس التي حر با، ، وا يارسو ل هللا، وماهن ل الر
الغا المؤمنا حف، وقذف المحصنا وا ل مال اليتيم، والتو لي يوم الز فال )متفق عليه(
“Dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu dari Nabi ṣalallahu Alaihi wa Sallam,
beliau bersabda,“ Jauhi tujuh perkara yang membawa kehancuran! Para
sahabat bertanya, “Wahai, Rasulullah! Apakah ketujuh perkara itu? Beliau
bersabda, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan
oleh Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, memakan riba,
3
memakan harta anak yatim, melarikan diri dari pertempuran, melontarkan
tuduhan zina kepada wanita-wanita mukminah yang memelihara dirinya dari
perbuatan dosa dan tidak tahu menahu.” (Muttafaq ‘alaih).
Perbankan syariah telah dibangun untuk mendorong umat Islam dalam
menggunakan uang untuk kepentingan yang konsisten dengan prinsip-prinsip
syariah Islam. Prinsip syariah merupakan kata kunci yang sangat penting
dalam memahami perbankan syariah (Hasan, 2009:31). Perbankan ini
sekarang menjadi sarana penting dalam menarik simpanan dari pemilik dana
yang menginginkan untuk menginvestasikan dana melalui cara dan sarana
yang sesuai dengan prinsip syariah (Muhammad, 2010 :11) . Prinsip
perbankan syariah merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan
ekonomi. Salah satu prinsip dalam ekonomi Islam adalah larangan riba dalam
berbagai bentuknya, dan menggunakan sistem antara lain berupa prinsip bagi
hasil.
Kerangka hukum pengembangan industri perbankan syariah diwadahi
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
memperkenalkan “sistem bagi hasil” atau “prinsip bagi hasil” dalam kegiatan
perbankan nasional. Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, bank Islam tersebut tidak lagi dinamakan dengan “bank
berdasarkan prinsip bagi hasil”, tetapi dengan nama baru, yakni “Bank
Berdasarkan Prinsip Syariah” (Usman, 2012:32). Perkembangan dunia
perbankan syariah sudah saatnya Indonesia memiliki dasar hukum yang jelas
dan mengikat yang berkaitan dengan pengaturan perbankan syariah dalam
4
bentuk Undang-Undang perbankan sendiri. Karena secara prinsip terdapat
perbedaan yang sangat mendasar antara perbankan konvensional dan syariah
sehingga tidak dapat ditautkan pada undang-undang perbankan yang ada
(Jayadi , 2011:3). Dengan munculnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, dan terakhir Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, kebijakan tersebut memberikan landasan hukum yang
jelas dan kuat bagi bank syariah baik dari segi kelembagaannya maupun dari
segi operasionalnya (Mubarak, 2008:91).
Perkembangan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia menurut data
statistik perbankan syariah menunjukkan bahwa jaringan kantor perbankan
syariah baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah pada bulan
Juni tahun 2016 berjumlah 2127 kantor. Berdasarkan data statistik perbankan
syariah tersebut, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jaringan kantor
perbankan syariah pada tahun 2009 yang hanya berjumlah 1.223 kantor.
Peningkatan ini merupakan respon yang baik dari masyarakat atas
kepercayaannya untuk menggunakan produk dan jasa yang ada di perbankan
syariah. Selain untuk menghindari praktik riba yang ada pada bank
konvensional, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa yang ada di perbankan, baik itu
perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Misalnya saja dilihat
dari tingkat keuntungan, kemudahan untuk menuju lokasi bank, maupun citra
bank itu sendiri. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi nasabah dalam
5
mempertimbangkan apakah ia akan menggunakan produk dan jasa bank yang
ditawarkan atau tidak.
Dewasa ini perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Keberadaannya telah menjamur di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.
Produk dan jasa yang ditawarkan pun bermacam-macam. Selain itu tingkat
keuntungan atau bagi hasil yang ditawarkan masing-masing bank pun
berbeda-beda. Misalnya saja di Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin,
produk utama yang ditawarkan yaitu produk pendanaan seperti giro, tabungan
dan deposito yang menggunakan akad wadi’ah dan akad mudharabah.
Besarnya tingkat keuntungan atau bagi hasil produk yang menggunakan akad
mudharabah merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan bagi
nasabah untuk memilih Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin.
Melihat besarnya kebutuhan dari nasabah produk Tabungan dan Giro Bank
Negara Indonesia Syariah Cabang Banjamasin semakin lama semakin
berkembang dan memperkenalkan produk-produk terbaru mereka untuk
menarik minat masyarakat dan untuk menyadarkan masyarakat betapa
pentingnya lembaga keuangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik
dimasa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dilakukan bank dengan mengembangkan
berbagai produk dan jasa perbankan. Produk perbankan yang dikembangkan
berupa produk penyimpanan dana (dalam bentuk tabungan, deposito, giro).
Setiap pembelian produk jasa maupun barang, konsumen atau nasabah
dipengaruhi oleh tingkat keuntungan atau manfaat yang akan diperolehnya
6
dari produk tersebut. Adapun tingkat keuntungan yang akan diperoleh
konsumen pada jasa bank syariah adalah bagi hasil (Daulay, 2012:6). Roziq
dan Diptyanti (2013) mengungkapkan tingkat pengembalian bagi hasil
terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam
memilih tabungan.
Penemuan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Raihanah
Daulay (2012) dimana tingkat pengembalian bagi hasil terbukti memiliki
pengaruh kuat terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan. Sistem
Bagi Hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan
bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat
antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan
syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di
dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus
ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya
penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai
kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di masing-
masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.(Antonio,2001)
Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan
istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total
pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana.
Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan
bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum
7
dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank
yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales),
yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank.
Pada Aplikasi perbankan syariah umumnya, bank dapat menggunakan sistem
profit sharing maupun revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-
masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada. Bank- bank
syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya menggunakan perhitungan
bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil
kepada para pemilik dana (deposan) (Fauziah,2006:24). Suatu bank
menggunakan sistem profit sharing di mana bagi hasil dihitung dari
pendapatan netto setelah dikurangi biaya bank, maka kemungkinan yang akan
terjadi adalah bagi hasil yang akan diterima oleh para shahibul maal (pemilik
dana) akan semakin kecil, tentunya akan mempunyai dampak yang cukup
signifikan apabila ternyata secara umum tingkat suku bunga pasar lebih
tinggi. Kondisi ini akan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk
menginvestasikan dananya pada bank syariah yang berdampak menurunnya
jumlah dana pihak ketiga secara keseluruhan, tetapi apabila bank tetap ingin
mempertahankan sistem profit sharing tersebut dalam perhitungan bagi hasil
mereka, maka jalan satu- satunya untuk menghindari resiko resiko tersebut di
atas, dengan cara bank harus mengalokasikan sebagian dari porsi bagi hasil
yang mereka terima untuk subsidi terhadap bagi hasil yang akan dibagikan
kepada nasabah pemilik dana. Suatu bank yang menggunakan sistem bagi
8
hasil berdasarkan revenue sharing yaitu bagi hasil yang akan didistribusikan
dihitung dari total pendapatan bank sebelum dikurangi dengan biaya bank,
maka kemungkinan yang akan terjadi adalah tingkat bagi hasil yang diterima
oleh pemilik dana akan lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga
pasar yang berlaku. Kondisi ini akan mempengaruhi para pemilik dana untuk
mengarahkan investasinya kepada bank syariah yang nyatanya justru mampu
memberikan hasil yang optimal, sehingga akan berdampak kepada
peningkatan total dana pihak ketiga pada bank syariah.
Pertumbuhan dana pihak ketiga dengan cepat harus mampu diimbangi
dengan penyalurannya dalam berbagai bentuk produk aset yang menarik,
layak dan mampu memberikan tingkat profitabilitas yang tinggi. Tabungan
Mudharabah merupakan simpanan pihak ketiga yang diperuntukkan bagi
perorangan dan lembaga berbadan hukum yang penarikannya dapat dilakukan
setiap waktu sesuai dengan sistem bagi hasil (Muhammad,2001). Dengan
pengertian tersebut, maka bank bertindak sebagi mudharib (pengelola dana),
dan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana). Bank akan
berusaha sebaik-baiknya mengelola dana yang dipercayakan kepadanya,
sehingga memperoleh keuntungan yang layak yang akan dibagikan kepada
pemiliknya secara proporsional sebagaimana kesepakatan bank dengan
pemilik dana.
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediaakan seluruh modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
9
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pegelola harus bertanggunga jawab
atas kerugian tersebut (Muhammad, 2008:275). Rumus perhitungan bagi hasil
mudharabah adalah sebagai berikut:
Hari bagi hasil x Saldo rata-rata harian x Tingkat bagi hasil Hari kalender
yang bersangkutan.
Selain melihat pada tingkat keuntungan yang akan diperolehnya, nasabah
juga mempertimbangkan lokasi bank itu sendiri. Lupiyoadi (2001: 61)
mendefinisikan lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas
melakukan operasi. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah
satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi yang
strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.
Dalam penelitian Maysaroh (2014), terdapat pengaruh positif variabel
lokasi terhadap keputusan nasabah. Indikator pusat keramaian dan mudah
dijangkau ternyata mempengaruhi nasabah dalam memilih bank syariah.
Hal ini didukung oleh RamadhaningTyas (2012), Berdasarkan pengujian
secara parsial menunjukkan bahwa pengaruh lokasi terhadap keputusan
nasabah adalah signifikansi positif, artinya apabila lokasi berada di tempat
yang strategis dalam hal ini dekat dengan pusat kegiatan masyarakat serta
pemukiman penduduk maka akan berpengaruh terhadap keputusan nasabah
untuk menabung.
10
Tabel 1. 1 Lokasi BNI Kantor Cabang
BNI Kantor
Cabang
Pasar
Terdekat
Perumahan
Terdekat
Perkantora
n Terdekat
Jakarta
Timur
3,7 KM
(Giant SPM
Rawamangun
)
2,4 KM (The
Oak
Apartment)
<1KM
(Antam)
Banjarmasin <1KM (Pasar
Pandu, Giant,
LC
Supermart)
1,1 KM
(Buncit
Raya)
<1KM
(PLN,
PDAM)
Jogjakarta 2,8 KM (XT
Square)
3,3 Km (Sun
Primera
Condotel)
<1KM
(BKKBN,
Dinkes)
Sumber : Google maps (Data diolah)
Dalam penentuan lokasi setidaknya ada 3 indikator yang diperlukan;
dekat dengan pasar, dekat dengan perumahan/kawasan padat penduduk, dekat
dengan perkantoran. Lokasi Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin berada
di Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 4 No.385.. Dalam segi lokasi Bank BNI Syariah
memiliki keunggulan dibandingkan kantor kantor cabang BNI Syariah
lainnya. Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin hanya berjarak kurang dari 1
Km ke pusat perbelanjaan terdekat (Giant, LC Minimarket, Pasar Pandu) ,
kurang dari 1 Km ke pusat perkantoran terdekat (Kantor PLN, PDAM, Jasa
Rahaja, Askes, Smartfren, Poltabes dll.)dan kurang lebih satu Km ke
perumahan terdekat (Komplek Buncit , Komplek Bumi Indah, Komplek Bumi
Indah Permai). Selain Bank BNI Syariah Banjarmasin, kantor cabang lain
yang memiliki tempat strategis lainnya adalah Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Timur dan Cabang Jogjakarta.
11
Aspek lainnya selain lokasi dan bagi hasil yang harus dimiliki dan
dipertahankan nilai positifnya bagi setiap perusahaan adalah citra merek.
Karena pada dasarnya, pengertian dari kata merk itu sendiri menurut Dolak
(2004) dalam Hapsari (2008:5) yakni “A brand is an identicable entity that
makes specific promises of value”. Yang berarti bahwa sebuah merek
merupakan alat identifikasi yang secara spesifik membuat nilai yang
menjajikan. Hal yang sangat penting bagi produsen maupun konsumen yaitu
merek bukan hanya simbol yang dipakai untuk mengidentifikasi produk atau
perusahaan. Peranan atau fungsi merek bukan hanya sebagai pembeda dari
produk yang dihasilkan oleh produsen yang satu dengan produk lainnya,
namun merek merupakan penentu dalam menghasilkan keunggulan
kompetitif. Nasabah memandang merek sebagai salah satu hal yang
sangat penting dalam melakukan suatu keputusan pembelian, merek
merupakan nilai tambah bagi suatu produk.Citra merek yang positif akan
membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang
bersangkutan di kemudian hari, sedangkan bagi produsen, citra merek
yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing.
Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merk yang terbentuk dan
melekat dibenak konsumen (Freddy Rangkuto, 2004:244). Melalui citra
merek yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif terhadap
merk dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Citra merek menjadi hal
yang sangat penting diperhatikan perusahaan karena melalui citra merek yang
baik maka dapat menimbulkan nilai emosional pada diri nabrasabah, berupa
12
timbulnya perasaan positif pada saat memilih atau menggunakan merek
tertentu. Demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra (image)
buruk dimata nasabah kecil kemungkinan konsumen/nasabah untuk memilih
produk tersebut. Image yang diyakini oleh konsumen mengenai sebuah merek
sangat bervariasi dari persepsi masing-masing individu. Nasabah memandang
tabungan iB Hasanah (Mahasiswa) sebagai tabungan yang sangat berkualitas
dapat dipercaya dan memberikan keuntungan yang sangat menarik bagi
nasabah. Selain itu, kualitas sebuah merek memberikan alasan yang sangat
penting bagi konsumen/nasabah untuk membeli. Apabila image yang
tertanam dalam suatu produk baik, maka konsumen akan membeli produk itu
sebaliknya bila image yang tertanam dalam benak konsumen mengenai 2
merek tersebut negatif maka konsumen tidak akan membeli produk tersebut .
Image yang positif tentu menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan
produk tersebut. Melihat pentingnya keputusan pemberian brand tersebut,
maka perusahaan juga harus membangun citra brand yang baik tersebut
tentunya yang mengubah persepsi masyarakat akan brand menjadi lebih bak.
Jadi, berhasil atau tidaknya suatu brand tergantung pada persepsi kosumen
akan brand tersebut. Pada proses keputusan memilih, perilaku konsumen juga
menjadi sangat penting untuk diperhatikan, karena pasar yang dihadapi oleh
perusahaan adalah pasar konsumen, dimana konsumen mempunyai pengaruh
yang sangat kuat dalam menentukan terjadinya sesuatu keputusan memilih
produk. Banyak hal membuat sesuatu produk tetap survive selama bertahun-
tahun dipasaran. Brand yang baik merupakan salah satu aset bagi perusahaan
13
karena brand tersebut mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi
konsumen, dimana masyarakat mempunyai kesan positif terhadap produk dan
perusahaan, dan untuk mempertahankan dan meningkatkan pasar konsumen,
diperlukan image dan persepsi yang baik terhadap produk dan perusahaan.
Image/ citra yang baik dibutuhkan suatu produk adalah apabila produk
tersebut mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, yaitu dengan
cara membuat dan mengembangkan produk sesuai dengan harapan dan selera
konsumen, mutu dan kualitas yang terjamin dan sistem penyampaian produk
hingga konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk-produk tersebut.
Citra merek itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan
asosiasi yang terbentuk pada konsumen, sebagai hasil dari pengalaman dari
orang yang sudah mengkonsumsi msuatu produk. Oleh sebab itu pengalaman
konsumen merupakan faktor terpenting dalam membangun citra merek.
Karena dari pengalaman tersebut seorang konsumen dapat mengambil
keputusan memilih produk tersebut.
Dalam penelitian Intan (2012) Hasil uji Regresi Linier Berganda
menunjukkan citra produk berpengaruhsignifikan terhadap keputusan
konsumen dengan koefisien 0,236. Hal ini berarti faktor citra produk
berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih PT. Bank Central Asia
cabang Probolinggo. Dalam penelitian ini citra produk meliputi atribut
produk, jaminan kualitas produk dan penawaran produk.
Berdasarkan survey yang dilakukan top brand awards pada tahun
2016, Citra Merek Bank BNI Syariah berada di posisi 3 dengan meraih
14
persentase 15,9% dan masuk dalam jajaran TOP Brand, mengungguli Bank
Muammalat 10,1% dan Bank BCA Syariah 3,6%. Sementara Posisi pertama
dan kedua berturut turut diisi oleh Bank Syariah Mandiri 31,5% dan BRI
Syariah 26,4%.
Tabel 1. 2 Top Branding Index 2016
Sumber : Top Brand Award 2016 fase 1
Masuknya BNI Syariah sebagai salah satu Top Brand di Indonesia,
yang didukung dengan penempatan lokasi yang strategis menimbulkan efek
domino berupa animo masyarakat untuk menabung di BNI Syariah semakin
tinggi dan terbukti dari 8 produk tabungan unggulan BNI Syariah ( Tabungan
Ib Hasanah (Syariah plus), Tabungan Haji Ib Hasanah, Tabungan Prima Ib
hasanah ,IB Hasanah(Mahasiswa) Ib Hasanah ,Tapenas IB Hasanah,
Tabungan Ib Bisnis dan Tabungan Ib hasanah Classic ) terjadi peningkatan
jumlah tabungan dari 2,4 Triliun pada tahun 2011 meningkat meningkat
menjadi 5,7 Triliun pada tahun 2015 atau terjadi kenaikan sebesar 137,71%.
Tabel 1. 3 Jumlah Dana Tabungan Bank BNI Syariah (Dalam Juta)
Produk 2011 2012 2013 2014 2015
Tabungan Ib Hasanah (Syariah plus) 1,940,725
2,334,010
2,723,322
3,099,167
3,527,321
Tabungan Haji Ib Hasanah 132,667 236,975 279,484 396,960 597,008
15
Tabungan Prima Ib hasanah 49,771
84,056
86,554
98,296
125,834
Tabungan Ib Hasanah (Mahasiswa) 46,092
64,557
76,908
86,722
63,342
Tapenas IB Hasanah 34,959
53,899
69,994
83,062
105,290
Tabungan Ib Bisnis 191,615
612,410
1,041,842
1,042,527
1,279,375
Tabungan Ib hasanah Classic 2,373
3,112
2,751
2,453
2,660
Total 2,398,202
3,389,019
4,280,855
4,809,187
5,700,830
Persentase Kenaikan 2011 2012 2013 2014 2015
Tabungan Ib Hasanah (Syariah plus) 20.26% 16.68% 13.80% 13.82%
Tabungan Haji Ib Hasanah 78.62% 17.94% 42.03% 50.40%
Tabungan Prima Ib hasanah 68.89% 2.97% 13.57% 28.02%
Tabungan Ib Hasanah (Mahasiswa) 40.06% 19.13% 12.76% -26.96%
Tapenas IB Hasanah 54.18% 29.86% 18.67% 26.76%
Tabungan Ib Bisnis 219.60% 70.12% 0.07% 22.72%
Tabungan Ib hasanah Classic 31.14% -11.60% -10.83% 8.44%
Sumber : Laporan Tahunan Bank Bni Syariah 2011-2015 (diolah)
Pada tahun 2015 jumlah tabungan pada produk Bank BNI Syariah
mengalami kenaikan yang cukup pesat Tabungan Ib Hasanah (Syariah plus)
(13,82%) , Tabungan Haji Ib Hasanah (50,4%) , Tabungan Prima Ib hasanah
(28,02%) , Tapenas IB Hasanah, (26,76%) Tabungan Ib Bisnis(22,72%) dan
Tabungan Ib hasanah Classic terkecuali Tabungan IB Hasanah
(Mahassiswa)yang mengalami penurunan cukup besar sebesar (-26,76%).
Sementara produk lain mengindikasikan adanya peningkatan minat
nasabah dalam menabung di Bank BNI Syariah, produk IB
Hasanah(Mahasiswa) sendiri malah peminatnya semakin menurun. Bukan
hanya pada tahun 2015, indikasi adanya penurunan minat masyarakat
16
menabung pada IB Hasanah(Mahasiswa) sendiri sebetulnya dapat dilihat pada
tahun-tahun sebelumnya dimana terjadi penurunan persentase kenaikan
dimana pada tahun 2012 persentase kenaikan sebesar 40.06% menurun pada
tahun 2013 (19,13%) menurun lagi pada tahun 2014 (12,76%) dan puncaknya
pada tahun 2015 bukan kenaikan yang diperoleh melainkan penurunan yang
cukup signifkan (-26,76%)
Berdasarkan pada fenomena diatas, maka diduga terdapat pengaruh
bagi hasil, lokasi bank, dan citra merek terhadap keputusan nasabah dalam
menabung, yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi yang
berjudul Pengaruh Bagi Hasil, Lokasi, Serta Citra Merek Terhadap
Proses Keputusan Menabung (Studi Kasus Produk Tabungan iB
Hasanah Mahasiswa di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin.)
17
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka pokok masalah
yang akan dirumuskan yaitu:
1. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap proses keputusan nasabah dalam
menabung?
2. Apakah lokasi berpengaruh terhadap proses keputusan nasabah dalam
menabung?
3. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam
menabung?
4. Apakah bagi hasil, lokasi dan citra merek berpengaruh secara simultan
terhadap keputusan nasabah dalam menabung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari diadakannya
penelitian tersebut oleh penulis, yaitu:
1. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial bagi hasil terhadap keputusan
nasabah dalam memilih tabungan.
2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial lokasi terhadap keputusan
nasabah dalam memilih tabungan.
3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial citra merek terhadap
keputusan nasabah dalam memilih tabungan.
4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan tingkat bagi hasil, lokasi
bank, citra merek terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan.
18
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan
kontribusi sebagai berikut:
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
masyarakan dan pelajar mengenai pengaruh bagi hasil, lokasi dan citra
merek terhadap keputusan menabung. Selain itu, semoga dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai masukan
dan bahan evaluasi dalam mempertimbangkan lokasi, bagi hasil serta citra
merek pada Bank BNI Syariah.terhadap keputusan menabung.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan
informasi serta referensi bagi penelitian selanjutnya di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang membahas mengenai
pengaruh bagi hasil, lokasi dan citra merek terhadap keputusan menabung.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
pengaruh bagi hasil, lokasi dan citra merek terhadap keputusan menabung
dan sebagai pengembangan ilmu yang telah diberikan.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori tentang Bagi Hasil
1. Pengertian Bagi Hasil
Dalam perekonomian modern pada dasarnya bank merupakan
lembaga penyalur dana antara pihak yang berlebihan dengan pihak yang
kekurangan dana. Peran ini disebut “financial intermediary”. Dengan
kata lain, pada dasarnya tugas bank adalah menerima simpanan dan
memberi pinjaman. Meski memberikan jasa pelayanan, tetapi bank bukan
“lembaga sosial”. Bank adalah lembaga yang bergerak dalam “usaha
dagang”. Oleh karenanya keuntungan merupakan sesuatu yang penting
dalam usahanya (Abdullah, 2006:59).
Sistem perbankan yang tak membolehkan bunga kedengarannya
aneh di telinga mereka yang terbiasa dengan praktik perbankan Barat.
Karena itu, kita perlu membedakan antara “tingkat (suku) bunga” (rate of
interest) dan “tingkat keuntungan” (rate of return). Di satu sisi Islam
melarang suku bunga dengan tegas, dan di sisi lain Islam menghalalkan,
bahkan mendorong perdagangan bermotif laba. Tentu saja, perdagangan
selalu mengandung risiko rugi atau mendapat sedikit keuntungan. Yang
dihindari adalah tingkat bunga yang dijamin
20
perolehannya, yakni keuntungan atau jumlah pasti yang disepakati
sebelumnya atas penggunaan uang (Mervyn, 2001 : 58-59).
Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional,
ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing)
ketika pemilik modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan
pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha
(Ascarya 2011 : 26). Konsep bagi hasil yang digambarkan dalam buku
Fiqih pada umumnya diasumsikan bahwa para pihak yang bekerja sama
bermaksud untuk memulai atau mendirikan suatu usaha patungan (joint
venture) ketika semua mitra usaha turut berpartisipasi sejak awal
beroperasi dan tetap menjadi mitra usaha sampai usaha berakhir pada
waktu semua aset dilikuidasi (Ascarya, 2011:48).
Ciri utama pola bagi hasil adalah bahwa keuntungan dan kerugian
ditanggung bersama baik oleh pemilik dana maupun pengusaha.
Beberapa prinsip dasar konsep bagi hasil yang dikemukakan oleh Usmani
(1999), sebagai berikut :
a. Bagi hasil tidak berarti meminjamkan uang, tetapi merupakan
partisipasi dalam usaha. Dalam hal musyarakah, keikutsertaan aset
dalam usaha hanya sebatas proporsi pembiayaan masing-masing
pihak.
b. Investor atau pemilik dana harus ikut menanggung risiko kerugian
usaha sebatas proporsi pembiayaannya.
21
c. Para mitra usaha bebas menentukan, dengan persetujuan bersama,
rasio keuntungan untuk masing-masing pihak, yang dapat berbeda
dari rasio pembiayaan yang disertakan.
d. Kerugian yang ditanggung masing-masing pihak harus sama
dengan proporsi investasi mereka (Ascarya, 2011:49).
2. Sistem Bagi Hasil vs Sistem Bunga
Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat
yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Bagi
masyarakat yang kekurangan dana atau membutuhkan dana untuk
membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga dapat
menggunakan pinjaman ke bank. Kepada masyarakat yang akan
diberikan pinjaman diberikan berbagai persyaratan yang harus segera
dipenuhi. Masyarakat peminjam juga dikenakan bunga dan biaya
administrasi yang besarnya tergantung masing-masing bank (Kasmir,
2013 : 5-6).
Ada perbedaan konsep mendasar antara bank syariah dan bank
konvensional. Pada bank konvensional terdapat dua perjanjian yang
saling terpisah. Pertama, perjanjian antara pihak bank dan nasabah
penabung, yaitu penabung menaruh dananya di bank tersebut dengan
mendapat sejumlah persentase tertentu bunga dari pihak bank. Kedua,
perjanjian antara pihak bank dan nasabah peminjam, yaitu bank
meminjamkan dananya kepada nasabah peminjam dan berhak
mendapatkan sejumlah persentase tertentu bunga dari nasabah peminjam.
22
Keuntungan bank adalah dengan mengambil selisih tingkat bunga dari
yang ditawarkan kepada nasabah penabung dengan tingkat bunga yang
dikenakan kepada nasabah peminjam (Arif , 2012:106).
Gambar 2 Konsep Dasar Perbankan Konvensional
1. Menabung 3. Kredit
2. Bunga Tabungan 4. Bunga Pinjaman
Sumber : M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah
Suatu Kajian Teoritis Praktis, 2012.
Adapun pada bank syariah terdapat kesatuan perjanjian antara
bank dan nasabah penabung dan antara bank dan nasabah pembiayaan.
Nasabah penabung menaruh dananya di bank syariah dengan
mendapatkan sejumlah nisbah bagi hasil. Kemudian, dana tersebut
digunakan untuk pembiayaan kepada nasabah pembiayaan, dan bank
mendapatkan sejumlah tertentu nisbah bagi hasil atas usaha yang dibiayai
tersebut. Oleh karena itu, bagi hasil yang akan didapatkan oleh nasabah
penabung bergantung pada bagi hasil yang diterima bank syariah dari
nasabah pembiayaannya (Arif, 2012:107).
Peminjam Penabung Bank
23
Gambar 3 Konsep Dasar Perbankan Syariah
Menabung Pembiayaan
Bagi Hasil Bagi Hasil
Sumber : M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah
Suatu Kajian Teoritis Praktis, 2012.
Menurut Ascarya, perbedaan antara bank konvensional dan bank
syariah dapat di lihat pada tabel berikut
Tabel 2. 1 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi Hasil
1. Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi
usaha akan selalu
menghasilkan keuntungan.
1. Penentuan besarnya
rasio/nisbah bagi hasil
disepakati pada waktu
akad dengan berpedoman
kepada kemungkinan
untung rugi.
2. Besarnya persentase di
dasarkan pada jumlah
dana/modal yang dipinjamkan.
2. Besarnya rasio bagi
hasil didasarkan pada
jumlah keuntungan yang
diperoleh.
3. Bunga dapat
mengambang/variabel, dan
besarnya naik turun sesuai
dengan naik turunnya bunga
patokan atau kondisi ekonomi.
3. Rasio bagi hasil tetap
tidak berubah selama
akad masih berlaku,
kecuali diubah atas
kesepakatan bersama.
4. Pembayaran bunga tetap
seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah usaha
4. Bagi hasil bergantung
pada keuntungan usaha
yang dijalankan. Bila
Peminjam Penabung Bank
24
yang dijalankan peminjam
untung atau rugi.
usaha merugi, kerugian
akan ditanggung bersama.
5. Jumlah pembayaran bunga
tidak meningkat sekalipun
keuntungan naik berlipat
ganda.
5. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan keuntungan.
6. Eksistensi bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh
semua agama.
6. Tidak ada yang
meragukan keabsahan
bagi hasil.
Sumber : Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, 2011.
3. Akad Pola Bagi Hasil
Menurut terminologi asing bagi hasil dikenal dengan profit and
loss sharing (PLS). Prinsip dasar dari profit and loss sharing (pembagian
keuntungan dan kerugian) adalah para bankir membentuk sebuah
hubungan partnership dengan debitur, membagi keuntungan dan
kerugian usaha daripada meminjamkan uang dengan tarif return yang
tetap. Hubungan itu bisa 1 (satu) atau 2 (dua) tipe yaitu: mudharabah
(commenda partnership atau hubungan pengelolaan keuangan) dan
musyarakah (aransemen-aransemen yang mirip ekuitas jangka panjang)
(Warde, 2009:288). Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan
sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito)
maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk
pembiayaan (Muhammad, 2009:8).
a. Musyarakah
Musyarakah merupakan istilah yang sering dipakai dalam konteks
skim pembiayaan syariah. Istilah ini berkonotasi lebih teratas dari
istilah syirkah yang lebih umum digunakan dalam fikih Islam
25
(Usmani, 1999). Syirkah yang berarti sharing ‘berbagi’, dan di
dalam termonilogi Fikih Islam di bagi dalam dua jenis.
1) Syirkah al-milk atau syirkah amlak atau syirkah kepemilikan,
yaitu kepemilikan bersama dua pihak atau lebih dari suatu
properti; dan
2) Syirkah al-‘aqd atau syirkah ‘ukud atau syirkah akad yang
berarti kemitraan yang terjadi karena adanya kontrak bersama,
atau usaha komersial bersama (Ascaraya, 2011:49) .
Dalam pembagian proporsi keuntungan harus memenuhi hal
berikut.
1) Proporsi keuntungan yang dibagikan kepada para mitra usaha
harus disepakati di awal kontrak/akad. Jika proporsi belum
ditetapkan, akad tidak sah menurut syariah.
2) Rasio/nisbah keuntungan untuk masing-masing mitra usaha
harus ditetapkan sesuai dengan keuntungan nyata yang
diperoleh dari usaha, dan tidak ditetapkan berdasarkan modal
yang disertakan (Ascaraya, 2011:53).
b. Mudharabah
Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah
penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia
mendapatkan persentasi keuntungan (Al-Mushlih dan Ash-Shawi, 2004).
(Ascarya, 2011:60). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Abdurrahman
Al-Jaziri yang memberikan arti mudharabah sebagai ungkapan pemberian
26
harta dari seseorang kepada orang lain sebagai modal usaha. Namun,
keuntungan yang diperoleh akan dibagi di antara mereka berdua, dan jika
rugi ditanggung oleh pemilik modal (Ali, 2008:25). Mudharabah dalam
fiqih juga dikenal dengan sebutan Al-Qiraadh, Al-Muqaaradhah, dan Al-
Mu’amalah (Arifin , 2009:131).
Mudharabah pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam salah satu
bentuk musyarakah (perkongsian). Namun para cendikiawan fikih Islam
meletakkan mudharabah dalam posisi khusus dan memberikan landasan
hukum tersendiri (Wirdyaningsih, 2005 :115). Sebagai suatu bentuk
kontrak, mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika memiliki
dana/modal (pemodal), biasa disebut shohibul mal/rabbul mal,
menyediakan modal (100 persen) kepada pengusaha sebagai pengelola,
biasa disebut muḍarib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat
bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi di antara mereka menurut
kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya juga
dipengaruhi oleh kekuatan pasar) (Ascarya, 2011 :60).
Pembagian keuntungan untuk validitas mudharabah diperlukan
bahwa para pihak sepakat, pada awal kontrak, pada proporsi tertentu dari
keuntungan nyata yang menjadi bagian masing-masing. Tidak ada proporsi
tertentu yang ditetapkan oleh syariah, melainkan diberi kebebasan bagi
mereka dengan kesepakatan bersama. Mereka dapat membagi keuntungan
dengan proporsi yang sama. Mereka juga dapat membagi keuntungan
27
dengan proporsi berbeda untuk muḍarib dan shohibul mal (Ascarya, 2011
:64).
Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Mudharabah Muthlaqah (General Investment)
Dalam prinsip ini hal utama yang menjadi cirinya adalah
shohibul mal tidak memberikan batasan-batasan atas dana yang
diinvestasikannya atau dengan kata lain, muḍarib diberi wewenang
penuh mengelola tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis
pelayanannya. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini
adalah tabungan dan deposito berjangka (Dewi, 2007 : 83-84).
Gambar 4 Skema Mudharabah Mutlaqah
1. Investasi Dana 2. Pembiayaan
4.Bagi Hasil 3. Bagi Hasil
Sumber : Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia, 2007.
2) Mudharabah Muqayyadah (Special Investment)
Pada jenis akad ini, shohibul mal memberikan batasan atas
dana yang diinvestasikannya. Muḍarib hanya bisa mengelola dana
tersebut sesuai dengan batasan jenis usaha, tempat dan waktu
tertentu saja. Aplikasinya dalam perbankan adalah special
USER OF FUND BANK DEPOSAN
(Penabung)
28
investment based on restricted mudharabah. Model ini dirasa sangat
cocok pada saat krisis di mana sektor perbankan mengalami kerugian
menyeluruh. Dengan special investment, investor tertentu tidak perlu
menanggung overhead bank yang terlalu besar karena seluruh
dananya masuk ke proyek khusus dengan return dan cost yang
dihitung khusus pula (Dewi, 2007:84).
Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah Ketentuan prinsip bagi hasil menurut
Pasal 1 butir 13 UU No. 10 tahun 1998 terdiri atas :
a. Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu
akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
b. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang
diperoleh.
c. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
d. Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.
e. Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika
proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak .
Berdasarkan poin diatas Daulay (2012) dalam jurnalnya merumuskan
empat dimensi bagi hasil yaitu menguntungkan (poin 2, poin 3),
memberikan kemudahan (poin 2),bermanfaat (poin 3) dan adil (poin 1-5)
29
B. Teori tentang Pemasaran Bank
1. Pengertian Pemasaran Bank
Istilah pemasaran muncul pertama kali sejak kemunculan istilah
barter. Proses pemasaran dimulai sebelum barang-barang diproduksi dan
tidak berakhir dengan penjualan (Sutanto, 2013;37). Pemasaran
merupakan suatu kegiatan pokok yang harus dipahami dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan
mendapatkan laba (Abdurahman, 2013:341). Pengertian pemasaran bagi
setiap perusahaan tidak ada perbedaan. Hanya yang menjadi masalah
adalah penerapan pemasaran untuk setiap jenis perusahaan memiliki
karakteristik tersendiri. Misalnya, pemasaran yang dijalankan untuk
perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang tentu akan sangat
berbeda dengan perusahaan yang memiliki produk jasa seperti
perusahaan keuangan. Bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan produk yang diperjualbelikan merupakan jasa keuangan. Oleh
karena itu, perlakuan pemasaran terhadap dunia perbankan pun sedikit
berbeda dengan perusahaan lainnya (Kasmir 2010:54).
Secara umum, pengertian pemasaran bank adalah suatu proses
untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan
cara memberikan kepuasan (Kasmir 2010:54-55).
Sedangkan definisi pemasaran syariah adalah penerapan suatu
disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.
30
Jadi, pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang
telah diajarkan Nabi Muhammad Saw (Arif, 2010:20).
2. Tujuan Pemasaran Bank
Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:
a. Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain, memudahkan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung
tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan
kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular).
c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki
beragam pilihan pula.
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
(Kasmir, 2010:57).
3. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional
Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah
dan pemasaran konvensional:
a. Konsep dan Filosofi Dasar
Perbedaan mendasar antara pemasaran syariah dan pemasaran
konvensional adalah dari filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran
31
konvensional merupakan pemasaran yang bebas dari nilai dan tidak
mendasarkan keTuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya.
Sehingga dalam pemasaran konvensional dapat seorang pemasar
memberikan janji-janji kosong hanya sebagai pemikat konsumen
untuk membeli produk. Pemasar hanya mementingkan pencapaian
target yang ditetapkan oleh perusahaan (Arif, 2010:29).
Dalam pemasaran syariah, seorang pemasar harus merasakan
bahwasanya dalam aktivitas pemasarannya ia selalu diawasi oleh
Allah Swt. sehingga ia pun akan sangat merasa berhati-hati dalam
memasarkan produk yang dijualnya. Seorang pemasar syariah tidak
akan memberi janji yang kosong belaka yang bertujuan hanya untuk
mencari nasabah. Seorang pemasar syariah tidak akan mau
memberikan sesuatu yang menyesatkan bagi nasabahnya sebab ia
selalu merasa bahwa Allah Swt. selalu mengawasinya dan akan
meminta pertanggungjawaban di hari kiamat. Sesuai dengan firman
Allah dalam Q.S. Al-Hadiid/57: 4.
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa;
Kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia mengetahui apa yang
masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang
turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di
mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan”.
Selain ayat di atas, ayat lain yang juga menjelaskan tentang
pertanggung jawaban di hari kiamat juga terdapat dalam Q.S. Al-
Mujadilah/58: 7.
32
“Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia
antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tidak ada lima
orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tidak ada yang
kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama
mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah
mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala
sesuatu”.
b. Etika Bisnis Syariah
Dalam khazanah pemikiran Islam, etika atau al-akhlak dipahami
sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat
(Abdullah, 2014:33-34). Dalam realitasnya bisnis baik sebagai
aktivitas maupun entitas telah ada dalam sistem dan struktur yang
baku. Bisnis berjalan sebagai aktivitas manusia untuk mencari
keuntungan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara itu etika
dipahami sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan karenanya
terpisah dari bisnis. Dalam kenyataannya pula bisnis dan etika
dipahami sebagai dua hal yang terpisah, bahkan tidak ada kaitan sama
sekali. Bahkan kalaupun ada malah dipandang sebagai hubungan
negatif, dimana praktik bisnis merupakan kegiatan mencari laba
sebesar-sebesarnya dalam situasi persaingan yang bebas. Sebaliknya
bila etika diterapkan dalam bisnis dianggap akan mengganggu upaya
mencapai tujuan bisnis (Abdullah, 2014:34).
33
Di dalam Alquran terdapat terma-terma yang mewakili apa yang
dimaksud dengan bisnis maupun etika. Diantara terma-terma bisnis
dalam Alquran antara lain disebut at-tijarah, al-bai’u, isytara dan
tada’yantum.
1) At-tijarah bermakna berdagang/berniaga. Dalam penggunaan kata
tijarah, terdapat dua macam pemahaman. Pertama dipahami
dengan perdagangan dalam pengertian umum (Q.S. al-Baqarah,
282). Kedua dipahami dengan perniagaan dalam pengertian yang
umum (Abdullah, 2014:38).
2) Al-bai’u berarti menjual, lawan dari isytara atau memberikan
sesuatu yang berharga dan mengambil (menetapkan) dari padanya
suatu harga dan keuntungannya. Terma bai’u dalam Alquran
digunakan dalam dua pengertian. Pertama jual beli dalam konteks
tidak ada jual beli pada hari kiamat, karena itu Alquran menyeru
agar membelanjakan, mendayagunakan, dan mengembangkan
harta benda berada dalam proses dan tujuan yang tidak
bertentangan dengan keimanan (Abdullah, 2014:40). Al-bai’u
dalam pengertian jual beli yang halal dan larangan untuk
memperoleh atau mengembangkan harta benda dengan jalan riba
(Abdullah, 2014:41).
3) Isytara disebut dalam Alquran dengan berbagai derivasinya, seperti
isytaru, yastarun, isytarahu, syarau, syarauhu, yasyru’na, yasyri,
yasytari, nasytari dan yasytaru. Terma isytara’ dan derivasinya
34
lebih banyak mengandung makna transaksi antara manusia
dengan Allah atau juga transaksi dengan tujuan keuntungan
manusia walaupun dengan menjual ayat-ayat Allah. Transaksi
Allah dengan manusia berani mengorbankan jiwa dan hartanya
untuk mencari keridhaan Allah, dan Allah menjanjikan
balasannya membeli dari orang mukmin tersebut dengan
kenikmatan dan keuntungan yang tidak terhitung yaitu syurga
(Abdullah, 2014:43).
4) Tada’yantum digunakan dalam pengertian muamalah yakni jual
beli, utang piutang, sewa menyewa dan lain sebagainya.
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa terma bisnis
dalam alquran baik yang terambil dari terma tijarah, al-ba’i,
isytara’, dan tada’yantum pada hakekatnya tidak semata-mata
bersifat material, dan hanya bertujuan mencari keuntungan
mencari semata, tetapi bersifat material dan sekaligus immaterial,
bahkan lebih meliputi dan mengutamakan hal-hal yang bersifat
immaterial dan kualitas (Abdullah, 2014:44).
Terma yang berhubungan dengan etika secara langsung
adalah al-khuluq dari kata dasar khaluqa-khuluqan yang berarti
tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kekesatriaan, keperawiraan
(Abdullah, 2014:45). Di dalam Alquran kata khuluq itu
disebutkan dua kali, pertama dalam pengertian luhur sebagaimana
disebut dalam firman Allah Q.S. Al-Qalam/68:4.
35
“(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang
terdahulu”.
Pengertian luhur yang kedua terdapat pada dalam firman
Allah Q.S. Asy Syu’ara/26: 137.
“Dan Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti
yang luhur”.
Dengan demikian berbudi pekerti yang luhur inilah yang dimaksud
dengan akhlak. Sedangkan kata akhlak sendiri terambil secara jelas dari
hadiṡ Nabi Muhammad Saw. yang terkenal “Sesungguhnya Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak”(HR. Ahmad). (Abdullah, 2014:45)
Struktur etika dalam Alquran lebih banyak menjelaskan tentang nilai-
nilai kebaikan dan kebenaran baik pada tataran nilai atau ide hingga
perilaku perangainya. Hal ini lebih tegas lagi bila dilihat dari
penggambaran sikap dan perilaku Nabi Muhammad Saw. yang disebut
Alquran sebagai memiliki akhlak yang agung (Abdullah, 2014:47).
Alquran juga berbicara tentang praktek bisnis yang terlarang, yaitu
praktek bisnis yang tidak etis, (tidak baik, jelek, yang secara moral
terlarang), karena membawa kerugian bagi salah satu pihak. Istilah lain
untuk bisnis yang terlarang ini disebut juga business crimes atau business
tort (Abdullah, 2014:47).
Business crimes adalah kejahatan (tindak pidana dalam bisnis) yang
meliputi perbuatan-perbuatan tercela yang dilakukan oleh pebisnis atau
karyawan suatu perusahaan baik untuk keuntungan perusahaannya,
ataupun yang merugikan pebisnis atau perusahaan lain. Sedangkan
36
business tort adalah perbuatan yang tidak terpuji yang dilakukan oleh
seorang pebisnis yang merupakan pelanggaran terhadap pebisnis lain. Di
Indonesia, kedua jenis perbuatan ini dianggap sebagai kejahatan bisnis
(Abdullah, 2014:47-48).
Alquran sebagai sumber nilai, memberikan nilai-nilai prinsipil untuk
mengenali prilaku-prilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Alquran
yang sesuai dengan misinya. Ada beberapa terma di dalam Alquran yang
termasuk dalam kategori praktek bisnis yang dilarang (praktek mal
bisnis), masing-masing terma al-bathil, al-fasad, dan azh-zhalim. Terma-
terma ini merupakan celah atau muara dari terjadinya praktek bisnis yang
terlarang, karena bertentangan dengan nilai-nilai yang dianjurkan
Alquran.
1) Al-bathil yang terambil dari kata dasar bathala dalam Alquran yang
berarti batil, yang palsu, yang tidak berharga, yang sia-sia. Dalam
Alquran sendiri kata al-bathil dan derivasinya digunakan dalam
pengertian lawan dari kata yang benar atau yang hak. Pengertian al-
bathil dalam konteks bisnis dalam Alquran sering kali dihubungkan
dengan upaya memperoleh harta secara sengaja dengan jalan yang
tidak benar, bahkan sampai ke lembaga hukum, sebagaimana
ditegaskan dalam Alquran Q.S. Al-Baqarah/2: 188.
“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan
yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada
para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian
harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu Mengetahui”.
37
2) Al-fasad berasal dari kata dasar f-s-d yang berarti kerusakan, yang
tidak sah, yang batal lawan dari perbaikan, atau sesuatu yang keluar
dari keadilan baik sedikit maupun banyak, atau juga kerusakan yang
terjadi pada diri manusia, dan lain-lain. Terma al-fasad dan
derivasinya dalam penggunaannya kebanyakan mempunyai
pengertian kebinasaan, kerusakan, kekacauan di muka bumi.
Membuat kerusakan di muka bumi berkenaan dengan prilaku
ketidakadilan dan dengan perbuatan yang merugikan. (Abdullah,
2014:51) Sebagaimana yang tertulis dalam Alquran Q.S. Hud/11: 85.
“Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil,
dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka
dan janganlah kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat
kerusakan”.
3) Azh-zhulum mempunyai hubungan makna yang erat terutama dalam
konteks bisnis dan ekonomi yang bertentangan dengan etika bisnis.
Azh-zhulum terambil dari kata zh-l-m yang bermakna: meletakkan
sesuatu tidak pada tempatnya, ketidakadilan, penganiayaan,
penindasan, tindakan sewenang-wenang, dan penggelapan. Alquran
pada beberapa surah menyatakan kandungan makna kezaliman
sebagai celah (pintu masuk) praktek yang berlawanan dengan nilai-
nilai etika, termasuk dalam mal bisnis. Alquran mengatakan bahwa
kita seharusnya tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya oleh pihak
lain (Abdullah, 2014:53). Sebagaimana disebutkan dalam ayat Q.S.
Al-Baqarah/2: 279
38
“Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari
Allah dan rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak
atas pokok hartamu; kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak
dizalimi (dirugikan)”.
Jenis-jenis praktek bisnis yang terlarang (mal bisnis) menurut
persepsi Alquran (syariah) adalah sebagai berikut (Abdullah, 2014:51):
1) Riba (Q.S. Al-Baqarah: 275, 276, 278, 279; Q.S. Ali Imran: 130)
2) Mengurangi timbangan dan takaran (Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3; Ar-
Rahman: 8-9)
3) Gharar dan judi (Q.S. Al-Maidah: 90-91)
4) Penipuan (al-Ghabn dan Tadlis) (Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3; Ar-
Rahman:8-9)
5) Penimbunan (Q.S. At-Taubah: 34-35; Hud: 12; Al-Kahfi: 82; Al-
Furqan: 8; Al-Qashash: 76)
6) Skandal, korupsi dan kolusi (Q.S. Ali Imran: 161; Al-Baqarah: 188;
An-Nisa: 29)
7) Monopoli dan oligopoli.
c. Etika Pemasar
Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam
melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Ia akan sangat
menghindari memberika janji bohong, ataupun melebih-lebihkan
produk yang ditawarkan. Seorang pemasar syariah akan secara jujur
menceritakan kelebihan serta kekurangan produk yang ditawarkannya.
Hal ini meruapakan praktik perniagaan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Beliau dalam melakukan praktik perniagaan selalu
39
berkata jujur mengenai kualitas produk, harga dan apa saja yang akan
didapat oleh konsumen.
Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang
cenderung bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas menggunakan
segala macam cara demi untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan
cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Dalam pemasaran
konvensional, seorang pemasar dapat saja melakukan kebohongan
dengan terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan, hal ini dapat
menimbulkan kekecewaan dari konsumen setelah ia mengonsumsinya
karena kualitas produk yang jauh dari yang diharapkan (Arif, 2010:30).
d. Pendekatan terhadap Konsumen
Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra
sejajar, dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun
konsumen sebagai pembeli produk berada pada posisi yang sama.
Seorang pemasar syariah akan selalu berupaya menciptakan nilai
produk yang positif bagi konsumennya termasuk dengan meminta
umpan balik dari konsumen. Sedangkan dalam pemasaran
konvensional, konsumen diletakkan sebagai objek untuk mencapai
target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji
dan realitas seringkali berbeda. Perusahaan setelah mendapatkan target
penjualan, akan tidak memperdulikan lagi konsumen yang telah
membeli produknya tanpa memikirkan kekecewaan atas janji produk
(Arif, 2010:31).
40
e. Cara Pandang terhadap Konsumen
Dalam industri perbankan syariah tidak menganggap pesaing
sebagai pihak yang harus dikalahkan atau bahkan dimatikan. Konsep
persaingan dalam pemasaran syariah agar setiap perusahaan mampu
memicu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan
pesaingnya. Pesaing merupakan mitra kita dalam turut menyukseskan
aplikasi ekonomi syariah di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang
harus dimatikan.
Hal ini berbeda dengan konsep pada perusahaan konvensional yang
menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus dikalahkan
bahkan jika bisa dimatikan agar eksistensi perusahaan dapat semakin
maju. Konsep ini mengakibatkan setelah pesaing dikalahkan, akhirnya
daya inovasi perusahaan menurun karena tidak ada motivasi dari
pesaing (Arif, 2010:32).
f. Budaya Kerja dalam Institusi Bank Syariah
Perbankan syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda
dari perbankan konvensional, sehingga mampu menjadi suatu
keunggulan yang dapat menjadi nilai tambah di pandangan masyarakat.
Budaya kerja yang harus ditanamkan pada setiap sumber daya insani
yang bekerja di perbankan syariah haruslah budaya kerja yang
meneladani sifat Rasulullah Saw., yaitu sifat kejujuran (shiddiq, cerdas
atau kompeten (fathanah), bertanggung jawab (amanah, dan mampu
menyebarluaskan (tabligh) (Arif, 2010:32).
41
C. Strategi Penentuan Lokasi
1. Pengertian Lokasi
Yang dimaksud dengan lokasi bank adalah tempat di mana
diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian
perbankan (Kasmir, 2010:145). Dalam bisnis jasa bank, penentuan lokasi
dimana bank akan beroperasi meruapakan salah satu faktor yang penting
untuk kegiatan pemasaran bank. Penentuan lokasi mempunyai pengaruh
yang cukup signifikan dalam aktivitas menghimpun dana masyarakat
serta menyalurkan pembiayaan kembali kepada masyarakat. Sebab
dengan penentuan lokasi yang tepat maka target pencapaian bank akan
dapat diraih (Arif, 2010:131). Selain itu, bank yang terletak dalam lokasi
yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan
bank.
Secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam
penentuan lokasi yaitu sebagai berikut (Arif, 2010:145-146):
a. Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat untuk lokasi kantor
pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, atau
lokasi mesin-mesin ATM. Tujuannya agar memudahkan nasabah
berhubungan atau melakukan transaksi dengan bank.
b. Agar bank dapat menentukan dan membeli atau menggunakan
teknologi yang paling tepat dalam memberikan kecepatan dan
keakuratan guna melayani nasabah.
42
c. Agar bank dapat menentukan layout yang sesuai dengan standar
keamanan, keindahan, dan kenyamanan bagi nasabahnya.
d. Agar bisa mementukan metode antrian yang paling optimal,
tertama pada hari atau jam-jam sibuk, baik di depan teller atau
kasir.
e. Agar bank dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan di masa yang akan datang.
Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah
menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan
prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada
seluruh nasabah yang berhubungan dengan bank (Kasmir,
2014:239).
2. Pertimbangan Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi bank tidak dapat dilakukan secara sembarangan,
tetapi harus mempertimbangkan berbagai faktor. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah
sebagai berikut (Arif, 2010:132-133) :
a. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik
Hal ini bisa menjadi pertimbangan, apabila segmen yang akan
dijadikan target pasar bagi bank adalah pabrik atau karyawan
pabrik. Misalkan bank akan menawarkan fasilitas pembiayaan
ekspor bagi ekspor pabrik yang beroperasi di kawasan industri,
43
maka dengan dekat kepada kawasan industri atau pabrik dapat
menjadi pertimbangan dalam membuka kantor di kawasan tersebut.
b. Dekat dengan perkantoran
Pilihan ini dapat diambil jika target pasar yang akan diraih oleh
bank adalah kantor serta karyawan kantor tersebut, sehingga
dengan membuka kantor yang dekat dengan lokasi perkantoran
atau bahkan di gedung perkantoran tersebut menjadi salah satu
pertimbangan utama. Misalkan salah satu bank syariah ingin
menawarkan sistem pembayaran gaji karyawan secara otomatis
(payroll) kepada perusahaan, maka dengan membuka kantor di
wilayah tersebut akan memberikan kemudahan baik kepada
perusahaan maupun karyawan perusahaan tersebut dalam
mengakses fasilitas perbankan.
c. Dekat dengan pasar
Keputusan pembukaan kantor cabang atau kas di wilayah yang
dekat dengan pasar dapat dilakukan apabila target pasar yang ingin
diraih adalah para pedagang pasar tersebut, misalkan agar dapat
mempermudah proses transaksi bisnis mereka. Ukuran pasar yang
dijadikan pilihan pun biasanya adalah yang berukuran besar baik
dalam hitungan jumlah tranaksi maupun jumlah pengunjung.
d. Dekat dengan perumahan atau masyarakat
Apabila suatu perbankan memilih untuk dekat dengan perumahan
adalah pada perbankan yang fokus kepada sektor ritel. Hal ini
44
sebagai upaya mendekatkan diri bank kepada masyarakat. Sehingga
tidak perlu repot untuk mencari kantor cabang bank yang jauh
apabila ingin bertransaksi.
e. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
Jumlah pesaing yang telah membuka kantor perwakilan di suatu
wilayah harus turut pula menjadi pertimbangan. Meskipun lokasi
yang dipilih sangat strategis, tetapi jumlah pesaingnya banyak
maka hal ini harus dipertimbangkan pula. Sebab perhitungan
market share yang ingin dicapai harus dapat dihitung secara tepat,
apabila sudah terlalu banyak pesaing maka akan mengurangi
jumlah pendapatan bank. Apabila suatu daerah sudah terlalu padat,
maka sebaiknya suatu bank tidak membuka kantor di daerah
tersebut.
Senada dengan arif, Chandra,(2008:92) menjabarkan Pertimbangan-
pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi meliputi faktor-
faktor:
a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau
sarana transportasi umum;
b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi
jalan;
c. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan seperti kondisi tempat parkir.
45
D. Citra Merek
1. Pengertian Merek
Menurut Machfoedz (2010:79) merek adalah nama, lambang,
tanda, desain atau kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasi
produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan dan untuk
membedakan dari merek perusahaan lain. (Simamora dalam Fajrianti dan
Farrah 2005:277-278) menyebutkan dengan adanya merek, masyarakat
mendapatkan jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan
memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut.
Dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan
meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan. Sedangkan
bagi produsen, merek tentunya bermanfaat untuk melakukan segmentasi
pasar, menarik konsumen untuk membeliproduk dari merek tersebut
.(Lai dan Lin dalam Chi 2009:60) menyatakan bahwa “a powerful and
high value brand will influence purchase decision of a consumer” Yang
berarti bahwa merek yang sangat kuat dan bernilai tinggi akan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
2. Pengertian Citra Merek
Citra merek merupakan petunjuk yang akan digunakan oleh
konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang suatu produk. Terdapat kecenderungan
bahwa konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui
46
pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui berbagai sumber (Roslina, 2010:334).
Kotler mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan,
ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek (Kotler
dalam Fajrianthi dan Farrah 2005 :285).
Setiadi menyebutkan bahwa citra merek merupakan representasi
dari keseluruhan persepsi terhadap merek (Setiadi dalam Listyorini dkk
(2012:4-5). Kosumen yang memiliki citra yang baik terhadap suatu
merek akan lebih memungkinkan dalam melakukan
pembelian.Sedangkan citra merek menurut Keller adalah persepsi
konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang
ada pikiran konsumen (Keller dalam Listyorini dkk 2012:4-5).
3. Faktor-Faktor Pembentuk Citra merek
Schiffman dan Kanuk (1997) menyebutkan factor faktor
pembentuk citra merek adalah sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk
dalam Fajrianthi dan farrah 2005:285):
a. Kualitas atau mutu, Berkaitan dengan kualitas produk barang yang
ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
b. Dapat dipercaya atau diandalkan, Berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk \oleh masyarakat tentang suatu produk
yang dikonsumsi.
47
c. Kegunaan atau manfaat, Terkait dengan fungsi dari suatu produk
barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
d. Pelayanan, Berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani
konsumennya.
e. Resiko, Berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi
yang mungkin dialami oleh konsumen.
f. Harga, Dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak
sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk
mempengaruhisuatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka
panjang.
g. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, Berupa pandangan,
kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari
produk tertentu.
4. Strategi Perluasan Merek
Kotler mendefinisikan perluasan merek sebagai penggunaan
merek yang sudah ada pada produk baru dimana produk tersebut
memiliki kategori yang berbeda dengan merek yang digunakannya
(Kotler dalam Fajrianthi dan Farrah 2005:282). Kotler menyatakan
bahwa ada lima pilihan strategi yang digunakan oleh perusahaan, yaitu :
a. Perluasan lini. Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan jika
perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori
produk yang sama dengan merek yang sama. Contoh: Pantene
48
mengeluarkan shampo untuk rambut rontok, rambut berketombe,
rambut kering, rambut berminyak, dan lain sebagainya.
b. Perluasan merek (Brand Extension). yaitu suatu strategi yang
dilakukan perusahaan untuk meluncurkan suatu produk dalam
kategori baru dengan menggunakan merek yang sudah ada.
Contoh: Pepsodent mengeluarkan produk mouthwash, permen dan
sikat gigi.
c. Multi merek, adalah suatu strategi perusahaan untuk
memperkenalkan merek tambahan dalam kategori produk yang
sama. Sebagai contoh adalah P&G memproduksi sebelas merek
deterjen. Indofood meluncurkan berbagai merek untuk produk mie
instantnya.
d. Merek baru, yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk dalam
suatu kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin menggunakan
merek yang suidah ada lalu menggunakan merek baru.
Contoh: Coca Cola memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki
rasa buah-buahan diberi merek Fanta.
e. Merek bersama, yaitu dua atau lebih merek yang terkenal
dikombinasikan dalam satu tawaran, sebagai contoh Aqua-Danone
5. Pengukuran Citra Merek
Menurut Keller(2003:78)bahwa pengukuran citra merek dapat
dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu: Strengthness,
Uniqueness, dan Favorable
49
a. Kekuatan (Strengthness),dalam hal ini adalah keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bisa dianggap sebagai
sebuah kelebihan dibandingkan dengan merek lainnya.
b. Keunikan (Uniqueness), adalah kemampuan untuk membedakan
sebuah merek di antara merek-merek lainnya. Kesan unik ini bisa
dilihat salah satunya dari penampilan fisik produk.
c. Mudah Diingat (Favorable), mengarah pada kemampuan merek
tersebut agar mudah diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam
kelompok favorable ini antara lain: kemudahan merek dan slogan
produk untuk diucapkan maupun diingat
E. Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Philip Kotler, secara umum tahapan dalam proses pengambilan
keputusan ada lima, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
1. Pengenalan Masalah
Proses pengenalan dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicentuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan
yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari
sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi
pemasaran yang dapat memicu minat konsumen. Motivasi konsumen
50
perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan
yang serius (Kotler, 2008:235).
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Melalui pengumpulan informasi,
konsumen mengetahui merek-merek yang bersaing beserta fitur merek
tersebut. Perusahaan tersebut juga harus mengidentifikasi merek-merek
lain dalam kumpulan pilihan konsumen sehingga ia dapat merencanakan
daya tarik yang mampu membuat mampu bersaing (Kotler, 2005:225).
3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu (Kotler,
2005:235).
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam
beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara
51
formal mengavaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang
mengintervensi bisa mempengaruhi keputusan final (Kotler, 2005:240).
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian
karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau
mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan
selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang
mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu ia merasa nyaman
dengan merek (Kotler, 2005:243).
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para
pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
F. Keterkaitan Antar Variabel
Roziq dan Diptyanti (2013) mengungkapkan sistem bagi hasil terbukti
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih
tabungan. Penemuan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan
Daulay (2012) sistem bagi hasil terbukti memiliki pengaruh kuat terhadap
keputusan nasabah dalam memilih tabungan.
Dalam penelitian Pertiwi (2012), terdapat pengaruh positif variabel
lokasi terhadap keputusan nasabah. Hal ini didukung oleh Fajri, Zainul
Arifin dan Wilopo (2013), Berdasarkan pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa pengaruh lokasi terhadap keputusan nasabah adalah
52
signifikansi positif, artinya apabila lokasi berada di tempat yang strategis
dalam hal ini dekat dengan pusat kegiatan masyarakat serta pemukiman
penduduk maka akan berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk
menabung.
Dalam penelitian Intan (2012) Hasil uji Regresi Linier Berganda
menunjukkan citra produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dengan koefisien 0,236. Hal ini berarti faktor citra produk
berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung. Dalam penelitian ini
citra produk meliputi atribut produk, jaminan kualitas produk dan
penawaran produk.
Dari peneliatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara simultan variabel bagi hasil, lokasi dan citra merek terhadap
keputusan menabung
G. Penelitian Terdahulu
Pada pembahasan mengenai penelitian ini, disajikan secara ringkas
beberapa penelitian sebelumnya tentang bagi hasil, lokasi dan keputusan
menabung. Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut:
53
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Ahmad
Roziq
ISSN: 1412-
5366
JEAM Vol
XII No.
1/2013
Variabel
Penentu Dalam
Keputusan
Memilih
Tabungan
Mudharabah
Pada Bank
Syariah
Mandiri
Cabang
Jember
Variabel
Bagi
Hasil(X) ,
Variabel
Keputusan
Nasabah
(Y)
Tidak
terdapat
Variabel
Citra
Merek(X),
dan lokasi(X)
1.Kepercayaan
pada bank
syariah
berpengaruh
signifikan
dalam
membedakan
keputusan
nasabah dan
non nasabah
dalam memilih
tabungan
mudharabah
pada Bank
Syariah Mandiri
Cabang Jember.
2. Tingkat
pengembalian
hasil pada Bank
Syariah Mandiri
berpengaruh
signifikan
dalam
membedakan
keputusan
nasabah dan
non nasabah
dalam memilih
tabungan
mudharabah
pada Bank
Syariah Mandiri
Cabang Jember.
3.Tingkat
kesesuaian
hukum syariah
berpengaruh
signifikan
dalam
membedakan
keputusan
54
nasabah dan
non nasabah
dalam memilih
tabungan
mudharabah
pada Bank
Syariah Mandiri
Cabang Jember.
4. Promosi
yang dilakukan
oleh Bank
Syariah Mandiri
berpengaruh
signifikan
dalam
membedakan
keputusan
nasabah dan
non nasabah
memilih
tabungan
mudharabah
pada Bank
Syariah Mandiri
Cabang Jember.
2. Dita Pertiwi
Haroni Doli
H. Ritonga
Jurnal
Ekonomi dan
Keuangan,
Vol.1 No.1,
Desember
2012
Analisis Minat
Menabung
Masyarakat
Pada Bank
Muamalat Di
Kota Kisaran
Variabel
Lokasi (X),
Variabel
Keputusan
Menabung
(Y)
Tidak
terdapat
Variabel
Citra Merek
(X) dan Bagi
Hasil (X)
1) Dalam
pengambilan
keputusan untuk
menabung,
ada tiga faktor
yang
mempengaruhi
yaitu faktor
pelayan baik
pelayanan
sarana maupun
pelayanan
bertransaksi,
faktor
keyakinan
serta faktor
lokasi
(jarak)
2) faktor
keyakinan dan
sesuai
55
syariah yang
lebih dominan
sebagai faktor
pendorong
masyarakat
Kisaran
menabung di
Bank
Muamlat
3. Detha Alfrian
Fajri,
Zainul Arifin,
Wilopo
Jurnal
Administrasi
Bisnis (JAB)
Vol. 6 No. 2
Desember
2013
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Jasa Terhadap
Keputusan
Menabung
(Survei Pada
Nasabah Bank
Muamalat
Cabang
Malang)
Terdapat
Variabel
Lokasi (X)
dan
Keputusan
Menabung
(Y)
Tidak
terdapat
Variabel
Produk (X),
Harga (X),
Promosi (X),
Proses (X),
Orang (X),
Bukti Fisik
(X)
1). Produk
(X1), Harga
(X2), Promosi
(X3), Proses
(X4), Orang
(X5), Bukti
Fisik (X6),
Lokasi (X7)
berpengaruh
secara simultan
terhadap Proses
Keputusan
Menabung (Y).
2). Variabel
Produk (X1)
merupakan
variabel yang
berpengaruh
dominan
terhadap Proses
Keputusan
Menabung (Y).
4.
Raihanah
Daulay
Jurnal Riset
Akuntansi
Dan Bisnis
Universitas
Muhammadi
yah Sumatera
Utara
Vol 12, No 1
(2012)
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan Dan
Bagi Hasil
Terhadap
Keputusan
Menabung
Nasabah Pada
Bank Mandiri
Syariah
Di Kota
Medan
Variabel
Bagi Hasil
(X) dan
Variabel
Keputusan
Menabung
(Y)
Tidak
Terdapat
Variabel
Lokasi (X)
dan Citra
Merek(X)
1. Kualitas
Pelayanan
Dan bagi hasil
berpengaruh
positif dan
signifikan
secara bersama-
sama maupun
secara parsial
terhadap
keputusan
menabung
nasabah di
56
Bank Syariah
Mandiri
di kotaMedan.
2. Bagi hasil
mempunyai
pengaruh paling
besar yang
mempengaruhi
keputusan
menabung
nasabah
5. Muadi
Wibowo
Jurnal
Dinamika
Manajemen
JDM Vol. 1,
No. 1, 2010,
pp: 34-40
Perilaku
Konsumen
Pengaruhnya
Terhadap
Keputusan
Menjadi
Nasabah Pada
Kopwan
Syariah
Variabel
Bagi Hasil
(X)dan
Keputusan
Menabung(
Y)
Tidak
terdapat
Variabel
Lokasi (X),
dan Citra
Merk (X)
Faktor sistem
bagi hasil,
persyaratan
administrasi,
kualitas
pelayanan,
sistem
operasional
syariah dan
promosi secara
bersama-
sama
berpengaruh
terhadap
keputusan
menjadi
nasabah
6. Intan Indah
Lestari
Jurusan
Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Jember
Analisis
Pengaruh Citra
merek
Terhadap
Keputusan
Nasabah
Dalam
Memilih
Tabungan
Tahapan Pada
Pt Bank
Central Asia
Cabang
Probolinggo
Variabel
Citra
Merek (X),
Variabel
Keputusan
Menabung
(Y)
Tidak
terdapat
Variabel
Lokasi (X),
dan Bagi
Hasil (X)
Faktor citra
produk
berpengaruh
terhadap
keputusan
nasabah
memilih PT.
Bank Central
Asia cabang
Probolinggo
57
7. Ghozali
Maski
Journal of
Indonesian
Applied
Economics
Vol. 4 No. 1
Mei 2010,
43-57
Analisis
Keputusan
Nasabah
Menabung:
Pendekatan
Komponen
Dan Model
Logistik Studi
Pada Bank
Syariah Di
Malang
Variabel
Keputusan
nasabah
dalam
menabung
(Y)
Tidak
terdapat
Variabel
Bagi Hasil,
Lokasi dan
Citra Merek
(X)
1, keputusan
nasabah dalam
memilih atau
tidak
memilih bank
syariah dalam
menabung
dipengaruhi
oleh variabel
karakteristik
bank syariah,
variabel
pelayanan dan
kepercayaan
pada bank,
variabel
pengetahuan
dan variabel
obyek fisik
bank;
2. Variabel
pelayanan dan
kepercayaan
memiliki
pengaruh yang
dominan
terhadap
keputusan
nasabah dalam
menabung
.
58
59
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritik dituangkan dalam gambar model kerangka
pikir pengaruh bagi hasil, lokasi dan citra merek dan proses keputusan adalah
sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
60
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
di mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2010:64). Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban
sementara terhadap permsasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Hipotesis 1
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial bagi hasil terhadap keputusan
menabung
Ha1 : Terdapat pengaruh secara parsial bagi hasil terhadap keputusan
menabung
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial lokasi terhadap keputusan
menabung
Ha2 : Terdapat pengaruh secara parsial lokasi terhadap keputusan menabung
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial citra merek terhadap keputusan
menabung
Ha3 : Terdapat pengaruh secara parsial citra merek terhadap keputusan
menabung
Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat pengaruh secara simultan bagi hasil , lokasi dan citra
merek terhadap keputusan menabung
Ha : Terdapat pengaruh secara parsial bagi hasil , lokasi dan citra merek
terhadap keputusan menabung
61
J. Definisi Operasional Variabel
Tabel 2. 3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Bagi Hasil (X1)
(Rainah Daulay ,
2012 :8)
Menguntung
kan
Memberikan
kemudahan
Bermanfaat
Adil
Adanya
kejelasan
bagi hasil
Keuntungan
dalam
menabung
Memberikan
kenyamanan
Memberikan
manfaat
ekonomi
Keadilan
pembagian
keuntungan
Ordinal
Lokasi (X2)
(Chandra,2008:92)
(Arif, 2010:132-
133)
Akses
Visibilitas
Tempat Parkir
Dekat dengan
pasar
Dekat dengan
rumah
Dekat dengan
tempat kerja
Berada di
lokasi yang
dapat dilihat
jelas dari tepi
jalan
Memiliki
tempat parkir
yang luas dan
aman
Ordinal
Citra
Merk (X3)
(Keller(20
03:78))
Kekuatan
Dikenal luas
oleh
masyarakat
Dikenal
sebagai
“market
leader”
Ordinal
62
Keunikan
Mudah
Diingat
Diferensiasi
Merk mudah
diingat
Merk mudah
diucapkan
Proses Keputusan
(Y) (Kotler :2008)
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
Kebutuhan
mendasar
Kebutuhan
psikologi
Promosi
Sumber dari
rekan,
organisasi,
dan lainnya
Pertimbangan
tertentu
Resiko yang
kecil
Jenis, bentuk
produk
Produsen,
Kepuasan
(Sesuai
Kebutuhan)
Kepusan(Sesu
ai keinginan)
Ordinal
63
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan judul
penelitian, yakni pengaruh bagi hasil, lokasi dan citra merek terhadap
keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah BNI cabang
Banjarmasin. Studi kasus pada penelitian ini adalah nasabah Bank Syariah
BNI. Ruang lingkup penelitian dilakukan kepada nasabah Bank Syariah BNI
yang melakukan pembukaan rekening iB Hasanah (Mahasiswa) di kantor BNI
Syariah Cabang Banjarmasin. Responden dalam penelitian ini dikhususkan
kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin karena
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin satu satunya Universitas yang
bekerja sama dengan Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan
diteliti serta hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain dan untuk
melihat adanya pengaruh variabel tidak terikat bagi hasil (X1) lokasi(X2) dan
citra merek (X3) terhadap variabel tidak terikat yaitu keputusan nasabah
menabung (Y) pada Bank BNI Syariah. Penelitian ini dilakukan dalam jangka
waktu 3 bulan.
65
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:135). Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin yang menggunakan produk tabungan Ib
Hasanah (Mahasiswa). Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
merupakan satu-satunya kampus di Banjarmasin yang bekerjasama
dengan Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin dalam produk tabungan
Ib Hasanah (Mahasiswa).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010:136). Dalam suatu penelitian,
peneliti tidak perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena
akan memerlukan banyak biaya, tenaga dan waktu. Oleh karena itu,
penelitian dilakukan terhadap sampel.
66
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah
metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:144). Pertimbangan
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah responden merupakan
nasabah Tabungan Mahasiswa Ib Hasanah Bank Syariah BNI yang
melakukan pembukuan rekening di kantor Bank Sayariah BNI cabang
Banjarmasin (Mahasiswa Universitas Muhammadiyyah Banjarmasin
Angkatan 2014-2016).
Rumus pengambilan sampel menurut Roscoe (1975) yang dikutip
Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan
ukuran sampel :
1) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian
2) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel
dalam penelitian
3) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol
eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.
Dari teori diatas maka dapat disimpulkan minimum jumlah sampel adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah sampel berkisar antara 30 -500
67
2. Terdapat 4 Variabel yang diteliti dalam penelitian ini maka
minimum sampel adalah 10*4 = 40 sampel
Dalam hal ini penulis menentukan jumlah sampel adalah sebesar 100
orang (lebih dari 40 batas minimum dan kurang dari 500 ) dari mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang menggunakan produk
tabungan ib Hasanah (Mahasiswa).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
secara langsung pada subyek sebagai sumber informasi untuk data yang
dicari (Wiyono, 2011:131).
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang dibagikan kepada nasabah
Bank Syariah BNI maupun data hasil wawancara. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2010:142).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain dan
tidak langsung di dapatkan oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data
68
sekunder biasanya berwujud dokumentasi atau data laporan yang sudah
tersedia (Wiyono, 2011:131).
Adapun data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu
dengan melakukan riset kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi
lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti perpustakaan FEB,
Perpustakaan Utama UIN, dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat
membantu penyusunan skripsi. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan
cara mengumpulkan, membaca buku, literatur, catatan perkuliahan,
artikel, jurnal dan data dari internet.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan medote penelitian kuantitatif. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13). Terdapat dua macam
statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono, 2010:254). Pada penelitian ini,
penulis menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2010:254-255).
69
Sebelum dianalisis lebih lanjut, data primer yang diperoleh dari
pengumpulan data disimpan dalam sebuah file Microsoft Excel 2013. Selain
digunakan untuk mengelola data, Microsoft Excel 2013 juga digunakan untuk
mengelola data karakteristik responden. Setelah data primer dimasukkan
kedalam file Microsoft Excel 2013, data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan software SPSS 19.0 dan diinterpretasikan.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut ( Ghozali, 2011:52) .
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis, yang menghitung koefisien kolerasi antara skor item dengan
skor totalnya, dengan menggunakan prosedur statistik person’s product
moment correlation. Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak
100 responden dan rtabel = 0.1638 syarat minimum yang dapat memenuhi
syarat adalah jika r > 0.1638. Sehingga apabila ada korelasi dengan skor
total kurang dari 0.1638maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugyiyono
2010:126).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
70
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot dimana
pengukurannya hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Menurut Imam Ghozali (2011) suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0.70.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011:69). Apabila berdistribusi normal maka analisis
parametrik seperti analisis regeresi dapat dilanjutkan, sebaliknya
apabila tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik non
parametrik untuk menguji hipotesis . Pengujian normalitas dalam
penelitian ini menggunakan diagram histogram dan grafik p-p plot
untuk memprediksi apakah data berdistribusi normal atau tidak.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan problem multikol, model regresi yang baik
71
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, untuk
mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi
antara variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas
multikol jika mempunyai VIF tidak lebih dari angka 10. (Nur
Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004).
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat
dilihat menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
dengan residu, jika grafik plot menunjukan suatu pola titik yang
bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika grafik
plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
d. Uji Hipotesis
Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
72
Apabila nilai Fhitung > Ftabel dengan serta tingkat signifikannya < 5%
(0,05), maka hal ini menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima.
H0 = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara
variabel bagi hasil, citra merek dan lokasi terhadap keputusan
menabung.
Ha = Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel bagi
hasil, citra merek dan lokasi terhadap keputusan menabung.
e. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelasan/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Apabila nilai thitung >
ttabel dengan serta tingkat signifikannya (p-value) < 5% (0,05), maka
hal ini menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima.
H01 = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel bagi
hasil terhadap keputusan menabung.
Ha1 = Terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel bagi hasil
terhadap keputusan menabung.
H02 = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel lokasi
terhadap keputusan menabung.
73
Ha2 = Terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel lokasi
terhadap keputusan menabung.
H03 = Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel lokasi
terhadap keputusan menabung.
Ha3 = Terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel lokasi
terhadap keputusan menabung.
f. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau
menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas (independen) terhadap
variabel terikat (dependen). Bila skor variabel bebas diketahui maka
skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regeresi
juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat
dengan variabel bebasnya (Rahatjo, 2011:1). Persamaan umum
regresinya adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3...bn
Keterangan:
Y = Keputusan menabung
a = Konstanta
b = koefisien
X1 = bagi hasil
74
X2 = Lokasi
X3 = Citra Merek
g. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel indevenden dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
75
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Bank BNI Syariah
Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada
tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor
Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang
1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah
telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI
tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan
dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19
Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah
(BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor
76
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya
UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan
UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen
Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,
161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan
20 Payment Point (www.bnisyariah.co.id, 2016). Sedangkan untuk BNI
Syariah Kantor Cabang Banjarmasin didirikan pada 17 November 2008.
Adapun jumlah nasabahnya hingga tahun 2015 sekitar lebih dari 12.000
orang.
2. Sejarah Singkat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin atau disingkat UMBJM
adalah perubahan bentuk dari STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Muhammadiyah Banjarmasin atau biasa disingkat dengan STIKES MB
merupakan suatu perguruan tinggi swasta milik ormas Islam
Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan, terletak di dalam
Kompleks Rumah Sakit Islam Banjarmasin, Jl. S. Parman, Kelurahan Pasar
Lama, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin. Institusi pendidikan ini dikepalai
oleh Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin berdiri berdasarkan Surat
Keputusan Kemenristek DIKTI Republik Indonesia Nomor 204/KPT/I/2015
77
saat ini telah mempunyai program studi Profesi Ners, S1 Keperawatan, D3
Keperawatan (Akper), D3 Farmasi, D3 Kebidanan, D3 Keperawatan Kelas
Internasional, dan S2 Keperawatan yang semua program studi tersebut telah
ter Akreditasi Strata B Oleh BAN-PT dan LAM-PTKes. (www.umb.ac.id,
2016)
Dalam Hal kerjasama dengan perbankan, Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin saat ini bekerjasama dengan 4 Bank; Bank Mandiri Syariah
Cabang Banjarmasin dalam hal pembayaran gaji dosen, Bank BNI Syariah
dan Bank BTN Syariah Cabang Banjarmasin dalam hal pencetakan kartu
mahasiswa,kartu parkir, kartu perpustakaan, dan pembayaran SPP, terakhir
bekerjasama dengan Bank CIMB Niaga dalam hal CSR.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji signifikansi dilakukan membandingkan nilai r hitung dengan r
table untuk degree of freedom (df) = n – k dalam hal ini n adalah jumlah
sample (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini jumlah sample (n) = 30 dan df
= 28 sedangkan alpha = 0.05 didapat r table (satu arah) = 0.3061
Untuk menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak yaitu
dengan cara membandingkan nilai Correlated Item-Total Correlation
dengan hasil perhitungan r table = 0.3061. jika r hitung lebih besar dari r
table dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
78
Tabel 4. 1 Tabel Hasil Uji Validitas Bagi Hasil
No.
Soal Hasil (r hitung) Keterangan
1 0,597
Valid
2 0,781
Valid
3 0,801
Valid
4 0,597
Valid
5 0,727
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bagi Hasil
Tabel 4. 2 Tabel Hasil Uji Validitas Lokasi
No.
Soal
Hasil (r
hitung) Keterangan
1 0,769 Valid
2 0,773 Valid
3 0,768 Valid
4 0,814 Valid
5 0,584 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
79
Tabel 4. 3 Tabel Hasil Uji Citra Merek
No.
Soal
Hasil (r
hitung) Keterangan
1 0,660 Valid
2 0,696 Valid
3 0,684 Valid
4 0,754 Valid
5 0,754 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Tabel 4. 4 Tabel Hasil Uji Keputusan
No.
Soal
Hasil (r
hitung) Keterangan
1 0,553 Valid
2 0,555 Valid
3 0,412 Valid
4 0,509 Valid
5 0,384 Valid
6 0,625 Valid
7 0,712 Valid
8 0,698 Valid
9 0,783 Valid
10 0,566 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
80
2. Uji Reliabilitas
Untuk tingkat reliabilitas dapat dilihat pada nilai cronbach alpha.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0,70 (Ghozali, 2011:48). Sebagaimana dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.4
Reliability Statistics
Variabel
Cronboach
Alpha Keterangan
Bagi Hasil 0,743 Reliabel
Lokasi 0,790 Reliabel
Citra Merk 0,740 Reliabel
Keputusan 0,770 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pada tabel tersebut diketahui memperoleh nilai cronbach’s
alpha lebih dari 0,70, ini berarti pernyataan pada kuesioner pada penelitian
dianggap reliabel.
C. Analisis Deskriptif
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Pengumpulan data melalui kuesioner berdasarkan jenis kelamin 80
responden, diperoleh hasil seperti tabel berikut:
81
Tabel 4. 5 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Pria 19 19
Wanita 81 81
Total 100 100
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa proporsi
responden yang mengisi kuesioner, dari 100 responden ternyata
sebanyak 81 responden atau 81% adalah berjenis kelamin wanita,
sedangkan sisanya yaitu sebanyak 19 responden atau 19% adalah
berjenis kelamin wanita.
b. Usia
Pengumpulan data melalui kuesioner berdasarkan status pada 80
responden, diperoleh hasil seperti tabel berikut:
Tabel 4. 6 Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
<21 Tahun 65 65
21-25 Tahun 32 32
26-30 Tahun 1 1
>30 Tahun 2 2
Total 100 100
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
82
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa proporsi
responden yang mengisi kuisioner, dari 100 responden ternyata
sebanyak 65 responden atau 65% adalah responden berusia kurang
dari 21 Tahun tahun, sebanyak 32 responden atau 32% adalah
reponden berusia 21-25 tahun, sebanyak 1 responden atau 1%
adalah berusia 26-30 tahun, dan 2 responden atau 2% berusia lebih
dari 30 tahun.
c. Pendidikan Terakhir atau sedang ditempuh
Pengumpulan data melalui kuesioner berdasarkan
pendidikan terakhir pada 100 responden, diperoleh hasil seperti tabel
berikut:
Tabel 4. 7 Pendidikan
Pendidikan
Terakhir
Frekuensi Persentase (%)
Diploma 46 46
Sarjana 54 54
Total 100 100
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa proporsi
responden yang mengisi kuesioner, dari 100 responden ternyata
sebanyak 46 responden atau 46% adalah responden yang
menempuh pendidikan terakhir di Diploma dan sisanya sebesar 54
atau sebesar 54% menempuh pendidikan terakhir di sarjana.
83
2. Tanggapan Responden
a. Dimensi bagi hasil
1) Nasabah mengetahui jumlah bagi hasil yang diterima
Tabel 4. 8 Pengetahuan jumlah bagi hasil
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 22 22
2. Setuju 40 40
3. Netral 36 36
4. Tidak Setuju 1 1
5 Sangat Tidak Setuju 1 1
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai bank nasabah
mengetahui jumlah bagi hasil yang diterima, dikatakan sangat
setuju oleh 22 responden atau sebesar 22% responden, setuju oleh
40 responden atau sebesar 40%, netral oleh 36 responden atau
sebesar 36%, tidak setuju oleh 1 responden atau sebesar 1% dan
sisamya 1 orang responden atau sebesar 1% menyatakan tidak
setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 62% responden
menyatakan bahwa Nasabah mengetahui jumlah bagi hasil yang
diterima dalam Tabungan iB Hasanah Mahasiswa.
84
2) Nasabah merasa jumlah bagi hasil di Bank BNI Syariah cukup
menguntungkan
Tabel 4. 9 Keuntungan sistem bagi hasil
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%)
1. Sangat setuju 4 4
2. Setuju 31 31
3. Netral 60 60
4. Tidak Setuju 5 5
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah merasa
jumlah bagi hasil di Bank BNI Syariah cukup menguntungkan
dikatakan sangat setuju oleh 4 responden atau sebesar 4%
responden, setuju oleh 31 responden atau sebesar 31%, netral oleh
60 responden atau sebesar 60% dan sisanya 5 orang responden
atau sebesar 5% menyatakan tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 35% responden
menyatakan bahwa Nasabah merasa jumlah bagi hasil yang
diterima cukup menguntungkan sedangkan hanya 5% yang tidak
setuju dengan pernyataan tersebut.
85
3) Nasabah merasa nyaman dengan sistem bagi hasil saat ini.
Tabel 4. 10 Kenyamanan sistem bagi hasil
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%)
1. Sangat setuju 3 3
2. Setuju 31 31
3. Netral 62 62
4. Tidak Setuju 4 4
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah merasa
nyaman dengan sistem bagi hasil saat ini dikatakan sangat setuju
oleh 3 responden atau sebesar 3% responden, setuju oleh 31
responden atau sebesar 31%, netral oleh 62 responden atau sebesar
62% dan sisamya 5 orang responden atau sebesar 5%
menyatakan tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 35% responden
menyatakan bahwa Nasabah merasa nyaman dengan sistem bagi
hasil saat ini. sedangkan hanya 4% yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
86
4) Nasabah meraskan manfaat ekonomi dalam sistem bagi hasil.
Tabel 4. 11 Manfaat ekonomi sistem bagi hasil
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%)
1. Sangat setuju 5 5
2. Setuju 24 24
3. Netral 64 64
4. Tidak Setuju 7 7
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah merasakan
manfaat ekonomi dalam sistem bagi hasil dikatakan sangat setuju
oleh 5 responden atau sebesar 5% responden, setuju oleh 24
responden atau sebesar 24%, netral oleh 64 responden atau sebesar
64% dan sisamya 7 orang responden atau sebesar 7%
menyatakan tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 29% responden
menyatakan bahwa Nasabah merasakan manfaat ekonomi dalam
sistem bagi hasil. sedangkan hanya 7% yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
87
5) Nasabah meraskan adanya keadilan dalam pembagian bagi hasil.
Tabel 4. 12 Keadilan sistem bagi hasil
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 5 5
2. Setuju 24 24
3. Netral 69 69
4. Tidak Setuju 2 2
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah merasakan
manfaat ekonomi dalam sistem bagi hasil dikatakan sangat setuju
oleh 5 responden atau sebesar 5% responden, setuju oleh 24
responden atau sebesar 24%, netral oleh 69 responden atau sebesar
69% dan sisamya 2 orang responden atau sebesar 2% menyatakan
tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 29% responden
menyatakan bahwa Nasabah merasakan manfaat ekonomi dalam
sistem bagi hasil. sedangkan hanya 7% yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
88
b. Dimensi Lokasi
1) Lokasi Bank BNI Syariah dekat dengan pasar
Tabel 4. 13 Bank BNI Syariah dekat dengan pasar
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 7 7
2. Setuju 53 53
3. Netral 38 38
4. Tidak Setuju 2 2
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai bank nasabah
mengetahui jumlah bagi hasil yang diterima, dikatakan sangat
setuju oleh 7 responden atau sebesar 7% responden, setuju oleh 53
responden atau sebesar 53%, netral oleh 38 responden atau sebesar
38%, dan sisanya 1 orang responden atau sebesar 1% menyatakan
tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 60% responden
menyatakan bahwa Lokasi Bank BNI Syariah dekat dengan pasar.
89
2) Lokasi Bank BNI Syariah dekat dengan perumahan/kawasan padat
penduduk
Tabel 4. 14 Bank BNI Syariah dekat dengan perumahan
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%)
1. Sangat setuju 6 6
2. Setuju 40 40
3. Netral 41 41
4. Tidak Setuju 11 11
5 Sangat Tidak Setuju 2 2
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Lokasi Bank BNI
Syariah dekat dengan perumahan/kawasan padat penduduk
dikatakan sangat setuju oleh 6 responden atau sebesar 6%
responden, setuju oleh 40 responden atau sebesar 40%, netral oleh
41 responden atau sebesar 41% , 11 orang responden atau sebesar
11% menyatakan tidak setuju dan sisanya sebanyak 2 orang
responden atau sebesar 2% menyatakan sangat tidak setuju. .
Hasil dapat dikatakan positif karena 46% responden
menyatakan bahwa Lokasi Bank BNI Syariah dekat dengan
perumahan/ kawasan padat penduduk. Sedangkan hanya 13% yang
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
90
3) Lokasi Bank BNI Syariah dekat dengan lingkungan perkantoran.
Tabel 4. 15 Bank BNI Syariah dekat dengan kantor
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 10 10
2. Setuju 53 53
3. Netral 34 34
4. Tidak Setuju 3 3
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Lokasi Bank BNI
Syariah dekat dengan linngkungan perkantoran dikatakan sangat
setuju oleh 10 responden atau sebesar 10% responden, setuju oleh
53 responden atau sebesar 53%, netral oleh 34 responden atau
sebesar 34% , dan sisanya sebanyak 3 orang responden atau
sebesar 3% menyatakan sangat tidak setuju. .
Hasil dapat dikatakan positif karena 63% responden
menyatakan bahwa Lokasi Bank BNI Syariah dekat dengan
lingkungan perkantoran
.
91
4) Lokasi Bank BNI Syariah dapat dilihat jelas dari tepi jalan.
Tabel 4. 16 Visibilitas Bank BNI Syariah
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 19 10
2. Setuju 45 45
3. Netral 36 36
4. Tidak Setuju 0 3
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Lokasi Bank BNI
Syariah dapat dilihat jelas dari tepi jalan dikatakan sangat setuju
oleh 19 responden atau sebesar 19% responden, setuju oleh 45
responden atau sebesar 45%, dan sisanya netral oleh 36 responden
atau sebesar 36% .
Hasil dapat dikatakan positif karena 64% responden
menyatakan bahwa Lokasi Bank BNI Syariah dapat dilihat jelas
dari tepi jalan.
5) Bank BNI Syariah mempunyai tempat parkir yang luas dan aman.
Tabel 4. 17 Tempat Parkir Bank BNI Syariah
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 24 24
2. Setuju 41 41
3. Netral 34 34
4. Tidak Setuju 1 1
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
92
Hasil tanggapan responden mengenai Bank BNI memiliki
tempat parkir yang luas dan aman, dikatakan sangat setuju oleh 24
responden atau sebesar 24% responden, setuju oleh 41 responden
atau sebesar 41%, netral oleh 36 responden atau sebesar 36% dan
sisanya sebanyak 1 orang atau sebesar 1% menyatakan tidak setuju
. Hasil dapat dikatakan positif karena 65% responden
menyatakan bahwa Bank BNI memiliki tempat parkei yang luas
dan aman.
c. Dimensi Citra Merek
1) Masyarakat mengetahui dengan baik Bank BNI Syariah
Tabel 4. 18 Bank BNI Syariah diketahui dengan baik
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 8 8
2. Setuju 39 39
3. Netral 47 47
4. Tidak Setuju 5 5
5 Sangat Tidak Setuju 1 1
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai bank nasabah
Masyarakat mengetahui dengan baik Bank BNI Syariah, dikatakan
sangat setuju oleh 8 responden atau sebesar 8% responden, setuju
oleh 39 responden atau sebesar 39%, netral oleh 47 responden atau
sebesar 47%, tidak setuju oleh 5 responden atau sebesar 5% dan
sisamya 1 orang responden atau sebesar 1% menyatakan sangat
tidak setuju.
93
Hasil dapat dikatakan positif karena 47% responden
menyata kan bahwa Masyarakat mengetahui dengan baik Bank
BNI Syariah. Sedangkan hanya 6% yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
2) Bank BNI Syariah merupakan market leader dalam dunia
perbankan syariah.
Tabel 4. 19 Bank BNI Syariah sebagai market leader
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 2 2
2. Setuju 30 30
3. Netral 65 65
4. Tidak Setuju 3 3
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden Bank BNI Syariah merupakan
Market Leader dalam dunia perbankan syariah., dikatakan sangat
setuju oleh 2 responden atau sebesar 2% responden, setuju oleh 30
responden atau sebesar 30%, netral oleh 65 responden atau sebesar
65%, dan sisamya tidak setuju oleh 3 responden atau sebesar 3%
Hasil dapat dikatakan positif karena 32% responden
menyatakan bahwa Bank BNI Syariah merupakan Market Leader
dalam dunia perbankan syariah. Sedangkan hanya 3% yang tidak
setuju dengan pernyataan tersebut.
94
3) Bank BNI Syariah mempunyai keunikan yang tidak dimiliki bank
syariah lainnya
Tabel 4. 20 Diferensiasi Bank BNI Syariah
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 3 3
2. Setuju 30 30
3. Netral 64 64
4. Tidak Setuju 2 2
5 Sangat Tidak Setuju 1 1
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden Bank BNI Syariah mempunyai
keunikan yang tidak dimiliki bank syariah lainnya., dikatakan
sangat setuju oleh 3 responden atau sebesar 3% responden, setuju
oleh 30 responden atau sebesar 30%, netral oleh 64 responden atau
sebesar 64%, tidak setuju oleh 2 responden atau sebesar 2%, , dan
sisamya sangat tidak setuju oleh 1 responden atau sebesar 1%
Hasil dapat dikatakan positif karena 33% responden
menyatakan bahwa Bank BNI Syariah mempunyai keunikan yang
tidak dimiliki bank syariah lainnya. Sedangkan hanya 3% yang
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
95
4) Nama Bank BNI Syariah Mudah diingat
Tabel 4. 21 Bank BNI Syariah Mudah diingat
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 6 6
2. Setuju 53 53
3. Netral 39 39
4. Tidak Setuju 2 2
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden Nama Bank BNI Syariah
Mudah diingat., dikatakan sangat setuju oleh 6 responden atau
sebesar 6% responden, setuju oleh 53 responden atau sebesar 53%,
netral oleh 39 responden atau sebesar 39%, dan sisana sebanyak 2
orang responden atau sebesar 2% menyatakan tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 59% responden
menyatakan bahwa Nama Bank BNI Syariah Mudah diingat.
5) Nama Bank BNI Syariah Mudah diucapkan
Tabel 4. 22 Bank BNI Syariah Mudah diucapkan
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 5 5
2. Setuju 56 56
3. Netral 38 38
4. Tidak Setuju 1 1
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
96
Hasil tanggapan responden Nama Bank BNI Syariah
Mudah diucapkan., dikatakan sangat setuju oleh 5 responden atau
sebesar 5% responden, setuju oleh 56 responden atau sebesar 56%,
netral oleh 38 responden atau sebesar 38%, dan sisanya sebanyak 1
orang responden atau sebesar 1% menyatakan tidak setuju.
Hasil dapat dikatakan positif karena 61% responden
menyatakan bahwa Nama Bank BNI Syariah Mudah diingat.
d. Dimensi keputusan menabung
1) Nasabah menabung di bank BNI Syariah guna memenuhi
kebutuhan dalam menabung
Tabel 4. 23 Memenuhi kebutuhan menabung di Bank BNI Syariah
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 7 7
2. Setuju 53 53
3. Netral 38 38
4. Tidak Setuju 2 2
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah menabung
di bank BNI Syariah guna memenuhi kebutuhan dalam menabung,
dikatakan sangat setuju oleh 7 responden atau sebesar 7%
responden, setuju oleh 53 responden atau sebesar 53%, netral oleh
38 responden atau sebesar 47%, dan sisanya tidak setuju oleh 2
responden atau sebesar 2%.
97
Hasil dapat dikatakan positif karena 60% responden
menyatakan bahwa Nasabah menabung di bank BNI Syariah guna
memenuhi kebutuhan dalam menabung.
2) Nasabah menabung di bank Bni Syariah karena bank BNI Syariah
merupakan bank yang bergengsi
Tabel 4. 24 Bank BNI Syariah merupakan bank yang bergengsi
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 4 4
2. Setuju 27 27
3. Netral 64 64
4. Tidak Setuju 5 5
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah menabung
di bank Bni Syariah karena bank BNI Syariah merupakan bank
yang bergengsi, dikatakan sangat setuju oleh 4 responden atau
sebesar 4% responden, setuju oleh 27 responden atau sebesar 27%,
netral oleh 64 responden atau sebesar 64%, dan sisanya tidak setuju
oleh 5 responden atau sebesar 5%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 31% responden
menyatakan bahwa Nasabah menabung di bank BNI Syariah
karena bank BNI Syariah merupakan bank yang bergengsi.
Sedangkan hanya 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
98
3) Sebelum menabung di bank BNI Syariah, nasabah mendapatkan
informasi baik dari media cetak maupun media elektronik
Tabel 4. 25 Informasi media cetak/elektonik
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 10 10
2. Setuju 39 39
3. Netral 47 47
4. Tidak Setuju 4 4
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai nasabah mendapatkan
informasi baik dari media cetak maupun media elektronik,
dikatakan sangat setuju oleh 10 responden atau sebesar 10%
responden, setuju oleh 39 responden atau sebesar 39%, netral oleh
47 responden atau sebesar 47%, dan sisanya tidak setuju oleh 4
responden atau sebesar 4%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 49% responden
menyatakan bahwa nasabah mendapatkan informasi baik dari
media cetak maupun media elektronik. Sedangkan hanya 4% yang
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
99
4) Sebelum menabung di bank BNI Syariah, nasabah mendapatkan
informasi yang berkenaan dengan bank BNI Syariah baik dari
keluarga teman maupun organisasi.
Tabel 4. 26 Informasi melalui orang terdekat
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 10 10
2. Setuju 45 45
3. Netral 38 38
4. Tidak Setuju 7 7
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai nasabah mendapatkan
informasi yang berkenaan dengan bank BNI Syariah baik dari
keluarga teman maupun organisasi, dikatakan sangat setuju oleh 10
responden atau sebesar 10% responden, setuju oleh 45 responden
atau sebesar 45%, netral oleh 38 responden atau sebesar 38%, dan
sisanya tidak setuju oleh 7 responden atau sebesar 7%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 55% responden
menyatakan bahwa nasabah mendapatkan informasi baik dari
media cetak maupun media elektronik.
100
5) Sebelum nasabah menabung di bank BNI Syariah, nasabah
memiiliki pertimbangan tertentu seperti bonus yang ditawarkan
Tabel 4. 27 Pertimbangan tertentu sebelum menabung
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 6 6
2. Setuju 40 40
3. Netral 51 51
4. Tidak Setuju 3 3
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai sebelum menabung nasabah
memiiliki pertimbangan tertentu seperti bonus yang ditawarkan,
dikatakan sangat setuju oleh 6 responden atau sebesar 6%
responden, setuju oleh 40 responden atau sebesar 40%, netral oleh
51 responden atau sebesar 51%, dan sisanya tidak setuju oleh 3
responden atau sebesar 3%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 46% responden
menyatakan bahwa Sebelum nasabah menabung di bank BNI
Syariah, nasabah memiiliki pertimbangan tertentu seperti bonus
yang ditawarkan. Sedangkan hanya 3% yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
101
6) Nasabah percaya dengan menabung di bank BNI Syariah dana
yang nasabah simpan akan aman.
Tabel 4. 28 Keamanan menyimpan dana
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1. Sangat setuju 16 16
2. Setuju 38 38
3. Netral 46 46
4. Tidak Setuju 0 0
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100
%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah percaya
dengan menabung di bank BNI Syariah dana yang nasabah simpan
akan aman, dikatakan sangat setuju oleh 16 responden atau sebesar
16% responden, setuju oleh 38 responden atau sebesar 38%, dan
sisanya netral oleh 46 responden atau sebesar 46%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 54% responden
menyatakan Nasabah percaya dengan menabung di bank BNI
Syariah dana yang nasabah simpan akan aman.
102
7) Nasabah memiliki keinginan menabung di Bank BNI Syariah
setelah mengetahui bagi hasil, lokasi dan citra merk bank BNI
Syariah itu sendiri.
Tabel 4. 29 Pertimbangan keputusan menabung
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1.
111.
Sangat setuju 8 8
2. Setuju 33 33
3. Netral 59 59
4. Tidak Setuju 0 0
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100
%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah memiliki
keinginan menabung di Bank BNI Syariah setelah mengetahui bagi
hasil, lokasi dan citra merk bank BNI Syariah itu sendiri.,
dikatakan sangat setuju oleh 8 responden atau sebesar 8%
responden, setuju oleh 33 responden atau sebesar 3%, dan sisanya
netral oleh 51 responden atau sebesar 51%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 41% responden
menyatakan Nasabah memiliki keinginan menabung di Bank BNI
Syariah setelah mengetahui bagi hasil, lokasi dan citra merk bank
BNI Syariah itu sendiri. Sedangkan tidak ada responden yang
menyatakan sebaliknya.
103
8) Nasabah memiliki keinginan menabung di Bank BNI Syariah
karena kemudahan dalam bertransaksi
Tabel 4. 30 Kemudahan bertransaksi
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1.
111.
Sangat setuju 11 11
2. Setuju 31 31
3. Netral 55 55
4. Tidak Setuju 3 3
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100
%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah memiliki keinginan
menabung di Bank BNI Syariah karena kemudahan dalam
bertransaksi, dikatakan sangat setuju oleh 11 responden atau
sebesar 11% responden, setuju oleh 31 responden atau sebesar
31%, netral oleh 55 responden atau sebesar 55%, dan sisanya
sebanyak 3 responden atau sebanyak 3% menyatakan tidak setuju
Hasil dapat dikatakan positif karena 42% responden
menyatakan Nasabah memiliki keinginan menabung di Bank BNI
Syariah setelah mengetahui bagi hasil, lokasi dan citra merk bank
BNI Syariah itu sendiri. Sedangkan hanya 3% responden yang
menyatakan tidak setuju.
104
9) Nasabah merasa puas karena kebutuhan nasabah akan menabung
terpenuhi di Bank BNI Syariah
Tabel 4. 31 Kepuasan (sesuai keinginan)
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1.
111.
Sangat setuju 8 8
2. Setuju 32 32
3. Netral 59 59
4. Tidak Setuju 1 1
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100
%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah merasa puas
karena kebutuhan nasabah akan menabung terpenuhi di Bank BNI
Syariah., dikatakan sangat setuju oleh 8 responden atau sebesar 8%
responden, setuju oleh 32 responden atau sebesar 32%, netral oleh
59 responden atau sebesar 59%, dan sisanya sebanyak 1 responden
atau sebanyak 1% menyatakan tidak setuju
Hasil dapat dikatakan positif karena 40% responden
menyatakan Nasabah merasa puas karena kebutuhan nasabah akan
menabung terpenuhi di Bank BNI Syariah. Sedangkan hanya 1%
responden yang menyatakan tidak setuju.
105
10) Nasabah merasa puas karena kebutuhan nasabah akan tabungan
yang ideal terpenuhi di Bank BNI Syariah
Tabel 4. 32 Kepuasan (sesuai kebutuhan)
No. Alternatif Frekuensi Persentase (%)
(%)(%) (%) 1.
111.
Sangat setuju 8 8
2. Setuju 33 33
3. Netral 59 59
4. Tidak Setuju 0 0
5 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 100 100
%
Sumber : Hasil Pengelolaan data primer
Hasil tanggapan responden mengenai Nasabah merasa puas
karena kebutuhan nasabah akan menabung terpenuhi di Bank BNI
Syariah., dikatakan sangat setuju oleh 8 responden atau sebesar 8%
responden, setuju oleh 33 responden atau sebesar 33%, dan sisanya
netral oleh 59 responden atau sebesar 59%.
Hasil dapat dikatakan positif karena 41% responden
menyatakan Nasabah merasa puas karena kebutuhan nasabah akan
tabungan yang ideal terpenuhi di Bank BNI Syariah. Sedangkan
tidak ada yang mengatakan sebaliknya.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi
106
normal atau mendekati normal. Suatu data dikatakan mengikuti distribusi
normal dilihat dari penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik
(Ghozali, 2011).
Gambar 4. 1 Q-Q Plot
Sumber: Data diolah SPSS 19
Hasil pengujian dengan memperhatikan grafik p-p terlihat bahwa
data-data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal sehingga dapat dinyatakan normal.
107
Tabel 4. 33 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 100
Normal
Parametersa
,b
Mean 35.7100000
Std. Deviation 4.44670347
Most
Extreme
Differences
Absolute .083
Positive .083
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .830
Asymp. Sig. (2-tailed) .496
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah SPSS 19
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat signifikansi residual (2-
tailed) sebesar 0.496 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa model penelitian memiliki distribusi data normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan problem multikol, model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, untuk mendeteksi
adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
108
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antara variabel
independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multikol jika
mempunyai VIF tidak lebih dari angka 10. (Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo, 2004).
Tabel 4. 34 Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .595 1.680
X2 .586 1.708
X3 .535 1.870
a. Dependent Variabel: Y
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 19
Berdasarkan hasil tabel 4.35 di atas bahwa perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel yaitu <
dari 10 dan tolerance > 0,1. Untuk perhitungan nilai VIF pada variabel
bagi hasil 1,680, lokasi 1,708, dan citra merek 1,870 . Hal ini menunjukan
bahwa tidak ada satu variabel pun yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antara
variabel independen dalam model regresi. Hasil perhitungan juga
menunjukan nilai tolerance masing-masing variabel < 1 yaitu 0,595 untuk
bagi hasil, 0,586 untuk lokasi dan 0,535 untuk citra merek yang berarti
bahwa tidak terdapat multikolinieritas dalam model regresi.
109
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat
menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residu, jika grafik plot menunjukan suatu pola titik yang bergelombang
atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola
yang jelas, maka tidak terjadi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
Gambar 4. 2 Scatter Plot
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 19
Dari grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
110
memprediksi keputusan berdasarkan variabel bagi hasil, lokasi dan citra
merek
E. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Pengujian persyaratan analisis dan asumsi klasik dasar regresi
yang telah dilaksanakan sebelumnya memberikan hasil bahwa
variabel-variabel yang terlibat didalamnya memenuhi kualifikasi
persyaratan dan asumsi klasik tersebut, penelitian dilanjutkan dengan
melakukan pengujian signifikan model dan interpretasi model regresi.
Tabel 4. 35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.424 2.436 .995 .322
VAR00001 .572 .155 .285 3.702 .000
VAR00002 .316 .130 .174 2.425 .017
VAR00003 .989 .150 .501 6.586 .000
a. Dependent Variabel: VAR00004
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,424 + 0.572x1 + 0,316x2 + 0,989x3 + e
111
Dari persamaan regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa
variabel citra merek dalah variabel yang paling mempengaruhi secara
signifikan yaitu sebesar 0,989 atau 98,9%
b. Uji F
Tabel 4. 36 Anova (Uji F)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1745.740 3 581.913 64.106 .000a
Residual 871.420 96 9.077
Total 2617.160 99
a. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00002, VAR00001
b. Dependent Variabel: VAR00004
Pada tabel dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung sebesar
64,106. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 =
96 , didapat nilai F tabel =2,70. Karena nilai F hitung (64,106) > nilai
Ftabel (2,70) maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
independen yaitu bagi hasil, lokasi dan citra merek dengan signifikan
memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel keputusan
nasabah. Sehingga model regresi yang didapatkan layak digunakan
untuk memprediksi. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima
112
c. Uji t
Tabel 4. 37 Coefficients (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.424 2.436 .995 .322
VAR00001 .572 .155 .285 3.702 .000
VAR00002 .316 .130 .174 2.425 .017
VAR00003 .989 .150 .501 6.586 .000
a. Dependent Variabel: VAR00004
Berdasarkan pada tabel uji t di atas dengan menguji dua arah,
untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen
adalah sebagai berikut:
1) Menguji signifikansi variabel bagi hasil ( X1)
Variabel bagi hasil memiliki p-value 0 < 0,05 artinya
signifikan Terlihat bahwa t hitung koefisien bagi hasil adalah
4,873. Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α =
0,05 dan df = 96 didapat t table adalah 1.98498. Berarti t hitung > t
tabel, (3.702> 1.98498.), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien bagi hasil secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah.
113
2) Menguji signifikansi variabel lokasi (X2)
Variabel lokasi memiliki p-value 0,017 < 0,05 artinya
signifikan. Terlihat bahwa t hitung koefisien lokasi adalah 2.425.
Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 dan
df = 96 didapat t table adalah 1.98498. Berarti t hitung > t tabel,
(2.425>1.98498), maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien lokasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah .
3) Menguji signifikansi variabel citra merek (X3)
Variabel citra merek memiliki p-value 0 < 0,05 artinya
signifikan . Terlihat bahwa t hitung koefisien citra merek adalah
6.586. Sedang t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α =
0,05 dan df = 96 didapat t table adalah 1.98498. Berarti t hitung > t
tabel, (6.586>1.98498), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien citra merek secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah .
114
d. Uji koefisien determinasi (R2)
Dari pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan terhadap
data yang ada, maka diperoleh data sebagai berikut
Tabel 4. 38 Model Summary (Uji Adjusted R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .817a .667 .657 3.01286
a. Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00002,
VAR00001
Dalam tabel ( model summary) ini menunjukkan bahwa nilai
adjusted R2 adalah 0,657 atau 65,7%. Hal ini berarti bahwa variabel-
variabel independen yaitu bagi hasil, lokasi dan citra merek mampu
menjelaskan variabel dependen yaitu keputusan nasabah sebesar
65,7% dan selebihnya 34,3% (100%-65,7%) ditentukan atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisa atau
penelitian regresi ini.
Seperti diketahui 65,7% keputusan nasabah dapat dijelaskan oleh
variabel bagi hasil, lokasi dan citra merek. artinya 34,3% dipengaruhi
oleh variabel lain, yang tidak dalam cakupan penelitian penulis.
F. Interpretasi
Secara umum penelitian ini menunjukan hasil yang baik, hal ini dapat
ditunjukan dari banyaknya tanggapan setuju dari responden terhadap masing-
masing variabel penelitian. Kesimpulan dari hasil tersebut selanjutnya
115
diperoleh bahwa variabel bagi hasil, lokasi dan citra merek memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menabung. Penjelasan dari
masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Keputusan Menabung
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel Bagi Hasil terhadapkeputusan
menabung . Dengan signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan t hitung>t tabel
(3.702> 1.98498) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0
ditolak.
Roziq dan Diptyanti (2013) mengungkapkan sistem bagi hasil
terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam
memilih tabungan. Penemuan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan Raihanah Daulay (2012) sistem bagi hasil terbukti memiliki
pengaruh kuat terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan.
Butir soal no. 1 “Nasabah mengetahui jumlah bagi hasil yang
diterima” dijawab setuju oleh 62 responden, mengindikasikan hasil yang
positif. Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bagi hasil
mampu mempengaruhi nasabah dalam memutuskan menabung.
2. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Menabung
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel lokasi terhadap keputusan
menabung. Dengan signifikansi yaitu 0,017 < 0,05 dan t hitung>t table
116
(2.425>1.98498) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0
ditolak.
Dalam penelitian Dita Pertiwi (2012), terdapat pengaruh positif
variabel lokasi terhadap keputusan nasabah. Hal ini didukung oleh Detha
Alfrian Fajri, Zainul Arifin dan Wilopo (2013), Berdasarkan pengujian
secara parsial menunjukkan bahwa pengaruh lokasi terhadap keputusan
nasabah adalah signifikansi positif, artinya apabila lokasi berada di
tempat yang strategis dalam hal ini dekat dengan pusat kegiatan
masyarakat serta pemukiman penduduk maka akan berpengaruh terhadap
keputusan nasabah untuk menabung.
Butir soal no. 10 “Bank BNI Memiliki tempat parkir yang luas dan
aman” dijawab setuju oleh 65 responden, mengindikasikan hasil yang
positif. Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi dapat
mempengaruhi nasabah dalam memutuskan menabung.
3. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Menabung
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel lokasi terhadap keputusan
menabung. Dengan signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan t hitung >t table
(6.586>1.98498) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0
ditolak.
Dalam penelitian Intan (2012) Hasil uji Regresi Linier Berganda
menunjukkan citra produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
117
konsumen dengan koefisien 0,236. Hal ini berarti faktor citra produk
berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung.
Butir soal no. 15 “Nama Bank BNI Mudah diucapkan” dijawab
setuju oleh 65 responden, mengindikasikan hasil yang positif.Dari hasil
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek dapat mempengaruhi
nasabah dalam memutuskan menabung.
118
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh bagi hasil,
lokasi dan citra merek terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan
tabungan Ib Hasanah(Mahasiswa) dengan melalui penyebaran kuisioner
kepada nasabah Bank BNI Syariah di Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin maka didapat kesimpulan.:
1. Hasil pengujian menunjukkan variabel Bagi Hasil (X1) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam
menggunakan tabunganku. Dengan nilai t hitung (3,702) > t tabel
(1,98498).
Hasil ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Roziq dan
Diptyanti (2013) dimana dalam penelitian tersebut sistem bagi hasil
terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam
memilih tabungan. Selain itu penelitian yang dilakukan Daulay (2012)
juga mengungkapkan sistem bagi hasil terbukti memiliki pengaruh kuat
terhadap keputusan nasabah dalam memilih tabungan.
Bagi hasil yang menguntungkan dengan kejelasan jumlah
pembagiannya merupakan keunggulan Bank BNI SyariahHal ini dapat
dilihat dari butir soal no. 1 “Nasabah mengetahui jumlah bagi hasil yang
diterima” yang dijawab setuju terbanyak , yaitu oleh 62 responden,
mengindikasikan hasil yang positif.
119
2. Hasil pengujian menunjukkan variabel Lokasi (X2) secara parsial
berengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan
tabunganku. Dengan nilai t hitung (2,425) > t tabel (1,98498).
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Pertiwi (2012), dimana
dalam penelitian tersebut terdapat pengaruh positif variabel lokasi
terhadap keputusan nasabah. Dalam penelitian lain oleh Fajri, Arifin dan
Wilopo (2013), Berdasarkan pengujian secara parsial menunjukkan
bahwa pengaruh lokasi terhadap keputusan nasabah adalah signifikansi
positif, artinya apabila lokasi berada di tempat yang strategis dalam hal
ini dekat dengan pusat kegiatan masyarakat serta pemukiman penduduk
maka akan berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menabung.
Lingkungan yang ditunjang dengan tempat parkir yang luas
merupakan keunggulan Bank BNI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari
Butir soal no. 10 “Bank BNI Memiliki tempat parkir yang luas dan
aman” dijawab setuju terbanyak yaitu oleh 65 responden,
mengindikasikan hasil yang positif.
3. Hasil pengujian menunjukkan variabel Citra Merek (X2) secara
parsial berengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam
menggunakan tabunganku. Dengan nilai t hitung (6,585) > t tabel
(1,98498).
Hal ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Intan (2012)
dimana dalam penelitian tersebut Hasil uji Regresi Linier Berganda
120
menunjukkan citra produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dengan koefisien 0,236.
Nama produk yang favourable sehingga mudah diucapkan
merupakan keunggulan Bank BNI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari butir
soal no. 15 “Nama Bank BNI Mudah diucapkan” dijawab setuju terbanyak
yaitu oleh 65 responden, mengindikasikan hasil yang positif.
4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Bagi Hasil (X1)
Lokasi (X2) dan Citra Merek (X3) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung. Dengan nilai F
hitung (64,106) > F tabel (2,70).
B. Implikasi
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis tiga
variabel independen yaitu Bagi Hasil, Lokasi dan Citra Merek terhadap
keputusan nasabah dalam menabung.
Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih mandalam serta
komprehensif maka penulis menyarankan berbagai hal sebagai berikut:
1. Kepada Bank BNI Syariah
Mengingat faktor citra merek merupakan faktor yang lebih besar
mempengaruhi nasabah dalam keputusan nasabah menabung, maka bank
perlu memperhatikan citra merek seperti menjaga nama baik Bank BNI
Syariah, membuat diferensiasi dari produk tabungan sejenis dan membuat
masyarakat lebih mudah mengingat Bank BNI Syariah. Secara lebih rinci
hal hal yang dapat dilakukan Bank BNI Syariah adalah sebagai berikut :
121
a.) Bagi Hasil
Bagi hasil yang menguntungkan dengan kejelasan jumlah
pembagiannya merupakan keunggulan Bank BNI Syariah. Hal ini
dapat dilihat dari butir soal no. 1 “Nasabah mengetahui jumlah
bagi hasil yang diterima” yang dijawab setuju oleh 62% responden.
Walaupun begitu, sebagian responden masih belum
merasakan manfaat ekonomi dari sistem bagi hail. Hal ini dapat
dilihat dari butir soal no. 4 “Nasabah meraskan manfaat ekonomi
dalam sistem bagi hasil” hanya dijawab setuju oleh 29 %
responden. Bank BNI perlu meningkatkan kesadaran masyarakat
akan manfaat sistem bagi hasil, baik melalui seminar, workshop
maupun sosialisi melalui media cetak dan elektronik.
b.) Lokasi
Lingkungan yang ditunjang dengan tempat parkir yang luas
merupakan keunggulan Bank BNI Syariah. Hal ini dapat dilihat
dari Butir soal no. 10 “Bank BNI Memiliki tempat parkir yang luas
dan aman” dijawab setuju oleh 65% responden
Walaupun begitu, sebagian responden menganggap akses
Bank BNI Syariah terlalu jauh dari perumahan atau tempat tinggal
mereka. Hal ini dapat dilihat dari butir soal no. 7 “Lokasi Bank
BNI Syariah dekat dengan perumahan/kawasan padat penduduk”
hanya dijawab setuju oleh 46 % responden. Dalam rencana
122
pembuatan cabang selanjutnya, Bank BNI Syariah perlu
mempertimbangkan pemilihan lokasi agar dekat dengan
perumahan/kawasan padat penduduk.
Terbatasnya jumlah kantor cabang juga merupakan kendala
tersendiri oleh Bank BNI Syariah cabang Banjarmasin. Dalam
mensisasatinya Bank BNI Syariah sendiri telah melakukan langkah
yang cukup tepat seperti penyediakan mobil mobil bank di
beberapa lokasi strategis (UMB, IAIN Antasari, Duta Mall,
Perumahan Ciputra dan lain sebagainya). Selain itu, ekspansi ATM
juga merupakan salah satu langkah tepat lainnya yang dapat
dilakukan demi memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi
perbankan
c) Citra Merk
Mengingat Citra Merek merupakan variabel yang paling
berpengaruh dalam penelitian ini, Bank BNI Syariah perlu
mencurahkan perhatian khusus dalam hal ini Nama produk yang
favourable sehingga mudah diucapkan merupakan keunggulan Bank
BNI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari butir soal no. 15 “Nama Bank
BNI Mudah diucapkan” dijawab setuju oleh 65% responden,
mengindikasikan hasil yang positif.
Walaupun begitu Bank BNI Syariah masih belum diakui sebagai
“Market Leader”, bahkan oleh para nasabahnya sendiri. Hal ini
123
terbukti dari butir soal no. 12 “Bank BNI Syariah merupakan Market
Leader dalam dunia perbankan syariah” hanya dijawab setuju oleh
32% responden. Hasil ini tentu tidak mengejutkan, dimana sebelumnya
Top Brand Award 2016 Fase 1 hanya menempatkan Bank BNI Syariah
di posisi ketiga dalam kategori Bank Syariah di belakang Bank BRI
PR Bank BNI Syariah sekarang tentunya bagaimana meningkatkan
citra merek sehingga dapat mengalahkan Bank BRI Syariah maupun
Bank Syariah Mandiri. Menurut Schiffman (2000) untuk
mempertahankan atau meningkatkan citra merek suatu jasa,
perusahaan dapat melaksanakan beberapa cara yaitu :
1. Differensiasi, yaitu membuat produk berbeda atau membedakan
produk dengan produk-produk lain dari pesaing maupun dari
penjual itu sendiri
2. Relationship marketing, yaitu perusahaan mengadakan hubungan
dengan konsumen secara konsisten menjadi partner perusahaan.
Usaha untuk membangun dan mempertahankan konsumen yang ada
biayanya relatif lebih kecil daripada menarik konsumen
3. Mengelola produktivitas, yaitu menggunakan pendekatan guna
meningkatkan produktivitas jasa, meliputi ; meningkatkan kualitas,
mengindustrialisasikan jasa dengan menambah alat dan produksi
yang standar, merancang jasa yang lebih efektif, memanfaatkan
kekuatan teknologi
4. Bauran pemasaran, yaitu terdiri dari berbagai macam unsur
124
program pemasaran yang perlu dipertimbangkan untuk pemasaran
dalam pasar-pasar perusahaan adalah sebagai berikut : product,
price, place, promotion.
(Schifman dan Leslie, 2000 : 186).
2. Kepada Peneliti
a. Peneliti berikutnya disarankan untuk meneliti lebih mendalam terkait
variabel Bagi Hasil, Lokasi dan Citra Merek tidak hanya meneliti
mengenai pengaruh variabel tersebut, tetapi meneliti mengenai
perbandingkan variabel pada area yang lebih luas khususnya di area
bauran pemasaran yang belum diteliti seperti produk, harga dan
promosi.
b. Peneliti berikutnya diharapkan mengembangkan penelitian ini sebagai
acuan untuk penelitian selanjutnya seperti menambahkan teori terbaru ,
metode dan alat uji berbeda dengan objek penelitian yang lain.
Mengingat adanya kemungkinan hubungan antara variabel tidak terikat
teknik dan metodologi dapat dikembangkan dengan menggunakan
analisa jalur path, Strutural Eduquation Modelling (SEM) dan
sebagainya.
125
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Ma’ruf “Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di
Indonesia” Antasari Press, Banjarmasin, 2006
_________________, “Manajemen Bisnis Syariah” Aswaja Pressindo,
Yogyakarta 2014
Abdurrahman, Nana Herdiana, “Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan”
CV Pustaka Setia, Bandung 2013.
Ali, Zainuddin Hukum Perbankan Syariah Sinar Grafika, Jakarta, 2008
Anshori,Abdul Ghofur, “Hukum Perbankan Syariah (UU No. 21 Tahun 2008)”,
Refika Aditama, Bandung, 2009
Ascarya, “Akad & Produk Bank Syariah”Rajawali Press, Jakarta, 2011
Dewi,Gemala “Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah
di Indonesia”, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Gendro, Wiyono “Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0
& Smart PLS 2.0”.Percetakan STIM YKPM. Yogyakarta. 2011.
Ghozali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19 Edisi
V” BP Universitas Diponegoro, Semarang 2011.
Hasan, Zubairi “Undang-Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam
dan Hukum Nasional” Raja Grafindo Persada,Jakarta 2009.
Jayadi, Abdullah, “Beberapa Aspek tentang Perbankan Syariah” Mitra
Pustaka,Yogyakarta, 2011.
Kasmir, “Dasar-dasar Perbankan” PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2013
Keller, Kevin Lane. “Strategic Brand Management : Building,Measuring, And
Managing Brand Equity. Second Edition.” Pearson Prentice Hall. New
Jersey. 2003.
Kementerian Agama RI, “Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid I Juz 1-2-3” Lentera
Abadi, Jakarta. 2010
____________________, “Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid I Juz 4-5-6” Lentera
Abadi, Jakarta. 2010
_________________, “Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid I Juz 7-8-9” Lentera
Abadi, Jakarta. 2010
126
_________________, “Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid I Juz 24-25-26” Lentera
Abadi, Jakarta. 2010
Kotler, Philip “Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1” PT Indeks,
Jakarta 2008
Lewis, Mervyn K. dan Latifa M. Algaoud, “Perbankan Syariah, terj. Burhan
Subrata” PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta 2007
Machfoedz, Mahmud “Komunikasi Pemasaran Modern”. Cakra
Ilmu.Yogyakarta , 2010.
Muhammad, “Audit & Pengawasan Syariah pada Bank Syariah Catatan
Pengalaman” UII Press, Yogyakarta, 2011
_________________, “Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah
(Panduan Teknis Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan pada Bank
Syariah) “UII Press,Yogyakarta, 2009
Muhammad, Rifqi “Akuntansi Keuangan Syariah” P3EI Press, Yogyakarta, 2010
Rianto Al Arif, M. Nur “Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis
Praktis” CV Pustaka Setia, Bandung 2012
Roslina, 2010. “Citra Merek: Dimensi, Proses Pemngembangan Serta
Pengukurannya.” Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 6 No 3, Mei
2010: 333 346
Seff, Syaugi Mubarak “Regulasi Perbankan Syari’ah Pasca Lahirnya Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah (Kajian
Politik Hukum),” Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul , vol. 4, no. 2
(Desember 2008)
Sumitro, Warkum “Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait”
Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D CV. Alfabeta
Bandung, 2010
Susanto, Burhanuddin, “Hukum Perbankan Syariah di Indonesia “UII Press,
Yogyakarta, 2008, hlm. 17.
Sutanto, Herry dan Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”CV
Pustaka Setia,Bandung, 2013
Tarmizi, Erwandi, “Harta Haram Muamalat Kontemporer”PT Berkat Mulia
Insani,Bogor, 2013.
Usman, Rachmadi, “Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia” Sinar
Grafika, Jakarta, 2012.
127
Warde, Ibrahim, “Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian
Global” , Pustaka Pelajar,Yogyakarta:, 2009.
Wirdyaningsih, et al.,Bank dan Asuransi Islam di Indonesia Kencana, Jakarta
2005
Website :
Sejarah BNI Syariah, http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah (diakses
pada 1 November 2016).
Sejarah STIKES Muhammdiyah Banjarmasin, http://www.umb.ac.id (diakses
pada 21 September 2016).
Uji Analisis Linier berganda, http://www.konsistensi.com/2013/05/uji-analisis-
regresi-linear-ganda.html (diakses pada 19 September 2016).
128
LIST REVISI BU CUT ERIKA :
1. Konsistensi Endnote
2. Perdalam kesimpulan dan saran, jangan basa
basi
3. Tabel Penelitian terdahulu dibikin potrait
4. Hapus Uji autokorelasi
5. Definisi Operasional Variabel tambah Skala
Ordinal
6. Variabel Lokasi, cari teori dimensi selain
Tjiptono
7. Penulisan Daftar pustaka (Satu Spasi, nama
pengarang sama cukup pakai underline)
8. Perhatikan penulisan kalimat dalam bahasa
inggris
9. Rumusan Masalah hapus pengaruh secara
parsial cukup berpengaruh saja
10. Rumusan masalah bukan mengetahui tapi
menganalisis
11. Perhatikan penulisan “dalam” pada endnote
12. Penggunaan kata mudharabah
13. Ganti variabel y menjadi proses keputusan
14. Perbaiki gambar kerangka pemikiran
129
130