pengaruh dosis fungisida dan periode penyimpanan …
TRANSCRIPT
Bui. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
PENGARUH DOSIS FUNGISIDA DAN PERIODE PENYIMPANAN TERHADAP VIABJLITAS BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.)
(The Effect of Fungicide Dosage and Storage Longevity
on Seed Viability of Cacao (Theobroma cacao L)
Tati Budiarti' ) dan Yulmiarti2)
ABSTRACT
The experiment of seed treatment and storage longevity on cacao seed valiability was con- ducted at Seed Science artd Technology Laboratory, Departement of Agronomy, Faculty of Agricul- ture, Bogor Agricultlrre University since March to July 1995. i%e objectives of this experiment were to find out the optimim dosage of fungicide treatment an& strorability on cacao seed
Split plot design was used in this experiment; main plot were storage period. I. e. : 1, 3, 5, 7, arid 9 weeks and .374b plots were dosages offungrcide (active ingredient carbendhim + mankozeb) 0, 2, 4, 6, g'kg of seed with 3 replication. Each unit consisted of 40 seek.
Result of'the experiment indicated that confrol seed (without fungrcide) were infected by fun@ Y 0.67 % ori the jirst week and its germination capacity was only 5 7.33 %. Fungi infection increased rapidly after I week and its caused the viability lost. Application of 2, 4, 6 gfungicide/kg of seedy inhibiteifingi growth and that treatments maintained seed viabrlity until 9 weeks of storage periodr There are no sign~frcant dflererice amongfungicide dosage, except on index vigor; application of 4 and 6 g (fl$lngicide result lower index vigo,: Betterfunecide dosage was 4.21 g/kg of seek based on quadratic regrr.s.sion Y=20.80 + 43.10 X - 5.12 X2 (Y = germination capacity, X = dosage fungrcide). Dominant fungi irlfected on seed storage were identified as Fusarium sp and Aspergillus sp. The storability of cucno seed with fungicide treatments on 9 weeks of storage period were still relalively ltigh, the gerrnlriarron capacrty more than 80 M and the seeding vrgor were nor drffrent among of all storage periods.
Penelitian perlakuan benih dengan hngisida dan penyimpanan benih kakao telah dilaksanakan di Laboratorium llmu dan Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sejak bulan Maret hingga Juli 1995. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis hngisida yang dapat diaplikasikan dalam penyimpanan benih dan mempelajari daya simpan benih kakao.
Penelitian menggunakan Rancangan Split-split Plot, petak utama adalah periode penyimpanan yaitu 1 ,3 ,5 ,7 ,9 minggu dan anak petak adalah dosis hngisida (berbahanaktifkarbendazim + mankozeb) 0,2,4, 6 g k r benih. Percobaan diulangi tiga kali dan dalam setiap unit digunakan 40 benih.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol (tanpa hngisida) serangan cendawan cukup tinggi pada penyimpanan 1 minggu yaitu 90.67 % dan daya berkecambahnya 57.33 %. Intensitas serangan cendawan sangat tinggi setelah penyimpanan setelah 1 rninggu dan menyebabkan benih kehilangan
- 'I Staf Pengajar Jurusan BDP. Faperta, IPB 2)Mahasiswa Jurusan BDP. Faperta. IPB
Bul. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
viabilitasnya. Penggunaan fungisida 2, 4, 6 g/kg benih dapat rnenekan serangan cendawan clan dapatrnernpertahankan viabilitas benih kakao selarna penyirnpanan. Secara urnurn tidak terdapat perbedaan responpengaruh dosis fungisida terhadap viabilitas clan vigor benih kecuali terhadap kecarnbah normal kuat, yaitudosis fungisida 4 clan 6 g rnenghasilkan persentase kecambah normal kuat yang rendah dibanding dosis 2 g.
Oasis fungisida terbaik diperoleh dari regresi kuadratik Y = 20.80 + 43.10 X -5.12 X2, yaitu 4.21 g/kg benih.
Dari basil identifikasi cendawan, didapatkan bahwa cendawan yang dorninan adalah Fusarium sp.clan Aspergillus sp. Daya sirnpan benih kakao masih tinggi sete1ah penyimpanan 9 minggu, yang tercermindari daya berkecarnbahnya rnasih diatas 80 %, juga vigor bibitnya tidak berbeda antar periode sirnpan.
PENDAHULUAN benih berkadar air rendah dapat mengurangi
serangan cendawan, namun hal ini tidak dapat
diterapkan pada benih kakao karena penurunankadar air dapat menurunkan viabilitas benih kakao.
Kadar air kritikal benih kakao cukup tinggi yaitusekitar 27 % (Hor, Chin clan Karim, 1984); 25 %
(Wirawan, 1992; Basharudin, 1994). Daya simpanbenih sangat dipengaruhi oleh kadar air benih. Benih
ortodoks dapat ditingkatkan daya simpannyadengan menurunkan kadar air benih (Harrington,
1973). Benih rekalsitran tidak dapat dikeringkan
sehingga hams diSimpan dengan kadar air yang tinggi
Dengan dernikian benih kakao sangat rentan dengan
serangan cendawan selama penyimpanan. Cen-
dawan merusak benih secara langsung maupun tidaklangsung yaitu cendawan merusak dinding sel benihmaupun melalui toksin yang dihasilkannya. Benihkakao tanpa fungisida hanya dapat disimpan selama
satu rninggu, sete1ah itu intensitas serangan c~ndawan
sangat tinggi. Beberapa cendawan yang dominanialah Fusarium sp clan A!)pergillus sp (Purba,Budiarti clan Kartika, 1996).
Pemberian fungisida yang efektif dapatmenghambat pertumbuhan cendawan selamaperiode simpan sehingga viabilitas benihnya dapatdipertahankan. Menurut hasil penelitian Purba etal. (1996), viabilitas benih kakao dapatdipertahankan sekitar 70 % selama enam minggudengan perlakuan fungisida berbahan aktifmankozeb + karb~ndazim 0.2 ~/o, sedangkanperlakuan dengan fungisida yang berbahan aktifmankozeb atau karbendazim saja hanya dapatmempertahankan viabilitas benih kakao selama 4
mmggu
Kakao (Theohroma cacao L.) merupakansalah satu tanaman perkebunan penting yang ternsdikembangkan selama beberapa pelita, baik
diperkebunan besar maupun perkebunan rakyat.Rencana pengembangan areal kakao dilakukan di
beberapa propinsi mencakup pulau Sumatera,Kalimantan, Sulawesi clan Irian. Sejalan dengankeperluan tersebut, Oirektorat Jenderal Per-kebunanl ) memperkirakan kebutuhan benih kakao
tahun 1997/1998 sekitar 10 juta butir benih.
Beberapa keunggulan penggunaan benih sebagaibahantanam ialah praktis dalam pengangkutan clanpengiriman serta resiko kegagalan dalam pembibitan
relatif rendah.Pengadaan benih berkualitas tinggi di-
perlukan untuk memenuhi permintaan benih.
Pengadaan benih kakao menghadapi beberapamasalah yaitu viabilitasnya mudah menurun, baik
selama penyimpanan rnaupun selama transportasi.Penyimpanan benih yang baik dapat mem-
perpanjang mas a ketersediaan benih sehingga
menjarnin pengadaannya.Benih kakao tergolong benih rekalsitran
dengan ciri-ciri antara lain berkadar air tinggi, pekapengeringan clan suhu rendah, mudah terserang
cendawan. Menurut Keleny (1968), terdapat tigafaktor utama yang menyebabkan benih kakao
kehilangan viabilitasnya selama penyimpanan yaitu :
suhu, kelembaban nisbi lingkungan, kadar air benih
clan adanya serangan cendawan. Penyimpanan
I) Ditjenbun : Sumber Benih clan Proclusen Benih Kakao
8Tati Budi,U1i daD Yulmiarti
Bu.. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
dibagi jumlah benih x 100 %, DB ditentukan
berdasarkan jurnlah kecambah nonnal pada hari ke
13 clan 17, KcT ditentukan berdasarkan jumlah
persentase kecambah normal dibagi etmalnya,dihitung sejak muncul kecambah normal hingga harike 17. KNK dihitung berdasarkan persentasekecambah nonnal kuat pada hari ke 15, TB clan ill
ditentukan pada bibit berumur 28 hari. Cendawan
yang menyerang benih kakao diidentifikasi di
Laboratorium Harna clan Penyakit Tanarnan denganmetode agar lalu diamati dengan mikroskop.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
dosis fungisida yang tepat untuk mencegah serangan
cendawan clan mempertahankan viabilitas benih kakaoselama penyimpanan serta mempelajari daya simpan
benihkakao.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
ialah: 1). Penggunaan fungisida dapat menekan per -
tumbuhan cenda\,,'an selam1 penJ'impanan. 2) Terdapat
dosis fungisida yang efektif untuk menekan serangan
cendawan clan dapat mempertahankan viabilitas benih
selarna periode simpan. 3) Daya simpan benih kakao
dapat diperpanjang dengan peningkatan dosis fungisida.BASIL DAN PEMBAHASAN
BAHAN DAN METODERekapitulasi basil analisis ragam (Tabell )
menunjukkan bahwa perlakuan dosis fungisida ada
interaksinya dengan periode simpan berpengaruhsangatnyata terhadap semua tolak ukur, berpe-
ngaruh nyata terhadap tingkat serangan cendawan
clan tidak nyata terhadap kadar air.
Selahla penyimpanan terjadi peningkatan
kadar air, semakin lama penyimpanan kadar airsemakin tinggi, namun bel urn terjadi perke-cambahan. Kadar air clan tingkat serangan
cendawan ditampilkan pada Tabel2.
Penggunaan fungisida dapat menekanserangan cendawan terutama pada dosis 4 dan 6
gram. Intensitas serangan cendawan pada perlakuankontrol saIigat tinggi yaitu 90.67 % pada pe-
nyimpanan 1 rninggu clan meningkat menjadi 100 %
pada periode simp an 3 rninggu. Serangan cendawan
yang tinggi menyebabkan benih kakao ~ehilangan
viabilitasnya. Cendawan menyerang secara langsungpada bagian-bagian benih seperti kotiledon danembrio benih, akibatnya benih mengalarni kerusakan
clan kehilangan viabilitasnya. Serangan Cendawan
dapat terjadi secara tidak langsung yaitu dengan
menghasilkan senyawa beracun, misalnya aflatoksinyang dihasilkan oleh cendawan Aspergillus sF
sehingga mengganggu enzim-enzim yang diperlukan
dalam perkecambahan (Sutakaria, 1980) Hasil
yang sarna ditunjukkan pada penelitian Purba, et
ai., (1996), bahwa benihkakao yang disirnpan tanpa[ungisi'da terserang cendawan hingga I 00 % pada
Penelitian ill dilaksanakan di LaboratoriumIlmu daD Teknologi Benih, Jurusan Budidaya
Pertanian, F aperta, IP B, dimulai bulan Maret sampai
dengan Juli 1995. Bahan-bahan yang digunakan
antara lainbenih kakao (dari Kebun Rajamandala,
Kabupaten Bandung), fungisida dengan bahan aktifmankozeb + karbendazim (Del sene MX-200),
plastik, serbuk gergaji, daD pasir. Peralatan yang
digunakan adalah timbangan, labu takar, gelas ukur,
oven, mikroskop daD alat bantu lainnya.
Penelitian ini terdiri atas dua faktor yaitu
dosis fungisida Oelsene MX-200 sebanyak empat
taraf(O, 2, 4,6 gikg benih), daD periode simp anlima taraf(l, 3, 5, 7, 9 minggu). Penyirnpananbenihdilakukan pada kondisi kamar (25 - 28°C).
Rancangan yang digunakan adalah Split Plot dalam
rancangan dasar kelompok. Oasis fungisida sebagai
aDak petak daD periode simpan sebagai petakutama. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali,sehingga setiap percobaan terdiri atas 60 satuan
percobaan, daD setiap satuan percobaan meng-gunakan 40 butir benih.
Pengamatan dilakukan terhadap kadar air
benih setelah penyimpanan, Tingkat Serangan
Cendawan (SC), Oaya Berkecambah (DB),
Kecepatan Tumbuh (KcT), Kecambah Normal
Kuat (KNK) atau Indeks Vigor, Tinggi Bibit (TB)
clan Jurnlah Daun (JD). Tingkat serangan cendawanditentukan berdasarkan jumlah benih yang terserang
9Pengaruh Dosis Fungisidcl.
Bul. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
Tabel
Viabilitas PotensialDaya Bt:rkt:cambah ** tn
Vigor Kekuatan TumbuhKecambah Normal KuatKecepatan Tumbuh
****
tn
Vigor BibitTinggi BibitJ umlah Daun
Keterangan : tn = tidak nyata* = berpengaruh nyata (taraf5 %)** = berpengaruh sangat nyata (taraf %)
Tabe12 Kadar air benih kakao clan tingkat serangan cendawan selama peri ode simpan
Dosis Fungisida
(g/kg benih) 1 7 9
Kadar Air Benih (%)
Rataan 29.48 b 29.94 b 32.79 ab 34.83 a 36.39 a
Tingkat Serangan Cendawan (%)
0246
Keterangan
90.67 a 100.00 a 100.00 a 100.00 a 100.002)0.00 C 2.67 c 0.67 c 28.33 b 0.00 cO.OOc 0.67c 1.67c 0.67c 1.67c0.00 c 0.67 c 0.00 c 067 c 0.00 c
Angka dalarn baris 1), dalarn baris dan kolorn 2) yang diikuti oleh huruf sarna tidakberbeda nyata rnenurut Uji DMR T 5 %
Angka tingkat serangan cendawan yang tercanturn dalarn persen, pengolahan datarnenggunakan angka yang ditransforrnasi (Vx + 1 %)
peri ode simpan dua minggu dan viabilitasnya sangat
rendah, sedangkan benih yang diberi fungisida dapat
masih mempunyai viabilitas di atas 70 % setelah
disimpan hingga 6 minggu Hasil penelitian tersebutdidapatkan bahwa fungisida dengan bahan aktifkarbendazim + mankozeb lebih baik dibandingkan
10Tati Budial1i dan Yulnllarti
Bul. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
Viabilitas potensial benih kakao dengan tolok ukur daya berkecambah pada perlakuan dosisfungisida selama beberapa peri ode simpan
Tabel 3
---
Oasis Fungisida
(gikg benih)Periode Simpan (minggu)
1 3 9
0 5733 c 10.67 d 0.00 d O.OOd8933 a 90.67 a 89.33 a 93.33 a80.00 ab 80.00 ab 96.00 a 89.33 a70.67 bc 89.33 a 93.33 a 80.00 ab
Angka-angka dalarn baris dan kolorn yang diikuti oleh huruf sarna tidak berbedanyata rnenurut uji DMRT 5 %
Data yang ditarnpilkan dalarn persen, pengolahan data rnenggunakan angka yangditransforrnasi (Arc Sin V %)
O.OOd90.67 a93.33 a
90.67 a6
Keterangan
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada per-lakuan dosis 2 gikg benih, viabilitas benih kakaodapat dipertahankan selama penyim-panan,ditunjukkan dengan daya berkecambah yang tinggipada periodesimpan 9 minggu. Benih kakao yangtidak diberi fungisida menurun viabilitas potensialnya
dengan cepat, yaitu pada periode simpan I mingguDB hanya 57.33 %, pada periode simpan berikutnya
DB sudah sangat rendah dan viabilitasnya hilang
pad a peri ode simpan 5 minggu Pada awal
dengan yang berbahan aktif mankozeb ataukarbendazim saja. Oasis fungisida 2 gikg benih
belum dapat menekan pertumbuhan fungisida selamaperiode simpan 8 minggu. Oalam penelitian ini
terlihat bahwa peningkatan dosis fungisida dari 2 gi
kg benih menjadi 4 gikg daD 6 gikg benih dapat
menekan pertumbuhan cendawan. Adapun
cendawan yang dominan menyerang benih
kakao selama penyimpanan ialah Fu~'arium spclan A.\pergillu.\' sp
Dosis Fungisida
(g/kg benih)- 3 "
024n
5.146.935.946.17
0.867.026.266.74
0.00
7.15
7.26
7.07
40.
26.
21
12
6.67 gh38.67 abc26.67 cde28.00 b-e
0.00 h42.67 a25.33 de29.33 b-e
0246
0.00 a 0.00 d6.74 ab 6.36 ab6.92ab 7.05 ab6.57 ab 6.27 ab
Kecambah Normal kuat (%)
0.00 h 0.00 h24.00 de. 34.67 a-d25.33 b-e 29.33 b-e22.67 clef 25.33 d-e
Keterangan :--
Angka-angka dalarn baris clan kolorn untuk rnasing-rnasing tolok ukur yang diikutioleh huruf sarna tidak berbeda nyata rnenurut uji DMR T 5 %.
Pengaruh Oasis Flingisiwl.
c
ab
bc
abc
d
ab
abc
ab
d
ab
a
ab
00673300
abcdeef
fg
Bul. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
Tabel 5 Vigor bibit kakao dengan tolok ukur tinggi bibit clan jumlah daun kakao pada perlakuan dosis
fungisida clan peri ode simpan
Dosis Fungisida Peri ode Simpan (minggu)
3 ~ 7 9
Tinggi bibit (cm)
0 21.52 bc 21 O.OOdc 0.00 e2 26.03abc 27.50 a 24.99 abc 22.80 abc 24.23 abc4 23.57 abc 24.98 abc 24.33 abc 23.70 abc 24.12abc
25.80 abc6 26.99 ab 27.14 ab 26.16 abc 26.55 abc
Jumlah Daun
0 4.13 a 4.47a O.OOb 0.00 b2 4.07a 4.20a 4.33 a 4.07a 4.07 a4 3.87a 4.20a 4.60a 4.33 a 4.20a6 4.20a 4.53 a 4.40 a 4.07a 4.47a
Angka-angka dalarn baris clan kolom dari masing-msing tolok ukur yang diikuti olehhurufsama tidak berbeda nyata menu rut uji DMRT 5%.
Keterangan
penyirnpanan, dosis fungisida sangat tinggi (6 g/kg
benih) rnenghasilkan perkecarnbahan benih yangrendah, sedangkan setelah periode: penyirnpanantffientu dosis tersebut tidak rnenekan perkecambahan.Dosis yang tinggi juga rnenurunkan vigor benih yaitu
persentase kecarnbah normal kuatnya lebih rendah
dibandingkan dengan dosis 2 g/kg benih (TabeI4).Hal ini sejalan dengan penelitian Kurilla (1996), yaitu
penggunaan fungisida Delsene MX-200 dalarnpenyjInpanan benih darnar dengan dosis 6 g/kg benihefektif rnenekan perkernbangan cendawan, narnun
viabilitas dan vigor benihnya lebih rendah dibanding-kan dengan dosis 2 dan 4 g/kg benih. Diduga dosis
tersebut telah berlebih bagi benih kakao dan darnar.
Ni1ai vigor benih kakao (KcT dan KNK)
rnenunjukkan pola yang sarna dengan nilai viabilitas
potensial benih, yaitu benih tanpa fungisidarnenghasilkan Kc T dan KNK yang sangat rendah
sejak penyirnpanan 3 rninggu (Tabel 4). Vigorkekuatan turnbuh benih kakao pad a perlakuan
fungisida 2, 4 dan 6 gikg benih relatiftidak berbeda,
!,
kecuali pada dosis 4 clan 6 g/kg benih menghasilkannilai KNK yang lebih rendah dibandingkan dengan
dosis 2 g/kg benih.
Vigor benihkakao pada perlakuan fungisidaterlihat cenderung meningkat selama periode simpan.
Hal ini terjadi diduga bahwa selama penyimpanan
benih aktif bermetabolisme yang meningkatkan
aktivitas metabolisme perkecambahan sehinggabenih lebih cepat berkecambah setelah disimpan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Farrant, Parnmenterclan Berjak (1988), bahwa benih rekalsitran aktif
bermetabolisme setelah pallen seperti proses
perkecambahan, meskipun dalam kondisi airtersedia sedikit. Dalam penelitian ini benih disimpandalam kondisi yang cukup lembab, sehingga benih
aktifbermetabolisme sebagai awal perkecambahanberuh lebih cepat tumbuh
Vigor bib it (tinggi bibit clan jumlah daun)antar perlakuan dosis fungisida2, 4 clan 6 g;kg beruh
relatif tidak berbeda. Perbedaan tersebut hanya
dengan perlakuan kontrol, yaitu vigornya sudah
Tati Budial1i rnu1 Yulrniarti 12
Bul. Agron. 25(3)7-14(1997)
menurun sejak awal penyimpanan daD vigornya
hilang pada periode simpan 5 minggu.Benih kakao adalah benih rekalsitran yang
mempunyai batas kadar air kritis yang tinggi,
sehingga viabilitasnya menu run dengan cepat hiladikeringkan dibawah kadar air kritis (Ruhl,Oambroth, daD Biehl, 1992; Basharudin, 1994;
Robi, 1996). Benih kakao yang diturunkan kadaraimya hingga 25 - 30 % menurun daya simpannya
(Hor, eta/., 1984; Purwanto, 1986). Penyimpananbenih berkadar air tinggi selalu menghadapi resiko
serangan cendawan, sehingga perlu penggunaanfungisida yang bersifat kODiak, sistemik daD koDiaksistemik. Penelitian Purba et aI., (1996) men-
dapatkan bahwa fungisida Delsene MX-200 yangbersifat kODiak sistemik lebih baik dibandingkan yang
bersifat koDiak atau sistemik saja. Fungisida dapatmenekan perkembangan cendawan melalui me-
kanisme mengganggu pembentukan dinding gel,
membran gel, sintesis protein daD reaksi transformasi
energi yang berasosiasi dengan transport elektronoleh mitokondria (Sugiharso, 1992).
Penggunaan fungisida perlu dilakukan secarahati-hati daD melalui prosedur yang benar karenasifat fungisida beracun. Penggunaan yang melebihi
takaran dapat menurunkan viabilitas vigor daDbenih. Oalam penelitian ini diperoleh regressi
kuadratik pada peri ode simpan 9 minggu dengantolokukurDB, yaitu : Y= 20.80 + 43.10 X- 5.12X2 (Y = daya berkecambah, X= dosis fungisida),
makadidapatkan dosis optimum yaitu 4.21 g/kgbenih. Oasis tersebut diharapkam dapat menekan
perkembangan cendawan selama penyimpanansecara efektiftanpa meracuni benih.
setelah satu minggu serangan cendawan 1 00 % daD
benih kehi1angan viabilitas daD vigomya.
Viabilitas daD vigor benih kakao dapat
dipertahankan tetap tinggi hingga peri ode 9 minggu
dengan perlakuan fungisida. Perlakuan dosis fungisida6 gikg benih cenderung menurunkan viabilitas daD
vigor benih, sedangkan pada dosis 2 g/kg benih belum
sepenuhnya dapat menekan serangan cendawan.Dosis fungisida terbaik adalah 4.21 gikg benih.
Benih kakao dengan perlakuan fungisidarnasih mempunyai viabilitas dan vigor yang tinggi hingga
peri ode sirnpan 9 minggu; yaitu daya bercambahnya
sekitar 90 %, kecepatan tumbuh, tinggi bibit daD jurnlah
daunnya tidak berbeda dengan yang disimpan satu
mmggu.
DAFfAR PUSTAKA
Basharudin,M. 1994. Studi rekalsitrasi pada raseperkembangan benih kakao (The()hromacacao L.). Skripsi. Jurusan BudidayaPertanian, Faperta. IPB.
Chin, H. F. 1980. Gennination. p. 38-49./n H. F.Chin and E. H. Roberts (Eds). RecalcitrantCrop Seed. Trop. Press. SDN BHDKualalumpur.
Farrant, J. ~., N. W. Pammenter, and P. Berjak1988. Recalcitrance-a current assesmentSeed. Sci. and Technol. 16: 155-166.
Han-ington, J. F. 1973. Biochemical basis of seedlongevity. Seed Sci. and Technol. 12 (2): 453-461.
~
Hor,Y L., H. F. Chin and M. Z. Karim. 1984. Theeffect of seed moisture and storage tempera-ture on the storability of cocoa (Theohromacacao L.) seeds. Seed Sci. and Technol. 12(2): 415-420.
KESIMPULAN
Penggunaan fungi sid a (berbahan aktifmankozeb + karbendazim) dengan dosis 2 hingga 6g/kg benih dapat menekan perkembangan cen-dawan selarna penyimpanan benih kakao hingga 9rninggu Benih yang disimpan tanpa fungisida, padaperi ode simpan satu minggu terserang cendawanhingga 90.67% dan dayaberkecambahnya 57.33 %,
Keleny. G. P. 1968. Storage,transp.ol1 and packag-
ingofcocoaseed. CoffeCacaoJ. II (5-6):68-70.
Pcngaruh Dosis FUllgisid:1 13
Bul. Agron. 25(3) 7-14 (1997)
Kurnia, W., T. Budiarti dan Suhariyanto. 1995.Pengaruh periode konservasi dan dosisfungisida terhadap viabilitas benih damar
(Aghati.\' loranth~folia Salish). Skripsi.Jurusan BudidayaPertanian, Faperta. IPB.
Bogor.
Ruhl, G., M. Dambroth, and B. BieW. 1992 Stud-ies into the reasons for sensitivity to coldand water stress of tropical seed, using co-coa seeds as example. Plant Research andDevelopment. 42: 7-43.
Sugiharso. 1992. Fungisida Diktat Kuliah JurusanHarna dan Penyakit Tanaman F apel1a I PB
Bogor.
Purba, G. E E., T. Budiarti dan T. Kartika. 1996.Studi efektivitas beberapa fungisida untukmempertahankan viabilitas benih kakao(Theobroma cacao L.) selarna periodekonservasi. Keluarga Benih6 (2): 26-34.
Sutakaria, J. 1980. Penyakit Benih clan CaraPenanggulangannya. Dept.llmu HamadanPenyakit Tumbuhan. Faperta IPB Bogor.
Pw-wanto, H. 1986. Pengaruh kadar air benih dankondisi simpan terhadap viabilitas benihcokelat (7heqhronla cacao L.). Skripsi.JurusanBudidayaPertanian, Faperta. IPB.
Bogor.
Wirawan, B. 1992. Dessiccation sensitivity ofre-calcitrant and ortodox seeds on the stage ofseed development and germination. Thesis.UPLB.
Robi, A. 1996. Pengaruh kadar air awal terhadap
penurunan vigor dan upaya invigorasi benih
kakao (7heohroma alcao L.). Skripsi. Jurusan
Budidaya Per1anian, Faper1a. IPB. Bogor.
Tati Budiarti. Yulmiarti 14