pengaruh employee diff, peran auditor dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH EMPLOYEE DIFF, PERAN AUDITOR
DAN KARAKTERISTIK BUDAYA TERHADAP
MANIPULASI LABA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Siti Kurniasih
NIM: 1113082000037
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
i
Cover Dalam
Pengaruh Employee Diff, Peran Auditor, dan Karakteristik
Budaya terhadap Manipulasi Laba
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Siti Kurniasih
NIM : 1113082000037
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Reskino, S.E,. M.Si., Ak., CA.
NIP. 19740928 200801 2 004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Senin, 8 Mei 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Siti Kurniasih
2. NIM : 1113802000037
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Employee Diff, Peran Auditor, dan Karakteristik
Budaya terhadap Manipulasi Laba
Setelah mencermati dan mengamati penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Mei 2017
1. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA
NIDN : 0020566202
( )
Penguji I
2. Atiqah, S.E., Ms.Ak.
NIDN : 2020018201
( )
Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Kamis, 28 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Siti Kurniasih
2. NIM : 1113082000037
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Employee Diff, Peran Auditor dan Karakteristik
Budaya terhadap Manipulasi Laba
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 September 2017
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA.
NIP. 19760924 200604 2 002
( )
Ketua
2. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc.
NIP. -
( )
Penguji Ahli
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA.
NIP. 19740928 200801 2 004
( )
Penguji II
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Siti Kurniasih
NIM : 1113082000037
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli tanpa
izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2017
(Siti Kurniasih)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Kurniasih
2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 24 Januari 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 1 dari 2 bersaudara
6. Alamat : Jl. Lapangan Tembak No. 20
RT 013 RW 001, Cilandak Timur, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan 12560
7. Telepon : 0852 8098 2170
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Ciptari Tahun 2000 – 2001
2. SDN Cilandak Barat 12 Pagi Tahun 2001 – 2007
3. SMPN 68 Jakarta Tahun 2007 – 2010
4. SMKN 62 Jakarta Tahun 2010 – 2013
5. S1 Ekonomi UIN Jakarta Tahun 2013 – 2017
III. LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Nama Ayah : Budi Prianto
2. Nama Ibu : Parti
9. Alamat : Jl. Lapangan Tembak No. 20
RT 013 RW 001, Cilandak Timur, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan 12560
3. Telepon : 0878 7807 4071
vi
THE EFFECT OF EMPLOYEE DIFF, AUDITOR’S ROLE, AND
CULTURAL CHARACTERISTIC TOWARDS EARNING MANIPULATION
ABSTRACT
The main objective of this study is to examine the relationship of employee
diff, the big 4 auditor, auditor switching, ethnic composition of director on board,
and ethnic composition of audit committee towards earning manipulation. This
study employed a sample of 55 firm-year indexed LQ45 data from Indonesian Stock
Exchange (IDX) over the period 2012 to 2016 by purposive sampling method. Using
multiple regression alaysis in SPSS version 24, the result shows that the existence
of employee diff, auditor switching, and Indonesian citizen in BOD and audit
committee do not reduce earning manipulation activity. Despite of that, the result
of the big 4 auditor significantly reduces the occurence of earning manipulation.
The result also finds that simultaneously, employee diff, the big 4 auditor, auditor
switching, ethnic composition of director on board, and ethnic composition of audit
committee have significant infulence towards earning manipulation.
Keywords: earning manipulation, employee diff, the big 4 auditor, auditor
switching, ethnic composition of director on board, ethnic composition of audit
committee
vii
PENGARUH EMPLOYE DIFF, PERAN AUDITOR, DAN
KARAKTERISTIK BUDAYA TERHADAP MANIPULASI LABA
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara employee
diff, the big 4 auditor, auditor switching, ethnic composition of director on board,
dan ethnic composition of audit committee terhadap manipulasi laba. Penelitian ini
menggunakan 55 sampel data perusahaan yang terindeks LQ45 dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2012 sampai dengan 2016 dengan menggunakan
metode purposive sampling. Dengan menggunakan analisis regresi berganda pada
SPSS versi 24, menunjukkan hasil bahwa keberadaan employee diff, auditor
switching, direksi dan komite audit berkebangsaan Indonesia tidak mengurangi
aktivitas manipulasi laba. Terlepas dari itu, dengan adanya the big 4 auditor maka
akan mengurangi terjadinya manipulasi laba. Hasil penelitian ini juga menemukan
bahwa secara simultan, employee diff, the big 4 auditor, auditor switching, ethnic
composition of director on board, and ethnic composition of audit committee
memiliki pengaruh signifikan terhadap manipulasi laba.
Kata kunci: manipulasi laba, employee diff, the big 4 auditor, pergantian auditor,
komposisi etnis direksi, komposisi etnis komite audit
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Employee Diff, Peran
Auditor, dan Karakteristik Budaya terhadap Manipulasi Laba” dengan lancar.
Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. teladan
bagi insan di muka bumi.
Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
tersusunnya skripsi ini, terutama kepada:
1. Keluarga tercinta, Ibu, Bapak dan Alam yang telah memberikan kasih
sayang, dukungan, doa, kesabaran, keikhlasan, serta dukungan finansial
yang tiada hentinya untuk Penulis. Semoga Penulis dapat menjadi anak yang
berguna bagi keluarga. Aamiin.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu, membimbing, memberi saran, tidak
hanya dibidang akademik tetapi juga mengenai kehidupan, serta dengan
sabar memberikan berbagai pengarahan dan perhatian selama proses
penulisan skripsi ini.
ix
6. Seluruh staff pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis.
7. Mba Nofih, Om Andi, Aisyah, dan Hafizh yang telah memberikan
dukungan, doa, motivasi, inspirasi, dan bantuan yang tiada hentinya kepada
Penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan dan
keberkahan untuk kalian.
8. Shantanu Ghosal yang telah memberikan doa, bantuan, motivasi, inspirasi,
kesabaran, serta meluangkan banyak waktu untuk Penulis. I will see you
fast!
9. Sahabat dan keluarga di kampus, Ema Herviana, Dharmana Dhini, Vivi
Luthfiyanti, dan Hanifah Soraya yang telah mewarnai masa-masa kuliah,
membantu, mendukung, dan memberikan semangat kepada Penulis.
Semoga persahabatan kita abadi, see you on top!
10. Teman-teman semasa SMA hingga kini yang selalu mendukung dan
memotivasi Penulis, Claratanti Novia, Novi Susanti, Nani Mulyani, Fathur
Rahman Al-Aziz, Aris Widi Yanto, dan masih banyak lagi yang Penulis
tidak dapat sebutkan satu per satu, kalian luar biasa.
11. Sahabat sedari SMP yang tiada hentinya saling mendukung, mendoakan,
dan berjuang bersama sejak bangku SMP hingga kuliah, Dona Intan
Puspitarini, Elokharuri Rinainurani, Bagus Fajar Apriyanto, Laylika
Khairunnisa, Weny Indrasti, dan Anita Yulia Purniati. Kalian luar biasa!
12. Teman se-per-bimbingan Nuruliani Budiasri, Dyah Reza Lestari, Meliana
Utami, Nurul Komariah, Weny Novera, Hani Selviani, dan Fatimah yang
telah berjuang bimbingan bersama, saling mendukung dan saling
mendoakan.
13. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2013 yang telah banyak
memberikan kenangan, pengalaman, dan motivasi kepada Penulis.
14. KKN Canopus, Nur Ratna, Nabila Qorina Firdaus, Anita Ayu Amalia,
Prima Salimajanti, Annisa Nurul Jannah, Dimas Bagus Laksono, Rifki
Azhar, Putra Gema Nusa, Miko Heratnomo, dan Cecep Abdul Jalil yang
x
telah memberikan dukungan, motivasi dan pengalaman berharga kepada
Penulis. Semoga kita dapat menjaga silahturahmi yang telah terjalin.
15. KAP Rama Wendra – McMillan Woods Indonesia, Kak Susi, Kak Sury,
Kak Lasmi, Kak Yudit, Kak Dhea, Kak Debby, Kak Novi, Kak Tina dan
seluruh auditor yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk bergabung dalam tim
audit, dukungan, ilmu yang bermanfaat, dan pengalaman berharga kepada
Penulis.
Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan mereka serta ilmu, amal,
dan iman yang kita miliki dapat diterima di sisi-Nya. Akhirnya, dengan segala
kerendahan hati, Penulis mempersembahkan skripsi ini kelak dapat bermanfaat
kepada semua pihak yang berkepentingan. Semoga Allah SWT. senantiasa
mengiringi setiap langkah kita. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.
Jakarta, September 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Cover Dalam ........................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v
ABSTRACT ..........................................................................................................................vi
ABSTRAK ......................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... xvi
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
BAB II ............................................................................................................................... 12
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................................................. 12
1. Agency Theory .................................................................................................. 12
2. Manipulasi Laba ............................................................................................. 13
3. Employee Diff ................................................................................................... 19
4. Peran Auditor .................................................................................................. 20
xii
5. Karakteristik Budaya ..................................................................................... 28
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 40
D. Hipotesis ............................................................................................................... 41
1. Keterkaitan Employee Diff dengan Manipulasi Laba .................................. 41
2. Keterkaitan The Big Four Auditor dengan Manipulasi Laba ..................... 42
3. Keterkaitan Auditor Switching dengan Manipulasi Laba ........................... 42
4. Keterkaitan Karakteristik Budaya dengan Manipulasi Laba .................... 43
BAB III ............................................................................................................................. 45
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 45
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 46
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 47
1. Statistik Deskriptif .......................................................................................... 47
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 47
E. Operasional Variabel............................................................................................. 52
1. Manipulasi Laba (Y) ....................................................................................... 52
2. Employee Diff (X) ............................................................................................ 54
3. Peran Auditor (X) ........................................................................................... 55
4. Karakteristik Budaya (X) ............................................................................... 57
BAB IV ............................................................................................................................. 59
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 59
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 59
B. Analisis ................................................................................................................. 60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................................... 60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 63
3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................................... 68
C. Pembahasan ........................................................................................................... 73
1. Pengaruh Employee Diff terhadap Manipulasi Laba .................................. 73
xiii
2. Pengaruh Peran Auditor terhadap Manipulasi Laba.................................. 76
3. Pengaruh Karakteristik Budaya terhadap Manipulasi Laba ..................... 81
BAB V .............................................................................................................................. 85
PENUTUP ........................................................................................................................ 85
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 85
B. Implikasi ............................................................................................................... 86
C. Keterbatasan .......................................................................................................... 88
D. Saran ..................................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 95
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Skandal Manipulasi Laba yang terjadi di Dunia dan
Indonesia
3
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 35
3.1 Operasional Variabel 58
4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian 59
4.2 Daftar Nama Perusahaan 60
4.3 Statistik Deskriptif 61
4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) 64
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas 65
4.6 Hasil Uji Autokorelasi 66
4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas 67
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 68
4.9 Hasil Uji F 69
4.10 Hasil Uji Statistik t 70
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Variabel Dependen 96
Lampiran 2 Perhitungan Variabel Independen 99
Lampiran 3 Hasil Uji SPSS 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan merupakan organisasi yang berdiri atas inisiasi seseorang
atau lebih guna memenuhi kebutuhan ekonomis, dimana dari masing-masing
mereka menaruh modal lalu secara bersama-sama menjalankan usaha hingga
tercapainya tujuan perusahaan yang tercermin dari visi dan misi yang
dimilikinya. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomis, secara alamiah
perusahaan akan mencari laba sebagai tujuannya, selain itu juga
mengembangkan usaha bersama dengan stakeholder guna menguasai pasar.
Laba perusahaan tercantum didalam laporan keuangan yang dibuat perusahaan.
Berdasarkan peraturan Bapepam-LK no. VIII.G.7 revisi tahun 2012 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang Dibuat oleh Perusahaan
Terdaftar di Indonesia, dalam pembuatan laporan keuangan, akuntan
berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Perusahaan yang sehat dan
baik dapat tercermin dari kesesuaian laporan keuangan yang dibuat dan laba
yang dihasilkan.
Anugraheni (2014) menyatakan bahwa, laba sering kali menjadi pusat
perhatian investor dalam mempertimbangkan keputusannya untuk
menginvestasikan dana mereka dalam suatu perusahaan. Zulfiati (2013)
menyatakan bahwa standar akuntansi menyediakan berbagai pilihan metode
2
akuntansi yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas
laba sesuai dengan keinginan manajemen. Laba merupakan salah satu ujung
tombak perusahaan untuk mendapatkan modal dari para investor, semakin
besar laba yang dihasilkan perusahaan maka akan menarik minat investor
untuk berinvestasi karena laba merupakan ukuran kinerja perusahaan.
Perusahaan diberikan kebebasan untuk memilih metode akuntansi untuk
mengelola laba sedemikian rupa sehingga dapat terkesan cantik dimata
stakeholder untuk kepentingan manajemen perusahaan tersebut. Dengan
kebebasan untuk mengelola laba, maka perusahaan akan berlomba-lomba
memoles laporan keuangannya untuk menarik minat investor. Oleh karena itu,
perusahaan yang melakukan manajemen laba berarti menjalankan manipulasi
prosedur akuntansi yang diterima dalam batas-batas kewajaran tertentu.
Manipulasi laba menjadi tren topik yang negatif dalam literatur
akuntansi, dimana manipulasi laba adalah alat untuk memenuhi kepentingan
pribadi seseorang. Pada kasus ini, manajer dapat mengubah dan memanipulasi
laba dengan tujuan untuk menipu dan menyesatkan pandangan pembaca
laporan keuangan mengenai keadaan perusahaan yang sebenarnya (Healy &
Wahlen, 1999). Walaupun kasus mengenai manipulasi laporan keuangan ini
bukanlah isu yang baru, namun masih marak terjadi di perusahaan-perusahaan,
tidak hanya di dunia namun juga di Indonesia. Kasus-kasus tersebut terjadi
pada Enron dan WorldCom dan kasus-kasus lainnya (tabel 1.1) yang
mengakibatkan kegemparan yang luar biasa bagi dunia bisnis.
3
Tabel 1.1
Skandal Manipulasi Laba yang terjadi di Dunia dan Indonesia
No. Nama Perusahaan Tuduhan Kasus
1. Enron Corporation Menyembunyikan hutang dan
mendongkrak lebih dari USD 1 milyar.
Menyogok pejabat asing untuk
memenangkan kontrak di luar
Amerika.
2. WorldCom Cash Flow didongkrak USD 3,8 milyar
dengan mencatat operating expense
dan capital expense.
3. Kanebo Limited Melambungkan keuntungan sebesar
USD 2 milyar selama lebih dari 5 tahun
periode.
4. Waste Management, Inc Laba yang meningkat USD 17 milyar
dengan menambah masa manfaat
penyusutan aset tetap pada tahun 2002.
5. Health South Corporation Pendapatan perusahaan overstated
sebanyak 4700% dan USD 14 milyar
dilambungkan untuk memenuhi
harapan investor.
6. Toshiba Corp. CEO Toshiba Corp. memanipulasi
keuntungannya degan nilai mencapai
USD 1,2 milyar selama beberapa tahun
terakhir.
7. PT. Ades Alfindo Inkonsistensi pencatatan atas penjualan
periode 2001-2004. Setiap kuartal,
angka penjualan lebih tinggi antara
0,06-0,09 juta gallon dibandingkan
produksinya. Laporan keuangan pada
tahun 2001 dan 2004 lebih tinggi dari
yang seharusnya dilaporkan.
8. PT. Indofarma Persediaan disajikan overstated sebesar
Rp38,87 milyar, harga pokok penjualan
understated sebesar Rp28,8 milyar dan
laba bersih overstated dengan nilai
yang sama.
9. PT. Bank Lippo Penerbitan laporan keuangan ganda
yang memuat informasi berbeda.
10. PT. Kimia Farma Penjualan overstated sebesar Rp32,7
milyar.
Bersambung ke halaman selanjutnya
4
Tabel 1.1
Skandal Manipulasi Laba yang terjadi di Dunia dan Indonesia (lanjutan)
No. Nama Perusahaan Tuduhan Kasus
11. PT. Katarina Utama, Tbk. Menyelewengkan dana penawaran
umum (IPO), penggelembungan aset,
dan manipulasi laporan keuangan
auditan 2009. Manajemen diduga
menggelapkan Rp29,6 milyar.
12. PT. KAI Tahun 2005 tercatat memperoleh
keuntungan Rp6,9 milyar, setelah
diteliti lebih lanjut perusahaan justru
menderita kerugian sebesar Rp63
milyar.
Sumber: http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/ dan Bukit
& Nasution (2015)
Dari kasus-kasus diatas, dapat menjadi pembelajaran bersama bagi para
manajer, akuntan, dan perusahaan untuk senantiasa meningkatkan
profesionalitas dan integritasnya dalam menyajikan laporan keuangan bagi
para stakeholder. Dari temuan adanya manipulasi laba diatas, maka
perusahaan-perusahaan yang terlibat dikenai sanksi sesuai dengan Pasal 102
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal j.o Pasal 61
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 j.o Pasal 64 Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal. Diantara perusahaan yang terlibat kasus manipulasi laba, berdasarkan
undang-undang yang telah disebutkan diatas, PT. Kimia Farma, Tbk.
dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah), tidak hanya itu, sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal maka, direksi lama PT. Kimia
Farma, Tbk. periode 1998 – Juni 2002 diwajibkan membayar
Rp1.000.000.000.- (satu milyar rupiah) ke kas negara karena melakukan
5
kegiatan praktik penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember
2001 dan rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT. Kimia
Farma, Tbk. diwajibkan membayar Rp100.000.000.- (seratus juta rupiah) ke
kas negara karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional
yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110.
Berdasarkan kasus yang telah disebutkan diatas, masih banyak
perusahaan-perusahaan baik di Indonesia maupun di dunia yang melakukan
manipulasi laba. Karena informasi laba adalah hal yang sangat penting untuk
menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi, maka perusahaan
akan berusaha sedemikian rupa agar laba yang terdapat di laporan keuangan
yang terpublikasi menunjukkan tampilan yang menarik bagi para investor
untuk berinvestasi. Untuk itu, diperlukan peran auditor yang sangat besar untuk
mendeteksi aktivitas manipulasi laba.
Sebagai konsekuensi dari adanya kemungkinan praktik manipulasi
laba, perusahaan mengharapkan kualitas audit yang tinggi untuk mengurangi
kemungkinan kegagalan audit oleh auditor dimana memerlukan petimbangan
independen dan penilaian laporan keuangan. Kualitas audit yang tinggi
diharapkan berasal dari the big 4 auditor karena auditor yang besar memiliki
dorongan untuk mengidentifikiasi adanya kemungkinan kegagalan audit dan
secara positif memberikan kontribusi untuk kredibilitas auditor karena mereka
harus memelihara reputasi, termasuk garansi kualitas audit yang tinggi (Lee &
Lee, 2013; Zakaria & Daud, 2013). Ismail, dkk (2015) menyatakan bahwa,
bagaimanapun, perusahaan mungkin memengaruhi keputusan auditor dan
6
memiliki dorongan untuk mengganti auditor (auditor switching) dengan
maksud untuk mengikuti keinginan perusahaan. Perusahaan menginginkan
kualitas audit yang tinggi, dimana dapat berasal dari the big 4 auditor, namun
dilain pihak, perusahaan memiliki kuasa untuk melakukan pergantian auditor
untuk memenuhi keinginan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ismail, dkk (2015) mengenai peran
auditor terhadap praktik manipulasi laba dengan sampel yang diambil dari
perusahaan publik Malaysia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang diaudit oleh the big 4 auditor dapat mengurangi secara
signifikan praktik manipulasi laba, sedangkan pergantian auditor juga
menunjukkan dampak yang signifikan dalam praktik manipulasi laba.
Untuk menginvestigasi manipulasi laba dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu sudut pandang insentif dan sudut pandang pengawasan.
Berdasarkan penelitian Bukit & Nasution (2015), employee diff diambil dari
sudut pandang insentif, berdasarkan saran penelitian sebelumnya, dimana
employee diff merupakan perbedaan antara pertumbuhan karyawan (employee
growth) dan pertumbuhan pendapatan (revenue growth). Perusahaaan diduga
akan berusaha untuk menutupi penurunan kinerja keuangan dengan
mengurangi jumlah karyawan, dengan tujuan menaikkan laba bersih. Oleh
karena pengeluaran tenaga kerja harus dibebankan ketika terjadinya, maka
beban ini akan dibuat seolah-olah kecil untuk menaikkan jumlah laba.
7
Penelitian yang dilakukan oleh Bukit & Nasution (2015) mengenai
employee diff, free cash flow, corporate governance dan earning management
dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011 – 2013 menunjukkan bahwa employee diff berpengaruh positif
terhadap manipulasi laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Brazel,
dkk (2009) mengenai penggunaan pengukuran non keuangan untuk menilai
risiko fraud menemukan bahwa terdapat inkonsistensi pola antara ukuran non
keuangan seperti pertumbuhan karyawan (employee growth) dan ukuran
keuangan seperti pertumbuhan pendapatan (revenue growth), hal ini
menunjukkan hasil yang lebih tinggi untuk perusahaan yang terlibat fraud
daripada perusahaan yang tidak terlibat fraud.
Penelitian mengenai manipulasi laba kebanyakan berfokus pada faktor-
faktor keuangan dan pengawasan, tetapi belum banyak yang menguji faktor
budaya yang mungkin dapat mempengaruhi manipulasi laba di suatu
perusahaan. Salah satu isu penting dalam tata kelola yang dihadapi manajer,
direktur dan pemegang saham dalam perusahaan modern adalah komposisi
gender, ras, dan budaya dewan (Carter, 2000). Permasalahan diversitas dewan
dan kode etik perusahaan juga dipertimbangkan ketika menilai keefektivitasan
dari pembuatan keputusan perusahaan. Namun tidak seperti elemen tradisional,
diversitas dewan dan kode etik perusahaan dipandang sebagai indikator
independensi dan akuntabilitas pembuatan keputusan. Haniffa & Cooke
(2002), menyatakan bahwa faktor kebudayaan penting karena tradisi dari
sebuah bangsa mempengaruhi orang-orang didalam perusahaan yang mungkin
8
dapat menjelaskan hal-hal seperti kemungkinan terjadinya manipulasi laba.
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak suku dan adat, ditambah lagi
dengan pengaruh globalisasi tentunya dapat mempengaruhi gaya dan kebiasaan
suatu manajemen. Budaya Indonesia terkenal dengan etika yang baik,
menyukai kehidupan yang rukun, memiliki religiusitas yang tinggi dan
menghormati orang yang lebih tua memungkinkan mereka untuk memberikan
energi positif dan harmoni yang baik di perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifa & Cooke (2002) mengenai
budaya, corporate governance dan pengungkapan yang mengambil sampel
pada perusahaan publik Malaysia menyebutkan bahwa direksi yang
berkomposisi budaya Melayu ditemukan memiliki tingkat yang lebih tinggi
untuk memberikan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan dengan
demikian dapat memiliki kencenderungan lebih sedikit dalam melakukan
manipulasi laba. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahman & Ali (2006) mengenai pengaruh direksi, komite audit
dan budaya terhadap manajemen laba yang sama-sama mengambil sampel
perusahaan publik Malaysia, hasil penelitian ini menyebutkan bahwa etnisitas
(ras) tidak memiliki pengaruh dalam mengurangi manipulasi laba, mungkin
dikarenakan modernisasi yang terjadi di Malaysia mengakibatkan bangsa
Melayu menjadi individualis. Pengujian manipulasi laba di negara yang multi-
kultural seperti Indonesia dan maraknya isu kolusi di Indonesia tentunya akan
menambah pengetahuan baru dalam manipulasi laba.
9
Berdasarkan uaraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini, karena pertama, banyak hal yang mempengaruhi praktik
manipulasi laba salah satunya pengukuran non-keuangan yang masih jarang
digunakan untuk mengukur keterjadian manipulasi laba, padahal ada dua sudut
pandang penting dalam melihat manipulasi laba, yaitu dari sudut pandang
keuangan dan non-keuangan. Selain itu, diperlukan peran auditor yang kuat
untuk mengurangi terjadinya praktik tersebut. Budaya juga dapat
mempengaruhi kebiasaan kerja dan keputusan manajemen untuk memanipulasi
laba atau tidak. Kedua, sampai dengan tahap penyelesaian penelitian ini, belum
banyak peneliti yang menguji employee diff terhadap manipulasi laba.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Employee Diff, Peran Auditor dan Karakteristik Budaya
terhadap Manipulasi Laba”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,
yaitu Ismail, dkk (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya, yaitu:
1. Variabel yang digunakan dipenelitian sebelumnya adalah peran auditor.
Dipenelitian ini, dua variabel ditambahkan, yaitu variabel employee diff
dan karakteristik budaya.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012 – 2016, sedangkan pada penelitian
sebelumnya populasinya adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Malaysia tahun 2010 – 2012.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah apakah employee diff, peran auditor, dan
karakteristik budaya berhubungan signifikan terhadap manipulasi laba?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan bukti empiris tentang pengaruh signifikansi employee diff,
peran auditor, dan karakteristik budaya terhadap manipulasi laba.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi pengetahuan dan menambah wawasan mengenai
manipulasi laba.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan
mengenai manipulasi laba.
3) Peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai referensi dan
pembanding bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian
lebih lanjut mengenai topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai manipulasi laba sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang.
11
b. Kontribusi Praktis
1) Perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan
keuangan dengan perusahaan dapat menghindari manipulasi laba.
2) Investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan
investasi yang telah atau akan ditanamkan di pasar modal.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Agency Theory
Agency theory pertama kali digemakan oleh Jensen dan Meckling
pada tahun 1976. Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency theory
adalah sebuah kontrak dimana satu orang atau lebih memiliki sumber daya
(principal) mendelegasikan wewenangnya kepada manajer (agent) untuk
melakukan sesuatu atas nama mereka dan mengambil keputusan.
Sedangkan definisi agency theory menurut Scott (2009) dalam
Anugraheni (2014) adalah sebagai berikut:
“Agency theory is a branch of game theory that studies the design
of contracts to motivate a rational agent to act on behalf of principal when
the agent’s interests would otherwise conflict with those of the principal”
Artinya, agency theory merupakan cabang dari game theory yang
mempelajari tentang desain kotrak untuk memotivasi agent untuk bertindak
atas nama principal ketika kepentingan agent kemudian akan menimbulkan
konflik diantara keduanya.
Berdasarkan definisi diatas, pengertian agency theory adalah
kerjasama antara principal dan agent dimana agent bertindak dalam
menjalankan wewenang dan mengambil keputusan atas nama principal,
dalam keadaan ini dapat timbul konflik kepentingan antara agent dan
principal.
13
Agency theory berhubungan dengan kerjasama antara principal dan
agent dimana masing-masing pihak memiliki kepentingan. Misalnya,
principal dapat didefinisikan sebagai pemilik modal atau pemegang saham
atau orang yang memiliki kekuasaan penuh dalam peruasahaan, sedangkan
agent dapat didefinisikan sebagai orang-orang yang menjalankan kegiatan
perusahaan atau manajer. Sebagai pemilik modal, tentunya para pemegang
saham menginginkan keuntungan yang besar atas uang yang sudah
dikeluarkan untuk membiayai operasional perusahaan dan juga membayar
gaji para manajer, tentunya para pemegang saham tersebut memiliki
harapan yang besar pada manajer untuk mencapai keinginan tersebut, dilain
pihak, sebagai orang yang bekerja untuk perusahaan, manajer mengiginkan
insentif atau gaji yang setimpal atas kinerjanya, hal yang paling umum
digunakan untuk mengukur kinerja adalah melalui laba yang dihasilkan,
untuk itu manajer cenderung melakukan manipulasi laba, memoles
sedemikia rupa sehingga terlihat untuk memenuhi keinginan pemegang
saham dan mendapatkan insentif besar atas kinerja laba yang telah
dihasilkan.
2. Manipulasi Laba
Manipulasi laba terjadi dengan mengubah kinerja ekonomi
perusahaan yang tentunya akan mempengaruhi kekayaan shareholder
(Hassan & Ahmed, 2005). Menurut Chih (2009), manipulasi laba dapat
menimbulkan dampak yang negatif bagi kinerja perusahaan dimasa depan
14
karena manajer mengorbankan arus kas masa depan untuk meningkatkan
pendapatan di periode berjalan.
Manipulasi laba merupakan praktik manajemen laba diluar batas,
manajer atau agent menyalahgunakan metode akuntansi yang telah
disediakan dengan tidak wajar untuk memperoleh keuntungan pribadi,
tentunya hal ini akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, seperti
informasi akuntansi yang menjadi kabur menyebabkan laba yang tercantum
tidak menunjukkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dan juga
mempengaruhi kekayaan pemegang saham.
Menurut Scott (2009) dalam Anugraheni (2014), definisi manipulasi
laba adalah:
“Earning management is a choice by manager of accounting
policies, or actions affecting earnings so as to achieve some specific
reported earning objective”.
Artinya, manajemen laba atau manipulasi laba adalah pilihan
kebijakan akuntansi yang dapat dipilih oleh manajer keuangan, atau
tindakan yang mempengaruhi laba sehingga mencapai tujuan pelaporan laba
secara spesifik.
Yushita (2010) menyatakan bahwa manajemen laba adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau
menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi
tanggungjawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan
atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang.
Bentuk nyata dari manipulasi laba yaitu seperti memotong
pengeluaran diskresional pada penelitian dan pengembangan (R&D),
15
penjualan, beban umum dan administratif, memberikan harga diskon untuk
meningkatkan penjualan, dan produksi yang berlebihan untuk mengurangi
beban harga pokok penjualan (Roychowdury, 2006, Gunny, 2010, Nagar &
Sen, 2016).
Healy & Wahlen (1999) menyatakan bahwa praktik manipulasi laba
terjadi karena ketersediaan dari pilihan akuntansi akrual yang tersedia dan
bisa dipilih untuk diaplikasikan dalam melaporkan laba. Representasi
alternatif untuk kejadian akuntansi diizinkan dalam GAAP melalui
akuntansi akrual yang memberikan fleksibilitas pada manajer untuk
memutuskan laba (Bukit & Iskandar, 2009).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manipulasi
laba adalah sebuah upaya yang dilakukan manajer untuk menampilkan laba
yang diinginkan. Untuk menampilkan laba ini, manajer diberikan kebebasan
untuk memilih metode akuntansi yang sesuai dan dapat menampilkan laba
yang sesuai dengan keinginannya. Bentuk dari manipulasi laba dapat berupa
memotong pengeluaran diskresional pada penelitian dan pengembangan
(R&D), penjualan, beban umum dan administratif, memberikan harga
diskon untuk meningkatkan penjualan, dan produksi yang berlebihan untuk
mengurangi beban harga pokok penjualan.
Menurut Sulistiyanto (2008), ada dua perspektif penting yang dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa seorang manajer melakukan
manipulasi laba, yaitu:
16
a. Perspektif Informasi
Perspektif informasi merupakan pandangan yang menyatakan
bahwa manajemen laba merupakan kebijakan manajerial untuk
mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus kas perusahaan
dimasa depan.
b. Perspektif Oportunitis
Perspektif oportunitis merupakan pandangan yang menyatakan
bahwa manajemen laba merupakan perilaku oportunis manajer untuk
mengelabui investor dan memaksimalkan kesejahteraannya karena
menguasai informasi lebih banyak dibandingkan pihak lain.
Scott (2009) dalam Anugraheni (2014) menyatakan bahwa ada
beberapa pola dalam manipulasi laba, yaitu:
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi saat ada tekanan organisasional pada saat
pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan mengakui
adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode
berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan write off asset
dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang.
Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
b. Income Minimization
Pola ini hampir mirip dengan pola taking a bath namun tidak
ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat
tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-
17
pihak yang berkepentingan (aspek political cost). Kebijakan yang
diambil dapat berupa write off atas barang modal dan aktiva tak
berwujud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan,
menggunakan persediaan LIFO di perusahaan Amerika Serikat untuk
kepentingan pajak.
c. Income Maximization
Income maximization merupakan pola manajemen laba yang
dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode
berjalan lebih tinggi daripada laba sesungguhnya. Income maximization
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bonus yang lebih besar,
meningkatkan keuntungan dan untuk menghindari pelanggaran atas
kontrak hutang jangka panjang.
d. Income Smoothing
Perataan laba merupakan cara yang populer dan paling sering
dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi
volatilitas laba bersih. Perataan laba merupakan salah satu bentuk
manajemen laba yang dilakukan dengan cara membuat laba akuntansi
relatif konsisten (rata atau smooth) dari periode ke periode. Dalam hal
ini pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan
laba untuk mengurangi gejolak dalam laporan laba, sehingga
perusahaan terlihat stabil atau tidak beresiko tinggi.
18
Teknik memanipulasi laba menurut Setiawati dan Na’im (2000)
dalam Dwikusumowati (2013) dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen memengaruhi laba melalui perkiraan
(judgement) terhadap estimasi akuntansi, antara lain: estimasi
tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva
tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi,
dan lain-lain.
b. Mengubah metode akuntansi
Manajemen mengubah metode akuntansi yang berbeda
dengan metode sebelumnya sehingga dapat menaikkan atau
menurunkan angka laba. Perubahan metode akuntansi yang
digunakan memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat
suatu trasaksi dengan cara berbeda, contohnya: mengubah metode
depresiasi aktiva tetap dari metode jumlah angka tahun ke metode
depresiasi garis lurus.
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan
Metode ini disebut juga dengan manipulasi keputusan
operasional, misalnya: mempercepat atau menunda pengeluaran
untuk penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi
berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke
pelanggan, menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat
19
laba, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak
dipakai.
3. Employee Diff
Standar audit mewajibkan auditor untuk melakukan prosedur
analitis seperti analisis rasio dan mempertimbangkan hasilnya dalam
mengukur risuko kecurangan. The Public Company Accounting Oversight
Board (PCAOB) mempertimbangkan apakah auditor harus menggunakan
ukuran non-keuangan untuk membantu mendeteksi fraud (Hogan dkk,
2008). Sejak tahun 2004, PCAOB telah menyimpulkan bahwa prosedur
analitis dengan hanya menggunakan data keuangan adalah tidak efektif
untuk mendeteksi fraud karena manajemen akan membuat catatan fiktif
dalam data keuangan untuk menciptakan pola yang diharapkan.
Employee diff adalah variabel yang digunakan untuk mengukur
perbedaan persentase perubahan dalam pendapatan dengan persentase
perubahan jumlah karyawan (Brazel dkk, 2009). Dalam ilmu ekonomi,
tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi. Investasi dalam tenaga
kerja dan peralatan dapat menaikkan penjualan dimasa depan dan
profitabilitas. Bagaimanapun, tidak seperti pengeluaran modal, pengeluaran
tenaga kerja harus dibebankan ketika terjadinya. Oleh karena itu, manajer
diduga akan berusaha untuk menutupi penurunan kinerja keuangan dengan
mengurangi jumlah karyawan, dengan tujuan menaikkan laba bersih
(Dechow, 2010 dalam Alfiah, 2013). Tetapi, penurunan jumlah karyawan
ini tidak akan sesuai dengan peningkatan pendapatan, karena tidak mungkin
20
bagi perusahaan untuk melipatgandakan profitabilitas dengan mengurangi
jumlah karyawan (Brazel, dkk, 2009).
Dari pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa employee diff
merupakan selisih antara revenue growth dan employee growth. Variabel ini
dikembangkan oleh Brazel, dkk (2009) yang meneliti metode lain untuk
menilai kecurangan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan faktor
non-keuangan, seperti contohnya pertumbuhan karyawan. Dengan
mengurangi jumlah karyawan, perusahaan diduga sedang berusaha untuk
menutupi penurunan kinerja keuangan.
4. Peran Auditor
Berdasarkan agency theory yang mengasumsikan bahwa manusia itu
selalu self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai
mediator pada hubungan antara principal dan agent sangat diperlukan, dalam
hal ini adalah auditor independen (Prapitorini & Januarti, 2007). Auditor
memainkan peran yang penting dalam praktik manipulasi laba, karena
keberadaan auditor diharapkan dapat mengurangi terjadinya praktik tersebut
sehingga laporan keuangan tersaji dengan wajar dan mencerminkan keadaan
perusahaan sesungguhnya. Peran auditor dalam praktik manipulasi laba
menurut Ismail, dkk (2015) dapat dilihat dari peran the big 4 auditor dan
auditor switching.
a. The Big Four Auditor
Menurut Rusmin (2010) auditor yang berkualitas tinggi lebih
menyukai untuk melaporkan kesalahan dan penyimpangan, serta tidak
21
bersedia untuk menerima praktik akuntansi yang dipertanyakan, oleh
karena itu, auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu
mendeteksi praktik manipulasi laba. Auditor berkualitas tinggi salah
satunya dapat digambarkan dari ukuran KAP, sehingga diharapkan
perusahaan yang menggunakan jasa auditor dari KAP besar mampu
mendeteksi keterjadian praktik manipulasi laba.
Seperti dilansir dari www.id.wikipedia.org, The Big Four atau
Empat Besar adalah kelompok empat firma jasa profesional dan
akuntansi internasional yang terbesar, yang menangani mayoritas
pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun non-publik. Kelompok
ini sempat dikenal sebagai “The Big Eight/Delapan Besar”, dan
berkurang menjadi “The Big Five/Lima Besar” melalui serangkaian
kegiatan merger. The Big Five kemudian mengerucut menjadi The Big
Four setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002 karena
keterlibatannya dalam skandal Enron. Sejak 2002 hingga saat ini, kantor
akuntan The Big Four adalah Deloitte Touche Tohmatsu,
PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young, dan KPMG.
Anugraheni (2014) menyatakan bahwa KAP big four memiliki
kualitas audit yang tinggi dibandingkan dengan KAP non-big four, hal
ini dibuktikan berdasarkan fakta-fakta berikut:
a) Memiliki jumlah klien yang besar.
22
b) Memiliki lebih banyak kesempatan dalam memberikan sumber
daya yang berkualitas selama proses audit (perekrutan, pelatihan,
dan teknologi).
c) Lebih memiliki kemungkinan dalam kehilangan klien dan
reputasi jika tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan.
Dengan mempertimbangkan reliabilitas informasi akuntansi,
laporan keuangan yang diaudit oleh the big four dapat lebih disajikan
secara jujur dan dapat dipercaya, dengan mempertimbangkan aspek
kelengkapan, kenetralan, dan bebas dari kesalahan daripada yang tidak
diaudit oleh the big four (Lee & Lee, 2013).
Dari berbagai pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
the big four auditor merupakan kantor akuntan publik terbesar di dunia
yang terdiri dari Deloitte Touche Tohmatsu, PricewaterhouseCoopers,
Ernst & Young, dan KPMG. Dengan adanya the big four ini diharapkan
dapat mengurangi dan mendeteksi praktik manipulasi laba pada
perusahaan yang diauditnya, karena hasil laporan keuangan auditan yang
diaudit oleh the big four dipandang memiliki kualitas audit yang tinggi.
b. Auditor Switching
Dengan banyaknya perusahaan yang go public, maka jasa audit
semakin banyak dibutuhkan dan hal ini dapat menjadi ajang persaingan
bagi auditor untuk mendapatkan dan mempertahankan klien. Sumadi
(2011) menyatakan bahwa dengan banyaknya auditor yang ada saat ini,
23
menjadikan perusahaan mempunyai pilihan antara menggunakan auditor
yang sama atau melakukan pergantian auditor (auditor switching) sesuai
dengan kepentingan perusahaan.
Auditor memainkan peran yang penting dalam mendeteksi
adanya salah saji yang dilakukan oleh manajer, maka terdapat
kemungkinan terjadinya argumen antara auditor dan manajer karena
perbedaan pemikiran dan pandangan (Ismail, dkk, 2015). Sebagai pihak
yang memiliki kemampuan untuk menyewa jasa auditor, manajer bisa
saja mengganti auditor (auditor switching) untuk mendapatkan auditor
yang sesuai dengan keinginannya (Davidson, dkk, 2006).
Schneider (2015) menyatakan bahwa auditor switching terjadi
ketika perusahaan memutuskan kerjasama dengan auditornya atau ketika
auditor yang bersangkutan mengundurkan diri dari perikatan. Alasan
terjadinya auditor switching ini termasuk diantaranya ketidakselarasan
antara klien (perusahaan) dan auditor, strategi bisnis klien, isu going
concern, reputasi manajemen, reputasi atau pengalaman auditor,
pembatasan area audit, penurunan independensi, dan pertimbangan fee
audit atau jasa yang lebih baik (Calderon & Ofobike, 2008; Chang dkk,
2010; Turner dkk, 2005 dalam Schneider, 2015).
Di Indonesia, peraturan mengenai pergantian auditor atau auditor
switching diatur dalam Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2015 tentang
Praktik Akuntan Publik yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari
Undang-undang No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Terkait
24
penggantian auditor secara wajib, Pasal 11 Ayat (1) PP No.20 Tahun
2011 menjelaskan bahwa pemberian jasa audit atas laporan keuangan
historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
paling lama untuk 5 tahun berturut-turut. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (3)
PP No.20 Tahun 2011 menjelaskan bahwa pembatasan pemberian jasa
audit atas laporan keuangan historis tersebut juga berlaku bagi Akuntan
Publik yang merupakan Pihak Terasosiasi (Akuntan Publik yang tidak
menandatangani laporan audit independen namun terlibat langsung
dalam pemberian jasa). PP No.20 Tahun 2015 ini menggantikan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17 Tahun 2008
tentang Jasa Akuntan Publik, yang mengatur paling lama untuk 6 tahun
buku berturut-turut dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
sama dan paling lama 3 tahun buku berturut-turut dilakukan oleh
Akuntan Publik yang sama. Dalam PP No.20 Tahun 2015 ini tidak diatur
batasan paling lama periode perikatan audit atas laporan keuangan
historis antara entitas dengan KAP. Hal ini berarti sebuah entitas dapat
melakukan perikatan audit atas laporan keuangan historis dengan KAP
yang sama tanpa batas waktu yang ditentukan, dengan catatan setiap
paling lama 5 tahun buku berturut-turut KAP harus mengganti Akuntan
Publik dan Akuntan Publik Terasosiasi yang melakukan audit atas
laporan keuangan historis pada entitas tersebut.
Penelitian yang dilakukan Kadek (2011), Schwatz & Menon
(1985) dan Watts & Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa faktor-
25
faktor yang berpengaruh terhadap keputusan klien dalam mengganti
KAP secara voluntary adalah sebagai berikut:
1) Ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP yang berafiliasi dengan kantor akuntan asing dapat
dikatakan memiliki kualitas audit yang tinggi. KAP besar
(afiliasi) dan KAP kecil (non-afiliasi) memiliki kemampuan dan
sumber daya yang sangat berbeda dan kemungkinan alasan
pemutusan perikatan antara auditor dan klien akan berbeda pula.
Klien yang sebelumnya menggunakan jasa KAP besar mungkin
tertarik untuk berganti kepada KAP kecil karena fee audit yang
lebih rendah, sebaliknya ketika klien menggantinya kepada KAP
besar mungkin tertatik untuk meningkatkan nilai dan kepercayaan
pemegang saham dan kreditur.
2) Ukuran Perusahaan Klien
Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala dimana dapat
mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan, salah satunya
dapat dihubungkan dengan faktor keuangan perusahaan.
Idealnya, ukuran KAP harus sesuai dengan ukuran perusahaan
klien. Sebuah ketidak sesuaian ukuran, dapat menyebabkan
berakhirnya keterlibatan audit. Perusahaan yang tumbuh semakin
besar dengan usaha yang semakin kompleks serta pemisahan
antara manajemen dan kepemilikan akan menimbulkan biaya
26
agensi yang besar, sehingga memerlukan KAP yang dapat
mengurangi biaya tersebut.
3) Pergantian Manajemen
Dengan adanya direktur atau CEO baru mungkin akan mengubah
kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan dan termasuk dalam
pemilihan KAP. Perusahaan yang melakukan pergantian
manajemen akan cenderung mengganti KAP yang digunakan
karena manajemen baru akan mencari KAP yang sesuai dengan
keinginannya.
4) Kesulitan Keuangan
Kondisi keuangan dapat menjadi salah satu hal yang
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan
pergantian KAP. Hal ini menimbulkan dua kemungkinan,
pertama, dengan mengganti KAP lamanya maka perusahaan akan
mendapat KAP yang baru dengan fee audit yang lebih rendah,
kedua, dengan mengganti KAP lamanya dengan KAP yang
memiliki independensi tinggi atau lebih berkualitas meskipun
harus membayar fee audit yang lebih besar demi meningkatkan
kepercayaan pemegang saham dan kreditur.
5) Fee Audit
Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan,
perusahaan akan mencari KAP dengan penawaran fee audit yang
lebih rendah meskipun mereka harus melepas KAP yang biasa
27
mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Ketika manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang
diajukan oleh KAP, mereka akan mencoba untuk melakukan
penggantian KAP sehingga dapat menemukan penawaran yang
lebih baik mengenai fee audit yang harus dibebankan.
6) Faktor Lainnya
Faktor lainnya yang mempengaruhi auditor switching
diantaranya, yaitu opini tahun lalu, hubungan antara manajemen
perusahaan dengan Akuntan Publik, kebijakan pemegang saham,
dan lain-lain
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa auditor
switching atau pergantian auditor merupakan sebuah upaya yang
dilakukan perusahaan untuk mengganti auditor lamanya dengan auditor
yang baru. Auditor switching dapat terjadi ketika perusahaan
memutuskan untuk mengganti auditor atau auditor yang memutuskan
untuk mengundurkan diri dari perikatan. Alasan terjadinya auditor
switching ini termasuk diantaranya ketidakselarasan antara klien
(perusahaan) dan auditor, strategi bisnis klien, isu going concern,
reputasi manajemen, reputasi atau pengalaman auditor, pembatasan area
audit, penurunan independensi, dan pertimbangan fee audit atau jasa
yang lebih baik, selain itu faktor-faktor seperti ukuran KAP dan ukuran
perusahaan klien juga menjadi alasan terjadinya auditor switching. Di
28
Indonesia sendiri, peraturan mengenai auditor switching ini diatur dalam
PP No.20 Tahun 2015.
5. Karakteristik Budaya
Karakteristik budaya menjadi bagian dari board diversity. Diversity
(keragaman) dapat diartikan sebagai hal yang berbeda pada orang yang
berbeda. Board diversity merupakan sebuah keragaman yang ada dalam
susunan keanggotaan dewan direksi yang didasarkan pada berbagai hal
misalnya gender, etnis, keahlian, dan lain sebagainya. Dalam literatur tata
kelola perusahaan, board diversity sering disebut dapat meningkatkan
keefektifan dewan dan monitoring, serta akan meningkatkan kinerja
perusahaan. O’Sullivan & Tuch (2007) dalam Wicaksana (2010)
menyatakan, BOD yang tersebar dan seimbang dapat secara signifikan
meningkatkan kinerja perusahaan. Jika persepsi, pandangan dan latar
belakang anggota dewan relatif homogen, maka ada kemungkinan besar
strategi-strategi pembuatan keputusan dari mekanisme tata kelola
perusahaan akan menjadi single-minded, dapat ditebak atau tidak fleksibel.
Latar belakang budaya dan kebangsaan seseorang dipercaya
berpengaruh dalam kebiasaannya dalam bekerja dan menjalankan
perusahaan. Indonesia dikenal memiliki budaya dan etika yang baik, hal ini
mendorong kemungkinan yang besar bagi perusahaan yang dipimpin oleh
orang Indonesia cenderung melakukan bisnisnya dengan lebih beretika.
29
a. Dewan Direksi
Pengertian direksi menurut Undang-undang Perusahaan Terbatas
No.40 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 5 adalah Organ Perseroan yang
berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Masih menurut UU PT No.40
Tahun 2007, tugas dan kewenangan direksi antara lain:
1) Eksternal
a) Direksi mewakili Perseroan baik didalam maupun diluar
pengadilan (Pasal 98 Ayat 1).
2) Internal
a) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan (Pasal 92 Ayat 1).
b) Berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat,
dalam batas ditentukan dalam Undang-undang ini dan/atau
anggaran dasar (Pasal 92 Ayat 2).
Selain itu juga terdapat kewajiban direksi, seperti yang tertuang
dalam Pasal 100 Ayat 1 – 3, yaitu:
1) Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah
RUPS, dan risalah rapat direksi.
30
2) Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen
Perusahaan.
3) Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan
Perseroan.
b. Komite Audit
Komite Nasional Kebijakan Governance dalam Pedoman Umum
Good Corporate Governance Indonesia 2006 mendefinisikan komite
audit sebagai sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih
besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-
tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien
yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen.
Guna meengefektifkan pelaksanaan tanggung jawab dan
wewenang Dewan Komisaris, umumnya Dewan Komisaris membentuk
komite-komite dibawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan
peraturan perundangan yang berlaku. Komite tersebut antara lain Komite
Audit, Komite Kebijakan Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi dan
Komite Kebijakan Corporate Governance. Namun, untuk perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menurut peraturan BEJ No. KEP-
339/BEJ/07-2001, perusahaan diwajibkan untuk memiliki Komite Audit.
31
Peran dan tanggung jawab komite audit menurut Komite
Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002), yaitu:
1) Pelaporan Keuangan
Peran dan tanggung jawab komite audit dalam pelaporan
keuangan, yaitu:
a) Pengawasan atas proses pelaporan keuangan dengan
menekankan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang
berlaku terpenuhi.
b) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai
dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah
konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota
komite audit.
c) Mengawasi laporan audit laporan keuangan eksternal dan
menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan
auditor eksternal.
2) Manajemen Risiko dan Kontrol
Peran dan tanggung jawab komite audit dalam manajemen
risiko dan kontrol, yaitu:
a) Mengawasi proses manajemen risiko dan kontrol, termasuk
identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk mengecilkan
risiko.
32
b) Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal
untuk memastikan bahwa semua bidang kunci risiko dan
kontrol diperhatikan.
c) Menjamin bahwa pihak manajemen melaksanakan semua
rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol yang
dibuat oleh auditor internal dan eksternal.
3) Corporate Governance
Tanggung jawab komite audit dibidang corporate
governance adalah memberikan kepastian bahwa perusahaan
tunduk pada undang-undang dan peraturan yang berlaku dan
mempertahankan kontrol yang efektif terhadap benturan
kepentingan pegawai. Peran dan tanggung jawab komite audit
termasuk juga:
a) Mengawasi proses corporate governance.
b) Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan GCG.
c) Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat
mempengaruhi kinerja finansial maupun non-finansial
perusahaan.
d) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-
undang dan peraturan yang berlaku.
e) Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis
hasil pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya.
33
Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-41/PM/2003 tentang
Peraturan Nomor IX.I.5 mengenai Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit adalah sebagai berikut:
1) Anggota komite audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang
Saham.
2) Anggota komite audit yang merupakan komisaris independen
bertindak sebagai ketua komite audit. Dalam hal ini komisaris
independen yang menjadi anggota komite audit lebih dari satu
orang maka salah satunya bertindak sebagai ketua komite audit.
Persyaratan keanggotaan komite audit sesuai dengan Keputusan
Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 adalah sebagai berikut:
1) Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
2) Salah seorang dari anggota komite audit memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan.
3) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan
perundang-undangan dibidang pasar modal dan bidang lainnya.
4) Bukan merupakan orang dari KAP, kantor konsultan hukum atau
pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non-audit atau jasa
konsultasi lain kepada perusahaan dalam enam bulan terakhir.
34
5) Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam merencanakan, memimpin atau mengendalikan kegiatan
peruahaan dalam enam bulan terakhir.
6) Tidak memiliki saham di perusahaan.
7) Tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan
keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun
vertikal dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama
perusahaan.
8) Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan.
Dari pemaparan diatas, komite audit adalah sekelompok orang
yang dipilih oleh Dewan Komisaris untuk mengefektifkan pelaksaan
tugas dan tanggung jawabnya. Peran dan tanggung jawab komite audit
mencakup tiga bidang, yaitu pelaporan keuangan, manajemen risiko dan
kontrol dan corporate governance.
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini tertuang pada tabel 2.1.
35
35
Tabel 2.1
Hasil Peneitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul Isu yang Diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Nur Izyan
Ismail, dkk
(2015)
Auditors Roles
towards the
Practice of
Earning
Manipulation
among the
Malaysian
Public Firm
Timbulnya agency
problem sehingga
perusahaan
menginginkan
kualitas audit yang
besar untuk
mengatasi agency
problem dan
kesalahan audit.
Variabel auditors
roles, didalam
auditors roles
terdapat variabel
kualitas
audit/reputasi KAP
dan auditor switch
Obyek penelitian
perusahaan
public di
Malaysia
Auditor Big 4
mengurangi secara
signifikan manipulasi
laba. Penggantian Auditor
dari Non-Big 4 ke Big 4
menunjukkan dampak
yang signifikan terhadap
Manipulasi Laba.
2. Rina Br
Bukit, dkk
(2015)
Employee Diff,
Free Cash Flow,
Corporate
Governance and
Earning
Manipulation
Masih banyaknya
praktik manipulasi
pendapatan tidak
hanya di dunia tapi
juga di Indonesia
Variabel employee
diff. Obyek
penelitian
perusahaan
manufaktur yang
listed di BEI
Variabel free
cash flow dan
corporate
governance.
Periode
pengamatan
tahun 2011 -
2013
Employee diff
berpengaruh positif
terhadap earning
manipulation. Free cash
flow berpengaruh positif
signifikan terhadap
earning manipulation.
Pada pengawasan yang
kurang intensif, manajer
cenderung memanipulasi
pendapatan ketika
terdapat sisa kas dan
keberadaan employee diff.
bersambung ke halaman selanjutnya
36
36
Tabel 2.1
Hasil Peneitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Isu yang Diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Rashidah
Abdul
Rahman,
dkk (2006)
Board, Audit
Committee,
Culture and
Earning
Management:
Malaysian
Evidence
Krisis di Malaysia
tahun 1997
mengidentifikasikan
peran corporate
governance yang
lemah. Corporate
governance
didefinisikan dengan
board of directors dan
audit committee, selain
itu kolapsnya
perusahaan di Malaysia
salahsatunya
dipengaruhi oleh
praktik earning
management.
Variabel
culture
Variabel
board, audit
committee.
Obyek
penelitian
perusahaan
public
Malaysia
Earning management berrelasi
positif dengan board of
directors. Pengaruh etnis tidak
berpengaruh dalam
mengurangi praktik earning
management.
bersambung ke halaman selanjutnya
37
37
Tabel 2.1
Hasil Peneitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Isu yang Diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. David
Huguet,
dkk (2015)
Audit and
Earning
Management in
Spanish SMEs
Masih terbatasnya bukti
empiris yang
membuktikan pengaruh
adanya audit dengan
praktik earning
management di
Spanyol.
Variabel
auditors roles
Pengujian
voluntary dan
mandatory
audit. Obyek
penelitian
diambil dari
SABI tahun
2008-2013
Perusahaan yang diaudit
memiliki earning management
yang mutlak lebih rendah
daripada yang tidak diaudit,
tetapi penelitian ini tidak
menemukan perbedaan yang
signifikan diantara auditor Big
4 dan middle-tier.
5. Anthony
Persakis
(2015)
Audit Quality,
Investor
Protection and
Earning
Management
during the
Financial Crisis
of 2008: An
International
Perspective
Krisis keuangan yang
terjadi tahun 2008
Variabel audit
quality
Variabel
investor
protection.
Audit Quality berhubungan
positif dengan hampir semua
faktor institutional. Audit
quality rendah selama krisis
keuangan. Audit quality yang
tinggi berimplikasi pada
tingginya kualitas laba.
bersambung ke halaman selanjutnya
38
38
Tabel 2.1
Hasil Peneitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Isu yang Diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Christopher
D. Ittner &
David F.
Larcker
(1991)
Are Non
Financial
Measures
Leading
Indicators of
Financial
Performance?
An Analysys of
Customer
Satisfaction
Pengukuran kepuasan
konsumen untuk
mengetahui seberapa
besar kepuasan
konsumen dapat
mempengaruhi kinerja
keuangan
Ukuran non-
keuangan
Ukuran non-
keuangan
yang
digunakan
adalah
kepuasan
konsumen
Kepuasan pelanggan
berhubungan positif dengan
penapatan dan margin, serta
menyediakan pengetahuan
yang tidak tercermin dalam
metode akuntansi nilai buku.
7. Joseph F.
Brazel,
Keith L.
Jones dan
Mark F.
Zimbelman
(2009)
Using Non
Financial
Measures to
Assess Fraud
Risk
Tidak efektifnya ukuran
keuangan karena mudah
untuk dimanipulasi oleh
manajemen.
Ukuran non-
keuangan yang
digunakan
employee diff
Terdapat
variabel non-
keuangan lain
yaitu
capacity diff
Memberikan bukti empiris
bahwa ukuran non-keuangan
(employee diff dan capacity
diff) secara signifikan lebih
besar untuk perusahaan yang
melakukan kecurangan laporan
keuangan. bersambung ke halaman selanjutnya
39
39
Tabel 2.1
Hasil Peneitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Isu yang Diteliti
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8. Daniel
Ames,
Joseph F.
Brazel,
Keith L.
Jones, Jay
S. Rich,
Mark F
Zimbelman
(2012)
Using Non
Financial
Measures to
Improve Fraud
Risk
Assesstements
Penyempurnaan dari
ukuran non-keuangan
yang merupakan salah
satu faktor penting
dalam mendeteksi fraud
Ukuran non-
keuangan yang
digunakan
employee diff
Terdapat
variabel non-
keuangan lain
yaitu
capacity diff
dan sampel
yang
digunakan
lebih luas
Perusahaan yang melakukan
fraud akan kesulitan untuk
memalsukan data non-
keuangannya, khususnya
untuk faktor yang terbentuk
secara independen, seperti
kepuasan pelanggan. Auditor
dapat mengambil keuntungan
dari menguji antara hubungan
keuangan dan non-keuangan
untuk memvalidasi adanya
fraud dalam laporan keuangan.
Sumber: data sekunder diolah
40
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Employee Diff, Peran Auditor dan
Karakteristik Budaya dapat
menjadi faktor yang menentukan
dalam praktik manipulasi laba di
perusahaan
Belum banyak
penelitian yang
menggunakan ukuran
non keuangan dalam
meneliti praktik
manipulasi laba
GAP
Pengaruh Employee Diff, Peran Auditor, dan
Karakteristik Budaya terhadap Manipulasi Laba
Basis Teori: Agency Theory
Variabel Independen Variabel Dependen
Peran Auditor
The Big 4 Auditor
Auditor Switching
Employee Diff
Karakteristik Budaya
Dewan Direksi
Komite Audit
Manipulasi Laba
41
D. Hipotesis
1. Keterkaitan Employee Diff dengan Manipulasi Laba
Beberapa faktor yang mendorong manajer untuk mengubah laba ke
tingkat yang mereka inginkan yaitu kerugian yang besar, kegagalan bisnis,
persaingan yang ketat dan pertumbuhan yang tinggi. Jika manajer dapat
mengubah data pada penjualan, laba, lalu manajer dapat juga menyesuaikan
data non keuangan, jadi hasilnya akan terlihat dapat dipercaya. Namun
beberapa data non keuangan tidak dapat dimanipulasi dalam waktu yang
singkat, contohnya tingkat kepuasan konsumen, jumlah karyawan, dan
jumlah fasilitas. Menurut PCAOB (2004), pendekteksian kecurangan
dengan hanya menggunakan rasio keuangan adalah tidak efektif karena
hanya menghasilkan salah klasifikasi yang tinggi. Oleh karena itu, Brazel
(2009) meneliti apakah ukuran non-keuangan yang tersedia untuk publik
dapat digunakan untuk membantu mendeteksi employee diff dapat
menimbulkan kecurigaan bahwa perusahaan tidak menyajikan laporan
keuangan secara nyata (Brazel, 2009 dan 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Alfiah (2013) dan Bukit & Nasution
(2015) menyatakan bahwa tingginya employee diff menjadi faktor yang
penting bagi manajer untuk melakukan manipulasi laba.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dibuat pada
penelitian ini yaitu:
H1 : Employee diff berpengaruh signifikan terhadap Manipulasi Laba
42
2. Keterkaitan The Big Four Auditor dengan Manipulasi Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Inaam (2012) menghasilkan bahwa
ukuran KAP (big four dan non big four) berpengaruh negatif terhadap
manipulasi laba, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anugraheni (2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010) menemukan bahwa
perusahaan yang diaudit oleh KAP big four menghasilkan manipulasi laba
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan
jasa KAP non big four. Penelitian yang dilakukan oleh Ismail, dkk (2015)
juga menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four secara
signifikan mengurangi praktik dari manipulasi laba.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dibuat pada
penelitian ini yaitu:
H2 : The Big 4 Auditor berpengaruh signifikan terhadap Manipulasi
Laba
3. Keterkaitan Auditor Switching dengan Manipulasi Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Ismail, dkk (2015) menemukan
bahwa terdapat hubungan signifikan antara auditor switching dengan
manipulasi laba. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Davidson, dkk
(2006) dan Lin & Liu (2010) yang mendokumentasikan manipulasi laba
yang tinggi ketika perusahaan mengganti auditornya.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dibuat pada
penelitian ini yaitu:
43
H3 : Auditor switching berpengaruh signifikan terhadap Manipulasi
Laba
4. Keterkaitan Karakteristik Budaya dengan Manipulasi Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Rahman & Ali (2006) menemukan
bahwa etnisitas budaya dijajaran direksi dan komite audit tidak memiliki
pengaruh dalam mengurangi praktik manipulasi laba, hal ini bisa terjadi
karena sikap individual bangsa Melayu. Hayat (2016) menemukan bahwa
religiusitas yang ditunjukkan dengan label Islami tidak memiliki dampak
yang signifikan terhadap good corporate governance, dimana good
corporate governance merupakan unsur monitoring yang banyak
digunakan perusahaan untuk mencegah terjadinya praktik manipulasi laba.
Hal ini tidak senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Haniffa &
Cooke (2002) yang menemukan bahwa direksi yang dominan berkomposisi
budaya Melayu ditemukan memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk
memberikan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan dengan
demikian dapat memiliki kecenderungan lebih sedikit dalam melakukan
manipulasi laba.
Ekonomi Indonesia yang sedang tumbuh pesat selama sepuluh tahun
terakhir menyebabkan timbulnya banyak pelaku bisnis. Dengan banyaknya
pengusaha yang berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan, berbagai
cara dihalalkan untuk mencapai laba yang diinginkan, seperti melakukan
KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), namun, dengan budaya ketimuran yang
kuat, religiusitas yang tinggi dan nilai-nilai kesopanan yang ada dalam
44
budaya Indonesia diharapkan dapat mengurangi kecurangan-kecurangan
yang mungkin dilakukan pengusaha dalam memperoleh laba. Hingga
rumusan hipotesis ini dibuat peneliti belum menemukan penelitian yang
membahas secara spesifik mengenai pengaruh budaya Indonesia dijajaran
direksi dan komite audit terhadap manipulasi laba.
Maka berdasarkan penelitian dan fenomena tersebut, hipotesis yang
dibuat pada penelitian ini yaitu:
H4 : Budaya Indonesia dijajaran direksi berpengaruh terhadap
Manipulasi Laba
H5 : Budaya Indonesia dijajaran komite audit berpengaruh positif
terhadap Manipulasi Laba
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
employee diff, peran auditor, dan karakteristik budaya terhadap variabel
dependen, yaitu manipulasi laba. Populasi penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan terindeks LQ45
periode 2012 – 2016. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel
adalah pusposive sampling, dengan teknik berdasarkan judgement sampling
yang merupakan tipe pemilihan sampel secara acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro & Supomo,
2002), dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan terdaftar yang konsisten masuk ke dalam daftar IDX
LQ45 yang dirilis pada bulan Februari setiap tahunnya oleh Bursa
Efek Indonesia (BEI).
2. Bukan merupakan perusahaan berbasis keuangan, seperti bank.
3. Perusahaan yang menyajikan informasi laporan keuangan secara
lengkap tahun 2012 – 2016.
46
Perusahaan terindeks LQ45 dipilih sebagai sampel pada penelitian
ini karena LQ45 merupakan salah satu indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dimana indeks tersebut diperoleh dari perhitungan 5 emiten dengan seleksi
kriteria tertentu, seperti penilaian atas liquiditas. Merupakan sebuah
kehormatan bagi sebuah perusahaan untuk duduk dijajaran LQ45, karena
hal ini menandakan jika pelaku pasar modal percaya dan juga mengakui jika
tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar dari perusahaan tersebut baik. Selain
itu, LQ45 dipilih karena memiliki saham yang aktif diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia dan ketersediaan serta kualitas informasi yang
dimilikinya. Sampel dari perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan
sektor keuangan seperti bank tidak termasuk dalam penelitian ini karena
memiliki operasi perusahaan yang spesifik dalam bidang keuangan,
memiliki lembaga yang secara khusus mengawasi dan mengatur
kegiatannya sehingga sangat kecil kemungkinan lembaga keuangan seperti
bank melakukan kecurangan atau memanipulasi laba.
C. Metode Pengumpulan Data
Sifat data pada penelitian ini adalah data sekunder, dimana data
diperoleh dari laporan keuangan Bursa Efek Indonesia menggunakan
metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca
dan meneliti melalui buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang berkaitan
dengan judul penelitian.
47
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum dan minimum (Ghozali, 2009).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang
memiliki data yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal.
Pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-
S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data terdistribusi secara normal
HA : Data tidak terdistribusi secara normal
Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini yaitu dengan
melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka
probabilitas kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak terdistribusi
secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas diatas 0,05 maka
HA ditolak berarti variabel tersebut terdistribusi secara normal
(Ghozali, 2011).
48
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (Ghozali, 2011).
Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas dalam
penelitian ini menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai
tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas
(Ghozali, 2011).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2009).
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dasar
pengambilan keputusan adalah ketika dU < dW < 4–dU.
49
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketiaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas
dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozali, 2009).
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji statistik,
yaitu dengan melakukan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen
(Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2009). Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka
ada indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Dengan kata
lain, suatu model regresi tidak terdapat heterokedastisitas saat nilai
sig. lebih besar dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 5%.
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi
Berganda (Multiple Regression) dengan alasan bahwa variabel
independennya lebih dari satu variabel. Analisis ini digunakan untuk
menentukan hubungan antara earning manipulation dengan variabel-
50
variabel independennya. Persamaan regresinya dirumuskan sebagai
berikut:
𝐷𝐴𝐶𝐶 = 𝛼0 + 𝛽1 𝐵𝐼𝐺4 + 𝛽2 𝐴𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻 + 𝛽3 𝐸𝐷𝐼𝐹𝐹 + 𝛽4 𝐸𝐶𝐷𝐵
+ 𝛽5 𝐸𝐶𝐴𝐶 + 휀
Dimana:
DACC = Discretionary Accrual (manipulasi laba)
𝛼0 = Konstan
𝛽1,2,3,4,5 = Koefisien Variabel
BIG4 = The Big Four (diberi angka 1 jika perusahaan diaudit oleh
KAP Big Four, angka 0 jika lainnya)
ASWITCH = Auditor Switching (diberi angka 1 jika ada pergantian
auditor, 0 lainnya)
EDIFF = Employee Diff
ECDB = Ethnics Composition of Director on Board
ECAC = Ethnics Composition of Directors on Audit Committee
휀 = Error
Dalam melakukan uji hipotesis, dilakukan beberapa analisis
sebagai berikut:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
51
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
Tetapi, penggunaan koefisien determinasi (R2) memiliki
kelemahan mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan kedalam model. Jadi, setiap
tambahan satu variabel independen, maka koefisien determinaasi
(R2) akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini akan digunakan nilai adjusted R2
untuk mengevaluasi model regresi (Ghozali, 2011).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2009).
Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali, 2009).
52
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
Menurut Santoso (2004) dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa
variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel dependen
atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa
variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
E. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Manipulasi Laba (Y)
Manipulasi laba merupakan variabel dependen dalam penelitian
ini. Manipulasi laba diproksikan dengan menggunakan discretionary
accruals menggunakan model Kothari (2005).
53
Model discretionary accruals yang disusun oleh Kothari (2005)
mencocokkan tahun perusahaan dengan observasi lain dalam industri
berjenis dan memiliki tahun yang sama dengan ROA terdekat. Model ini
bertujuan untuk menghilangkan hubungan nonlinear antara kinerja
perusahaan dengan normal akrual (Junius & Fitriany, 2012).
Model Kothari (2005) ini dipilih sebagai perhitungan manipulasi
laba dalam penelitian ini karena terbukti menghasilkan adjusted R2 yang
lebih besar dari Modified Jones Model dan Kaznik (Fanny, 2007;
Permatasari, 2011 dalam Junius & Fitriany, 2012). Model yang
dikembangkan oleh Kothari (2005) ini juga digunakan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Ismail, dkk (2015), Junius & Fitriany (2012), dan
Anugraheni (2014). Di dalam penelitian tersebut model ini disebut
dengan Modified Jones Model with ROA.
𝑇𝐴𝐶𝐶𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1= 𝛼0 + 𝛼𝑖 [
1
𝐴𝑖𝑡−1] + 𝛽1𝑖 [
∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − ∆𝐴𝑅𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1] + 𝛽2𝑖 [
𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1]
+ 𝛿1𝑅𝑂𝐴𝑖,𝑡−1 + 휀𝑖𝑡
Dimana:
TACC = Total akrual perusahaan, dihitung dari laba bersih sebelum
post luar biasa dikurangi dengan arus kas operasi.
A = Total aset perusahaan
∆𝑅𝐸𝑉 = Perubahan revenue (pendapatan), dihitung dari pendapatan
bersih pada tahun t dikurangi dengan pendapatan pada
tahun t – 1.
54
∆𝐴𝑅 = Perubahan account receivable (piutang/AR), dihitung dari
AR pada tahun t dikurangi AR pada tahun t – 1.
PPE = Nilai plant, property, dan equipment (PPE) bruto untuk
perusahaan i.
ROA = Laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset.
휀 = Residual error.
Discretionary accrual (DACC) adalah skor normal dari akrual
diskresioner yang dikalkulasi menggunakan rumus dari Van der Warden.
Koefisien estimasi atau residual error menggunakan regresi OLS yang
dilakukan secara cross-sectional untuk setiap tahun menggunakan SPSS
24. Nilai manajemen laba akrual (DACC) merupakan residual error (휀)
dari hasil regresi.
2. Employee Diff (X)
Proksi yang digunakan untuk mengukur employee diff dalam
penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Brazel et al
(2009), yaitu perbedaan atau selisih antara revenue growth dan employee
growth sebagai ukuran non-keuangan atau Non Financial Measure
(NFM). Pengukuran ini digunakan dalam penelitian ini karena employee
atau karyawan sebagai ukuran non-keuangan merupakan salah satu
informasi non-keuangan yang mudah diperoleh dan juga terdapat dalam
laporan tahunan perusahaan. Model ini digunakan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Alfiah (2013), Bukit & Nasution (2015), dan Putri (2017).
Perhitungan untuk employee diff adalah sebagai berikut:
55
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = 𝛽0 + 𝛽1 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ𝑡
Untuk menghitung revenue growth dan employee growth adalah
sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = (𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒𝑡 − 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒𝑡−1)
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒𝑡−1
𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ = (𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒𝑡 − 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒𝑡−1)
𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒𝑡−1
Brazel (2009) mendefinisikan pengukuran DIFF pada 1 dan -1,
dimana berarti perbedaan antara revenue growth dengan NFM growth
tidak lebih besar dari 100% atau kurang dari -100%. Bagaimanapun,
beberapa perusahaan memiliki nilai ekstrim untuk DIFF, hal ini biasanya
disebabkan adanya akumulasi pertumbuhan pendapatan yang ekstrim
selama beberapa tahun.
3. Peran Auditor (X)
a. The Big Four Auditor
The big four auditor dipandang berperan dalam upaya
mengurangi manipulasi laba dalam perusahaan. Mgbame (2012)
mengemukakan bahwa kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak
sehingga sulit untuk diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para
pengguna jasa audit, sehingga saat ini tidak ada definisi yang jelas
mengenai pengukuran kualitas audit tersebut, oleh karena itu, pada
penelitian ini menggunakan variabel dummy untuk mengukur peran
the big four. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk
mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif dan juga
56
merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga memiliki
pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue. Penelitian terkait
yang menggunakan pengukurain ini yaitu Becker dkk (1998), Chia
dkk (2007), Alfiah (2013), Anugraheni (2014), dan Ismail dkk (2015).
Perusahaan yang diaudit oleh the big four diberi angka 1, dan diberi
angka 0, jika lainnya (Ismail dkk, 2015).
Yang merupakan KAP berlabel the big four adalah sebagai
berikut:
1) Deloitte Touche Tohmatsu
2) PricewaterhouseCoopers
3) Ernst & Young
4) KPMG
b. Auditor Switching
Penelitian ini menggunakan variabel dummy untuk
memproksikan auditor switching. Variabel dummy adalah variabel
yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat
kualitatif dan juga merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang
diduga memiliki pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue.
Penelitian terkait yang menggunakan pengukurain ini yaitu Ismail dkk
(2015). Perusahaan yang melakukan pergantian auditor diberi nilai 1,
dan 0 untuk lainnya.
57
4. Karakteristik Budaya (X)
Karakteristik budaya dalam penelitian ini menggunakan model
yang dikembangkan oleh Rahman & Ali (2006), dimana pengukuran
ras digunakan sebagai wakil dari budaya pada penelitian ini diakui
bias namun pengaruh ras dapat signifikan dalam masyarakat multi
etnis seperti Indonesia.
a. Ethnic Composition of Director on Board
Pada penelitian ini variabel Ethnic Composition of Director on
Board diproksikan dengan merasiokan direksi pribumi
(berkebangsaan Indonesia) terhadap seluruh jumlah direksi, seperti
yang dilakukan oleh Rahman & Ali (2006).
𝐸𝐶𝐷𝐵 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑟𝑖𝑏𝑢𝑚𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
b. Ethnic Composition of Director on Audit Committee
Variabel Ethnic Composition of Director on Audit Committee
diproksikan dengan merasiokan direksi pribumi (berkebangsaan
Indonesia) terhadap seluruh jumlah komite audit, seperti yang
dilakukan oleh Rahman & Ali (2006).
𝐸𝐶𝐴𝐶 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑏𝑢𝑚𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡
58
Definisi operasional variabel diatas dapat diringkas pada tabel 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
No. Variabel Jenis
Variabel Indikator
Skala
Pengukuran
1. Manipulasi
Laba (Kothari,
2005)
Dependen Modified John
Model with ROA
Rasio
2. Employee Diff
(Brazel, 2009)
Independen Selisih antara
revenue growth
dengan employee
growth
Nominal
3. The Big 4
Auditor (Ismail
dkk, 2015)
Independen Variabel dummy,
skor 1 untuk KAP
Big 4, 0 untuk
KAP Non – Big 4
Nominal
4. Auditor
Switching
(Ismail dkk,
2015)
Independen Variabel dummy,
skor 1 untuk ada
pergantian
auditor, 0 untuk
tidak ada
pergantian
auditor
Nominal
5. Ethnic
Composition of
Director on
Board (Rahman
& Ali, 2006)
Independen Perbandingan
antara jumlah
direksi
berkebangsaan
Indonesia dengan
total seluruh
direksi
Rasio
6. Ethnic
Composition of
Audit
Committee
(Rahman & Ali,
2006)
Independen Perbandingan
antara jumlah
anggota komite
audit
berkebangsaan
Indonesia dengan
total seluruh
komite audit
Rasio
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan terindeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan terindeks LQ45 tersebut
konsisten masuk ke dalam daftar IDX LQ45 yang dirilis pada bulan Februari
setiap tahunnya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), sesuai dengan kriteria sampel
yang telah ditentukan sebelumnya. Dari kriteria sampel tersebut, didapatkan 20
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012 – 2016
dengan data observasi sebanyak 55 data. Selengkapnya mengenai rincian sampel
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan terindeks LQ45 yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
45
Perusahaan berbasis keuangan, seperti bank (5)
Perusahaan yang tidak konsisten terindeks LQ45 (18)
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dalam periode
penelitian
(2)
Data outlier (9)
Jumlah Sampel Penelitian Terpilih 11
Tahun Pengamatan 5
Jumlah Sampel Total Selama Periode Penelitian 55
Sumber: Data Sekunder Diolah
Setelah melakukan seleksi sampel, terdapat 11 perusahaan yang sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya. Adapun nama-nama
perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini terdapat dalam tabel 4.2
berikut:
60
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan
1. ADRO PT. Adaro Energy, Tbk.
2. ASII PT. Astra International, Tbk.
3. BSDE PT. Bumi Serpong Damai, Tbk.
4. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.
5. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
6. INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
7. LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk.
8. MNCN PT. Media Nusantara Citra, Tbk.
9. PTBA PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.
10. SMGR PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.
11. UNTR PT. United Tractors, Tbk.
Sumber : Data Sekunder Diolah
B. Analisis
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan
minimum dari masing-masing variabel (Ghozali, 2011). Statistik deskriptif
digunakan untuk memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan
tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis deskriptif ini digunakan untuk
menyajikan dan menganalisis data beserta karakteristik perhitungannya
agar dapat memperjelas karakteristik atau keadaan data yang bersangkutan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai terendah
(minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean), dan standar deviasi.
Nilai minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari data yang
bersangkutan. Nilai maximum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar
dari data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui besar rata-
rata data yang berangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui
61
seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Variabel
yang digunakan meliputi, variabel independen yaitu, employee diff (EDIFF)
the big 4 auditors (BIG4), auditor switching (ASWITCH), ethnic
composition of director on board (ECDB), dan ethnic composition of
director on audit committee (ECAC), dengan variabel dependen yaitu,
manipulasi laba yang diproksikan dengan discretionary accruals modified
John model with ROA (DACC). Hasil pengujian statistik deskriptif atas
variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BIG4 55 0 1 ,82 ,389
ASWITCH 55 0 1 ,04 ,189
EDIFF 55 -,50287 ,48848 ,0249087 ,18584464
ECDB 55 ,40000 1,00000 ,9359084 ,11255568
ECAC 55 ,75000 1,00000 ,9772727 ,07253236
DACC 55 -,0962876703 ,0940028376 -,0027310026 ,045156894700000
Valid N
(listwise)
55
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 4.3 diatas,
menunjukkan bahwa jumlah data (N) yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah 55 sampel data yang diambil dari laporan keuangan publikasi
perusahaan terindeks LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2012 – 2016. Hal ini berarti semua data sampel dapat diolah dan tidak
terdapat data yang hilang.
62
Variabel employee diff menunjukkan nilai terendah (minimum)
sebesar -0,50287, nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,48848, nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,249087, dan standar deviasi sebesar 0,18584464.
Variabel the big 4 auditors menunjukkan nilai terendah (minimum) 0,
nilai tertinggi (maximum) 1, nilai rata-rata (mean) 0,82, dan standar deviasi
0,389. Nilai variabel the big 4 auditor terendah (minimum) sebesar 0
diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang tidak diaudit oleh the big 4
auditor selama periode penelitian, sedangkan nilai tertinggi (maximum)
sebesar 1 diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh the big 4
auditor selama periode penelitian, yaitu tahun 2012 – 2016. Nilai rata-rata
sebesar 0,82 berarti bahwa secara rata-rata perusahaan yang diaudit oleh
KAP big 4 dan afiliasinya sebanyak 82% dan sisanya sebesar 18%
perusahaan yang diteliti tidak diaudit oleh KAP big 4.
Variabel auditor switching menunjukkan nilai terendah (minimum) 0,
nilai tertinggi (maximum) 1, nilai rata-rata (mean) 0,04, dan standar deviasi
0,189. Nilai variabel auditor switching terendah (minimum) sebesar 0
diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pergantian
auditor selama periode penelitian, sedangkan nilai tertinggi (maximum)
sebesar 1 diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang melakukan pergantian
auditor selama periode penelitian, yaitu tahun 2012 – 2016. Nilai rata-rata
sebesar 0,04 berarti bahwa secara rata-rata perusahaan yang melakukan
pergantian auditor sebanyak 4%, sedangkan sisanya yaitu 96% perusahaan
63
tidak melakukan pergantian auditor. Sedangkan nilai standar deviasi
menunjukkan bahwa sebesar 0,189 data bervariasi dari rata-rata.
Variabel ethnic composition of director on board (ECDB)
menunjukkan nilai terendah (minimum) sebesar 0,40000, nilai tertinggi
(maximum) sebesar 1,00000, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,9359084, dan
standar deviasi sebesar 0,11255568. Sedangkan untuk variabel ethnic
composition of audit committee (ECAC) menunjukkan nilai terendah
(minimum) dan tertinggi (maximum) masing-masing sebesar 0,75000 dan
1,00000, dengan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi masing-masing
sebesar 0,9772727 dan 0,07253236.
Variabel manipulasi laba (DACC) menunjukkan nilai terendah
(minimum) sebesar -0,0962876703, nilai tertinggi (maximum) sebesar
0,0940028376, nilai rata-rata (mean) sebesar -0,002731003, dan nilai
standar deviasi sebesar 0,0451568947.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data yang akan diregresi memenuhi asumsi klasik atau agar data
tersebut layak digunakan. Pengujian ini diperlukan agar model regresi
menjadi suatu model yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini beserta hasilnya adalah sebagai berikut:
64
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011). Pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil
uji normalitas disajikan dalam tabel 4. sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,03865097
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,062
Negative -,079
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-
S) menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat
dilihat dari nilai probabilitas sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05.
Sehingga penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
65
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi
antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Hasil uji
multikolinearitas disajikan dalam tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,178 ,086 2,070 ,044
BIG4 -,055 ,015 -,475 -3,741 ,000 ,927 1,078
ASWITCH ,035 ,030 ,145 1,156 ,253 ,949 1,054
EDIFF ,003 ,031 ,011 ,088 ,930 ,928 1,078
ECDB -,061 ,050 -,151 -1,215 ,230 ,964 1,038
ECAC -,082 ,078 -,132 -1,049 ,299 ,947 1,056
a. Dependent Variable: DACC
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.5 diatas,
dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai
Tolerance lebih besar atau lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel bebas (independen), hasil VIF (Variance Inflation Factor)
juga menunjukkan hal yang sama, yaitu semua variabel bebas
(independen) memiliki nilai VIF lebih kecil atau kurang dari 10, dengan
masing-masing variabel bebas (independen) memiliki nilai Tolerance
dan VIF sebesar 0,928 dan 1,078 untuk variabel employee diff (EDIFF),
66
0,927 dan 1,078 untuk variabel the big 4 auditor (BIG4), 0,949 dan 1,054
untuk variabel auditor switching (ASWITCH), 0,964 dan 1,038 untuk
variabel ethnic composition of director on board (ECDB), dan 0,947 dan
1,056 untuk variabel ethnic composition of audit committee (ECAC).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi
tidak terdapat problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Durbin – Watson statistik. Hasil uji autokorelasi disajikan
dalam tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,517a ,267 ,193 ,040575065900 2,056
a. Predictors: (Constant), ECAC, ASWITCH, ECDB, EDIFF, BIG4
b. Dependent Variable: DACC
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, nilai Durbin – Watson menunjukkan
nilai sebesar 2,056. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW
menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 55 (n=55), dan
variabel independen 5 (k=5), maka didapat 1,7681 nilai tabel DW. Oleh
karena nilai DW 2,056 lebih besar dari batas atas (du) 1,7681 dan kurang
dari 4 – 1,7681 (4 – du) atau 1,7681 < 2,056 < (4 – 1,7681), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
67
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Uji glejser digunakan untuk menguji
ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam penelitian ini. Jika variabel
independen signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas dengan probabilitas
signifikansi tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 (Ghozali, 2011). Hasil uji
heterokedastisitas menggunakan uji glejser adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,023 ,047 ,489 ,627
BIG4 ,012 ,008 ,204 1,443 ,156 ,927 1,078
ASWITCH -,019 ,016 -,165 -1,185 ,242 ,949 1,054
EDIFF ,002 ,017 ,017 ,123 ,903 ,928 1,078
ECDB ,029 ,027 ,147 1,059 ,295 ,964 1,038
ECAC -,028 ,043 -,092 -,660 ,512 ,947 1,056
a. Dependent Variable: RES3
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.7 diatas, semua variabel
independen memiliki angka signifikansi diatas 0,05, dengan hasil
masing-masing variabel sebesar 0,903 untuk variabel employee diff
(EDIFF), 0,156 untuk variabel the big 4 auditor (BIG4), 0,242 untuk
variabel auditor switching (ASWITCH), 0,295 untuk variabel ethnic
composition of director on board (ECDB), dan 0,512 untuk variabel
68
ethnic composition of audit committee (ECAC). Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam persamaan regresi, sehingga
layak digunakan.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil uji koefisien Adjusted R
Square disajikan dalam tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,517a ,267 ,193 ,040575065900 2,056
a. Predictors: (Constant), ECAC, ASWITCH, ECDB, EDIFF, BIG4
b. Dependent Variable: DACC
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, nilai Adjusted R Square adalah
sebesar 0,193, hal ini berarti 19,3% variabel manipulasi laba dapat
dijelaskan oleh variabel employee diff, peran auditor yang diproksikan
dengan the big 4 auditor dan auditor switching, dan karakteristik budaya
yang diproksikan dengan ethnic composition of director on board dan
ethnic composition of audit committee. Sedangkan sisanya yaitu sebesar
80,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model, seperti leverage,
free cashflow, capacity diff, gender diversity, dan lain sebagainya.
69
b. Uji F (Model Fit)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen)
(Ghozali, 2011). Hasil uji statistik F dalam penelitian ini tersaji dalam
tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,027 5 ,005 3,247 ,013b
Residual ,083 49 ,002
Total ,110 54
a. Dependent Variable: DACC
b. Predictors: (Constant), ECAC, ASWITCH, ECDB, EDIFF, BIG4
Sumber: Data Sekunder Diolah
Tabel diatas menunjukkan hasil F sebesar 3,247 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,013. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk
menguji data atau dapat dikatakan bahwa variabel employee diff, peran
auditor (the big 4 auditor dan auditor switching), dan karakteristik
budaya (ethnic composition of director on board dan ethnic composition
of audit committee) secara bersama-sama mempengaruhi manipulasi
laba.
70
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,178 ,086 2,070 ,044
BIG4 -,055 ,015 -,475 -3,741 ,000 ,927 1,078
ASWITCH ,035 ,030 ,145 1,156 ,253 ,949 1,054
EDIFF ,003 ,031 ,011 ,088 ,930 ,928 1,078
ECDB -,061 ,050 -,151 -1,215 ,230 ,964 1,038
ECAC -,082 ,078 -,132 -1,049 ,299 ,947 1,056
a. Dependent Variable: DACC
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel diatas, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
𝐷𝐴𝐶𝐶 = 0,178 + 0,003 𝐸𝐷𝐼𝐹𝐹 − 0,055 𝐵𝐼𝐺4 + 0,035 𝐴𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻
− 0,061 𝐸𝐶𝐷𝐵 − 0,082 𝐸𝐶𝐴𝐶 + 휀
Dari persamaan regresi diatas, diketahui bahwa konstanta sebesar
0,178 menyatakan bahwa apabila variabel independen yang terdiri dari
employee diff (EDIFF), the big 4 auditor (BIG4), auditor switching
(ASWITCH), ethnic composition of director on board (ECDB), dan
ethnic composition of audit committee (ECAC) tidak ada, maka akan
terjadi peningkatan manipulasi laba (DACC) sebesar 0,178. Koefisien
71
regresi pada variabel employee diff sebesar 0,003, menunjukkan bahwa
setiap adanya perubahan 1 satuan employee diff maka akan menambah
variabel manipulasi laba sebesar 0,003. Koefisien regresi untuk variabel
the big 4 auditor sebesar -0,055 menunjukkan bahwa setiap adanya
perubahan 1 satuan tingkat KAP, maka dapat menurunkan variabel
manipulasi laba sebesar 0,055. Koefisien regresi pada variabel auditor
switching sebesar 0,035 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1
satuan auditor switching maka akan menambah variabel manipulasi laba
sebesar 0,035. Sedangkan koefisien regresi pada variabel ethnic
composition of director on board (ECDB) dan ethnic composition of
audit committee (ECAC) sebesar -0,061 dan -0,082, hal ini menunjukkan
bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan pada kedua variabel ini maka
akan mengurangi variabel manipulasi laba sebesar 0,061 dan 0,082.
Variabel the big 4 auditor (BIG4), ethnic composition of director
on board (ECDB), dan ethnic composition of audit committee (ECAC)
memiliki koefisien regresi dengan arah negatif, sedangkan auditor
switching (ASWITCH) dan employee diff (EDIFF) dengan arah positif.
Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh Employee Diff Terhadap Manipulasi Laba
Hasil pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel
employee diff menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,930 lebih
besar dari α = 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar
0,003. Hal ini berarti bahwa hipotesis H1 tidak terdukung, dengan
72
kata lain employee diff bukan merupakan faktor yang mempengaruhi
manipulasi laba.
b) Pengaruh The Big 4 Auditor Terhadap Manipulasi Laba
Hasil diatas menunjukkan bahwa variabel the big 4 auditor
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.
Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -0,055. Hal ini
menunjukkan hipotesis H2 terdukung, sehingga dapat dikatakan the
big 4 auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap manipulasi
laba pada tingkat signifikansi 5%.
c) Pengaruh Auditor Switching Terhadap Manipulasi Laba
Variabel auditor switching pada tabel diatas memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,253 lebih besar dari α = 0,05. Nilai
koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,035. Hal ini menunjukkan
hipotesis H3 tidak terdukung, sehingga dapat dikatakan auditor
switching bukan merupakan faktor yang mempengaruhi manipulasi
laba.
d) Pengaruh Budaya Indonesia Dijajaran Direksi Terhadap Manipulasi
Laba
Hasil pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel
ethnic composition of director on board (ECDB) sebagai proksi dari
orang Indonesia dijajaran direksi memiliki nilai signifikansi sebesar
0,230 lebih besar dari α = 0,05. Koefisien beta menghasilkan nilai
sebesar -0,061. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis H4 tidak
73
terdukung, sehingga dapat dikatakan budaya Indonesia dijajaran
direksi bukan merupakan faktor yang mempengaruhi manipulasi
laba.
e) Pengaruh Budaya Indonesia Dijajaran Komite Audit Terhadap
Manipulasi Laba
Hasil pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel
ethnic composition of audit committee (ECAC) menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,299 lebih besar dari α = 0,05. Nilai koefisien
beta yang dihasilkan sebesar -0,082. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis H5 tidak terdukung, sehingga dapat dikatakan orang
Indonesia dijajaran komite audit bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi manipulasi laba.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Employee Diff terhadap Manipulasi Laba
Secara individual employee diff bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi manipulasi laba dengan nilai signifikansi sebesar 0,930 atau
lebih besar dari 0,05 dan koefisien beta sebesar 0,003. Dengan demikian
hipotesis H1 yang menyatakan bahwa employee diff memiliki pengaruh
signifikan terhadap manipulasi laba tidak diterima. Sehingga penggunaan
employee diff untuk mendeteksi manipulasi laba pada penelitian ini adalah
tidak efektif.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi
rendahnya nilai employee diff tidak mempengaruhi probabilitas perusahaan
74
melakukan manipulasi laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang
dilakukan oleh Brazel (2009) yang membuktikan bahwa nilai employee diff
secara lebih besar untuk perusahaan yang melakukan kecurangan laporan
keuangan. Dengan kata lain, semakin besar employee diff maka semakin besar
probabilitas melakukan kecurangan laporan keuangan. Hasil ini juga berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bukit & Nasution (2015) yang
menyatakan bahwa employee diff yang tinggi merupakan faktor penting bagi
perusahaan untuk melakukan manipulasi laba dan hasil penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa employee diff berpengaruh positif terhadap
manipulasi laba. Hasil ini juga berbeda dengan Alfiah (2013) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi employee diff, maka semakin rendah
probabilitas perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan.
Variabel employee diff pada penelitian ini bukan merupakan faktor
yang mempengaruhi manipulasi laba, namun dengan arah pengujian yang
positif hal ini mengindikasikan bahwa dalam keadaan employee diff yang
rendah maupun tinggi, tetap ada kemungkinan perusahaan melakukan
manipulasi laba. Ukuran non-keuangan merupakan salah satu komponen
perusahaan yang jarang diperhatikan, oleh karena itu jarang atau sedikit sekali
perusahaan yang melakukan audit khusus untuk mengetahui eksistensi atau
nilai pasti atas ukuran non-keuangan ini. Dalam audit umum, jumlah
karyawan kebanyakan tidak diaudit oleh auditor, hal ini terbukti dari
pengungkapan mengenai jumlah karyawan dalam laporan keuangan auditan
yang diberi catatan bahwa auditor tidak mengaudit jumlah karyawan
75
perusahaan pada periode tersebut. Dengan kurangnya monitoring tersebut,
perusahaan leluasa untuk me-manage beban yang berkaitan dengan karyawan
untuk menutupi kinerja keuangan yang buruk dan upaya untuk mengatur laba
atau perataan laba. Ketika performa keuangan perusahaan buruk, manajemen
akan berupaya untuk memperkecil beban karyawan, sebaliknya ketika kinerja
perusahaan tinggi pada periode tertentu akan dibuat seolah-olah kinerjanya
stabil juga dengan memainkan beban karyawan ini, semua itu dilakukan
dengan dalih keputusan manajemen untuk mengurangi dan menambah
jumlah karyawan. Terlepas dari upaya manajemen dalam me-manage laba,
perusahaan harusnya memperhatikan keefektifan dari jumlah karyawan yang
ada, apakah dengan jumlah karyawan yang sedikit atau banyak dapat secara
nyata meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Perbedaan antara hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah karena adanya perbedaan karakterstik perusahaan yang
diteliti, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Brazel (2009) dilakukan
pada perusahaan Amerika dan pada penelitian yang dilakukan oleh Alfiah
(2013) dan Bukit & Nasution (2015) merupakan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karakteristik perusahaan di Indonesia
cenderung melaporkan pendapatan mereka dengan nominal yang kecil pada
pendapatan, hal ini diketahui dari hasil penelitian yang menunjukkan
kebanyakan perusahaan yang termasuk dalam sampel memiliki nilai
discretionary accrual (DACC) yang negatif, hal ini berarti perusahaan
melaporkan laba melalui praktik income decreasing (Murhadi, 2009 dalam
76
Alfiah, 2013). Selain itu, perusahaan yang memiliki jenis atau bergerak pada
sektor yang sama cenderung memiliki kesamaan.
2. Pengaruh Peran Auditor terhadap Manipulasi Laba
a. Pengaruh The Big 4 Auditor terhadap Manipulasi Laba
Pengujian individual variabel hipotesis pengaruh the big 4
auditor terhadap manipulasi laba pada tabel 4.10 menunjukkan hasil
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan koefisien beta sebesar
-0,055, sehingga dapat diartikan bahwa variabel the big 4 auditor
berpengaruh negatif signifikan terhadap manipulasi laba. Sehingga
penggunaan variabel the big 4 auditor untuk mendeteksi manipulasi laba
adalah efektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak
perusahaan yang diaudit oleh the big 4 auditor maka akan semakin
mengurangi probabilitas perusahaan untuk melakukan manipulasi laba,
hal ini disebabkan karena kualitas audit yang dimiliki oleh the big 4
auditor. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rusmin (2010), Inaam et al. (2012), Herusetya (2012), Alfiah (2013),
dan Anugraheni (2014) yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh
negatif signifikan antara kualitas audit (tercermin dari the big 4 auditor)
dengan manipulasi laba. Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
Luhgianto (2010) dan Pradhana & Rudiawarni (2010) yang
membuktikan bahwa ukuran KAP atau kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap manipulasi laba.
77
Menurut Krishnan (2002) dalam Alfiah (2013), hal ini
disebabkan auditor big 4 memiliki insentif/dorongan yang lebih besar
untuk menjaga reputasi mereka dengan menyediakan jasa audit yang
berkualitas dibandingkan auditor non – big 4. KAP big 4 dianggap lebih
berkualitas karena auditornya dibekali dengan serangkaian pelatihan dan
prosedur serta memiliki program audit yang lebih akurat dibandingkan
dengan KAP non – big 4 (Anggraini & Utama, 2013).
Dari serangkaian proses seleksi penerimaan auditor dan
pelatihan yang diberikan kepada auditornya membuat kualitas baik dari
segi keilmuan dan praktikal lebih unggul dari auditor non – big 4. Selain
itu, keahlian the big 4 auditor lebih terspesifikasi pada bidangnya,
sehingga auditor yang menangani klien di industri manufaktur misalnya
merupakan auditor yang ahli dalam bidang manufaktur. Hal ini membuat
the big 4 auditor memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mencegah
tindakan oportunis yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya
manipulasi laba. Selain itu, faktor perlindungan reputasi yang dimiliki
oleh the big 4 auditor juga turut memicu mereka untuk memberikan
kualitas audit yang terbaik dalam mengaudit laporan keuangan karena
jika mereka gagal dalam mendeteksi atau membatasi tindakan
manajemen laba yang dilakukan oleh klien, hal ini dapat mengakibatkan
KAP kehilangan kliennya dan juga kepercayaan publik dapat berkurang.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa the big 4
auditor dapat mengurangi probablitas perusahaan untuk melakukan
78
manipulasi laba. Hal ini dikarenakan kualitas audit yang diberikan oleh
the big 4 auditor lebih unggul dari non – big 4 auditor, sehingga auditor
dapat mendeteksi dan mecegah terjadinya manipulasi laba, apabila gagal
maka konsekuensinya adalah akan kehilangan klien, rusaknya reputasi,
dan hilangnya kepercayaan publik terhadap hasil audit yang dikeluarkan.
b. Pengaruh Auditor Switching terhadap Manipulasi Laba
Hasil uji statistik t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa
variabel auditor switching menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,253
lebih besar dari 0,05 dengan nilai koefisien beta sebesar 0,035. Hal ini
dapat dikatakan bahwa auditor switching bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi manipulasi laba. Sehingga penggunaan auditor switching
untuk mendeteksi manipulasi laba tidak efektif dalam penelitian ini.
Hasil ini menunjukkan bahwa pergantian auditor tidak
mengurangi probablitas perusahaan untuk melakukan manipulasi laba,
hal ini disebabkan oleh fee audit yang diterima oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP). Adanya kewajiban melakukan rotasi KAP meningkatkan
persaingan jasa audit. Dengan pasar persaingan yang tinggi, mungkin
akan menghasilkan daya tawar yang kuat dari klien dalam penentuan fee
audit (Fitriany, 2016). Diaudit pertama, KAP cenderung menawarkan fee
yang rendah, hal ini dilakukan untuk menarik minat klien untuk
menggunakan jasa auditnya. Rendahnya fee audit yang diberikan, akan
berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Barner (2004)
dalam Fitriany (2016) menyatakan bahwa, rendahnya kualitas audit
79
dapat disebabkan karena klien memiliki daya tawar yang kuat dalam
proses tawar-menawar. Jika fee audit dibawah normal, KAP akan
menyesuaikan audit effort mereka, misalnya dengan mengurangi audit
prosedur seperti mengurangi jumlah jam kerja, menempatkan staff yang
kurang berpengalaman, dan lain-lain (Fitriany, 2016).
Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan yang
melakukan pergantian auditor secara sukarela disebabkan karena
auditor/KAP yang terdahulu bertindak koservatif dan tidak sejalan
dengan kepentingan manajemen perusahaan, sehingga perusahaan
melakukan pergantian KAP secara sukarela (Lestari, 2016).
Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah badan usaha
yang berperan dalam terciptanya laporan keuangan perusahaan yang
reliabel dan dapat diandalkan, dengan tujuan utamanya adalah
meyakinkan stakeholder bahwa laporan keuangan yang disajikan
perusahaan adalah wajar dalam semua hal yang material, berarti tidak
ada unsur kecurangan dalam laporan keuangan tersebut, apabila
ditemukan adanya kecurangan maka auditor akan mendeteksi
kecurangan tersebut sedini mungkin sebelum kecurangan tersebut
menjadi besar. Tujuan mulia dan harapan yang besar dari para
stakeholder atas peran auditor yang besar ini membuat perusahaan
tertarik menggunakan jasa audit untuk meyakinkan stakeholder bahwa
manajemen dapat mempertanggungjawabkan laporan keuangan mereka.
Di sisi lain, KAP juga merupakan suatu bisnis yang memiliki kegiatan
80
ekonomi jual-beli jasa seperti perusahaan pada umumnya. Hal ini
membuat timbulnya tawar menawar fee audit antara KAP dan calon klien
yang akan diaudit. Biasanya pada perikatan tahun pertama KAP
cenderung memberikan harga yang rendah dan bertindak sejalan dengan
kepentingan manajemen, hal ini dilakukan untuk mempertahankan
perikatan audit, ketika klien sudah bergantung pada jasa auditnya KAP
lantas akan menaikkan harga jasa auditnya, dengan demikian dapat
mempengaruhi keputusan klien untuk mengganti auditornya. Dengan
pergantian audit ini, siklus awal tentang fee audit dan tindakan sejalan
dengan kepentingan manajemen akan terus terulang. Berbeda halnya
ketika klien memberikan fee audit yang tinggi kepada KAP,
dikhawatirkan akan mempengaruhi independensi KAP dalam proses
audit. Ditambah lagi dengan aturan baru di Indonesia yang menyebutkan
bahwa tidak ada batasan untuk lamanya periode perikatan antara entitas
dengan KAP denga catatan paling lama 5 tahun berturut-turut KAP harus
mengganti Akuntan Publiknya, dengan adanya aturan ini mengakibatkan
tingginya ketergantungan antara KAP dan klien sehingga KAP dapat
senantiasa bertindak sesuai dengan keinginan manajemen untuk
mempertahankan pendapatannya. Dengan demikian siklus yang
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengganti auditornya
tidak senantiasa mengurangi praktik manipulasi laba di perusahaan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ismail, dkk (2015) yang menemukan hubungan yang signifikan
81
antara auditor switching dengan manipulasi laba. Perbedaan ini karena
tidak adanya regulasi khusus di Malaysia yang mengharuskan
perusahaan mengganti auditornya, berbeda dengan Indonesia yang
secara khusus membuat regulasi mengenai pergantian auditor untuk
menjaga independensi auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Davidson dkk (2006) dan Lin & Liu
(2010) yang menemukan bahwa perusahaan yang mengganti auditornya
menghasilkan manipulasi laba yang besar dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak mengganti auditornya.
3. Pengaruh Karakteristik Budaya terhadap Manipulasi Laba
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa ethnic composition of director
on board (ECDB) sebagai proxy dari budaya Indonesia dijajaran direksi
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,230 lebih besar dari 0,05 dan
nilai koefisien beta sebesar -0,061. Hal ini dapat dikatakan bahwa ethnic
composition of director on board bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi manipulasi laba. Sedangkan ethnic composition of audit
committee (ECAC) sebagai proxy dari orang Indonesia dijajaran komite
audit menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,299 lebih besar dari 0,05
dan nilai koefisien beta sebesar -0,082. Hal ini dapat dikatakan bahwa
ethnic composition of audit committee bukan merupakan faktor yang
mempengaruhi manipulasi laba. Sehingga penggunaan ethnic
composition of director on board dan ethnic composition of audit
82
committee untuk mendeteksi manipulasi laba tidak efektif dalam
penelitian ini.
Hasil ini menunjukkan bahwa adanya direksi dan komite audit
berkebangsaan Indonesia tidak mengurangi probabilitas perusahaan
untuk melakukan manipulasi laba, hal ini disebabkan karena seperti yang
telah diungkapkan oleh Rahman & Ali (2006) bahwa globalisasi dan
moderniasi membuat munculnya perilaku individualistik dan
melunturkan nilai-nilai budaya asli yang dimiliki, selain itu, kurang lebih
90% dari sampel penelitian mayoritas memiliki dewan direksi dan
komite audit berkebangsaan Indonesia, hal ini menunjukkan diversitas
yang rendah. Robinson & Dechant (1997) dalam Wicaksana (2010)
menyebutkan bahwa diveristas manajemen akan berdampak baik pada
kinerja finansial perusahaan untuk jangka panjang. Dengan adanya
diversitas dewan dalam perusahaan akan meningkatkan keyakinan calon
investor terhadap keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung
jawab pengelolaan perusahaan.
Meskipun dalam penelitian ini kebudayaan Indonesia bukan
merupakan faktor yang mempengaruhi manipulasi laba, namun arah
pengujian yang negatif menunjukkan bahwa budaya Indonesia mungkin
dapat mencegah terjadinya manipulasi laba. Apabila ditinjau lebih jauh,
Indonesia memiliki latar belakang sejarah yang unik yang dihasilkan dari
pengaruh negara-negara yang berbeda melalui serangkaian proses,
seperti penjajahan (oleh bangsa Barat) dan perdagangan (dipengaruhi
83
dari China dan India). Bagaimanapun, kedua hal ini membuat Indonesia
semakin kaya akan ras, agama, kepercayaan, baju adat, dan bahasa.
Dengan beragam budaya yang dimiliki, Indonesia terkenal dengan
budaya ketimuran yang sangan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan
kesopanan, ditambah dengan religiusitas yang tinggi sehingga
diharapkan nilai-nilai ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk dalam berbisnis. Dengan karakter ini, seharusnya budaya
Indonesia dapat membuat suatu bisnis lebih beretika dan menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas dan dapat diandalkan. Namun, seiring
dengan berkembangnya zaman, budaya ini mulai luntur tergantikan
dengan budaya baru sehingga seolah budaya Indonesia kehilangan
identitasnya. Praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) membuat
pengusaha berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan pribadi
yang sebesar-besarnya tanpa mempedulikan lagi nilai-nilai etika. Hal ini
yang menyebabkan banyaknya jumlah direksi dan komite audit yang
berkebangsaan Indonesia tidak mengurangi peluang dilakukannya
manipulasi laba.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rahman
& Ali (2006) yang menyatakan bahwa etnisitas tidak memiliki pengaruh
dalam mengurangi kemungkinan seseorang atau lebih melakukan
manipulasi laba, hal ini mungkin dikarenakan moderniasai yang terjadi
dan mengakibatkan timbulnya sikap individualis. Penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haniffa & Cooke
84
(2002) yang mendokumentasikan bahwa direksi yang berkomposisi
orang Malaysia ditemukan memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk
memberikan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan dengan
demikian dapat memiliki kecenderungan lebih sedikit dalam melakukan
manipulasi laba.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh employee diff,
peran auditor, dan karakteristik budaya terhadap manipulasi laba. Sampel
penelitian ini berjumlah 11 perusahaan terindeks LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012 – 2016. Berdasarkan data yang
terlah dikumpulkan dan dilakukan pengujian terhadap rumusan masalah,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Employee diff bukan merupakan faktor yang mempengaruhi manipulasi
laba. Sehingga penggunaan employee diff untuk mendeteksi adanya
manipulasi laba adalah tidak efektif.
2. Peran auditor yang diproksikan dengan the big 4 auditor berpengaruh
negatif terhadap manipulasi laba. Sehingga penggunaan the big 4
auditor sebagai proxy dari peran auditor dalam mendeteksi adanya
manipulasi laba adalah efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010), Inaam et al. (2012),
Herusetya (2012), Alfiah (2013) dan Anugraheni (2014). Sedangkan
proxy dari peran auditor lainnya, yaitu auditor switching bukan
merupakan faktor yang mempengaruhi manipulasi laba. Dengan
demikian, penggunaan auditor switching sebagai proxy dari peran
auditor tidak efektif dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan
86
dengan penelitian yang dilakukan oleh Davidson, Jiraporn, dan DaDalt
(2006) dan Lin dan Liu (2010).
3. Karakteristik budaya yang diproksikan dengan ethnic composition of
director on board dan ethnic composition of audit committee bukan
merupakan faktor yang mempengaruhi manipulasi laba. Sehingga
penggunaan ethnic composition of director on board dan ethnic
composition of audit committee sebagai proxy dari karakteristik budaya
untuk mendeteksi adanya manipulasi laba tidak efektif. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman & Ali
(2006).
B. Implikasi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi implikasi
bagi ilmu pengetahuan dan pihak-pihak terkait, diantaranya auditor
eksternal, investor/kreditur, regulator, dan ilmu pengetahuan.
1. Auditor Eksternal
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan auditor dapat
mendeteksi adanya kesempatan manajemen untuk melakukan
manipulasi laba lebih awal sebelum berubah menjadi skandal keuangan
yang besar yang tentunya akan merugikan banyak pihak. Selain itu,
auditor diharapkan terus meningkatkan kemampuan auditnya sehingga
dapat memberikan jasa audit yang berkualitas. Disamping itu, auditor
dapat mempertimbangkan ukuran non-keuangan klien seperti jumlah
karyawan atau jumlah retail/cabang untuk mengembangkan ekspektasi
87
atas kondisi klien dan tidak hanya mengandalkan pada keterangan atau
penjelasan manajemen, sehingga proses audit menjadi lebih efektif dan
berkualitas.
2. Investor/Kreditur
Investor mengharapkan tingkat pengembalian investasi yang
tinggi dan kreditur mengharapkan jaminan pengembalian atas dananya.
Dengan hasil penelitian ini, sebelum melakukan pengambilan
keputusan investasi dan memberikan pinjaman, investor/kreditur
diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam menilai laporan keuangan
dan ukuran non-keuangan lainnya agar investasi dan pemberian
pinjaman yang dilakukan dapat memberikan keuntungan seperti yang
diharapkan. Selain itu, investor juga perlu mengetahui siapa auditor
yang mengaudit perusahaan, karena hal ini berpengaruh terhadap
keandalan laporan keuangan.
3. Regulator
Regulator diharapkan mengeluarkan peraturan mengenai
pengungkapan ukuran non-keuangan yang lebih banyak di dalam
laporan keuangan, sehingga pengguna laporan keuangan dapat
langsung membandingkan antara ukuran keuangan dan non-keuangan.
Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi auditor eksternal untuk menilai
risiko kecurangan, tetapi juga bagi investor/kreditur untuk
memperdalam analisis mereka sebelum mengambil keputusan untuk
berinvestasi atau memberikan pinjaman.
88
4. Ilmu Pengetahuan
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti
auditor eksternal, investor/kreditur, regulator, dan akademisi. Selain itu,
temuan ini dapat memperkuat serta memperluas penelitian sebelumnya
terutama mengenai penggunaan ethnic composition of director on
board, ethnic composition of audit committee, dan employee diff dalam
mendeteksi adanya manipulasi laba.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Terdapat banyak metode untuk mengukur manajemen laba, sehingga
Peneliti memiliki kesulitan untuk memilih metode yang paling tepat
dalam penelitian.
2. Kurangnya referensi mengenai karakteristik budaya Indonesia terhadap
manipulasi laba, sehingga referensi pada penelitian ini merujuk pada
budaya Malaysia yang masih serumpun dengan Indonesia.
D. Saran
Dari keterbatasan-keterbatasan pada penlitian ini, maka Peneliti
mengemukakan saran atau masukan dengan harapan penelitian dimasa
mendatang akan dapat menyajikan hasil yang lebih berkualitas lagi. Adapun
saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
89
1. Diharapkan peneltian selanjutnya meneliti semua perusahaan, baik
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun perusahaan
private.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengukur Peran Auditor
berdasarkan perusahaan yang diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP)
tidak hanya memasukkan perusahaan yang terdaftar saja, tapi juga
perusahaan private.
3. Dalam pengukuran manajemen laba diharapkan peneliti selanjutnya
dapat menggunakan model lain seperti model Jones (1991), model
Kaznik (1999), dan model Francis et al. (2005).
4. Dapat menggunakan jumlah rata-rata pertumbuhan non-keuanagn yang
informasinya terdapat di dalam laporan tahunan perusahaan dan
kemudian membandingkannya dengan pertumbuhan pendapatan.
90
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah, Eva Noor.”Analisis Penggunaan Leverage, Kualitas Audit dan Employee
Diff dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan”.Repositori UIN
Jakarta.2013.
Ames, Daniel, Joseph F. Brazel, Keith L. Jones, Jay S. Rich, dan Mark F.
Zimbelman.“Using Nonfinancial Measures to Improve Fraud Risk
Assessments”.American Accounting Association.2012.
Anugraheni, Diah.”Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba
Akrual”.Repositori UIN Jakarta.2014.
Brazel, Joseph F., Keith I. Jones, dan Mark F. Zimbelman.”Using Nonfinancial
Measures to Assess Fraud Risk”.Journal of Accounting Research.2009.
Bukit, Rina Br dan Fahmi N. Nasution.”Employee Diff, Free Cash Flow, Corporate
Governance and Earnings Management”.Procedia Social and Behavioral
Sciences.2015.
Bukit, Rina Br. dan Takiah Mohd. Iskandar.”Surplus Cash Flow, Earnings
Management and Audit Committee”.International Journal of Economics
and Management.2009.
Carter, D. A., Simkins B. J., dan Simpson.”Corporate Governance, Board
Diversity, and Firm Value”.The Financial Review.2003.
Calderon, T. G., Ofobike E.”Determinants of Client-Initiated and Auditor-Initiated
Auditor Changes”.Managerial Accounting Journal.2008.
Chang, H., Cheng C. S. A., Reichelt K.J.”Market Reaction to Auditor Switching
form Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms”.Auditing: A Journal of
Practice & Theory.2010.
Chih, H. L., Shen C. H., Kang F. C.”Corporate Social Responsibility, Investor
Protection, and Earning Manipulation: Some International
Evidence”.Journal of Business Ethics.2008.
Davidson, W., Jiraporn P., DaDalt P.,”Causes and Consequences of Audit
Shopping: An Analysis of Auditor Opinions, Earnings Manipulation and
Auditor Changes”.Quarterly Journal of Business and Economics.2006.
91
Dechow, Patricia M.”Predicting Material Accounting
Misstatements”.Contemporary Accounting Research.2010.
Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.2011.
Gunny, K. A.”The Relation Between Earnings Management Using Real Activities
Manipulation and Future Performance: Evidence from Meeting Earning
Benchmarks”.Contemporary Accounting Research.2010.
Haniffa, RM. dan Cooke TE.”Culture, Corporate Governance and Disclosure in
Malaysian Corporation”.ABACUS.2002.
Hassan, S., Ahmed A.”Corporate Governance, Earning Manipulation and
Financial Performance: A Case of Nigerian Manufacturing
Firms”.American International Journal of Contemporary Research.2012.
Hayat, Raphie, M. Kabir Hassan.”Does Islamic Label Indicate Good Corporate
Governance?”.Journal of Corporat Finance.2016
Healy, PM. dan Wahlen JM.”A Review of the Earnings Management Literature and
Its Implications for Standard Setting”.Accounting Horizons.1999.
Herusetya, Antonius, Hilda Rossieta, Sylvia Veronica.”Analisis Kualitas Audit
terhadap Manajemen Laba Akuntansi: Studi Pendekatan Composite
Measure Versus Conventional Measure”.Jurnal Publikasi Universitas
Pelita Harapan.2012.
Herusetya, Antonius.”Pengaruh Ukuran Auditor dan Spesialisasi Auditor terhadap
Kualitas Laba”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.2009.
Hogan, C. E., Z. Rezaee., R. A. Riley., dan U. Velury.”Financial Statement Fraud:
Insights from the Academic Literature”.Auditing: A Journal of Practice
and Theory.2008.
Hudaib, M. dan TE. Cooke.”The Impact of Managing Director Changes and
Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching”.Journal
of Business Finance and Accounting.2005.
Huguet, David dan Juan L. Gandia.”Audit and Earnings Management in Spanish
SMEs”.BRQ Business Research Quarterly.2015.
Inaam, Zgarni, Hliou Khmoussi, Zehri Fatma.”Audit Quality and Earnings
Management in The Tunisian Context”.International Journal of
Accounting and Financial Reporting.2012.
92
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.”Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”.BFE, Yogyakarta.2002.
Ismail, Nur Izyan, Nor Balkish Zakaria, dan Fazrul Hanim Abd Sata.”Auditors
Roles towards the Practice of Earnings Manipulation among Malaysian
Public Firms”.Procedia Economics and Finance.2015.
Jensen, MC. dan WH. Meckling.”Theory of the Firm: Managerial Behaviour,
Agency Costs and Ownership Structure”.Journal of Financial
Economics.1976.
Junius dan Fitriany.”Pengaruh Audit Capacity Stress, Pendidikan Profesi Lanjutan
(PPL), Ukuran KAP, Spesialisasi terhadap Manajemen Laba Akrual dan
Manipulasi Aktivitas Riil”.Simposium Nasional Akuntansi XV,
Banjarmasin.2012.
Kohtari, S.. Leone A., Wasley C.”Performance Matched Discretionary Accrual
Measures”.Journal of Accounting and Economics.2013.
Krishnan, Gopal V.”Audit Quality and The Pricing of Discretionary
Accruals”.www.ssrn.com.2002.
Lee, H.L dan Lee H.”Do Big 4 Audit Firms Improve the Value Relevance of
Earnings and Equity?”.Managerial Auditing Journal.2013.
Menteri Keuangan.”Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan Publik”.Departemen
Keuangan RI, Jakarta.2008.
Murhadi, Werner R.”Good Corporate Governance and Earning Management
Practices: An Indonesian Cases”.www.ssrn.com.2009.
Nagar, Neerav dan Kaustav Sen.”Earnings Managemen in India: Managers’
Fixation on Operating Profits”.Journal of International Accounting,
Auditing and Taxation.2016.
Persakis, Anthony dan George Emmanuel Iatridis.”Cost of Capital, Audit, and
Earning Quality Under Financial Crisis: A Global Empirical
Investigation”.Journal of International Financial Markets Institutions &
Money.2015.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti.”Analisis Pengaruh Kualitas Audit,
Debt Default dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going
Concern”.Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.26-27 Juli,2007.
93
Presiden Republik Indonesia.”Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik”.Kementerian Sekretariat
Negara, Jakarta.2015.
Putri, Dhira Pramata Aviastu.”Pengaruh Arus Kas Bebas dan Employee Difference
terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Institusional, Dewan
Independen, dan Komite Audit Independen sebagai
Pemoderasi”.Universitas Diponegoro.2017.
Rahman, Rashidah Abdul dan Fairuzana Haneem Mohamed Ali.”Board, Audit
Committee, Culture, and Earnings Management: Malaysian
Evidence”.Managerial Auditing Journal.2006.
Robinson, G., dan Dechant K.”Building a Business Case for Diversity”.Academy
of Management Executive.1997.
Roychowdury, S.”Earnings Management Through Real Activities
Manipulation”.Journal of Accounting & Economics.2006.
Rusmin, Rusmin. “Auditor Quality and Earnings Management: Sigaporean
Evidence”.Managerial Auditing Journal Vol. 25 No.7. Emerald Group
Publishing Limited.2010.
Santoso, Singgih.”SPSS Statistik Parametrik”.PT. Elek Media Komputindo
Gramedia, Jakarta.2004.
Schneider, Arnold.”Does Information About Auditor Switches Affect Investing
Decisions?”.Research in Accounting Regulation.2015.
Schwartz, KB. dan K. Menon.”Auditor Switches by Failing Firms”.The
Accounting Review.1985.
Sulistyanto, Sri.”Manajemen Laba, Teori dan Empiris”.Grasindo, Jakarta.2008.
Sumadi, Kadek.”Mengapa Perusahaan Melakukan Auditor Switch?”.Jurnal
Akuntansi dan Bisnis.2011.
Turner, L. E., Williams J. P., Weirich T. R.”Supplement: An Inside Look at Auditor
Changes”.The CPA Journal.2005.
Watts, RL. dan JL. Zimmerman.”Positive Accounting Theory”.Prentince Hall Inc.,
New Jersey.1986.
94
Wicaksana, Ketut Arya Bayu.”Dampak Diversitas Kebangsaan Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Pada Kinerja Pasar Perusahaan”.Jurnal Dinamika
Manajemen, Politeknik Negeri Bali.2010.
Wicaksana, Ketut Arya Bayu, dan I Putu Astawa.”Pengaruh Kebangsaan Anggota
Dewan Pada Kinerja Pasar (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”.Analisis Manajemen, Politeknik
Negeri Bali.2011.
Yushita, Amanita Novi.”Earnings Management dalam Hubungan
Keagenan”.Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.2010.
Zakaria, N. dan Daud D.”Does Big 4 Affect the Earnings Response Coefficient
(ERC)? Evidence from Malaysia”.Journal of Modern Accounting and
Auditing.2013.
Zulfiati, Lies.”Manajemen Laba, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Siklus
Hidup Perusahaan”.Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado.25-28
September, 2013.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perusahaan Terbatas.
https://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/
https://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-laporan-
keuangan-pt-kimia-farma-tbk/
https://www.id.wikipedia.org
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
96
LAMPIRAN 1
Perhitungan Variabel
Dependen
97
Lampiran 1
Perhitungan Variabel Dependen No. Kode TACC/At-1 1/At-1 ∆REV -
∆AR/At-1
PPE/At-1 ROA ɮ0 ɮ1 ɮ2 ɮ3 ɮ4 NDA DA
1. ADRO -0,008176 0,000000000000016 -0,07851338 0,3121014617 0,0975626091 -0,03 0,008829334895093 -0,01648 -0,06242 0,05951 -0,04056 0,0323899197926
2. ASII 0,089490 0,000000000000006 0,152748527 0,3778018260 0,1365807191 -0,03 0,003561541223698 0,032077 -0,07556 0,08331 0,013392 0,0760973471827
3. BSDE 0,098236 0,000000000000078 0,073801602 0,0692283656 0,0791431916 -0,03 0,042980940015271 0,015498 -0,01384 0,04827 0,062910 0,0353250582851
4. CPIN 0,112056 0,000000000000113 0,329190081 0,6995864923 0,2670029985 -0,03 0,062115823742309 0,069129 -0,13991 0,16287 0,124200 -0,012144084844
5. ICBP -0,049875 0,000000000000065 0,147117127 0,4262216350 0,1357409453 -0,03 0,036104489459501 0,030894 -0,08524 0,08280 0,034556 -0,084432064894
6. INDF -0,049037 0,000000000000018 0,086325174 0,4625747395 0,0912865135 -0,03 0,010256674640712 0,018128 -0,09251 0,05568 -0,03844 -0,010591685883
7. LPKR 0,001865 0,000000000000054 0,106296839 0,1560714682 0,0445855033 -0,03 0,030100680234152 0,022322 -0,03121 0,02719 0,018405 -0,016540869940
8. MNCN 0,067795 0,000000000000113 0,084999482 0,2899878725 0,1278860634 -0,03 0,062468641999584 0,017849 -0,05799 0,07801 0,070331 -0,002536457912
9. PTBA 0,060416 0,000000000000086 0,056237086 0,2614334588 0,2683617876 -0,03 0,047762971473969 0,011809 -0,05228 0,16370 0,140986 -0,080571209758
10. SMGR -0,033834 0,000000000000050 0,131315438 1,2511222203 0,2011673493 -0,03 0,027953645824971 0,027576 -0,25022 0,12271 -0,10198 0,0681487629253
11. UNTR -0,029208 0,000000000000052 0,056311606 1,4252631242 0,3115478709 -0,03 0,029024618255889 0,011825 -0,28505 0,19004 -0,08415 0,0549500520486
12. ADRO -0,075430 0,000000000000018 -0,169217439 0,3062470114 0,0737431088 0,062 0,024762138488874 -0,05448 -0,02817 -0,0512 -0,04715 -0,028277515876
13. ASII 0,005744 0,000000000000005 0,0133151189 0,2137660884 0,1247682061 0,062 0,007273207144189 0,004287 -0,01966 -0,0867 -0,03281 0,0385638074601
14. BSDE 0,140646 0,000000000000059 0,1180619694 0,0569827942 0,0882546798 0,062 0,079115525893458 0,038015 -0,00524 -0,0613 0,112552 0,0280940557706
15. CPIN 0,037852 0,000000000000080 0,2949461506 0,4893860669 0,2170987916 0,062 0,107357405726159 0,094972 -0,04502 -0,1508 0,068422 -0,030571149407
16. ICBP 0,013555 0,000000000000056 0,1848361639 0,4422490629 0,1280800144 0,062 0,074395352910265 0,059517 -0,04068 -0,0890 0,066210 -0,052655327947
17. INDF -0,059138 0,000000000000016 0,1053503903 0,5078224979 0,0804764082 0,062 0,022322442176344 0,033922 -0,04671 -0,0559 0,015594 -0,074732231127
18. LPKR 0,147624 0,000000000000040 0,0132173331 0,1451927320 0,0531919774 0,062 0,05330736234866 0,004255 -0,01335 -0,0369 0,069237 0,0783872354961
19. MNCN 0,041272 0,000000000000111 -0,002139395 0,3635441452 0,1967448288 0,062 0,147943883466716 -0,00068 -0,03344 -0,1367 0,039071 0,0022006079271
20. PTBA -0,015480 0,000000000000078 -0,020964286 0,3138797206 0,2285666857 0,062 0,104149464831474 -0,00675 -0,02887 -0,1588 -0,02833 0,0128514725569
21. SMGR -0,026067 0,000000000000037 0,1709594043 1,0438086867 0,1853577755 0,062 0,049878188792131 0,055048 -0,09603 -0,1288 -0,05792 0,0318594848537
22. UNTR -0,147533 0,000000000000019 -0,140927848 0,5919336044 0,1143791172 0,062 0,026355862340738 -0,04537 -0,05445 -0,0794 -0,09097 -0,056558731079
23. ADRO -0,059529 0,000000000000018 -0,014582154 0,3177119149 0,0346473562 -0,005 -0,01307013996128 -0,00144 -0,07625 0,04635 -0,04940 -0,010122187680
24. ASII 0,033496 0,000000000000004 0,0295896146 0,3499864482 0,1041945101 -0,005 -0,00335354980653 0,002929 -0,08399 0,13941 0,049991 -0,016495062771
25. BSDE 0,171456 0,000000000000044 -0,008434217 0,0522805605 0,1287270943 -0,005 -0,03179312717380 -0,00083 -0,01254 0,17223 0,122061 0,0493941169149
26. CPIN 0,095879 0,000000000000063 0,1800744514 0,5330988410 0,1608356643 -0,005 -0,04564499079231 0,017827 -0,12794 0,21519 0,054436 0,0414418715336
27. ICBP -0,062497 0,000000000000047 0,2203738855 0,4331543902 0,1050919549 -0,005 -0,03374353119106 0,021817 -0,10395 0,14061 0,019729 -0,082226885365
28. INDF -0,062726 0,000000000000012 0,0864028559 0,3957094662 0,0363883452 -0,005 -0,00924657188705 0,008553 -0,09497 0,04868 -0,05197 -0,010750442856
29. LPKR 0,076796 0,000000000000031 0,1536530240 0,1349229013 0,0508777244 -0,005 -0,02292751526116 0,015211 -0,03238 0,06807 0,022977 0,0538190685555
30. MNCN 0,081668 0,000000000000104 -0,014395004 0,4726492624 0,1882256158 -0,005 -0,07463532391152 -0,00142 -0,11343 0,25184 0,057349 0,0243188268360
31. PTBA 0,003691 0,000000000000085 0,1590210971 0,4618423751 0,1587956141 -0,005 -0,06145671075702 0,015743 -0,11084 0,21246 0,050912 -0,047222028970
32. SMGR -0,055887 0,000000000000032 0,0652636396 0,9852453864 0,1738810338 -0,005 -0,02330536935598 0,006461 -0,23645 0,23265 -0,02565 -0,030236816884
33. UNTR -0,078870 0,000000000000017 0,0144996245 0,5554333439 0,1148375053 -0,005 -0,01251066010074 0,001435 -0,13330 0,15365 0,004273 -0,083143204748
34. ADRO -0,050599 0,000000000000019 -0,110694614 0,3139250847 0,0285699852 0,022 0,006069210761640 -0,04615 -0,05493 0,01102 -0,06199 0,0114006782631
bersambung ke halaman selanjutnya
98
Lampiran 1
Perhitungan Variabel Dependen (lanjutan) No. Kode TACC/At-1 1/At-1 ∆REV -
∆AR/At-1
PPE/At-1 ROA ɮ0 ɮ1 ɮ2 ɮ3 ɮ4 NDA DA
35. ASII -0,045236 0,0000000000000042 -0,059099170 0,1831824325 0,0937646964 0,022 0,001319411505039 -0,02464 -0,0320 0,03619 0,002811 -0,048047654460
36. BSDE 0,089285 0,0000000000000354 0,0214377555 0,0526985591 0,1415963028 0,022 0,011040461383459 0,008939 -0,0092 0,05465 0,087413 0,0018710823967
37. CPIN 0,006005 0,0000000000000479 0,0536628922 0,5586099949 0,0837607317 0,022 0,014941934670214 0,022377 -0,0977 0,032331 -0,00610 0,0121109868271
38. ICBP -0,022469 0,0000000000000399 0,0485961598 0,4155770985 0,1028455715 0,022 0,012441993991247 0,020264 -0,0727 0,039698 0,021678 -0,044147888534
39. INDF -0,005857 0,0000000000000116 0,0053129020 0,4165249422 0,0607534387 0,022 0,003617875056209 0,002215 -0,0728 0,023450 -0,02160 0,0157511755887
40 LPKR 0,098658 0,0000000000000264 -0,085272493 0,1258807157 0,0829437869 0,022 0,008226268993769 -0,03555 -0,0220 0,032016 0,004654 0,0940028375521
41. MNCN 0,002043 0,0000000000000734 -0,018152298 0,4616876321 0,1382944252 0,022 0,022881259940212 -0,00756 -0,0807 0,053381 0,009898 -0,007855393015
42. PTBA 0,009376 0,0000000000000672 0,0336114039 0,4942771868 0,1254175215 0,022 0,020955850287717 0,014015 -0,0864 0,048411 0,018884 -0,009507996293
43. SMGR -0,080484 0,0000000000000291 -0,008203017 1,0675556243 0,1621726840 0,022 0,009070828664363 -0,00342 -0,1868 0,062598 -0,09657 0,0160895538123
44. UNTR -0,153328 0,0000000000000165 -0,035840267 0,5724967858 0,0801244775 0,022 0,005163876346766 -0,01494 -0,1001 0,030928 -0,05704 -0,096287670294
45. ADRO -0,057755 0,0000000000000233 -0,034146566 0,4673175145 0,0253419033 0,006 -0,01214037757958 0,005053 -0,0570 0,018474 -0,03962 -0,018129390339
46. ASII -0,004502 0,0000000000000040 -0,017446574 0,3493837472 0,0636135840 0,006 -0,00212214249230 0,002582 -0,0426 0,046374 0,010209 -0,014711646494
47. BSDE 0,063899 0,0000000000000277 0,0014636579 0,0452081899 0,0652759525 0,006 -0,01445910542370 -0,00021 -0,0055 0,047586 0,033395 0,0305040881131
48. CPIN -0,077528 0,0000000000000401 0,3544384928 0,5109875498 0,0735491150 0,006 -0,02090360932060 -0,05245 -0,0623 0,053617 -0,07608 -0,001444176834
49. ICBP -0,035905 0,0000000000000376 0,0828897318 0,4318761110 0,1100556974 0,006 -0,01960978185602 -0,01226 -0,0526 0,080230 0,001664 -0,037569398648
50. INDF -0,020785 0,0000000000000108 0,0181564880 0,4356011463 0,0403946352 0,006 -0,00567177814947 -0,00268 -0,0531 0,029447 -0,02605 0,0052698207105
51. LPKR 0,043225 0,0000000000000241 0,0299904123 0,1223870858 0,0247811830 0,006 -0,01260322823400 -0,00443 -0,0149 0,018065 -0,00790 0,0511324431134
52. MNCN -0,033341 0,0000000000000690 0,0263708243 0,4961786395 0,0882215600 0,006 -0,03598369487922 -0,00390 -0,0605 0,064313 -0,03010 -0,003234270409
53. PTBA 0,005686 0,0000000000000591 -0,021560439 0,4864424696 0,1205816156 0,006 -0,03083027802166 0,003190 -0,0593 0,0879039 0,006918 -0,001232714892
54. SMGR -0,001232 0,0000000000000262 -0,029035020 1,1648044019 0,1186126105 0,006 -0,01365151938242 0,004297 -0,1421 0,0864685 -0,05899 0,0420869936335
55. UNTR -0,079412 0,0000000000000162 -0,054606193 0,5881030923 0,0452470379 0,006 -0,00843951511356 0,008081 -0,0717 0,0329850 -0,03312 -0,046290337884
Sumber: data sekunder diolah
99
99
LAMPIRAN 2
Perhitungan Variabel
Independen
100
10
0
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Employee Diff
No. Kode
Employee Diff
Revenue t Revenue t-1 Revenue
Growth
Employee
t
Employee
t-1
Employee
Growth
Employee
Diff
1. ADRO 38.341.636.700.000 43.531.455.000.000 -0,11922 8.681 7.630 0,13775 -0,25697
2. ASII 188.053.000.000.000 162.564.000.000.000 0,15679 123.003 168.703 -0,27089 0,42768
3. BSDE 3.727.811.859.978 2.806.339.356.563 0,32835 1.743 1.599 0,09006 0,23830
4. CPIN 21.310.925.000.000 17.957.972.000.000 0,18671 4.391 4.145 0,05935 0,12736
5. ICBP 21.574.792.000.000 19.367.155.000.000 0,11399 21.529 21.529 0,00000 0,11399
6. INDF 50.059.427.000.000 45.332.256.000.000 0,10428 74.686 67.581 0,10513 -0,00085
7. LPKR 6.160.214.023.204 4.189.580.354.855 0,47037 9.206 7.485 0,22993 0,24044
8. MNCN 6.265.260.000.000 5.390.474.000.000 0,16228 6.368 6.069 0,04927 0,11302
9. PTBA 11.594.057.000.000 10.581.570.000.000 0,09568 2.953 3.100 -0,04742 0,14310
10. SMGR 19.598.247.884.000 16.378.793.758.000 0,19656 6.439 6.439 0,00000 0,19656
11. UNTR 55.953.915.000.000 55.052.562.000.000 0,01637 27.221 23.219 0,17236 -0,15599
12. ADRO 26.938.164.400.000 38.341.636.700.000 -0,29742 8.981 8.681 0,03456 -0,33198
13. ASII 193.880.000.000.000 188.053.000.000.000 0,03099 132.570 123.003 0,07778 -0,04679
14. BSDE 5.741.264.172.193 3.727.811.859.978 0,54012 1.833 1.743 0,05164 0,48848
15. CPIN 25.662.992.000.000 21.310.925.000.000 0,20422 4.414 4.391 0,00524 0,19898
16. ICBP 25.094.681.000.000 21.574.792.000.000 0,16315 24.171 21.529 0,12272 0,04043
17. INDF 57.731.998.000.000 50.059.427.000.000 0,15327 84.871 74.686 0,13637 0,01690
18. LPKR 6.666.214.436.739 6.160.214.023.204 0,08214 6.168 9.206 -0,33000 0,41214
19. MNCN 6.522.347.000.000 6.265.260.000.000 0,04103 6.593 6.368 0,03533 0,00570
20. PTBA 11.209.219.000.000 11.594.057.000.000 -0,03319 3.115 2.953 0,05486 -0,08805
21. SMGR 24.501.240.780.000 19.598.247.884.000 0,25018 6.223 6.439 -0,03355 0,28372
22. UNTR 51.012.385.000.000 55.953.915.000.000 -0,08831 27.070 27.221 -0,00555 -0,08277
23. ADRO 25.883.552.000.000 26.938.164.400.000 -0,03915 9.294 8.981 0,03485 -0,07400
24. ASII 201.701.000.000.000 193.880.000.000.000 0,04034 156.097 132.570 0,17747 -0,13713
25. BSDE 5.571.872.356.240 5.741.264.172.193 -0,02950 1.971 1.833 0,07529 -0,10479
26. CPIN 29.150.275.000.000 25.662.992.000.000 0,13589 4.605 4.414 0,04327 0,09262
27. ICBP 30.022.463.000.000 25.094.681.000.000 0,19637 27.831 24.171 0,15142 0,04495
28. INDF 63.549.452.000.000 57.731.998.000.000 0,10077 88.496 84.871 0,04271 0,05805
29. LPKR 11.655.041.747.007 6.666.214.436.739 0,74837 11.129 6.168 0,80431 -0,05594
30. MNCN 6.665.978.000.000 6.522.347.000.000 0,02202 7.042 6.593 0,06810 -0,04608
31. PTBA 13.077.962.000.000 11.209.219.000.000 0,16671 2.903 3.115 -0,06806 0,23477
32. SMGR 26.987.035.135.000 24.501.240.780.000 0,10146 6.336 6.223 0,01816 0,08330
33. UNTR 53.141.768.000.000 51.012.385.000.000 0,04174 27.195 27.070 0,00462 0,03712
34. ADRO 19.328.227.200.000 25.883.552.000.000 -0,25326 9.074 9.294 -0,02367 -0,22959
35. ASII 184.196.000.000.000 201.701.000.000.000 -0,08679 221.046 156.097 0,41608 -0,50287
36. BSDE 6.209.574.072.348 5.571.872.356.240 0,11445 2.213 1.971 0,12278 -0,00833
37. CPIN 30.107.727.000.000 29.150.275.000.000 0,03285 4.797 4.605 0,04169 -0,00885
38. ICBP 31.741.094.000.000 30.022.463.000.000 0,05724 31.854 27.831 0,14455 -0,08731
39. INDF 64.061.947.000.000 63.549.452.000.000 0,00806 85.147 88.496 -0,03784 0,04591
40. LPKR 8.910.177.991.351 11.655.041.747.007 -0,23551 13.193 11.129 0,18546 -0,42097
41. MNCN 6.444.935.000.000 6.665.978.000.000 -0,03316 7.980 7.042 0,13320 -0,16636
42. PTBA 13.733.627.000.000 13.077.962.000.000 0,05014 2.663 2.903 -0,08267 0,13281
43. SMGR 26.948.004.471.000 26.987.035.135.000 -0,00145 6.169 6.336 -0,02636 0,02491
44. UNTR 49.347.479.000.000 53.141.768.000.000 -0,07140 27.001 27.195 -0,00713 -0,06427
45. ADRO 18.679.368.600.000 19.328.227.200.000 -0,03357 9.603 9.074 0,05830 -0,09187
46. ASII 181.084.000.000.000 184.196.000.000.000 -0,01690 214.835 221.046 -0,02810 0,01120
47. BSDE 6.521.770.279.079 6.209.574.072.348 0,05028 2.217 2.213 0,00181 0,04847
48. CPIN 38.256.857.000.000 30.107.727.000.000 0,27067 5.543 4.797 0,15551 0,11515
49. ICBP 34.466.069.000.000 31.741.094.000.000 0,08585 28.914 31.854 -0,09230 0,17815
50. INDF 66.750.317.000.000 64.061.947.000.000 0,04197 83.310 85.147 -0,02157 0,06354
51. LPKR 10.537.827.000.000 8.910.177.991.351 0,18267 13.821 13.193 0,04760 0,13507
52. MNCN 6.730.276.000.000 6.444.935.000.000 0,18267 8.203 7.980 0,02794 0,01633
bersambung ke halaman selanjutnya
101
10
1
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Employee Diff (lanjutan)
No. Kode
Employee Diff
Revenue t Revenue t-1 Revenue
Growth
Employee
t
Employee
t-1
Employee
Growth
Employee
Diff
53. PTBA 14.058.869.000.000 13.733.627.000.000 0,02368 2.586 2.663 -0,02891 0,05260
54. SMGR 26.134.306.138.000 26.948.004.471.000 -0,03020 5.902 6.169 -0,04328 0,01309
55. UNTR 45.539.238.000.000 49.347.479.000.000 -0,07717 27.701 27.001 0,02592 -0,10310
Sumber: data sekunder diolah
102
10
2
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Peran Auditor
No. Kode Peran Auditor
The Big 4 Auditor Auditor Switching
1. ADRO 1 0
2. ASII 1 0
3. BSDE 0 0
4. CPIN 1 0
5. ICBP 1 0
6. INDF 1 0
7. LPKR 0 0
8. MNCN 1 0
9. PTBA 1 0
10. SMGR 1 0
11. UNTR 1 0
12. ADRO 1 0
13. ASII 1 0
14. BSDE 0 0
15. CPIN 1 0
16. ICBP 1 0
17. INDF 1 0
18. LPKR 0 0
19. MNCN 1 0
20. PTBA 1 0
21. SMGR 1 1
22. UNTR 1 0
23. ADRO 1 0
24 ASII 1 0
25. BSDE 0 0
26. CPIN 1 0
27. ICBP 1 0
28. INDF 1 0
29. LPKR 0 0
30. MNCN 1 0
31. PTBA 1 0
32. SMGR 1 0
33. UNTR 1 0
34. ADRO 1 0
35. ASII 1 0
36. BSDE 0 0
37. CPIN 1 0
38. ICBP 1 0
39. INDF 1 0
bersambung ke halaman selanjutnya
103
10
3
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Peran Auditor
No. Kode Peran Auditor
The Big 4 Auditor Auditor Switching
40. LPKR 0 0
41. MNCN 1 0
42. PTBA 1 0
43. SMGR 1 0
44. UNTR 1 0
45. ADRO 1 0
46. ASII 1 0
47. BSDE 0 0
48. CPIN 1 0
49. ICBP 1 0
50. INDF 1 0
51. LPKR 0 0
52. MNCN 1 0
53. PTBA 1 1
54. SMGR 1 0
55. UNTR 1 0
Sumber: data sekunder diolah
104
10
4
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Ethnic Composition of Director on Board
No. Kode Ethnic Composition of Director on Board
Direksi Indonesia Total Direksi ECDB
1. ADRO 7 7 1,00000
2. ASII 8 9 0,88889
3. BSDE 9 9 1,00000
4. CPIN 2 5 0,40000
5. ICBP 9 9 1,00000
6. INDF 8 8 1,00000
7. LPKR 7 8 0,87500
8. MNCN 4 4 1,00000
9. PTBA 6 6 1,00000
10. SMGR 7 7 1,00000
11. UNTR 6 6 1,00000
12. ADRO 6 7 0,85714
13. ASII 7 8 0,87500
14. BSDE 9 9 1,00000
15. CPIN 5 7 0,71429
16. ICBP 9 9 1,00000
17. INDF 9 9 1,00000
18. LPKR 5 6 0,83333
19. MNCN 4 4 1,00000
20. PTBA 6 6 1,00000
21. SMGR 7 7 1,00000
22. UNTR 5 5 1,00000
23. ADRO 6 7 0,87500
24. ASII 8 9 0,88889
25. BSDE 9 9 1,00000
26. CPIN 5 7 0,71429
27. ICBP 9 9 1,00000
28. INDF 9 9 1,00000
29. LPKR 5 6 0,83333
30. MNCN 4 4 1,00000
31. PTBA 6 6 1,00000
32. SMGR 7 7 1,00000
33. UNTR 5 5 1,00000
34. ADRO 6 7 0,85714
35. ASII 8 9 0,90000
36. BSDE 9 9 1,00000
37. CPIN 5 7 0,71429
38. ICBP 9 9 1,00000
39. INDF 9 9 1,00000
bersambung ke halaman selanjutnya
105
10
5
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Ethnic Composition of Director on Board (lanjutan)
No. Kode Ethnic Composition of Director on Board
Direksi Indonesia Total Direksi ECDB
40. LPKR 6 7 0,87500
41. MNCN 4 4 1,00000
42. PTBA 6 6 1,00000
43. SMGR 6 6 1,00000
44. UNTR 7 7 1,00000
45. ADRO 6 7 0,85714
46. ASII 8 9 0,90909
47. BSDE 9 9 1,00000
48. CPIN 6 7 0,85714
49. ICBP 9 9 1,00000
50. INDF 9 9 1,00000
51. LPKR 6 7 0,75000
52. MNCN 4 4 1,00000
53. PTBA 6 6 1,00000
54. SMGR 6 6 1,00000
55. UNTR 7 7 1,00000
Sumber: data sekunder diolah
106
10
6
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Ethnic Composition of Audit Committee
No. Kode
Ethnic Composition of Audit Committee
Komite Audit
Indonesia Total Komite Audit ECAC
1. ADRO 3 3 1,00000
2. ASII 3 4 0,75000
3. BSDE 3 3 1,00000
4. CPIN 5 5 1,00000
5. ICBP 4 4 1,00000
6. INDF 4 4 1,00000
7. LPKR 3 3 1,00000
8. MNCN 3 3 1,00000
9. PTBA 4 4 1,00000
10. SMGR 4 4 1,00000
11. UNTR 3 3 1,00000
12. ADRO 3 3 1,00000
13. ASII 3 4 0,75000
14. BSDE 3 3 1,00000
15. CPIN 5 5 1,00000
16. ICBP 3 3 1,00000
17. INDF 3 3 1,00000
18. LPKR 3 3 1,00000
19. MNCN 3 3 1,00000
20. PTBA 4 4 1,00000
21. SMGR 4 4 1,00000
22. UNTR 3 3 1,00000
23. ADRO 3 3 1,00000
24. ASII 3 4 0,75000
25. BSDE 3 3 1,00000
26. CPIN 5 5 1,00000
27. ICBP 3 3 1,00000
28. INDF 3 3 1,00000
29. LPKR 3 3 1,00000
30. MNCN 3 3 1,00000
31. PTBA 4 4 1,00000
32. SMGR 4 4 1,00000
33. UNTR 3 3 1,00000
34. ADRO 3 3 1,00000
35. ASII 3 4 0,75000
36. BSDE 3 3 1,00000
37. CPIN 5 5 1,00000
38. ICBP 3 3 1,00000
39. INDF 3 3 1,00000
bersambung ke halaman selanjutnya
107
10
7
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Ethnic Composition of Audit Committee (lanjutan)
No. Kode
Ethnic Composition of Audit Committee
Komite Audit
Indonesia Total Komite Audit ECAC
40. LPKR 3 3 1,00000
41. MNCN 3 3 1,00000
42. PTBA 4 4 1,00000
43. SMGR 4 4 1,00000
44. UNTR 3 3 1,00000
45. ADRO 3 3 1,00000
46. ASII 3 4 0,75000
47. BSDE 3 3 1,00000
48. CPIN 5 5 1,00000
49. ICBP 3 3 1,00000
50. INDF 3 3 1,00000
51. LPKR 3 3 1,00000
52. MNCN 3 3 1,00000
53. PTBA 4 4 1,00000
54. SMGR 4 4 1,00000
55. UNTR 3 3 1,00000
Sumber: data sekunder diolah
108
10
8
LAMPIRAN 3
Hasil Uji SPSS
109
10
9
A. Statistik Deskriptif
DESCRIPTIVES VARIABLES=BIG4 ASWITCH EDIFF ECDB ECAC DACC
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BIG4 55 0 1 ,82 ,389
ASWITCH 55 0 1 ,04 ,189
EDIFF 55 -,50287 ,48848 ,0249087 ,18584464
ECDB 55 ,40000 1,00000 ,9359084 ,11255568
ECAC 55 ,75000 1,00000 ,9772727 ,07253236
DACC 55 -,0962876703 ,0940028376 -,0027310026 ,0451568947
Valid N
(listwise)
55
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,03865097
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,062
Negative -,079
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
110
11
0
2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,178 ,086 2,070 ,044
BIG4 -,055 ,015 -,475 -3,741 ,000 ,927 1,078
ASWITCH ,035 ,030 ,145 1,156 ,253 ,949 1,054
EDIFF ,003 ,031 ,011 ,088 ,930 ,928 1,078
ECDB -,061 ,050 -,151 -1,215 ,230 ,964 1,038
ECAC -,082 ,078 -,132 -1,049 ,299 ,947 1,056
a. Dependent Variable: DACC
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,517a ,267 ,193 ,040575065900 2,056
a. Predictors: (Constant), ECAC, ASWITCH, ECDB, EDIFF, BIG4
b. Dependent Variable: DACC
111
11
1
4. Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,023 ,047 ,489 ,627
BIG4 ,012 ,008 ,204 1,443 ,156 ,927 1,078
ASWITCH -,019 ,016 -,165 -1,185 ,242 ,949 1,054
EDIFF ,002 ,017 ,017 ,123 ,903 ,928 1,078
ECDB ,029 ,027 ,147 1,059 ,295 ,964 1,038
ECAC -,028 ,043 -,092 -,660 ,512 ,947 1,056
a. Dependent Variable: RES3
112
11
2
C. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,517a ,267 ,193 ,040575065900 2,056
a. Predictors: (Constant), ECAC, ASWITCH, ECDB, EDIFF, BIG4
b. Dependent Variable: DACC
2. Uji F (Model Fit)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,027 5 ,005 3,247 ,013b
Residual ,083 49 ,002
Total ,110 54
a. Dependent Variable: DACC
b. Predictors: (Constant), ECAC, ASWITCH, ECDB, EDIFF, BIG4
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,178 ,086 2,070 ,044
BIG4 -,055 ,015 -,475 -3,741 ,000 ,927 1,078
ASWITCH ,035 ,030 ,145 1,156 ,253 ,949 1,054
EDIFF ,003 ,031 ,011 ,088 ,930 ,928 1,078
ECDB -,061 ,050 -,151 -1,215 ,230 ,964 1,038
ECAC -,082 ,078 -,132 -1,049 ,299 ,947 1,056
a. Dependent Variable: DACC