pengaruh corporate governance

18
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LABA BERSIH, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 1.1 Latar Belakang Masalah agensi muncul ketika konflik kepentingan terjadi antara principal dengan agent. Konflik yang muncul karena utilitas maksimal yang tidak saling bertemu antara kedua belah pihak. Agent secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh principal. Namun, manajer juga memiliki keinginan untuk memperoleh kesejahteraan. Jadi, kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak yang terbaik untuk para principal (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam penetapan kebijakan dividen juga berkaitan dengan konflik dua pihak tersebut. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat

Upload: desiree-chambers

Post on 14-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang pengaruh corporate governance (DCG)

TRANSCRIPT

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LABA BERSIH, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1.1 Latar BelakangMasalah agensi muncul ketika konflik kepentingan terjadi antara principal dengan agent. Konflik yang muncul karena utilitas maksimal yang tidak saling bertemu antara kedua belah pihak. Agent secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh principal. Namun, manajer juga memiliki keinginan untuk memperoleh kesejahteraan. Jadi, kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak yang terbaik untuk para principal (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam penetapan kebijakan dividen juga berkaitan dengan konflik dua pihak tersebut. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil resiko perusahaan (Marlina dan Danica, 2009). Perusahaan yang terdaftar di BEI tidak semuanya membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, baik itu dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran dividen dalam setiap perusahaan. Sektor manufaktur merupakan sektor yang paling banyak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya (Marlina dan Danica, 2009). Pemegang saham mayoritas memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penetapan kebijakan dividen dalam perusahaan. Pemegang saham mayoritas dapat menetapkan kebijakan dividen yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham minoritas. Oleh karena itu untuk melindungi kepentingan pemegang saham minoritas diperlukan penerapan good corporate governance. Dalam Tristiarini & Isgiyarta (2005) disebutkan empat prinsip corporate governance adalah transparency, fairness, accountability, dan responsibility. Dengan good corporate governance, pemegang saham mayoritas tidak dapat memanfaatkan dan mengambil alih hak-hak dari pemegang saham minoritas (Gugler & Yurtoglu, 2003). Keputusan untuk memberikan dividen kepada pemegang saham melibatkan dua pihak yang berbeda kepentingan yaitu perusahaan dan investor. Perusahaan ingin agar laba yang dibagikan kepada dividen dalam jumlah yang kecil sehingga sebagian besar laba dapat ditahan dalam perusahaan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun dipihak lain investor ingin memperoleh dividen yang besar (Rasyid, 2001). Kebijakan dividen menentukan penempatan laba, yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Laba ditahan (retained earnigs) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham (Brigham dan Houston, 1992).Oleh karena itu, untuk membayar dividen suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya corporate gorvenance, laba bersih dan arus kas operasi.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah disusun sebagai berikut:(1) Apakah corporate gorvenance berpengaruh terhadap kebijakan dividen?(2) Apakah laba bersih berpengaruh terhadap kebijakan dividen?(3) Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen?1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkaan rumusan masalah, maka tujuan penelitian disusun sebagai berikut:(1) Dapat membuktikan secara empiris pengaruh corporate gorvenance terhadap kebijakan dividen.(2) Dapat membuktikan secara empiris pengaruh laba bersih terhadap kebijakan dividen.(3) Dapat membuktikan secara empiris pengaruh arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.

1.4 Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah:(1) Manfaat teoritisa. Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu akuntansi yang berkaitan dengan penelitian ini.b. Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.(2) Manfaat praktisPenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini, khususnya kepada manajemen, pemilik perusahaan, investor, dan pihak lainnya.2.1 Landasan TeoriLandasan teori yang digunakan untuk menguraikan mengenai penelitian ini antara lain: 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan agensi yang muncul ketika orang (principal) memperkerjakan orang lain (agent) guna mendelegasikan suatu wewenang dalam pengambilan keputusan. Dalam teori keagenan, principal adalah para pemegang saham, sedangkan agent adalah manajemen perusahaan, Eisenhardt dalam Djakman (2003). Masalah agensi muncul ketika konflik kepentingan terjadi antara principal dengan agent. Konflik yang muncul karena utilitas maksimal yang tidak saling bertemu antara kedua belah pihak. Agent secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh principal. Namun, manajer juga memiliki keinginan untuk memperoleh kesejahteraan. Jadi, kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak yang terbaik untuk para principal (Jensen dan Meckling, 1976).

2.1.2 Kebijakan DividenPerusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik akan membagikan keuntungan yang didapat dalam bentuk dividen atau justru menahannya untuk investasi selanjutnya dalam bentuk laba ditahan. Manajemen perlu memutuskan kebijakan dividen yang tepat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kebijakan dividen dalam suatu perusahaan berkaitan dengan tingkat kepercayaan pemegang saham (Sunarto dan Kartika, 2003). Pemegang saham di Indonesia menggunakan informasi mengenai kebijakan dividen dalam melakukan pengambilan keputusan. Hal ini telah diungkapkan oleh Sudjoko dalam Pramasturi (2007), bahwa pemegang saham di Indonesia akan memutuskan berinvestasi pada perusahaan dengan kebijakan dividen tinggi. Dengan pemikiran bahwa perusahaan yang menetapkan kebijakan dividen tinggi akan memiliki prospek mendatang yang baik, sehingga lebih menarik bagi pemegang saham untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut.Kecenderungan pemegang saham di Indonesia yang lebih tertarik pada informasi mengenai dividen mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan dividen mereka. Oleh karena itu kebijakan dividen pada sebagian besar perusahaan emiten di Indonesia terkait dengan teori kebijakan dividen relevan. Teori mengenai kebijakan dividen relevan menyatakan bahwa kebijakan dividen yang diambil perusahaan akan mempengaruhi keputusan pemegang saham dalam berinvestasi (Widayanti et al, 2004). Pendapat yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dibayar tinggi akan mengurangi ketidakpastian pengembalian kepada pemegang saham. Dalam menanamkan dananya ke dalam suatu perusahaan pemegang saham memiliki tingkat keuntungan atau pengembalian yang diharapkan. Penerimaan dari dividen akan diterima pemegang saham saat ini, sedangkan capital gain akan diterima di masa mendatang. Oleh karena itu penerimaan dividen akan memberikan tingkat kepastian lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dibanding penerimaan dari capital gain (Widayanti et al, 2004). Keputusan mengenai kebijakan dividen ini dapat tercermin melalui besarnya Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Hanafi (2004), rasio ini melihat bagian dari laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Semakin besar DPR yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin besar pula perusahaan tersebut membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

2.1.3 Corporate GorvernanceSyakhroza (2003) mendefinisikan corporate governance sebagai berikut: Corporate governance adalah suatu sistem yang dipakai oleh board untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produktif dengan prinsip-prinsip transparan, akuntabel, responsibel, independen, dan fair dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Tristiarini & Isgiyarta (2005), empat prinsip corporate governance sebagai berikut: (1) Transparansi (Transparency) Transparansi perusahaan dapat diwujudkan melalui penyediaan informasi yang material dan relevan secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan dengan berbagai pihak stakeholder. Informasi ini harus mudah diakses oleh stakeholder sesuai dengan haknya masing-masing. Peraturan perundang-undangan mensyaratkan masalah-masalah apa saja yang harus diungkapkan. Namun, perusahaan harus dapat berinisiatif untuk mengungkapkan masalah-masalah yang tidak terbatas pada peraturan yang ada. Misalnya hal penting seperti pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan para stakeholder lainnya. (2) Kewajaran (Fairness) Dalam mencapai prinsip ini perusahaan perlu senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan stakeholder berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Perusahaan juga harus menyajikan laporan keuangan yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.(3) Akuntabilitas (Accountability) Prinsip ini menuntut perusahaan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Oleh karena itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lainnya. (4) Responsibilitas (Responsibility) Tanggung jawab yang dimaksud dalam prinsip ini adalah bagaimana perusahaan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Salah satu perwujudan prinsip ini diwujudkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan.

2.1.4 Laba BersihMenurut Manurung dan Siregar (2009). Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Hendriksen & Breda (1992) dalam Rasyid (2001) berpendapat Laba bersih merupakan net income to shareholders (laba bersih bagi pemegang saham) yang akan dibagikan dalam bentuk dividen. Sedangkan Chariri dan Ghozali (2001) mengungkapkan laba adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besarnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung atas ketepatan pengukuran dan biaya.

2.1.5 Arus Kas OperasiMenurut Manurung dan Siregar (2009), arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1 tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Laba bersih merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (PSAK N0.2 paragraf 12 IAI, 2002). Schroeder dkk (1995) dalam Rasyid (2001) mengungkapkan bahwa Arus kas operasi adalah pengaruh kas dari transaksi yang termasuk dalam penentuan net income selain aktivitas investasi dan keuangan. Dalam Brigham dan Houston (2001) arus kas operasi adalah perbedaan antara laba penjualan dan beban operasi kas setelah pajak atas pendapatan operasi.

2.2 Hasil Penelitian SebelumnyaTabel 1Hasil Penelitian Sebelumnya

Peneliti dan Tahun PenelitianVariabel PenelitianTeknik Analisis DataHasil Penelitian

Wijayanti dan Supatmi (2009)corporate governance kebijakan dividenmultivariate regression analysisCG berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur melalui Dividend Payout Ratio

Irawan dan Nurdhiana (2012)Laba bersih dan arus kas operasi terhadapkebijakan dividenRegresiLaba Bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap KebijakanDividen Arus Kas Operasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka BerpikirLandasan teori dan masalah dalam penelitian ini membentuk kerangka berpikir mengenai pengaruh corporate governance, laba bersih, dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.Gambar 1Kerangka Berpikir

Kajian Teoritis :Teori Keagenan Kebijakan Dividen,Good Corporate GorvernanceLaba BersihArus Kas OperasiKajian Empiris:Wijayanti (2009)Irawan dan Nurdhiana (2012)Rumusan MasalahHipotesisUji StatistikHasilKesimpulan dan Saran

3.2 KonsepKerangka berpikir membentuk konsep penelitian yang merupakan hubungan logis landasan teori dan kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Gambar 2

Corporate GovernanceKonsep Berpikir

Kebijakan Dividen

Laba Bersih

Arus Kas Operasi

3.3 HipotesisCorporate governanceCG berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur melalui Dividend Payout Ratio dalam penelitian Wijayanti dan Supatmi (2009). Dengan good corporate governance, pemegang saham mayoritas tidak dapat memanfaatkan dan mengambil alih hak-hak dari pemegang saham minoritas (Gugler & Yurtoglu, 2003). Hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut:H1 : Corporate Governance berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Laba BersihIrawan dan Nurdhiana (2012) dalam penelitiannya bahwa laba bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut:H2 : Laba bersih berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Arus Kas OperasiArus Kas Operasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen (Irawan dan Nurdhiana, 2012). Rasyid (2001) mengungkapkan bahwa Arus kas operasi adalah pengaruh kas dari transaksi yang termasuk dalam penentuan net income selain aktivitas investasi dan keuangan. Hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut:H3 : Arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen

4.1 Rancangan PenelitianMenurut Jogiyanto (2007), rencana penelitian merupakan rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efektif, dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance, laba bersih, dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.Gambar 3Rancangan Penelitian

Pengolahan dan Analisis DataPembahasan dan Interpretasi HasilKesimpulan dan SaranMasalah PenelitianRumusan MasalahHipotesisVariabel Penelitian:corporate governance, laba bersih, arus kas operasi, dan kebijakan dividen.Instrumen dan Pengumpulan DataMetode Penelitian

4.2 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

4.3 Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh corporate governance, laba bersih, dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.4.4 Penentuan Sumber DataPenelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang di publikasikan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2011. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling, yakni pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu.4.5 Variabel Penelitian Kebijakan DividenKeputusan mengenai kebijakan dividen ini dapat tercermin melalui besarnya Dividend Payout Ratio. Dividend payout ratio diukur dengan membandingkan dividen kas per lembar saham terhadap laba yang diperoleh per lembar saham.DPR= dividen per lembar saham / laba bersih per lembar saham Corporate GovernanceCG perusahaan tercermin pada pertanggungjawaban manajer kepada stakeholder perusahaan. Dalam RUPS, manajer selaku pengambil keputusan memberikan pertanggungjawabannya dalam mengelola perusahaan kepada pemegang saham dari segi transparansi, kewajaran, akuntanbilitas dan responsibilitas. Laba BersihDalam penelitian ini, laba bersih sebagai variabel independen. Laba bersih merupakan kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yang diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham (Earnings Per Share). Laba bersih dihitung dengan cara :EPS = EAT yang diperoleh perusahaan yang terdaftar di BEI / Jumlah Saham yang Beredar

Arus Kas OperasiDalam penelitian ini, arus kas operasi sebagai variabel independen. Arus kas yang dihasilkan dari selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas serta setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1 tahun buku, sebagaimana yang tercantum dalam laporan arus kas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Arus kas operasi dihitung dengan cara :OCF = Kas masuk dari kegiatan operasi kas keluar dari kegiatan operasi setarakas dari kegiatan operasi

4.6 Analisis DataUntuk mengetahui pengaruh corporate governance, laba bersih, dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS).4.6.1 Uji Asumsi Klasik(1) Uji Normalitas DataUntuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik Kolgomorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah dengan membandingkan antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha yang digunakan, dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila sig > alpha (Ghozali, 2009).(2) Uji AutokorelasiDilihat dari nilai Durbin-Watson, uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa persamaan tidak mengalami autokorelasi.(3) Uji MultikolinearitasGhozali (2009) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10.(4) Uji HeteroskedastisitasUji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas (Ghozali, 2009 : 125).4.6.2 Analisis Regresi Linier BergandaTeknik analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Teknik analisis ini dipergunakan untuk mengetahui ketergantungan sutu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Nata Wirawan, 2002): Y=+1X1+ 2X2 +3X3+ + Keterangan:Y= Kebijakan Dividen = Bilangan Konstan1, 2, 3, = Koefisien RegresiX1 = Corporate GovernanceX2 = Laba BersihX3 = Arus Kas Operasi = Komponen pengganggu yang mewakili faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel terikat (Y)Uji statistik FUji F pada dasarnya digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen atau variabel bebas secara bersama-sama pada variabel dependen atau variabel terikat. Uji statistik t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.